e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS KEARIFAN LOKALTERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA Dw. Ayu Diah Astri1, Nym. Kusmariyatni2, Md. Sumantri3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperaif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang belajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas IV di Gugus XIV Kecamatan Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dan menggunakan desain Nonequivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV di Gugus XIV Kecamatan Buleleng, yang berjumlah 88 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN 1Tukadmungga yang berjumlah 30 orang dan siswa kelas IV SDN 2 Tukadmungga yang berjumlah 21 orang. Data hasil belajar PKn siswa dikumpulkan dengan instrumen tes pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis mengunakan analisis stasistik deskriptif dan stasistik inferensial (uji-t). Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil yaitu terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (thit 4,60 dan ttab 2,009, sehingga thit > ttab). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV di Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: NHT, kearifan lokal, hasil belajar PKn. Abstract This aims of research is to to know the difference of Civics learning outcomes between students who are learning with the cooperative learning model of NHT type based on local wisdom and students who learn by not using instructional model NHT type cooperative learning in fourth grade students of XIV cluster, Buleleng subdistrict. This research is an quasi experiment using Non-equivalent post-test only control group design. The population in this research is all the fourth grade students of XIV cluster, Buleleng subdistrict, which are consis of 88 students. Sample of this research are the fourth SD N 1Tukadmungga which are amounts of 30 students and the fourth SD N 2 Tukadmungga which are amounts of 21 students. The data of students civics learning outcomes data were collected with multiple choice test instruments. The data which are collected analyzed using descriptive statistic and inferential stasistik (ttest). Based on data analysis, the researcher finds significant differences of Civics learning between students who followed the learning with the cooperative learning model of NHT type based on local wisdom and students who learn by not using instructional cooperative learning model NHT type (tcount 4.60 and ttab 2,009, so tcpunt> ttab). Based on the result of the analysis above, it can be concluded that the type cooperative learning model NHT based local wisdom effect on students Civics learning outcomes fourth grade fourth in XIV cluster Buleleng subdistrict of Buleleng regency academic year 2016/2017. Keywords: NHT, local wisdom, learning outcomes of civic
1
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENDAHULUAN Pendidikan Kewaganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang diperguanakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa indonesia. Dalam pembelajaran PKn guru dituntut untuk dapat menanamkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sehigga siswa memiliki moral yang baik. Proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal jika didukung oleh susana kelas yang kondusif. Pelaksanaan PKn di sekolah dasar pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan selama ini. Proses pembelajaran hingga saat ini masih didominasi oleh guru. Banyak guru yang mengajar masih menggunakan metode ceramah dan mengaharapkan siswa duduk, mendengarkan dan mencatat. Hal ini yang menyebabkan proses pembalajaran menjadi monoton dan kurang aktif, sehingga hasil belajar siswa menjadi menurun. Proses pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran PKn masih kurang optimal, hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksankan pada tanggal 4 Januari 2017 dengan beberapa guru di Gugus XIV Kecamatan Buleleng. Dari wawancara tersebut didapatkan hasil bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi PKn, sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru lebih nyaman dalam menggunakan metode ceramah. Hal inilah yang menyebabkan siswa merasa jenuh selama proses pembelajaran. Ketika di lakukan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 4-5 Januari 2017 di SD yang ada di Gugus XIV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, pada saat pelaksanaan pembelajaran ternyata rendahnya hasil belajar PKn disebabkan oleh beberapa hal
yaitu (1) guru masih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran karena metode ini dianggap paling mudah digunakan, (2) siswa pasif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang berlangsung lebih terpusat pada guru. Berdasarkan hasil pencatatan dokumen diketahui nilai ratarata dari lima SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng masih rendah. Hal ini di dukung oleh rincian nilai rata-rata ulangan umum siswa yang masih berada di bawah standar KKM. PKn salah satu mata pelajaran yang sangat penting diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2008:38) menyatakan materi pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di semua jenjang kelas mengandung muatan konsep nilai, moral, dan norma. Semua ini ada dalam materi PKn SD dan termuat dalam semua standar kompetensi, mulai kelas satu sampai kelas enam. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warganeagra Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Karena dalam pembelajaran guru lebih memilih metode ceramah maka dalam proses pembelajaran siswa menjadi bosan dan tidak memeperhatiakan apa yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan. Sehingga, hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn menjadi rendah. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Parker (dalam Huda, 2015:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suatu suasana pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi 2
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
mencapai tujuan bersama. Sedangkan Johnson dan Johnson (dalam Huda, 2015:31) dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif didasari pada gagasan atau pemikiran bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya diberi bertangung jawab atas tugas yang diterimanya, setiap anggota kelompok diberikan nomor yang sesuai dengan jumlah pada anggota kelompok yang dibentuk. Trianto (2007:62) NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Penggunaan berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini menjadi nilai tambah dalam pembelajaran. Haba (dalam Agustina dan Tika, 2013:312) mendefinisikan kearifan lokal sebagai kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah masyarakat dikenal, dipercaya, dan diakui sebagai elemen-elemen penting yang mampu mempertebal kohei sosial di antara warga masyarakat. Kearifan lokal adalah segala tindakan penduduk setempat dalam melangsungkan kehidupan mereka yang selaras dengan lingkungan. Tujuan kearifan lokal adalah menggali dan melestarikan berbagai unsur kearifan lokal, tradisi dan pranata lokal, termasuk norma dan adat istiadat yang bermanfaat, dapat berfungsi secara efektif
dalam pendidikan karakter, sambil melakukan kajian dan pengayaan dengan kearifan-kearifan baru, (Fajarini, 2014) Agar berbasis kearifan lokal dapat berlangsung dengan baik maka dipilih tradisiMegoak-goakan yang ada di Desa Panji Kecamatan Sukasana, Kabupaten Buleleng. (Supadi) menyatakan Magoakgoakan diyakini oleh masyarakat setempat bertujuan untuk mejaga hubungan yang harmonis antar sesama masyarakat yang melakukan tradisi Magoak-goakan. Dengan demikian, siswa siswa tidak lagi pasif ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi siswa mampu memahami pelajaran dan berdiskusi kelompok dengan baik. Permainan Megoak-goakan dapat menambah interaksi siswa dengan siswa lainya. Berdasarkan uraian diatas, dipandang perlu melaksankan penelitian menganalisis hasil belajar PKn pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2016/2017 di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng, yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal, dan apakah ada perbedaan terhadap hasil belajar PKn yang signifikan anatara siswa yang dibelajarkan dengan model pemeblajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang belajar tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal pada siswa kelas IV di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menegtahui deskripsi hasil belajar PKn pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2016/2017 si SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng, yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal, deskripsi hasil belajar PKn pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2016/2017 di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Bulelng yang belajar denga tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal, dan memngetahui 3
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
perbedaan terhadap hasil belajar PKn yang signifikan anata siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperarif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang belajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal pada kelas IV di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.
(Dimodifikasi 2015: 112)
dari
Sugiyono,
Keterangan: E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol O1 = post-test terhadap kelompok eksperimen O2 = post-test terhadap kelompok kontrol X = treatment terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal) – = treatment terhadap kelompok kontrol (tidak mengguunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT)
METODE Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji keefektifan suatu teori/konsep/model dengan cara menerapkan (treatmrnt) pada suatu kelompok subjek penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding yang biasa disebut kelompok kontrol (Agung, 2012). Dalam penelitian unit eksperimennya berupa kelas, sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Dalam penelitian ini subyek yang penelitian diberikan pelakukan dengan di terapkannya pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal terhadap hasill belajar PKn. Rencana penelitian yang digunakan adalah non equivalent post-test only control group design. Rencana penelitiannya dapat dilihat sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian atau kumpulan objek yang akan di teliti. Sudjana (dalam Agung, 2012:47), yang dimaksud populasi ialah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus XIV Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Gugus ini terdiri dari lima sekolah satu sekolah memakai kurikulum 2013, sehingga terdapat empat kelas IV dengan jumlah seluruh siswanya sebanyak 88 orang. Pemilihan sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, digunakan, teknik Rendom Sampling. Agung (2012:48) menyatakan “Teknik ini dengan mencampur subjek-subjek di dalam populasi, sehingga semua subjek dianggap sama dan mendapat hak yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel”. Dari keempat SD yang ada di Gugus XIV Kecamatan Buleleng yang telah dinyatakan setara diundi untuk diambil dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Hasil pengundian menyatakan SDN 1 Tukadmungga sebagai kelas
Kelas treatment Post-test E X1 O1 K O2 Gambar 1. Non equivalent post-test only control group design. 4
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
eksperimen, sementara SDN 2 Tukadmungga sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakukan pembelajaran dengan model pemeblajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan kelas kontroll diberikan perlakuan dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal. Penelitian eksperimen memiliki dua jenis validitas yakni validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internall merupakan validitas yang menunjukkan apabila variabel terikat/tergantung benarbenar merupakan akibat atau efek dari variabel bebas yang dimanipulasikan (Sanjaya, 2014:96). Setyosari (2015) cara yang tepat untuk menentukan validitas internal adalah dengan cara mengidentifikasi dan mengesampingkan sebanyak mungkin perlakuan terhadap validitas internal. Adapun faktor-faktor yang termasuk ke dalam validitas internal di antaranya, faktor sejarah, faktor bias seleksi, faktor kematangan atau maturasi, pengujian sebelumnya/pre-testing, faktor instrumentasi, regresi statistik, faktor mortalitas, faktor stabilitas, faktor harapan, faktor seleksi yang berbeda. Sanjaya (2015), beberapa ancaman yang berkaitan dengan validitas eksternal ini meliputi, efek seleksi dengan sampel, kontaminasi, efek pelaksanaan pre-test, interpensi terhadap perlakuan, efek prosedur eksperimen. Adapun faktor yang menjadi ancaman dalam penelitian ini adalah efek seleksi terhadap sampel dan efek prosedur eksperimen. Data yang diperlukan adalah data hasil belajar PKn siswa. Untuk mengumpulkan data hasil belajar tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode tes. Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara memperoleh data berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang
atau kelompok yang dites (testee) dan menghasilkan suatu data berupa skor (interval). Pada umumnya, metode tes ini banyak digunakan untuk mengukur ranah kognitif. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn adalah pilihan ganda (objektif) dengan satu jawaban benar yang berjumlah 30 butir soal. Sebanyak 30 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas IV dengan tujuan validasi butir tes. Hasil validasi tes sebanyak 30 butir diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai post-test. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan stasistik deskriptif dan stasistik interensial. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya kualitas variabel-variabel tersebut dengan mencari rata-rata (M), median (Md), modus (Mo) satndar deviasi (SD) dan varians (s2). Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan beberapa uji prasyarat yaitu, normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan db = n1 + n2 – 2 dan kriteria pengujian, terima H0 jika thitung ttab dan tolak H0 jika thitung > ttab pada taraf signifikansi 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar PKn siswa sebagai akibat dari penerapan model pemeblajaran koopeatif tipe NHT berbasis kearifan lokal pada kelompok eksperimen dan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe NHT pada kelompok kontrol. Rekapitulasi perhitungan skor hasil belajar PKn siswa tersedia pada tabel 1.
5
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 1. Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data Stasistik Hasil belajar PKn Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 22,5 16,7 Median 24,25 16 Modus 24,7 13,4 Varians 21,08 20,06 Standar Deviasi 4,60 4,47 Skor minimum 13 10 Skor maksimum 28 25 Rentangan 16 16 positif. Yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Grafik data hasil belajar kontrol dapat dilihat pada gambar 3.
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan mean (M), median (Md), modus (Mo), varians, dan satandar deviasi (s) dari data hasil belajar PKn kelompok eksperimen, yaitu: mean (M) = 22,5, median (Md) = 24,25, modus (Mo) = 24,7, varians = 21,08, dan satandar deviasi (s) = 4,60. Pada kelompok ekpsperimen diketahui modus lebih besar dari median dan lebih besar dari mean (Mo > Md > M). Dengan demikian, kurva di bawah adalah kurva juling negatif. Yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. Grafik data hasil belajar eksperimen dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 3.Grafik Data Hasil Belajar Kontrol. Berdasarkan grafik polygon di atas, siswa yang di belajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal yang memiliki nilai rata-rata yang lebih cenderung rendah. Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilalukan pengujian asumsi terhadap data yang diperoleh. Penguji asumsi yang dilalukan meliputi (1) uji normalitas dan (2) uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh bedistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan terhadap data post-test hasil belajar PKn kelompok eksperimen dan kontrol. Kriteria
Gambar 2. Grafik Data Hasil Belajar Eksperimen Sedangkan untuk kelompok kontrol dapat dideskripsikan mean (M), median (Md), modus (Mo), varians, dan satandar deviasi (s) dari data hasil belajar PKn kelompok eksperimen, yaitu: mean (M) = 16,7, median (Md) = 16, modus (Mo) = 13,5, varians = 20,06, dan satandar deviasi (s) = 4,47. Dengan demikian, kurva di bawah adalah kurva juling 6
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pengujian, jika
2
hit
2 tab dengan taraf
pada, dbpembilang = 29, dbpenyebut = 20 dengan taraf signifikansi 5% adalah 2,04 sehingga Fhitung < Ftabel. Hal ini berarti varians data hasil belajr PKn kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Setelah melakukan analisis deskripsi dan uji prasyarat, maka dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian yang diujikan adalah terdapat perbedaanyang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal pada siswa kelas IV SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Data yang dianalisis adalah data hasil post-test dengan menggunakan mean dan varians dari kedua kelompok. Kelompok eksperimen dan kontrol memiliki jumlah yang berbeda. Oleh karena itu, rumus uji-t sampel tidak berkolerasi yang digunakan adalah rumus polled varians. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika thitung> ttabel dan H1 ditolak jika thitung< ttabel, dengan ttabel diperoleh dari tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan db = n1 + n2. Hasil analisis uji-t antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel2.
signifikan 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka data berdistribusi normal. Berdasarkan hasill perhitungan dengan menggunakan rumuschi-kuadrat, diperoleh hit hasil post-test kelompok eksperimen adaalah 2
5,58 dan tab dengan tarif signifikansi 5% dan db = 3 adalah 7,815. Hal ini 2
2 hit hasil post-test kelompok 2 eksperimen lebih kecil dari dari tab ( berarti,
2 hit 2 tab ), sehingga data hasil posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, hit hasil post-test kelompok kontrol adalah adalah 2,69 dan 2
2 tab dengan tarif signifikansi 5% dan db 2 = 3 adalah 7,815. Hal ini berarti, hit hasil post-test kelompok kontrol lebih kecil
dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post-test kelompok kontrol berdiskusi normal. Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab. Berdasarkan tabel diatas, diketahui Fhitung hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok adalah1,05, sedangkan Ftabel Tabel 2. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Data Kelompok N s2 thit ttab (t.s. 5%) X Eksperimen 30 22,5 4,60 Hasil 4,60 2,009 Kontrol 21 16,7 4,47 Belajar 2
2
2
Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh thit sebesar 4,60. Sedangkan, ttab 2,009 dengan db = 49 dan taraf signifikansi 5% .berdasarkan kriteria pengujian, maka (thit> ttab) (4,60>2,009), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan tidak menggunakan model pembelajaran NHT pada siswa kelas IV di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng.
7
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, menunjukkan bahwa hasil belajar PKn antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen mendapat perlakukan berupa penarapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal, sedangkan siswa pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai moderator dan fasilitator. Pada proses pembelajaan siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok untuk mendapat pengetahuan langsung. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbeda dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model. Trianto (2009:82) menyatakan bahwa, “Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri dari empat fase”. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu (1) fase penomoran. Pada fase ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang secara heterogen. Masing-masing siwa dalam kelompok diberikan penomoran oleh guru dan siswa memasang nomor tersebut, (2) fase mengajukan pertanyaan. Pada fase ini setiap kelompok diberikan pertanyaan berupa LKS, (3) fase berpikir bersama. Pada fase ini siswa bersama kelompok berdiskusi untuk mengerjakan pertanyaan yang terdapat di LKS, (4) fase menjawab. Pada fase ini guru menyebut salah satu nomor yang sudah dipilih dan siswa yang memiliki nomor tersebut, mengacungkan tangan, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.Trianto (2009:82) menyatakan bahwa, “Penggunaan model
pembelajaran NHT akan lebih bermakna dibandingkan dengan model pembelajaran yang dikelola secara tradisional karena model pembelajaran ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran ini dapat menjamin keterlibatan semua siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, melatih tanggung jawab siswa, dan meningkatkan rasa percaya diri. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Hal tersebut ditunjukkan pada saat guru memberikan pertanyaan semua siswa aktif angkat tangan dan mau berbicara untuk mengemukakan pendapat (Dina, 2016:7). Dalam proses pembelajaran semua siswa berantusias dan memiliki semangat untuk mengikuti kegiatan belajar, sehingga terlihat semua siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Sadirman (dalam Dina, 2016,7) menyatakan bahwa, “Dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif berbuat, dengan kata lain bahwa dalam proses belajar sangat diperlukan adanya aktivitas”. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan tanggung jawab yang dimiliki siswa, baik tanggung jawab dalam kelompok maupun individu. Dalam kelompok siswa bertanggung jawab untuk berdiskusi dalam mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kegiatan berdiskusi dalam kelompok menyebabkan siswa lebih serius dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa secara individu. Siswa akan memiliki tanggung jawab terhadap nomor yang dimiliki. Pada saat nomor siswa dipanggil secara acak oleh guru, siswa yang memiliki nomor yang sesuai mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuannya dan berusaha melakukan 8
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
yang terbaik agar dapat memperoleh nilai tertinggi tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi kelompok. Kurniasih & Sani (2015:29) menyatakan bahwa, “Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok”. Adanya tanggung jawab menyebabkan seseorang selalu berusaha melakukan yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik pula. Pada proses pembelajara PKn yang dilakukan, pada pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang berlangsung menjadi efektif. Peranan pembelajaran kooperatf tipe NHT berbasis kearifa lokal dalam proses pembelajaran yaitu akan terjalin komunikasi dan intetraksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan sebalikan dengan baik. Peranan berbasis kearifan lokal pada proses pembelajaran juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa. Kearifan lokal yang diambil yaitu permainan megoak-goakan. Pada saat permainan berlangsung siswa mampu berinteraksi dengan baik dengan siswa lainnya dan mencoba mengingat kembali apa saja jawaban dari LKS yang telah di berikan bersama kelompok, karena dalam permaianan megoak-goakan jika salah satu siswa tertangkap maka siswa yang memiliki nomor kepala yang sama akan menjawab soal yang di berikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Suarka (2011:32) yang menyatakan permainan Megoak-goakan berfungsi mengenalkan dan mengakrabkan peristiwa yang telah dialami dan dilakukan para leluhur pada masa lampau.
yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti yang dibelajarkan tidak menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini ternyata konsisten dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya penelitian tentang model pembelaaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2016), yang menyatakan bahwa dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus XIV Kecamatan Buleleng. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran NHT mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran ketika fase berpikir bersama untuk menjawab pertanyaan siswa lebih aktif dan mampu meningkatkan tanggung jawab yang dimiliki baik tanggung jawab dalam kelompok maupun individual. Penelitian serupa dilakukan oleh Suriani (2013), yang menyatakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbantuan media flip chart terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Buleleng. Hasil penelitian ini menyatakan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran siswa mampu meningkatkan tanggung jawab yang dimiliki baik tanggung jawab dalam kelompok maupun individual. Dengan demikian, hasil belajar PKn siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan model
Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHTberbasis kearifan lokal dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian, hasil belajar PKn siswa 9
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pembelajaran lokal.
NHT berbasis kearifan
berbasis kearifan lokal pada mata pelajaran PKn maupun mata pelajaran lainnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis hipotesis serta pembahasan, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang belajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran NHT, dengan nilai thitung sebesar 4,60 dan ttabelsebesar 2,009. Artinya, thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis kearifan lokal dan siswa yang belajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran NHT pada siswa kelas IV di SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut. 1) Bagi siswa disarankan untuk lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga proses pembelajarn akan menjadi aktif sehingga hasil belajar meningkatkan dengan demikian siswa dapat mengembangkan pemahammnya yang dimiliki. 2) Bagi guru diharapkan agar dalam proses pembelajaran dapat memadukan model dan meode yang tepat dalam proses mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Bagii sekolah diharapkan dapat memfasilitasi guru dengan menyiapkan mesia atau sarana prasarana pemeblajaran yang sesuai dalam menerapkan setiap model pembelajaran, sehingga kualitas pendidikan sekolah dapat meningkat. 4) Bagi Peneliti lain yang berminat untuk melaksanakan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT
DAFTAR PUSTAKA Agung, Anak Agung Gede. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Agustiana Tri, I Gusti Ayu & I Nyoman Tika. 2013. Konep Dasar IPA Aspek Fisika dan Kimia Dilengkapi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kearifan Lokal.Yogyakarta: Penerbit Ombak. Fajarini, Ulfah. 2004. “Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter”. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran.Vol.1, No. 2 (hlm.123). Huba,
Miftahul. 2015. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.
Koyan,
I. Wayan. 2012. Stasistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif.Singaraja: Undiksha Press.
Permendiknas.2006. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar.Jakarta: Dirjen Pendidikan. Ruminiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sanjaya, Wina. Pendidikan. Media Group
10
2014. Penelitian Jakarta:Prenada
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian & Pendidikan Pengembangannya. Jakarta: Prenadarmedia
Tradisional Anak-Anak Denpasar: Udayana Press.
Sugiyono. 2015. Motode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supada, I Nyoman Buda.“Tradisi MegoakGoakan di Desa Pekraman Panji Kecamanatan Sukasada, Kabupaten Buleleng (Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna). (hlm 4). Suriani, Kt. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media Flip terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas V SD”. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan pembelajaran. Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Penerbit Kencana. Yanti, Komang Dina, 2016. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA”. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.4,No,1 (hlm 27) Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembnagan Model Pembelajara.Jakarta: Penerbit Kata Pena. Suarka, I Nyoman, dkk.2011. Nilai Karakter Bangsa dalam Permaiaan
11
Bali.
e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
12