PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 12 PAMULANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)
Oleh: HUSNUL RIZQI NIM. 109018300106
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: "pengaruh pembelajaran Kooperatif
ripe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 pamulang,, disusun oleh Husnul Rizqi, NIM 109018300106, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) uIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 6 Mei 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana 51 (S.pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaivah. Jakarta, 08 Mei 2014
panitia Ujian Munaqosah Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jutusan)
Dr, Fauzan. M.A. NtP.t9761t07 200701 Penguji
I
.y/.,!.1@-ot9 013
I
Abdul Muin S.Si.. M.pd NIP.l97sl201 200604 I 003 Penguji
II
Il
NVt't
2oit
L:t:; li!:l
Dr. Kadir .M.Pd NIP.19670812 199402
I
001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif llidayatullah
Dra. Nurl6na Rifa'i, MA. ph.If NIP.19591020 198603 2 00r
Tanda Tangan
LEMBAR PENGESAHAN SI(RIPSI PENGART]H PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE IIET TEREADAP
HASIL BELAJAR MATI]MATIKA SISWA I{ELAS Itr SD
MUEAMMADryAH
12
PAMUI,ANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sa{ana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Husnul Rizoi
NIM : 109018300106 Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Firdausi. S.Si, M.Pd
NIP : 196 90629200s011 003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAtr IBTIDATYAH FAKT]LTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGT]RI]AN UNTVERSMAS ISLAM NEG,ERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LENIBAR PENGESAHAT\ PEIIBIIIBIi\G SKRIPSI Skripsi be{udul Pengaruh pembelaiaran kooperatif tipe NHT Terhadap hasil
belajar Maternatika siswa ketas
III
SD Muhammadiyah 12 Pamulang disusun
oleh Husnul Rizqi, NIM. 109018300106, Jurusan Kependidikan Islam Program Stucli Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaivah (PGMD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta,
April 2014
Yang mengesahkan, Pembimbing I
Firdausi. S.Si. M'Pd NIP. 196 906292005011 003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul: "pengaruh pembelajaran Kooperatif
ripe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 pamulang,, disusun oleh Husnul Rizqi, NIM 109018300106, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) uIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 6 Mei 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana 51 (S.pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaivah. Jakarta, 08 Mei 2014
panitia Ujian Munaqosah Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jutusan)
Dr, Fauzan. M.A. NtP.t9761t07 200701 Penguji
I
.y/.,!.1@-ot9 013
I
Abdul Muin S.Si.. M.pd NIP.l97sl201 200604 I 003 Penguji
II
Il
NVt't
2oit
L:t:; li!:l
Dr. Kadir .M.Pd NIP.19670812 199402
I
001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif llidayatullah
Dra. Nurl6na Rifa'i, MA. ph.If NIP.19591020 198603 2 00r
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertandatangan di bawahini: Nama
: Husnul Rizqi
NIM
: 109018300106
Jurusan
:Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatantahun
: 2009
Alamat
:Perum Ciluar Permai Jln. Sirsak I Blok f 3 no 5 Cijujung, Sukaraja, Kab. Bogor MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul“ Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah Pamulang” adalah benar hasil karya sendiri di bawah ini bimbingan dosen: Nama
: Firdausi, S.Si,M.Pd
NIP
: 196 906292005011 003
Dosen jurusan : Pendidikan matematika Dengan demikian surat peryataan ini saya dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala kosekuen siapa bila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta,24 April 2014 Yang menyatakan,
Husnul Rizqi
ABSTRAK
HUSNUL RIZQI, Pengaruh Pembelajaran Koopratif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang, Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dan bagaimana hasil belajar matematika siwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, dibanding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 12 Pamulang dari Januari sampai Februari tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Subjek penelitian ini adalah 60 siswa terdiri atas siswa kelas eksperimen 30 siswa dan siswa kelas kontrol 30 siswa. Instrument penelitian yang diberikan berupa tes yang terdiri dari 13 soal uraian terbatas. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji Liliefors untuk menguji normalitas data, sedangkan uji Fisher untuk menguji homogenitas data. Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua populasi berditribusi normal. Sedangkan hasil uji homogenitas diperoleh bahwa kedua populasi homogen (sama). Berdsarkan hasil penelitian siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif Tipe NHT terlihat nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaan konvensional Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen 82,46 dan nilai rata-rata kelas kontrol 74,56. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t dengan nilai t-hitung > t-tabel (2,886 > 2,001) dengan derajat kebebasan (db) ditolak dan = 58, dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian diterima, yang artinya rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, NHT, Hasil Belajar Matematika.
ABSTRACT HUSNUL RIZQI, The effect of Cooperative Learning Tipe NHT of Result Mathematics Student Grade III SD Muhammadiyah 12 Pamulang, The Mini thesis to obtain doktorandous degree, Islamic Education Department, Elementary School Education Study, Faculty of Tarbiyah and Teacher Science, Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta. This research aimed to determine whether is differences in mathematics learning outcome between student learning mathematics using cooperative learning tipe NHT and students who learn mathematics use conventional learning. Research conduct at SD Muhammadiyah 12, Pamulang. From January to February academic year 2013/2014. The method used in this study was quasi experiment. Sampling was done by cluster random sampling. The subjects of the current study was 60 students comprised student exeperiment class of 30 students and control class 30 students. The instrument are provided in is objective test were 13 items about. Analytical techniques used was Liliefors to test the normality of the data, while the Fisher test for its homogeneity test samples taken from the same population. Based on results of test of normality is obtained that the two populations of normal distributions. While its homogeneity test result is obtained that the two populations are homogeneous (equal) Based on results the students who teach with cooperative learing tipe NHT had more average value of mathematics learning equal the students who teach with conventional learning. Can we see based on value of experimental class average is 82,46 and the average value of control class is 74,56. There significant infuence between learning with cooperative tipe NHT concerning the result of mathematics learning we van see the calculation result obtain by testing hypotheses t-count price > t-table (2,886 > 2,001) with degree of freedom is 5%. So the null hypothesis (Ho) is rejected, while Ha is received, so that average value of mathematics learning of students who learn mathematics use cooperative learning tipe NHT is different from the students who learn with conventional learning. Keywords: Cooperative Learning, NHT, The Result of Mathematics Learning.
KATA PENGANTAR Bsimillahhirrohmanirrohim Segala puji serta syukur atas kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah Pamulang.” Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang telah menjadi uswah hasanah bagi para pengikutnya, sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban islam yang tidak pernah goyah oleh perkembangan zaman. Penuyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat pencapaian gelar Sarjana (SP.d) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Padakesempatan ini, peulis ingin mengucapakan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini terutama kepada : 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA,Ph.D,. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 3. Dosen pembimbing akademik, bapak Syaripulloh,M.Si yang telah memberikan arahan dan bimbingan. 4. Bapak Firdausi, S.Si,M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sangat sabar dan bersedia menyempatkan waktunya dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. 5. Para dosen dan staf tarbiyah khususnya PGMI yang telah memberikan ilmu pengetahuannnya serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 6. Bapak Syafruddin,SP.d selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah 12 Pamulang, yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Para guru SD Muhammadiyah 12 Pamulang yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada penulis. 8. Kepada yang teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orang tua, ayah, mama dan adik-adiku tercinta yang senantiasa memberikan semangatnya serta tiada bosan mendoakan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada teman-teman angkatan 2009 khususnya PGMI C, yang selalu bersama-sama dalam mengkuti perkuliahan sampai selesai serta semangat kebersamaannya. Khususnya Emi, Ecy, Tya, Ica, Tara, Sita, Siti Fadil,
Anggi Palupi, Handini, Nadia, Neneng, Linda, Laily, Ryan dan Sri yang tiada hentinya menghibur dan memotivasi disaat-saat terakhir hilang semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudahmudahan segala bantuan, yang telah diberikan mendapat balasan oleh Allah SWT .Akhir kata, semoga skripsi ini bermafaat bagi para pembacanya. Amin yarabbalalamin. Jakarta, 24 April 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat pendidikan tinggi. Matematika merupakan alat yang berfungsi untuk membangun penalaran, pola pikir logis, kritis, kreatif, objektif dan rasional yang diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.1 Menurut Hudjono, matematika adalah suatu alat untuk berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari majuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak MI/SD, bahkan sejak TK.2 Dari sini seharusnya kita sudah tahu kalau matematika memang penting. Menurut hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 menunjukan bahwa penguasaan matematika siswa Indonesia berada pada peringkat 38 dari 45 negara. Indonesia hanya mampu mengumpulkan 386 poin dari skor rata rata 500. Hasil ini menjadi tamparan bagi bangsa Indonesia, karena poin di tahun 2011 menurun karena, pada tahun 2007 hasilnya memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia mampu menempati peringkat 36 dari 49 negara, dengan pencapaian skor 405 dan masih di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500.3 Demikian
juga
dengan
hasil
belajar
matematika
di
SD
Muhammadiyah 12 Pamulang, rata-rata nilai matematika yang diperoleh siswa umumnya lebih rendah dari nilai mata pelajaran lain.
1
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana, 2013) h. 185 2 Esti Yuli Widayanti, Pembelajaran Matematika MI, (Malang; Lapis PGMI, 2009) h. 8 3 Ina V. S. Mullis, dkk TIMSS 2011, International Mathematics Report,(Boston: TIMSS & Pirls International Study Center, 2011) h. 358
1
2
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) selama kurang lebih 2 bulan di SD Muhamadiyah 12 Pamulang. Rendahnya hasil belajar juga terjadi di kelas III Hamka SD Muhammadiyah 12 Pamulang. Hal ini dapat terlihat dari hasil ulangan harian kelas III Hamka yang masih hampir setengahnya mendapatkan nilai dibawah KKM. Hasil observasi, diketahui bahwa 17 (56%) dari 30 siswa belum mencapai standar KKM sebesar 65 pada mata pelajaran Matematika. Hasil tersebut menimbulkan rasa prihatin peneliti dengan hasil belajar siswa kelas III, selain itu hasil wawancara dengan guru kelas juga menunjukkan masih banyak masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika.4 Banyak faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktorfaktor yang mempengaruhi proses belajar itu sendiri. Menurut Ngalim Purwanto Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang disebut faktor individual antara lain kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan pribadi. Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial yang antara lain: keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasisosial.5 Menurut hasil pengamatan permasalahan yang ada di kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang terjadi dikarenakan dua faktor yaitu faktor internal dari dalam diri siswa yaitu motivasi belajar dan eksternal yaitu pembelajaran
yang
berlangsung
cenderung
menggunakan
metode
pembelajaran konvensional yakni ceramah. Alasan lainnya yang menyebabkan hasil belajar matematika rendah adalah siswa menganggap matematika sulit hal ini dikarenakan siswa menerima baru sebelum materi pembelajaran 4
Wahyuni S.Ag, Wawancara,Pamulang 30 April 2013 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda , 2006) h 102
5
3
sebelumnya terpenuhi karena mengejar target kurikulum. Hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi masalah agar tidak berkelanjutan, guru harus terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang bervariasi. Guru harus menetapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan aktivitas serta minat belajar siswa pada pembelajaran guna tercapai segala tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seharusnya, pembelajaran seperti itu harus diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Pemebelajaran yang sebelumya berpusat pada guru, harus menuju pusat pembelajaran pada siswa. Dimana peran guru hanya sebagai fasilitator, disainer pembelajaran, dan menejer pembelajaran.Agar siswa dan guru lebih aktif terlibat dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran
tidak
dianggap
menjemukan,
tidak
menarik,
tidak
menyenangkan dan juga tidak menakutkan siswa. Sementara itu, peserta didik juga didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat. Number Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan alternative metode pembelajaran yang diberikan
guru.
Number
Head
Together
(NHT)
merupakan
model
pembelajaran yang lebih menekankan pada kerja kelompok siswa yang pada dasarnya merupakan varian dari diskusi kelompok. Dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, NHT memiliki beberapa keistimewaan. Ditinjau dari sisi proses, penerapan NHT lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan model koperatif tipe lainnya. Menurut Kagan, Numbered head together (NHT) hanya memuat empat tahap pembelajaran, yaitu: (1) penomoran, (2) pengajuan pertanyaan, (3) berpikir bersama, (4) menjawab).6 Ditinjau dari sisi perolehan belajar, NHT tidak kalah potensinya dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya. Numbered head 6
h.3
Ibrahim M. dkk ,Pembelajaran Kooperatif, ( Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, 2000)
4
together (NHT) membantu penguasaan konsep matematika, meningkatkan kemampuan kerja sama, dan kemampuan berfikir kritis. Bagi siswa yang hasil belajarnya
rendah,
menurut
Lundgren
NHT
mampu
meningkatkan
kepercayaan diri siswa, memperbaiki tingkat kehadirannya dalam proses belajar mengajar, lebih mudah menerima orang lain, mengurangi perilaku yang mengganggu,
mengurangi konflik antar pribadi, meningkatkan budi
pekerti, kepekaan sosial dan toleransi, memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, serta hasil belajar lebih baik.7 Berdasarkan uraian diatas maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Pembelajaraan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SD Muhammadiyah 12 Pamulang Pada Mata Pelajaran Matematika”.
B. Identifikasi Masalah Dari observasi yang penulis lakukan terdapat beberapa masalah di kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang yaitu : a. Hasil belajar rata-rata siswa matematika rendah b. Metode pembelajaran konvensional c. Motivasi belajar matematika kurang, sehingga hasil belajar rata-rata siswa rendah
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah yang diidentifikasi, maka demi terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini hasil belajar hanya pada
ranah
kognitif
(C1-C3)
yaitu
aspek
pengetahuan
(C1),
pemahaman(C2), dan aplikasi(C3). 7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif-Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009) hal 58
5
2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 12 Pamulang.
D. PerumusanMasalah Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi masalah penelitian. Secara umum masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
hasil
belajar matematika
siswa
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
yang diajar
dengan
NHT dan pembelajaran
konvensional ? 2. Apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan kooperatif tipe NHT lebih besar daripada siswa
yang pembelajarannya secara
konvesional?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana
hasil
belajar
matematika
siswa
yang
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2. Apakah siswa yang pembelajarannya dengan kooperatif tipe NHT nilai hasil belajarnya lebih besar dibandingkan dengan siswa pembelajarannya secara konvensioal.
F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1) Bagi siswa
: meningkatkan hasil belajar siswa
2) Bagi guru
: menambah kualitas dan wawasan dalam pembelajaran matematika
3) Bagi sekolah
: sebagai sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah
6
lainnya dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika 4) Bagi orang tua : menambah wawasan dalam dunia pendidikan 5) Bagi peneliti
: sebagai sumbangan pemikiran untuk kemajuan pendidikan kedepan.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaan dimana siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki latar belakang yang berbeda. Belajar dalam kelompok kecil mendorong terciptanya kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan komunikasi, interaksi edukatif dua arah dan banyak arah. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok heterogen. 1 Sedagkan menurut Isjoni pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.2 Lebih lanjut, Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sitem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelammin, dan ras yang berbeda (heterogen).3 Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan keterampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan. 1
Robert E. Slavin, Cooperative learning: theory reserch and practice, Terj. Nurlita Yusron ,( Bandung: Nusa Media, 2005), h. 4 2 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 15 3 Wina Sanjaya, Perencanaan Pembelajaran dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 194
7
8
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu :4 a. Penghargaan kelompok. Kelompok dalam pembelajaran kooperatif dapat memperoleh penghargaan apabila mereka mencapai atau diatas kriteria yang ditentukan b. Tanggung jawab individu Keberhasilan kelompok bergantung dari pembelajaran individu yang dipelajari setiap anggota kelompok. Hal ini mendorong seriap anggota kelompok saling membantu satu sama lain dan memastikan setiap anggota kelompoknya siap untuk menghadapi test dan tugas lainnya. c. Kesempatan yang sama untuk berhasil Setiap siswa menyumbang kepada kelompok mereka dengan perbaikan diatas kinerja yang lalu. Dengan metode setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi memeroleh kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya Sedangkan menurut Rusman pembelajaran kooperatif menurut memiliki karakteristik :5 a. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan cara pembelajaran ini sisawa lebih termotivasi untuk mencapai tujuaanya, biasanya tujuannya disini adalah hasil belajar. 4
Dr Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) hal 131-132 5 Dr Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 206-207
9
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif Manajemen memiliki tiga fungsi , yaitu: (a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang telah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. (2) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menujukkan bahwa dalam pembelajaran koopertif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. c. Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran tidak akan mencapai hail yang optimal. Maka mau tidak mau siswa meciptakan lingkungan yang kondusif agar kerja sama dirasakan lebih mudah. Kondisi lingkungan ini juga memicu pengaruh proses dan hasil belajar. d. Keterampilan bekerjasama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari beberapa karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran kooperatif adalah setiap siswa bertanggung jawab kepada kelompoknya, bekerja secara tim, adanya penghargaan kelompok dan adanya keterampilan bekerjasama.
10
3. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Menurut beberapa ahli pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut :6 a. Slavin mengemukakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap dan toleransi, dan menghargai pendapat orang lain b. Ratumanan menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. c. Kardi & Nur mengemukakan bahwa belajar kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubungan antar suku dan etnis dalam kelas multibudaya dan memperbaiki hubungan antara siswa normal dan siswa penyandang cacat.
4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Slavin NHT adalah sebuah varian dari pembelajaran kooperatif dimana ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi tidak sebelumnya diberitahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Hal tersebut memastikan keterlibatan total dari semua siswa, siswa saling berbagi informasi, dengan cara mereka menerima sebuah pertanyaan tanpa tahu nomor berapa yang dipanggil.7 Menurut Trianto merupakan 6
jenis
NHT atau penomeran berpikir bersama
pembelajaran
kooperatif
yang
dirancang untuk
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif-Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009 Hal 62 7 Robert E. Slavin, Op. Cit h. 256
11
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional.
Tipe
ini
dikembangkan
oleh
Spancer
Kagan
memperkenalkan model ini pada tahun 1992 dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.8 Lebih lanjut menurut Anita Lie NHT adalah tehnik pembelajaran kooperatif dimana tekhnik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.9 Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah salah satu varian dari pembelajaran kooperatif dimana guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berisi 4-5 orang dimana setiap siswa dalam masing kelompok mendapat nomer diri yang berbeda, dimana saat proses pembelajaran siswa memikirkan bersama jawaban dari apa yang ditanyakan guru bersama kelompoknya, untuk selanjutya menjawab pertayaan tanpa tahu nomer berapa yag akan di panggil oleh guru. a. Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Head Together (NHT) memiliki empat langkah sebagai berikut:10 Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
8
TAHAP
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
Tahap 1
Guru membagi siswa Membentuk kelompok
Penomoran
menjadi
beberapa
Trianto, op. cit.,h. 82 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010) h. 59 10 Trianto, loc. cit. h. 82 9
12
(Numbering).
kelompok atau tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang dan memberi
nomor
sehingga tiap siswa dalam
kelompok
tersebut
memiliki
nomor yang berbeda. Pemberian
nomor
pada
dalam
siswa
suatu
kelompok
disesuaikan
dengan
banyaknya
siswa
dalam
kelompok
tersebut Tahap 2
Guru
mengajukan Siswa
Pengajuan
pertanyaan
Pertanyaan
siswa;
(Questioning)
bervariasi dari yang
meperhatikan
kepada pertanyaan dari guru pertanyaan
spesifik hingga yang bersifat umum.
Tahap 3
Guru
Berpikir
bersama siswa
(Head Together)
mengawasi Siswa
berpikir
bersama
untuk
menggambarkan
dan
meyakinkan
bahwa
tiap
dalam
anggota
timnya mengetahui tersebut.
telah jawaban
13
Guru memanggil satu Satu
Tahap 4 Pemberian
jawaban nomor
(Answering)
nomer
tertentu ditunjuk
yang guru
kemudian siswa dari menjawab pertanyaan tiap
kelompok yang telah ditentukan
dengan nomor yang oleh guru. sama
mengangkat
tangan
dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa dalam kelas itu.
b. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing, tanpa kecuali model pembelajaran tipe NHT. Menurut Anita Lie kelebihan dari model pembelajaran tipe NHT adalah sebagai berikut:11 1. Memudahkan dalam pembagian tugas 2. Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya 3. Setiap siwa menjadi siap 4. Guru mudah memonitor 5. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh 6. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
c. Definisi Operasional Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Dari pendapat Trianto mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11
Anita Lie, Op. Cit. h. 47
14
modifikasi dari langkah-langkah pmbeajaran kooperatif tipe NHT yang dikemukakan oleh Trianto yaitu: 1) Numbering, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian siswa dalam kelompok diberi nomer yang berbeda. 2) Questioning, guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk kemudian dipikirkan bersama. 3) Head Together, siswa memikirkan bersama jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan memastikan setiap anggota kelompoknya memiliki jawaban yang sama dengan anggota kelompok yang lain. 4)
Answering.
tiap
kelompok
yang
nomernya
dipanggil
menjelaskan jawaban yang diberikan oleh guru di hadapan temantemannya. Kemudian guru memberikan poin tambahan untuk kelompok yang perwakilan kelompoknya telah ditunjuk oleh guru dan menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan oleh guru
B. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaknya mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.12 Menurut Tinggih matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya. Melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukan kualitas seperti itu belum 12
Depertemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: gramedia, 2008) h. 388
15
memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yamg ditujukan kepada hubungan, pola, bentuk, dan struktur.13 Begle menyatakan bahwa sasaran atau objek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Objek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari dalam arti ciri ini yang memungkinkan dapat memasuki wilayah bidang studi atau cabang lain. Lebih lanjut, Hudjono mengartikan matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak MI/SD, bahkan sejak TK.14 Berdasarkan beberapa pengertian matematika di atas, dapat disimpulkan
bahwa
hakikat
matematika
merupakan
ilmu
yang
menekankan pada aktivitas penalaran dapat dikatakan juga suatu ilmu yang berhubungan dengan bentuk, konsep, susunan yang saling berkaitan, serta dapat dijadikan sebagai pembimbing pola pikir, maupun sebagai pembentuk sikap dan dapat digunakan dalam berbagai bidang.
2. Karakteristik Matematika Ada ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:15 a. Memiliki objek kajian abstrak Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah objekobjek abstrak. Objek tersebut adalah objek pikiran. Objek tersebut meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi, dan prinsip. Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
13
Esti Yuli Widiyanti dkk, Pembelajaran Matematika MI (Malang: Lapis PGMI, 2009)
hal. 8 14
Ibid 6 R.Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstansi Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000) hal 13 – 19 15
16
Adapun objek dasar tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) Fakta berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu. Contohnya simbol bilangan 2 secara umum dipahami sebagai bilangan dua. Jika disajikan dengan angka 2 otomatis orang sudah dengan sendirinya menangkap bahwa itu adalah dua. 2) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan objek. Misalnya “segitiga” adalah nama suatu konsep abstrak. Dengan konsep itu sekumpulan objek dapat di golongkan sebagai contoh segitiga atau bukan contoh segitiga. 3) Operasi atau relasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan al jabar dan pengerjaan matematika yang lain. Sebagai contoh perkalian, penjumlahan, pengurangan dan pembagian. 4) Prinsip adalah objek matematika yang komplek. Prinsip terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan dengan suatu relasi ataupun operasi. Contohnya adalah sifat misalnya sifat dari segitiga adalah memiliki tiga buah sisi, memiliki tiga buah titik sudut, dan memiliki tiga buah sudut. b. Bertumpu pada kesepakatan Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan berpikir primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar dalam pembuktian. Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindari berputar-putar dalam pendefinisian. c. Berpola pikir deduktif Pola berpikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum ke khusus. Contohnya seorang siswa mengerti makna konsep “persegi” yang diajarkan gurunya. Kemudian ia melihat pigura kemudian ia dapat
17
menunjukkan pigura tersebut berbentuk persegi atau bukan bentuk persegi. d. Memiliki simbol yang kosong dari arti Dalam pembelajaran matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan baik berupa huruf maupun bukan huruf. Rangkaian simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Huruf yang digunakan dalam model persamaan misalnya x+y=z belum tentu bermakna atau bebrti bilangan, deikian juga tanda + belum tentu berarti operasi tambah untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. e. Memperhatikan semesta pembicaraan Dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka simbol-simbol diartikan bilangan, bila lingkup pebicaraannya transformasi, maka simbol-simbol itu diartikan suatu trasformasi. Contohnya dalam semesta pembicaraan bilangan bulat,
terdapat
model
2x=5.Jika
diselesaikan
biasa
tanpa
memperhatikan semestanya diperoleh hasil jawaban x = 2,5 . namun jika melihat semestanya jawaban yang sesuai adalah “tidak ada jawabannya” atau serong disebut juga himpunan kosong. f. Konsisten dalam sistemnya Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan antara satu dengan yang lain dan ada pula sstem yang terlepas satu sama lainnya. Misalnya dikenal sistem-sistem al-jabar, sistem geometri. Sistem al-jabar dan sistem geometri tersebut dipandang terlepas terpalas satu sama lai, tetapi di dalam al jabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih kecil yang terkait antara satu dan lainnya. Contohnya pengenalan angka “8” misalnya, tidak langsungpad simbol delapan itu, tetapi diawali dengan benda konkret, misalnya kelereng, yang banyaknya
18
delapan. Setelah menangkap makna kata delapan baru dikenalkan pada simbolnya, yang jelas dan lebih abstrak.
3. Hasil Belajar Matematika a. Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena telah sangat dikenal, seakanakan orang yang telah mengetahui dengan sendirinya apakah yang dimaksud dengan belajar. Kemungkinan besar jawaban atas pertanyaan tersebut akan mendapatkan jawaban yang bermacam-macam, demikian pula dikalangan para ahli. Beberapa aliran psikologi berikut:
mendefinisikan belajar sebagai
16
1) Psikologi klasik Belajar adalah melihat objek dengan menggunakan ubtansi dan sensasi. Kita mengembangkan kekuatan mencipta, ingatan, keinginan, dan pikiran dengan melatihnya. 2) Psikologi daya Belajar adalah melatih semua daya yang dimiliki oleh manusia. 3) Teori Mental State Belajar adalah memperoleh pengetahuan melaui alat indera yang disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar. 4) Psikologi behavioristik Belajar adalah latihan pembentukan hubungan stimulus dan repon. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat learning is change in organism due to experience 16
39-43
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h.
19
which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.17 Menurut Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18 Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, definisi belajar hampir selalu diidentikkan dengan adanya pengalaman dan perubahan. Belajar adalah perubahan pada seseorang yang bersifat permanen atau menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Setelah siswa melakukan serangkaian proses belajar, diakhir proses belajar itu akan dihasilkan suatu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari belajar. Menurut Ngalim Purwanto hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran oleh guru kepada siswa dalam jenjang waktu tertentu. 19 Sedangkan Dimyanti dan Mudjiono mengatakan, hasil belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.20 Berdasarkan pendapat para
ahli maka dapat disimpulkan,
bahwa hasil belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian pengalaman dalam kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian 17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), h 88. 18 Slameto , Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 2010) h. 2. 19
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2004) h. 33 20 Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h. 190
20
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil belajar diketahui dengan nilai yang dicapai oleh seseorang dengan kemampuan maksimal setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran berupa data kuantitatif. Benyamin Bloom, dkk yang menyatakan bahwa ada tiga domain (ranah) hasil belajar yaitu21 : 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan haisl belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistematis, dan evaluasi. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap, dan 3) Ranah
psikomotorik
berkenaan
dengan
hasil
belajar
keterampilan dan kemampuan tindakan. Untuk menilai hasil belajar dapat digunakan test. Test adalah alat yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa. Test bertujuan untuk membangkitkan motivasi kepada siswa agar mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong mereka agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik. Test dapat juga digunakan sebagai feedback bagi guru dalam memperbaiki program pengajaran.22
b. Hasil Belajar Matematika Belum ada defisini pasti tentang pengertian hasil belajar matematika,namun dari penggabungan dari definisi hasil belajar dan matematika yang telah dikaji sebelumnya dapat disimpulkan, hasil belajar matematika adalah bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian pengalaman dalam kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran matematika yang telah ditentukan.
21 22
1999) hal 53
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta. PT. Grasindo,1991) hal 149 Suharsini Arikunto: Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
21
c. Bentuk-bentuk Hasil Belajar Matematika Seperti bidang lainnya hasil belajar matematika dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif serta bidang psikomotor. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus merupakan hasil belajar siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. 23 Berikut uraian unsurunsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut: a. Tipe hasil belajar bidang kognitif 1. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge) Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. Misalnya membaca berulang-ulang menggunakan teknik mengingat. Tingkah laku operasional khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, membilang dan lain-lain. Contoh soal : Tulislah lambang bilangan pecahan dua per tiga, tiga per tujuh, lima per enam, dan satu per empat! 2. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif) Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. 24 Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
Kata-kata
operasional
untuk
merumuskan
tujuan
instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain: membedakan, menghitung, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan dan lain-lain. Contoh soal : Dona mempunyai m tali merah. Feri mempunyai m tali merah. Siapakah yang mempunyai tali merah lebih panjang? 3. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi) Kesanggupan menerapkan, mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Kata kerja operasional untuk
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya , 1990) cetekan ke 14 2009 h. 22 24 Ibid hal. 23
22
merumuskan
tujuan
instruksional,
antara
lain:
memecahkan,
mendemonstrasikan, mengungkapkan dan lain-lain. Contoh soal : Lantai ruang pertemuan di sekolah Nia berbentuk persegi. Panjang sisinya adalah 27 m. Berapa m-kah keliling lantai ruang pertemuan tersebut? 4. Tipe hasil belajar analisis25 Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki maka akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim dipakai untuk analisis antara lain: menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan dan lain-lain. 5. Tipe hasil belajar sintesis Kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Kata-kata operasional
yang tercermin antara lain:
mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun dan lainlain. 6. Tipe hasil belajar evaluasi Evaluasi dalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materi, dll. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan kerja dan lain-lain. b. Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif Ranah afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut: 1. Kemauan Menerima
25
Ibid hal. 24
23
Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengarkan music, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. 2. Kemauan Menanggapi Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas laboratorium, atau menolong orang lain. 3. Berkeyakinan Berkeyakinan dalam hal ini berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan sesuatu di dunia sosial. 4. Mengorganisasi Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab atas hal telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peran perencanaan dalam memecahkan suatu masalah. 5. Tingkat Karateristik/ Pembentukan Pola Ini adalah tingkatan afeksi tertinggi. Pada tarap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap banyak hal. c. Tipe hasil belajar bidang psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
24
1. Persepsi yakni berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Dimensi persepsi adalah : a. Sensori stimulasi, yakni berhubugan dengan sebuah stimuli yang berkaitan dengan organ tubuh, yaitu : Auditori, visual, tactile, taste, smell, dan kinestetik. b. Seleksi isyarat, yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang harus merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu kinerja. c. Translasi, yakni berhubugan dengan persepsi terhadap aksi dalam membentuk gerakan. 2. Kesiapan Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan ataupun pengalaan tertentu. Termasuk didalamnya kesiapan mental, fisik, ataupun emosi untuk melakukan suatu tindakan. 3. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapatmenguasai dengan benar suatu gerakan. 4. Gerakan terbiasa Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampikan menunjukkan suatu kemahiran. 5. Gerakan yang kompleks Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat keterampilan tertinggi. Gerakan itu menampilkan suatu tindakan motorik yang menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan dan atau keluwesan, serta efisiensi yang tinggi. 6. Penyesuaian dan keaslian Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntuk persyaratan tertentu. Individu sudah
25
dapat
mengembangkan
tindakan/
keterampilan
baru
untuk
memecahkan masalah tertentu.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika 1. Faktor Internal26 a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasman, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswasiswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Disamping kondisi-kondisi tersebut, merupakan hal yang penting juga untuk memperhatikan kondisi pancaindera. Bahkan dikatakan oleh Aminuddin Rasyad, pancaindera merupakan pintu gerbang imu pegetahuan (five sense are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.
Dengan
memahami
kelebihan
dan
kelemahan
pancaindera dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan atau stimuli dalam proses belajar. b) Faktor Psikologis Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif juga daya nalar. 26
Intelegensi
Drs Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal 144
26
C.P. Chaplin mengatakan intelegensi sebagai (1) kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, (2) kemampuan menggunakan
konsep
abstrak
secara
efektif,
(3)
kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar denga cepat sekali. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan, tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. -
Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju pada suatu objek ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada objek-objek yang dapat menarik perhatian siswa. Bila tidak, maka perhatian siswa tidak akan terarah atau focus terhadap objek yang dipelajarinya.
-
Minat dan Bakat Minat diartikan oleh Hilgard sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Bakat
adalah
kemampuan
untuk
belajar.
Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar dan berlatih. -
Motif dan motivasi Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang
melakukan
sesuatu.
Menurut
Aminuddin Rasyad, dalam setiap diri manusia pada umumnya mempunyai dua macam motif atau dorongan, yaitu motif yang sudah ada dalam diri yang sewaktu waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari luar, disebut intrinsic motivate. Motif liannya adalah motif yang datang dari luar diri, yakni karena ada pengaruh situasi lingkungannya, motif ini disebut extrinsic motivate. Atas dasar inilah
27
dianjurkan kepada guru untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. -
Kognitif dan daya nalar Pembahasan mengeni hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi,
mengingat
dan
berfikir.
Persepsi
adalah
penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam ligkungannya. pengalaman,
Penginderaan kebiasaan
dan
itu
dipengaruhi
kebutuhan.
oleh
Kemampuan
mempersepsi antara siswa yang satu dengan siswa tidak sama meskipun mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman pelajar itu sendiri. Karena pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya bennaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya. Mengingat ini adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya di masa lampau. Berpikir oleh Jalaluddin Rakhmat dibagi menjadi dua macam, yakni berpikir autistik (autistic) dan berpikir realistik (realistic). Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun: fantasi, menghayal, adalah contoh-contohnya. Berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning), adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang realistis. Dengan demikian, pemanfaatan edia dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa. 2. Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan
28
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapt pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berwujud maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor Instrumental27 Faktor instrumental adalah faktor keberadaannya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana, prasarana dan fasilitas, dan guru.
e. Definisi Operasional Hasil Belajar Definisi operasional hasil belajar matematika adalah bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui serangkaian pengalaman dalam kegiatan pembelajaran, yang didapatkan melalui tes yang meliputi aspek kognitif (C1-C3) yaitu tipe pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Adapun indikator hasil tipe pengetahuan (C1), yaitu siswa mampu membaca pecahan sederhana, menulis lambang pecahan, membilang pecahan sederhana, dan menyajikan nilai pecahan dalam bentuk gambar. Sedangkan indikator pada tipe pemahaman (C2) yaitu membandingkan pecahan sederhana dengan garis bilangan dan cara lain. Dan indikator pada tipe penerapan (C3) yaitu memecahkan masalah yang melibatkan pecahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. 27
Tes
ini
dilakukan
setelah
siswa
belajar
dengan
Yudi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru)(Jakarta; Gaung Persada Press, 2002) hal 245
29
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kemampuan kognitif siswapada penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument tes uraian terbatas sebanyak 13 butir soal.
C. Hasil Penelitian Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Andriani dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Konsep Volume Bangun Ruang Bangun Kubus dan Balok Melalui Model Cooperative Tipe NHT pada Siswa Kelas V SDN Cilutamahi 01 Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor
Tahun
Ajaran
2010/2011”,
hasil
dari
penelitian
ini
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Eri Yuliani dari Universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
dengan
judul
“Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” (Studi Eksperimen di SMPN 1 Ciputat Tahun Ajaran 2007/2008). Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan uji t diperoleh sedangkan
=1,66 sehingga diperoleh
= 2,78 >
.
Menunjukkan bahwa pembelajaran NHT dapat memberikan pengruh positif terhadap hasil belajar siswa Persamaan pada penelitian ini dengan kedua penelitian diatas adalah dalam pembelajaran dikelas metode yang digunakan adalah metode kooperatif tipe NHT. Sedangkan perbedaan dengan penelitian pertama terletak pada metode penelitian yang digunakan.
Pada penelitian Siska (2011) metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan pada penelitian ini metode yang digunakan adalah quasi eksperimen.Selanjutnya perbedaan yang terdapat pada penelitian Eri (2008) dengan penelitian ini
30
adalah subjek penelitian nya pada penelitian tersebut yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa SMP , sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah siswa SD.
D. Kerangka Berpikir Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan cara pembelajaran ini sisawa lebih termotivasi untuk mencapai tujuaanya, biasanya tujuannya disini adalah hasil belajar. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang optimal. Maka mau tidak mau siswa menciptakan lingkungan yang kondusif agar kerja sama dirasakan lebih mudah.
Kondisi lingkungan ini juga memicu pengaruh proses dan hasil
belajar. Salah satu pembelajaran kooperatif adalah tipe NHT dengan pembelajaran NHT ini siswa diberikan kesempatan untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat, selain itu metode ini mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama mereka, dan meningkatkan kesiapan dalam menerima pembelajaran. Sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi, harga diri, dan hasil belajarnya. Dalam pembelajaran NHT terdapat 4 tahapan yaitu numbering, questioning, head together, dan answering. Pada tahap numbering guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang dan memberi nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Pemberian nomor pada siswa dalam suatu kelompok disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelompok tersebut. Pada tahap questioning guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,
31
pertanyaan bervariasi dari yang spesifik hingga yang bersifat umum. Pada tahap head together Siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap anggota dalam timnya telah mengetahui jawaban tersebut. Pada tahap answerig guru memanggil satu nomor tertentu kemudian siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa dalam kelas itu. Berdasarkan
pernyataan
tersebut
diatas
ada
kaiatan
antara
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan hasil belajar matematika. Karena membuat siswa lebih siap, pengetahuan bertambah dengan tahap questioning dan answering, kemampuan pemahaman siswa bertambah saat tahap head together dan keampuan penerapan siswa dapat tercapai dengan langkah langkah pembelajaran NHT . Dengan demikian di duga, pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mempengarui hasil belajar matematika. Numbering Questioning NHT
Hasil Belajar
Head Together Answering Gambar 2.1 Kerangka berpikir
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan kerangka berpikir tersebut. Maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibanding dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 12 Pamulang kelas III
pada mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian dilakuka npada semester genap (II) di mulai pada bulan Januari 2014 sampai bulan Februari 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu) dimana tidak mungkin mengadakan control atau manipulasi semua variable yang relevan. Desain penelitian yang digunakan adalah post test control group design. Dalam desain ini, kedua kelompok yang akan diberiperlakuan dengan pembelajaran yang berbeda. Setelah pembelajaran berakhir diberi test akhir (post test) menggunakan instrument test. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 RancanganPenelitian Kelompok
Perlakuan
Posstest
Eksperimen
XE
T
Kontrol
XK
T
Keterangan : T
: Tes Akhir (posttest)
XE
: Perlakuan pada kelompok dengan menggunakan teknik
Numbered Heads Together XK
:Perlakuan
pada kelompok dengan menggunakan pembelajaran
konvensional Setelah memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen diajarkan dengan menggunakan
31
32
model kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional. Maka diberikan tes akhir dengan soal yang sama kemudian hasil tes kedua kelompok tersebut dianalisis. Dengan demikian dari tes hasil belajar dapat dibuktikan apakah hasil belajar matematika kelompok eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar matematika kelompok kontrol.
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian.1 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. variable bebas (X) dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). 2. Variabel Terikat (Y) Variable terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. D. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau.2 1. Populasi Target Populasi target adalah populasi yang direncanakan dalam penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, Agustus 2006), Cet. Ke-13, hal. 96-97 2 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rodakarya, 2010), cet. Ke-6 hal 251
33
Muhammadiyah 12 Pamulang pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. 2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah yang dapat ditemui. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III sebanyak dua kelas. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling, yaitu teknik memilih sampel kelas secara acak.4 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas dari empat kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas 3 Jarnawi Hadikusumo dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol sebanyak 30 orang adalah kelas 3 Sutan Mansyur dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian, digunakan teknik tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalaran.5 Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif. Tes ini akan diberikan kepada siswa yang telah selesai mempelajari suatu materi atau satu pokok bahasan yang sudah diberi perlakuan. Bentuk soal tes dalam penelitian ini adalah tes uraian terbatas dimana setiap soal memiliki nilai perhitungan yang berbeda sesuai dengan tingkat kesukarannya.
3
Ibid 251 Ibid 253 5 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, hal. 53 4
34
Sedangkan dokumentasi yang digunakan adalah semua foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto tersebut digunakan untuk mendukung data dalam penelitian ini.
F. Instrumen Penelitian Instrumen
adalah
alat
pelaksanaan sesuatu.6 Instrumen
yang
berfungsi
untuk
mempermudah
penelitian digunakan untuk mengukur
kemampuan hasil belajar yaitu tes objektif dalam bentuk uraian terbatas sebanyak 15 soal terdiri dari 13 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid dan dibuang. Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif yang terdiri dari hasil post test hasil belajar matematika siswa. Tes yang diberikan sama pada kedua kelas yaitu materi pecahan. Adapun kisi-ki instrument tes pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi Post Test Hasil Belajar Matematika Siswa Tingkat Kemampuan Pengetahuan
Pemahaman
Penerapan
6
Ibid h. 46
Indikator
1. Membaca pecahan sederhana 2. Menulis lambang pecahan 3. Membilang pecahan sederhana 4. Menyajikan nilai pecahan dalam bentuk gambar 1. Membandingkan pecahan sederhana dengan garis bilangan dan cara lain 1. Memecahkan masalah yang melibatkan pecahan sederhana yang berkaitan dengan
Nomer butir soal 1, 2,3,5,6,7,8,9
Jumlah butir soal 8
4,10,14,15
4
11,12,13
3
35
kehidupan sehari-hari
Instrument yang digunakan haruslah diuji cobakan terlebih dahulu. Instrumen hasil belajar yang baik adalah instrument tes yang mempunyai 4 kriteria yaitu validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Uji Validitas Di dalam mengukur validitas perhatian ditunjukkan pada isi dan kegunaan instrument. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.7 Setelah diuji cobakan pada siswa ,instrument tes tersebut diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment memakai angka kasar (row-score). Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu: Rumus : ∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Y = Total skor X = Skor item yang dicari validitasnya N = Jumlah responden Setelah memperoleh
rxy,
maka langkah selanjutnya
pengujian validitas dengan membandingkan rxy dan rtabel product moment, terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya, dengan rumus: dk = n – 2. Dengan diperoleh dk, maka dapat dicari rtabel product moment pada taraf 5 %. Karena pengujiannya adalah 7
Sugiyono. OP. Cit h.121
36
rxy
rtabel , maka soal tersebut valid dan jika rxy
rtabel , maka soal
tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan validitas instrumen tes, maka dari 15 soal diperoleh 13 butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1,2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Sebanyak 2 butir soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, dan 5. Perhitungan lengkap lihat lampiran 6 halaman 96.
2. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur tingkat kesukaran. Untuk menghitung indeks kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut :8
P= Keterangan: P = indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran (IK) yang digunakan adalah :9 Tabel 3.3 Indeks kesukaran instrument tes P
Keterangan
0,00 < P ≤ 0,30
Soal kategori sulit
0,30 < P ≤ 0,70
Soal kategori sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Soal kategori mudah
8
Suharsimi, Arikunto, 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, h.208 9 Ibid h. 210
37
Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal, maka diperoleh 10 soal mudah, dan 3 soal sedang. Perhitungan lengkap lihat lampiran 9 halaman 99.
3. Uji Daya Pembeda Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya pembeda soal, digunakan rumus :10
Keterangan : DP = daya pembeda pada tiapsoal BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah PA =
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar PB =
= proporsi peserta kelompok bawah yang
menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:11 Tabel 3.4 Kriteria daya pembeda Daya pembeda soal 00,0 – 0,20
10 11
Ibid h.213 Ibid, h.218
Kriteria Jelek
38
0,20 – 0,40
Cukup
0,40 – 0,70
Baik
0,70 – 1,00
Baik sekali
Berdasarkan kriteria indeks daya pembeda soal, diperoleh 3 soal dengan kriteria baik sekali, soal baik, 8 soal dengan kriteria baik, 2 soal cukup, dan 2 soal jelek. Perhitungan lengkap lihat lampiran 8 halaman 97. 4. Uji Reliabilitas Tingkat reliabilitas suatu instrument menunjukkan berapa kali pun data itu diambil akan tetap sama. Reliabilitas juga menunjukkan adanya tingkat keterandalan suatu tes.12 Untuk mengetahui keajegan atau konsistensi tes yang digunakan sebagai instrumen, menggunakan rumus KR 20 yaitu :13
r11 = [
∑
][
]
Keterangan: r11 =koefesien reliabilitas tes K = banyaknya butir item valid 1 ∑
= bilangan konstanta = jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item = varians total
Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus: ∑
∑
Keterangan : n
= banyaknya sampel = frekuensi ke-i = skor butir ke-i
12 13
Ibid h. 90 Ibid h. 100-101
39
= nomer soal Adapun kriteria pengujiannya14: Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas soal Reliabititas
Kriteria
0,80 - 1,00
Sangat tinggi
0,60 – 0,80
Tinggi
0,40 – 0,60
Sedang
0,20 -0,40
Rendah
0,00 – 0,20
Sangat rendah
Perhitungan reabilitas dilakukan terhadap 13 soal yang valid. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai reabilitas sebesar 0,7855, maka instrumen tes tersebut dapat dikatakan mempunai tingkat reabilitas tinggi. Perhitungan lengkap lihat lampiran 10 pada halaman 101.
G. Tekhnik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata dengan uji-t karena varian populasi tidak diketahui, uji-t bisa dilakukan apabila dipenuhi normalitas, dan homogenitas varians.
1. Uji Prasyarat Analisis a) Uji normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut : 1) Tentukan rumusan hipotesis
14
Ibid 86
40
2) Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar 3) Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus : ̅
Zi = Keterangan : Zi
= Skor baku
Xi
= Skor data
̅ S
= Nilai rata-rata = Simpangan baku
4) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai zi berdasarkan tabel zi sebut saja f(zi) dengan aturan : Jika zi > 0 , maka f(zi) = 0.5 + nilai tabel Jika zi < 0 , maka f(zi) =1 – ( 0.5 + nilai tabel ) Atau dengan microsoft excel dengan fungsi =normsdist, kemudian dilanjutkan dengan kolom dari tiap zi.15 5) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2. Z3, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi dinyatakan dengan S(zi) maka : = 6) Hitung selisih F(
) dan s(
) kemudian tentukan nilai
mutlaknya 7) Ambil nilai maksimum dari nilai-nilai mutlak selisih tersebut 8) Berikan interpretasi .
dengan membandingkan dengan
adalah nilai yang diambildari tabel nilai kritis uji
liliefors. 9) Tentukan kriteria pengujiannya :
15
Jika
<
maka
diterima
Jika
>
maka
ditolak
Kadir,Sstatitiska: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Rosmata Sampurna, 2010) h.109
41
b) Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji fisher (F), dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1. Hipotesis =
=
=
≠
2. Bagi data menjadi dua kelompok 3. Cari masing-masing kelompok nilai simapangan bakunya 4. Tentukankan Fhitung dengan rumus; 1
= 2
F=
Dimana S² =
∑
∑
5. Tentukan kriteria pengujian: a. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. b. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
2. Uji Hipotesis Untuk hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus “T” test. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut; a. Menentukan hipotesis Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1
µ2
Keterangan : Ho = hipotesis nihil Ha = hipotesis alternative
42
µ1= hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT µ2 = hasil belajar dengan pembelajaran konvensional b. Menentukan α Tarafsignifikan yang digunakan adalah 0,05. c. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Kriterianya :thitung
ttabel , maka Ho ditolak. d. Menentukan thitung Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis digunakan rumus: ̅
Thitung =
̅
dengan sg = √
√
Keterangan: ̅ 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ 2 = rata-rata skor kelompok kontrol Sg = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) S² 1= S² 2
varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol e. Melakukan pengambilan kesimpulan Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya dinyatakan; thitungttabel , maka Ho ditolak.
H. Hipotesis Statistik
43
Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 µ2 Keterangan : Ho = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol (hipotesis nihil) Ha = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol (hipotesis alternative) µ1 = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT µ2 = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan dengan pembelajaran konvensional
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada sub bab ini dijelaskan gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan disini adalah data hasil posttest dari kedua kelas. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together Gambaran umum tentang data-data ini yang telah diperoleh meliputi nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, median, modus, dan standar deviasi. Deskripsi data dalam penelitian ini adalah menggunakan data nilai terbesar, nilai terkecil, rata-rata, distribusi frekuensi data, histogram dan poligon dari masing-masing kelas. Data dari masing-masing kelas akan diuraikan sebagai berikut :
1. Data Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Untuk penyajian data yang lebih jelas guna mengetahui hasil perhitungan rata-rata dan penyebaran data di kelas eksperimen, maka penulis memaparkan data statistik tes hasil belajar yang diperoleh 30 siswa pada kelas eksperimen, pada tabel berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen Statistik
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
65
Nilai Tertinggi
100
Banyak Sampel
30
Median (Me)
84,8
Modus (Mo)
85,6
44
45
Mean ( ̅ ) Varians (
82,46 108,579
)
Simpangan baku (s)
10,4
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kelas eksperimen mempunyai nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 100 dengan mean 82,46. Sedangkan median dari hasil tes tersebut adalah 84,8, modus dari hasil belajar tersebut adalah 85,6 dan simpangan baku 10,4. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
Nilai Interval 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 ∑
fi
f relatif
f k-
% fk-
fk+
%fk+
7 2 1 13 2 5 30
23,33333 6,666667 3,333333 43,33333 6,666667 16,66667 100
7 9 10 23 25 30
23,3 30 33,3 76,7 83,3 100
30 23 21 20 7 5
100 76,67 70 66,67 23,33 16,67
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen terdapat yang berjumlah 30 orang siswa dapat diinterpretasikan sebanyak 10 siswa atau 33,3 % yang memperoleh data di bawah interval ratarata. Sedangkan siswa yang memiliki nilai di atas interval rata-rata adalah 7 orang siswa atau 23,3% , dan siswa yang berada pada interval rata-rata adalah sebanyak 13 orang atau 43,3%.
46
Secara visual hasil belajar matematika kelas eksperimen tersebut dapat dilihat pada grafik histogram dan poligon berikut:
Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 65-70
71-76
77-82
83-88
89-94
95-100
Interval nilai Gambar 4.1 : Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen
2. Data Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol Untuk penyajian data yang lebih jelas guna mengetahui hasil perhitungan rata-rata dan penyebaran data di kelas kontrol, maka penulis memaparkan data statistik tes hasil belajar yang diperoleh 30 siswa pada kelas kontrol, pada tabel berikut:
47
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Kontrol
Statistik
Kelas Kontrol
Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi
95
Banyak Sampel
30
Median (Me)
73,3
Modus (Mo)
78,5
Mean ( ̅ )
74,56
Varians (
)
Simpangan baku
98,34 9,916
(s) Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil tes kelas kontrol mempunyai nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95 dengan mean 74,56. Sedangkan median hasil tes tersebut adalah 73,3, sedangkan modus pada data tersebut adalah 78,5 dan simpangan baku 9,916. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut :
48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Nilai Interval 60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95 ∑
fi
f relatif
f k-
% fk-
fk+
%fk+
9 2 8 6 2 3 30
30 6,666667 26,66667 20 6,666667 10 100
9 11 19 25 27 30
30 36,66667 63,33333 83,33333 90 100
30 21 19 11 5 3
100 70 63,33333 36,66667 16,66667 10
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol terdapat yang berjumlah 30 orang siswa dapat diinterpretasikan terdapat 11 siswa atau 36,67 % yang memperoleh nilai dibawah interval rata-rata. Sedangkan siswa yang memiliki nilai di atas interval rata-rata adalah 11 orang siswa atau 36,67% , dan siswa yang berada pada interval rata-rata adalah sebanyak 8 orang atau 26,7 %. Gambaran visual distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen tersebut dapat dilihat pada grafik histogram dan poligon berikut:
49
Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol 10 9 8
Frekuensi
7 6 5 4 3 2 1 0 60-65
66-71
72-77
78-83
84-89
90-95
Interval Nilai Gambar 4.2 : Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol
A. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis terlebih dahulu terhadap data hasil penelitisn. Uji prasyarat analisis yang perlu dipenuhi adalah :
1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dipakai adalah uji Liliefors. Dari hasil pengujian kelompok eksperimen diperoleh hasil uji kritis Liliefors didapat harga
= 0,13554. Dari tabel harga untuk n = 30 pada taraf signifikansi
50
α = 0,05 adalah 0,161. Sedangkan kelompok kontrol diperoleh hasil = 0,11042 dan didapat harga
untuk n = 30 pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah 0,161. Karena kurang dari
pada kedua kelompok
, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari sampel
yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Dengan Uji Liliefors Kelompok
Sampel
Kesimpulan
Eksperimen
30
0,13554
0,161
Terima
Kontrol
30
0,11042
0,161
Terima
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh nilai varians. sehingga diperoleh nilai
=1,104 pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk dk
pembilang = 29 dan dk penyebut = 29, dengan menggunakan microsoft excel melalui fungsi FINV(0,05;29;29) didapat lebih kecil dari keputusan uji bahwa
=1,86 berati
, sehingga dengan demikian diperoleh
diterima, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa berasal dari populasi yang homogen. Perbandingan varians kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
51
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas
Db
Varians
Eksperimen
29
108,57
Kontrol
29
98,34
Kesimpulan
α(0,05) 1,104
1,861
Ho diterima
3. Pengujian hipotesis Setelah uji prasyarat, maka kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh rata-rata untuk kelas eksperimen ̅ = 82,7 dengan varians
= 108,57 dan kelompok kontrol diperoleh ̅ = 74,56
dengan varians
= 98,34.
Nilai α yang dipilih adalah 0,05. Pengujian yang digunakan adalah uji satu arah dengan db = 58. Dengan melihat tabel t didapat nilai 2,001. Kriteria pengujian adalah terima jika
>
<
dan terima
. Dari hasil analisis data dngan menggunakn
statistik uji-t, diperoleh harga (
jika
berada di daerah penolakan
= 2,886. Karena ) maka
> ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
52
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kelompok
Sampel
Eksperimen
30
Kontrol
30
Kesimpulan 2,886
2,001
Tolak
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata kelas eksperimen 82,46 dan nilai rata-rata kelas kontrol 74,56. Sedangkan dari hasil pengujian
hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa daerah diluar daerah penerimaan demikian hipotesis alternatif (
atau dengan kata lain
berada pada ditolak. Dengan
) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siwa. Terjadinya pengaruh pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh karakteristik pembelajaran kooperatif itu sendiri dimana dalam pembelajarannya siswa belajar secara tim. Dengan belajar secara tim dapat memudahkan siswa dalam pembagian tugas, memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya. Pembelajaran kooperatif tipe NHT didasarkan pada manajemen kooperatif. Dengan manajemen kooperatif siswa dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang
lebih bukan hanya pada diri sendiri namun juga untuk kelompoknya. Dengan tanggung jawab ini setiap siswa saling bantu untuk mencapai tujuan pelajaran, dengan cara belajar seperti ini siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan
53
hasil belajarnya. Kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerjasama dengan kemauan dan keterampilan bekerjasama siswa mempraktikkan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran kelompok sehingga siswa mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Selain itu, siswa menjadi lebih siap dalam menerima pembelajaran karena guru menunjuk siswa berdasarkan pembagian nomer diri masing-masing siswa secara acak sehingga dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. Tahapan pembelajaran pada kelas eksperimen secara ringkas yaitu : 1) guru menjelaskan materi pembelajaran. 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 4 atau 5 orang dan memberi nomor sehingga tiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Pemberian nomor pada siswa dalam suatu kelompok disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelompok tersebut, 3) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa; berupa Lembar Kerja Siswa, 4) Siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap anggota dalam timnya telah mengetahui jawaban tersebut 5) Guru memanggil satu nomor tertentu kemudian siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa dalam kelas itu. 6) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang anggotanya yang menjawab benar pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tahapan pembelajaran tersebut memberikan dampak pada kesiapan siswa dalam menerima materi, sehingga dapat memberi pengaruh terhadap hasil belajar. Berbeda dengan kelompok kontrol yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional, yaitu tanpa pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dilakukan cenderung satu arah yaitu hanya berpusat pada guru. Guru menjelaskan kemudian siswa mencatat dan kemudian siswa menjawab soal di
54
LKS. Sehingga dari data yang diperoleh terlihat perbedaannya, walaupun ada beberapa siswa yang memahami materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena mereka belajar hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa bereksplorasi lebih lanjut, sehingga pembelajaran menjadi menjemukan, tidak menarik, dan tidak menyenangkan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, menunjukkan bahwa kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil belajar matematika yang berbeda. Yaitu pada kelas eksperimen jelas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika siswa.
C. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kendati demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya: 1. Kondisi siswa yang merasa tegang pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT , karena siswa belum terbiasa. 2. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengalokasian waktu yang baik.
BAB V KESEMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang nilainya lebih dominan pada kelas eksperimen adalah hasil belajar tipe C1 dengan presentase sebesar 91,87%, sedangkan hasil belajar tipe C2 sebesar 73,33%, dan hasil belajar tipe C3 sebesear 63,33%. Pada kelas kontrol hasil belajar yang dominan adalah hasil belajar tipe C1 dengan presentase 93,12% hasil belajar tipe C2 52,2 % dan hasil belajar pada tipe C3 sebesar 55%. Secara umum hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 82,56 dan kelas kontrol 74,56. Hal ini berarti ada perbedaan antara hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dan hasil belajar matematika siswa di kelas kontrol. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar mengajar yang terjadi selama penelitian, mka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam proses belajar
mengajar, untuk memperoleh hasil belajar
matematika yang maksimal khususnya pada siswa sekolah dasar guru hendaknya dapat menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat membangun keaktifan dan motivasi siswa. 2. Guru dapat menggunkan pembelajaran kooperatif
tipe NHT saat
mengajarkan materi pecahan sehingga mempermudah dan membantu siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran.
56
57
3. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT nilai ratarata siswa lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan alternatif dalam proses KBM. 4. Saat belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT hendaknya guru telah mempersiapkan manajemen waktu yang matang .
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. ________________. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Depertemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2008. Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Isjoni.
Cooperative Learning Mengembangkan Berkelompok, Bandung: Alfabeta, 2013.
Kemampuan
Belajar
Kadir. Statitiska: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosmata Sampurna, 2010. Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT. Grasindo, 2010. M. Ibrahim, dkk. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000. Mullis, Ina V. S., dkk. TIMSS 2011, International Mathematics Report, Boston: TIMSS & Pirls International Study Center, 2011. Munadi, Yudi. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), Jakarta: Gaung Persada Press, 2002. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda, 2006. _______________. Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Rusman. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Sanjaya, Wina. Perencanaan Pembelajaran dan Desain System Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.
58
59
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara, 2010. Slavin, Robert E. Cooperative learning: theory reserch and practice, Terj. Nurlita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2005. Soedjadi, R. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstansi Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006. Sudjana, Nana. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D , Bandung: Alfabeta, 2012. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana, 2013. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2010. Syaodih, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. _____________. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif-Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2009. Widayanti, Esti Yuli. Pembelajaran Matematika MI, Malang; Lapis PGMI, 2009. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT. Grasindo, 1991. Zulfiani,dkk. Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
60
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 30 menit
Pertemuan ke
: 1 (satu)
1. Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 2. Kompetensi Dasar : Mengenal pecahan sederhana 3. Indikator : a. Membaca pecahan sederhana b. Menulis lambang pecahan 4. Tujuan Pembelajaran : Melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT siswa mampu: a. Membaca pecahan sederhana b. Menulis lambang pecahan 5. Materi Pembelajaran : Pecahan 6. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok (kooperatif) 7. Tekhnik
:
Numbered Heads Together (NHT) 8. Media Pembelajaran : Gambar Pecahan 9. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Guru Kegiatan Awal
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Religious, Rasa
- Guru memberikan salam pembuka
- Siswa menjawab salam
ingin tahu, Cinta
- Guru dan siswa berdoa bersama
- Siswa dan guru berdoa bersama
ilmu
- Guru mengabsen siswa
- Siswa meyatakan kehadirannya
- Guru melakukan apersepsi dengan
- Siswa melakukan apersepsi
61
bertanya siapayang tahu pecahan ?
- Siswa minyimak apa yang akan
- Guru menyampaikan yang akan
di pelajari yang disampaikan guru
dipelajari yaitu “Pecahan” Kegiatan Inti 1. Eksplorasi - Guru mengarahkan perhatian
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi
Rasa ingin tahu
- Siswa memperhatikan
Cinta ilmu
siswa dengan menyediakan roti
penjelasan guru Siswa
- Kemudian guru meminta
menyimak apa yang
perwakilan siswa untuk membagi
disampaikan guru
roti tersebut menjadi 2 bagian yang
- Siswa yang berani, maju ke
sama besar. Lalu guru membagi
depan untuk membagi roti
potongan roti tersebut kepada 2
menjadi 2 bagian yang sama
orang
besar
- Guru bertanya: “jadi tiap orang ini mendapatkan berapa bagian?” - Guru memberi penguatan bahwa
Kritis
- Siswa menjawab pertanyaan guru
Komunikatif Cinta ilmu Berani
- Siswa memperhatikan
1 roti yang telah dibagi sama
penguatan yang diberikan
menjadi 2 bagian itu dinamakan
guru
pecahan. Dan jika roti tersebut dibagi kepada 2 orang, maka masing-masing orang akan mendapatkan 1 dari 2 bagian. Dan konsep ini dinamakan pecahan 1/2 2. Elaborasi
2. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam
- Siswa membuat kelompok
beberapa kelompok
- Siswa menerima nomer diri
-Membagikan nomer diri siswa di
- Siswa menerima hvs dan
masing masing kelompok - Guru membagikan hvs dan LKS
LKS - Berfikir bersama
pada setiap kelompok
mengerjakan LKS dan
Meminta setiap kelompok
memastikan setiap anggota
Rasa ingin tahu
mengerjakan LKS yang diberikan
dalam kelompoknya
Komunikatif
-Meminta siswa mengumpulkan
mengetahui jawaban setiap
Cinta ilmu
62
jawaban diskusi -Guru menyebutkan satu nomer yang
butir soal - Setiap siswa dengan nomer
berlaku untuk setiap kelompok untuk
sama dalam setiap kelompok
menjelaskan setiap nomer yang
yang ditunjuk guru menjawab
dikerjakan dalam LKS di depan kelas.
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Konfirmasi
3. Konfirmasi
-Guru dan siswa bersama-sama
-
Siswa menanggapi umpan
menyimpulkan materi pembelajaran
balik dengan menjawab
-Guru memberikan reward kepada
pertanyaan-pertanyaan
kelompok terbaik
yang diajukan guru
-Guru memberikan kesempatan
-
Siswa menanyakan tentang
kepada siswa untuk menanyakan hal
hal yang belum di
yang belum dimengerti
mengerti
Kegiatan Penutup -
Guru memberikan umpan balik
-
Memberikan pengayaan atau tindak lanjut berupa PR
Kegiatan Penutup -
-
Rasa ingin tahu
Siswa menanggapi umpan
Cinta ilmu
balik yang diberikan guru
Religious
Menulis PR
10. Sumber Belajar : Dunia Matematika untuk kelas 3, penerbit Platinum, Tahun terbit : 2012 Tanggerang, Mengetahui, Guru Kelas 3 Hamka
Peneliti
Eden Chusnul, S.St
Husnul Rizqi
NIP.
NIM: 109018300106
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 30 menit
Pertemuan ke
: 1 (satu)
1. Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 2. Kompetensi Dasar : Mengenal pecahan sederhana 3. Indikator : a. Membaca pecahan sederhana b. Menulis lambang pecahan 4. Tujuan Pembelajaran : Melalui ceramah siswa mampu : a. Membaca pecahan sederhana b. Menulis lambang pecahan 5. Materi Pembelajaran : Pecahan 6. Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab 7. Media Pembelajaran : Gambar Pecahan 8. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Kegiatan Awal
Religious
-Guru memberikan salam pembuka
-Siswa menjawab salam
Rasa ingin
-Guru dan siswa berdoa bersama
-Siswa dan guru berdoa bersama
tahu
-Guru mengabsen siswa
-Siswa meyatakan kehadirannya
Cinta ilmu
-Guru melakukan apersepsi dengan
- Siswa melakukan apersepsi
bertanya siapayang tahu pecahan ?
- Siswa minyimak apa yang akan di
64
-Guru menyampaikan yang akan
pelajari yang disampaikan guru
dipelajari yaitu “Pecahan” Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
1. Eksplorasi
- Guru mengarahkan perhatian
- Siswa menyimak penjelasan guru
Rasa ingin
siswa dengan menyediakan roti
dan mengklasifikasikan gambar yag
tahu
- Kemudian guru meminta
dibuat
Cinta ilmu
perwakilan siswa untuk membagi
- Siswa menyimak apa yang
Kritis
roti tersebut menjadi 2 bagian yang disampaikan guru sama besar. Lalu guru membagi
2. Elaborasi
potongan roti tersebut kepada 2
- Siswa mengerjakan LKS
orang - Guru bertanya: “jadi tiap orang
3.Konfirmasi
Komunikatif
ini mendapatkan berapa bagian?”
- Memeriksa bersama jawaban LKS
Cinta ilmu
- Guru memberi penguatan bahwa
- Siswa menanggapi umpan balik
Berani
1 roti yang telah dibagi sama
dengan menjawab pertanyaan-
Rasa ingin
menjadi 2 bagian itu dinamakan
pertanyaan yang diajukan guru
tahu
pecahan. Dan jika roti tersebut
- Siswa menanyakan tentang hal
Komunikatif
dibagi kepada 2 orang, maka
yang belum di mengerti
Cinta ilmu
masing-masing orang akan mendapatkan 1 dari 2 bagian. Dan konsep ini dinamakan pecahan 1/2
2. Elaborasi - Guru meminta siswa mengerjakan LKS
3. Konfirmasi - Guru dan siswa bersama-sama memeriksa jawaban di LKS dan menyimpulkan materi pembelajaran - Guru memberikan kesempatan
65
kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dimengerti Kegiatan Penutup -
Guru memberikan umpan balik
-
Memberikan pengayaan atau tindak lanjut berupa PR
Kegiatan Penutup -
-
Rasa ingin
Siswa menanggapi umpan balik
tahu
yang diberikan guru
Cinta ilmu
Menulis PR
9. Sumber Belajar : Dunia Matematika untuk kelas 3, penerbit Platinum, Tahun terbit : 2012 Tanggerang, Mengetahui, Guru Kelas 3 Jarha
Peneliti
Robiah Adawiyah,S.Pd NIP.
Husnul Rizqi NIM : 109018300106
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 30 menit
Pertemuan ke
: 2 ( dua )
1. Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 2. Kompetensi Dasar : Mengenal pecahan sederhana 3. Indikator : a. Menulis pecahan sederhana b. Membilang pecahan sederhana 4. Tujuan Pembelajaran : Melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT siswa mampu: a. Menulis pecahan sederhana b. Membilang pecahan sederhana 5. Materi Pembelajaran : Pecahan 6. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok (kooperatif) 7. Tekhnik: Numbered Heads Together (NHT) 8. Media Pembelajaran : Gambar Pecahan 9. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Guru Kegiatan Awal
Kegiatan Siswa Kegiatan Awal
Nilai Karakter Religious
- Guru memberikan salam pembuka - Siswa menjawab salam
Rasa ingin tahu
- Guru dan siswa berdoa bersama
- Siswa dan guru berdoa bersama
Cinta ilmu
- Guru mengabsen siswa
- Siswa meyatakan kehadirannya
67
- Guru melakukan apersepsi dengan - Siswa melakukan apersepsi menuliskan lambang pecahan dan
- Siswa minyimak apa yang akan di
meminta siswa membaca lambang
pelajari yang disampaikan guru
tersebut - Guru menyampaikan yang akan dipelajari yaitu “membilang pecahan” Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
1.Eksplorasi
1.Eksplorasi
- Guru mengarahkan perhatian
- Siswa memperhatikan penjelasan
Rasa ingin tahu
siswa dengan menggambar bangun
guru
Cinta ilmu
pecahan
- Siswa maju ke depan untuk
Kritis
- Kemudian guru meminta salah
membaca bilangan pecahan
seorang siswa untuk membaca
- Siswa menyimak penguatan materi
bilangan pecahan
yang disampaikan guru
- Guru memberikan penguatan bagaimana cara membaca lambang pecahan yang benar
2. Elaborasi
2. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam
- Siswa membuat kelompok
Komunikatif
beberapa kelompok
- Siswa menerima nomer diri
Cinta ilmu
-Membagikan nomer diri siswa di
- Siswa menerima hvs dan LKS
Berani
masing masing kelompok
- Berfikir bersama mengerjakan
- Guru membagikan hvs dan LKS
LKS dan memastikan setiap
pada setiap kelompok
anggota dalam kelompoknya
Meminta setiap kelompok
mengetahui jawaban setiap butir
mengerjakan LKS yang diberikan
soal
-Meminta siswa mengumpulkan
- Setiap siswa dengan nomer sama
jawaban diskusi
dalam setiap kelompok yang
-Guru menyebutkan satu nomer
ditunjuk guru menjawab
yang berlaku untuk setiap
pertanyaan yang diajukan guru.
kelompok untuk menjelaskan setiap
68
nomer yang dikerjakan dalam LKS di depan kelas 3.Konfirmasi
3.Konfirmasi
- Guru dan siswa bersama-sama
- Siswa menanggapi umpan balik
Rasa ingin tahu
menyimpulkan materi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan-
Komunikatif
- Guru memberikan reward kepada
pertanyaan yang diajukan guru
Cinta ilmu
kelompok terbaik
- Siswa menanyakan tentang hal
- Guru memberikan kesempatan
yang belum di mengerti
kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dimengerti Kegiatan Penutup
Kegiatan Penutup
Rasa ingin tahu
- Guru memberikan umpan balik
-
Cinta ilmu
- Memberikan pengayaan atau tindak lanjut berupa PR
Siswa menanggapi umpan balik yang diberikan guru
-
Menulis PR
10. Sumber Belajar : Dunia Matematika untuk kelas 3, penerbit Platinum, Tahun terbit : 2012 Tanggerang, Mengetahui, Guru Kelas 3 Hamka
Peneliti
Eden Chusnul, S.St
Husnul Rizqi
NIP.
NIM: 109018300106
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 2 X 30 menit
Pertemuan ke
: 2 ( dua )
1. Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah 2. Kompetensi Dasar : Mengenal pecahan sederhana 3. Indikator : a. Menulis pecahan sederhana b. Membilang pecahan sederhana 4. Tujuan Pembelajaran : Melalui ceramah siswa mampu : a. Menulis pecahan sederhana b. Membilang pecahan sederhana 5. Materi Pembelajaran : Pecahan 6. Metode Pembelajaran : Ceramah 7. Media Pembelajaran : Gambar Pecahan 8. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kegiatan Awal
Kegiatan Awal
Religious
- Guru memberikan salam pembuka
- Siswa menjawab salam
Rasa ingin tahu
- Guru dan siswa berdoa bersama
- Siswa dan guru berdoa
Cinta ilmu
- Guru mengabsen siswa - Guru melakukan apersepsi dengan menuliskan lambang pecahan dan meminta siswa membaca lambang
bersama - Siswa meyatakan kehadirannya - Siswa melakukan apersepsi
70
tersebut - Guru menyampaikan yang akan dipelajari yaitu “membilang
- Siswa minyimak apa yang akan di pelajari yang disampaikan guru
pecahan” Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
1. Eksplorasi
- Guru mengarahkan perhatian siswa
- Siswa memperhatikan
Rasa ingin tahu
dengan menggambar bangun pecahan
penjelasan guru
Cinta ilmu
- Kemudian guru meminta salah
- Siswa maju ke depan untuk
Kritis
seorang siswa untuk membaca
membaca bilangan pecahan
Komunikatif
bilangan pecahan
- Siswa menyimak penguatan
Cinta ilmu
- Guru memberikan penguatan
materi yang disampaikan guru
Berani
2. Elaborasi
Rasa ingin tahu
bagaimana cara membaca lambang pecahan yang benar 2. Elaborasi - Guru meminta siswa mengerjakan
- Siswa mengerjakan LKS
LKS
Komunikatif Cinta ilmu
3.Konfirmasi
3.Konfirmasi
- Guru dan siswa bersama-sama
- Siswa menanggapi umpan balik
menyimpulkan materi pembelajaran
dengan menjawab pertanyaan-
- Guru memberikan kesempatan
pertanyaan yang diajukan guru
kepada siswa untuk menanyakan hal
- Siswa menanyakan tentang hal
yang belum dimengerti
yang belum di mengerti
Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup - Guru memberikan umpan balik - Siswa menanggapi umpan - Memberikan pengayaan atau tindak balik yang diberikan guru lanjut berupa PR - Menulis PR 9. Sumber Belajar : Dunia Matematika untuk kelas 3, penerbit Platinum, Tahun terbit : 2012 Tanggerang, Mengetahui, Guru Kelas 3 Jarha Peneliti
Robiah Adawiyah,S.Pd
Husnul Rizqi
NIP.
NIM : 109018300106
Rasa ingin tahu Cinta ilmu
80 Kelompok : Anggota :
Lampiran 2 LEMBAR KERJA SISWA
81
Ayo berlatih Petunjuk : Nyatakanlah daerah yang diberi warna dengan pecahan yang sesuai dan tuliskan cara membacanya seperti contoh ! Contoh : No
Gambar
Ditulis
1.
Dibaca Satu per dua
Lembar Kegiatan 1 No. 1.
2. 3.
4.
5.
Gambar
Ditulis
Dibaca
82
Ayo Berlatih
83
Kelompok : Anggota :
LEMBAR KERJA SISWA
Ayo berlatih Petunjuk : Isilah dengan tepat !
1.
luas daerah yang diarsir disaping adalah … Pembilangnya … , penyebutnya …
84
luas daerah yang diarsir disaping adalah …
2.
Pembilangnya … , penyebutnya …
luas daerah yang diarsir disaping adalah …
3.
Pembilangnya … , penyebutnya … 4.
penyebutnya adalah ….
5.
pembilangnya adalah
6.
pembilangnya adalah …. penyebutnya adalah ….
7. Tiga per enam ditulis …. 8. Enam per dua ditulis …. 9. 10.
pembilangnya … penyebutnya …. penyebutnya …
85
Kelompok : Anggota :
LEMBAR KERJA SISWA
Arsirlah bagian untuk menunjukkan pecahan yang tertulis di bawahnya!
86
Nyatakan setiap pecahan berikut dengan gambar! Kemudian, tentukan pembilang dan penyebutnya dengan benar!
87
Kelompok : Anggota :
LEMBAR KERJA SISWA
88
Ayo Berlatih
89
Kelompok : Anggota :
LEMBAR KERJA SISWA
90
Ayo berlatih91 1. Ibu mempunyai satu buah durian. Seperempatnya diberikan kepada Mia Sisanya diberikan kepada Roni. a. Berapa bagiankah durian yang diterima Mia dan Roni? b. Siapakah yang menerima bagian durian paling besar? 2. Bibi membagikan bagian roti kepada Wiwin. Sedangkan
bagiannya kepada
Tomas. Siapakah yang menerima bagian roti paling sedikit? 3. Rian memiliki
bagian roti, Rama memiliki
bagian roti. Siapakah yang
memiliki bagian roti terbesar? 4. Ibu membeli kg Ikan. Ayah membeli kg ikan. Ikan siapakah yang membeli ikan lebih banyak ? 5. Diana mempunyai
ons bawang merah, dan
ons gula. Manakah yang lebih
ringan, bawang merah atau gula ? 6. Ibu membeli 8 buah pisang. 2 pisang telah dimakan. Berapa bagiankah pisang yang belum dimakan? 7. Nanda mempunyai tongkat panjangnya
meter. Tina mempunyai tongkat
panjangnya meter. Bandingkan tongkat siapa yang lebih panjang! 8. Ibu menyiapkan satu baskom adonan kue. Adonan kue tersebut akan
dibagi menjadi 3 warna, yaitu putih, coklat, dan hijau. Berapa bagiankah adonan kue untuk tiap-tiap warna? 9. Siska membeli tepung terigu kg. Wanda membeli tepung terigu kg. Tepung terigu siapakah yang lebih berat? 10. Bu robi mempunyai satu buah melon. Melon itu dibagikan kepada kedua anaknya sama besar. Berapa bagian yang diterima tiap anak?
92
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: 3 (Tiga)/ II (Dua)
Waktu
: 60 Menit
SK
: Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
KD
: Mengenal pecahan sederhana
No
Tingkat
Indikator
Nomer butir
Jumlah butir
soal
soal
7, 9
2
Menulis lambang pecahan .
3
1
Membilang pecahan sederhana
6
1
1,2,5,8
4
4,10
2
15
1
11,12,13,14
4
kemampuan Membaca pecahan sederhana.
1.
Pengetahuan
. Menyajikan nilai pecahan sederhana dalam bentuk gambar. Membandingkan nilai pecahan sederhana .
2.
Pemahaman
Membandingkan nilai pecahan sederhana dengan garis bilangan.
3.
Penerapan
Memecahkan masalah yang melibatkan pecahan sederhana berkaitan dengan kehidupn sehari-hari. Jumlah
15
93
Lampiran 4
94
Lampiran 5 INSTRUMEN POST TEST 1. a
Pecahan berapakah yang ditunjukkan oleh gambar di samping?
2. Gambarlah pecahan yang menunjukkan ! 3. Tulislah lambang bilangan dua per tiga, empat per lima, dan tiga per enam ! 4.
yang merupakan pembilang dan penyebut adalah ?
5.
dibaca ? 6. A
Arsir atau berilah warna gambar di samping ini sehingga menunjukkan pecahan !
dibaca ? 8. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tanda >, <, atau = !
.... 9. Diana mempunyai tali sepanjang meter , Fadli mempunyai tali sepanjang meter. Tali siapakah yang lebih panjang ? 10. Santi memiliki sebuah roti. Roti itu ia potong menjadi dua bagian, Diana mendapatkan Tika mendapatkan bagian. Siapakah yang mendapatkan bagian roti terbanyak ? 11. Ayah mempunyai sepotong bambu. Bambu tersebut dibagi 4 bagian sama panjang. Berapa pecahan yang dinyatakan tiap bagian bambu? 12. dan manakah yang lebih besar nilainya ? 13.
95
Lampiran 6 SKOR PENILAIAN HASIL BELAJAR NO
Nomer butir soal
Aspek yang dinilai
Skor
1
1
jawaban benar
2
2
2
jawaban benar
2
3
3
jawaban benar
2
4
4
jawaban benar
2
5
5
jawaban benar
2
6
6
jawaban benar
2
7
7
jawaban benar
2
8
8
jawaban benar
2
9
9
jawaban benar
3
10
10
jawaban benar
3
11
11
jawaban benar
3
12
12
jawaban benar
2
13
13
jawaban benar
2 29
Total Skor
Pedoman Penskoran =
x 100 = skor siswa
96
Lampiran 7
No
Subjek
1 2
Rekapitulasi validitas Uji Coba Post Test Hasil Belajar Matematika Nomer Butir Soal
y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
s1
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
3
3
0
2
28
s2
0
0
2
2
0
2
2
2
2
0
0
3
0
0
2
17
3
s3
2
0
2
2
2
2
2
2
0
0
0
0
0
2
2
18
4
s4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
33
5
s5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
3
3
0
2
28
6
s6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
3
3
2
2
30
7
s7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
3
0
0
2
25
8
s8
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
9
s9
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
33
10
s10
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
3
3
0
2
26
11
s11
2
2
2
2
0
0
2
2
2
2
3
3
0
2
2
26
12
s12
2
2
2
2
2
1
2
2
2
0
0
3
3
2
2
27
13
s13
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
1
0
3
2
1
25
14
s14
2
2
2
2
2
2
2
0
2
0
0
3
0
0
2
21
15
s15
2
2
2
2
0
2
2
2
2
0
0
3
3
0
2
24
16
s16
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
3
1
0
2
24
17
s17
2
2
2
2
2
0
2
2
2
0
0
0
3
0
2
21
18
s18
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
3
2
0
25
19
s19
2
2
2
2
0
0
2
2
2
0
3
0
3
2
1
23
20
s20
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
33
21
s21
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
0
0
2
27
22
s22
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
33
23
s23
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
0
0
0
0
0
18
24
s24
0
2
2
2
2
0
2
2
0
2
0
3
3
0
0
20
25
s25
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
3
3
3
2
0
29
26
s26
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
33
27
s27 jumlah
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
3
0
3
2
2
28
48
48
52
46
37
52
50
48
34
32
57
55
28
42
679
0,647
0,68
0,661
50 0,060
0,175
0,41
0,66
0,57
0,63
0,57
0,61
0,506
0,59
0,52
0,46
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
r hitung r tabel validitas
0,381 valid
valid
valid
tidak valid
tidak valid
valid
valid
valid
93
Lampiran 4
INSTRUMEN POST TEST 1. a
Pecahan berapakah yang ditunjukkan oleh gambar di samping?
2. Gambarlah pecahan yang menunjukkan ! 3. Tulislah lambang bilangan dua per tiga, empat per lima, dan tiga per enam ! 4. ...
5.
Qqqqqq Nilai Pecahan yang di tunjukkan oleh gambar disamping adalah ....
6.
yang merupakan pembilang dan penyebut adalah ?
7.
dibaca ?
8.
Arsir atau berilah warna gambar di samping ini sehingga menunjukkan pecahan !
dibaca .... … 11. Diana mempunyai tali sepanjang meter , Fadli mempunyai tali sepanjang meter. Tali siapakah yang lebih panjang ? 12. Santi memiliki sebuah roti. Roti itu ia potong menjadi dua bagian, Diana mendapatkan Tika mendapatkan bagian. Siapakah yang mendapatkan bagian roti terbanyak ? 13. Ayah mempunyai sepotong bambu. Bambu tersebut dibagi 4 bagian sama panjang. Berapa pecahan yang dinyatakan tiap bagian bambu? 14. dan manakah yang lebih besar nilainya ? 15.
97
Lampiran 8
kelompok
kelompok atas
jumlah
kelompok bawah
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0 0 2 2 0 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0 0 0 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 0 2 2 2 2 2 2 2 2
4 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Post Test Siswa Nomer Soal 5 6 7 8 9 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 18 15 20 20 20 18 2 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 0 3 3 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0
11 3 3 3 3 3 0 3 2 0 3 23 0 0 0 0 0 0 3 0 0
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 0 3 0 0 3 0 0 3 3
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 27 0 0 0 0 3 3 3 0 1
14 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 18 0 0 2 0 0 0 2 0 0
15 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 18 0 2 2 0 0 2 1 2 2
98
jumlah
2 14
2 14
2 18
0 18
2 17
2 11
2 18
2 16
2 14
2 6
1 4
0 12
3 13
2 6
1 12
dp
0,6
0,6
0,2
0
0,1
0,4
0,2
0,4
0,8
0,6
0,6
0,4
0,6
1
0,7
baik sekali
baik sekali
kriteria
baik baik cukup jelek jelek Baik cukup baik
baik sekali
baik baik baik baik
99
Lampiran 9
No
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21 s22 s23
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rekapitulasi Indeks Kesukaran Soal Post Test Nomer Soal 6 7 8 9 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 0 2
11 3 3 3 3 3 0 2 3 0 3 0 0 1 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 3 0 3
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 1 0 3 3
14 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0
15 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 1 2 2 2 0
100
24 25 26 27 jumlah p keterangan
s24 s25 s26 s27
0 2 2 0 48 0,8889 mudah
0 0 2 0 48 0,8889 mudah
2 2 2 0 52 0,96 mudah
2 2 0 0 39 0,7 mudah
2 2 2 0 52 0,96 mudah
2 2 2 0 50 0,93 mudah
2 0 2 0 48 0,89 mudah
0 0 2 0 34 0,63 sedang
0 0 0 0 29 0,36 sedang
3 0 0 0 57 0,7037 mudah
0 0 0 0 58 0,716 mudah
0 2 0 0 26 0,48 sedang
2 2 0 0 42 0,778 mudah
101
Lampiran 10
Nilai 100 100 100 100 100 90 90 86 83 83 83 79 79 79 76 76 72 72 72 69
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rekapitulasi Reabilitas Soal Post Test 6 7 8 9 10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 0
11 3 3 3 3 3 0 2 3 0 3 0 0 1 2 0 0 0 0 3 0
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 3 3 1
14 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0
15 skor 2 29 2 29 2 29 2 29 2 29 2 26 2 26 0 25 2 24 2 24 2 24 2 23 1 23 2 23 2 22 2 22 2 21 0 21 1 21 2 20
102
62 59 55 52 48 48 0 jumlah jumlah ² si² jumlah si² st² r11 kriteria
2 2 2 3 2 0 2 0 0 3 0 0 2 18 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 3 0 2 17 0 2 2 0 2 2 0 2 0 3 3 0 0 16 0 0 2 2 2 2 2 0 0 3 0 0 2 15 2 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 14 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 48 52 40 52 50 48 34 29 57 58 26 42 584 2304 2304 2704 1600 2704 2500 2304 1156 841 3249 3364 676 1764 341056 0,4103 0,41 0,1481 0,875 0,1481 0,285 0,41 0,969 1,917 1,95 1,823 1,04 0,64 40,0883 11,023 40,088 0,7855 tinggi
103
Lampiran 11 Rekapitulasi nilai post test kelas eksperimen No
Subjek
1
Nomer Soal 1
2
3
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
s1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
s2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
s3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
s4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
5
s5
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
0
6
s6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
7
s7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
8
s8
2
2
2
0
2
2
2
2
3
3
3
2
0
9
s9
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
10
s10
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
3
2
2
11
s11
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
12
s12
2
2
2
1
2
2
2
1
1
3
3
2
2
13
s13
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
3
2
2
14
s14
2
2
0
1
1
2
2
2
3
3
3
2
2
15
s15
2
2
2
2
2
2
2
1
0
3
3
2
2
16
s16
2
2
2
2
2
2
2
0
2
3
2
2
2
17
s17
2
2
2
1
2
2
2
2
3
3
3
0
0
18
s18
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
19
s19
2
2
2
0
2
2
2
2
3
2
3
0
2
20
s20
2
2
2
2
0
1
0
1
3
3
3
1
2
skor 100 100 100 97 95 93 93 87 87 85 85 85 85 85 85 85 83 83 83 77
104
21
s21
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
3
2
0
22
s22
2
2
2
0
2
2
2
0
1
3
3
2
0
23
s23
0
2
2
2
2
2
2
2
3
2
0
2
0
24
s24
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
0
0
0
25
s25
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
0
26
s26
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
0
0
0
27
s27
2
2
2
2
2
2
2
2
3
0
0
0
0
28 29 30
s28
2
2
2
2
2
2
0
2
2
3
0
0
1
s29
2
2
2
2
2
2
2
0
2
0
0
2
1
s30
0
0
0
2
2
2
2
2
3
3
3
0
0
77 75 73 69 69 68 67 67 65 65
105
Lampiran 12 Rekapitulasi nilai post test kelas kontrol No
Subjek
1
Nomer Soal 1
2
3
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
s1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
2
2
2
s2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
3
s3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
0
4
s4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
0
0
5
s5
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
0
2
2
6
s6
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
7
s7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
8
s8
2
2
2
0
2
2
2
2
3
0
3
2
2
9
s9
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
10
s10
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
11
s11
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
0
2
2
12
s12
2
2
2
2
1
2
2
2
3
0
0
2
2
13
s13
2
2
2
2
2
2
2
2
1
0
3
0
2
14
s14
2
2
2
2
0
2
2
2
0
1
3
2
2
15
s15
2
0
2
2
2
2
2
0
0
3
3
2
2
16
s16
2
2
0
2
2
2
2
0
2
3
2
2
0
17
s17
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
0
0
0
18
s18
2
2
2
2
2
2
2
2
1
0
0
2
2
19
s19
2
2
2
0
2
2
2
2
3
2
3
0
2
20
s20
2
2
2
2
2
2
2
0
0
0
2
3
2
skor 95 95 93 85 85 83 83 83 83 83 79 77 77 75 75 73 73 73 83 70
106
21
s21
2
2
2
2
2
2
2
0
2
0
3
0
0
22
s22
2
2
2
0
2
2
2
0
1
3
3
0
0
23
s23
0
2
2
2
2
2
2
2
3
2
0
0
0
24
s24
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
0
0
0
25
s25
2
0
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
0
26
s26
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
0
0
27
s27
2
2
2
2
2
2
2
2
2
0
0
0
0
28 29 30
s28
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
0
0
0
s29
2
2
2
2
2
2
2
0
2
0
0
2
0
s30
0
2
2
2
2
2
2
2
3
0
0
0
0
67 65 65 65 63 63 63 61 61 60
107
Lampiran 13 Daftar Distribusi Nilai Kelas Eksperimen 1. Banyak Data
= 30
2. Distribusi Nilai =
65 65 67 67 68 69 69 73 75 77 83 83 83 83 85 85 85 85 85 85 85 87 87 93 93 95 97 100 100 100 3. Rentang (R)
= data terbesar – data terkecil
= 100 – 65 = 35 4. Banyak kelas (BK)
= 1 + 3.3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,48) = 1 + 4,87 = 5,87 (dibulatkan menjadi 6)
5. Panjang interval (i) = = = 5,9 (dibulatkan menjadi 6) 6. Mean = ̅= ∑
∑
=
= 82,7
7. Median = = 8. Modus =
+[
] x I = 82,5 +
x 6 = 84,80
108
+[
=
] x I = 82,5 + [
] 6 = 85,6
9. Varians = (∑
∑ (
)
(
=
)
) ( (
(
=
(
) )
) )
= = 108,579 10. Ragam = =√
∑
=√
(
(∑ (
)
)
) ( (
) )
=√ = 10,42
Nilai Interval 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 ∑
fi
f relatif 7 2 1 13 2 5 30
23,33333 6,666667 3,333333 43,33333 6,666667 16,66667 100
f k7 9 10 23 25 30
% fk23,3 30 33,3 76,7 83,3 100
fk+ 30 23 21 20 7 5
%fk+ 100 76,67 70 66,67 23,33 16,67
109
No.
Nilai Tes
1 2 3 4 5 6
65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
Batas Bawah
64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 94,4 Jumlah
Batas Atas
70,5 76,5 82,5 88,5 94,5 100,5
fi
fk
xi
7 2 1 13 2 5 30
7 9 10 23 25 30
67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5 495
Xi²
fixi
4556,3 473 223256,25 5402,3 147 21609 6320,3 79,5 6320,25 7310,3 1112 1235432,3 8372,3 183 33489 9506,3 488 237656,25 2481 6155361
Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 65-70
71-76
77-82
83-88
Interval nilai
(FiXi)²
89-94
95-100
FiXi²
31893,75 10804,5 6320,25 95033,25 16744,5 47531,25 208327,5
110
Lampiran 14 Daftar Distribusi Nilai Kelas Kotrol 1. Banyak Data
= 30
2. Distribusi Nilai =
60 61 61 63 63 63 65 65 65 67 70 73 73 73 73 75 75 77 77 79 83 83 83 83 83 85 85 93 95 95 3. Rentang (i) = data terbesar – data terkecil = 95 – 60 = 35 4. Banyak kelas (BK)
= 1 + 3.3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,47) = 1 + 4,82 = 5,87 (dibulatkan menjadi 6)
5. Panjang interval (i) = = = 5,8 (dibulatkan menjadi 6) 6. Mean = ̅= ∑
∑
=
= 74,56
7. Median = =
+[
] x I = 77,5 +
+[
] x I = 71,5 + [
x 6 = 73,5
8. Modus = =
] x 6 = 78,5
111
9. Varians = (∑
∑ (
)
)
(
=
) ( (
(
=
(
) )
) )
= = 98,34 10. Ragam = =√
(∑
∑
=√
(
)
)
( (
) )
=√ = 9,916
Nilai Interval
fi
f relatif
f k-
% fk-
fk+
%fk+
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95 ∑
9 2 8 6 2 3 30
30 6,666667 26,66667 20 6,666667 10 100
9 11 19 25 27 30
30 36,66667 63,33333 83,33333 90 100
30 21 19 11 5 3
100 70 63,33333 36,66667 16,66667 10
112
No.
Nilai Tes
Batas Bawah
Batas Atas
1 2 3 4 5 6
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5
65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 95,5
∑
fi
fk
xi
Xi²
fixi
9 2 8 6 2 3 30
9 11 19 25 27 30
62,5 68,5 75,5 80,5 86,5 92,5
3906,25 4692,25 5700,25 6480,25 7482,25 8556,25
562,5 137 604 483 173 277,5 2237
Histogram dan Poligon Nilai Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol 10
Frekuensi
8 6 4 2 0 60-65
66-71
72-77
78-83
Interval Nilai
84-89
90-95
(FiXi)²
FiXi²
316406,3 35156,25 18769 9384,5 364816 45602 233289 38881,5 29929 14964,5 77006,25 25668,75 1040216 169657,5
113
Lampiran 15 Rekapitulasi Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen no
xi
f
fk
Xi²
fixi
(FiXi)²
FiXi²
zi
f(zi)
s(zi)
fi(zi)-S(zi)
Ifi(zi)-S(zi)I
1
65
2
2
4225
130
16900
8450
-1,67885
0,046591
0,066667
-0,02008
0,020076
2
67
2
4
4489
134
17956
8978
-1,48654
0,068568
0,133333
-0,06476
0,064765
3
68
1
5
4624
68
4624
4624
-1,39038
0,082206
0,166667
-0,08446
0,084461
4
69
2
7
4761
138
19044
9522
-1,29423
0,097793
0,233333
-0,13554
0,13554
5
73
1
8
5329
73
5329
5329
-0,90962
0,181513
0,266667
-0,08515
0,085154
6
75
1
9
5625
75
5625
5625
-0,71731
0,236592
0,3
-0,06341
0,063408
7
77
1
10
5929
77
5929
5929
-0,525
0,299792
0,333333
-0,03354
0,033542
8
83
4
14
6889
332
110224
27556
0,051923
0,520705
0,466667
0,054038
0,069092
9
85
7
21
7225
595
354025
50575
0,244231
0,596474
0,7
-0,10353
0,103526
10
87
2
23
7569
174
30276
15138
0,436538
0,668777
0,766667
-0,09789
0,09789
11
93
2
25
8649
186
34596
17298
1,013462
0,84458
0,833333
0,011247
0,011247
12
95
1
26
9025
95
9025
9025
1,205769
0,886047
0,866667
0,01938
0,01938
13
97
1
27
9409
97
9409
9409
1,398077
0,918955
0,9
0,018955
0,018955
14
100
3
30
10000
300
90000
30000
1,686538
0,954154
1
-0,04585
0,045846
N = 30 Z=
rata-rata =82,47
Varians =108,579
Simpangan baku=10,42
̅
S(Z) = = 0,13554 =
√
=
√
=0,161
Karena lebih kecil dari berdistribusi normal
maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas kontrol
114
Lampiran 16 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI NORMALITAS HASIL POST TEST KELAS EKSPERIMEN Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilifors, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Tentukan rumusan hipotesis = data berasal dari sampel berdistribusi normal = data berasal dari sampel berdistribusi tidak normal 2) Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar 3) Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus : ̅
Zi =
, untuk Zi =
dan seterusnya
Keterangan : Zi
= Skor baku
Xi
= Skor data
̅ S
= Nilai rata-rata = Simpangan baku
4) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai zi berdasarkan tabel zi sebut saja f(zi) dengan rumus excel =normdists(zi) 5) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2. Z3, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi dinyatakan dengan S(zi) maka : = 6) Hitung selisih F(
) dan s(
) kemudian tentukan nilai
mutlaknya 7) Ambil nilai maksimum dari nilai-nilai mutlak selisih tersebut yaitu 0,13554
115
8) Berikan interpretasi . liliefors. 9) Karena
dengan membandingkan dengan
adalah nilai yang diambildari tabel nilai kritis uji = 0,13554 dan
lebih kecil dari
=0,161
maka dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas kontrol berdistribusi normal
116
Lampiran 17 Rekapitulasi Perhitungan Normalitas Kelas Kontrol no
xi
f
Fk
Xi²
fixi
(FiXi)²
FiXi²
zi
f(zi)
s(zi)
fi(zi)-S(zi)
Ifi(zi)-S(zi)I
1
60
1
1
3600
60
3600
3600
-1,468334
0,0710068
0,033333
0,0376734
0,037673
2
61
2
3
3721
122
14884
7442
-1,3674869
0,0857364
0,1
-0,0142636
0,014264
3
63
3
6
3969
189
35721
11907
-1,1657927
0,1218491
0,2
-0,0781509
0,078151
4
65
3
9
4225
195
38025
12675
-0,9640984
0,1674983
0,3
-0,1325017
0,132502
5
67
1
10
4489
67
4489
4489
-0,7624042
0,2229094
0,3333333
-0,1104239
0,11042
6
70
1
11
4900
70
4900
4900
-0,4598628
0,3228073
0,3666667
-0,0438593
0,043859
7
73
4
15
5329
292
85264
21316
-0,1573215
0,4374957
0,5
-0,0625043
0,062504
8
75
2
17
5625
150
22500
11250
0,0443727
0,5176964
0,5666667
-0,0489703
0,04897
9
77
2
19
5929
154
23716
11858
0,246067
0,5971848
0,6333333
-0,0361485
0,036149
10
79
1
20
6241
79
6241
6241
0,4477612
0,6728372
0,6666667
0,0061706
0,006171
11
83
5
25
6889
415
172225
34445
0,8511497
0,8026569
0,8333333
-0,0306764
0,030676
12
85
2
27
7225
170
28900
14450
1,0528439
0,8537937
0,9
-0,0462063
0,046206
13
93
1
28
8649
93
8649
8649
1,8596208
0,9685304
0,9333333
0,0351971
0,035197
14
95
1
29
9025
95
9025
9025
2,061315
0,9803635
0,9666667
0,0136968
0,013697
N = 30 Z=
rata-rata =74,7 Varians =98,34023
Simpangan baku=9,91664
̅
S(Z) = = 0,11042 =
√
=
√
=0,161
Karena lebih kecil dari maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas eksperimen berdistribusi normal
117
Lampiran 18 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI NORMALITAS HASIL POST TEST KELAS KONTROL Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilifors, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Tentukan rumusan hipotesis = data berasal dari sampel berdistribusi normal = data berasal dari sampel berdistribusi tidak normal 2) Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar 3) Hitung nilai Zi dari masing-masing data dengan rumus : ̅
Zi =
, untuk Zi =
dan seterusnya
Keterangan : Zi
= Skor baku
Xi
= Skor data
̅ S
= Nilai rata-rata = Simpangan baku
4) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai zi berdasarkan tabel zi sebut saja f(zi) dengan rumus excel =normdists(zi) 5) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2. Z3, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi dinyatakan dengan S(zi) maka : = 6) Hitung selisih F(
) dan s(
) kemudian tentukan nilai mutlaknya
7) Ambil nilai maksimum dari nilai-nilai mutlak selisih tersebut 8) Berikan interpretasi
dengan membandingkan dengan
.
adalah nilai yang diambildari tabel nilai kritis uji liliefors. Dimana diperoleh 9) Karena
sebesar 0,11042 dan lebih kecil dari
sebesar 1,1611. maka dapat disimpulkan bahwa
sampel kelas eksperimen berdistribusi normal
118
Lampiran 18 LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS Uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: H0 : Data memiliki varians homogen H1 : Data memiliki varians heterogen 1. Jumlah sampel ne : 30 nk : 30 2. Derajat kebebasan db 1 (pembilang) = ne – 1 = 30 – 1 = 29 db 2 (penyebut) = nk – 1 = 30 – 1 = 29 Rumus Uji Fisher, Fhitung =
dengan S2 =
Fhitung =
= 1,104
3. Menentukan kriteria pengujian Jika Fhitung < Ftabel, maka terima H0 Jika Fhitung > Ftabel, maka terima H1 4. Menentukan Ftabel
menggunakan microsoft excel melalui fungsi FINV(0,05;29;29) didapat =1,86 5. Karena Fhitung < Ftabel (1,104< 1,86), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
119
Lampiran 19
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkahlangkah sebagai berikut: a) Perumusan Hipotesis Ho : μ1 ≤ μ2 Ha : μ1 > μ2 Ho = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa diberi pembelajaran dengan pembelajaran konvensional Ha = rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT matematika
siswa
yang
diberi
lebih tinggi rata-rata hasil belajar pembelajaran
konvensional b) Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak c) Menentukan uji statistik Sg = √ =√ =√ =√
=√
= 10,175 ̅
Didapat nilai thitung =
̅
√
= √
= d) Menentukan harga ttabel
= 2,8861
dengan
pembelajaran
120
α = 0,05 db = 62
Dengan melihat tabel t didapat nilai
1,161.
e) Pengambilan Kesimpulan Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak Dari hasil di atas didapat thitung = 2,8861dan ttabel = 1,161.. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
122
Lampiran 22
123
Lampiran 23
124
Lampiran 24
Tabel nilai kritis distribusi T 0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
1.00000
3.07768
6.31375
12.70620
31.82052
63.65674
318.30884
2
0.81650
1.88562
2.91999
4.30265
6.96456
9.92484
22.32712
3
0.76489
1.63774
2.35336
3.18245
4.54070
5.84091
10.21453
4
0.74070
1.53321
2.13185
2.77645
3.74695
4.60409
7.17318
5
0.72669
1.47588
2.01505
2.57058
3.36493
4.03214
5.89343
6
0.71756
1.43976
1.94318
2.44691
3.14267
3.70743
5.20763
7
0.71114
1.41492
1.89458
2.36462
2.99795
3.49948
4.78529
8
0.70639
1.39682
1.85955
2.30600
2.89646
3.35539
4.50079
9
0.70272
1.38303
1.83311
2.26216
2.82144
3.24984
4.29681
10
0.69981
1.37218
1.81246
2.22814
2.76377
3.16927
4.14370
11
0.69745
1.36343
1.79588
2.20099
2.71808
3.10581
4.02470
12
0.69548
1.35622
1.78229
2.17881
2.68100
3.05454
3.92963
13
0.69383
1.35017
1.77093
2.16037
2.65031
3.01228
3.85198
14
0.69242
1.34503
1.76131
2.14479
2.62449
2.97684
3.78739
15
0.69120
1.34061
1.75305
2.13145
2.60248
2.94671
3.73283
16
0.69013
1.33676
1.74588
2.11991
2.58349
2.92078
3.68615
17
0.68920
1.33338
1.73961
2.10982
2.56693
2.89823
3.64577
18
0.68836
1.33039
1.73406
2.10092
2.55238
2.87844
3.61048
19
0.68762
1.32773
1.72913
2.09302
2.53948
2.86093
3.57940
20
0.68695
1.32534
1.72472
2.08596
2.52798
2.84534
3.55181
21
0.68635
1.32319
1.72074
2.07961
2.51765
2.83136
3.52715
22
0.68581
1.32124
1.71714
2.07387
2.50832
2.81876
3.50499
23
0.68531
1.31946
1.71387
2.06866
2.49987
2.80734
3.48496
24
0.68485
1.31784
1.71088
2.06390
2.49216
2.79694
3.46678
25
0.68443
1.31635
1.70814
2.05954
2.48511
2.78744
3.45019
26
0.68404
1.31497
1.70562
2.05553
2.47863
2.77871
3.43500
27
0.68368
1.31370
1.70329
2.05183
2.47266
2.77068
3.42103
28
0.68335
1.31253
1.70113
2.04841
2.46714
2.76326
3.40816
29
0.68304
1.31143
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
30
0.68276
1.31042
1.69726
2.04227
2.45726
2.75000
3.38518
40
0.68067
1.30308
1.68385
2.02108
2.42326
2.70446
3.30688
60
0.67860
1.29582
1.67065
2.00030
2.39012
2.66028
3.23171
120
0.67654
1.28865
1.65765
1.97993
2.35782
2.61742
3.15954
∞
0.67572
1.28580
1.65251
1.97190
2.34514
2.60063
3.13148
Pr df
125
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT Taraf Signif N
Taraf Signif N
5%
1%
3
0.997
0.999
4
0.950
5
Taraf Signif N
5%
1%
5%
1%
27
0.381
0.487
55
0.266
0.345
0.990
28
0.374
0.478
60
0.254
0.330
0.878
0.959
29
0.367
0.470
65
0.244
0.317
6
0.811
0.917
30
0.361
0.463
70
0.235
0.306
7
0.754
0.874
31
0.355
0.456
75
0.227
0.296
8
0.707
0.834
32
0.349
0.449
80
0.220
0.286
9
0.666
0.798
33
0.344
0.442
85
0.213
0.278
10
0.632
0.765
34
0.339
0.436
90
0.207
0.270
11
0.602
0.735
35
0.334
0.430
95
0.202
0.263
12
0.576
0.708
36
0.329
0.424
100
0.195
0.256
13
0.553
0.684
37
0.325
0.418
125
0.176
0.230
14
0.532
0.661
38
0.320
0.413
150
0.159
0.210
15
0.514
0.641
39
0.316
0.408
175
0.148
0.194
16
0.497
0.623
40
0.312
0.403
200
0.138
0.181
17
0.482
0.606
41
0.308
0.398
300
0.113
0.148
18
0.468
0.590
42
0.304
0.393
400
0.098
0.128
19
0.456
0.575
43
0.301
0.389
500
0.088
0.115
20
0.444
0.561
44
0.297
0.384
600
0.080
0.105
21
0.433
0.549
45
0.294
0.380
700
0.074
0.097
22
0.423
0.537
46
0.291
0.376
800
0.070
0.091
23
0.413
0.526
47
0.288
0.372
900
0.065
0.086
24
0.404
0.515
48
0.284
0.368
1000
0.062
0.081
25
0.396
0.505
49
0.281
0.364
26
0.388
0.496
50
0.279
0.361
120
Lampiran 20 Gambar Suasana Belajar Kelas Eksperimen
121
Lampiran 21 Gambar Suasana Belajar Kelas Kontrol