PENGARUH METODE PERMAINAN BAHASA BISIK BERANTAI TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN (Quasi Eksperimen pada Kelas IV SDN Bekasi Jaya II)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I.)
oleh Amalia Fauziah NIM 1111018300003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
ABSTRAK
Amalia Fauziah (1111018300003). Pengaruh Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai Terhadap Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Kelas IV SDN Bekasi Jaya II (Quasi Eksperimen). Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 25 siswa dan kelompok kontrol yang berjumlah 25 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode permainan bahasa bisik berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa metode permainan bahasa bisik berantai. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes menyimak pantun. Berdasarkan hasil uji-t pada data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf signifikansi 0,05%, thitung (5,774) >ttabel (1,991), dapat disimpulkan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan dalam keterampilan menyimak pantun antara sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Artinya, terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa.
Kata Kunci: Metode permainan bahasa, bisik berantai, keterampilan menyimak, pantun, kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan taufik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I.). Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong, membimbing dan memberikan motivasi. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Didi Suprijadi, M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi bimbingan selama proses perkuliahan. 4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang bersedia meluangkan
waktunya
untuk
memberikan
bimbingan,
arahan,
dukungan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Dr. Fauzan, M.A., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberi bimbingan, motivasi dan inspirasi. 6. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah. 7. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda dan ibunda tercinta H.M.Yusuf dan Hj. Halimah yang telah mendukung dari segi moral dan materil, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keberkahan umur, rizki yang berlimpah serta diberkahkan setiap langkahnya. Tanpanya diri ini bukanlah apa-apa, bersama mereka diri ini menjadi bermakna. 8. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta, Choirul Anwar, Ali Sadikin, Maulana Irzi, Zahrotul Hayati, Miratus Sholeha yang telah memberi semangat, dukungan serta pembelajaran yang sangat berharga. Maaf penulis belum bisa menjadi yang terbaik. 9. Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si., selaku Kepala Sekolah SDN Bekasi Jaya II yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolaah beliau pimpin. 10. Paikah, S.Pd., dan Asep, S.Pd., selaku guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas yang beliau ajar dan saran-saran yang membantu penulis dalam proses penelitian. 11. Seluruh Dewan Guru, staf dan siswa-siswi kelas IV A dan VI B SDN Bekasi Jaya II, yang telah banyak membantu selama proses penelitian berlangsung. 12. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang
telah
memberikan
ilmunya
sehingga
penulis
mampu
menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya. 13. Teruntuk sahabat-sahabatku; Ade Suryani, Anna Pratiwi Putri, Helda Mahdayani, Sri Yulianingsih, Ratna Syarifah Mudaim.
14. Teruntuk Kakanda Alwan Nahrowi Ridwan yang telah memberikan dukungan, bimbingan, semangat sertadoanya dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga segala cita dan asa menjadi nyata. 15. Teruntuk sahabat serperjuangan dan keluarga kecilku, Ika Sutiandari, Nur Kamaliah, Annisa Qurataayuni, Nurul Aini, Ramonda, Zaeni, Widya Aprilia, Nabila, Harsya, Agung, Adit, Ikhwan, Nurwan, Anna, Illham, Saefullah, Tasya, Faras, Wiqo, Akbar dll, yang telah menjadi motivator dan inspirator. 16. Teruntuk kawan-kawan seperjuangan PGMI angkatan 2011 yang telah berjuang bersama dan memberi dukungan sampai saat ini. 17. Kawan-kawan
seperjuangan
di
Himpunan
Mahasiswa
Islam
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 18. Kawan-kawan seperjuangan di Korps HMI wati Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat 19. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, UNJ dan UT. Harapan dan iringan doa penulis ucapkan semoga Allah swt meridhai dan membalas amal baik semuanya dengan berlipat kemuliaan. Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan membutuhkannya.
Jakarta, 16 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................i ABSTARCT .............................................................................................................ii KATA PENGANTAR .............................................................................................1 DAFTAR ISI ...........................................................................................................1 DAFTAR TABEL ..................................................................................................1 DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...........................................................................6 C. Pembatasan Masalah ..........................................................................6 D. Perumusan Masalah ...........................................................................6 E. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...........................................................6
BAB II
KAJIAN TEORI ..............................................................................9 A. Keterampilan Menyimak ...................................................................9 1. Pengertian Keterampilan Menyimak ...........................................9 2. Tahap-tahap Menyimak ...............................................................11 3. Tujuan Menyimak ......................................................................12 4. Ragam Menyimak .......................................................................13 5. Proses Menyimak .......................................................................15 6. Kemampuan Menyimak Sekolah Dasar ......................................16 B. Pantun ................................................................................................18 1. Pengertian Pantun ......................................................................18 2. Ciri-ciri Pantun ..........................................................................19
3. Berdasarkan Isinya .....................................................................19 4. Berdasarkan Bentuknya ..............................................................21 C. Metode Permainan Bahasa ................................................................22 D. Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai ........................................27 1. Pengertian Bisik Berantai ...........................................................27 2. Langkah-langkah Permainan Bahasa Bisik Berantai .................27 3. Kelebihan dan Kekurangan ........................................................28 E. Hasil Penelitian yang Relevan ...........................................................29 F. Kerangka Berpikir .............................................................................31 G. Hipotesis Penelitian ..........................................................................32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................33 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................33 B. Metode Penelitian ..............................................................................33 C. Desain Penelitian ...............................................................................34 D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................35 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................36 F. Instrumen Penelitian ...........................................................................36 G. Validitas .............................................................................................38 H. Variabel Penelitian ............................................................................38 I. Teknik Analisis Data .........................................................................39 J. Hipotesis Statistik ..............................................................................41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................43 A. Hasil Penelitian ..................................................................................43 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .........45 2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .......49 3. Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................................................................53 B. Hasil Analisis .....................................................................................54
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...............................................54 a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest ......................................54 b. Uji Homogenitas Pretest daan Posttest ................................56 2. Pengujian Hipotesis .....................................................................57 a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................57 b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................57 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................59 1. Pembahasan ......................................................................60 a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen ...61 b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen ....62 c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen .....63 d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen .64 D. Keterbatasan Penelitian ...........................................................66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................67 A. Simpulan .............................................................................67 B. Saran ...................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................69
DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Desain Penelitian ....................................................................................34 Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Menyimak Pantun ............................37 Tabel 4.1: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .....................................43 Tabel 4.2: Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..........................45 Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen ...............................................................45 Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol .....................................................................47 Tabel 4.5: Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .........................49 Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen ...............................................................49 Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol .....................................................................51 Tabel 4.8: Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......53 Tabel 4.9: Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...........55 Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .......55 Tabel 4.11: Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol......56 Tabel 4.12: Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....57 Tabel 4.13: Hasil Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................58
Tabel 4.14: Hasil Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen ...........................................................46 Gambar 4.2: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol .................................................................48 Gambar 4.3: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen ...........................................................50 Gambar 4.4: Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol ..................................................................52
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolok ukur maju atau tidaknya suatu bangsa, karena pendidikan sangat penting untuk kehidupan berbangsa dan menjadi investasi penerus generasi bangsa untuk memajukan serta menyejahterakan bangsa dan negara. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pada Pasal I, bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menunjukkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa seseorang mempunyai hak mendapatkan pendidikan yang layak untuk mengembangkan potensi dan keterampilan dalam dirinya. Adapun fasilitator pendidikan salah satunya adalah guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan peserta didiknya. Guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas keguruannya secara profesional agar pencapaian kompetensi dan kebutuhan peserta didik bisa tercapai. Maka dari itu berhasil dan tidak berhasilnya suatu pendidikan dalam suatu negara adalah guru. Dalam proses belajar mengajar, siswa dan guru dituntut untuk memiliki keterampilan. Adapun guru dituntut untuk terampil dalam segi mengajarnya dan peserta didik dituntut dalam segi belajarnya. Tetapi di samping itu guru dan peserta didik melakukan proses belajar mengajar pada 1
Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Pedoman Pendirian Sekolah dari SD Sampai Universitas, (Jakarta; CV. Tamita Utama, 2004), h. 4
1
2
keduanya. Salah satu mata pelajaran yang menuntut keterampilan adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Dimana peserta didik harus menguasai empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis, yang semuanya adalah alat untuk berkomunikasi. Seperti yang diterangkan di bawah ini mengenai keterampilan berbahasa: Dawson mengatakan Keterampilan berbahasa (atau language arts, language skilss) dalam kurikulum di sekolah biasanya ada empat segi, yaitu : 1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skilss), 2) keterampilan berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca (reading skills), dan 4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Dan keempat tersebut pada dasarnya satu kesatuan, merupakan catur tunggal. 2 Keterampilan menyimak (listening skills) adalah salah satu bagian dari keterampilan berbahasa. Keterampilan ini sudah diajarkan pada tingkat sekolah dasar untuk mengasah kemampuan menyimak peserta didik dalam pembelajarannya. Khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menyimak merupakan kegiatan komunikatif berbahasa untuk menerima informasi dari oranglain dengan pemahaman sendiri. Menyimak sering disalahartikan dengan mendengarkan, karena mendengarkan saja tanpa memahami itu bukan menyimak. Menyimak merupakan kegiatan yang memerlukan konsentrasi, karena kegiatan ini adalah kegatan reseptif. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebelum melakukan kegiatan menulis atau berbicara. Secara tingkatan keterampilan berbahasa, menyimak adalah tingkatan keterampilan yang cukup sulit, butuh fokus dan ketelitian untuk mendapatkan informasi simakan yang benar dan tepat.
2
Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa, Angkasa, 1979), h.1
(Bandung:
3
Dengan menyimak, seseorang bisa melatih konsentrasi dan hal-hal yang bisa terkembang melalui kegiatan selanjutnya seperti membaca, berbicara, dan menulis. Dengan langkah awal menjadi penyimak yang baik dan memiliki keterampilan menyimak adalah suatu keberhasilan dalam melewati masalah-masalah dalam kegiatan keterampilan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menyimak di setiap sekolah harus lebih dioptimalkan, terlebih pada tingkat sekolah dasar yang memiliki daya ingatan yang masih kuat. Dengan begitu, peserta didik terbiasa dengan kegiatan menyimaknya. Namun masih ada beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam proses kegiatan menyimaknya karena kurang biasa dalam menyimak atau menerima informasi. Dalam sebuah pembelajaran bahasa pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Adakalanya tujuan pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan karena pengajar kurang pandai dalam memilih metode pembelajaran untuk anak didiknya. Hal ini bila dibiarkan tentu akan berdampak buruk bagi peserta didik dan bagi pembelajaran itu sendiri. Walaupun kita menyadari tidak tercapainya tujuan belajar itu bukan satu-satunya disebabkan oleh faktor pengajar. Karena ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia cukup luas untuk menguasai empat keterampilan berbahasa sehingga guru terkadang enggan menerapkan strategi, metode dan teknik pembelajaran yang menarik dengan memilih mengajar yang praktis. Semua itu akan berpengaruh sekali pada prestasi dan motivasi peserta didik khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dewasa ini, keterampilan menyimak peserta didik sangat rendah terutama saat menyimak pantun, hanya sebatas mendengar tanpa memahami makna yang disimak. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam hal menyimak. Dan juga faktor guru yang kurang menerapkan metode
4
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Khususnya pada guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia, peserta didik selalu disuguhkan dengan teori-teori kebahasaan yang cenderung membosankan. Berdasarkan hasil observasi pada kelas IV SDN Bekasi Jaya II, menemukan beberapa masalah dalam hal menyimak, salah satunya menyimak pantun. Peserta didik sangat rendah dalam keterampilan menyimaknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan prestasi siswa mengenai hal keterampilan menyimak dalam materi pantun adalah faktor penggunaan metode yang kurang tepat. Di sekolah ini guru hanya menerapkan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang diajarkannya, sehingga minat dan prestasi siswa dalam keterampilan menyimak pada materi pantun tergolong rendah dan proses pembelajarannya hanya disuguhkan teori-teori kebahasaan tanpa adanya metode yang efektif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran, guru kurang memanfaatkan metode pembelajaran, situasi belajar di dalam kelas yang masih monoton dan satu arah, dimana guru berceramah dan peserta didik pasif mendengarkan informasi
yang
disampaikan guru. Ini akan berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi peserta didik pada pelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menyimak pantun yang kurang memuaskan, nilai pelajaran Bahasa Indonesia beberapa siswa ada yang di bawah rata-rata yang telah ditetapkan sekolah sebesar 7,00. Hal itu disebabkan oleh pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi yang diajarkan, dan pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung hanya mendengarkan tanpa memahami yang diberikan oleh guru sehingga siswa pun menjadi pasif selama proses pembelajaran.3 Metode pembelajaran adalah salah satu bagian dari strategi pembelajaran. Metode adalah prosedur atau langkah-langkah cara mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran juga salah satu cara atau upaya pendidik 3
Hasil Observasi guru dan siswa SDN Bekasi Jaya II, (Jl. Kh. Masmansyur, Bekasi Timur), Jumat 20 Februari 2015 pukul 12.30 WIB.
5
agar hasil proses pembelajarannya mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu
metode
yang
sesuai
dengan
keterampilan
menyimak
adalah
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Agar proses pembelajaran efektif, terutama pada pembelajaran menyimak, siswa belajar sambil bermain dengan melatih konsentrasi dalam menyimak materi. Permainan bahasa bisik berantai sebagai metode pembelajaran untuk keterampilan menyimak, di mana peserta didik bermain sambil belajar dengan membisikkan pesan kepada teman-temannya lalu teman yang terakhir melafalkan kembali pesan yang disimaknya dengan benar dan tepat. Di samping membangun kognitif peserta didik, juga membangun nilai afektif peserta didik dari rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Menyimak pantun adalah kegiatan yang memerlukan fokus melalui pendengaran lalu dicerna oleh otak. Maka dari itu, peserta didik perlu dilatih terus menerus untuk mempertajam daya simaknya melalui metode permainan bahasa bisik berantai. Metode pembelajaran ini sesuai dengan psikologi dan perkembangan peserta didik sekolah dasar yaitu metode yang menyenangkan dan tidak monoton atau membosankan saat proses pembelajaran berlangsung. Atas dasar latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Permainan Bahasa Bisik
Berantai terhadap Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Kelas IV SDN Bekasi Jaya II”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Keterampilan menyimak pada materi pantun siswa di bawah rata-rata standar sekolah sebesar 7,00. 2. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang efektif.
6
3. Minat siswa relatif rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak pada materi pantun.
C. Pembatasan Masalah Agar mencapai tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan pada point ketiga yaitu “Minat siswa relatif rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak pada materi pantun.”. Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen dengan menguji cobakan metode permainan bisik berantai untuk melihat pengaruhnya terhadap keterampilan menyimak pantun pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. D. Perumusan Masalah Sehubung latar belakang dan identifikasi masalah di atas kiranya penulis dapat merumuskan masalah, yaitu: “Apakah terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II ?” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Untuk lebih jelasnya mengenai kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
7
a. Manfaat teoretis Sebagai bahan referensi kemahiran menyimak pantun pihak-pihak sekolah yang terlibat dalam proses pembelajaran. b. Manfaat praktis 1. Bagi Siswa a) Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
keterampilan menyimak pantun pada siswa b) Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, minat, dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran 2. Bagi Guru a) mempermudah guru dalam mengoptimalkan pemahaman dan keterampilan
menyimak
pantun
pada
siswa
dalam
pembelajaran bahasa Indonesia b) meningkatkan
wawasan
dalam
menggunakan
metode
pembelajaran seperti metode permainan bahasa bisik berantai. c) Membantu guru untuk menentukan suatu metode yang kreatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran khususnya dalam
meningkatkan
keterampilan
berbahasa
khusunya
keterampilan menyimak siswa. d) Hasil penelitian dapat
menjadi bahan inspirasi untuk
menentukan metode lain dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 3.
Bagi sekolah Dapat menjaga kualitas prestasi belajar siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
4. Bagi peneliti a) Sebagai
masukan
untuk
perbaikan
pelaksanaan
proses
pembelajaran, khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
8
b) Dapat memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah SDN Bekasi Jaya II untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatkan prestasi dan minat belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menyimak 1. Pengertian Keterampilan Menyimak Dalam Kamus Bahasa Indonesia, keterampilan adalah cakapan dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu.1 Sedangkan keterampilan bahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa seperrti menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah suatu perilaku peserta didik agar menjadi cekat, cepat dan tepat melalui proses belajar. Keterampilan memerlukan latihan untuk mengasah keterampilan tersebut. Akhadiah mengatakan, kata “menyimak” dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan “mendengar” dan “mendengarkan”. Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian”.2 Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara menyimak dan mendengarkan. Bahkan menganggap menyimak dan mendengarkan adalah kegiatan yang sama, sehingga banyak menimbulkan kesalah pahaman mengenai makna menyimak dan mendengarkan. Menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium dengar (aural) maupun medium pandang (visual). Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa lisan sering kita jumpai istilah mendengar,
1
Kamus Bahasa Indonesia, (Citra Media Press,2008), h. 417 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Berbahasa Indonesia, (Teori dan Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h.8 2
9
10
mendengarkan dan menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun berbeda dalam arti. Djago Tarigan mengatakan, dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian istilah itu dijelaskan sebagai berikut: “Mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguhsungguh.Sedang menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.3 Djago Tarigan menyimpulkan berdasarkan uraian di atas dapatlah disusun pengertian atau definisi menyimak sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam wahana bahasa tersebut. Dalam bahasa yang mudah lagi sederhana menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan.4 Russel & Rusell mengemukakan, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dengan demikian menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.5 Para ahli berpendapat dari penjelasan di atas menyimak dapat disimpulkan,
sebagai
suatu
kegiatan
mendengar
dengan
penuh
kesungguhan dan pemahaman dengan menangkap informasi dari si pembicara mengenai informasi atau pesan yang telah disampaikan. Sedangkan pengertian mendengarkan adalah kegiatan mendengar tanpa ada
pemahaman
penuh
dan
apresiasi
terhadap
informasi
yang
disampaikan.
3
Djago Tarigan, dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003), h.2.5 4 Ibid.h.2.7 5 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Penerbit Angkasa Bandung, 1986), h. 30-31
11
Maka keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa
yang
bersifat
reseptif.
Dalam
proses
pembelajaran,
keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas siswa atau mahasiswa dibanding keterampilan lainnya, termasuk keterampilan berbicara.6
2. Tahap-tahap Menyimak Dawson mengatakan dalam pengamatan Ruth G. Strickland, tahapan kegiatan menyimak pada siswa sekolah dasar ada sembilan tahapan menyimak sebagai berikut: a.
Menyimak berkala, kegiatan menyimak ini terjadi pada keadaan sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
b. Menyimak dengan perhatian dangkal, pada kegiatan menyimak tahap ini sang anak sering mendapat gangguan dari hal-hal yang menjadi perhatian di luar pembicaraan; c.
Setengah menyimak, pada tahap ini sang anak terganggu dengan kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;
d. Menyimak serapan, pada tahap ini karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya; e.
Menyimak sekali-sekali, pada tahap ini sang anak menyimpan sedikit-sedikit apa yang disimak, perhatiannya terbagi dengan yang lain dan hanya memperhatikan kata-kata yang menarik hatinya saja dari si pembicara;
f.
Menyimak asosiatif, pada tahap ini hanya mengingat pengalamanpengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang
6
Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Rosda Karya, 2011), cet. 3., h. 227
12
penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara; g.
Menyimak dengan reaksi berkala pada tahap ini sang anak memberikan komentar ataupun mengajukan pertanyaan terhadap pembicara;
h. Menyimak secara seksama, pada tahap ini sang anak dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara; i.
Menyimak secara aktif pada tahap ini sang anak menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.7
3. Tujuan Menyimak Logan dan Shrope dalam Tarigan mengemukakan mengenai tujuan menyimak bahwa dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan tujuan menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang akan disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Ini merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum ada tujuan khusus yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, diantaranya adalah: a. Menyimak sebagai tujuan utama untuk belajar, b. Menyimak sebagai hiburan dan kenikmatan untuk mendengarkan keindahan audial, c. Menyimak untuk penilaian dan mengevaluasi, d. Menyimak untuk menikmati serta menghargai yang disimak, e. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide dan gagasan-gagasan untuk pembicara, f. Menyimak untuk membedakan bunyi atau arti bagi yang belajar bahasa asing, g. Menyimak untuk memecahkan masalah, 7
Tarigan, op.cit., h. 31-32
13
h. Menyimak
untuk
mencari
dan
meyakinkan
dirinya
menjawab
permasalah yang dialami pada keraguan jawaban sebelumnya. 8 4. Ragam Menyimak Dawson dalam Tarigan mengemukakan bahwa ragam menyimak adalah sebagai berikut: a. Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu pembicaraan, tidak perlu bimbingan langsung dari seorang guru. Ada dua tujuan berbeda mengenai menyimak ekstensif pada umumnya, yaitu mengingat kembali sesuatu yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru dan memberi kesempatan, juga kebebasan untuk para siswa mendengar serta menyimak setiap butir kosa kata dan struktur-struktur yang masih asing atau baru bagi mereka. 1) Menyimak social (social listening) atau menyimak konverasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi tempat sosial tempat orang-orang mengobrol dan berkomunikasi mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir. Sedangkan Anderson mengatakan menyimak secara sopan dalam percakapan dan berinteraksi sosial dan menyimak memahami si pembicara. 2) Menyimak Sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan atau tidak disengaja (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). 3) Menyimak Estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciatinal listening) adalah kegiatan menyimak ini termasuk kegiatan menyimak secara kebetulan dan
8
Ibid., h.60-61
14
menyimak secara ekstensif, mencakup: (1) menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio, dan rekaman-rekaman, (2) menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakonlakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor. 4) Menyimak Pasif adalah penyerapan suatu ungkapan tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti dan tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. b. Menyimak Intensif Menyimak intensif adalah kebalikannya dari menyimak ekstensif yaitu lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta perlu bimbingan langsung para guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting, sebagai berikut (a) menyimak intensif sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau (b) pada pemahaman serta pengertian secara umum. Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa. Adapun bagian dari menyimak intensif sebagai berikut: 1) Menyimak Kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ucapan seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat. 2) Menyimak Konsentratif (concentrative listening) Aderson dan Dawson mengemukakan sering juga disebut a study-type listening atau menyimak sejenis telaah. Adapun kegiatannya yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan, memahami urutan ide-ide sang pembicara, mencari dan mencatat fakta-fakta penting.
15
3) Menyimak Kreatif (creative listening) Dawson mengatakan sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstrusi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan
atau
dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya. 4) Menyimak Eksplorasif, menyimak bersifat menyelidik, atau exploratory adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. 5) Menyimak Interogratif (introgrative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menutut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari pembicaraan sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. 6) Menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru memperlengkapinya. Beberapa bahasa menutut adaptasi atau penyesuaian tertentu terhadap urutan prosedur yang disarankan berikut ini namun disimak secara selektif: (1) nada suara (2) bunyibunyi asing (3) bunyi-bunyi yang bersamaan (4) kata-kata dan frasafrasa (5) bentuk-bentuk ketatabahasaan.9 5. Proses Menyimak Dalam proses menyimak Logan dan Loban dalam Tarigan mengatakan ada lima tahap proses dalam menyimak, yaitu sebagai berikut: a. Tahap Mendengar, pada tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicaraanya. Jadi, masih berada dalam tahap hearing atau mendengar.
9
Ibid., h.39-58
16
b. Tahap memahami, setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara dengan baik. Kemudian, sampailah dalam tahap understanding. c. Tahap Menginterpretasi, penyimak yang baik dan teliti, tidak merasa puas jika hanya mendengarkan dan memahami isi ujaran sang pembicara saja, dia ingin menjelaskan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapatnya. d. Tahap Mengevaluasi, setelah memahami dan menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan. e. Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu, penyimak pun sampailah pada tahap menganggapi (responding). 10 6. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Tarigan mengemukakan, “tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis”. Dalam buku yang berjudul “Tulare Country Cooperative Language Arts Guide” khususnya mengenai ketrampilan menyimak, Anderson mengatakan sebagai berikut : Taman Kanak-kanak (4 ⁄ - 6 tahun) : a. Menyimak pada teman-teman yang sebaya dalam kelompok-kelompok bermain atau kegiatan lainnya;
10
Ibid.,h. 63
17
b. Mengembangkan waktu perhatian yang sangat panjang terhadap cerita atau dongeng; c. Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana atau yang mudah dipahami. Kelas Satu (5 ⁄ - 7 Tahun): a. Menyimak untuk menjelaskan yang ada dalam pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan; b. Dapat mengulangi sesuatu yang telah di dengarnya secara tepat dan benar; c. Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan. Kelas Dua (6 ⁄ - 8 tahun): a. Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat; b. Membuat saran-saran, pendapat, dan mengemukakan pertanyaanpertanyaan untuk memeriksa pengertiannya; c. Sadar akan situasi atau kondisi dengan menempatkan kapan sebaiknya menyimak, kapan pula sebaiknya tidak usah menyimak. Kelas Tiga dan Empat ( 7 ⁄ a. Menyadari akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan sumber kesenangan; b. Menyimak pada laporan orang lain dan siaran-siaran radio atau media audio lainnya dengan maksud tertentu serta dapat menjawab pertanyaanpertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu; c. Menunjukkan penguasaan kosa kata baku dengan kata-kata atau ekspresiekspresi yang tidak mereka pahami maknanya. Kelas Lima dan Enam ( 9 ⁄ a. Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahankesalahan, dan petunjuk-petunjuk keliru yang menurutnya kurang tepat;
18
b. Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan yang memperoleh kesenangan pada sesuatu yang baru yang disimaknya.11
Dapat disimpulkan bahwasanya pada usia tingkat dasar, anak memiliki tahapan keterampilan menyimak yang berbeda dalam masa pertumbuhannya masing-masing. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Seperti yang sudah dijabarkan mengenai keterampilan menyimak pada
usia
anak-anak
pada
umumnya,
semakin
sering
melatih
keterampilan menyimak anak, semakin cepat dan baik perkembangan keterampilan menyimak anak kedepannya. B. Pantun 1.
Pengertian Pantun Pantun adalah salah satu jenis puisi lama asli dari Indonesia. Pantun bersifat anonim atau tanpa identitas. Pantun terdiri dari empat larik yang merupakan sampiran dan isi. Dahulu pantun menggunakan bahasa Melayu. Namun, setelah bahasa Indonesia disahkan, bahasa pantun pun ikut berubah dan pantun pun kini mengikuti perkembangan zaman. Tidak hanya bahasanya saja yang berubah, fungsi pantun pun mulai berubah. Dahulu pantun hanya digunakan sebagai alat komunikasi. Dan sekarang pantun digunakan untuk membuat syair lagu dan juga pidato.12 Nadjua A.S., mengemukakan, “pantun dari segi bahasa berarti ibarat, seperti, umpama atau laksana. Pantun merupakan puisi lama yang berasal dari Indonesia dan merupakan jenis puisi tertua. Pada mulanya, pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan”.13
11
Ibid., h. 64-65 Bintang Angkasa Putra Raharja, Berbalas Pantun, (Jakarta: Permata Equator Media, 2008),
12
cet. 1, h. 1 13
217
Nadjua A.S, Intisari Kata Bahasa Indonesia, (Surabaya : Triana Media, tanpa tahun), h.
19
2. Ciri-ciri Pantun Nadjua A.S mengemukakan, ciri-ciri pantun sebagai berikut: a) Tiap bait terdiri atas 4 baris, b) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata, c) Bersajak a-b-a-b, d) Baris pertama dan kedua berupa sampiran, dan e) Baris ketiga dan keempat berupa isi. 14 Jhon Gawa mengemukakan, “dalam pantun selalu ada dua dimensi yaitu pertama yang disebut sampiran. Konvensi mengatakan bahwa tidak ada yang sungguh-sungguh dengan sampiran.Sampiran semata-mata diciptakan sebagai pengantar menuju isi yang sebenarnya dalam dua larik berikutnya.”15 Sedangkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenai sampiran dikatakan sebagai berikut: “paruh pertama pada pantun, yaitu baris kesatu dan kedua berupa kalimat-kalimat yang bisanya hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi kata pada isi pantun (biasanya kalimat-kalimat pada sampiran tak ada hubungan makna dengan kalimat-kalimat pada bagian isi)”16 3. Berdasarkan Isinya Pantun berdasarkan isinya dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun nasehat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan. a. Pantun Nasehat Contoh : Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu 14
Ibid. Jhon Gawa, Kebijakan dalam 1001 Pantun, (Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2007), h. 30 16 Ibid., h.30 15
20
Bersenang-senang kemudian b. Pantun Teka-teki Contoh : Kalau puan, puan cerana Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijaksana Binatang apa tanduk di kaki c. Pantun Jenaka Contoh : Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh di dekat limau tungga Elok berbini orang sumbing Biar marah ketawa juga d. Pantun Adat Contoh : Asam hadis asam gelugur Ketiga Asam riang-riang Menangis di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang e. Pantun Nasib Contoh : Asam pauh dari seberang Tubuhnya dekat tepi tebat Badan jauh di rantau orang Jika sakit siapa mengobat f. Pantun perkenalan Contoh : dari mana hendak ke mana Dari Jepang ke Bandar Cina Kalau kami bertanya Bunga yang kembang siapa punya17
17
Nadjua A.S., Intisari Kata Bahasa Indonesia, (Surabaya : Triana Media, tanpa tahun), hlm.217-218
21
4. Berdasarkan bentuknya Pantun berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Pantun Karmina (pantun kilat) yaitu pantun yang dalam tiap-tiap baitnya terdiri dari dua baris dan bersajak terus, yaitu a-a. Dalam pantun karmina, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua berupa isi. Contoh : Ada ubi ada talasnya Ada budi ada balasnya Sudah gerahu cendana pula Sudah tahu bertanya pula Sebab pulut santan binasa Sebab mulut badan binasa b. Pantun Empat Seuntai yaitu pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 4 baris Contoh : Air dalam bertambah dalam Hujan di hulu belum lagi teduh Hati dendam bertambah dendam Dendam dahulu belum lagi sembuh c. Pantun Talibun yaitu pantun yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 6, 8, 10, 12 baris dan sajaknya bersilang, yaitu (a-b-c-a-b-c), (a-b-c-d-a-b-c-d), (a-b-c-d-e-a-b-c-d-e) dan (a-b-c-d-f-a-b-c-d-e-f). Contoh : Baru diikat bunga tanjung Dikembangkan orang atas rumpian Digulung dengan kain sutra
22
Baru melihat adik kandung Hilang nyawa semangat badan Berguncang iman dalam dada d. Pantun Rantai (pantun berkait) yaitu pantun 4 seuntai yang baris kedua dan keempat dalam suatu bait menjadi baris pertama dan ketiga dalam bait berikutnya, dan begitu seterusnya. Contoh : Tanam melati di rumah-rumah Ubur-ubur sampiran dua Kalau mati kita berdua Satu kubur kita berdua Ubur-ubur sampiran dua Tanam melati bersusun tangkai Satu kubur kita bersama Kalau boleh bersusun bangkai18
C. Metode Permainan Bahasa Menyimak Metode dalam bahasa (Yunani: methodos = jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Sedangkan dalam dunia pengajaran atau pendidikan, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan.19 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode bersifat prosedural dan sistematik karena tujuannya 18
Ibid., h. 218 M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. III, h.20 19
23
untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan”.20 Sedangkan Slameto mengemukakan bahwa “metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.21 Wina Sanjaya mengatakan, metode merupakan upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk meralisasikan startegi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Oleh karenanya strategi beda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melakukan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving.22 Hamruni mengatakan, “metode adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Dalam penentuan metode yang telah digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang sedang berlangsung”.23 Penulis menyimpulkan bahwa metode adalah langkah-langkah cara untuk melaksanakan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan adanya metode yang diterapkan maka tujuan akan tercapai. Djamarah dan Zain menerangkan kedudukan metode sangat penting. Beberapa pendapat para ahli menyatakan, sebagai berikut: a) Sardriman.A.M mengatakan metode sebagai alat motivasi ekstrintik, b) Roestiyah. N.K mengatakan metode sebagai strategi pengajaran, c) Metode sebagai alat untuk
20
Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Rosda Karya, 2011), cet. 3., h. 56 21 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev., Cet. 5., h.82 22 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2010) h. 147 23 Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Depok, Sleman, Yogyakarta : Insan Madani, 2012), h. 12
24
mencapai tujuan, tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan24 Salah satu metode belajar mengajar dalam keterampilan menyimak adalah permainan bahasa. Rachamawati dan Kurniati mengemukakan, bermain adalah metode efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan kreatifvitas anak. Pada hakikatnya bermain bagi anak adalah belajar dan bekerja, dan kreativitas lebih banyak berkaitan dengan bermain daripada bekerja. Hal ini menjadi sangat penting bilamana guru mau terlibat aktif dalam bentuk permainan yang dirancang untuk mengembangkan kreativitas anak.25 Sujiono mengutip Piaget dalam Mayesty bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang, sedangkan Parten memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi di mana diharapkan melalui bermain dapat bereksplorasi, menemukan,
mengekspresikan
perasaan,
berekreasi,
dan
belajar
secara
menyenangkan. Sujiono mengutip Vygotsky dalam Naughton bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan Piaget.26 Berdasarkan penjelasan diatas yang dikemukakan para ahli mengenai bermain, maka dapat disimpulkan bahwa : (a) bermain adalah sarana melatih keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi kepribadian yang kompeten, (b) bermain adalah pengalaman multidimensi yang melibatkan semua indra dan menggugah kecerdasan seseorang, serta (c) bermain merupakan kendaraan untuk belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). 27
24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 72-74 25 Yani Rachmawati, Euis Kurniati., Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta : Kencana, 2010), Cet. 1, hlm.48-49 26 Yuliani Nuraiani Sujiono, Bambang Sujiono., Bermain Kreatif berbasis kecerdasan Jamak, (Jakarta : PT Indeks, 2010), hlm. 34 27 Ibid., hlm.35
25
Sutikno mengemukakan dalam bukunya, permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Adapun karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta serius tapi santai. Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari yang pasif ke aktif, dari yang kaku menjadi gerak, dan dari jenuh menjadi semangat.28 Septia Sugiarsih mengemukakan dalam makalahnya, Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh keterampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih keterampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa.29 Subana dan Sunarti menjelaskan dalam bukunya “strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia”, beberapa penulis memperkenalkan jenis-jenis permainan, antara lain: (1) W.R. Lee, yaitu “Language Teaching Games & Contest”, (2) R.H. Bloomer, yaitu “Skill Games to Teach Reading”, (3) W.M. Nackey, yaitu “ Language Games”, dan (4) M.Em. Malac, C.S., yaitu “ The School Games Book”.30 Adapun syarat keberhasilan permainan bahasa yaitu: 1. Permainan merupakan cara pendekatan untuk mencapai tujuan belajar setiap mengajar. 2. Permainan
memiliki
peraturan
yang
jelas/tegas
sehingga
tidak
mempersulit peserta. 3. Tiap regu harus seimbang dalam jumlah dan kekuatannya.
28
Sobry Sutikno, Metode & Model-model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2014), h. 44 Septia Sugiarsih, “Permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar”, Makalah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010,h. 4-5, tidak dipublikasikan. 30 M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. III, h.208 29
26
4. Pilihlah permainan yang melibatkan banyak siswa. 5. Pilihlah permainan yang sesuai dengan kemampuan berbahasa siswa. 6. Jangan melaksanakan permainan pada awal pelajaran pada saat siswa dalam keadaan segar. 7. Guru betul-betul bertindak sebagai pengelola permainan: yaitu bersikap riang, lincah, tegas, dan tidak memihak.31 Dalam artikel Nurhasanah yang berjudul “penggunaan metode permainan bahasa untuk meningkatkan kemampuan bicara”, Ari Kusmiatun mengemukakan ada beberapa permainan bahasa yang dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai metode untuk pembelajaran bahasa, terutama pada pembelajaran keterampilan menyimak sebagai berikut bahwa permainan
bahasa
menyimak,
tujuan
permainan ini adalah pengembangan keterampilan menyimak anak. Beberapa bentuknya
antara
lain:
Dengar-Ucap; Dengar- Tiru; Dengar-Gaya; Pesan
Berantai; Dengar Cerita, dan sebagainya.32 Subana dan Sunarti menjelaskan dalam bukunya “strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia”, bahwasanya menjelaskan N.F. Maskey dalam language teaching analysis mengenai language games membagi permainan bahasa dalam empat jenis: 1. Permainan mendengarkan (listening games) 2. Permainan berbicara (speaking games) 3. Permainan membaca (reading games) 4. Permainan menulis (writing games). Pembahasan mengenai metode permainan bahasa akan dibahas lebih dalam lagi pada pembahasan berikutnya mengenai metode permainan bahasa bisik berantai. 31
Ibid., h. 209 Nurhasanah, Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk meningkatkan kemampuan bicara siswa kelas III SDN 39 Sungai Kakap, Artikel Ilmiah, 2013, h.6 32
27
D. Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai 1. Pengertian bisik berantai Permainan berbisik yaitu guru membisikkan suatu pesan atau informasi
kepada siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan atau
informasi
itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan
kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya secara berantai. Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak. 33 Dalam artikel penelitian Faridah, Suprawoto menerangkan dalam suatu permainan mendengar berantai atau berbisik berantai adalah permainan menyampaikan informasi dengan cara berbisik dari siswa satu kesiswa lainnya dengan cepat dan cermat. Pemain pertama menerima informasi dari guru, kemudian menyampaikan kepada pemain kedua, demikian juga seterusnya. Pemain terakhir kemudian menyampaikan kepada guru kembali atau menulis informasi tersebut dipapan tulis.34 2. Langkah- langkah permainan bahasa bisik berantai a.
Guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan langkahlangkah berbisik berantai.
b.
Siswa dalam kelompok diatur dengan berderet atau berbaris ke samping atau ke belakang.
c.
Guru memutar tape recorder tentang cerita anak atau materi lain.
d.
Setiap kelompok menuliskan kembali pesan yang didengar dalam satu paragraf atau ungkapan.
e.
Setelah posisi siswa sesuai dengan yang diharapkan, guru memanggil siswa perwakilan kelompok untuk membisikkan satu paragraf yang telah dibuat.
33
Budinuryanta Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h. 9.29 -9.30 34 Faridah Kartono, Siti Halidjah,“Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Berbisik Berantai di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh” Artikel Penelitian pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013, h. 8
28
f.
Siswa menerima informasi tersebut dan membisikan informasi tersebut kepada temannya.
g.
Secara berantai siswa membisikan informasi tersebut.
h.
Siswa menuliskan hasil dari bisikan temannya dan seterusnya.
i.
Guru dapat mengulang beberapa informasi yang berbeda kedalam satu kelompok secara bertahap.
j.
Penilaian dapat dilakukan dengan menghitung beberapa tingkat kesalahan yang diperbuat oleh kelompok tersebut.
k.
Dan lakukan hal seperti diatas pada kelompok-kelompok berikutnya.
l.
Kelompok yang mendapat nilai terbaik diberikan penghargaan oleh guru.35 Menurut pendapat lain mengenai langkah-langkah permainan bahasa bisik berantai yaitu pendapat Subana dan Sunarti sebagai berikut:
a.
Bagi kelas dalam regu-regu lalu bentuk lingkaran.
b.
Bisikkan sebuah kalimat pendek kepada seseorang siswa pada tiap regu.
c.
Ia harus membisikkannya lagi kepada teman di sebelahnya.
d.
Siswa terakhir harus mengatakan dengan keras kepada guru.
e.
Regu yang berhasil mengucapkan kalimat yang benar ialah pemenangnya.36
3. Kelebihan dan Kekurangan Adapun kelebihan dan kekurangan permaian berbisik berantai ialah: a.
Kelebihannya yaitu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, melatih empat keterampilan bahasa, menarik minat siswa dalam pembelajaran, menimbulkan rasa bahagia, tanpa beban
35
Ibid. M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. III, h. 209 36
29
dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan rasa kerja sama antarsiswa. b.
Kekurangannya yaitu menimbulkan situasi kelas yang ramai atau riuh, memerlukan waktu yang cukup lama, menimbulkan siswa yang terlalu aktif, menimbulkan interaksi siswa dan guru yang kurang kondusif .37
E. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Ani Yulianti Rahayu. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menyimak Usia Dini melalui Permainan Pesan Berantai pada taman kanak-kanak Aisyiah 7 Jl. Sindang Sirna no.7 Kecamatan Karang Setra Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015. Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode
penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), berdasarkan penelitian dilakukan tiga siklus dan berdasarkan hasil penelitiannya setelah dilakukannya metode pesan berantai yang digunakan mengalami peningkatan yaitu persentase kemampuan menyimak kategori belum berkembang 0%, mulai berkembang 25%, dan berkembang sangat baik
75%.
Artinya
metode
pesan
berantai
untuk
meningkatkan
keterampilan menyimak berhasil. Perbedaan penelitian Ani Yulianti Rahayu dengan skripsi ini adalah dari segi metode penelitiannya. Ani Yulianti Rahayu menggunakan metode PTK dalam penelitiannya, sedangkan penulis menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dan penulis pun memfokuskan materi pantun sebagai bahan mataeri yang difokuskan untuk keterampilan menyimak siswa. 2. Royanih. 2014. Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penerapan Metode Permainan Bisik Berantai pada Siswa Kelas III MI Ath37
Faridah Kartono, Siti Halidjah, op.cit., hlm. 9
30
Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil tes siklus I siswa mengalami peningkatan dari hasil tes prasiklus sebesar 51.96% menjadi 59.83%. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,58 terjadi peningkatan sebesar 22.23% dari siklus I yaitu dari 71.79 menjadi 79.58 dengan persentase 75.57 . Jadi, kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI. Ath-Thoyyibiyyah Kalideres meningkat sebesar 7,79. Pada dasarnya, penelitian Royanih, penelitian sebelumnya, dan penulis memiliki persamaan penggunaan metode, yaitu sama-sama menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Perbedaan penelitian Royanih dengan skripsi ini adalah dari segi aspek kefokusan materi keterampilan menyimak yang diajarkan dan pengambilan sampel dalam penelitian. Royanih meneliti hanya keterampilan menyimak dalam melakukan penelitian keterampilan menyimak pada kelas III di MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat. Sementara penulis meneliti keterampilan menyimak pantun pada kelas IV SDN Bekasi Jaya II. 3. Nunung Hidayah. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Metode Permainan Bahasa Tipe Bisik Berantai pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Pamijahan Bogor tahun ajaran 2012/2013. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Negri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini nunung menyimpulkan pada Siklus I dam II bahwa metode permainan bahasa bisik berantai ini pada peningkatan menulis puisi pada siswa sangat efektif dan mengalami peningkatan. Siswa jadi lebih berminat dalam membuat puisi. Guru pun lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan
31
prestasi belajar siswa terutama pada pembelajaran bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) karna berhubungan dengan peningkatan pendidikan maka digunakanlah metode penelitian tersebut. Perbedaan penelitian Nunung Hidayah dengan skripsi ini adalah dari pemilihan jenis keterampilan bahasanya, metode penelitian, pengambilan sample penelitian dan jenjang pendidikan yang dipilih sebagai tempat penelitian. Nunung Hidayah memilih keterampilan menulis puisi dalam penelitiannya pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Pamijahan Bogor dan menggunakan metode penelitian PTK. Sedangkan penulis memilih keterampilan menyimak pantun dalam melakukan penelitian pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimen.
F. Kerangka Berpikir Belajar Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan dengan kurikulum bahasa bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa memuaskan. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode konvensional, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi metode pembelajaran maupun media.
32
Metode permainan bahasa bisik berantai adalah salah satu metode pengajaran menyimak dan pembelajaran kooperatif sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar siswa. Pada metode ini siswa dibentuk beberapa kelompok dan berbaris untuk menyiapkan permainan bisik berantai mengenai materi pantun.Sebelum permainan bisik berantai dimulai, guru memberikan stimulus atau bekal materi tentang materi pantun. Guru memberikan tema pantun pada setiap kelompok dan siswa mulai berbisik dengan menyampaikan ke teman kelompoknya tentang teori dan isi pantun. Siswa yang tepat dan benar melafalkan pantun dialah pemenangnya. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Siswa kelompok bawah akan dapat transfer pengetahuan dari siswa kelompok atas yang merupakan teman sebayanya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang materi yang dijelaskan.
G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: H0
: Tidak terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II
H1
: Terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II, Jl. Kh. Mas Mansyur- Bekasi Mede, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kode Pos 17112 , pada tanggal 04 - 25 mei 2015, semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan (treatment), yaitu pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai yang diterapkan pada kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Eksperimen yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Experiment). Hal ini dikarenakan eksperimen yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria
yang
dibutuhkan
oleh
eksperimen
sesungguhnya,
yaitu
randomisasi subjek penelitian. Sebagaimana diketahui, penentuan sampel pada penelitian eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Akan tetapi, dalam hal ini kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya dalam mengontrol hal-hal yang mempengaruhi treatment terhadap keterampilan menyimak.
33
34
C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum proses belajar dimulai dua kelompok tersebut mendapatkan tes awal yang sama. Setelah itu kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan metode permainan bahasa bisik berantai dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi pantun, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode ceramah saja dalam mata pelajaran pada Bahasa Indonesia. Setelah proses pembelajaran selesai masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun urutan desain penelitian terlihat jelas pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Nonrandomised Pretest-Posttest Control Group Design1 Kelompok
TesAwal
Perlakuan (x)
TesAkhir
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T3
-
T4
Keterangan: T1 : Pretest kelas eksperimen T2 : Posttest kelas eksperimen T3 : Pretest kelas kontrol T4 : Posttest kelas kontrol X : Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai - : Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 186.
35
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IV SDN Bekasi Jaya II tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 2 kelas. Kelas IV berjumlah 50 siswa/siswi. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu: a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.4 Menurut Riduwan purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanganpertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.5 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. 2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009). Cet. Ke-15, h. 117. 3 Ibid.,h. 118. 4 Ibid.,h. 124. 5 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-6, h. 63.
36
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara-cara memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Teknik pengumpulan data ini menggunakan tes dan non tes. Tes berupa soal essay sedangkan non tes berupa dokumentasi yaitu hasil kegiatan pembelajaran materi pantun siswa.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis: 1. Instrumen Tes Tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.6 a. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk essay yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun. Hasil dari tes tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan nilai atau kemampuan siswa dalam menyimak dan membuat pantun dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai dan tidak menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Dengan kisi-kisi tes sebagai berikut: 6
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-11, h. 67.
37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Menyimak Pantun Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Soal
Pencapaian
C1
Menirukan Menulis kembali
5.2. pembacaan
Jumlah
Bobot Skor
1
20
1
10
1
20
4,6
2
20
5
1
30
C2
C3
1
pantun pantun yang telah
anak dengan lafal dan disimak intonasi yang tepat.
Menjelaskan dan
isi
2
nasehat
pantun yang telah disimak Menyusun barisbaris
3
pantun
dengan tepat dan benar Menjelaskan tentang pantun Membedakan jenis-jenis pantun Jumlah
100
2. Instrumen Non Tes a. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.7 Dokumentasi merupakan cara lain untuk memperoleh data dari responden. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam- macam
sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden. 7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-10, h. 329.
38
Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil karya tulisan siswa dalam kegiatan pembelajaran menyimak pantun.
G. Validitas Arikunto dalam buku Riduwan mengartikan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sementara Sugiyono dalam buku yang sama mengatakan jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.8 Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis karangan. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah pengujian validitas konstruksi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.9 Untuk menguji validitas konstruksi, digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara meminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Dalam hal ini, ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah ditentukan dari jurusan.
H. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
8
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-6, h. 97. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 67.
39
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
10
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: Variabel bebas (X): Penggunaan Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai Variabel terikat (Y): Keterampilan Menyimak Pantun
I. Teknik Analisis Data Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca agar data yang terkumpul itu dapat dianalisa kemudian diambil kesimpulan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors. Lo = F (Zi) – S (Zi)
`
Keterangan: Lo
: harga mutlak terbesar
F (Zi) : peluang angka baku S (Zi) : proporsi angka baku Dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus z= keterangan: Xi : data : rata-rata data tunggal : simpangan baku
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-10, h. 61.
40
c. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5
Z.
d. Hitung proporsi Z1, Z2, .... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: S(Zi) = e. Hitung selisih absolut F(Zi)-S(Zi) pada masing-masing data, kemudian tentukan harga mutlaknya. f. Nilai yang paling besar adalah Lhitung yang dicari g. Lhitung tersebut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kitis untuk uji liliefors” Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal 2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Ho= varians populasi homogen Ha= varians populasi heterogen b) Jumlah sampel (N) c) Derajat kebebasan Dk pembilang= N – 1
dk penyebut = N – 1
d) Fhitung = Dengan bvarians = e) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikan 5%. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahu apakah data sampel tersebut bersifat homogen atau tidak.
41
Kriteria pengujian: 1) Jika Fhitung
Ftabel maka Ho diterima, yang berarti
varians kedua populasi homogen 2) Jika Fhitung
Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti
varians kedua populasi tidak homogen. 3. Uji Hipotesis Uji pengujian hipotesis, data dianalisis menggunakan uji “t” (t-test), dengan rumus:11
4. t =
√
dimana,
S2Total =
(
)
(
(
) )
Keterangan: t : uji hipotesis X1 : rerata kelas eksperimen X2 : rerata kelas kontrol S : simpangan baku N : number of case J. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 : µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2 Keterangan: H0 :
Tidak terdapat pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai
terhadap keterampilan menyimak pantunanak pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. 11
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.239
42
Ha:
Terdapat pengaruh metode permainan bisik berantai terhadap
keterampilan menyimak pantun anak pada siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. µ1:
Rata-rata
keterampilan
menyimak
pantun
siswa
dengan
siswa
dengan
menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai µ2:
Rata-rata
keterampilan
menggunakan metode ceramah
menyimak
pantun
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II. Pada kelas IV terdiri dari dua kelas. Peneliti mengambil sampel penelitian dua kelas, yaitu kelas IV A dan IV B, yang berjumlah 50 siswa/siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, peneliti memberikan tes pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk menyimak soal pantun untuk dijawab, siswa hanya mengisi jawaban setelah menyimak soal yang telah diberikan. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan atau keterampilan menyimak pantun kelas IV A lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas IV B. Akan tetapi, penyebaran data yang mendapat nilai rendah dan sedang masih seimbang, sehingga data dari kedua kelompok dinyatakan normal dan homogen. Data yang normal dapat dilihat dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dengan menggunakan Uji Liliefors. Karena data pretest dinyatakan normal dan homogen, maka peneliti dapat menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka peneliti menggunakan cara teknik random/acak antara kelas IV A dan IV B. Dari hasil pengocokan peneliti mendapatkan bahwa kelas IV A yaitu kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B yaitu kelas kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi pantun menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi
43
44
pantun tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Penelitian ini dilakukan empat kali pertemuan. Adapun materi yang diberikan adalah mengenai pengertian pantun, ciri-ciri pantun, jenis-jenis pantun, cara membuat pantun dan kegiatan intinya adalah menyimak pantun. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberi soal posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut daftar nilai pretest dan posttest keterampilan menyimak pantun yang diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol: Tabel 4.1 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
No
Nama
Pretest
Posttest
Nama
Pretest
Posttest
1
A
68
80
a
46
64
2
B
86
97
b
79
81
3
C
65
85
c
65
73
4
D
70
92
d
62
75
5
E
59
87
e
45
67
6
F
60
87
f
55
82
7
G
62
80
g
65
75
8
H
65
87
h
50
65
9
I
69
75
i
54
72
10
J
65
79
j
56
75
11
K
75
85
k
40
50
12
L
62
85
l
65
79
13
M
52
74
m
62
75
14
N
50
80
n
70
82
15
O
50
70
o
75
86
16
P
78
85
p
55
77
17
Q
83
90
q
45
70
45
18
R
63
95
r
75
82
19
S
91
95
s
59
73
20
T
75
90
t
45
65
21
U
48
80
u
70
82
22
V
77
95
v
58
57
23
W
77
95
w
60
75
24
X
52
79
x
73
87
25
Y
40
72
y
45
40
Jumlah
1642
2119
Jumlah
1474
1809
Rata-rata
65,68
84,76
Rata-
58,96
72,36
rata
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran menyimak pantun tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi pembelajaran menyimak pantun dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Sebelum kedua kelompok diberi pembelajaran menyimak pantun, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan menyimak pantun. Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 01 Mei 2015. Subjek kedua kelompok masing-masing berjumlah 25 siswa. Rangkuman hasil pengolahan data pretest kedua kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:
46
Tabel 4.2 Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol dan Eksperimen No
Kelompok
N
Skor
Skor
Mean
Maksimal
Minimal
Median
Modus
Standar Deviasi
1
Eksperimen
25 91
40
65,68
65,00
65
12,783
2
Kontrol
25 79
40
58,96
59,00
45
11,066
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menyimak pantun kelompok eksperimen dan kontrol. Berikut ini adalah distribusi frekuensi perolehan nilai pretest keterampilan menyimak pantun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
40
1
4,0
48
1
4,0
50
2
8,0
52
2
8,0
59
1
4,0
60
1
4,0
62
2
8,0
63
1
4,0
65
3
12,0
68
1
4,0
69
1
4,0
70
1
4,0
75
2
8,0
77
2
8,0
47
78
1
4,0
83
1
4,0
86
1
4,0
91
1
4,0
Total
25
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Eksperimen 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 40 48 59 60 63 68 69 70 78 83 86 91 50 52 62 75 77 65 40
48
59
60
63
68
69
70
78
83
86
91
50
52
62
75
77
65
Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 40, 48, 59, 60, 63, 68, 69, 70, 78, 83, 86, dan 91 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 50, 52, 62, 75, 77 masing-masing adan dua orang dan siswa yang mendapat nilai 65 ada tiga orang.
48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol Nilai
Frekuensi
Frekuensi
40
1
4,0
45
4
16,0
46
1
4,0
50
1
4,0
54
1
4,0
55
2
8,0
56
1
4,0
58
1
4,0
59
1
4,0
60
1
4,0
62
2
8,0
65
3
12,0
70
2
8,0
73
1
4,0
75
2
8,0
79
1
4,0
Total
25
100,0
Berdasarkan tabel dan histogram di bawah, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 40, 46, 50, 54, 56, 58, 59, 60, 73 dan 79 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 55, 62, 70 dan 75 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada tiga orang dan yang mendapat nilai 45 ada empat orang
49
Tabel di atas disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kontrol 5 4 3 2 1 0 40 46 50 54 56 58 59 60 73 79 55 62 70 75 65 45 40
46
50
54
56
58
59
60
73
79
55
62
70
75
65
45
Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemberian postest keterampilan menyimak pantun pada kelompok eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menyimak pantun dengan menggunakan metode permainan bisik berantai. Sedangkan posttest keterampilan menyimak pantun pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran menyimak pantun tanpa menggunakan metode permainan bisik berantai. Subjek kedua kelompok masingmasing berjumlah 25 siswa. Rangkuman hasil pengolahan data postest kedua kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:
50
Tabel 4.5 Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kontrol No
Kelompok
N
Skor
Skor
maksimal
minimal
Mean
Median
Modus
Standar deviasi
1
Eksperimen
25
97
70
84,76
85,00
80
7,747
2
Kontrol
25
87
40
72,36
75,00
75
11,075
Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, dapat disajikan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan menyimak pantun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini adalah distribusi frekuensi perolehan nilai posttest keterampilan menyimak pantun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen Nilai
Frekuensi
Frekuensi %
70
1
4,0
72
1
4,0
74
1
4,0
75
1
4,0
79
2
8,0
80
4
16,0
85
4
16,0
87
3
12,0
90
2
8,0
92
1
4,0
95
4
16,0
97
1
4,0
Total
25
100,0
51
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Nilai Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen 5 4 3 2 1 0 70
72
74 70
75 72
92
97
74
79
75
90 92
87 97
80 79
85
95
90
87
80
85
95
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 70, 72, 74, 75, 92 dan 97 masingmasing ada satu orang, siswa yang mendapatkan nilai 79 dan 90 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 87 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 80, 85, dan 95 masing-masing ada empat orang.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Kontrol
Nilai
Frekuensi
Frekuensi%
40
1
4,0
50
2
8,0
57
1
4,0
52
64
1
4,0
65
1
4,0
67
1
4,0
70
1
4,0
72
1
4,0
73
2
8,0
75
4
16,0
77
1
4,0
79
1
4,0
80
1
4,0
81
1
4,0
82
4
16,0
86
1
4,0
87
1
4,0
Total
25
100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Postest Kontrol 5 4 3 2 1 0 40
57
64 40
65 57
67 64
70 65
72
77 67
79 70
80 72
81 77
86
87 79
50
73
80
81
75
82
86
Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 40, 57, 64, 65, 67, 70, 72, 77, 79, 80, 81,
53
86 dan 87 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 50 dan 73 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 75 dan 82 masing-masing ada empat orang.
3. Perbandingan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Pembahasan sebelumnya telah menyajikan data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut akan disajikan perbandingan data prretest dan posttest menyimak pantun antara dua kelompok tersebut.
Tabel 4.8 Perbandingan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data
Pretest
Posttest
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
eksperimen
kontrol
eksperimen
kontrol
N
25
25
25
25
Nilai
91
79
97
87
40
40
70
40
Mean
65,68
58,96
84,76
72,36
Median
65,00
59,00
85,00
75,00
Modus
65
45
80
75
Standar
12,783
11,066
7,747
11,075
Tertinggi Nilai Terendah
Deviasi
Dari tabel di atas menunjukan hasil pretest-posttest kedua kelompok penelitian dapat perbedaaan. Pretest kelompok eksperimen
54
memperoleh nilai tertinggi 91, sedangkan pretest kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 79. Rata-rata hitung pretest kelompok eksperimen mencapai angka sebesar 65,68, dan rata-rata hitung pretest kelompok kontrol mencapai angka sebesar 58,96. Hal tersebut menunjukkan bahwa perolehan nilai pretest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan perolehan nilai kelompok kontrol. Tabel di atas pun menyajikan data posttest. Posttest kelompok eksperimen memperoleh nilai tertinggi 97, sedangkan posttest kelompok kontrol mendapatkan nilai tertinggi 87. Selain itu juga dapat diketahui perbedaan rata-rata nilai postest kelompok eksperimen mencapai angka 84,76. Sedangkan perolehan nilai rata-rata nilai postest kelompok kontrol mencapai angka 72,36. Selisih nilai ratarata hitung antara kedua kelompok sebesar 12,4. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan nilai posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
B. Hasil Analisis 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah dengan uji hipotesis. Namun sebelumnya, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Setelah data nilai pretest terkumpul, maka dapat dlakukan uji persyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan uji liliefors dan diperoleh hasil belajar sebagai berikut:: Hasil
uji
normalitas
sebaran
data
pretest-posttest
keterampilan dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:
55
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Eksperimen
Kontrol
rata-rata
65,68
Rata-rata
58,96
StandarDeviasi
12,78254
Standar Deviasi
11,06601
Nilai Maksimal
91
Nilai Maksimal
79
Nilai Minimal
40
Nilai Minimal
40
Eksperimen
Kontrol
Keterangan
A 0,05
Lhitung
Ltabel
Lhitung
Ltabel
Sampel
(Lo)
(Lt)
(Lo)
(Lt)
berdistribusi
0,097738
0,159066
0,119231
0,159066
normal
Berdasarkan tabel 4.9 perhitungan uji normalitas data, untuk normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Karena Lo < Lt (0.09<0.15) maka sampel pada kelas Eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas pretest kelas Kontrol diperoleh Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Dikarenakan Lo < Lt (0.11<0.15) maka sempel pada kelas Kontrol juga berdistribusi normal. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 17. Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Eksperimen
Kontrol
rata-rata
84,76
Rata-rata
72,36
Standar deviasi
7,747473
Standar deviasi
11,07505
Nilai Maksimal
97
Nilai Maksimal
87
56
Nilai Minimal
A
70
Nilai Minimal
Ekseperimen
0,05
40
Kontrol
Keterangan
Lhitung
Ltabel
Lhitung
Ltabel
Sampel
(Lo)
(Lt)
(Lo)
(Lt)
berdistribusi
0,130522
0,141873
0,127034
0,159066
normal
Berdasarkan tabel 4.10 perhitungan uji normalitas data, untuk normalitas posttest kelas Eksperimen diperoleh nilai Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Dikarenakan Lo < Lt (0.13<0.14) maka sampel pada kelas Eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas posttest kelas Kontrol diperoleh Lhitung (Lo) lebih kecil dari Ltabel (Lt) dengan n=25. Karena Lo < Lt (0,12<0.15) maka sempel pada kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 18. b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan kriteria pengujian: 1. Jika Fhitung
Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen 2. Jika Fhitung
Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas Eksperimen dan Kontrol sebelum diberi perlakuan (pretest) dapat dilihat pada tabel berikut:
57
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest Varians
Taraf
Eksperimen
Kontrol
signifikan
163.39
122.45
0.05
Fhitung
Ftabel
Keterangan
1.334
1.983
Data homogen
Bedasarkan tabel 4.11, hasil perhitungan uji Homogenitas Fhitung
<
Ftabel (1,334<1,983) maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat melakukan pretest kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 19. Hasil perhitungan uji homogenitas data pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol setelah diberikan perlakuan (posttest) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest Varians
Taraf
Eksperimen
Kontrol
signifikan
60.02
122.65
0.05
Fhitung
0,489
Ftabel
Keterangan
1.983
Data homogen
Berdasarkan
tabel
4.6,
hasil
perhitungan
Fhitung <
Ftabel
(0,489<1,983) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan posttest kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 20.
2. Pengujian Hipotesis a. Uji-t Data Pretest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Uji-t dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil perhitungan uji-t
58
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji-t Pretest thitung
ttabel
Kesimpulan
0,597
1,991
Tolak Hα dan terima H0
Berdasarkan tabel 4.13, perhitungan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol thitung < ttabel (0,597 < 1,991). Hal ini menunjukkan Ha ditolak atau hipotesis belum teruji, artinya penggunaan metode permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 21. b. Uji-t Data Posttest Keterampilan Menyimak Pantun Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Selanjutnya, untuk menguji H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
rata-rata
keterampilan
menyimak
pantun
dengan
menggunakan Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai dengan ratarata keterampilan menyimak pantun yang tidak diberi Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai digunakan uji-t posttest. Dengan kriteria pengujian yaitu: 1. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Hα ditolak, sedangkan 2. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Hα diterima. Hasil perhitungan uji-t kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest thitung
ttabel
Kesimpulan
5,774
1,991
Tolak H0 dan terima Hα
59
Berdasarkan tabel 4.14, hasil uji-t posttest diperoleh thitung (5,774) >ttabel
(1,991).Sehingga thitung berada didalam daerah penolakan H0 atau
dengan kata lain H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil ujit pada data posttest menunjukkan adanya perbedaan kemampuan menyimak pantun. Dengan kata lain, keadaan akhir kemampuan menyimak pantun pada kelompok eksperimen adalah berbeda. Untuk lebih jelas, lihat pada lampiran 22.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan lebih tinggi dari perolehan nilai kelompok kontrol. Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut. Pada kelompok eksperimen diperoleh skor tertinggi sebesar 91, skor terendah sebesar 40, rata-rata pretest sebesar 65,68, median sebesar 65,00, modus sebesar 65 dan standar deviasi sebesar 12,783. Pada kelompok kontrol diperoleh skor tertinggi sebesar 79, skor terendah sebesar 40, rata-rata pretest sebesar 58,96, median sebesar 59,00, modus sebesar 45 dan standar deviasi sebesar 11,066. Setelah dilakukan pretest pada pertemuan pertama, kemudian kedua kelompok penelitian tersebut diberi perlakuan yang berbeda selama empat kali pertemuan. Pertemuan keempat kedua kelompok penelitian diberi soal posttest. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kedua kelompok penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Kelompok kontrol memperoleh skor tertinggi sebesar 87, skor terendah sebesar 40, rata-rata posttest sebesar 72,36, median sebesar 75,00, modus sebesar 75 dan standar devisiasi sebesar 11,075. Kelompok eksperimen memperoleh skor tertinggi 97, skor terendah sebesar 70, rata-rata posttest sebesar 84,76, median sebesar 85,00, modus sebesar 80 dan standar devisiasi sebesar
60
7,747. Hasil posttest tersebut menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata posttest kelompok kontrol. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh uji-t skor pretest-posttest keterampilan menyimak pantun pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengujian uji-t skor pretest-posttest ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dalam proses pembelajaran antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Nilai probabilitas yang diperoleh dari pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar thitung (0,597) < ttabel (1,991). Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menyimak pantun adalah sama. Sedangkan pada nilai probabilitas yang diperoleh posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar thitung (5,774) >ttabel (1,991). Perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi. Artinya, rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menyimak pantun adalah berbeda. Data yang telah diinterpretasikan di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal dan kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dalam menyimak pantun. Sedangkan, pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan antara kemampuan awal dan kemampuan akhir dalam menyimak pantun. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Dalam pembelajaran menyimak pantun, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai, sementara kelompok kontrol tidak menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Metode permainan bisik berantai pada materi menyimak pantun sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan menyimak.
61
Disamping melatih otak untuk mengingat dan melatih konsentrasi siswa, juga meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Pada saat pembelajaran pun metode bisik berantai bisa dilengkapi dengan media seperti video ,tape record dan sebagainya, supaya siswa lebih semangat mengikuti permainan tersebut pada pembelajaran menyimak pantun. Meskipun ada saja siswa yang lambat atau lemah konsentrasinya sehingga tertinggal dalam simakkan dan merasa terbebani karna ditugaskan untuk mengingat dan menghafal. Namun setelah mengikuti pembelajaran ini siswa memiliki motivasi sendiri melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan juga kelompoknya karena pada metode ini pun menjadi pelajaran untuk siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab. a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 04 Mei 2015. Untuk perlakuan pertama kelas eksperimen, siswa diberikan perlakuan dengan memberi pengetahuan mengenai pantun dan menjelaskan langkah-langkah permainan bisik berantai pada pembelajaran pantun. Kemudian guru memberikan kertas warna yang berisikan pantun. Setiap kelompok dibagikan kertas tersebut dan kemudian masing-masing dua kelompok maju dan memulai permainan bisik berantai dan untuk siswa yang terakhir bertugas menyebutkan kembali pantun yang telah dibisikkan oleh teman kelompoknya hingga seterusnya pada kelompok lain. Untuk kelompok yang tepat dan benar menyebutkan pantun yang telah disimaknya maka mendapatkan reward sebagi penyemangat. Setelah siswa memahami tentang pantun dan sudah mengikuti permainan dalam pembelajaran pantun, siswa per individu diberikan LKS untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan juga melatih daya ingat siswa.
62
Berbeda dengan perlakuan pertama kelompok kontrol. Peneliti mengajar dengan menggunakan konvensional, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pantun dan membentuk kelompok dari beberapa siswa. Kemudian siswa diperintahkan untuk menyimak bacaan pantun atau soal yang diberikan oleh guru. Dan siswa kembali melafalkan kembali pantun yang telah disimaknya. Ketika diberikan tugas untuk menyimak pantun dengan metode konvensional tanpa metode permainan bisik berantai, siswa membutuhkan waktu lebih lama untuk mengingat dan menyimak secara konsentrasi pantun yang telah
dibacakan.
menuliskan
Siswa
kembali
mengalami
pantun
yang
kesulitan
untuk
disimaknya,
dan
kembali kurang
mempertanggungjawabkan diri sendiri untuk menyimak. Peneliti tetap menjelaskan tentang pantun pada kelas kontrol, materi yang disampaikannya pun tidak jauh berbeda pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, siswa diberi LKS yang sama dengan kelompok eksperimen. b. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2015. Untuk perlakuan kedua kelompok eksperimen, siswa masih diberikan pengetahuan tentang pantun. Pada metode bisik berantai pertemuan kedua, siswa dibentuk kelompok lagi. Setiap kelompok diberikan kertas warna kosong dan setiap kelompok membuat pantun, kemudian kertas semua kelompok digabungkan dan dikocokkan, perwakilan kelompok maju untuk mengambil kertas warna pantun temannya untuk dimainkan pada bisik berantai menyimak pantun. Langkah permainan pada pembelajaran ini sama dengan menyampaikan informasi untuk dibisikkan kepada temannya dan kemudian menyimaknnya. Lalu siswa diperintahkan untuk menuliskan kembali pantun tersebut. Setelah siswa telah usai mengikuti
permainan
tersebut,
siswa
diberikan
reward
atau
63
penghargaan bagi kelompok yang menang dalam permainan bisik berantai. Kemudian guru memberikan LKS pada setiap kelompok. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen, pada siswa terdapat perkembangan menyimak dari pertemuan sebelumnya. Siswa sangat antusias dan memiliki dorongan tersendiri untuk bertanggung jawab secara individu dan juga kelompoknya. Sedangkan perlakuan kedua pada kelompok kontrol hampir sama dengan kelompok eksperimen saat penyampaian materi, hanya saja kelompok kontrol tidak menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Tampak kejenuhan sikap pada para siswa pun terlihat karna hanya diberikan atau disuguhkan metode ceramah/konvensional saja. Guru menyebutkan pantun dengan suara nyaring dan siswa diperintahkan guru untuk menyimak dan menyebutkan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar. Kemudian guru juga memberikan contoh cara penulisan pantun dan diperintahkan untuk membuat pantun hasil karya sendiri. Setelah siswa diberikan materi, siswa diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen. c. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 18 Mei 2015 untuk perlakuan ketiga kelompok eksperimen, siswa diberi stimulus kembali mengenai pantun untuk melatih daya ingat siswa. Pada kegiatan inti siswa diperintahkan untuk menyusun pantun acak secara benat dan tepat, lalu menuliskan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar berdasarkan susunannya. Pada metode bisik berantai pertemuan ketiga ini, menggunakan media video lagu pantun anak-anak. Setiap kelompok diperintahkan untuk menyimak lagu pantun tersebut. Dan kemudian ditulis kembali di kertas selembar sebagai bahan untuk permainan bisik berantai menyimak pantun pada masing-masing
64
kelompoknya. Setelah melakukan permainan ini, siswa diberikan LKS mengenai materi yang sudah diajarkan. Pada pertemuan ketiga ini di kelas eksperimen, siswa mengalami perkembangan yang baik pada proses menyimak pantun. Setiap siswa secara tidak langsung belajar berkerja sama, bertanggung jawab, teliti dan percaya diri. Sedangkan pada perlakuan ketiga kelompok kontrol hampir sama dengan kelompok eksperimen dengan memberikan stimulus pertanyaan mengenai pantun. Dan guru menerapkan metode konvensional. Adapun kegiatannya dibuatnya kelompok masingmasing, kemudian memerintahkan siswa untuk menyusun pantun acak dan menuliskan kembali pantun tersebut. Lalu guru memberikan soal lisan dengan menyebutkan pantun anak dan memerintahkan siswa untuk menuliskan kembali di buku tulis masing-masing. Kemudian dibuat kelompok kemudian siswa diberikan LKS. d. Pertemuan Keempat Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2015 untuk perlakuan keempat kelompok eksperimen, guru masih menerapkan metode bisik berantai dalam menyimak pantun, sebagaimana langkah metode bisik berantai sebelumnya. Hanya saja isi indikator pantun dan media saja yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada pertemuan ini siswa mendengarkan guru menjelaskan nilai yang terkandung dalam pantun dan kosakata baku atau tidak baku yang terdapat dalam pantun. Setelah itu siswa kembali mendengarkan atau menyimak lagu pantun anak untuk menajdi bahan permainan bahasa bisik berantai dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian guru memerintahkan siswa mencari informasi mengenai nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut dan kosakata baku yang digunakan pada pantun tersebut. Pada pertemuan terakhir ini siswa sudah terlihat mengalami peningkatan
65
kemampuan
menyimaknya
terutama
pada
menyimak
pantun.
Kemudian di akhir pembelajaran siswa diberikan LKS perkelompok. Sedangkan pada perlakuan keempat kelompok kontrol, guru masih menggunakan metode konvensional tidak menggunakan metode
bisik
berantai.
Siswa
semakin
nampak
jenuh
pada
pembelajaran pantun yang sangat monoton, yang hanya mendengarkan penjelasan guru dan melakukan pembelajaran tanpa ada metode kreatif untuk menyimak pantun. Adapun kegiatan intinya siswa kelompok kontrol sama halnya dengan siswa kelompok eksperimen yang diperintahkan mencari informasi mengenai nilai yang terkandung dalam pantun dan kosakata baku pada pantun tersebut. Hanya saja yang berbeda dari segi metode dan media. Kemudian siswa diberikan LKS yang sama seperti kelompok eksperimen. Dari perlakuan yang telah diberikan peneliti kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai mampu membantu siswa dalam menyimak dan melatih daya ingat siswa pada pembelajaran pantun. Selain itu, metode permainan bahasa bisik berantai dapat merangsang otak siswa untuk mengingat dan mengahapal karna secara tidak langsung siswa sedang belajar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Siswa pun menjadi lebih fokus dan antusias saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Berbeda dengan kelompok kontrol tanpa menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Siswa pada kelompok ini terlihat kurang semangat dan jenuh mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut bisa dilihat dari sikapnya dan hasil pembelajaran saat di kelas. Meskipun begitu, diantara kedua kelompok tersebut ada siswa yang sudah bagus dalam daya ingatnya dan juga ada yang lemah dan harus diberi motivasi lebih saat belajar.
66
Setelah mendapat perlakuan, kemudian kedua kelompok tersebut diberikan posttest. Soal posttest yang diberikan sama dengan pretest, yaitu tes menyimak pantun. Bentuk soal posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu siswa diberikan kertas jawaban tanpa diberikan kertas soal. Kertas soal dipegang oleh guru, siswa hanya menyimak soal yang dibacakan oleh guru dan kemudian menjawabnya pada kertas jawaban. Posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak pantun pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. Hasilnya kedua kelompok mengalami peningkatan rata-rata. Namun, kelompok eksperimen memperoleh rata-rata posttest lebih tinggi daripada ratarata posttest yang diperoleh kelompok kontrol. D. Keterbatasan Penelitian Selama penelitian berlangsung, peneliti menemukan beberapa kendala yang cukup berarti. Kendala-kendala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa yang memiliki kognitif yang rendah merasakan beban pada proses pembelajaran 2. Peneliti kurang mampu mengondisikan kelas saat proses belajar pantun metode bisik berantai dilaksanakan. 3. Peneliti masih belum memahami kondisi psikologi setiap siswa.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa metode permainan bahasa bisik berantai berpengaruh terhadap keterampilan menyimak pantun kelas IV SDN Bekasi Jaya II. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata hasil pretest-posttest kelas eskperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 65,68. Sementara itu, rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 58,96 sedangkan rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 84,76 sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yaitu 72,36. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada skor data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 0,05%, thitung (5,774) >ttabel (1,991). yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran bagi: 1. Siswa, ditekankan lebih konsentrasi saat proses belajar terutama pada pembelajaran menyimak materi pantun. 2. Guru,
sebaiknya
menerapkan
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan untuk menarik perhatian siswa, salah satunya dengan menggunakan
metode
permainan
bahasa
bisik
berantai
pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyimak pantun. 3. Sekolah, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan metode permainan bahasa bisik berantai pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menyimak pantun siswa, khususnya
67
68
pada kelas IV dan juga pihak sekolah hendaknya melakukan pengawasan dan perhatian lebih kepada siswa dan guru-guru demi mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. 4. Peneliti, sebagai agen ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan menyimak pantun siswa dengan menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai. Di samping itu perlu adanya penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui pengaruh metode permainan bahasa bisik berantai pada menyimak jenis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.S, Nadjua. Intisari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya : Triana Media, tanpa tahun. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Cet. Ke-9. Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Gawa, Jhon. Kebijakan dalam 1001 Pantun, Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2007. Hamruni. Strategi Pembelajaran. Depok, Sleman, Yogyakarta: Insan Madani, 2012. Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Rosda Karya, 2011, cet. 3. Kamus Bahasa Indonesia. Citra Media Press, 2008. Kartono, Faridah. Halidjah, Siti. “Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Berbisik Berantai di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Sungai Pinyuh” Artikel Penelitian pada Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2013. Nurhasanah, “Penggunaan Metode Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Bicara Siswa Kelas III SDN 39 Sungai Kakap”. Artikel Ilmiah, 2013. Rachmawati, Yani. Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Kencana, 2010, Cet. 1, Raharja, Bintang Angkasa Putra. Berbalas Pantun. Jakarta: Permata Equator Media, 2008, cet. 1. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. Ke-6. Saddhono, Kundharu. Slamet, St. Y. Berbahasa Indonesia, (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, 2010.
69
70
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Ed. Rev., Cet. 5., Subana, M. Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2011, cet. III. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Ke-11. Sugiarsih, Septia. “Permainan Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”, Makalah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-15. Sujiono, Yuliani Nuraiani. Sujiono, Bambang. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta : PT Indeks, 2010. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Sutikno, Sobry. Metode & Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica, 2014. Tarigan, Djago dkk., Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2013. Tarigan, Henry Guntur. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1979. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Pedoman Pendirian Sekolah dari SD Sampai Universitas. Jakarta; CV. Tamita Utama, 2004. Y, Budinuryanta. Kasuriyanta, Koermen, Imam. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka, 2008.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran 2
Instrumen Penelitian Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 3
Instrumen Penelitian Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 4
Kunci Jawaban Instrumen Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
Lampiran 5
RPP Pertemuan Pertama Kelompok Eksperimen
Lampiran 6
RPP Pertemuan Kedua Kelompok Eksperimen
Lampiran 7
RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Eksperimen
Lampiran 8
RPP Pertemuan Keempat Kelompok Eksperimen
Lampiran 9
RPP Pertemuan Pertama Kelompok Kontrol
Lampiran 10
RPP Pertemuan Kedua Kelompok Kontrol
Lampiran 11
RPP Pertemuan Ketiga Kelompok Kontrol
Lampiran 12
RPP Pertemuan Keempat Kelompok Kontrol
Lampiran 13
Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Eksperimen
Lampiran 14
Deskripsi Statistik Pretest Kelompok Kontrol
Lampiran 15
Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Eksperimen
Lampiran 16
Deskripsi Statistik Posttest Kelompok Kontrol
Lampiran 17
Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 18
Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
Lampiran 19
Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 20
Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 21
Uji Hipotesis Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 22
Uji Hipotesis Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Lampiran 23
Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 24
Daftar Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Lampiran 25
Hasil Tes Pretest dan Posttes Siswa Kelas IV Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 26
Surat Bimbingan Skripsi, Surat Observasi, Surat Permohonan Izin Penelitian, Surat Balasan Sekolah.
Lampiran 27
Uji Referensi
Lampiran 28
Biodata Penulis
SOAL PRETEST KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
I.
Essay 1. Simaklah pantun berikut ini dengan baik, kemudian tuliskan kembali pantun tersebut yang telah disimak dengan tepat dan benar! a. Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah b. Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai 2. Jelaskan isi pantun dan nasehat pantun tersebut yang telah disimak! 3. Susunlah pantun berikut ini dengan tepat dan benar! a. Pohon ceri subur tumbuhnya Saling memberi saling menerima Petik buahnya masukkan kantong Saling bantu tolong menolong b. Dari Seram ke Pulau Buru Anak baik menghormati guru Dalam kota beli papaya Berbakti jua pada orangtua 4. Apa yang kamu ketahui tentang pantun? 5. Sebutkan Jenis-jenis pantun di bawah ini! a. Kalau Menegakkan Benang Basah Aib Malu Orang Sekampung Kalau Menegakkan Agama yang Salah Hidup Mengerang Mati Menanggung b. Apalah tanda kayu Meranti
Kayunya rampak melambai angin Apalah tanda Melayu sejati Ilmunya banyak, belajarpun rajin
SOAL POSTEST KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
II.
Essay 6. Simaklah pantun berikut ini dengan baik, kemudian tuliskan kembali pantun tersebut yang telah disimak dengan tepat dan benar! c. Tanam padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah d. Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai 7. Jelaskan isi pantun dan nasehat pantun tersebut yang telah disimak! 8. Susunlah pantun berikut ini dengan tepat dan benar! c. Pohon ceri subur tumbuhnya Saling memberi saling menerima Petik buahnya masukkan kantong Saling bantu tolong menolong d. Dari Seram ke Pulau Buru Anak baik menghormati guru Dalam kota beli papaya Berbakti jua pada orangtua 9. Apa yang kamu ketahui tentang pantun? 10. Sebutkan Jenis-jenis pantun di bawah ini! c. Kalau Menegakkan Benang Basah Aib Malu Orang Sekampung Kalau Menegakkan Agama yang Salah Hidup Mengerang Mati Menanggung
d. Apalah tanda kayu Meranti Kayunya rampak melambai angin Apalah tanda Melayu sejati
KUNCI JAWABAN SOAL PRETES-POSTTEST KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
I.
Jawaban Essay 1. a. Taman Padi di tengah sawah Sawah subur selalu basah Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah b. Jika ke kota beli kain kaca Beli pita dua seuntai Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai 2. Isi pantun dan nasehat pantun a. Pagi hari pergi sekolah Sore hari ke madrasah Nasehatnya adalah rajinlah menutut ilmu dunia dan akhirat untuk menjadi bekal hidup dan mati. b. Rajin menulis rajin membaca Itu pertanda anak yang pandai Nasehatnya adalah jika rajin menulis dan membaca akan menjadi anak yang pandai dan pintar. 3. Pantun berdasarkan susunan yang benar a. Pohon ceri subur tumbuhnya petik buahnya masukkan kantong saling memberi saling menerima saling bantu tolong menolong. b. Dari seram ke pulau buru Dalam kota beli pepaya Anak baik menghormati guru Berbakti jua pada orangtua 4. Pantun adalah karya sastra Indonesia, pantun adalah puisi lama dan pantun bersajak a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi.
5. Jenis-jenis pantun tersebut adalah: a. Pantun agama b. Pantun nasehat c. Pantun anak 6. Pantun anak, pantun nasehat, pantun agama, pantun remaja, pantun jenaka, pantun pendidikan dll.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
I. II.
IV.
V.
pembacaan
Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
III.
dan
:
Menjelaskan tentang Pantun Mengulang dengan melafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar. Menjelaskan isi pantun yang telah disimak. Mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar.
Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa menjelaskan tentang pantun Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa mengulang pelafalan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat dapat, menjelaskan isi pantun berdasarkan jenis-jenisnya Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar. Materi Pembelajaran : A. Materi Pokok : Pantun B. Sub Materi Pokok : Pantun Anak C. Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) Metode Pembelajaran : Ceramah Bisik berantai (Kerja kelompok)
dapat dapat Siswa dapat
VI.
Tanya jawab Penugasan Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Menyimak
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Memberikan informasi karya sastra yan dimiliki Indonesia dengan mempelajari puisi lama (Pantun) dan melestarikan karya sastra kebudayaan Indonesia.
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun guru Memberikan gambaran awal mengenai pantun Memberikan penjelasan tentang pengertian pantun, ciri-ciri pantun
Menyimak guru Menyimak guru
penjelasan Perhatian dan kefokusan penjelasan Perhatian dan kefokusan
dan jenis-jenis pantun. mengikuti Perhatian dan Guru melafalkan contoh Siswa pelafalan pantun yang Bertanggung jawab dalam berpantun dibacakan oleh guru penjelasan Perhatian dan kefokusan Guru Memberikan Menyimak contoh-contoh pantun guru berdasarkan jenisjenisnya B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Membentuk kelompok Setiap kelompok berbaris Kerjasama dari beberapa siswa sesuai kelompoknya bertanggungjawab Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pantun menggunakan metode permainan bahasa bisik berantai Guru mengocok kertas warna yang berisikan jenis-jenis pantun Guru memperhatikan siswa dalam berkompetisi melalui metode permainan bahasa bisik berantai Guru memperhatikan siswa dalam berkompetisi melalui metode permainan bahasa bisik berantai
dan
Siswa menyimak Bertanggung jawab dan penjelasan guru perhatian
Siswa memilih salah satu kertas warna tersebut untuk kelompoknya ketua kelompok membisikan jenis pantun yang didapatnya secara berantai kepada teman sekelompoknya Untuk bagian teman yang terakhir bertugas untuk mengungkapkan kembali isi pantun yang telah disimak/dibisikan oleh temannya secara benar dan tepat.
Percaya diri
Kerjasa sama tanggungjawab
dan
Kerjasama tanggungjawab
dan
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan
penegasan Menyimak
kesimpulan Perhatian dan kefokusan
dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. VII.
Alat/ Sumber Belajar
VIII.
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
:
Tulisan Macam-macam Pantun pada kertas warna. Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
Penilaian
:
Indikator Pencapaian Menjelaskan pantun
tentang
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes Tulis Esay
Instrumen / Soal 1. 2.
Apa Pengertian Pantun? Sebutkan Jenis-jenis Pantun!
Mengulang dengan Tes Lisan Melafalkan pantun Tes Tulisan dengan intonasi yang tepat dan benar
Esay
Mengemukakan Tes Lisan kembali pantun dengan Tes Tulisan tepat dan benar
Esay
1. Kemukakan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar ! 2. Tulislah kembali pantun yang telah disimak !
Menjelaskan isi pantun Tes tulisan yang telah disimak.
Esay
1. Sebutkan bagian dari isi pantun tersebut !
1.
2.
Lafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar ! Apa Nasihat dari pantun tersebut?
Format Kriteria Penilaian 1. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
2. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
PANTUN
Pengertian Pantun Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut. Ciri - ciri pantun
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b Terdiri 4 baris dalam 1 bait Baris pertama & kedua merupakan sampiran Baris ketiga & keempat merupakan isi
Contoh pantun berima a-b-a-b Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti Kalau ada kata-kataku yang salah jangan masukkan dalam hati Contoh pantun berima a-a-b-b Kura-kura dalam perahu Pura-pura tidak tahu Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula Contoh pantun berima a-a-a-a Kucing itu kakinya empat Kalau tiga berarti cacat Wahai kamu cepatlah tobat Sebelum ajal mendekat Jenis-jenis Pantun
Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa Contoh : Malam hari main kulintang Ditemani sobat tersayang Bagaimana hati tidak bimbang Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait) Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. Ciri-ciri seloka :
1. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua. 2. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga. 3. Dan seterusnya. Contoh : Bait I Taman melati di rumah-rumah (baris I) Ubur-ubur sampingan dua (baris II) Kalau mati kita bersama (baris III) Satu kubur kita berdua (baris IV) Bait II Ubur-ubur sampingan dua (baris I) Taman melati bersusun tangkai (baris II) Satu kubur kita berdua (baris III) Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Talibun Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Dengan catatan : JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c. Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d. Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari Induk semang cari dahulu
Pantun Kilat (karmina) Ciri-cirinya : 1. 2. 3. 4.
Setiap bait terdiri dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi. Bersajak a-a. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh: Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak Contoh : Elok Rupa kembang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja Contoh: Naik Motor merknya Honda Pergi sebentar kerumah Hanapi Bila cinta mekar di dada Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua Contoh: Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka Contoh: Ikan gabus di rawa-rawa Ikan sepat nyangkut dijaring Perut sakit menahan tawa Melihat gigi palsu loncat ke piring
Pantun Teka-teki Contoh: Tuan puteri belajar menari Diajari oleh pak Harun Kalau tuan bijak bestari Apa yang naik tapi tak bisa turun
SOAL LATIHAN
A. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar! 1. Apa Pengertian Pantun? 2. Sebutkan Jenis-jenis Pantun! 3. Sebutkanlah kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar! 4. Lafalkan pantun yang telah disimak dengan intonasi yang tepat dan benar! 5. Tulislah kembali pantun yang disimak! 6. Jelaskan isi pantun yang disimak! 7. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak?
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke
: II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
:
Melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar Mendiskusikan isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan Membuat pantun anak dengan tepat dan benar
III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar. Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat mendiskusikan mengenai pantun anak yang telah dilafalkan Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat membuat pantun anak dengan tepat dan benar. IV. Materi Pembelajaran : D. Materi Pokok : Pantun E. Sub Materi Pokok : Pantun Anak F. Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah Bisik berantai (Kerja kelompok) Tanya jawab Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran : D. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Bernyanyi bersama
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Menyanyikan Pantun dengan lagu
E. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Memberi kesempatan untuk siswa memberi contoh pantun anak Memerintahkan siswa memberi contoh pelafalan intonasi pantun yang tepat dan benar
Memberi contoh pantun Tanggung jawab anak percaya diri
dan
Siswa di depan kelas Tanggung jawab mempraktekan pelafalan percaya diri intonasi pantun yang tepat dan benar.
dan
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Membentuk kelompok Setiap kelompok Kerjasama dari beberapa siswa bergabung sesuai bertanggungjawab kelompoknya
dan
Guru memerintahkan perwakilan setiap kelompok untuk membuat pantun di kertas Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan kertas yang sudah ditulis pantun Guru mengocok kertas pantun semua kelompok yang telah dikumpulkan
Setiap membuat kertas
kelompok Kerjasama pantun di bertanggung jawab
dan
Setiap kelompok Percaya diri mengumpulkan kertas bertanggungjawab yang sudah ditulis pantun
dan
Ketua kelompok memilih Kerjasama dan percaya salah satu kertas yang diri masih tertutup untuk kelompoknya Guru membagi dua sesi Setiap kelompok berbaris Kerjasama dan tertib dalam permainan bisik sesuai kelompoknya dan berantai pada dua kelompok lain menyimak kelompok terlebih dahulu dan selanjutnya Guru memberikan kertas Dua kelompok Kerjasama dan teliti pantun yang sudah dipilih berkompetisi dengan pada masing-masing membisikkan pantun kelompok yang telah dipilih secara acak kepada teman kelompoknya. Guru memperhatikan Masing-masing Kerja sama dan teliti kompetisi permainan kelompok membisikkan bisik berantai pantun pantun secara berantai setiap kelompok. dengan teman kelompoknya Guru menyimak jawaban Siswa yang terakhir Bertanggung jawab dan hasil bisik berantai pantun bertugas menyampaikan percaya diri dari masing-masing kembali pantun yang kelompok yang sudah telah dibisikan dengan selesai terlebih dahulu pelafalan intonasi yang benar dan tepat Guru memerintahkan Siswa menuliskan Bertanggung jawab dan setiap individu untuk kembali isi pantun yang teliti menuliskan kembali isi telah disimaknya pantun B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa
Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa F. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. VII. Alat/ Sumber Belajar
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
:
Kertas Buku Pendidikan Bahasa Indonesia Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian Indikator Pencapaian
: Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen / Soal
Melafalkan pantun anak Tes Lisan dengan intonasi yang tepat dan benar
Esay
3.
Lafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar!
Tes Tertulis Mendiskusikan mengenai isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan
Esay
Menugaskan siswa Tes tertulis membuat pantun anak dengan tepat dan benar
Esay
1. Apa jenis pantun yang kalian dapat dari teman kelompok lain ? 2. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut ? 3. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut ? 1. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun !
Mengemukakan Tes Lisan kembali pantun dengan Tes Tulisan tepat dan benar
Esay
3. Kemukakan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar ! 4. Tulislah kembali pantun yang telah disimak !
Format Kriteria Penilaian 3. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
4. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performan Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015 Mengetahui Kepala Sekolah,
Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si NIP. 196503041986101001
Dindin Ridwanuddin, M.Pd NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A
Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd
Amalia Fauziah NIM. 1111018300003
PANTUN
Pengertian Pantun Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut. Ciri - ciri pantun
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b Terdiri 4 baris dalam 1 bait Baris pertama & kedua merupakan sampiran Baris ketiga & keempat merupakan isi
Contoh pantun berima a-b-a-b Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti Kalau ada kata-kataku yang salah jangan masukkan dalam hati Contoh pantun berima a-a-b-b Kura-kura dalam perahu Pura-pura tidak tahu Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula Contoh pantun berima a-a-a-a Kucing itu kakinya empat Kalau tiga berarti cacat Wahai kamu cepatlah tobat Sebelum ajal mendekat Jenis-jenis Pantun Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh : Malam hari main kulintang Ditemani sobat tersayang Bagaimana hati tidak bimbang Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait) Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. Ciri-ciri seloka :
4. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua. 5. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga. 6. Dan seterusnya. Contoh : Bait I Taman melati di rumah-rumah (baris I) Ubur-ubur sampingan dua (baris II) Kalau mati kita bersama (baris III) Satu kubur kita berdua (baris IV) Bait II Ubur-ubur sampingan dua (baris I) Taman melati bersusun tangkai (baris II) Satu kubur kita berdua (baris III) Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Talibun Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Dengan catatan : JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c. Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d. Contoh pantun seloka 6 baris: Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari Induk semang cari dahulu
J. Pantun Kilat (karmina) Ciri-cirinya : 5. 6. 7. 8.
Setiap bait terdiri dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi. Bersajak a-a. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh: Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak Contoh : Elok Rupa kembang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja Contoh: Naik Motor merknya Honda Pergi sebentar kerumah Hanapi Bila cinta mekar di dada Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua Contoh: Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tidak murka Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka
Contoh: Ikan gabus di rawa-rawa Ikan sepat nyangkut dijaring Perut sakit menahan tawa Melihat gigi palsu loncat ke piring
Pantun Teka-teki Contoh: Tuan puteri belajar menari Diajari oleh pak Harun Kalau tuan bijak bestari Apa yang naik tapi tak bisa turun
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar! 1. Tulislah kembali pantun yang telah disimak! 2. Apa jenis pantun yang kalian dapat dari teman kelompok lain? 3. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut? 4. Jelaskan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut? 5. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke
: III
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran : Menulis pantun anak dengan tepat dan benar Membedakan jenis-jenis pantun Menyusun baris pantun dengan tepat dan benar III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat menulis pantun anak dengan tepat dan benar. Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat membedakan jenis-jenis pantun dengan tepat dan benar. Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat menyusun baris pantun dengan tepat benar. IV. Materi Pembelajaran : Materi Pokok : Pantun Sub Materi Pokok : Pantun Anak Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah Bisik berantai (Kerja kelompok) Tanya jawab Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Mengikuti arahan guru
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Ice Breaking untuk membuat kelompok
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Memberi kesempatan Menyusun baris pantun untuk siswa menyusun dengan tepat dan benar baris pantun dengan tepat dan benar Menjelaskan jenis-jenis Siswa menyimak pantun
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengarahkan siswa Setiap kelompok bergabung dengan teman bergabung sesuai sekelompoknya kelompoknya Guru memutar lagu Menyimak pantun Guru memerintahkan Setiap kelompok
Tanggung jawab percaya diri
dan
Tanggung jawab percaya diri
dan
Nilai Karakter Kerjasama bertanggungjawab Teliti dan Perhatian Kerjasama dan teliti
dan
setiap kelompok menuliskan kembali satu pantun yang didengar Guru memanggil siswa perwakilan kelompok untuk membisikkan satu pantun yang telah dibuat
menuliskan kembali satu pantun yang didengar
Siswa yang mendapat Kerja sama dan teliti tugas pertama membisikan kepada temannya mengenai pantun yang telah dibuat Guru membagi dua sesi Setiap kelompok berbaris Kerjasama dan tertib dalam permainan bisik sesuai kelompoknya dan berantai pada dua kelompok lain menyimak kelompok terlebih dahulu dan selanjutnya Guru memberikan kertas Dua kelompok Kerjasama dan teliti pantun yang sudah dipilih berkompetisi dengan pada masing-masing membisikkan pantun kelompok yang telah dipilih secara acak kepada teman kelompoknya. Guru memperhatikan Masing-masing Kerja sama dan teliti kompetisi permainan kelompok membisikkan bisik berantai pantun pantun secara berantai setiap kelompok. dengan teman kelompoknya Guru menyimak jawaban Siswa yang terakhir Bertanggung jawab dan hasil bisik berantai pantun bertugas menyampaikan percaya diri dari masing-masing kembali pantun yang kelompok yang sudah telah dibisikan dengan selesai terlebih dahulu pelafalan intonasi yang benar dan tepat Guru memerintahkan Siswa menuliskan Bertanggung jawab dan setiap individu untuk kembali isi pantun yang teliti menuliskan kembali telah disimaknya pantun B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa
C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. VII. Alat/ Sumber Belajar
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
:
Kertas. Audio Lagu Pantun Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian
:
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Menulis pantun anak
Tes Tertulis
Esay
Instrumen / Soal 4. 5.
6.
Tulislah pantun dengan tepat dan benar ! Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut ? Sebutkan bagian
sampiran dan isi pada pantun tersebut ?
jenis- Tes Tertulis
Membedakan jenis pantun
Menyusun baris pantun Tes tertulis dengan tepat dan benar
Esay
4. Perhatikan jenis pantun dibawah ini, pantun manakah yang termasuk jenis pantun anak ! (Terlampir)
Esay
1. Susunlah pantun acak ini dengan tepat dan benar !
Format Kriteria Penilaian 5. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
6. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performan Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial Bekasi, ……2015 Mengetahui Kepala Sekolah,
Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si NIP. 196503041986101001
Dindin Ridwanuddin, M.Pd NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A
Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd
Amalia Fauziah NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
1. Tulislah pantun yang telah disimak! 2. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak? 3. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun yang disimak ? 4. Perhatikan jenis-jenis pantun di bawah ini, pantun manakah yang termasuk jenis pantun anak?
Elok Rupa kembang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Naik Motor merknya Honda Pergi sebentar kerumah Hanapi Bila cinta mekar di dada Siang terkenang malam termimpi
Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tidak murka Jangan sakiti Ibu dan Bapak 5. Susunlah pantun acak ini secara benar dan tepat! Kalau ada kata-kataku yang salah jangan masukkan dalam hati Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti
Kura-kura dalam perahu Sudah gaharu cendana pula Pura-pura tidak tahu Sudah tahu bertanya pula
Wahai kamu cepatlah tobat Kucing itu kakinya empat Sebelum ajal mendekat Kalau tiga berarti cacat
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (EKSPERIMEN)
Pertemuan Ke
: IV
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II.
Indicator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran III.
IV.
V.
:
Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak Mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat mencatat kosa kata baku dalam pantun anak. Melalui penerapan metode permainan bahasa bisik berantai, siswa dapat mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak Materi Pembelajaran : Materi Pokok : Pantun Sub Materi Pokok : Pantun Anak Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) Metode Pembelajaran : Ceramah Bisik berantai (Kerja kelompok) Tanya jawab Penugasan
VI.
Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen Menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
Menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Mengikuti arahan guru
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Ice Breaking sebelum belajar
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Guru menjelaskan nilai- Siswa menyimak nilai yang terkandung dalam pantun
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengarahkan siswa Setiap kelompok bergabung dengan teman bergabung sesuai sekelompoknya kelompoknya Guru memutar lagu Menyimak materi pantun Guru memerintahkan Setiap kelompok setiap kelompok menuliskan kembali
Tanggung jawab percaya diri
Nilai Karakter Kerjasama bertanggungjawab Teliti dan Perhatian Kerjasama dan teliti
dan
dan
menuliskan kembali pantun yang didengar Guru memanggil siswa perwakilan kelompok untuk membisikkan satu pantun yang telah dicatat Guru mengawasi kompetisi permainan tersebut Guru membagi dua sesi dalam permainan bisik berantai pada dua kelompok terlebih dahulu dan selanjutnya Guru memberikan kertas pantun yang sudah dipilih pada masing-masing kelompok
Guru menyimak kompetisi permainan bisik berantai pantun setiap kelompok. Guru menyimak jawaban hasil bisik berantai pantun dari masing-masing kelompok yang sudah selesai terlebih dahulu
pantun yang didengar Siswa yang mendapat Kerja sama dan teliti tugas pertama membisikan kepada temannya mengenai pantun yang telah dibuat Siswa perkelompok Kerja sama dan teliti menyampaikan informasi secara berantai Setiap kelompok berbaris Kerjasama dan tertib sesuai kelompoknya dan kelompok lain menyimak
Dua kelompok berkompetisi dengan membisikkan pantun yang telah dipilih secara acak kepada teman kelompoknya. Masing-masing kelompok membisikkan pantun secara berantai dengan teman kelompoknya Siswa yang terakhir bertugas menyampaikan kembali pantun yang telah dibisikan dengan pelafalan intonasi yang benar dan tepat Menjawab pertanyaan guru
Guru bertanya mengenai nilai yang terkandung dalam pantun yang dibisikkan Guru memerintahkan Setiap kelompok setiap kelompok untuk mencatat kosa kata baku mencatat kosa kata baku dalam pantunnya. dalam pantun
Kerjasama dan teliti
Kerja sama dan teliti
Bertanggung jawab dan percaya diri
Bertanggungjawab percaya diri
dan
Bertanggung jawab dan teliti
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru
belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. D. Alat/ Sumber Belajar
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
:
Kertas. Audio Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
E. Penilaian Indikator Pencapaian Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak
: Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes Tertulis
Esay
7.
Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
Esay
8.
Tulislah pantun yang disimak! Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut ?
Mengemukakan nilai Tes Lisan yang terkandung dalam pantun anak
Instrumen / Soal
9.
Format Kriteria Penilaian 7. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
8. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performan Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5..
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial Bekasi, ……2015 Mengetahui Kepala Sekolah,
Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si NIP. 196503041986101001
Dindin Ridwanuddin, M.Pd NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A
Mahasiswa Peneliti
Paikah, S.Pd
Amalia Fauziah NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
A. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tuliskan kembali pantun yang telah disimak! 2. Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut? 3. Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I.
Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran : Menjelaskan tentang Pantun Mengulang dengan melafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar. Menjelaskan isi pantun yang telah disimak. Mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar. III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menjelaskan tentang pantun Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengulang pelafalan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menjelaskan isi pantun berdasarkan jenis-jenisnya Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengemukakan kembali pantun dengan tepat dan benar. IV. Materi Pembelajaran : Materi Pokok : Pantun Sub Materi Pokok : Pantun Anak Deskripsi Sub Materi Pokok :(terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah Kerja kelompok Tanya jawab Penugasan VI. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Menyimak
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Memberikan informasi karya sastra yan dimiliki Indonesia dengan mempelajari puisi lama (Pantun) dan melestarikan karya sastra kebudayaan Indonesia.
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun guru Memberikan gambaran awal mengenai pantun Memberikan penjelasan tentang pengertian pantun, ciri-ciri pantun dan jenis-jenis pantun.
Menyimak guru Menyimak guru
penjelasan Perhatian dan kefokusan penjelasan Perhatian dan kefokusan
mengikuti Perhatian Guru melafalkan contoh Siswa pelafalan pantun yang Bertanggung jawab dalam berpantun dibacakan oleh guru
dan
Guru Memberikan Menyimak contoh-contoh pantun guru berdasarkan jenisjenisnya
penjelasan Perhatian dan kefokusan
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Membentuk kelompok Setiap kelompok Kerjasama dari beberapa siswa berkumpul. bertanggungjawab Guru memberi soal Setiap kelompok pantun pada setiap berdiskusi kelompok Guru membacakan pantun Setiap kelompok siswa menyimak bacaan pantun yang dilantunkan oleh guru Guru menyuruh setiap Setiap kelompok kelompok melantunkan melantunkan kembali kembali pantun yang telah pantun yang telah dibacakannya dibacakan oleh guru dengan tepat dan benar
dan
Bertanggung jawab dan perhatian Percaya diri dan teliti
Kerjasa sama tanggungjawab
dan
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru memberi Siswa memberi kesempatan siswa untuk kesimpulan materi memberi kesimpulan pembelajaran awal pembelajaran hari ini. sampai akhir. Memberikan refleksi Mendengarkan dan terhadap materi yang telah menyimak penjelasan disampaikan. guru Memberikan umpan balik Melakukan feed back atau feed back terhadap proses dan hasil
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
pembelajaran Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling.
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
D. Alat/ Sumber Belajar
:
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
E. Penilaian
:
Indikator Pencapaian Menjelaskan pantun
tentang
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes Tulis Esay
Instrumen / Soal 3. 4.
Apa Pengertian Pantun? Sebutkan Jenis-jenis Pantun!
Mengulang dengan Tes Lisan Melafalkan pantun Tes Tulisan dengan intonasi yang tepat dan benar
Esay
10. Lafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar ! 11. Apa Nasihat dari pantun tersebut?
Mengemukakan Tes Lisan kembali pantun dengan Tes Tulisan tepat dan benar
Esay
5. Kemukakan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar ! 6. Tulislah kembali pantun yang telah disimak !
Menjelaskan isi pantun Tes tulisan yang telah disimak.
Esay
2. Sebutkan bagian dari isi pantun tersebut !
Format Kriteria Penilaian 9. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
10. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian Performan No 1. 2. 3. 4. 5..
Nama Siswa
Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar! 1. Apa Pengertian Pantun? 2. Sebutkan Jenis-jenis Pantun! 3. Sebutkanlah kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar! 4. Tulislah kembali pantun yang disimak! 5. Jelaskan isi pantun yang disimak! 6. Apa nasihat yang terkandung dalam disimak?
SELAMAT MENGERJAKAN
pantun yang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke
: II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran : Melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar Mendiskusikan isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan Membuat pantun anak dengan tepat dan benar III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat melafalkan pantun anak dengan intonasi yang tepat dan benar. Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mendiskusikan mengenai pantun anak yang telah dilafalkan Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat membuat pantun anak dengan tepat dan benar. IV. Materi Pembelajaran : G. Materi Pokok : Pantun H. Sub Materi Pokok : Pantun Anak I. Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah Tanya jawab Penugasan VI. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Bernyanyi bersama
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Menyanyikan Pantun dengan lagu
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Memberi kesempatan untuk siswa memberi contoh pantun anak Memerintahkan siswa memberi contoh pelafalan intonasi pantun yang tepat dan benar
Memberi contoh pantun Tanggung jawab anak percaya diri
dan
Siswa di depan kelas Tanggung jawab mempraktekan pelafalan percaya diri intonasi pantun yang tepat dan benar.
dan
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru menyebutkan Siswa menyimak guru pantun dengan suara yang sedang nyaring menyebutkan pantun dan kembali menulisnya di buku tulis. Guru memberi contoh Siswa menyimak
Nilai Karakter Teliti bertanggungjawab
dan
Teliti
dan
cara penulisan pantun yang benar Guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas untuk menulis pantun di papan tulis Guru memerintahkan siswa menulis pantun di buku tulisnya masingmasing Guru memerintahkan siswa untuk membacakan pantun yang telah dibuatnya di depan kelas.
penjelasan guru
bertanggungjawab
Siswa menulis contoh Percaya diri pantun bebas di papan bertanggung jawab tulis
dan
Siswa mengerjakan tugas yang diperintahkan guru untuk menulis pantun di buku tulisnya. Siswa membacakan pantun buatannya di depan kelas.
dan
Percaya diri bertanggungjawab
Bertanggung jawab dan Percaya diri
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. VII.
Alat/ Sumber Belajar
:
Kertas Buku Pendidikan Bahasa Indonesia Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
VIII.
Penilaian
Indikator Pencapaian
: Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen / Soal
Melafalkan pantun anak Tes Lisan dengan intonasi yang tepat dan benar
Esay
12. Lafalkan pantun dengan intonasi yang tepat dan benar!
Tes Tertulis Mendiskusikan mengenai isi dan nasehat pantun anak yang telah dilafalkan
Esay
Menugaskan siswa Tes tertulis membuat pantun anak dengan tepat dan benar
Esay
5. Apa jenis pantun tersebut ? 6. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut ? 7. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut ? 2. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun !
Mengemukakan Tes Lisan kembali pantun dengan Tes Tulisan tepat dan benar
Esay
7. Kemukakan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar ! 8. Tulislah kembali pantun yang telah disimak !
Format Kriteria Penilaian 11. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
12. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian Performan No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. CATATAN :
Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
SOAL LATIHAN
a. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar! 6. Tulislah kembali pantun yang telah disimak! 7. Apa jenis pantun yang kalian dapat dari teman kelompok lain? 8. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut? 9. Jelaskan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut? 10. Buatlah pantun anak minimal 3 pantun!
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke
: III
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran : Menulis pantun anak dengan tepat dan benar Membedakan jenis-jenis pantun Menyusun baris pantun dengan tepat dan benar III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menulis pantun anak dengan tepat dan benar. Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat membedakan jenis-jenis pantun dengan tepat dan benar. Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat menyusun baris pantun dengan tepat benar. IV. Materi Pembelajaran : J. Materi Pokok : Pantun K. Sub Materi Pokok : Pantun Anak L. Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah Tanya jawab Penugasan
VI. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Mengikuti arahan guru
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Ice Breaking
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Guru menjelaskan cara Menyimak penjelasan menyusun pantun dengan guru tepat dan benar Menjelaskan jenis-jenis Siswa menyimak pantun
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengarahkan siswa Setiap kelompok bergabung dengan teman bergabung sesuai sekelompoknya kelompoknya Guru memberikan soal Siswa menyusun pantun latihan pantun acak pada acak dengan tepat dan setiap kelompok benar Guru memerintahkan Setiap kelompok setiap kelompok menyusun pantun acak
Tanggung jawab percaya diri
dan
Tanggung jawab percaya diri
dan
Nilai Karakter Kerjasama bertanggungjawab Teliti dan Perhatian
Kerjasama dan teliti
dan
menyusun pantun acak dan menuliskan kembali pantun tersebut. Guru menyebutkan jenisjenis pantun dan bertanya mengenai jenis pantun tersebut. Guru menyebutkan kembali pantun anak dan memerintahkan siswa untuk dituliskan kembali di buku tulis masingmasing.
dan menuliskan kembali satu pantun tersebut. Siswa menyimak dan Kerja sama dan teliti menjawab pertanyaan guru. Siswa menyimak pantun Kerjasama dan tertib anak tersebut dan kembali menuliskan pantun tersebut di buku tulis.
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial,
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
program pengayaan, layanan konseling. VII.
Alat/ Sumber Belajar
:
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
VIII.
Penilaian
:
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Menulis pantun anak
Tes Tertulis
Esay
13. Tulislah pantun dengan tepat dan benar ! 14. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun tersebut ? 15. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun tersebut ?
jenis- Tes Tertulis
Esay
8. Perhatikan jenis pantun dibawah ini, pantun manakah yang termasuk jenis pantun anak ! (Terlampir)
Esay
2. Susunlah pantun acak ini dengan tepat dan benar !
Membedakan jenis pantun
Menyusun baris pantun Tes tertulis dengan tepat dan benar
Instrumen / Soal
Format Kriteria Penilaian 13. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
14. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian Performan No
Nama Siswa
Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial
Bekasi, ……2015 Mengetahui Kepala Sekolah,
Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si NIP. 196503041986101001
Dindin Ridwanuddin, M.Pd NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A
Mahasiswa Peneliti
Asep, S.Pd
Amalia Fauziah NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
1. Tulislah pantun yang telah disimak! 2. Apa nasihat yang terkandung dalam pantun yang disimak? 3. Sebutkan bagian sampiran dan isi pada pantun yang disimak ? 4. Perhatikan jenis-jenis pantun di bawah ini, pantun manakah yang termasuk jenis pantun anak?
Elok Rupa kembang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Naik Motor merknya Honda Pergi sebentar kerumah Hanapi Bila cinta mekar di dada Siang terkenang malam termimpi
Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tidak murka Jangan sakiti Ibu dan Bapak 5. Susunlah pantun acak ini secara benar dan tepat! Kalau ada kata-kataku yang salah jangan masukkan dalam hati Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti
Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula Pura-pura tidak tahu Sudah tahu bertanya pula
Wahai kamu cepatlah tobat Kucing itu kakinya empat Sebelum ajal mendekat Kalau tiga berarti cacat
SELAMAT MENGERJAKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/ II (KONTROL)
Pertemuan Ke
: IV
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan Mendengarkan pengumuman pantun.
dan
pembacaan
I. Kompetensi Dasar : 5.2. Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. II. Indicator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
:
Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak Mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak
III. Tujuan Pembelajaran : Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mencatat kosa kata baku dalam pantun anak. Melalui penerapan metode ceramah, siswa dapat mengemukakan nilai yang terkandung dalam pantun anak IV. Materi Pembelajaran : M. Materi Pokok : Pantun N. Sub Materi Pokok : Pantun Anak O. Deskripsi Sub Materi Pokok : (terlampir) V. Metode Pembelajaran : Ceramah (Kerja kelompok) Tanya jawab Penugasan
VI.
Langkah-langkah Pembelajaran : A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Orientasi Menjawab Memberi salam salam Berdoa bersama Berdoa sama bersama-sama Mengabsen Menyimak kehadiran
Nilai Karakter Rasa hormat dan perhatian. Nilai Spritual Rasa hormat dan perhatian
Apersepsi Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi pantun
Menjawab dan berinteraksi dengan guru
Tanggung jawab dan percaya diri
Menyimak
Rasa hormat dan perhatian
Mengikuti arahan guru
Penghayatan dan peduli
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi Ice Breaking sebelum belajar
B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Bertanya mengenai materi Menjawab pertanyaan Keaktifan dan peduli pantun yang sudah guru dipelajari Guru menjelaskan nilai- Siswa menyimak nilai yang terkandung dalam pantun
B.2 Elaborasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Guru mengarahkan siswa Setiap kelompok bergabung dengan teman bergabung sesuai sekelompoknya kelompoknya Guru memberikan contoh Siswa menyimak nilai yang terkandung dalam pantun yang dibacakannya.
Tanggung jawab percaya diri
Nilai Karakter Kerjasama bertanggungjawab Teliti dan Perhatian
dan
dan
Guru membacakan pantun dengan suara nyaring dan guru memerintahkan siswa menuliskan kembali pantun yang telah disimaknya. Guru bertanya mengenai nilai apa yang terkandung pada pantun yang telah dibacakannya. Guru menjelaskan kosa kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia pada materi pantun. Guru memberikan soal pantun dengan mencari kosa kata baku dan nilai yang terkandung dalam pantun tersebut.
Siswa menyimak dan Tanggungjawab dan teliti menuliskan kembali pantun tersebut dengan tepat dan benar.
Siswa menyimak dan Kerjasama dan teliti menjawab pertanyaan guru. Siswa menyimak Perhatian dan teliti penjelasan guru.
Siswa perkelompok Kerja sama dan teliti mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru.
B.3 Konfirmasi (waktu 20 menit) Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter Guru bertanya jawab Siswa merespons Tanya Perhatian dan kefokusan tentang hal-hal yang jawab guru belum diketahui siswa Memberikan penegasan Menyimak kesimpulan Perhatian dan kefokusan dan penguatan terhadap yang disampaikan guru hasil diskusi siswa C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan Guru Guru memberi kesempatan siswa untuk memberi kesimpulan pembelajaran hari ini. Memberikan refleksi terhadap materi yang telah disampaikan. Memberikan umpan balik atau feed back terhadap proses dan hasil pembelajaran dan Reward untuk kelompok yang menang
Kegiatan siswa Siswa memberi kesimpulan materi pembelajaran awal sampai akhir. Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru Melakukan feed back
Nilai Karakter Percaya diri dan berani
Perhatian dan kefokusan
Tanggung jujur
jawab
dan
Memberikan tugas individu terkait materi pantun. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling. VII.
Alat/ Sumber Belajar
Siswa mengerjakan tugas Tanggungjawab individu terkait materi pantun Menyimak Jujur dan tanggung jawab
:
Buku Pendidikan Bahasa Indonesia. Buku-buku lain yang relevan Pengalaman guru dan siswa Lingkungan sekitar
VIII. Penilaian
:
Indikator Pencapaian Mencatat kosa kata baku dalam pantun anak
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes Tertulis
Esay
16. Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
Esay
17. Tulislah pantun yang disimak! 18. Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut ?
Mengemukakan nilai Tes Lisan yang terkandung dalam pantun anak
Instrumen / Soal
Format Kriteria Penilaian 15. PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
4 3 2 1
16. PERFORMANSI No. Aspek
Kriteria
Skor
1.
Kerjasama
* bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama
4 2 1
2.
Partisipasi
* aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif
4 2 1
3. Lembar Penilaian No
Nama Siswa
Performan Kerjasama
Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5..
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial Bekasi, ……2015 Mengetahui Kepala Sekolah,
Dosen Pembimbing
Suherman Bahrum, S.Pd., M.Si NIP. 196503041986101001
Dindin Ridwanuddin, M.Pd NIP. 197711212011011001
Guru Kelas VI A
Mahasiswa Peneliti
Asep, S.Pd
Amalia Fauziah NIM. 1111018300003
SOAL LATIHAN
B. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tuliskan kembali pantun yang telah disimak! 2. Nilai apa yang terkandung dalam pantun tersebut? 3. Tulislah kosa kata baku dalam pantun tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 13 DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK EKSPRIMEN
Statistics EKSPERIMEN N
Valid
25
Missing
25
Mean
65,68
Median
65,00
Mode Std. Deviation Variance
65 12,783 163,393
Range
51
Minimum
40
Maximum
91
Sum
1642
PRETEST EKSPERIMEN EKSPERIMEN Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
40
1
2,0
4,0
4,0
48
1
2,0
4,0
8,0
50
2
4,0
8,0
16,0
52
2
4,0
8,0
24,0
59
1
2,0
4,0
28,0
60
1
2,0
4,0
32,0
62
2
4,0
8,0
40,0
63
1
2,0
4,0
44,0
65
3
6,0
12,0
56,0
68
1
2,0
4,0
60,0
69
1
2,0
4,0
64,0
70
1
2,0
4,0
68,0
75
2
4,0
8,0
76,0
77
2
4,0
8,0
84,0
78
1
2,0
4,0
88,0
83
1
2,0
4,0
92,0
86
1
2,0
4,0
96,0
91
1
2,0
4,0
100,0
Total
25
50,0
100,0
System
25
50,0
50
100,0
Lampiran 14 DESKRIPSI STATISTIK PRETEST KELOMPOK KONTROL
Statistics KONTROL N
Valid
25
Missing
25
Mean
58,96
Median
59,00
Mode Std. Deviation Variance
45 11,066 122,457
Range
39
Minimum
40
Maximum
79
Sum
1474
PRETEST KONTROL
KONTROL Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
40
1
2,0
4,0
4,0
45
4
8,0
16,0
20,0
46
1
2,0
4,0
24,0
50
1
2,0
4,0
28,0
54
1
2,0
4,0
32,0
55
2
4,0
8,0
40,0
56
1
2,0
4,0
44,0
58
1
2,0
4,0
48,0
59
1
2,0
4,0
52,0
60
1
2,0
4,0
56,0
62
2
4,0
8,0
64,0
65
3
6,0
12,0
76,0
70
2
4,0
8,0
84,0
73
1
2,0
4,0
88,0
75
2
4,0
8,0
96,0
79
1
2,0
4,0
100,0
Total
25
50,0
100,0
System
25
50,0
50
100,0
Lampiran 15 DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
Statistics EKSPERIMEN N
Valid
25
Missing
25
Mean
84,76
Std. Error of Mean
1,549
Median
85,00
Mode Std. Deviation Variance
80
a
7,747 60,023
Range
27
Minimum
70
Maximum
97
Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
2119
POSTTEST EKSPERIMEN
Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
70
1
2,0
4,0
4,0
72
1
2,0
4,0
8,0
74
1
2,0
4,0
12,0
75
1
2,0
4,0
16,0
79
2
4,0
8,0
24,0
80
4
8,0
16,0
40,0
85
4
8,0
16,0
56,0
87
3
6,0
12,0
68,0
90
2
4,0
8,0
76,0
92
1
2,0
4,0
80,0
95
4
8,0
16,0
96,0
97
1
2,0
4,0
100,0
Total
25
50,0
100,0
System
25
50,0
50
100,0
Lampiran 16 DESKRIPSI STATISTIK POSTTEST KELOMPOK KONTROL
Statistics KONTROL N
Valid
25
Missing
25
Mean
72,36
Std. Error of Mean
2,215
Median
75,00
Mode Std. Deviation Variance
75 11,075 122,657
Range
47
Minimum
40
Maximum
87
Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
1809
POSTTEST KONTROL
Cumulative Frequency Valid
Missing Total
Percent
Valid Percent
Percent
40
1
2,0
4,0
4,0
50
1
2,0
4,0
8,0
57
1
2,0
4,0
12,0
64
1
2,0
4,0
16,0
65
2
4,0
8,0
24,0
67
1
2,0
4,0
28,0
70
1
2,0
4,0
32,0
72
1
2,0
4,0
36,0
73
2
4,0
8,0
44,0
75
5
10,0
20,0
64,0
77
1
2,0
4,0
68,0
79
1
2,0
4,0
72,0
81
1
2,0
4,0
76,0
82
4
8,0
16,0
92,0
86
1
2,0
4,0
96,0
87
1
2,0
4,0
100,0
Total
25
50,0
100,0
System
25
50,0
50
100,0
Lampiran 17 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
NO
NAMA 1 y 2 u 3 n 4 o 5 m 6 x 7 e 8 f 9 g 10 l 11 r 12 c 13 h 14 j 15 a 16 i 17 d 18 k 19 t 20 v 21 w 22 p 23 q 24 b 25 s rata-rata stdv MAX MIN
DAFTAR NILAI Pretest Eksperimen SDN Bekasi Jaya II Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] -2,00899 0,022269 0,04 0,017731 40
48 50 50 52 52 59 60 62 62 63 65 65 65 68 69 70 75 75 77 77 78 83 86 91 65,68 12,78254 91 40
-1,38314
0,083311 0,08
0,003311
-1,22667
0,109973 0,16
0,050027
-1,22667
0,109973 0,16
0,050027
-1,07021
0,142262 0,24
0,097738
-1,07021
0,142262 0,24
0,097738
-0,52259
0,300631 0,28
0,020631
-0,44436
0,328393 0,32
0,008393
-0,28789
0,386714
0,4
0,013286
-0,28789
0,386714
0,4
0,013286
L hitung
0,097738
-0,20966
0,416966 0,44
0,023034
L tabel
0,159066
-0,0532
0,478787 0,56
0,081213
-0,0532
0,478787 0,56
0,081213
-0,0532
0,478787 0,56
0,081213
0,181498
0,572011
0,6
0,027989
0,259729
0,602464 0,64
0,037536
0,337961
0,632304 0,68
0,047696
0,72912
0,767036 0,76
0,007036
0,72912
0,767036 0,76
0,007036
0,885583
0,812079 0,84
0,027921
0,885583
0,812079 0,84
0,027921
0,963815
0,832431 0,88
0,047569
1,354973
0,912287 0,92
0,007713
1,589668
0,944045 0,96
0,015955
1,980827
0,976195
0,023805
1
Lampiran 18
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
NO
NAMA 1 k 2 e 3 q 4 t 5 y 6 a 7 h 8 i 9 f 10 p 11 j 12 v 13 s 14 w 15 d 16 m 17 c 18 g 19 l 20 n 21 u 22 x 23 o 24 r 25 b rata-rata stdv MAX MIN
DAFTAR NILAI Pretest Kontrol SDN Bekasi Jaya II Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] -1,71335 0,043324 0,04 0,003324 40
45 45 45 45 46 50 54 55 55 56 58 59 60 62 62 65 65 65 70 70 73 75 75 79 58,96 11,06601 79 40
-1,26152
0,103561
0,2
0,096439
-1,26152
0,103561
0,2
0,096439
-1,26152
0,103561
0,2
0,096439
-1,26152
0,103561
0,2
0,096439
-1,17115
0,120769 0,24
0,119231
-0,80969
0,20906 0,28
0,07094
-0,44822
0,326998 0,32
0,006998
-0,35785
0,360227
0,4
0,039773
-0,35785
0,360227
0,4
0,039773
L hitung
0,119231
-0,26749
0,394548 0,44
0,045452
L tabel
0,159066
-0,08675
0,465434 0,48
0,014566
0,003615
0,501442 0,52
0,018558
0,093981
0,537438 0,56
0,022562
0,274715
0,608232 0,64
0,031768
0,274715
0,608232 0,64
0,031768
0,545815
0,707404 0,76
0,052596
0,545815
0,707404 0,76
0,052596
0,545815
0,707404 0,76
0,052596
0,997649
0,840775 0,84
0,000775
0,997649
0,840775 0,84
0,000775
1,26875
0,897735 0,88
0,017735
1,449483
0,926399 0,96
0,033601
1,449483
0,926399 0,96
0,033601
0,964926
0,035074
1,81095
1
Lampiran 19 UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
NO
NAMA 1 Y 2 k 3 v 4 a 5 h 6 t 7 e 8 q 9 i 10 c 11 s 12 d 13 g 14 j 15 m 16 w 17 p 18 l 19 b 20 f 21 n 22 r 23 u 24 o 25 x rata-rata stdv MAX MIN
DAFTAR NILAI Postest Kontrol SDN Bekasi Jaya II Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] -2,92188 0,00174 0,04 0,03826 40
50 57 64 65 65 67 70 72 73 73 75 75 75 75 75 77 79 81 82 82 82 82 86 87 72,36 11,07505 87 40
-2,01895
0,021746 0,08
0,058254
-1,3869
0,082736 0,12
0,037264
-0,75485
0,225169 0,16
0,065169
-0,66456
0,253167 0,24
0,013167
-0,66456
0,253167 0,24
0,013167
-0,48397
0,314203 0,28
0,034203
-0,21309
0,415628 0,32
0,095628
-0,03251
0,487034 0,36
0,127034
0,057788
0,523041 0,44
0,083041
L hitung
0,127034
0,057788
0,523041 0,44
0,083041
L tabel
0,159066
0,238374
0,594204 0,64
0,045796
0,238374
0,594204 0,64
0,045796
0,238374
0,594204 0,64
0,045796
0,238374
0,594204 0,64
0,045796
0,238374
0,594204 0,64
0,045796
0,41896
0,662377 0,68
0,017623
0,599546
0,725596 0,72
0,005596
0,780132
0,782343 0,76
0,022343
0,870425
0,807966 0,88
0,072034
0,870425
0,807966 0,88
0,072034
0,870425
0,807966 0,88
0,072034
0,870425
0,807966 0,88
0,072034
1,231597
0,89095 0,96
0,06905
1,321891
0,906898
1
0,093102
Lampiran 20
UJI NORMALITAS POSSTEST EKSPERIMEN DAFTAR NILAI POSTEST EKSPERIMEN NO
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
o y m i j x a g n u c k l p e f h q t d r s v w b
Xi
70 72 74 75 79 79 80 80 80 80 85 85 85 85 87 87 87 90 90 92 95 95 95 95 97
rata-rata 84,76 stdv 7,747473 MAX 97 MIN 70
Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] -1,90514 0,028381 0,04 0,011619 -1,64699
0,04978 0,058824 0,009043
-1,38884 0,082441
0,12 0,037559
-1,25977 0,103877
0,16 0,056123
-0,74347 0,228599
0,24 0,011401
-0,74347 0,228599
0,24 0,011401
-0,61439 0,269478
0,4 0,130522
-0,61439 0,269478
0,4 0,130522
L hitung
0,130522
-0,61439 0,269478
0,4 0,130522
L tabel
0,141873
-0,61439 0,269478
0,4 0,130522
0,030978 0,512356
0,56 0,047644
0,030978 0,512356
0,56 0,047644
0,030978 0,512356
0,56 0,047644
0,030978 0,512356
0,56 0,047644
0,289127 0,613758
0,68 0,066242
0,289127 0,613758
0,68 0,066242
0,289127 0,613758
0,68 0,066242
0,67635 0,750591
0,76 0,009409
0,67635 0,750591
0,76 0,009409
0,934498 0,824977
0,8 0,024977
1,321721
0,90687
0,96
0,05313
1,321721
0,90687
0,96
0,05313
1,321721
0,90687
0,96
0,05313
1,321721
0,90687
0,96
0,05313
1,57987 0,942932
1 0,057068
Lampiran 21 UJI HOMOGENITAS PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN
UJI HOMOGENITAS PRETEST EKSPERIMEN
kontrol
40 48 50 50 52
40 45 45 45 45
52
46
59 60 62 62 63 65 65 65 68 69 70 75 75 77 77 78 83 86 91
50 54 55 55 56 58 59 60 62 62 65 65 65 70 70 73 75 75 79
UJI HOMOGENITAS MEAN EKSPERIMEN
65,68
MEAN KONTROL
58,96
BEDA 2 MEAN
-6,72
VARIAN KELOMPOK EKSPERIMEN
163,3933333
VARIAN KELOMPOK KONTROL
122,4566667
Fhit
1,334295125
F tab= (0.05, (24,24) F hit< F tab,
1,983759568
Lampiran 22 UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN UJI HOMOGENITAS POSTTEST EKSPERIMEN
70 72 74 75 79 79 80 80 80 80 85 85 85 85 87 87 87 90 90 92 95 95 95 95 97
kontrol
40 50 57 64 65 65 67 70 72 73 73 75 75 75 75 75 77 79 81 82 82 82 82 86 87
UJI HOMOGENITAS MEAN EKSPERIMEN
84,76
MEAN KONTROL
72,36
BEDA 2 MEAN
-12,4
VARIAN KELOMPOK EKSPERIMEN
60,02333
VARIAN KELOMPOK KONTROL
122,6567
Fhit
0,489361
F tab= (0.05, (24,24) F hit< F tab,
1,98376
Lampiran 23 UJI HIPOTESIS PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN uji t y1
JML
y2
40 48 50 50 52 52 59 60 62 62 63 65 65 65 68 69 70 75 75 77 77 78 83 86 91
40 45 45 45 45 46 50 54 55 55 56 58 59 60 62 62 65 65 65 70 70 73 75 75 79
1642
1474
y1 2 y2 2 1600,00 1600,00 n1
25
2304,00
2025,00 n2
25
2500,00
2025,00 jml y1
1642
2500,00
2025,00 jml y2
1474
2704,00
2025,00 jml y1 2
181047
2704,00
2116,00 jml y2 2
133843
3481,00
2500,00 y1 rata2
65,680
3600,00
2916,00 y2 rata2
58,960
3844,00
3025,00
3844,00
3025,00 y1 2
73200,440
3969,00
3136,00 y2 2
46935,96
4225,00
3364,00 db
4225,00
3481,00 S gab
4225,00
3600,00
4624,00
3844,00 t hit
4761,00
3844,00
4900,00
4225,00 t tab
5625,00
4225,00
5625,00
4225,00
5929,00
4900,00
5929,00
4900,00
6084,00
5329,00
6889,00
5625,00
7396,00
5625,00
8281,00
6241,00
111768
89846
6,720
48 2502,8417 51,1 0,5977584 1,9912544
Lampiran 24 UJI HIPOTESIS POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN uji t y1
JML
y2
80 97 85 92 87 87 80 87 75 79 85 85 74 80 70 85 90 95 95 90 80 95 95 79 72
40 50 57 64 65 65 67 70 72 73 73 75 75 75 75 75 77 79 81 82 82 82 82 86 87
2119
1809
y1 2 y2 2 6400,00 1600,00 n1
25
9409,00
2500,00 n2
25
7225,00
3249,00 jml y1
2119
8464,00
4096,00 jml y2
1809
7569,00
4225,00 jml y1 2
181047
7569,00
4225,00 jml y2 2
133843
6400,00
4489,00 y1 rata2
84,760
7569,00
4900,00 y2 rata2
72,360
5625,00
5184,00
6241,00
5329,00 y1 2
1440,560
7225,00
5329,00 y2 2
2943,76
7225,00
5625,00 db
5476,00
5625,00 S gab
6400,00
5625,00
4900,00
5625,00 t hit
7225,00
5625,00
8100,00
5929,00 t tab
9025,00
6241,00
9025,00
6561,00
8100,00
6724,00
6400,00
6724,00
9025,00
6724,00
9025,00
6724,00
6241,00
7396,00
5184,00
7569,00
181047
133843
12,400
48 91,34 9,76 5,774963 1,991254
Lampiran 25 Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Lampiran 26
Kelas Eksperimen
No
Nama
Pretest
Posttest
1
A
68
80
2
B
86
97
3
C
65
85
4
D
70
92
5
E
59
87
6
F
60
87
7
G
62
80
8
H
65
87
9
I
69
75
10
J
65
79
11
K
75
85
12
L
62
85
13
M
52
74
14
N
50
80
15
O
50
70
16
P
78
85
17
Q
83
90
18
R
63
95
19
S
91
95
20
T
75
90
21
U
48
80
22
V
77
95
23
W
77
95
24
X
52
79
25
Y
40
72
Jumlah
1642
2119
Rata-rata
65,68
84,76
Lampiran 27
Kelas Kontrol No
Nama
Pretest
Posttest
1
a
46
64
2
b
79
81
3
c
65
73
4
d
62
75
5
e
45
67
6
f
55
82
7
g
65
75
8
h
50
65
9
i
54
72
10
j
56
75
11
k
40
50
12
l
65
79
13
m
62
75
14
n
70
82
15
o
75
86
16
p
55
77
17
q
45
70
18
r
75
82
19
s
59
73
20
t
45
65
21
u
70
82
22
v
58
57
23
w
60
75
24
x
73
87
25
y
45
40
Jumlah
1474
2119
Rata-rata
58,96
84,76
Amalia Fauziah, Penulis lahir di Bekasi, pada tanggal 06 Juni 1993. Penulis adalah anak keempat dari pasangan H.M. Yusuf dan Hj.
Halimah.
Penulis
mengenyam
pendidikan TK Nurul Huda pada tahun 1997-1998, lalu melanjutkan Sekolah Dasar pada
tahun
1999-2005,
selanjutnya
melanjutkan sekolah MTS di Annida AlIslamy Bekasi pada tahun 2005-2008, lalu meneruskan kembali di MA Annida AlIslamy Bekasipada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dunia pendidikan adalah impian penulis dari sejak kecil untuk terlibat dalam mencerdaskan anak bangsa. Dengan berkembangnya dan bertambahnya usia, penulis mendapatkan pengalaman dan wawasan di setiap pengalaman yang telah dilewatinya. Karena menurut penulis ilmu tidak hanya didapat dibangku sekolah melainkan di organisasi dan pengalaman lainnya. Penulis pun aktif pada Organisasi intra kampus maupun ektra kampus. Penulis kini sedang menjalani ibadahnya sesuai dengan bidang diembannya yaitu menjadi guru di MI Nurul Islam Rempoa, dan mengabdi di sebuah Organisasi yang telah dilahirkanya.