ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 PENGARUH MACAM MIKROORGANISME BERGUNA DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF LADA PERDU PADA INTENSITAS CAHAYA SEDANG Oleh: Supartoto1 dan Trisni Retnowati2 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto 2 Staf Pengajar Mts Negeri Tambak, Kabupaten Banyumas ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam mikroorganisme berguna (Mikoriza dan CMakar), jenis pupuk terbaik serta mengetahui interaksi macam mikroorganisme dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan vegetatif lada perdu pada intensitas cahaya sedang. Penelitian dalam screen house ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua factor dengan tiga ulangan, yaitu macam mikroorganisme dan jenis pupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam mikroorganisme berguna berpengaruh terhadap lebar tajuk, penambahan jumlah cabang, penambahan jumlah ruas, rata-rata panjang ruas, penambahan jumlah daun, laju fotosintesis, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Mikoriza secara konsisten memberikan pertumbuhan terbaik hampir pada semua variabel disusul CM-akar dan kontrol. Jenis pupuk berpengaruh terhadap lebar tajuk, penambahan jumlah cabang, penambahan jumlah ruas, penambahan jumlah daun, jumlah klorofil a, jumlah klorofil b dan bobot kering tajuk. Secara konsisten pupuk NPK tunggal maupun NPK majemuk yang ditambah pupuk lengkap memberikan hasil terbaik pada semua variabel kecuali panjang akar terpanjang. Interaksi tidak berpengaruh pada semua variabel. Kombinasi macam mikroorganisme dan jenis pupuk yang terbaik hampir pada semua variabel adalah mikoriza yang diberi pupuk NPK tunggal ditambah pupuk lengkap. Kata kunci : lada perdu, mikroorganisme berguna, jenis pupuk
ABSTRACT
The objectives of this experiment were to know the effects of probiotics and types of fertilizer on the growth of young non climbing pepper. This experiment was done in screen house, at 60% sunlight. The young non climbing pepper from cutting (4,5 months old) was observed up to 5 months old. This sreen house experiment used Randomized Complete Blok Design, with two factors, three replicates. The firs factor was the use of probiotic (no probiotic, mycorrhizae at 50 spores, and crop microbial for roots (CM-R), and the second factor was types of fertilizer (single NPK, single NPK + complete fertilizers, compound NPK, and Compound NPK + complete fertilizers). The data was analyzed with F test and followed by DMRT when significant. The result showed that probiotics positively affected addition of leaf number, branch number, node number, the average of internodes length, crown width, the dry weight of roots, photosynthetic rates, and the dry weight of above ground part. Mycorrhizae consistently gave the best the best plant growth on al most of observed variables, followed by CM-R and control. Types of fertilizer positively affected addition of leaf number, branch number, node number, the number of chlorophyll a and b, and dry weight of above ground part. Both Single NPK or compound NPK + complete fertilizers consistently gave the best plant growth compare with single NPK alone. There was no interaction between the two treatments. Combination mycorrhizae addition and single NPK + complete fertilizer always gave the best performance all most in all observed variables. Key words: non-climbing pepper, probiotic, and type of fertilizer
PENDAHULUAN
tanaman
tropis
yang
spesifik
lokasi.
Lada (Piper nigrum L.) merupakan
Lingkungan tumbuh spesifik tanaman lada
salah satu komoditas perkebunan yang
yaitu pertumbuhan optimal dicapai pada
memiliki peluang strategis dikembangkan
penyinaran
karena saat ini Indonesia menyumbang
(Dhalimi, 1996). Jenis lahan tersebut salah
sekitar 23 % pangsa pasar lada dunia
satunya adalah lahan di bawah tegakan
(Ditjenbun, 2009a) dan lada merupakan
pinus, dan di pulau Jawa terdapat 859.300
77
matahari
antara
50-75%
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 hektar (PT Perhutani, 2009). Adanya
Menurut Dhalimi et. al (1996)
peningkatan konsumsi lada dari 55 g
penyebab
menjadi 75 g per kapita per tahun serta
pertunasan gagal berkembang karena akar
daerah pemasaran yang semakin meluas
tidak berkembang dan akibat penyakit
(Rukmana, 2003) menyebabkan komoditas
busuk
ini
dikembangkan.
capsici). Selanjutnya pertumbuhan lada
Diproyeksikan kebutuhan lada dunia tahun
perdu yang bervariasi terjadi karena masih
2020 dan 2050 berturut-turut 280.000 ton
sangat
dan 360.000 ton, yang berarti dua kali lipat
pemupukan yang tepat.
dari
manarik
tingkat
untuk
produksi
lada
saat
ini
kematian
pangkal
tersebut
batang
terbatasnya
adalah
(Phytopthora
informasi
tentang
Usaha untuk mengatasi masalah
(Tarigans 2001). Saat ini produksi lada
tersebut
Indonesia mencapai 82 865 ton dari luas
mikroorganisme berguna dan penggunaan
pertanaman
pupuk
201
534
ha
(Ditjenbun,
adalah yang
penggunaan
tepat.
Penggunaan
2009b). Ketimpangan angka ini seharusnya
mikroorganisme
diimbangi
merangsang pertumbuhan tanaman dan
dengan
meningkatkan
upaya
untuk
lada
melalui
produksi
perbaikan teknik budidaya. Salah
satu
mencegah
diharapkan
perkembangan
dapat penyakit.
Selanjutnya penggunaan pupuk yang tepat
upaya
untuk
meningkatkan produktivitas lada adalah melalui pengembangan lada perdu yang
bertujuan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Mikroorganisme
berguna
yang
merupakan perbanyakan vegetatif dari
digunakan dalam penelitian ini adalah
sulur atau cabang buah tanaman lada. Hasil
mikoriza
percobaan Sub-balai Penelitian Tanaman
merupakan suatu hubungan mutualistik
Rempah dan Obat selama lima tahun
antara cendawan (mykes) dan perakaran
menunjukkan bahwa lada perdu dapat
(rhiza) tumbuhan tinggi (Setiadi, 1987).
memberikan produksi 900 kg per ha pada
Mikoriza yang digunakan dalam penelitian
umur dua tahun dan 2.250 kg per ha pada
ini mengandung Gygaspora margarita dan
umur tiga tahun (Rukmana, 2003). Namun
tergolong Endomikoriza atau lebih dikenal
budidaya lada perdu di lapangan masih
dengan Vesicular Arbuscular Mikoriza
menjumpai
lain
(VA Mikoriza). Inokulasi VA Mikoriza
tingginya persentase tanaman mati (umur
memberikan beberapa keuntungan pada
0-3 bulan) dan variasi pertumbuhan yang
tanaman
dipengaruhi jenis pupuk yang diberikan.
pertumbuhan
permasalahan
antara
dan
inang
meningkatkan
CM-akar.
yaitu vegetatif laju
Mikoriza
merangsang tanaman, fotosintesis, 78
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 meningkatkan stabilitas agregat tanah serta
METODE PENELITIAN
dapat menghambat terjadinya infeksi oleh patogen
(Hasanah
et.
al.,
Penelitian pot ini dilaksanakan di
1992).
rumah kasa (waring) kebun percobaan
Selanjutnya CM-akar (Crop Microbial for
Fakultas Pertanian Unsoed dengan tanah
Root) adalah nama produk mikroorganisme
inceptisol Karang Wangkal. Bibit lada
probiotik yang mengandung bakteri gram
ditanam
positif berupa Bacillus chitininosporus,
bawahnya dilubangi sehingga berhubungan
Bacillus
langsung dengan tanah.
Lacterosporus
dan
Bacillus
Substilis (PT Moisson Makmur, 1996).
dalam
polibag
yang
bagian
Perlakuan disusun secara faktorial
CM-akar berfungsi melindungi akar dari
dengan
serangan
merangsang
Rancangan Acak Lengkap (Randomized
pertumbuhan akar dan dapat meningkatkan
Completely Design) dengan tiga ulangan.
produksi tanaman.
Faktor
patogen,
rancangan
yang
lingkungan
dicoba
adalah
berupa
mcam
Pemupukan yang tepat meliputi tepat
mikroorganisme dan jenis pupuk. Macam
jumlah, jenis, cara, waktu dan tempat.
mikroorganisme terdiri dari : 1) kontrol, 2)
Jumlah pupuk yang diberikan mengikuti
mikoriza dan 3) CM-akar. Jenis pupuk
anjuran Syakir (1996) yaitu 50 g per
terdiri dari : 1) pupuk NPK tunggal, 2)
tanaman per ha pupuk NPKMg 12:12:17:2
pupuk NPK tunggal + lengkap, 3) pupuk
dengan frekuensi pemberian empat kali
NPK majemuk, 4) pupuk NPK majemuk +
setahun. Jenis pupuk yang diberikan adalah
lengkap.
pupuk NPK tunggal dan NPK majemuk. Selanjutnya
pupuk
lengkap
diberikan
seperempat dosisnya.
yang
diamati
meliputi
persentase tanaman mati (%), penambahan tinggi tanaman (cm), lebar tajuk (cm),
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Variabel
pengaruh
penambahan
jumlah
cabang
(buah),
macam
penambahan jumlah ruas (buah), rata-rata
terhadap
panjang ruas (cm), penambahan jumlah
pertumbuhan vegetatif lada perdu pada
daun (helai), laju fotosintesis (µ mol/m2/s),
intensitas cahaya sedang, mengetahui jenis
jumlah klorofil a, jumlah klorofil b, bobot
pupuk terbaik untuk pertumbuhan vegetatif
kering tajuk (g), panjang akar terpanjang
lada perdu pada intensitas cahaya sedang
(cm), bobot kering akar (g).
mikroorganisme
serta
mengetahui
berguna
interaksi
macam
Data dianalisis dengan uji Fisher (F)
mikroorganisme dan jenis pupuk terhadap
dan
pertumbuhan vegetatif lada perdu pada
(Duncan’s Multiple Range Test) dengan
intensitas cahaya sedang.
taraf kesalahan 5% jika nyata.
79
dilanjutkan
dengan
uji
DMRT
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 60,9 persen pada variabel-variabel yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
analisis
data
percobaan
nyata (Tabel 2). Hal ini mikoriza
hasil pengamatan masing-masing variabel
akar tanaman inang akan meningkatkan
dapat
2.
penyerapan unsur hara, tahan terhadap
berpengaruh
kekeringan dan serangan patogen (Imas et.
Mikroorganisme
pada berguna
Tabel
bersimbiosis
karena
disajikan pada Tabel 1 dan angka rata-rata dilihat
yang
terjadi
pada lebar tajuk, penambahan jumlah
al.,1989
cabang, penambahan jumlah ruas, rata-rata
Selanjutnya CM-akar dapat memberikan
panjang ruas, penambahan jumlah daun,
hasil yang lebih baik daripada kontrol
laju fotosintesis, bobot kering tajuk dan
diduga
obot kering akar tetapi tidak berpengaruh
menghasilkan antibiotik yang menekan
terhadap persentase tanaman mati, tinggi
patogen akar.
tanaman, jumlah klorofil a, jumlah klorofil
pendapat Mehrotra (1980 dalam Suryani,
b dan panjang akar. Pola respon yang
1997) bahwa Bacillus sp. dapat menekan
dibentuk pada setiap variabel relatif sama
mikroorganisme lain dengan menghasilkan
kecuali pada persentase tanaman mati,
antibiotik
tinggi tanaman dan panjang akar. Pola
terhadap berbagai patogen tanaman tetapi
respon yang ditemukan yaitu mikoriza
memberikan pengaruh positif terhadap
memberikan hasil terbaik diikuti CM-akar
komponen pertumbuhan dan produksi
dan kontrol.
tanaman.
Mikoriza meningkatkan
dalam
dengan
karena
Rohimat,
kandungan
2002).
bakterinya
Hal ini sesuai dengan
bulbiformin
yang
beracun
pertumbuhan sekitar 3,7 persen sampai Tabel 1. Hasil analisis uji F Macam Jenis Interaksi mikroorganisme pupuk 1 Penambahan tinggi tanaman tn tn tn 2 Lebar tajuk ** * tn 3 Penambahan jumlah cabang ** ** tn 4 Penambahan jumlah ruas ** ** tn 5 Rata-rata panjang ruas ** tn tn 6 Penambahan jumlah daun ** ** tn 7 Laju fotosintesis * tn tn 8 Jumlah klorofil a tn ** tn 9 Jumlah klorofil b tn ** tn 10 Bobot kering tajuk ** ** tn 11 Panjang akar terpanjang tn tn tn 12 Bobot kering akar ** tn tn Keterangan: tn= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata pada uji F dengan taraf kesalahan 5%; ** = berbeda sangat nyata pada uji F dengan taraf kesalahan 1%. No. Variabel pertumbuhan
80
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 Tabel 2. Perubahan nilai rata-rata variabel pertumbuhan vegetatif lada perdu pada perlakuan mikroorganisme berguna Variabel
Kontrol
Lebar tajuk (cm) Penambahan jumlah cabang (bh) Penambahan jumlah ruas (bh) Rata-rata panjang ruas (cm) Penambahan jumlah daun (helai) Laju fotosintesis (µmol/m2/s) Bobot kering tajuk (g) Bobot kering akar (g)
55,21 21,85
Perlakuan Mikoriza CM-akar Nilai Perub.% Nilai Perub.% 63,33 14,7 63,29 14,63 28,25 29,3 23,38 7,00
62,89
84,24
33,9
68,08
8,25
5,48 56,69
6,39 82,06
16,6 44,8
6,16 66,27
12,40 16,90
5,18
6,88
32,7
5,66
9,30
39,17 3,46
55,95 5,57
42,6 60,9
46,93 5,28
19,80 52,60
Jenis pupuk berpengaruh terhadap
pupuk lengkap mengandung unsur-unsur
lebar tajuk, penambahan jumlah cabang,
yang tidak terdapat pada pupuk NPK
penambahan jumlah ruas, penambahan
tunggal maupun majemuk. Pupuk lengkap
jumlah daun, jumlah klorofil
a, jumlah
mengandung unsur tambahan selain N
klorofil b dan bobot kering tajuk tetapi
(Nitrogen), P (Pospor), K (Kalium), yaitu
tidak berpengaruh terhadap persentase
Fe (Besi), Mg (Magnesium) dan beberapa
tanaman mati, tinggi tanaman, rata-rata
unsur mikro.
panjang ruas, laju fotosintesis, panjang
klorofil sekaligus bersama-sama N dan Mg
akar dan bobot kering akar. Pola respon
menjadi
yang dibentuk sama kecuali panjang akar
(Lakitan, 1993), sedangkan unsur hara
terpanjang, yaitu pemberian pupuk NPK
mikro merupakan penyusun enzim atau
baik tunggal maupun majemuk
merupakan pengaktif enzim (Gardner,
yang
ditambah pupuk lengkap menunjukkan
Fe merupakan inti dari
bahan
pembentuk
klorofil
1991).
pertumbuhan tanaman yang lebih baik
Interaksi tidak berpengaruh pada
daripada pupuk NPK baik tunggal maupun
semua variabel pertumbuhan vegetatif lada
majemuk
mandiri.
perdu. Namun hampir pada semua variabel
Penambahan pupuk lengkap memberikan
hasil terbaik diperoleh dari kombinasi
peningkatan
perlakuan O2P2, yaitu perlakuan mikoriza
yang
diberikan
pertumbuhan
antara
5,39
persen sampai 43,3 persen (Tabel 3). Hasil
yang
lebih
baik
yang diberi pupuk NPK tunggal dan pupuk pada
penambahan pupuk lengkap terjadi karena 81
lengkap. Perlakuan ini memberikan hasil terbaik
pada
variabel
lebar
tajuk,
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010
1
NPK majemuk+lengkap Perub.% Nilai dibanding NPK tunggal 63,18 16,05 26,64 34,00 81,02 37,23 75,86 34,67 48,16 13,60 25,17 18,00 56,36 48,20
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010
82
Tabel 3. Perubahan nilai rata-rata variabel pertumbuhan vegetatif lada perdu pada perlakuan jenis pupuk Variabel Jenis pupuk NPK tunggal+lengkap NPK majemuk Perub.% Perub.% NPK tunggal Nilai dibanding Nilai dibanding NPK tunggal NPK tunggal Lebar tajuk (cm) 54,44 64,86 19,14 59,95 10,12 Penambahan jumlah cabang (bh) 19,88 28,33 42,50 23,12 16,30 Penambahan jumlah ruas (bh) 59,04 83,29 41,07 63,60 7,72 Penambahan jumlah daun (helai) 56,33 78,67 39,66 62,49 10,94 Jumlah klorofil a (mg/g) 42,39 49,94 17,80 43,16 1,82 Jumlah klorofil b (mg/g) 21,33 27,18 27,43 22,88 28,60 Bobot kering tajuk (g) 38,03 54,50 43,30 40,5 13,80
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010
CM-akar+NPK tunggal+lengkap Nilai +% 65,33 38,76 25,83 50,00
CM-akar+NPK majemuk+lengkap Nilai +% 63,75 35,41 24,25 40,82
75,08
53,92
76,67
57,16
6,14
26,86
6,51
34,5
75
55,99
72,33
50,44
49,21
24,77
49,97
26,69
27,73
38,65
25,35
26,75
58,29 6,05
83,07 93,29
50,77 5,57
59,45 77,96
83
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010
Tabel 4. Pengaruh kombinasi perlakuan terhadap variable pertumbuhan lada perdu umur 5 bulan Kombinasi Perlakuan Tanpa mikroorganisme Mikoriza+NPK Mikoriza+NPK Variabel + NPK tunggal tunggal+lengkap majemuk+lengkap Nilai +% Nilai +% Lebar tajuk (cm) 47,08 68,50 45,50 67,29 42,93 Penambahan jumlah 17,22 33,33 93,55 30,92 79,56 cabang (bh) Penambahan jumlah 48,78 101,00 107,10 88,42 81,26 ruas (bh) Rata-rata panjang ruas 4,84 6,69 38,20 6,21 28,3 (cm) Penambahan jumlah 48,08 96,91 114,99 86,42 79,74 daun (helai) Jumlah klorofil a 39,44 50,45 27,91 47,95 21,58 (mg/g) Jumlah klorofil b 20,00 26,34 31,70 24,99 24,95 (mg/g) Bobot kering tajuk (g) 31,84 59,35 86,40 71,01 123 Bobot kering akar (g) 3,13 5,24 67,40 6,81 117,6
2
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 penambahan jumlah cabang, penambahan
perlakuan
jumlah
ruas,
kemampuan tanaman menyerap unsur
penambahan jumlah daun dan jumlah
hara, sementara pada saat yang sama
klorofil
ketersediaan unsur hara meningkat.
ruas, a.
rata-rata
panjang
Perlakuan
O2P4,
yaitu
menyebabkan
meningkatnya
perlakuan mikoriza yang diberi pupuk NPK majemuk dan
pupuk lengkap
SIMPULAN DAN SARAN
memberikan hasil terbaik untuk laju
SIMPULAN
fotosintesis, bobot kering tajuk dan bobot
1. Macam mikroorganisme berpengaruh
kering akar. Selanjutnya untuk variabel
terhadap
yang lain hasil terbaik diperoleh dari
jumlah cabang, penambahan jumlah
perlakuan O3P2 (CM-akar yang dipupuk
ruas,
NPK tunggal dan pupuk lengkap) pada
penambahan
tinggi tanaman dan O1P3 (kontrol yang
fotosintesis, bobot kering tajuk dan
diberi
secara
bobot kering akar. Mikroorganisme
mandiri) pada panjang akar terpanjang.
yang memberikan hasil terbaik adalah
Kombinasi mikroorganisme berguna dan
mikoriza disusul CM-akar dan kontrol
jenis
dengan
pupuk
NPK
pupuk
majemuk
mampu
meningkatkan
lebar rata-rata
pertumbuhan
persen (Tabel 4).
60,9 persen. mikoriza
memberikan
penambahan
panjang
jumlah
kemampuan
pertumbuhan 27,91 persen sampai 114,99 Perlakuan
tajuk,
ruas,
daun,
laju
meningkatkan
14,7 persen sampai
2. Jenis pupuk berpengaruh terhadap
hasil terbaik hampir pada seluruh variabel
lebar
pertumbuhan vegetatif lada perdu karena
cabang,
manfaatnya meningkatkan serapan unsur
penambahan
hara,
tahan
klorofil a, jumlah klorofil b dan bobot
terhadap kekeringan dan melindungi akar
kering tajuk dengan jenis pupuk yang
dari
Kemudian
memberikan hasil terbaik adalah P2
pemberian pupuk NPK tunggal yang
(NPK tunggal yang ditambah pupuk
ditambah pupuk lengkap memberikan hasil
lengkap) kecuali pada bobot kering
terbaik
tajuk.
membuat
tanaman
serangan
pada
lebih
patogen.
lebih
banyak
variabel
tajuk,
penambahan
penambahan jumlah
Penambahn
jumlah
jumlah daun,
pupuk
ruas, jumlah
lengkap
daripada pupuk NPK majemuk yang
menghasilkan
ditambah
pertumbuhan 5,39 persen sampai 43,3
pupuk
lengkap
karena
kelarutannya yang lebih mudah sehingga tanaman
bisa
memanfaatkannya.
lebih Kombinasi
cepat dua
peningkatan
persen. 3. Interaksi tiak berpengaruh pada semua variabel.
Kombinasi
perlakuan 84
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 mikoriza yang diberi pupuk NPK tunggal
dan
pupuk
lengkap
memberikan hasil terbaik hampir pada semua
variabel.
meningkatkan
Perlakuan
pertumbuhan
ini 27,9
persen sampai 114,99 persen. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh macam mikroorganisme
dan
jenis
pupuk
terhadap pertumbuhan generatif lada perdu pada intensitas cahaya sedang. 2. Perlu dilakukan penelitian tentang macam mikroorganisme pada beberapa dosis terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif lada perdu. 3. Perlu dilakukan penelitian dengan perlakuan yang sama pada berbagai varietas tanaman lada perdu. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009a. Volume Dan Nilai Ekspor-Impor Indonesia: Komoditas Lada Tahun 1969-2008. Http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph //index.php/viewstat/exportimport/10 -lada. Diakses 28 Agustus 2010: 01:10 Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009b. Luas areal dan produksi perkebunan seluruh Indonesia menurut pengusahaan: Komoditas Lada Tahun 1967-2009. Http://ditjenbun.deptan.go.id/Web.ol d//index.php?Option=com_geda &itemid=18. Diakses 28 Agustus 2010: 01:00
85
Dhalimi, A., M. Syakir dan A. Wahyudi. 1996. Pola Tanam Lada. Monografi Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Hal. 6876. Gardner, Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 428 hal. Hasanah, Y., Pujiharti dan A. Sukma BR. 1992. Penelitian Pendahuluan Mikorisa pada Tanaman Lada. Bull. Litro.Vol. 7 (1) PT. Moisson Makmur, 1996. Green Nature Microbial Systems. Product Label, Jakarta. PT. Perhutani, 2009. Profil Perhutani: Perhutani Hijau 2010. www.perumperhutani.com/index.php ?option=com_content&task= view&id=12&Itemid=29 Diakses 29 Oktober 2009. Rohimat, Iim. 2002. Teknik Inokulasi Mychorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu Mente. Buletin Teknik Pertanian Vol. (2):. 80-82. Rukmana, R. 2003. Usahatani Lada Perdu. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 60 hal. Setiadi, 1987. Prospek Pengembangan Inokulum Mikoriza dan Rhizobium Dalam rangka Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Makalah seminar Bioteknologi, Yogyakarta. Suryani, Fitrotun. 1997. Uji Daya Hambat Isolat Bacillus sp. terhadap Perkembangan Penyakit Busuk Buah Kakao. Sripsi. Fakultas Pertanian Unsoed, Purwokerto. 59 hal.(Tidak dipublikasikan). Syakir, M. 1996. Budidaya Lada Perdu. Monografi Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Hal. 94-103
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Juli 2010 Tarigans, S. 2001. Lada Perdu Menanti Pengembangan. J. Litbang Pertanian Vol 23 no 6. Hal. 1-4.
86