PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN KJKS BMT FASTABIQ PATI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam
r
Oleh:
MOH. NUR FAQIH 072411071
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
iii
iv
ABSTRAK Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar. Organisasisendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Dan tidak lupa manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia. Untuk membedakan dengan makhluk lainnya, manusia dikaruniai akal dan hati nurani yang mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu, Allah juga mengaruniakan kepada manusia suatu pedoman etika moral yang lengkap dalam bentuk Al-Qur’an, Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral, guideline (petunjuk) yang ada di dalam Al-Qur’an. Termasuk di dalam bisnis pun juga harus memperhatikan etika sesuai dengan Syari’at Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Komunikasi dan Etika Kerja Islam memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. . Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana pengaruh Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan BMT Fastabiq Pati. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif di mana terdapat dua variabel yaitu Komunikasi dan Etika Kerja Islam sebagai variabel bebas (independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent), dengan mengguanakan sumber data di antaranya data primer, sekunder, populasi dan sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, menyebar angket (kuesioner) kepada sejumlah responden dan dokumentasi data atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya. Serta menggunakan alat ukur berupa validitas dan reabilitas untuk melihat kevalidan hasil penelitian dan reliabel dalam Crombach Alpha, selanjutnya mengguanakan metode analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial dan simultan, yaitu variabel Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji T yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat. Uji simulasi (uji F) yaitu digunankan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dari hasil penelitian tersebut, dilihat secara parsial dengan uji T bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di BMT Fastabiq Pati dengan nilai t hitung sebesar 4,740, sedangkan variabel Etika Kerja Islam berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung sebesar 4,010. Selanjutnya dalam uji
v
pengaruh secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa Komunikasi dan Etika Kerja dan Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai F hitung sebesar 26.057. Dan secara koefisien determinan menunjukkan bahwa variasi perubahan variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas Komunikasi dan Etika Kerja Islam sebesar 47,8%. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak terutama dalam meningkatkan kinerja karyawan.
vi
vii
MOTTO
Artinya: “karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( Q.S. Al-insyiroh : 5 – 6 )
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah
dan
Ibunda
tercinta
(Muslihun
dan
Djamirah)
yang
telah
membesarkanku, atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. 2. Kakak dan Adikku tercinta Mbak Marfuatus Sa’adah, Mas Ali Hamdan dan Adikku Ahmad Farohil Umami dan iparku Mbak Nurul dan keponakanku Bintang dan Nabila, kalian penyemangatku dalam menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini. 3. Pak lek dan Bu lek semua (terutama lek Wanto dan lek Sun) yang rajin memberi wejangan dan nasehat kepada penulis, dan tak henti-hentinya penulis mengharapakan do’a restu dari panjenengan semua. 4. Kawan-kawan koz BM Aan, Ares, Ashari, Sani, Samin, Saliman, asly, Wakpo, Sobari, Sodrun, Faiq, Farid, Yayan, Febri dan semua yang telah menemaniku dalam mengerjakan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi. 5. Teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007, khusunya paket EIB ’07 yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. 6. Sahabat-sahabatku Mbak brooo Mihex, Mbak Rani Gendut, Zainuri, Baihaqi, Habib, Fajri, Kasan, Ulil, Sa’ad, Alaik, Picus, Pi’ah, Malik, Yuyun, Iza, Firoh, terima kasih atas dukungan dan do’anya. 7. Almamaterku dan Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang.
ix
Tak ada yang penulis persembahkan selain kata terima kasih yang sebesar-besarnya. Skripsi ini merupakan salah satu wujud dari terima kasihku untuk semuanya. Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas mendo’akan dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT selalu memberi limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada semua dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
x
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji dan syukur snantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan maghfiroh-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat dan para pengikut beliau, dengan harapan semoga kita mendapat syafa’at di hari akhir nanti. Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku Sekjur Ekonomi Islam. 4. Bapak Drs. H. Djohan Masruhan, M.M selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak H.Muchamad Fauzi, SE,MM selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, para dosen, karyawan beserta staf-stafnya.
xi
6. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membesarkanku, atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. 7. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya. 8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini. Teriring do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dari semuanya dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semarang, 20 Desember 2011 Penulis,
Moh. Nur Faqih Nim: 072411071
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING..……………………………........
ii
HALAMAN PENGESAHAN..…………………………………………
iii
HALAMAN ABSTRAK………….……………………….…………….
iv
HALAMAN DEKLARASI…………..……………………...………….
v
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… vi HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………..
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………...
x
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………...… xi HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN…..……………………………… BAB I
xiv
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………..……………………… 1 1.2 Rumusan Masalah………………..…………………… 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian…….………… ..….… 9 1.3.1 Tujuan penelitian…………………….…….….. 9 1.3.2 Manfaat penelitian………………….…….…… 9 1.4 Sistematika Penulisan…………………………..…….. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian KJKS dan UJKS…..……………….…… 11 2.2 Kerangka Teori…………….……………………..… 15
xiii
2.2.1 Komunikasi……………….………………….. 15 2.2.2 Etika Kerja Islam …..……………….....….…. 20 2.2.3 Kinerja Karyawan.…......…..………………… 29 2.3 Penelitian Terdahulu..…………………………..….. 31 2.4 Kerangka Berpikir…..………………………......….. 32 2.5 Hipotesa………………......…………………….….. 32 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data……………………………..
34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……………………. 35 3.3 Metode Pengumpulan Data………………………...
37
3.3.1 Wawancara….…………………...…………..
37
3.3.2 Kuesioner (angket) …..……………………… 38 3.3.3 Observasi…………………………………….. 40 3.3.4 Dokumentasi………….……………………… 40 3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Data………..... 41 3.4.1 Komunikasi……....………………………….. 41 3.4.2 Etika Kerja Islam……..……………………… 42 3.4.3 Kenerja Karyawan……... …………………… 42 3.5 Teknis Analisis Data…………..………………...…. 43 3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas…..……………… 43 3.5.2 Uji Asumsi Klasik…...………………………. 43
xiv
3.5.2.1 Uji Normalitas…..…..……...……….. 44 3.5.2.2 Uji Multikolinieritas….….………….. 44 3.5.2.3 Uji Heteroskidastisitas….….………..
44
3.5.2.4 Uji Autokorelasi………..….………… 44 3.6 Analisis Regresi Berganda……………..……..……. 45 3.6.1 Uji T……………………….…………….…… 45 3.6.2 Uji F……………………….……………….… 46 3.6.3 Uji Koefisien Determinasi…..……………….. 48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum dan obyek penelitian….…………… 49 4.2 karakterisiik Responden……….……………………... 54 4.3 Uji Validitas dan Reabilitas……………….………….. 60 4.3.1 Uji Validitas ……..…………………….…….… 60 4.3.2 Uji Reabilitas……….…………….…….……… 62 4.4 Hasil Analisis Data…….………….…………….…… 62 4.4.1 Uji Asumsi Klasik………..……….…………… 62 4.4.1.1 Uji Multikolinieritas…………....……… 63 4.4.1.2 Uji Autokorelasi….….….…..………… 63 4.4.1.3 Uji Heteroskidastisitas………....…….. 65 4.4.1.4 Uji Normalitas………………………... 66
xv
4.4.2 Analisis data…………………………….……
67
4.4.2.1 Koofesien Diterminasi………………..
67
4.4.3 Uji Hipotesa …..…………………….………..
68
4.4.3.1 Uji F ..………………………...……… 68 4.4.3.2 Uji T ..……………………….……...... 69 4.5 Pembahasan…………….…………………………... BAB V
71
PENUTUP 5.1 Kesimpulan……………………………………….…. 77 5.2 Saran-saran…………………………………………... 78 5.3 Penutup………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
78
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Baitul Maal (Rumah Dana), merupakan Lembaga bisnis dan sosial yang pertama di bangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan, apa yang dilakukan Rasul itu merupakan proses penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure) secara transparan dan bertujuan seperti apa yang disebut sekarang sebagai (welfare oriented). Para ahli Ekonomi Islam dan sarjana Ekonomi Islam sendiri memiliki sedikit perbedaan penafsiran tentang Baitul Maal ini. Sebagian berpendapat, bahwa Baitul Maal itu semacam Bank Sentral, seperti yang ada pada saat ini. Tentunya dengan berbagai kesederhanannya karena keterbatasan yang ada. Sebagian lagi berpendapat, bahwa Baitul Maal itu semacam menteri keuangan atau bendahara Negara. Hal ini mengingat fungsinya untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja Negara. Namun kehadiran lembaga ini membawa pembaharuan yang besar. Dana-dana umat, baik yang bersumber dari dana sosial dan tidak wajib seperti sedekah, denda (dam), dan juga dana-dana yang wajib seperti zakat, jizyah dan lain-lain, dikumpulkan melalui lembaga Baitul Maal dan disalurkan untuk kepentingan umat.1
1
Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil; Yogyakarta: Press, 2004, hal
56.
1
2
Begitu juga Lembaga keuangan umat BMT Fastabiq yang didirikan pada tahun 1999. Sekarang, BMT itu telah menjadi sebuah Lembaga Keuangan yang diperhitungkan. Betapa tidak, dari modal awal Rp 2 juta, sekarang BMT itu telah mengelola dana sebesar Rp 80 miliar. "BMT Fastabiq berdiri atas dasar kekuatan umat2. BMT Fastabiq di kabupaten Pati, yang mengusung visi“Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Unggul dan Terpercaya”, dan misi: -
Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomi sesuai nilai-nilai syari’ah.
-
Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanah umat.
-
Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota.
-
Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat.
-
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum dhuafa. BMT ini sekarang kian membuktikan diri menjadi Lembaga
Pemberdaya Ekonomi Umat. Salah satunya BMT ini mampu menggeser posisi rentenir dari kehidupan warga. Kiprah Fastabiq tentu tak lepas dari kisah berdirinya pada tahun 1998. Di tengah himpitan krisis ekonomi global, 22 orang mengumpulkan modal awal Rp 2 juta. Salah satu pendirinya adalah Muhammad Sapuan. Beliau menuturkan, lima tahun pertama menjalankan
2
profil-bmt,fastabiq/ bulan juli tanggal25 th 2011
3
kegiatan usaha, para pengurus dan anggota BMT masih berkutat dengan masalah-masalah internal. Komitmen awal dan niat baik pendirian BMT untuk pemberdayaan ekonomi umat, ternyata menjadi penyelamat Fastabiq. BMT
Fastabiq
memulai pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah mereka dengan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Secara bertahap, Fastabiq berhasil meraih arus dana masuk dari para tokoh masyarakat di Kecamatan Pati.
Kas masuk inilah yang kemudian dikelola untuk memberikan
pembiayaan kepada para pedagang kecil. Sasaran utama Fastabiq adalah para pedagang pasar tradisional di Kecamatan Pati. Walaupun tanpa konflik, Fastabiq sadar, kehadiran mereka di tengah-tengah para pedagang pasar tradisional mengusik keberadaan para rentenir di sana. Dengan mengusung visi “Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Unggul dan Terpercaya”, tadi BMT ini mampu mengukir aset lebih dari 30 miliar rupiah dalam jangka sepuluh tahun dibawah manajemen M. Ridwan dan dengan didukung 12 cabang di wilayah Pati. Di samping perkembangan yang sangat pesat tersebut BMT ini juga dilatarbelakangi oleh kinerja karyawan yang terus meningkat dari waktu ke waktu yaitu dengan adanya komunikasi yang berjalan efektif antara pimpinan dan karyawan, Selain itu BMT Fastabiq juga selalu mengedepankan norma-norma keIslaman dalam berbagai aspek. Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar. Organisasi sendiri tersebut
4
merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Usaha pencapaian tujuan itu dapat dilaksanakan melalui koordinasi dan dalam melaksanakan fungsinya dilakukan melalui proses komunikasi. Komunikasi merupakan kegiatan terpenting dalam kehidupan manusia karena komunikasi memiliki kemampuan menjembatani seluruh kepentingan manusia baik individu maupun sebagai bagian dari komunitasnya. Seluruh interaksi manusia dengan lingkungannya menggunakan jasa komunikasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, program kerja yang harus dilaksanakan dan keputusan yang harus dilaksanakan, kesemuanya memiliki hubungan baik antara individu maupun antar satuan kerja. Dengan kata lain manusia sebagai anggota organisasi yang mutlak perlu berkomunikasi satu sama lain, jika komunikasi dalam organisasi berjalan dengan lancar dan baik maka maksud dan tujuan organisasi sangat mungkin dipahami oleh seluruh anggotanya. Dengan kata lain berkomunikasi berfungsi sebagai media yang dapat digunakan oleh seluruh anggota organisasi dalam menyampaikan kegiatan dan program kerjanya. Masingmasing terhadap pihak lain yang terlibat dengan maksud untuk membentuk suatu kesepakatan bersama guna mencapai tujuan yang diinginkan.3 Namun berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan observasi yang peneliti lakukan terhadap sebagian karyawan KJKS BMT Fastabiq
Pati
bahwa
karyawan
kurang
terpuaskan
hatinya
dalam
melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang 3
Karya ilmiah, Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2-PNFI) Regional 1 Bandung. Hal 4
5
disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi4. Karena Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam organisasi. Kompetensi komunikasi yang baik antara pimpinan dan
karyawan akan mampu memperoleh dan
mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.5 Meskipun dengan adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan yang berada dalam suatu organisasi, tidak ketinggalan juga dalam konsep ekonomi Islam 6 , manusia memiliki peranan penting sebagai pelaku ekonomi mereka tetap menjadikan prinsip moral dalam sumber hukum sebagai
4
Observasi langsung terhadap beberapa karyawan Bmt, bln juli tgl16-18 Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta:PT bumi aksara, hal. 1 6 Skripsi Ahmad Zainuri, Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan Islam Terhadap Kinerja Karyawan di UJKS Kab. Pati. 5
6
etika bisnis, sebagai basis yang harus dipegang dan dijalankan seseorang atau kelompok dalam melakukan efektifitasnya. Karena dalam pandangan Islam manusia adalah mahkluk Allah yang paling mulia.
7
Untuk membedakan dengan makhluk lainnya, manusia
dikarunia akal dan hati nurani yang mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu, Allah juga mengaruniakan kepada manusia suatu pedoman etika moral yang lengkap dalam bentuk Al-Qur’an. Salah satunya adalah sebagai Al-Furqon, dimana di dalamnya kebaikan dan keburukan bisa dilihat dengan jelas dan transparan. Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral , guideline (petunjuk) yang ada di dalam Al-Qur’an.8 Termasuk di dalam bisnis pun juga harus memperhatikan etika sesuai dengan syari’at Islam. Tidak seperti pandangan kaum liberalis yang beranggapan bahwa setiap urusan bisnis tidak dikenal adanya etika sebagai kerangka acuan, sehingga dalam pandangan mereka kegiatan bisnis adalah amoral9 , mereka menganggap bisnis adalah bisnis tidak ada hubungannya dengan etika 10 , interpretasi
hukum
didalamnya
didasarkan
pada
nilai-nilai
standar
kontemporer yang seringkali berbeda-beda, sedangkan dalam masyarakat
7
Abdulloh Abdul Husain At-thoriqi, Ekonomi Islam, prinsip, dasar dan Tujuan, Yogyakarta: Magistra Insania Press,2004,h.318 8 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta:pustak Al-Kautsar,h. 27 9 Kuat ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: pustaka belajar,2009, hal.41. 10 A. Sony Keraf, Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansi, Yogyakarta:kanisius,1998, hal.55.
7
Islam nilai-nilai dan standar tersebut dituntun oleh ajaran syari’at dan kumpulan fatwa fiqih11. Etika dibutuhkan dalam bekerja ketika manusia mulai menyadari bahwa kemajuan dalam bidang bisnis telah menyebabkan manusia semakin tersisih dari nilai-nilai kemanusiaan (humanistik), dalam persaingan bisnis yang ketat perusahaan yang unggul bukan hanya perusahaan yang memiliki kriteria bisnis yang baik, melainkan juga perusahaan mempunyai etika bisnis yang baik.12 Perkembangan yang terjadi di BMT Fastabiq selama tahun 1998-2011 data diperoleh dari kantor pusat BMT Fastabiq
Sumber data: BMT Fastabiq, 2011
11
Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:pustaka belajar, 2004, hal.5. Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris Dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat,Jakarta:PT Grasindo,1995, hal.7 12
8
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja BMT Fastabiq selalu mengalami peningkatan. Hal itu digambarkan dari angka grafik yang ada, yakni mulai tahun pertama pendirian BMT Fastabiq, yang pada awal berdirinya BMT hanya bermodalkan Rp 3.250.000. Dengan seiring berjalannya waktu, BMT Fastabiq selalu mengalami peningkatan. Bahkan dari keterangan grafik di atas jumlah modal, simpanan dan assetnya pun selalu meningkat. Dengan adanya keterangan di atas maka, dapat peneliti temukan bahwa kinerja BMT Fastabiq sangat baik. Dari latar belakang diatas dapat dijelaskan, bahwa dalam peningkatan kinerja karyawan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor
Motivasi, Budaya
organisasi, loyalitas, gaji13. Kinerja juga dipengaruhi faktor-faktor lain yakni komunikasi dan etika kerja Islam dalam meningkatkan kinerja karyawan karena dengan komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan sehingga menimbulkan suatu kekompakan dalam menjalankan suatu kegiatan yang dilakukan BMT tersebut, dan tidak ketinggalan pula sistem yang dilaksanakan oleh BMT tersebut dengan mengedepankan norma-norma syariat yaitu dengan etika kerja yang Islami, karena dengan etika keja yang baik akan menimbulkan suatu kemaslahatan, BMT Fastabiq yang merupakan salah satu bentuk Lembaga Ekonomi berbasis syari’ah di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam menghidupkan dan mengembangkan perekonomian ummat.
13
Surya Darma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar; 2005, hal, 14.
9
Dari uraian diatas penulis ingin mengadakan suatu penelitian tentang ”PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KJKS BMT FASTABIQ PATI”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh Komunikasi terhadap kinerja karyawan ? 2. Bagaimana pengaruh Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan 1.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan.
1.3.2
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah bukti empiris tentang pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq dan sebagai acuan yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dimasa yang akan datang.
1.4 Sistematika Penulisan Adapun untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian maka rancangan penulisan sebagai berikut:
10
Bab I:
Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
Bab II:
Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang Kerangka Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
Bab III:
Metode Penelitian Bab ini berisi tentang rancangan penelitian yang meliputi Jenis dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data.
Bab IV:
Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang gambaran umum KJKS BMT Fastabiq gambaran umum responden, persebaran data responden, penyajian dan penjelasan hasil estimasi data.
Bab V:
Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari serangkaian pembahasan dan saran saran dari penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS) Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah unit koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah). Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi, simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.14 Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Berdasarkan ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (Syari’ah). Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah), mempunyai 14
http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-ujks/diposkan oleh KPRI KIPAS di 07:33
11
12
payung Hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.15 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya
berintikan
bayt
al-maal
wat-tamwil
dengan
kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang kegiatan ekonominya.16 BMT merupakan lembaga ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk mendukung kegiatan usaha ekonomi rakyat bawah dan kecil, yang dijalankan berdasarkan syari’at Islam. BMT berintikan dua kegiatan usaha yang mencakup baitul maal dan baitul tamwil.17 BMT sebagai Baitul Maal (rumah harta) menerima titipan dana zakat, infak, dan sedekah dan mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
Sedangkan
BMT
sebagai
Baitul
Tamwil
(rumah
pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
18
Dengan demikian, selain
menghimpun dana dari masyarakat, melalui investasi/ tabungan, kegiatan
15 16
Ibid,http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-ujks/ Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Kencana, 2009.
h. 448 17
http://ymbhonline.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46:pengertian -bmt&catid=38:pengertian-bmt&Itemid=37, diposkan Minggu, 04 August 2008 15:11 18 Andri Soemitra, op. cit,h. 447
13
Baitul Tamwil adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi umat, terutama pengusaha kecil. Asas dan Landasan BMT BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip Syari’ah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme.19 Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan legal. Sebagai lembaga keuangan Syari’ah, BMT harus berpegang teguh dengan prinsip-prinsip Syari’ah, keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akherat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis). Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya harus professional. Prinsip Utama BMT Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh dengan prinsip utama sebagai berikut:
19
Muhammad ridwan , manajemen baitul maal wa tamwil (bmt); yogyakarta: UII Press, 2004. h.129
14
1. Keimanan
dan
ketaqwaan
kepada
Allah
SWT
dengan
mengimplementasikannya pada prinsip-prinsip Syari’ah dan muammalah Islam kedalam kehidupan nyata. 2. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progesif, adil dan berakhlaq mulia. 3. Kekeluargaan,
yakni
mengutamakan
kepentingan
bersama
diatas
kepentingan pribadi. 4. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar semua elemen BMT. 5. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik. 6. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi (‘amalus sholih/ahsanu amala), yakni dilandasi dengan dasar keimanan. 7. Istiqomah; konsisiten, konsekuen, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa putus asa. Fungsi BMT Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi: 1. Mengidentifikasi,
memobilisasi,
mengorganisasi,
mendorong
dan
mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat (Pokusma) dan daerah kerjanya. 2. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi lebih professional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.
15
3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. 4. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara agniya sebagai shohibul maal dengan du’afa sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibbah dll. 5. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pemilik dana (shohibul maal), baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan pengguna dana (mudhorib) untuk pengembangan usaha produktif.20 2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatun” atau communication atau communicare yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.21 Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies— 20 21
Ibid, h.130-131 Riswandi, ilmu komunikasi, Yogyakarta; Graha ilmu, 2009, h. 1
16
respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para peminat
komunikasi
sering
kali
mengutip
paradigma
yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?) 3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
secara
sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk
17
(encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.22 Jadi Komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam masyarakat atau dimanapun saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.23 Pentingnya
komunikasi
bagi
manusia
tidaklah
dapat
dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat mengakibatkan macet atau berantakan. Komunikasi tidak hanya sebatas pada pengenalan namun juga pertanggungjawaban mengenai pekerjaan yang dilakukan bawahan kepada pimpinan, menyalurkan buah pikiran / ide, dan penyampaian pengetahuan. Komunikasi dalam ruang lingkup yang kecil adalah komunikasi antar individu, komunikasi keluarga dan lingkup yang lebih besar adalah komunikasi organisasi, Negara dan Internasional. Dengan komunikasi maksud / misi komunikator diharapkan diterima oleh komunikan sehingga ada tanggapan / timbal balik. Seperti dikatakan oleh Barnard (1985) “dalam teori organisasi yang lengkap, komunikasi menduduki tempat sentral karena struktur luasnya dan lingkungan organisasi hampir ditentukan oleh teknik 22 23
Riswandi, op.cit, h. 3 Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009, h. 1
18
komunikasi. Adapun menurut Theodore Hwerbert dalam sutarto (1991) “Whithout communication, no organization could long exist” yang artinya “tanpa komunikasi, tak ada organisasi yang hidup panjang” sedangkan Keith Davis (1987) berpendapat “Communication is defined as the procces of passing information and understanding from one persen to another” yang artinya “ komunikasi sebagai proses penyampaian informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain”. Menurut Carl I. Hovland dalam Sri Haryani (2001) bahwa komunikasi adalah science of communication is a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and options and attitudes are formed, yang artinya ilmu komunikasi
merupakan suatu upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.24 Bertitik tolak dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah sejauh mana informasi (Ide, Gagasan, Laporan, intruksi, dan pengetahuan) yang menentukan jumlah umpan balik yang diterima dan dipahami oleh karyawan BMT. Oleh karena itu dalam mengukur komunikasi dapat digunakan indikasi-indikasi sebagai berikut:
24
Penelitin sri widodo,pengaruh komunikasidan partisipasi anggota terhadap keberhasilan KUD mlati, akmenika; Yogyakarta, 2008, h. 24
19
a. Frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan. Komunikasi memandang frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan adalah sebagian dari hak-hak karyawan untuk mendapatkan informasi pengetahuan tentang kerjaan apa yang akan dilakukan karyawan dari pimpinan demi terciptanya kinerja yang efektif b. Tingkat keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan Komunikasi memandang tingkat keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan adalah Bagaimana BMT memberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap karyawan supaya karyawan tersebut bisa lebih produktif dalam kinerjanya. c. Tingkat keaktifan Pengurus terhadap saran dan usul Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul adalah untuk mengaktifkan suatu transparansi antara pengurus satu dengan yang lainnya supaya bisa berbagi dan tukar pendapat tentang
informasi penting
dengan
seluruh
anggota
untuk
bagaimana memajukan perusahaan. d. Tingkat keaktifan pemantauan dari Dewan Pengawas Syari’ah Tingkat keaktifan pemantauan dari Dewan Pengawas Syari’ah ditekankan untuk mengawasi jalannya operasionalisasi bank sehari-hari, agar sesuai dengan ketentuan syari’ah dan juga meneliti dan merekomendasi produk baru dari BMT yang diawasinya.
20
2.2.2 Etika Kerja Islam Etika berasal dari bahasa Yunani, ethikos yang mempunyai beragam arti; pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar-salah, wajib, tanggung jawab, dan lain-lain. Kedua, pencarian ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencarian kehidupan yang baik secara moral.25 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)26 Etika pada umumnya didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan sosial sehingga, dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup.27 Menurut Hamzah Ya’kub, Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Menurut
Herman
Soewardi,
Etika
dapat
dijelaskan
dengan
membedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), (2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) nilai
25
Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 41. 26 Nur Kholis, Etos Kerja Islami, diambil dari: http://nurkholis77.staff.uii. ac.id/etoskerja-isl ami/ 27 O.P. Simorangkir, Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, h. 3
21
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.28 Etika menurut Frans Magins Suseno merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral, yang bersifat rasional, kritis, sistematis, mendasar dan normatif. Berarti tidak sekedar melaporkan pandangan-pandangan moral, melainkan menyelidiki pandangan moral yang seharusnya.29 Triyuwono
mengemukakan etika terekspresikan dalam bentuk
Syari’ah, yang terdiri dari Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Didasarkan pada sifat keadilan, Etika Syari’ah bagi umat Islam berfungsi sebagai sumber untuk membedakan mana yang benar (haq) dan yang buruk (bathil). Dengan menggunakan Syari’ah, bukan hanya membawa
individu
lebih
dekat
dengan
Tuhan,
tetapi
juga
memfasilitasi terbentuknya masyarakat secara adil yang di dalamnya tercakup individu dimana mampu merealisasikan potensinya dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi semua umat.30 Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan manusia dalam semua aspek kehidupannya. Sementara itu etika kerja Islam muncul ke permukaan, dengan landasan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Islam merupakan kumpulan aturan-aturan
28
opcit, http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/etos-kerja-Islami/ Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat, Jakarta: PT Grasindo, 1995, h. 2. 30 Sri wahyuni, (2007), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keterlibatan Kerja Terhadap Hubungan Antara Etika Kerja Islam dengan Sikap Terhadap Perubahan Organisasi, Jurnal Skripsi. h. 8. 29
22
ajaran (doktrin) dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia dalam kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. 31 Etika juga termasuk bidang ilmu yang bersifat normatif, karena berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.32 Etika adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya dalam perilaku dan tindakan. Sehingga Etika adalah salah satu faktor penting bagi terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik. Menurut
Imam
Ghozali
dalam
bukunya
Ihya’
33
Ulumuddin
mendefinisikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak membutuhkan pikiran.34 Dari beberapa pengertian di atas, definisi operasional etika adalah sebagai alat yang digunakan untuk menilai (mengukur) baik atau buruk suatu tindakan yang dilakukan seseorang, berdasarkan akal pikiran (rasional). Etika yang Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam menilai perbuatan, tetapi juga didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga tindakan yang dinilai Etika Islam adalah berdasarkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran Syari’at Islam.
31
Ibid, h. 9 Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004, h. 3 33 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007, h. 63-64. 34 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 171 32
23
Istilah lain yang terkait dengan Etika adalah Etos. Kata etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya.35 Dari definisi tersebut, ada hal yang membedakan antara etos dan etika. Etos sangat terkait kepada kerja keras, ketekunan, loyalitas, komunikasi, cara pengambilan keputusan, sikap, perilaku, dedikasi, dan disiplin tinggi untuk menciptakan nilai tambah organisasi Sedangkan etika sangat terkait dengan etos kerja yang memperhatikan aspek moral, etika, keadilan, dan integritas dalam menciptakan nilai tambah
organisasi.
36
Sehingga
dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan istilah etika, karena ruang lingkup dari etika mencakup aspek-aspek yang menilai tindakan baik atau buruk dalam aktivitas manusia. Pengertian kerja dalam Islam dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama, kerja dalam arti luas (umum), yakni semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau non materi, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau akhirat. Jadi dalam pandangan Islam pengertian kerja
35
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.
l5 36
http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-antara-etos-kerjadengan-etika-kerja/
24
sangat luas, mencakup seluruh pengerahan potensi yang dimiliki oleh manusia.37 Kedua, kerja dalam arti sempit (khusus), yakni memenuhi tuntutan hidup manusia berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal (sandang, pangan dan papan) yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang harus ditunaikannya, untuk menentukan tingkatan derajatnya, baik di mata manusia, maupun dimata Allah SWT. Dalam melakukan setiap pekerjaan, aspek etika merupakan hal mendasar yang harus selalu diperhatikan. Seperti bekerja dengan baik, didasari iman dan taqwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat, kesesuaian upah, tidak menipu, tidak merampas, tidak mengabaikan sesuatu, tidak semena-mena (proporsional), ahli dan professional, serta tidak melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum Allah atau Syariat Islam (Al-Quran dan Hadits).38 Pekerjaan merupakan sebuah tugas yang menyerupai kewajiban yang dilakukan oleh individu saat dibutuhkan. 39 Di sisi lain makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguhsungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba
37
Abi Ummu Salmiyah, Etika Kerja dalam Islam, diambil dari : http://spesialistorch.com Ibid, http://spesialis-torch.com 39 Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, h. 21 38
25
Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah).40 Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan yang mereka lakukan tidak merugikan individu atau lembaga yang lain.41 Dan di dalam Lembaga Keuangan yang berbasis Syari’ah acuan yang digunakan dalam menerapkan etika kerjanya adalah berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktiviatas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.42 Etika kerja dalam Syari’at Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kehawatiran, sebab sudah diyakini sebagai suatu yang baik dan benar.43 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori etika kerja Islam yang dikemukakan oleh Dr. Mustaq Ahmad, yang mengatakan bahwa seorang pelaku bisnis diharuskan untuk berperilaku dalam bisnis mereka sesuai dengan apa yang dianjurkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
40
Toto Tasmara,op. cit, h. l5. Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Bandung: Rekayasa Sains, 2007, h. 6. 42 Muhammad dan Alimin, Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: BPFE, 2004, h. 57 43 Ali Hasan, op. cit, h. 171 41
26
Pada batasan ini beliau merangkum tata krama perilaku bisnis itu ke dalam tiga garis besar, yaitu: 1. Murah hati, 2. Motivasi untuk berbakti dan 3. Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya.44 1) Murah hati Murah hati dalam pengertian senantiasa bersikap ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah namun tetap penuh tanggung jawab. Sikap seperti itulah yang nanti akan menjadi magnet tersendiri bagi seorang pebisnis atau pedagang yang akan dapat menarik pembeli (pelanggan).45 Sopan santun adalah pondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi, dan mencakup semua sisi hidup manusia. Allah memerintahkan orang Muslim untuk selalu rendah hati dan bersikap lemah lembut, 46 sebagaimana di dalam firman-Nya, Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu47 . Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, 44
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 109. Johan Arifin, op. cit, h. 107. 46 Ali Hasan, op. cit, h. 189 47 Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. 45
27
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”48 (QS. Ali Imron: 189) 2) Motivasi untuk berbakti Di dalam aktivitas bisnis, seorang muslim hendaknya berniat untuk memberikan pengabdian yang diharapkan oleh masyarakatnya dan manusia secara keseluruhan. Aktivitasnya jangan semata-mata ditunjukkan untuk “mengasah kapaknya sendiri” dan tidak juga semata-mata untuk memenuhi peti simpanannya. Etika bisnis Al-Qur’an mengharuskan pelakunya untuk memberikan perhatian pada kepentingan orang lain, yang karena alasan tertentu tidak mampu melindungi dan memproteksi kepentingan dirinya sendiri.49 Allah SWT berfirman:
Artinya: Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al-Insiroq : 7-8) 3) Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya Seorang Muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam suasana sedang sibuk dalam aktivitas mereka. Dia hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritasprioritas yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta.
48 49
Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005, h. 76 Mustaq Ahmad, op. cit, h. 112-113
28
Kesadaran akan Allah ini, hendaknya menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala tindakannya.50 Semua kegiatan bisnis hendaknya selaras dengan moralitas dan nilai-nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur’an. Kaum Muslimin diperintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan cara menggunakan nikmat yang telah Allah karuniakan padanya dengan jalan yang sebaik-baiknya.51 Walaupun Islam menyatakan bahwasannya berbisnis merupakan pekerjaan halal, namun pada tataran yang sama Islam juga mengingatkan secara eksplisit bahwasannya semua kegiatan bisnis jangan sampai menghalangi mereka untuk selalu ingat pada Allah dan melanggar rambu-rambu perintah-Nya, karena tujuan manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah,52 sesuai dengan firman Allah dalam surat ArRa’du ayat 36: Artinya: Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepada mereka 53 bergembira dengan Kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya Aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan 50
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 187 51 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo: Kelompok Masmedia Buana Pustaka, 2009, h. 20 52 Ibid, h. 22. 53 yaitu orang-orang Yahudi yang Telah masuk agama Islam seperti Abdullah bin salam dan orang-orang Nasara yang Telah memeluk agama Islam.
29
tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepadaNya Aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali"54 . (QS. Ar ra’d:36)
2.2.3 Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari kata job performance dan actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. 55 Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.56 Byars (1984), mengartikan kinerja sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi bisa dikatakan prestasi kerja merupakan hasil keterikatan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Usaha merupakan hasil motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik atau mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas.57 Robbins (1996), mengatakan kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu 54
Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005, h. 255 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h. 199. 56 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 1999, h.1-2. 57 Ratna Kusumawati, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan: (Studi Kasus pada RS Roemani Semarang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, III (November, 2008). h.152. 55
30
yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Menurut Bacal (1999) mendefinisikan dengan proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsungnya.58 Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku
secara
mendasar,
meliputi:59 a. Kuantitas kerja, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan. b. Kualitas kerja, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya c. Pengetahuan tentang pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilan. d. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan, yaitu keaktifan menyampaikan pendapat di dalam rapat. e. Perencanaan kerja, yaitu kegiatan yang dirancang sebelum melaksanakan aktifitas pekerjaannya.
58
Surya Dharma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, h.18. 59 Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005), h. 15.
31
2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian Sri Widodo yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Dan Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Unit Desa Mlati” menyatakan bahwa komunikasi ber pengaruh terhadap kseberhasilan koperasi unit desa, semuanya terbukti secara segnefikan. Penelitian
Neny
Ayu
Permatasari
yang
berjudul
“Pengaruh
Komunikasi Dalam Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Produksi Pabrik Kertas Cv Setia Kawan Tulungagung)”. Juga menunjukkan adanya pengaruh yang segnifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian Rahman Eljunusi, SE., MM yang berjudul “Pengaruh Religiusitas, Etika Kerja Islam Dan Individual Rank Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah (Studi Pada Baitul Mal Wat Tamwil (Bmt) Di Jawa Tengah)”. Menunjukkan etika kerja berpengaruh segnefikan terhadap kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah. Penelitian Ahmad Zainuri “Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan Islam Terhadap Kinerja Karyawan” Studi Penelitian di KJKS/UJKS Wilayah Kabupaten Pati. Menunjukkan bahwa etika kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian Sri Wahyuni (2007) “pengaruh komitmen organisasi dan keterlibatan kerja terhadap hubungan antara etika kerja Islam dengan sikap terhadap perubahan organisasi” dengan menggunakan Uji Normalitas,
32
Heteroskidastisitas,
menunjukkan
diterimanya
hipotesis-hipotesis
yang
diajukan. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni terdapat dua variabel independen yaitu Kominikasi dan Etika Kerja Islam dan satu variabel dependen yakni Kinerja Karyawan yang belum pernah diteliti sebelumnya. 2.4 Kerangka Berpikir Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dan kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar
Komunikasi (X1)
Kinerja karyawan (Y)
Etika kerja Islam (X2)
2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian. 60 Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya
60
Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. h. 76
33
dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.61 Adapun Hipotesis dalam penelitihan ini adalah: a. Ada pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi terhadap kinerja karyawan b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan c. Ada pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan.
61
H. 75
H. M. Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Jakarta: Prenada Media.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dinalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu komunikasi dan etika kerja Islam dan sebagai variabel bebas (independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent). Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.62 3.1.1 Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan dijadikan objek penelitian. 63 Dalam hal ini data yang diperoleh dari karyawan BMT Fastabiq Pati. 3.1.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diolah lebih lanjut dan di sajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari data tentang KJKS BMT Fastabiq Pati mengenai gambaran umum tentang perusahaan. dan 62
Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm.82. 63 Muhammad, “metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati”. Jakarta: Rajawali Pers. 2008. h. 103
34
35
berbagai sumber informasi yang telah dipublikasikan baik jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, majalah, dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder dimaksudkan agar dapat memberikan ilustrasi umum dan dapat mendukung hasil penelitian.64 3.2 Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian.65 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq Pati yang berjumlah 142 karyawan. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas layanan bahwa yang akan di uji adalah persepsi karyawan mengenai pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan, dikarenakan jumlah karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati banyak, sehingga memungkinkan untuk mengambil sampel karyawan menjadi responden. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. 66 Teknik pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: metode Simple Random Sampling. Simple Random sampling yaitu: cara pemelihan sampel di mana anggota dari populasi di pilih satu persatu secara random atau acak (semua 64
Skripsi Ahmad Zainuri, pengaruh etika kerja dan kepemimpinan Islam terhadap kinerja karyawan (Studi pada KJKS/UJKS Koperasi Kab. Pati), 2011, h 33 65 Muhammad, op.cit., h. 161 66 Muhammad, op. cit., h. 162
36
mendapat kesempatan yang sama untuk di pilih) di mana jika sudah di pilih tidak dapat di pilih lagi.67 Pada umumnya peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh daftar dalam jumlah yang besar dan lengkap secara cepat dan hemat. Penentuan jumlah sampel di tentukan dengan rumus Slovin 68. Karena jumlah respondennya sudah di ketahui. N n= 1 + (N.E²) Keterangan: n
: ukuran sampel
N
: ukuran populasi
E
: nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran) ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel). Dalam penelitian ini populasi (N) adalah 142 orang, sedangkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel (E) nya adalah 10%, yaitu 0,1. jadi besarnya sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
142 n= 1 + (142.0,1²) 142 n= 1 + (142.0,01)
67
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 123. 68 Ibid, hlm. 137.
37
142 n = 1+1,42 142 n= 2,42 n = 58,6 Berdasarkan data yang di peroleh, jumlah karyawan yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq 142 orang. Jumlah sample untuk penelitian menggunakan margin of error sebesar 10%. Maka jumlah sample yang di teliti adalah 58,6 di bulatkan menjadi 60 karyawan. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sangat berpengaruh sekali dalam hasil penelitian. Karena pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan diperoleh data yang relevan, dan akurat. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1 Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang akurat untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Pencarian data dengan teknik ini dapat di lakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang pewawancara dengan seorang atau beberapa orang yang di wawancarai. 69 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan salah satu karyawan yaitu dengan Mbak 69
Muhammmad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm.151.
38
Anggraini, selaku staf karyawan di KJKS BMT Fastabiq untuk mengetahui kebenaran isi kuesioner yang menyangkut dengan pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. 3.3.2 Kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan bisa bersifat terbuka, jika jawaban tidak di tentukan sebelumnya. Sedangkan bersifat tertutup jika alternatifalternatif jawaban telah di sediakan. Instrument berupa lembar daftar pertanyaan dapat berupa angket (kuesioner ataupun skala).
70
Kuesioner yang di gunakan berupa pertanyaan yang menyangkut tentang pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian
iniadalah
menggunakan skala likert dengan ketentuan dibawah ini: Variable -Komunikasi
70
Definisi Indikator Adalah Sejauh Mana 1. Frekuensi Informasi (Ide, pemberian Gagasan, Laporan, informasi, Intruksi, pengetahuan Pengetahuan) Yang dan gagasan Menentukan Jumlah 2. Tingkat
Skala Likert
Husain Umar, Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 114.
39
Umpan Balik Yang Diterima Dan Dipahami Oleh Anggota Bmt Fastabiq 3.
4.
-Etika Islam
-Kinerja Karyawan
Kerja Akhlak dalam 1. menjalankan bisnis 2. sesuai dengan nilainilai Islam 3.
Adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
1. 2. 3.
4.
5.
keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul Tingkat keaktifan pemantauan dari dewan pengawas syari’ah Murah hati Likert Motivasi untuk berbakti Ingat Allah dan prioritas utamaNya kualitas kerja Likert kuantitas kerja pengetahuan tentang pekerjaan pendapat atau pertanyaan yang disampaikan perencanaan kerja
Dari pengembangan instrumen penelitian tersebut, kemudian disusun beberapa item pertanyaan kuesioner. Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden melalui pertanyaan yang diajukan, dengan menggunakan skala likert. Dengan skala likert, variabel yang
40
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang dijadikan titik tolak menyusun item-item pertanyaan. Interval skala likert yang digunakan menunjukkan nilai atau skor. Skala likert Instrumen Variabel - Pengaruh komunikasi
- Etika kerja Islam
- Kinerja karyawan
Alternatif jawaban Sangat benar Benar Netral Tidak benar Sangat tidak benar Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat benar Benar Netral Tidak benar Sangat tidak benar
Skor 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
3.3.3 Observasi Untuk mendapatkan data penelitian, penulis melakukan Observasi 71 dengan survey lokasi penelitian yaitu di BMT Fastabiq Pati dan menyebar kuesioner langsung pada responden (karyawan di BMT Fastabiq Pati) agar mendapatkan data yang otentik dan spesifik. 3.3.4 Dokumentasi Dokumentasi di gunakan untuk pengumpulan data berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah 71
Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
41
penelitian. Misalnya: berupa arsip-arsip, buku-buku catatan yang lainya yang berhubungan dengan penelitian ini.72 Dokumentasi yang di gunakan yaitu yang berhubungan dengan profil tentang KJKS BMT Fastabiq Pati. 3.4 Variable Penelitian dan Pengukuran Data Di dalam penelitian ini ada tiga variable yang digunakan yaitu dua variable bebas, X1 (komunikasi) dan X2 (etika kerja Islam) dan variable terikat yaitu Y (kinerja karyawan). Dari masing-masing variable tersebut dapat diukur dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dituangkan dalam sebuah kuesioner, sehingga lebih terarah dan sesuai dengan metode yang digunakannya. 3.4.1 Komunikasi Komunikasi yang diukur dengan kuesioner yang menentukan fakta sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sri Widodo yang menerangkan bahwa komunikasi dipengaruhi oleh beberapa indikator yakni: a) Frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan. b) Tingkat keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan. c) Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul. d) Tingkat keaktifan dari dewan pengawas syari’ah
72
opcit, hlm. 152.
42
3.4.2 Etika kerja Islam Sedangkan
etika
kerja
diukur
dengan
kuesioner
yang
menentukan fakta dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Dr. Mustaq Ahmad, yang mengatakan bahwa seorang pelaku bisnis diharuskan untuk berperilaku dalam bisnis mereka sesuai dengan apa yang dianjurkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada batasan ini beliau merangkum tata krama perilaku bisnis itu ke dalam tiga garis besar, yaitu: a) Murah hati b) Motivasi untuk berbakti c) Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya. 3.4.3 Kinerja karyawan Menurut Lopez (1982) dimensi variabel terikat atau dependen yaitu kinerja karyawan dalam pengukurannya meliputi kriteria sebagai berikut:73 a) Kuantitas kerja b) Kualitas kerja c) Pengetahuan tentang pekerjaan d) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan e) Perencanaan kerja
73
Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005), h. 15.
43
3.5 Teknik Analisis Data Analisis di dalam penelitian ini ada beberapa hal yang digunakan untuk mengetahui komunikasi dan etika kerja Islam
terhadap kinerja
karyawan diantaranya yaitu menggunakan analisis: 3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas 3.5.1.1 Uji Validitas Uji dilakukan untuk mengetahui validitas butir-butir pertanyaan. Uji ini pada SPSS 18 dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung berada di bawah 0,05 berarti valid.74 3.5.1.2 Uji Reabilitas Uji
Reabilitas
dilakukan
untuk
mengetahui
konsistensi hasil pengukuran variable. Suatu instrumen dikatakan reabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60.75 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan model regresi, apakah dalam variable dan model regresinya terjadi kesalahan atau penyakit. Berikut ini macam-macam Uji asumsi klasik:
74
Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang; Badan Penerbit Undip,2005,h.45 75 Ibid, h.41
44
3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas data, dalam penelitian inihanya akan dideteksi melalui analisis grafik yang dihasilkan melaluiperhitungan regresi dan SPSS.76 3.5.2.2 Uji multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.77 3.5.2.3 Uji heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam mode regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.78 3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji autukorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan
76
Ibid.h 110 Ibid, h. 91 78 Ibid, h. 105 77
45
pengganggu pada periode T dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yan baik adalah yang bebas dari autokorelasi.79 3.6 Analisis Regresi Berganda Analisis ini untuk mengetahui pengaruh suatu variabel produktivitas dihubungkan dengan variable komunikasi dan etika kerja Islam. Y = a + b1x1 + b2x2+ e Keterangan: Y = kinerja karyawan a
= konstanta
x1 = komunikasi x2 = etika kerja Islam b
= koefisien regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu
unit perubahan pada variabel bebas (variabel X). e
= kesalahan prediksi.
3.6.1 Uji T Menunjukkan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien regresi terhadap kenyataan yang ada.80 Langkah-langkah: a. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.
79 80
h. 39
Ibid, h. 95 Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000,
46
H0: β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan). H1: β1 β2 β0 (ada pengaruh yang signifikan antara tingkat komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan). b. Menentukan level of significant (α = 0, 05) c. Kriteria pengujian H0 diterima bila t-tabel < t-hitung < t-tabel H0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel d. Perhitungan nilai T Dimana: Β = koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan Sb1 = standar error koefisien regresi e. Kesimpulan Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dapat diketahui pengaruh antara komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan. 3.6.2 Uji F Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara dua variabel bebas (komunikasi dan etika kerja Islam) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak.81 Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
81
Ibid, h. 42
47
a. H0: β1 = β2 = 0 artinya bahwa tingkat komunikasi dan etika kerja Islam secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. b. H1: β1≠ β2 ≠ β0 artinya bahwa tingkat komunikasi dan etika kerja Islam secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. c. Menentukan level of signifikan α = 0, 05 d. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: Ho = diterima apabila F-hitung < F-tabel Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel e. Perhitungan nilai F F=
R2 (k 1) (1 - R2) (n - k)
Keterangan: R = koefisien regresi linier berganda k = banyaknya variabel n = ukuran variabel f.
Kesimpulan Dengan membandingkan F hitung dan F tabel dapat diketahui pengaruh tingkat komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan.
48
3.6.3 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Secara umum koefisien determinan untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data tuntun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan program SPSS.82 Untuk mengetahui persentase besarnya perubahan variabel independen yang disebabkan oleh variabel dependen. Koefisien determinasi ini di mana: R2: koefisien determinasi Y : kinerja karyawan X1: komunikasi X2: etika kerja Islam
82
Ibid, h. 45-48.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah KJKS BMT Fastabiq KJKS singkatan dari koperasi jasa keuangan syari’ah yang mempunyai dua fungsi. Baitul Maal mengemban misi sosial sedangkan Baitut Tamwil mengemban misi bisnis. Dua misi sekaligus inilah yang merupakan keunggulan KJKS disbanding lembaga keuangan mikro yang lain. Misi
sosial
baitul
maal
diwujudkan
dalam
bentuk
penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, shodaqoh dan wakaf. Sedangkan misi bisnis di jalankan dengan konsep baitut tamwil dengan menjalankan aktivitas investasi dengan akad mudhorobah dan musyarokah, aktivitas jual beli dengan akad murobahah, produk jasa dengan akad ijaroh serta akad rohn. Pengalaman selama krisis ekonomi menunjukkan kualiatas daya tahan usaha mikro, kecil dan menengah sesungguhnya merupakan fundamental perekonomian yang riil. Dua keutamaan KJKS, membuat KJKS menjadi institusi yang paling cocok dalam mengatasi masalah perekonomian rakyat dan kemiskinan yang dialami sebagian besar rakyat Indonesia saat ini.
49
50
Suatu kewajiban untuk melaksanakan Islam secara utuh dan menyeluruh dalam semua aspek kehidupan termasuk di dalamnya menegakkan ekonomi syari’ah. Akar ekonomi ribawi sudah sedemikian menggurita sehingga dibutuhkan kekuatan yang besar untuk mencabutnya dan mencengkeram kehidupan manusia. Berangkat dari hal diatas pada tanggal 27 juli 1998, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pati berinisiatif mendirikan
lembaga keuangan syari’ah,
dengan
membentuk
Koperasi Serba Usaha (KSU) Fastabiq, dengan Badan Usaha Otonomi Baitul Maal Wat Tamwil Fastabiq, yang selanjutnya disebut BMT Fastabiq. Dengan payung hukum Koperasi Serba Usaha (KSU) Fastabiq yang akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Koperasi Pengusaha
Kecil
dan
Menengah
melalui
SK
Nomor
:
011/BH/KDK.11.9/X/1998 tanggal 31 Oktober 1998, secara resmi mulai beroperasi bulan Nopember 1998 yang merupakan tonggak awal berdirinya BMT FASTABIQ. Berdasarkan Rapat Anggota Khusus pada tanggal 9 Oktober 2004 diputuskan perubahan AD/ART menjadi KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) BMT Fastabiq. Berdasarkan Keputusan Bupati Pati a.n. Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil Menengah nomor 518/758/V/2006 tentang Pengesahan Akta Perubahan Anggaran Dasar KSU Fastabiq,
51
tertanggal 27 Mei 2006, memutuskan mengesahkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Fastabiq, untuk selanjutnya disebut : KJKS BMT FASTABIQ, dengan badan hukum nomor : 011 a/BH/PAD/V/2006. 4.1.2 Visi, Misi dan tujuan KJKS Fastabiq 4.1.2.1 Visi Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Unggul dan terpercaya 4.1.2.2 Misi 1) Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomi sesuai nilai-nilai syariah 2) Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanah umat 3) Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota 4) Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat 5) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum dhuafa 4.1.3 Tujuan Meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengelola dengan mengedepankan nilai-nilai syariah, menjunjung tinggi akhlakul karimah, serta mengutamakan kepuasan anggota
52
4.1.4 Letak Geografis KJKS BMT Fastabiq mempunyai 20 kantor cabang. Yang terletak di kabupaten Pati, kudus dan jepara. Di kabupaten Pati ada 17 kantor cabang, di kabupaten Jepara ada 1 kantor cabang yaitu terletak di daerah Mayong, yang di kabupaten Kudus ada 2 kantor cabang yaitu terletak di daerah Jekulo dan Rendeng. Yang di Pati kantor pusatnya terletak di JL. Raya Pati-Tayu Km 3 Tambah harjo Pati. 4.1.5 Produk Layanan a) Simpanan Mudharobah Sukarela Lancar b) Simpanan Mudharobah Qurban c) Simpanan Mudharobah Pelajar Prestasi d) Simpanan Mudharobah Sukarela Berjangka e) Simpanan Mudharobah Masa Depan f) Simpanan Mudharobah Haji Mabrur g) Simpanan Mudharobah SUK h) Pembiayaan Mudhorobah i) Pembiayaan Musyarokah j) Pembiayaan Murobahah k) Pembiayaan Ijaroh l) Pembiayaan Qordul Hasan
53
4.1.6 Susunan Pengurus KJKS BMT Fastabiq periode tahun 20102015 Ketua Sekretaris
: H. Sutaji, SH. MM. : Drs. M. Sapuan
Bendahara : Abdul Hadi, S.Pd. Dewan Pengawas Syariah : Ketua
: KH. Abdul Wahid Hasyim
Anggota I
: Ahmad Dahlan, S.Pd.
Anggota II : Muhammad Asnawi, S.Ag. (Pemuda Muhammadiyah) Pengelola dan Pelaksana KJKS BMT Fastabiq : General Manager
: H. Muhammad Ridwan, S.Pd
Manajer Bisnis & Pengembangan : H. Suwarno, SE.I Manajer Sumber Daya Insani
: Agus Jamaluddin, S.Ag
Manajer Adm & Umum
: Sri Sutiyani
Manajer Pengawasan
: Sunaji
Manajer Baitul Maal
: Santosa
Staff & karyawan
: 136 Orang
54
4.1.7 Struktur Organisasi KJKS BMT Fastabiq Gambar 4.1 RA
PENGAWAS SYARI’AH
PENGURUS
GENERAL MANAJER
Manajer Sumber Daya Insani
Manajer Adm & Umum
Manajer Bisnis & Pengemba ngan
Manajer Pengawasan
Manajer Baitul Maal
Layanan Cabang
4.2. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin Responden Adapun data mengenai jenis kelamin responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut:
55
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden jenis kelamin Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
laki-laki
40
66.7
66.7
66.7
Perempuan
20
33.3
33.3
100.0
Total 60 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011
100.0
Valid
Berdasarkan keteranganpada tabel 4.1 diatas,dapat diketahui tentang jenis kelamin responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 40 orang, sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden adalah laki-laki. Untuk lebih jelasnya berikut gambar diagram yang menunjukkan jenis kelamin responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.2
Sumber: data primer yang diolah, 2011
56
b. Umur Responden Adapun data mengenai umur responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut Tabel 4.2 Umur responden Umur Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-30 tahun
48
80.0
80.0
80.0
31-40 tahun
12
20.0
20.0
100.0
Total
60 100.0 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan dari tabel 4.2 ini memperlihatkan bahwa karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden sebagian besar berusia 21 – 40 tahun, berdasarkan tabel tersebut, memberikan informasi bahwa mayoritas responden berusia 21 – 30 tahun sebanyak 48 orang, sedangkan yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 12 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan umur responden yang dapat peneliti peroleh:
57
Gambar 4.3
Sumber: data primer yang diolah, 2011 c. Pendidikan Responden Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Pendidikan Responden Pendidikan Frequency Percent Valid SMA/SMK
Valid Percent
Cumulative Percent
23
38.3
38.3
38.3
Diploma III
26
43.3
43.3
81.7
Sarjana
11
18.3
18.3
100.0
Total 60 100.0 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan keterangan dari tabel 4.3 ini memperlihatkan bahwa karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden
58
sebagian besar responden berpendidikan diploma III. Berdasarkan tabel tersebut memberikan informasi bahwa mayoritas responden diploma III sebanyak 26 orang, sedangkan yang berpendidikan SMA/SMK sebanyak 23 orang dan yang berpedidikan sarjana 11 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan umur responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.4
Sumber: data primer yang diolah, 2011 d. Pekerjaan Responden Adapun data mengenai pekerjaan responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut:
59
Tabel 4.4 Pekerjaan responden Pekerjaan Valid Koordinator cabang Manajer Manajer Area Manajer SDI Divisi Operasional Divisi Finance Divisi Funding IT Teller Customer Service Senior Marketing Marketing Magang Marketing Magang Administrasi Staf Baitul Maal Cleaning Service Sopir Mobil BMT Security Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.7
1.7
1.7
1 3 1
1.7 5.0 1.7
1.7 5.0 1.7
3.3 8.3 10.0
1
1.7
1.7
11.7
1 1 1 9 1 5 24
1.7 1.7 1.7 15.0 1.7 8.3 40.0
1.7 1.7 1.7 15.0 1.7 8.3 40.0
13.3 15.0 16.7 31.7 33.3 41.7 81.7
3
5.0
5.0
86.7
1
1.7
1.7
88.3
1 3 1 2 60
1.7 5.0 1.7 3.3 100.0
1.7 5.0 1.7 3.3 100.0
90.0 95.0 96.7 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan keterangan dari tabel 4.4 ini memperlihatkan bahwa karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden sebagian besar responden adalah marketing yaitu sebanyak 24 orang, teller sebanyak 9 orang, senior marketing sebanyak 5 orang, manajer area, magang marketing, dan cleaning sevice masing-masing sebanyak 3 orang, security sebanyak 2 orang, coordinator cabang, manajer, manajer SDI, divisi operasional, divisi finance, divisi funding, IT, customer service,
60
magang administrasi, staff Baitul Maal, dan sopir mobil BMT masingmasing sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan pekerjaan responden yang dapat penelitiperoleh: Gambar 4.5
Sumber: data primer yang diolah, 2011 4.3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 4.3.1 Uji Validitas Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas. Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of freedom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k
61
adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 60-2 atau df 58 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0.2542, jika r hitung (untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom corrected item pertanyaan total correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variable
Item pertanyaan
Komunikasi (X1)
Komunikasi 1 Komunikasi 2 Komunikasi 3 Komunikasi 4 Komunikasi 5 Komunikasi 6 Komunikasi 7 Komunikasi 8 Etika Kerja Islam 1 Etika Kerja Islam 2 Etika Kerja Islam 3 Etika Kerja Islam 4 Etika Kerja Islam 5 Etika Kerja Islam 6 Kinerja Karyawan 1 Kinerja Karyawan 2 Kinerja Karyawan 3 Kinerja Karyawan 4 Kinerja Karyawan 5 Kinerja Karyawan 6 Kinerja Karyawan 7 Kinerja Karyawan 8
Etika Kerja Islam (X2)
Kinerja Karyawan (Y)
Corrected item-total correlation 0.573 0.571 0.513 0.552 0.429 0.548 0.538 0.542 0.438 0.617 0.706 0.713 0.683 0.643 0.441 0.624 0.595 0.546 0.631 0.670 0.583 0.419
r tabel
Keterangan
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2011 Dari tabel-tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing item pertanyaan memiliki r Hitung > dari r Tabel (0.2542) dan bernilai positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
62
4.3.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60).83 Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan analisis SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas Intrumen Variabel X1 X2 Y
Reliability Alpha Keterangan Coefficients 8 Item 0. 814 Reliable 6 Item 0. 846 Reliable 8 Item 0. 834 Reliable Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0.60 ( > 0.60), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel X1, X2, dan Y adalah reliabel 4.4. Hasil Análisis Data 4.4.1 Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
83
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2005, hlm. 41 – 45
63
4.4.1.1 Uji Multikolonieritas Uji Multikolieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas
a
Coefficients
Model
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
1 (Constant)
6.465
3.351
1.929
.059
.391
.083
.470 4.740
.000
.931
1.074
.475
.118
.398 4.010
.000
.931
1.074
Komunikasi (X1) Etika Kerja Islam (X2)
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011 Dari
hasil
pengujian
multikolineoritas
yang
dilakukan diketahui bahwa nilai variance inflation factor (VIF) kedua variabel, yaitu Komunikasi dan Etika Kerja Islam adalah 1.074 lebih kecil dari 10 (Imam Ghozali: 2001), sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikoliniearitas. 4.4.1.2 Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel
64
bebas saling mempengaruhi. Adapun hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut. Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1 .691a .478 .459 2.52375 2.214 a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y) Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011 Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. (Ghozali,2005) Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji Durbin–Watson atas residual persamaan regresi diperoleh angka d-hitung sebesar 2.214. Sebagai pedoman umum Durbin–Watson berkisar 0 dan 4. jika nilai uji statistik Durbin–Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga, maka residuals atau eror dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autocorrelation.84
84
248
S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2006,
65
Jadi berdasarkan nilai uji statistik Durbin–Watson dalam penelitian ini berada diatas satu dan dibawah tiga (2.214) sehingga tidak terjadi autocorrelation. 4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji
Heterokedasitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Adapun hasil uji statistik Heterokedasitas yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 4.6 Uji Heterokedasitas
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011 Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa terdapat pola yang jelas serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
66
4.4.1.4 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Gambar 4.6 Uji Normalitas
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011 Gambar 4.8 Normal Probality Plot
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
67
Berdasarkan normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, demikian juga grafik histogramnya pada gambar 4.8 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 4.4.2 Análisis Data 4.4.2.1 Koofesien Determinasi Koefisien menjelaskan
determinasi
sejauh
mana
yang
memiliki
kemampuan
fungsi
variabel
untuk
independen
(Komunikasi dan Etika Kerja Islam) terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan). Hasil olahan statistik yang dibantu program SPSS 16.0 for Windows menunjukkan bahwa variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 47,8%, sedang yang 52.2% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti). Tabel 4.9 Uji Pengaruh secara simultan
Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square
Adjusted R Square
Estimate
Durbin-Watson
1
.691a
.478
.459
2.52375
2.214
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
68
Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan makna bahwa
masih
terdapat
variabel
independen
lain
yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk itu perlu pengembangan penelitian lebih lanjut, terkait dengan topik ini. 4.4.3 Uji Hepotesa 4.4.3.1 Uji Simultan (Uji F) Sebelum membahas secara parsial pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, terlebih dahulu dilakukan pengujian secara simultan. Uji simultan ini, bertujuan untuk menguji atau mengkonfimasi hipotesis yang menjelaskan “terdapat pengaruh antara Komunikasi dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati”. Uji simultan, ditunjukkan dengan hasil perhitungan Ftest yang menunjukkan nilai 26.057 dengan tingkat probabilitas 0,000 yang jauh di bawah alpha 5%. Tabel 4.10 Uji Simultan b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
331.933
2
165.967
26.057
.000
Residual
363.050
57
6.369
Total
694.983
59
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
a
69
Hal itu berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen komunikasi dan Etika kerja Islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan “tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati” tidak sanggup diterima yang berarti menerima hipotesis alternatif yang berbunyi “Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati”. 4.6.2 Uji Parsial (Uji T) Uji parsial ini memiliki tujuan utnuk menguji atau mengkonfirmasi hipotesis secara individual. Uji parsial ini, dalam hasil
perhitungan
statistik
Ordinary
Least
Square
(OLS)
ditunjukkan dengan thitung. Secara terperinci hasil thitung dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 4.11 Uji Partial Coefficientsa Unstandardized Coefficients Std. Error
Model
B
1
6.465
3.351
.391 .475
.083 .118
(Constant) Komunikasi (X1) Etika Kerja Islam (X2)
Standardized Coefficients
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
T
Beta
.470 .398
Sig. 1.929
.059
4.740 4.010
.000 .000
70
Dari tabel 4.11 di atas, dapat diketahui hasil analisis regresi diperoleh koefisien untuk variabel Komunikasi sebesar 0,391 dan variabel Etika Kerja Islam sebesar 0,475 dengan konstanta sebesar 6,465 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: a)
Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil
uji
empiris
pengaruh
antara
Komunikasi
Terhadap Kinerja Karyawan, menunjukkan nilai t hitung 4.740 dan p value (Sig) sebesar 0,000 yang di bawah alpha 5%. Artinya bahwa Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Bahwa hasil penelitian tidak dapat menolak hipotesis yang menyatakan “Variabel Komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati”. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel Komunikasi menunjukkan angka sebesar 0,391 yang artinya adalah
besaran koofesien komunikasi terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 39,1%.
71
b) Pengaruh Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan Hasil perhitungan statistik dengan data yang diperoleh dari responden, yang dibantu dengan program SPSS variabel Etika Kerja Islam (X2) menunjukkan nilai t hitung 4.010 dan p value (Sig.) 0.000, dengan menggunakan tingkat alpha 5%, maka posisi nilai probabilitas berada di atas alpha-nya. Hal ini berarti bahwa, berpengaruh signifikan antara Eika Kerja Islam terhadap Kinerja karyawan. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel Etika Kerja Islam menunjukkan angka sebesar 0,475 yang artinya adalah besaran koofesien Komunikasi terhadap Kinerja karyawan adalah sebesar 47,5%. Koefisien regresi sebesar 6,465 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena memiliki tanda +) 1% pada komunikasi dan Etika kerja Islam, maka akan meningkatkan Kinerja karyawan sebesar 646,5%, demikian pula jika terjadi sebaliknya.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
Komunikasi dan Etika Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. 4.5
Pembahasan Pengaruh masing-masing variabel independen (komunikasi dan Etika kerja Islam) dan variabel dependen (kinerja karyawan) dapat dijelaskan sebagai berikut.
72
Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. (P value < 0.05). komunikasi merupakan faktor yang diperhitungkan dalam menjaga kinerja karyawan. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masing-masing item pertanyaan. Pada item pertanyaan komunikasi 1. 70% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan informasi yang jelas dari pimpinan sedangkan 11,7% menyatakan sangat benar 10% menyatakan netral dan 8,3% menyatakan tidak benar. Pada item pertanyaan komunikasi 2. 66,7% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu faham dengan intruksi yang diberikan oleh pimpinan sedangkan 16,7% menyatakan netral 10% mnyatakan sangat benar dan 6,7% menyatakan tidak benar. Pada item pertanyaan komunikasi 3. 63,3% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan pendidikan dan pelatihan terdahulu sedangkan 21,7% menyatakan netral 8,3% menyatakan sangat benar dan 6,7% menyatakan tidak benar. Pada item pertanyaan komunikasi 4. 61,7% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan pengawasan dari pimpinan sedangkan 23,3% menyatakan netral 8,3% menyatakan tidak benar dan 6,7% menyatakan sangat benar.
73
Pada item pertanyaan komunikasi 5. 70% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu diberikan arahan (usulan) dari pimpinan sedangkan 13,3% menyatakan netral 10 % menyatakan tidak benar dan 6,7 % menyatakan sangat benar. Pada item pertanyaan komunikasi 6. 43,3% responden menyatakan benar bahwa pimpinan selalu merespon usul dan saran dari bawahan sedangkan 31,7% menyatakan netral 13,3% menyatakan tidak benar dan 11,7% menyatakan sangat benar. Pada item pertanyaan komunikasi 7. 46,7% responden menyatakan benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan pantauan dari dewan pengawas syari’ah sedangkan 30% menyatakan netral 15% menyatakan tidak benar 5% menyatakan sangat benar dan 3,3%menyatakan sangat tidak benar. Pada item pertanyaan komunikasi 8. 46,7% responden menyatakan benar bahwa dewan pengawas syari’ah selalu berperan aktif dalam peningkatan kualitas kerja karyawan sedangkan 35% menyatakan netral 13,3% menyatakan tidak benar 3,3% menyatakan sangat benar dan 1,7% menyatakan sangat tidak benar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel Komunikasi, masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab benar dan netral. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara Komunikasi terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati dengan ditunjukkan P value 0.000 yang lebih kecil dari
74
signifikansi 5%, sehingga pada akhirnya Komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 60 responden yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq Pati adanya bukti untuk menolak H0 bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dan menerima H1 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Hasil penelitian uji pengaruh variable Etika kerja Islam terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati tercermin dalam jawaban responden sebagai berikut: Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 1. 60% responden menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan selalu bersikap ramah dan sopan sedangkan 30% menyatakan sangat setuju dan 10% menyatakan netral. Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 2. 58,3% responden menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan tidak pernah bersikap arogan terhadap rekan yang lainnya sedangkan 35% menyatakan sangat setuju 5% menyatakan netral dan 1,7% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 3. 58,3% responden menyatakan
setuju
bahwa
dalam
melaksanakan
pekerjaan
selalu
mendahulukan kepentingan umum sedangkan 33,3% menyatakan sangat setuju dan 8,3% menyatakan netral.
75
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 4. 53,3% responden menyatakan setuju bahwa bekerja dengan niat utama mengabdi pada masyarakat
sedangkan
41,7%
menyatakan
sangat
setuju
dan
5
%menyatakan netral. Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 5. 53,3% responden menyatakan
setuju
bahwa
dalam
melaksanakan
pekerjaan
selalu
berkelakuan yang baik dan benar menurut syari’at Islam sedangkan 38,3% menyatakan sangat setuju dan 8,3% menyatakan netral. Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 6. 46,7% responden menyatakan
setuju
bahwa
dalam
melaksanakan
pekerjaan
tidak
meninggalkan kewajiban sholat lima waktu sedangkan 40% menyatakan sangat setuju 10% menyatakan netral dan 3,3% menyatakan tidak setuju. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variable Etika kerja Islam masing masing pertanyaan dijawab setuju dan sangat setuju dengan presentase yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan pengujian hepotesa dua yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati dengan ditunjukkan P value 0.000 yang lebih kecil dari signifikan 5% sehingga pada akhirnya Etika kerja Islam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 60 responden yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq Pati adanya bukti untuk menolak H0 bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
76
antara Etika kerja Islam terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dan menerima H1 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Etika kerja Islam terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Sedangkan hasil pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh nilai P value sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Ini artinya variabel komunikasi dan Etika kerja Islam secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan di KJKS
BMT
Fastabiq
Pati.Kepercayaan dan ini sekaligus menjawab bahwa hipotesa tiga (H3) yang berbunyi secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikas dan Etika kerja Islam secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sesuai dengan hipotesis sebagai berikut: 1. Variable Komunikasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Terlihat thitung (4,740) > ttabel (2.002) yang berarti indikator Komunikasi yang mempunyai andil dalam peningkatan kinerja karyawan melalui pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan yang berpengaruh sebesar 70% dalam peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. 2. Variable Etika Kerja Islam (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Terlihat thitung (4,010) < ttabel (2.002) yang berarti indikator Etika Kerja Islam mempunyai andil dalam peningkatan kinerja karyawan melalui sikap ramah dan sopan santun yang berpengaruh sebesar 60% dalam peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. 3. Variable Komunikasi (X1) dan Etika Kerja Islam (X2) secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Terlihat Fhitung (26,057) > Ftabel (0.000) yang berarti Komunikasi dan Etika Kerja Islam secara bersama-sama
77
78
mempunyai andil dalam mempengaruhi kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. 5.2 Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan KJKS BMT Fastabiq Pati, sebagai berikut: 1. Bagi KJKS BMT Fastabiq Pati diharapkan lebih mengingkatkan komunikasi yang lebih baik lagi, etika kerja karyawan, profesionalisme kerja, fasilitas dan sebagainya, karena hal-hal tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kualitas kinerja dan loyalitas karyawan. 2. Idealisme produk dan kinerja yang berdasarkan operasional Syari’at Islam harus terus dipertahankan dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, karena hal tersebut
yang
membedakannya
dengan
Lembaga
Keuangan
Konvensional. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya untuk bidang yang sama. 5.3 Penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. shalawat serta salam semoga tatap tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat.
79
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatsan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapka saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Sony Keraf, Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansi, Yogyakarta:Kanisius,1998. Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Abdulloh Abdul Husain At-thoriqi, Ekonomi Islam, prinsip, dasar dan Tujuan, Yogyakarta: Magistra Insania Press,2004. Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000. Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005. Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Bandung: Rekayasa Sains, 2007. H. M. Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Jakarta: Prenada Media. Hafhidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2003. Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang; Badan Penerbit Undip,2005. Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007. Kuat ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: pustaka belajar,2009. Lembaga Lajnah Penerjemah. Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta:PT bumi aksara, 2009, hal. 1
Muhammad dan Alimin, Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: BPFE, 2004. Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Muhammad, “metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati”. Jakarta: Rajawali Pers. 2008. Muhammmad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:PT Persada, 2008.
Raja Grafindo
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta:pustak Al-Kautsar, O.P. Simorangkir, Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Penelitin sri widodo,pengaruh komunikasidan partisipasi anggota terhadap keberhasilan KUD mlati, akmenika; Yogyakarta, 2008. Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:pustaka belajar, 2004. Rahman eljunusi, pengaruh religiusitas, etika kerja islam dan individual rank terhadap kinerja lembaga keuangan syari’ah, semarang; jurnal peneletian kompetitif kolektif terpadu,th 2004. Ratna
Kusumawati, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan: (Studi Kasus pada RS Roemani Semarang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, III (November, 2008).
Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris Dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat,Jakarta:PT Grasindo,1995. Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil; Yogyakarta: Press, 2004. Riswandi, ilmu komunikasi, Yogyakarta; Graha ilmu, 2009.
Skripsi Ahmad Zainuri, pengaruh etika kerja dan kepemimpinan islam terhadap kinerja karyawan (Studi pada KJKS/UJKS Koperasi Kab. Pati), 2011. Sri wahyuni, (2007), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keterlibatan Kerja Terhadap Hubungan Antara Etika Kerja Islam dengan Sikap Terhadap Perubahan Organisasi, Jurnal Skripsi. Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005). Surya Darma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar; 2005. Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 1999. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Abi
Ummu Salmiyah, Etika Kerja http://spesialistorch.com
dalam
Islam,
diambil
dari
:
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/3339 http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-antara-etoskerja-dengan-etika-kerja/ Nur Kholis, Etos Kerja Islami, diambil dari:http://nurkholis77.staff.uii. ac.id/etoskerja-isl ami/ profil-bmt,fastabiq/ bulan juli tanggal 25 th 2011.
LAMPIRAN 1 Kepada YTH Bapak/ Ibu/ Saudara/ i……………… Di tempat
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir (skripsi) pada Fakultas Syari’ah program Strata Satu (S1) Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Walisongo Semarang, maka dengan ini saya: Nama
: Moh. Nur Faqih
Nim
: 072411071
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul
: Pengaruh Komunikasi dan Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan di BMT Fastabiq Pati
Mohon bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara/ I mengisi angket untuk kepentingan penulisan skripsi tersebut. Dan data yang Bapak/ Ibu/ Saudara/ i berikan sematamata untuk kepentingan akademik dan dijamin kerahasiaannya. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dalam mengisi angket ini saya sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. wr. wb
Peneliti
Moh. Nur Faqih 072411071
Saya sangat mengharapkan partisipasi Bpk/ Ibu/ Saudara/ i untuk dapat meluangkan sedikit waktu dan dapat membantu saya dalam menjawab beberapa pernyataan di bawah ini:
( Identitas Responden ) Nama
:…………….…………………. (Nama Boleh tidak diisi)
JENIS KELAMIN
:L/P
USIA
:……………………….……….
PENDIDIKAN
:……………………………….
JABATAN
:………………………………..
Petunjuk Pengisian : Beri tanda (√) untuk jawaban yang anda pilih.. SB
: Sangat Benar
B
: Benar
N
: Netral
TB
: Tidak Benar
STB
: Sangat Tidak Benar
Pernyataan untuk variabel Komunikasi (X1) No 1
Pernyataan Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapat informasi yang jelas dari pimpinan.
2
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu faham dengan intruksi yang diberikan pimpinan.
3
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapatkan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu.
SB
B
N
TB
STB
4
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapatkan pengawasan dari pimpinan.
5
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu diberikan arahan (usulan) dari pimpinan.
6
Pimpinan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu merespon usul dan saran dari bawahan.
7
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapat pantauan dari Dewan Pengawas Syari’ah
8
Dewan Pengawas Syari’ah selalu berperan aktif dalam peningkatan kualitas kerja Bapak/ Ibu/ Saudara/ i.
Pernyataan untuk variabel Etika Kerja Islam (X2) SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No 1
N
Pernyataan Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu bersikap ramah dan sopan.
2
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i tidak pernah bersikap arogan terhadap rekan yang lainnya.
3
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendahulukan kepentingan umum.
4
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i bekerja dengan niat utama
: Netral
SS
S N TS
STS
mengabdi pada masyarakat 5
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu berkelakuan yang baik dan benar menurut syari’at Islam
6
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i tidak meninggalkan kewajiban sholat lima waktu
Pernyataan untuk variabel Kinerja (Y) SB
: Sangat Benar
B
: Benar
TB
: Tidak Benar
STB
: Sangat Tidak Benar
No 1
N
Pernyataan
SB
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dapat melaksanakan pekerjaan dengan optimal
2
Bapak/Ibu/ Saudara/ i dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
3
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i telah memenuhi kualitas kerja yang ditargetkan.
4
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i memiliki pengalaman tentang pekerjaan yang anda kerjakan.
5
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i telah menguasai pekerjaan dengan baik.
6
Bawahan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i aktif berpendapat di dalam rapat.
7
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu memunculkan ide
yang
timbul
dari
dirinya
dalam
menyelesaikan tugas. 8
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mematuhi jam kerja yang ditentukan.
: Netral
B
N
TB
STB
Lampiran 3 Tanggapan responden terhadap masing-masing item pertanyaan Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat informasi yang jelas dari pimpinan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
5
8.3
8.3
8.3
N
6
10.0
10.0
18.3
B
42
70.0
70.0
88.3
SB
7
11.7
11.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu Faham dengan intruksi yang diberikan pimpinan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
4
6.7
6.7
6.7
N
10
16.7
16.7
23.3
B
40
66.7
66.7
90.0
SB
6
10.0
10.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
4
6.7
6.7
6.7
N
13
21.7
21.7
28.3
B
38
63.3
63.3
91.7
SB
5
8.3
8.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapatkan pengawasan dari pimpinan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
5
8.3
8.3
8.3
N
14
23.3
23.3
31.7
B
37
61.7
61.7
93.3
SB
4
6.7
6.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu diberikan arahan (usulan) dari pimpinan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
6
10.0
10.0
10.0
N
8
13.3
13.3
23.3
B
42
70.0
70.0
93.3
SB
4
6.7
6.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pimpinan bpk/ibu/saudara/I selalu merespon usul dan saran dari bawahan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
8
13.3
13.3
13.3
N
19
31.7
31.7
45.0
B
26
43.3
43.3
88.3
SB
7
11.7
11.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat pantauan dari DPS
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STB
2
3.3
3.3
3.3
TB
9
15.0
15.0
18.3
N
18
30.0
30.0
48.3
B
28
46.7
46.7
95.0
SB
3
5.0
5.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dewan pengawas syari’ah selalu berperan aktif dalam peningkatan kualitas kerja bpk/ibu/saudara/i
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STB
1
1.7
1.7
1.7
TB
8
13.3
13.3
15.0
N
21
35.0
35.0
50.0
B
28
46.7
46.7
96.7
SB
2
3.3
3.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i selalu bersikap ramah dan sopan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
6
10.0
10.0
10.0
S
36
60.0
60.0
70.0
SS
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i tidak pernah bersikap arogan terhadap rekan dan lainnya.
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
3
5.0
5.0
6.7
S
35
58.3
58.3
65.0
SS
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i Selalu mendahulukan kepentingan umum
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
5
8.3
8.3
8.3
S
35
58.3
58.3
66.7
SS
20
33.3
33.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bapak/Ibu/Saudara/I bekerja dengan niat utama mengabdi pada masyarakat
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
3
5.0
5.0
5.0
S
32
53.3
53.3
58.3
SS
25
41.7
41.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/I selalu berkelakuan yang baik dan benar menurut syari’at Islam
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
5
8.3
8.3
8.3
S
32
53.3
53.3
61.7
SS
23
38.3
38.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/I tidak meninggalkan kewajiban sholat lima waktu.
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
2
3.3
3.3
3.3
N
6
10.0
10.0
13.3
S
28
46.7
46.7
60.0
SS
24
40.0
40.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I dapat melaksanakan pekerjaan dengan optimal
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
14
23.3
23.3
23.3
B
36
60.0
60.0
83.3
SB
10
16.7
16.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
21
35.0
35.0
35.0
B
36
60.0
60.0
95.0
SB
3
5.0
5.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I telah memenuhi kualitas kerja yang ditargetkan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
2
3.3
3.3
3.3
N
17
28.3
28.3
31.7
B
39
65.0
65.0
96.7
SB
2
3.3
3.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I memiliki pengalaman tentang pekerjaan yang anda kejakan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
1
1.7
1.7
1.7
N
17
28.3
28.3
30.0
B
35
58.3
58.3
88.3
SB
7
11.7
11.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I telah menguasai pekerjaan dengan baik
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
1
1.7
1.7
1.7
N
15
25.0
25.0
26.7
B
38
63.3
63.3
90.0
SB
6
10.0
10.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bawahan Bpk/ibu/saudara/I aktif berpendapat didalam rapat
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
3
5.0
5.0
5.0
N
33
55.0
55.0
60.0
B
22
36.7
36.7
96.7
SB
2
3.3
3.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I selalu memunculkan ide yang timbul dari dirinya dalam menyelesaikan tugas
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TB
2
3.3
3.3
3.3
N
23
38.3
38.3
41.7
B
30
50.0
50.0
91.7
SB
5
8.3
8.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Bpk/ibu/saudara/I selalu mematuhi jam kerja yang ditentukan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
11
18.3
18.3
18.3
B
36
60.0
60.0
78.3
SB
13
21.7
21.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
LAMPIRAN 4 Uji Validitas dan Reabilitas Angket Uji Validitas Variabel Komunikasi (X1) Correlations k1 k1 Pearson Correlation
k2 1
Sig. (2-tailed) N k2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N k8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N X1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
k3 **
.693
.378
.000 60
60
**
1
.693
.003 60 **
.364
.000 60
60
**
**
.378
.003 60 **
.413
k4 **
.364
.001 60 **
.394
60
.214
.215
**
60
60
60
60
1
**
*
*
.317
.415
.001
60
60
60
*
1
.275
60 *
.415
.001 60 **
.370
.275
*
60 **
.004 60 **
.338
1
.217
.193
.002
.096
.140
.385
.000
60
60
60
**
1
.207
.313
.112
.015
.000
60
60
60
1
**
60
.256
.214
.302
**
.217
.207
.048
.101
.019
.000
.096
.112
**
**
.569
60 .385
60
60
**
60
*
.099
60 .669
60
60
.116
**
60
60
60
60 .377
**
*
.286
**
60
60
60
60 .456
.000
60
.002
.215
.027
.000
.008
60
.019
**
.634
.003
.004
.205
.286
.000
.000
.456
.302
.008
.034 .338
.370
.034
.000
.686
60 .681
**
**
**
60
**
60
.317
60
60 .532
.000
*
60
.532
.116
60
*
**
.048
**
60
60
60
.686
.000
*
.472
.205
.099
60
.026
*
.256
.101
.014
.019
60 .287
.000
X1
.000
.002 .287
.019
.472
k8 *
.026
.001 .303
.303
k7 **
.002
.014
60 **
.413
k6 *
.004
.004 .394
k5 **
60
*
.838
.000
60
60 .313
.027
.003
.140
.015
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
**
1
.681
.634
.669
.569
.687
1
.000
.193
*
60
**
.687
**
.377
**
**
60
*
60
60 .687
.838
.687
**
.000 .676
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
60 .676
60
Uji Reabilitas Variabel Komunikasi (X1)
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .814
8
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
k1
25.18
13.406
.573
.788
k2
25.23
13.538
.571
.788
k3
25.30
13.807
.513
.796
k4
25.37
13.524
.552
.791
k5
25.30
14.112
.429
.807
k6
25.50
12.831
.548
.791
k7
25.68
12.661
.538
.794
k8
25.67
13.107
.542
.792
Uji Validitas Variabel Etika Kerja Islam (X2)
Correlations e1 e1
Pearson Correlation
e2 1
Sig. (2-tailed) N e2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
e3
1
.000 60
60
*
**
.011 60 *
.534
e4 *
60 **
.290
.263
.011
.013
.025
.042
60 **
.534
60 **
.512
60
60
60
60
1
**
**
**
.705
.000 60
60
**
1
60
60
60
**
**
**
*
60 **
.705
.570
.000 60 **
.000 60 **
.631
60 **
.000 60 **
.527
**
.803
.000 60 **
.805
.000
.000
.000
60
60
60
1
**
.000
.707
.000 60
60
**
1
.000 60 **
.042
.001
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
1
N
.744
.803
.805
.707
**
.789
Sig. (2-tailed)
.600
.527
.534
.263
Sig. (2-tailed)
.534
.631
.570
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.427
**
60
*
60
60 .744
.000
60
.006
**
.001
.000
.025
60 .427
.006
.000
Sig. (2-tailed)
**
.000
.000
.013
.354
60 .354
**
.600
.000
Sig. (2-tailed)
.290
X2 *
.318
.318
Pearson Correlation
e6 *
.327
.000 .512
e5 *
Pearson Correlation
N X2
60
**
Sig. (2-tailed)
N e6
60 .565
.327
N e5
.565
.000
Pearson Correlation
N e4
e3 **
.789
.000 .786
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.786
60
Uji Reabilitas Etika Kerja Islam (X2) Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .846
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
e1
21.42
6.552
.438
.855
e2
21.35
5.960
.617
.823
e3
21.37
5.863
.706
.807
e4
21.25
5.919
.713
.806
e5
21.32
5.847
.683
.811
e6
21.38
5.393
.643
.821
Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Correlations ki1 ki1
Pearson Correlation
ki2 1
Sig. (2-tailed) N ki2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ki3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ki4
60 **
1 .420
60
60
**
**
.007 60 *
.420
60 **
.254
.024
.162
.148
.050
60 **
.339
60
60
60
60
60
**
**
**
.118
.001
.371
1 .483
.000 60
60
**
1
.183
Sig. (2-tailed)
.162
.483
.479
.000 60 **
.000 60 **
.569
60 **
.000 60 **
.426
60
60
60
60
1
**
**
**
.518
.000 60
60
**
1
.000
60
60
60
60
60
60
Pearson Correlation
.254
**
**
*
**
**
Sig. (2-tailed)
.050
Sig. (2-tailed) N
**
60
.001
Pearson Correlation
60 .673
.000
.000
.012
.218 .094
.001
.001
60
*
.000
.012
.148
.322
60 .322
**
.701
.001
Sig. (2-tailed)
.414
.414
.000
.000 .426
.590
.189
N
.590
.569
.479
Pearson Correlation
60
**
**
Pearson Correlation
Pearson Correlation
60 .719
60
**
.001
**
60
60
.412
60 .408
.000
**
**
**
.001
60
60
60 .412
.001
**
.420
**
.000
.001
60
60
60 .420
.008
**
.583
.003
60
.003
**
.341
.008
.000
.372
60 .372
Y **
.001
.001 .339
ki8
.189
.008
Sig. (2-tailed)
Y
60
ki7
.183
.024
N ki8
.007
ki6
.292
Sig. (2-tailed)
N ki7
.000
.000 .347
.347
ki5 *
.292
N ki6
**
.609
ki4 **
Pearson Correlation
N ki5
60 .609
ki3 **
.518
.472
.000
.000 60 **
.671
.002 60 **
.342
**
.734
.000 60 **
.767
.000
.007
.000
60
60
60
1
*
.000
.260
.044
60
60 .218
.008
.001
.371
.094
.002
.007
.044
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.583
.719
.701
.673
**
.734
**
.342
.767
60
*
1
.000
.118
.399
60
**
.708
**
.408
60
.399
60
**
.341
60
.671
.472
.260
.708
**
.000 .566
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
60 .566
60
Uji Reabilitas Kinerja Karyawan (Y)
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .834
8
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
ki1
26.05
9.642
.441
.830
ki2
26.28
9.325
.624
.808
ki3
26.30
9.264
.595
.810
ki4
26.18
9.169
.546
.817
ki5
26.17
9.023
.631
.805
ki6
26.60
8.820
.670
.800
ki7
26.35
8.909
.583
.812
ki8
25.95
9.709
.419
.833
LAMPIRAN 5 Statistik deskriptif untuk 60 Responden di KJKS BMT Fastabiq Pati Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin jenis kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
40
66.7
66.7
66.7
perempuan
20
33.3
33.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Klasifikasi Berdasarkan umur umur Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
21-30 tahun
48
80.0
80.0
80.0
31-40 tahun
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Klasifikasi Berdasarkan pendidikan pendidikan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SMA/SMK
23
38.3
38.3
38.3
Diploma III
26
43.3
43.3
81.7
Sarjana
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Klasifikasi Berdasarkan jabatan Jabatan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Koordinator cabang
1
1.7
1.7
1.7
Manajer
1
1.7
1.7
3.3
Manajer Area
3
5.0
5.0
8.3
Manajer SDI
1
1.7
1.7
10.0
Divisi Operasional
1
1.7
1.7
11.7
Divisi Finance
1
1.7
1.7
13.3
Divisi Funding
1
1.7
1.7
15.0
IT
1
1.7
1.7
16.7
Teller
9
15.0
15.0
31.7
Customer Service
1
1.7
1.7
33.3
Senior Marketing
5
8.3
8.3
41.7
24
40.0
40.0
81.7
Magang Marketing
3
5.0
5.0
86.7
Magang Administrasi
1
1.7
1.7
88.3
Staf Baitul Maal
1
1.7
1.7
90.0
Cleaning Service
3
5.0
5.0
95.0
Sopir Mobil BMT
1
1.7
1.7
96.7
Security
2
3.3
3.3
100.0
60
100.0
100.0
Marketing
Total
LAMPIRAN 6 Output Rgresi Linier Berganda Dari 60 Responden Uji Pengaruh Komunikasi (X1) dan Etika Kerja Islam (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) b
Variables Entered/Removed Variables Model
Variables Entered
1
Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1)
Method
Removed
. Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b
Model Summary
Model
R
R Square a
1
.691
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.478
.459
Durbin-Watson
2.52375
2.214
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
331.933
2
165.967
Residual
363.050
57
6.369
Total
694.983
59
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
F 26.057
Sig. a
.000
a
Coefficients Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1
6.465
3.351
Komunikasi (X1)
.391
.083
Etika Kerja Islam (X2)
.475
.118
(Constant)
Std. Error
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
1.929
.059
.470
4.740
.000
.931
1.074
.398
4.010
.000
.931
1.074
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
23.1415
36.3548
29.9833
2.37192
60
-2.885
2.686
.000
1.000
60
.336
1.278
.528
.201
60
22.0451
35.7172
29.9410
2.38868
60
-6.37676
5.06522
.00000
2.48060
60
Std. Residual
-2.527
2.007
.000
.983
60
Stud. Residual
-2.573
2.131
.008
1.016
60
-6.61280
5.95488
.04236
2.65408
60
-2.713
2.202
.006
1.033
60
Mahal. Distance
.060
14.140
1.967
2.660
60
Cook's Distance
.000
.342
.024
.055
60
Centered Leverage Value
.001
.240
.033
.045
60
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Uji Asumsi Klasik 1. Multikolonieritas a
Coefficients
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Komunikasi (X1)
.931
1.074
Etika Kerja Islam (X2)
.931
1.074
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
2. Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.691
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.478
.459
2.52375
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
3. Heteroskedastisitas
Durbin-Watson 2.214
4. Normalitas
LAMPIRAN 7 FTABEL α=5% DF1 1 DF2 1 161.448 2 199.500 3 215.707 4 224.583 5 230.162 6 233.986 7 236.768 8 238.883 9 240.543 10 241.882 11 242.983 12 243.906 13 244.690 14 245.364 15 245.950 16 246.464 17 246.918 18 247.323 19 247.686 20 248.013 21 248.309 22 248.579 23 248.826 24 249.052 25 249.260 26 249.453 27 249.631 28 249.797 29 249.951 30 250.095 31 250.230 32 250.357 33 250.476 34 250.588 35 250.693 36 250.793
T TABEL α=5% 2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296 19.330 19.353 19.371 19.385 19.396 19.405 19.413 19.419 19.424 19.429 19.433 19.437 19.440 19.443 19.446 19.448 19.450 19.452 19.454 19.456 19.457 19.459 19.460 19.461 19.462 19.463 19.464 19.465 19.466 19.467 19.468
DF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
12.706 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086 2.080 2.074 2.069 2.064 2.060 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.040 2.037 2.035 2.032 2.030 2.028
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
250.888 250.977 251.062 251.143 251.220 251.293 251.363 251.430 251.494 251.554 251.613 251.669 251.723 251.774 251.824 251.871 251.917 251.961 252.004 252.045 252.085 252.123 252.160 252.196
19.469 19.469 19.470 19.471 19.471 19.472 19.472 19.473 19.474 19.474 19.474 19.475 19.475 19.476 19.476 19.477 19.477 19.477 19.478 19.478 19.478 19.478 19.479 19.479
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
2.026 2.024 2.023 2.021 2.020 2.018 2.017 2.015 2.014 2.013 2.012 2.011 2.010 2.009 2.008 2.007 2.006 2.005 2.004 2.003 2.002 2.002 2.001 2.000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Moh. Nur Faqih
Tempat /Tanggal Lahir
: Pati, 19 Januari 1990
NIM
: 072411071
Alamat
: Kembang Rt.07 Rw.04 Kec. Dukuhseti Kab. Pati
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal 1. Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun 2001 2. Madrasah Tsanawiyyah Madarijul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun 2004 3. Madrasah Aliyah Madarijul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun 2007 4. Masuk Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 20 Desember 2010 Penulis
Moh. Nur Faqih 072411071