PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PEUSAHAAN: PERANAN CORPORATE GOVERNANCE DAN GROWTH OPPORTUNITY SEBAGAI PEMODERASI OLEH Hesthia Kenanga1, Zaitul2, Herawati3 Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta 1 Email :
[email protected] 2 Email :
[email protected] 3 Email :
[email protected] Abstract This study investigate whether Corporate Governance and Growth Opportunity as moderating variabel that mediate the relatioship between dividend and debt policy with firm’s value. This study use the premises offered by Agency Theory (Jensen and Mackling, 1976). By using 60 observations which involved the finance companies in Indonesia Listed Companies from 2009 to 2012, shows that dividend policy has a negative relationship with firm’s value. However, Debt policy is positively significant associated with firm’s value. Beside, corporate governance successfully moderate the relationship between dividend policy and firm value. In contrast, corporate governance is not proved as a moderator for relationship between debt policy and firm’s value. In addition, growth opportunity also fail to be a moderating variabels. This study contribute to the agency theory, tax preference theory, trade off theory dan signaling theory. Key Word; Dividend Policy, Debt Policy, Corporate Governance, Growth Opportunity and Firm’s Value. 1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Yunani pada tahun 2012 menimbulkan efek domino. Berturut-turut ekonomi Irlandia, Portugal, Italia, dan Spanyol terguncang. Dampak krisis ini juga mulai dirasakan di Indonesia melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan. Jalur keuangan terlihat dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyebabkan turunnya nilai perusahaan. Tujuan dari pada manajemen perusahaan bukan hanya memaksimalkan profit perusahaan akan tetapi memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari harga saham perusahan. Manajer keuangan yang menginginkan kemajuan perusahaan tidak hanya memperhatikan kepentingan pemegang saham saja, tetapi juga kepentingan buruh, menajemen, kreditur, supllier dan
1
Mahasiswa Akuntansi, Program S1, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang. Dosen Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang. 3 Dosen Tetap, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang. 2
terutama sekali pelanggan konsumen, dimana seluruhnya berpengaruh pada nilai perusahaan (Weston dan Bringham, 2011). Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value (PBV). Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal ini juga yang menjadi keinginan pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang juga tinggi (Soliha dan Taswan, 2002). Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price Book Value tersebut, harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah nilai bukunya. Pada dasarnya, membeli saham berarti membeli prospek perusahaan. PBV yang tinggi akan membuat investor yakin atas prospek perusahaan dimasa mendatang. Selain itu, Saham yang undervalued mendorong investor untuk membeli atau jangan jual (Buy or not sell). Sedangkan, saham overvalued membawa pada keputusan jual atau jangan beli (sell or not buy). Akhirnya, saham yang fairvalued mendorong untuk keputusan lihat dan tunggu (wait and see). Oleh karena itu keberadaan rasio PBV sangat penting bagi para investor maupun calon investor untuk menetapkan keputusan investasi. Penelitian tentang nilai perusahaan telah banyak di lakukan baik di luar Indonesia maupun di indonesia. Penelitian dengan menggunakan data Indonesia sangat memperkaya literatur di bidang Corporate Finance dan Governance karena Indonesia mempunyai karakteristik lingkungan bisnis yang berbeda di bandingkan perusahaan di negara lain. Misalnya pada sistim Corporate Governance, Indonesia mengikuti sistim Continental Europe (two tier board system), namun ada aspek yang berbeda, seperti dalam aspek pemilihan Dewan Komisaris dan Direksi. Di Indonesia, Dewan Komisaris dan Direksi di pilih oleh pemegang saham, sedangkan di negara Continental Europe, seperti Belanda, Dewan Komisaris di pilih oleh pemegang saham dan Dewan Direksi di pilih oleh Dewan Komisaris. Penelitian di Indonesia telah di lakukan oleh Harahap dan Wardhani (2013), Prapaska (2012), Jusriani (2013), Rustendi dan Jimmi (2008), Safyaningsih dan Hardiningsih (2011), dan Rakhimsyah dan Gunawan (2011). Namun, penelitian sebelumnya terkonsentrasi dengan menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitiannya. Untuk itu, penelitian dengan menggunakan perusahaan pada industri lainnya masih terbatas, seperti industri keuangan. Perusahaan pada industri keuangan mempunyai karakteristik yang berbeda, khususnya perbankan. Perbankan mempunyai aktivitas kompleks dan tingkat information asymetry tinggi. Selain itu, perbankan mempunyai peran penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai lembaga intermediary. Para ahli lain juga mengklaim bahwa perusahaan perbankan adalah perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi karena bank menyimpan
dan mendepositokan uang masyarakat. Dan, perbankan sarat dengan peraturan peraturan agar perbankan mempunyai akuntabilitas yang tinggi dan beroperasi pada koridor resiko yang di toleransi. Untuk itu, penelitian tentang nilai perusahaan pada industri keuangan ini sangat di perlukan untuk bisa menjawab pertanyaan penelitian kenapa sebagian perusahaan industri keuangan mempunyai nilai perusahaan tinggi dan sebagian lagi tidak?. Penelitian ini diperkirakan memberikan kontribusi terhadap teori keagenan (Agency Theory; Jensen dan mecklin, 1976) dalam hal apakah Corprote Governance memperkuat atau memperlemah hubungan antara kebijakan hutang dan dividen, karena pada kebijakan tersebut rentan terjadinya konflik antara manajemen dan pemegang saham. Selain itu, penelitian ini juga memperkuat posisi teori deviden, seperti Irrelevan Theory, Bird in the Hand Theory, dan Tax Preference Theory, dan teori yang menjelaskan kebijakan hutang, seperti Trade off theory dan Signaling Theory. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan keuangan perusahaan (kebijakan hutang dan deviden) di moderasi oleh Growth Opportunity dan Corporate Governance. Artikel ini dibagi ke beberapa bagian yaitu latar belakang, kerangka teori dan pengembangan hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Pembahasan selanjutnya adalah landasan teori dan pengembangan hipotesis. 2. Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Kebijakan Deviden Kebijakan deviden adalah kebijakan untuk mentukan apakah perusahaan akan membayar deviden, kalau iya berapa persen dari laba yang di hasilkan pada tahun yang bersangkutan. Argumentasi pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan di jelaskan oleh beberapa teori deviden, diantaranya adalah Irrelevan Theory, Bird in the Hand Theory, dan Tax Preference Theory (Brigham dan Houston, 2011). Teori diatas menyimpulkan pengaruh kebijakan deviden bervariasi terhadap nilai perusahaan, misalnya Irrelevan Theory menyimpulkan tidak adanya pengaruh kebijakan deviden, sedangkan Bird in the Hand Theory menjelaskan ada pengaruh positif dan Tax Preference Theory menjelaskan bahwa kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian sebelumnya juga menyimpulkan bervariasi tentang pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Jusriani (2013) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya, Cahyaningsih (2010) mendokumentasikan bahwa kebijakan dividen secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Khasanah (2011) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Senada dengan penelitian diatas, Fenandar (2012) juga menyimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang lain, Harahap dan Wardhani (2013) menunjukkan bahwa kebijakan dividen perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya, Purwanti (2011) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari landasan teori dan penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama sebagai berikut; H1 : Kebijakan dividen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan industri keuangan Indonesia 2.2. Kebijakan Hutang Kebijakan hutang menyangkut tentang keputusan pendanaan (financing decision). ada jenis pendanaan yang tersedia bagi perusahaan yaitu pendanaan dari dalam (internal financing) dan pendanaan dari luar (eksternal financing). Logika pengaruh kebijakan hutang dan nilai perusahaan dijelaskan oleh beberapa teori diantaranya adalah Trade off theory dan Signaling Theory (Bringham dan Houston, 2011). Trade off theory menjelaskan bahwa bunga yang dibayarkan oleh perusahan sebagai beban pengurang pajak sehingga membuat utang menjadi lebih murah dibandingkan saham biasa atau preferen. Secara tidak langsung, pemerintah membayar sebagian biaya utang atau dengan kata lain, utang memberikan manfaat perlindung pajak. Sebagai akibatnya penggunaan utang dalam jumlah yang lebih besar akan mengurangi pajak dan menyebabkan makin banyak laba operasi perusahaan yang mengalir kepada para investor. Oleh karena itu sesuai dengan proposisi Modigliani dan Miller (1976), para pemilik perusahaan lebih suka apabila perusahaan mempunyai hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Signaling Theory menjelaskan jika berada dalam kondisi symetry information, perusahaan yang menerbitkan saham baru memberikan sinyal pada kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang tidak bagus di masa yang akan datang sedangkan perusahaan yang menerbitkan surat hutang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian, perusahaan yang sering menerbitkan saham baru cendrung berdampak negatif terhadap nilai perusahaan dan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan oleh Rustendi dan Jimmi (2008) menyimpulkan bahwa kebijkan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang
berbeda dibuktikan oleh Khasanah (2011) yaitu kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya Jusriani (2013) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahan. Dari penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan industri keuangan Indonesia 2.3. Corporate Governance Corporate governance adalah sistem dimana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan. Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory. Agency theory yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingan pemegang saham, bukan bertindak untuk kepetingan dirinya sendiri. Sedangkan, Stewardship Theory mengakui kisaran yang lebih besar termasuk orientasi terhadap prestasi, altruisme, dan komitmen untuk pekerjaan yang lebih berarti. Davis, Schoorman dan Donaldson (1997 ) menyatakan bahwa sebagai manajer memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja perusahaan, mereka melayani tujuan mereka sendiri. Manajer menyeimbangkan tujuan pemegang saham dan pemangku kepentingan dan, membuat keputusan demi kepentingan terbaik dari semua (Clarke, 2007) . Diterapkannya corporate governance dalam suatu perusahaan akan berdampak terhadap pengambilan keputusan atas kebijakan-kebijakan perusahaan seperti leverage, dividen, kompensasi dan lainnya. Pihak manajer (agen) akan berusaha untuk allign dengan tujuan prinsipal yaitu kemakmuran pemegang saham. Dalam menetapkan kebijakan dividen dan hutang, mau tidak mau harus diakui juga akan muncul konflik keagenan. Perilaku oportunistik dari agen berpotensi untuk mengarahkan kebijakan yang hanya menguntungkan bagi diri pribadi. Namun hal tersebut dapat diminimalisasi apabila perusahaan menerapkan corporate governance. Dengan mengurangi peluang bagi manajer untuk berperilaku menyimpang dan memperkaya diri sendiri diharapkan nilai perusahaan akan meningkat, yaitu ditandai dengan meningkatnya harga saham dan kemakmuran para pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Wardhani (2013) menyimpulkan bahwa tingkat corporate governance berpengaruh positif terhadap hubungan antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan namun tingkat corporate governance tidak berpengaruh positif
terhadap hubungan antara kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan argumen diatas maka ditarik hipotesis sebagai berikut, H3a
:Tingkat corporate governance berpengaruh positif terhadap hubungan antar kebijakan dividen dengan nilai perusahaan.
H3b
:Tingkat corporate governance berpengaruh negatif terhadap hubungan antara kebijakan hutang dengan nilai perusahaan.
2.4. Growth Opportunity Growth opportunity didefinisikan sebagai peluang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunity tinggi mempunyai nilai investasi dalam jumlah yang besar, terutama dalam aktiva tetap yang umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Nilai perusahaan tergantung pada growth opportunity, yang pada gilirannya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Karena perusahaan dapat menarik modal lebih mudah daripada bisnis yang tak berhubungan, mereka lebih mampu memanfaatkan growth opportunity (Bringham dan Houston, 2011). Agency Theory menggambarkan hubungan yang negatif antara Growth opportunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan (Juniati, 2010). Growth Opportunity berperan dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan, seperti kebijakan hutang, dividen, dan lain-lain. Perusahaan yang mengalami growth opportunity akan memerlukan tambahan modal untuk membiayai pertumbuhannya dan keputusan yang akan mereka pertimbangkan adalah keputusan mengenai sumber modal yang akan mereka pergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Salah satu modal yang dapat mereka pergunakan adalah hutang. Pada perusahaan yang memiliki growth opportunity pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat. Harahap dan Wardhani (2013) yang menyimpulkan bahwa growth opportunity tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi secara negarif hubungan antara kebijakan hutang dengan nilai perusahaan. Selanjutnya, kebijakan dividen (Deskmukh, 2005) dalam (Kusuma, 2006) mengatakan bahwa para manajer memotong dividen ketika perusahaan sedang menghadapi kesulitan keuangan untuk menghindari kemungkinan tidak membayar di masa datang. Aulia (2011) menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana investasi yang lebih besar sehingga akan cenderung mengurangi pembayaran dividen karena pendapatan yang
dihasilkan digunakan untuk membiayai keperluan investasi. Berdasarkan argumen diatas maka ditarik hipotesis sebagai berikut, H4a : Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap hubungan antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan H4b : Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap hubungan antara kebijakan hutang dengan nilai perusahaan 3. Rancangan penelitian dan Metodologi Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan lembaga keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling dengan kriteria sebagai berikut (i) Industri keuangan dan perbankan dalam kondisi aktif pada saat penelitian, (ii) Membagikan dividen kas berturut-turut tahun 2009-2012, dan (iii) Perusahaan tidak memiliki Growth Opportunity negatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun 20092012, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), annual report perusahaan dan data index corporate governance yang diperoleh dari publikasi IICD. Nilai Perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar karena perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat (Hasnawati, 2005). Nilai perusahaan menggunakan pengukuran Price to book value. PBV adalah perbandingan antara market value of equity (MVE) dengan book value of equity (BVE) (Harahap dan Wardhani, 2013). Sedangkan, Corporate Governance di ukur dengan menggunakan Corporate Governance Index (CGI) yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Wardhani (2013). Corporate Governance Index diperoleh dari IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship). Growht opportunity menggunakan indikator untuk variabel kesempatan bertumbuh (GRW) berupa Asset Growth; menggambarkan kenaikan (pertumbuhan) aktiva setiap tahun. Selanjutnya, kebijakan dividen diproksikan menggunakan Divident Payout Ratio (DPR) yaitu rasio antara dividen per lembar saham terhadap laba per lembar saham yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Wardhani (2013). Terakhir, kebijakan hutang dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Harahap dan Wardhani (2013) yaitu menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu total hutang dibagi total ekuitas. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan tiga variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan (FA) dan Profitabilitas perusahaan (ROI). Ukuran perusahaan
diukur dengan menggunakan nilai aktiva, umur perusahaan merupakan penjumlahan tahun dari perusahaan berdiri sampai dengan tahun pengamatan, dan profitabilitas diukur dengan menggunakan ROI yaitu rasio profit after tax terhadap total aset (ROI). Model penelitian dapat dilihat pada rumus dibawah ini, PBV = α + β1 DPRit + β2 DERit + β3 CGit + β4 GRW + β5 CGI*DPR + β6 CGI*DER +
β7 GRW*DPR + β8 GRW*DER + β9 SIZE + β10 FA + β11
ROI + e Dimana : PBV
: Value of the Firm atau nilai perusahaan perusahaan i pada tahun t
DER
: Kebijakan Hutang perusahaan i pada tahun t
DPR
: Kebijakan Dividen perusahaan i pada tahun t
CGI
: Corporate governance index perusahaan i pada tahun t
GRW : Growth opportunity perusahaan i pada tahun t CGI*DPR
: Variabel interaksi CGI dan DPR
CGI*DER
: Variabel interaksi CGI dan DER
GRW*DPR
: Variabel interaksi GRW dan DPR
GRW*DER
: Variabel interaksi GRW dan DER
SIZE
: Ukuran perusahaan i pada tahun t
FA
: Umur perusahaan i pada tahun t
ROI
: Return On Investment perusahaan i pada tahun t
α
: Konstanta
β1-β11
: Koefisien regresi
e
: error
Metode analisa yang digunakan adalah metode Moderated Regression Analysis (MRA). Sebelum regresi data, pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yaitu terdiri dari uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan Heterokesidastisitas. 4. Hasil dan Pembahasan Tabel 1 Statistik Dekriptif Variabel Penelitian Variabel Penelitian
N
Minimum
Maksimum
Rata
Std
Rata
Deviasi
Price to Book Value
60
0,41
4,69
1,86
1,14
Corporate Governance Index
60
0,53
0,77
0,64
0,05
Growth Opportunity
60
0,01
0,55
0,19
0,13
Kebijakan Dividen (%)
60
0,33
83,44
32,14
17,31
Kebijakan Hutang
60
0,35
15,40
5,41
3,93
SZE
60
15,28
28,88
21,91
4,32
Firm Age
60
11,00
117,00
44,63
30,98
Profitability (%)
60
1,00
17,00
5,27
4,49
Setelah dilakukan uji asumsi klasik yaitu normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan Heterokesidastisitas, hasilnya dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah asumsi klasik. Hasil regresi dapat di lihat pada tabel di bawah ini, Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian
Koefisien Regresi
Prob
Kesimpulan
CGI
4.716917
**0.0181
Signifikan
GRW
0.723842
0.7322
Tidak Signifikan
DPR
-0.138587
***0.0867
Signifikan
DER
0.845526
***0.0782
Signifikan
CGI DPR
0.221366
***0.0784
Signifikan
CGI DER
-1.143990
0.1693
Tidak Signifikan
GRW DPR
-0.041955
0.4195
Tidak Signifikan
GRW DER
-0.321929
0.5629
Tidak Signifikan
SIZE
-0.089385
**0.0199
Signifikan
FA
0.003512
0.5140
Tidak Signifikan
ROI
6.549810
0.1382
TidakSignifikan
R2
0,3255
F-Prob
0,0415
Keterangan; ** sig pada 5%, dan *** sig pada 10%
Dari tabel diatas terlihat bahwa model penelitian fit karena nilai signifikan F adalah 0,0415 yaitu kecil dari 0,05. Sedangkan R2
adalah 0,3255 yang berarti bahwa variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 32,55%. Hipotesis pertama di tolak karena variabel kebijakan dividen memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0.138587 walaupun signifikan pada alpha 10% maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan industri keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pembayaran dividen maka akan semakin rendah nilai perusahaaan dan konsisten dengan hasil Harahap dan Wardhani (2012). Hasil ini sesuai dengan teori tax preference yang dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979). Menurut teori ini, investor atau pemegang saham lebih menyukai perusahaan yang membagikan dividen rendah karena jika dividen yang dibayarkan tinggi, maka beban pajak yang ditanggung oleh investor atau pemegang saham juga akan tinggi. Sehingga saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi lebih menarik dan lebih banyak diminati. Hasil analisa data menunjukan bahwa hipotesis kedua di terima karena nilai signifikan variabel kebijakan hutang 0.0782 yaitu kecil dari 10%. maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan industri keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi debt equity ratio maka nilai perusahaan semakin meningkat dan sebaliknya. Hasil ini penelitian konsisten dengan Mardiyati et al (2012) dan Rustendi dan Jimmi (2008). Hasil ini sesuai dengan Trade Off Theory dimana penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan dan Signaling theory bahwa penambahan hutang di respon positif oleh investor karena di anggap mempunyai prospek bagus dimasa akan datang. Analisis berikutnya corporate governance dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dan hubungan antara kebikan deviden dan hutang dengan nilai perusahaan. Hasil regresi menunjukan bahwa CG berdampak signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Di sisi lain, corporate governance berhasil memoderasi hubungan kebijakan deviden dan nilai
perusahaan karena nilai signifikan 0.0181 kecil dari 5%. Dapat disimpulkan bahwa tingkat corporate governance berpengaruh positif terhadap hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan perusahaan industri keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 dapat dibuktikan. Dengan kata lain, semakin tinggi penerapan CG maka semakin kuat hubungan antara kebijakan deviden dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harahap dan Wardhani (2013) menyimpulkan bahwa tingkat corporate governance berpengaruh positif terhadap hubungan antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Diterapkannya corporate governance dalam suatu perusahaan akan berdampak terhadap pengambilan kebijakan seperti dividen, kompensasi dan lainnya. Pihak manajer (agen) akan berusaha untuk allign dengan tujuan prinsipal yaitu kemakmuran pemegang saham. Berbeda dengan hasil kebijakan deviden, hubungan kebijakan hutang dengan nilai perusahaan tidak berhasil di moderasi oleh corporate governance karena nilai singifikannya besar dari 0,05 yaitu 0.1693. Pada pengujian hipotesis 4a teridentifikasi variabel growth opportunity memiliki signifikansi > 5% yaitu 0.7322 sehingga tidak dapat memoderasi hubungan kebijakan dividen dengan nilai perusahaan. Hal ini juga terbukti dari hasil regresi yang memperlihatkan nilai koefisien interaksi antara growth opportunity dengan kebijakan dividen bertanda negatif sebesar -0.041955 pada tahapan pengujian t-statistik diperoleh nilai probability sebesar 0.4195. Proses pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0.4195 > alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat growth opportunity tidak berpengaruh terhadap hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan perusahaan industri keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 walaupun memiliki arah negatif. Hasil pengujian hipotesis 4 juga menyimpulkan bahwa growth opportunity tidak berpengaruh hubungan antara kebijakan hutang dan deviden dengan nilai perusahaan karena nilai signifikan besar dari 0,05. Dari tiga variabel kontrol yang di gunakan pada penelitian ini, hanya satu variabel kontrol yang berdampak signifikan terhadap nilai perusahaan yaitu Ukuran perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatigf terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Hardiyanti (2012) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan Fitriani (2010), Dia menyimpulkan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan positf terhadap nilai perusahaan. Konsisten dengan juga dengan
Analisa (2011) dan Sulistiono (2010) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari sejumlah pertanyaan yang di formulasikan dalam enam hipotesis. hasil dapat disimpulkan bahwa (i) kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun dengan arah negatif, (ii) kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, (iii) corporate governance mampu memoderasi hubungan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun tidak untuk kebijakan hutang, (iv) growth opportunity tidak mampu memoderasi hubungan kebijakan dividen dan kebijkan hutang terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya, Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu size, firm age dan performance. Size berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan sementara variabel kontrol firm age dan performance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian memberikan implikasi teori yaitu theory agency dimana dengan adanya corporate governance akan mengurangi konflik antara pemegang saham dengan pemimpin perusahaan sehingga akan mengurangi agency cost, jika agency cost menurun maka biaya yang dikeluarkan perusahaan akan menurun sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Selanjutnya, Hasil penelitian juga membuktikan teori tax preference, yaitu investor lebih menyukai perusahaan yang membagikan dividen rendah, karena jika dividen tinggi maka beban pajak yang ditanggung oleh investor juga akan tinggi, sehingga saham yang memiliki pertumbuhan tinggi akan lebih menarik dan banyak diminati. Akhirnya, penelitian ini juga berkontribusi pada teori trade off theory dan signaling theory. Penelitian ini juga berimplikasi pada praktik dimana pihak berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen, pemegang saham dan stakeholder lainnya. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki sejumlah kekurangan atau kelemahan, kondisi tersebut karena adanya sejumlah keterbatasan yang peneliti miliki. Secara umum keterbatasan tersebut adalah (i) periode pengambilan sampel yang digunakan relatif pendek yaitu 4 tahun, kondisi tersebut tentu mempengaruhi hasil penelitian, (ii) masih terdapatnya sejumlah variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan yang tidak digunakan didalam penelitian seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kepemilikan
institusional sehingga mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh, (iii) keterbatasan didalam memperoleh akses data peneliti terutama data yang berhubungan dengan corporate governance indeks pada perusahaan The Indonesian Institute For Corporate Directorship (IICD). Untuk itu, Sesuai dengan keterbatasan penelitian peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi (i) Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang periode observasi data yang akan digunakan, semakin panjang periode observasi tentu akan memperlihatkan siklus perubahan situasi ekonomi yang lebih luas dan tentunya akan memberikan kontribusi hasil penelitian yang lebih tepat dan akurat dimasa mendatang, (ii) Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk menggunakan metodologi yang berbeda seperti objek penelitian yang berbeda seperti perusahaan industri real estate atau perhotelan, dan pengukuran variable, metode analisa yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Adam, Tim and Goyal, Vidhan K. 2003. The Investment Opportunity Set and its Proxy Variabels: Theory and Evidence. Hong Kong University of Science and Technology. Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Aulia, Azifa. 2011. “ Analisis Pengaruh Institusional Ownership, Free Cash Flow, Growth Opportunities, Financial Leverage dan Firm Size Terhadap Kebijakan Dividen”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2008. Fundamentals of Financial Management, Ten Edition, Horcourt College, United States of America Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2011. “Dasar- Dasar Manajemen Keuangan : Essentials Of Financial Management”. Buku 2. Edisi 11. Jakarta : Salemba Empat. Cahyaningsih, Eny. 2010. “Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional “veteran”. Jawa Timur. Clarke, Thomas. 2007. “Internastional Corporate Governance : A Coporative Approach”. Routledge 2 Park Square, Milton Park, Abingdon, Oxon OX14 4RN Endraswati, Hikmah. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan di BEI. Skripsi. Stain Salatiga. Fenandar, Ibrahim Gany. 2012. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Fitriani, Linda. 2010. “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional “veteran”. Jawa Timur. Harahap, Ludwina dan Ratna Wardhani. 2013. “Analisis Komprehensif Pengaruh Family Ownership, Masalah Keagenan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Corporate
Governance Dan Opportunity Growth Terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XV. Balikpapan. Hardiyanti, Nia. 2012. “Analisis Pengaruh Insider Ownership, Leverage, Profitabilitas, Firm Size, dan Dividen Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Hasnawati, Sri. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI Vol. 9 No. 2, pp. 117-126 Hatta, Atika Jauhari. 2002. “ Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kebijakan Dividen : Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”. JAAI. Vol. 6, No. 2. Jensen, Michael, C dan Meckling, William H.1976.“Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Jusriani, Ika Fanindya. 2013.”Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Kepemilikan Manjerial Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Juniati, Niken. 2010. “Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, Dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Kasus pada PerusahaanPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2003-2007)”. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Khasanah , Alfa. 2011. “Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Skala Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Undergraduate Thesis. Universitas Stikubank. Semarang. Kusuma, Hadri. 2006. “Efek Informasi Asimetri Terhadap Kebijakan Dividen”. JAAI Vol. 10 No. 1. Litzenberger, R.H., dan Krishna Ramaswamy. 1979. “The Effect of Personal Taxes and Dividends on Capital Asset Prices: Theory and Empirical Evidence”. Journal of Financial Economics. Mulianti, Fitri Mega. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan”. Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Program Pasca Sarjana.. Universitas Diponegoro. Semarang. Myers, S. C and Majluf, N. S. 1984. “Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information that Investors Do Not Have”. Journal of Financial Economics 13: 187-221. Nezky, Mita. 2013. Pengaruh Krisis Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Bursa Saham dan Perdagangan Indonesia. Buletin Ekonomi dan Perbankan. Nuraina, Elva. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Hal. 110 – 125 Vol. 19, No. 2 ISSN: 1412-3126 Organisation For Economic Co-Operation And Development (OECD). 2001. “Corporate Governace in Asia : A Comparative Perspective”. Prapaska, Johan Ruth. 2012. “Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Purwanti, Yeti. 2011. “Pengaruh Kebijakan Deviden Dan Legerage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya. Rahmawati, Apriliana Nuzul. 2012. “Analisis Faktor Kebijakan Hutang Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode
2006 – 2010)”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Rustendi, Tedi dan Farrid Jimmi. 2008. “Pengaruh Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1. ISSN : 1907 - 9958 Siallagan, Hamonangan, Mas‟ud Machfoedz, 2006. “ Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Sinaga, Tintien Josepha. 2013. “Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Tingkat Kesehatan dan Free Cahs Flow sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasinal Akuntansi XVI. Manado. Sulistiono. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2006-2008”. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Soliha, E., Taswan. (2002). “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, STIE Stikubank Semarang, 1-18. Weston, J. Fred and Eugene F. Bringham. 2005. “Dasar-darsar Manajemen Keuangan”. Jilid 2. Edisi Kesembilan. Jakarta :Erlangga.