Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
PENGARUH GURU PKn TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Siti Hardiyana (10110063) Mahasiswa PPKn IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang adalah : Kondisi lapangan menunjukkan bahwa banyak anak masih menempuh pendidikan melakukan pelanggaran terhadap etika, norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. Oleh karena itu guru PKn sebagai salah satu guru yang memiliki tugas dan kewenangan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang baik kepada anak salah satunya melalui pendidikan karakter. Dengan pendidikan karakter yang dipahami dan dimilki oleh anak diharapkan anak memilki kepribadian yang tangguh tanpa mudah tergoncang oleh terpaan dan godaan yang bersifat negatif dari luar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : (1) untuk mengetahui pengaruh guru PKn terhadap pembentukan karakter siswa, (2) untuk memperoleh informasi tentang karakter yang dimilki oleh siswa, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh guru PKn terhadap pembentukan karakter siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati. Sebagai subjek penelitian, populasi ini dikenakan pada siswa kelas XII-AK1, XII- AK 2, XII- AP 1, XII- AP 2, XII- PN 1, XII – PN 2 yang berjumlah 220 anak, namun karena jumlah tersebut terlalu besar, maka penelitian dilakukan secara sampel sebesar 40 %, sehingga didapat 90 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada dua, yakni : dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang : jumlah siswa setiap kelas, nama-nama siwa,nomor induk siswa, sejarah berdirinya sekolah, prestasi yang dicapai, kegiatan ekstrakulikuler, dan kegiatan lan sebagai bahan pendukung pelaksanaan penelitian. Sedangkan angket digunakan untuk mengetahui tanggapan anak terhadap pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan pengaruh guru PKn dan pendidikan karakter anak itu sendiri. Teknik analisis data yang digunakan ada dua, yaitu model analisis deskriptif persetase dan model regresi. Dari penggunaan kedua analisis tersebut diperoleh kesimpulan : (1) pengaruh guru PKn SMK Muhammadiyah 01 Pati berada criteria sangat tinggi, hal in didukung oleh skor sebesar 70,80% dalam arti penanaman karakter pada anak bisa dimilki dengan sangat baik salah satunya berkat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn, (2) karakter yang dimilki oleh siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati termasuk cukup tinggi, hal ini didukung dengan hasil hitung sebesar 65,70% yang berarti anak memilki karakter dengan cukup baik, salah satunya disebabkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru PKn, dan (3) hasil hitung ( F hitung) diperoleh = 11,228, angka tersebut lebih besar dari angka dalam table F = 2,617, karena 11,228 > 2,617, maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi : “Ada pengaruh positif guru PKn terhadap pembentukan karakter bagi siswaa SMK Muhammadiyah 01 Pati” diterima. Sarannya adalah : (1) bagi sekolah, mengingat yang dimilki oleh anak sebagian merupakan sumbangandari hasil proses pembelajaran mata pelajaran PKn, maka sebaikny sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti gambar-gambar pahlawan yang patut dijadikan keteladanan dari kegigihan dan cir sebagi pembenrukan karakter anak, (2) bagi orang tua, sebaiknya orang tua tetap memberikan control dan kendali kepada anak, agar mereka tidak memiliki perilaku menyimpang berupa pelanggaran terhadap etika dan norma pergaulan dalam masyarakat, itu semua merupakan hasil pembentukan dari sebuah karkter dan kepribadian yang dimilki olehh anak, dan (3) bagi siswa, sebaiknya anak tetap memperhatika etika dan sopan santun dalam bergaaul, sebab itu semua menunjukkan karakter diri sebagi hasil dari olah proses pembelajaran dan arahan serta bimbingan, baik dari guru di sekolah maupun orang tua dirumah. Kata Kunci : Pengaruh Guru, Pembentukan Karakter. PENDAHULUAN Pada hakikatnya, manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya, baik untuk meningkatkan pengetahuan, maupun untuk mengembangkan kepribadian dan keterampilannya.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
54
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Untuk meningkatkan kehidupannya itu, manusia akan selalu berusaha mendapatkan pengalamanpengalaman baru. Usaha itu disebut dengan pendidikan. Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pelaksanan pendidikan di Indonesia didasarkan pada Undang – Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional berfungsi untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seperti halnya di SMK Muhammadiyah 01 Pati saat ini dipercaya sebagai wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan secara sistematis, pragmatis dan berjenjang, sehingga pendidikan akan semakin menuntut peran seorang guru yang berkualitas termasuk didalam guru PKn. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru merupakan orangtua siswa dalam lingkungan sekolah. Maka peran guru begitu berarti dalam membentuk kepribadian para siswa diluar dari pengaruh lingkungan para siswa tersebut. Realita di sekolah – sekolah masih banyak guru yang mengajar hanya sebagai kewajiban belaka, sehingga sering didengar pendapat yang mengatakan bahwa guru lebih sering memberi pelajaran kepada anak sekedar memberi materi pelajaran. Seorang pendidik atau guru diharapkan tidak sekedar transfer ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan kepribadian baik kepada peserta didik. Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru dikatakan sukses, jika peserta didiknya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budipekerti, pedidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memberi apa yang baik dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari – hari dengan sepenuh hati. Karena itu, muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning, moral feeling, dan moral behavior.(Depdiknas. 2011:5) Pada akhir – akhir ini pendidikan karakter marak dibicarakan oleh pakar pendidikan, tokoh masyarakat, politikan, rokhaniawan, hingga sampai para selebritis (Yahya Khan, 2010:9). Hal ini karena kejadian – kejadian di Negara kita yang semakin lama menunjukkan kehilangan jati diri
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
55
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
sebagai bangsa Timur yang penuh dengan adat dan budaya. Bahkan ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa ketika pada Orde Baru ada penanaman karakter melalui p4 (Pedoman Penghayatan dan Penanaman Pancasila) dengan segenap butir – butirnya, namun pada era Reformasi ini seakan – akan menyimpang dari norma dan etika serta budaya dalam masyarakat, sehingga kerinduan terhadap era Orde Baru itu memberikan semangat tersendiri (Patmonedewo, 2003:42). Namun pada dasarnya kenyataan yang ada pada pendidikan hanya memberikan aspek intelektual tanpa memperhatikan aspek emosional dan spiritual, serta hanya untuk mengejar target angka, sehingga banyak terjadi kenakalan – kenakalan dikalangan remaja. Misalnya saja tawuran, bentrok, pergaulan bebas, kecurangan dalam UAN dan sebagainya, hal tersebut dilandasi oleh pendidikan tanpa karakter. Seharusnya sekolah tidak hanya mengajarkan bagaimana membaca, berhitung dan menulis melainkan sekolah harus membantu setiap manusia untuk menentukan tujuan hidup melalui pendidikan karakter yang memang berjalan sesuai aturan – aturan dalam pendidikan karakter. Hasil pengamatan sementara yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 01 Pati mengindikasikan bahwa masih banyak siswa SMK belum menampilkan atau melakukan tindakan perilaku dan etika serta norma sesuai dengan karakter dan kerpibadian bangsa Indonesia. Hal inilah mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengkaji masalah pengaruh guru PKn tersebut dan juga pembentukan karakter anak. Guru PKn merupakan salah satu guru yang memiliki tugas dan kewajiban menanamkan etika norma dan perilaku yang berlaku di masyarakat, termasuk didalamnya penanaman pendidikan karakter bagi anak. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini ditetapkan sebuah judul “Pengaruh Guru PKn terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati”.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Guru PKn Menurut Sadirman (2001:123) Guru adalah salah satu komonen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan serta dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsure dibidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Secara bahasa, istilah ”Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesia Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, sebagai pengembangan Civic Education pertama di Perguruan tinggi. Penggunaan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan” diwakili oleh Winatapura dkk dari Tim CICED (Center Indonesia for Civic Education), Tim ICCE (2005:6)
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
56
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Pengertian Pembentukan Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan Pengertian Karakter Pengertian karakter banyak diungkapkan oleh para ahli. Menurut para ahli seperti Hidayatullah (2010:12) mengemukakan karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Megawangi (2007:5) mengemukakan bahwa karakter terbenuk karena latihan setiap hari, hal tersebut sesuai dengan arti karakter secara bahasa yaitu “mengukir”, dalam kegiatan mengukir dibutuhkan proses, keahlian serta ketelitian dari pengukir sehingga menghasilkan ukiran yang kokoh begitupun dengan proses pembentukan karakter individu yang harus dilakukan sejak dini sehingga karakter tersebut melekat kuat dalam diri individu.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meode kuantitaif. Penelitian dengan pendekatan kuantatif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status, gejala yang ada yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pendekatan korelasional adalah pendekatan dengan melihat hubungan antar variabel (Arikunto,2007:34). Populasi dan Sampel 1. Populasi Arikuntoro (2007:68) mendefinisikan populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen-elemen yang ada dalam wilayah penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa XI SMK Muhammadiyah 01 Pati Kabupaten Pati tahun pelajaran 2013-2014,sebanyak 220 siswa 2. Sampel dan Teknik Sampling Menurut Sutrisno Hadi (2006:224) mengemukakan sampel adalah sekelompok individu yang jumlahnya kurang dari populasi. Dari jumlah populasi sebanyak 220 siswa dan jumlah itu lebih dari 100. (Suharsimi Arikuntoro 2007:102) maka populasi yang diselidiki bisa diambil 40% (sesuai kebutuhan) yaitu 90 anak. Berdasarkan penetapan pengambilan 90 anak , karena setiap pecahan dari hasil perhitungan setiap kelas, peneliti naikkan angka diatasnya. Pertimbangannya adalah karena sampel tersebut adalah manusia, sehingga untuk menghilangkan pecahan tidak mungkin. Maka peneliti cenderung menaikkan keatas. 3. Teknik Sampling Pengambilan sampel agar benar-benar mencerminkan karakteristik populasi yang ada, maka perlu ditentukan teknik pengambilan sampel yang disebut teknik sampling, yaitu cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel (Sutrisno Hadi, 2006 : 116). Sedangkan menurut Suharsimi Arikuntoro (2007 : 102); “…untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek kurang dari 100,
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
57
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih”. Hal tersebut didukung Sujana (2006 : 85) yang menyatakan bahwa sampel minimal 30 subyek. Hal ini berdasarkan perhitungan atau syarat pengujian yang lazim digunakan dalam statiska. Untuk prpulasi di bawah 100 sebaiknya diambil seluruhnya, sedang bila jumlah populasi lebih dari 100 bisa diambil 1015%, 20-25% atau tegantung kebutuhan. Variabel dan Indikator Pengertian Variabel adalah gejala yang bervariasi yang yang menjadi obyek penelitian (Suharsimi Arikuntoro, 2007:109). Adapun menurut Sutrisno Hadi (2006:224), variabel adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya. Dalam penelitian ini variabel ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (X) Hadari Nawawi (2006:56) mengemukakan variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh guru PKn yang diberi symbol X 2. Variabel Terikat (Y) Hadari Nawawi (2006:56) mengemukakan variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi adanya unsur yang lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah penanaman pembentukan karakter pada siswa yang diberi simbol Y. Metode Pengumpulan Data Jenis sumber data ada 2 yaitu : 1. Sumber data primer yaitu pengmambilan data yang dihimpun langsung dari peneliti. 2. Sumber data sekunder yaitu pengambilan data melalui pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu dokumen dan angket. a. Dokumen b. Angket Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi. 1. Teknik Analisis Deskriptif (DP) 2. Analisis Regresi
HASIL PENELITIAN Telah disinggung pada bab III bahwa dalaam analisis data ini dilakukan dua cara, yaitu analisis deskriptif presentase dan regresi, seperti dikemukakan berikut ini.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
58
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
1. Analisis Deskriptif Analisis diskriptif yang dipakai adalah analisis deskriptf normative. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan peristiwa atau kejadian yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diajukan, diantaranya adalah pengaruh guru PKn dan pendidikan karakter pada siswa. a. Pengaruh Guru PKn Untuk bisa membuktikan besarnya skor pengaruh guru PKn (variabel X) peneliti melakukan sebaran angket kepada 90 responden yang diungkab 20 item pertanyaan (item 1-20) dengan hasil seperti direkap pada lampiran 6, dengan demikian hasilnya keseluruhan bisa didistribusikan seperti perhitungan analisis deskriptif berikut ini. Rumus analisis deskriptif presentase yang dimaksud adalah : DP = (Suharsimi Arikuntoro, 2007: 127) Keterangan : „n
= nilai yang diperoleh
N
= nilai total
%
= tingkat keberhasilan yang dicapai
Berdasarkan hasil sebaran angket lampiran 6 maka bisa ditulis sebagai berikut : „n = skor minimal ideal = 5046 N = skor maksimal ideal = 7200 Angka 7200 diperoleh dari : 4 x 20 x 90, dimana 4 adalah skor maksimal jawaban angket, 20 adalah jumlah butir angket variabel X, dan 90 adalah jumlah responden. Dengan demikian apabila dimasukkan kedalam rumus deskriptif presentase adalah : DP =
=
Setelah hasil hitung diketahui, maka untuk bisa mengatakan bahwa pegaruh guru PKn tersebut berhasil atau tidak dalam melaksanakan proses pembelajaran (membentuk karakter anak), maka harus dibuat kriteria seperti berikut ini. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1. Menentukan criteria dalam hal ini peneliti menetapkan ada tiga, yaitu sangat tinggi, cukup tinggi dan rendah.. 2. Peneliti berasumsi bahwa jika nilai diperoleh secara maksimal, maka akan didapat skor 100%, karena criteria yang peneliti tetapkan ada tiga, maka 100% dibagi 3 sehingga setiap rentangan adalah 33,33%. 3. Menyusun table rentangan criteria analisis deskriptif persentase.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
59
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Tabel 1. Rentangan Analisis Deskriptif Persetase No
Rentangan (%)
Kriteria
1
66,67 – 100% 0
Sangat Tinggi
2
33,34 – 66,66%
Cukup Tinggi
3
1 – 33,33%
Rendah
Jumlah
Berdasarkan langkah-langkah yang telah ditempuh di atas karena hasil hitung untuk variabel X tentang pengaruh guru PKn diperoleh hasil 70,08%, maka bila dikonsultasikan denga table analisis deskriptif di atas termasuk dalam rentangan pertama dengan criteria sangat tinggi, sehingga bisa dikemukakan bahwa pengaruh guru PKn di SMK Muhammadiyah 01 Pati dalam menanamkan pendidikan karakter kepada anak adalah sangat tinggi. b. Pembentukan Karakter Untuk bisa membuktikan besarnya skor pembentukan karakter (variabel Y), peneliti juga melakukan sebaran angket kepada 90 responden yang diungkap 10 item pertanyaan (item 1-10) dengan hasil yang seperti direkap pada lampiran 7 yang diperoleh skor 4723, dari langkahlangkah yang seperti ditempuh pada variabel X, maka bisa dilakukan perhitungan melalui analisis deskriptif presentase sebagai berikut : DP =
=
X 100% = 65,70 %
Berdasarkan hasil yang diperoleh angka sebesar 65,70%, angka ini bila dikonsultasikan dengan table analisis diskriptif di atas (table 7) termasuk dalam rentangan pertama dengan criteria cukup tinggi, sehingga bisa dikemukakan bahwa pendidikan karakter yang dimiliki oleh siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati berkat pengaruh guru PKn adalah sangat tinggi. 2. Uji Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini adalah mencari pengaruh guru PKn(variabel X) terhadap pembentukan karakter anak (variabel Y). untuk bisa mengungkap hubungan kedua variabel tersebut, caranya adalah mengupas skor masing-masing variabel, untuk variabel X yang diungkap dengan 20 item (item 1-20), sedangkan untuk variabel Y juga diungkapkan dengan 20 item pertanyaan dengan nomor urut 21-40 (lempiran 6). Berdasarkan angket yang disebarkan 90 siswa seperti direkap pada lampiran 5 bisa dibuat table kerja untuk mencari persiapan pengaruh dari kedua variabel pada lampiran 7, sehingga langkah-langkahnya adalah: 1. Merekap jumlah/hasil hitung dari table kerja lampiran 7 dengan data : ∑ N = 90
∑X2
= 283238
∑X
∑Y2
= 249161
∑XY
= 265031
= 5046
∑Y = 4723
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
60
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus : Ŷ = a + bX, sehingga proses perhitungannya adalah : a=
=
(
)(
) ( ) (
(
(
)( (
)( )
)
) ( ) (
)(
) )
= = = 13,194 b=
( (
=
) ( )( ) ) ( )
(
( )( ) ( )
)
=
= = 0,701 Jadi persamaan garis regresi tersebut adalah sebagi berikut : Ŷ = 13,194 + 0,701X 3. Dari nilai tersebut dapat diramalkan untuk masing-masing X setiap responden. Misalnya perhitungan pada respomden nomor 1(lampiran 6) X = 57, sehingga proses penghitungannya adalah : Ŷ = 13,194 + 0,701X = 13,194 + 0,701(57) = 13,194 + 37,854 = 51,048 Contoh tersebut dapat diterapkan pada seluruh responden dari nomor 2 sampai item nomor 90 pada kolom X dalam lampiran 6. 4. Langkah selanjutnya adalah mencari signifikan garis regresi dengan menggunakan analisis yang nantinya akan diperoleh bilangan F, dengan proses perhitungan sebagi berikut : (
)(
)
(
)(
∑xy = ∑XY –
= 265031 -–
)
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
61
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
= = 265031- 26802,867 = 228,133 (
)
∑x² = ∑X²-
= 283238 –
(
)
= 283238 = 283238 – 282912,4 = 325,6 y² = ∑Y² -
(
)
=248161 –
(
)
=248161 =248161 – 247852,544 = 308,456 JKT =∑y²= 308,456 JK reg = =
(
(
) )
= = 159,842 JKres
= JKT –JKreg =308,456 – 159,842 = 148,614
DbT
= N-1 = 90-1= 89
dbreg = 1 dbres = N – 2 = 90 – 2 = 88 RKreg = = = 159,842 RKres = = = 1,689
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
62
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
5. Langkah kelima adalah menguji pengaruh variabel X ( pengaruh guru PKn) terhadap variabel Y (pembentukan karakter) dengan rumus : Freg
= JKreg – Jkres = 158,842 – 148,614 = 11,228
d.b
= 1 lawan 88
Dari seluruh rangkaian proses perhitungan tersebut bisa direkap agar lebih jelas seperti terlihat pada table berikut. Tabel 2. Perhitungan Angka F dengan Standart deviasi Sumber Variasi
Db
JK
RK
F
Regresi (reg)
1
159,842
159,842
11,228
Residu (res)
88
148,614
1,689
-
Total
89
308,456
161,531
11,228
Dari perhitungan data analisis diperoleh F hitung sebesar = 11,228 Langkah selanjutnya angka hasil perhitungan sebesar 11,228 tersebut dikonsultasikan dengan table F dengan N (subyek) = 88 pada taraf signifikansi 5% yang diperoleh 2,617, sehingga persamaan matematika: 11,228>2,617. Mengingat F hitung lebih besar dari F table maka hipotesis kerja (Ha) yang diajukan adalah; “Ada pengaruh positif guru PKn terhadap pembentukan karakter bagi siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati”diterima.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh guru PKN terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati” dari hasil analisis data dilapangan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh Guru PKn SMK Muhammadiyah 01 Pati berada pada criteria sanagat tinggi, hal ini didukung oleh skor sebesar 70,80% dalam arti penanaman karakter pada anak bisa dimilki dengan sangat baik salah satunya berkat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru PKn. 2. Karakter yang dimiliki oleh siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati termasuk cukup tinggi, hal ini didukung dengan hasil hitung sebesar 65,70 % yang berarti anak memilki karakter dengan cukup baik, salah satunya disebabkan materi pelajaran yang sampaikan oleh guru PKn. 3. Hasil hitung (F hitung) diperoleh = 11,228, angka tersebut lebih besar dari angka dalam table F= 2,617, karena 11,228 > 2,617, maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ Ada pengaruh positif guru PKn terhadap pembentukan karakter bagi siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati” diterima.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
63
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Doni Koesoema. 2010. Pendidikan Karakter Stategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta : PT. Grasino. Arikuntoro.(2007). Prosedur Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Biana Aksara Depdiknas. (2005). Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta : Dikdasmen Hadi, Sutrisno. (2006). Metode Research, Jilid I. Yogyakarta : Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM. http://pendidikankarakter.org/index.php?news&nid2 Hidayatulah, M.Furqon. (2010). Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta : Yuma Pustaka. Kartini, Kartono. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : UGM Press Kemendiknas. (2010). Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Khan, Yahya. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta : Pelangi Publishing. Rahmad, dkk. (2008). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium PKn UPI. Somantri, MN. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikuntoro,2007, Prosdur Penelitiaan, Jakarta : Bumi Aksara.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
64