PENGARUH FILM SUPERHERO TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM BERSOSIALISASI PADA ANAK SD
Oleh:
ADI HARIYANTO NIM: 100070020133
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2004 M
PENGARUH FILM SUPERHERO TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM BERSOSIALISASI PADA ANAK SD r·
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Psikologi (S. Psi).
Oleh
Adi Hariyanto
100070020133
Di bawah bimbingan
Pen I imbing I
Pembimbing II
t)I f
!
~
I
Prof.
an Yasun, M.si
Dra. Agustiyawati, M. Phil, sne
P. 130351146
NIP. 132121898
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2004 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH FILM SUPERHERO TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM BERSOSIALISASI PADA ANAK SD ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 30 Agustus 2004 Sidang Munaqasyah,
\
Ketua Mer n~kap Anggota
.
Sekretaris Merangkap Anggota
\/~\
j
I
ti~~~/yah, ·ii)
'~
Ora. Hj. Nett Hartati, M.si NIP. 1 0 215 938
Ora. Hj. Zahror/ NIP. 150 238nif3
M.si
~
Pen
Penguji I
ji II
Pembimbing II
Ora. Agustiyawati, M.Phil sne NIP. 132.121 898
II
Anak-anak memerlukan lebih banyak contoh dari pada kritik. (Joseph Joubert)
Dan Cara terbaik untuk membuat anak-anak menjadi baik adalah dengan membuat mereka bahagia. (Wilde)
Persembahan untuk Bapak, lbu, semua Kakak dan Adikku serta Seluruh Anak-anak Indonesia
KATA PENGANTAR Bismillaahir rahmaanir rahiim Segala puji bagi Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih di beri kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada kekasih-Nya, Nabi Besar Muhammad SAW, dan bagi keluarga serta para sahabat. Skripsi yang berjudul Pengaruh Film Superhero terhadap Pemecahan Masalah dalam Bersosialisasi pada Anak SD ini, disusun untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) pad a Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam melaksanakan pembuatan skripsi ini banyak sekali hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, namun berkat pertolongan Allah serta kesabaran dan niat yang kuat dalam diri penulis sendiri, semua hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi. Dengan kerendahan hati, penulis tentu sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si dan Pudek Fakultas Psikologi, Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si. 2. Prof. Hamdan Yasun, M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis. 3. Ora. Agustiyawati, M. Phil, Sne, sebagai pembimbing II yang tanpa mengenal lelah dan dengan sabar terus mendorong penulis untuk terus berusaha dan banyak membaca hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dasen Fakultas Psikologi beserta staf administrasi yang telah membantu penulis. 5. Bapak dan lbu tercinta, yang selalu berdo'a untuk penulis, dan selalu mengingatkan penulis untuk terus ingat kepada Yang Maha Kuasa, dan selalu ada di setiap Kuperlukan. 6. Semua kakakku, yang selalu memotivasi penulis untuk terus berjalan menapaki hidup yang lebih baik lagi dan untuk adikku Eka yang semakin "melar", terus kejar asamu. 7. Untuk seluruh keponakanku, Rangga semoga selalu damai di alam sana, Rifky yang selalu membuat penulis tersenyum dengan celotehannya, dan si kecil Azmi yang selalu menghibur penulis dengan keluguannya.
8. Dial, Tain, !yang, Doe!, Juprik, Ricky, Kapan nyusul? Gue tunggu yah ... dan Gang Teletubbies Mania keep being friends! 9. Echi dan Ira yang selalu setia menemani penulis dalam tryout dan penelitian, serta untuk semua kisah dan cerita yang sudah kita buat. 10. Untuk semua teman-teman Fakultas Psikologi Angkatan 2000 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan buat Daus terima kasih untuk waktunya menjadi observer. 11. Untuk Maghfur, Miftah dan teman-teman ex BEMF Psikologi 20022003, atas kenangan yang pernah kita lalui bersama. 12. Untuk Gang ijo, Doli, Farid, Hari, dan lcha, terima kasih untuk tempat berteduhnya dari sengatan panas matahari, semoga ACnya tambah "gede".
13. Wakil Kepala Sekolah Madrasah Pembangunan, Ors. Dani Wahyudi yang telah bersedia memberi waktu bagi penulis untuk melakukan penelitian, dan untuk adik-adik siswa kelas 5 D dan 5 B yang telah bersedia menjadi responden penulis, semoga yang telah kita lakukan dapat bermanfaat. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana layaknya, baik dari segi bahasa dan materi yang tertuang didalamnya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk menambah wacana kellmuwan dan membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas bagi pembaca sekalian. Amien.
Tangerang,
Agustus 2004 M Rajab 1425 H
Penulis
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi (B) Agustus 2004 (C) (D) (E) (F)
Adi Hariyanto Pengaruh Film Superhero terhadap Pemecahan Masalah dalam Bersosialisasi pada Anak xii + 70 halaman Masa kanak-kanak adalah salah satu etape terpenting dalam perkembangan manusia karena pada tahap itu anak melakukan berbagai macam aktifitas yang akan dimanefestasikan bagi masa selanjutnya dalam perkembangan kehidupannya. Dalam perkembangan anak Erikson me·nekankan juga pentingnya tahuntahun pertama kehidupan anak sebagai tahun pembentukan dasardasar kepribadiannya dikemudian hari. Salah satu hal terpenting dalam masa kanak-kanak adalah bermain dengan teman sebaya, sayangnya hal itu tidak dapat dilalui dengan baik oleh semua anak, untuk dapat bersosialisasi dengan teman sebaya atau bahkan disekolahnya. Berbagai macam masalah dihadapi anak pada masa itu antara lain: kesulitan berhubungan dengan guru, beradaptasi dengan peraturan sekolah, berkomunikasi dengan teman, dan sulit untuk mengembangkan diri sendiri. Dari semua penyebab di atas dapat di lihat akibat antara lain: nilai anak turun, anak suka berkelahi, anak merasa malas masuk sekolah, dan kurang mandiri. Untuk mengatasi semua kesulitan itu berbagai cara dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melihat, dan menirukan public figure yang dimaksud disini adalah pemeran film superhero. Karena pada anak-anak imitasi adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan, dalam hal ini anak kita arahkan untuk meniru tokoh dalam film superhero. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD. Penelitian ini dilakukan di sekolah Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta JI. lr.H. Juanda Ciputat. Populasi yang diambil adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 300 orang dan dari jumlah itu diambil sampel sebanyak 30 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen berjumlah 15 orang dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang. Penelitian ini menggunakan metode random yaitu dengan cara kluster, dan untuk mengambil samplenya digunakan cara fishbowl. lnstrumen dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas hasil
pilot study 0.914307351. Analisa data menggunakan Paired Samples Test dengan taraf signifikansi a.= 0,05 untuk mencari perbedaan pada pretest-posttest kelompok eksperimen, dan pretest-posttest kelompok kontrol. Sedangkan untuk mencari perbedaan pretest kelompok eksperimen-kontrol dan perbedaan posttest kelompok eksperimenkontrol menggunakan Independent Samples Test dengan taraf signifikansi a. = 0,05. Dari hasil analisa statistik ditemukan: adanya pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah pada anak SD. Dengan demikian hipotesa alternatif diterima. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melihat sisi kekerasan pada televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak, antara lain: perilaku agresif pada anak yang bisa menetap sampai ia dewasa, dan kurangnya keterampilan Problem Solving. Beckham (1999) dan dari Singer, dll. (1999) mengatakan bahwa film superhero akan berpengaruh negatif pada anak, yaitu anak akan belajar bahwa dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat menggunakan cara kekerasan, dan akan berpengaruh pada kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak biasa mengatakan masalahnya, dan yang justru ia lakukan adalah mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang ia kagumi. Penelitian ini juga mendukung pendapat yang menyatakan adanya hal positif dari menonton film kekerasan yaitu bisa merangsang gelombang otak anak, sama seperti halnya anak melakukan aktifitas lain seperti belajar. Dr. Reginald Clark (dalam Chen, 1996). Untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti mengenai hal-hal positif dari film-film yang berbau kekerasan agar film-film tersebut dapat diberdayakan dan tidak lagi menjadi "hal yang menakutkan" bagi orang tua. Seperti efek film superhero terhadap kepercayaan diri anak. Karena salah satu sebab anak tidak mampu mengembangkan diri mereka adalah rasa minder atau tidak percaya diri, dan hal itu dapat menyebabkan banyak masalah baru bagi anak; anak menjadi kurang bersosialisasi, tidak dapat mengeksplorasi diri, dan tidak menutup kemungkinan anak menjadi ekstrovert dan sulit untuk berterus terang. (G) Daftar bacaan 27 (1980-2004)
DAFTAR ISi LEM BAR PENGESAHAN .......................................................... . MOTTO........................................................................................
iii
DEDIKASI ...................................................................................
iv
KAT A PENGANT AR .... ... .... .... ............ ..... ... ... ... .. .. ..... ........ ...... .. .
v
ABSTRAK ............ ... ....... .. ..... ... ...... ..... .... ... ... ... .... ... ..... .... .. ..........
vii
DAFT AR ISi ............ ... .. ...... .... ..... ... ... ..... ... ... .... ... .... .... .... .. ...........
IX
DAFT AR TABEL..........................................................................
x1
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................
1
1 .2 Pembatasan dan Perumusan Masai ah . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ... .. . .. . . .. . . . . . . . . . . . . ..
6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................
6
1.5 Sistematika Penulisan
7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .........................................................
9
2.1 Pemecahan Masalah ..................................................
9
2.1.1 Definisi Pemecahan Masalah .. .......... ........... .. ..
9
2.2 Film Superhero...........................................................
21
2.2.1 Pengertian Film Superhero...............................
21
2.2.2 Perkembangan Film Superhero........................
24
2.2.3 Pengaruh Film Superhero terhadap Anak........
25
2.3 Fase Kanak-kanak......................................................
30
2.3.1 Ciri dan Fungsi Emosi serta Kognitif masa Kanak-kanak............................................
30
@erangka Berfikir .... .. ....... .. ... ... .... ... ... .... .... .... .. ......... ..
35
2.5 Hipotesa Penelitian .....................................................
37
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..........................................
38
3.1 Subyek Penelitian ..................... :.................................
38
3.2 Teknik Pengambilan Sampel......................................
39
3.3 Variabel Penelitian ......................................................
40
3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable).........
40
3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)...........
41
3.4 Variabel Kontrol ........................................................ .
41
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................
43
3.6 Rancangan Eksperimen ...................... .......................
46
3. 7 Apparatus Penelitian...................................................
48
3.8 Prosedur Penelitian ....................................................
49
3.9 Metode Pengolahan Data...........................................
50
BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................
54
4.1 Gambaran Um um Responden ...................................
54
4.2 Analisa Data................................................................
57
Penyebaran Nilai Responden .........................
57
4.2.1
4.2.2 Pengaruh Film Superhero terhadap Pemecahan Masalah dalam Bersosialisasi pad a Anak. ..... ......... ..... ...... .......... ... ...... ..... .... ..
62
BAB 5 KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN..........................
64
5.1 Kesimpulan .................................................................
64
5.2 Diskusi .........................................................................
65
5.3 Saran...........................................................................
67
DAFT AR PUST AKA LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
3.1 Blue Print Skala sebelum Pilot Study ...................... ............
44
3.2 Blue Print Skala setelah Pilot Study ............... ......................
45
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................
47
3.4 Jadual Kegiatan Penelitian Eksperimen ...............................
50
4.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia .................................................................................
54
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan di luar Sekolah .......... ..... ... ... .... ........... ... .... .. .... ......... ... .. ..... ..
55
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Umum ......
55
4.4 Penyebaran Nilai Responden ................................................
58
4.5 Hasil Perbandingan Pretest-Postles! Kelompok Eksperimen .. .. ... ... ............. .... ..... ... .... .. .... ...... .. .... ....... ... ..... ... .
58
4.6 Hasil Perbandingan Pretest-Postles! Kelompok Kontrol ......
59
4. 7 Has ii Perbandingan Pretest Kelompok Eksperimen~lompok~ntrol
.. .................... ... .... ... ... ... ..... .... ..... .. .. ... ..... ..
~
4.8 Hasil Perbandingan Pastiest Kelompok EksperimenKelompok Kontrol ..................................................................
60
._..._. 8Yllft/F H'iti~~"(\1\.\.1\\\ JAKARTA
IL.LI_..
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap bermain, karena dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan. Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak awal, anak tidak lagi memberikan sifat-sifat manusia, binatang, atau benda-benda kepada mainannya. Minatnya untuk bermain dengan mainan mulai berkurang dan ketika ia mencapai usia sekolah mainan-mainan itu dianggap seperti "bayi" dan ingin memainkan permainan-permainan "dewasa".
Minat bermain anak-anak mengikuti sesuatu pola yang sangat dipengaruhi oleh kematangan dalam bentuk permainan tertentu dan oleh lingkungan di mana ia dibesarkan. Tidak sedikit masalah yang dihadapi anak pada tahap ini, mulai dari masalah dengan teman sebaya sampai teman sejenis kelamin. Masalah yang dihadapi anak biasanya akan berpengaruh pula.pada aktivitas sekolahnya, misalnya
2
saja nilai sekolahnya bisa turun disebabkan ia mengalami kesulitan dalam berteman, atau dia sulit untuk beradaptasi dengan peraturan yang telah ditetapkan belum lagi ia bisa menerima gurunya dengan baik, dan sebagainya.
Pada masa kanak-kanak perilaku sangat dipengaruhi oleh modelnya (idola/figur) atau dengan kata lain anak belajar dari model. Monks, dkk (1989) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan belajar dari model adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, baik itu yang dilakukan secara sadar maupun tidak. Banyaknya keingintahuan anak sangat berbeda, demikian pula cara menyatakannya. Anak yang cerdas ternyata lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih banyak bertanya daripada anak yang tingkat kecerdasannya lebih rend ah.
Hal yang pertama kali menjadi perhatian anak adalah orang tua. Setelah anak bertambah usianya dan mulai masuk sekolah, anak mulai mengidentifikasi perilaku guru atau bahkan orang tua dari anak lain. Kemudian televisi, buku-buku, dan majalah juga dapat menawarkan model perilaku anak.
3
Selain orang tua model yang sangat mendapat perhatian anak adalah pemeran film yang memiliki kemampuan super. Sekarang ini banyak tayangan televisi yang menayangkan film superhero, yaitu film yang menampilkan tokoh protagonis yang mempunyai kekuatan super.
Tokoh ini biasanya digambarkan dengan memiliki kelebihan, antara Jain: kekuatan super, dapat terbang, lari dengan sangat cepat, ilmu beladiri yang sangat tinggi, dan lain-Jain. Sang tokoh biasanya adalah seorang pembela kebenaran, berwatak baik, dan bila wujud sang tokoh manusia pasti dia juga berwajah tampan atau cantik, dan dapat dipastikan bahwa dia akan selalu menang melawan semua musuhnya.
Film-film superhero biasanya dicirikan dengan adegan-adegan kepahlawanan yang tak jarang
m~ngandung
unsur kekerasan, dan
akan berpengaruh negatif pada anak, yaitu anak akan belajar bahwa dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat menggunakan cara kekerasan, dan akan berpengaruh pada kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak biasa mengatakan masalahnya, dan yang justru ia lakukan adalah
4
mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang ia kagumi, (Singer, di!., 1999).
Kekerasan memang menjadi ciri film-film superhero, karena dalam adegan inilah sang tokoh mampu membuat takjub anak-anak dengan menunjukkan tindakan kepahlawanan dengan kemampuan yang super. Akan !eta pi, yang perlu diwaspadai adalah bila film-film tersebut akhirnya terlalu banyak menyuguhkan adegan kekerasan, baik fisik maupun verbal, dan kurang memperhatikan unsur mendidik, karena bagi produser film tersebut yang penting adalah laku keras dipasaran.
Sekarang, film superhero dibuat dengan teknologi yang semakin canggih sehingga adegan-adegan spektakuler yang ditampilkan semakin kelihatan nyata. Teknik-teknik penggunaan spesial effect (seperti: camera shoot, gerakan lambat, efek suara, editing, di!) membuat film-film superhero semakin menarik dan menyenangkan.
Dalam kaitannya dengan pemecahan masalah, anak biasanya meniru dari apa yang telah dia ketahui atau dari pengalaman sebelumnya.
5
Dalam Kamus Psikologi Chaplin (1999) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban, mengarah kepada satu sasaran atau kearah pemecahan yang ideal. Gestalt (dalam Chaplin, 1999) dalam salah satu teorinya menyebutkan bahwa salah satu hal untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yaitu dengan menggunakan pengalaman sebelumnya (reproductive problem solving).
1.2
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Film yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis film superhero, yaitu salah satu jenis film yang menampilkan tokoh pembela kebenaran, berwatak baik dan selalu menang dalam menghadapi musuh-musuhnya.
2
Pemecahan Masalah Anak dalam Bersosialisasi, yaitu masalahmasalah yang dihadapi anak yang meliputi kesulitan berhubungan dengan guru, beradaptasi dengan peraturan sekolah, berkomunikasi dengan teman, dan sulit untuk mengembangkan diri sendiri. Dari semua penyebab di alas dapat
6
dilihat akibat antara lain: nilai anak turun, anak suka berkelahi, anak malas masuk sekolah, dan kurang mandiri. 3
Fase Kanak-kanak; melihat i=Jinamika perkembangan manusia terutama pada masa kanak-kanak, kita tidak dapat memungkiri fungsi emosi pada masa kanak-kanak. Selama awal masa kanakkanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak "keluar dari fokus", dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. (Hurlock, 1980).
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di alas, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil bagi orang tua dan guru SD dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Dapat menambah wawasan dalam pemecahan masalah dan film superhero. 2. Agar dapat mengarahkan proses pemecahan masalah anak. 3. Membantu anak dalam ha! bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi (menurut buku pedoman penyusunan dan penulisan skripsi). Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB
I:
Pendahuluan, meliputi latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB
II :
Kajian teoritis, meliputi pemecahan masalah, definisi
pemecahan masalah, film superhero, pengertian dan perkembangan film superhero, pengaruh film superhero terhadap anak, fase kanakkanak, ciri dan fungsi emosi serta kognitif masa kanak-kanak, kerangka berfikir, dan hipotesa penelitian.
8
BAB
Ill :
Metodologi penelitian, subyek penelitian, teknik
pengambilan sampel, variabel penelitian, independent Variabel, dependent Variabel, variabel kontrol, teknik pengumpulan data, rancangan eksperimen, apparatus penelitian, prosedur penelitian, dan metode pengolahan data. BAB
IV:
Hasil penelitian, meliputi gambaran umum responden,
analisa data, penyebaran nilai responden, dan pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD. BAB
V:
Kesimpulan, diskusi, dan saran.
._... 8YAf1/F HYn~~'{U\.\.f\\\ -.-~ JAKARTA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Dari permasalahan yang penulis sebutkan di alas, berikut penu/is angkat beberapa teori yang menunjang untuk menjawab permasalahan yang ada guna mempermudah penulis untuk melakukan penelitian ini.
2.1
Pernecahan Masalah Dalarn Bersosialisasi Pada Anak 2.1.1
Definisi pemecahan masalah Dalam Bersosialisasi Pada Anak a. Masa/ah Masalah pada dasarnya menggambarkan suatu penyimpangan terhadap standar tugas, atau standar pekerjaan ataupun standar yang ingin dicapai, Subekti (dalam Ridha, 2003). Suatu penyimpangan dari standar berarti telah ditetapkan standar tertentu, pernah ditetapkan bagaimana segala sesuatu harus dilakukan atau harus terjadi. Pada umumnya standar itu menggambarkan ha/ yang seharusnya. Konotasi istilah "yang seharusnya" dalam konteks ini, adalah:
9
10
1) Suatu standar tug as atau pekerjaan yang diharapkan dan harus tercapai, apabila suatu tujuan ingin diwujudkan 2) Merupakan pengalaman masa lampau ditambah dengan sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang untuk memperoleh hasil-hasil yang baik, Subekti (dalam Ridha, 2003).
Masalah secara sederhana dapat dijelaskan sebagai setiap hal yang dapat menghambat tercapainya suatu tujuan. Masalah itu sendiri memiliki urutan jenis dan berbagai tingkat kesulitan, Glover (dalam ldriyani, 2001 ). Seperti dikemukakan pula oleh Chauman (dalam ldriyani, 2001 ), bahwa masalah itu dapat berupa masalah fisik, ekonomi, dan sosial yang digambarkan sebagai berikut:
lndividu .......... Hambatan .......... Tujuan
Adapun hakekat dari masalah menurut Kepner & Tregoe (1981) adalah: 1) merupakan deviasi/penyimpangan dari pengalaman yang pernah dialami (deviation from the past experience).
11
2) Merupakan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan (deviation from the set plan). 3) Terwakili oleh keterlibatan dengan orang-orang (presented by people). 4) Sering di hadapkan dengan kompetisi penampilan yang ditunjukkan oleh organisasi (competitor outperform our organization).
Levine seperti dikutip ldriyani (2001) mengidentifikasikan macam-macam masalah yang harus diselesaikan, sebagai berikut: 1) Masalah intelektual, masalah yang berciri simbolik dan fisik, misalnya masalah hitungan. Pemecahan masalah ini hanya melibatkah kognitif saja. 2) Masalah emosional (masalah antar personal), yakni selain melibatkan kognitif individu juga dituntut keluwesan dan pengaturan strategi yang baik, di samping hal tersebut, pada masalah ini tentunya dilibatkan emosi-emosi diri, seperti: takut, sedih, senang, marah, benci, dan lain-lain. Adapun masalah hubungan antar personal ada dua macam:
12
1.
lndividu terlibat masalah itu, dan harus diselesaikan.
2.
Masalah yang dihadapi oleh orang lain dari individu berfungsi sebagai
penenga~
atau mediator.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah adalah suatu deviasi dari suatu tujuan yang ingin dicapai, dan dari deviasi tersebut seseorang tidak dapat atau terhambat dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk mengurangi deviasi tersebut individu membutuhkan suatu penyelesaian atau pemecahan dari masalah tersebut.
b. Pemecahan Masalah Salah satu sebab kenapa banyak orang yang kurang mampu memecahkan masalah yang menimpanya adalah karena mereka tidak pernah bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian dan pikiran mereka pada permasalahan yang mereka hadapi (Davidoff, 1981).
Bila membicarakan mengenai pemecahan masalah sebenarnya hal itu tidak lepas keterkaitannya dengan pengambilan keputusan. Dalam telaah teoritik, pemecahan
13
masalah merupakan salah satu teknik dari pengambilan keputusan, Subekti (dalam Ridha, 2003).
Menurut Kreitner (1980), dalam pemecahan masalah pada dasarnya akan berkisar pada hal-hal berikut ini: 1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi 2) Mengumpulkan dan mengolah informasi 3) Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah 4) Menganalisa terhadap altenatif-alternatif pemecahan masalah 5) Menenlukan priorilas unluk memilih allernatif yang yang lerbaik 6) Melaksanakan pemecahan masalah berdasarkan alas allernalif yang dipilih 7) Evaluasi lerhadap hasil yang telah dicapai
Ketujuh hal di alas merupakan elape awal dalam pengambilan keputusan. Dengan diformulasikannya "permasalahan" secara lepat melalui "analisis permasalahan", maka dalam rangkaian pengambilan
14
keputusan akan di lanjutkan pada etape berikutnya, yaitu "analisis keputusan".
Definisi secara umum, pemecahan masalah adalah proses yang cukup keras yang melibatkan satu tujuan dan hambatan-hambatan. Seseorang yang ingin mencapai satu tujuan akan menghadapi persoalan dan ia terstimuli untuk mencapai tujuan itu kemudian mengusahakan sedemikian rupa sehingga persoalan itu dapat diatasi dan dapat terselesaikan (Davidoff, 1981).
Pemecahan masalah adalah berfikir untuk memecahkan masalah. Termasuk didalamnya adalah "formasi" dari respon-respon dan "seleksi" diantara respon-respon yang memungkinkan (membentuk strategi respon, menyeleksi respon-respon potensial dan mengetes respon-respon di dalam memecahkan masalah), Gestalt (dalam Chaplin, 1999).
15
Dalam Kamus Psikologi pemecahan masalah diartikan sebagai proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban, mengarah kepada satu sasaran atau ke arah pemecahan yang ideal (Chaplin, 1999).
Menurut Robert sebagaimana dalam Siagian (1982) pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan kerangka kerja dari kecakapan kognitif. Dikatakannya pula bahwa memecahkan masalah adalah perilal
Edwards (dalam ldriyani, 2001) mengartikan pemecahan masalah sebagai berfikir langsung dan terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ungkapan ini selaras
16
dengan karya Piaget yang dapat dikatakan terpusat pada perkembangan cara berfikir terarah, menurutnya pemecahan masalah adalah suatu keterampilan berfikir terarah.
Metode yang dipakai untuk mendekati pemecahan masalah biasanya sama, yaitu metode trial and error. Secara fundamental, metode ini pula yang digunakan oleh seluruh organisme hidup dalam proses adaptasi. Jelas bahwa keberhasilan banyak tergantung dari jumlah dan macammacam percobaan yang telah dilakukan. Makin banyak percobaan, makin besar kemungkinan untuk keberhasilan. Bila metode "percobaan dan pembuangan kesalahan" dikembangkan secara lebih sadar maka metode ini mulai menunjukan warna-warna khas "metode ilmiah" Taryadi (dalam Ridha, 2003).
Siagian (1982), mengemukakan berdasarkan pengamatan telah ditunjukkan bahwa dalam pemecahan masalah tidak dapat didasarkan pada. suatu rumusan yang pasti. Hal itu disebabkan karena:
17
1) Faktor -faktor penyebab timbulnya suatu masalah berbeda-beda. 2) Segi-segi yang perlu mendapat perhatian dalam pemecahan masalahpun berbeda-beda. 3) Persepsi yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang terlibat pun berbeda-beda. 4) Kondisi suatu teknik pemecahan tertentu selalu mengandung kekhasan, dan selalu pula harus diperhitungkan kecermatannya. 5) Teknik pemecahan masalah satu jenis masalah pada situasi masalah belum tentu mempunyai kemampuan yang sama bila digunakan dalam pemecahan masalah yang sejenis, pada waktu yang berbeda dengan kondisi yang berbeda pula.
Pada dasarnya setiap masalah mempunyai kekhususan tersendiri dan menuntut pemecahan masalah khas pula. Dalam risetnya Newwl & Simon dalam Martin, (dalam Ridha, 2003) biasanya peneliti meminta subyek untuk berpikir keras sambil memecahkan masalah yang sulit dan mereka menganalisis respon verbal subyek untuk mendapatkan
18
petunjuk strategi dasar. Salah satu strategi ialah memecahkan, memperkecil perbedaan antara status sekarang dalam situasi masalah dan status tujuan, di mana pemecahan didapatkan. (Ridha, 2003).
Dari uraian di alas dapat diambil kesimpulan, bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses kerja kognitif dalam mengatasi hambatan dari suatu tujuan.
c. Proses Pemecahan Masalah Proses pemecahan masalah manusia biasanya didefinisikan sebagai suatu usaha yang cukup keras yang melibatkan suatu tujuan dan hambatan-hambatannya. Seseorang yang menghadapi persoalan_ menjadi terangsang untuk mencapai tujuan dan mengusahakan sedemikian rupa sehingga persoalan dapat teratasi (Davidoff, 1981 ).
Adapun proses dalam pemecahan rnasalah pada dasarnya memiliki gambaran yang seragam; mula-mula individu yang
19
akan memecahkan masalah itu menghadapi sesuatu yang menantang, kemudian ia mencoba untuk mengatasinya, dan mencoba untuk mengarahkan hambatan-hambatan diperjalanan, dan mengevaluasi usahanya (Davidoff, 1981).
Martin (dalam Ridha, 2003), menjelaskan bahwa pemecahan masalah pada anak-anak biasanya didahulukan dengan pembentukan konsep yang akan membentuk kognitif anak dalam pemecahan masalah. Ada dua macam pembentukan konsep yaitu natural konsep dan pembentukan konsep di sekolah. Pada natural konsep anak mengalami proses superordinat seperti memahami ha! yang bersifat umum hingga memahami masalah yang lebih spesifik. Sedangkan dalam pembentukan konsep di sekolah anak belajar hal yang lebih kompleks karena adanya proses pendidikan.
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi proses pemecahan masalah adalah sebagai berikut: 1) Harus mengenal masalahnya terlebih dahulu.
20
2) Persiapan; setelah orang tahu adanya persoalan, maka kemudian biasanya dia melakukan persiapan-persiapan. 3) Fase tahap analisis ini, dia mengumpulkan semua data yang ada, mengevaluasi hambatan-hambatan, dan mendefinisikan tujuan-tujuan umum. Dengan adanya konsep-konsep pemikiran mengenai tugas yang dikerjakan, maka dia memperoleh gambaran mengenai pola pemecahan masalahnya.
Di samping itu hal terpenting yang dapat mempengaruhi proses pemecahan masalah seseorang adalah pengalaman, perhatian atau konsentrasi dan proses belajar orang tersebut. Sering kali seseorang dapat memecahkan persoalan dari pengalamannya, baik pengalaman pribadinya maupun pengalaman orang lain yang diketahui.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemecahan masalah anak adalah sebagai berikut:
21
1) Pengalaman; dengan pengalaman anak dapat lebih mudah memecahkan masalah yang mirip atau pernah ia temukan. 2) Jntelegensi; anak yang cerdas biasanya lebih cepat dan mudah menemukan inti masalah sehingga dengan mudah pula dapat memecahkan masalah dibanding anak yang lebih rendah kecerdasannya. 3) Proses belajar; dengan belajar anak dapat dengan mudah memecahkan masalah yang dihadapinya (Atkinson, 1993).
2.2
Film Superhero 2.2.1
Pengertian Film Superhero Pengaruh televisi bagi perilaku anak sudah banyak diteliti oleh para ahli, antara lain: Dr. William Glasser menyatakan bahwa televisi membatasi pertumbuhan kesanggupan otak seorang anak dan dapat mengganggu kreativitas serta rasa ingin tahu si anak. la menyarankan agar anak-anak sampai umur 10 tahun seharusnya dibatasi dalam menonton televisi dan hanya boleh menonton satu jam sehari, Dr. Joos! Meerloo menemukan
22
televisi sebagai "pencuri waktu", televisi dapat menyebabkan "pemikiran klise"dan dapat memutuskan kesempatan untuk lebih dapat menjalin "komunikasi interfamilial" (Sobur, 1985).
Anak-anak pada umumnya belum dapat membedakan antara fantasi dan realitas, sehingga mereka mudah sekali dipengaruhi oleh apa yang mereka tonton di televisi. Penggunaan televisi bisa menjadi masalah utama, sebab televisi bisa mendukung atau sebaliknya menghambat usaha-usaha kita.
Di sisi lain televisi juga bisa menjadi orang tua dalam membantu anak menemukan bakat-bakatnya. Acara-acara TV pendidikan bisa menjadi bagian dari "lingkungan belajar" yang dibangun oleh orang tua di rumah. Faktor kuncinya adalah orang tua yang menyadari peranan utama yang harus mereka mainkan. Banyak anak yang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang seharusnya mereka terima, dan mereka memerlukan bantuan untuk mengembangkan karunia dan bakat mereka. Orang tua memainkan peranan penting dalam membantu anak memahami
23
dunia dan mencintai belajar. Anak akan dengan mudah sekali dibentuk sesuai dengan kemauan orang tuanya (Chen, 1996).
Orangtua sering percaya begitu saja terhadap film-film yang memang sasaran pemirsanya adalah anak-anak ini, sehingga mereka kurang memperhatikan pengaruh negatif yang mungkin ada dalam film tersebut bagi anak. Pada film-film superhero, tidak jarang disuguhkan adegan-adegan kekerasan.
Film Superhero adalah film yang menampilkan tokoh protagonis yang memiliki kemampuan super. Tokoh ini biasanya digambarkan memiliki
kel~bihan,
antara lain: kekuatan yang
super, dapat terbang, lari dengan sangat cepat, ilmu bela diri yang sangat tinggi, dan lain-lain. Sang tokoh biasanya adalah seorang pembela kebenaran, berwatak baik, dan bila wujud sang tokoh adalah manusia pasti juga berwajah tampan atau cantik, dan dapat dipastikan bahwa ia akan selalu menang melawan musuh-musuhnya, Aquilina Tanti Arini (dalam Hartoko
& Widjojo, 2000).
24
2.2.2 Perkembangan Film Superhero Media Audio Visual merupakan media yang paling kuat pengaruhnya terhadap anak-anak, karena pada usia itu gambar merupakan unsur yang paling menarik. Bloumer mengatakan bahwa televisi amat menarik perhatian sebagian besar masyarakat, terutama anak-anak. Penelitian membuktikan sebagian besar anak-anak terpikat dengan semua keterangan yang disuguhkan film-film di televisi tanpa ragu sedikitpun. Seakan cerita film itu merupakan kisah nyata yang terus dikenang-kenang (Yakan, 1990).
Sekarang, film-film superhero dibuat dengan teknologi yang semakin canggih, sehingga adegan-adegan spektakuler yang ditampilkan semakin kelihatan nyata. Teknik-teknik penggunaan spesial effect (seperti: camera shoot, gerakan lambat, efek suara, editing, dan lain-lain) membuat film-film superhero semakin menarik dan menyenangkan untuk ditonton anak. Film-film superhero biasanya dicirikan dengan adegan-adegan kepahlawanan yang tak jarang mengandung unsur kekerasan, baik itu yang dilakukan oleh tokoh protagonis, maupun antagonisnya. Hal ini mudah berpengaruh pada anak yang
25
memang berada pada masa yang dicirikan dengan imitasi dan identifikasi.
2.2.3 Pengaruh Film Superhero terhadap Anak Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kekerasan pada televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak, antara lain: perilaku agresif pada anak yang bisa menetap sampai ia dewasa, kurangnya keterampilan Problem Solving, dan lain-lain (Beckham, 1999).
Pada tahun 1960, Dr. Leonard Eron (dalam Chen, 1996) memulai pengkajian longitudinal yang luar biasa terhadap sekitar 800 anak usia 8 tahun. la mendapati bahwa anak-anak yang berjam-jam menonton televisi keras cenderung lebih agresif di ruang kelas maupun di tempat bermain. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kekerasan televisi mempengaruhi para remaja dari segala usia, dari kedua jenis kelamin, pada semua tingkat sosio-ekonomis dan intelejensia. Pengaruhnya tidak terbatas pada anak-anak yang memang sudah berwatak agresif, juga terjadi di negara manapun.
26
Ketika anak-anak menantan televisi atau media visual lain, secara fisik mereka pasif, namun secara mental sebenarnya mereka aktif. Pikiran mereka dapat dimasuki ide-ide, informasiinformasi dan nilai-nilai dari apa yang mereka tantan. Oleh karena itu televisi atau media visual lain dapat menjadi "guru" yang arnpuh bagi anak-anak, Aquilina Tanti Arini (dalam Hartaka & Widjaja, 2000).
Beckham (1999) dalam artikelnya tentang kekerasan pada televisi mengemukakan bahwa kekerasan dalam program televisi lebih berpengaruh pada anak dibandingkan dengan dangeng yang diperdengarkan aleh arangtua kepada anaknya. Hal ini dikarenakan anak adalah visual learner.
Anak-anak biasanya sangat menyukai film-film superhero. Menurut Singer, dkk (1999) hal ini dikarenakan anak-anak adalah kecil, lemah dan kurang memiliki kantrol terhadap lingkungannya, sehingga mereka suka melihat karakter yang he bat.
27
Sebagai visual learner, anak mudah meniru perilaku positif dan negatif yang mereka tonton. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh superhero (Yang nota bene adalah tokoh pahlawan pembela kebenaran) dalam menyelesaikan masalah akan dengan mudah ditiru anak.
Pengaruh negatif dari kekerasan dalam film superhero ini antara lain: pertama, anak belajar bahwa dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat menggunakan cara kekerasan (Singer, dll. 1999). Kedua, cara kekerasan yang ditiru oleh anak pada gilirannya dapat berpengaruh pada kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak biasa mengatakan masalahnya, dan yang justru ia lakukan ialah langsung mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang ia kagumi, Kostelnik, Whiren & Stein, Rogers & Sawyers (dalam National Association for the Education of Young Children, 1997).
28
C. T. Ramey dan LR. Ourth (dalam Gunarsa, 1 menjelaskan bahwa peniruan oleh anak ini dapat terjadi karena model menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Model memperlihatkan kelebihan dan kekuatan, misalnya seorang guru sekolah, tanpa ada perbedaan mengenai jenis kelaminnya. 2. Tingkah laku model telah jelas terbukti memberikan kepuasan (hadiah, kehormatan, kehebatan, dan kemenangan). 3. Ada hubungan yang hangat antara model dengan anak.
Bandura, Ross dan Ross (dalam Gunarsa, 1997)
mengemukakan empat komponen belajar dengan mengamati, yaitu: 1. Perhatian. Perhatian terhadap model harus ada sebelum melakukan peniruan. P·ada model harus ada sesuatu yang bisa menarik perhatian, misalnya kebersihan, kekuasaan, kekuatan. Bandura et .al. menunjukkan pengaruh TV sebagai obyek untuk diamati dan ditiru dalam kehidupan sehari-hari.
29
2. Pencaman. Yakni adanya kemampuan untuk mencamkan atau mengingat perilaku yang dilihatnya secara simbolis. Obyek yang diamati menimbulkan rangsang visual di samping juga rangsang verbal. 3. Reproduksi motorik. Kemampuan-kemampuan motorik dalam batas tertentu harus sudah ada atau sudah berkembang. Yang dititk beratkan adalah pola-pola gerakan motoriknya tetapi misalnya bukan kekuatannya, karena hal ini tergantung dari struktur tubuh dan latihan-latihan yang diperolehnya. 4. Ulangan penguatan dan motivasi. Timbulnya keinginan untuk meniru tingkah laku model, karena dengan meniru ia akan memperoleh sesuatu. Apakah penampilan tingkah laku ini akan diperlihatkan terus sebagai sebagian kepribadiannya, hal ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya ulangan-ulangan penguatan. Ulangan-ulangan ini antara lain timbul dari dirinya sendiri melalui pergaulan.
30
2.3
Fase Kanak-kanak 2.3.1 Ciri dan Fungsi Emosi serta Kognitif Masa Kanak-kanak
Dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan anak adalah individu yang berada pada masa kanak-kanak. Hurlock (1992) menyatakan bahwa masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang masih penuh dengan ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk perempuan dan 14 tahun untuk laki-laki. Jadi masa kanak-kanak adalah masa diantara masa bayi dan masa remaja.
Ada beberapa ciri yang menandai masa kanak-kanak ini, antara lain: 1) Belajar Model; pada masa kanak-kanak ini, perilaku sangat dipengaruhi oleh modelnya, atau dengan kata lain anak belajar meniru. Monks, dkk (1989) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan belajar model adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, baik itu dilakukan secara sadar maupun tidak. Sinonim dengan kata belajar model adalah imitasi, identifikasi,
31
dan belajar melalui observasi. Selanjutnya, Monks, dkk. (1989) membedakan antara imitasi dan identifikasi. lmitasi lebih berhubungan dengan menirukan secara mentah-mentah sedangkan identifikasi menirukan hal-hal yang lebih esensial seperti sifat-sifat kepribadian orang lain. 2) Bermain; bermain adalah ciri khas anak-anak. Hurlock (1992) mengemukakan tentang pola bermain pada masa kanak-kanak ini, antara lain: bermain dengan mainan, dramatisasi, konstruksi, dan lain-lain. Dengan bermain, anak mendapatkan kesempatan untuk eksplorasi terhadap lingkungannya, bersosialisasi dengan teman, meningkatkan daya imajinasi anak, meningkatkan kreativitas anak, dan lain-lain.
Dalam bermain anak belajar menggunakan semua fungsi kejiwaan dan fungsi jasma·niah dengan suasana hati kesungguhan. Hal ini penting guna memupuk sikap serius dan bersungguh-sungguh pada usia dewasa untuk mengatasi setiap kesulitan hidup yang dihadapinya sehari-hari.
32
Piaget (dalam Benson & Grove, 2000), melihat bermain sebagai kegiatan penyesuaian diri yang terutama melibatkan proses asimilasi. Melalui proses ini anak berusaha mencocokkan dunia nyata dengan keinginan dan pengalamannya sendiri. Piaget menekankan bahwa bermain dilakukan anak untuk kesenangannya sendiri. "Anak meniru tingkah laku bukan sebagai usaha untuk belajar atau menyelidiki, melainkan semata-mata untuk memperoleh kesenangan melalui keberhasilannya meniru".
Piaget (dalam Benson & Grove, 2000) mengemukakan tiga tingkatan dalam bermain, yaitu: 1) Bermain penguasaan atau berlatih bermain, karena merupakan pengulangan tingkah laku. 2) Bermain simbolik atau bermain pura-pura, karena melibatkan khayalan, bermain peran, dan penggunaan symbol. 3) Bermain dengan aturan, sesuai namanya, adalah ketika anak-anak mulai menggunakan peraturan dalam permainan yang kemudian terkadang mendominasi permainan tersebut.
33
Kemampuan untuk menggunakan aturan itu penting dalam proses belajar karena bisa melatih anak untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah.
Selama masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak seimbangan karena anak-anak "keluar dari fokus," dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakanledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Pola emosi yang umum pada masa kanak-kanak, antara lain: amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ungkapan emosi pada awal masa kanak-kanak berbeda dengan masa akhir kanak-kanak dalam dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan kedua, bentuk ungkapannya. Perbedaan tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan belajarnya dari pada proses pematangan-pematangan diri.
34
Menurut Robert Sears (dalam Gunarsa, 1997) pada tahap ini hal lain yang penting adalah identifikasi. ldentifikasi ini dimulai pada anak sekitar umur tiga tahun. Corak hubungan antara anak dengan ibunya akan mempengaruhi proses identifikasi. Pada umur empat tahun anak laki-laki memindahkan identifikasinya terhadap tokoh ayah, sementara anak-anak perempuan meneruskannya terhadap ibunya. Anak mulai menyadari perbedaan jenis kelamin, identifikasi dengan jenis kelamin yang sama dan mulai mengadakan sosialisasi melalui permainan-permainan.
Sosialisasi meliputi komunikasi verbal maupun non-verbal dalam hubungan interpersonal dengan orang atau anak lain. Komunikasi non-verbal misalnya dengan gerak-gerik dari tubuhnya untuk mengungkapkan sesuatu. Semuanya masih terjadi dalam lingkungan keluarga dan lingkungan rumah (Gunarsa, 1997).
35
2.4
Kerangka Berfikir Televisi adalah merupakan bagian dari perlengkapan rumah yang kerap kali dicerca namun sering pula dicintai secara berlebihan. Dalam hal ini televisi amat besar pengaruhnya terhadap anak. Adalah suatu hal yang tidak dapat disangkal, bahwa acara-acara yang disuguhkan di televisi sangat mempelajarai perkembangan anak. Televisi merangsang anak untuk mempelajari hal-hal yang baru. Merangsang anak untuk selalu berfikir dan ber:tanya, semua ini dengan sendirinya akan memperkaya kehidupan intelektualnya. Lewat televisi, anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang baik seperti belajar mengenal dan menerapkan berbagai norma. Akan tetapi, di samping itu pula tingkah laku yang negatif dapat diperoleh dari menonton televisi (Sobur, 1985).
Dalam banyak penelitian, televisi·adalah benda yang sangat mengerikan bagi orang tua, hal itu dikarenakan banyaknya tayangan televisi yang bagi anak-anak adalah hal yang hebat dan fantastis seperti film-film yang menampilkan tokoh protagonis yang sering melakukan adegan-adegan spektakuler, tetapi bagi orang tua itu
36
adalah sesuatu yang menakutkan bagi anak-anaknya, karena anak belum bisa membedakan antara fantasi dan realita.
Memang, bila kita perhatikan lebih lanjut tidak semua bagian dalam film-film superhero memberi dampak negatif pada anak, karena banyak pesan positif yang secara tidak langsung disampaikan lewat film-film itu dan pesan-pesan itu bisa membantu perkembangan sosialisasi anak, pesan positif itu dapat dilihat dari; sang tokoh protagonis yang selalu menolong orang lain, mencintai semua orang, baik hati, dan selalu membela kebenaran. Anak dapat diarahkan untuk mempunyai banyak teman dia ha·rus berbuat baik kepada orang lain, suka menolong, dan membela yang benar, seperti yang dilakukan oleh sang "tokoh" didalam cerita film itu.
Untuk itu penelitian yang menggunakan metode eksperimen ini ingin melihat apakah dampak positif itu bisa diterapkan oleh anak-anak untuk dapat mengatasi masalah-masalah dan hambatan-hambatan yang sering dihadapai anak di dalam hubungan sosialnya.
37
2.5
Hipotesa Penelitian Ho
: Tidak ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah anak SD.
H1
:
Ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah
anak SD.
.._...._. 8YARJF H'itil~wu.C\\\ JAKARTA
-
BAB3
METODOLOGIPENELITIAN
Dalam sebuah penelitian, metodologi memainkan peran yang penting dalam mengarahkan penelitian kepada data yang akan dicari. Metodologi adalah model yang mencakup prinsip-prinsip teoritis maupun kerangka pandang yang menjadi pedoman mengenai bagaimana riset akan dilaksanakan dalam konteks paradigma tertentu. Jadi, metodologi penelitian adalah metode atau teknik yang berisi standar dan prinsip-pr1nsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan "kausal" antara film superhero dengan pemecahan masatah dalam bersosialisasi pada anak. Oteh karena itu digunakan metodologi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Dalam "penelitian ini metodologi yang digunakan adalah metodologi kuantitatif berupa eksperimen (Rabitha, 2004).
3.1
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Keseturuhan populasi siswa kelas 5 Madrasah
39
Pembangunan sebanyak 300 siswa, dengan pembagian 168 siswa laki-laki dan 132 siswa perempuan. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 30 orang, yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.2
Teknik Pengambilan Sampel Tujuan dari berbagai teknik pengambilan sampel itu adalah untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau secara teknik disebut sampel yang paling representatif. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar proses generalisasi dari sampel ke populasi tidak mendapatkan kekeliruan yang besar (Suryabrata, 1983).
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dibantu oleh dewan guru sekolah yang bersangkutan, dan menggunakan teknik randomized sampling, yaitu metode pemilihan ukuran sampel dari
suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungan anggota yang diteliti sebagai sampel juga mempunyai peluang yang sama, Weirsma (dalam Sevilla & Ochave, 1993).
40
Teknik random yang digunakan adalah kluster, Vockell (dalam Sevilla
& Ochave, 1993) menjelaskan ba.hwa yang disebut pengambilan sampel secara kluster apabila kita menyeleksi anggota sampel dalam kelompok dan bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah. Populasi yang ada di sekolah ini adalah kelas 5 SD dan terbagi ke dalam 6 kelas, peneliti mengacak ke-6 kelas tersebut untuk selanjutnya menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari 1 kelas yang terpilih sampel diacak dengan teknik fishbowl, untuk selanjutnya di bagi ke dalam 2 kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.3
Variabel-variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Film superhero. Definisi operasional dari film superhero adalah film yang menampilkan adegan kepahlawanan yang membela kebenaran, dan mempunyai tokoh protagonis yang dapat menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, dikagumi banyak orang dan selalu menang dari musuh-musuhnya.
41
3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak. Definisi operasional dari pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak adalah cara anak memecahkan masalah-masalahnya dalam sosialisasi yaitu meliputi kesulitan berhubungan dengan guru, beradaptasi dengan peraturan, berkomunikasi dengan teman, dan sulit untuk mengembangkan diri sendiri. Dari semua penyebab di atas dapat dilihat gejala antara lain: nilai anak turun, anak suka berkelahi, anak males masuk sekolah, dan kurang mandiri. Cara mengukur DV: Subyek diberikan soal seputar cara dan bagimana dia mengambil keputusan dalam situasi sosial kemudian dia menjawab pertanyaan yang telah tersedia sebanyak 41 item yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.
3.4
Variabel Kontrol (Extraneuos Variable) Variabel ekstra adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian. Variabel ekstra dalam penelitian ini adalah pengalaman siswa dengan film yang akan dijadikan treatment (perlakuan), emosi, dan situasi eksperimen.
42
Dari beberapa variabel ekstra di atas peneliti mengontrolnya dengan cara, yaitu:
1)
Randomisasi dilakukan dengan maksud untuk mengontrol pengalaman siswa dengan film yang akan dijadikan treatment, tingkat intelegensi, dan emosi siswa dengan menganggap perbedaan individu yang terdapat pada masing-masing kelompok sudah tersebar merata.
2)
Konstansi dilakukan untuk mengontrol situasi eksperimen, dimana kelompok kontrol 9kan menerima hal sama dengan yang diterima oleh kelompok eksperimen yaitu berupa tes yang sama.
3)
lnstruksi yang konstan pada masing-masing kelompok dibedakan. Yaitu, lnstruksi. terhadap kelompok eksperimen yang diberikan treatment pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak dengan kelompok kontrol yang tanpa diberikan treatment pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak berbeda.
43
3.5
Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan skala pemecahan masalah yang mengukur kemampuan memecahkan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD yang dibuat oleh peneliti dan mengacu pada teori masalah Levine (1988), yakni kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan individu dalam memecahkan masalah secara efektif, mengenai sasaran, dan memiliki efek sekecil mungkin bagi individu itu sendiri, orang lain maupun obyek lain. Masalah yang difokuskan pada skala ini adalah masalah-masalah yang lebih banyak melibatkan emosi kehidupan sehari-hari anak baik di dalam maupun di luar sekolah.
Sebelum dilakukan pilot study instrumen ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh pakar di masing-masing bidangnya yaitu oleh pakar psikologi sosial Prof. Hamdan Yasun M.si dan pakar pendidikan anak Ora. Agustiyawati M.Phil Sne. lnstrumen ini disusun berdasarkan lndikator-indikator masalah yang mengacu kepada teori masalah Levine (1988). Adapun tujuan dari pilot study ini adalah untuk menemukan instrumen yang valid dan untuk mengetahui nilai
"
44
reliabilitasnya, di samping itu peneliti juga ingin melihat kelayakan intrumen ini untuk subyek.
Pilot study ini dilakukan di ruang Audio Visual Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, dan dilaksanakan pada hari sabtu 24 Juli 2004 pukul 09.00 sampai dengan 10.15 WIB. Dalam skala ini subyek diminta untuk merespon item pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD yang ada dengan memilih jawaban yang menurutnya paling sesuai dengan model pernyataan tertutup. Peneliti membuat pernyataan tertutup dengan alasan untuk membuat sesederhana mungkin subyek cjalam berfikir dan dapat memudahkan subyek dalam merespon, karena subyek yang diambil pada penelitian ini adalah anak SD. Adapun aspek yang diteliti adalah sebagai berikut: Tabel 3.1: Blue Print Skala Sebelum Pilot Study NO 1.
INDIKATOR
ASP EK
Pemecahan Masalah lnteraksi Sosial
··~·-~-··
1) Sikap untuk menolong 2)
Kepedulian dengan orang lain 3) Kecenderungan bermain; dengan teman atau sendiri
NOMORAITEM Fav: 11, 21, 34, 49, 50, 72, 73 Un : 39, 40 Fav : 42, 43, 59, 63 Un : 36, 60, 64, 105 Fav: 41, 61, 62, 67, 68, 71 Un : :f6, 47, 58, 69, 70,
45
4) lntensitas waktu 5)
6)
2.
Pemecahan Masalah Sekolah
bermain Kecenderungan untuk meniru perilaku orang lain Sikap penyesuaian diri
7)
Tingkat kepercayaan diri
8)
Sikap solidaritas
9)
Tingkat idealisasi diri
1) Tingkat komunikasi de11ga11 guru 2) Sikap pe11yesuaia11 diri de11ga11 li11gkunga11 sekolah/kelas 3) Kecenderungan mengikuti proses belajar
108, 109 Fav: Un : 77 Fav: 1,2, 13 Un : 6, 78 Fav: 7, 9, 12, 24, 25, 48, 101 Un : 4, 26, 44, 51, 100 Fav: 3, 5, 15, 18, 75 Un : 8, 14, 16, 17, 19, 20, 23,27, 28, 29, 30, 37, 110 Fav:65,66, 74, 102, 104 Un : 76, 96, 97, 98, 99, 103, 106, 107 Fav: 10, 22, 95 Un : 92, 93, 94
Fav : 79, 80, 81, 88 Un : 33, 35, 37 Fav: 52, 82, 83, 85 Un : 31, 32, 45, 55, 56, 57,91 Fav: 53, 84, 86, 87, 89, 90 Un : 54
Adapun aspek yang diungkap setelah pilot study adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2: Blue Print Setelah Pilot Study NO
1.
ASPEK
INDIKATOR
Pemecahan Masalah lnteraksi Sosial
1) Sikap untuk menolong 2) Kepedulian dengan orang lain 3) Kecenderungan
NOMORAITEM Fav: 11, 21, 34, 72 Un Fav: 63 Un : 60, 64 Fav: 61
46
..
bermain; dengan teman atau sendiri 4) Kecenderungan untuk meniru perilaku orang lain 5) Sikap penyesuaian diri
Un : 69, 70, 108
6) Tingkat kepercayaan diri
Fav: 3, 5,
7) Sikap solidaritas
Fav: 65, 74, 102
8) Tir1gkat idealisasi diri
Un : 96 Fav: 22, 95 Un : 92,
Fav: -
Un :6 Fav; 7, 12, 48
Un : 26, 100 Un :17, 19, 27, 28, 30, 37, 110
2.
3.6
Pemecahan Masalah Sekolah
1) Tingkat komunikasi dengan guru 2) Sikap penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah/kelas 3) Kecenderungan mengikuti proses be la jar
Fav: 80, 81
Un
-
Fav: -
Un : 31, 91 Fav : 53, 84, 90
I Un
: 54
Rancangan Eksperirnen Rancangan yang digunakan pada penelitian eksperimen ini adalah
randomized pretest-posttest control group design. Dengan rancangan ini sudah ada kelompok kontrol, subjek dipilih secara random dan diobservasi dua kali (pretest dan posttest). Adapun bentuknya:
47
Tabel 3.3: Rancangan Eksperimen (Randomized pretestposttest control group disegn). (Robinson, Paul, 1981) Kelompok
Tes awal
Perlakuan
Tes akhir
Ra
01
x
02
Rb
03
-
04
Keterangan: Ra
= Random kelompok eksperimen
Rb
= Random kelompok kontrol
01
=Tes sebelum diberikan treatment (film superhero)
02
=Tes sesudah diberikan treatmen (film superhero)
X
= Treatment atau perlakuan berupa film superhero yang diperlihatkan pada kelompok eksperimen sebelum menjawab tes yang kedua
03
=Tes yang pertama
04
=Tes yang kedua dan bertujuan untuk melihat efektifitas film superhero
Hipotesis Statistik:
Ho
: µ02 = µ04
Hl
: µ02 ;e µ04
Keterangan:
48
µ02
: Rerata akhir selisih skor antar pretest-posttest kelompok eksperimen (gain score kelompok eksperimen).
~L04
: Rerata akhir selisih skor antar pretest-posttest
kelompok kontrol (gain score kelompok kontrol). Untuk menguji hipotesa, peneliti menentukan taraf signifikansi 0,05 two-tailed test.
3.7
Apparatus Penelitian lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)
Televisi berwarna
2)
VCD player
3)
Kasel VCD
4)
Ruangan Audio Visual
5)
Alat tulis
49
3.8
Prosedur Penelitian Pada penelitian ini penulis mencoba memberikan urutan prosedur penelitian mulai dari persiapan, pelaksanaan penelitian, kontrol yang dilakukan pada variable yang harus dikontrol. 1)
Pra Eksperimen
Awai pelaksanaan dari eksperimen ini adalah merumuskan masalah yang akan diteliti, setelah itu peneliti membuat kajian pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah didapat teorinya kemudian menyusun alat penelitian yang didapat dari teri-teori. Setelah itu meminta surat izin try out dan penelitian dari pihak Fakultas Psikologi, selanjutnya meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian eksperimen. 2)
Eksperimen
Pada tahap ini peneliti memulai penelitiannya, semua alat yang telah dipersiapkan kemudian dibawa untuk digunakan sesuai fungsinya masing-masing. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan memisahkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok diberi 2 tes yaitu pretest dan pastiest yang telah diuji cobakan sebelumnya dan mendapatkan perlakuan yang sama, kecuali pada
50
kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Treatment yang diberikan berupa film superhero dan diberi sebanyak 3 kali, setelah pemberian treatment kedua kelompok diberi tes akhir. Berikut ini jadual lengkap penelitian eksperimen: Tabel 3.4: Jadual Kegiatan Penelitian Eksperimen
.~-
1.
HARl/T ANGGAL --·
JAM
KEGIATAN
KETERANGAN
Pretest
Semua
~
ING
Rabu, 28/07/2004
11.35-13.35
.....
_
kelompok 2.
Kamis, 29/07/2004
10.15-11.35
Treatment
Kelompok eksperimen
3.
Jum'at, 30/07/2004
07.29-08.30
Treatment
idem
4.
Senin, 02/08/2004
07.30-08.50
Treatment
idem
5.
Selasa, 02/08/2004
07.00-08.35
Postles!
Semua kelompok
3)
Post Eksperimen Pada tahap ini hasil nilai dari pengisian skala dikumpulkan dan dibedakan sesuai kelompok masing-masing untuk selanjutnya dianalisa dan dibuat laporannya.
3.9
Metode Pengolahan Data Dalam mengolah data ini peneliti menggunakan 2 program penghitungan yaitu: Microsoft Excel dan SPSS versi 11.05. Microsoft
51
Excel digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen pada tahap Pilot Study. Sedangkan SPSS versi 11.05 digunakan untuk mengolah instrumrn setelah pilot study dengan menggunakan !Test (Independent Samples Test dan Paired Samples Test).
1. Uji Validitas Uji validitas menggunakan korelasi point biserial (Saifuddin Azwar, 1996), dengan rumus sebagai berikut:
rpb
Mi
= [(Mi - Mt)/ st] [~(pl q)]
= Mean skor variabel interval bagi subjek yang mendapat skor 1 pada variabel dikotomi
Mt
= Mean skor variabel interval bagi seluruh subjek
st
= Deviasi standar variabel interval bagi seluruh subjek
p
= Banyaknya skor 1 pada variabel dikotomi dibagi n
q
= 1-p
Taraf signifikansi yang digunakan pada item-item tersebut adalah sebesar 0,31 sehingga item-item yang berkolerasi rendah atau dibawahnya akan dibuang. Dari 110 item yang diuji cobakan 41 item yang valid dimana skor berkisar antara 0,31-0,65
52
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (Saifuddin Azwar, 1996), dengan rumus sebagai berikut:
KR-20=
~[J_Ip(l-p)l 2 k-1
Sx .
k
= Banyaknya item
p
= lndeks kesukaran item
s2x
= Varians skor tes (x)
Dari uji reliabilitas ini ditemukan skor reliabilitas instrumen sebesar 0,914307351. Dengan demikian item-item tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
3. Analisa Data Akhir Pada analisa akhir ini penulis ingin mengetahui perbedaan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk itu digunakan formula uji kesamaan dua rerata; uji dua pihak (Independent Samples
53
Tes) menggunakan tarafsignifikansi a= 0,05 (Sudjana, 1996) dengan rumus sebagai berikut:
2
t=
dengan
2
s = Cni-l)s, +Cn,-l)s, ni+ n,- 2
= perbedaan mean
t X1
= Mean skor subyek kelompok I pada suatu dimensi trait
X2
=Mean skor subyek kelompok II pada dimensi trait yang sama
n1
= jumlah subyek kelompok I
n2
= jumlah subyek kelompok II
Sedangkan untuk selanjutnya peneliti ingin mengetahui lebih rinci dimana letak perbedaan dari kedua kelompok tersebut, untuk itu digunakan uji rata-rata; uji dua pihak (Paired Samples Test) menggunakan taraf signifikansi a= 0,05 (Sudjana, 1996) dengan rumus sebagai berikut:
x t=
µ "
s I ....(;;
BAB4 HASIL PENELITIAN
4.1
GAMBARAN UMUM RESPONDEN Penelitian eksperimen ini dilakukan di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah populasi sebanyak 300 siswa; 168 siswa laki-laki dan 132 siswa perempuan. Dari keseluruhan populasi diambil sampel secara acak sebanyak 30 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu 15 orang kelompok eksperimen dan 15 orang kelompok kontrol. Dideskripsikan kedalam label sebagai berikut: Ta be I 4.1: Distribusi Responden Berdasarkan Jen is Kelamin dan Usia Kel. Eksperimen
Kel. Kontrol
Laki-laki
7 Siswa
8 Siswa
Perempuan
8 Siswa
7 Siswa
9 Tahun
6 Siswa
9 Siswa
10 Tahun
9 Siswa
6 Siawa
Latar Belakang Jenis Kelamin
Umur
54
55
Subyek dalam kelompok ini pun memiliki kegiatan di luar sekolah yang beragam, deskripsi dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2: Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Di luar Sekolah Jenis Kegiatan
Kel. Eksperimen
Kel. Kontrol
Les/ Kursus
10 Siswa
12 Siswa
Lainnya
5 Siswa
3 Siswa
Sedangkan Jenis film yang disukai subyek, dengan siapa subyek biasa nonton dan dari mana subyek tahu pertama kali tentang film superhero, dideskripsikan ke dalam tabel: Tabel 4.3: Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Umum Kel. Eksperimen
Kel. Kontrol
1. Orang Tua
2 Siswa
10 Siswa
2. Teman
6 Siswa
2 Siswa
3. Lainnya
7 Siswa
3 Siswa
1. Spiderman
11 Siswa
10 Siswa
2. Batman
3 Siswa
4 Siswa
3. Lainnya
1 Siswa
1 Siswa
1. Orang Tua
3 Siswa
5 Siswa
2. Kakak
4 Siswa
4 Siswa
3. Teman
2 Siswa
1 Siswa
4. Lainnya
6 Siswa
5 Siswa
Jenis Pertanyaan Tahu dari mana Tentang Film Superhero
Film Superhero yang disukai
I
I
Dengan Siapa Biasa Nanton
56
Dari tebel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan subyek selain sekolah pada kelompok eksperimen relatif sama dengan kegiatan subyek pada kelompok kontrol. Yang menarik adalah kecenderungan subyek untuk menonton film superhero tanpa ditemani baik oleh orang tuanya ataupun dengan kakaknya, kecenderungan itu bisa terjadi karena kebanyakan orang tua biasanya memberi pengarahan kepada anak-anaknya di saat anak sedang asikasiknya menonton dan itu bagi anak adalah mengganggu. Orang tua jarang sekali mau menunggu untuk berkomentar tentang film tersebut setelah film yang di tonton anak selesai, padahal setelah tayangan film itulah waktu yang tepat bagi orang tua untuk mengevaluasi dan mendiskusikan film yang anak tonton. Apa dampak positif dan dampak negatif yang akan anak tiru dari film tersebut. Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anak mereka dalam menonton film yang banyak menyuguhkan adegan kekerasan.
Sedangkan yang menjadi film superhero favorit anak-anak adalah film spiderman, di mana tokoh dalam film itu banyak menampilkan adegan spektakuler, dan dapat membuat takjub anak-anak. Di samping itu peran sang tokoh dalam film itu lebih nyata dan lebih banyak dalam menolong orang lain serta sang tokoh digambarkan sebagai orang yang bekerja keras untuk masalah kuliahnya dan dalam hal bekerja untuk mencari nafkah. Di film ini sang tokoh mempunyai dua kewajiban yang sama-sama penting, bagi
57
dirinya hidup normal (tanpa menjadi spiderman) adalah hal yang diinginkan, karena dia dapat menyelesaikan kuliah dan bekerja untuk menjalani kehidupan layaknya orang lain. Di lain sisi dengan menjadi manusia laba-laba banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu orang lain dan membela kebenaran. Hal tersebut juga menjdi keinginannya dan akhirnya dia bisa menjadi kedua-duanya, membela orang lain dan membela hak-hak pribadinya.
4.2
ANALISA DAT A 1.
Penyebaran Nilai Responden Dari hasil penelitian ini, dicjapatkan nilai responden yang dibedakan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data penyebaran responden seperti terlihat pada label 4.4.
58
Tabet 4.4: Penyebaran Nilai Responden Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. TOTAL
Pretest Posttest Responden (X1) (X2) 32 32 1. 27 29 2. 31 32 3. 34 36 4. 27 27 5. 32 33 6. 30 31 7. 26 27 8. 29 31 9. 34 37 10. 30 32 11. 36 12. 29 26 26 13. 26 26 14. 25 26 15. 438
Pretest Posttest (X2) (X1) 14 17 19 19 30 31 32 33 19 18 29 30 29 29 28 28 25 27 27 27 31 32 25 24 33 32 32 31 34 23 407
461
401
Dari penyebaran nilai responden di alas nantinya akan dicari beberapa perbandingan antara lain: 1. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok eksperimen dengan menggunakan rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5: Hasil Perbandingan Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen Kel. Eksperimen
SD
t
n
Mean
Pretest
15
29,2000
2,98089 -3,360
Posttest
15
30,7333
3,80726
p<.05
,005 sig. (2 tailed)
35
2.4
Kerangka Berfikir Televisi adalah merupakan bagian dari perlengkapan rumah yang kerap kali dicerca namun sering pula dicintai secara berlebihan. Dalam hal ini televisi amat besar pengaruhnya terhadap anak. Adalah suatu ha! yang tidak dapat disangkal, bahwa acara-acara yang disuguhkan di televisi sangat mempelajarai perkembangan anak. Televisi merangsang anak untuk mempelajari hal-hal yang baru. Merangsang anak untuk selalu berfikir dan ber:tanya, semua ini dengan sendirinya akan memperkaya kehidupan intelektualnya. Lewat televisi, anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang baik seperti belajar mengenal dan menerapkan berbagai norma. Akan tetapi, di samping itu pula tingkah laku yang negatif dapat diperoleh dari menonton televisi (Sobur, 1985).
Dalam banyak penelitian, televisi.adalah benda yang sangat mengerikan bagi orang tua, ha! itu dikarenakan banyaknya tayangan televisi yang bagi anak-anak adalah ha! yang hebat dan fantastis seperti film-film yang menampilkan tokoh protagonis yang sering melakukan adegan-adegan spektakuler, tetapi bagi orang tua itu
59
Dari data tersebut diperoleh hasil yang signifikan yaitu thitung sebesar = 3.360 dan t-tabel sebesar = 2.14 (tanda minus dihilangkan karena memakai two tailed test) dengan demikian ada perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok eksperimen. 2. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut: Tabel 4.6: Hasil Perbandingan Pretest-Posttest Kelompok Kontrol Kel. Kontrol
n
Mean
SD
t
p< .05
Pretest
15
27,1333
5,81705
.491
.631 sig. (2 tailed)
Posttest
15
26,7333
5,35146
Sedangkan perbandingan pretest dan posttest pada kelompok kontrol di dapat nilai t-hitung = 0.491 dan t-tabel = 2.14 dengan demikian tidak ada perbedaan antara pretest kelompok kontrol dan posttest kelompok kontrol, karena pada kelompok ini memang tidak di beri treatment.
60
3. Perbandingan Pretest kelompok eksperimen-kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Independent Samples Tes adalah sebagai berikut: Tabel 4.7: Hasil Perbandingan Pretest Kelompok Eksperimen-Kelompok Kontrol Pretest
n
Mean
SD
t
Kel. Eksperimen
15
29,2000
2,98089
1,225
Kel. Kontrol
15
27, 1333
5,81705
.. _"
p< .05
.231 sig. (2 tailed)
Analisa data untuk membandingkan pretest pada kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol dengan menggunakan analisa statistik Independent Samples Test dan diketahui t-hitung sebesar 1.225 dan t-tabel sebesar = 2.05. 4. Perbandingan Postles! kelompok eksperimen-kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Independent Samples Test adalah sebagai berikut:
61
Tabel 4.8: Hasil Perbandingan Posttest Kelompok Eksperimen-kelompok Kontrol Posttest
n
Mean
Kel. Eksperimen
15
30,7333
Kel. Kontrol
15
26,7333
SD 3,80726
t
p< .05
2,359
.026 sig. (2 tailed)
5,35146 ·-
Sedangkan perbandingan posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol memperoleh t-hitung sebesar = 2.359 dan I-label sebesar = 2.05 dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol.
Untuk menjawab hipotesa statistik yang diajukan oleh peneliti adalah hasil perbandingan antara posttest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok kontrol dan seperti yang telah kita ketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel untuk itu penelitian ini menolak Ho, atau dengan kata lain ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD.
62
2.
Pengaruh Film Superhero Terhadap Pemecahan Masalah dalam Bersosialisasi pada Anak Setelah penyebaran nilai responden didapatkan, ternyata ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah pada anak, itu dilihat dari nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel pada perbandingan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan t-tabel tidak sama dengan t-hitung pada pretest dan posttest kelompok kontrol.
Sedangkan perbandingan pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol diperoleh t-hitung tidak sama dengan t-tabel dan perbandingan antara posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol diperoleh hasil t-hitung lebih besar dari !-label. Dengan demikian ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak SD, atau hipotesa alternatif diterima.
Penerimaan hipotesa alternatif itu sangat berdasar, karena memang ada banyak pesan positif dalam film superhero yang bisa ditiru anak-anak dalam hal sosialisasinya. Semua itu tidak
63
lepas dari masa anak-anak yang memang dengan mudah mengidentifikasi perilaku figurnya, dan peran orang tua yang membantu mengarahkannya. Karena anak memang dengan sangat mudah dapat dibentuk apa saja sesuka orang tuanya.
BABS KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisa data di alas dengan menggunakan Paired Samples Test dengan taraf signifikansi a= 0,05 untuk melihat perbedaan pretest dan posttest pada masing-masing kelompok adalah T-hitung (3,360) > T-tabel (2, 14) untuk kelompok eksperimen, dan untuk kelompok kontrol T-hitung (0,491)< T-tabel (2,14).
Sedangkan untuk melihat perbedaan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan analisa statistik Independent Samples Test dengan taraf signifikansi a= 0,05 T-hitung (1.225) < T-tabel (2.05) dan perbedaan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah T-hitung (2.359) > T-tabel (2.05) oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa film superhero mempengaruhi pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak. Dalam hal ini proses identifikasi anak tidak hanya tertuju pada hal-hal yang
65
membuat takjub anak seperti kemampuan tokoh protagonis yang dia atas orang lain, tetapi identifikasi anak tertuju pada hal-hal yang esensial seperti sifat, dan tingkah lakunya. Seperti yang dikemukakan oleh Monks, dkk. (1989) pada masa kanak-kanak ini, perilaku sangat dipengaruhi oleh modelnya, atau dengan kata lain anak belajar dari proses meniru.
5.2
DISKUSI Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan dapat dilihat bahwa ada pengaruh film superhero terhadap pemecahan masalah dalam bersosialisasi pada anak. Bagi anak sosialisasi adalah sesuatu yang penting sebagai salah satu etape dalam perkembangannya, sayangnya banyak anak yang tidak dapat menjalankan kehidupan sosialnya dengan mudah dan baik. Tidak sedikit masalah yang dihadapi anak dalam kehidupan sosialnya mulai dari masalah dengan teman sebaya sampai kepada permasalahan disekolahnya.
Kesulitan-kesulitan itu bisa menimbulkan permasalahan baru bagi anak dan orang tua mereka misalnya saja nilai anak jadi tu run, anak
66
malas masuk sekolah dan sulit untuk mengeksplorasi diri. Film ini mampu membangkitkan kepercayaan diri anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya tan pa merasa khawatir dan takut karena tidak kenal sebelumnya.
Dengan adanya penelitian ini maka ditemukan hal baru dalam menyalesaikan masalah yang dihadapi anak didalam masalah sosialisasinya yaitu dengan cara menonton film superhero. Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan diantaranya dari Beckham (1999), yang melihat sisi kekerasan pada televisi memberikan pengaruh negatif bagi anak, antara lain: perilaku agresif pada anak yang bisa menetap sampai ia dewasa, dan kurangnya keterampilan Problem Solving.
Singer, dll. (1999) mengatakan bahwa film superhero akan berpengaruh negatif pada anak, yaitu anak akan belajar bahwa dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau konflik ia dapat menggunakan cara kekerasan, dan akan berpengaruh pada kurangnya keterampilan bahasa anak, karena anak menjadi tidak biasa mengatakan
67
masalahnya, dan yang justru ia lakukan adalah mengambil tindakan kekerasan seperti yang dilakukan oleh tokoh yang ia kagumi.
Penelitian ini juga sekaligus mendukung adanya hal positif dari Televisi yaitu bisa merangsang gelombang otak anak untuk terus beraktifitas, seperti dengan anak yang melakukan kegiatan lain seperti belajar, Dr. Reginald Clark, pengajar dan konsultan California State University di Fullerton (dalam Yahya, & Suprayipto, 1999).
5.3
SARAN Ada baiknya film-film yang sangat digemari anak ini diteliti lebih mendalam, bukan hanya sisi negatifnya saja yang diteliti tapi aspek positif dari film tersebut jug a harus kita perhatikan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Ruang Audio Visual yang lebih baik dengan fasilitas yang lengkap, seperti: tempat duduk yang rapi, sound yang bagus, dan dengan spesial efek agar film yang ditonton dapat terlihat seperti nyata. 2. Pemberian treatment yang lebih lama lagi, agar efek yang diberikan bisa lebih besar lagi.
68
3. Untuk pihak sekolah, sebaiknya bisa mencoba menerapkan "pesan" dari superhero untuk mengerti dunia anak; dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dalam masalah sosialnya dengan cara memberi anak pengertian dan tauladan bukan paksaan dan ancaman.
69
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Benson, Nigel C, Grove Simon. 2000. Mengena! Psiko!ogi For Beginners. Bandung: Penerbit Mizan. Chaplin, J. P. 1999. Kamus Lengkap Psiko!ogi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Chen, Milton. Ph.D. 1996. Anak-anak & te!evisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Davidoff, Linda L. 1981. Psikologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gunarsa, Singgih D. 1997. Dasardan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hartoko, Didik Suryoto, V., Widjojo S. J. Subroto. F. 2000. Bunga Rampai Psiko!ogi, Seri Menyongsong Mil!enium Ke-3. Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma Press. Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Psikologi Perkembangan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Kepner, Charles & Tregoe, Benjamin B. 1981. The New Rational Manager. New Jersey: Kepner-Tregoe Inc.
Kreitner, Robert. 1980. Management A Problem Solving Process. Baste Hougton Mifflin Co. Levine, M. 1988. Effective Problem Solving. New Jersey: Printince Hall, Engle Wood Cliff. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 1989. Psiko!ogi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
70
Rita, L. Atkinson, Richjard, E. Smith, J. Bern. 1993. Pengantar Psiko/ogi (edisi kesebelas). Batam: lnteraksara. Sevilla, G, Consuelo. Ochave, A. Jesus. 1993. PengantarMetodo/ogi
Penelitian. Jakarta: U I Press. Siagian, Sondang. P. 1982. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung Sobur, Alex. 1985. Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung: Angkasa. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodo/ogi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Yahya, Suprayipto, L.R. 1999. Kumpulan Artike/ Psikologi Anak. Jakarta: PT. lntisari Mediatama. Yakan, Muna Haddad. 1990. Hati-hati terhadap Media yang Merusak
Anak. Jakarta: Gema lnsani Press.
SKRIPSI ldriyani, Natris. 2001. Perbedaan Kemampuan Memecahkan Masa/ah
pada Remaja ditinjau dari tipe po/a asuh orang tua. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Rabitha. Daniel. 2004. Efek Metode Berbicara di Muka Cermin terhadaJ.;
Self Confidence Berpidato di Muka Umum. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Ridha. Rasyid. 2003. Efek musik nasyid terhadap kecepatan pemeca1 masalah dalam permainan puzzle pada anak TPA. Jakarta: Faku Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
71
INTERNET Beckham, Jeanne. 1999. Television Violence: What The Research Says
about its Effect On Young Children. (Online Article). www.hi.com.au/eec/super_case.htm - 27k National Association for Education Of Young Children. 1997. When
Children Imitate Superheroes (Online Article). www.kidsource.com/parenting/imitate.hero.html - 11 k - 9 Aug 2004 National Association for Education Of Young Children. 1997. Media
Violence and Young Children (Online Article). www.mediaandthefamily.org/facts/facts_vlent.shtml - 32k - 9 Aug 2004
JURNAL Singer, D. G., Singer, J. L., & Zuckerman, D. M. 1999. The Parent's Guide Use TV to You Child's Advantage (Online Article). www.naeyc.org/resources/ position_statements/psmevi98.htm - 21
DAFTAR LAMPIRAN
PENGANTAR Nama saya Adi Hariyanto, mahasiswa semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan saat ini saya sedang melakukan penelitian
mengenai
Pengaruh
Film
Superhero
terhadap
Pemecahan
Masalah dalam Bersosialisasi pada Anak SO, sebagai tugas akhir dalam
penyusunan skripsi. Jawaban yang adik-adik berikan semuanya adalah benar dan tidak mempengaruhi nilai akademik adik-adik, oleh karena itu saya mengharapkan kejujuran dan kesungguhan adik-adik dalam menjawab pernyataan ini, karena hasil dari penelitian ini sangat tergantung dari jawaban yang adik-adik berikan, semakin baik dan jujur jawaban yang adik-adik berikan, maka semakin baik pula hasil dari penelitian yang saya lakukan dan tentunya akan semakin banyak dan tinggi nilai manfaatnya. Hasil penelitian ini sifatnya rahasia oleh karena itu saya berharap agar adik-adik dapat menjawab dengan sebenar-benarnya tanpa meragukan kerahasiaan dari jawaban yang adik-adik berikan. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan adik-adik
meluangkan
waktu
untuk
berpartisipasi
dalam
menjawab
pernyataan ini.
Tangerang, 10 Juli 2004
Salam Hangat, Peneliti
DAFT AR PERTANYAAN UMUM
I. Jenis Kelamin
:L/P ·Tahun
II. Usia Ill. Asal Daerah IV. Nama Sekolah
V. Kelas VI. Kegiatan Diluar Sekolah 1. Les I Kursus 2. Lainnya (sebutkan) ......... .
VII. Tahu dari mana tentang Film Superhero: 1. Orang Tua 2.
Teman
3. Lainnya (sebutkan) ......... .
VIII. Film Superhero apa sajakah yang pernah kamu tonton: 1. Spiderman 2. Batman 3. Lainnya (sebutkan) ......... .
IX. Dengan siapa kamu biasa nonton: 1. Orang Tua 2. Kakak 3. Teman 4. Lainnya (sebutkan) ......... .
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini Anda akan dihadapkan pada sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk memberikan pendapat yang paling sesuai dengan keadaan Anda, dengan cara memberikan tanda silang ( X ).
Contoh: NO
1.
PERNYATAAN
YA
x
Saya mudah berteman dengan siapa saja
NO
PERNYATAAN
1.
Perilaku saya sehari-hari selalu disukai oleh orang
YA
lain
2.
Apa yang saya lakukan akan memberikan kesan kepada orang lain
3.
Sulit bagi saya untuk meniru tinQkah laku orang lain
4.
Saya akan menyapa siapa saja orang yang saya temui
5.
Sa ya
akan
membantu
tern an
yang
sedang
mengalami kesulitan
6.
Say a akan mengatakan apa ad an ya walaupun mungkin akan menyinggung perasaan orang lain
7.
Saya selalu merasa sulit dengan segala kehidupan sosial saya yang selalu membuat saya minder
8.
TIDAK
Saya merasa mudah putus asa dalam melakukan
TIDAK
sesuatu bila tidak ada yang menemani 9.
Saya merasa banyak kekurangan pada diri saya sehingga saya malu untuk berteman
10.
Saya merasa teman-teman saya berharap banyak pada saya dalam masalah tugas sekolah
11.
di
Say a sang at terkenal
antara
teman-teman
sekolah 12.
Saya sering merasa pesimis dengan apa yang saya lakukan akan disukai orang lain
13.
Say a merasa orang lain lebih disukai dari pada say a
14.
Saya sering merasa minder bila berkumpul dengan teman-teman
15.
Saya merasa kesulitan untuk mengikuti peraturan sekolah
16.
Saya dapat mengambil keputusan untuk temanteman saya tanpa banyak kesulitan
17.
Saya sering merasa tidak berguna didepan temanteman
18.
Say a
tidak
pernah
merasa
kesulitan
untuk
mengatakan sesuatu kepada orang lain 19.
Tidak sedikitpun proses belajar saya terganggu dengan peraturan sekolah
20
Lebih baik saya belajar sendiri di rumah dari pada belajar bareng dengan teman-teman di sekolah
21.
Saya tidak akan peduli dengan apa yang sedang dihadapi teman saya
22.
Saya mempunyai lebih dari 3 orang teman dekat
23.
Saya akan menyapa siapa saja agar punya banyak tern an
24.
Agar
orang
lain
mau
berteman,
say a
akan
melakukan apa saja sekalipun hal yang negatif
25.
Saya akan tetap pergi kepesta ulang tahun teman saya meskipun tidak mempunyai pakaian bagus
26.
Say a lebih senang bermain sendiri dari pada dengan teman-teman
27.
Bermain dengan teman di luar rumah tidak seenak bermain di rumah
28.
Say a akan menolong semua teman saya yang sedang mendapatkan kesusahan
29.
Saya akan menghibur teman saya yang sedang sedih
30.
Bagi saya guru adalah teman sejati yang selalu memberi jalan yang benar
31.
Saya akan menghormati guru saya baik di dalam maupun di luar sekolah
32.
Kondisi ruang kelas saya membantu saya untuk dapat belajar dengan serius
33.
Bila be! masuk sudah berdering waktunya bagi saya untuk konsentrasi belajar
34.
Meski ada jadual piket saya tetap datang terlambat
35.
Saya tidak akan menyapa teman saya terlebih dahulu sebelum mereka menyapa saya dahulu
36.
Saya akan tetap mengikuti ujian meski saya sakit
37.
Saya akan tetap datang kepesta perpisahan teman dekat saya meski dilarang oleh orang tua saya
38.
Saya merasa kesulitan dalam m~ncari teman
39.
Bagi saya teman adalah orang yang terpenting
40.
Saya akan tetap bermain play station dengan teman saya meski besok ada ujian
41.
Bila muka saya dipenuhi jerawat, saya tidak akan masuk sekolah
0
i
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
o·.••
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
~ r,
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
';
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
t;
k
1
I,f
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
I
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
'
13
•
12
12
"
10
•
10
10
13
12
" " ' '
4
' "
11
'
12
11
10
"
13
0.65
0.40
0.60
0.40
0.511
0.50
0.65
0.60
0.10
11.80
0.55
0.25
0.60
0.55
0.50
0.8()
0.65
0.50
0.6CI
0.35
0.40
0.20
0.20 0.55
0.10 0.45
Cl.75
0.40
0.45
O.!ill
0.20
0.35
0
1
1
0
1
7
7
10
3
10
0.35
0.35
0.50
0.15
0,65
0,50
0.65
0.85
0.50 0.30 0.50
0,70
0.35
0.60
0.40
0.6(1 0.95 0.50 0.411
0.05
0.50
0.60
0.45
0.30
0.20
0.25
0.71) O.BO
0.75
0.90
72.110 73.00 82.80 83.67 110.10 81.33 79.77 74.25 77.50 71.50 76.95 BCl,60 78.50 76.70 78.00 78.92 78.83 76.50 79.13 79.00 85.17 87.50 U.00 76.83 76.09 73.40 79.00 80.27 71.10 78.56 79.77
75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75,90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 76.90 75.90 75.911 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.61 10.62
I .n.21 .n.20 0.65 0,31
0.40
0.34
0.60 ...0.13 0.18
0.30
0.43
0.44
0.20
o.oa
0.20
0.39
0.34 0.11
0.61
0.26
0.57
0.65 0,28
0.26
0.02 ...0.14 0.36
0.46
0.21
0.50
0.60
I 0.31
0.31
0.31
0,31
0.31
0.31
0.31
0,31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
"'
valid drO" valid valid dron
"'
dron
"'
vaUd valid dron valld va!ld
'
"'
0.31
0.31
0.31
0,31
0.31
droo valid dro" valid valid valid dron dron dron valid valid dron drn
dron va!ld valid
0.31
ANALISA
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1 1
0
0
1
1
1 0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
AITEM
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
'0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
' '
1
1
1
1
1
1
1
1
1
'
'
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
'
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
I
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
' '
' '
' '
'
1
'
1
'
'
' '
0
' '
0
1
' '
1
0
' '
1
1
' '
1
1
' '
0
'
' ' '
0
0
' '
1
0
' ' ' '
'
'
1
1
1
1
1
1
1
I
'
1
'
I
0
'
1
'
' '" '0
1
' '
'
0
1
'
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
'
0
1
1
1
'
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
" " "
17
16
15
15
" " " "
14
15
15
15
" "
14
17
15
0.75
14
0.95
0.95
1.00
0.85
0.80
0.30 0.05
0.05
0.00
0.15
0.20 0.25
0.70
" " " " • 1.00 0.90 0.90 0.95 0.00
0.10
0.10
0.40 0.75 0.95
0.05 0.60
0.25 (1.05
b.60
1.00 0.95
0.40 0.00
0.70 0.75
0.75 0.75
0,05 0.30 0.25 0.25
0.25
"
17
"
12
1.00
0.85
0.60
0,95
0.70
0,85
0.75
1.00
0.60
0.00
0.15
0.40
0.05
0.30
0.15
0.25
o.oo
0.40
!5 80.07 76.47 76.47 75,90 77.94 76.38 77.40 75.90 76.83 76.39 75.37 78 50 76.87 76.SS 78.17 75.90 75.95 75.00 77.20 78.67 78.13 75.90 75.59 78.25 76.63 75.79 77.24 77.87 75.90 78.83 10 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 i2 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.&2 10.62 10.&2 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.6 10.6 7 0.60 0.24 1
0.24 ##1111 0.46
0.09 0.24 #111111 0.26
0.14 -0.22 0.20 0.16
0.28
0.38 #11#11 0.02 -0,13 0.21
0.45 0.36
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
""
dron dron dron dron valid 11111111
0.31
0.31
0.31
valid
'"
tlron 11#1111 vaUd dron
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
'"
11111111 dron
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
111111##~
0.31
0.31
0.31
'"
dron dron valid valid ##II#/#
-0.07 0.27 0,30 --0.02 0.30
0.32 #111111 0.34
0.31
tl.31
tl,31
0.31
"" '"" ""
0.31
0.31
0.31
0.31
tlron dron valid 11#11# valid
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
' ' ' ' '
' ' ' '
'
' ' ' ' ' ' '
' ' '
' ' '
' ' ' ' ' '
' ' ' ' '
' ' ' '
' '
' '
' ' '
'
' '
0
'
'
'
' ' ' ' ' '
' '
'
0
0
0
0
0
'
0
0
0
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
'
0
0
0
0
'
0
'
'
0
0
0
'
0
0
' ' ' ' '
' ' '
0
'
'
' ' ' ' '
0 0
0
0
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' " " " " " " " " " " 0 0
0
0.80
0.95
ll.90
0.95
0.90
0,85
0.20
0.115
(l,10
0,05
0.10
0.15
0,70 0.30
0.9()
0.10
0
7
0.70
0.50 O.Hl
0.65
0.30
' '
'
' ' ' ' ' ' '
' ' ' '
0
' ' ' ' ' ' ' '
' ' ' '
' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' " • • "
0.35
'
0 0
0.90
0.50
0
' '
' ' ' ."
' ' ' ' '
I
0
0
'
0
' ' '
0
' ' ' ' ' '
' ' ' 0
' ' ' ' ' 0
'
'
'
" " "
0
' ' 0
' ' ' '
' 0
' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 0
' ' ' '
'
'
'
' ' ' '
' ' '
' ' '
' ' 0
' ' '
' ' '
' ' ' ' ' '
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' " " " " • " " " " 0
0
'
'
'
0
0
0
0
0
0
0
0.70
0.80
0.90
0.80 0,50
(),70
0,90
0,70
0.80
0,40
11.60 0.80
0.30
0.20
0,1()
0.20
0.30
Cl.10
0.30
0.21J
0.60
0.50
'
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
11.20
0.40
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
0
...
n.20
0 0 0 0 0
0
' ' ' ' '
' 0
' ' '
'
0
' ' ' '
0
'
'
0
0
' '
0
0
' " "
0.8()
0.90
Cl.75
0.25
0.85
0.55
0.21)
0.10
0.25
0,75
0.15
0.45
78,69 75,37 76.0S 76.63 17.18 77.35 75.29 77.39 74.10 77.72 76.57 76.64 79.13 77.25 74.36 78.31 77.78 76.U 78.50 78.57 76.06 77.29 77.00 77.75 76.44 78.25 77.11 77.80 70.60 76.94 78.!11
75.90 75.90 75,90 75,90 76.91'.l 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.911 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.90 75.!IO 75.90 75.90 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 1Cl.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10,62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 10.62 0.53
'·"
0.31
0.31
valid dro·
0.04
0.30
0.31
0.31
dro• dro•
0,53
0.33 ..0.09 0.42 -0.17 0.51
0.05
0.11
0,31
0.31
0.31
0.31
"'
0.31
0.31
0.31
valfd valid dro· valid dm
0.31
valid dro•
0.06 -0.22 0.45
0.53
o.u
0.24
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
dro•
dm
dro• valid valid
0.25
0.31
'" '"
0.38
0.04
0,31
0.31
valid
"'
0.20
0.21
0.14
0.31
0.31
0.31
dro• dro• dro•
0.10 0.31
.... 0.31
0.34
0.31
0.31
0.31
0.31
'"
dro• dm
dro• valld vaUd
-0.29 0.23 0.31
0.31 0.31
valid
1
1
1
1
1
1
'
1
'
'
1
1
' ' ' ' '
' ' 1 ' 1 ' 1
1
1
'
' ' ' ' 1 1 ' ' '
1
1
1
1
' '
' ' '
'
1
1
1
'
1
'
1
' '
1
1
1
'
' '
' ' ' 1
1
1
1
1
1
1
1
'
'
1
' ' " " " '
1
1
' ' 1 ' 1 ' ' ' ' 1 ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' 1 ' ' ' ' 1 ' 1 ' ' ' 1 1 ' ' ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 1 1 1 ' 1 ' ' ' 1 1 1 ' ' ' ' ' 1 1 ' ' ' 1 1 ' 1 1 1 ' ' ' ' ' 1 1 1 1 ' ' ' ' 1 ' ' 1 ' 1 ' ' ' ' 1 1 ' ' 1 ' ' ' 1 1 ' ' 1 ' 1 1 1 ' 1 1 ' 1 1 1 1 1 ' 1 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' 1 1 ' ' 1 1 1 1 1 ' 1 ' 1 1 7 " " ' " " " 1
1
1
1
1
1
" " ' " ' ' ' "
1
'
1
' '
1
1
1
1
1
' '
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
..
1
1
1
1
1
1
' " ' "
1
'
1
1
'
1
" 1518
"
0.75
0.75
0.60
0.35
0.65
0.80
0.30
0.90
0.90
0.70
0.85
0.20
0.10
0.20
0.10
0.25
0,25
D.40
ll.65
0.35
0.20
0.70
0.10
G.10
0.30
0.15
78,44 76.06 76.38 76.78 79.2G 76.73 79.50 74.86 77.92 77.50 79.33 76.06 77.44 77.07 77.76 75.9 0 75.90 75.9 0 75.90 75.9 0 75.90 75.90 75.9 0 75.91l 75.90 75.90 75.90 76.90 75.90 75,90 10.6 2 10.62 111.6 2 10.62 10.6 2 Hl.62 10.62 10.62 10.62 10.62 111.62 10.62 10.62 10.62 10.62 0.30
ll.21
0,04
'·"
0.17
0.42
'o.l• 0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.31
0.25
0.54
0.14
0.42 ..0.(17 0.26
!l.31
0.31
0.31
0.31
0.31
(1.31
0.31
"'
dron valid dron valid dron
valid dron
Cl.31
drn~
dror
..
18
O.!Hl
0.09
"
'
0.8()
0.04
"
" 1 ' 1 " ' 1 ' " 1 ' ' 1 1 1 "
0.90
0.48
"
' " ' 1 "
0.80
12
..
1
17
18
73
dron dror val!d droc valid
2
• 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
3
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
6
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
7
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
8
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
9
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
10
IMOR
1
RELIABII .
.
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
11
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
13
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
·o
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
15
0
0
0
1
16
0
1
0
1
1
0
0
17
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
18
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
19
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
10
10
6
13
19
10
13
12
16
6
4
12
11
16
13
14
17
12
15
15
17
~LAH
K
41
TOTAL 66.78684211
p
0.50 0.50 0.30 0.65 0.95 0.50 0.65 0.60 0.80 0.30 0.20 0.60 0.55 0.80 0.65 0.70 0.85 0.60 0.75 0.75 0.85
Q
0.50 0.50 0.70 0.35 0.05 0.50 0.35 0.40 0.20 0.70 0.80 0.40 0.45 0.20 0.35 0.30 0.15 0.40 0.25 0.25 0.15
,.a
0.25 0.25 0.21 0.23 0.05 0.25 0.23 0.24 0.16 0.21 0.16 0.24 0.25 0.16 0.23 0.21 0.13 0.24 0.19 0.19 0.13
~AP•Q
7.21
R-20
0.914307351
.¥, lb\i!flml
ITAS
f'iil"i &IPQ1 %~
0%
tai ·
2. ~19. .I
• .
TOTAL
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
30
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
13
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
39
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
38
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
13
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
23
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
28
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
36
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
34
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
38
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
35
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
25
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
25
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
37
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
38
15
12
18
16
18
17
18
18
16
18
14
16
18
15
11
16
15
12
18
17
579
.75 0.60 0.90 0.80 0.90 0.85 0.90 0.90 0.80 0.90 0.70 0.80 0.90 0.75 0.55 0.80 0.75 0.60 0.90 0.85 .25 0.40 0.10 0.20 0.10 0.15 0.10 0.10 0.20 0.10 0.30 0.20 0.10 0.25 0.45 0.20 0.25 0.40 0.10 0.15 .19 0.24 0.09 0.16 0.09 0.13 0.09 0.09 0.16 0.09 0.21 0.16 0.09 0.19 0.25 0.16 0.19 0.24 0.09 0.13
Paired Samples Statistics
Mean Pair
pretest eksperimen
1
pastiest eksperimen
N
29,2000 30,7333
Std. Deviation
Std. Error Mean
2,98089 3,80726
,76966 ,98303
15 15
Paired Samples Correlations
N Pair
1
pretest eksperimen & pastiest eksperimen
Siq.
Correlation
,892
15
,000
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair
pretest eksperimen -
1
posttest eksperimen
Std. Deviation
Std. Error Mean
1,76743
,45635
-1,5333
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upoer
(
·.5546
-2,5121
Sia. (2-lailed)
df
-3.360
005
14
Paired Samples Statistics
N
Mean Pair
pretest kontrol
1
pastiest kontrol
27,1333 26,7333
Std. Deviation
Std. Error Mean
5,81705 5,35146
1,50196 1,38174
15 15
Paired Samples Correlations
N Pair
1
pretest kontrol & pastiest kontrol
Siq.
Correlation
15
,843
,000
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Error Mean
Pair 1
pretest kontro! posttest kontrol
,4000
Std. Deviation
3, 15776
Mean ,81533
95% Confidence Interval of the Difference lower Upoer -1,3487
2,1487
df
(
.491
Sia. (2-tailed)
14
,631
Group Statistics
kelompok pretest
N
Mean
eksperimen
15 15
kontrol
Std. Deviation
Std. Error Mean
2,98089 5,81705
,76966 1,50196
29,2000 27, 1333
Independent Samples Test
Levene's Test for Enua!it11 of Varizmces
t-test for Enualitu oi Me.ans 95% Confidence
Sin.
F pretest
Equal variances
4,286
Si.,. 12-tailedl
Difference
1,225
28
,231
assumed
2,0667
1,68768
-1,39038
5,52372
1,225
20,878
,234
2,0667
1,68768
-1.44430
5,57763
df
t
,048
Equal variances
not assumed
Interval of the Difference Unner Lower
Std_ Error Difference
Mean
Group Statistics
posttest
kelomook eksperimen
N
Mean
15 15
kontrol
Std. Deviation
Std. Error Mean
3,80726 5,35146
,98303 1,38174
30,7333 26,7333
Independent Samples Test
Levene's Test for Hes\ for Eauali!v of Means
Enualitv of Variances
95% Confidence
Interval of the F posit est
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1,850
Sia. ,185
t
di
Mean
Std. Error
Sia. (2-tailed)
Difference
Difference
Difference Uoper
Lower
2,359
28
,026
4,0000
1,69575
,52642
7,47358
2,359
25,282
,026
4,0000
1,69575
,50952
7,49048