1
PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MA NURUL YAQIN KOTA GORONTALO
ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Sarjana Pendidikan
Oleh Zuhria Soleman NIM. 911 411 034
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
2
3
PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MA NURUL YAQIN KOTA GORONTALO TAHUN 2015 Zuhria Soleman1 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Zuhria Soleman, 2015. „‟ Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi MA Nurul Yakin Kota Gorontalo ‟‟. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di sekolah Ma Nurul Yaqin Kota Gorontalo. Adapun manfaat penelitian ini yakni dapat menambah ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian yang sejenis dan memberikan informasi pendidikan. Penelitian in menggunakan metode kuantitatif, dengan jumlah populasi 22 orang siswa, dari populasi dilakukan pengambilan sampel sebesar 22 orang dari keseluruhan populasi dengan teknik sampel tetap. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analis regresi. Hasil penelitian menunujukan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.
Kata Kunci : Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Siswa
1
Zuhria Soleman. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
4
PENDAHULUAN Dimyati dan mudjiono (1999:244) mengemukakan bahwa “fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Prasana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olaharaga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai di sekolah siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan kegiatan–kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan belajarnya di sekolah. Fasilitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar apabila didukung dengan fasilitas yang memadai guna tercapainya pembelajaran yang efektif. Maka sekolah perlu menyediakan fasilitas belajar yang dapat menunjang terlaksananya proses pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Fasilitas tersebut dapat berupa sarana dan prasarana yang menunjang dan dapat membantu peserta didik untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan serta mendorong peserta didik untuk aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Fasilitas sangat menunjang berjalannya kegiatan pembelajaran maka fasilitas sarana dan prasarana tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan. Sebab, tanpa adanya
fasilitas
pembelajaran
tidak
akan
berjalan
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, ditambah lagi kreativitas dan aktivitas anak didik dalam pembelajaran akan menurun. Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Untuk itu diperlukan pemecahan yang efektif berupa pengadaan fasilitas pembelajaran bagi sekolah yang kekurangan fasilitas agar mereka bisa meningkatkan aktivitas belajarnya. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sardiman. 2012:73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan. Motivasi sangat di perlukan dalam proses pembelajaran sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, akan merasa kesulitan dalam mencapai tujuan. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan di kerjakan
5
itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala Sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Motivasi merupakan daya penggerak terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula, memberikan motivasi kepada siswa berarti mengerakan seseorang agar ia dapat termotivasi untuk dalam menggapai tujuan. Maka dari itu dengan kurangnya fasilitas belajar yang ada disekolah hasil belajar siswa akan menurun untuk itu pihak sekolah dituntut agar fasilitas disekolah dapat mengupayakan fasilitas
yang memadai dan tentunya siswa akan lebih
semangat menerima pelajaran didalam kelas dan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar mencapai nilai yang lebih bagus. Berdasarkan penelitian sementara sekolah MA Nurul Yaqin kelas X pada mata pelajaran ekonomi proses belajar mengajar belum efektif itu disebabkan kurangnya fasilitas belajar belum maksimal karena ruangan yang kotor membuat siswa didalam kelas tidak nyaman dalam proses belajar mengajar itu sebabnya siswa tidak fokus menerima pelajaran adalah salah satu factor utama apalagi dengan adanya bahan praktik, bahan ajar dan sarana olahraga alasan utama untuk proses belajar mengajar itu belum maksimal karena keterbatasan lapangan olahraga yang masih kurang dan alat praktik makanya fasilitas masih sangat minim yang disediakan oleh pihak sekolah jadi dampaknya juga pada motivasi belajar siswa, siswa jadi malas belajar, bolos sekolah. Padahal guru sangat menginginkan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa, agar antara guru dan siswa sama-sama nyaman guru terlihat lebih focus memberikan materi dan siswa lebih focus dalam menerima pelajaran dan termotivasi dalam belajar jadi antara guru ada interaksi yang baik terhadap siswa. Beradasarkan uraian di atas dapat diketahui mengenai pentingnya fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa disekolah. Maka peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Ma Nurul Yaqin Kota Gorontalo”
6
KAJIAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN Prantiya (2008) berpendapat “fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Arikunto dalam Sam (2008) juga berpendapat “fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah”. Mulyasa (2005) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Mulyasa (2005) lebih lanjut menerangkan bahwa “prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan”. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar lainya. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, salah satu diantara faktor-faktor tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun fasilitas belajar hanya
7
sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Model regresi linear untuk variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X adalah,
, dimana harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut. (∑ )(∑ ) ∑
(∑ )(∑ (∑ ) ∑
)
∑
(∑ )
(∑ )(∑ ) (∑ )
∑ Dengan: a
= Konstanta
b
= Koefisien korelasi arah regresi
∑
= Jumlah nilai Fasilitas Belajar
∑
= Jumlah nilai motivasi belajar siswa
∑
= Jumlah kuadrat nilai Fasilitas Belajar
∑
= Hasil kali antara nilai Fasilitas Belajar dengan motivasi belajar siswa .
1. Melaksanakan perhitungan normalitas galat regresi Y atas X dengan menggunakan uji Liliefors dengan tahapan sebagai berikut: (1) Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn dengan
X
menggunakan rumus Dimana :
X = Rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus: X S= Standar deviasi yang diperoleh dengan rumus
√
(∑
) (
(∑ ) )
∑
8
(2) Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang ( )
(
)
(3) Menghitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka: ( ) (4) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya. (5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga tersebut dinamakan L0. Jika L0 ≤ Ldaftar maka galat regresi berdistribusi normal, dan sebaliknya, jika L0 Ldaftar maka galat regresi tidak berdistribusi normal.
Hipotesis penelitian ini dinyatakan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai berikut. Ho :
= 0; Fasilitas Belajar tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa .
H 1 : ≠ 0; Fasilitas Belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Motivasi Belajar Siswa (Y) atas Pengaruh Fasilitas Belajar (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y- Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors ( ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H0
: Populasi galat taksiran berdistribusi normal
H1
: Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05, sehingga untuk n = 22 maka nilai Ltabel = 0,189. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2013 diperoleh
= 0,115. Karena nilai
= 0,115<
= 0,189maka di
simpulkan bahwa galat regresi Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data
9
berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi. Rangkuman hasil pengujian normalitas galat regresi Y atas X disajikan padaTabel berikut:
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Data menggunakan Uji Lilifors
Lt Galat Taksiran
L0
(Y - Yˆ )
0,115
Kesimpulan
α = 0,05 0,189
Normal
Dari hasil perhitungan analisis regresi sederhana data variabel Pengaruh Fasilitas Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa menghasilkan arah regresi b sebesar dan konstanta a sebesar
. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua
variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi t
hitung
(18,606) > t
tabel
̂
.
(2,074) = Ho ditolak, Ha diterima Jadi dapat disimpulkan
bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN 1. Berdasarkan hasil analisis dan hipotesis yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Menerima Hipotesis yang berbunyi Bahwa terdapat pengaruh positif fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Kota Gorontalo 2. Penerimaan tersebut didasarkan pada hasil analisis bahwa: 46,394% Motivasi belajar siswa di kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Kota Gorontalo dipengaruhi oleh baik buruknya fasilitas belajar sedangkan sisanya sebesar
53,606% mempengaruhi faktor lain faktor eksternal seperti lingkungan
keluarga, serta kondisi sosial ekonomi, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil, kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut.
10
1.
Kepala Sekolah dan Guru , sebaiknya memperhatikan sarana dan prasarana khususnya Fasilitas Belajar yang baik sehingga siswapun tertarik dengan pelajaran yang diajarkan.
2.
Siswa dalam proses pembelajaran , sebaiknya meningkatkan disiplin belajar, aktif dalam proses belajar mengajar, dan selalu bertanya bila ada materi yang belum paham baik pada guru atau teman (siswa), serta selalu memotivasi diri belajar dengan giat.
3.
Orang tua berperan sebagai guru penggati dirumah bagi siswa untuk bertanya bila mendapat kesulitan dan berperan pula meningkatkan motivasi atau dorongan sehingga meningkatkan motivasi belajarnya.
4.
Bagi yang mengadakan penilitian lebih lanjut diharapkan memperbanyak referensi dalam pengembangan instrument serta memilih kalimat yang tepat untuk memudahkan
responden menjawab pernyataan yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA Annurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabetha. Anwar. 2006. Pendidikan kecakapan hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabetha
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikonto, Suharsimi. 2013. Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktetek. Jakarata: Rineka Cipta
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, dan Mudjiono. 1992. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. G.R. Terry. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen. Terjemahan J mith D. F. M. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.
11
Hanafiah, Nanang Dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
Margono. 2009. MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: PT. RinekaCipta Muhtar, dkk. 2003. Sekolah berprestasi. Jakarta: Nimas Multina. Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas. Nashar, Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Prantiya. 2008. Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Grafindo Persada.
Sardiman, A. M. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2002. MetodeStatistika (Edisi VI). Bandung: Tarsito Sam,
Arianto.
2008.
Pengertian
Fasilitas
Belajar,
(On
line),
(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html diakses 28 Desember 2010). Sulistyowati. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis,Tesis. Gorontalo: PPs Universitas Negeri Gorontalo.
Sugiyono. 2005. StatistikuntukPenelitian. Bandung: CV Alfabeta Sugiyono. 2009. MetodePenelitianPendidikan. Bandung : CV Alfabeta Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
12
Sugiono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus, 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar