PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT, DISCLOSURE LEVEL DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Anita Sandi1, Yeasy Darmayanti2, Yunilma2 1.2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] ABSTRACT Accounting fraud in the reliability of the figures in the report found in the company financial impact on growth. Financial manipulation case has led to the public accountant get criticism because of a considered to have participated in giving wrong information and many people who feel aggrieved. This research aims to show the relation of debt default, the quality of audits, the level of disclosure and audit opinion on the previous year audit opinion manufacture going concern to a company registered in Indonesia stock exchange on 20092013 years. The data used in this research was the annual report and the report on independent auditor published through www.idx.co.id website. A method of the sample used is purposive method of sampling. A model the analysis used logistic regression. The results of research show that the debt default and audit opinion the previous year having the effect on an audit opinion going concern, while the level of disclosure and audit the quality of not having the effect on an audit opinion going concern. Keyword :
debt default, audit quality, disclosure level, the previous year’s audit opinion, going concern audit opinion. akuntansi yang melibatkan auditor eksternal
Pendahuluan Kecurangan dalam keandalan angkaangka akuntansi yang terdapat di dalam
perusahaan dan pihak manajemen (Savitry, 2013).
laporan keuangan berdampak pada tumbuh kembangnya
perusahaan.
Ketika
kasus
Opini audit going concern yang dikeluarkan auditor sangat penting untuk
hukum yang melibatkan perusahaan besar
diketahui,
seperti Enron, Worldcom dan Xerox yang
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
memanipulasi data keuangan yang pada saat
investor
dalam
itu menerima opini wajar tanpa pengecualian,
Auditor
dianggap
kemudian dalam kurun waktu satu tahun
independen, karena mampu memberikan
perusahaan
mengalami
suatu pernyataan yang bermanfaat dalam hal
kebangkrutan, maka saat itu dapat di katakan
kondisi keuangan klien (Junaidi dan Hartono,
seorang auditor telah gagal dalam menilai
2010).
kemampuan
tersebut
perusahaan
karena
opini
tersebut
melakukan sebagai
dapat
investasinya. pihak
yang
dalam
Opini audit going concern sangat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
berguna terhadap pemakai laporan keuangan
Kebangkrutan perusahaan tersebut terjadi
yang bertujuan untuk membuat keputusan
karena adanya kecurangan dalam praktik
dalam
berinvestasi.
Opini
audit
going 1
concern merupakan asumsi bagi investor untuk
mengetahui
kondisi
keuangan
perusahaan tersebut dalam keadaan sehat atau
tidak
yang
menyangkut
opini audit going concern yang konsisten dikeluarkan
oleh
sebelumnya terhadap opini audit going concern.
dengan
kelangsungan hidup perusahaan. Pengeluaran
yang
4. Bagaimana pengaruh opini audit tahun
auditor
harus
Landasan
Penelitian ini akan menguji mengenai faktor-faktor mempengaruhi pemberian opini audit going concern oleh auditor. Faktorfaktor tersebut yaitu, debt default, kualitas audit, disclosure level dan opini audit tahun sebelumnya. Dari banyaknya penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbeda-beda
mengenai
faktor
yang
mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern. Penelitian tersebut dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010), Juandini (2011), Ningtias (2011), Noverio (2011), Irfana dan Muid (2012), Muttaqin (2012),
Kumala
Sari
(2012),
Mada’ (2013), Muthahiroh (2013), dan Yudhanto (2013).
Theory signaling menjelaskan bahwa
untuk
mengurangi
asimetri
informasi.
Signaling theory mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh agen untuk merealisasikan keinginan pemiliki (Fachru, 2014). Theory signaling memberikan indikasi bahwa perusahaan akan memilih seorang auditor berkualitas tinggi untuk menunjukan kinerja superior seorang auditor (Tamba, 2009). Auditing menurut Agoes (2012) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
telah
pengaruh
debt
default
pengaruh
kualitas
disusun
oleh
menajemen
beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat
terhadap opini audit going concern. 2. Bagaimana
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer
independen terhadap laporan keuangan yang
Perumusan Masalah 1. Bagaimana
Pengembangan
Theory Signaling
Agustina
(2013), Alichia (2013), Arsianto (2013),
dan
Hipotesis
berdasarkan dengan keadaan sesungguhnya dari perusahaan tersebut (Rahman, 2012).
Teori
audit
terhadap opini audit going concern.
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
3. Bagaimana pengaruh disclosure level terhadap opini audit going concern. 2
Opini audit
1. Debt Default
Pendapat
auditor
(opini
audit)
Debt default didefinisikan sebagai
merupakan bagian dari laporan audit yang
kegagalan
berisi informasi utama dari laporan audit.
hutang pokok dan bunganya pada waktu
Opini
jatuh tempo (Chen dan Church, 1992 dalam
audit
yang
diberikan
auditor
mempunyai beberapa tahapan audit, sehingga
perusahaan
untuk
membayar
Praptitorini dan Januarti, 2007).
auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang diberikannya terhadap laporan keuangan
(Alichia,
2013).
Sedangkan
menurut Fijriantoro (2010) opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan
2. Kualitas Audit Kualitas
adalah
segala
kemungkinan dimana auditor menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien pada saat mengaudit dan melaporkannya
audit.
audit
pada
laporan
auditor
(Elfarini, 2007 dalam Sutedja, 2010). Opini Audit Going concern Going concern menurut Belkaoui (2011) adalah suatu dalil yang menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen dan aktivitasnya yang berkelanjutan.
Dalil
ini
mengasumsikan
bahwa entitas tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan. Sedangkan menurut Fijriantoro (2010) going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut menjadi bermasalah. Faktor-Faktor
Yang
3. Disclosure Level Disclosure adalah pengungkapan atau penjelasan,
pemberian
informasi
perusahaan,
baik
positif
yang
oleh
maupun
negatif, yang mungkin berpengaruh atas suatu keputusan investasi. Pengungkapan yang terkandung dalam laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan (Kumala Sari, 2012). 4. Opini Audit Tahun Sebelumnya Setyarno et al (2006) menyatakan bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya. Fijriantoro (2010) menyatakan bahwa opini audit tahun
Mempengaruhi
Opini Audit Going Concern
sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun penelitian. 3
Wedari, 2007). Yogi (2010) yang meneliti
Hipotesis Pengaruh
Debt
Default
Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
analisis
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi auditor dalam pemberian
Susanto (2009) mengatakan bahwa
opini audit going concern menemukan hasil
auditor dalam memberikan opini audit going
bahwa kualitas audit memiliki pengaruh
concern
terhadap
tidak
berdasarkan
kegagalan
pemberian
opini
audit
going
perusahaan untuk membayar hutang pokok
concern. Berdasarkan asumsi diatas, maka
dan bunganya pada saat jatuh tempo, akan
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
tetapi lebih cenderung melihat kondisi
H2 :
Kualitas audit berpengaruh terhadap
keuangan perusahaan secara keseluruhan.
penerimaan
Irfana dan Muid (2012) yang meneliti
concern.
opini
audit
going
analisis pengaruh debt default, kualitas audit, opinion
shopping
dan
kepemilikan
perusahaan terhadap penerimaan opini audit
Pengaruh
penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan asumsi diatas, maka dapat
Debt default berpengaruh terhadap penerimaan
opini
audit
Terhadap
Disclosure adalah pengungkapan atau penjelasan,
pemberian
informasi
perusahaan, baik yang positif
oleh
mamupun
yang negatif, yang mungkin berpengaruh atas suatu keputusan investasi. Pengungkapan
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 :
Level
Penerimaan Opini Audit Going Concern
going concern menemukan hasil bahwa debt default tidak memiliki pengaruh terhadap
Disclosure
going
sangat dibutuhkan oleh investor untuk dapat lebih memahami informasi yang terdapat di dalam
concern.
laporan
keuangan
(Sari,
2012).
Arsianto (2013) meneliti faktor-faktor yang Pengaruh
Kualitas
Audit
Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Informasi yang mempunyai kualitas
mempengaruhi penerimaan opini audit going concern menemukan hasil bahwa disclosure tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
tinggi merupakan tanggungjawab auditor,
penerimaan opini audit going concern.
karena akan berguna terhadap pemakai
Berdasarkan asumsi diatas, maka dapat
laporan
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
keuangan
dalam
pengambilan
keputusan. Auditor yang mempunyai kualitas
H3 :
disclosure level berpengaruh terhadap
audit yang tinggi, lebih cenderung akan
penerimaan
mengeluarkan opini audit going concern,
concern.
apabila mengenai
kliennya going
mempunyai concern
opini
audit
going
masalah
(Santosa
dan 4
Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya
sumber tertulis lainnya
yang
berkaitan
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
dengan informasi yang dibutuhkan juga
Concern
dijadikan sebagai sumber data.
Auditee yang telah menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya oleh
auditor,
akan
dianggap
memiliki
masalah terhadap kelangsungan usahanya, hal tersebut akan menyebabkan seorang auditor akan mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan (Januarti, 2009). Muttaqin (2012) yang meneliti analisis pengaruh rasio keuangan dan
faktor
non
keuangan
terhadap
penerimaan opini audit going concern yang menemukan hasil bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap
Opini
audit
berpengaruh
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013 yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2013.
Alasan
manufaktur
adalah
tahun
sebelumnya
terhadap
penerimaan
menghindari
adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain (Setyarno, dkk., 2006). Penelitian
ini
menggunakan
metode
yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan
1. Perusahaan
manufaktur
yang
listing
selama periode 2009-2013.
METODE PENELITIAN
2. Perusahaan manufaktur yang diaudit oleh
Jenis dan Sumber Data yang
untuk
industri
dalam menentukan sampel adalah :
opini audit going concern.
Data
memilih
purposive sampling dan kesesuaian kriteria
penerimaan opini audit going concern. H4 :
Populasi dan Sampel Penelitian
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari pihak ketiga atau pihak lain yang
auditor
independen
selama
periode
penelitian 2009-2013. 3. Data yang dibutuhkan tersedia dengan
dijadikan sampel dalam suatu penelitian.
lengkap
dan
menerbitkan
laporan
Data dalam penelitian ini berupa annual
keuangan yang telah diaudit oleh auditor
report,, laporan keuangan dan ICMD tahun
independen di website www.idx.co.id
2009-2013. Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui situs yang dimiliki oleh
Bursa
Efek
Indonesia
yaitu
www.idx.co.id. Studi pustaka atau literature melalui buku teks dan jurnal ilmiah serta
Variabel Dependen Opini audit going concern merupakan opini yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya. Auditor 5
dalam
memberikan
laporan
Kualitas Audit
keuangan perusahaan, seorang auditor wajib
Kualitas
memberikan
opini
atas
pernyataan
audit
adalah
segala
mengenai
kemungkinan dimana auditor menemukan
kelangsungan hidup perusahaan untuk di
pelanggaran yang terjadi dalam sistem
masa yang akan datang. Menurut Komalasari
akuntansi klien pada saat mengaudit dan
(2004), variabel ini diukur dengan skala
melaporkannya
pada
nominal
variabel
(Elfarini,
2007
dalam
dummy, yaitu opini audit unqualified dengan
Variabel
kualitas
going concern audit report (GCAR) diberi
reputasi auditor yang merupakan prestasi dan
nilai 1 dan opini audit unqualified tanpa
kepercayaan publik yang disandang auditor
going concern audit report (Non-GCAR)
atas nama besar yang dimiliki auditor
diberi nilai 0 (nol).
tersebut.
dengan
menggunakan
Adapun opini audit unqualified dengan
Variabel
laporan
audit
ini
auditor
Sutedja,
2010).
diukur
dengan
diukur
dengan
menggunakan variabel dummy. Nilai 1
going concern audit report adalah wajar
diberikan
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas,
menggunakan jasa KAP yang berafiliasi
wajar dengan pengecualian, pendapan tidak
dengan
wajar dan tidak memberikan pendapat.
Sedangkan nilai 0 (nol) diberikan kepada
Sedangkan opini audit unqualified tanpa
perusahaan yang menggunakan jasa KAP
going concer audit report yaitu wajar tanpa
yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big
pengecualian.
Four Auditor (Irfana dan Muid, 2012).
Variabel Independen
Disclosure Level
Debt default merupakan kegagalan dalam
KAP
The
Disclosure
Debt Default
entitas
pada
membayar
perusahaan
Big
Four
adalah
yang
Auditor.
tingkat
pengungkapan atas informasi yang diberikan
kewajiban
sebagai lampiran pada laporan keuangan
hutangnya pada saat jatuh tempo. Variabel
dalam bentuk catatan kaki atau tambahan
ini diukur dengan menggunakan variabel
(Tanor, 2009). Variabel ini diukur dengan
dummy. Nilai 1 apabila perusahaan dalam
menggunakan indeks, dimana penentuan
keadaan default dan nilai 0 (nol) apabila
indeks dilakukan dengan menggunakan skor
perusahaan dalam keadaan tidak default
disclosure
sebelum pengeluaran opini audit.
perusahaan. Jika perusahaan mengungkapkan
yang
diungkapkan
oleh
item informasi dalam laporan keuangannya, maka akan diberi skor 1. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mengungkapkan informasi 6
dalam laporan keuangannya, maka akan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
diberi skor 0 (nol).
Deskripsi Objek Penelitian
Pengukuran
disclosure
perusahaan
dilakukan dengan menggunakan disclosure level.
Dalam
menentukan
tingkat
Sampel Penelitian No
Keterangan
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2013 Perusahaan manufaktur yang delisting selama periode pengamatan Data yang tidak tersedia di website www.idx.co.id Jumlah sampel akhir
pengungkapan yang dilakukan perusahaan digunakan rumus sebagai berikut :
2
3
Opini Audit Tahun Sebelumnya Fijriantoro (2010) menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya adalah opini
sebelumnya atau satu tahun sebelum tahun Variabel
ini
(6)
(101)
27 5 135
Tahun pengamatan Jumlah pengamatan
audit yang diterima auditee pada tahun
penelitian.
Jumlah Perusahaan 134
Penelitian
ini
mengambil
sampel
menggunakan
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
variabel dummy, jika opini audit tahun
Efek Indonesia selama tahun 2009-2013.
sebelumnya adalah opini going concern
Perusahaan
diberi nilai 1, sebaliknya jika perusahaan
menerbitkan laporan tahunan perusahaan
mengeluarkan opini non going concern maka
(annual report). Kriteria secara khusus yaitu
diberi nilai 0 (nol).
industri perbankan harus listing selama
3.5 Metode Analisis Data Analisis regresi logistik penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln
Dimana : Ln = Variabel dummy opini audit, kode 1 untuk auditee dengan opini audit going concern (GCAO) dank ode 0 untuk auditee dengan opini audit non going concern (NGCAO). α = Konstanta DD = Debt Default KA = Kualitas Audit DL = Disclosure Level OATS = Opini Audit Tahun Sebelumnya ε = Kesalahan Residual :
manufaktur
tersebut
juga
periode pengamatan. Berdasarkan teknik purposive
sampling,
diperoleh
sampel
sebanyak 27 perusahaan manufaktur yang listing selama tahun periode pengamatan. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
untuk
setiap
variabel penelitian ini dapat kita lihat sebagai berikut : N
Min
Max
Mean
Std.
OGC
135
.00
1.00
.3333
.47316
DD
135
.00
1.00
.4444
.49875
KA
135
.00
1.00
.7852
.41222
DL
135
.81
.96
.9062
.03846
OATS
135
.00
1.00
.3037
.46157
Deviasi
7
Dimana : OGC : Opini going concern DB : Debt Default KA : Kualitas audit DL : Disclosure Level OATS : Opini audit tahun sebelumnya
dan standar deviasi sebesar (0,46157) dengan jumlah observasi (n) sebesar (135). Uji Model Menilai Kelayakan Model Regresi
Rata-rata (mean) opini audit going
Menilai kelayakan model regresi dapat
concern (0,3333), nilai minimum sebesar
digunakan
(0,00), nilai maksimum sebesar 1 dan standar
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Uji
deviasi sebesar (0,47316) dengan jumlah
Lameshow’s
observasi (n) sebesar (135).Kepemilikan
menggunakan nilai chi-square. Jika nilai
manajemen diukur dengan menggunakan
statistik Hosmer and Lameshow’s Goodness
variabel dummy. Nilai minimum sebesar 0
of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka model
(nol) dan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata
mampu memprediksi nilai observasinya atau
(mean) kepemilikan manajemen sebesar 0,26
dapat dikatakan model dapat diterima karena
dengan standar deviasi sebesar 0,441.
sesuai dengan data observasinya. Sebaliknya
Rata-rata (mean) debt default (0,4444), nilai
minimum
sebesar
(0,00),
dengan
uji
Goodness
Hosmer of
Fit
and Test
jika nilai Hosmer and Lameshow’s Goodness
nilai
of Fit Test sama dengan atau kurang dari
maksimum (1) dan standar deviasi sebesar
0,05, maka ada perbedaan signifikan antara
(0,49875) dengan jumlah observasi (n)
model dengan nilai observasinya, sehingga
sebesar (135).
Goodness fit model tidak baik, karena model
Rata-rata (mean) kualitas audit sebesar
tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
(0,7852), nilai minimum sebesar (0,00), nilai
Berikut ini hasil olahan SPSS dengan
maksimum sebesar (1) dan standar deviasi
menggunakan uji Hosmer and Lameshow’s
sebesar (0,41222) dengan jumlah observasi
Goodness of Fit Test :
(n) sebesar (135).
Chi-square
df
Sig
5.816
8
.668
Rata-rata (mean) disclosure level sebesar (0,9062), nilai minimum sebesar (0,81), nilai maksimum sebesar (0,96) dan
Dari hasil pengujian Hosmer and
standar deviasi sebesar (0,03846) dengan
Lameshow’s Goodness of Fit Test diketahui
jumlah observasi (n) sebesar (135).
bahwa
nilai
Chi-Square
sebesar
5,816
Rata-rata (mean) opini audit tahun
dengan nilai df sebesar 8 dan tingkat
sebelumnya sebesar (0,3037), nilai minimum
signifikansi 0,668. Tingkat signifikansi pada
sebesar (0,00), nilai maksimum sebesar (1)
uji Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test adalah 0,668 berarti lebih besar dari 0,05 8
yang berarti hipotesis diterima. Hal ini berarti
Berdasarkan output tersebut, maka
model tersebut mampu memprediksi nilai
terjadi penurunan nilai antara -2LogL awal
observasinya atau model dapat diterima
dan nilai -2LogL akhir sebesar 46,56.
karena cocok dengan data observasinya
Penurunan nilai -2LogL ini dapat diartikan
sehingga model ini dapat digunakan untuk
bahwa penambahan variabel bebas ke dalam
analisis selanjutnya.
model dapat memperbaiki model fit serta menunjukan model regresi yang lebih baik
Menilai Model Fit
atau
Hasil Pengujian -2LogL (Awal) Iteration History(a,b,c) Iteration -2 Log likelihood Step 0 3 171.859 Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 16.0, pada table menunjukan bahwa nilai -
dengan
kata
lain
model
yang
dihipotesiskan fit dengan data. Koefisien Determinan (Nagelkerke R Square) Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square .323 .449
2LogL awal adalah sebesar 171,859. Secara sistematis, angka tersebut signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesis H0 ditolak. Hal ini berarti hanya konstanta saja yang
tidak
fit
dengan
data
(sebelum
dimasukan variabel bebas ke dalam model regresi) (Ghozali, 2011). Langkah
selanjutnya
yaitu
membandingkan antara nilai -2LogL awal (tabel Iteration History 0) dengan -2LogL akhir (tabel Iteration History 1), pada tabel Iteration History 0, nilai -2LogL awal menunjukan nilai sebesar 171,859. Setelah variabel
bebas
dimasukan
pada
model
regresi, maka nilai -2LogL pada tabel 4.6 Iteration History 1 adalah sebesar 125,299. Hasil Pengujian -2LogL (Akhir) Iteration History(a,b,c,d) Iteration -2 Log likelihood Step 1 5 125.299
Besar nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukan oleh nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Nilai Cox & Snell R Square pada table sebesar 0,323 yang berarti bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 32,3 %. Cox & Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression,
sehingga
sulit
untuk
diintepretasikan. Kelemahan mendasar yang dimiliki adalah bias terhadap jumlah variabel independen, oleh sebab itu baik nilai R2 maupun Cox & Snell R Square akan mengalami peningkatan tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh atau tidak berpengaruh variabel
secara
dependen.
signifikan Oleh
terhadap
karena
itu,
Nagelkerke R Square digunakan dalam mengevaluasi mana model regresi yang 9
terbaik, karena nilai yang dihasilkan dapat
berdampak terhadap kegiatan operasional
naik
variabel
perusahaan dalam menjalankan kegiatan
independen ditambahkan kedalam model
usahanya. Dampak yang lain mungkin
(Ghozali, 2011).
dihadapi perusahaan adalah investor, karena
atau
turun
apabila
satu
Berdasarkan tabel nilai nagelkerke R
perusahaan yang mengalami debt default
Square sebesar 44,9 %, yang berarti variabel
akan mempengaruhi investor yang akan
dependen dapat dijelaskan oleh variabel
menginvestasikan uang diperusahaan yang
independen sebesar 44,9 %, sedangkan
mengalami debt default.
sisanya 55,1 % dijelaskan oleh variabelPengaruh
variabel lain diluar model penelitian.
Kualitas
Audit
Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Hasil Uji Hipotesis B Step 1
Sig
Kesimpulan
bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going
DD
1.158
.013
Diterima
KA
1.052
.195
Ditolak
DL
6.411
.298
ditolak
OATS
2.302
.000
diterima
Constant
-8.834
.106
concern. Hal tersebut disebabkan KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik, maka KAP tersebut akan tetap berusaha menjaga nama
Dari
tabel
diatas
dapat
diformulasikan
baiknya
menghindarkan
dan
akan
diri
dari
berusahaan kecurangan-
persamaan regresi logistik sebagai berikut :
kecurangan yang bias merusak nama baiknya
Ln
sendiri, sehingga KAP tersebut akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaan yang
Pengaruh
Debt
Default
Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa debt default memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Apabila
perusahaan
yang
mengalami debt default, maka akan semakin besar untuk menerima opini audit going
dilakukannya.
Kualitas
audit
tidak
berpengaruh terhadap opini audit going concern kemungkinan disebabkan karena perusahaan mengalami financial distress, sehingga perusahaan yang menggunakan KAP Big Four maupun Non Big Four tidak akan
memberikan
pengaruh
terhadap
penerimaan opini audit going concern.
concern yang dikeluarkan oleh auditor. Hal tersebut dikarenakan kegagalan perusahaan
Pengaruh
dalam memenuhi kewajiban utang dan bunga
Penerimaan Opini Audit Going Concern
Disclosure
Level
Terhadap
pada saat jatuh tempo sehingga akan 10
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa
1.
Variabel
debt
default
berpengaruh
disclosure level tidak memiliki pengaruh
terhadap opini audit going concern. Hal
terhadap penerimaan opini audit going
ini
concern. Hasil penelitian ini menunjukan
mengalami debt default akan semakin
bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan
besar untuk menerima opini audit going
(disclosure
concern karena perusahaan telah gagal
level)
pengungkapan
informasi
laporan
mengenai
keuangan,
maka
perusahaan
yang
dalam memenuhi kewajiban hutang dan
perusahaan akan terhindar dari opini audit going concern.
dikarenakan
bunga pada saat jatuh tempo. 2.
Variabel
kualitas
audit
tidak
berpengaruh terhadap opini audit going Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya
concern. hal ini disebabkan karena KAP
Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
yang berskala big four akan cenderung
Concern
menjaga reputasinya. Penyebab lainnya
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa
opini
audit
tahun
mungkin perusahaan tersebut mengalami
sebelumnya
financial distrees, sehingga KAP yang
memiliki pengaruh terhadap penerimaan
berskala Big Four ataupun Non Big Four
opini audit going concern. Hasil penelitian
tidak
ini menunjukan bahwa apabila perusahaan
berikutnya
perusahaan
tersebut
3.
akan
akan
berdampak
informasi
telah dilakukan, maka di dapat kesimpulan sebagai berikut :
mengenai
pengungkapan
tersebut akan terhindar dari opini audit
akan mudah untuk bangkit kembali dalam
Berdasarkan hasil uji analisis yang
tidak
laporan keuangan, maka perusahaan
usaha perusahaan, sehingga perusahaan tidak
Kesimpulan
level
semakin tinggi tingkat pengungkapan
kepercayaan publik mengenai kelangsungan
PENUTUP
disclosure
concern. Hal ini dikarenakan bahwa
terhadap
keterpurukan yang telah dihadapinya.
Variabel
berpengaruh terhadap opini audit going
going concern pada tahun berikutnya oleh dan
pengaruh
concern.
berpotensi juga untuk menerima opini audit
auditor
memberikan
terhadap penerimaan opini audit going
yang pada tahun sebelumnya menerima opini audit going concern, maka pada tahun
akan
going concern. 4.
Variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan yang pada tahun sebelumnya telah
menerima
opini
audit
going
concern, maka pada tahun berikutnya perusahaan
akan
berpotensi
untuk 11
mendapatkan kembali opini audit going concern. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Oleh Akuntan Publik. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Agustina, Triyana A, 2013. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Opini Going Concern Auditor Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2, No. 1, Tahun 2013. Alichia, Yashinta A, 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern (Study Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Artikel, Padang: Fakultas Ekonomi Negri Padang. Arsianto, Maydica Rossa, 2013. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro. Belkaoui, Ahmed R, 2011. Accounting Theory. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Fachru, Rudi, 2014. Landasan Teori/ Tinjauan Pustaka Opini Audit Going Concern.http://therudyoffachru.blogspot.c om/2014/02/landasanpustaka-opini.html.
teori-tinjauan-
(Diakses Tanggal 1 Juni 2014).
Pada
Fijriantoro, Muhammad Y, 2010. Analisis Pengaruh Ukuran KAP, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2003-2008). Skripsi. Surakrta: Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Irfana, Muhammad J & Dul Muid, 2012. Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Opinion Shopping dan Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, No. 2, Tahun 2012. Januarti, Indira, 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). System Informasi, Auditing dan Etika Profesi. Universitas Diponegoro. Juandini, Wulandari, 2011. Factors That Influence The Acceptance of A Going Concern Audit Opinion Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma. Junaidi & Jogiyanto Hartono, 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi Purwokerto. Universitas Teknologi Yogyakarta. Komalasari A, Argianti, 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxi Going Concern Terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan
12
Keuangan, Volume. 9, No. 2, Juli 2004. Kumala Sari, 2012. Analisis Pengharuh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2005-2010). Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Mada, Brilina E, 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Muthahiroh, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Opini Going Concern oleh Auditor Pada Auditee. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Muttaqin, Ariffandita N, 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, No. 2, Tahun 2012. Ningtias N, Suprobo, 2011. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Praptitorini, Mirna D & Indira Januarti, 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit,
Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. Universitas Diponegoro. Rahman, Abdul, 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta. Santosa, Arga F & Linda Kusumaning Wedari, 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI, Volume 11, No. 2, Desember 2007. Savitry, Hevy A, 2013. Pengaruh Disclosure Level dan Audit Lag Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011). Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi. Universitas Pasundan. Setyarno, Januarti, dan Faisal, 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. SimposiumNasional Akuntansi. Universitas Diponegoro. Susanto, Yulius Kurnia, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 11, No. 3, Desember 2009. Sutedja, Christian, 2010. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Kontemporer. Volume, 2, 13
No. 2, Juli 2010. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Tamba, Revol Ulung Bisara, 2009. Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Medan. Tanor,
Linda A.O, 2009. Pentingnya Pengungkapan (Disclosure) Laporan Keuangan dalam Meminimalisasi Asimetri Informasi. Jurnal Formas, Volume 2, No. 4, Juni 2009. Universitas Negeri Manado.
Yogi P, Mokhamad, 2010. Analisis FaktorFaktor yang Dapat Mempengaruhi Auditor dalam Pemberian Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 (Blue Chip) yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”. Yogyakarta. Yudhanto, Anggoro A, 2013. Faktor-Faktor Non Keuangan yang Mempengaruhi Dikeluarkannya Opini Going Concern. Skripsi. Semarang:Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
14