Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
1 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN BAMARA SURABAYA Mario Pranata
[email protected]
Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ABSTRACT The purpose which is going to reach of this research is to find out the influence of the product, price, promotion, place and service variables,. Various products, price, and promotion, place and after sale service are offered in order to make the customers interested in making decision in purchasing at Bamara restaurant Surabaya. The analysis technique which is applied in this research is the multiple linear regressions analysis which is meant to estimate the amount of regression coefficient which indicates the strength influence of independent variables which consist of product, price, place, promotion and service to the customer’s purchasing decision. The result of analysis of variance (ANOVA) gains the f value as much as 26.232 with the significant level of 0.00, so it is able to generate a fine model and it can be used in the next analysis. While, the adjusted level of R square (R2) as much as 0.624 means that the contribution of the independent variables which consist of products, price, and promotion, place and service simultaneously have an influence to the dependent variable of the customer purchasing decision as much as 62.4 % while the remaining is as much as 27.6 % which influenced by the other factor of the model. Meanwhile, The result of the t test partially indicates that the significant level which is achieved from the independent variables such as product variable as much as 0.010, price variable as much as 0,000, promotion variable as much as 0.001, place variable as much as 0.003, service as much as 0.020 are smaller than a = 5%. These results indicate that the independent variable partially has a significant influence to the customer purchasing decision. Keywords: marketing mix, customer purchasing decision, partial influence, and determination coefficient.
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya, serta Untuk mengetahui diantara produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan konsumen membeli produk di Rumah Makan Bamara Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang tujuannya untuk menduga besarnya koefisien regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri atas produk, harga, tempat, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian analisis ofvariance (ANOVA) di dapat nilai f sebesar 26,232 dengan tingkat signifikan 0,000, dengan demikian model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Sedangkan tingkat adjusted R Square (R2)sebesar 0,624 yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas produk, harga, tempat, promosi dan pelayanan secara bersamasama terhadap Variabel terikat keputusan pembelian konsumen sebesar 62,4% sedangkan sisanya 27,6 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Sedangkan hasil uji t secara parsial menunjukkan tingkat signifikansi yang diperoleh dari variabel bebas yaitu produk sebesar 0,010, harga sebesar 0,000, promosi sebesar 0,001, tempat sebesar 0,003, pelayanan sebesar 0,020 lebih kecil dari a = 5%. Hal ini menunjukkan variabel bebas tersebut secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kata kunci: bauran pemasaran, keputusan pembelian konsumen, pengaruh parsial, dan koefisien determinasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
2 PENDAHULUAN Pembangunan pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan jalan mengembangkan segala sektor terutama sektor perekonomian. Berkembangnya kondisi perekonomian ditandai dengan berkembangnya kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat dilihat dari tumbuhnya perusahaan-perusahaan dengan produk sejenis, sehingga akan mengakibatkan persaingan dalam memperebutkan pasar. Dengan adanya persaingan maka perusahaan dituntut untuk bekerja keras dam melaksanakan kegiatan perusahaan secara efisien demi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Dan salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba maksimum yang diperoleh dari hasil penjualan. Didalam merealisasikan laba tersebut bukanlah hal yang mudah karena banyak faktor yang mempengaruhi. Banyaknya perusahaan yang mencoba untuk konsisten menghadapi persaingan dari usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi-strategi pemasaran yang mampu menghasilkan pokok pemikiran yang tepat bagi kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang suatu perusahaan. Karena pada prinsipnya, pemilihan strategi merupakan suatu penentu proses sosial didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bermutu dengan pihak lain. Peran pemasaran sangat penting bagi perusahaan, hal ini disebabkan adanya tingkat persainggan yang semakin ketat. Pemasaran adalah faktor penting, sehingga perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan informasi pasar yang tersedia. Data yang tersedia akan menjadi sumber penting untuk menyusun sebuah strategi yang tepat. Tujuan pemasaran yaitu memenuhi dan memuaskan kebutuhan maupun keinginan konsumen, maka perusahaan harus mempelajari dan memahami perilaku konsumen. Saat ini bisnis rumah makan sedang menjamur di daerah Surabaya dan respon masyarakat Surabaya terhadap kehadiran rumah makan ini pun terlihat positif. Terbukti dari ramainya pengunjung rumah makan. Dengan demikian banyaknya rumah makan yang ada akan menyebabkan konsumen mempunyai lebih banyak alternatif pilihan serta keselektifan dalam memutuskan pilihannya. Agar sebuah rumah makan bisa bertahan lama atau bisa menang dengan pihak pesaingnya dalam memperoleh laba dari hasil penjualannya, maka disini pengelola rumah makan hendaknya mampu memberikan kepuasan kepada konsumen dan juga mampu mengetahui perubahan perilaku konsumen di masa yang akan datang. Selera dan motif pembelian yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap jenis makanan tertentu. Bisnis rumah makan merupakan bisnis home industry, dimana bisnis ini kini membanjiri pasar, baik dalam jumlah maupun jenis-jenis menu makan dan minuman yang bervariasi. Sehingga dalam hal ini pengusaha saling bersaing baik dalam kualitas produk dalam hal ini variasi menu makanan dan minuman, harga, penyediaan fasilitas maupun dalam memberikan pelayanan. Karena dengan harga yang terjangkau serta penyediaan fasilitas dan pelayanan yang baik maka diharapkan dapat memberikan suatu kepuasan pada konsumen karena konsumen menginginkan harga yang terjangkau. Fasilitas dan pelayanan yang baik serta mempunyai variasi menu makanan dan minuman yang tentunya berbeda dengan para pesaingnya. Dengan tercapainya suatu kebutuhan dan keinginan yang di peroleh oleh konsumen maka tujuan perusahaan dalam mencapai peningkatan penjualan akan terpenuhi. Dengan adanya variasi menu makanan dan minuman serta fasilitas yang di berikan kepada konsumen maka pihak konsumen akan merasa puas, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam memasarkan rumah makannya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
3 Rumah Makan Bamara Surabaya merupakan Rumah Makan yang bergerak di bidang jasa yang menyediakan makanan, minuman serta berbagai fasilitas yang dibutuhkan, Rumah Makan Bamara Surabaya sudah berdiri selama 32 tahun dan tetap mempertahankan citra rasa yang berbeda dengan rumah makan lainnya. Rumah Makan Bamara Surabaya mempunyai akses yang mudah untuk dikunjungin oleh para konsumen atau pelanggannya. Untuk mewujudkan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang mudah dilakukan, maka dari itu Rumah Makan Bamara Surabaya tetap menjaga kualitas rasa dan pelayanan, karena kepuasan pelanggan merupakan suatu hal sulit diukur, dan memerlukan perhatian yang khusus. Rumah Makan Bamara Surabaya menyadari betul tentang kemungkinan usahausaha sejenis yang memiliki keunggulan dalam produk dan fasilitasnya, maka dari itu Rumah Makan Bamara Surabaya dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk mempertahankan usahanya bahkan menambah jumlah pelanggannya. Pola perilaku konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya dapat dipengaruhi oleh poduk, harga, promosi, tempat serta kepuasan konsumen terhadap Rumah Makan Bamara Surabaya. Berdasarkan hal inilah yang mendasari penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya?; (2) Apakah terdapat pengaruh produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya?; (3) Apakah terdapat pengaruh yang dominan diantara produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk di Rumah Makan Bamara Surabaya; (2) Untuk mengetahui produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya; (3) Untuk mengetahui diantara produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan konsumen membeli produk di Rumah Makan Bamara Surabaya.
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008:6) pemasaran (marketing) sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sumarwan (2011:18) Bauran pemasaran atau marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Proses pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008:6) tersaji pada gambar berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
4
Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan
Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan
1
2
Membangun program pemasaran terintegrasi yang
memberikan nilai yang unggul 3
Menangkap kembali nilai dari pelanggan Membangun hubungan yang menguntung kan dan menciptakan kepuasan
pelanggan 4
Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan 5
Gambar 1 Model Sederhana Proses Pemasaran
Pelayanan Supranto dan Limakrisna (2011:12) Pelayanan (service) merujuk ke kegiatan bantuan atau periferal (auxiliary or peripheral activities) yang dikerjakan untuk meningkatkan produk atau jasa primer. Semua organisasi jasa menghadapi pilihan berkaitan dengan jenis produk yang ditawarkan dan cara penghantarnya pada pelanggan. Untuk lebih memahami sifatsifat dasar jasa, akan lebih baik apabila kita membedakan antara produk inti dan elemen tambahan yang mempermudah penggunaan produk inti dan memperkuat nilainya di mata pelanggan (Lovelock dan Wirtz, 2012:99): (1) Produk Jasa; pemeberian layanan itu dialami, bukan dimiliki. Sebuah produk jasa terdiri dari seluruh elemen pemberian layanan, baik berwujud maupun nirwujud, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. (2) Merancang Konsep Layanan; pemasar jasa yang berpengalaman akan menyadari bahwa dibutuhkan pandangan holistik terhadap keseluruhan penerapan yang mereka ingin dialami oleh pelanggan. Proporsi nilai harus mencakup dan menyatukan tiga komponen: (a) produk inti; (b) layananlayanan tambahan; dan (c) proses penghantaran.
The Flower Of Service3 Produk inti sering kali memiliki kesamaan pada elemen layanan tambahan. Terdapat dua macam layanan tambahan (Lovelock dan Wirtz, 2012:100): 1) Layanan tambahan yang mempermudah meliputi: informasi, penerimaan-pesanan, penagihan, dan pembayaran. 2) layanan tambahan yang memperkuat meliputi: konsultasi, keramahan (hospitality), penyimpanan, dan pengecualian. Lovelock dan Wirtz (2012:117) Intensitas kompetisi dan ekspektasi pelanggan terus meningkat pada hampir seluruh industri jasa. Maka dari itu kesuksesan terletak tidak hanya pada peyediaan layanan yang sudah dimliki dengan baik, tapi juga pada penciptaan pendekatan baru terhadap pelayanan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
5 Informasi
Pembayaran
Konsultasi
Penagihan Penerima Pesanan
Inti
Pengecualian
Keramahan
Penyimpanan Sumber: Lovelock dan Wirtz (2012:101)
Gambar 2
The Flower Of Service Hierarki Kategori Layanan Baru Terdapat beberapa cara inovasi yang berbeda bagi penyedia layanan. Di bawah ini, kami mengindentifikasikan tujuh kategori layanan baru, mulai dari perubahan gaya sederhana sampai ke inovassi besar (Lovelock dan Wirtz, 2012:117): 1)Perubahan gaya mewakili jenis inovasi yang paling sederhana, biasanya tidak ada perubahan dalam proses atau kinerja; 2) Peningkatan layanan adalah inovasi yang paling umum. Mereka meliputi perubahan pada kinerja produk yang sudah ada, termasuk peningkatan pada produk inti maupun layanan tambahan; 3) Inovasi layanan tambahan mengambil bentuk penambahan fasilitas baru atau peningkatan elemen layanan kepada produk inti yang sudah ada atau meningkatkan layanan tambahan yang sudah ada dengan signifikan; 4) Perpanjangan lini proses tidak seinovatif inovasi proses tapi sering kali memberikan cara berbeda untuk penyampaian produk yang sudah ada, baik dengan menawarkan cara yang lebih nyaman dan pengalaman berbeda bagi pelanggan atau untuk menarik pelanggan baru yang menganggap pendekatan tradisional tidak menarik; 5) Perpanjangan lini produk adalah penambahan pada lini produk perusahaan; 6) Inovasi proses utama mencakup penggunaan proses baru untuk memberikan produk inti yang sudah ada dengan cara baru dengan manfaat tambahan; dan 7) Inovasi layanan utama mencakup produk inti baru untuk pasar yang sebelumnya belum terdefinisi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
6 Jasa Kotler dan Keller (2008:42) Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik. Jasa memiliki empat karakteristik mencolok yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler dan Keller, 2008:45): 1) tidak berwujud; 2) tidak terpisahkan; 3) bervariasi; dan 4) tidak tahan lama. Bauran Jasa Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran tersebut (Kotler dan Keller, 2008:43), Dapat dibedakan lima kategori tawaran: 1) Barang berwujud murni. Tawaran tersebut terutama terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak satu pun jasa menyertai produk tersebut; 2) Barang berwujud yang disertai jasa. Tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa; 3) Campuran. Tawaran tersebut terdiri dari atas barang dan jasa dengan bagian yang sama. Misalnya, orang pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun layanan; 4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya, penumpang pesawat terbang membeli jasa angkutan; 5) Jasa murni. Tawaran tersebut terutama terdiri atas jasa. Contohnya, mencakup penjagaan bayi, psikoterapi, dan pijat. Perilaku konsumen Setiadi (2010:2) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabisikan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut Setiadi (2010:10) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh factor kebudayaan, social, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan: 1) faktor-faktor kebudayaan meliputi Kebudayaan, Subbudaya, dan Kelas sosial; 2) Faktor-faktor social meliputi: kelompok referensi, keluarga, dan peran dan status; 3) Faktor Pribadi meliputi: umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri; 4) Faktor-faktor psikologis meliputi: motivasi, persepsi, proses belajar, dan kepercayaan dan sikap. Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:487) ada empat pandangan mengenai pengambilan keputusan konsumen istilah model keputusan konsumen mengacu ke ”pandangan” atau perspektif yang umum mengenai bagaimana (dan mengapa) para individu berperilaku seperti yang mereka lakukan. Tegasnya, kita akan mempelajari berbagai model konsumen menurut empat pandangan berikut ini: 1) Pandangan Ekonomi. Dalam bidang ekonomi teoritis, yang menggambarkan dunia persaingan sempurna, konsumen sering diberi ciri sebagai pengambilan keputusan yang rasioanal; 2) Pandangan Pasif, yang sangat berlawanan dengan pandangan ekonomi yang rasional mengenai konsumen adalah pandangan pasif yang menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani-diri dan usaha promosi para pemasar; 3) Pandangan Kognitif, model ketiga menggambarkan konsumen sebagai pemecah masalah dengan cara berpikir. Dalam kerangka ini, konsuen sering digambarkan sebagai mau menerima maupun dengan aktif mencari produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan meraka dan memperkaya kehidupan mereka; 4) Pandangan Emosional, walaupaun sudah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
7 lama menyadari adanya model pengambilan keputusan yang emosional atau impulsif (menurutkan desakan hati), para pemasar sering lebih suka memikirkan konsumen model ekonomi maupun model pasif. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Kotler dan Keller (2009:234) berpendapat bahwa proses psikologi dasar ini memainkan secara aktual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar harus memahami setiap sisi perilaku konsumen. Gambar dibawah ini adalah pendapat Kotler dan Keller tentang proses pembelian model lima tahap sebagai tahapan proses yang dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku pascapembelian
Sumber: Kotler dan Keller (2007:235)
Gambar 3 Proses Pembelian Model Lima Tahap Rerangka Pemikiran Produk ( X1 ) Harga ( X2 ) Promosi ( X3 ) Keputusan Membeli (Y) Tempat ( X4 ) Pelayanan ( X5 )
Gambar 4 Rerangka Pemikiran
Perumusan Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya; (2) Bauran pemassaran terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya.; (3) Terdapat pengaruh yang dominan diantara produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan terhadap keputusan konsumen membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
8 METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah dalam hal ini diperlukan adanya metode penelitian yang terkandung dalam tujuan penelitian. Mengingat maksud dan tujuan penelitian ini, penyusun memilih salah satu jenis penelitian, yaitu jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian kausal. Penelitian kausal berguna untuk menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2012:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini meliputi semua konsumen yang berkunjung dan menggunakan jasa Rumah Makan Bamara Surabaya. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan dengan simple random sampling, dimana kuisioner dibagikan kepada responden yang kebetulan berkunjung ke Rumah Makan Bamara Surabaya. Menurut Sugiyono (2012:122) simple random sampling adalah dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu. jumlah sampel yang akan diambil, mengacu pada pendapat Sugiyono (2007:74) bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 5 kali dari jumlah variabel yang diteliti dan ditambah 10 persen dari hasil perkalian tersebut untuk mencegah terjadinya penyimpanan sampel. Oleh karena indikator variabel bebas dalam penelitian ini adalah berjumlah 14 maka sampel yang diambil sebanyak (5 x 14) = 70 ditambah 10 persen dari 70 yaitu 7 sehingga sampel minimal berjumlah 77. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 77 orang (Malholtra, 2000:315). Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Variabel Bebas (X) atau variable Independence terdiri dari: 1. Produk (X1), meliputi: X 1.1: Variasi menu, X 1.2: Citra rasa, X 1.3: Menu terfavorit 2. Harga (X2), meliputi: X 2.1: Harga makanan dan minuman terjangkau, X 2.2: Hidangan makanan 3. Promosi (X3), meliputi: X 3.1: Iklan di radio, X 3.2: Baliho, X 3.3: Mobil promosi 4. Tempat/ Distribusi (X4), meliputi: X 4.1: Lokasi Rumah Makan letaknya mudah dilalui alat transportasi besar, X 4.2: Lahan parkir yang luas dan aman 5. Pelayanan (X5), meliputi: X 5.1: Kenyamanan pelayanan, X 5.2: Keramahan dan kesopanan karyawan, X 5.3: Cepat dan tanggap dalam melayani, X 5.4: Ruangan Rumah Makan yang nyaman. Variabel Terikat (Y): Keputusan konsumen untuk membeli adalah suatu keinginan yang mendasari proses pemikiran seseorang tentang suatu masalah untuk menjatuhkan pilihan atas alternative untuk membeli produk Rumah Makan Bamara Surabaya, dengan indikator sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
9 Y1 : Keputusan untuk membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya; Y2: Keputusan mengenai harga di Rumah Makan Bamara Surabaya; Y3: Keputusan mengenai promosi Rumah Makan Bamara Surabaya; Y4: Keputusan mengenai distribusi/tempat Rumah Makan Bamara Surabaya; Y5: Keputusan mengenai pelayanan Rumah Makan Bamara Surabaya. Definisi Operasional Variabel 1. Produk (X1) adalah segala sesuatu yang ditawarkan dari hasil proses produksi jasa yang akan dinikmati dan dirasakan oleh konsumen. Adapun indikator-indikatornya yaitu: Variasi menu (X 1.1) adalah tersedianya berbagai jenis variasi menu, Citra rasa (X 1.2) adalah rasa makanan yang berbeda dari para pesaingnya, Menu terfavorit (X 1.3) adalah tersedianya makanan/minuman yang dapat menggugah selera para pembeli. 2. Harga (X2) adalah kewajiban konsumen untuk membayar, sebagai kompensasi atas jasa yang telah diberikan oleh Rumah Makan Bamara Surabaya. Adapun indikatorindikatornya sebagai berikut: Harga makanan dan minuman terjangkau (X 2.1) adalah tingkat harga jual di Rumah Makan Bamara Surabaya dibanding dengan pesaing sejenisnya; Hidangan makanan (X 2.2) adalah sesuainya harga dengan hidangan makanan yang dibeli oleh pembeli. 3. Promosi (X3) adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh pihak Rumah Makan Bamara Surabaya untuk menginformasikan produk Rumah Makan Bamara Surabaya kepada konsumen. indikator-indikatornya sebagai berikut: Iklan di radio (X 3.1) adalah penggunaan iklan radio untuk memberikan informasi kepada konsumen; Baliho (X 3.2) adalah informasi yang disampaikan kepada konsumen yang dilakukan oleh Rumah Makan Bamara Surabaya melalui spanduk, dan umbul-umbul; Mobil promosi (X 3.3) adalah penggunan alat transportasi untuk media promosi berjalan guna konsumen lebih mengetahui Rumah Makan Bamara Surabaya. 4. Tempat/ Distribusi (X4) adalah lokasi atau tempat untuk berhubungan dengan dengan cara penyampaian produk serta jasa layanan kepada para konsumen. Yang terdiri dari: Lokasi Rumah Makan letaknya mudah dilalui alat transportasi besar (X 4.1) adalah letak atau posisi dari Rumah Makan Bamara Surabaya yang mudah dilalui alat transportasi besar apabila konsumen memilikinya; Lahan parkir yang luas dan aman (X 4.2) adalah upaya pelayanan alat transportasi yang luas diberikan oleh Rumah Makan Bamara Surabaya kepada konsumen dijamin aman. 5. Pelayanan (X5) adalah segala fasilitas yang diberikan kepda konsumen agar konsumen dapat merasakan kepuasan dari jasa layanan yang telah diberikannya: Kenyamanan pelayanan (X 5.1) adalah upaya layanan yang diberikan oleh Rumah Makan Bamara Surabaya sehingga konsumen atau pembeli merasa nyaman; Keramahan dan kesopanan karyawan (X 5.2) adalah suatu sikap yang duberikan kepada konsumen untuk menghargai dan menghormati para konsumen; Cepat dan tanggap dalam melayani (X 5.3) merupakan kecepatan kesigapan karyawan untuk memberikan jasa layanan kepada konsumen; Ruangan Rumah Makan yang nyaman (X 5.4) merupakan upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen saat menikmati makanan yang telah dipesan. 6. Keputusan konsumen (Y) adalah suatu keinginan yang mendasari proses pemikiran seseorang tentang suatu masalah untuk menjatuhkan pilihan atas alternatif untuk membeli produk Rumah Makan Bamara Surabaya, dengan indikator sebagai berikut: (Y1): Keputusan untuk membeli di Rumah Makan Bamara Surabaya; (Y2): Keputusan mengenai harga di Rumah Makan Bamara Surabaya; (Y3): Keputusan mengenai promosi Rumah Makan Bamara Surabaya; (Y4): Keputusan mengenai distribusi/tempat Rumah Makan Bamara Surabaya; (Y5): Keputusan mengenai pelayanan Rumah Makan Bamara Surabaya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
10 Teknik Analisis Data 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu instrumen dikatakan valid, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Dalam penelitian ini suatu kuesioner dikatakan valid jika kuesioner tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diukur dengan menggunakan alat kuesioner tersebut. Validitas merupakan derajat kesesuaian antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2007:267). b. Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009: 121). Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan kuantitatif suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau dua kelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda (Stainback dalam Sugiyono, 2007: 268). Suatu data dapat dikatakan reliabel apabila nilai (α) lebih besar dari 0,6 tetapi apabila kurang dari 0,6 dinyatakan tidak reliabel. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Sugiyono (2007:97), analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai berikut : y = a + b1 x1 + b2 x2 + ……….. + bkxk + e Keterangan : y = Variabel Terikat; a = Konstanta; bk = Koefisien regresi masing- masing variabel bebas; xk = variabel bebas; e = Kesalahan pengganggu. Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat di tafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel bebas. Persamaan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 17. 3. Analisis koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerngkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interpretasi: Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2 ), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat.; dan Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2 ), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji F Menurut Ghozali (2007:84), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian: 1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain Ha
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
11 diterima yang menyatakan bahwa semua variabel bebas secara simultan atau bersamasama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat; 2) Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X1, X2) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). b. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Untuk melakukan uji t (parsial) ada beberapa langkah yang diperlukan seperi berikut ini (Suharyadi dan Purwanto, 2007:525). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 5% yaitu sebagai berikut (Santoso, 2009:331): (1) Jika Sig > () 0,05, maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat; (2) Jika Sig < () 0,05, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Koefisien Determinasi Parsial (r2) Koefisien determinasi parsial merupakan metode yang digunakan mengetahui besarnya prosentase variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan oleh koefisien determinasi parsial (r2) yang berarti variabel mana yang berpengaruh dominan (Djarwanto, 2002:202). Semakin besar r2 berarti semakin tepat persamaan perkiraan regresi linear tersebut dipakai sebagai alat prediksi, karena variasi perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas. Apabila nilai r2 semakin dekat dengan satu, maka perhitungan yang dilakukan sudah dianggap cukup kuat dalam menjelaskan variabel bebas dengan variabel terikat. Perhitungan koefisien determinasi partial (r2) dengan menggunakan SPSS 17.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian Pada awalnya Rumah Makan Bamara Surabaya dulunya depot kaki lima yang berlokasi di Jalan Rembang pada tahun 1970, kemudian pindah di Jalan Purwodadi 2 No. 36, dan sekarang pindah dan menetap di Purwodadi Raya No. 82 Surabaya pada tanggal 12 Maret 2000, yang pemiliknya bernama Hj. Amas. Namun pada tahun 1996an Rumah Makan Bamara ini di ambil alih manajemen olrh anaknya yang bernama Hj. Djumbriati. Dengan berjalannya waktu dari masa ke masa Rumah Makan Sederhana ini mengalami perkembangan yang pesat dan pada akhirnya pada tahun 1996 Rumah Makan Bamara pindah ke Jalan Purwodadi 2 No. 36 dengan bangunan yang lebih bagus. Pada tanggal 12 Maret 2000 Rumah Makan Bamara Surabaya pindah dan menetap sampai sekarang di Jalan Purwodadi Raya No 82 Surabaya. Rumah Makan Bamara adalah salah satu Rumah Makan yang menyediakan makanan khas Banjarmasin yaitu sate kambing dan gulai kambing. Rumah Makan Bamara konsisten dengan ciri masakan yang tidak berubah dari awal pendiriannya. Bamara istilah dari bahasa Banjarmasin adalah memanggil. Pembahasan 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Sesuai dengan Ghozali (2011:136) bahwa apabila r hitung > r tabel, maka dapat dikatakan bahwa suatu instrumen adalah valid. Dari hasil pengujian validitas pada tabel 11 dapat dilihat bahwa keseluruhan item variabel penelitian mempunyai r hitung > r tabel
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
12 yaitu pada taraf signifikansi ( = 0,05) dan n = 77 diperoleh r tabel = 0,244, maka dapat diketahui r hasil tiap-tiap item > 0,244 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. b. Uji reliabilitas Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sudah sangat representatif dalam arti kata pengukuran datanya sudah dapat dipercaya (reliabel). Setelah dilakukan pengujian instrumen yang mana hasilnya menyatakan bahwa data penelitian adalah valid dan reliable. 2 Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 1 Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 4.098 1.491 Produk .151 .055 .077 .258 .058 .358 Harga Promosi .281 .077 .421 .202 .065 .327 Tempat Pelayanan .162 .068 .190 a. Dependet Variable: Keputusan Konsumen
Model
t 2.749 2.749 4.479 3.648 3.124 2.381
Sig .009 .010 .000 .001 .003 .020
Sumber: data diolah SPSS 17
Dari data tabel 1, maka prediksi keputusan konsumen dapat dimasukkan kedalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 4,098 + 0,151X1 + 0,258X2 + 0,281X3 + 0,202X4 + 0,162X5. Dari fungsi regresi linier berganda dari variabel bebas bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan adalah bertanda positif, yang berarti variabel bebas yang digunakan dalam penelitian mempunyai hubungan yang searah dengan variabel terikatnya. Jika nilai dari variabel bebas tersebut meningkat maka akan mendorong meningkatnya keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya sebaliknya. 3. Koefisien Determinasi (R2) Tabel 2 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary Model
R
Std. Error of The Estimate 1 .805a .649 .624 .61523 a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Tempat, Harga, Produk, Promosi Sumber: data diolah SPSS 17
R Square
Adjusted R Square
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
13 Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan oleh adjusted R2 pada tabel sebesar 0,624 menunjukkan bahwa dari total variasi dependen dapat dijelaskan oleh model yang disajikan. Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan mampu menjelaskan variabel keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya sebesar 62,4% sedangkan sisanya 27,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam model penelitian. 4. Uji Hipotesis a. Uji F Simultan Tabel 3 Hasil Perhitungan Uji F ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Regression 49.645 5 9.929 26.232 Residual 26.874 71 .379 Total 76.519 76 a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Tempat, Harga, Produk, Promosi b. Dependet Variable: Keputusan Konsumen
Sig. .000a
Sumber: data diolah SPSS 17
Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara simultan dengan menggunakan program SPSS, diperoleh Fhitung sebesar 26,232 dengan tingkat sig 0,000 < 0,05 atau dengan taraf signifikan kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,000, Hal ini menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran (produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. Berpengaruhnya variabel bebas bauran pemasaran (produk, harga, promosi, tempat dan pelayanan) secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya, karena bauran pemasaran adalah suatu strategi yang digunakan dalam bidang pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Agar suatu perusahaan dapat berhasil menciptakan keputusan pembelian konsumen atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan, suatu perusahaan harus cermat dan teliti dalam menentukan bauran pemasaran yang tepat yang berkaitan dengan faktor yang dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen tersebut seperti produk yang menarik dan berkualitas, harga yang terjangkau dan lain-lain. b. Uji t (Uji Parsial) Tabel 4 Uji Hipotesis (Uji T) Variabel Produk Harga Promosi Tempat Pelayanan
t hitung 2,748 4,479 3,648 3,124 2,381
Sumber: data diolah SPSS 17
Sig 0,010 0,000 0,001 0,003 0,020
(α) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Signifikan Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan Berpengaruh
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
14 1). Uji Parsial Pengaruh Produk terhadap Keputusan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara parsial dengan menggunakan program SPSS 17, diperoleh thitung sebesar 2,748 dengan sig 0,010 < 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,010 berarti produk signifikan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. 2). Uji Parsial Pengaruh Harga terhadap Keputusan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara parsial dengan menggunakan program SPSS 17, diperoleh thitung sebesar 4,479 dengan sig 0,000 < 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,000 berarti harga signifikan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. 3). Uji Parsial Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara parsial dengan menggunakan program SPSS 17, diperoleh thitung sebesar 3,648 dengan sig 0,001 < 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,001 berarti promosi signifikan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. 4). Uji Parsial Pengaruh Tempat terhadap Kepuasan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara parsial dengan menggunakan program SPSS 17, diperoleh thitung sebesar 3,124 dengan sig 0,003 < 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,003 berarti tempat signifikan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. 5). Uji Parsial Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Konsumen Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis secara parsial dengan menggunakan program SPSS 17, diperoleh thitung sebesar 2,381 dengan sig 0,020 < 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sig. sebesar 0,020 berarti pelayanan signifikan berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya. 5. Koefisien Determinasi Parsial Tabel Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel Produk Harga Promosi Tempat Pelayanan
r 0,288 0,469 0,397 0,348 0,272
r2 0,0829 0,2200 0,1576 0,1211 0,0740
Sumber: data diolah SPSS 17
Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan konsumen membeli di rumah makan Bamara Surabaya adalah harga karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar yaitu sebesar 0,2200 atau 22,00%.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
15 PENUTUP Simpulan Adapun simpulan yang dapat peneliti kemukakan berkaitan dengan bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya adalah sebagai berikut: 1) Bauran pemasaran terdiri atas: produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya; 2) produk, harga, promosi, tempat, dan pelayanan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya. 3) Harga mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya. Hal ini didasarkan pada besar koefisien determinasi parsial, dimana harga memiliki koefisien determinasi parsial terbesar dibandingkan dengan keempat variabel yang lain. Saran (1) Disarankan bagi pihak manajemen untuk lebih meningkatkan lagi bauran pemasaran, karena terbukti berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Bamara Surabaya; (2) Menjalankan pemasaran internal secara terus menerus dengan tepat untuk melatih dan memotivasi karyawan Rumah Makan Bamara Surabaya, agar mampu meningkatkan kemampuan teknis maupun kemampuan interpersonalnya dalam melayani para konsumen; (3) Hendaknya dapat mengembangkan keanekaragaman produk yang diinginkan oleh segmen pasar yang dituju, membentuk brand yang kuat, serta mempertahankan kualitas produk yang bermutu, serta mempertahankan harga.
DAFTAR PUSTAKA Kotler,P dan K.Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas Jilid Satu. Cetakan Keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta ___________. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid Dua. Cetakan Kedua.Penerbit Erlangga. Jakarta. Schiffman, L dan L.L. Kanuk 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Cetakan keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sumarwan, U. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Cetakan Satu. Edisi Kedua. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Lovelock, C dan J. Wirtz. 2012. Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi. Jilid Satu. Edisi Ketujuh. Penerbit Prehalindo. Jakarta. Kotler, P dan G. Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas Jilid Satu. Penerbit Erlangga. Jakarta Supranto, J dan Limakrisna, N. 2011. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Penerbit MitraWacana Media. Jakarta Setiadi, N,J. 2010. Perilaku Konsumen: Prespektif Kontemporer pada Motif Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Edisi Revisi Cetakan Keempat. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung _______. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung. _______. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Cetakan kedua. Penerbit Alfabeta.Bandung. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Maholtra. 2000. Ekonometrika Dasar. Edisi Revisi. Penerbit Erlangga. Jakarta