PENGARUH ALIRAN MASUK DEVISA TENAGA KERJA (WORKERS’ REMITTANCES) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH The Effect of Workers’ Remittances on Exchange Rates of Rupiah Muhammad Afdi Nizar Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan-RI, Jakarta,
[email protected]
Abstrak Studi ini bertujuan untuk menentukan pengaruh aliran masuk devisa tenaga kerja terhadap nilai tukar riil rupiah dalam periode 2004 - 2013. Dengan menggunakan data runtut waktu triwulan dan model VAR, hasil studi ini menunjukkan beberapa konklusi : (i) pertumbuhan aliran masuk remitansi memberikan pengaruh positif terhadap nilai tukar riil rupiah. Artinya, peningkatan aliran masuk remitansi menyebabkan nilai tukar riil rupiah mengalami penguatan (apresiasi) dalam periode yang cukup panjang, yaitu sampai 5 triwulan; dan (ii) apresiasi nilai tukar riil rupiah hanya mendorong peningkatan aliran masuk remitansi dalam jangka pendek, yaitu sekitar satu triwulan. Kata kunci : keseimbangan eksternal, neraca pembayaran, neraca transaksi berjalan, nilai tukar, remitansi, Abstract This study aims to determine the impact of workers’ remittances to the real exchange rates of rupiah during 2004 - 2013. Based on quarterly time series data and using VAR model, the results of this study suggested several conclusions : (i) the growth of remittance inflows have a positive impact on real exchange rates of rupiah. That is, the increase in remittance inflows cause the real exchange rate of the rupiah has strengthened (appreciated) in a fairly long period, i.e, up to 5 quarter, and (ii) the appreciation of the real exchange rates of rupiah just increased remittance inflows in the short term, which is about one quarter. Key words : external balance, balance of payments, current accounts, exchange rates, workers’ remittances.
PENDAHULUAN Mekanisme
asalnya, yang lebih dikenal dengan transfer
sumber
remitansi (workers’ remittances).
daya (resources) dari negara-negara
Jumlah remitansi yang masuk
maju ke negara-negara berkembang
ke negara-negara berkembang setiap
memiliki
tahun
berbagai
bentuk
dan
terus
menunjukkan
derivasi. Salah satu mekanisme yang
peningkatan. Bila dalam tahun 1997
cukup
remitansi yang ditransfer ke negara-
penting
mendapat
dan
perhatian
belakangan cukup
besar
negara berkembang baru mencapai
adalah transfer devisa tenaga kerja
US$71 miliar, dalam tahun 2007
yang bekerja di luar negeri ke negara
meningkat menjadi US$278 miliar
dan kemudian meningkat lagi hampir
earnings) yang penting bagi banyak
satu setengah kali menjadi US$389
negara,
miliar dalam tahun 2012. Dalam
mempengaruhi
tahun 2013, remitansi yang masuk ke
pembayaran (balance of payments)
negara-negara
negara
berkembang
sehingga
turut
posisi
neraca
penerimanya(6).
Dalam
diperkirakan meningkat sekitar 6,4%
konteks peranan terhadap neraca
dibandingkan tahun 2012 menjadi
pembayaran inilah pengaruh aliran
(1)
US$414 miliar .
masuk remitansi terhadap nilai tukar
Di banyak negara berkembang, karena
alirannya
yang
cukup
substansial, remitansi telah menjadi sumber
devisa
digunakan
alternatif
yang
mata
uang
negara
penerima
biasanya dilihat. Sebagai salah satu negara yang banyak mengirim tenaga kerja ke luar
sebagai
sumber
eksternal,
disamping
aliran masuk remitansi. Setiap tahun
pinjaman pemerintah dan investasi
jumlah remitansi yang masuk terus
swasta(2). India misalnya, sebagai
bertambah. Dalam tahun 1990 jumlah
negara penerima remitansi terbesar
aliran
di dunia, dalam tahun 2013 menerima
mencapai US$418 juta dan kemudian
remitansi
miliar.
meningkat empat kali lipat menjadi
Jumlah ini melampaui jumlah arus
US$1,7 miliar dalam tahun 2004.
modal
pinjaman
Dalam tahun 2013 jumlah aliran
pemerintah (official capital flows) dan
remitansi yang masuk diperkirakan
swasta (private capital flows). Selain
mencapai 7,4 miliar(7). Aliran masuk
sebagai sumber pembiayaan, aliran
remitansi ini, sebagaimana tercatat
masuk remitansi juga berpengaruh
dalam
signifikan dalam menurunkan tingkat
(current
kemiskinan
melalui
pembayaran
pendapatan
dan
keluarga
penerima(3)
pembiayaan
sebesar
dalam
mempengaruhi
USD71
bentuk
peningkatan
standar
juga
remitansi
neraca
transaksi
accounts) Indonesia,
baru
berjalan neraca pada
gilirannya akan menambah cadangan
serta
devisa.
pertumbuhan
menjadi
masuk
menikmati
hidup
ekonomi bagi negara penerima Remitansi
negeri, Indonesia juga
(4),(5)
.
Dengan
bertambahnya
cadangan devisa, berarti pasokan terhadap
valuta
asing
(foreign
sumber
exchange) juga bertambah dan pada
penerimaan devisa (foreign exchange
gilirannya akan mempengaruhi nilai
tukar rupiah terhadap valuta asing,
Kompensasi
termasuk
terhadap
Berdasarkan
fakta
US
dolar.
merepresentasikan upah, gaji dan
aliran
masuk
manfaat lain (remuneration) yang
remitansi yang meningkat tersebut
diperoleh
menarik untuk dikaji lebih lanjut,
imbalan
dengan
dilaksanakan
mencoba
pekerja
mengelaborasi
oleh
individu
atas
sebagai
pekerjaan dan
yang
dibayar
oleh
bagaimana pengaruh aliran masuk
penduduk negara tempat individu itu
remitansi terhadap nilai tukar Rupiah
bekerja.
terhadap US dolar.
pekerja
.
Contohnya musiman
pendapatan dan
kedutaan. Kompensasi
pegawai ini
dicatat
TINJAUAN PUSTAKA
dalam pendapatan (income) dalam
Pengertian Remitansi
neraca pembayaran. Definisi transfer
Remitansi
tenaga
kerja
perorangan
lebih luas daripada
(workers’ remittances), yaitu transfer
remitansi
dari tenaga kerja migran kepada
semua
keluarga di negara asal (misalnya
transfers) dalam bentuk tunai (in
transfer dari tenaga kerja indonesia
cash) atau barang (in kind) yang
(TKI) di luar negeri). Migran adalah
dilakukan atau diterima oleh rumah
seseorang yang datang ke suatu
tangga penduduk kepada atau dari
ekonomi
rumah tangga bukan penduduk(9).
dan
tinggal
ataupun
pekerja, transfer
yang
meliputi
berjalan
(current
bermaksud untuk tinggal selama satu tahun atau lebih(8). Remitansi meliputi transfer tunai dan non-tunai yang
Remitansi dan Nilai Tukar Remitansi
merupakan
bagian
dikirimkan melalui saluran formal,
dari transaksi ekonomi dan keuangan
seperti antar electronic wire, atau
internasional yang dianggap sebagai
melalui saluran informal, seperti uang
aliran
atau barang yang dibawa antar batas
dilakukan
ekonomi/negara.
berjalan (current accounts) di dalam
Remitansi
merupakan
jumlah
neraca
devisa. pada
Pencatatannya neraca
pembayaran
transaksi
(balance
of
dari dua komponen utama, yaitu :
payments), bersama-sama dengan
kompensasi pekerja (compensation
neraca perdagangan (trade balance)
of
employees)
perorangan
dan
transfer
dan pembayaran atau pendapatan
(personal
transfers).
bunga terkait dengan posisi investasi
internasional
suatu
negara.
Oleh
jumlahnya
dengan
nilai
karena itu, setiap perubahan aliran
keluar/masuk
masuk devisa yang bersumber dari
(financial and capital accounts)—
remitansi akan mempengaruhi posisi
sekaligus
neraca transaksi berjalan. Sementara
keseimbangan
itu,
balance, EB)(6).
posisi
transaksi
(surplus/defisit)
neraca
berjalan—yang
sama
e
modal
arus
internasional
merepresentasikan eksternal
(external
EB EB’ A
e*
B
e1
IB O
c*
c
c1
Gambar 1. Keseimbangan Nilai Tukar Sumber : Barajas, et al (2010)
Keseimbangan eksternal yang secara simultan konsisten dengan keseimbangan
internal
(internal
oleh titik A pada Gambar 1, dan diberi tanda e*. Bila diasumsikan terdapat aliran
balance, IB) pada gilirannnya akan
masuk
menentukan
keseimbangan
tukar
riil
keseimbangan (real
exchange
nilai rates
equilibrium)(6). Secara nilai
tukar
perpotongan
berubah,
remitansi, nilai
karena
maka tukar
akan
peningkatan
remitansi menyebabkan bergesernya grafis,
keseimbangan
ditunjukkan kurva
oleh
keseimbangan
kurva keseimbangan eksternal ke kanan dari EB ke EB’. Peningkatan
aliran
remitansi,
internal (IB) dan kurva keseimbangan
dengan nilai tukar riil yang tidak
eksternal (EB). Dalam kondisi awal
berubah (e*) mendorong peningkatan
keseimbangan nilai tukar ditunjukkan
konsumsi
rumah
tangga
konsisten
dengan
keseimbangan
agar
eksternal. Namun karena tambahan
asing lebih besar dari permintaannya
remitansi tidak membawa pengaruh
(excess supply), maka harga valuta
langsung
asing
terhadap
keseimbangan
(nilai tukar) akan turun dan
internal—sehingga kurva IB tetap—
sebaliknya apabila permintaan valuta
maka
asing lebih besar (excess demand),
keseimbangan
bergeser
ke
peningkatan
titik
yang B.
aliran
baru Artinya
remitansi
maka
harga
valuta
asing
akan
naik(10), (11).
mengakibatkan nilai tukar riil menguat
Dari sudut pandang nilai tukar
(apresiasi) dari e* menjadi e1 dan
mata
konsumsi rumah tangga (absorpsi
Rupiah—penawaran
swasta) bertambah dari c* menjadi
yang lebih besar akibat aliran masuk
c1.
remitansi, akan menyebabkan jumlah
Peningkatan
remitansi
yang
uang
domestik—katakanlah
Rupiah
merupakan pandangan konvensional
mendapatkan valuta asing menjadi
yang standar (6).
lebih
sedikit.
Rupiah
dibutuhkan
asing
menyebabkan apresiasi nilai tukar ini
Dalam perspektif lain pengaruh
yang
valuta
Artinya,
nilai
dikatakan
untuk
tukar
menguat
perubahan devisa dari aliran masuk
(apresiasi) terhadap valuta asing.
remitansi terhadap nilai tukar mata
Sebaliknya,
uang biasanya juga dilihat melalui
valuta asing yang lebih besar dari
pengaruhnya terhadap ketersediaan
penawarannya,
devisa atau valuta asing (foreign
asing menjadi lebih mahal sehingga
reserves) dalam suatu perekonomian.
jumlah Rupiah yang dibutuhkan untuk
Dengan demikian, apabila terdapat
mendapatkan
valuta
transfer devisa remitansi ke suatu
banyak
nilai
negara,
dikatakan melemah (depresiasi) (11).
akan
penambahan negara
menyebabkan
cadangan
penerima,
yang
dan
apabila
permintaan
maka
mata
asing tukar
uang
lebih Rupiah
devisa pada
Studi Empiris
gilirannya menambah ketersediaan
Berbagai studi empiris yang
(penawaran) valuta asing di negara
mencoba mengkaji hubungan atau
itu.
pengaruh
Sebaliknya,
apabila
terjadi
remitansi ekonomi,
terhadap
transfer devisa remitansi dari suatu
pertumbuhan
distribusi
negara akan mengurangi cadangan
pendapatan dan kemiskinan dengan
devisa. Apabila penawaran valuta
mengambil kasus satu atau sejumlah
negara
telah
Namun
yang
banyak
dilakukan.
secara
khusus
yang dilakukan oleh Mongardini & Rayner (2009) untuk 29 negara Sub-
menekankan pada hubungan atau
Sahara
pengaruh
remitansi
yang agak berbeda. Remitansi tidak
terhadap nilai tukar belum banyak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
mendapat perhatian. Salah satu studi
tukar
yang pernah dilakukan, misalnya oleh
Berbeda dengan pengaruh bantuan
Bourdet & Falck (2003) untuk kasus
(aid) yang menyebabkan depresiasi
negara
nilai
aliran
Cape
masuk
Verde.
Dengan
menggunakan data periode 1980–
Afrika
riil
menunjukkan
dalam jangka
tukar
riil
hasil
panjang.
dalam
jangka
panjang(15).
2000 mereka menguji efek remitansi
Studi menarik lainnya dilakukan
terhadap keseimbangan nilai tukar
oleh
riil. Hasil yang diperoleh sejalan
untuk
dengan
pandangan
konvensional
Tengah dalam periode 1960–2004.
bahwa
peningkatan
penerimaan
Studi ini menunjukkan hasil yang
remitansi
menyebabkan
Izquierdo
& Montiel
negara-negara
(2006) Amerika
apresiasi
beragam. Untuk kasus Honduras,
nilai tukar riil di Cape Verde(12). Hasil
Jamaica, dan Nikaragua, ditemukan
yang sama juga ditunjukkan dalam
bahwa remitansi tidak mempengaruhi
studi yang dilakukan oleh Saadi-
keseimbangan
Sedik & Petri (2006) untuk kasus
walaupun
Yordania
negara
selama
periode
1964–
2005(13).
nilai
tukar
kenyataannya
tersebut
riil,
negara-
menerima
aliran
masuk remitansi yang sangat besar.
Studi lain dengan menggunakan
Pada sisi lain, aliran masuk remitansi
data beberapa negara (panel) juga
mempengaruhi keseimbangan nilai
pernah
tukar
dilakukan,
misalnya
oleh
riil
sesuai
dengan
arah
Amuedo-Dorantes & Pozo (2004).
konvensional (peningkatan remitansi
Dengan
menyebabkan apresiasi nilai tukar)
menggunakan
data
13
negara Amerika Latin dan Karibia
terjadi
dalam periode 1978 – 1998, studi ini
Salvador, dan Guatemala(16).
juga
mengkonfirmasi
konvensional remitansi
bahwa
di
Republik
pandangan peningkatan
menyebabkan
apresiasi
nilai tukar riil(14). Sementara itu, studi
METODOLOGI Metode Analisis
Dominika,
El
Studi ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan
model
vector autoregressive (VAR). Model VAR
ini
memperlakukan
semua
VAR di atas perlu dilakukan beberapa pengujian, antara lain : 1. Uji stasioneritas (uji akar unit) untuk
membuktikan
stabilitas
variabel secara simetris. Satu vektor
(normalitas) pola masing-masing
berisi lebih dari dua variabel dan
variabel,
pada sisi kanan persamaan regresi
dihasilkan tidak lancung (palsu)
terdapat nilai lag (lagged value) dari
sehingga
variabel
sebagai
interpretasi yang keliru. Metode
representasi dari sifat autoregresive
pengujian yang lazim digunakan
dalam model(17). Model VAR yang
adalah Augmented Dickey-Fuller
digunakan dalam studi ini dapat
(ADF) test dan Phillips-Perron
dispesifikasikan
(PP) test. Uji ADF dilakukan
tak
bebas
dalam
persamaan
agar
regresi
tidak
yang
menghasilkan
dengan menggunakan Schwarz
berikut :
Info Criterion dan lag maksimum =
+
∅
+
9,
sedangkan
menggunakan (
dimana
,
, …
)
adalah
vektor n x 1 dari variabel-variabel endogen,
adalah variabel lag
dengan ordo i. ∅ adalah matriks n x
uji
PP
Newey-West
Bandwidth; dan 2. Penentuan panjang lag optimal untuk periode
mengetahui suatu
lamanya variabel
n koefisien otoregresif dari vektor
dipengaruhi oleh variabel masa
untuk i = 1,2,…,p. c = (c1,c2,. .
lalunya dan variabel endogen
.cn) adalah n x 1 vektor intersep dari model VAR.
=
(
,
,…
)
adalah n x 1 vektor dari disturbance.
lainnya.
Model
VAR
sangat
sensitif terhadap jumlah lag data yang digunakan.
Model VAR dalam studi ini memasukkan variabel endogen nilai tukar
Rupiah
riil
(dengan
Data
notasi
Data yang digunakan dalam
REER) dan aliran masuk devisa
studi
tenaga kerja Indonesia dari luar
kuartalan (time series) periode 2004 :
negeri
REMIT).
QI – 2013 : QIV, yang meliputi : (i)
Sebelum melakukan estimasi model
jumlah aliran masuk devisa tenaga
(dengan
notasi
ini
adalah
data
sekunder
kerja
Indonesia
dari
luar
negeri
Uji
stasioneritas
dilakukan
(remitansi). Data ini diperoleh dari
dengan ADF test dan PP test.
Kementerian Keuangan dan Bank
Apabila hasil ADF dan PP test
Indonesia; dan (ii) nilai tukar riil
menunjukkan bahwa data seluruh
Rupiah terhadap US dolar, yang
variabel belum stasioner pada level
diperoleh dari Bank for International
atau
Settlements(18).
dilakukan
integrasi
derajat
differencing
nol,
perlu
data,
yaitu
dengan mengurangi data tersebut HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN Hasil temuan dalam studi ini dikemukakan
dalam
dua
bagian
dengan data periode sebelumnya, yang dimulai dengan differencing pertama
(first
difference)
sampai
utama, yaitu : (i) hasil pengujian
diperoleh hasil yang menunjukkan
statistik
data telah stasioner. Hasil ADF dan
sebelum
estimasi),
estimasi
yang
meliputi
(prauji
PP test
dibandingkan dengan nilai
stasioneritas data dan panjang lag
kritis
(critical
values)
McKinnon.
optimal dan (ii) estimasi model VAR
Apabila nilai t-statistik ADF dan PP
yang dilanjutkan dengan pengujian
test
stabilitas model, impulse response
McKinnon, maka data dikatakan tidak
function (IRF), dan forecast error
stasioner dan sebaliknya jika nilai t-
variance decomposition (FEVD).
statistik ADF dan PP test lebih besar
lebih kecil dari critical value
dari critical value McKinnon, maka data dikatakan stasioner(17).
Uji Stasioneritas Data Uji
stasioneritas
merupakan
Berdasarkan uji akar unit (unit
tahap penting dalam menganalisa
root
data time series untuk mengetahui
metode ADF test diperoleh hasil
ada tidaknya akar unit (unit root) yang
bahwa
terkandung
yang
stasioner atau memiliki unit root pada
digunakan. Data time series yang
level, sedangkan variabel log_REMIT
mengandung
stasioner pada tingkat signifikansi
pada
unit
data
root
dikatakan
sebagai data yang tidak stasioner(17).
10%.
test)
dengan
variabel
menggunakan
log_REER
tidak
Tabel 1. Uji Stasioneritas
Level
Variabel
First Differences
ADF
PP
log_REER
-1.68414
-1.68414
**
-4.30485
***
-4.20316
***
log_REMIT
-2.80619
-4.32620
***
-6.28378
***
-6.28659
***
*
ADF
PP
ADF : Augmented Dickey-Fuller test; PP : Phillips-Perron test * : signifikan pada level 10%,** : signifikan pada level 5%, *** : signifikan pada level 1% Sumber : hasil pengolahan data
Dalam kondisi seperti ini apabila dilakukan regresi pada tingkat level,
Panjang Lag Optimal Untuk
mengetahui
maka akan memunculkan hasil yang
respon
spurious, dikarenakan ada variabel
variabel masa lalunya dan terhadap
yang tidak stasioner pada tingkat
variabel
level.
apabila
diketahui apabila telah ditentukan
pengujian akar unit menggunakan PP
panjang lag optimal. Dalam studi ini,
test
untuk
Namun
demikian,
terlihat
bahwa
variabel
suatu
lamanya
variabel
endogen
menentukan
terhadap
lainnya
dapat
panjang
log_REER stasioner pada tingkat
digunakan
signifikansi
variabel
Ratio (LR), Final Prediction Error
log_REMIT stasioner pada tingkat
(FPE), Akaike Information Criterion
signifikansi 1%.
(AIC), Schwarz Information Criterion
5%
dan
Selanjutnya dilakukan pengujian
Likelihood
(SC) dan Hannan Quinn (HQ). Hasil
stasioneritas pada first difference.
penentuan
Pengujian
pada
pendekatan
lag
panjang
lag
secara
first
difference
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
bahwa
variabel
Berdasarkan kriteria LR, FPE, AIC
log_REER dan log_REMIT stasioner
dan HQ yang nilainya terkecil dan
pada tingkat signifikansi 1% (Tabel
paling banyak ditunjuk adalah lag 1
1). Oleh karena itu dapat dikatakan
sebagaimana
bahwa data telah memenuhi syarat
tanda (*). Oleh karena itu, dalam
stasioneritas dan semua data time
proses
series telah terintegrasi pada derajat
mengestimasi model persamaan VAR
yang sama yaitu derajat integrasi
akan digunakan lag 1.
menunjukkan
satu atau I(1).
ditunjukkan
selanjutnya
dengan
untuk
Tabel 2. Penentuan Panjang Lag Optimal Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0
49.21037
NA
0.000267
-2.551912
-2.464835
-2.521213
1
90.73022
76.30676*
3.52e-05*
-4.580012*
-4.318782*
-4.487916*
2
93.5626
4.89924
3.76E-05
-4.516897
-4.081514
-4.363404
3
95.47971
3.108833
4.23E-05
-4.404309
-3.794772
-4.189419
Sumber : Hasil pengolahan data Ket : * = indicates lag order seletected by the criterion
Hasil Estimasi Model VAR
memberikan pengaruh positif, namun
Dari hasil estimasi model VAR
tidak
signifikan,
secara
statistik
diperoleh gambaran bahwa nilai tukar
terhadap perubahan nilai tukar rupiah
Rupiah
periode berjalan (Tabel 3).
dalam
periode
berjalan
(log_REERt) sangat dipengaruhi oleh
Sementara itu, perubahan nilai
nilai tukar Rupiah dan aliran masuk
tukar
remitansi pada periode sebelumnya
sebelumnya memberikan pengaruh
(log_REERt-1
log_REMITt-1).
negatif dan tidak signifikan terhadap
Perubahan nilai tukar pada periode
aliran masuk remitansi pada periode
sebelumnya memberikan pengaruh
berjalan. Sebaliknya, pertumbuhan
positif dan secara statistik cukup
aliran masuk remitansi dalam periode
berarti (signifikan). Demikian pula
sebelumnya memberikan pengaruh
pertumbuhan aliran masuk remitansi
positif dan signifikan.
dan
rupiah
pada
periode
Tabel 3. Hasil Estimasi Model VAR Variabel
Co
log_REER t-1
log_REMIT t-1
R2
log_REER t
0.911035
0.742391
0.035091
0.751984
t-stat
[ 2.28602]
[ 7.33229]
[ 1.94731]
log_REMIT t
2.301421
-0.258117
0.848269
t-stat
[ 1.33807]
[-0.59069]
[ 10.9072]
Sumber : Hasil pengolahan data
0.821442
Uji Stabilitas Model Uji stabilitas merupakan syarat
Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial 1.5
yang harus dipenuhi dalam model
1.0
dinamik seperti VAR, karena apabila
0.5
didapatkan model VAR yang tidak
0.0
stabil, analisis Impulse Response
-0.5
Function (IRF) dan Forecast Error Variance
Decomposition
(FEVD)
menjadi tidak valid. Kondisi stabil mensyaratkan dibentuk
model
memiliki
VAR
nilai
-1.0 -1.5 -1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
yang
modulus
kurang dari 1 atau berada dalam unit
Gambar 2. Hasil Uji Stabilitas Sumber : Hasil pengolahan data
circle. Hasil uji stabilitas model pada lag 2 dapat dilihat pada Tabel 4 dan diilustrasikan pada Gambar 2.
Impulse Response Function (IRF) Untuk
mengetahui
perilaku
suatu variabel dalam merespon suatu Tabel 4. Hasil Uji Stabilitas Root
kejutan (shock), dalam model VAR
Modulus
biasanya digunakan fungsi impulse response (IRF). Dalam studi ini,
0.781731
0.781731
0.524006 - 0.288058i
0.597963
0.524006 + 0.288058i -0.086109
0.597963 0.086109
No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari Tabel 4 terlihat bahwa nilai akar
analisis IRF digunakan untuk melihat respon perubahan nilai tukar riil Rupiah terhadap shock perubahan aliran masuk remitansi. Berdasarkan
hasil
pengujian
karakteristik atau modulus semuanya
yang dilakukan diketahui bahwa pada
menunjukkan angka lebih kecil dari 1.
triwulan
Di sisi lain, Gambar 2 menunjukkan
bersumber dari pertumbuhan aliran
bahwa semua titik Inverse Roots of
masuk remitansi (log_REMIT) tidak
AR Characteritic Polynomial berada
membawa efek apapun terhadap nilai
di dalam lingkaran. Dengan demikian
tukar riil Rupiah (log_REER). Setelah
dapat dikatakan bahwa model VAR
satu triwulan, shock satu standar
yang akan diuji, stabil.
deviasi
pertama,
dari
shock
variabel
yang
log_REMIT
memberikan pengaruh positif sebesar
0.00217 terhadap perubahan nilai
perubahan nilai tukar riil Rupiah,
tukar riil Rupiah. Pengaruh positif ini
namun responnya tidak lagi bersifat
terus
permanen (Grafik 3.a).
berlanjut
dengan
kecenderungan meningkat. Puncak pengaruh
positif ini
terjadi
pada
Sementara
itu,
shock
satu
standar deviasi dari variabel
nilai
triwulan ke 5 (lima). Setelah triwulan
tukar riil Rupiah (log_REER) pada
itu, pengaruh positif perubahan aliran
triwulan
masuk remitansi terus menurun dan
pengaruh positif sebesar 0.006809
bergerak
kondisi
terhadap pertumbuhan aliran masuk
keseimbangan atau mendekati nol
remitansi pada periode itu. Pengaruh
(convergence).
menuju
mencapai
pertama
memberikan
Artinya,
setelah
positif perubahan nilai tukar riil ini
keseimbangan
tersebut,
berlangsung singkat, yaitu hanya satu
shock dari pertumbuhan aliran masuk
triwulan.
remitansi akan tetap direspon oleh Gambar 3. Fungsi Impulse Response (IRF) Nilai Tukar Riil dan Remitansi Respon Remitansi terhadap Perubahan Nilai Tukar Rupiah Riil
Respon Nilai Tukar Rupiah Riil terhadap Perubahan Remitansi
.08
.024 .020
.04
.016 .012
.00
.008 .004
-.04
.000 -.004
-.08
-.008
-.12
-.012 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Sumber : Hasil pengolahan data
(a)
(b)
Sumber : Hasil pengolahan data
Setelah itu shock satu standar
pada
triwulan terus
ke
3
(tiga)
bergerak
dan
deviasi dari perubahan nilai tukar riil
kemudian
Rupiah berpengaruh negatif terhadap
sehingga akhirnya memperlihatkan
pertumbuhan aliran masuk remitansi.
pengaruh positif sejak triwulan ke 9
Puncak pengaruh negatif ini terjadi
(sembilan)
hingga
triwulan
turun,
11
(sebelas).
Setelah
periode
itu,
dengan proporsi paling besar, yaitu
perubahan nilai tukar riil Rupiah
100%.
kembali
negatif
pengaruh variasi nilai tukar riil Rupiah
terhadap pertumbuhan aliran masuk
ini terhadap dirinya sendiri cenderung
remiransi
menurun
berpengaruh
dan
kemudian
terus
Pada
triwulan
dan
berikutnya
peranan
variabel
bergerak menuju keseimbangan atau
pertumbuhan aliran masuk remitansi
mendekati nol (Grafik 3.b).
cenderung meningkat. Variasi nilai tukar riil Rupiah mampu menjelaskan
Forecast
Error
Variance
Decomposition (FEVD)
perubahan
dirinya
sumbangan
lebih
dari
dengan 88%
dan
Dekomposisi varian (variance
sisanya merupakan sumbangan dari
decomposition) dalam model VAR
variasi pertumbuhan aliran masuk
bertujuan
remitansi.
untuk
memisahkan variabel
Selanjutnya, pertumbuhan aliran
inovasi secara individual terhadap
masuk remitansi juga lebih banyak
respon yang diterima suatu variabel,
dijelaskan oleh shocks aliran masuk
termasuk inovasi variabel itu sendiri.
remitansi itu sendiri. Pada triwulan
Dengan kata lain analisis FEVD
pertama mampu menjelaskan dengan
digunakan untuk mengetahui variabel
proporsi sekitar 99,8% dan pada
yang paling berperan penting dalam
triwulan selanjutnya terus menurun.
menjelaskan
Sementara itu, shocks variabel nilai
pengaruh
masing-masing
perubahan
suatu
tukar
variabel. Berdasarkan nilai dekomposisi
riil
Rupiah
menjelaskan
hanya
sedikit
mampu
saja
dari
varian yang diperoleh dalam studi ini
pertumbuhan aliran masuk remitansi,
terlihat bahwa variasi nilai tukar riil
sebagaimana
Rupiah pada triwulan pertama lebih
proporsi dekomposisi variannya yang
dominan
bersumber
terhadap
nilai
tukar
ditunjukkan
oleh
dari
shocks
relatif kecil, yaitu sekitar 0,17% -
itu
sendiri,
1,18% (Tabel 5).
Tabel 5. Dekomposisi Varian Nilai Tukar Riil Rupiah dan Remitansi Dekomposisi Varian Variabel
Periode
S.E
log_REER t
1 10 20 30 40 50 1 10 20 30 40 50
0.037977 0.066386 0.066504 0.066505 0.066505 0.066505 0.160857 0.244922 0.245626 0.245631 0.245631 0.245631
log_REMIT t
log_REER t
log_REMIT t
100 88.97768 88.66524 88.66293 88.66291 88.66291 0.17917 1.18314 1.17648 1.17643 1.17643 1.17643
0 11.02232 11.33476 11.33707 11.33709 11.33709 99.82083 98.81686 98.82352 98.82357 98.82357 98.82357
Sumber : Hasil pengolahan data
Pembahasan
Pengaruh
Berdasarkan hasil temuan dan
positif
memberikan
tersebut
indikasi
bahwa
analisis statistik yang telah diuraikan
peningkatan jumlah aliran remitansi
pada bagian sebelumnya diketahui
yang
bahwa di satu sisi pertumbuhan aliran
menyebabkan nilai tukar riil Rupiah
masuk
terhadap
dolar
pengaruh terhadap perubahan nilai
(USD)
mengalami
tukar riil Rupiah dan di sisi lain
(apresiasi). Dengan menguatnya nilai
perubahan nilai tukar riil Rupiah juga
tukar Rupiah ini berarti bahwa jumlah
berpengaruh terhadap pertumbuhan
Rupiah
aliran masuk remitansi. Pengaruh
mendapatkan USD 1 menjadi lebih
masing-masing variabel tersebut satu
sedikit.
remitansi
memberikan
sama lainnya tidak muncul dalam
masuk
ke
yang
Indonesia
Amerika
akan
Serikat
penguatan
dibutuhkan
untuk
Hasil temuan ini sejalan dengan
waktu yang bersamaan dan tidak
pandangan
berlangsung secara otomatis.
bahwa peningkatan aliran remitansi
Pertumbuhan remitansi
aliran
memberikan
konvensional
standar
masuk
menyebabkan nilai tukar riil menguat
pengaruh
(apresiasi)(6). Selain itu juga sejalan
positif terhadap nilai tukar riil Rupiah.
dengan
teori
permintaan
dan
penawaran valuta asing (cadangan
penambahan
devisa) yang selanjutnya menentukan
cadangan
keseimbangan di pasar valuta asing
dalam perekonomian,
(nilai tukar). Dalam teori permintaan
gilirannya menyebabkan nilai tukar
dan
(kurs)
penawaran
valuta
asing
pasokan
devisa
Rupiah
(supply)
yang
tersedia
yang
terhadap
pada
USD
dinyatakan bahwa naik (apresiasi)
terapresiasi
(menguat).
atau
adanya
transaksi—pembelian
turunnya
(depresiasi)
harga
dua
Karena
valuta asing (nilai tukar atau kurs)
Rupiah dan penjualan valuta asing—
sangat
yang
ditentukan
oleh
kekuatan
dilakukan maka respon nilai
permintaan dan penawaran valuta
tukar Rupiah terhadap jumlah aliran
asing(12). Nilai tukar akan mengalami
masuk remitansi berlangsung dalam
penguatan
jangka
(apresiasi)
apabila
waktu
yang
panjang.
permintaan terhadap valuta asing
Penguatan (apresiasi) nilai tukar riil
lebih kecil dari penawaran (pasokan)
Rupiah akibat aliran remitansi ini
valuta
apabila
mencapai puncaknya pada triwulan
permintaan terhadap valuta asing
5) dan setelah itu pertumbuhan aliran
lebih
remitansi menyebabkan nilai tukar riil
asing.
Sebaliknya,
besar
dari
penawaran
(pasokan), maka nilai tukar atau kurs
Rupiah
akan melemah (depresiasi).
(depresiasi).
Penguatan (apresiasi) nilai tukar
Pada
mengalami
sisi
penurunan
yang
berbeda,
riil Rupiah akibat peningkatan jumlah
terjadinya penguatan (apresiasi) nilai
aliran remitansi juga bisa terjadi
tukar riil Rupiah terhadap USD hanya
karena keluarga TKI yang menerima
mendorong peningkatan aliran masuk
transfer
remitansi dalam jangka pendek (satu
remitansi
membutuhkan
Rupiah untuk setiap transaksi yang
triwulan).
dilakukan.
mendorong
penguatan Rupiah akan langsung
terhadap
direspon dengan peningkatan jumlah
Rupiah. Seiring dengan itu, para
aliran masuk remitansi, yaitu pada
keluarga akan menjual valuta asing
triwulan pertama. Namun setelah itu,
yang
penguatan Rupiah malah direspon
Hal
peningkatan
valuta
permintaan
dimiliki
Rupiah.
ini
untuk
mendapatkan
Implikasinya, asing
bertambah.
cadangan
(devisa) Artinya,
Dengan
kata
lain,
negatif. Hal ini dapat dipahami karena
akan
dari sudut pandang TKI dengan
terjadi
terjadinya penguatan nilai Rupiah
maka
jumlah Rupiah yang akan
beberapa saran yang dapat dijadikan
diperoleh lebih sedikit ketika keluarga
sebagai
rekomendasi
mereka di tanah air menjual valuta
pemerintah dalam memformulasikan
asing (US dolar) untuk memperoleh
kebijakan, yaitu sebagai berikut :
Rupiah.
1. Upaya mendorong peningkatan pertumbuhan
aliran
KESIMPULAN DAN
remitansi
REKOMENDASI KEBIJAKAN
dijalankan
oleh
seyogyanya
dijadikan
Berdasarkan hasil temuan dan
yang
bagi
masuk
selama
ini
pemerintah sebagai
analisis pada bagian sebelumnya
bagian yang tidak terpisahkan
dapat
dari
dikemukakan
bahwa
pertumbuhan aliran masuk remitansi memberikan
pengaruh
terhadap
tukar
nilai
positif
riil
kebijakan
peningkatan
devisa nasional. 2. Pemerintah mengintegrasikan
Rupiah.
perlu kebijakan
Artinya, peningkatan jumlah aliran
peningkatan remitansi dan devisa
masuk remitansi akan mendorong
nasional dengan kebijakan nilai
apresiasi (penguatan) nilai tukar riil
tukar agar nilai tukar Rupiah tetap
Rupiah
kompetitif.
terhadap
dolar
Amerika
Serikat (USD). Penguatan nilai tukar riil Rupiah akibat
peningkatan
aliran
masuk
References 1.
remitansi berlangsung dalam jangka waktu cukup panjang, yaitu selama 5 triwulan (sekitar 15 bulan). Di sisi
2.
lain, penguatan (apresiasi) nilai tukar riil Rupiah terhadap USD hanya mendorong masuk
peningkatan
remitansi
dalam
aliran jangka
pendek (satu triwulan). 3.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan
sebelumnya,
ada
World Bank. Migration and Remittances Brief, 21. October 2013. Washington : World Bank. Ratha, D.Worker’s Remittances: An Important and Stable Source of External Development Finance. 2003. Chapter 7 in Global Development Finance : Striving for Stability in Development Finance, Washington, DC: World Bank, pp. 157 – 175. Adams, R. and Page, J. Do International Migration and Remittances Reduce Poverty in Developing Countries? World
Development. 2005. Vol. 33 (10), pp. 1645 – 1669. 4. Rao, B.B. and Hassan, G.M.. A Panel Data Analysis of the Growth Effects of Remittances. Economic Modelling, 2011. Vol. 28, pp. 701 – 709. 5. Chami, R., Barajas, A., Cosimano, T., Fullenkamp, C., Gapen M., and Montiel, P. Macroeconomic Consequences of Remittances. IMF Occasional Paper 2008. No. 259. Washington: International Monetary Fund. 6. Barajas, A., Chami, R., Hakura, D.S. and Montiel, P. Workers’ Remittances and the Equilibrium Real Exchange Rate: Theory and Evidence. IMF Working Paper, December 2010. WP.10/287. Washington : International Monetary Fund. 7. Bank Indonesia. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia 2013. Jakarta : Bank Indonesia. 8. Bank Indonesia. Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional Indonesia : Konsep, Sumber Data, dan Metode. Jakarta : Bank Indonesia. 2009. 9. International Monetary Fund. Balance of Payments and International Investment Position Manual. Sixth Edition. Washington : International Monetary Fund. 2009, 10. Krugman, P.R. Obstfeld, M. and Melitz, M.J. International
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Economics : Theory and Policy. Ninth Edition. Boston : Pearson Education, Inc. 2012. Nizar, M.A. Pengaruh Jumlah Turis dan Devisa Pariwisata terhadap Nilai Tukar Upiah. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Juni 2012. Vol. 7 (2). hal. 495 – 512. Bourdet, Y. and Falck, H. Emigrant’s Remittances and Dutch Disease in Cape Verde. Working Paper Series 11. 2003. Sweden : Kristianstad University College. Saadi-Sedik, T. and Petri, M. To Smooth or Not to Smooth: The Impact of Grants and Remittances on the Equilibrium Real Exchange Rate in Jordan. IMF Working Paper 2006. WP 06/257. Washington : International Monetary Fund. Amuedo-Dorantes, C. and Pozo, S. Workers’ Remittances and the Real Exchange Rate: A Paradox of Gifts. World Development. 2004. Vol. 32 (8). pp. 1407 – 1417. Mongardini, J. and Rayner, B. Grants, Remittances, and the Equilibrium Real Exchange Rate in Sub-Saharan African Countries. IMF Working Paper 2009. WP 09/75 Washington : International Monetary Fund. Izquierdo, A. and Montiel, P.J. Remittances and Equilibrium Real Exchange Rates in Six
Central American Countries. Williams College, mimeo. 2006. 17. Asteriou, D. and Hall, S.G. Applied Econometrics : A Modern Approach. Revised Edition. New York: Palgrave Macmillan. 2007. pp. 278 – 305.
18. Bank for International Settlement. BIS Effective Exchange Rate Indices. 2013 diunduh pada tanggal 8 Januari 2014.http://www.bis.org/statistic s/eer/index.htm.