Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 PENERAPAN TEKNIK SKIMMING AYUNAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS XI IPA2 SMA DHARMA PRAJA BADUNG Ni Kadek Ayu Diah Prabasasti, Made Sri Indriani, Ni Made Rai Wisudariani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected] [email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan (1) meningkatkan keterampilan membaca cepat pada siswa, (2) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam menerapkan teknik skimming ayunan visual, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Penelitian berakhir dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung tahun ajaran 2013∕2014 yang berjumlah 42 orang siswa dan guru Bahasa Indonesia di kelas tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan (1) metode observasi, (2) metode tes, dan (3) metode keusioner. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan teknik skimming ayunan visual dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa. Data refleksi awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 71,5 kemudian menjadi 77,4 pada siklus I dan meningkat menjadi 84,1 pada siklus II. (2) Langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan teknik skimming ayunan visual adalah (a) menyampaikan materi dan langkah-langkah membaca cepat dengan teknik skimming ayunan visual, (b) meminta siswa membaca paragraf pertama dan kedua, (c) meminta siswa membaca paragraf ketiga dan selanjutnya dengan meninggalkan bagian-bagian yang tidak diperlukan, (d) meminta siswa membaca gagasan kunci serta beberapa detail yang dibutuhkan, (e) meminta siswa membaca paragraf terakhir, (f) membagikan bacaan kepada siswa dan menugaskan siswa mengukur kecepatan membacanya, (g) meminta siswa mencatat ide pokok dalam bacaan kemudian siswa diminta mengumpulkan bacaan, (h) memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, dan (i) membahas hasil pekerjaan siswa. (3) respons siswa terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual adalah positif. Sebagian besar siswa antusias mengikuti pembelajaran.
Kata kunci : teknik skimming, ayunan visual, membaca cepat.
Abstract This study was a classroom action research (CAR) study, which was aimed at (1) improving the students’ swift-reading skill, (2) describing the appropriate syntax of teaching and learning process through the implementation of the Skimming Technique of Visual Swing, and (3)
1
Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 describing the responses of the students toward the teaching and learning process. This study was ended in two cycles. The subject of this study was the class XI IPA2 students of SMA Dharma Praja Badung in academic year 2013/2014 that consisted of 42 students and an Indonesian teacher at that class. In this study, the data was collected were (1) observation methods, (2) test methods, and (3) questionnaire methods. The collected data was further analyzed qualitatively and quantitatively. The results of this study showed that (1) the implementation of Visual Swing Skimming Technique could improve the swift-reading skill of the students. The data of the preliminary observation showed that the mean score of the class was 71,5. This score went over to 77,4 in the first cycle and then was 84,1 in the second cycle. (2) The appropriate syntax of the implementing of the Skimming Technique of Visual Swing were (a) conveyed the material and steps of swift-reading through the Visual Swing Skimming Technique, (b) asked the students to read the first and second paragraph, (c) asked the students to read the third and further paragraphs by leaving the unnecessary parts, (d) asked the students to read the main idea and their supporting idea, (e) asked the students to read the last paragraph, (f) allotted the passage to the students and asked them to measure how swift their reading, (g) asked the students to write the main idea of that passage and then asked them to submit the passage, (h) gave the questions related to the passage, and (i) discuss the results of students’ work. (3) the responses of the students toward the implementation of the Skimming Technique of Visual Swing was positive response. Most of the students followed the teaching and learning process enthusiastically.
Keywords : skimming technique, visual swing, swift reading
PENDAHULUAN Dalam berbahasa, terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai. Salah satunya adalah membaca. Membaca merupakan suatu proses aktif yang memiliki tujuan dan memerlukan strategi. Seseorang yang terampil dan memiliki kebiasaan membaca, biasanya memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sebaliknya, seseorang yang kurang terampil dan jarang membaca akan sempit pengetahuannya. Melalui aktivitas membaca yang baik, seseorang akan mampu mengambil intisari bacaan sehingga mendapatkan sesuatu dari membaca. Membaca dapat menjadi tolok ukur keberhasilan dalam belajar, terutama bagi siswa. Dengan membaca, siswa dapat lebih mudah memahami setiap materi pelajaran. Dramayanti (2011) mengungkapkan bahwa membaca dipandang sebagai bahan pelajaran yang berguna untuk meningkatkan pemahaman yang meliputi pengembangan kemampuan menyerap pendapat, pengalaman, dan pesan dari pihak lain. Hal senada juga disampaikan oleh Carnine dkk. (dalam Sudiana, 2007:2) yang menyatakan bahwa sukses dalam membaca sangat penting bagi siswa dalam rangka
pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan. Pada abad informasi dan komunikasi seperti sekarang, siswa tidak hanya dituntut mahir membaca tetapi harus mahir membaca secara cepat. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mengikuti laju penyebaran informasi yang mengalir tiada henti. Menurut Pandawa (2009:11), “Kemampuan membaca cepat dapat membantu siswa untuk menyerap berbagai informasi dalam waktu yang singkat.” Kemampuan membaca cepat juga dapat melatih memori otak siswa untuk menyimpan informasi dengan struktur yang tertata dan mudah untuk diingat kembali. Tampubolon (dalam Eriyanti, 2010:2) menyatakan bahwa kemahiran membaca cepat dibutuhkan oleh siswa dalam rangka menguasai ilmu pengetahuan. Dengan membaca cepat, siswa diharapkan dapat lebih efisien menggunakan waktu dalam belajar. Walaupun membaca cepat bukan satu-satunya cara untuk belajar, tidak dapat disangkal bahwa sumbangan dari kegiatan ini sangatlah tinggi untuk keberhasilan belajar. Pernyataan-pernyataan tersebut menyiratkan bahwa keterampilan membaca cepat
2
penting dikuasai oleh siswa karena hampir setiap hari siswa berhadapan dengan buku-buku pelajaran. Mencermati pentingnya peran membaca cepat, keterampilan ini dimasukkan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, baik sejak tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam Standar Kompetensi (SK) SMA kelas XI pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dicantumkan pentingnya memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Kompetensi (SK) tersebut adalah mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit. Dalam pembelajaran membaca cepat, siswa diharapkan dapat mengukur kecepatan membaca, menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%, dan menemukan ide pokok dengan membaca cepat 300 kata per menit. Tujuan utama membaca cepat bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin tetapi untuk memahami makna bacaan seefisien mungkin kemudian mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang otak (Widiatmoko, 2011:19). Dengan kata lain, dalam pembelajaran membaca cepat siswa tidak hanya dituntut memiliki kecepatan membaca yang tinggi tetapi siswa juga dituntut memiliki pemahaman yang tinggi terhadap isi bacaan. Pada kenyataannya, pembelajaran membaca cepat di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung belum efektif. Hal ini terbukti dari hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Dharma Praja. Ketika pembelajaran, guru menggunakan teknik membaca cepat dengan disuarakan. Dalam waktu satu menit, siswa harus membaca teks dengan disuarakan agar dapat dilihat sejauh mana siswa tersebut membaca. Setelah satu menit, siswa memberi tanda pada teks bacaan kemudian dihitung jumlah kata yang sudah dibaca. Dengan teknik seperti itu, sebagian besar siswa terlihat kurang mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks dengan lengkap
dan tepat. Siswa juga tampak kurang bersemangat saat diberikan bacaan yang panjang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan di kelas XI IPA2 diperoleh informasi bahwa keterampilan membaca cepat siswa masih rendah. Hal ini didasarkan pada skor rata-rata kelas dalam pembelajaran membaca cepat berada di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). KKM mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas XI adalah 78 tetapi nilai rata-rata kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung hanya 71,5. Ibu Suciati juga mengatakan bahwa dari 42 orang siswa di kelas XI IPA2 yang mendapat nilai sesuai KKM hanya 9 orang siswa dan sisanya 33 orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa dari 42 orang siswa hanya 21,4% yang mendapat nilai tuntas. Sisanya, 78,6% di bawah nilai tuntas. Hal itu menandakan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan. Sementara itu, dari hasil wawancara antara peneliti dan siswa secara klasikal didapatkan informasi bahwa siswa mengalami beberapa permasalahan dalam pembelajaran membaca cepat. Dalam wawancara tersebut, siswa mengaku masih lambat dalam membaca teks. Lebih lanjut, siswa mengatakan bahwa dirinya belum mampu mencapai standar kecepatan membaca yang ditentukan oleh guru. Siswa juga merasa kesulitan memahami isi bacaan dengan cepat. Tidak hanya itu, siswa juga menganggap pelajaran membaca cepat sebagai kegiatan yang membosankan karena harus membaca teks yang panjang. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan, kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar membaca cepat di kelas adalah penerapan teknik yang kurang tepat oleh guru. Penerapan teknik membaca cepat yang disuarakan dengan langkah-langkah pembelajaran yang tidak jelas dapat menghambat kecepatan membaca dan kemampuan siswa memahami isi bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarso. Menurut Soedarso (2004:5), “Membaca dengan disuarakan justru dapat
3
mengganggu proses membaca cepat karena dapat mengurangi kecepatan dan tingkat pemahaman dalam membaca.” Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan teknik pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa. Salah satu teknik pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan adalah teknik skimming ayunan visual. Teknik skimming ayunan visual merupakan perpaduan antara teknik skimming dan teknik ayunan visual. Teknik skimming adalah teknik membaca cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan (Rahim, 2008:52). Sementara itu, teknik ayunan visual adalah teknik membaca yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan membaca seseorang (Subekti, 2011). Teknik skimming ayunan visual merupakan teknik membaca dengan mengayunkan mata dari bagian penting ke bagian penting lainnya secara cepat dan tepat. Dalam teknik skimming ayunan visual, mata bergerak pada baris-baris pertama yang mengandung ide pokok dari paragraf. Kemudian, gerakan mata melompat dan berhenti pada beberapa fakta atau detail tertentu yang menunjang ide pokok. Inti dari teknik ini adalah lompatan mata yang tepat, tidak berhenti pada baris-baris tertentu. Soedarso (2004:85) mengungkapkan bahwa seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan apabila membaca menggunakan teknik ini. Dengan teknik skimming ayunan visual siswa dapat cepat menyelesaikan bacaan dan menjadi bersemangat membaca bahan lain. Dengan demikian, siswa akan dapat menguasai informasi dan gagasan lebih banyak lagi. Keuntungan yang lainnya adalah membaca dengan teknik ini membuat gerakan mata semakin luas membaca unit-unit bahasa. Hal tersebut membuat kesatuan ide atau gagasan dalam bacaan akan semakin tampak jelas (Nurhadi 2005:114). Melalui teknik skimming ayunan visual, siswa diharapkan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Ada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain terkait pembelajaran membaca cepat. Penelitian pertama, yakni “Penerapan Quantum
Reading untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja” yang dilakukan oleh Pande Nyoman Astawa pada tahun 2009. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa quantum reading dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja. Penelitian Astawa ini lebih menekankan pada penerapan quantum reading. Penelitian lainnya adalah penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan Ide Pokok dengan Teknik Skipping Pola Horisontal Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Dwi Purwaningsih pada tahun 2010. Hasil penelitian Purwaningsih menunjukkan bahwa teknik skipping pola horisontal dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara. Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mastina Surya Ade Marta dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Cepat pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja” pada tahun 2013. Penelitian Marta ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan menjelaskan dan memberkan gambaran mengenai pembelajaran membaca cepat di kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Penelitian-penelitan di atas memang berkaitan dengan pembelajaran membaca cepat. Namun, fokus penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian ini, baik dari teknik dan rancangan penelitian yang digunakan. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian menggunakan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 di SMA Dharma Praja Badung. Siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa di kelas tersebut mengalami permasalahan dalam pembelajaran membaca cepat. Guna memperbaiki pembelajaran di kelas XI IPA2 dan meningkatkan kemampuan siswa membaca cepat, peneliti merasa penting melakukan penelitian ini.
4
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahan dalam penelitian adalah (1) Bagaimanakah keterampilan membaca cepat siswa dengan menerapkan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung? (2) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam menerapkan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung? (3) Bagaimanakah respons siswa terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual dalam pembelajaran membaca cepat di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung? Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan keterampilan membaca cepat siswa dengan menerapkan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, (2) untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam menerapkan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, dan (3) untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual dalam pembelajaran membaca cepat di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yakni guru Bahasa Indonesia di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, siswa di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, dan peneliti lain. Bagi guru Bahasa Indonesia di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pembelajaran alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca cepat. Bagi siswa di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran membaca, khususnya membaca cepat. Bagi peneliti lain, temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan atau referensi untuk melaksanakan penelitian sejenis.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas XI IPA2. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan masingmasing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru Bahasa Indonesia di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa penerapan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat pada siswa kelas XI IPA2 di SMA Dharma Praja Badung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung pada semester 2 yang berjumlah 42 orang dan guru Bahasa Indonesia di kelas tersebut. Objek penelitian ini adalah keterampilan membaca cepat siswa. Secara rinci yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca cepat siswa dengan menggunakan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran membaca cepat menggunakan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung, dan respons siswa terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode kuesioner. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif. Dalam observasi partisipasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pemantau tindakan (observer) tanpa disertai keterlibatan langsung dalam proses belajar-mengajar. Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan di kelas dari awal sampai akhir kegiatan. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran membaca cepat
5
dengan teknik skimming ayunan visual. Metode kuesioner digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual di kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar panduan observasi, tes membaca yang dilanjutkan dengan menghitung kecepatan membaca dan tes esai buatan guru, dan lembar kuesioner respons siswa. Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Untuk mengolah data hasil observasi digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sementara itu, untuk mengolah data keterampilan siswa membaca cepat dan respons siswa dalam kuesioner tertutup digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan. Indikator keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar dan tindak belajar siswa. Meningkatnya prestasi belajar membaca cepat siswa dapat diketahui dengan cara melihat perbanding-an nilai yang diperoleh sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan tindakan. Kriteria keberhasilan dalam pembelajaran membaca cepat ditunjukkan oleh 75% siswa mampu memperoleh skor sesuai dengan atau di atas KKM, yaitu 78. Kriteria keberhasilan juga ditunjukkan dengan adanya motivasi, kreativitas, dan keterlibatan siswa secara positif dalam pembelajaran yang dilihat dari hasil observasi. Selanjutnya, kriteria keberhasilan respons siswa ditunjukkan oleh perolehan sebanyak 75% dari jumlah keseluruhan siswa yang merespons positif terhadap tindakan pembelajaran. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan di atas, penelitian dihentikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Materi untuk setiap siklus adalah sama, yaitu membaca cepat teks dengan kecepatan ±300 kata per menit. Pada siklus I, peneliti menggunakan teks yang berjudul “Pencemaran Udara di Ibu Kota” yang diambil dari buku paket Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas XI Program IPA dan IPS. Sementara itu, pada siklus II, peneliti menggunakan teks yang berjudul “Fiksimini: Bersatra Lewat Twitter” yang diambil dari intermet. Masing-masing siklus memerlukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2x45 menit). Setiap siklus digunakan untuk menerapkan perencanaan tindakan yang telah peneliti dan guru susun bersama serta untuk mengetahui respons siswa terhadap teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran membaca cepat. Untuk mengetahui respons siswa tersebut, peneliti membagikan kuesioner kepada seluruh siswa pada akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat beberapa temuan bermakna sehubungan dengan peningkatan keterampilan membaca cepat siswa. Temuan-temuan tersebut yakni (1) penerapan teknik skimming ayunan visual dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa, (2) langkah-langkah yang tepat dalam penerapan teknik skimming ayunan visual, dan (3) siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Penggunaan teknik skimming ayunan visual ini dapat dikatakan memberikan dampak yang baik dalam proses pembelajaran karena mampu meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Meningkatnya keterampilan membaca cepat siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh. Skor rata-rata awal yang diperoleh siswa adalah 71,5 pada siklus I skor rata-rata siswa meningkat menjadi 77,4 sedangkan skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 84,1. Pada siklus I skor rata-rata siswa lebih rendah dibandingkan siklus II. Hal ini disebabkan oleh guru
6
belum melaksanakan langkah pembelajaran membaca cepat menggunakan teknik skimming ayunan visual dengan tepat. Masih tampak beberapa siswa yang kurang memahami ide pokok dalam teks. Siswa juga belum memahami cara menghitung kecepatan membaca. Di samping itu, masih ada siswa yang bermain-main saat diberikan tugas membaca teks yang diberikan. Pada siklus I, guru kurang mampu mengondisikan kelas dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan sehingga banyak siswa yang belum memahami penjelasan guru. Sementara itu, skor rata-rata siswa pada siklus II meningkat disebabkan oleh kendala-kendala pada siklus I sudah diatasi. Guru sudah menerapkan langkahlangkah membaca cepat menggunakan teknik skimming ayunan visual dengan tepat. Melalui teknik tersebut, siswa berlatih menggerakkan mata dengan cepat saat membaca sehingga siswa dapat meningkatkan kecepatan membacanya. Di samping itu, dengan menerapkan teknik ini siswa menjadi lebih cepat dalam menemukan ide pokok. Hal itu tentunya membuat siswa dapat memahami isi bacaan dengan cepat pula. Temuan ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2005:114) yang menyatakan bahwa membaca dengan teknik ini membuat gerakan mata semakin luas dalam membaca. Temuan ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Soedarso (2004:85). Dengan teknik skimming ayunan visual, siswa dapat cepat menyelesaikan bacaan dan menjadi bersemangat membaca bahan lain. Peningkatan skor yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan, pelaksanaan siklus I, sampai pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perbandingan antara skor ratarata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II Pelaksanaan
Skor ratarata kelas
Kategori
Pratindakan Siklus I Siklus II
71,5 77,4 84,1
Cukup Cukup Baik
Dalam penelitian ini juga ditemukan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam penerapan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Langkah-langkah yang dimaksud adalah pada langkah awal, guru menyampaikan apersepsi dan menumbuh-kan motivasi siswa dalam belajar mem-baca cepat. Apersepsi yang baik di-gunakan adalah dengan cara tanya jawab agar siswa terdorong untuk membaca. Setelah melakukan apersepsi, guru menyampaikan tujuan dan rencana kegiatan pembelajaran. Hal ini sangat penting dilakukan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna untuk siswa. Pemberian apersepsi akan membuat siswa mengetahui manfaat dari pembelajaran hari itu. Selanjutnya, guru menjelaskan materi pelajaran dan menyampaikan langkah-langkah membaca cepat yang akan diterapkan. Langkah-langkah membaca cepat dengan teknik skimming ayunan visual adalah (1) siswa membaca paragraf pertama dan kedua untuk mendapatkan gambaran atau gagasan yang akan dijelaskan. (2) Siswa membaca paragraf ketiga dan selanjutnya dengan mulai meninggalkan bagian-bagian yang tidak diperlukan. (3) Siswa membaca gagasan kunci serta beberapa detail yang dibutuhkan. (4) Siswa membaca paragraf terakhir. Saat menjelaskan materi dan langkah-langkah membaca cepat, guru perlu menyampaikannya dengan jelas untuk mempermudah siswa mengikuti pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya agar semua siswa paham dan mampu menerapkan langkahlangkah membaca cepat yang telah direncanakan. Jika ada siswa yang bertanya ataupun menanggapi pertanyaan temannya, guru perlu memberikan
7
penguatan agar siswa semakin termotivasi dan semakin percaya diri. Untuk mengetahui kecepatan membaca siswa, guru membagikan teks yang dilanjutkan dengan meminta siswa mencatat pokok-pokok isi teks yang telah dibaca. Setelah itu, siswa diminta untuk mengulang kembali hal yang dicatat dengan cara disampaikan secara lisan menggunakan kata-kata sendiri. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami isi bacaan. Langkah berikutnya yang dilakukan oleh guru adalah memberikan tes. Tes ini dilakukan untuk menguji pemahaman siswa terkait isi bacaan. Oleh karena itu, siswa diinstruksikan membaca dengan teliti agar semua informasi penting dalam bacaan dapat dipahami. Selanjutnya, pekerjaan siswa ini perlu dibahas bersama. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui jawaban yang benar. Tidak hanya itu, guru juga harus menanyakan kesulitan secara umum yang ditemui oleh siswa agar tidak ada siswa yang masih belum paham. Tidak lupa guru memberikan penghargaan kepada siswa yang sudah mengerjakan tugas dengan baik. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru harus menyimpulkan dan merefleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. Setelah menyimpulkan pembelajaran, pelajaran ditutup dengan menyampaikan salam dan memberikan pekerjaan rumah (PR). Berdasarkan hasil analisis siklus I dan siklus II dapat diinterpretasikan bahwa pemberian bahan bacaan yang sesuai dengan karakter siswa dapat menumbuhkan semangat dan kemauan siswa dalam membaca. Temuan ini sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:90) yang menyatakan bahwa adanya kemauan dalam diri seseorang dapat mempertinggi motivasi untuk berprilaku. Demikian juga halnya dengan dalam pembelajaran membaca. Tanpa ada kemauan, seseorang akan sulit untuk mampu membaca dengan baik. Apabila dalam kegiatan membaca siswa merasa terpaksa, apa yang dibacanya menjadi kurang dipahami. Temuan yang terakhir adalah siswa memberikan respons sangat positif
terhadap penerapan teknik skimming ayunan visual. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa cenderung memberikan skor 4 dan 5, baik pada siklus I maupun siklus II. Respons sangat positif tersebut ditunjukkan oleh keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran. Hal itu berarti siswa senang belajar dengan menerapkan teknik SAV dalam pelajaran membaca cepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (2005:149) yang menyatakan bahwa sikap positif siswa merupakan tanda awal yang baik dalam proses belajar. Saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak lagi merasa bosan. Justru siswa menikmati membaca teks yang diberikan oleh guru. Guru juga senantiasa membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Situasi yang nyaman membuat siswa tidak terbebani dalam belajar. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Dwi Purwaningsih tahun 2010 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan Ide Pokok dengan Teknik Skipping Pola Horisontal Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara”. Kesamaan yang dimaksud adalah dalam hal pemerolehan hasil, yakni meningkatnya rata-rata nilai pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa, penelitian ini masih memiliki relevansi dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Purwaningsih menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tes kecepatan membaca prasiklus menunjukkan nilai rata-rata sebesar 212 kpm atau 56,19% dan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 246 kpm atau 64,22%. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 8,03%. Pada hasil tes pemahaman ide pokok prasiklus sebesar 59,76% dan pada siklus I sebesar 61,43%. Pada tes ini juga mengalami peningkatan sebesar 1,67%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas untuk tes membaca cepat sebesar 268 kpm atau 70,67%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,45%. Untuk tes pemahaman ide pokok diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,05%. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan sebesar 11,62% dari siklus I.
8
Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin berkurang dan perilaku positif siswa semakin bertambah. Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan teknik tertentu ternyata berpengaruh tehadap kemampuan membaca cepat seseorang. Salah satunya adalah teknik skimming ayunan visual yang mampu meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil tes, baik saat pratindakan, siklus I, maupun siklus II yang diperoleh siswa. Di samping meningkatkan keterampilan membaca cepat, penggunaan teknik SAV juga dapat meningkatkan respons siswa saat pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan teknik skimming ayunan visual dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas yang diperoleh siswa. Nilai rata-rata sebelum tindakan adalah 71,5. Sementara itu, setelah pelaksanaan tindakan rata-rata kelas menjadi 77,4 pada siklus I kemudian menjadi 84,1 pada siklus II. Rata-rata kecepatan membaca siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata kecepatan membaca siswa adalah 200 kpm, pada siklus II meningkat menjadi 227 kpm.Selain itu, keberhasilan penerapan teknik pembelajaran ini juga dapat dilihat dari presentase ketuntasan. Sebelum tindakan dilaksanakan, siswa yang tuntas atau mendapat skor 78 ke atas pada kompetensi dasar ini sebesar 21,4%. Setelah tindakan dilaksanakan, pada siklus I, siswa yang tuntas sebesar 52,3% dan pada siklus II siswa yang tuntas sebesar 90,5%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan telah berhasil.
Kedua, ada beberapa langkah dalam penerapan teknik skimming ayunan visual untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa kelas XI IPA2 SMA Dharma Praja Badung (1) memeriksa kesiapan siswa untuk belajar, (2) memberikan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang dapat memberikan informasi, (3) menumbuhkan motivasi siswa dengan cara menyampaikan pentingnya memiliki keterampilan membaca cepat yang dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan dan rencana pembelajaran, (4) men-jelaskan materi dan langkah-langkah membaca cepat, (5) meminta siswa membaca paragraf pertama dan kedua untuk mendapatkan gambaran yang akan dijelaskan, (6) meminta siswa membaca paragraf ketiga dan selanjutnya dengan mulai meninggalkan bagian-bagian yang tidak diperlukan, (7) meminta siswa membaca gagasan kunci serta beberapa detail yang dibutuhkan, (8) meminta siswa membaca paragraf terakhir (9) mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, (10) membagikan bacaan ke-pada siswa dan meminta siswa mengukur kecepatan membacanya (11) meminta mencatat ide pokok atau hal yang dianggap penting dalam bacaan (12) meminta siswa mengulang kembali hal yang dicatat dengan cara disampaikan secara lisan menggunakan kata-kata sendiri, (13) meminta siswa mengumpul-kan teks bacaan, (14) memfasilitasi siswa saat ada masalah yang ditemui dalam menghitung kemampuan efektif membaca-nya, (15) memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, (16) membahas hasil pekerjaan siswa kemudian meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, (17) menanyakan kesulitan secara umum yang ditemui oleh siswa, (18) memberikan penguatan kepada siswa yang sudah mengerjakan tugas dengan baik dan membimbing siswa yang masih kurang, (19) merangkum dan merefleksi hasil belajar, (20) memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk berlatih membaca cepat, dan (21) menutup pelajaran. Ketiga, respons siswa kelas XI IPA2 SMA terhadap penerapan teknik skimming
9
ayunan visual tergolong sangat positif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Saat guru menjelaskan materi, siswa aktif mencatat. Siswa juga aktif bertanya ataupun menjawab ketika guru memberikan pertanyaan. Tidak hanya itu, siswa pun terlihat penuh konsentrasi membaca teks yang diberikan. Selain itu, berdasarkan hasil keusioner pada siklus I diketahui bahwa sebanyak jumlah skor 5 (sangat setuju) yang diberikan siswa sebanyak 168 (40%), jumlah skor 4 (setuju) yang diberikan siswa sebanyak 216 (51,4%), dan jumlah skor 3 (agak setuju) yang diberikan siswa sebanyak 36 (8,6%). Selanjutnya, hasil keusioner pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah skor 5 (sangat setuju) yang diberikan siswa sebanyak 193 (46%), jumlah skor 4 (setuju) yang diberikan siswa sebanyak 224 (53,3%), dan jumlah skor 3 (agak setuju) yang diberikan siswa sebanyak 3 (0,7%). Pada siklus I jumlah skor respons yang diberikan adalah 86,2% (sangat positif) dan pada siklus II jumlah skor adalah 89% (sangat positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang merespons positif memenuhi standar pencapaian minimum 75%. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, bagi guru Bahasa Indonesia, teknik skimming ayunan visual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat pada siswa. Dalam menerapkan teknik pembelajaran ini, hendaknya bahan bacaan yang digunakan dekat dengan kehidupan atau sesuai dengan karakter siswa untuk menarik minat siswa dalam membaca. Kedua, peneliti lain diharapkan melakukan penelitian tindakan lanjutan dengan menerapkan teknik skimming ayunan visual pada kompetensi dasar membaca lainnya untuk mengetahui bahwa teknik pembelajaran ini tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran membaca cepat.
Astawa, Pande Nyoman. 2009. Penerapan Quantum Reading untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VIII G SMPN 2 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Undiksha. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dramayanti, Ni Luh Putu Ita. 2011. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Undiksha. Eriyanti, Ribut Wahyu. 2010. “Model Penerapan Teori Skemata untuk Meningkatkan Pemahaman Isi Bacaan bagi Siswa Sekolah Dasar”. http://www.google.co.id. [diunduh 6 November 2013]. Marta, Mastina Surya Ade. 2013. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Cepat pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Undiksha. Munandar, Utami. 2005. Psikologi Belajar. Jakata: Raja Grafindo Persada. Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo dan YA3 Malang. Pandawa, Nurhayati, dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Purwaningsih, Dwi. 2010. “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Untuk Menemukan Ide Pokok Dengan Teknik Skipping Pola Horisontal Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara”. http://lib.unnes.ac.id/2985/ [diunduh 26 November 2013].
DAFTAR PUSTAKA 10
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka. Subekti, Mokudas Arif. 2011. “Teknik Ayunan Visual”. http://odazzander.blogspot.com. [diunduh 25 November 2013]. Sudiana, I Nyoman. 2007. Membaca. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Widiatmoko, Irwan. 2011. Super Speed Reading: Metode Lengkap dan Praktis untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
11