PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL BERBASIS KOOPERATIF TIPE JIQSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL HIDROKARBON DAN KETERAMPILAN SOSIAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA
TESIS
OLEH:
JUMIATY NIM. G2J1 14 006
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL BERBASIS KOOPERATIF TIPE JIQSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL HIDROKARBON DAN KETERAMPILAN SOSIAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
OLEH:
JUMIATY NIM. G2J1 14 006
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)
Sebuah tantangan selalu akan menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan, dan sesuatu akan menjadi kebanggaan jika sesuatu itu dikerjakan, dan bukan hanya dipikirkan
Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan, jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya, dan bukan hanya menjadi impian.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan untuk kemaslahatan orang banyak
“ Kesabaran adalah kata kunci kesuksesan “, (Penulis) Karya ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku, suamiku yang tercinta, keluargaku, Agama dan Bangsaku, serta almamterku yang kubanggakan.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: JUMIATY
Nomor Pokok
: G2J1 14 006
Program Studi
: Pendidikan IPA
Program Pendidikan
: Pascasarjana
Universitas
: Halu Oleo
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambialihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut sesuai peraturan yang berlaku.
Kendari, 10 Oktober 2016 Yang membuat pernyataan,
JUMIATY
iv
ABSTRAK Jumiaty, G2J114 006, Penerapan Strategi Pembelajaran Reciprocal berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Untuk Meningkatkan Pengetahuan konseptual Hidrokarbon dan Keterampilan Sosial Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Pembimbing : (I) Dr. Fahyuddin, S.Pd.,M.Si. (II) Dr. Ruslin, S.Pd.,M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas relatif dari strategi pembelajaran reciprocal berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw (RTJ) terhadap strategi pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pengetahuan konsep hidrokarbon dan keterampilan sosial siswa. Gaya kognitif dipelajari sebagai variabel moderat yang meliputi gaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD). Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMAN Besulutu yang berjumlah 42 orang, dan terdistribusi pada dua kelas belajar yang masing-masing terdiri dari 21 orang siswa. Salah satu kelas diberikan pembelajaran dengan strategi RTJ dan kelas lainnya mendapatkan strategi pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan jenis quasi eksperimen mengguakan pretest-postest control group design secara faktorial 2 × 2. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain pengetahuan konseptual siswa hasil pembelajaran dengan strategi RTJ dan strategi konvensional secara berturut-turut adalah 0,54 dan 0,42. Berdasarkan analisis varians pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1) strategi pembelajaran RTJ lebih baik secara signifikan dari strategi pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pengetahuan konseptual hidrokarbon dan keterampilan sosial siswa; 2) gaya kognitif siswa memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan pengetahuan konsep hidrokarbon; dan 3) tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa dalam meningkatan pengetahuan konsep hidrokarbon. Siswa yang mempunyai gaya kognitif field independent memperoleh peningkatan pengetahuan konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang bergaya kognitif field dependent, baik secara total maupun pada masing-masing strategi pembelajaran. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa gaya kognitif siswa harus didiagnosis lebih awal untuk dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi siswa dalam proses belajar mengajar kimia. Kata Kunci: reciprocal teaching, jiqsaw, desain pembelajaran, gaya kognitif, dan Pengetahuan konseptual
v
ABSTRACT Jumiaty, G2J114 006, Applying of Reciprocal Learning Strategies Based on Jigsaw Cooperative Technique to Increase Hydrocarbon Conceptual Knowledge and Social Skills Evaluated By Student Cognitive Style. Supervisor : (I) Dr. Fahyuddin, S.Pd.,M.Si. (II) Dr. Ruslin, S.Pd.,M.Si. The objective of this research were to examine the relative effectiveness of reciprocal learning strategies based on jigsaw cooperative techniques (RTJ) against conventional learning strategies to improve knowledge of the concept of Hydrocarbon and social skills of students. Cognitive style were study as a moderate variable that includes field independent (FI) and field dependent (FD) cognitive style. Sample were students of Grade X of SMAN Besilutu, there were 42 students and distributed on two classes of learning, each of which consists of 21 students. One of the classes is given reciprocal learning strategies based on jigsaw cooperative techniques (RTJ) and the other received conventional learning strategies. The kind of this research is a quasi-experimental uses the pretestposttest control group design factorial 2 × 2. Descriptive analysis showed the average value of the N-gain for conceptual knowledge of students with RTJ and conventional learning strategies are 0.54 and 0.42, respectively. Based on the analysis of variance at 95% confidence level is obtained some conclusions, namely: 1) RTJ is significantly better than conventional learning strategies to improve hydrocarbon conceptual knowledge and social skills of students; 2) cognitive styles of students make a significant contribution to the improvement of knowledge of the concept of Hydrocarbons; and 3) there is no interaction between the learning strategies and cognitive styles of students in improving the knowledge of the concept of Hydrocarbons. Students who have field independent cognitive style gain increased higher of the knowledge concept compared with the group of students whose field dependent cognitive style, either totally or in individual learning strategies. The results of this study recommend that the cognitive styles of students should be diagnosed early as consider in the selection of learning strategies that can optimize the potential of the students in the chemistry learning process. Keywords: reciprocal teaching, jigsaw, instructional design, cognitive style, conceptual knowledge
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis
PEMBELAJARAN JIGSAW
dengan
judul
RECIPROCAL
“PENERAPAN
STRATEGI
BERBASIS KOOPERATIF TIPE
UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN
KONSEP
HIDROKARBON DAN KETERAMPILAN SOSIAL DITINJAU DARI
GAYA KOGNITIF SISWA”. Tak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan dan teladan manusia, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa penerangan bagi semua manusia. Sembah sujud kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Nasruddin dan Ibunda Hj. ST. Marijam, dan suamiku tercinta Hasrudin, ST.,M.Si yang tak henti-hentinya memberi dukungan dalam hidup dan sujud kepada Allah SWT yang telah menitipkan hidupku pada kalian. . Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Dr. Fahyuddin,S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing I yang juga sebagai Koordinator Program Studi Pendidikan IPA Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo dan Bapak Dr. Ruslin, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan tekun dan penuh kesabaran memberikan pengarahan, meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini, semoga Allah SWT melimpahkan berkat-Nya kepada Bapak beserta keluarga tercinta. Amin.
vii
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse., M.Si. selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Bapak Prof. Ir. H. Sahta Ginting, M.Agr.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo. 3. Bapak Dewan Penguji Dr. L.O.A.N, Ramadhan, M.Si, DR. La Maronta Galib, M.Pd, Dr. La Harimu, S.Pd., M.Si. 4. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Pendidikan IPA Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo. 5. Bapak Saidin, S.Pd.,M.Si selaku Kepala SMA Negeri 1 Besulutu. 6. Ibu Jumiati Bato Rinding, S.Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Besulutu. 7. Seluruh rekan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri 1 Besulutu. 8. Keluarga: adik Asniaty,S.Ag, Budiyanto, A.Md, Neni Susanti, SKM, dan Brigadir Basran. 9. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada disaat suka maupun duka Sulwan, S.Pd., M.Pd, Nurjanna S.Pd., M.Pd., Irawanti Rahdinun, S.Pd.,M.Pd, Hastuti, S.Pd.,M.Pd., Muh. Arif Rahman Hakim S.Pd, Wahyu Hendrawan Tulungi, S.Si, dan Waode Maya Alkamalia, S.Si. 10. Seluruh mahasiswa Pendidikan IPA konsentrasi Pendidikan Kimia yang telah memberikan semangat dan motivasi selama perkuliahan sampai penyusunan tugas akhir. Terima kasih buat kebersamaan kita selama ini.
viii
11. Seluruh pihak yang banyak perperan dalam penyusunan Tesis ini dari awal hingga akhir penulisan, yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga bantuan serta do’anya yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima di sisi Allah SWT dan semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya di masa yang akan datang.
Kendari, 10 Oktober 2016 Penulis
Jumiaty
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..………………….………………….………...…………
i
HALAMAN PENGESAHAN .……………………...…………...…………….
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………….…………….
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………….…………..
iv
ABSTRAK…..………………………………………………………………….
v
ABSTRACT.………………………………………..……………………………
vi
KATA PENGANTAR………………………………………..…………………
vii
DAFTAR ISI ……………………………….…………………………………...
x
DAFTAR TABEL ….………………..…………………………………………. xiii DAFTAR GAMBAR …..……………………………………………………….
xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xvi DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………. xvii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………….
1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………..………….....
11
1.3 Tujuan Penelitian …..…………………..………………………
13
1.4 Manfaat Penelitian ...……………………………………………
14
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Reciprocal..………………………………. 16 2.2 Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jiqsaw ………………..
26
2.3 Strategi Pembelajaran Reciprocal berpadu Kooperatif Tipe Jigsaw) ………………………………………………………… 33 2.4 Gaya Kognitif Siswa ……………………………………….…..
36
2.5 Konsep Keterampilan Sosial …………………………………...
44
2.6 Pengetahuan Konseptual................................................……….
53
2.7 Penelitian yang Relevan ……………………………………….
56
x
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB IV
3.1 Kerangka Pikir…………………………………………………..
59
3.2 Hipotesis Penelitian……………………………………………..
63
METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………...
67
4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 67 4.3 Variabel dan Desain Penelitian ………………………………… 68
BAB V
4.4 Definisi Operasional Variabel ………………………………….
71
4.5 Instrumen Penelitian …………..………………………………..
72
4.6 Prosedur Penelitian……………………………………………..
75
4.7 Validasi Instrumen Tes Pengetahuan Konseptual …………….
76
4.8 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...
81
4.9 Teknik Analisis Data……………………………………………
82
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Pengetahuan Konseptual ……………………….
88
5.1.1 Hasil Analisis Deskripsi Pengetahuan Konseptual (PK) Hidrokarbon………………………………………………
88
5.1.2 Hasil Analisis Pengaruh Strategi RTJ dan Gaya Kognitif (GK) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Konseptual (PK) Hidrokarbon ………………………………………...
98
5.1.3 Hasil Analisis Keterampilan Sosial Siswa……………….. 103 5.1.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa terhadap Strategi RTJ... 104 5.2 Pembahasan Hasil Penelitian.………………………………….. 108 5.2.1 Peningkatan Pengetahuan Konsep Hidrokarbon…………. 108 5.2.2 Perbedaan Gaya Kognitif Field independent (FI) dan Field dependent (FD) Pada Peningkatan Pengetahuan konseptual Hidrokarbon…………………………………... 118 5.2.3 Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa………………….. 122 5.2.4 Tanggapan Siswa Strategi RTJ…………………………… 128 xi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ………………………………………………..…… 1 128 6.2 Saran.....................................................................………………1 130
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
132
DAFTAR TABEL Halaman Tabel
Tabel
Tabel
2.1
2.2
2.3
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ………………..………………………………………...
31
Sintak strategi pembelajaran RT yang dipadukn dengan strategi kooperatif tipe jiqsaw (RTJ)……………………….......
35
Karakteristik siswa dengan gaya kognitif FD dan siswa dengan kognitif FI ………………………………………………………
42
Tabel
2.4
Dimensi Umum Keterampilan Sosial …………...……….….…
51
Tabel
3.1
Data hasil belajar hidrokarbon siswa SMAN 1 Besulutu Tahun Ajaran 2013-2015 …………………………...…………….…...
60
Gambaran Populasi Siswa Kelas SMA Negeri 1 Besulutu Berdasarkan Nilai MID Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016……………………………………………………… Desain Faktorial 2 x 2 dari variabel independent dan N-gain variabel dependent dari enam kombinasi kelompok ……….....
67
Tabel
4.3 Kriteria Validas Butir Soal berdasarkan nilai 𝑟𝑥𝑦 ………………
77
Tabel
4.4
Kategori butir soal dari nilai indeks kesukaran soal …………..
78
Tabel
4.5
Kategori daya pembeda ………………………………………..
79
Tabel
4.6
Rangkuman hasil analisis butir soal pengetahuan konseptual hidrokarbon yang dikembangkan……………………………...
80
Tabel
4.1
Tabel
4.2
70
Tabel
4.7
Deskripsi pengumpulan data ………..........................................
81
Tabel
4.8
Kategori peningkatan pengetahuan konseptual berdasarkan nilai N-gain……………………………………………………..
83
Tabel 4.9
Kriteria tanggapan siswa……………………………………….
84
Tabel
Deskripsi pengetahuan konsep siswa hasil pre-tes, pos-tes, dan peningkatan yang dinormalisasi (N-gain) pada kedua kelas belajar ………………………..…..….........................................
88
Hasil analisis deskripsi peningkatan PK siswa (N-gain) pada setiap sub materi hidrokarbon sebelum pembelajaran pada pada kedua kelas belajar ……………………..………………..
90
Tabel
5.1
5.2
xiii
Tabel
Tabel
Tabel
5.3
5.4
5.5
Tabel nilai rata-rata N-gain PK siswa berdasarkan kelompok GK, sub materi dan kelas belajar ………………………...…...
93
Tabulasi hasil analisis pengaruh variabel utama dan interaksinya terhadap peningkatan pengetahuan konseptual siswa …….……………………………………………………..
97
Hasil uji homogenitas varians dan perbandingan nilai rata-rata N-gain dimensi proses kognitif PK antara Strategi RTJ dan Strategi PKo ……………………………………………….…...
99
Tabel
5.6
Rangkuman hasil analisis perbedaan nilai rata-rata N-gain PK siswa antara strategi pembelajaran pada kelompok gaya kognitif FI dan FD ………………………………………...…... 100
Tabel
5.7
Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi RTJ …………………………………...…….…… 101
Tabel
5.8
Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi PKo ……………………………………….……... 102
Tabel
5.9
Nilai parameter deskriptif keterampilan sosial siswa hasil dari empat N-gain dimensi keterampilan sosial …………………..
Tabel
103
5.10 Parameter deskriptif keterampilan sosial siswa untuk setiap dimensi ……………………………...……………………….... 104
Tabel 5.11
Hasil analisis data tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ …………………………………………………… 106
Tabel 5.12
Rangkuman tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ.. 108
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Halaman Skema Alur Pembelajaran Reciprocal Teaching …………..… 19
Gambar 2.2
Ilustrasi kelompok jigsaw …………………………...…….….
29
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Pikir Penelitian …………………………….
62
Gambar 5.1
Grafik nilai rata-rata N-gain PK siswa berdasarkan gaya kognitif (GK) pada kedua kelas belajar ………………………
91
Grafik persentase siswa dalam setiap kategori N-gain PK ( sedang tinggi) berdasarkan gaya kognitif dan strategi belajar..
95
Grafik nilai rata-rata N-gain pengetahuan konseptual hidrokarbon berdasarkan dimensi proses kognitif. …………...
96
Gambar 5.2
Gambar 5.3
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman Silabus pembelajaran ………………………………………….. 137
Lampiran 2
RPP (Reciprocal Teaching berbasis kooperative tipe Jiqsaw …. 139
Lampiran 3
Lembar kerja siswa ……………………………………………. 164
Lampiran 4
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar……………………………………………………….. 202
Lampiran 5
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar. 208
Lampiran 6
Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep Hidrokarbon……………… 214
Lampiran 7
Soal Pretest dan Postest Hidrokarbon………………………….. 216
Lampiran 8
Instrumen Tes GEFT Gaya Kognitif Siswa……………………. 229
Lampiran 9
Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran yang Telah Dilakukan………………………………………….. 238
Lampiran 10
Angket Tanggapan siswa Terhadap strategi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw……………………. 239
Lampiran 11
Skala Keterampilan Sosial ………...........................................
Lampiran 12
Hasil Analisis Data……………………………………………..
Lampiran 13
Dokumentasi Penelitian………………………………………...
Lampiran 14
Surat Keterangan Penelitian Dari SMA Negeri 1 Besulutu…….
241 246 274 281 Lampiran 15 Lampiran 16
Surat Izin Penelitian Dari Balitbang Pemprov. Sultra…………. 282 Surat Izin Penelitian dari PPs UHo Kendari…………………… 283 S u
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan PK RTJ PKo FD FI GK
Arti pengetahuan konseptual reciprocal teaching-jiqsaw pembelajaran konvensional field dependence field independence gaya kognitif
xvii
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, karena dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudi
pekerti
luhur.
Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU RI No. 20, 2003). Peningkatan mutu pendidikan untuk menyiapkan siswa yang memiliki keunggulan sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik dengan optimal melalui pengembangan bakat, minat, dan rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya seluruh potensi yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak dipengaruhi oleh
lingkungan proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta belajar. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas proses pembelajaran merupakan hal utama agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
2
Perbaikan sistem pendidikan saat ini harus memperhatikan beberapa prinsip dari pendidikan yang ada, seperti salah satu prinsip yang penting dari pendidikan saat ini adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif di kelas. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru (teacher-centered) menyebabkan siswa terbiasa mengandalkan penjelasan dari guru. Mereka hanya mencatat apa yang telah dicatat guru di papan tulis, atau yang diperintahkan oleh guru. Pengalaman peneliti dalam mengajar menunjukkan bahwa siswa cenderung dan mau menjawab jika ada pertanyaan, menunggu jawaban dari guru kemudian mereka mencatatnya. Kondisi seperti ini terjadi juga disekolah lain berdasarkan sharing pengalaman pada pertemuan kegiatan guru. Kebanyakan siswa hanya mencatat dan menghafal materi yang diberikan tanpa pemahaman. Hal ini terjadi karena
proses belajar mengajar
tidak melibatkan siswa secara aktif untuk
membangun konsepnya sendiri. Menurut Rahayu (2001) pola pembelajaran yang berpusat pada guru dapat kurang memberi bekal bagi siswa untuk menghadapi perkembangan teknologi pada lingkungan masyarakat siswa. Namun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju juga menyebabkan guru tidak mungkin mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa (Semiawan, 1999). Untuk itu siswa perlu diberi bekal agar dapat menggali fakta dan konsep secara mandiri, oleh karena itu pembelajaran IPA khususnya pelajaran kimia disekolah tidak cukup hanya mengetengahkan fakta-fakta atau konsep saja tetapi harus mampu memberikan pengalaman kepada siswa untuk memahami bagaimana fakta atau konsep tersebut diperoleh.
3
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat. Sifat ilmu kimia yang umumnya terdiri atas konsep-konsep abstrak dan sukar dihadirkan dalam bentuk konkrit itulah yang merupakan salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa. Pada proses pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memungkinkan bagi siswa untuk memahami materi dengan baik, lingkungn belajar yang baik apabila siswa termotivasi dan aktif dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Andreas (1995) mengemukakan bahwa penyebab siswa menjadi bosan dan tidak tertarik pada pelajaran kimia adalah ketidaktahuan mereka mengenai kegunaan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kendala yang ditemukan peneliti dilapangan pada mata pelajaran kimia yaitu pengetahuan konseptual siswa masih sangat rendah, referensi buku paket sangat kurang, sarana dan prasarana laboratorium yang kurang menunjang, seperti belum lengkapnya alat dan bahan, tidak melibatkan kerjasama antar siswa dalam proses belajar mengajar, dan dalam proses belajar mengajar interaksi antara guru dan siswa masih sangat rendah karena kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Misalnya, pada SMA Negeri 1 Besulutu, nilai ratarata hasil ujian nasional pada tiga tahun terakhir, 2013, 2014, dan 2015 secara berturut – turut adalah 73, 71, dan 46. Penurunan hasil ujian ini diduga karena banyaknya materi kimia yang dirasakan sulit oleh siswa, diantaranya materi Hidrokarbon yang diajarkan di kelas X pada semester genap. Materi ini bersifat
4
abstrak sehingga diperlukan pengetahuan konseptual dan prinsip untuk dapat membedakan berbagai macam jenis senyawa hidrokarbon, serta memberikan nama dari suatu senyawa dengan bentuk rantai karbon yang panjang dan bercabang dan mempunyai banyak sekali isomer. Pada siswa SMA Negeri 1 Besulutu masih rendah pemahamannya pada konsep hidrokarbon, ulangan harian tahun ajaran 2015, nilai rata-rata siswa yaitu 65. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak tuntas dan di duga siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep hidrokarbon. Untuk meningkatkan pengetahuan konseptual siswa pada materi hidrokrbon
dapat
dilakukan
dengan
strategi
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan aktivitas mental siswa secara maksimal. Pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan
berpikir yang lebih baik sekaligus akan
meningkatkan pengetahuan konseptual siswa. Peningkatan apabila dilakukan
mutu
pendidikan
pengembangan
dan
dapat
tercapai
perbaikan
secara
terhadap
optimal, komponen
pendidikan guru yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang terampil, potensial, dan berkualitas. Dalam meningkatkan pengetahuan konseptual
dan keterampilan sosial
siswa pada proses pembelajaran di kelas dibutuhkan pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar atau perancang pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Joyce & Weil (1992) menemukan lebih dari dua puluh macam strategi mengajar yang dikelompokkkan ke dalam empat
5
kelompok besar. Salah satu kelompok tersebut adalah strategi sosial yang diduga dapat meningkatkan keterampilan akademik siswa. Salah satu kelompok strategi sosial adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi ini dapat meningkatkan aktivits siswa, kemampuan kerjasama antar siswa dan pengetahuan konseptual siswa (Johnson, 1994). Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah belajar secara bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalan belajar, dan memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan dan tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Slavin (1995) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan kecil siswa yang bekerja secara bersama untuk belajar dan bertanggung jawab atas kelompoknya. Lie (2002) menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan, antara lain tipe Jiqsaw. Pembelajaran kooperati tipe jiqsaw dimungkinkan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa dengan siswa lain serta antara siswa dengan guru. Interaksi dan komunikasi yang berkualitas ini dapat memotivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan konseptualnya. Strategi reciprocal teaching merupakan salah satu strategi pengajaran yang menekankan pada pemahaman dalam membaca. Siswa akan mempelajari informasi baru, ide utama dalam bacaan, argumen orang lain dan berusaha mengaitkannya dengan pengalaman sebelumnya. Strategi reciprocal teaching dikembangkan oleh Palincsar and Brown (1984), yang prinsip pembelajarannya
6
mengacu pada suatu kegiatan instruksional yang terjadi dalam bentuk dialog antara guru dan siswa mengenai teks bacaan. Strategi ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan informasi kepada siswa lainnya terkait dengan ringkasan yang telah dibuatnya. Obiunu (2008) mengungkapkan bahwa peran ganda ini bermanfaat karena memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman, baik dari perannya sebagai penerima informasi maupun sebagai orang yang menyampaikan informasi. Menurut Palincsar and Brown (1984), strategi reciprocal teaching terdiri dari empat tahap, yaitu: summarizing (meringkas), questioning (mengajukan pertanyaan), predicting (prediksi), dan clarifying (klarifikasi). Tahapan dalam strategi reciprocal teaching diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi kimia. Perpaduan antara Strategi reciprocal teaching dan kooperatif menekankan siswa untuk bekerja dalam satu kelompok yang dibentuk sedemsikian rupa sehingga setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat atau pun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan yang lainnya. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif yang bertujuan mengurangi konflik antar siswa, merangsang kegiatan belajar yang lebih baik, meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kepuasan pengalaman belajar. Ibrahim (2000) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw, siswa membahas masalah dalam kelompok diskusi yaitu kelompok asal dan tim ahli. Setiap anggota tim bertanggung jawab
7
untuk membahas materi yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi tersebut kepada anggota tim lainnya. Dasar pemikiran pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa akan terpacu untuk memanfaatkan semua potensi yang dimiliki untuk menguasai masalah yang ditugaskan kepadanya agar dapat dipertanggung jawabkan pada anggota kelompok lainnya. Motivasi belajar siswa akan semakin terbangun karena merasa lebih nyaman jika belajar dengan pola tutorial teman sebaya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slavin (1995) bahwa, siswa bekerja pada zona perkembangan terdekatnya saat mereka terlibat dalam tugas-tugas yang tidak dapat diselesaikan sendiri, tetapi dapat diselesaikan bila dibantu oleh teman sebayanya. Oleh karena itu, peneliti menduga adanya dampak positif terhadap kualitas pembelajaran
dengan meningkatnnya hasil belajar dalam
perpaduan keterampilan sosial dengan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw dalam satu paket pembelajaran. Peneliti melihat bahwa karakteristik kedua metode pembelajaran tersebut memungkinkan untuk digunakan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki kesesuaian dan keselaran baik dari sisi teoritis maupun praktis. Selain strategi pembelajaran, faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah gaya kognitif siswa. Gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan yang
8
berhubungan dengan lingkungan belajar (Keefe, 1987). Gaya kognitif merupakan salah satu variabel kondisi belajar yang menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran (Joyce, 1992). Diharapkan dengan adanya interaksi dari faktor gaya kognitif, tujuan, materi, serta metode pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dicapai semaksimal mungkin. Lebih lanjut Shirley dan Rita menyatakan bahwa gaya kognitif merupakan karakteristik individu dalam berfikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Informasi yang tersusun baik, rapi, dan sistematis lebih mudah diterima oleh individu tertentu. Individu lain lebih mudah menerima informasi yang tersusun tidak terlalu rapi dan tidak terlalu sistematis, banyak variasi gaya kognitif yang banyak diminati para pendidik, dan mereka membedakan gaya kognitif berdasarkan dimensi, yakni perbedaan aspek psikologis, yang terdiri dari field independence (FI) dan field dependence (FD). Peran gaya kognitif dalam proses pembelajaran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Seseorang siswa yang memiliki gaya kognitif field dependence (FD), global perseptual merasakan beban yang berat sukar memproses, mudah mempersepsi apabila informasi di manipulasi sesuai dengan konteksnya.
Seorang
yang
memiliki
diverensiasi
psikologis
field
independence (FI), artikulasi akan mempersepsi secara analitis. Ia akan dapat memisahkan stimuli dalam konteksnya, tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Namun, diferensi psikologis dapat diperbaiki melalui situasi yang bervariasi. Individu pada kategori FI biasanya menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan dalam mengolah informasi. Individu yang FI mengerjakan
9
tugas secara tidak berurutan dan merasa efisien bekerja sendiri. Pada situasi sosial orang yang FD umumnya lebih tertarik mengamati kerangka situasi sosial, memahami
pesan-pesan
verbal
dengan
social
conteint,
lebih
besar
memperhitungkan kondisi sosial eksternal sebagai feeling dan bersikap. Pada situasi sosial tertentu orang FD cenderung lebih bersikap baik, antara lain bisa bersifat hangat, mudah bergaul, ramah, responsif, selalu ingin tahu lebih banyak, jika di bandingkan dengan orang FI. Orang yang FI, dalam situasi sosial sebaiknya merasa ada tekanan dari luar (eksternal pressure), dan menanggapi situasi secara dingin, ada jarak, tidak sensitif. Keterampilan sosial dalam pencapaian pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah implisit tercantum dalam tujuan pengembangan kurikulum. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengacu pada Standar Nasional pendidikan, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengolahan pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Keterampilan sosial merupakan bagian dari kecerdasan emosional (emotional
qustion)
seseorang. Disinilah
kecerdasan emosional
sangat
dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan sosial yang ada dalam diri siswa dapat membentuk sikap kepedulian, karena siswa yang mempunyai keterampilan sosial yang tinggi, misalnya dalam menjalin hubungan dengan siswa lain, menghargai diri sendiri dan siswa yang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan siswa lain, kemampuan dalam berkomunikasi, memberi atau
10
menerima umpan balik (feedback), bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dan sebagainya secara otomatis siswa tersebut mempunyai sikap kepedulian yang tinggi. Keterampilan sosial erat kaitannya dengan kompetensi sosial (Katz and McCelland, 1997) yaitu berhubungan dengan fasilitas-fasilitas untuk berinteraksi dengan
siswa
lain,
seperti
berbahasa;
keterampilan
berinteraksi
dan
berkomunikasi, seperti menjalin pertemanan, masuk dalam kelompok tertentu, berbagi, dan menunggu giliran dengan siswa lain. Ahman (1998) mengemukakan bahwa keterampilan sosial memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerja sama, keterampilan untuk mengontrol diri dan siswa lain, keterampilan untuk saling berinteraksi antar yang satu dengan yang lain, saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota kelompok. Fenomena keterampilan sosial dalam kegiatan pembelajaran masih sangat jarang terjadi di Sekolah. Keterampilan merupakan aktivitas yang terorganisir dan terkoordinasi yang diperoleh melalui hasil belajar. Menurut Marsh (2008) keterampilan dapat berupa keterampilan dasar (basic skill), keterampilan sosial (social skill), keterampilan hidup (life skill), keterampilan berfikir kritis (critical thinking skill). Keterampilan sosial, menempatkan siswa sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan siswa yang lainnya, yang selalu membutuhkan siswa lain dan hidup berkelompok/berteman. Ketermpilan sosial pada siswa tidak datang dengan sendirinya, tetapi selalu di dahului oleh proses belajar,
11
pengakumulasian pengetahuan, baik secara formal maupun non formal berdasarkan pengalaman atau pengulangan suatu tindakan, karena itu keterampilan sosial pada siswa selalu berkembang berdasarkan intensitas pembiasaan. Selain karakteristik dari masing-masing strategi pembelajaran reciprocal dan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw, kedua strategi tersebut juga memiliki beberapa persamaan yaitu sama-sama menciptakan lingkungan yang menghargai nilai ilmiah, menerapkan bimbingan oleh tim, meningkatkan motivasi belajar, dan memberikan suatu kondisi belajar yang tidak monoton dan hanya satu arah saja. Dengan demikian, perpaduan antara pembelajaran reciprocal dan jiqsaw diharapkan dapat menjadi solusi strategi pembelajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Besulutu yang diharapkan pula dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Reciprocal
Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw (RTJ) untuk Meningkatkan Pengetahuan Konseptual Hidrokarbon dan Keterampilan Sosial Siswa Ditinjau dari Gaya Kognif Siswa”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
12
1. Bagaimana gambaran pengetahuan konseptual siswa sebelum dan setelah proses belajar-mengajar menggunakan strategi pembelajaran RTJ
dan
pembelajaran konvensional? 2. Bagaimana deskripsi peningkatan pengetahuan konseptual (N-gain PK) dan peningkatan keterampilan sosial siswa setelah proses belajar-mengajar menggunakan strategi pembelajaran RTJ dan pembelajaran konvensional? 3. Apakah strategi pembelajaran RTJ lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa pada materi hidrokarbon? 4. Apakah gaya kognitif siswa berpengaruh pada peningkatan pengetahuan konseptual siswa pada materi hidrokarbon? 5. Apakah terdapat interaksi yang berarti antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif siswa pada peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon? 6. Untuk siswa yang bergaya kognitif FI, apakah nilai rata-rata N-gain PK yang diajar dengan strategi pembelajaran RTJ lebih baik secara signifikan dari nilai rata-rata N-gain PK yang memperoleh pembelajaran konvensional? 7. Untuk siswa yang bergaya kognitif FD, apakah nilai rata-rata N-gain PK yang diajar dengan strategi pembelajaran RTJ lebih secara signifikan dari nilai ratarata N-gain PK siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional? 8. Pada proses belajar-mengajar menggunakan strategi pembelajaran RTJ, apakah nilai rata-rata N-gain PK siswa yang bergaya kognitif FI berbeda secara signifikan dengan nilai N-gain PK siswa yang bergaya kognitif FD?
13
9. Pada proses belajar-mengajar dengan strategi pembelajaran konvensional, apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata N-gain PK antara siswa bergaya kognitif FI dengan siswa gaya kognitif FD? 10. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jigsaw?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk menggambarkan pengetahuan konsep hidokarbon dan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jiqsaw dan pembelajaran konvensional. 2. Untuk mendekripsikan peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa setelah proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran reciprocal dipadu dengan kooperatif tipe jiqsaw dan pembelajaran konvensional. 3. Untuk menguji efektifitas relatif strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif
tipe
jiqsaw
terhadap
pembelajaran
konvensional
dalam
meningkatkan pengetahuan konseptual siswa materi hidrokarbon. 4. Untuk
mempelajari konstribusi gaya kognitif siswa pada peningkatan
pemahaman konsep, khusunya gaya kognitif field independent dan gaya kognitif fiel dependent pada proses belajar mengajar hidrokarbon. 5. Untuk mempelajari pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya
kognitif
hidrokarbon.
siswa
terhadap
peningkatan
pengetahuan
konseptual
14
6. Untuk membandingkan strategi pembelajaran RTJ
dengan pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa bergaya kognitif FI pada materi hidrokarbon. 7. Untuk membandingkan strategi pembelajaran RTJ
dengan pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan pengetahuan konseptual
siswa bergaya
kognitif FD pada materi hidrokarbon. 8. Membandingkan nilai rata-rata N-gain PK antara siswa dengan gaya kognitif FI dengan siswa gaya kognitif FD pada proses belajar-mengajar dengan strategi pembelajaran RTJ. 9. Untuk membandingkan nilai rata-rata N-gain PK antara siswa dengan gaya kognitif FI dengan siswa gaya kognitif FD pada proses belajar-mengajar dengan strategi pembelajaran konvensional. 10. Untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran kimia, utamanya sebagai upaya peningkatan PK dan keterampilan sosial siswa dalam penerapan strategi pembelajaran RTJ pada materi hidrokarbon. Secara khusus, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian sejenisnya khususnya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat.
15
1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi Guru, dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kimia di kelas serta mengatasi masalah kurang aktifnya siswa dalam pelajaran kimia. b. Bagi siswa, dapat meningkatkan PK dan keterampilan sosialnya khususnya pada materi hidrokarbon. c. Bagi sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. d. Bagi peneliti, yakni : (1) memberikan pengetahuan tentang pentingnya pemilihan strategi pengajaran dalam suatu lingkungan belajar; (2) memberikan pengalaman dari sebuah pengajaran yang telah dilakukan; dan (3) hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut dan dapat digunakan sebagai acuan (referensi ilmiah).
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Reciprocal Pembelajaran reciprocal (reciprocal teaching ) dikembangkan oleh Anne Marie Palincsar dari Universitas Michingan and Ane Crown dari Universitas Illinois (Brown and Palincsar, 1984), dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pembelajar pada suatu topik tertentu dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu meringkas (summarizing),
membuat
pertanyaan
(questioning),
mengkomunikasikan
(clarifing), dan memprediksi (prediction). Pada proses pembelajaran, guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks). Palincsar (1984) menyatakan bahwa: “Reciprocal teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue is structured by the use of four strategies: summarizing, question generating, clarifying, and predicting….” “Reciprocal teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks materi pelajaran. Aktivitas dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengkomunikasikan dan memprediksi ...”. Menurut Ibrahim (2007), strategi belajar-mengajar yang terbaik terjadi melalui kegiatan saling mengajarkan satu sama lain antara siswa. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-
17
temannya. Sementara itu, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan dan pembimbing dengan melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu (guru atau siswa yang lebih pandai) kepada orang yang kurang atau belum tahu. Trianto pendekatan
(2007)
mengemukakan bahwa
konstruktivis
yang
reciprocal
berdasarkan
pada
teaching adalah prinsip-prinsip
pembuatan/pengajuan pertanyaan mengajarkan keterampilan kognitif melalui pengajaran dan penggunaan strategi oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang
berkemampuan rendah. Menurut Ismail (2007),
“pembelajaran dapat balik adalah suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa meliputi membaca bahan ajar yang disediakan, menyimpulkan, menyusun pertanyaan atau menjelaskan konsep yang dipelajarinya serta predikasi”. Pembelajaran reciprocal merupakan prosedur pengajaran yang digunakan Brown dan Palincsar untuk mengembangkan pemantauan kognitif; siswa diminta secara bergantian memimpin kelompok belajar dalam menggunakan strategi untuk memahami dan mengingat suatu bacaan. Cara pengajaran ini menuntut sekelompok kecil pelajar, dan secara aktif mendiskusikan bacaan pendek dengan tujuan membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman, memperjelas gagasan atau kata-kata yang sulit atau membingungkan, dan memperkirakan hal yang akan terjadi selanjutnya. Brown dan Palincsar (1984) mengemukakan bahwa dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui penstrategian prilaku tertentu
18
dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding. Scaffolding dalam pembelajaran reciprocal adalah pemberian sejumlah bantuan seorang anak selama tahap–tahap awal pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih adalah sebagai berikut. a) Membuat rangkuman Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling penting dalam teks. b) Membuat pertanyaan dan jawaban Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa, mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik, tekhnik ini seperti sebuah proses metakognitif. c) Mengkomunikasikan Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah
19
dimilikinya. Siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. e) Memprediksi Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya (siswa guru) (Trianto, 2007). Reciprocal teaching, merupkan strategi yang sangat fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi kelas serta subjek pelajaran (Yunita, 2012). Tahapan pembelajaran dalam Reciprocal teaching strategi yang diperkenalkan oleh Palincsar and Brown bukanlah harga mati ataupun rumus baku. Hal ini dibuktikan oleh Garderen (2004) yang mengubah alur reciprocal teaching menjadi clarifying, predicting, questioning dan summarizing pada pelajaran matematika. Oleh karena itu, strategi reciprocal teaching merupakan sebuah siklus seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut.
Predicting
Questioning
RECIPROCAL TEACHING Clarifying
Summarizing
Gambar 2.1 Skema Alur Pembelajaran Reciprocal Teaching
20
Berdasarkan Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa tahap-tahap pembelajaran Reciprocal Teaching Strategies dapat diubah alurnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Merujuk pada Palincsar (1984) akan menggunakan alur summarizing – quetioning – clarifying -
perdicting yang
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Gardner, dkk., (dalam Kuswandi, 2011) mengemukakan bahwa: “siswa termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari meteri itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu lebih baik”. Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik sudah pasti siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2.1.2 Prinsip pembelajaran reciprocal Pembelajaran reciprocal adalah suatu pendekatan konstruktivistik yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan. Strategi pembelajaran ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang membantu siswa mengembangkan keterampilan kognitifnya. Prinsip-prinsip pembelajaran reciprocal dalam pendekatan konstruktivistik adalah sebagai berikut. 1) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Artinya dengan bantuan prinsi-prinsip pedagogi yang konstruktivis, yaitu relevansi tidak harus berkaitan dengan kehidupan atau keberadaan siswa terdahulu tetapi siswa harus memiliki minat terhadap subyek tertentu sehingga memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. 2) Struktur pembelajaran seputar konsep utama mengenai pentingnya sebuah pertanyaan. Artinya, guru mengorganisasi
informasi sekitar problematika
21
konsep, pertanyaan dan situasi yang mempunyai ciri–ciri tertentu, karena siswa disibukkan dengan ide–ide atau masalah yang dipersentasikan secara sulit/tidak dimengerti. 3) Mencari dan menilai pendapat siswa. Artinya, dalam proses belajar mengajar karakteristik para siswa sangat diperhitungkan karena mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa. Maksudnya siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda
terhadap
pengetahuan tergnatung pada
pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menggiatkan prestasinya. Pemahaman dan karakteristik siswa ini sangat membantu dalam mencari dan menilai pendapat siswa. 4) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Artinya belajar menjadi lebih baik jika tuntutan kognitif, sosial dan emosional dari kurikulum dapat dicapai oleh para siswa. 5) Guru harus mampu memberikan pertanyaan yang luas agar siswa dapat mengungkapkan ide–ide yang mereka miliki tanpa harus terfokus terhadap satu jawaban saja. Guru harus mempunyai kemampuan kepribadian dan keterampilan kemasyarakatan dalam proses pembelajaran. Guru perlu berupaya untuk meningkatkan kemampuan–kemampuan belajar siswa.
2.1.3
Teori belajar yang mendukung pembelajaran reciprocal Pembelajaran reciprocal ini didukung oleh beberapa teori, karena teori ini
membantu pengajar dalam menjelaskan strategi pembelajaran yang akan
22
digunakan. Adapun teori–teori yang mendukung pembelajaran reciprocal adalah sebagai berikut.
2.1.3.1 Teori Piaget Penerapan teori Piaget dalam pengajaran yaitu menggunakan demonstrasi dan mempresentasikan ide-ide secara fisik. Teori Piaget dalam pembelajaran diterapkan dalam program yang menekankan: 1)
Pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman–pengalaman nyata dan memanipulasi langsung alat dan bahan atau media belajar.
2)
Peranan siswasebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar yang luas. (Sulandari dan Riyanti, 2002). Berdasarkan teori Piaget pembelajaran reciprocal ini sangat cocok sekali
dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran reciprocal memusatkan kepada berpikir atau proses mental peserta didik, tidak hanya hasil yang diperoleh . Selain itu pembelajaran reciprocal mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, penerapan teori Piaget dalam pembelajaran reciprocal adalah “tutor teman sebaya“, dimana peserta didik dapat mempresentasekan ide–ide secara lebih jelas.
2.1.3.2 Teori Vygotsky Teori
Vygotsky
menekankan
pada
hakikat
sosiokultural
dari
pembelajaran yang berlangsung ketika siswa belajar dalam Zone of proximal
23
depelopment. Zone of proximal depelopment adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seorang anak saat ini. Ide penting lain dari teori Vysotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti pemberian sejumlah besar bantuan pada seorang anak selama tahap–tahap awal pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukan tanggung jawabnya tersebut. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk peningkatan, dorongan, penguraian masalah ke dalam masalah kedalam langkah–langkah pemecahan, memberikan contoh, ataupun yang lainnya yang memungkinkan peserta didik untuk tumbuh mandiri. Dalam pembelajaran reciprocal peran pengajar adalah membantu “tutor teman sebaya“ jika mengalami kesulitan dengan memberikan scaffolding atau memberikan bantuan kepada perserta didik berupa petunjuk, peringatan dan dorongan untuk meyakinkan peserta didik tumbuh mandiri. (Sulandari dan Riyanti, 2002).
2.1. 4 Keunggulan strategi pembelajaran reciprocal Strategi pembelajaran reciprocal selain dapat menciptakan pemahaman yang baru yang menuntut aktivitas, kreatif, produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan. Pembelajaran reciprocal dapat mengaktifkan siswa, dan memiliki beberapa kelebihan yang dapat dijadikan suatu motivasi agar anak mau belajar. Adapun keunggulan–keunggulan dari pembelajaran reciprocal adalah sebagai berikut. a) Dapat memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
24
b) Peserta didik belajar dengan pemahaman sehingga tidak mudah lupa dan belajar lebih bermakna. c) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. d) Membantu siswa untuk
mengembangkan pengertian atau pengetahuan
konseptual secara lengkap. e) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
2.1.5 Langkah–langkah strategi pembelajaran reciprocal Proses pembelajaran reciprocal dilakukan dengan guru menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok–kelompok kecil, kemudian guru mestrategikan empat keterampilan kognitif, merangkum, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi. (Chamot, A.U. 1996). Selanjutnya guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut, dan guru bertindak sebagai fasilitator motivator, mediator, serta semangat bagi siswa. Langkah–langkah strategi pembelajaran reciprocal menurut Palincsar dan Brown (1984) adalah sebagai berikut. Pada Tahap awal
pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin dan
melaksanakan empat
strategi
pembelajaran
reciprocal
yaitu
meringkas,
mengajukan pertanyaan, memprediksi, dan klarifikasi. a) Guru menerangkan bagaimana cara meringkas, menyusun pertanyaan, memprediksi, dan klarifikasi kembali setelah membaca.
25
b) Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi pembelajaran reciprocal, guru meminta siswa dalam menyelesaikan apa yang belum diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tugas kepada siswa. c) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab (Trianto, 2007). Proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk menyediakan suasana belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan siswa. Berdasarkan pandangan konstruktivisme, untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran reciprocal kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok belajar adalah merupakan cara yang memadai, mendukung konstruksi pengetahuan individu
dengan berbagai cara dari setiap anggota
kelompok tersebut. Untuk mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individu sehingga terciptanya kelas yang bergairah dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut maka strategi pembelajaran reciprocal yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Tahap pertama Guru menyiapkan bahan diskusi (terlampir) yang akan digunakan dalam setiap pertemuan. Bahan diskusi tersebut memuat tugas meringkas,
menyusun
pertanyaan
dan
menyelesaikannya,
dan
memprediksikan suatu permasalahan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam
26
kelompok – kelompok kecil sekitar 5 orang dan ada satu kelompok yang berjumlah 6 orang. 2) Tahap kedua a. Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, kemudian siswa membaca bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk mengerjakan sebagai bahan diskusi dimana memuat langkah–langkah yang terdapat pada pembelajaran reciprocal. b. Selesai membaca siswa ditugaskan mengerjakan bahan diskusi dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya. c. Guru memperagakan kepada siswa, peran sebagai guru siswa (siswa sebagai guru) dengan menjelaskan hasil ringkasannya, mengajukan pertanyaan dan menyampaikan hasil prediksi dari pertanyaan yang di ajukan dan soal prediksi yang di buat dalam bahasa diskusi. d. Pada pertemuan selanjutnya yang menjadi guru siswa adalah salah satu kelompok dalam kelas yang dipilih secara acak, sehingga seluruh kelompok siswa dalam kelas harus siap. 3) Tahap ketiga. Sebagaimana pertemuan sebelumnya guru membagikan bahan diskusi dan siswa mengerjakan secara
kelompok. Dipilih salah satu
kelompok untuk menjadi guru siswa yang berperan aktif bersama teman– temannya dalam membahas bahan diskusi.
2.2 Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jiqsaw Pada perapan tipe Jiqsaw, siswa belajar berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Materi pelajaran diberikan pada siswa
27
dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok yang lain mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut dengan kelompok ahli (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000 ).
2.2.1 Teori belajar yang mengandung pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw Ide pembelajaran kooperatif berasal dari seorang filosof yang berpendapat bahwa untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki teman, dari sinilah pembelajaran kooperatif berkembang, dalam pembelajaran kooperatif tentunya tidak akan terlepas dari teori-teori lain yang berasal dari ide-ide para ahli pendidikan, teori tersebut antara lain sebagai berikut. a) Teori konstruktivisme Konstruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada (Isjoni, 2009). b) Teori Piaget Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivisme, ia berpendapat bahwa anak membangun skematanya dari pengalaman mereka sendiri dengan lingkungannya. Pengetahuan yang akurat tidak dapat diturunkan langsung dari membaca atau mendengarkan orang bicara. Siswa hendaknya diberi banyak kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang dilakukan dengan interaksi dengan teman sebaya dan dibantu pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi
28
dengan lingkungan dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. c) Teori Vygotsky Teori
Vygotsky
menekankan
pada
bakat
sosiokultural
dalam
pembelajaran. Ada empat prinsip yang diturunkan Vygotsky dari teorinya, yaitu: pembelajaran sosial, zona perkembangan terdekat, pemagangan kognitif, dan scaffolding. Keempat prinsip ini memegang peranan yang penting dalam pembelajaran. Prinsip pertama, pembelajaran sosial, Vygotsky menekankan pada hakekat sosial pembelajaran. Vygotsky mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran ini menekankan bahwa selain mempunyai tujuan produk, dan psikomotor, pembelajaran ini juga mempunyai tujuan keterampilan sosial (Rachmadiarti, 2003). Menurut Combs (2001) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang menuntut adanya kerja sama setiap anggota kelompok sehingga mereka mampu memaksimalkan pembelajaran mereka. Setiap kelompok masing-masing anggota memiliki tanggung jawab dan tugas masing-masing untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran kooperatif, siswa secara rutin bekerja dalam kelompok 5-6 orang yang berkemampuan berbeda, untuk saling membantu memecahkan
29
masalah yang kompleks, dengan pembelajaran kooperatif, siswa menggunakan hakikat sosial belajar, mereka saling mestrategikan cara berpikir yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan atau miskonsepsi di antara mereka sendiri (Corebima, I., dan Rachmadiarti, F. 2002). Kooperatif tipe jiqsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkin (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000). Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan 5 atau 6 anggota setiap kelompok dan heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk menyelesaikan soal yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000). Ilustrasi dalam pembelajaran kelompok jiqsaw diperlihatkan dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Ilustrasi Kelompok jiqsaw (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000).
Lie (1999) menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw,
siswa
diberi
tugas yang terdiri dari masalah yang berbeda untuk
30
masing-masing anggota kelompok untuk dibaca, setelah setiap anggota kelompok selesai membaca, siswa dari kelompok berbeda bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan masalah yang diberikan, kemudian ahli-ahli tersebut kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusinya. Setelah materi pembelajaran dalam bentuk teks diberikan kepada kelompok masing-masing, setiap anggota kelompok diharuskan untuk membaca bagian tertentu dari bahan tersebut, selanjutnya perwakilan dari masing-masing kelompok bertemu menjadi kelompok ahli untuk mendiskusikan teks tersebut. Anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya, untuk diajarkan kepada anggota kelompok asalnya (Rachmadiarti, 2003). Pada pendekatan kooperatif jiqsaw, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu, kemudian peserta didik atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota dari kelompok lainnya yang mempelajari materi yang sama. Materi tersebut didiskusikan, dipelajari, serta dipahami setiap masalah yang ditemukan sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Jenis materi yang paling mudah digunakan untuk pendekatan ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam literatur.
Materi
pelajaran
harus
mengembangkan
konsep
dari
pada
mengembangkan keterampilan sebagai tujuan umum. Menurut Ibrahim dan Rachmadiarti (2000), terdapat 7 langkah dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw yang terdapat pada Tabel 2.1.
31
Tabel 2.1 Langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw Fase
Kegiatan Guru
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2 : Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 : Memberikan masalah/tugas/soal
Guru memberikan masalah/tugas/soal yang dibahas dalam kelompok asal dan ahli
Fase 5 : Membimbing kelompok bekerja dalam belajar Fase 6 : Evaluasi
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan kerjanya
Fase 7 : Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber: Ibrahim dan Rachmadiarti (2000).
Berdasarkan fase pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada Tabel 2.1 di dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Menyiapkan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi, beberapa aspek dari tujuan dan motivasi siswa tidak berbeda untuk pembelajaran strategi jiqsaw. Guru yang berhasil memulai pelajaran dengan menelaah ulang, menjelaskan tujuan mereka dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan menunjukkan bagaimana pelajaran itu terkait dengan pelajaran sebelumnya.
32
b) Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan verbal, buku teks atau bentuk-bentuk lain, menyajikan informasi verbal secara jelas kepada siswa dan memberikan petunjuk cara dan prosedur melakukannya. Petunjuk itu tidak akan diulang di sini. Bagaimanapun juga, penting untuk digaris bawahi suatu perhatian singkat tentang penggunaan buku teks. c) Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw memiliki kelebihan dan kekurang. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw yaitu sebagai berikut. a) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain. b) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. c) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya. d) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif . e) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000). Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw yaitu sebagai berikut. a) Membutuhkan waktu yang lama. b) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000).
33
2.3 Strategi Pembelajaran Reciprocal Berpadu Kooperatif Tipe Jiqsaw (RTJ) Permasalahan rendahnya keterampilan sosial dan hasil belajar kognitif pada siswa berkemampuan akademik rendah dapat diatasi dengan cara menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Terdapat berbagai macam strategi pembelajaran yang yang sudah berkembang, diantaranya adalah reciprocal teaching dan jiqsaw. Pemilihan strategi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran, pembelajaran koopertif belum diaplikasikan secara optimal. Beberapa guru yang melaksanakan pembelajaran kooperatif polanya tidak jelas. Menurut Ibrahim dan Rachmadiarti (2000), melalui seting dengan kelompok kecil, siswa dapat mengetahui pengetahuan mereka sendiri, sehingga kognitifnya dapat diberdayakan. Pembelajaran berbasis konstruktivis dengan strategi kooperatif menjadi sebuah kebutuhan. Senada dengan pendapat Bowean (1994), yang mengemukakan bahwa aktivitas pembelajaran konstruktivis efektif dilakukan dalam kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif dipandang dapat memberdayakan kemampuan berpikir siswa, meskipun pembelajaran dengan strategi kooperatif juga memerlukan beberapa tugas perencanaan yang baik. Beberapa perencanaan tersebut adalah buku teks atau LKS sehingga kelompok kecil siswa dapat bekerja dalam kelompoknya masing–masing. Selain itu juga diperlukan strategi pembelajaran kooperatif. (Ibrahim dan Rachmadiarti, 2000). Pembelajaran kooperatif jiqsaw dapat diaplikasikan dalam bidang pembelajaran kimia.selain itu mudah dalam pelaksanaannya. Strategi jiqsaw dapat memberikan dampak meningkatkan interaksi antar siswa, selain itu jiqsaw
34
dipandang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kemampuan menguasai materi pelajaran karena setelah berdiskusi pada kelompok ahli maka berkewajiban menyampaikan informasi hasil diskusi kepada teman pada kelompok asal (Susilo, 2005). Kajian lain menunjukkan bahwa pada strategi reciprocal teaching, siswa lebih mudah mengkomunikasikan gagasan dengan teman lain, akan tetapi untuk mempertajam dan menyempurnakan ide perlu dilakukan secara kooperatif (Palincsar and Brown, 1984). Penggabungan strategi jiqsaw dengan strategi reciprocal teaching mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Strategi jiqsaw mempunyai karakter interaksi siswa dalam diskusi kelompok cukup tinggi. Strategi
reciprocal teaching
mempunyai karakter
optimlisasi berpikir tingkat tinggi yang cukup baik. Kombinasi strategi reciprocal teaching dan
strategi jiqsaw
menggabungkan dan sintaks strategi
(RTJ) dapat dilakukan dengan
reciprocal teaching (RT) dan sintaks
strategi jiqsaw (J). Sintaks pendekatan pembelajaran jiqsaw menurut Holliday (2000), siswa bekerja pada kelompok asal, kerja kelompok ahli, mengecek pekerjaan, dan review guru. Sementara itu, sintaks strategi
reciprocal teaching
menurut
Palincsar and Brown (1984), yaitu: meringkas, membuat pertanyaan, memprediksi jawaban, mengklarifikasi jawaban. Sintaks pembelajaran
reciprocal
teaching (RT) dapat digabungkan dengan sintaks strategi jiqsaw pada kerja kelompok ahli dan kelompok asal. Oleh karena itu, strategi reciprocal teaching
35
dapat dipadukan dengan strategi kooperati tipe jiqsaw (RTJ) dengan sintaks pembelajaran seperti disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Sintaks strategi pembelajaran RTJ yang dipadukan dengan strategi kooperati tipe jiqsaw (RTJ) Fase
Kegiatan Guru
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2 : Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa lewat bahan bacaan
Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok asal
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 : Menyiapkan bahan diskusi memuat tugas meringkas, menyusun pertanyaan Fase 5 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok ahli untuk menjawab pertanyaan
Guru membagikan bahan diskusi selanjutnya menjelaskan bagaimana cara meringkas, menyusun pertanyaan dengan benar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka dalam kelompok ahli
Fase 6 : Guru membimbing kelompok-kelompok belajar Mengorganisasikan siswa ke pada saat mereka mengkomunikasikan tugas dalam kelompok asal mereka dari kelompok ahli Fase 7 : Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan kerjanya.
Fase 8 : Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan kerjanya
Fase 9: Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
36
Berdasarkan kedua sintaks pada Tabel 2.2 di atas, maka strategi pembelajaran gabungan RTJ sarat dengan kegiatan diskusi kelas. Oleh karena itu strategi gabungan RTJ di pandang berpotensi besar dalam mengembangkan pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial siswa.
2.4 Gaya Kognitif (GK) Siswa Setiap individu memiliki karakteristik yang khas, yang tidak dimiliki oleh individu lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berpikir, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat berbeda dalam cara pendekatan terhadap situasi belajar, dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka, dalam cara mereka merespons metode pengajaran tertentu. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal gaya kognitif (Slameto, 2003). Gaya kognitif merupakan karakteristik yang dimiliki oleh setiap individu dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Dimana individu tertentu lebih baik menerima informasi yang tersusun dengan baik, rapi dan terstruktur. Sementara individu lain lebih mudah menerima informasi yang tidak tersusun rapi dan tidak terstruktur. Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berpikir kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat
37
berbeda dalam cara pendekatan terhadap situasi belajar, dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan dan menghubugkan pengalaman-pengalaman mereka, dalam cara mereka merespon terhadap metode pengajaran tertentu. Setiap orang memiliki cara-cara tersendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengelolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal dengan gaya kognitif. Gaya kognitif diskonsepsikan sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menentukan cara-cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat berpikir dn memecahkan masalah. Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengoranisasi, dan memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlaku lama. Setiap individu akan memilih cara yang lebih disukai dalam stimuli lingkungannya. Kemunkinan, ada individu yang memberikan respon lebih cepat, tetapi ada pula yang lebih lambat. Cara-cara memberi respon terhadap stimuli ini berkaitan erat dengan sikap dan kualitas personal. Lebih lanjut Nasution, memberikan definisi tentang gaya kognitif yakni cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah. Sementara Keefe (1998) mengungkapkan bahwa gaya kognitif merupakan bagian gaya belajar yang menggambarkan kebiasaan berperilaku yang tetap dalam diri
38
seseorang dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah maupun dalam menyimpan informasi. Desmita (2002) mengatakan bahwa gaya kognitif menempati posisi yang penting dalam proses pembelajaran. Bahkan gaya kognitif merupakan salah satu variabel belajar yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran. Sebagai salah satu variabel pembelajaran, gaya kognitif mencerminkan karakteristik siswa, disamping karakteristik lainnya seperti motivasi, sikap, minat, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Sebagai salah satu karakteristik siswa, kedudukan gaya kognitif dalam proses pembelajaran perlu mendapat perhatian dari guru dalam merancang pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif peserta didik, berarti menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang mereka miliki. Melalui rancangan pembelajaran seperti dikemukakan di atas, suasana belajar akan tercipta dengan baik, karena proses pembelajaran sesuai dengan proses dan perkembangan kognitif peserta didik, serta tidak terkesan mengintervensi hak mereka. Gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent memiliki cenderung digunakan untuk mengukur gaya kognitif dari pemahaman ilmu-ilmu sosial. Sementara untuk ilmu-ilmu eksakta menggunakan gaya kognitif analitik (analytic) dan spasial (spatial). Dari uraian beberapa teori yang diungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif adalah kebiasaan yang dimiliki individu dalam menghadapi dan melakukan strategi belajar yang bersifat konsisten dan berlaku dalam waktu yang lama yang mencakup bagaimana menerima informasi, berpikir,
39
mengorganisasikan, merasakan, mengingat, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
2.4.1 Gaya Kognitif Field Independent (FI) Seseorang dengan “Field Independent” cenderung menyatakan suatu gambaran lepas dari latar belakang gambaran tersebut, serta mampu membedakan obyek-obyek dari konteks sekitarnya dengan lebih mudah. Umumnya mereka mampu dengan mudah menghadapi tugas-tugas yang memerlukan kemampuan membedakan dan menganalisis. Individu yang memiliki gaya kognitif Field Independent memiliki karakteristik diantrnya: (1) mempunyai kemampuan menganalisis
dalam
memisahkan
obyek
dengan
hal
yang
terdapat
dilingkungannya; (2) mempunyai kemampuan dalam mengorganisasikan suatu obyek; (3) berorientasi inpersonal; (4)
memilih profesi yang cenderung
individual; (5) tujuan dideskripsikan secara individual; dan (6) penguatan internal dan motivasi intrinsik lebih diutamakan. Siswa dengan kecendrungan analitis cenderung lebih refleksif terhadap kemungkinan-kemungkinan klasifikasi pilihan dan analisis visual materi-materi yang diberikan. Dalam membaca dan berfikir induktif mereka cenderung membuat kesalahan yang lebih sedikit. Seseorang dengan Field Independent lebih fleksibel dibandingkan mereka yang Field Dependent. Penemuan-Penemuan berbagai studi yang dilakukan menujukan bahwa siswa dengan Field Independent lebih menyukai bidang-bidang yang membutuhkan keterampilan-keterampilan analisis seperti matematika, kimia, fisika, biologi, teknik serta aktivitas-aktivitas mekanik.
40
Individu yang dengan gaya Field Independent lebih menerima bagianbagian terpisah dari pada menyeluruh dan mampu menganalisa pola kedalam komponen-komponennya. Siswa dengan gaya Field Independent cenderung menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan dalam proses informasi. Berdasarkan uraian yang diungkapkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif Field Independent adalah suatu kecenderungan dalam bersikap dan berperilaku tetap, konsisten yang terdapat pada diri seorang siswa dalam hal berpikir kritis, analitis yang berorientasi impersonal, dan memiliki kemampuan dalam hal mengingat serta mempunyai motivasi dan tingkat ketelitian tinggi, memiliki penguatan serta memiliki kemampuan yang baik dalam memecahkan masalah, dan memiliki kegemaran khusus pada mata pelajaran eksakta.
2.4.2
Gaya Kognitif Field Dependent (FD) Individu dengan gaya Field Dependent cenderung menerima suatu pola
sebagai suatu keseluruhan. Mereke sulit untuk memfokuskan pada suatu aspek dari suatu situasi, atau menganalisa pola menjadi bagian-bagian yang berbeda. Siswa dengan gaya kognitif Field Dependent menemukan kesulitan dalam memproses, namun mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya, tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Secara kognitif mereka yang Field Dependent akan mengalami kesulitan-kesulitan khusus dalam mengubah strategi mereka bila masalah menuntutnya, atau dalam menggunakan obyek-obyek yang dikenal dalam cara yang tidak bisa dilakukan. Siswa dengan Field Dependent cenderung memilih bidang-bidang yang
41
melibatkan hubungan interpersonal seperti ilmu-ilmu sosial, aktivitas-aktivitas persuasiv, ilmu sastra, manajemen perdagangan. Orientasi sosial yang ditunjukkan oleh mereka yang Field Dependentini juga tampak kecenderungan mereka dalam memilih bidang-bidang pekerjaan yang disukai kelompok dimana ia berada. Individu yang memiliki gaya kognitif Field Dependent merupakan kebalikan dari Field Independent dimana menurut Witkin (1971) Field Dependent memiliki karakteristik diantaranya: (1) cenderung memiliki pemikiran global; (2) kecenderungan untuk menerima struktur yang sudah ada, disebabkan kurang memiliki kemampuan restrukturisasi; (3) memiliki orientasi sosial sehingga nampak baik, ramah, bijaksana, baik budi dan penuh kasih yang terhadap yang lain; (4) cenderung memilih profesi yang menekankan pada keterampilan; (5) cenderung mengikuti tujuan yang sudah ada; dan (6) cenderung bekerja dengan mementingkan motivasi eksternal dan lebih tertarik penguatan motivasi eksternal seperti pujian, hadiah, atau motivasi eksternal dari orang lain. Berdasarkan teori yang uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif Field Dependent adalah suatu kecenderungan dalam bersikap dan berperilaku tetap, yang terdapat pada diri seseorang siswa dalam hal berfikir secara umum/global, memiliki motivasi dan penguatan secara ekstrinsik, bersifat sosial, memiliki kemampuan dalam mengingat dan sifat ketelitian tingkat pemecahan masalah yang rendah, dan memiliki kegemaran terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Secara efektif, orang dengan Field Dependent yang lebih dominan umumnya cenderung lebih independent, kompetitif, dan percaya diri. Orang-orang Field Dependent cenderung lebih bersosialisasi,
42
menyatukan diri dengan orang-orang di sekitar mereka, dan biasanya lebih berempati dan memahami perasaan dan pemikiran orang lain. Perbedaan karaktristik antara siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dengan kelompok siswa yang bergaya kognitif Field Independent (FI) diungkapkan oleh Woolfok (1999), seperti ditunjukkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Karakteristik siswa dengan gaya kognitif FD dan siswa dengan kognitif FI Field Dependent (FD)
Field Independent (FI)
- Lebih baik pada materi pembelajaran - Perlu bantuan memfokuskan dengan muatan sosial. perhatian pada materi dengan muatan sosial - Memiliki ingatan lebih baik untuk - Perlu diajarkan bagaimana infirmasi sosial. menggunakan konteks untuk memahami informasi sosial - memiliki struktur, tujuan dan - Cenderung memiliki tujuan diri penguatan yang didefinisikan secara yang terdefinisikan dan penguatan jelas. - Lebih terpengaruh kritik - Tidak terpengaruh kritis - Memiliki kesulitan besar untuk - Dapat menembangkan strukturnya mempelajari materi terstruktur sendiri pada situasi tak terstruktur - Perlu diajarkan bagaimana - Biasanya lebih mampu penggunaan alat-alat bantu ingatan memecahkan masalah tanpa instruksi dan bimbingan eksplisit - Cenderung menerima organisasi yang diberikan dan tidak mampu untuk mengorganisasi kembali - Memerlukan instruksi lebih jelas mengenai bagaimana memecahkan masalah Sumber: Woolfok (1999)
43
Agar pengalaman belajar menjadi lebih efektif dan relevan bagi siswa, maka: a) menempatkan siswa didalam kelas yang berbeda berdasarkan gaya kognitif mereka, agar guru dapat memberikan pengajaran melalui metode yang dianggap lebih efektif dan relevan bagi masing-masing gaya kognitif. b) menempatkan siswa-siswa Field Dependent dan Field Independent di dalam kelas yang sama, dengan perbadingan yang cukup seimbang antara yang Field Independent dan Field Dependent.
2.4.3
Test Group Embedded Figures Test (GEFT) Group Embedded Figures Test (GEFT) dikembangkan oleh Philip K.
Oltman, Evelyn Raskin, dan Herman A. Witkin (1971), yang digunakan untuk Mengetahui gaya kognitif siswa berdasarkan perbedaan psikologinya yaitu gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field independent. Menurut Witkin (1971), GEFT ditetapkan sebagai instrument tes yang valid dan reliabel, mengharuskan subjek meletakkan bentuk gambar
geometri yang terlihat
selanjutnya dalam bentuk yang lebih kompleks dalam waktu 20 menit. Menurut Davis (2006), Witkin menggunakan GEFT yang dikenakan pada subjek laki-laki dan perempuan dan dengan menggunakan rumus SpearmanBrown untuk menunjukkan reliabilitas tes. Sehingga diperoleh reliabilitas GEFT yaitu 0,82. Sedangkan validitasnya adalah 0,82 untuk laki-laki dan 0,79 untuk perempuan. GEFT ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian I terdiri dari 7 soal, sedangkan bagian II dan bagian III masing-masing terdiri dari 9 soal. Skor yang dihitung adalah hanya pada tes bagian II dan III dengan rentang skor antara 0 –
44
18. Sedangkan untuk soal bagian satu hanya sebagai latihan dan agar familiar dengan tes tersebut. Bagian satu diberikan 7 soal yang mudah dalam waktu 3 menit, dan item dalam bagian ini tidak termasuk dalam total skor. Bagian dua dan tiga merupakan bagian inti dari tes ini, dimana siswa diminta untuk mengerjakan 9 soal dalam waktu 6 menit untuk setiap bagiannya.
2.5 Konsep Keterampilan Sosial Menurut Comb and Slaby (1977), Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam satu konteks sosial dengan suatu cara yang spesifik yang secara sosial dapat diterima atau dinilai dan menguntungkan orang lain. Gimpel and Mirrell (1998), memberikan pengertian keterampilan
sosial
(social
skill)
sebagai
kemampuan
individu
untuk
berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan sosial (social skill) akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain (Satria, 2012). Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Remaja dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain (Hargie, dkk., dalam Gimpel & Merrell, 1998). Keterampilan sosial membawa remaja untuk lebih berani
45
berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Keterampilan sosial menurut Morgan (1971) mengatakan, Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan yang dimiliki seseorang melalui hubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain tersebut merupakan sarana dalam mencapai tujuan seseorang, seseorang yang terampil. Cartledge and Milburn (1995) mengemukakan keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan
punishment
oleh
lingkungan.
Gimpel
and
Merrel
(1998)
mendefinisikan keterampilan sosial sebagai perilaku-perilaku yang dipelajari, yang digunakan oleh individu pada situasi-situasi interpersonal dalam lingkungan. Keterampilan sosial, baik secara langsung maupun tidak membantu remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku disekelilingnya (Gimpel and Merrell, 1998). Mu’tadi (2007) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat
menyesuaikan
diri
dengan
kehidupan
sehari-hari.
Keterampilan
keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain,
46
mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya. Keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial, merupakan kemampuan seseorang untuk berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan sebelum melakukan sesuatu, mampu menolak dan menyatakan ketidak setujuannya terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Gimpel and Merrell (1998) mengidentifikasikan ciri keterampilan sosial, yaitu antara lain sebagai berikut. a) Perilaku interpersonal Perilaku interpersonal adalah perilaku yang menyangkut keterampilan yang digunakan selama melakukan interaksi sosial yang disebut dengan keterampilan menjalin persahabatan. b) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri Perilaku ini merupakan ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya sendiri dalam situasi sosial, seperti: keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain, mengontrol kemarahan dan sebagainya. c) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis
47
Perilaku ini berhubungan dengan hal-hal yang mendukung prestasi belajar di sekolah, seperti: mendengarkan guru, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah. d) Penerimaan teman sebaya Hal ini didasarkan bahwa individu yang mempunyai keterampilan sosial yang rendah akan cenderung ditolak oleh teman-temannya, karena mereka tidak dapat bergaul dengan baik. Bentuk perilaku yang dimaksud adalah: memberi dan menerima informasi, dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain, dan sebagainya. e) Keterampilan berkomunikasi Keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan bicara, dan menjadi pendengar yang responsif. Hasil studi Davis and Forsythe (Mu’tadi, 2007) mengemukakan bahwa terdapat delapan aspek yang mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja, yaitu sebagai berikut. a) Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis (broken home) di mana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan ketrampilan sosialnya. Hal yang paling penting diperhatikan
48
oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudara-saudaranya. Komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi, sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dan sebagainya. b) Lingkungan Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga). Lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. c) Kepribadian Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang namun sebenarnya tidak, karena apa yang tampil tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. d) Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat
49
bereaksi secara wajar dan normatif. Agar anak dan remaja mudah menyesuaikanan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua/pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya, dan sebagainya. Menurut Thalib (2010), seseorang memiliki keterampilan sosial yang tinggi, apabila didalam dirinya memiliki keterampilan sosial yang terdiri dari sejumlah sikap, diantaranya sebagai berikut. a) Kesadaran situasional atau sosial (social awareness). b) Kecakapan ide, efektifitas, dan pengaruh kita dalam melakukan komunikasi dengan orang lain atau kelompok. c) Berkembangnya sikap empati atau kemampuan individu melakukan hubungan dengan orang lain pada tingkat yang lebih personal. d) Terampil berinteraksi (interaction style). Menurut Sagirani (2012), parameter individu yang telah memiliki keterampilan sosial adalah sebagai berikut. a) Emotional Expressity Individu yang mampu membuat ekspresi non verbal yang sangat menarik (tentunya positif), misalnya tersenyum. b) Emotional Sensitivity Individu yang mampu membaca emosi dan perilaku non verbal dari pihak lain, misalnya mengetahui jika ada orang lain yang sedang marah atau tidak enak hati. c) Emotional Control
50
Individu yang mampu mengendalikan gejolak emosi negatif yang datangnya tiba-tiba, misalnya meluapkan rasa benci bahkan cinta dapat dikontrol dengan baik. d) Social Expressity Individu yang menyenangkan dalam interaksi, mampu memberikan apresiasi dan berfikiran positif pada orang lain. e) Social Sensitivity Individu yang memiliki pemahaman terhadap pernyataan pihak lain, mengikuti norma sosial dan mampu menempatkan diri di berbagai situasi yang ada disekitarnya. f)
Social Control Individual yang terampil dalam penampilan dirinya, dengan cara-cara yang menyenangkan dan berperan sosial dalam masyarakat.
g) Self Monitoring Individu yang mampu mengatur perilaku diri dan sangat antisipatif. Gimpel & Merrell, (1998) mengemukakan 5 (lima) dimensi paling umum yang terdapat dalam keterampilan sosial, yaitu sebagai berikut. 1) Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), ditunjukkan melalui perilaku yang positif terhadap teman sebaya seperti memuji atau menasehati orang lain, menawarkan bantuan dan bermain bersama dengan orang lain. 2) Manajemen diri (Self-management), merefleksikan emosional yang baik, yang mampu untuk mengontrol emosinya, mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang ada, dapat menerima kritikan dengan baik.
51
3) Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui pemenuhan tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, menjalankan arahan guru dengan baik. 4) Kepatuhan (Compliance), menunjukkan remaja yang dapat mengikuti peraturan dan harapan, menggunakan waktu dengan baik, dan membagikan sesuatu. 5) Perilaku assertive (Assertion), didominasi oleh kemampuan-kemampuan yang membuat seorang remaja dapat menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan. Dimensi umum keterampilan sosial disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Dimensi umum keterampilan sosial Dimensi
Pola Perilaku
Hubungan dengan teman sebaya (peer relation)
Interaksi sosial, prososial, empati, partisipasi sosial, kemampuan sosial pada teman sebaya.
Manajemen diri (Self management)
Kontrol diri, kompetensi sosial, tanggung jawab sosial, peraturan, toleransi terhadap frustasi.
Kemampuan akademis (academic)
Kepatuhan (Compliance)
Penyesuain sekolah, kepedulian pada peraturan sekolah, orientasi tugas, tanggung jawab akademis, kepatuhan dikelas, murid yang baik Kerjasama secara sosial, kompetensi, cooperation-compliance
Keterampilan sosial asertif, social initiation, social activator, gutsy Sumber: (Gimpel and Merrell, 1998) Perilaku Asertif (Assertion)
Johnson, dkk., (2012) mengemukakan 6 hasil penting dari memiliki keterampilan sosial, yaitu sebagai berikut. a) Perkembangan kepribadian dan identitas
52
Hasil pertama adalah perkembangan kepribadian dan identitas karena kebanyakan dari identitas masyarakat dibentuk dari hubungannya dengan orang lain, sebagai hasil dari berinteraksi dengan orang lain, individu mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri. Individu yang rendah dalam keterampilan interpersonalnya dapat mengubah hubungan dengan orang lain dan cenderung untuk mengembangkan pandanagan yang tidak akurat dan tidak tepat tentang dirinya. b) Mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir Keterampilan sosial juga cenderung mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir, yang merupakan keterampilan umum yang dibutuhkan dalam dunia kerja nyata. c) Meningkatkan kualitas hidup Meningkatkan kualitas hidup adalah hasil positif lainnya dari keterampilan sosial karena setiap individu membutuhkan hubungan yang baik, dekat, dan intim dengan individu lainnya. d) Meningkatkan kesehatan fisik Hubungan yang baik dan saling mendukung akan mempengaruhi kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan hubungan yang berkualitas tinggi berhubungan dengan hidup yang panjang dan dapat pulih dengan cepat dari sakit. e) Meningkatkan kesehatan psikologis Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan psikologis yang kuat dipengaruhi oleh hubungan positif dan dukungan dari orang lain. Ketidakmampuan mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang positif dengan orang
53
lain dapat mengarah pada kecemasan, depresi, frustasi. Dibuktikan bahwa kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dapat mengurangi distress psikologis, yang menciptakan kebebasan, identitas diri, dan harga diri. f) Kemampuan mengatasi stress Hasil lain yang tidak kalah pentingnya dari memiliki keterampilan sosial adalah kemampuan mengatasi stress.
2.6 Pengetahuan Konseptual Kamus lengkap bahasa Indonesia (Fajri dan Senja, 2008), mengungkapkan kata paham sebagai asal kata dari pemahaman diartikan sebagai mengerti benar atau tahu benar. Dengan demikian pemahaman dapat diartikan sebagai proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui benar. Seseorang dapat dikatakan paham mengenai sesuatu apabila orang tersebut sudah mengerti benar mengenai hal tersebut. Hasil Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Anderson and Krathwohl, 2001), memahami merupakan salah satu jenjang domain kognitif yang tujuan utama pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan transfer. Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesanpesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Kemampuan memahami terdiri atas halhal berikut. a) Menafsirkan, terjadi ketika siswa mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain.Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain,
54
gambar jadi kata-kata, kata-kata jadi gambar, angka jadi kata-kata, kata-kata jadi angka, not balok menjadi suara musik, dan semacamnya. b) Mencontohkan, terjadi manakala siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum. Mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau membuat contoh. c) Mengklasifikasikan, terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang “sesuai” dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Jika mencontohkan dimulai dengan prinsip umum lalu diberikan contohnya, maka mengklasifikasikan dimulai dengan contoh tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum. d) Merangkum, terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstrasikan sebuah tema. Merangkum, melibatkan proses membuat ringkasan informasi dan proses mengabstrasikan ringkasannya. e) Menyimpulkan, proses yang menyertakan penemuan pola dalam sebuah contoh. Menyimpulkan, terjadi ketika siswa dapat mengabstrasikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dan menarik hubungan di antara ciri-ciri tersebut.
55
f) Membandingkan, melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih obyek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, seperti menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal. g) Menjelaskan, terjadi ketika siswa dapat membuat dan menggunakan strategi sebab akibat dalam sebuah sistem. Menurut Dahar (2011), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Karena orang mengalami stimulus yang berbeda-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Karena konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman dan tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang persis sama, konsep yang dibentuk orang mungkin berbeda juga. Pemahaman dalam pembelajaran kimia dimaksudkan sebagai keterampilan untuk: (1) menjelaskan konsep, prinsip, dan prosedur; (2) mengidentifikasi dan memilih konsep, prinsip, dan prosedur; dan (3) menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur. Ketiga dimensi pemahaman dalam penelitian ini merupakan keterampilan berpikir dasar (basic thinking skill) dalam tangga keterampilan berpikir (Indrayanthi, 2012). Pemahaman adalah basic thinking skill yang merupakan dasar untuk pencapaian keterampilan sosial. Dari berbagai uraian di atas maka pengetahuan konseptual dapat dinyatakan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami materi yang sedang dipelajari dalam suatu proses pembelajaran, sehingga mereka mampu berpikir secara kritis, kreatif dan sistematis untuk mengungkapkan kembali materi tersebut
56
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu pengetahuan konseptual sangat penting bagi siswa dalam kehidupannya.
2.7 Penelitian Yang Relevan Suratno (2011)
dalam penelitiannya tentang kemampuan metakognisi
dengan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) pada pembelajaran Biologi SMA dengan strategi Jiqsaw, Reciprocal teaching (RT), dan Gabungan JiqsawRT, menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran gabungan (Jiqsaw–RT) adalah strategi pembelajaran yang berpotensi meningkatkan metakognisi. Strategi RT terbukti mampu meningkatkan keterampilan metakognisi . Kemungkinan terdapat metode pembelajaran tertentu pada strategi konvensional sehingga dapat meningkatkan keterampilan metakognisi. Stategi Jiqsaw merupakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan metakognisi yang di ukur dengan MAI namun lebih rendah dibandingkan dengan strategi gabungan (Jiqsaw- RT), Konvensional , dan RT. Handayani, dkk., (2012), dalam penelitiannya tentang pengaruh strategi reciprocal teaching dan jiqsaw terhadap keterampilan metakognitif, hasil belajar biologi, dan retensi siswa berkemampuan akademik rendah Kelas X SMA Laboratorium UM dan SMA PGRI Lawang menyimpulkn bahwa: (1) Strategi reciprocal
teaching
dan
jiqsaw
berpengaruh
terhadap
keterampilan
metakognitif siswa. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan peningkatan 170,61%, lebih tinggi daripada strategi reciprocal teaching yang sebesar 127,21%; (2) Strategi reciprocal teaching dan jiqsaw tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Akan tetapi, keduanya berpotensi dalam
57
meningkatkan hasil belajar. Strategi reciprocal teaching dapat meningkatkan sebesar 306,69%, lebih tinggi daripada jiqsaw yang memberikan peningkatan sebesar 133,95% terhadap hasil belajar siswa; dan (3) Strategi reciprocal teaching dan jiqsaw berpengaruh terhadap retensi siswa. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan peningkatan retensi keterampilan metakognitif sebesar 6,57%, sedangkan strategi reciprocal teaching mengalami
penurunan sebesar
-1,05%. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan peningkatan retensi hasil belajar sebesar 10,85%, lebih tinggi dari pada strategi reciprocal teaching yang sebesar 0,09%. Setiawan (2012), mempelajari pengaruh strategi Reciprocal Teaching (RT)
dipadu pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan (PBMP) terhadap
kemampuan metakognitif biologi siswa SMA Islam Al–Ma’arif Singosari Malang. Setiawan menyimpulkan bahwa Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap kemampuan metakognitif. Yunita (2011), dalam penelitinnya tentang Penerapan Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas VII-G SMPN 5 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, berkesimpulan bahwa pengajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Penelitian lain oleh Degeng dan Sukaryana (2012) yang melibatkan tiga variabel, yakni strategi pembelajaran model elaborasi sebagai variabel bebas. Gaya kognitif dan motivasi berprestasi merupakan variabel moderat atau variabel atribut, sedangkan variabel kriterium adalah hasil belajar dan retensi. Hasil
58
penelitian menyimpulkan bahwa: (1) mahasiswa yang memiliki gaya kognitif FI lebih unggul dari FD dalam memperoleh belajar. Hal yang sama berlaku pula pada retensi belajar; (2) mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih unggul perolehan siswa dan retensi belajar daripada mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah; dan (3) strategi pembelajaran model elaborasi tuntas lebih baik jika dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional dalam perolehan belajar dan retensi, dan (4) terdapat interasi antara ketiga variabel yang diteliti.
59
BAB III KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Pikir Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam semesta ini adalah senyawa karbon. Senyawa tersebut terdiri atas atom karbon dan atom lainnya yang terikat pada atom karbon, misalnya seperti oksigen, hidrogen, maupun atom karbon itu sendiri. Namun, dapat dikatakan bahwa salah satu senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon. Materi hidrokarbon merupakan materi yang sebagian besar siswa merasa sulit untuk memahaminya, siswa merasa sulit bagaimana cara atom karbon untuk membentuk senyawa hidrokarbon, bagaimana cara menggolongkan senyawa hidrokarbon, serta siswa merasa sangat kesulitan untuk memberi nama pada rantai karbon dengan banyak cabang yang mempunyai banyak isomer. Hasil studi pendahuluan di beberapa sekolah menengah atas di Kabupaten Konawe, proses pembelajaran yang dilaksanakan umumnya hanya berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir tingkat rendah, serta mengabaikan kemampuan yang lain seperti kemampuan dalam pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial. Selanjutnya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru masih banyak yang sifatnya berpusat pada guru (teacher centered), dimana sebagian besar informasi berasal dari guru sehingga siswa hanya sebagai obyek dalam proses pembelajaran dalam arti siswa hanya melihat dan mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran. Hal ini dapat membuat siswa jenuh dan
60
tidak tertarik mengikuti pelajaran yang diajarkan sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran. Dengan demikian siswa menjadi sulit menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya daya serap peserta didik terbukti dari nilai rata-rata
hasil belajar
hidrokrbon siswa yang senantiasa masih sangat memprihatinkan pada SMAN 1 Besulutu pada tiga tahun terakhir seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Hasil Belajar Hidrokarbon Siswa SMAN 1 Besulutu Tahun Ajaran 2013-2015 Rata-rata Hasil Belajar Hidrokarbon No Tahun Ajaran KKM Siswa 1. 2012/2013 61,0 60,0 2.
2013/2014
3.
2013/2014
71,6
63,0
71,2
65,0
Sumber: Guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Besulutu, (2015) Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pengembangan pembelajaran sebagai salah satu pembelajaran
yang berpusat
pada
alternatif untuk menciptakan proses siswa
dan
mampu
meningkatkan
kemampuannya dalam pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial siswa yang berpijak pada teori belajar konstruktivisme yaitu menyajikan suasana pembelajaran yang menuntut keterlibatan mental emosional siswa lebih tinggi adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran reciprocal
yang dipadu
dengan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw. Menurut Palincsar & Brown (1984) strategi reciprocal teaching meliputi empat kegiatan yaitu meringkas, membuat pertanyaan, memprediksi, dan mengklarifikasi. Empat kegiatan dalam strategi reciprocal teaching ini
61
menyediakan dua fungsi, yaitu meningkatkan pemahaman dan monitoring pemahaman dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Strategi ini dapat digunakan keterampilan
sosial siswa.
untuk
meningkatkan
Menurut Cooper and Cedric (2009), strategi ini
mengaktifkan peran siswa dalam pendekatan kelompok untuk mengembangkan keterampilan membaca dan berpikir kritis dengan cara mengajarkan pendekatan pemahaman melalui membaca. Livingston (1997) yang menyatakan bahwa membuat ringkasan akan meningkatkan pengetahuan konseptual dan metakognisi siswa serta peningkatan perolehan hasil belajar. Pengetahuan konseptual melalui membaca (reading comprehension) dapat ditempuh melalui kegiatan meringkas, membuat pertanyaan, serta menjawabnya. Strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw yang juga diterapkan dalam penelitian ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan strategi koopertif lain, dimana siswa diberikan kepercayaan dan tanggung jawab untuk memahami bagian tertentu dari mteri pembelajaran. Selanjutnya, materi tersebut diajarkan kembli pada teman dalam kelompoknya yang akan membuat siswa lebih banyak berkolaborsi dengan teman kelompoknya baik dikelompok asal maupun dikelompok ahli. Hal tersebut memberi lebih banyak kesempatan pada siswa untuk memecahkan masalah pelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini memungkinkan untuk meningkatkan pengetahuan konseptual dan ketermpilan sosial siswa. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini juga dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
62
Hidrokarbon
Guru menerapkan strategi pembelajaran konvensional siswa merasa sulit untuk memahami cara memberi nama pada rantai karbon
Siswa menjadi pasif dan kurang memahami materi pelajaran
Pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial kurang
Rendahnya hasil belajar hidrokarbon siswa pada 3 tahun terakhir (2013, 2014, 2015)
Penerapan strategi pembelajaran reciprocal berbasisi kooperatif tipe jiqsaw
Penerapan strategi reciprocal berbasis kooperatif Gambar 3.1 pembelajaran Bagan kerangka pikir penelitian tipe jiqsaw untuk meningkatkan pengetahuan konseptual hidrokarbon dan keterampilan sosial ditinjau dari gaya kognitif siswa Gambar 3.1 Bagan kerangka pikir penelitian Pada SMA Negeri 1 Besulutu, strategi reciprocal teaching belum pernah dilaksanakan pada sekolah ini strategi pembelajaran yang sering dilaksanakan adalah merangkum atau strategi yang biasanya untuk meningkatkan motivasi siswa. Pada SMA Negeri 1 Besulutu, penerapan strategi pembelajaran sangat minim. Strategi pembelajaran jiqsaw juga belum pernah dilaksanakan. Oleh sebab itu, peneliti ingin melalukan penelitian tentang penerapan strategi
63
pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jiqsaw untuk meningkatkan pengetahuan konseptual hidrokarbon dan keterampilan sosial siswa SMA kelas X, dengan harapan setelah selesai penerapan strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jiqsaw pada materi hidrokarbon ini dapat meningkatkan pengetahuan konseptual, keterampilan sosial siswa semakin meningkat dan hasil belajar siswa semkin baik.
3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. “Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ lebih baik secara signifikan dari nilai rata-rata kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional”. Rumusan
hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H0 : µJ1 ≤ µJ2 H1 : µJ1> µJ2 Keterangan: µJ1 = µJ2 =
Skor rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ. Skor rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
2. “Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa dengan gaya kognitif FI berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa dengan gaya kognitif FD”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
64
H0 : µK1 = µK2 H1 : µK1 ≠ µK2 Keterangan: µK1 = µK2 =
Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa dengan gaya kognitif FI. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang dengan gaya kognitif FD.
3. "Tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif siswa”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H0 : Interaksi JxK = 0 H1 : Interaksi JxK ≠ 0 Keterangan: J
=
K =
Interaksi Strategi pembelajaran (RTJ dan PKo). Gaya kognitif siswa (FI dan FD).
4. “Pada kelompok siswa dengan gaya kognitif FI siswa yang diajar dengan strategi RTJ lebih baik secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan PK hidrokarbon siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H0 : µJ1K1 ≤ µJ2 K1 H1 : µJ1K1 > µJ2K1 Keterangan: µJ1K1 = µJ2K1 =
Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif FI. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif FI.
65
5. “Pada kelompok siswa dengan gaya kognitif FD siswa yang diajar dengan strategi RTJ lebih baik secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan PK hidrokarbon siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H0 : µJ1K2 ≤ µJ2 K2 H1 : µJ1K2 > µJ2K2 Keterangan: µJ1K1 = µJ2K2 =
Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif FD. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif FD.
6. “Pada kelompok siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitf FI berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan PK hidrokarbon siswa dengan gaya kognitif
FD”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah
sebagai berikut. H0 : µJ1K1 ═ µJ1 K2 H1 : µJ1K1 ≠ µJ1K2 KetKerangan: µJ1K1 = µJ1K2 =
Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif FI. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif FD.
7. “Pada kelompok siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif FI berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan PK hidrokarbon siswa dengan gaya kognitif FD”. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
66
H0 : µJ2K1 ═ µJ2 K2 H1 : µJ2K1 ≠ µJ2K2 Keterangan: µJ2K1 = µJ2K2 =
Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif FI. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif FD.
67
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Besulutu Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara semester genap tahun ajaran 2015. Secara umum, proses belajar mengajar kimia pada siwa SMA kelas X dilaksanakan satu kali seminggu selama dua jam pelajaran. Pada penelitian ini, pembelajaran materi Hidrokarbon pada SMAN 1 Besulutu dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2016 selama enam kali pertemuan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Besulutu yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 67 orang yang tersebar dalam 3 kelas paralel. Gambaran populasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Besulutu berdasarkan nilai rata-rata MID semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Gambaran Populasi Siswa Kelas SMA Negeri 1 Besulutu Berdasarkan Nilai MID Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata X.1 25 orang 70,00 X.2 21 orang 72,95 X.3 21 orang 72,05 Jumlah 67 orang Sumber : Guru kimia SMA Negeri 1 Besulutu tahun pelajaran 2015/2016
68
4.2.2 Sampel Sampel penelitian diambil dua kelas yang dipilih secara “random kelas” sehingga yang menjadi kelas penelitian adalah kelas X.2 sebagai kelas eksperimen yang akan diajar dengan menggunakan strategi RTJ dan kelas X.3 sebagai kelas kontrol
yang
akan
diajar
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran
konvensional. Langkah-langkah pengambilan sampel tersebut adalah sebagai berikut: (1) Penentuan ukuran sampel: memilih populasi penelitian yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Besulutu, dimana kelas tersebut memiliki tiga kelas paralel; (2) Teknik penentuan sampel: sampel diambil berdasarkan teknik pengambilan sampel “random kelas” (pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu) yaitu mengambil dua kelas paralel yang dapat dikatakan homogen; dan (3) Teknik pemasukan sampel: dengan probability sampling (memberikan peluang yang sama untuk menjadi sampel) salah satunya dengan simple random sampling untuk memilih kelas eksperiman dan kelas kontrol. Selanjutnya peneliti mengambil dua kelas yang homogen yaitu kelas X.2 dengan jumlah siswa 21 orang (L = 11 orang, P = 10) sebagai kelas kontrol dan X.3 dengan jumlah siswa 21 orang (L = 15, P = 6) sebagai kelas eksperimen.
4.3 Variabel dan Desain Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a) Variabel bebas. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran (S) yang terdiri dari dua: (1) strategi pembelajaran reciprocal
69
(Reciprocal Teaching ) berbasis kooperatif tipe jiqsaw; dan (2) strategi pembelajaran konvensional. b) Variabel moderat. Variabel moderat dalam penelitian adalah gaya kognitif (G) siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kelompok gaya kognitif, yaitu: (1) kelompok siswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI); dan (2) kelompok siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD). c) Variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan konseptual hidrokarbon dan keterampilan sosial siswa. Gaya kognitif siswa diakses menggunakan tes yang sudah baku dan telah digunakan oleh sejumlah peneliti sebelumnya (seperti Arimuddin, 2011; Tsipitsipit, et al. 2010). Sebanyak 30% siswa yang memperoleh nilai tertinggi dikelompokkan ke dalam gaya kognitif Field independent, dan 30% siswa yang memperoleh nilai terendah dikelompokkan ke dalam gaya kognitif Field dependent. Pada setiap kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang terdiri dari siswa dengan gaya kognitif FI dan siswa dengan gaya kognitif FD diberikan pretes pengetahuan konseptual hidrokarbon dan tes keterampilan sosial. Berdasarkan teknik pengambilam sampel (random kelas) dan jumlah variabel independen dalam penelitian ini, maka desain yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment), control group design secara faktorial 2 x 2 (two factorial design)
(Sugiono, 2010). Pada desain ini kelas kelas kontrol
merupakan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. Desain faktorial 2 x 2 dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.2.
70
Tabel 4.2 Desain Faktorial 2 x 2 dari variabel independent dan N-gain variabel dependent dari enam kombinasi kelompok Gaya Kognitif siswa (G) Field Independent (G1) Field Dependen (G2) Total
Strategi Pembelajaran (S) Total RTJ (S1) S1G1 Yi S1G1 S1G2 Yi S1G2 Yi S1
PKo (S2) S2G1 Yi S2G1 S2G2 Yi S2G2
Yi G1
Yi G2
Yi S2
Keterangan: RTJ PKo i Y1 Y2 S1G1
= = = = = =
S1G2
=
S2G1
=
S2G2
=
Y1 S1G1 = Y1 S1G2 = Y2 S1G1 = Y1 S2G1 = Y1 S2G2 = Y1 S1 Y1 S2
= =
Y1 G1 Y1 G2
= =
Strategi Reciprocal Teaching berpadu kooperatif tipe Jigsaw Strategi pembelajaran konvensiona 1 , 2; 1 = pengetahuan konseptual ; dan 2 = keterampilan sosial Pengetahuan konseptual siswa Keterampilan sosial siswa Kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi RTJ dan mempunyai gaya kognitif Field Independent Kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi RTJ dan mempunyai gaya kognitif Field Dependent Kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi konvensional dan mempunyai gaya kognitif Field Independent Kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi konvensional dan mempunyai gaya kognitif Field Dependent Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi RTJ dan mempunyai gaya kognitif Field Independent Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi RTJ dan mempunyai gaya kognitif Field Dependent Keterampilan sosial siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi RTJ dan mempunyai gaya kognitif Field Independent Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional dan mempunyai gaya kognitif Field Independent Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional dan mempunyai gaya kognitif Field Dependent Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan strategi RTJ Pengetahuan konseptual siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran konvensiona. Pengetahuan konseptual siswa yang bergaya kognitif FI Pengetahuan konseptual siswa yang bergaya kognitif FD
71
4.4 Definisi Operasional Variabel Pada penelitian ini digunakan sejumlah variabel yang perlu di definisikan menurut pandangan peneliti. Pemberian definsi operasional dilakukan agar tidak terjadi keberagaman dalam penafsiran variabel dalam penelitian ini. a) Reciprocal Teaching adalah strategi pembelajaran menggunakan empat tahapan
para
siswa
dapat
mengkonstruksi
pengetahuan
konseptual
hidrokarbon. Keempat tahapan tersebut meliputi: (1) siswa meringkas hasil bacaan mereka; (2) membuat pertanyaan; (3) mengkomunikasikan; dan (4) mengklarifikasi. b) Pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw adalah strategi pembelajaran kooperatif, dimana terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Pada strategi ini, siswa dikelompokkan menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri 5-6 siswa.
Siswa dalam kelompok ahli
saling berdiskusi dan berinteraksi dengan
sesamanya dengan menggali informasi, mengola informasi, mengambil keputusan, dan memecahkn masalah. Setelah itu setiap anggota kelompok ahli tersebut kembali kekelompok asal untuk menjelaskan materi yang ditugaskan kepada temannya. c) Pembelajaran konvensional adalah sebuah metode belajar tradisional yang didominasi oleh ceramah seperti yang diterapkan selama ini pada pembelajaran kimia di kelas X SMAN 1 Besulutu. Proses pembelajaran diawali dengan guru menjelaskan materi pembelajaran, memberi contoh soal dan cara menyelesaikannya, memberi kesempatan bertanya. kemudian guru memberi soal untuk dikerjakan siswa sebagai latihan.
72
d) Gaya
kognitif
adalah
kecenderungan
kognitif
siswa
dalam
belajar
hidrokarbon. e) Pengetahuan konseptual hidrokarbon adalah pengetahuan siswa mengenai klasifiksi,
generalisasi,
prinsip,
dan
pengetahuan
struktur
senyawa
hidrokarbon. Pengetahuan konseptual dalam hidrokarbon meliputi: prinsip umum mengidentifikasi karbon dalam senyawa, klasifikasi senyawa hidrokarbon, aturan pemberian tatanama senyawa hidrokarbon, isomer senyawa hidrokarbon, reaksi hidrokarbon, dan aplikasi hidrokarbon dalam kehidupan sehari. Pengetahuan konseptual siswa adalah skor yang diperoleh siswa
hasil pretes dan postes
menggunakan instrumen tes pengetahuan
konseptual hidrokarbon. f) Keterampilan sosial (social skill) adalah keterampilan sosial siswa yang diperoleh yang terdiri dari keterampilan berhubungan dengan orang lain, keterampilan manajemen diri, keterampilan mematuhi aturan, ketermpilan akademik dan keterampilan menyatakan pendapat.
4.5 Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) tes pengetahuan konseptual (PK); (2) angket keterampilan sosial; (3) angket tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran RTJ; dan (4) tes gaya kognitif. Instrument pengetahuan konseptual siswa dikembangkan berdasarkan kompotensi dasar dan tujuan pembelajaran materi senyawa karbon, sedangkan angket keterampilan sosial dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran RTJ
73
diadaptasi dari beberapa peneliti sebelumnya. Tes gaya kognitif menggunakan tes baku yang sudah digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
4.5.1 Tes pengetahuan konseptual (PK) Instrumen tes PK dikembangkan dari materi Senyawa Hidrokarbon yang diterjemahkan ke dalam dimensi proses kognitif meliputi: (1) mengingat; (2) memahami; (3) menganalisis; dan (4) mengaplikasi. Jenis tes yang digunakan dalam tes PK adalah tes pilihan ganda. 4.5.2 Tes keterampilan sosial Instrument yang digunakan pada angket keterampilan sosial adalah berupa lembar pengamatan keterampilan sosial, yang terdiri dari 73 pertanyan untuk nilai terendah 0 dan tertinggi 4. Terintegrasi dalam lima dimensi ketermpilan sosial yang diamati yaitu, keterampilan berhubungan dengan orang lain, keterampilan manajemen diri, keterampilan akademik, keterampilan mematuhi aturan dan keterampilan menyatakan pendapat.
4.5. 3 Angket tanggapan peserta didik terhadap strategi pembelajaran RTJ Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi pembelajaran RTJ
pada materi senyawa
hidrokarbon. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah menggunakan skala likert, dengan lima kategori tanggapan yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2012), untuk keperluan
74
analisis kuantitatif pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3, R = 2, TS = 1, dan STS = 0; sebaliknya untuk pertanyaan negatif dikaitkan dengan nilai SS = 0, S = 1, R = 2, TS = 3, dan STS = 4.
4.5.4 Instrumen Tes Gaya Kognitif Instrument tes Group Embedded Figures Test (GEFT) dikembangkan oleh Philip K. Oltman, Evelyn Raskin, dan Herman A. Witkin (1971), yang digunakan untuk mengetahui gaya kognitif siswa berdasarkan perbedaan psikologinya yaitu gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field independent. GEFT ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian I terdiri dari 7 soal, sedangkan bagian II dan bagian III masing-masing terdiri dari 9 soal. Skor yang dihitung adalah hanya pada tes bagian II dan III dengan rentang skor antara 0 – 18. Sedangkan untuk soal bagian satu hanya sebagai latihan dan agar familiar dengan tes tersebut. Bagian satu diberikan 7 soal yang mudah dalam waktu 3 menit, dan item dalam bagian ini tidak termasuk dalam total skor. Bagian dua dan tiga merupakan bagian inti dari tes ini, dimana siswa diminta untuk mengerjakan 9 soal dalam waktu 10 menit untuk setiap bagiannya. Skor untuk setiap siswa adalah jumlah angka dalam dua bagian terakhir tes. Setiap jawaban benar diberikan nilai 1 dan jawaban salah 0. Skor siswa diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Sebanyak 30% siswa dari nilai tertinggi dikategorikan sebagai siswa yang mempunyai gaya kognitif Field Independent, sedangkan 30% siswa dari nilai terendah dikategorikan sebagai siswa yang bergaya kognitif Field Independent.
75
4.6 Prosedur Penelitian 4.6.1 Tahap awal Tahap ini dilakukakan untuk melihat keadaan di lapangan, melakukan studi pendahuluan dengan melakukan observasi. Sebelum pembelajaran dimulai Langkah-langkah pada tahap ini yaitu: a. Menganalisis hasil belajar pada pokok bahasan hidrokarbon, perumusan indikator, tujuan pembelajaran, strategi RTJ untuk menentukan langkahlangkah pembelajaran. b. Pembuatan rancangan pembelajaran strategi RTJ dan penyusunan instrumen penelitian. c. Revisi, penilaian, dan uji coba tes.
4.6.2 Tahap Kedua Memberikan tes GK untuk mengetahui kelompok siswa pada kelompok yang bergaya kognitif FI dan FD pada kedua kelas belajar, selanjutnya memberikan tes awal untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial siswa sebelum mengikuti pembelajaran pada masing-masing kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian menerapkan strategi pembelajaran RTJ untuk kelas eksperimen dan strategi konvensional untuk kelas kontrol. Memberikan tes akhir untuk melihat peningkatan hasil belajar pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial siswa setelah mengikuti pembelajaran.
76
4.6.3 Tahap Ketiga Tahap ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan pada pengolahan dan analisis data yang kemudian akan disimpulkan.
4.7 Validasi Instrumen Tes Pengetahuan Konseptual Instrumen divalidasi secara kualitatif dan empiris. Validitas kualitatif meliputi validitas isi (content validity) dan validitas konstruk. Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity) dan validitas isi (content validity). Validitas empiris bertujuan untuk menganalisis kualitas tes dan butir soal yang meliputi: validitas butir soal, indeks kesukaran butir soal, daya pembeda, dan reliabilitas masing-masing instrument tes. 4.7.1 Validitas butir soal Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono (2012). Validitas setiap butir soal dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir soal dengan skor total. Sebuah butir soal akan memiliki validasi yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Apabila nilai korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid (Sugiyono, 2012). Rumus yang digunakan untuk menganalisis validitas butir soal dari hasil uji coba pengetahuan konseptual terdapat dalam Persamaan (4.1) (Sugiyono,
77
2012). Kategori validitas butir soal berdasarkan nilai korelasi pearson (persamaan 4.1) disajikan pada Tabel 4.7.
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑛
𝑋𝑌− 𝑋
𝑋 2 −( 𝑋)2 𝑛
𝑌 𝑌 2 −( 𝑌)2
………………… (4.1)
keterangan: rxy
X Y N
= Koefisien korelasi antara item ke- i dengan nilai total untuk responden ke-i = nilai yang diperoleh setiap siswa untuk item ke-i = nilai total untuk responden ke-i = banyaknya responden
Tabel 4.3 Kriteria Validas Butir Soal berdasarkan nilai 𝑟𝑥𝑦 Nilai 𝑟𝑥𝑦 Kategori validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,80
tinggi (baik)
0,40
cukup(sedang)
0,20
rendah (kurang)
rxy ≤ 0,20
sangat rendah (sangat kurang)
4.7.2 Tingkat kesukaran butir soal Tingkat kesukaran butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus dalam Persamaan (4.3) (Arikunto, 2006). Kategori tingkat kesukaran butir soal berdasarkan nilai indeks kesukaran disajikan pada Tabel 4.4. P
Xi Smi
…………………... (4.3)
78
Keterangan: P Xi
= =
Indeks kesukaran Rata-rata skor soal ke-i
Smi
=
Skor maksimun ideal soal ke-i
Tabel 4.4 Kategori butir soal dari nilai indeks kesukaran soal Batasan
Kategori
0,00 < P ≤ 0,30
Soal Sukar
0,30
Soal Sedang
0,70
Soal Mudah
4.7.3 Daya pembeda butir soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah atau mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab atau tidak. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus menghitung indeks diskriminasi terdapat dalam Persamaan (4.4) (Arikunto, 2006).
B A BB Sm Keterangan: D = BA = BB = Sm = D
…………………. (4.4) Indeks diskriminasi/Daya Pembeda Soal Skor rata-rata kelompok atas Skor rata-rata kelompok bawah Skor Maksimum Ideal
Menurut Purwanto (2000) sebagai acuan untuk mengklasifikasikan kategori daya pembeda secara jelas dapat ditunjukan pada Tabel 4.5 berikut.
79 Tabel 4.5 Kategori daya pembeda
Batasan
Kategori
0,00 < D ≤ 0,20 0,20 < D ≤ 0,40 0,40 < D ≤ 0,70 0,70 < D ≤ 1,00
Jelek Cukup Baik Baik sekali
4.7.4 Reliabilitas instrumen tes PK Hidrokarbon Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabililas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefesien reliabilitas. Untuk tes bentuk pilihan ganda dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronback, seperti pada persamaan persamaan (4.5). 𝑟11 =
𝑛 𝑛 −1
1−
𝑝 1−𝑝
……………..( 4.5)
𝑆2
Keterangan: 𝑟11 : koefisien reliabilitas n : Jumlah butir soal p : proporsi jawaban benar 1-p : proporsi jawaban salah S2 : Varians skor total Bila angka korelasi yang diperbolehkan melebihi angka kritik dalam tabel nilai r dengan derajat bebas (n-2), maka korelasi tersebut signifikan. Sebaliknya, bila angka korelasi yang diperoleh di bawah angka kritik dalam tabel r, maka alat pengukur tesebut tidak reliabel. Tingkat signifikan mengunakan persamaan 4.6.. 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Kriteria:
𝑟 𝑛 −2 1−𝑟 2
………………(4.6)
80
Jika thitung> ttabel, pada α 5% berarti korelasi tersebut signifikan atau berbeda nyata.Untuk melihat reliabilitas tes dapat digunakan tabel penentuan signifikansi koefisien korelasi.
4.7.5 Hasil Analisis Butir Soal dan Reliabilitas Instrumen PK Hidrokarbon Validasi instrument penelitian PK hidrokarbon (data uji coba tes siswa) menggunakan program software anates, meliputi; validitas butir soal, tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, dan reliabilitas. Hasil analisis dan kesimpulan setiap butir soal PK di rangkum pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Rangkuman hasil analisis butir soal pengetahuan konseptual hidrokarbon yang dikembangkan Parameter Butir soal
Rentang Nilai (indeks)
Validitas butir soal
0,18 – 0,72
Tingkat Kesukaran
0,32 – 0,87
Daya pembeda
0,17 – 0,68
Reliabilitas (Cronbach alfa ) 0,595 Ket. Jumlah sampel (N) = 31 orang; jumlah butir soal = 40 soal Hasil analisis kualitas butir soal pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada sebagian butir soal yang
perlu dibuang atau tidak digunakan. Berdasarkan
sejumlah kriteria yang digunakan, seperti daya pembeda dan tingkat kesukaran, maka dalam penelitian ini akan digunakan butir soal yang masuk kategori sedang dengan daya pembeda minimal bernilai 0,3. Oleh karena itu, dari 40 butir soal yang dikembangkan diperoleh 35 butir soal yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen tes pengetahuan konseptual hidrokarbon.
81
4.8 Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang dipeoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumbenya. Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang berguna untuk mengetahui PK, lembar observasi yang berguna untuk mengamati proses pembelajaran senyawa hidrokarbon yang sedang berlangsung, angket yaitu setiap siswa mengisi angket sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dimana angket ini tidak ada konsekwensi dengan nilai sehingga siswa diharapkan jujur dalam mengisinya, dan lembar kerja siswa (LKS) yang dilakukan dlam pelaksanaan pembelajaran. Secara sistematis, teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Teknik pengumpulan data No 1
2 3 4
5
Jenis Data Pengetahuan konseptual Angket keterampilan sosial Gaya kognitif
Teknik Keterangan Pengumpulan Data Tes awal dan tes Dilakukan pre-test di awal akhir pembelajaran dan post-tes diakhir Pembelajaran (pilihan ganda)
Instrumen keterampilan sosial Instrumen gaya kognitif Tanggapan terhadap Lembar observasi strategi pembelajaran kegiatan berupa RTJ angket Lembar pengamatan Mengamati kegiatan RTJ siswa aktivitas siswa
Dilakukan saat proses pembelajaran Dilakukan sebelum pre-tes Dilakukan saat proses pembelajaran selesai Dilakukan saat proses pembelajaran
82
4.9 Teknik Analisis Data 4.9.1 Analisis Deskriptif Pengetahuan Konseptual Hidrokarbon Data yang sudah diambil dikumpulkan dianalisis dalam dua macam analisis statistik,yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeksripsikan nilai yang diperoleh masing-masing kelas dalam bentuk nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dengan langkah-langkah sebagai beikut. a) Menentukan nilai rata-rata kelas 𝑛
𝑥
𝑖 𝑥 = 𝑖=1 .................................... (4.7) 𝑛 b) Menghitung standar deviasi
.............................. ......... (4.8) Keterangan: s2 = varian s = standar deviasi (simpangan baku) xi = nilai x ke-i = rata-rata n = ukuran sampel c) Menghitung Gain yang di Normalisasi (N-gain) Peningkatan pengetahuan konseptual dapat dihitung dari hasil tes sebelum dan
sesudah
pembelajarana
hidrokarbon
menggunakan
rumus
yang
dikembangkan oleh Hake )1998), seperti di tunjukkan pada persamaan (4.9). N-gain Keterangan: Spost Spre Smaks
= = =
S post S pre S m aks S pre
………..………….. (4.9)
Skor post-test Skor pre-test Skor maksimum ideal
83
Gain yang dinormalisasi (N-gain) ini diinterpretasikan untuk menyatakan kategori peningkatan pengetahuan konseptual hidrokarbon setelah pembelajaran menggunakan strategi RTJ dan pembelajaran konvensional. Kategori peningkatan pengetahuan konseptual siswa menurut Hake (1998) di rangkum pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Kategori peningkatan pengetahuan konseptual berdasarkan nilai N-gain Nilai N-gain
Kategori
N-gain> 0,7
Tinggi
0,3 ≤
≥ 0,7
Sedang
N-gain < 0,3
Rendah
4.9.2 Analisis data angket respon siswa Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif, untuk pernyataan yang bersifat positif kategori SS (sangat setuju) diberi skor tertinggi dan skor berangsur-angsur menurun sampai nilai terendah pada kategori STS (sangat tidak setuju). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif kategori STS diberi skor tertinggi, makin menuju kategori SS skor yang diberikan semakin menurun. Berdasarkan data interval yang diperoleh dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden dan skor tersebut diolah dengan menggunakan jumlah skor ideal (kriterium) untuk setiap item pertanyaan.Tingkat persetujuan terhadap setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan persamaan 4.8. (Sugiyono, 2012), dan kategori tanggapan siswa di rangkum pada Tabel 4.9 berikut.
84
% =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
× 100%
......................... (4.10).
Tabel 4.9 Kriteria tanggapan siswa Kategori tanggapan
Batasan
Sifat sangat positif
Kuartil 3 ≤ x ≤ skor maksimum
Sifat positif
Median ≤ x < kuartil 3
Sifat negative
Kuartil 1 ≤ x < median
Sifat sangat nagatif
Skor minimal ≤ x < kuartil 1
4.9.3 Pengujian hipotesis penelitian Untuk menguji hipotesis diperlukan analisis data menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Pemilihan jenis statistik yang digunakan berdasarkan jenis skala data yang akan diperbandingkan. Data PK yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data interval, sehingga diperlukan statistik parametrik untuk pengujian hipotesisnya. Akan tetapi, syarat perlu perlu penggunaan statistik parametrik adalah setiap kelompok data harus terdistribusi normal dan dua atau lebih kelompok data yang diperbandingkan mempunyai varians yang sama. a) Uji Normalitas Uji normalitas N-gain dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov Z dengan program software SPSS 20,0 for windows. Hipotesis yang uji sebagai berikut. H0: data terdistribusi normal H1: data tidak terdistribusi normal
85
Kaidah keputusan diambil pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Jika asymp. Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov Smirnov Z > 0,05 maka terima H0, sedangkan jika nilai asymp. Sig (2-tailed)≤ 0,05 maka tolak H0 atau data tidak terdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas Uji ini untuk mengetahui apakah data yang dibandingkan memiliki nilai rata-rata dan varians identik (Ruseffendi, 1998), maka langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. 1. Menghitung varians dari setiap sampel 2. Menentukan nilai Fhitung digunakan uji F Menguji homogenitas varians menggunakan rumus:
Fhitung
2 Sbesar 2 S kecil
.................................. (4.8)
Langkah-langkah Uji Normalitas adalah sebagai berikut. 1. Menetapkan hipotesis penelitian H0 : sampel berasal dari populasi yang tidak homogen H1 : sampel berasal dari populasi yang homogen 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu ekor (one tile). Jika data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji statistik dengan rumus (Sudjana, 2002).
86
t
X1 X 2 (n1 1) S12 (n2 1) S 22 1 1 n1 n2 2 n1 n2
………..(4.11)
dengan: 𝑠2 =
𝑛 1 −1 𝑠1 2 +(𝑛 2 −1)𝑠2 2
......……………(4.12)
𝑛 1 +𝑛 2 −2
Keterangan: = rata-rata sampel kelompok eksperimen X1
X2 n1 n2 S1 S2
= rata-rata sampel kelompok kontrol = jumlah sampel kelompok eksperimen = jumlah sampel kelompok kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol
Apabila data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen, pengujian data menggunakan rumus (Sudjana, 2002). t'
X1 X 2 S12 S 22 n1 n2
…....……….....(4.10)
Apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dipakai uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney (Ruseffendi, 1998). Pengolahan atau analisis data menggunakan uji-t satu ekor (one tile) dapat dilakukan dengan program software SPSS 20,0 for windows.
3. Kriteria pengambilan keputusan Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data berasal dari sampel yang
87
homogen sebaliknya jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data berasal dari sampel yang tidak homogen. Kaidah pengambilan keputusan untuk menerima menolak hipotesis H0
hipotesis H0
atau
pada uji-t dapat menggunakan nilai tabel atau nilai
signifikansi yang dikeluarkan oleh program SPSS. Kaidah pengambilan keputusan menggunakan nilai t tabel adalah sebagai berikut. a) jika thitung> ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf signifikansi (α) = 5 % dan derajat kebebasan (dk) = (ne + nk – 2). b) jika thitung≤ ttabel. maka H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf signifikansi (α) = 5 % dan derajat kebebasan (dk) = (ne + nk – 2). Selain menggunakan nilai thit atau Fhit yang diperbandingkan dengan nilai tabel, kaidah pengambilan keputusan dapat dilakukan juga dengan melihat nilai signifikansi dari hasil output program SPSS. Kaidah pengambilan keputusan menggunakan
nilai signifikansi hasil
output program SPSS. a) jika nilai sig. ≥ α yang diambil (0,05), maka H0 diterima. b) Jika nilai sig. < α yang diambil (0,05), maka H0 ditolak, sehingga hipotesis yang diterima adalah H1.
88
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Pengetahuan Konseptual 5.1.1 Hasil Analisis Deskripsi Pengetahuan Konseptual Hidrokarbon Penelitian ini mempelajari efektifitas strategi reciprocal teaching berpadu kooperatif tipe jiqsaw (RTJ) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (PKo). Efektifitas RTJ dilihat dari peningkatan pengetahuan konseptual (PK) siswa pada materi hidrokarbon dan keterampilan sosial siswa. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari gaya berpikir field dependence (FD) dan field independence (FI). Parameter deskriptif, pre-test, post-tes, dan peningkatan (Ngain) pengetahuan konseptual siswa pada materi hidrokarbon pada dua kelompok belajar di rangkum pada Tabel 5.1. Data skor hasil pre-test, post-test, dan perhitungan N-gain PK setiap siswa pada kedua kelas pembelajaran, yaitu RTJ dan pembelajaran konvensional ada pada Lampiran 1. Tabel 5.1 Deskripsi pengetahuan konsep siswa hasil pre-tes, pos-tesr, dan peningkatan yang dinormalisasi (N-gain) pada kedua kelas belajar Kelas Belajar Parameter Statistik
Kelas PKo (N=21) Pre-tes Pos-tesr N-gain
Kelas RTJ (N=21) Pre-test PosN-gain tesr
Rata-rata
20,7
54,4
0,42
21,4
63,5
0,54
Standar deviasi
6,5
9,0
0,07
5,61
8,4
0,09
Minimum
5,7
42,9
0,29
5,70
48,6
0,38
Maksimum
34,3
71,4
0,59
31,4
82,9
0,85
Sumber: Lampiran 1
89
Hasil analisis data pre-test pada Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa skor nilai rata-rata pre-test siswa kelas RTJ sebesar 21,35 dan siswa kelas PKo sebesar 20,67. Perbedaan nilai rata-rata pre-tes yang relatif kecil mengindikasikan bahwa kemampuan awal antara kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Kesimpulan ini di konfirmasi dengan hasil uji perbedaan nilai rata-rata pre-tes antara kedua kelas. Dari nilai rata-rata pos-tes dapat dilihat bahwa pengetahuan konseptual siswa yang memperoleh pembelajaran RTJ relatif lebih tinggi (63,5) dari nilai rata-rata hasil pembelajaran konvensional (54,4). Ini berarti, kedua kelas belajar mengalami peningkatan PK setelah pembelajaran. Dengan kata lain bahwa terjadi perubahan peningkatan PK siswa dalam tes PK meningkat untuk skor rata-rata kedua kelas setelah proses pembelajaran berkonvensional.
Berdasarkan hasil
yang diperoleh bahwa siswa kelas RTJ mempunyai skor rata-rata N-gain lebih baik dari pada siswa kelas PKo. Dalam hal ini pengetahuan konseptual siswa kelas RTJ lebih tinggi dari pada PK siswa kelas PKo. Peningkatan skor rata-rata N-gain siswa kelas RTJ pada materi hidrokarbon ini menggambarkan bahwa pembelajaran pada materi Hidrokarbon berkonvensional dengan baik. Materi hidrokarbon terdiri atas beberapa sub materi meliputi: (1) Identifikasi atom C, H dan O; (2) Alkana, alkena dan alkuna; (3) Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna; (4) Isomer; (5) Reaksi senyawa karbon; dan (6) Penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Hasil analisis deskripsi peningkatan PK berdasarkan sub materi sebelum dan pembelajaran hidrokarbon di sajikan pada Tabel 5.2 berikut.
setelah
90
Tabel 5.2 Hasil analisis deskripsi peningkatan PK siswa (N-gain) pada setiap sub materi hidrokarbon sebelum pembelajaran pada pada kedua kelas belajar Nilai paramater Deskriptif peningkatan (N-gain) PK Hidrokarbon kedua kelas belajar Sub Materi Rata-rata Standar deviasi Minimum Maksimum Hidrokarbon Kov RTJ Kov RTJ Kov RTJ Kov RTJ A B
0,47
0,60
0,30
0,11
0,30
0,38
0,47
0,26
0,12
C
0,39
0,52
0,27
D
0,36
0,54
E
0,53
0,43
1,00
0,00
0,40 0,30
1,00
0,80 0,80
0,14
0,30
0,20
0,80
0,80
0,30
0,32
0,20
0,26
0,80 0,80
0,80
0,17
0,00 0,30
0,30
1,00
F
0,80 1,00 0,46 0,56 0,23 0,10 0,00 0,30 Sumber : Lampiran 2 Ket: A = Identifikasi atom C, H dan O B = penggolangan senyawa hidrokarbon (Alkana, alkena dan Alkuna) C = Sifat fisik alkan, alkena dan alkuna D = Isomer senyawa hidrokarnbon E = Reaksi senyawa karbon F = Penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan data pada Tabel 5.2, diketahui bahwa nilai rata-rata terendah siswa kelas RTJ sebesar 0,43 terjadi pada submateri reaksi senyawa karbon dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 0,60 pada submateri identifikasi atom C, H dan O dan nilai rata-rata terendah pada siswa kelas PKo sebesar 0,36 pada submateri isomer dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 0,53 pada submteri reaksi senyawa karbon. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif
terhadap
peningkatan PK, terlihat dari hasil peningkatan PK siswa dengan GK FD yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional cenderung lebih rendah daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi RTJ dengan GK FI. Hal ini
91
karena pada strategi pembelajaran RTJ, siswa dengan GK FI lebih banyak mendapat perhatian dan dukungan sehingga motivasi dalam dirinya lebih meningkat, serta lebih banyak mendapat umpan balik dalam kelas. Berbeda dalam strategi pembelajaran konvensional, guru hanya sekedar menjadi motivator dan fasilitator sehingga kurang berinteraksi
dengan siswa. Adanya perbedaan
penerimaan pembelajaran dengan strategi yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif siswa. Hal ini diperkuat dengan Gambar 5.1 berikut.
Ket: RTJ = strategi belajar reciprocal teaching di padu kooperatif tipe jiqsaw Kov = strategis belajar konvensional Gambar 5.1 Grafik nilai rata-rata N-gain PK siswa berdasarkan gaya kognitif (GK) pada kedua kelas belajar
Data pada Gambar 5.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain peningkatan PK siswa berdasarkan gaya kognitif FI dan FD pada kedua kelas
92
belajar baik pada kelas RTJ maupun pada kelas konvensional pada siswa dengan gaya kognitif FI mempunyai nilai rata-rata peningkatan N-gain yang lebih tinggi dari
nilai rata-rata N-gain peningkatan PK siswa dengan gaya kognitif FD.
Dengan kata lain bahwa nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa dengan gaya kognitif field independent lebih besar secara kuantitatif dari nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa dengan gaya kognitif field dependent. Ini berarti bahwa dalam memilih strategi pembelajaran harus memperhatikan gaya kognitif siswa. Siswa dengan gaya kognitif yang berbeda akan memproses informasi atau materi pelajaran dengan cara yang berbeda. Untuk lebih mengetahui deskripsi peningkatan pengetahuan konseptual siswa, maka dilakukan analisis data berdasarkan strategi pembelajaran, gaya kognitif, dan sub materi hidrokarbon. Hasil analisis deskripsi peningkatan pengetahuan konseptual berdasarkan tiga variabel tersebut dirangkum pada Tabel 5.3. Kelompok siswa dengan gaya kognitif field independent memperoleh nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konsep yang lebih tinggi secara kuantiatif dari kelompok siswa dengan gaya kognitif field dependent. Data pada Tabel 5.3 menunjukkan juga bahwa nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif FI lebih tinggi secara kuantitatif pada sebagian besar sub materi. Data ini mengindikasikan bahwa siswa dengan gaya kognitif FI lebih mudah belajar materi hidrokarbon dibandingkan dengan kelompok siswa dengan gaya kognitif FD.
93
Tabel 5.3 Tabel nilai rata-rata N-gain PK siswa berdasarkan kelompok GK, sub materi dan kelas belajar Strategi Gaya Pembelajaran Kognitif FI
RTJ
-
FD
-
FI
-
Pko
FD
-
Sub materi Senyawa Rata- Standar Hidrokarbon rata deviasi Identifikasi atom C, H dan O 0,68 0,75 Alkana, alkena dan Alkuna 0,58 0,13 Sifat fisik alkan, alkena dan 0,72 0,12 alkuna Isomer 0,72 0,15 Reaksi HK 0,93 0,10 Manfaat senyawa hidrokarbon 0,63 0,15 dalam kehidupan sehari-hari Identifikasi atom C,H dan O 0,48 0,10 Alkana, alkena dan Alkuna 0,35 0,08 Sifat fisik alkan, alkena dan 0,37 0,08 alkuna Isomer 0,43 0,10 Reaksi HK 0,40 0,11 Manfaat senyawa hidrokarbon 0,42 0,12 dalam kehidupan sehari-hari Identifikasi atom C,H dan O 0,77 0,20 Alkana, alkena dan Alkuna 0,65 0,17 Sifat fisik alkan, alkena dan 0,60 0,12 alkuna Isomer 0,60 0,17 Reaksi HK 0,62 0,19 Manfaat senyawa hidrokarbon 0,65 0,08 dalam kehidupan sehari-hari Identifikasi atom C,H dan O 0,37 0,10 Alkana, alkena dan Alkuna 0,22 0,04 Sifat fisik alkan, alkena dan 0,27 0,15 alkuna Isomer 0,23 0,19 Reaksi hidrokarbon 0,27 0,25 Manfaat senyawa hidrokarbon 0,43 0,29 dalam kehidupan sehari-hari
Sumber: Lampiran 5 Ket: RTJ = Reciprocal teaching dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw PKo = Konvensional FI = Field independent FD = Field dependent
94
Peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kognitif field independent lebih baik secara signifikan dengan peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kongnitif field dependent, hal tersebut menunjukkan bahwa gaya kognitif sangat mempengaruhi peningkatan pengetahuan konseptual siswa dalam pembelajaran dikelas, dimana salah satu karakteristik dari siswa dengan gaya kognitif FI cenderung akan memilih bagian-bagian yang amat penting dari isi materi untuk dicatatnya. Sebaliknya, karakteristik dari siswa dengan gaya kognitif FD cenderung mencatat seluruh isi materi, tanpa memilih mana bagian yang penting dan kurang penting. Perbedaan peningkatan PK siswa antara strategi pembelajaran dapat dijelaskan dari sebaran kategori
N-gain PK (rendah, sedang, tinggi) yang
ditunjukkan pada Gambar 5.2. Jumlah siswa yang memperoleh N-gain kategori tinggi pada pembelajaran RTJ lebih banyak dibandingkan dengan PKo pada kategori yang sama.
Data pada Gambar 5.2 mengindikasikan bahwa siswa
memperoleh strategi pembelajaran konvensional (PKo) tidak ada yang memperoleh N-gain pengetahuan konseptual dengan kategori tinggi. Selanjutnya, jumlah siswa dengan N-gain PK kategori sedang terdapat
pada kedua kelas
belajar baik pada kelas RTJ maupun pada kelas PKo. Sebaliknya jumlah siswa dengan N-gain PK kategori rendah tidak terdapat pada kedua kelas belajar. Berdasarkan mengoptimalkan
gaya kognitif siswa,
strategi pembelajaran RTJ dapat
kemampuan kelompok siswa dengan gaya kognitif
FI.
Sebagian siswa dengan gaya kognitif FI memperoleh peningkatan pengetahuan
95
konseptual pada kategori tinggi dengan strategi pembelajaran RTJ. Sebaliknya, siswa dengan gaya kognitif yang sama
(FI) tidak ada yang memperoleh
peningkatan pemahaman konsep hidrokarbon pada kategori tinggi. Adanya perbedaan ini mengindikasikan bahwa siswa dengan gaya kognitif FI lebih baik memperoleh strategi RTJ dibandingkan dengan strategi PKo.
100
Persentase siswa (%)
100
100 100
RTJ PKo
83,3
80 60 40 16,7
20
0
0
0
0 FI
FD
N-gain kategori Sedang
FI
FD
N-gain kategori Tinggi
Ket. FI = gaya kognitif Field independent; FD = gaya kognitif Field dependent RTJ = reciprocal teaching berpadu Jigsaw; PKo = pembelajaran konvensional
Gambar 5.2 Grafik persentase siswa dalam setiap kategori N-gain PK ( sedang tinggi) berdasarkan gaya kognitif dan strategi belajar
Peningkatan PK siswa di ukur pada empat dimensi proses kognitif, yaitu: ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Nilai rata-rata setiap dimensi proses kognitif dan peningkatannya (N-gain) dari dua kelas belajar disajikan pada Gambar 5.3. Dimensi ingatan merupakan proses kognitif yang paling tinggi nilai rata-ratanya, diikuti dengan dimensi pemahaman, dimensi aplikasi dan dimensi analisis.
96
Nilai rata-rata N-gain
0.7
0,65
RTJ 0.6 0,54
Pko 0,52
0,5
0.5
0,47 0,39
0.4
0,36 0,33
0.3 mengingat
memahami
mengaplikasi
menganalisis
Dimensi Proses Kognitif dari Pengetahuan Konseptual
Gambar 5.3 Grafik nilai rata-rata N-gain pengetahuan konseptual hidrokarbon berdasarkan dimensi proses kognitif Data nilai rata-rata pada Gambar 5.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-gain peningkatan PK hasil startegi pembelajaran RTJ lebih tinggi secara kuantitatif dari hasil PKo pada semua dimensi proses kognitif. Gambar 5.3 menunjukkan juga bahwa dimensi mengingat (C1) adalah dimensi proses kognitif yang mengalami peningkatan paling tinggi dibanding dengan dimensi yang lain. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan daya ingat dan melakukan transfer keilmuan, karena transfer adalah indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Kemampuan transfer bagi siswa maksudnya adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah diperoleh dikelas untuk menjawab persoalan yang siswa hadapi.
97
5.1.2
Hasil Analisis Pengaruh Strategi RTJ dan Gaya Berpikir Terhadap Peningkatan Pengetahuan Konseptual Hidrokarbon Dua variabel utama yang dipelajari pengaruhnya pada pengetahuan
konseptual (PK) siswa materi hidrokarbon, yaitu: strategi pembelajaran dan gaya kognitif. Startegi pembelajaran yang dipelajari yaitu strategi reciprocal teaching dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw (RTJ) dan strategi pembelajaran konvension (PKo). Gaya berpikir siswa di kelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok gaya berpikir field dependent (FD) dan field independent (FI). Dimana gaya berpikir field dependent adalah siswa yang memperoleh nilai rata-rata N-gain lebih rendah sedang gaya berpikir field independent adalah siswa yang mendapat nilai N-gain rata-rata tinggi pada kedua kelas belajar. Hasil analisis varians pengaruh dua variabel utama dan interaksinya disajikan pada Tabel 5.4 berikut. Tabel 5.4
Tabulasi hasil analisis pengaruh variabel utama dan interaksinya terhadap peningkatan pengetahuan konseptual siswa
Variabel dan Interaksinya Corrected Model Intercept S K S*K Error
Jumlah Kuadrat 213* 5,970 0,057 0,152 0,004 0,056
Derajat Kebebasan 3 1 1 1 1 20
Kuadrat Tengah 0,071 5,970 0,057 0,152 0,004 0,003
Fhit
Sig.
25,250 2127,723 20,328 54,174 1,249
0,000 0,000 0,000 0,000 0,277
R Squared = .791 (Adjusted R Squared = .760); α = 0,05; Ftabel = 2,09
Sumber: Lampiran 8 Data pada Tabel 5.4 memberikan sejumlah kesimpulan, yaitu: (1) variabel strategi pembelajaran (S) berpengaruh signifikant pada peningkatan pengetahuan konsep hidrokarbon siswa, Peningkatan
N-gain
PK kelompok siswa yang
98
mendapat strategi RTJ lebih baik secara signifikan dibanding dengan N-gain PK kelompok siswa yang mendapatkan strategi PKo; (2) Gaya kognitif siswa berpengaruh pada peningkatan (N-gain) pengetahuan konsep hidrokarbon siswa. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan N-gain PK antara siswa dengan gaya kognitif (K) FI dengan kelompok siswa dengan gaya kognitif FD; dan (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif siswa terhadap peningkatan pengetahuan konseptual siswa pada materi hidrokarbon.
Data pada Tabel 5.4 mengindikasikan juga bahwa
peningkatan PK siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi RTJ lebih baik untuk pembelajaran hidrokarbon dibandingkan dengan strategi PKo. Dipertegas lagi hasil analisis N-gain PK siswa yang menggambarkan bahwa peningkatan PK siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Dengan demikian penerapan strategi RTJ dapat meningkatkan PK siswa secara signifikan lebih baik dibandingkan PK siswa yang mendapatkan strategi PKo pada materi hidrokarbon. Hasil analisis perbandingan nilai rata-rata N-gain PK antara strategi pembelajaran dilakukan pada kesuluruhan dimensi proses kognitif. Untuk mengeksplorasi efektifitas strategi RTJ dilakukan analisis perbandingan nilai ratarata N-gain PK pada setiap dimensi proses kognitif (DPK), seperti di rangkum pada Tabel 5.5. Data hasil analisis normalitas data untuk semua kelompok data Ngain ada pada Lampiran 10. Hasil analisis homogenitas varians data N-gain DPK menunjukkan bahwa data N-gain pemahaman, aplikasi, dan analisis tidak
99
homogen. Namun demikian, uji perbandingan nilai rata-rata N-gain DPK antara strategi pembelajaran masih tetap valid dilakukan. Tabel 5.5 Hasil uji homogenitas varians dan perbandingan nilai rata-rata N-gain dimensi proses kognitif PK antara Strategi RTJ dan Strategi PKo
N-gain Dimensi Proses Kognitif
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Fhit
Sig.
Uji perbandingan Ratarata N-gain (Uji-t) Sig. thit. (2 arah)
N-gain mengingat
3,259
0,079
3,260
0,002
N-gain memahami
26,30
0,000
1,193
0,620
N-gain mengaplikasi
5,55
0,023
4,069
0,000
N-gain menganalisis
15,91
0,000
1,358
0,831
Ket. =Perbedaan nilai rata-rata N-gain signifikan pada = 0,05 *
Sumber : Lampiran 9 Data hasil analisis perbandingkan nilai rata-rata peningkatan N-gain setiap jenis dimensi proses kognitif
pada Tabel 5.5 memberikan sejumlah
kesimpulan. Pertama, nilai rata-rata peningkatan PK dimensi proses kognitif (DPK) mengingat dan aplikasi berbeda secara signifikan antara kelompok siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran berbeda. Siswa yang memperoleh strategi pembelajaran RTJ memperoleh peningktan pemahaman konsep pada DPK mengingat dan mengaplikasikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapatkan strategi Pko. Kedua, tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata peningkatan PK DPK memahami dan menganalisis antara kedua strategi pembelajaran. Untuk melihat efektifitas strategi RTJ
pada setiap kelompok gaya
kognitif, maka dilakukan uji perbedaan nilai rata-rata N-gain PK antara strategi
100
pembelajaran pada kelompok siswa dengan gaya kognitif yang sama. Hasil analisis perbedaan nilai rata-rata N-gain PK kelompok gaya kognitif FI dan kelompok gaya kognitif FD antara strategi RTJ dengan strategi Pko dirangkum pada Tabel 5.6 berikut. Tabel 5.6 Rangkuman hasil analisis perbedaan nilai rata-rata N-gain PK siswa antara strategi pembelajaran pada kelompok gaya kognitif FI dan FD
No
Perbandingan kelompok N-gain
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Fhit
Sig.
Uji perbandingan Ratarata N-gain (Uji-t) Sig. thit. (2 arah)
1
N-gain RTJ FI lawan N-gain PKo FI
2,710
0,131
2,529
0,030
2
N-gain RTJ FD lawan N-gain PKo FD
2,735
0,129
3,792
0,009
Keterangan: * taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720
Sumber: Lampiran 10 Data pada Tabel 5.6 di atas terlihat bahwa hasil uji perbandingan Rata-rata N-gain (Uji-t) PK siswa kelas RTJ dengan gaya kognitif FI dan siswa kelas PKo dengan gaya kognitif FI diperoleh thitung >ttabel dimana thit = 2,529 dan ttab= 1,720 pada tingkat kepercayaan 95%, hal ini berarti bahwa rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif
FI
lebih baik secara signifikan dengan peningkatan pengetahuan
konseptual siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kongnitif FI. Hal tersebut terlihat juga pada siswa kelas RTJ dengan gaya kognitif FD dan siswa kelas PKo dengan gaya kognitif FD bahwa nilai thit = 3,792 dan ttab = 1,720 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga nilai thit > ttab hal ini berarti bahwa
101
nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi
RTJ dengan
gaya kognitif FD lebih baik secara signifikan dengan
peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kongnitif fiel dependent. Perbandingan nilai rata peningkatan (N-gain) PK siswa antara kelompok gaya kognitif
hasil strategi pembelajaran RTJ dapat dilihat pada Tabel 5.7
berikut. Tabel 5.7 Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi RTJ
Kelompok Perbandingan
N-gain FI lawan N-gain FD pada kelas RTJ Keterangan
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Sig. Fhit 0,064 Homogen*
0,805
Uji perbandingan Rata-rata N-gain (Uji-t) thit.
Sig. (2 arah)
3,276
0,008
Terima H1*
Keterangan: * taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720 Sumber: Lampiran 11
Data Pada Tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai N-gain peningkatan PK siswa kelas RTJ dengan gaya kognitif FI dan FD diperoleh nilai Fhitung ttab nilai thit = 3,276 dan ttab = 1,720 pada taraf kepercayaan 95%, hal ini berarti bahwa nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif field independent berbeda secara signifikan dengan peningkatan pengetahuan konseptual siswa dengan gaya kongnitif fiel dependent. Perbedaan siswa dalam peningkatan pengetahuan
102
konseptual antara siswa dengan gaya kognitif FI dan FD karena mereka memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendekati masalah atau menghadapi tugas-tugas yang diberikan. Siswa dengan gaya kognitif Field independent (FI) mempunyai kecenderungan dalam mengamati sesuatu secara bagian perbagian, sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field dependent (FD) dalam mengamati sesuatu cenderung secara keseluruhan. Masing-masing siswa dengan gaya kognitifnya memiliki cara tersendiri menyikapi suatu bentuk pembelajaran. Perbandingan nilai rata peningkatan (N-gain) PK siswa antara kelompok gaya kognitif
hasil strategi pembelajaran Pko ditunjukkan dalam Tabel 5.8
berikut. Tabel 5.8 Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi PKo Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Sig. Fhit
Kelompok Data yang diperbandingkan N-gain FI lawan N-gain FI pada kelompok PKo Keterangan
1,247 Homogen*
0,290
Uji perbandingan Rata-rata N-gain (Uji-t) thit.
Sig. (2 arah)
13,97
0,000
Terima H1*
Keterangan: *taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720
Sumber: Lampiran 12 Hasil uji-t pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai N-gain peningkatan PK siswa kelas PKo dengan gaya kognitif FI dan FD diperoleh nilai thit = 13,97 dan ttabel = 1,720 sehingga thit > ttab pada taraf kepercayaan 95% hal ini berarti bahwa niali rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi PKo dengan gaya kognitif field independent lebih baik dan
103
berbeda secara signifikan dengan peningkatan pengetahuan konseptual siswa dengan gaya kongnitif fiel dependent. Ini berarti bahwa dalam memilih strategi pembelajaran harus memperhatikan gaya kognitif siswa. Gaya kognitif adalah cara yang khas pemfungsian kegiatan perseptual (kebiasaan memberikan perhatian, menerima, menangkap, merasakan, menyeleksi, mengorganisasikan stimulus) dan kegiatan intelektual (menginterpretasi, mengklasifikasi, mengubah bentuk informasi intelektual). Cara yang khas tersebut bersifat konsisten dan dapat memasuki ke seluruh tingkah laku, baik dalam aspek kognitif maupun dalam aspek afektif.
5.1.3 Hasil Analisis Keterampilan Sosial Siswa Hasil analisis data pre test, post test dan N-gain keterampilan sosial pada siswa kelas RTJ dan siswa kelas PKo pada pokok bahasan hidrokarbon disajikan pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10. Analisis secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 18. Siswa diberikan sejumlah pernyataan (Lampiran 3) dan memberikan respon dengan rentang skor dari skor 0 sampai 4. Tabel 5.9 Nilai parameter deskriptif keterampilan sosial siswa hasil dari empat N-gain dimensi keterampilan sosial Parameter Deskriptif
PKo Pre-test Postes
RTJ N-gain
Pre-test
Postes
N-gain
Rata-rata
86,9
118,8
0,45
117,8
199,8
0,64
Standar deviasi
56,1 77,0
14,5 -39,6
32,2
57,8
Minimum
15,0 71,0
Maksimum
135,0
250,0
50,0
80,0 203,0
89,0 276,0
32,6 -73,5
Sumber : Lampiran 13
86,0
104
Hasil analisis data pre-test pada Tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa skor nilai rata-rata pre-test siswa kelas RTJ sebesar 117,8 dan siswa kelas PKo sebesar 86,9. Sedangkan nilai rata-rata post-test siswa kelas RTJ sebesar 199,8 dan nilai rata-rata post-test siswa kelas PKo 118,8. Perubahan keterampilan sosial siswa dalam tes keterampilan sosial meningkat untuk skor rata-rata (N-gain) kedua kelas setelah pembelajaran pada kelas RTJ sebesar 0,64 dan pada kelas PKo 0,45. Adanya perubahan N-gain keterampilan sosial ini menggambarkan bahwa keterampilan sosial pembelajaran pada materi hidrokarbon semakin meningkat. Peningkatan nilai rata-rata N-gain keterampilan sosial yang dimaksud pada penelitian ini terdiri dari dimensi: (1) keterampilan berhubungan dengan orang lain; (2) keterampilan manajemen diri; (3) keterampilan akademik; (4) keterampilan mematuhi aturan; dan (5) keterampilan menyatakan pendapat. Peningkatan nilai rata-rata N-gain untuk keterampilan sosial siswa. Dibawah ini tabel 5.10 parameter deskriptif keterampilan sosial siswa untuk setiap dimensi. Tabel 5.10 Parameter deskriptif keterampilan sosial siswa untuk setiap dimensi Nilai paramater Deskriptif peningkatan (N-gain) keterampilan Deskriptif sosial Hidrokarbon kedua kelas belajar keterampilan sosial Per Rata-rata Standar deviasi Minimum Maksimum dimensi Kov RTJ Kov RTJ Kov RTJ Kov RTJ 1. “KBOL” 0,35 0,82 0,02 0,42 0,30 0,40 0,39 0,80 2. “KMD” 0,07 0,41 0,44 0,06 0,00 0,30 1,00 0,80 3. “KAK” 0,06 0,46 0,52 0,05 0,30 0,20 0,80 0,80 4. “KMA” 0,03 0,20 0,26 0,04 0,00 0,20 0,80 0,80 5.“KMP” 0,40 0,53 0,05 0,03 0,30 -0,30 0,80 1,00 Ket: 1. 2. 3. 4. 5.
KBOL = Keterampilan sosial berhubungan dengan orang lain KMD = Keterampilan sosial manajemen diri KAK = Keterampilan sosial akademik KMA = Keterampilan sosial mematuhi aturan KMP = Keterampilan sosial menyatakan pendapat
Sumber: Lampiran 14
105
Berdasarkan data pada Tabel 5.10, diketahui bahwa nilai rata-rata terendah ketermpilan sosial siswa kelas RTJ sebesar 0,26 (kategori rendah) terjadi pada keterampilan sosial yang ke empat yaitu keterampilan sosial mematuhi aturan, demikian juga pada siswa kelas PKo keterampilan sosial terendah keterampilan sosial mematuhi aturan sebesar 0,20 (kategori rendah). Sedangkan nilai rata-rata tertinggi keterampilan sosial siswa kelas RTJ sebesar 0,82 (kategori tinggi) terjadi pada keterampilan sosial berhubungan dengan orang lain, dan pada siswa kelas PKo keterampilan sosial tertinggi sebesar 0,46 (kategori sedang) terjadi pada keterampilan sosial akademik.
5.1.4 Hasil Analisis Tanggapan Siswa terhadap Strategi RTJ Hasil analisis tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ dirangkum pada Tabel 5.11. Nilai rata-rata tanggapan siswa terhadap strategi RTJ sebesar 3,76 yang mengindikasikan bahwa tanggapan strategi RTJ menunjukkan sikap yang positif. Data pada Tabel 5.11 menunjukkan bahwa tanggapan siswa tertinggi terdapat pada pernyataan yang pertama yaitu belajar pada pokok bahasan hidrokarbon dengan menggunakan strategi RTJ. Secara umum, tanggapan siswa tergolong baik bahkan sangat baik, karena umumkan memberikan tanggapan sangat setuju dengan sejumlah pernyataan positif terhadap penerapan strategi RTJ. Tanggapan siswa ini sangat berkaitan dengan perencanaan dan proses belajar mengajar menggunakan strategi RTJ.
106
Tabel 5.11 Hasil analisis data tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ RataNo Pernyataan Ket. rata 1 Belajar dengan menggunakan strategi RTJ ini mendorong saya untuk menemukan sendiri konsep3,8 SS konsep dan prinsip-prinsip pada materi yang sedang dipelajari 2 Belajar materi hidrokarbon dengan strategi RTJ dapat 3,6 SS mengembangkan keterampilan sosial saya 3 Dengan strategi RTJ materi yang diajarkan menjadi 3,5 SS lebih mudah dipahami 4 Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi RTJ sangat 3,7 SS monoton dan membosankan. 5 Membuat pertanyaan dengan materi yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa membantu saya untuk 3,4 S merefleksikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan 6 Strategi RTJ pada materi hidrokarbon tidak menarik 1,1 STS untuk dipelajari 7 Saya lebih mudah memahami materi yang diajarkan melalui ceramah dibandingkan dengan menggunakan 3,3 S strategi RTJ 8 Tujuan pembelajaran dengan strategi RTJ ini jelas dan 3,3 S terarah . 9 Belajar Hidrokarbon dengan strategi RTJ sulit untuk 3,5 SS dilaksanakan. 10 Dengan menggunakan strategi RTJ menyebabkan saya 0,5 STS tidak aktif dalam proses pembelajaran 11 Strategi RTJ tidak mendorong saya untuk mencari 3,3 S sumber belajar yang lain 12 Saya kebingungan melaksanakan strategi RTJ 0,6 STS 13 Strategi RTJ tidak dapat mengembangkan gagasan saya 1,1 STS 14 Saya sulit untuk menarik kesimpulan setelah proses 3,6 SS pembelajaran dengan strategi RTJ 15 Belajar hidrokarbon dengan strategi RTJ sulit untuk 0,9 STS dilaksanakan. 16 Dengan menggunakan strategi RTJ menyebabkan saya 0,6 STS tidak aktif dalam proses pembelajaran 17 Strategi RTJ tidak mendorong saya untuk mencari 1,1 STS sumber belajar yang lain 18 Saya kebingungan melaksanakan strategi RTJ 0,9 STS 19 Strategi RTJ tidak dapat mengembangkan gagasan saya 0,9 STS 20
Saya sulit untuk menarik kesimpulan setelah proses pembelajaran dengan strategi RTJ Ket. SS = sangat setuju ; S = setuju; STS = sangat tidak setuju
0,4
STS
107
Kegiatan pembelajaran RTJ dalam penelitian ini didesain oleh guru semenarik mungkin sehingga siswa merasa senang dalam belajar, di awal pembelajaran guru telah mengorientasikan siswa untuk membentuk kelompok asal dan siswa diberikan apersepsi tentang pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya siswa diberikan LKS untuk diringkas dan di buat pertanyaan dan pertanyaan tersebut
diselesaikan bersama dengan kelompok ahli dengan menggunakan
strategi RTJ, dalam kelompok ahli guru memberikan scaffolding kepada siswa dalam bentuk penjelasan tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dari pertanyaan, siswa segera menganalisis jawaban yang diperoleh, dan mengambil keputusan sebagai kesimpulan yang diambil bersama dalam kelompok ahli hingga mereka mendapatkan jawaban yang memuaskan. Guru bertindak sebagai fasilitator melakukan pembimbingan selama kegiatan kelompok berkonvensional. Strategi RTJ membuat siswa merasa tertantang dalam suasana belajarnya, sehingga sangat efektif digunakan bagi guru untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran. Adapun rangkuman tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ dapat di lihat pada tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12 Rangkuman tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ No
Uraian
Nilai
Kategori
1
Ketertarikan terhadap pembelajaran dengan strategi RTJm persetujuan terhadap aktivitas siswa Kesesuaian dengan kompetensi yang ingin dicapai Kesesuaian antara pembelajaran dengan strategi RTJ, PK dan keterampilan sosial
3.03
Positif
2,36 2,71
Positif Positif
2,06
positif
2 3 4
108
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini dibahas tentang perbedaan peningkatan pengetahuan konseptual, keterampilan sosial siswa yang pembelajaran terhadap strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe Jiqsaw (RTJ) dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional (PKo), Selain itu, bagian ini dibahas juga tentang mempelajari gaya kognitif field dependence (FD) dan field independence (FI). Pembahasan ini didasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.
5.2.1
Peningkatan Pengetahuan konseptual Hidrokarbon. Pengetahuan konsep merupakan salah satu dimensi pengetahuan.
Pengetahuan konseptual atau yang disebut disciplinary knowledge yaitu cara ilmuwan memikirkan suatu fenomena dalam disiplin ilmunya. Pengetahuan konseptual adalah merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsepkonsep, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan seharihari. Siswa dikatakan memahami jika ia mampu menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama yang mereka miliki. Lebih tepatnya, pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka kognitif yang telah ada. Anderson dan Krathwohl (2001) mengakategorikan pengetahuan konsep kedalam tiga jenis yakni: (1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori; (2) pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi; dan (3) pengetahuan tentang teori, strategi, dan struktur. Selanjutnya, pengelompokkan proses kognitif ke dalam
109
enam dimensi yaitu: (1) mengingat; (2) memahami; 3)mengaplikasikan; 4) menganalisis; (5) mengevaluasi; dan (6) mencipta. Tes PK siswa diberikan sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi RTJ untuk kelas RTJ dan PKo untuk kelas PKo sebagai pembanding. Analisis perbandingan data pos-tes, dan N-gain dilakukan untuk melihat sejauh mana efektifitas peningkatan PK kimia siswa pada materi hidrokarbon setelah pembelajaran RTJ dengan strategi PKo. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar kimia diperoleh nilai rata-rata N-gain peningkata PK siswa kelas eksprimen sebesar 0,60 (kategori sedang) dan nilai rata-rata N-gain penigkatan PK siswa kelas PKo sebesar 0,42 (kategori sedang), dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata N-gain baik siswa kelas eksprimen maupun siswa kelas PKo, demikian pula hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata N-gain pengetahuan konseptual pada pokok bahasan hidrokarbon antara siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo. Berdasarkan data hasil analisis peningkatan PK hidrokarbon siswa menunjukkan bahwa peningkatan PK siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran RTJ lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan peningkatan PK siswa yang mendapatkan pembelajaran PKo. Peningkatan
PK siswa rendah pada hasil pembelajran
konvensional disebabkan guru lebih dominan mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, dalam menyajikan materi secara beruntun dan teratur mulai dari pemberian konsep sampai pemberian aplikasi dengan contoh soal sehingga siswa terkesan menghapal materi tanpa mengetahui makna dari apa yang telah dipelajarinya, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima informasi,
110
sehingga siswa pasif selama proses belajar mengajar. Selain itu pada pembelajaran konvensional guru mengajarkan dengan tujuan agar siswa mengetahui sesuatu bukan mampu melakukan sesuatu. Akibatnya, pengetahuan konseptual yang diperoleh siswa di kelas PKo menjadi tidak maksimal atau lebih rendah dibandingkan dengan kelas RTJ. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang berhubungan dengan komposisi dan sifat dari berbagai bentuk materi. Dalam ilmu kimia mencakup tentang konsep-konsep, oleh karena itu pengetahuan konseptual kimia yang benar sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia. Karena jika siswa tidak memahami konsep kimia dengan benar maka siswa tersebut akan membentuk konsep sukar pada kimia itu sendiri, sehingga pengetahuan konseptual kimia menjadi landasan dalam pembelajaran kimia. Peningkatan pengetahuan konseptual adalah kemampuan seseorang untuk dapat menjelaskan, membedakan, memberikan contoh, dan menghubungkan suatu konsep dari apa yang diketahuinya dengan pengetahuan yang baru. Dalam peningkatan PK siswa berdasarkan sub materi pada materi hidrokarbon maka terjadi peningkatan PK siswa pada kelas RTJ dengan strategi RTJ dengan nilai rata-rata 0,657 pada submateri reaksi hidrokarbon , dan pada siswa kelas PKo dengan nilai rata-rata tertinggi pada submteri identifikasi atom C,H dan O. Perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang memiliki gaya kognitif Field dependent (FD) dengan Field independent (FI) dalam materi hidrokarbon banyak konsep-konsep yang diberikan didalamnya, menurut teori cara memahami struktur informasi untuk siswa FD memahami secara global struktur yang diberikan dan
111
cenderung tidak senang dalam belajar sains, sedangkan untuk siswa FI memahami secara khusus struktur yang diberikan, sehingga dari teori ini terdapat perbedaan antara siswa yang FD dan FI, dari hasil penelitian yang diperoleh perbedaan gaya kognitif antara siswa FI dan FD dalam menerima materi dimana siswa pada kelas RTJ dengan GK FI memperoleh N-gain peningkatan PK 0,61 dan siswa FD dengan nilai PK 0,48, sedang siswa pada kelas PKo dengan GK FI memperoleh N-gain peningkatan PK 0,54 dan siswa FD dengan nilai PK 0,35, dengan demikian siswa dengan GK kognitif FD selalu lebih rendah hasil belajarnya dibanding dengan siswa yang mempunyai GK FI. Berdasarkan teori, strategi pembelajaran reciprocal teaching yang melalui empat
kegiatan
meringkas,
membuat
pertanyaan,
memprediksi,
dan
mengklarifikasi, menurut Palincsar & Brown (1984) menyediakan dua fungsi, yaitu meningkatkan pemahaman dan monitoring pemahaman dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Hasil refleksi proses pembelajaran mengidentifikasikan bahwa pembelajaran RTJ lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan pembelajara konvensional. Pada setiap pembelajaran, siswa yang mendapat pembelajaran RTJ terlihat lebih aktif berdiskusi dalam kelompoknya baik ketika berada dalam kelompok ahlinya maupun ketika berada dalam kelompok asal, begitu juga dalam menyampaikan jawaban hasil diskusinya. Strategi RTJ dianggap sesuai dengan pokok bahasan hidrokarbon karena dalam materi tersebut berisi fakta dan konsep-konsep. Siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri walaupun dengan bantuan teman kelasnya dalam kerja kelompok melalui kooperatif jiqsaw.
112
Pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw sarat dengan ketermpilan sosial dimana
keterampilan
sosial
termasuk
tujuan
utama
pendidikan
untuk
meningkatkan kesiapan sekolah seperti kemampuan untuk menghormati orang lain, untuk bekerja sama secara kooperatif, untuk mengekspresikan emosi dan perasaan dengan cara yang baik, untuk mendengarkan orang lain, untuk mengikuti aturan dan prosedur, untuk duduk dengan penuh perhatian, dan untuk bekerja secara mandiri. Strategi RTJ selain dapat menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatifitas produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir lalu berbuat. Strategi RTJ juga dapat dijadikan suatu motivasi agar anak mau belajar dengan cara kerjasama untuk mancapai tujuan bersama Menurut Aronson (2000), anggota kelompok harus bekerja sama sebagai tim untuk mencapai tujuan utama, masing-masing orang bergantung pada yang lainnya, tidak ada satu pun siswa yang dapat sukses sepenuhnya kecuali setiap orang bekerja sama dengan baik sebagai tim. Kondisi ini, menyebabkan siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang diperoleh serta dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, rasa tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya . Berdasarkan data hasil analisis varian peningkatan PK siswa menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan PK pada materi
hidrokarbon siswa. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009) Strategi pembelajaran reciprocal teaching dan jiqsaw berpengaruh terhadap keterampilan metakognitif siswa. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan
113
peningkatan 170,61%, lebih tinggi daripada strategi pembelajaran reciprocal teaching yang sebesar 127,21%. Peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang menggunakan strategi pembelajaran reciprocal teaching dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw dimungkinkan karena pada saat belajar dengan strategi ini, siswa melakukan PKo terhadap proses kognitifnya. Hal ini tercermin pada kegiatan meringkas. Siswa memindahkan tulisan ke dalam lembar kerjanya. Siswa juga memonitor dan mengevaluasi apakah kegiatan meringkasnya sudah maksimal atau belum, begitupula pada sintaks berikutnya, tercermin pada kegiatan diskusi kelompok ahli, siswa harus mengontrol proses kognitifnya dan mengevaluasi pada kegiatan diskusi dengan kelompok asal. Proses keterampilan kognitif yang benar benar dilaksanakan dengan baik akan tersimpan pada memori jangka panjangnya sehingga pada saat prasentase kelas, siswa dapat diungkapkan kembali hasil diskunya. Dengan memperhatikan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan menyebabkan proses belajar menjadi lebih bermakna. Berdasarkan data hasil analisis varian peningkatan PK siswa, hasil perbandingkan nilai rata-rata peningkatan N-gain
setiap jenis dimensi proses
kognitif menunjukan nilai t.hit = 3,260 dan t.tab = 1,720, karena nilai t.hit>t.tab, maka dapat disimpulkan bahwa nilai N-gain PK siswa dan dimensi proses kognitif mengingat pada kedua kelas RTJ dan siswa kelas PKo merupakan dimensi yang tertinggi diantara kedua kelas belajar. Ingatan merupakan kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori yang sukar. Ingatan atau
114
memori menunjuk pada proses menyimpan atau memelihara informasi sepanjang waktu. Seseorang dapat menyimpan kode nomor tertentu dalam ingatannya untuk jangka waktu kurang dari satu detik atau sepanjang hayatnya. Ingatan jangka pendek yang disebut dengan STM (Short-term memory) berkonvensional kurang dari 30 detik jika disajikan secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah antara dua sampai lima aitem sedang ingatan jangka panjang atau yang disebut dengan LTN (Long-term memory). Pengaruh informasi yang terletak pada awal penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut primacy effect sementara itu pengaruh informasi yang terletak pada daftar urutan terakhir penyajian terhadap kuatnya ingatan disebut recency effect. Hampir semua aktivitas manusia selalu melibatkan ingatan. Oleh sebab itu ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting didalam proses pemahaman siswa untuk meningkatkan kognitifnya. Menurut Anderson & Krathwohl (2001), tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses, yaitu: remembering; understanding, apply, analyze, evaluate, create. Kategori proses mengingat atau remembering merupakan proses yang sangat berhubungan dengan proses daya ingat.
1. Mengingat (Remembering) Jika tujuan dari suatu soal adalah untuk mengembangkan proses daya ingat mengenai material yang dipelajari dalam bentuk yang sama pada saat materi tersebut diajarkan, maka kategori proses kognitif yang relevan adalah mengingat atau remembering. Kategori mengingat merupakan kategori dimana terjadi aktifit
115
as menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang seorang siswa. Pada materi hidrokarbon peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan menggunakana strategi RTJ dimensi proses kognitif mengingat adalah proses kognitif yang paling tinggi diantara proses kognitif yang lainnya, dengan nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,65 sedang pada pembelajaran PKo memperoleh nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,54. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali atau recalling. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, serta kombinasi-kombinasi yang mungkin dari jenis– jenis pengetahuan tersebut. 2. Memahami (Understand) Seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk dalam soal-soal yang dihadapinya. Petunjuk-petunjuk soal tersebut dapat berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis dan grafik (gambar) dalam cara penyajian apa pun juga (bisa berupa penyajian dalam suatu materi, penyajian dalam buku, maupun penyajian melalui layar komputer). Para siswa dapat memahami suatu hal jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki. Lebih khususnya lagi, para siswa akan lebih mudah untuk memahami suatu hal jika pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari itu diintegrasikan dengan skema–skema dan kerangka kerja yang telah mereka kenali sebelumnya. Karena hal-hal konseptual merupakan
116
dasar dari skema-skema dan kerangka kerja semacam itu, maka pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) merupakan dasar dari proses memahami. Dimensi proses kognitif memahami pada materi hidrokarbon dalam penelitian ini pada kelas yang diajar dengan strategi RTJ memperoleh nilai ratarata N-gain 0,52 dan pada kelas PKo sebesar 0,53 peningkatan nilai rata-rata NGain pada kedua kelas ini tidak begitu berbeda jauh, hal tersebut disebabkan pada saat menerima materi kedua kelas ini mempunyai kemampuan yang sama dalam menangkap dan memahami materi pelajaran.
Proses - proses kognitif yang
termasuk dalam kategori Memahami meliputi proses menginterpretasikan (interpreting), mencontohkan (exemplifying), Mengklasifikasikan (classifying), merangkum (summarizing), menduga (inferring), membandingkan (comparing), menjelaskan (explaining). 3. Mengaplikasi (Apply) Kategori proses kognitif ini meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, kategori mengaplikasi/menerapkan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan prosedural atau procedural knowledge. Soal latihan atau exercises merupakan jenis tugas dimana para siswa sudah mengetahui prosedur atau cara kerja yang seharusnya digunakan. Jadi para siswa hanya akan mengembangkan suatu pendekatan yang bersifat rutin dalam tugas tersebut. Suatu permasalahan atau persoalan merupakan jenis tugas dimana para siswa memang belum pernah mengetahui prosedur apakah yang harus digunakan, jadi para siswa harus menemukan prosedur yang tepat untuk memecahkan persoalan tersebut.
117
Pada materi hidrokarbon cara penentuan rantai karbon terpanjang dan pembentukan berbagai macam bentuk isomer merupakan salah satu contoh prosedural yang harus diselesaikan dan dimensi proses kognitif mengaplikasi pada kelas yang diajar dengan strategi RTJ memperoleh peningkatan nilai rata-rata NGain sebesar 0,47 dan pada kelas PKo 0,36. Kategori mengaplikasi/menerapkan ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu: (1) proses melaksanakan (executing), yaitu apabila tugas yang diberikan berupa sebuah latihan; dan (2) proses mengimplementasikan, yaitu apabila tugas yang diberikan dalam bentuk suatu persoalan. 4. Menganalisis (Analyze) Yang termasuk dalam kategori menganalisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian–bagian tersebut dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Pada proses kognitif menganalisis pada kelas yang diajar dengan strategi RTJ memperoleh peningkatan nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,39 dan pada kelas PKo 0,33. Kategori proses kognitif ini mencakup proses-proses membedakan (differentiating), proses mengorganisasi (organizing), dan proses menghubungkan (attribute). Tujuan-tujuan pendidikan atau pengajaran yang termasu kedalam kategori menganalisa adalah tujuan-tujuan pengajaran seperti; agar siswa belajar untuk menentukan suatu informasi yang relevan atau penting dari suatu pesan (proses membedakan atau differentiating), agar para siswa dapat menentukan cara pengorganisasian suatu pesan (proses mengorganisasi atau organizing), dan agar
118
para siswa dapat menentukan tujuan yang mendasari pesan tersebut (proses menghubungkan atau attributing) meskipun kategori menganalisa dipandang sebagai suatu kategori yang berdiri sendiri, kita harus mengetahui bahwa kategori ini merupakan pengembangan dari kategori memahami (understanding) atau merupakan suatu kategori yang mendahului kategori mengevaluasi (evaluating) atau menciptakan (creating).
5.2.2
Perbedaan Gaya Kognitif Field independent (FI) dan Field dependent (FD) Pada Peningkatan Pengetahuan konseptual Hidrokarbon Setiap individu memiliki karakteristik yang khas, yang tidak dimiliki oleh
individu lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan karakteristik dari setiap indivdu dalam menanggapi informasi, merupakan gaya kognitif individu yang bersangkutan. Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Disebut sebagai gaya dan bukan sebagai kemampuan karena merujuk pada bagaimana seseorang memproses informasi dan memecahkan masalah dan bukan merujuk pada bagaimana proses penyelesaian yang terbaik. Salah satu tinjauan perbedaan adalah dari aspek perseptual dan intelektual. Aspek perseptual dan intelektual mengungkapkan bahwa setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lain. Ciri khas tersebut adalah sebagai berikut: (a) kebiasaan memberikan perhatian, menerima, menangkap, menyeleksi dan mengorganisasikan stimulus (kegiatan perseptual); dan (b) menginterpretasi, mengkonversi, mengubah bentuk, mengingat kembali dan
119
mengklasifikasikan suatu informasi intelektual (kegiatan intelektual). Sesuai dengan tinjauan aspek perseptual intelektual tersebut dikemukakan bahwa perbedaan individu dapat diungkapkan oleh tipe-tipe kognitif yang dikenal dengan gaya kognitif (Cognitive style). Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Gaya kognitif terbagi atas dua bagian, yakni Field independent (FI) dan Field dependent (FD). Witkin (1977), menyatakan bahwa individu yang bersifat analitik adalah individu yang merasakan lingkungan ke dalam komponen-komponennya, kurang bergantung pada lingkungan atau kurang dipengaruhi oleh lingkungan. Individu ini dikatakan termasuk gaya kognitif Field independent (FI). Sedangkan individu yang bersifat global adalah individu yang memfokuskan pada lingkungan secara keseluruhan, didomiasi atau dipengaruhi lingkungan. Individu tersebut dikatakan termasuk gaya kognitif Field dependent (FD). Meskipun terdapat dua kelompok gaya kognitif yang berbeda tetapi tidak dapat dikatakan bahwa siswa field independen lebih baik dari siswa field dependen atau sebaliknya. Dalam materi hidrokarbon banyak konsep-konsep yang diberikan didalamnya, menurut teori cara memahami struktur informasi untuk siswa dengan gaya kognitif FD memahami materi secara global dan cenderung tidak senang dalam belajar sains, sedangkan untuk siswa FI memahami secara khusus struktur yang diberikan dan senang dalam belajar sains, sehingga dari teori ini terdapat
120
perbedaan antara siswa yang FI dan FD, dari hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan. Berdasarkan data hasil analisis PK hidrokarbon siswa serta gaya kognitif menunjukkan bahwa nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi RTJ dengan gaya kognitif field independent lebih baik secara signifikan dengan peningkatan pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan strategi konvensional dengan gaya kongnitif field independent. Berdasarkan data dari hasil analisis varian, dapat dilihat pada lampiran 6, deskripsi N-gain peningkatan pengetahuan konseptual (PK) siswa pada materi hidrokarbon siswa berdasarkan strategi belajar dan gaya kognitif menunjukkan bahwa peningkatan PK siswa yang mendapat strategi RTJ lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang mendapat strategi PKo. Berdasarkan hasil analisis data PK kimia diperoleh nilai rata-rata N-gain peningkatan PK siswa kelas RTJ dengan gaya kognitif FI sebesar 0,68 dan nilai
rata-rata N-gain
peningkatan PK siswa kelas PKo gaya kognitif FI sebesar 0,54,sedang nilai ratarata N-gain peningkatn PK siswa kelas RTJ dengan gaya kognitif FD sebesar 0,48 dan nilai rata-rata N-gain peningkatan PK siswa kelas PKo gaya kognitif FD sebesar 0,35 dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata N-gain PK siswa kedua kelas belajar baik kelas RTJ maupun kelas PKo. Siswa dengan gaya kognitif Field independent (FI) mempunyai kecenderungan dalam mengamati sesuatu secara bagian perbagian, sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field dependent (FD) dalam mengamati sesuatu cenderung secara keseluruhan. Masing-masing siswa dengan gaya kognitifnya
121
memiliki cara tersendiri menyikapi suatu bentuk pembelajaran. Untuk lebih jelas dibawah ini terdapat tabel perbedaan karakteristik siswa dengan gaya kognitif FI dan FD. Individu yang sulit melepaskan diri dari keadaan yang mengacaukannya yaitu individu yang field dependent, akan menemukan kesulitan dalam masalahmasalah yang menuntut keterangan di luar konteks. Individu yang field dependent akan mengorganisasikan apa yang diterimanya sebagaimana yang disajikan. Sebaliknya, pada individu yang bergaya kognitif field independent, akan mampu menanggulangi apa yang diterimanya dengan mencari komponen-komponen yang diletakkan pada permasalahan yang dihadapinya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki gaya kognitif field independent dalam menanggapi stimulus mempunyai kecenderungan menggunakan persepsi yang dimilikinya sendiri dan lebih analitis. Orang yang memiliki gaya kognitif field dependent dalam menanggapi sesuatu stimulus mempunyai kecenderungan menggunakan isyarat lingkungan sebagai dasar dalam persepsinya dan cenderung memandang suatu pola sebagai suatu keseluruhan, tidak memisahkan bagianbagiannya. Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal internasional menyatakan “Cognitive styles have asignificant influence on learners choicesof learning strategies”, yang artinya gaya kognitif memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan strategi belajar siswa.
122
5.2.3
Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi
efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Siswa dengan keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain (Gimpel & Merrell, 1998). Keterampilan
sosial
membawa
siswa
untuk
lebih
berani
berbicara,
mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Keterampilan sosial juga merupakan bagian dari 100 metode dalam pendekatan komprehensif untuk mencapai tujuan pendidikan (Kirschenbaum, 1995). Keterampilan sosial merupakan realisasi nilai untuk pendidikan karakter. Dalam pendekatan komprehensifnya, Kirschenbaum menempatkan keterampilan sosial pada pengembangan keterampilan (skilldevelopment) untuk nilai-nilai dan moralitas. Peningkatan keterampilan sosial tentu tidak lepas dari diterapkannya strategi pembelajaran yang didasarkan pada teori konstruktivisme salah satunya adalah dengan strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jiqsaw. strategi pembelajaran reciprocal berbasis kooperatif tipe jiqsaw.mampu membuat siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan. Pembagian kelompok
123
asal dan kelompok ahli membuat para siswa lebih banyak berinteraksi dengan siswa yang berbeda karakter. Dimensi yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan berhubungan dengan orang lain, keterampilan manajemen diri, keterampilan akademik, keterapilan mematuhi aturan dan keterampilan menyatakan pendapat. Setiap keterampilan memiliki beberapa item pertanyaan yang telah dianalisis pada bagian sebelumnya. Dalam keterampilan sosial inilah siswa diukur kemampuan individunya untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan kondisi yang ada di SMA Negeri 1 Besulutu khususnya dikelas RTJ dan kelas PKo, dimana dengan keterampilan sosial siswa akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal. (Katz, 1997). Berdasarkan hasil analisis data keterampilan sosial siswa diperoleh nilai rata-rata pre-tes keterampilan berhubungan dengan orang lain siswa kelas RTJ dengan nilai rata-rata 0,46 (kategori sedang), dan nilai rata-rata pre-tes siswa kelas PKo dengan nilai rata-rata 0,36 (kategori sedang). Nilai rata-rata pos-tes keterampilan berhubungan dengan orang lain siswa kelas RTJ dengan nilai ratarata 0,87 (kategori tinggi) dengan siswa kelas PKo dengan nilai rata-rata post-test siswa kelas kelas PKo dengan nilai rata-rata 0,61 (kategori sedang), dengan hasil uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata N-gain keterampilan berhubungan dengan orang lain antara siswa kelas RTJ dan siswa kelas PKo.
124
Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata N-gain keterampilan manajemen diri siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain siswa kelas RTJ 0,64 (kategori sedang) dan nilai rata-rata Ngain siswa kelas PKo 0,42 (kategori rendah), dengan hasil uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata N-gain keterampilan manajemen diri antara siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo. Demikian
juga pada
keterampilan akademik siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain siswa kelas RTJ 0,52 (kategori sedang), dan nilai rata-rata N-gain siswa kelas PKo 0,46 (kategori sedang), dengan hasil uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata keterampilan akademik antara siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo. Nilai rata-rata keterampilan mematuhi aturan siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain siswa kelas RTJ 0,25 (kategori rendah) dan nilai rata-rata N-gain siswa kelas PKo 0,21 (kategori rendah), sedang untuk nilai rata-rata N-gain keterampilan menyatakan pendapat siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo berturut-turut 0,62 (kategori tinggi) dan 0,41 (kategori sedang), dengan uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata N-gain keterampilan menyatakan pendapat antara siswa kelas RTJ dengan siswa kelas PKo. Hal ini menunjukkan bahwa strategi RTJ terbukti meningkatkan keterampilan sosial siswa pada kelas RTJ dibandingkan dengan keterampilan sosial siswa pada kelas yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata peningkatkan keterampilan sosial siswa pada
125
kelas RTJ sebesar 0,64 dan nilai rata-rata-rata peningkatkan keterampilan sosial siswa pada kelas konvensional sebesar 0,45. Dari kelima dimensi keterampilan sosial dimensi yang tertinggi yaitu keterampilan berhubungan dengan orang lain hal ini menunjukkan strategi RTJ menjadikan siswa lebih baik dalam hal hubungan dengan orang lain dengan nilai rata-rata 0,87 (kategori tinggi) sedang pada kelas konvensional keterampilan sosial dimensi yang tertinggi dengan nilai rata-rata 0,46 (ktegori sedang),terdapat pada dimensi manajemen diri. Dilihat dari tingkat perkembangan potensial, kondisi yang dapat dicapai seorang individu melalui bantuan orang lain atau kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu meningkatkan baik pengetahuan konseptualnya maupun keterampilan sosialnya dan melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jiqsaw dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi sosial satu sama lain (teman sebaya) berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yang disebut juga sebagai keterampilan sosial, yang meliputi bertanya, kerjasama, menyampaikan ide atau pendapat, dan menjadi pendengar yang baik. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya; Handayani, dkk. (2012), dalam penelitiannya
tentang pengaruh strategi
pembelajaran reciprocal teaching dan jiqsaw terhadap keterampilan metakognitif, hasil belajar biologi, dan retensi siswa berkemampuan akademik rendah Kelas X SMA Laboratorium UM dan SMA PGRI. Lawang menyimpulkn bahwa: (1) Strategi
pembelajaran
reciprocal
dan
jiqsaw
berpengaruh
terhadap
keterampilan metakognitif siswa. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan
126
peningkatan 170,61%, lebih tinggi daripada strategi pembelajaran reciprocal teaching yang sebesar 127,21% ; (2) Strategi pembelajaran reciprocal teaching dan jiqsaw tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Akan tetapi, keduanya berpotensi dalam meningkatkan hasil belajar. Strategi reciprocal teaching dapat meningkatkan sebesar 306,69 %, lebih tinggi daripada jiqsaw yang memberikan peningkatan sebesar 133,95% terhadap hasil belajar siswa; dan (3) Strategi pembelajaran reciprocal teaching dan jiqsaw berpengaruh terhadap retensi siswa. Strategi pembelajaran jiqsaw memberikan peningkatan retensi keterampilan metakognitif sebesar reciprocal
teaching
mengalami
6,57 % sedangkan strategi pembelajaran penurunan
yaitu -1,05 %.
pembelajaran jiqsaw memberikan peningkatan retensi hasil belajar
Strategi sebesar
10,85%, lebih tinggi dari pada strategi pembelajaran reciprocal teaching yang sebesar 0,09%. Setiawan, dkk., (2012), dalam penelitiannya tentang pengaruh strategi pembelajaran reciprocal teaching (RT) dipadu pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan (pbmp) terhadap kemampuan metakognitif biologi siswa SMA islam Al–Ma’arif Singosari Malang berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran (RT) berpengaruh terhadap kemampuan metakognitif dengan rubrik metakognitif dan tidak berpengaruh dengan menggunakan inventori Metacognitive Awareness Inventory (MAI). Yunita, dkk., (2011), dalam penelitinnya tentang penerapan pendekatan pengajaran terbalik (reciprocal teaching) untuk meningkatkan kemandirian belajar biologi siswa kelas VII-g SMPN 5 karanganyar tahun pelajaran
127
2010/2011, berkesimpulan bahwa pengajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
5.2.4 Tanggapan Siswa Terhadap Strategi RTJ Pada umumnya siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran materi hidrokarbon dengan penerapan strategi pembelajaran RTJ membuat siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran, dimana keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat penting karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Siswa juga menyatakan strategi pembelajaran RTJ ini membantu siswa memahami konsep dan menyelesaikan masalah/soal-soal hidrokarbon. Dari sebaran angket yang diberikan kepada siswa, siswa setuju bahwa strategi pembelajaran RTJ menunjang keberanian siswa untuk mengeluarkan ide, berkomunikasi, dan aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial siswa.
128
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Nilai rata-rata pre-test dan pos-test pengetahuan konseptual siswa
yang
memperoleh strategi pembelajaran RTJ secara berturut-turut adalah 21,4 dan 63,5; sedangkan yang memperoleh pembelajaran konvensional adalah 20,7; dan 54,4. Nilai rata-rata pengetahuan konseptual siswa
yang memperoleh strategi
pembelajaran RTJ dengan gaya kognitif FI pada setiap sub materi hidrokarbon, yang memperoleh nilai tertinggi terdapat pada sub materi reaksi hidrokarbon dan terendah pada sub materi pemberian nama alkana, alkena dan alkuna dengan nilai rata-rata secara berturut-turut adalah 0,93 dan 0,58; sedangkan pada pembelajaran PKo gaya kognitif FI yang memperoleh nilai tertinggi terdapat pada sub materi identifikasi atom C, H dan O dan terendah pada sub materi pemberian nama alkana, alkena dan alkuna dengan nilai rata-rata secara berturut-turut adalah 0,77 dan 0,60. Nilai rata-rata pengetahuan konseptual siswa yang memperoleh strategi pembelajaran RTJ dengan gaya kognitif FD pada setiap sub materi hidrokarbon, yang memperoleh nilai tertinggi terdapat pada sub materi identifikasi atom C, H dan O dan terendah pada sub materi pemberian nama alkana,alkena dan alkuna dengan nilai rata-rata secara berturut-turut adalah 0,48 dan 0,35; sedangkan pada
129
pembelajaran PKo gaya kognitif FD yang memperoleh nilai tertinggi terdapat pada sub materi manfaat senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dan terendah pada sub materi pemberian nama alkana,alkena dan alkuna dengan nilai rata-rata secara berturut-turut adalah 0,43 dan 0,22. 2. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan konseptual siswa dari hasil pembelajaran dengan strategi RTJ dan konvensional secara berturut-turut adalah 0,54 dan 042; sedangkan peningkatan keterampilan sosial untuk strategi RTJ dan konvensional secara berturut-turut adalah 0,64 dan 0,45. 3. Strategi
pembelajaran
berpengaruh
secara
signifikan
pada
peningkatan
pemahaman konsep siswa. Nilai rata-rata peningkatan PK siswa kelas RTJ lebih baik secara signifikan dari pada nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi PKo. 4. Gaya kognitif siswa kelas X SMAN 1 Besulutu berpengaruh secara signifikan pada peningkatan PK pada materi hidrokarbon. Siswa dengan gaya kognitif Field Indipendent (FI) memperoleh peningkatan pemahaman konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mempunyai gaya kognitif Field dependent (FD). 5. Tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif siswa terhadap peningkatan pengetahuan konseptual siswa SMAN 1 Besulutu pada materi hidrokarban 6. Nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran RTJ dengan gaya kognitif FI lebih besar secara signifikan dari nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi PKo dengan gaya kognitif FI.
130
7. Nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang bergaya kognitif FD hasil pembelajaran dengan strategi RTJ lebih besar secara signifikan daripada hasil pembelajaran konvensional. 8. Nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran RTJ dengan gaya kognitif FI berbeda secara signifikan dengan nilai rata-rata peningkatan PK siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran RTJ dengan gaya kognitif FD. 9. Pada kelompok siswa yang mendapatkan strategi PKo, nilai rata-rata peningkatan PK siswa dengan gaya kognitif FI berbeda secara signifikan dengan nilai rata-rata peningkatan PK siswa dengan gaya kognitif FD. 10. Tanggapan siswa terhadap strategi RTJ menunjukkan sikap yang positif.
6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi RTJ untuk meningkatkan pengetahuan konseptual dan keterampilan sosial pada materi hidrokarbon
siswa SMA maka peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut. 1. Strategi RTJ dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran. 2. Pelaksanaan strategi RTJ menggambarkan pembelajaran yang aktif sehingga siswa diharapkan siap secara mental untuk belajar aktif agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator, mediator,
131
dan fasilitator sangat penting dan perlu ditingkatkan, karena dapat mengefektifkan waktu dalam kegiatan berdiskusi dalam pembuatan kesimpulan pembelajaran. 3. Pada penerapan strategi RTJ tahap kegiatan berdiskusi di kelompok ahli hendaknya memperhatikan waktu. Untuk mengefektifkan waktu, sebaiknya pertanyaan yang diajukan oleh siswa di perjelas kembali oleh guru agar siswa mengerti dan memahami maksud dan tujuan pertanyaan tersebut, agar diskusi tetap berperan sebagai wahana mengembangkan dan menerapkan konsep yang merupakan bagian dari strategi pembelajaran reciprocal teaching berbasis koopertif tipe jiqsaw.
132
DAFTAR PUSTAKA Ahman. (1998). Efektifitas Bermain Peran Sebagai Model Bimbingan Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Berkemampuan Unggul. Tesis, IKIP, Bandung. Anderson, L.W., dan Krathwohl , D.R. (2001). A Taxonomy for learning, Teaching, nd Assesing; ARevision of Blooms’s Taxonomy of Education Objecives, New York: Addison Wesley Lonman Inc. Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom), Pustaka Belajar. Yokyakarta. Andreas, D. (1995). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya: Airlangga University Press. Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Presedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aronson, E. (2000). The Jigsaw Classroom A Cooperative Learning Technique, B. Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Brown, A.L., dan Palincsar, A.S. (1984). Reciprocal Teaching of ComprehensionFostering and Comprehension- Monitoring Activities. Lawrence Erlbaum Associates, (Online), I (2): 117-175, (http://people. ucsc.edu/~gwells/Files/Courses_Folder/ED%20261%20Papers/Palincsar% 20Reciprocal%20Teaching.pdf), diakses Januari 2015. Brown, A.L., dan Palincsar, A.S. (1984). Cognition and instruction.University of Illinois Cartledge, G., dan Milburn, J.F. (1995). Teaching Social Skill to Children and Youth. Boston: Allyn and Bacon. Chamot, A.U. (1996). The learning strategies Handbook , (Newyork : Addision Wesley Longman, Inc), h.106 Combs, B. (2001). “Cooperative Learning” in Karen L. Medsker and Kristina M. Holdsworth. Models and Strategies for Training Design. New York: Publication of the International society for Performance Improvement. Cooper, T., dan Cedric, G. (2009). The Effectiveness of Methods of Reciprocal Teaching. Education Papers and Journal Articles, (Online),
133
7: 45-52, (http://research.avondale.edu.au/edu_papers/7/), diakses 21 Januari 2014. Corebima, I., dan Rachmadiarti, F. (2000). Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Modul Bio-02. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Dirjen Dikdasmen. Jakarta. Dahar, R.W. (1996). Teori- teori belajar. Bandung:Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Doolitle, P.E., Hicks, D., dan Triplets, C.F. (2006). Reciprocal Teaching Reading Comprehension In Higher Education: A Strategy For Fostering The Deeper Understanding Of Texts. International Journal Of Teaching AndLearning In Higher Education Vol 17(2). 106-118. Fajri, E.Z., dan Senja. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Difa Publiser: Jakarta. Gagne, R.M. (1992). Principles of Intructional Design. Orlando: Holt, Reinhard, and Winston, inc. Garderen, Delinda, V. (2004). Reciprocal Teaching As A Compreheension Strategies For Understnding Mathematicl Word Problem”. Reding and Writing Quarterly. New York: Taylor and Francis Group. Handayani, S.K., Zubaidah, S., Susriyati, M. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) Dipadu Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (Pbmp) Terhadap Kemampuan Metakognitif Biologi Siswa Sma Islam Al – Ma’arif Singosari Malang Universitas Negeri Malang Ibrahim dan Rachmadiarti. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Indrayanthi, A.A.S.D. (2012). Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Journal Penelitian Pascasarjana UNDIKSHA, Vol. 2 No.1, Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Ismail. (2007). Pembaharuan dalam pembelajaran Matematika, Jakarta : Universitas Terbuka ) , h 7.13 Johnson dan David, W. (2012). Collaborative Learning, Nurulita Yusron (Penerjemah), Nusa Media, Bandung.
134
Johnson, D.W. (1994). Cooperative Learning Metode: A Meta-Analysis. Minneapolis: Minnesota 55455 University of Minnesota. Joyce, B., dan Weil,M. (1992). Models of Teaching Sixth Edition, Boston: Allyn and Bacon A Person Education Compani. Joyce, B., dan Weil. (1992). Models of Teaching Fourth ed. Massachussets. Allyn & Bacon Publ Co. Katz dan McCelland. (1997). Fostering Children’s Social Competence: The Teacher’s Role. Washington : National Association the Education of Young Children Lie, A. (1999). Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Mitra Media dan LPPKM UK Petra. Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo Livingston, J.A. ( 1997). Metacognition: An Overview, (Online) (http://www.gse. buffalo.edu/fasshuell/cep564/metacog.htm), diakses 21 Januari 2014. Marrel, K.W., dan Gimpel, G.A. (1998). Social Skill of Children and Adolescents Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey London: Lawrence Erlbaum Associates. Marsh, Colin. (2008). Studies of Society and Environment. Australia: Pearson Education. Mu’tadi. (2007). Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Kimia. Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-Depag. Omari, H.A., dan Weshah, H.A. (2010). Using The Reciprocal Teaching Method By Teachers At Jornanian Schools. International Journal Of Social Sciences Vol 15(1). 26-39. Pratiwi, M.E. (2009). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Jigsaw terhadap Keterampilan Metakognitif dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Malang pada Kemampuan Akademik Berbeda. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.PT. Bumi Aksara Purwanto, N. (2000). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Bandung: Rosdakarya. Rachmadiarti, F. (2003). Pembelajaran Kooperatif. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Ditjen Dikdasmen. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
135
Rahayu, S. (2001). Kecenderungan Pembelajaran Kimia di Awal Abad 21. Jurnal MIPA, Matematika dan IPA Serta Pengajarannya. Vol. (2) p.31. Rineka cipta. Sadirman, A.M, (2008). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada), h .101. Sagirani, Tri. (2012). Pengembangan Diri. http://www.google.com. November 2015. Satria. (2012). Keterampilan sosial (Social Skill). http://www.google.com. Juli 2015. Semiawan. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Depdikbud. Etin Solihatin. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn & Bacon. Sudjana, N. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Trasito. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV Alfabeta. Sulandari, E., dan Riyanti, S. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Terbalik Pada Mata Kuliah Perancangan Bahan Dan Tebal Perkerasan Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Belajar Mahasiswa Tekhnik Sipil Di Fakultas Tekhnik , (Jakarta . Laporan Penelitian LIPI , Universitas Tanjung Pura ) Suratno. (2009). Pengaruh Strategi Kooperatif Jigsaw dan Reciprocal Teaching terhadap Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Berkemampuan Atas dan Bawah di Jember. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Suryabrata. S. (2000). Pembelajaran Alat Ukur Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Susanto. (1998). Pembelajaran Koopertif. Bandung. PT.Revika Aditama. Syah, M. (2002). Psikologi Belajar. Bandung : Rajawali Pers. Thalib, S.B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Yogyakarta: Kencana Media Grup.
136
Trianto. (2007). Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2000. Sistem Pendidikan Nasional Jakarta. Warouw, Z. W. M. (2009). Pengaruh Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Cooperatie Script dan Reciprocal Teaching pada Kemampuan Akademik Berbeda Terhadap Kemampuan dan Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar Biologi Siswa serta Retensinya di SMP Negeri Manado. Disertasi tidak diterbitkan Malang: Universitas Negeri Malang. Witkin, H.A., Moore, C.A., Goodnough D.R., dan Cox, P.W. (1977). Field Dependent and Field Inependent Cognitive Style and Their Educational Implication. Reviewof Educational Researh Winter. Vol 47. No.1 Yunita, Y.E., Slamet S., dan Joko A. (2012). Penerapan Pendekatn Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas VII-G SMP N 5 Kranganyer. Jurnal Pendidikn Biologi Vol.3.2 Hal.43-54. (Online), (http://www.jiqsaw.org/steps.htm), diakses 21 Juni 2016.
137
Lampiran 1. Silabus SILABUS Nama Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
: X/2
Standar Kompetensi
: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Alokasi Waktu
: 13 jam (untuk UH 2 jam)
Kompetensi dasar
4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon
Materi Pembelajaran identifikasi atom C,H dan O.
kekhasan atom karbon. atom C primer, atom C sekunder , atom C tertier, dan atom C kuarterner.
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa.
akana, alkena dan alkuna
sifat-sifat fisik alkana, alkena dan alkuna
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian Jenis tagihan - tugas kelompok
Alokasi Waktu
Sumber/
2 jam
Sumber - buku kimia
Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dalam diskusi kelompok di laboratorium Dengan menggunakan molymood mendiskusikan kekhasan atom karbon dalam diskusi kelompok di kelas Menentukan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner dalam diskusi kelompok di kelas
Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.
Dengan menggunakan molymood (dapat diganti dengan molymood buatan) mendiskusikan jenis ikatan atom karbon pada senyawa alkana, alkena dan alkuna. Latihan tatanama. Menganalisa data titik didih dan titik leleh senyawa karbon dalam diskusi
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
2 jam
Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa
2 jam
- ulangan Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.
bahan/alat
Bahan - lembar kerja - alat dan bahan untuk percobaan - molymood
- kuis Bentuk instrumen - tes tertulis - performans (kinerja dan sikap), - laporan tertulis
Sumber - buku kimia Bahan - lembar kerja
138
Kompetensi dasar
Materi Pembelajaran
isomer reaksi senyawa karbon
4.3 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan seharihari dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
kelompok. Dengan menggunakan molymood menentukan isomer senyawa hidrokarbon melalui diskusi kelompok. Merumuskan reaksi sederhana senyawa alkana, alkena dan alkuna dalam diskusi kelas
molekul relatif dan strukturnya. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer geometri (cis, trans) Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi) Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika.
Diskusi dalam kerja kelompok untuk mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan, sandang , papan dan dalam bidang seni dan estetika (untuk daerahdaerah penghasil minyak bumi atau yang memiliki industri petrokimia bisa diangkat sebagai bahan diskusi).
Penilaian
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
Guru Mata Pelajaran
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
JUMIATY NIM. G2J1 14 006
Alokasi Waktu
Sumber/
1 jam
- molymood
bahan/alat
2 jam
2 j am
Sumber - buku kimia - internet Bahan - lembar kerja - LCD - komputer
139
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) NO : 1 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 I.Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul II.Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon. III.Indikator :
Mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.
Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
Membedakan atom karbon primer, sekunder, tertier dan kuanterner.
IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
Mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.
Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
Membedakan atom karbon primer, sekunder, tertier dan kuanterner.
V. Materi Ajar
Mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam senyawa karbon.
Keunikan atom karbon.
Atom karbon primer, sekunder dan tersier.
140
VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
VII. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan Pertama : (2 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (15 Menit) -
Guru memberi salam, selanjutnya
menanyakan kabar peserta didik,
dengan menyampaikan ucapan “Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar?” Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini? -
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru melakukan percobaan (demonstrasi) dan diskusi kelas untuk menunjukkan unsur C, H dan O dalam sampel organik, sesuai dengan LKS.
-
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran reciprocal yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
-
Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masing-masing 4 kelompok berjumlah 5 orang dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
141
b. Kegiatan Inti (65 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang identifikasi atom karbon dan keunikan atom karbon.
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli.
- Guru membagikan pertanyaan yang dibuat siswa dan mengarahkan kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok didalam kelompok ahli. - Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan. -
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal.
-
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing.
-
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mengkomunikasikn
/mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru dan siswa bersama-sama memprediksi/menyimpulkan materi pelajaran
-
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
142
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa). Sumber Pembelajaran. o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
143
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
Guru Mata Pelajaran
JUMIATY NIP. 19740815 201001 004
144
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) N0 2 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 I. Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul II.Kompetensi Dasar
: 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya
dan
hubungannya
dengan
sifat
senyawa. III.Indikator
:
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
V. Materi Ajar
Penggolongan hidrokarbon
Tata nama alkana, alkena dan alkuna
VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
145
VII. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan Kedua : (2 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (15 Menit) - Guru memberi salam, selanjutnya
menanyakan kabar peserta didik,
dengan menyampaikan ucapan “Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar?” Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini? -
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran reciprocal yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masingmasing 4 kelompok berjumlah 5 orang dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
b. Kegiatan Inti (65 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang pengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
146
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli. Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa untuk memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan yang dibuat siswa
-
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing. -
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mengkomunikasikan
/mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. c. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru dan siswa bersama-sama memprediksi/menyimpulkan materi pelajaran.
-
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu tentang sifat fisik alkana, alkena dan alkuna.
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran
147
o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa). Sumber Pembelajaran. o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
Guru Mata Pelajaran
JUMIATY NIP. 19740815 201001 004
148
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) N0 .3 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2
I. Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul II.Kompetensi Dasar
: 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya
dan
hubungannya
dengan
sifat
senyawa. III.Indikator
:
Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan
massa
molekul relatifnya dan strukturnya IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan molekul relatifnya dan strukturnya V. Materi Ajar
Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna
VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
massa
149
VII. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan Ketiga : (2 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (15 Menit) -
Guru memberi salam, selanjutnya
menanyakan kabar peserta didik,
dengan menyampaikan ucapan “Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar?” Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini? -
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masingmasing 4 kelompok berjumlah 5 orang dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
b. Kegiatan Inti (65 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang pengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli.
150
-
Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa untuk memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan yang dibuat siswa
-
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing. -
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mengkomunikasikan
/mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. c. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru dan siswa bersama-sama memprediksi/menyimpulkan materi pelajaran.
-
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu tentang isomer.
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam..
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa).
151
Sumber Pembelajaran. o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Poppy K. Devi., dkk. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Waldjinah dan Rifaidah, A.D. 2010. Buku Panduan Pendidik Kimia untuk SMA/MA Kelas X.Intan Pariwara. Jakarta. X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
Guru Mata Pelajaran
JUMIATY, S.Pd Nip. 19740815 201001 2 004
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) NO : 4 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2
I.Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul II.Kompetensi Dasar : 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. .III.Indikator
:
Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans) IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans) V. Materi Ajar Isomer VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
153
VII. Alokasi Waktu 1 jam pelajaran VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan ke empat: (1 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (5 Menit) -
Guru memberi salam, selanjutnya menanyakan kabar peserta didik.
-
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masingmasing 4 kelompok berjumlah 5 orang dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
b. Kegiatan Inti (30 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang pengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli.
-
Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa untuk memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan yang dibuat siswa
154
-
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing. -
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mengkomunikasikan
/mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. c. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru dan siswa bersama-sama memprediksi/menyimpulkan materi pelajaran.
-
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu tentang reaksi senyawa karbon.
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa). Sumber Pembelajaran.
155
o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Poppy K. Devi., dkk. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Waldjinah dan Rifaidah, A.D. 2010. Buku Panduan Pendidik Kimia untuk SMA/MA Kelas X.Intan Pariwara. Jakarta. X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
Guru Mata Pelajaran
JUMIATY, S.Pd Nip. 19740815 201001 2 004
156
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) NO : 5 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 I.Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul II.Kompetensi Dasar : 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. .III.Indikator
:
Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi) IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat merumuskan reaksi sederhana senyawa alkana, alkena dan alkuna dalam diskusi kelas V. Materi Ajar Reaksi senyawa karbon VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw
Metode
VII. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
157
VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan kelima: (2 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (5 Menit) -
Guru memberi salam, selanjutnya menanyakan kabar peserta didik.
-
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masingmasing 4 kelompok berjumlah 5 orang. dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
b. Kegiatan Inti (30 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang pengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli.
-
Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa untuk memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan yang dibuat siswa
-
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal.
158
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing. -
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
mengkomunikasikan
/mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas. c. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru dan siswa bersama-sama memprediksi/menyimpulkan materi pelajaran.
-
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu tentang reaksi senyawa karbon.
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa). Sumber Pembelajaran. o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
159
o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Poppy K. Devi., dkk. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Waldjinah dan Rifaidah, A.D. 2010. Buku Panduan Pendidik Kimia untuk SMA/MA Kelas X.Intan Pariwara. Jakarta. X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
Guru Mata Pelajaran
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
JUMIATY NIP. 19740815 201001 004
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) N0 .6 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BESULUTU Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2
I.Standar Kompetensi : 4.
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul
II.Kompetensi Dasar
: 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa.
III. Indikator
:
o Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan. o Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan. o Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika. IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan , sandang , papan, seni dan estetika. V. MATERI AJAR Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari
161
VI. Pendekatan, Model dan metode Pembelajaran
Pendekatan : Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe jigsaw
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan latihan
VII. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran VIII. Skenario Pembelajaran Pertemuan enam: (2 jam pelajaran) a. Kegiatan Awal (5 Menit) -
Guru memberi salam, selanjutnya menanyakan kabar peserta didik.
-
Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya.
-
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok asal, dalam masingmasing 4 kelompok berjumlah 5 orang dan ada satu kelompok berjumlah 6 orang.
b. Kegiatan Inti (30 Menit) -
Guru membagikan LKS kepada siswa untuk di baca.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman.
-
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang pengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.
-
Guru mengambil beberapa pertanyaan yang sesuai terkait dengan materi ajar untuk dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok ahli
-
Guru mengorgaisasikan siswa kedalam kelompok ahli.
162
-
Guru berkeliling pada tiap kelompok untuk membimbing siswa untuk memahami langkah pengerjaan dari setiap pertanyaan yang dibuat siswa
-
Guru mengarahkan siswa kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling mendiskusikan hasil dari kelompok ahli masing-masing.
-
Guru mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan /mempresentasekan hasil diskusinya didepan kelas.
c. Kegiatan Akhir (10 menit) -
Guru
dan
siswa
bersama-sama
memprediksi/menyimpulkan
materi
pelajaran. -
Guru (observer) melakukan penilaian keterampilan sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
-
Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik.
-
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas mandiri dan menyampaikan pada pertemuan berikutnya akan di adakan ulangan harian (post-test).
-
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam..
IX. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar Media Pembelajaran o LCD o Power Point o LKS (Lembar Kerja Siswa). Sumber Pembelajaran.
163
o Budi Utami. 2007. Kimia Kelas X SMA/MA , Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Ifvan Permana. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Poppy K. Devi., dkk. 2009. Kimia Kelas X SMA/MA, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta o Waldjinah dan Rifaidah, A.D. 2010. Buku Panduan Pendidik Kimia untuk SMA/MA Kelas X.Intan Pariwara. Jakarta. X. Penilaian Aspek yang dinilai : -
Tes tertulis
-
Sikap ( Lembar pengamatan sikap siswa) Bentuk instrumen
: Pilihan ganda
Instrumen
: Terlampir
Besulutu, 04 April 2016 Mengetahui, Kepala SMA Negeri 1 Besulutu
Guru Mata Pelajaran
SAIDIN,S.Pd.,M.Si Nip 19690209 2000121 002
JUMIATY NIP. 19740815 201001 004
164
Lampiran 3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1 (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) Identifikasi Keberadaan Unsur C, H, dan O dalam Senyawa Karbon
Dalam LKS ini Siswa akan mempelajari tentang :
Senyawa Hidrokarbon
Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon. Indikator 1. Mengidentifiksikan unsur C, H dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan 2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon 3. Membedakan atom karbon primer, sekunder, tersier dn kurterner Tujuan pembelajaran 1. Mengidentifiksikan unsur C, H dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan 2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon 3. Melalui diskusi kelas siswa dapat membedakan atom karbon primer, sekunder, tersier dn kurterner Alokasi waktu : 2 x 45 menit
165
BAHAN PEMBELAJARAN Kegiatan Refleksi. 1. Pernahkan kalian membakar sate ? --------------------------------------------------------------------------------------2. Apa yang terjadi jika daging sate tersebut terlalu lama dibakar ? ----------------------------------------------------------------------------------------3. Mengapa jika kayu terbakar juga berwarna hitam ? ----------------------------------------------------------------------------------------4. Apakah daging ayam juga tersusun atas atom-atom yang sama dengan atom- atom penyusun kayu ? ---------------------------------------------------------------------------------------KEGIATAN DEMONSTRASI Untuk memahami senyawa karbon lebih jauh, maka kita terlebih lakukan pengamatan pada gambar berikut : Mengapa kayu yang dibakar selalu menghasilkan arang ? ---------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk membuktikan jawaban kalian, mari kita selidiki
Karena kayu merupakan senyawa hidrokarbon, marilah kita lakukan eksperimen seperti di atas : A.Senyawa Karbon Karbon merupakan satu unsur yang banyak ditemukan jenis senyawanya. Contoh senyawa yang mengandung karbon antara lain, protein, lemak, vitamin, tepung kanji, gula, wol, nilon, plastik, dan bahan bakar. Senyawa karbon ada
166
yang termasuk senyawa organik dan senyawa anorganik (Poppy. 2009). Senyawa organik lebih sering disebut senyawa karbon. Senyawa karbon mengandung paling sedikit satu atom karbon, tetapi kebanyakan terdiri dari beberapa atom karbon yang saling berikatan satu sama lain A. Menguji Keberadaan Unsur C, H, dan O dalam Senyawa Karbon
Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu bahan mengandung senyawa karbon, yaitu dengan membakar senyawa tersebut. Hasil pembakaran sempurna dari senyawa karbon akan mengubah karbon menjadi gas CO2, sedangkan hidrogen berubah menjadi uap air (H2O). Adanya gas CO2 hasil pembakaran senyawa karbon dapat dikenali karena dapat mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan uap air dapat dikenali dengan kertas kobal. Air akan mengubah kertas kobal yang berwarna biru menjadi ros (Permana, 2009). Uji hidrokarbon Alat dan bahan • Tabung reaksi
• Kertas kobal
• Statif dan klem
• Spatula
• Pipa kaca
• Larutan Ca(OH)2 (air kapur)
• Pembakar spirtus
• Gula pasir
• Prop gabus
• CuO (tembaga(II)oksida)
Cara kerja: • Masukkan 2 spatula gula pasir dan 2 spatula CuO ke dalam tabung reaksi, lalu guncangkan tabung reaksinya sampai kedua zat tersebut bercampur. • Masukkan air kapur ke dalam tabung reaksi yang lainnya kira-kira sepertiga tabung reaksi. • Rangkai alat seperti gambar berikut:
Panaskan tabung yang berisi campuran gula pasir dan CuO secara perlahan-lahan
167
sampai terjadi reaksi. Amati perubahan yang terjadi pada tabung tang berisi air kapur. Selanjutnya bukalah sumbat gabus, kemudian uji titik-titik air yang terbentuk dengan menggunakan kertas kobal. Amati dan catat perubahan warnanya. B. Keunikan Atom Karbon Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodik terletak pada golongan IVA dan periode 2. Adapun keunikan atom karbon adalah 1. Atom karbon memiliki 4 elektron valensi 2. Atom unsur karbon relatif kecil 3. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon Keadaan atom karbon yang demikian menyebabkan atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal, rangkap 2, maupun rangkap 3. Selain itu dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik) (Utami, dkk., 2009) CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 Ikatan kovalen tunggal
CH2 - CH2 │ │ CH2 CH2
siklobutana
CH2 ═ CH - CH2 – CH3 Ikatan kovalen rangkap 2
CH2 - CH2 │ │ CH2 CH2
siklopentana
CH2 - C ≡ C – CH2 – CH3 Ikatan rangkap 3
CH2 CH2 │ CH2
CH2 │ CH2
sikloheksana
CH2 C. Senyawa Hidrokarbon Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena hanya terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian jumlah senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak. Macammacam atom karbon, yaitu : 1) atom karbon primer yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon yang lain, 2) sekunder yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon yang lain, 3) tersier yaitu atom
168
karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon yang lain, dan 4) kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom karbon yang lain (Utami, dkk., 2009). 10 CH3 0 0 0 0 1 2 3 2 4│ 10 CH3 - CH2 – CH - CH2 - C – CH3 │20 │10 CH2 CH3 0 │1 CH3 Contoh:
Dari contoh di atas, jumlah atom karbon pada masing-masing posisi, yaitu: primer
: 5 (yang bertanda 1°)
sekunder
: 3 (yang bertanda 2°)
tersier
: 1 (yang bertanda 3°)
kuarterner
: 1 (yang bertanda 4°)
1. Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada
1atom
karbon yang lain. 2. Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon yang lain. 3. Atom karbon tersierr, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon yang lain 4. Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom karbon yang lain.
169
(Pertanyaan). 1. Jelaskan keunikan atom karbon! 2. Apakah yang dimaksud dengan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner!
3. Hitunglah jumlah atom C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuarterner pada masing - masing senyawa hidrokarbon berikut! Contoh: a.
CH3 │ CH3– CH - CH2 - C – CH3 │ │ CH3 CH3
b. H H │ │ CH3– C – CH2- CH2 - C – CH3 │ │ CH3 CH3 4. Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan unsur karbon, hidrogen, dalam suatu senyawa ? 5. Keberadaan unsur karbon dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan membakar senyawa organik, dan hasil pembakarannya di alirkan pada larutan kapur (CaCO3). Apakah hasil dari pembakaran senyawa organik tersebut?
170
Jawab; 1. Keunikan atom karbon adalah a. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Untuk mencapai kestabilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi dengan cara berikatan kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dengan aturan oktet. b. Atom Unsur Karbon Relatif Kecil Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom karbon terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit atom, sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. c.
Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon Keadaan atom karbon yang demikian menyebabkan atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal, rangkap 2, maupun rangkap 3. Selain itu dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik).
2. Jumlah atom C prime 5, C sekunder 1, C tersier 1, dan C kuarterner 1 . a. Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon yang lain. b. Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon yang lain. c. Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom karbon yang lain. d. Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom karbon yang lain. 3. a. primer
=5
b. primer
=6
Sekunder
=1
sekunder = 2
Tersier
=1
tersier
Kuarterner = 1
=0
kuarterner = 2
4. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu bahan mengandung senyawa karbon, yaitu dengan membakar senyawa tersebut. Hasil pembakaran sempurna
171
Sambungan …. 4. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa suatu bahan mengandung senyawa karbon, yaitu dengan membakar senyawa tersebut. Hasil pembakaran sempurna dari senyawa karbon akan mengubah karbon menjadi gas CO2, sedangkan hidrogen berubah menjadi uap air (H2O). Adanya gas CO2 hasil pembakaran senyawa karbon dapat dikenali karena dapat mengeruhkan air kapur, sedangkan keberadaan uap air dapat dikenali dengan kertas kobal. Air akan mengubah kertas kobal yang berwarna biru menjadi ros. 5. Keberadaan unsur karbon dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan membakar senyawa organik, dan hasil pembakarannya di alirkan pada larutan kapur (CaCO3). Hal ini dapat dilakukan karena hasil pembakaran senyawa organik akan menghasilkan CO2 yang akan mengubah warna larutan kapur dari jernih menjadi keruh.
172
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2 (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jiqsaw) PENGELOMPOKKAN SENYAWA HIDROKARBON BERDASARKAN STRUKTUR MOLEKUL SERTA PEMBERIAN NAMA ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA
Kompetensi Dasar 4.
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Indikator
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur molekul
.Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur molekul ,
Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
1. BAHAN PEMBELAJARAN Penggolongan hidrokarbon didasarkan pada dua hal, yaitu bentuk rantai karbon dan jenis ikatan.
173
Pengelompokkan Senyawa Hidrokarbon Berdasarkan Struktur Molekul Serta Pemberian Nama Alkana, Alkena Dan Alkuna A. Penggolongan Hidrokarbon 1. Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon a. Rantai karbon alifatis, yaitu rantai karbon terbuka. Rantai karbon alifatis ini bisa lurus dan bisa juga bercabang. Contoh:
CH3 CH3 │ │ CH3-CH2- CH– CH2 – C – CH2 – CH2 – CH3 │ CH3
CH3- CH2 – CH2 – CH2 – CH3
b. Rantai karbon siklis, yaitu rantai karbon tertutup. Dibedakan atas karbosiklik dan heterosiklik. 1) Karbosiklik adalah senyawa karbon siklik yang rantai lingkarnya hanya terdiri dari atom C saja. Yang termasuk karbosiklik adalah senyawa aromatis dan alisiklik. a) Senyawa aromatis adalah senyawa karbosiklik yang terdiri atas 6 atom karbon atau lebih yang memiliki ikatan rangkap 2 terkonjugasi. │ C
│ C
C
C C
atau
atau
C
b) Senyawa alisiklik adalah senyawa karbosiklik yang hanya mempunyai
ikatan tunggal. Contoh:
2) Heterosiklik adalah senyawa karbosiklik yang di dalam rantai lingkarnya
terdapat atom lain selain atom karbon. Contoh:
174
2. Berdasarkan Jenis Ikatan a. Ikatan jenuh, jika semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal (– C – C ). Contoh : CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 H H H │ │ │ H- C - C - C –H │ │ │ H H H b. Ikatan tak jenuh, jika mengandung ikatan rangkap 2 (– C = C –) maupun rangkap 3 (–C≡C –) pada ikatan karbon-karbon. Dikatakan tak jenuh karena ikatan rangkap, baik rangkap 2 maupun rangkap 3 ini masih dapat mengalami pemutusan ikatan. Contoh: CH3 – CH = CH – CH2 – CH3
CH3 – CH2 – C ≡ C – CH – CH3 │
CH3 B. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon 1. Alkana a. Rumus Umum Alkana Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana mempunyai rumus (James E. Brady):
CnH2n + 2 Tabel 2.2 Rumus molekul dan nama alkana serta jumlah atom C1 sampai C10
Jumlah Atom Rumus Molekul C Nama 1 CH4 2 C2H6 3 C3H8 4 C4H10 5 C5H12 6 C6H14 7 C7H16 8 C8H18 9 C9H20 10 C10H22 (Sumber : Utami, dkk., 2009)
Nama Metana Etana Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana Dekana
175
b. Gugus Alkil
Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus alkil ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus:
CnH2n + 1 Dengan menggantikan satu atom H, maka namanya juga akan berubah dari metana menjadi metil. Berikut ini beberapa gugus alkil yang biasa digunakan. Tabel 2.3 Gugus Alkil Rumus Nama Alkil CH3
Metil
C2H5
Etil
C3H7
Propil
C6H9
Butil
(Sumber : Utami, dkk., 2009) Gugus metil dan gugus etil masing-masing hanya sejenis, yaitu:
CH3 metil
CH3 CH2 etil Gugus propil ada dua jenis, yaitu:
CH2 CH2 CH 2 propil
CH2 CH iso propil CH3
Sedangkan gugus butil ada empat jenis, yaitu:
CH3 CH2 CH2 CH3 butil
CH3 CH CH2 isobutil CH3
CH3 CH2 CH sekunder butil (sek-butil) CH3
CH3
CH3 │ C │ CH3
tersierbutil
176
E.Tata nama alkana Dalam pemberian nama alkana ini akan sangat sulit jika hanya menggunakan tata nama alkana biasa (metana-dekana, untuk C1–C10). Hal ini disebabkan adanya isomer-isomer dalam alkana, sehingga perlu adanya nama-nama khusus. Misalnya, awalan normal digunakan untuk rantai lurus, sedangkan awalan iso untuk isomer yang mempunyai satu cabang CH3 yang terikat pada atom karbon nomor dua. Padahal sangat sulit bagi kita untuk memberikan nama pada rantai karbon yang mempunyai banyak sekali isomer. Oleh karena itu, perhimpunan kimiawan internasional pada pertemuan di Jenewa pada tahun 1892 telah merumuskan aturan penamaan senyawa kimia. Tata nama of Pure and Applied Chemistry) atau nama IUPAC. . Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang sebagai berikut. 1) Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu: a) Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang (cabang-cabang). b) Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk. (John Mc. Murry Fay, 4th ed.) Contoh : 2 - metil butana Cabang Induk CH3 CH2 CH CH3
Induk
CH3 Cabang 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana, tergantung pada panjang rantai. Contoh: CH3 – CH2 – CH – CH2 – CH2 – CH3 │ CH – CH3 ada 2 cabang │ CH3 benar
177
3)
Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n + 1 dan dinyatakan dengan lambang R (lihat tentang alkil).
4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian hingga posisi cabang mendapat nomor terkecil. Contoh: 5 4 3 2 1 CH3 – CH2 – CH2 – CH – CH3 │ CH3 Penomoran benar
1 2 3 4 5 CH3 – CH2 – CH2 – CH – CH3 │ CH3 penomoran salah
5) Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama cabang CH3 – CH – CH – CH2 – CH3 │ │ CH3 CH3 2,3-metilpentana CH3 │ CH3 – C - CH – CH2 – CH2 – CH3 │ │ CH3 CH3 2,2,3-trimetilheksana 6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang
itu. Misalnya: • Etil ditulis terlebih dahulu daripada metil. • Isopropil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
2. Alkena
a. Rumus Umum Alkena Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya.
178
Alkana
Alkena
H H H H H │ │ │ │ │ H – C – C – H H- C – C – C – H │ │ │ │ │ H H H H H Etana Propana
H H │ │ C=C │ │ H H Etena
H H │ │ C= C │ H propena
H │ C -H │ H
Karena rumus umum alkana CnH2n + 2, maka rumus umum alkena adalah (James E. Brady, 1990):
CnH2n
b. Tata Nama Alkena 1) Alkena rantai lurus Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena. Contoh: C2H4 etena, C3H6 propena 2) Alkena rantai bercabang Urutan penamaan adalah: a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Contoh: CH3 – CH2 – C = CH2 │ CH2 │ Benar CH3
CH3 – CH2 – C = CH2 │ CH2 │ salah CH3
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang). Contoh: 1 2 3 4 CH3 – CH2 – C = CH2 │ CH3 Salah
4 3 2 1 CH3 – CH2 – C = CH2 │ CH3 benar
c) Penamaan, dengan urutan: - nomor atom C yang mengikat cabang - nama cabang - nomor atom C ikatan rangkap - nama rantai induk (alkena)
179
Contoh: 4 3 2 1 CH3 – CH2 – CH = CH2 1-butena (bukan 3-butena)
4 3 2 1 CH3 – CH – CH = CH2 │ CH3 3-metil-1-butena (bukan 2-metil-3-butena)
3. Alkuna a. Rumus Umum Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap tiga. Dengan rumus umum
CnH2n-2
Perhatikan contoh berikut. CH ≡ C - CH3
CH ≡ C - CH2 - CH3
CH3 – C ≡ C – CH3
b. Tata Nama Alkuna 1)
Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya akhiran “ana” diganti dengan “una”. Contoh: C3H4: propuna, C5H8: pentuna, C4H6: butuna
2)
Alkuna rantai bercabang Urutan penamaan adalah: a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh: CH3 – CH – C ≡ CH3 │ CH3 │ CH3 b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh: 1 2 3 4 CH3 – CH2 – C ≡ CH3 Salah
4 3 2 1 CH3 – CH2 – C ≡ CH Benar
180
c) Penamaan, dengan urutan: • nomor C yang mengikat cabang • nama cabang • nomor C yang berikatan rangkap tiga • nama rantai induk (alkuna) Contoh: 4 3 2 1 CH3 – CH2 – CH = CH2 │ CH3 3-metil-1-butuna (bukan 2-metil-3-butuna)
1 2 3 4 CH3 – C ≡ C - CH - CH3 │ 5 CH2 │ 6 CH3 4-metil-1heksana (bukan 3-metil-4-heksena)
181
(Pertanyaan ) 1. Jelaskan perbedaan ikatan jenuh dengan ikatan tak jenuh pada senyawa hidrokarbon beserta masing-masing contohnya! 2. Berilah nama IUPAC senyawa-senyawa berikut.
a.
CH3 │
CH3 – CH2 – CH - CH - CH2 – C – CH2= CH2 │
│
│
CH2 CH2 │ │ CH3 CH3
CH3
b. CH3 │
C2H5 │
CH3 – C – CH – C ≡ CH │ CH2 │ CH3
3. Buatlah rantai karbon dan tulislah rumus molekul senyawa karbon yang mempunyai nama berikut. a. 2,4–dimetilpentana b. 4–etil–2,3–dimetilheksena c. 3–etil–4,4,5–trimetil-1-heptu na 5. Sebutkan dan tuliskan rumus umum senyawa hidrokarbon?
6. Zat apakah yang tergolong senyawa hidrokrbon tak jenuh dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga ?
182
Jawab. 1. a. Ikatan jenuh, jika semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal (– C – C –). Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
H │ H- C │ H
H │ C │ H
H │ C –H │ H
b. Ikatan tak jenuh, jika mengandung ikatan rangkap 2 (– C = C –) maupun rangkap 3 (– C ≡C –) pada ikatan karbon-karbon. Dikatakan tak jenuh karena ikatan rangkap, baik rangkap 2 maupun rangkap 3 ini masih dapat mengalami pemutusan ikatan. Contoh: CH3 – CH = CH – CH2 – CH3
CH3 – CH2 – C ≡ C – CH – CH3 │
CH3 2. a. 5,6-dietil-3,3-dmetiloktana b. 3-etil-4,4-dimetil-1-heksuna 3. a. 2,4–dimetilpentana (Rumus molekul C7H16) CH3 – CH – CH2 – CH – CH3 CH3 CH3 b. 4–etil–2,3–dimetilheksena CH3 CH3 – CH – CH – CH – CH2 – CH3 CH3 CH3 c. 3–etil–4,4,5–trimetil-1-heptuna CH3 CH2 ≡ CH – CH – C – CH –CH2- CH3 CH3 CH3 CH3
183
lanjutan………… 5. a. Alkana CnH2n+2 b. Alkena CnH2n c. Alkuna CnH2n-2 6. Zat yang tergolong senyawa hidrokarbon tak jenuh dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga disebut Asetilena dengan nama IUPAC Etuna mempunyai rumus molekul C2H2, dan rumus struktur CH=CH
184
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3 (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw) Sifat – sifat fisik alkana, alkena dan alkuna
Kompetensi Dasar 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Indikator Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
BAHAN PEMBELAJARAN Sifat – sifat fisik alkana, alkena dan alkuna 1. Sifat Alkana 1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau eter.
185
2) Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang sedikit). 3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. 4) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan II2), maka atomatom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen. 5) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Berikut ini tabel titik didih dan titik leleh berbagi alkana. Tabel 2.3 Titik didih dan titik leleh berbagi alkana Titik Rumus Molekul
Nama Unsur
Titik
Mr Didih(oC) Leleh(oC)
CH4 C2H6 C3H8 C4H10
Metana Etana Propana n-butana Isobutana C5H12 n- pentana Isopentana neopentana C6H14 n-heksana C7H16 Isohektana C8H18 Heptana C9H20 Oktana C10H22 Nonana Dekana Sumber :Anis, D.R., dan Waldjinah. Buku Pariwara (2010).
16 30 44 58 58 72 72 72 86 86 100 114 128 142 pegangan
-162 -182,5 -88,5 -183,3 - 42,1 -189,7 -0,5 -138,3 -11,7 -59 36,1 -129,7 27,9 - 160 9,45 -20 68,7 -95,3 60,3 -153,67 98,4 -98 125,7 -57 150,8 -54 174,1 -30 guru penerbit PT.Intan
186
2. Sifat-sifat Alkena Sifat Fisis Alkena - Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama denga alkana yang sesuai. Pada suhu kamar, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
-
Mengandung karbon lebih tinggi dibanding dengan alkana meskipun jumlah atom C nya sama . oleh karennya saat dibakar menghasilkan nyala berjelaga.
-
Semakin banyak massa molekul relatif alkena, titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi. Berikut ini titik didih dan titik leleh berbagi alkana dan beberapa polimer sintetis dan kegunaannya. Tabel 2.4 Titik didih dan titik leleh berbagi alkana Nama Alkena
Rumus Struktur Alkena
Titik Titik o Didih( C) Leleh(oC) 28 -169 42 -48 -185 56 -6 -185 56 -7 70 -30 -165 84 -40 98 93 -119 112 112 -102 Mr
Etena (Etilena) CH2 = CH2 Propena (Propilena) CH2 = CH – CH3 1-butena CH2 = CH – CH2 – CH3 2-metil-propena (CH3)2 = C– CH2 (Isobutilena) CH2 = CH – (CH2)2 – CH3 1-pentena CH2 = CH – (CH2)3– CH3 1-heksena CH2 = CH – (CH2)4 – CH3 1-heptena CH2 = CH – (CH2)5 – CH3 1-oktena Sumber : Sumber :Anis, D.R., dan Waldjinah. Buku pegangan guru penerbit PT.Intan Pariwara (2010).
187
Tabel 2.5 Beberapa polimer sintetis dan kegunaannya. Jenis Plastik Polivinil klorida Politetra fluoro Etena (teflon)
Monomer Vinil klorida Tetra fluoro Etena
Rumus Monomer CH2 = CH │ Cl
F2C = CF2
Rumus Polimer (-CH2 – CH -)n │ Cl F F │ │ (-C- C-)n │ │ F F
Kegunaan
Pipa pralon Pelapis anti lengket dan pengganti logam pada alat listrik.
Plastik CH2 = CH2 N(─CH2 ─CH3 ─ ) pembungku s Sumber : Sumber :Anis, D.R., dan Waldjinah. Buku pegangan guru penerbit PT.Intan Pariwara (2010). 3. Sifat-sifat Alkuna Polietena
Etena
1) Sifat Fisis Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkena. 2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna) Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda
pada
kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.
188
(Pertanyaan). 1. Sebutkan lima sifat fisika alkana ! 2. Apa saja sifat alkuna yang tidak dimiliki oleh alkena ? 3. Perhatikan deret homolog alkena di bawah ini ! H H H–C=C–H
Etena Td-103oC
H H H H H H H H – C = C – C -CH3 H – C – C = C – C – CH3 H H H Propena 2-butena Td-47oC Td2,5oC
Bagaimana pernyataan yang tepat berdasarkan data diatas? 4. Bagaimana wujud zat dari alkana dengan jumlah atom C = 20 atau lebih?
189
Jawab. 1. Sifat fisika alkana
a. Tidak larut dalam air b. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi c. Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. d. Semakin besar Mr. titik didih makin tinggi. e. Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen. 2. . Sifat alkuna yang tidak dimiliki oleh alkena yaitu ikatan rangkap tiga hanya dimiliki oleh alkuna.
3. Pernyataan yang tepat berdasarkan data, makin besar massa molekul makin tinggi titik didih dan titik lelehnya. 4. Wujud zat dari alkana dengan jumlah atom C = 20 atau lebih maka zat tersebut berwujud padat.
186
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4 (Reciprocal Teaching berbasis kooperatif tipe Jigsaw) ISOMER
Kompetensi Dasar 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa. Indikator Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans) Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) atau isomer geometri (cis, trans)
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
187
BAHAN PEMBELAJARAN ISOMER
Pada senyawa hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer adalah suatu keadaan di mana senyawa-senyawa mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Perhatikan struktur berikut. H H H H H │ │ │ │ │ H – C – C – C – C – C –H │ │ │ │ │ H H H H H
dengan
Rantai lurus
H H H H │ │ │ │ H - C- C–C–C–H │ │ │ H H H H–C–H │ H Rantai bercabang
A. Isomerisasi pada alkana Sebagaimana telah kita pelajari di depan bahwa pada senyawa hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer yang terjadi pada alkana adalah isomer rangka. Contoh C5H12 mempunyai isomer: CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
n – pentana
CH3 – CH - CH2 – CH3 isoppentana atau 2-metilbutana │ CH3 CH3 │ CH3 - C - CH3 neopentana atau 2,2-dimetilpropana │ CH3 Artinya, senyawa dengan rumus molekul C5H12 memiliki 3 isomer B. Isomerisasi pada alkena. Alkena mempunyai dua keisomeran sebagai berikut. 1) Keisomeran Struktur Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus molekul sama, tetapi rumus struktur berbeda. Keisomeran pada alkena mulai ditemukan pada C4H8 terus ke suku yang lebih tinggi. Perhatikan contoh di bawah ini! a. C4H8 mempunyai tiga macam isomer , yaitu: 1) CH3 = CH - CH2 – CH3
1 – butena
188
2) CH3 – CH = CH – CH3
2-butena
3) CH3 – C = CH2 │ CH3
2-metil1-propena
C5H10 mempunyai lima macam isomer, yaitu:
1). CH3 ═ CH - CH2 – CH2 - CH3
1-pentena
2). CH3 – CH ═ CH - CH2 – CH3
2-pentena
3). CH3 – CH - CH – CH3 │ CH3 4) CH3 – CH ═ C – CH2 │ CH3 5). CH2 ≡ C - CH2 – CH3 │ CH3
3-metil-butena
2-metil-2-butena
2-metil-1-butena
2) Keisomeran Geometri Keisomeran geometri, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar C ikatan rangkap. Contoh: 2–butena mempunyai dua isomer geometri, yaitu cis–2–butena dan trans–2–butena. CH3 │ C ═ │ H
CH3 │ C │ H
Cis-2-butena
CH3 │ C ═ │ H
H │ C │ CH3
trans-2-butena
Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga jika atom atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi berbeda
189
C. Isomerisasi pada alkuna. Alkuna hanya mempunyai keisomeran struktur, tidak mempunyai keisomeran geometri . Keisomeran alkuna dimulai dari C4H6. Contoh: 1) C4H6 mempunyai dua isomer, yaitu: 1) C4H6 mempunyai dua isomer, yaitu: CH ≡ C – CH2 – CH3 1-butena
CH3 - C ≡ C – CH3 2-butena
2) C5H8 mempunyai tiga isomer, yaitu: CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH3 1-pentuna CH - C ≡ C – CH2 – CH3 2 - pentuna
CH ≡ C - CH – CH3 │ 3-metil-butuna CH3
190
Tugas 1. Apakah yang dimaksud dengan isomer ? Berikan contoh ! 2.
Tuliskan semua isomer C5 H12 !
3. Senyawa-senyawa berikut ini mempunyai isomer geometri atau tidak? Jika ya, nyatakan bentuk cis atau trans!
4. Tuliskan rumus struktur dan nama isomer-isomer dari: a. Heksana b. Heptana c. Oktana
191
Jawab 1. Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekulnya sama tetapi rumus strukturnya berbeda. 2. Isomer C5 H12 CH3-CH2-CH2-CH2 -CH3 CH3-CH2-CH -CH3 │ CH3
CH3 │ CH3 – C - CH3 │ CH3 . 3. a. Tidak, karena salah satu atom C ikatan rangkap mengikat gugus yang sama. b. Ya, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus berbeda, termasuk bentuk trans. c. Tidak, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus yang sama. d. Ya, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus berbeda, termasuk bentuk trans. 4. Isomer dari: a. heksana ( C6H14)
CH3 CH3 CH3-CH- CH -CH3
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2 -CH3 CH3- CH-CH2-CH2 -CH3 CH3
CH3 CH3 -- C – CH2 - CH3 CH3
b. Heptana (C7H16) CH3- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2 -CH3 CH3 CH3 -- C – CH2 - CH2 - CH3 CH3
CH3- CH-CH2-CH2 -CH3 C2H5
c. Oktana ( C8H18) CH3- CH2- CH2-CH2-CH2-CH2-CH2 -CH3
192
192
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 5 Reaksi senyawa hidrokarbon
Kompetensi Dasar 4.2 Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Indikator -
Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi)
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat merumuskan reaksi sederhana senyawa alkana, alkena dan alkuna dalam diskusi kelas
Materi Ajar Reaksi senyawa hidrokarbon
1. Reaksi pada alkana Alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen. CH4 + Cl2
CH3Cl + HCl Metilklorida (klorometana)
CH3Cl + Cl2
CH2Cl2 + HCl Diklorometana
193
CH2Cl2 + Cl2
CHCl 3 + HCl Kloroform (triklorometana)
CHCl3 + Cl2
CCl4 + HCl Karbon tetraklorida
Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Reaksi pembakaran sempurna: CH4 + 2O2
CO2 + 2H2O + energi
Reaksi pembakaran tidak sempurna: CH4 + 3 Cl2 2
CO + 2 H2O + energi
2. Reaksi pada alkena Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut. a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan) Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah: 1). Gas hidrogen (H2) CH2 ═ CH2 + H2
CH3 - CH3
Etena
Etana
2). Halogen )F2, Cl2, Br2, dan I2 CH2 ═ CH – CH3 + Propena
Br2
CH2 - CH - CH2 │ │ Br Br 1,2-dibromopropana
3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
194
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih. Contoh: CH2 = CH – CH3 + HCl
CH3 - CH - CH3
propena
│ Cl 2-kloropropena
b. Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O. C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O Pembakaran tak sepurna alkena menghasilkan CO dan H2O C2H4 + 2O2
2CO2 + 2H2O
c. Reaksi Polimerisasi Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer). Contoh: Polimerisasi etena menjadi polietena nCH2 = CH2
-CH2 - CH2 -
[- CH2 – CH2 - ]n
2. Reaksi pada alkuna Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama. Contoh: Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen CH2 = CH2 + H2
CH2 – CH3
Etena
etana
195
Pertanyaan 1. Sebutkan jenis reaksi pada persamaan reaksi tersebut! 1. CH3- CH2 –CH3 + Br2 CH3 – CH2 – CH2 Br + HBr H 2. CH3 CH = CH2 + HX CH3 – C – CH3 | X 2. Tuliskan hasil adisi HCl pada senyawa 3-metil-2-pentena! 3. Dari dua persamaan reaksi berikut : 1. CH ≡ CH + Br CH = C │ │ Br Br 2. CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl Sebutkan Jenis reaksi pada persamaan diatas! 4. Sebutkan beberapa sifat senyawa organik ! 5. Jelaskan pengertian reaksi eliminasi dan berikan contoh reaksi tersebut!
196
Jawab 1. Jenis reaksi pada persamaan reaksi diatas adalah 1. substitusi CH3- CH2 –CH3 + Br2 CH3 – CH2 – CH2 Br + HBr Propel bromida
asam bromida
2. adisi 2. Hasil adisi HCl pada senyawa 3-metil-2-pentena adalah 3-kloro-3-metilpentana Cl │ CH3 - CH2 - C ═ CH – CH3 + HCl CH3- CH2 – C - CH2 – CH3 | │ CH3 CH3 3-metil-2-pentena 3-kloro-3-metil-pentana 3. Jenis reaksi pada persamaan : 1. Adisi, ditandai dengan prubahan ikatan ganda menjadi tunggal 2. Substitusi, reaksi penggantian gugus atom. 4. Beberapa sifat senyawa organik diantaranya: 1. Atom H-nya dapat disubtitusi oleh Halogen 2. Dapat dibuat dari senyawa Grignard. 3. Banyak terdapat dalam minyak bumi 5. Reaksi eliminasi merupakan reaksi kebalikan dari adisi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan suatu gugus atom pada suatu senyawa. Pada reaksi eliminasi terjadi perubahan ikatan yaitu ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap, dengan melepaskan molekul kecil. Contoh : CH3 – CH3 Etana
CH2 ═ CH2 + H2 Etena
CH3 – CH2 – OH Etanol
CH2 ═ CH2 + H2O etena air
197
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)6 Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam LKS ini Siswa akan mempelajari tentang : Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari
Kompetensi Dasar 4.2
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Indikator -
Mendekripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan .
-
Mendekripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang estetika.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : -
Menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan .
-
Menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan.
198
5.3 Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang hanya tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen dan dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu hidrokarbon alifatik yang mencakup alkana, alkena, dan alkuna dan hidrokarbon aromatik yang mencakup benzena dan senyawa turunannya (Carey, F., 2001: 53). Semua bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas) merupakan sumber utama hidrokarbon (Olah, George A and ´Arp´ad Moln´ar, 2003 : 3). Hidrokarbon (minyak dan gas) mayoritas digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dan untuk memanaskan ruangan. Penyulingan minyak bumi menghasilkan bensin, bahan bakar diesel, minyak pemanasan, minyak pelumas,lilin, dan
aspal. Relatif kecil (4%) penggunaan minyak bumi untuk
bahan baku industri kimia yang menghasilkan bahan-bahan penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti plastik, tekstil, dan farmasi (Olah and ´Arp´ad Moln´ar, 2003 : 23). Penjelasan lebih lengkap tentang minyak bumi dan senyawasenyawa yang dihasilkannya lewat distilasi fraksinasi akan dibahas pada bab Minyak bumi dan gas alam. Hidrokarbon rantai tak jenuh mempunyai kegunaan penting sebagai bahan dasar industri kimia dan polimer (Olah, George A and ´Arp´ad Moln´ar, 2003 : 43). Hidrokarbon mempunyai turunan senyawa yang sangat banyak sekali, dan boleh dikatakan semua senyawa karbon atau senyawa organik merupakan senyawa turunan hidrokarbon karena unsur utama penyusunnya adalah hidrogen dan karbon. Senyawa turunan hidrokarbon mempunyai kegunaan yang sangat banyak dan mencakup semua bidang kehidupan. Adapun beberapa penggunaan dari senyawa - senyawa turunan hidrokarbon, antara lain sebagai berikut. A. Bidang Pangan Beberapa bahan kimia hanya terdiri dari karbon dan hidrogen (hidrokarbon). Hidrokarbon digunakan dalam industri, khususnya pada industri petroleum dan aspal cair. Energi kimia tersimpan dalam hidrokarbon, unsur-unsur penyusunnya adalah karbon dan hidrogen. Hidrokarbon memperoleh energi dari matahari saat tumbuh-tumbuha menggunakan sinar matahari selama proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa (makanan). (www.encarta.msn.com)
199
Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi (pernapasan). Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan di bawah jaringan kulit dalam bentuk lemak. Reaksi pembakaran gula dalam tubuh C6H12O6 + 6 O2
Energi + 6 CO2
(gula)
(udara yang dikeluarkan) (udara yang dihirup)
+
6 H2O
(keringat atau air seni)
B. Bidang Sandang
Senyawa-senyawa turunan hidrokarbon yang berperan di bidang pakaian, antara lain kapas, wol (merupakan suatu protein), sutra (protein), nilon (polimer), dan serat sintetis. C. Bidang Papan Bidang papan, senyawa turunan hidrokarbon yang berperan, antara lain selulosa, kayu, lignin, dan polimer D. Bidang Perdagangan Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi perdagangan yang sangat penting bagi dunia karena minyak bumi merupaka salah satu sumber energi yang paling utama saat ini. Negara-negara di dunia penghasil minyak bumi membentuk organisasi antarnegara penghasil minyak bumi yang diberi nama OPEC (Organization of Petrolleum Exporting Country). Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan senyawasenyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan manusia, seperti bensin, petroleum eter (minyak tanah), gas elpiji, minyak pelumas, lilin, dan aspal. E. Bidang Seni dan Estetika Di bidang seni, senyawa hidrokarbon yang sering dipakai, antara lain lilin (wax) untuk melapisi suatu karya pahat agar tampak lebih mengkilat. Bahkan ada seniman yang membuat patung dari lilin dengan cara memadatkan
200
lilin dalam ukuran besar kemudian dipahat atau diukir sesuai keinginan sang seniman. Selain itu juga ada seni pewarnaan, baik pada kain maupun bendabenda lain menggunakan senyawa-senyawa kimia. Bahan-bahan yang dilapisi dengan lilin akan tampak lebih menarik dan di samping itu juga akan terhindar dari air karena air tidak dapat bereaksi dengan lilin karena perbedaan kepolaran. .
Pertanyaan 1. Sebutkan senyawa karbon yang terdapat dalam kayu! 2. Cat sebelum digunakan terlebih dahulu dicampur thainner apa fungsi dari thainner ! 3. Sebutkan contoh pemanfaatan senyawa hidrokarbon dibidang seni dn estetika ! 4. sebutkan bahan bangunan yang mengndung se nyawa hidrokarbon atau senyawa karbon! 5. Jelaskan adanya senyawa karbon di dalam makanan ! Protein tubuh bertindak sebagai buffer memelihar netralitas tubuh . Jelaskan pernyataan tersebut menurut pendapat anda ! 6. Kain wol berasal dari serat hewan apa. 7. Polimerisasi senyawa hidrokarbon banyak menghasilkan plastik untuk alat rumah tangga, apa nama monomer senyawa tersebut?
201
Jawab 1. Senyawa karbon didalam kayu meliputi selulosa, hemiselulosa, dan lignin 2. Thainner mengandung senyawa hidrokarbon, fungsi dari thainner mengencerkan cat. 3. manfaat senyawa hidrokarbon dibidang seni dn estetika Seni : penggunaan grafit di dalam pensil untuk seni lukis dan seni sastra serta kayu untuk seni pahat, desain interior.poliuretan digunakan dalam membuat cat untuk desain interior, seni lukis, seni pahat, dan arsitektur. 4. Bahan bangunan yang mengandung senyawa hidrokarbon atau senyawa karbon berupa lignin, dan selulosa dan hemiselulosa. Unsur karbon, hidrogen, dan oksigen terkandung dalam senyawa-senyawa tersebut. 5. Protein tubuh bertindak sebagai buffer memelihar netralitas tubuh . Protein akan bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga pH agar tetap konstan. Sebagian besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit basa (pH 7,3 – 7,45). 6. Kain wol berasal dari ranbut biri-biri, kambing, dan unta. 7. Jenis plastik polietena banyak menghasilkan plastik pembukungkus untuk alat rumah tangga dengan nama monomer etena.
202
202
LAMPIRAN 4 Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Pertama Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 25 April 2016 Konsep : Identifikasi keberadaan unsur C, H, dan O dalam seenyawa karbon No
Aspek-aspek yang diobserver
Pelaksanaan Ya Tidak
I
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru menjelaskan tata cara pembelajarn perpaduan reciprocal dan kooperatif tipe jiqsaw. 4. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 1.4. Guru menutup pelajaran Besulutu, 25 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
April 2016
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
-
203
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Kedua Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 02 Mei 2016 Konsep : Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan
ikatan serta memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna. No
Aspek-aspek yang diobserver
Pelaksanaan Ya Tidak
I
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru menjelskan tata cara pembelajarn perpaduan reciprocal dan kooperatif tipe jiqsaw. 4. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 2.4. Guru menutup pelajaran Besulutu, 02 Mei 2016 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
-
-
204
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ketiga Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 09 Mei 2016 Konsep : Sifat – sifat fisik alkana, alkena dan alkuna.
.N
Aspek-aspek yang diobserver
o I
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru menjelskan tata cara pembelajarn perpaduan reciprocal dan kooperatif tipe jiqsaw. 4. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 3.4. Guru menutup pelajaran Besulutu, 09 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mei 2016
-
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
205
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke empat Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin,16 Mei 2016 Konsep : Isomer
.No
Aspek-aspek yang diobserver
Pelaksanaan Ya Tidak
I
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 13. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 14. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 15. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 4.16. Guru menutup pelajaran Besulutu, 16 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mei 2016
-
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
-
206
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke lima Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Konsep : Reaksi senyawa hidrokrbon
.N
Aspek-aspek yang diobserver
o I
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 5.4. Guru menutup pelajaran Besulutu, 23 Mei 2016 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
-
-
207
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw yang dilakukan oleh guru Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke enam Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 30 Mei 2016 Konsep : Penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
.N
Aspek-aspek yang diobserver
o I
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran 2. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat 3. Guru membagi siswa dalam kelompok sesuai dalam kelompok sesuai dengan model pembelajaran. II Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari 2. Guru membagikan LKS kepada kelompok asal 3. Guru meminta siswa membuat ringkasan materi ajar 4. Guru meminta siswa membuat pertanyaan 5. Guru meminta siswa berdiskusi di kelompok ahli 6. Guru memantau dan membimbing siswa dalam kelompok asal maupun ahli yang mengalami kesulitan dengan menggunakan prinsip scaffolding 7. Guru meminta siswa dalam kelompok ahli untuk kembali kekelompok asal 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ahli kepada temannya di kelompok asal. 9. Guru menunjuk siswa dari kelompok asal untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. 10. Guru membimbing diskusi kelompok dan mengarahkan kearah jawaban yang benar 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti. 12. guru memberikn penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja yang baik. III Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan akhir dari materi yang telah dipelajari. 2. Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru memberikn tugas untuk dikerjakan di rumah 6.4. Guru menutup pelajaran Besulutu, 30 Guru Observer Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mei 2016
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
-
-
208
Lampiran 5 Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Pertama Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 25 April 2016 Konsep : Identifiksi keberadaan unsur C,H, dan O dalam senyawa karbon
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu mengungkapkan pemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tidak 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 25 April 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
209
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Kedua Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 02 Mei 2016 Konsep : Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan
ikatan serta memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu mengungkapkan pemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tida k 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 02 Mei 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
210
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke tiga Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 16 Mei 2016 Konsep : Sifat – sifat fisik alkana, alkena dan alkuna.
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu meengungkapkan peemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tidak 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 16 Mei 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
211
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke empat Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Konsep : Isomer
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu meengungkapkan peemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tidak 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 23 Mei 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
212
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke lima Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Konsep : Reaksi Senyawa hidrokarbon
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu meengungkapkan peemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tidak 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 23 Mei 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
213
Lembar Observasi Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Terhadap Siswa Selama Proses Belajar Mengajar Pada Pertemuan Ke enam Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom penilaian yang sesuai . Hari / Tanggal : Senin,30 Mei 2016 Konsep : Penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari..
No
Aspek-aspek yang diobserver
1 1 2 3
2 Memperhatikan penjelasan guru Berada dalam kelompoknya Aktif dalam kelompok ketika belajar dan menyelesaikan soal Saling mengkritik dalam kelompok Menghargai pendapat orang lain dalam kelompok Mampu meengungkapkan peemikirannya terhadap materi yang diajarkan Mampu mempresentasekan hasil diskusi di kelompok ahli kepaada temannya di dalam kelompok asal Menanggapi pekerjaan temannya Berani menanyakan materi yang kurang dimengerti Dapat menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
4 5 6 7 8 9 10
Pelaksanaan Ya Tidak 3 4
-
-
-
-
-
-
Guru Observer
Besulutu, 30 Mei 2016 Peneliti,
NURHAN.S.Pd Nip. 19750105 201001 2 008
JUMIATY Nim. G2J1 14 006
214
Kisi-kisi Pemahaman Konsep (PK) No
7
Tujuan Pembelajaran
Dimensi Proses
Hidrokarbon
Kognitif
Melalui diskusi kelas siswa dapat
Mengingat (C1)
Menentukan isomer struktur
Memahami (C2)
(kerangka, posisi, fungsi)
Mengaplikasikan (C3)
atau isomer geometri (cis, trans)
Menganalisis (4)
Sub jenis Dimensi Pengetahun Konsep/ Butir Soal Klasifikasi dan
Prinsip dan
Teori, Model,
Kategori
Generalisasi
dan Struktur
19
20,22
21
Jumlah
4
Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) Melalui diskusi kelas siswa dapat
Mengingat (C1)
Menjelaskan reaksi senyawa karbon
Memahami (C2)
8
23, 24
Mengaplikasikan (C3)
25
Menganalisis (4)
28
2 26
27
3 1
Mengevalusi (C5) Mencipta (C6)
9
Melalui diskusi kelas siswa dapat
Mengingat (C1)
Menjelaskan kegunaan senyawa
Memahami (C2)
hidrokarbon dan komposisi senyawa
Mengaplikasikan (C3)
hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan.
Menganalisis (4)
29,31,32,33,34,35
5
30,
1
Mengevalusi (C5) Mencipta (C6)
Jumlah
12
12
11
35
214
Lampiran 6 Kisi-kisi Pengetahuan Konsep (PK) No
Tujuan Pembelajaran Hidrokarbon
Dimensi Proses Kognitif
Sub jenis Dimensi Pengetahun Konsep/ Butir Soal Klasifikasi dan
Prinsip dan
Teori, Model,
Kategori
Generalisasi
dan Struktur
Melalui diskusi kelas siswa dapat Mengingat (C1) Mengidentifiksikan unsur C, H dan O Memahami (C2) dalam senyawa karbon Mengaplikasikan (C3) 1 Menganalisis (4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) Melalui diskusi kelas siswa dapat Mengingat (C1) Mendeskripsikan kekhasan atom Memahami (C2) 2
karbon dalam senyawa karbon
Melalui diskusi kelas siswa dapat membedakan atom karbon primer, 3
Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) Mengingat (C1) Memahami (C2)
1 2,3
Jumlah
1 2
4
1
sekunder, tersier dan kurterner
Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) 5, 6 Melalui diskusi kelas siswa dapat Mengingat (C1) Mengelompokkan senyawa hidrokarbon Memahami b (C2) 7,8 Mengaplikasikan (C3) berdasarkan kejenuhan ikatan, 4 Menganalisis (4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) Melalui diskusi kelas siswa dapat Mengingat (C1) Memberi nama senyawa alkana, Memahami (C2) 11 alkena dan alkuna Mengaplikasikan (C3) 5 Menganalisis (4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6) Melalui diskusi kelas siswa dapat Mengingat (C1) Menyimpulkan hubungan titik didih Memahami (C2) senyawa hidrokarbon dengan massa Mengaplikasikan (C3) 6 molekul relatifnya dan strukturnya Menganalisis (4) Mengevalusi (C5) Mencipta (C6)
2 2
12
1 2
9,10
2
13
18
14,15,16,17 5
216
LAMPIRAN 7 Soal Pretest dan Postest Hidrokarbon Reciprocal teaching berbasis kooperatif tipe jiqsaw
-----------------------------------------------------------------------------------Nama :……………………. Kelas : ……………………. Keterangan: 1. Lingkarilah/berikan tanda silang pada salah satu obsen yang paling benar ! 2. Jawaban benr bernilai satu dan jawaban salah di beri nilai nol. Soal 1. Untuk mengidentifikasi keberadaan unsur C dan H, maka senyawa hidrogen dibakar. Senyawa atau molekul apa yang dihasilkan dari pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon ? A. H2O dan O2 B. C dan CO2 C. H2O dan CO2 D. H2O dan CO E. CO2 dan CO 2. Pembakaran senyawa karbon dalam tabung reaksi akan mengkonversi unsur H menjadi H2O (berupa bintik-bintik cairan) yang menempel pada dinding tabung reaksi. Bagaimana anda mengidentifikasi bahwa cairan pada dinding tabung reaksi adalah H2O. A. Cairan direaksikan dengan hidrat kertas kobalt (II) klorida yang B. Cairan tidak perlu diuji karena warnanya sudah seperti air C. Tidak perlu di uji karena setiap bintik cairan adalah air (H2O) D. Cairan direaksikan dengan kertas kobalt (II) klorida yang berwarna biru. E. Cairan diuapkan sampai habis
217
3. Keberadaan unsur karbon dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan membakar senyawa organik, dan hasil pembakarannya di alirkan pada lautan kapur (CaCO3). Hal ini dapat dilakukan karena hasil pembakaran senyawa organik akan menghasilkan ….. A. H2O yang akan bereaksi dengan kapur B. H2O yang akan mengubah warna larutan kapur dari jernih menjadi keruh C. CO2 yang akan mengubah warna larutan kapur dari jernih menjadi keruh. D. CO2 yang tidak akan mengubah warna dari larutan kapur E. O2 yang akan mengubah warna larutan kapur dari jernih menjadi keruh 4. Sifat khas atom karbon adalah…… A. Merupakan unsur non logam B. Dapat membentuk ikatan kovalen C. Tidak mampu berikatan dengan 4 atom karbon lain D. Merupakan senyawa organik E. Elektron valensinya reltif kecil 5. Jumlah atom primer, sekunder, pada senyawa dibawah ini adalah… 4
C2H5 | 1 2 3 CH3 – CH2 – CH – 5CH2 – 6CH3 | 7 CH3 A. 5 dan 5 B. 5 dan 3 C. 4 dan 3 D. 5 dan 1 E. 4 dan 1
218
6. Jumlah atom sekunder, dan tersier pada senyawa dibawah ini adalah… H H │ │ CH3 – C - CH2 – CH2 – C – CH3 │ │ CH3 CH2 │ CH3 A. 4 dan 2. B. 4 dan 3 C. 4 dan 1 D. 3 dan 1 E. 3 dan 2 7. Golongan senyawa di bawah ini yang semuanya termasuk senyawa hidrogen adalah… A. Alkana, alkuna, dan alkohol B. Alkana, alken, dan metanol C. Alkana, alkuna, dan alkohol D. Alkana, alkena, dan alkuna E. Alkana, dan alkohol 8.
Zat yang tergolong senyawa hidrokarbon tak jenuh dan mempunyai satu ikatan rangkap tiga adalah...... A. Butana B. Etena C. Butena D. Etilen E. Asetilena
219
9. Nama IUPAC dari struktur molekul di bawah ini adalah…. CH3 │
CH3 – CH2 – CH - CH - CH2 – C – CH2= CH2 │
│
CH2 CH2 │ │ CH3 CH3
│
CH3
A. 5,6-dietil-3,3-dimetilokatana B. 3,4-dietil-6,6-dimetilokatana C. 4,5-dietil-6,6-dimetilokatana. D. 5,6-dietil-2,3-dimetilnonana E. 3,4-dietil-6,6-dimetilnonana. 10. Senyawa dengan struktur molekul berikut mempunyai nama .... CH3 C2H5 │ │ CH3 – C – CH – C = CH │ CH2 │ CH3 A. 4,5-dietil-5-metil-1-heksuna B. 3-etil-4,4-dimetil-1-heksena C. 4-etil-5,5-dimetil-heksuna D. 4-etil-5,5-dimetil-1-heptuna E. 4-etil-3,3-dimetil-1-heptuna 11. Perhatikan kelompok senyawa hidrokarbon berikut ! 1) C2H2,C3H4,C4H6 2) C2H4, C3H6, C3H8 3) C2H4, C3H8, C4H8 4) C2H6, C3H8, C4H10 5) CH4, C3H8, C5H12 Pasangan kelompok senyawa tidak jenuh terdapat pada ......
220
A. 1 dan 3 B. 2 dan 3 C. 3 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 5 12. Rumus umum senyawa hidrokarbon golongan alkuna adalah .... A. CnH2n B. CnHn–1 C. CnHn D. CnH2n+2 E. CnH2n–2 13. Diantara senyawa berikut yang merupakan titik didih paling tinggi yaitu… A. CH3 – CH – CH3 │ CH3 B. CH3- CH2 – CH2 – CH3 C.
CH3 │ CH3 – C – CH3 │ CH3
D. CH3- CH2 – CH2 – CH2 – CH3 E. CH3- CH2 – CH – CH3 │ CH3
221
14. Perhatikan tabel di bawah ini ! Nama
Titik Leleh o
( C) Butana Pentana Heptana Heksana Oktana
-138,4 -139,7 -95,0 -90, -56,8
Titik Didih (oC) 0,5 36,1 68,9 98,4 124,7
Senyawa yang berwujud gas pada suhu kamar adalah…… A. Butana B. Heksana C. Oktana D. Pentana E. Heptana 15. Bagaimana wujud zat dari alkana dengan jumlah atom C adalah 20 atau lebih A. Cair B. Gas C. Padat D. Uap E. Padat dan Cair 16. Perhatikan deret homolog alkena di bawah ini!
Etena Propena 2-butena t.d. -103,9oC t.d. -47oC t.d. 2,5oC Pernyataan yang di bawah di bawah ini berdasarkan data di atas adalah ..... A. Makin besar massa molekul makin tinggi titik didih dan titik lelehnya . B. Makin kecil massa molekul makin tinggi titik didih dan titik lelehnya C. Makin besar massa molekul makin rendah titik didih dan titik lelehnya D. Makin besar masa molekul makin kecil titik didihnya E. Makin kecil masa molekul makin besar titik didihnya
222
17. Alkana berikut yang memiliki titik didih paling tinggi adalah…. A. C5H12 B. C8H18 C. C10H22 D. C12H24 E. C18H18 18. Senyawa di bawah ini yang berwujud gas pada suhu kamar adalah…. A. Propana B. Heksana C. Oktana D. Nonana E. Dekana 19. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah …. A. Isomer posisi adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan lokasi atom-atom dalam ruang tiga dimensi, sedangkan rumus molekul dan gugus terikatnya sama B. Isomer geometri adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam molekul yang sama C. Isomer geometri adalah isomer yang terjadi akibat perbedaan lokasi atomatom dalam ruang tiga dimensi, sedangkan rumus molekul dan gugus terikatnya sama D. Isomer posisi sama saja dengan isomer geometri E. Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam molekul yang berbeda .
223
20. Senyawa yang mempunyai isomer cis-trans adalah .... A. CH2=CH2 B. CHCH3 = CH2 C. CHCH3 =CHCH3 D. C(CH3)2 = CH2 E. C(CH3)2 = C(CH3)2 21. Senyawa yang bukan merupakan isomer heptana yaitu…. A. 2 –metil-heksana B. 2,2-dimetil-pentana C. 2,2-dimetil-heksana D. 3-metil-heksana E. 3-etilpentana 22. Perhatikan senyawa-senyawa berikut
1.
2.
3.
4.
Senyawa-senyawa diatas yang merupakan isomer geometris yaitu....... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 3 dan 4 E. 2 dan 4
224
23. Diberikan dua persamaan reaksi sebagai berikut : 1. CH ≡ CH + Br CH = C │ │ Br Br 2. CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl Jenis reaksi pada persamaan reaksi tersebut berturut-turut adalah…… A. Subtitusi dan eliminasi B. Adisi dan subtitusi C. Adisi dan eliminasi D. Eliminasi Dan adisi E. Substitusi dan polimerisasi 24. Jenis reaksi yang terdpat pada persamaan reaksi : C3H- CH2 –CH3 + Br2 CH3 – CH2 – CH2 Br + HBr
adalah ……
A. Adisi B. Oksidasi C. Eliminasi D. Subtitusi E. Esterifikasi 25. Hasil adisi HCl pada senyawa 3-metil-2-pentena yaitu........... A. 1-kloro-2-metil-pentana B. 2-kloro-2-metil-pentana C. 2-kloro-3-metil-pentana D. 3-metil-2-kloro-pentana E. 3-kloro-3-metil-pentana
225
26. Diberikan beberapa sifat senyawa organik sebagai berikut ! 1. Atom H-nya dapat disubtitusi oleh Halogen 2. Dapat dibuat dari senyawa Grignard. 3. Banyak terdapt dalam minyak bumi 4. Larut dalam air. 5. Dapat mengalami reaksi adisi. Diantara sifat-sifat tersebut yang merupakan sifat alkana yaitu … A. 1, 2, dan 3 B. 1, 2, dan 4 C. 2, 3, dan 4 D. 2, 3, dan 5 E. 3, 4, dan 5 27. Reaksi berikut dikenal sebagai reaksi….... H CH3 CH = CH2 + HX CH3 – C – CH3 | X A. Kondensasi B. Adisi C. Eliminasi D. Substitusi E. Oksidasi 28. Reaksi pembentukan 1-butena dari butana termasuk reaksi…….. A. Oksidasi B. Hidrogenasi C. Adisi D. Substitusi E. Eliminasi
226
29. Kayu mengandung senyawa karbon berupa…..… A. propilena B. lemak C. parafin D. protein E. selulosa 30. Cat sebelum digunakan terlebih dahulu dicampur thainner yang berfungsi….. A. Mengentalkan cat B. Mengencerkan cat C. Memperbaiki wrna cat D. Membut cat lebih awet E. Melekatkan cat pada tembok 31. Senyawa polivinil asetat digunakan sebagai zat perekat pada cat interior . senyawa tersebut berguna terutama di bidang .... A. Pangan B. Sandang C. Papan D. Seni E. Estetika 32. Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi zat tambahan saat proses pembuatan barang. Zat tambahan sering disebut .... A. Aditif B. Adiktif C. Katalis D. Polimer E. Estetika
227
33. Kain wol berasal dari serat hewan ........ A. ulat B. buaya C. kambing D. gajah E. kelinci 34. Plastik untuk alat rumah tangga banyak dibuat dari polimerisasi senyawa hidrokarbon. Senyawa tersebut adalah …. A. Etana B. Metana C. Etena . D. Propena E. Etuna 35.Gas asetilena untuk pengelasan termasuk deret homolog …. A. alkana B. alkadiena C. Alkena D. sikloalkana E. Alkuna
228
PEDOMAN PENILAIAN
KUNCI JAWABAN
NO SOAL
KUNCI JAWABAN
NO SOAL
KUNCI JAWABAN
1
C
19
C
2
D
20
C
3
C
21
C
4
E
22
E
5
E
23
B
6
E
24
D
7
D
25
E
8
E
26
A
9
A
27
B
10
B
28
B
11
A
29
E
12
E
30
B
13
D
31
D
14
A
32
A
15
C
33
A
16
A
34
C
17
E
35
E
18
A
CARA PENILAIAN
BENTUK SOAL Pilihan Ganda
PENSKORAN Setiap jawaban benar diberi Nilai 1 dan bila salah diberi skor 0
229
LAMPIRAN 8 INSTRUMEN TES GEFT GAYA KOGNITIF SISWA Nama
: ..........................................
Pria/Wanita
: ..........................................
Tanggal Lahir : .......................................... Kelas
: ..........................................
Oleh Philip K. Oltman, Evelyn Raskin, & Herman A. Witkin Petunjuk : Tes ini mengukur kemampuan siswa menemukan sebuah bentuk sederhana yang tersebunyi dalam suatu pola yang kompleks. Ini adalah suatu bentuk sederhana yang kita beri nama “ X ”: X
Bentuk sederhana “ X “ ini tersembunyi di dalam pola yang lebih kompleks sebagaimana gambar di bawah ini :
230
Carilah bentuk sederhana itu dalam pola kompleks dan tebalkan bentuk tersebut dengan pensil langsung di atas garis-garis pada pola yang kompleks itu. Bentuk tersebut mempunyai UKURAN YANG SAMA, PROPORSI YANG SAMA dan MENGHADAP PADA ARAH YANG SAMA di dalam pola kompleks, sebagaimana bila bentuk tersebut berdiri sendiri. Bila Anda telah selesai mencoba, cocokan jawaban Anda pada halaman berikutnya. Gambar berikut ini adalah jawaban yang benar, di mana bentuk sederhana telah ditebalkan di atas garis-garis pada pola yang kompleks.
Perhatikan bahwa gambar segitiga di sebelah kanan atas adalah jawaban yang benar: segitiga sebelah kiri atas bentuknya sama, tetapi berbeda arah menghadapnya, sehingga bukan merupakan jawaban yang benar. Sekarang cobalah sebuah soal yang lain. Carilah dan cobakan bentuk sederhana “ Y “ dalam pola kompleks di bawah ini :
Lihat Halaman berikutnya untuk melihat jawaban yang benar.
231
Jawaban yang benar :
Pada halaman-halaman berikutnya akan terdapat soal-soal seperti di atas. Pada setiap halaman Anda melihat suatu pola yang kompleks dan di bawahnya tercantum sebuah huruf yang menunjukkan bentuk sederhana yang tersembunyi di dalamnya. Untuk setiap soal, bukalah HALAMAN BELAKANG buku ini untuk melihat bentuk sederhana manakah yang perlu dicari dan setelah itu tebalkan bentuk tersebut dengan pensil pada garis-garis yang ada pada pola kompleks itu. Perhatikan hal-hal berikut: 1. Anda boleh melihat bentuk sederhana pada halaman belakang sekehendak Anda. 2. Bila membuat kesalahan HAPUSLAH KESALAHAN ITU. 3. Kerjakan soal-soal itu sesuai dengan urutan. Jangan melompati sebuah soal kecuali Anda benar-benar tidak dapat mengerjakannya. 4. Tebalkan hanya SATU BENTUK SEDERHANA DALAM SETIAP SOAL. Kemungkinan Anda akan melihat lebih dari satu bentuk, tetapi tebalkanlah satu di antaranya. 5. Bentuk sederhana selalu terdapat dalam setiap pola yang kompleks dengan UKURAN, BENTUK DAN ARAH MENGHADAP YANG SAMA, sebagaimana bentuk-bentuk sederhana yang tergambar di halaman belakang (jangan balik halaman ini, sampai Anda diminta)
232
Carilah bentuk sederhana “ B “ !
“ ! Carilah bentuk sederhana “ D “ !
! Carilah bentuk sederhana “ C “ !
Carilah bentuk sederhana “ G
Carilah bentuk sederhana “ E “
Carilah bentuk sederhana “ F “
Carilah bentuk sederhana “ A “ !
233
Carilah bentuk sederhana “ G “
Carilah bentuk sederhana “ G “ !
Carilah bentuk sederhana “ A “
Carilah bentuk sederhana “ E “
234
Carilah bentuk sederhana “ B “ !
Carilah bentuk sederhana “ E “ !
Carilah bentuk sederhana “ C “ !
Carilah Bentuk sederhana “ D “ !
Carilah bentuk sederhana “ H “ !
235
Carilah bentuk sederhana ‘ F “ ! !
Carilah bentuk sederhana “ C “ “!
Cari.lah bentuk sederhana “ G “
Carilah bentuk sederhana “ E
236
Carilah bentuk sederhana “ B “ !
Carilah bentuk sederhana “ E “ !
Carilah bentuk sederhana “ A “ !
Carilah bentuk sederhana “ C “ !
Carilah bentuk sederhana “ A “ !
237
BENTUK-BENTUK SEDERHANA
238
Lampiran 9 Kisi - kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Yang telah Dilakukan
No 1
2
3
Indikator Siswa menunjukkan perasaan senang dalam pembelajaran dengan strategi RTJ Siswa menunjukkan perasaan mudah belajar dalam pembelajaran RTJ Siswa menunjukkan perasaan termotivasi dalam pembelajaran RTJ Jumlah
No. Pernyataan Positif (+) Negatif (-) 1,5 10,12
3,4,7,8,9,11
∑ 4
6,13,15,18,19,20 12
2,14
16,17
4
20
239
LAMPIRAN 10 Angket Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Reciprocal Berbasis Kooperatif Tipe Jiqsaw Nama
:
Petunjuk Pengisian Angket 1. 2. 3.
4. 5. No
Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan cermat dan teliti Isilah angket dengan jujur Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurutmu dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia dengan keterangan sebagai berikut: SS : sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan S : setuju dengan pernyataan yang diberikan R : ragu-ragu TS : tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan STS : sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan Hanya boleh mengisi satu jawaban Jika ingin mengganti jawaban berikan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan berilah tanda check list (√) pada jawaban yang baru Jawaban Pernyataan SS
1
2
3
4
5
6
7
Belajar pada pokok bahasan Hidrokarbon dengan menggunakan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw menyenangkan Belajar Hidrokrbon dengan strategi pembelajaran Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw memotivasi saya untuk menggali informasi lebih jauh. Belajar mengenai materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw diperoleh pengalaman belajar yang nyata. Belajar mengenai materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw membantu saya untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Belajar kimia pada materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw membuat saya tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang kimia. Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw menimbulkan banyak kesalah pahaman. Belajar dengan menggunakan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw ini mendorong saya untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan
S
R
TS
STS
240
No
Jawaban
Pernyataan SS
prinsip-prinsip pada materi yang sedang dipelajari 8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 19 20
Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw dapat mengembangkan keterampilan sosial saya Dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw materi yang diajarkan menjadi lebih mudah dipahami Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw sangat monoton dan membosankan. Membuat Pertanyaan dengan materi yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa membantu saya untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan Strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw pada materi Hidrokarbon tidak menarik untuk dipelajari Saya lebih mudah memahami materi yang diajarkan melalui ceramah dibandingkan dengan menggunakan strategi Reciprocal Teaching Berbasis koopertif tipe jiqsaw Tujuan pembelajaran dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw ini jelas dan terarah . Belajar Hidrokarbon dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw sulit untuk dilaksanakan. Dengan menggunakan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw menyebabkan saya tidak aktif dalam proses pembelajaran Strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw tidak mendorong saya untuk mencari sumber belajar yang lain Saya kebingungan melaksanakan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw Strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw tidak dapat mengembangkan gagasan saya Saya sulit untuk menarik kesimpulan setelah proses pembelajaran dengan strategi Reciprocal Teaching Berbasis kooperatif tipe jiqsaw
S
R
TS
STS
241
242
Lampiran 11 Skala Keterampilan Sosial Siswa A.
Kisi-kisi
(Sumber : Kadir 2010)
Dimensi
Keterampilan Sosial Terkait
a. Memberikan pertolongan atau bantuan ketika Berhubungan dengan orang lain (peer relations)
Manajemen diri (selfmanagement)
b. c. d. e. f. a. b. c. d. e. f. g. a.
Keterampilan akademik (academic skills)
Keterampilan mematuhi aturan (compliance skills)
Keterampilan menyatakan pendapat (assertion skills)
b. c. d. e. f. g. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. f. g.
dibutuhkan Membela orang yang kesulitan Berbagi canda dengan orang lain Mengambil peran memimpin dalam kegiatan bersama Peka terhadap perasaan orang lain Berpartisipasi secara tepat dalam setiap kegiatan Tetap tenang ketika masalah berkembang Mengendalikan emosi ketika marah Menerima keadaan orang lain apa adanya Berkompromi ketika terjadi konflik Mengabaikan godaan orang lain Berupaya bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai situasi Menerima kritikan dengan baik Menyelesaikan tugas tanpa bergantung pada orang lain Menunjukkan keterampilan belajar mandiri Melaksanakan tugas secara menyeluruh Mendengarkan dan melaksanakan petunjuk guru Menggunakan waktu istirahat secara tepat Mengajukan pertanyaan yang tepat untuk meminta bantuan yang dibutuhkan Tetap bekerja meskipun ada gangguan Mengikuti perintah dan peraturan Menggunakan waktu istirahat secara tepat Merespon secara tepat terhadap kritik konstruktif Menyimpan pekerjaan dan benda secara baik Menyelesaikan setiap tugas dan ujian Mengawali pembicaraan dengan orang lain Memberikan pujian atau ucapan selamat Mengajak orang lain untuk bermain Mengekspresikan perasaan secara tepat ketika melakukan kesalahan Bergabung dengan aktivitas kelompok terus menerus Mempertanyakan kecurangan pelaksanaan peraturan Memperkenalkan diri kepada orang baru
Nomor Jumlah Pernyataan Nomor Positif Negatif 1
6
2 5
9 12
10
8
7 4 18 13 22 15 25
3 11 14 17 19 21 23
20, 24
27
26, 28
16
38
30
40, 42 46 31 33
47 32 44 35 36, 41, 34 43, 45 29, 37 39 49 57 48, 58 53 50 55 52 54 56 51 59 68 67 60 70 62, 72 73
12
16
20
10
64 15
71
61
65
69
63
66
243
B.
Skala Keterampilan Sosial Siswa
Petunjuk: a.
b.
c. d. e. f.
Berikut ini kamu diberikan beberapa pernyataan untuk mengukur tingkat kemampuan bergaulmu dengan teman sebayamu, mengatur dirimu, menggunakan kemampuan akademikmu, mematuhi aturan, dan menyatakan pendapat. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti, kemudian bubuhkan tanda cek () pada kolom SS bila kamu sangat sering, SR bila sering, KK bila kadang-kadang, JA bila jarang, dan TP bila tidak pernah. Jawablah dengan jujur berdasarkan kenyataan yang terjadi pada dirimu, bukan kenyataan atau pendapat orang lain. Jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai kimia yang kamu peroleh. Sebelum menjawab, tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nama sekolah kamu pada tempat yang telah disediakan. Selamat bekerja!
Nama
:
............................................................................................
Kelas
:
............................................................................................
Nama
:
SMAN ................................................................................
Sekolah
No.
Pernyataan A. Keterampilan Berhubungan dengan Orang Lain
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Siswa segera memberikan pertolongan ketika ada orang yang sangat membutuhkan. Siswa segera memberikan pembelaan terhadap orang yang sedang terpojok/ kesulitan. Siswa cuek saja ketika ada orang yang menceritakan masalahnya. Siswa mengajak orang lain untuk bersama-sama aktif pada setiap kegiatan bersama. Siswa berusaha untuk membuat orang tertawa dengan lelucon yang bermanfaat. Siswa menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan kepada orang yang sangat membutuhkan. Siswa bersedia mendengarkan setiap kali ada orang yang menceritakan masalahnya. Siswa menjadi pendengar / anggota saja setiap kali ada kegiatan bersama. Siswa cuek saja jika ada orang yang sedang kesulitan. Siswa bersedia menjadi ketua kelompok pada kegiatan bersama. Siswa membiarkan saja jika ada teman yang hanya bermainmain ketika sedang melaksanakan kegiatan bersama. Siswa menghentikan lelucon orang lain karena akan mengganggu kegiatan bersama. Siswa tetap mengikuti jalannya diskusi meskipun ada orang
Pilihan Jawaban SS
SR
KK
JA
TP
244
14. 15.
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
yang mengganggu perasaan siswa. Siswa tidak tenang jika masalah yang dihadapi menjadi bertambah rumit. Siswa menerima ide orang lain untuk menghindari konflik / perpecahan dalam kelompok. B. Keterampilan Manajemen Diri
SS
SR
KK
JA
TP
Siswa menolak berbagai kritikan dengan berbagai alasan agar ide siswa dapat diterima oleh orang lain. Siswa langsung marah-marah jika ada orang yang menyinggung perasaan siswa. Siswa tetap tenang menyelesaikan masalah di kelompok meskipun masalah tersebut menjadi lebih rumit. Siswa tidak senang jika ada teman yang tidak dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya. Siswa memaksakan saran yang siswa ajukan untuk diterima oleh orang lain. Siswa menolak secara langsung ide orang lain meskipun sedang terjadi pertentangan dalam diskusi. Siswa tidak memaksa orang lain untuk menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikannya dalam kegiatan bersama. Siswa meninggalkan pelajaran kimia jika ada teman yang mengajak untuk membolos. Siswa berupaya untuk tetap bekerjasama dengan orang lain dalam kegiatan kelompok. Siswa tidak peduli dengan ajakan teman untuk tidak mengikuti pelajaran kimia. Siswa menerima kritikan orang lain sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Siswa bekerja sendiri untuk menyelesaikan setiap pekerjaan di kelompok. Siswa memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberikan masukan atau tanggapan terhadap saran yang siswa ajukan. C. Keterampilan Akademik
SS
SR
KK
JA
TP
Siswa cuek saja dan tetap melanjutkan pekerjaan sampai selesai jika ada yang mengganggu ketika siswa sedang bekerja. Siswa dapat menyelesaikan setiap tugas kimia dari guru jika dibantu orang lain. Siswa memperhatikan dan melaksanakan setiap petunjuk guru. Setiap ada tugas kimia dari guru, siswa menyelesaikan beberapa nomor saja, yang penting hasilnya bagus. Siswa bersenda gurau bersama teman-teman sekelas ketika jam istrahat di sekolah. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru ketika siswa tidak memahami materi kimia yang diberikan. Siswa tetap belajar dan tidak keluar istrahat bersama teman lainnya ketika jam istrahat di sekolah. Siswa diam-diam saja jika ada materi kimia yang belum siswa
245
37. 38.
39.
pahami. Siswa menghentikan sementara pekerjaan siswa dan menegur orang yang mengganggu ketika siswa sedang bekerja. Siswa tidak membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan setiap tugas kimia dari guru. Siswa langsung menghentikan pekerjaan siswa dan tidak melanjutkannya lagi jika ada yang mengganggu ketika siswa sedang bekerja. C. Keterampilan Akademik
40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
SR
KK
JA
TP
SS
SR
KK
JA
TP
Siswa mempelajari materi kimia sebelum guru mengajarkannya di kelas. Siswa tidak mengajukan pertanyaan kepada guru kimia agar tidak dianggap bodoh. Siswa membuat catatan kimia sendiri untuk melengkapi penjelasan guru di kelas. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru kimia agar dianggap pintar. Siswa tidak memperhatikan ketika guru memberi petunjuk, siswa tanya teman saja. Siswa tidak mengajukan pertanyaan meskipun membutuhkan bantuan penjelasan. Siswa menyelesaikan semua tugas kimia yang diberikan guru. Siswa menunggu penjelasan guru sebelum mempelajari kimia. D. Keterampilan Mematuhi Aturan
48.
SS
Siswa tidak belajar pada jam istrahat di sekolah. Siswa segera mengumpulkan lembar jawaban ulangan kimia siswa walaupun masih ada soal yang belum siswa selesaikan ketika guru memerintahkan untuk mengumpulkannya. Siswa mengemukakan penjelasan yang lebih rinci jika ada yang menolak saran siswa. Siswa tidak menyelesaikan semua tugas dan ujian kimia dari sekolah. Siswa menyimpan kembali buku-buku kimia siswa pada tempatnya jika siswa sudah selesai belajar. Siswa tidak menggunakan jam istrahat di sekolah jika masih ada pekerjaan siswa yang belum selesai. Siswa biarkan buku-buku kimia yang siswa gunakan tergeletak di tempat belajar siswa meskipun sudah selesai belajar. Siswa tidak mempedulikan kritik orang terhadap saran yang siswa ajukan. Siswa menyelesaikan semua tugas dan ujian kimia dari sekolah sesuai waktu yang ditetapkan. Siswa tetap melanjutkan untuk menyelesaikan soal-soal ulangan kimia, meskipun guru sudah menyatakan waktu ujian selesai dan pekerjaan harus dikumpul sekarang. Siswa tetap istrahat meskipun masih ada pekerjaan siswa yang belum selesai.
246
59. 60. 61. 62. 63.
64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73.
E. Keterampilan Menyatakan Pendapat Siswa menyapa terlebih dahulu jika siswa bertemu orang baru. Siswa keberatan jika ada teman memperoleh nilai lebih tinggi dari nilai ulangan kimia siswa. Siswa tidak memperhatikan pendapat anggota lain selama diskusi kelompok. Siswa tidak mengajak orang yang siswa tidak kenal untuk bermain bersama. Siswa memperkenalkan diri terlebih dahulu jika siswa bertemu orang baru.
SS
SR
KK
JA
TP
E. Keterampilan Menyatakan Pendapat Siswa diam-diam saja sampai kesalahan siswa pada seseorang terlupakan. Siswa menolak hasil permainan jika tidak sesuai dengan peraturan yang disepakati. Siswa tidak perlu memperkenalkan diri, cuek saja, jika ada orang yang baru siswa temui dalam suatu kegiatan bersama. Siswa memberi pujian kepada teman yang memperoleh nilai tinggi dalam ulangan kimia. Siswa diam saja menunggu orang yang baru siswa temui menyapa siswa terlebih dahulu. Siswa menerima hasil permainan walaupun ada kecurangan dalam pelaksanaannya. Siswa mengajak teman yang tidak ikut main untuk bermain bersama. Siswa tetap memberikan respon atau tanggapan terhadap setiap pendapat anggota lain selama diskusi kelompok. Siswa mengajak teman yang siswa kenal saja untuk bermain bersama. Siswa menyatakan penyesalan dan memohon maaf kepada orang yang telah siswa lakukan kesalahan kepadanya.
SS
SR
KK
JA
TP
247
LAMPIRAN 12 HASIL ANALISIS DATA Lampiran 1. Uji Normalitas dan homogenitas PK kelas RTJ dan Kelas konvensional Uji Normalitas PK Siswa Kelas RTJ One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre-test N
RTJ
Post-test
RTJ
N-gain
RTJ
21
21
21
Mean
21.45
63.5476
.5405
Std. Deviation
5.620
8.47381
.09738
Absolute
.180
.173
.151
Positive
.172
.130
.105
Negative
-.180
-.173
-.151
Kolmogorov-Smirnov Z
.824
.792
.690
Asymp. Sig. (2-tailed)
.505
.557
.727
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
pretesteksperimen
21
5.70
31.40
21.3524
5.61984
posttesteksperimen
21
48.60
82.90
63.5476
8.37381
Ngaineksperimen
21
.38
.75
.5405
.09738
Valid N (listwise)
21
248
Uji Normalitas PK Siswa Kelas Konvensional One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test preteskontrol N
postestkontrol
Ngainkontrol
21
21
21
Mean
20.7762
54.4143
.4290
Std. Deviation
6.52081
9.00429
.08778
Absolute
.160
.250
.263
Positive
.160
.250
.263
Negative
-.149
-.181
-.165
Kolmogorov-Smirnov Z
.735
1.146
1.207
Asymp. Sig. (2-tailed)
.653
.144
.109
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
pretestkontrol
21
5.70
34.30
20.6762
6.52081
posttestkontrol
21
42.90
71.40
54.4143
9.00429
Ngainkontrol
21
.29
.59
.4281
.07778
Valid N (listwise)
21
249
Uji F dan uji t PK siswa Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of the
Difference
Difference
Difference Lower
Equal variances assumed
.018
.668
Upper
.360
40
.021
.67619
1.87849
-3.12039
4.47277
.360
39.147
.021
.67619
1.87849
-3.12297
4.47535
Pre-tes Equal variances not assumed
250
Uji F dan uji t pos-test PK siswa Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of the
Difference
Difference
Difference Lower
Equal variances assumed
.415
.523
Upper
3.404
40
.002
9.13333
2.68326
3.71026
14.55641
3.404
39.791
.002
9.13333
2.68326
3.70937
14.55730
Post-test Equal variances not assumed
251
Uji F dan uji t N-gain PK siswa
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed
.016
.799
Upper
4.365
40
.000
.11143
.02553
.05984
.16302
4.365
39.470
.000
.11143
.02553
.05982
.16304
N-gain Equal variances not assumed
Group Statistics Metode Belajar
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
RTJ
12
20.6917
7.11777
2.05472
Konvensional
12
21.4250
8.49386
2.45197
RTJ
12
63.5833
10.13292
2.92512
Konvensional
12
56.1917
11.63103
3.35759
RTJ
12
.5475
.09799
.02829
Konvensional
12
.4500
.09816
.02834
Preteskonvensional
Postestkonvensional
N-Gain Konvensional
252
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence
tailed)
Difference
Difference
Interval of the Difference
Equal variances assumed
.613
.442
-.229
Lower
Upper
22
.821
-.73333
3.19907
-7.36779
5.90112
-.229 21.347
.821
-.73333
3.19907
-7.37958
5.91292
22
.111
7.39167
4.45306
-1.84341
16.62675
1.660 21.595
.111
7.39167
4.45306
-1.85348
16.63681
22
.023
.09750
.04004
.01446
.18054
2.435 22.000
.023
.09750
.04004
.01446
.18054
Preteskonvensional Equal variances not assumed Postestkonvensional
Equal variances assumed
2.643
Equal variances not assumed Equal variances assumed
.765
.118 1.660
.391 2.435
N-Gain Konvensional Equal variances not assumed
253
Lampiran 2. Data Deskripsi N-gain, Pemahaman Konsep Per Submteri Descriptive Statistics Dependent Variable: Ngain metodebelajar
RTJ
PKo
Total
persubmateri
Mean
Std. Deviation
N
identifikasi
.6081
.11470
21
penggolongan
.4733
.11876
21
sifat fisik
.5248
.14552
21
isomer
.5495
.32018
21
reaksi
.4381
.26547
21
kegunaan
.5676
.10054
21
Total
.5069
.20354
126
identifikasi
.4762
.30150
21
penggolongan
.3857
.26322
21
sifat fisik
.3905
.26815
21
isomer
.3667
.30056
21
reaksi
.5329
.17582
14
kegunaan
.4667
.23310
21
Total
.4308
.26548
119
identifikasi
.5421
.23498
42
penggolongan
.4295
.20650
42
sifat fisik
.4576
.22366
42
isomer
.3981
.30836
42
reaksi
.4760
.23557
35
254 kegunaan
.5171
.18451
42
Total
.4699
.23825
245
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Metode Belajar
144
1.50
.502
1
2
Gaya Kognitif
144
1.50
.502
1
2
Sub Materi
144
3.50
1.714
1
6
NGain PK Per SubMateri
144
.6423
.27584
-.50
1.00
144
2.2986
.56815
1.00
3.00
Kategori N-Gain per sub materi
255
Lampiran 3. Data Deskriptif N-gain PK Berdasarkan Strategi Belajar dan GK. Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
N-Gain RTJFI
6
.6150
.06804
.58
.75
N-Gain RTJ FD
6
.4800
.07457
.38
.60
N-gain KFD
6
.3583
.02483
.33
.39
N-gain RTJ
12
.5475
.09799
.38
.75
N-Gain NGK
12
.4500
.09816
.33
.57
N-Gain FI
12
.5783
.06132
.52
.75
N-Gain FD
12
.4192
.08273
.33
.60
N-gain KFI
6
.5417
.02041
.52
.57
256
Lampiran 4 Tabel hasil analisis uji normalitas data N-gain setiap kelompok GK dan model pembelajaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
N-Gain
N-Gain
RTJFI
RTJ FD
N-gain KFD
N-gain
N-Gain
RTJ
NGK
N-Gain FI
N-Gain FD
N-gain KFI
6
6
6
12
12
12
12
6
.6150
.4800
.3583
.5475
.4500
.5783
.4192
.5417
.06804
.07457
.02483
.09799
.09816
.06132
.08273
.02041
Absolute
.363
.177
.270
.213
.262
.322
.221
.199
Positive
.363
.167
.270
.146
.229
.322
.221
.199
Negative
-.303
-.177
-.181
-.213
-.262
-.171
-.141
-.149
Kolmogorov-Smirnov Z
.890
.434
.661
.739
.908
1.117
.766
.488
Asymp. Sig. (2-tailed)
.407
.992
.775
.646
.382
.165
.600
.971
Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
257
Lampiran 5. Tabel nilai rata-rata N-gain PK siswa berdasarkan kelompok GK, sub materi dan kelas belajar Descriptive Statistics Dependent Variable: N-gain PK Persubmateri Submateri
Gaya Kognitif
FI
IDent
FD
Total
FI
Penggol
FD
Total
SFHK
FI
Metode Belajar
Mean
Std. Deviation
N
RTJ
.6833
.07528
6
Konv
.7667
.19664
6
Total
.7250
.14848
12
RTJ
.4833
.09832
6
Konv
.3667
.10328
6
Total
.4250
.11382
12
RTJ
.5833
.13371
12
Konv
.5667
.25702
12
Total
.5750
.20054
24
RTJ
.5833
.13292
6
Konv
.6500
.17607
6
Total
.6167
.15275
12
RTJ
.3500
.08367
6
Konv
.2167
.04082
6
Total
.2833
.09374
12
RTJ
.4667
.16143
12
Konv
.4333
.25702
12
Total
.4500
.21059
24
RTJ
.7167
.11690
6
Konv
.6000
.10954
6
258
FD
Total
FI
Isomer HK
FD
Total
FI
Reaksi HK
FD
Total
Total
.6583
.12401
12
RTJ
.3667
.08165
6
Konv
.2667
.15055
6
Total
.3167
.12673
12
RTJ
.5417
.20652
12
Konv
.4333
.21462
12
Total
.4875
.21328
24
RTJ
.7167
.14720
6
Konv
.6000
.16733
6
Total
.6583
.16214
12
RTJ
.4333
.10328
6
Konv
.2333
.19664
6
Total
.3333
.18257
12
RTJ
.5750
.19129
12
Konv
.4167
.25879
12
Total
.4958
.23679
24
RTJ
.9333
.10328
6
Konv
.6167
.19408
6
Total
.7750
.22208
12
RTJ
.4000
.10954
6
Konv
.2667
.25033
6
Total
.3333
.19695
12
RTJ
.6667
.29644
12
Konv
.4417
.28110
12
Total
.5542
.30500
24
259
FI
Manfaat HK
FD
Total
FI
Total
FD
Total
RTJ
.6333
.15055
6
Konv
.6500
.08367
6
Total
.6417
.11645
12
RTJ
.4167
.11690
6
Konv
.4333
.28752
6
Total
.4250
.20944
12
RTJ
.5250
.17123
12
Konv
.5417
.23143
12
Total
.5333
.19927
24
RTJ
.7111
.15996
36
Konv
.6472
.15944
36
Total
.6792
.16180
72
RTJ
.4083
.10247
36
Konv
.2972
.19344
36
Total
.3528
.16356
72
RTJ
.5597
.20256
72
Konv
.4722
.24907
72
Total
.5160
.23043
144
260
Lampiran 6 Grafik nilai rata-rata N-gain PK berdasarkan GK pada kedua kelas belajar
261
Lampiran. 7 Tabulasi persentase siswa dalam setiap kategori N-gain PK berdasarkan GK dan strategi belajar Metode Belajar * Kategori N-Gain * Gaya Kognitif Crosstabulation Gaya Kognitif
Kategori N-Gain Sedang Count
Total
Tinggi 5
1
6
83.3%
16.7%
100.0%
6
0
6
100.0%
0.0%
100.0%
11
1
12
91.7%
8.3%
100.0%
RTJ % within Metode Belajar Metode Belajar Count Konvensional FI
% within Metode Belajar
Count Total % within Metode Belajar RTJ Metode Belajar FD
Konvensional
Count % within Metode Belajar Count % within Metode Belajar Count
Total
% within Metode Belajar Count
6
6
100.0%
100.0%
6
6
100.0%
100.0%
12
12
100.0%
100.0%
11
1
12
91.7%
8.3%
100.0%
12
0
12
100.0%
0.0%
100.0%
23
1
24
95.8%
4.2%
100.0%
RTJ % within Metode Belajar Metode Belajar Count Total
Konvensional % within Metode Belajar Count Total % within Metode Belajar
262
Lampiran 8 Hasil analisis pengaruh strategi belajar GK terhadap N-gain (analisis varin) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: N-Gain Konvensional Source
Type III Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares Corrected Model
.213
a
3
.071
25.250
.000
Intercept
5.970
1
5.970
2127.723
.000
SB
.057
1
.057
20.328
.000
GK
.152
1
.152
54.174
.000
SB * GK
.004
1
.004
1.249
.277
Error
.056
20
.003
Total
6.239
24
.269
23
Corrected Total
a. R Squared = .791 (Adjusted R Squared = .760)
263
Lampiran 9 Normalitas dan Uji Homogenitas Uji varians dan perbandingan nilai rata-rata N-gain dimensi kognitif PK antara kelas belajar Uji Normalitas nilai rata-rata N-gain dimensi kognitif PK antara kelas belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N-gain mengingat N
N-gain memahami
N-gain mengaplikasi
N-gain mengalisis
42
42
42
42
.6376
31.5321
.3355
.2602
.19568
33.14834
.17927
.15666
Absolute
.148
.323
.100
.215
Positive
.148
.323
.100
.215
Negative
-.103
-.178
-.095
-.145
Kolmogorov-Smirnov Z
.957
2.096
.649
1.393
Asymp. Sig. (2-tailed)
.319
.000
.794
.041
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation
264
Uji Homogenitas varians dan perbandingan nilai rata-rata N-gain dimensi kognitif PK antara kelas belajar Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
95% Confidence
Differ
Difference
Interval of the
ence
Difference Lower
Equal variances N-gain
assumed
mengingatan
Equal variances not
3.259
.079
assumed Equal variances N-gain
assumed
memahami
Equal variances not
26.306
.000
assumed Equal variances N-gain
assumed
mengaplikasi
Equal variances not
5.559
.023
assumed N-gain
Equal variances
menganalisis
assumed
15.912
.000
Upper
3.260
40
.002
.17714
.05435
.06730
.28698
3.260
37.030
.002
.17714
.05435
.06703
.28726
19.193
40
.000
62.21190
3.24145
55.66068
68.76313
19.193
20.005
.000
62.21190
3.24145
55.45047
68.97334
4.069
40
.000
.20095
.04939
.10113
.30078
4.069
30.850
.000
.20095
.04939
.10020
.30171
2.358
40
.023
.09429
.03999
.01346
.17511
265 Equal variances not assumed
2.358
23.434
.027
.09429
.03999
.01165
.17693
Lampiran 10 Rangkuman hasil analisis perbedaan nilai rata-rata N-gain PK siswa antara strategi pembelajaran pada kelompok gaya kognitif FI dan FD. Perbandingan kelompok N-gain
No
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Fhit
1
N-gain RTJ FI lawan N-gain PKo FI
2,710
2
N-gain RTJ FD lawan N-gain PKo FD
2,735
Uji perbandingan mean N-gain (Uji-t) Sig. thit. (2 arah)
Sig. 0,131 0,129
2,529
0,030
3,792
0,009
Keterangan: * taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720
Lampirn 11 Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi RTJ
Kelompok Perbandingan
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Fhit
N-gain FI lawan N-gain FD pada kelas RTJ Keterangan Keterangan: * taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720
0,064
Homogen*
Sig.
0,805
Uji perbandingan mean N-gain (Uji-t) thit.
Sig. (2 arah)
3,276
0,008
Terima H1*
266
Lampiran 12. Rangkuman hasil analisis uji homogenitas varians dan uji perbedaan nilai rata N-gain antara kelompok gaya kognitif pada strategi PKo Uji perbandingan mean N-gain (Uji-t)
Uji Homogenitas Varians (Uji -Levene) Kelompok Data yang diperbandingkan Sig. Fhit N-gain FI lawan N-gain FI pada kelompok PKo
1,247
0,290
thit.
Sig. (2 arah)
13,97
0,000
Keterangan Homogen*
Terima H1*
Keterangan: *taraf kepercayaan 95%; Ftabel = 2,09; ttabel = 1,720
Lampiran 13. Uji normalitas dan homogenitas keterampilan sosial siswa kelas RTJ dan kelas PKo Kelas RTJ Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
pretestRTJ
21
117.8095
32.25309
80.00
203.00
postestRTJ
21
199.8095
57.84948
89.00
276.00
NgainRTJ
21
.6424
32.64749
-73.50
86.00
267
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pretestRTJ N
postestRTJ
NgainRTJ
21
21
21
Mean
117.8095
199.8095
.6424
Std. Deviation
32.25309
57.84948
32.64749
Absolute
.191
.168
.273
Positive
.191
.107
.273
Negative
-.121
-.168
-.198
Kolmogorov-Smirnov Z
.875
.772
1.249
Asymp. Sig. (2-tailed)
.428
.591
.088
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kelas PKo Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
pretesKonv
21
86.9048
15.08279
71.00
135.00
postestKonv
21
118.8095
56.10937
77.00
250.00
NgainKonv
21
.4519
14.56407
-39.67
50.00
268
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pretesKonv N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
postestKonv
NgainKonv
21
21
21
86.9048
118.8095
.4519
15.08279
56.10937
14.56407
Absolute
.254
.324
.378
Positive
.254
.324
.378
Negative
-.146
-.228
-.350
1.165
1.486
1.733
.132
.024
.005
Mean Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji F dan uji t dimensi keterampilan sosial
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
269 F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
(2-tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed pretes
Equal variances not assumed
3.978 3.978
.791
.379
Equal variances not assumed Equal variances assumed
N-gain
.009
Equal variances not assumed Equal variances assumed
postes
7.648
4.606 4.606
3.565
.066
.024 .024
40 28.34 8 40 39.96 3 40 27.67 8
Upper
.000
30.90476
7.76976
15.20149
46.60803
.000
30.90476
7.76976
14.99793
46.81159
.000
81.00000
17.58628
45.45680
116.54320
.000
81.00000
17.58628
45.45577
116.54423
.981
.19048
7.81940
-15.61313
15.99408
.981
.19048
7.81940
-15.83524
16.21619
270
Lampiran 14 . Parameter deskriptif keterampilan sosial siswa untuk setiap dimensi. Deskripsi keterampilan sosial untuk setiap dimensi pada kedu kelas belajar. Group Statistics strategi belajar
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
RTJ
21
.8252
.42655
.09308
Konv
21
.3598
.02564
.00560
RTJ
21
.4419
.07911
.01508
Konv
21
.4143
.06547
.01429
RTJ
21
.5224
.06503
.01419
Konv
21
.4619
.05896
.01287
RTJ
21
.2667
.03929
.00857
Konv
21
.2048
.04976
.01086
RTJ
21
.5386
.03005
.00656
Konv
21
.4095
.05390
.01176
NgD1
NgD2
NgD3
NgD4
NgD5
271 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
NgD1
42
.5425
.35110
.31
1.61
NgD2
42
.4281
.06794
.30
.52
NgD3
42
.4921
.06852
.40
.66
NgD4
42
.2257
.04910
.10
.31
NgD5
42
.4640
.07002
.30
.56
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test NgD1 N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
NgD2
NgD3
NgD4
NgD5
42
42
42
42
42
.5425
.4281
.4921
.2257
.4640
.35110
.06794
.06852
.04910
.07002
Absolute
.394
.160
.165
.229
.225
Positive
.394
.160
.125
.152
.225
Negative
-.249
-.136
-.165
-.229
-.172
2.554
1.039
1.067
1.483
1.456
.000
.230
.205
.025
.029
Mean Std. Deviation
272
Uji homogenitas keterampilan sosial perdimensi Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Std. Error
Differenc Difference e
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Equal variances assumed
61.073
.000
Upper
3.919
40
.000
.36543
.09325
.17696
.55389
3.919
20.145
.001
.36543
.09325
.17100
.55985
1.330
40
.191
.02762
.02077
-.01436
.06960
1.330
39.883
.191
.02762
.02077
-.01437
.06961
3.157
40
.003
.06048
.01916
.02176
.09919
3.157
39.622
.003
.06048
.01916
.02175
.09920
3.029
40
.004
.04190
.01383
.01394
.06987
3.029
37.956
.004
.04190
.01383
.01390
.06991
8.098
40
.000
.10905
.01347
.08183
.13626
8.098
31.337
.000
.10905
.01347
.08160
.13650
NgD1 Equal variances not assumed NgD2
NgD3
NgD4
Equal variances assumed
.516
.477
Equal variances not assumed Equal variances assumed
.086
.770
Equal variances not assumed Equal variances assumed
.144
.707
Equal variances not assumed Equal variances assumed
1.109
.299
NgD5 Equal variances not assumed
273
Lampiran 16 deskripsi tanggapan siswa terhadap keterlaksanaan strategi RTJ Hasil analisis data tanggapan siswa terhadap penerapan strategi RTJ No
Pernyataan
Average
Ket.
1
Belajar dengan menggunakan strategi RTJ ini mendorong saya untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip pada materi yang sedang dipelajari
3,8
SS
2
Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi RTJ dapat mengembangkan keterampilan sosial saya
3,6
SS
3
Dengan strategi RTJ materi yang diajarkan menjadi lebih mudah dipahami
3,5
SS
4
Belajar materi Hidrokarbon dengan strategi RTJ sangat monoton dan membosankan.
3,7
SS
5
Membuat Pertanyaan dengan materi yang terdapat dalam lembar kegiatan siswa membantu saya untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan Strategi RTJ pada materi Hidrokarbon tidak menarik untuk dipelajari
3,4
S
1,1
STS
3,3
S
3,3
S
3,5
SS
6 7 8
Saya lebih mudah memahami materi yang diajarkan melalui ceramah dibandingkan dengan menggunakan strategi RTJ Tujuan pembelajaran dengan strategi RTJ ini jelas dan terarah .
9
Belajar Hidrokarbon dengan strategi RTJ sulit untuk dilaksanakan.
10
Dengan menggunakan strategi RTJ menyebabkan saya tidak aktif dalam proses pembelajaran
0,5
STS
11
Strategi RTJ tidak mendorong saya untuk mencari sumber belajar yang lain
3,3
S
12 13
Saya kebingungan melaksanakan strategi RTJ Strategi RTJ tidak dapat mengembangkan gagasan saya
0,6 1,1
STS STS
274
14
Saya sulit untuk menarik kesimpulan setelah proses pembelajaran dengan strategi RTJ
3,6
SS
15
Belajar Hidrokarbon dengan strategi RTJ sulit untuk dilaksanakan.
0,9
STS
16
Dengan menggunakan strategi RTJ menyebabkan saya tidak aktif dalam proses pembelajaran
0,6
STS
17
Strategi RTJ tidak mendorong saya untuk mencari sumber belajar yang lain
1,1
STS
18 19
Saya kebingungan melaksanakan strategi RTJ Strategi RTJ tidak dapat mengembangkan gagasan saya
0,9
STS
0,9
STS
0,4
STS
20 Saya sulit untuk menarik kesimpulan setelah proses pembelajaran dengan strategi RTJ Ket. SS = sangat setuju ; S = setuju; STS = sangat tidak setuju
NO 1 2 3 4
Nilai
Kategori
3.03
Positif
Persetujuan terhadap aktivitas siswa
2,36
Positif
Kesesuaian dengan kompetensi yang ingin dicapai
2,71
Positif
Uraian Ketertarikan terhadap pembelajaran dengan strategi rtj
Kesesuaian antara pembelajaran dengan strategi rtj, pk dan keterampilan sosial
2,06
Positif
275
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Selama Penelitian
Pelaksanaan Pre-test kelas Eksperimen
Pelaksanaan Pre-test kelas Kontrol
276
Pelaksanaan Post-test Kelas Eksperimen
Pelaksanaan Post-test kelas kontrol
277
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Dan Menyajikan Informasi
Mengorgnisasikan Siswa Dalam Kelompok Asal
278
Siswa Membuat Ringkasan Materi Pelajaran
Siswa Membuat Pertanyaan
279
Memberikan Bimbingan Kepada Kelompok Dalam Belajar
i Siswa berada dalam kelompok ahli
280
Siswa berada dalam kelompok asal
Masing-Masing Kelompok Mempresentasekan Hasil Diskusinya
281
Memberi penghargaan kepada kelompok yang mempunyai kinerja baik
282
283
284
RIWAYAT HIDUP Jumiaty, lahir di Wawonii Desa Palingi Kecamatan
Wawonii
Barat
Kabupaten
Konawe
Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 15 Agustus 1974 yang merupakan anak pertama dari pasangan Nasruddin dan Hj. ST. Maridjam. Penulis menempuh jenjang pendidikan pertama pada tahun 1982 di SD Negeri 01 Wua-Wua Kendari dan selesai tahun 1987, kemudian lanjut ke SLTP Negeri 03 WuaWua Kendari selesai Wua-Wua pada tahun 1991, dan lulus dari SMA Swasta Muhammadiyah Kendari
pada tahun 1994. Penulis
melanjutkan studi S1 di Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Halu Oleo pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada program Studi Pendidikan Kimia tahun 1995 dan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada bulan Nopember tahun 2000. Penulis melanjutkan Studi S2 pada tahun 2014 di Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo pada Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia dan mendapat gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada bulan Oktober 2016. Setelah lulus kuliah S1, penulis mengabdikan diri di dunia pendidikan dengan mengajar di SMK Negeri 03 Kendari pada tahun 2000-2003, dan pada tahun 2003-2007 mengabdi di SMA Swasta Ilmiah Kendari, pada tahun 2007-2010 mengabdi di SMA Negeri 1 Wawonii Tengah, selanjutnya pindah di SMA Negeri 01 Besulutu tahun 2010 sampai sekarang. Menikah dengan Hasrudin ST.,M.Si pada tanggal 22 Oktober 2001 di Kendari dan telah di beri karunia oleh Allah SWT, tiga orang anak masing-masing Muhammad Nur Akbar Hasrudin, Muhammad Adhitya dan Atikah Dewi Muthmainnah. Penulis menyusun tesis dengan judul “ Penerapan Strategi Pembelajaran Reciprocal Berbasis Kooperatif tipe Jiqsaw Untuk Meningkatkan Pengetahuan Konseptual Hidrokarbon dan Keterampilan Sosial Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”. Penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Pascasarjana. Penulis berharap dengan adanya tesis ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis, guru-guru, dan pembaca dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan di bidang kimia.