Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS Sukarjo SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan, kab. Langkat
Abstract: This research applies cooperative learning model Team Assisted Individualization (TAI) as an effort to improve student learning outcomes IPS. The application of the model in action research conducted during two cycles with two meetings (KBM) each cycle. The subjects were all students of class IX-1 SMP Negeri 2 One Roof Batang Serangan odd Semester Academic Year 2015/2016 which amounted to 38 students. Student learning outcomes by implementing cooperative learning model TAI in social studies in the first cycle showed 19 students completed, the average value of 69.47 and the second cycle showed 34 students completed, the average value of 85.26 , The data analysis was an average student activity by both observers in the first cycle include writing and reading (43%), work (25%), ask peers (12%), ask the teacher (9%), and are not relevant to KBM (12%). While the average student activity by both observers in Cycle II include writing and reading (27%), work (43%), ask peers (17%), ask the teacher (10%), and are not relevant to KBM (3%). Thus an increase in students' learning activities by implementing cooperative learning model TAI. Keywords: Team Assisted Individualization
Abstrak: Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Penerapan model dilaksanakan dalam penelitian tindakan selama dua siklus dengan dua kali pertemuan (KBM) setiap siklusnya. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan Semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 38 siswa. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran IPS pada Siklus I menunjukkan 19 siswa tuntas, nilai rata-rata 69,47 dan pada siklus II menunjukkan 34 siswa tuntas, nilai rata-rata 85,26. Analisis data rata-rata aktivitas siswa menurut kedua pengamat pada siklus I antara lain menulis dan membaca (43%), bekerja (25%), bertanya sesama teman (12%), bertanya kepada guru (9%), dan yang tidak relevan dengan KBM (12%). Sedangkan rata-rata aktivitas siswa menurut kedua pengamat pada Siklus II antara lain menulis dan membaca (27%), bekerja (43%), bertanya sesama teman (17%), bertanya kepada guru (10%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3%). Dengan demikian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Kata kunci: Team Assisted Individualization
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
Berdasarkan pengalaman mengajar, peneliti menemukan bahwa bidang studi IPS adalah bidang studi yang kurang diminati oleh siswa karena pada bidang studi IPS siswa dituntut untuk berwawasan luas dan banyak menghapal sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar IPS yang masih rendah dan belum mencapai target yang ingin dicapai seperti yang terjadi pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan T.P. 2015/2016. Pada ulangan harian yang dilakukan, diperoleh bahwa hanya 26 dari 38 siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Ini menunjukkan hasil belajar siswa belum mencapai target yang ingin dicapai. Selain rendahnya minat siswa dalam bidang studi IPS, peneliti juga menyadari bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan pembelajaran yang diterapkan masih dengan pembelajaran konvensional yang bersifat teacher center. Peneliti menggunakan metode ceramah dan siswa hanya pasif mendengar. Sehingga siswa terbiasa untuk tidak mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran dan hanya menunggu informasi yang diberikan oleh guru. Akibatnya aktivitas siswa rendah dan siswa menjadi malas belajar, serta siswa tidak kreatif dan menjadi pasif. Aktivitas siswa yang rendah ini mengindikasikan hasil belajar yang akan dicapai juga rendah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan pemahaman peneliti ialah dengan melakukan penelitan tindakan kelas. Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan model pembela-
jaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan materi yang diajarkan ialah materi Uang dan Lembaga Keuangan. Melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa yang lemah dan yang baik mampu bekerja sama dan diharapkan secara tidak langsung siswa yang lemah dalam mata pelajaran tertentu tidak segan berkomunikasi dengan siswa yang dianggap mampu. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Sehingga siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, tidak hanya tergantung kepada guru saja. Pembelajaran TAI memungkinkan siswa-siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan serta ketrampilan mereka dalam berbagai macam tatanan di sekolah dan di luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial. Dengan model pembelajaran TAI ini juga siswa diharapkan menjadi lebih aktif dengan adanya kegitan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugastugas yang dianggap sulit dan hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
METODE Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas 1 Menulis dan membaca 2 Mengerjakan LKS 3 Bertanya pada teman 4 Bertanya pada guru 5 Yang tidak relevan Jumlah bertempat di Kwala Sawit Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 selama 5 (lima) bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan Juni 2016. Penelitian dikenakan pada siswa-siswi kelas IX-1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan yang berjumlah 38 siswa. Instrumen penelitian disusun melalui diskusi kolaborasi antara peneliti dengan guru sejawat. Perangkat Siklus I disusun dalam perencanaan Siklus I. Sementara dalam Siklus II perangkat disusun dalam perencanaan Siklus II, ini dimaksudkan agar teridentifikasi kelemahan pembelajaran dan tersusun rencana yang direvisi terlebih dahulu. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ketika ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 85%. Atau paling tidak 85% siswa dalam kelas mendapatkan perolehan nilai mencapai KKM IPS kelas IX-1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan sebesar 75.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I
Skor 23 13,75 6,75 4,75 6,75 55
Proporsi 42% 25% 12% 9% 12% 100 %
Permasalahan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP 1 dan 2, LKS 1 dan 2 soal tes formatif 1 serta alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi aktivitas. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus I dilaksanakan pada Rabu tanggal 21 Oktober 2015 dengan diikuti 38 siswa. Pertemuan kedua pada Rabu, 28 Oktober 2015 di Kelas IX-1 dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Observasi Observasi dilakukan selama siswa bekerja kelompok. Dengan 5 indikator pengamatan yang telah disusun maka terkumpul data aktivitas belajar siswa. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa disajikan dalam Tabel 1. Pengelolaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa yang masih buruk ternyata berdampak pada hasil belajar siswa yang belum sesuai harapan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes hasil belajar sebagai Formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada Siklus I. Adapun data hasil penelitian pada Siklus I disajikan dalam Tabel 2.
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan kelemahan dalam Siklus I sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok belum tampak, lebih banyak kegiatan baca tulis karena kebingungan siswa menginduksi data. 2. Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti mengerjakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada temannya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 3. Beberapa orang siswa masih ada yang pindah menggabungkan diri kekelompok laindan mengabaikan kelompoknya sendiri
yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi aktivitas dan pengelolaan pembelajaran. Merujuk hasil refleksi Siklus I maka tindakan perbaikan yang ditempuh untuk Siklus II adalah: 1. Sebelum pembelajaran, peneliti sebagai guru mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan guru sejawat dan nara sumber. 2. Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI peneliti memberikan pengarahan secara detail kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI serta tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung dalam pelaksanaan pembelajaran dan mudah untuk mengikuti pembelajaran. 3. Untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelompok, Peneliti memberikan peringatan bahwa jika terdapat siswa yang membuat gaduh, tidak mengikuti pelaksanaan dengan seksama, maka akan dicatat dan akan mempengaruhi nilai siswa (semua siswa dalam kelas mendengarkan informasi dari guru dan tenang). 4. Peneliti memberikan perhatian terhadap siswa yang membuat gaduh, dengan begitu siswa yang membuat gaduh tersebut akan lebih tenang, sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar.
Siklus II Alternatif Pemecahan Masalah Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP 3 dan 4, soal tes hasil belajar Siklus II dan lembar kerja siswa serta alat-alat pengajaran
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus II dilaksanakan pada Rabu tanggal 11 November 2015 dengan diikuti 38 siswa. Pertemuan kedua pada Rabu tanggal 18 November 2015 di Kelas IX-1 dengan
Tabel 2. Deskripsi Data Formatif I Nilai Frekuensi Rata-rata 40 8 60 11 80 12 69,47 100 7 Jumlah 38
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aktivitas 1 Menulis dan membaca 2 Mengerjakan LKS 3 Bertanya pada teman 4 Bertanya pada guru 5 Yang tidak relevan Jumlah jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Observasi Pengamatan Siklus II dilakukan oleh pengamat yang sama dengan siklus sebelumnya. Data hasil observasi aktivitas belajar Siklus II disajikan dalam Tabel 3. Membaiknya pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas belajar siswa berdampak pula pada peningkatan hasil belajar siswa di akhir Siklus II. Pada akhir proses belajar mengajar Siklus II siswa diberi tes hasil belajar sebagai Formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada Siklus II. Adapun data hasil penelitian pada Siklus II disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Data Formatif II Nilai Frekuensi Rata-rata 60 4 80 20 100 14 85,26 Jumlah 38 60 4 Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
Skor 14 22,5 9 5,25 1,75 55
Proporsi 27% 43% 17% 10% 3% 52,5
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Hasil belajar siswsa pada Siklus II mengalami peningkatan dan mencapai ketuntasan. Pembahasan Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tindakan berdasarkan analisis data kualitatif hasil penelitian dari kerja kolaborasi antara peneliti, guru sejawat, nara sumber dan pembimbing penelitian yang terlibat dalam kegiatan ini, sebelum dan sesudah penelitian yang dibuat oleh guru yang melakukan tindakan kerja kolaborasi dimulai: (1) dialog awal; (2) perencanaan tindakan: (a) identifikasi masalah yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa dan penyebabnya, (b) perencanan solusi masalah; (3) pelaksanaan tindakan; dan (4) evaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Data aktivitas belajar siswa
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
meningkat dan semakin aktif. Hal ini terlihat dari aktivitas menulis dan membaca yang turun dari 42% menjadi 27% yang menunjukkan ketergantugan siswa terhadap buku berkurang, kemungkinan siswa sudah mulai membaca buku dirumah sebelum memulai pembelajaran. Aktivitas mengerjakan LKS meningkat dari 25% menjadi 43% yang menujukkan siswa sudah aktif dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam LKS, bertanya pada teman meningkat dari 12% menjadi 17% menunjukkan siswa sudah mulai saling berdiskusi sesama teman, bertanya pada guru meningkat dari 9% menjadi 10% menunjukkan siswa sudah berani bertanya serta mengemukaan pendapatnya kepada guru, dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM menurun dari 12% menjadi 3% menunjukkan kegiatan belajar mengajar sudah kondusif. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu pada Formatif I siswa yang tuntas berjumlah 19 orang dengan rata-rata kelas 69,47, berarti ketuntasan klasikal pada Siklus I 50% dan belum mencapai indikatir keberhasilan sehingga penelitian dilanjutkan pada Siklus II. Pada Formatif II siswa yang tutas berjumlah 34 orang dengan ratarata kelas 85,26. Berarti ketuntasan klasikal mencapai 89% dan sudah mencapai indikator keberhasilan sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di Kelas IX1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan T.P. 2015/2016. Mekipun telah tercapai ketuntasan belajar pada siklus I, namun selama pengamatan terhadap kegiatan
siswa tindakan I siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan, yaitu: a. Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti mengerjakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada temannya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. b. Beberapa orang siswa menggangu dalam pelaksanaan persentase. Kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan melakukan tindakan–tindakan. Adapun solusi yang diterapkan pada pelaksanaan siklus II dari hasil refleksi di atas antara lain: a. Peneliti memberikan peringatan agar setiap siswa mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok. Bagi siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, akan dikurangi nilainya. b. Beberapa orang siswa yang menggangu teman yang lain pada saat pelaksanaan pembelajaran menjadi perhatian khusus dan mendapat pengawasan lebih peneliti.
SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
ISSN 2407-0769 e-ISSN 2549-4694
Jurnal Pena Edukasi Vol. 4 No. 2, Maret 2017
b.
kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran IPS pada Siklus I menunjukkan 19 siswa tuntas, nilai rata-rata 69,47 dengan kelas tidak tuntas dan pada Siklus II menunjukkan 34 siswa tuntas, nilai rata-rata 85,26 dengan kelas tuntas. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar siswa di kelas IX-1 SMP Negeri 2 Satu Atap Batang Serangan. Analisis data rata-rata aktivitas siswa menurut kedua pengamat pada siklus I antara lain menulis dan membaca (43%), bekerja (25%), bertanya sesama teman (12%), bertanya kepada guru (9%), dan yang tidak relevan dengan KBM (12%). Sedangkan
rata-rata aktivitas siswa menurut kedua pengamat pada Siklus II antara lain menulis dan membaca (27%), bekerja (43%), bertanya sesama teman (17%), bertanya kepada guru (10%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3%). Dengan demikian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang berpusat pada siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas mengerjakan LKS dan penurunan aktivitas membaca/menulis serta aktivitas yang tidak relevan dengan KBM.
DAFTAR PUSTAKA
Feryanto, A., dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas IX, Jakarta: Penerbit Intan Pariwara. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Nurhadi, dkk. 2009. Jelajah Cakrawala Sosial 3: Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Citra Praya. Nurulita. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Rosdiana. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Citapustaka Media
Sani,
R.A. & Sudiran. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito