perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh: ANDREAS AGUNG ADI KUNCORO K5407010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: ANDREAS AGUNG ADI KUNCORO K5407010
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Andreas Agung Adi Kuncoro. K5407010. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui peningkatan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups; (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) Siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai subyek penelitian sebanyak 33 orang, data yang dapat diperoleh antara lain informasi mengenai minat dan hasil belajar geografi setelah PTK dilaksanakan; (2) Guru pengampu mata pelajaran geografi kelas X-2, data yang diperoleh mengenai minat belajar serta hasil belajar awal siswa, sebelum perlakuan; (3) Dokumen atau arsip mengenai data siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali; (4) Peristiwa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta penggunaan media mock-ups ketika sedang dilakukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Angket (check list); (2) Tes hasil belajar geografi; (3) Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan minat serta hasil belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer. Terjadi peningkatan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer, dengan rata-rata skor sebesar 95,393, sehingga minat belajar siswa tergolong baik. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif. Ketuntasan belajar pada kondisi awal sebesar 12 % setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 meningkat menjadi 91 % . Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 58,18 meningkat menjadi 81,81 %.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Andreas Adi Agung Kuncoro. K5407010. APPLYING THE MODEL OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BY USING MOCKS UPS LEARNING MEDIA TO IMPROVE INTEREST AND RESULT LEARNING OF GEOGRAPHY SUBJECT ON THE BASIC MATERIAL IS LITHOSFER DYNAMICS. (Classroom Action Research at Second Grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in the Academic Year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, january 2012. The Objective of this research is to know (1) Improving of learning interest in basic geography material is lithosfer dynamics of second grade student of SMA Negeri 1 Ngemplak- Boyolali in academic year 2010/2011. Applying the model of STAD learning by using mocks up learning media. (2) To know improving of geography learning result on the basic material is lithosfer dynamics, second grade student of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in 2010/2011 Academic year by applying the model of STAD learning and mocks ups learning media. This research is Classroom Action Research. The subject of this research is (1) The student of second grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali as many as 33 students. The data was about interest and result of geography learning. After doing Classroom Action Research method ; (2) Before doing Classroom Action Research, the teacher of geography subject got interest and the result of learning. (3) The data about second grade students of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. (4) The activities as long as applied STAD cooperative learning. The technique of collecting data are; (1) Check list, (2) Test of geography learning, (3) Documentation. The technique of analyzing used descriptive qualitative. Based on the result of research, it can be concluded that applied of STAD learning with Mocks Ups media can improve the interest and result learning in lithosfer dinamics as basic geography material. The improving of interest is 27 % by mean 95.393 so that it is classified as good result in interest result. The result of student learning can be see from the result of cognitive test. The complete learning in the beginning is 12% after remedial in cycle 1 increase to 91 %. The mean class in the first condition is 58,18 % increase to 81,81 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan bijak adalah sumber dari semua kekayaan.
(Mario Teguh)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai wujud rasa sayang dan cinta kasihku kepada: 1. Ibu
dan
bapak
atas
segala
pengorbanan
setulusnya. 2. Kakakku
yang
sekaligus
sebagai
teman
terdekatku. 3. Ibu Darsi Nuryani atas segala upaya dan jasanya sehingga terciptalah karya tulis ini. 4. 5. Almamater
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini banyak diketemukan hambatan, namun dengan bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penelitian untuk menyusun skripsi. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 4. Dr. Sarwono, M.Pd, selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran membimbing serta mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Setya Nugraha, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahakan peneliti serta telah memberikan pelajaran-pelajaran yang tidak bisa didapatkan dari bangku akademis. 6. Drs. Wakino, M.S, selaku pembimbing akademik, yang dengan sabar memberikan banyak bimbingan selama ini. 7. Seluruh Dosen Program Studi Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama ini. 8. Drs. Tri Wahyudi, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Ngemplak Boyolali, yang telah memberikan izin penelitian.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Ibu Darsi Nuryani, M.Pd, selaku guru pengampu Geografi SMA Negeri I Ngemplak
Boyolali,
yang
telah
banyak
membantu,
mengusahakan,
membimbing, serta mengarahkan peneliti. 10. Siswa - siswi kelas X-2 SMA Negeri I Ngemplak Boyolali atas kerjasamanya selama penelitian dilakukan. 11. Sahabat
sahabat Geografi angkatan 2007, terimakasih atas kebersamaannya
selama ini. 12. Sahabatku Puput yang telah membantu mengolah data serta semangatnya. 13. Dindin Rafiudin, Eri Setiawan, Beti Nias Rokah, Frediastuti Andriyana, Khaerul Insani, Noeranti Amrikasari (debrain). Bersyukur punya sahabat seperti kalian. 14. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu pesatu. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta Januari 2012 Penulis
Andreas Agung Adi Kuncoro K5407010
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7 1. Model Pembelajaran Kooperatif STAD ................................. 7 2. Media mock-ups.................. ................................................... 11 3. Minat Belajar Geografi .......................................................... 17 4. Hasil Belajar Geografi..................................... ...................... 18 B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 19 C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 28 D. Pengajuan Hipotesis ................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31 1. Tempat Penelitian ................................................................... 31
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Waktu Penelitian..................................................................... 31 B. Metode Penelitian ........................................................................ 32 C. Sumber Data .............................................................................. 33 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 36 F. Indikator Kinerja .......................................................................... 37 G. Prosedur Penelitian .................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 43 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 43 1. Lokasi Penelitian Secara Umum ............................................. 43 2. Profil Sekolah ......................................................................... 43 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 45 1. Kondisi Awal Minat belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 .............................................................................. 45 2. Tindakan Siklus I ................................................................... 45 a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 45 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 46 c. Pengamatan Siklus I ......................................................... 48 d. Refleksi Siklus I .............................................................. 48 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 53 1. Minat Belajar Siswa ................................................................ 53 2. Hasil Belajar Siswa ................................................................. 54 3. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 55 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 57 A. Simpulan ..................................................................................... 57 B. Implikasi ..................................................................................... 57 C. Saran ........................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59 LAMPIRAN ................................................................................................... 61
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Kompetensi Dasar Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Semester 1 .............................................. 4 Tabel 2. Tabel Skor Perkembangan Individu Model STAD .......................... 10 Tabel 3. Kelompok Media Pembelajaran ....................................................... 15 Tabel 4. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 23 Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ........................................ 31 Tabel 6. Kisi
kisi Angket Pengukuran Minat Belajar Geografi .................. 34
Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus 1 ......................................... 35 Tabel 8. Rincian Kegiatan Belajar Siklus 1 .................................................. 40 Tabel 9. Skor Perkembangan Individu Siklus I ............................................. 48 Tabel 10. Kriteria Minat Belajar Siswa Dalam Belajar Geografi .................. 49 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ................................................. 51 Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 ................................................ 52 Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Geografi ......................... 54
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale ............................................................ 13 Gambar 2. Alur Pemikiran Penelitian ............................................................ 30 Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ................................. 32 Gambar 4. Peta Citra SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali ............................. 44 Gambar 5. Grafik Minat Belajar Siswa Siklus 1 ............................................ 50 Gambar 6. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I ............ 51 Gambar 7. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1 .............................................. 52 Gambar 8. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar ........................... ..54
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Lampiran 3. Angket Pengukuran Minat Belajar Geografi Lampiran 4. Soal Tes Siklus I Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Siklus I Lampiran 6. Daftar Kelompok Siklus I Lampiran 7. Soal Berkelompok Lampiran 8.Daftar Nilai Semester I Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2010/2011 Lampiran 9. Daftar Nilai Uji Kompetensi III Lampiran 10. Hasil Skoring Minat Belajar Siswa Lampiran 11. Daftar Nilai Siklus I Lampiran 12. Tabel Uji Validitas Untuk Soal 1
20 (Tahap 1)
Lampiran 13. Tabel Uji Validitas Untuk Soal 1
20 (Tahap 2)
Lampiran 14. Tabel Uji Reliabilitas Untuk Soal 1 - 20 Lampiran 15. Tabel Uji Taraf Kesukaran Untuk Soal 1-20 Lampiran 16. Tabel Daya Pembeda Untuk Soal 1 - 20 Lampiran 17. Tabel Uji Validitas Untuk Soal 21
25
Lampiran 18. Lembar Skor Perkembangan Individu Siklus I Lampiran 19. Lembar Hasil Kerja Kelompok Siklus I Lampiran 20. Penghargaan Kelompok Lampiran 21. Materi Pelajaran Dinamika Lithosfer Lampiran 22. Media Mock-Ups Lampiran 23. Foto Lampiran 24. Surat
foto Penelitian surat izin Penelitian
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan melakukan perubahan kurikulum. Pada tahun 2001/2002 telah diperkenalkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum 1994. Kini Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diberlakukan tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh
dikembangkan
masing-masing
melalui
upaya
satuan
pendidikan
pemberdayaan
tenaga
(sekolah). kependidikan
KTSP dan
sumberdaya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belajar di lingkungan masing-masing tingkat satuan pendidikan (sekolah). Beberapa upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk memperbaiki mutu hasil belajar tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta dengan pemilihan media belajar yang tepat. Tercapainya keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang diidamkan
dalam
pelaksanakan
pendidikan
di
sekolah.
Dalam
proses
pembelajaran, komponen utama adalah siswa dan guru. Pembelajaran TCL (Teacher Centered Learning) sekarang ini masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran TCL adalah praktis dan tidak banyak menyita waktu. Guru hanya menyajikan materi secara teoritik dan abstrak sedangkan siswa pasif, siswa hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar rendah. Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Model pembelajaran tradisional dewasa ini mulai ditinggalkan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
berganti dengan model yang lebih modern. Model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif ini dimaksudkan agar dapat merubah pembelajaran yang masih bersifat Teacher centered menjadi student oriented. STAD merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif. Model ini menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi serta membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran STAD yang diterapkan pada materi pokok dinamika lithosfer akan dapat membantu peserta didik untuk menemukan serta membangun sendiri pemahaman pada materi pokok tersebut, sehingga ini akan dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dalam membentuk konsep suatu materi, menemukan gambaran-gambaran melalui pengalaman dalam kerja sama kelompok. Selain dengan penggunaan model mengajar, hal penting yang perlu diperhatikan oleh pendidik untuk meningkatkan minat serta hasil belajar antara lain dengan pemilihan media belajar. Pemilihan media belajar yang sesuai dengan topik yang diajarkan dapat mewakilkan persepsi guru dalam menyampaikan informasi, sehingga siswa akan dapat dengan mudah memahami persepsi guru dari suatu materi. Salah satu fungsi dari media belajar adalah menyajikan informasi, ide, serta konsep. Media belajar dapat membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematis , sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari geografi. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini sekolah lebih memilih media komputer sebagai sarana penyampaian materi pelajaran. Guru menilai penggunaan media ini akan lebih praktis serta sangat baik dalam menjelaskan seluruh dimensi pelajaran. Padahal sebenarnya tidak ada satupun media yang paling sempurna untuk menjelaskan seluruh materi pelajaran. Sebagai contoh dalam materi pokok dinamika lithosfer, pada materi ini banyak membahas mengenai suatu proses. Proses akan lebih menarik serta lebih mudah dipahami apabila disampaikan melalui media yang nyata, tiga dimensi, serta dapat disentuh sehingga siswa akan lebih terbawa dalam penjelasan proses tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media mock-ups dalam materi pokok ini. Konkretnya pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran tidak lepas dari kehadiran media. Hal ini dijelaskan dalam kerucut pengalaman Dale. Dalam kerucut pengalaman tersebut menjelaskan mengenai derajat kekonkretan serta keabstrakan dari berbagai pengalaman. Media mock-ups merupakan tahapan ke delapan (demonstrasi) dari kerucut pengalaman tersebut. Penggunaan media ini dimaksudkan agar dapat memperkecil derajat keabstrakan dari suatu materi, sehingga pada akhirnya dengan media ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah atas (SMA). Sebagian besar siswa menganggap geografi merupakan mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sebenarnya hal ini dapat dihindari apabila guru lebih cermat dalam menentukan strategi belajar. Selain itu banyak dilontarkan isu bahwa mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak. Salah satu materi tersebut adalah pokok bahasan dinamika lithosfer. Dalam pokok bahasan ini diperlukan media baik itu berupa gambargambar, video, maupun visualisasi dalam bentuk animasi. Misalnya ketika dalam menjelaskan
pergerakan
lempeng
tektonik,
diperlukan
visualisasi
guna
menggambarkan apa yang dicontohkan. Dengan hadirnya media ini, diharapkan dapat merubah materi yang masih bersifat abstrak menjadi bahasa yang lebih konkret, sehingga dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Minat belajar siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali untuk belajar geografi cenderung kurang. Berdasarkan hasil observasi dari keseluruhan jumlah siswa, sebanyak 24 atau 73% siswa berminat baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari angka tersebut, dapat dikatakan proses belajar mengajar di lokasi penelitian kurang optimal sehingga ini mempengaruhi nilai komulatif siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang paling rendah. SMA Negeri 1 Ngemplak menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70,0 untuk mata pelajaran geografi, berdasarkan data yang diperoleh dari guru pengampu ternyata banyak siswa yang belum memenuhi kriteria tersebut,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
berikut ini adalah hasil rata-rata nilai uji kompetensi siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak pada semester 1. Tabel 1. Nilai Rata-Rata Kompetensi Dasar Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Semester 1 Kompetensi dasar
Hasil belajar
1 2 3 4
59,39 39,75 58,18 59,39
Nilai rata-rata kompetensi dasar semester 1
54
Sumber: Guru Pengampu Geografi SMA Negeri 1 Ngemplak Dari tabel 1 ternyata nilai uji kompetensi kelas X-2 belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas X-2 dengan harapan dapat meningkatkan minat maupun hasil belajar melalui penerapan model belajar kooperatif STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) disertai penggunaan media belajar Mock-ups. Bertolak dari latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian ini PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/201
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan model STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011? 2. Apakah penerapan model STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui peningkatan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
STAD
disertai
penggunaan media belajar mock-ups. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011
dengan
menerapkan
model
penggunaan media belajar mock-ups.
commit to user
pembelajaran
STAD
disertai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan: 1. Manfaat praktis: Memberikan masukan kepada tenaga pengajar pendidikan geografi, khususnya dalam proses pembelajaran materi dinamika lithosfer, agar lebih cermat dalam menentukan model pembelajaran serta pemilihan media belajar sehingga tercapai tujuan yang baik, efektif, dan efisien. 2. Manfaat Teoretis: a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam materi pokok dinamika lithosfer. b. Dapat memberikan informasi kepada tenaga pengajar mengenai manfaat
yang bisa diperoleh dari penerapan model pembelajaran STAD dengan penggunaan media mock-ups dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pokok dinamika lithosfer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) STAD (Student Team Achivement Division) merupakan salah satu bentuk dari model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki pengertian sebagai suatu tindakan belajar bersama yang di dalamnya mengandung unsur kerja sama dan saling membangun antar anggota kelompok dalam suatu kerja. Menurut Slavin (1995:4) pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi-materi pelajar Lie (2008) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Isjoni (2007:16) menyatakan cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif yang tidak peduli pada yang lain. Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran kooperatif dapat dikatakan sebagai bentuk kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented) yang dalam pelaksanaannya siswa dibagi dalam kelompok-kelompok belajar, para anggota dalam kelompok belajar bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2008:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
yang harus ditetapkan yaitu : (a) Saling ketergantungan positif, (b) Tanggung jawab perseorangan, (c) Tatap muka, (d) Komunikasi antar anggota, (e) Evaluasi proses kelompok. Saling ketergantungan positif memiliki pengertian dalam kerja kelompok setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil sehingga guru harus menciptakan suasana yang mendorong agar siswa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang di sebut saling ketergantungan positif. Tanggung jawab perseorangan memiliki pengertian dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik karena penilaian dilakukan secara sendiri dan kelompok. Nilai kelompok
anggota menyumbangakan poin di atas nilai rata-rata mereka. Ini berarti setiap siswa berprestasi tinggi atau rendah, mempunyai kesempatan untuk memberikan kontribusi. Siswa yang berprestasi tinggi tidak merasa dirugikan karena nilai yang disumbangkan adalah sisa dari nilai rata-ratanya. Siswa yang berprestasi kurang akan terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka sehingga dapat menaikkan nilai pribadi mereka sendiri. Tatap muka memiliki maksud setiap kelompok harus
diberikan
kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi. Komunikasi antar anggota yaitu dalam pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Komunikasi yang baik antar anggota sangat diharapkan demi tercapainya tujuan bersama. Evaluasi proses kelompok adalah bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif, guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Menurut Isjoni (2007:51) Model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi 5, yaitu: (a) Student Team Achivement Division (STAD), (b) Jigsaw, (c) Group Investigation (GI), (d) Rotating Trio Exchange, (e) Group resume, ke lima model ini memiliki kelebihan serta kelemahan masing-masing. Dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif disesuaikan dengan situasi, kondisi, maupun permasalahan yang sedang dihadapi guru di kelas sehingga pembelajaran dapat efektif. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achivement Division) dalam upaya untuk memperbaiki minat serta hasil belajar geografi. Model STAD dikembangkan oleh Slavin, model ini menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahap, Isjoni (2009:51) membagi ke lima tahap tersebut sebagai berikut: (a) Tahap penyajian materi, (b) Tahap kegiatan kelompok, (c) Tahap tes individual, (d) Tahap penghitungan skor perkembangan individu, (e) Tahap pemberian penghargaan kelompok. Tahap penyajian materi merupakan tahap bagi guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasayarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Mengenai teknik penyajian materi pelajaran dapat dilakukan secara klasikal ataupun melalui audiovisual. Lamanya presentasi dan beberapa kali harus dipresentasikan bergantung pada kekomplekan materi yang akan dibahas. Tahap kegiatan kelompok yaitu pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. Tahap tes individual merupakan suatu tahapan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai. Tahap penghitungan skor perkembangan individu dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester I. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. Adapun penghitungan skor perkembangan individu pada penelitian ini diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan Slavin seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 2. Tabel Skor Perkembangan Individu Model STAD Skor tes
Skor perkembangan individu
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
5
10 hingga 1 poin dibawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin diatasnya
20
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
30
(Slavin, 1995: 80) Tahap pemberian penghargaan kelompok diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Adapun
kriteria
yang
digunakan
untuk
menentukan
pemberian
penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut: a) Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik b) Kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat c) Kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD,
Model pembelajaran ini dipilih dimaksudkan agar dapat merubah proses pembelajaran yang bersifat teacher centered menjadi student oriented, pada materi pokok dinamika lithosfer ini siswa dibagi menjadi 6 kelompok, 1 kelompok terdiri dari ±5 orang anggota. Kelompok yang beranggotakan 4-6 kelompok terbukti lebih sepaham dalam penyelesaian masalah. Pembelajaran model ini akan dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dalam membentuk konsep suatu materi, menemukan gambaran-gambaran melalui pengalaman dalam kerja sama kelompok. 2. Media Mock-Ups Sadiman (1990:6) Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari k pengantar.
medium
Media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim ke
penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology / AECT) di Amerika misalnya membatasi untuk menyalurkan pesan/ informasi.
untuk membawakan / menyampaikan isi pengajaran ke dalamnya termasuk buku, film, video tape, sajian, slide, dan sebagainya, termasuk suara guru dan perilaku non verbal. Romiszowski (1988) dalam Wibawa dan Mukti (2001:12) menyatakan
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadang-kadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu secara lebih lengkap. Berdasarkan batasan pengertian media di atas, maka dapat disimpukan bahwa media adalah segala sesuatu yang terdiri atas perangkat keras (alat fisik) maupun perangkat lunak (isi pelajaran) yang berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan informasi kepada peserta didik sehingga akan mempermudah proses belajar mengajar. Pemanfaatan media harus diintegrasikan dengan tujuan pengajaran, isi pelajaran dan metode mengajar untuk memperjelas, memperluas, memperdalam dan mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi pelajaran yang disampaikan guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Hamalik (1989:12) Ada beberapa ciri-ciri umum media pembelajaran adalah sebagai berikut: (a) Media pembelajaran identik artinya dengan keperagaan yang berasal
diamati melalui panca indera kita, (b) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat, (c) Media pembelajaran digunakan dalam angka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa (d) Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik diluar maupun di dalam kelas, (e) Berdasarkan c dan d, maka pada dasarnya media pembelajaran merupakan suatu perantara (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan, (d) Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat kaitannya dengan metode pendidikan, (e) Karena itu, ". Untuk lebih mengkonkretkan penyajian pesan, sekitar pertengahan abad 20 mulai digunakan alat audio sehingga lahirlah istilah alat bantu audiovisual. Usaha tersebut terus berlanjut. Edgar Dale mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang paling konkret sampai dengan yang paling abstrak. Klasifikasi ini dikenal dengan nama kerucut pengalaman Dale,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
berikut ini adalah gambar kerucut pengalaman tersebut
(Miarso,1984:51) Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale Wibawa dan Mukti (2001: 23) menjelaskan kerucut pengalaman diatas dimulai dengan siswa sebagai peserta dalam pengalaman langsung, kemudian bergerak ke siswa sebagai pengamat kejadian nyata, terus ke siswa sebagai pengamat kejadian tiruan atau yang dimediakan (mediated event), dan berakhir ke siswa yang mengamati simbol-simbol yang menghadirkan suatu peristiwa tertentu dengan demikian makin kebawah letaknya suatu jenis pengalaman dalam kerucut pengalaman ini makin besar derajat kekonkretannya. Dalam media-grafika.com mengemukakan mengenai manfaat media pembelajaran, yaitu : (a) Membuat konkret konsep yang abstrak, (b) Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar, (c) Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi, (d) Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, (e) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat, (f) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
dengan lingkungannya, (g) Membangkitkan motivasi belajar, (h) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar, (i) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, (j) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang), (k) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. Selain manfaat ada juga sejumlah nilai praktis dari media pembelajaran. Hamalik (1989:19) menguraikannya sebagai berikut: (a) Media pembelajaran melampaui batas pengalaman pribadi siswa, (b) Media pembelajaran melampaui batas-batas ruangan kelas, (c) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya. Dalam pengajaran tradisional para siswa hanya membicarakan tentang fakta dengan jalan mendengarkan ceramah atau membaca buku, jadi tidak ada kontak langsung. Dengan pengajaran modern menggunakan media pembelajaran para siswa dapat diperkenalkan langsung dengan benda sesungguhnya, (d) Media pembelajaran dapat memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti. Belajar dengan menggunakan media sangat ekonomis dan tidak membuangbuang waktu dan tenaga. Sering terjadi pengertian siswa keliru tentang sesuatu karena penjelasan guru yang salah atau karena guru sulit menerangkan berhubung hal tersebut sangat abstrak, (e) Media pembelajaran membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Melalui alat, siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya. Dengan demikian persepsi akan menjadi lebih tajam dan pengertian akan menjadi lebih tepat. Dan menimbulkan keinginan dan minat belajar yang baru, (f) Media pembelajaran akan menimbulkan motivasi perangsang kegiatan belajar. Media pembelajaran akan memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan guru agar penggunaan media itu efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, minat anak, seusia dengan perkembangan kematangan dan pengalaman dengan sendirinya yang sesuai dengan subyek yang dipelajari. Prinsip utama adalah pemilihan, oleh karena itu harus didasarkan pada tujuan belajar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
ditentukan dengan mengingat karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajar. Berikut merupakan tabel kelompok media pembelajaran Tabel 3. Kelompok Media Pembelajaran Kelompok Media
Media Pembelajaran
i. Audio
Pita audio (rol atau kaset) Piringan audio Radio (rekaman siaran)
ii. Cetak
Buku teks terprogram Buku pegangan / Manual Buku tugas
iii. Audio - cetak
Buku latihan dilengkapi kaset atau pita audio Pita, gambar, bahan (dilengkapi) dengan suara pita audio
iv . Proyeksi visual diam
Film bingkai (slide) Film rangkai (berisi pesan verbal)
v. Proyeksi visual diam dengan audio
Film bingkai (slide) suara Film rangkai suara
vi. Visual gerak
Film bisu dengan judul (caption)
vii. Visual gerak audio
dengan
Film suara Video
viii. Benda
Benda nyata Model tiruan (mock-ups)
ix. Manusia dan sumber lingkungan
-
x. Komputer
Program pembelajaran terkomputer (CAI)
(Miarso, 1984:71) Mock-ups merupakan media yang digunakan dalam penyampaian materi dinamika lithosfer. Menurut Wibawa dan Mukti (2001:78) Mock-ups adalah perwujudan tiruan atau penyederhanaan suatu benda. Susunan bagian pokok dari suatu suatu sistem yang rumit disederhanakan sehingga mudah dimengerti siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Menurut Rumampuk (1988:36), Mock-ups adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu benda asli. Pada mock-ups yang ditonjolkan yaitu bagian-bagian dasar saja, yaitu yang perlu diketahui siswa sedang bagian yang dianggap kurang penting dihilangkan. Dikatakan mock-ups karena menunjukkan suatu tiruan dari benda asli, tetapi tiruannya mungkin tidak sama dengan penampilan model yang sebenarnya. Oleh karena itu elemen-elemen tertentu pada benda asli dihilangkan untuk memusatkan perhatian siswa pada elemen lain yang ada. Mock-ups dalam (mrizal291.blogspot.com) adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih rumit. Susunan nyata dari bagian- bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti siswa. Dari pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan mock-ups adalah suatu model yang ukurannya bisa sama, lebih besar, ataupun lebih kecil dari pada aslinya, yang disederhanakan serta ditonjolkan bagian-bagian yang dianggap penting, sehingga aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti oleh siswa. Soetedjo (1988:52) mengemukakan tujuan pemakaian mock-ups antara lain: (a) Menunjukkan kepada anak benda dalam bentuk yang diperbesar atau diperkecil, (b) Memperlihatkan kepada anak
anak bagaimana konstruksi benda -
benda dan bagaimana cara kerjanya, (c) mengembangkan kreativitas anak, (d) mempertinggi perhatian, sehingga akan menimbulkan self activity, (e) mendorong anak untuk mengadakan penyelidikan lebih mendalam. Dalam materi dinamika lithosfer banyak membahas mengenai suatu proses. Proses akan sangat baik dijelaskan dengan media mock-ups, dikarenakan media ini berwujud nyata, tiga dimensi, serta dapat disentuh. Selain itu media ini jarang sekali digunakan oleh pendidik terkhusus pada mata pelajaran geografi. Media mock-ups yang dipakai dalam penelitian ini adalah handuk yang disusun untuk memvisualisasikan pergerakan lempeng tektonik bumi, bola plastik yang telah dibentuk sedemikian rupa untuk memvisualisasikan lapisan bumi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
balok kayu untuk menjelaskan patahan, graben dan horst, Serta malam (play dough) yang telah dibentuk sedemikan rupa untuk memvisualisasikan gunungapi. 3. Minat Belajar Geografi Tercapainya keberhasilan seorang individu tidak lepas dari besar kecilnya minat. Minat memiliki peranan yang penting dalam menentukan hasil belajar. Seorang siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran yang diikutinya, maka hasilnya diharapkan akan lebih baik dari pada yang tidak memiliki minat. Menurut Suryabrata (1988 : 109) Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Winkel (1991:105) berpendapat bahwa, minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Dari pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa seseorang jika berminat terhadap suatu obyek tertentu maka ia akan menekuni obyek tersebut.
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai ras akan memperhatikan dan mengenang bahan belajar yang disajikan guru. Juga secara terus menerus tertuju pada materi yang dipelajari dengan rasa senang akan mengenangkan mengingatnya. Ini berarti bahwa minat merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang menaruh perhatian terhadap seseorang, suatu benda atau suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian minat yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa seorang individu yang merasa tertarik terhadap suatu bidang atau obyek tertentu , sehingga timbul rasa senang dalam melakukan aktivitas didalamnya. Seseorang apabila menyukai sesuatu maka akan timbul minat untuk memperolehnya, begitu juga seperti apa yang diungkapkan oleh Winkel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
dari pendapat Winkel ini apabila diterapkan dalam dunia pendidikan maka dapat digambarkan dengan keadaan sebagai berikut: seorang siswa akan memiliki minat untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu apabila mereka menyukainya. Peran guru sebagai pendidik memiliki andil yang penting, karena apabila peserta didik menyukai suatu mata pelajaran tertentu, tidak lepas dari kontribusi seorang guru. Dalam penelitian ini data minat belajar geografi diperoleh dari hasil angket (kuesioner). Angket yang telah disebar dan diisi oleh siswa kemudian dilakukan pengolahan data, sehingga peneliti akan mengetahui siswa yang memiliki minat tinggi serta siswa yang berminat kurang dalam mempelajari geografi. Untuk mengukur minat belajar, peneliti menggunakan parameter perasaan, sikap, kesadaran serta kemauan. 4. Hasil Belajar Geografi Sudjana (2008: 22-
asil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya . Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) ketrampilan motoris. Berdasarkan definisi di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar meliputi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini menekankan pada aspek kognitif. Bloom dalam Purwanto (2004: 43) membagi tingkat hasil belajar dalam aspek kognitif menjadi enam, diantaranya: pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua unsur yang sangat penting, yaitu model pembelajaran dan media pembelajaran, kedua unsur ini saling berkaitan. Dalam penerapan model pembelajaran tertentu akan berpengaruh terhadap pemilihan media pembelajarannya. Dalam kegiatan belajar mengajar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
hendaknya guru menyesuaikan antara model pembelajaran, media pembelajaran serta materi pelajaran agar jalannya proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan dalam pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups digunakan sebagai sarana untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif pada materi pokok dinamika lithosfer. Dinamika lithosfer merupakan materi pelajaran yang diajarkan di kelas X-2 pada semester dua, dalam materi ini diperlukan adanya pembelajaran yang menarik agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Tes akhir siklus merupakan metode yang dipakai peneliti untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer. B. Penelitian yang Relevan 1. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Koopeatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa: Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 8 Surakarta. Penulis : Wiwin Setyowati (2009, Skripsi Pend.Fisika FKIP UNS) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa kelas X 10 semester ganjil SMA Negeri 8 Surakarta untuk pokok bahasan Dinamika Partikel. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas X-10 sebanyak 39 orang. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (a). Soal tes obyektif digunakan untuk mengukur hasil belajar Fisika siswa; (b). Lembar observasi keaktifan siswa digunakan untuk mengukur skor keaktifan siswa. Teknik analisis data terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Indikator kinerja yang harus dicapai adalah prestasi belajar Fisika siswa mencapai 80%. Prestasi belajar Fisika siswa meliputi hasil belajar Fisika dan keaktifan belajar. Dalam Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti membatasi sampai pada siklus II. Pada siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4
5 siswa. Apabila hasil
belajar Fisika dan keaktifan siswa pada siklus I belum memenuhi target indikator kinerja, maka akan dilakukan tindak lanjut pembelajaran siklus II (tetapi apabila hasil belajar Fisika dan keaktifan siswa sudah memenuhi target kinerja, maka siklus II tidak dilakukan). Sebagai tindak lanjut pembelajaran siklus I, guru harus lebih mampu mengorganisasikan siswa dan membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan.
Bentuk
perbaikan
tersebut
adalah
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai tindakan kelas yang ditambahi dengan pemberian motivasi, ice breaking, serta reward hasil. Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif STAD dalam pembelajaran Fisika
belum mampu meningkatkan
prestasi belajar Fisika siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan pada siklus I hasil belajar Fisika siswa baru mencapai 61 ,54% dan keaktifan belajar siswa baru mencapai 76,9% dari jumlah siswa. Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa penggunaan tipe STAD yang disertai dengan pemberian ice breaking dan reward hasil mampu meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa secara optimal, ini ditunjukkan dengan hasil belajar Fisika siswa yang telah mencapai 82,05% dan keaktifan belajar siswa telah mencapai 89,7% dari jumlah siswa. Hasil belajar Fisika siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 20,51% (siklus I = 61,54% dan siklus II = 82,05%). Keaktifan belajar siswa meningkat 12,8% dari siklus I ke siklus II (siklus I = 76,9% dan siklus II = 89,7%). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa kelas X-10 semester ganjil SMA Negeri 8 Surakarta untuk pokok bahasan Dinamika Partikel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Acheievement Division) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Pada Mata Diklat Negoisasi di SMK Sudirman I Wonogiri Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Penulis : Noer Fuadiyah Uyun (2009, Pend Ekonomi FKIP UNS) Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan : (1) Keaktifan siswa kelas II P2 SMK Sudirman 1 Wonogiri dalam mengikuti mata diklat Negoisasi memalui model pembelajaran kooperatif STAD, (2) Prestasi siswa kelas II P2 SMK Sudirman 1 Wonogiri dalam mengikuti mata diklat Negoisasi melalui model pembelajarn kooperatif STAD . Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II Program Keahlian Penjualan SMK Sudirman I Wonogiri yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) Observasi, (b) Wawancara, (c) Tes. Prosedur pnelitian meliputi tahap: (a) Perencanaan tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
3. Judul : Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar Geografi Siswa SMP Negeri 3 Karangpandan Tahun Pelajaran 2008/2009. Penulis : Tri Ariyanto (2009, Pend. Geografi FKIP UNS) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karangpandan tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan media grafis yang berupa bagan (chart). Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 3 Karangpandan tahun ajaran 2008/2009 dengan populasi sebanyak 117 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel atas berbagai pertimbangan tertentu. Ditentukan kelas VIII A sebagai sampel penelitian, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Sumber data penelitian ini adalah (1) Siswa SMP Negeri 3 Karangpandan, yaitu pelaksanaan kegiatan pembelajaran geografi di kelas VIII A; (2) informan, yaitu guru bidang studi geografi kelas VIII; (3) Dokumen, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus dan nstrumen penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket/ kuesioner dan tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media grafis yang berupa bagan (chart) dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karangpandan tahun pelajaran 2008 / 2009, khususnya pada materi yang berbentuk dskriptif seperti materi Lingkungan Hidup dan Pelestariannya., Hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif pada setiap siklus. Ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 55% meningkat 32.5% setelah perbaikan tindakan pada siklus II menjadi 87,5%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 65,2 meningkat menjadi 75,5 pada siklus II. Hasil penelitian minat belajar menunjukkan rata-rata skor siswa sebesar 97.875 dengan kategori minat siswa dalam pembelajaran tergolong baik.
commit to user
Peneliti
Wiwin Setyowati
No
1
Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan prestasi belajar
Achievement Division
(STAD) Untuk
bahasan Dinamika Partikel.
di SMAN 8 Surakarta.
pokok
Surakarta
Penelitian Tindakan Kelas untuk
semester ganjil SMA Negeri 8
X 10
Belajar Fisika Siswa:
kelas
Fisika
Meningkatkan Prestasi siswa
Penelitian
STAD
Tipe Student Team pada
pembelajaran kooperatif tipe Kelas (PTK).
model Penelitian Tindakan
Pembelajaran Koopeatif
apakah
Metode Penelitian
Mengetahui
Tujuan
Penerapan Model
Judul Penelitian
Tabel 4. Penelitian yang Relevan
I
belajar
commit to user
penelitian
siklus
II
pemberian
ice
breaking
dan
tipe STAD yang disertai dengan
menunjukkan bahwa penggunaan
Hasil
76,9% dari jumlah siswa.
belajar siswa baru mencapai
mencapai 61 ,54% dan keaktifan
hasil belajar Fisika siswa baru
ini ditunjukkan pada siklus I
Fisika siswa secara optimal. Hal
prestasi
mampu
pembelajaran belum
dalam
meningkatkan
Fisika
STAD
model pembelajaran kooperatif
dengan
siklus bahwa
penelitian
menunjukkan
Hasil
Hasil Penelitian
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
mengikuti Negoisasi pembelajaran STAD.
Untuk meningkatkan prestasi
Sebagai Upaya
Meningkatkan Keaktifan
dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas II Pada Mata Diklat
model
diklat
kooperatif
memalui
mata
SMK Kelas (PTK).
Acheievement Division)
P2
Sudirman 1 Wonogiri dalam
II
STAD (Student Team
kelas
siswa
Pembelajaran Kooperatif
Uyun
Untuk meningkatkan keaktifan Penelitian Tindakan
Penerapan Model
commit to user
Noer Fuadiyah
prestasi
hasil
belajar
mampu
STAD
dapat
siswa.
meningkatkan
kooperatif
prestasi
STAD
belajar
dapat
Penerapan model pembelajaran
selama pembelajaran.
meningkatkan keaktifan siswa
kooperatif
Penerapan model pembelajaran
jumlah siswa.
siswa telah mencapai 89,7% dari
82,05% dan keaktifan belajar
Fisika siswa yang telah mencapai
ditunjukkan dengan hasil belajar
Fisika siswa secara optimal, ini
meningkatkan
reward
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Tri Ariyanto
Negoisasi
model
pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan
Pelajaran 2008/2009.
commit to user grafis
yang berupa bagan (chart).
media
tahun
Karangpandan Tahun
Karangpandan
3
SMP Negeri 3
minat belajar dan hasil belajar
Minat Belajar dan Hasil siswa kelas VIII SMP Negeri
untuk mengetahui peningkatan Kelas (PTK).
Untuk Meningkatkan
Belajar Geografi Siswa
Tujuan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Penggunaan Media Grafis
pembelajarn kooperatif STAD
melalui
diklat
2009.
mata
mengikuti
SMK
Tahun Pelajaran 2008 /
P2
Sudirman 1 Wonogiri dalam
II
Sudirman I Wonogiri
kelas
siswa
Negoisasi di SMK
rata-rata
skor
minat
siswa
dalam pembelajaran tergolong baik.
kategori
siswa sebesar 97.875 dengan
menunjukkan
Hasil penelitian minat belajar
75,5 pada siklus II.
sebesar 65,2 meningkat menjadi
Nilai rata-rata kelas pada siklus I
siklus II menjadi 87,5%.
setelah perbaikan tindakan pada
sebesar 55% meningkat 32.5%
Ketuntasan belajar pada siklus 1
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun dengan pembelajaran STAD disertai
Division) Disertai
Penggunaan Media Belajar
Mock-Ups Untuk
Meningkatkan Minat
Belajar dan Hasil Belajar
penggunaan
minat
belajar
lithosfer.
Hal
ini
oleh
commit to user
Penerapan model pembelajaran STAD
media belajar mock-ups dapat
pokok siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan
Boyolali Tahun Pelajaran
2010/2011 (Penelitian
Tindakan Kelas).
sangat baik,
minat
dalam
belajar
geografi dalam materi pokok
media
belajar
penggunaan
hasil
penggunaan
baik
meningkatkan
disertai
belajar geografi.
memiliki
serta terdapat 54,5 % siswa
memiliki minat
pembelajaran STAD disertai
model
lithosfer
belajar geografi pada materi
Negeri 1 Ngemplak dinamika
Mengetahui peningkatan hasil
bahwa terdapat 45,5 % siswa
Siswa Kelas X-2 SMA
menunjukkan
dilakukan
mock-ups.
yang
telah
Pokok Dinamika Lithosfer
peneliti
yang
dibuktikan dari penilaian angket
dinamika
geografi dalam materi pokok
meningkatkan
penggunaan
belajar
disertai
media belajar mock-ups dapat
STAD
Penerapan model pembelajaran
Geografi Pada Materi media
model
2010/2011
menerapkan
pelajaran
dinamika
materi
(Sudent Team Achievement pokok
minat belajar geografi pada Kelas (PTK).
Pembelajaran STAD
peningkatan Penelitian Tindakan
Adi Kuncoro
Mengetahui
Penerapan Model
Andreas Agung
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mock-ups.
dengan
ditandai
ini adanya
Hal
dari
diambil
salah
rerata
satu
yang
diberi
menjadi 81,81.
rerata
setelah nilai
dan perlakuan
58,18
naik
diberi
kompetensi dasar adalah sebesar
nilai
Sebelum
perlakuan
geografi.
peningkatan rerata hasil belajar
lithosfer.
dinamika
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang baik merupakan proses pembelajaran yang mana dapat merangsang siswa untuk aktif didalamnya, menarik penyajiannya serta tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. STAD merupakan satu dari beberapa model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran STAD dipilih oleh peneliti karena model ini menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi serta membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran STAD yang diterapkan pada materi pokok dinamika lithosfer akan dapat membantu peserta didik untuk menemukan serta membangun sendiri pemahaman pada materi pokok tersebut melalui kerjasama kelompok. Media mock-ups memiliki fungsi pokok tersendiri seperti yang telah disebutkan dalam uraian sebelumnya, kelebihan dari media ini memungkinkan siswa lebih termotivasi dan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran, karena media tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Pengaruh lain yang ditimbulkan dari penggunaan media ini adalah siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada media yang diberikan. Hal ini dapat mengatasi kekurangperhatian, kesalahan persepsi, maupun kejenuhan dalam menerima pelajaran. Dengan media mock-ups memungkinkan pembelajaran akan lebih bermakna dan memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan lebih cepat karena rasa penasaran dan ketertarikan mereka terhadap media tersebut. Materi pokok dinamika lithosfer merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas X SMA. Pada materi ini berisi tentang konsep-konsep serta teori yang bersifat abstrak. Diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajarnya sehingga konsep suatu materi akan cenderung lebih kuat tertanam dari pada hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Selain itu hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar adalah pemilihan media pembelajaran. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Media dapat membantu siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
untuk berpikir logis dan sistematis, selain itu dengan kehadiran media akan dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna, mendorong siswa untuk lebih aktif dan, memotivasi siswa untuk mampu menyelesaikan suatu permasalahan. STAD merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui sistem kompetisi yang bersifat positif. Media mock-ups adalah media yang dipilih untuk menarik minat belajar siswa, selain itu media ini mampu meminimalisasi derajat keabstrakan pada materi pokok dinamika lithosfer. Apabila kedua tindakan ini dilakukan secara bersama sama maka harapannya akan mampu meningkatkan minat belajar siswa sehingga akan berdampak lurus pula terhadap hasil belajarnya. Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas diduga bahwa minat serta hasil belajar dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajaran STAD serta penggunaan media mock-ups pada materi pokok dinamika lithosfer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Alur krangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.
Pembelajaran dengan menggunakan
Pembelajaran dengan model STAD
media mock-ups
Media Mock-ups
Model Pembelajaran STAD Meningkatkan kecakapan individu
Menunjukkan kepada siswa benda
Meningkatkan kecakapan kelompok
dalam bentuk diperbesar atau diperkecil
Meningkatkan komitmen
menunjukkan objek secara utuh baik
Menghilangkan prasangka buruk
kontruksi maupun cara kerjanya
terhadap teman sebaya
Mengembangkan kreativitas
Tidak bersifat kompetitif
Meningkatkan perhatian Mendorong untuk mengadakan penyelidikan secara lebih mendalam
Minat belajar & hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer
Gambar 2. Alur Pemikiran Penelitian D. Pengajuan Hipotesisis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunan media belajar mock-ups dapat meningkatkan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak tahun ajaran 2010/2011. 2. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Alasan pemilihan lokasi di SMA Negeri 1 Ngemplak adalah: a. Nilai mata pelajaran geografi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak masih rendah. b. Belum pernah dilakukan penelitian sejenis dalam mata pelajaran geografi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2011 sampai bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian ini dirincikan sebagai berikut: Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Jenis Kegiatan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Penyusunan dan Pengajuan judul peneli
a n
Penyusunan proposal peneli
a n
Perijinan Perencanaan
n dakan
&pembuatan perangkat belajar Pelaksanaan
n dakan
Analisis data Penyusunan laporan peneli
a n
commit to user 31
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
B. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai serta jenis data yang diperlukan, peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research, CAR. Penelitian Tindakan Kelas diawali dari permasalahan yang dialami oleh guru dalam kelas. Permasalahan tersebut muncul ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, sehingga ini akan membawa dampak negatif pada para siswa maupun pada proses pembelajaran. Berangkat dari permasalahan ini, guru merefleksikan dalam suatu perbaikan yang secara terencana dan terstruktur. Suhardjono dalam
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, (2005: 74)
menjelaskan mengenai tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut: Permasalahan
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan I
Tindakan I Pengamatan/
Re e ksi
Pengumpulan Jika permasalahan dalam penelia n sudah terselesaikan, maka penelia n sudah dapat dihenk an, tetapi jika belum maka perlu diselenggarakan siklus berikutnya
Permasalahan baru
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan II
Tindakan II Pengamatan/
Re e ksi II
Pengumpulan Data II Jika permasalahan dalam penelia n sudah terselesaikan, maka penelia n sudah dapat dihenk an, tetapi jika belum maka perlu diselenggarakan siklus berikutnya
Apabila masalah belum selesai
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini antara lain: 1. Siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai subyek penelitian sebanyak 33 orang, data yang dapat diperoleh antara lain informasi mengenai minat dan hasil belajar geografi setelah PTK dilaksanakan. 2. Guru pengampu mata pelajaran geografi kelas X-2, data yang diperoleh mengenai minat belajar serta hasil belajar awal siswa, sebelum perlakuan. 3. Dokumen atau arsip mengenai data siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. 4. Peristiwa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta penggunaan media mock-ups ketika sedang dilakukan. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pengumpulan data ditujukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Angket Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana para siswa yang diberi pertanyaan hanya memilih jawaban yang sesuai dengan pilihannya dengan memberikan tanda pada jawaban yang dipilih. Tanda yang dimaksudkan adalah tanda centang (check). Angket dapat dilihat pada lampiran 3. Dalam penelitian ini minat belajar diukur berdasarkan 4 parameter, yaitu: Perasaan, sikap, kesadaran, kemauan. Berikut ini adalah Kisi mengetahui minat belajar geografi tersebut.
commit to user
kisi angket untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Tabel 6. Kisi Aspek 1. Perasaan
kisi Angket Pengukuran Minat Belajar Geografi Indikator 1. Opini siswa mengenai mata
Butir soal
Jumlah
1,2
2
3,4
2
5,6
2
7,8,9
3
10,11
2
12,13,14
3
15,16,17
3
18,19
2
20,21,22
3
23,24
2
25,26
2
27,28
2
29,30
2
30
30
pelajaran geografi 2. Perasaan siswa ketika mengikuti mata pelajaran geografi 3. Perasaan siswa ketika belajar geografi secara berkelompok 2. Sikap
1. Sikap siswa ketika mengikuti pelajaran geografi 2. Sikap siswa ketika belajar geografi di rumah
3. Kesadaran
1. Kesadaran siswa mengenai pelajaran geografi di rumah 2. Kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas-tugas geografi 3. Upaya yang dilakukan siswa ketika tertinggal materi geografi 4. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang 5. Kesadaran siswa untuk mengikuti ulangan geografi
4. Kemauan
1. Kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran geografi 2. Kemauan siswa untuk mengerjakan soal-soal geografi 3. Kemauan siswa untuk mempelajari geografi Total butir soal
Sumber: Ariyanto Tri, 2008 (skripsi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2. Tes Hasil Belajar Geografi Peneliti melakukan tes pada setiap akhir siklus. Tes akhir siklus dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan. Hasil tes ini juga berfungsi sebagai indikator kinerja dan standar kesesuaian antara silabus, rencana pembelajaran dan materi yang disampaikan. Dalam siklus 1 soal tes berjumlah 25 butir soal yang terdiri atas 20 butir soal pilihan ganda serta 5 butir soal uraian. Jawaban dari soal tes dikumpulkan pada saat hari itu juga, sehingga ini akan mencerminkan kemampuan sesungguhnya yang dimiliki oleh siswa. Instrumen untuk mengukur hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 4. Adapun kisi-kisi soal tes tersebut sebagai berikut: Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus 1 Indikator Hasil Belajar Lapisan Bumi Tenaga Endogen
C1 3 1,12, 13,14 ,16,24
C2 5,21 2,20 ,22
Struktur Bumi(Lipatan, 4,6,7,9 Patahan,Kekar, ,10 Ketidakselarasan) Total 7 10 Sumber : Data Primer PTK 2010/2011
C3 11,18 ,19
C4 15,17 ,23,25
8
Jumlah 3 16
6
4
4
25
3. Dokumentasi Data-data mengenai dokumentasi dalam penelitian ini meliputi data mengenai sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, data mengenai identitas siswa kelas X-2, data mengenai ulangan harian geografi siswa kelas X-2, dokumentasi foto seta video selama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedang berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
E. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data ini dilakukan peneliti sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif atau dalam bentuk deskripsi dan disusun berdasarkan penempatan yang sesuai. Setelah data tersebut diperoleh, peneliti melakukan rekapitulasi untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Untuk melihat minat siswa dalam pembelajaran, peneliti memberikan angket untuk diisi siswa, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Jawaban yang telah dituliskan di dalam angket menunjukkan minat belajar geografi siswa. Soal didalam angket memiliki dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan yang bersifat positif serta pertanyaan yang bersifat negatif, berikut ini merupakan prosedur penilaian angket tersebut: 1. Prosedur skoring positif angket minat belajar geografi siswa: a. Jawaban SS skor 4 menunjukkan minat belajar geografi paling tinggi b. Jawaban S skor 3 menunjukkan minat belajar geografi tinggi c. Jawaban TS skor 2 menunjukkan minat belajar geografi rendah d. Jawaban STS skor 1 menunjukkan minat belajar geografi paling rendah 2. Prosedur skoring negatif angket minat belajar geografi siswa: a. Jawaban SS skor 1 menunjukkan minat belajar geografi paling rendah b. Jawaban S skor 2 menunjukkan minat belajar geografi rendah c. Jawaban TS skor 3 menunjukkan minat belajar geografi tinggi d. Jawaban STS skor 4 menunjukkan minat belajar geografi paling tinggi Data minat belajar yang telah terkumpul kemudian dikonversikan ke dalam kriteria penskoran dalam Arikunto (2005: 18), sebagai berikut: : skor 97
120
: skor 73
96
: skor 49
72
: skor 25
48
: skor 0
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes akhir siklus. Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kemudian dilakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian meliputi penampilan seluruh data baik dari hasil observasi, penilaian, penyebaran angket serta dokumen yang menunjang penelitian. F. Indikator Kinerja Dalam penelitian ini proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
kriteria penskoran minat belajar dalam Arikunto (2005:18) secara keseluruhan. Selain itu hal yang penting lagi sebagai dasar pertimbangan indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu >69 dengan prosentase target capaiannya adalah 75%. G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yaitu merupakan kejelasan langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari awal diselenggarakannya penelitian hingga akhir penelitian. Penelitian ini diselenggarakan dalam 1 siklus, dikarenakan target dalam penelitian telah memenuhi target sehingga tidak perlu diselenggarakan siklus berikutnya. Adapun prosedur penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi: a. Pengamatan di SMA Negeri 1 Ngemplak untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi awal sekolah tersebut pada umumnya serta pada kelas X-2 untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar geografi pada khususnya. b. Pengumpulan dokumen berupa data sekolah maupun data siswa kelas X-2 yang diperlukan dalam penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
c. Identifikasi masalah yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar geografi berlangsung pada kelas X-2. d. Menyusun perangkat pembelajaran, instrumen penilaian, serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). e. Perancangan model pembelajaran STAD yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar. f. Pembuatan media pembelajaran mock-ups yang dipakai dalam penelitian. 2. Pelaksanakan Tindakan Pada siklus pertama, tindakan yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups yang secara bersamasama dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Secara garis besar kegiatan tersebut dapat disajikan sebagai berikut: a. Tahap Penyajian Materi Materi pelajaran yang dipelajari sewaktu penelitian ini adalah dinamika lithosfer, dalam materi ini banyak mengkaji hal-hal yang bersifat abstrak, antara lain: pergerakan lempeng, struktur bumi (lipatan, patahan, sesar, dan ketidakselarasan), lapisan bumi, dan lain
lain. STAD adalah
model pembelajaran yang diterapkan dalam tahap ini dengan maksud pembelajaran dapat berorientasi kepada siswa (student oriented) selain itu mock-ups adalah media yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dengan maksud agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan menarik. Media mock-ups merupakan media yang jarang sekali dipakai oleh guru, padahal sesungguhnya media ini sangat efektif dalam menjelaskan mengenai proses, terutama untuk menjelaskan materi dinamika lithosfer. b. Tahap Kegiatan Kelompok Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5-6 anggota. Pembagian kelompok dilakukan secara acak agar antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang dapat terdistribusi secara rata, sehingga tidak menimbulkan diskriminasi antar kelompok. Tiap-tiap kelompok diberikan soal berupa kuis yang mencakup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
materi dinamika lithosfer, setiap anggota kelompok memiiliki peran menyumbang poin untuk kelompoknya masing-masing dalam penentuan kelompok yang paling hebat. c. Tahap Tes Individual Tes individu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai. Tes individu dilakukan pada akhir siklus, dalam penelitian ini tes dilaksanakan pada pertemuan kedua setelah penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups diselenggarakan. d. Tahap Penghitungan Skor Perkembangan Individu Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan pada skor awal yang diperoleh dari guru pengampu, skor awal yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai evaluasi belajar pada semester 1 yang dikomparasikan dengan hasil kerja kelompok pada siklus 1 setelah perlakuan model pembelajaran STAD dengan media mock-ups dilaksanakan, sehingga peneliti akan mendapatkan data selisih nilai untuk menentukan skor perkembangan individu. e. Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang memiliki skor
perkembangan
individu
paling
tinggi,
penghargaan
kelompok
dikategorikan menjadi tiga yaitu kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Kelompok yang memiliki skor tertinggi berarti telah mampu memahami serta menganalisis dengan baik mengenai materi dinamika lithosfer. 3. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan di lapangan. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD disertai dengan media mock-ups, tindakan tersebut langsung diamati proses, pengaruh, serta efektivitasnya. Data yang dapat diperoleh dari pengamatan ini antara lain minat belajar awal siswa. Selain itu juga dilakukan evaluasi minat belajar dan hasil belajar siswa di akhir siklus. Evaluasi minat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
belajar diperoleh dari hasil angket yang telah diolah, sedangkan untuk penilaian hasil belajar diperoleh dari tes akhir siklus yang dikerjakan secara individu yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa sesungguhnya terhadap materi yang telah dipelajari. 4. Refleksi Pada tahap ini, peneliti melakukan penilaian hasil evaluasi, observasi serta hasil angket yang telah disebar. Melalui nilai-nilai yang telah terkumpul peneliti dapat mengukur keberhasilan pembelajaran, apakah sudah ada peningkatan atau belum. Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Jika belum memberikan hasil yang optimal dan belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka tindakan perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Perencanaan Siklus I Pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu 4 x 45 menit. Perincian kegiatan siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 8. Rincian Kegiatan Belajar Siklus 1 Pertemuan
Bentuk Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan Guru menyapa dan mengabsen siswa Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa I
Apersepsi:
Guru
bercerita
mengenai
peristiwa peristiwa tektonisme yang terjadi di Asia
commit to user
10 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Kegiatan Inti Eksplorasi Guru
bertanya kepada
lapisan
siswa mengenai
75 menit
lapisan bumi, tenaga endogen, dan
struktur bumi Elaborasi -
Guru
menerapkan
kooperatif
pembelajaran
model
STAD
dalam
pembelajaran -
Guru
menjelaskan
materi
mengenai
dinamika lithosfer dengan menggunakan media mock-ups dan meminta siswa
5 menit
untuk menanggapinya -
Guru membagi kelompok menjadi 6, serta membagikan
soal
untuk
didiskusikan
dalam kelompok -
Guru meminta siswa untuk menyajikan hasil diskusi dalam sesi presentasi Konfirmasi
-
Guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya Guru mengucapkan salam penutup Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa II
10 menit
Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan siswa 60 menit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Kegiatan inti Siswa mengerjakan soal sedangkan guru mengawasi jalannya evaluasi
20 menit
Penutup Lembar evaluasi dikumpulkan Guru membagikan angket tanggapan kepada siswa atas model pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru Angket
dikumpulkan
dan
guru
mengumumkan kelompok terbaik pada siklus pertama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Secara Umum Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di desa Donohudan kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali. Secara astronomis
berbatasan dengan: a. Sebelah timur
: Persawahan
b. Sebelah Selatan
: Perkampungan penduduk
c. Sebelah Barat
: Lapangan sepak bola Donohudan
d. Sebelah Utara
: Sekolah Luar Biasa Donohudan, Ngemplak,Boyolali 2. Profil Sekolah
SMA Negeri 1 Ngemplak secara resmi berdiri pada tanggal 26 Oktober 1995, dengan memiliki Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan Nomor Induk Statistik Sekolah ( NISS ) bernomor 30.1.03.09.11.051. Status Negeri, Terakreditasi A pada tahun 2006. SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali memiliki 16 ruang belajar (kelas), terdiri atas 6 buah ruang kelas X, 6 buah ruang kelas XI, serta 4 buah ruang kelas XII. Saat ini telah tergabung 49 tenaga pendidik (guru) dengan kualifikasi pendidikan SI dan S2.
commit to user 43
digilib.uns.ac.id
Gambar 4. Peta Citra SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali
44
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
B. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Minat belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal minat belajar geografi siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak, peneliti melakukan pengamatan pada kelas tersebut sewaktu kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Diketahui ± 75% siswa memperhatikan penjelasan dari guru, sedangkan sisanya belum dapat mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik, ditandai dengan beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan ada juga para siswi yang berdandan sewaktu pelajaran geografi sedang berlangsung, sehingga dapat disimpulkan jalannya pembelajaran geografi kurang optimal. Kurangnya minat belajar siswa diakibatkan karena pembelajaran cenderung bersifat teacher centered , padahal seharusnya di dalam pembelajaran siswa harus dilibatkan secara penuh sewaktu proses belajar mengajar berlangsung, selain itu pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik dan siswa cenderung kurang tertantang untuk mau mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian hingga usai pembelajaran geografi. Berdasarkan analisis data uji kompetensi III siswa kelas X-2 yang telah peneliti dapatkan dari guru pengampu, diketahui hasil belajar geografi kelas tersebut memiliki nilai rata-rata kelas yang paling rendah, yaitu
58,18 serta
ketuntasan belajar klasikalnya adalah 12 %. Berdasarkan analisis tersebut, maka peneliti perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan minat serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi pada khususnya. 2. Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 April 2011. Guru dan peneliti mendiskusikan mengenai masalah
masalah
maupun tindakan yang akan dilakukan di dalam penelitian ini. Dari diskusi tersebut maka disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah 2 kali tatap tanggal 6 Mei 2011 serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
jam ke 1,2 atau pukul 07.00
08.30 WIB di ruang kelas X-2. Dari hasil diskusi di atas peneliti mendapatkan data-data mengenai
gambaran singkat siswa kelas X-2 secara umum maupun masalah belajar yang dihadapi siswa sewaktu KBM berlangsung, ini akan mempermudah kerja peneliti dalam merencanakan tindakan yang dituangkan di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dalam Pelaksanaan tindakan Siklus I, peneliti bertindak sebagai pengajar sedangkan guru yang mengamati jalannya pembelajaran, dengan alasan guru menyerahkan sepenuhnya kepada peneliti yang lebih memahami model belajar yang akan diterapkan serta media yang telah dipilih. Pelaksanaan tindakan ini diselenggarakan 2 kali tatap muka atau 4 x 45 menit sesuai dengan skenario RPP yang telah disusun. Pada pertemuan pertama 6 Mei 2011, peneliti menggunakannya untuk menyampaikan materi dan kerja kelompok, untuk pertemuan kedua 13 Mei 2011 digunakan untuk mengadakan penilaian untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti pelajaran dengan diskusi kelompoknya. 1) Kegiatan pembelajaran geografi dimulai pada jam 1,2 atau pada pukul 07.00
08.30 di ruang kelas X-2, satu siswa berhalangan hadir yaitu Nia
Nugraheni (tanpa keterangan). Pendahuluan Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Sebagai kegiatan apersepsi guru bercerita mengenai peristiwa
peristiwa tektonisme.
Kegiatan inti Untuk penerapan model pembelajaran tipe STAD hal yang dilakukan guru dalam pertemuan pertama adalah menjelaskan materi mengenai dinamika lithosfer, dalam kegiatan ini guru menggunakan media mock-ups sebagai alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
bantu di dalam penyampaian materi. Dalam tahap ini siswa belajar secara bersama-sama mengenai lapisan bumi, tenaga endogen, dan struktur bumi. Jenis media mock-ups yang dipakai adalah handuk yang disusun untuk memvisualisasikan pergerakan lempeng tektonik bumi, bola plastik yang telah dibentuk sedemikian rupa untuk memvisualisasikan lapisan bumi, balok kayu untuk menjelaskan patahan, graben dan horst. Setelah kegiatan penyampaian materi, guru melanjutkan ke tahap diskusi kelompok. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, 1 kelompok terdiri atas 5-6 anggota. Masing-masing anggota kelompok diberikan soal mengenai materi yang telah dijelaskan. Penutup Guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok, kemudian sebagai sarana evaluasi penutup kegiatan tatap muka, guru memberikan pertanyaan kepada siswa. 2) Pada pertemuan kedua guru menggunakannya untuk tahap tes individual, semua siswa hadir pada pertemuan kedua ini, karena di pertemuan sebelumnya telah disampaikan bahwa akan dilakukan evaluasi pada pertemuan kali ini. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, kegiatan berlangsung selama 5 menit. Kegiatan inti Lembar evaluasi dibagikan, jalannya kegiatan evaluasi diawasi oleh peneliti. Penutup Lembar evaluasi dikumpulkan, kemudian guru memberikan angket tanggapan
kepada
siswa
atas
pembelajaran
model
STAD
dengan
menggunakan media mock-ups yang telah dilakukan. Pada bagian ini guru juga memberikan penghargaan (award) kepada kelompok yang terbaik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
c. Pengamatan Siklus I Dari kegiatan siklus I yang dilakukan, hal-hal yang dapat diamati antara lain (1) Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media mockups diamati efektivitasnya apakah dapat meningkatkan minat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung atau belum. Minat belajar diukur berdasarkan parameter perasaan, sikap, kesadaran, serta kemauan siswa dalam belajar geografi, (2) Kerja kelompok siswa di dalam pembelajaran STAD, (3) Jalannya proses evaluasi pada akhir siklus. d. Refleksi Siklus I Tahap berikutnya dari model pembelajaran STAD adalah tahap penghitungan skor perkembangan individu. Berdasarkan penghitungan skor yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 9. Skor Perkembangan Individu Siklus I Nama Kelompok
Rata rata Skor Tim
Predikat Tim
Kelompok 1
26,66
Super Team
Kelompok 2
26,66
Super Team
Kelompok 3
18
Good Team
Kelompok 4
24
Great Team
Kelompok 5
24
Great Team
Kelompok 6
25
Super Team
Sumber : Data Perhitungan PTK 2010/2011 Berdasarkan tabel 8 diketahui ada 2 tim yang memperoleh skor perkembangan individu tertinggi, yaitu kelompok 1, dan kelompok 2. Berdasarkan kaidah STAD, maka dua kelompok tersebut berhak mendapatkan penghargaan (award) dari guru. Kedua kelompok yang mendapatkan skor tertinggi ini berarti sudah mampu memahami dan menganalisis dengan baik materi pokok dinamika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
lithosfer.
Untuk
lebih
jelas
memahami
bagaimana
penghitungan
skor
perkembangan individu pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 18. Dari pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan, peneliti juga memperoleh informasi mengenai minat serta hasil belajar geografi sebagai berikut: 1) Minat Belajar Siswa Dari angket yang telah disebar dan diisi oleh siswa, kemudian diolah oleh peneliti dengan metode skoring. Diperoleh hasil skoring minat belajar siswa berkisar antara 81 (yang terendah) hingga 110 (yang tertinggi), dengan perolehan skor rerata 95,393, secara garis besar minat belajar siswa tergolong baik. Hasil skoring tersebut secara rinci dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil skoring minat belajar diperoleh predikat sebagai berikut: Sangat baik (A) Baik (B)
15
= 33 × 100% = 45,5 % 18
= 33 × 100% = 54,5 %
Kondisi diatas dapat digambarkan ke dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Kriteria Minat Belajar Siswa Dalam Belajar Geografi Skor
Frekuensi
Persentase
Kriteria
97 - 120
15 Siswa
45,5 %
Sangat baik
73 - 96
18 Siswa
54,5 %
Baik
Sumber: Data Perhitungan PTK 2010/2011 Berdasarkan hasil tabulasi minat belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa minat belajar siswa secara garis besar dikategorikan baik, ini berarti minat belajar telah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian, sehingga tidak diperlukan angket balikan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi ini dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
73
95,5
120
Gambar 5. Grafik Minat Belajar Siswa Siklus I Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran geografi dengan menerapkan model pembelajaran STAD serta menggunakan media mock-ups. 2) Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi pada akhir siklus. Soalsoal pada siklus I ini meliputi lapisan bumi, tenaga endogen, dan struktur bumi. Berdasarkan hasil penilaian siklus I yang telah dilakukan, diketahui rentang nilai siswa berkisar antara 50 (nilai yang terendah) hingga 97,5 (nilai yang tertinggi) dengan nilai rerata kelas 81,81.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Secara rinci pendistribusian nilai tersebut dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Nilai
Frekuensi
40 - 50 50 60 60 - 70 70 - 80 80 90 90 - 100 Jumlah Sumber: Data Perhitungan PTK 2010/2011
1 Siswa 0 Siswa 6 Siswa 3 Siswa 18 Siswa 5 Siswa 33 Siswa
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar di atas, diketahui secara garis besar siswa mendapatkan skor melebihi batas yang telah ditetapkan, dari hasil tes belajar pada siklus 1 menunjukkan bahwa capaian pembelajaran siswa sudah baik, ini berati siswa sudah dapat memahami semua materi yang disampaikan oleh guru dengan baik. kondisi ini dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut
40
50
60
70
80
90
100
Gambar 6. Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus. Hasil belajar dibedakan menjadi 2 parameter yaitu tuntas dan tidak tuntas. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui ketuntasan belajar pada siklus 1 adalah sebagai berikut: Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 Kriteria
Frekuensi
Persentase
Tidak Tuntas
3 Siswa
9,10 %
Tuntas
30 Siswa
90,90 %
Jumlah
33 Siswa
100 %
Sumber: Data Perhitungan PTK 2010/2011 Dari tabel di atas maka dapat disajikan grafik mengenai ketuntasan belajar siswa kelas X-2 pada siklus 1 sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Berdasarkan hasil refleksi didapatkan temuan-temuan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mockups dapat meningkatkan minat belajar geografi 2) Penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mockups dapat meningkatkan hasil belajar geografi. Pada siklus 1 sudah dapat mencapai ukuran indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dari segi proses, siklus 1 sudah berhasil dalam meningkatkan
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Oleh karena itu pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil sehingga tidak diperlukan tindakan pada siklus berikutnya. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa aspek yang perlu dibahas, antara lain: 1. Minat Belajar Siswa Berdasarkan kondisi awal minat belajar sebelum diterapkan model pembelajaran STAD dengan penggunaan media mock-ups, diketahui sebanyak 73% siswa dapat mengikuti pembelajaran geografi dengan baik, sedangkan 27% siswa belum. Ini berarti secara keseluruhan, siswa belum menunjukkan tanggapan yang positif baik dari segi perasaan, sikap, kesadaran, serta kemauan mereka dalam mempelajari mata pelajaran geografi, yang semua parameter tersebut terangkum menjadi satu indikator yaitu minat belajar geografi. Pada siklus 1 diperoleh 2 kriteria minat belajar, sebanyak 18 siswa atau 54,5% siswa memberikan respon yang baik serta sebanyak 45,5% siswa memberikan respon yang sangat baik selama penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups diterapkan, secara garis besar minat belajar siswa dalam mempelajari geografi dapat dikatakan baik. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal, terjadi kenaikan sebesar 27% minat belajar siswa dalam mempelajari geografi. Ini berarti penerapan model pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
model STAD dengan media mock-ups lebih diminati oleh siswa, sehingga ini menunjukkan hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. 2. Hasil belajar siswa Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups mengalami peningkatan, peneliti membandingkan hasil evaluasi siklus 1 (lampiran 11) dengan nilai siswa pada uji kompetensi 3 (lampiran 9) sebagai nilai pada kondisi awal. Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil belajar tersebut Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Geografi Ketuntasan belajar (%) Kriteria Kondisi awal
Siklus 1
Tuntas
12 %
91 %
Tidak tuntas
78 %
9%
Sumber: Data Perhitungan PTK 2010/2011 Dari tabel 12 dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut:
Gambar 8. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Berdasarkan
grafik
ketuntasan
hasil
belajar,
diketahui
terdapat
peningkatan hasil belajar. Terjadi peningkatan sebanyak 79% setelah diterapkan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups. Penerapan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran kooperatif model STAD ini diterapkan, dimaksudkan agar dapat tercipta kondisi belajar yang tidak terpusat lagi pada guru melainkan sudah berorientasi kepada siswa. Pemakaian media mock-ups dimaksudkan agar siswa dapat memahami suatu materi pelajaran secara lebih konkret, sehingga siswa akan dapat lebih mudah memahami suatu konsep materi melalui pengalaman dari apa yang telah mereka lihat, mereka dengar, dan rasakan khususnya pada mata materi pokok dinamika lithosfer yang banyak mengandung unsur
unsur abstrak yang sulit diphami oleh siswa (misalnya
pergerakan lempeng, struktur bumi, vulkanisme, dan lain lain). 3. Keterbatasan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 1 siklus, dikarenakan minat belajar dan hasil belajar geografi telah memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Disadari bahwa ada langkah yang terlewatkan yaitu analisis butir soal (item analysis) sehingga mengurangi kevalidan hasil penelitian. Pada soal pilihan ganda terdapat 16 atau 80 % butir soal berbobot mudah dan 4 atau 20 % butir soal berbobot sedang (lampiran 15), sehingga secara garis besar instrumen dalam penelitian ini dikatakan mudah. Selain itu tidak dilakukannya validasi empirik instrumen penelitian sebelum diujikan kepada obyek penelitian. Setelah dilakukan validasi empirik instrumen pada soal pilihan ganda, diketahui terdapat 13 butir soal yang valid dan 7 butir soal yang tidak valid (lampiran 12). Untuk mengetahui validitas pada soal uraian, penilaian diperoleh melalui metode validasi antar penilai, penilaian dilakukan oleh dua orang guru geografi yang telah diberikan kunci jawaban oleh peneliti, setelah kedua skor terkumpul, kemudian dikorelasikan sehingga diperoleh validitas pada soal uraian yaitu semua soal (5 butir) valid (lampiran 17). Apabila dipersenkan secara keseluruhan maka terdapat 72 % soal yang valid dan 28 % soal yang tidak valid. Selain dilakukan validitas instrumen, peneliti juga melakukan pengolahan data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
untuk mengetahui reliabilitas instrumen pada soal pilihan ganda, berdasarkan penghitungan dari 13 butir soal yang valid diperoleh skor 0,736. (lampiran 14), berarti ketetapan atau keajegan instrumen penelitian ini adalah 0,736.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah peneliti lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan minat belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer. Hal ini dibuktikan dari penilaian angket yang telah dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan bahwa terdapat 45,5 % siswa memiliki minat sangat baik, serta terdapat 54,5 % siswa memiliki minat baik dalam belajar geografi. 2. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan hasil belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan rerata hasil belajar geografi. Sebelum diberi perlakuan nilai rerata yang diambil dari salah satu kompetensi dasar adalah sebesar 58,18 dan setelah diberi perlakuan nilai rerata naik menjadi 81,81. B. Implikasi Dari simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penerapan pembelajaran kooperatif STAD dengan menggunakan media mock-ups dapat meningkatkan minat belajar serta hasil belajar geografi sehingga secara teoritis,
hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan pembelajaran geografi pada materi pokok dinamika lithosfer, menambah
pengetahuan
guru
dalam
mengembangkan
berbagai
model
pembelajaran serta sebagai acuan untuk penelitian tindakan kelas selanjutnya.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
2. Implikasi Praktis Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran, hal ini ditandai dengan meningkatnya minat belajar siswa serta hasil belajar siswa pada pokok bahasan dinamika lithosfer selama penelitian. Oleh karena itu diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dengan media mock-ups ini dapat dijadikan pertimbangan untuk diterapkan pada mata pelajaran geografi khususnya pada materi pokok dinamika lithosfer dan pedosfer. C. Saran Berdasarkan
implikasi
serta
simpulan
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diuraikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya mengusahakan pembelajaran yang menarik dengan mengembangkan model pembelajaran secara lebih variatif dalam hal ini adalah model pembelajaran STAD pada materi pokok dinamika lithosfer. 2. Guru hendaknya menggunakan media mock-ups dalam menyampaikan materi dinamika lithosfer agar materi pelajaran dapat diterima lebih mudah oleh siswa. 3. Pada penelitian selanjutnya, penulis berharap tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam penelitian ini, hendaknya dilakukan analisis butir soal (item analysis) terlebih dahulu sebelum diujikan, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah bobot soal yang diujikan itu terlalu mudah atau terlalu sulit. 4. Peneliti mengharapkan saran dari berbagai pihak terkhusus kepada para bapak ibu dosen yang lebih paham dan telah lama berkecimpung di dalam dunia pendidikan agar paling tidak penelitian ini dapat mendekati sempurna, sehingga pada akhirnya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pendidik dan dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya.
commit to user