PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING DAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMK FARMASI MUTIARA HUSADA SERANG BARU Annisa Rahmawati, Rita Retnowati, Surti Kurniasih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas Pakuan Bogor 2012 ABSTRACT Action research (Classroom Action Research) are intended to apply the learning model that can enable students in learning. Research carried out for 2 months from the date of 8 March to 13 May 2012. Places of research conducted in class X Pharmaceuticals SMK Mutiara Husada New Attack by the number of students 29 people. Stage of processing data in this study is the observation, interviews, dokumentasai, sheet student discussion and biology achievement test. This study was conducted in two cycles, each cycle implemented in four stages: action planning, action, observation and reflection. Observations learning outcomes in the pre cycle is 65.83 with a percentage of 45.83% mastery learning is enhanced in the first cycle is 68.90 with a percentage of 55.17% and a mastery learning cycle II further increased to 75.43 percent with 73.17% mastery learning. The results showed that the application models of learning Student Facilitator and Explaining combined with Mind Mapping to improve the results of biological studies on growth and development in living organisms, both theoretically and empirically for the students of class X Pharmaceuticals SMK Mutiara Husada. Keywords: Students’ Achievement, Student Facilitator and Explaining, Mind Mapping, Models of Learning ABSTRAK Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) di maksudkan untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan sejak tanggal 8 maret sampai dengan 13 mei 2012. Tempat penelitian dilakukan di kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru dengan jumlah siswa 29 orang. Tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, dokumentasai, lembar diskusi siswa dan tes hasil belajar biologi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan hasil belajar pada pra siklus yaitu 65.83 dengan prosentase Program Studi Pendidikan Biologi 1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
ketuntasan belajar 45.83% menjadi meningkat di siklus I yaitu 68.90 dengan prosentase ketuntasan belajar 55.17% dan siklus II lebih meningkat menjadi 75.43 dengan prosentase ketuntasan belajar 73.17%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining yang dikombinasikan dengan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar biologi tentang pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup baik secara teoritik maupun empirik bagi siswa kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada. Kata Kunci: Hasil Belajar, Student Fasilitator and Explaining, Mind Mapping, Model A. Pendahuluan Berdasarkan fungsi dari pendidikan, maka pembelajaran melibatkan langsung peran guru dalam menciptakan keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Selain bertanggungjawab dalam mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang kondusif yang dapat mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi kelas X diketahui dalam merencanakan program pembelajaran guru mendapat kesulitan terutama dalam menggunakan model pembelajaran yang memudahkan siswa untuk memahami mata pelajaran Biologi di kelas. Guru menghadapi kesulitan terutama dalam membimbing dan mendorong siswa agar dapat lebih cepat memahami konsep-konsep, teori dan materi-materi mata pelajaran Biologi. Hal tersebut dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimum yang tinggi yaitu 70 dan bobot materi pelajaran Biologi di SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru dirasakan oleh guru agak memberatkan siswa, terlebih materi
biologi cukup banyak dan harus tersampaikan dengan alokasi waktu yang kurang memadai, sehingga guru di tuntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk mencapai kompetensi yang di harapkan. Apakah model pembelajaran Student Facilitator and Expalining dan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru? Bagaimana penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan Mind Mapping agar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi melalui penerapan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining dan Mind Mapping mengenai materi pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup bagi siswa kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru semester II tahun 2012. Adapun Landasan teori yang mendukung dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
Program Studi Pendidikan Biologi 2 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu mahluk hidup dapat berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Bruner (1973) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah: 1. memperoleh informasi baru, 2. Transformasi informasi dan 3. Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Menurut Slameto (2010), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2002) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Dimyati (2002) menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Sudjana (1990) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Menurut Dasim Budiansyah (2002), Biologi merupakan ilmu yang moderat dan strategis yang terletak
diantara ilmu-ilmu sosial, psikologi dan ilmu-ilmu alam melalui mata pelajaran ini, peserta didik dikembangkan sikap ilmiahnya yang mencangkup: 1. sikap jujur dan objektif terhadap fakta, 2. Sikap ingin tahu yang selalu berkembang, 3. Sikap terbuka terhadap gagasan baru yang memiliki argumentasi, 4. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, 5. Peduli terhadap lingkungan, 6. Tekun tanpa mengenal putus asa, 7. Tidak percaya takhayul. Menurut pendapat Darsim (2003), Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, biologi juga merupakan wadah untuk membangun warga Negara yang memperhatikan lingkungan serta bertanggung jawab kepada masyarakat, bangsa dan Negara. Arends (1997) menyatakan, The term teaching model refers to aparticular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system. Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan system pengelolaannya. Menurut Suprijono (2010) model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan idea atau pendapat para rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide atau pendapatnya sendiri.
Program Studi Pendidikan Biologi 3 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
Hud (2011) menyatakan bahwa, student facilitator and explaining atau peer tutoring berprinsip bahwa siswasiswa saling membantu dalam proses belajar satu sama lain akan berpengaruh signifikan terhadap kepribadian social dan akademik siswa. Studi-studi menunjukan bahwa teman sebaya (peer) dapat dilatih untuk membantu pencapaian akademik, mengurangi perilaku negatif, meningkatkan interpersonal sosial. Djamarah dan Zain (2002), mind mapping merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai diskriminasi dan proses kongnitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan objekobjeknya. Mind mapping menurut Martin (1997), merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Mind mapping menyediakan bantuan visual konkrit untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan mind mapping menemukan bahwa mind mapping memberi mereka basis logis untuk memutuskan ide-ide utama apa yang akan dimasukan atau dihapus dari rencana-rencana dalam pengajaran sains mereka. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan Mind Mapping merupakan kombinasi dua model dalam rancangan pembelajaran yang digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran yang
kurang menarik untuk siswa, model pembelajaran ini dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. B. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan sejak tanggal 8 maret sampai dengan 13 mei 2012. Tempat penelitian dilaksanakan di kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada yang berlokasi di Serang Baru dengan jumlah siswa 29 orang yang memiliki sifat-sifat yang berbeda. baik kemampuan maupun sosial ekonominya. Karakteristik objek penelitian yaitu kelas X yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian tindakan dilakukan sampai 2 siklus dengan 4 pertemuan, siklus I diadakan 2 pertemuan dan 2 pertemuan di siklus II. Jam pelajaran dalam satu pertemuan yaitu 90 menit begitu juga sampai pertemuan berikutnya. Guru diberikan arahan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian supaya guru biologi mengerti mengenai langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan, pada saat pembelajaran di kelas tempat duduk siswa diatur terlebih dahulu supaya konsentrasi dalam pembelajatan begitu juga pada saat diskusi kelompok tempat duduk siswa diatur dengan posisi duduk secara melingkar supaya memudahkan siswa dalam berdiskusi. Teknik pengumpulan data berasal dari data non-tes dan data tes.
Program Studi Pendidikan Biologi 4 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
Data non tes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data non-tes dalam penelitian ini ada dua cara yaitu dari observasi dan dokumentasi, sedangkan data tes didapat dari hasil tes di setiap akhir siklus pembelajaran. Agar penelitian ini mendapat data yang valid (tepat) maka perlu dilakukan validasi data. Data yang diambil dari tes divalidasi dengan kisi-kisi instrumen agar alat yang digunakan untuk mengambil data dapat mewakili seluruh materi yang diteliti, sedangkan untuk data yang diambil dengan pengamatan/observasi disusun agar sesuai dengan sumber data yang digunakan untuk mengambil data tersebut dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Analisis data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan aktivitas hasil belajar kondisis awal dengan tindakan siklus I dan siklus II yang dilanjutkan dengan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dua siklus. Setiap siklus dengan perubahan yang ingin dicapai. Kegiatan yang dilaksanakan berupa siklus yang dimulai dari aspek perencanaan, melakukan tindakan dan melakukan refleksi untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Tahapantahapan dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: 1.Perencanaan (planning ), 2. Pelaksanaan (acting), 3.
Pengamatan (observasi), 4. Refleksi (Reflecting). C. Temuan Penelitian Hasil belajar siswa setiap tindakan mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai siklus II. Prosentase Ketuntasan 80,00% 60,00%
45.83%
55.17%
73.17%
40,00% 20,00% 0,00% Pra Siklus Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Peningkatan Prosentase Ketuntasan Siswa
Berdasarkan gambar 1 hasil evaluasi di atas terlihat dengan jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, bahkan pada siklus ke-2 nilai prosentase ketuntasan siswa sudah melebihi prosentase yang ditentukan yaitu 70% 80
75.44
75 70
68.90 65.23
65 60 Pra Siklus Siklus I
Siklus II
Rata-rata Hasil Belajar Gambar 2. Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 2. hasil evaluasi di atas terlihat dengan jelas
Program Studi Pendidikan Biologi 5 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, bahkan pada siklus ke-2 nilai rata-rata hasil belajar siswa siswa sudah melebihi nilai KKM yang ditentukan yaitu 70. 100,00% 80,00% 60,00% siklus 1
40,00%
siklus 2
20,00% 0,00% On Off On Off task task task task
Gambar 3. Perbandingan On-Task dan Off Task Siklus I dan Siklus II
Aktifitas siswa dalam setiap siklus yang tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran mengalami penurunan, sehingga tercipta kondisi kelas yang yang memungkinkan proses pembelajaran berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut terjadi penurunan aktifitas diluar kegiatan belajar mengajar seperti mengobrol, jalan-jalan, usil dan melakukan pekerjaan yang lain.
D. Pembahasan Berdasarkan gambar 1 dan 2 hasil evaluasi diatas diperoleh nilai rata-rata 75.44 dengan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 73.17% pada siklus II ini mengalami banyak peningkatan apabila dibandingkan dengan nilai sebelum dilakukan penelitian yaitu nilai rata-rata 65.23 dengan
prosentase ketuntasan 45.83% dan prosentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 55.17%. Nilai prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ini sudah berhasil mencapai nilai bahkan melebihi nilai KKM yang ditentukan yaitu 70 dan nilai prosentase ketuntasan hasil belajar 70%. Penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Fasilitator and explaining (SFAE) dan Mind Mapping hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sebesar 65.23, jumlah siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM sekitar 12 siswa dari 29 siswa seluruh siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas hanya sekitar 51% dari 28 siswa, pada siklus I ada peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 68.90 dan prosentase ketuntasan sebesar 55.17% karena jumlah perolehan nilai siswa yang sudah di atas KKM ini belum maksimal, untuk itu dilakukan siklus II dengan adanya refleksi dan upayaupaya perbaikan dari kekurangan pada siklus I baik dari cara atau langkah-langkah guru mengajar, media pembelajaran maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran, untuk siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup baik. Siswa yang telah mencapai nilai rata-rata hasil belajar di atas KKM sebesar 75.44 dan 73.17% yaitu sekitar 23 orang yang memperoleh nilai di atas 70 dan 6 orang masih mendapat nilai kurang dari 70. Upaya yang dapat
Program Studi Pendidikan Biologi 6 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
dilakukan oleh guru adalah dapat memberikan remedial tambahan tugas kepada 6 orang siswa tersebut yang belum memenuhi nilai di atas KKM. Berdasarkan gambar 3 Aktifitas siswa dalam setiap siklus yang tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran mengalami penurunan, sehingga tercipta kondisi kelas yang yang memungkinkan proses pembelajaran berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut terjadi penurunan aktifitas diluar kegiatan belajar mengajar seperti mengobrol, jalanjalan, usil dan melakukan pekerjaan yang lain. Pada diagram diatas terlihat aktifitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I tindakan 1 On Task mencapai 62.46% dan Off Task mencapai 38.54%. Pada tindakan 2 aktifitas On Task siswa mencapai 72.84% dan Off Task 28.16% sedangkan pada siklus II, tindakan 1 mengalami peningkatan pada aktifitas On Task mencapai 72.69% dan Off Task 28.41%, kemudian meningkat lagi pada tindakan 2 aktifitas On Task mencapai 81.36% dan Off Task mencapai 19.64%. Aktifitas On Task dan Off Task siswa didukung pula oleh aktifitas siswa secara individu dan aktifitas kelompok setiap tindakan yang memperoleh peningkatan lebih baik. Menurut teori behavioristik On Task dalam setiap pertemuan diharuskan meningkat dan Off Task dalam setiap pertemuan diharuskan menurun On Task yang naik diakibatkan oleh beberapa faktor
yaitu kurangnya aktifitas terganggunya konsentrasi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun faktor yang menyebabkan Off Task menurun ialah siswa yang bercanda pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi belajra menjadi menurun. Sudjana (1990) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Hud (2011) menyatakan bahwa, student facilitator and explaining atau peer tutoring berprinsip bahwa siswasiswa saling membantu dalam proses belajar satu sama lain akan berpengaruh signifikan terhadap kepribadian social dan akademik siswa. Studi-studi menunjukan bahwa teman sebaya (peer) dapat dilatih untuk membantu pencapaian akademik, mengurangi perilaku negatif, meningkatkan interpersonal sosial. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa selain terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga terjadi peningkatan aktifitas siswa maupun aktifitas guru dengan digunakannya model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFAE) dan Mind Mapping
Program Studi Pendidikan Biologi 7 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
E. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan temuan penelitian tindakan kelas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining (SFAE) dan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMK Farmasi Mutiara Husada Serang Baru. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari kondisi awal siklus I maupun siklus II. Hasil pengamatan kondisi awal masih rendah dan setelah dilakukan penelitian baik siklus I maupun siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 68.90 dan prosentase ketuntasan 65.83 %, Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan sangat tinggi dengan nilai rata-rata 75.44 dan prosentase tindakan penelitian mengalami, dari siklus I meskipun sedikit peningkatan tetapi pada siklus II mengalami banyak peningkatan sehingga penggunaan model pembelajaran F. Daftar Pustaka Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Lie Anita. 2009. Cooperatve Learning. Jakarta: PT.Grasindo. Sadirman Arief.S. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
ketuntasan 73.17% melebihi nilai KKM yang ditentukan. Penerapan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining (SFAE) dan Mind Mapping dimulai dari guru menyampaikan kompetensi yang ingin di capai, apersepsi, motivasi, membagi kelompok diskusi secara untuk pembuatan mind mapping, mendemonstrasikan atau menyajikan materi, memberikan kesempatan kepada siswa yang menjadi fasilitator, memberikan tugas berupa LDS, membuat rangkuman dalam bentuk Mind Mapping (peta pikiran), memberikan reward untuk kelompok dan Mind Mapping terbaik, sampai memberikan penguatan, kesimpulan, merangkum dan memberikan tugas rumah selain itu di model student fasilitator and explaining ini sering disebut tutor sebaya jadi dalam kelompok teman membantu teman yang tidak mengerti sehingga setiap Student Fasilitator and Explaining (SFAE) dan Mind Mapping berhasil diterapkan pada materi pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajar. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Program Studi Pendidikan Biologi 8 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012
Sukarti. 2007. Belajar Pembelajaran. Bogor: Universitas Pakuan. Sukamdinata Syaodih Nana. Landasan Psikologi.Proses Pendidikan. 2005. Bandung: PT. Remaja Rosidakarya. Sumardi. 2004. Profesi Kependidikan. Bogor: Universitas Pakuan. Suprijono Agus. 2010. Cooperatve Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya : Masmedi Buana Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : Kencana Prenada Media. Tirtahardja Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Warsita Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT. RhinekaCipta. Zulhajjah, Mutiara Siti. 20101. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Terpimpin dikelas VII A SMP PGRI Klapa Nunggal Bogor. Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Pakuan Biodata Penulis Annisa Rahmawati Lahir di Bogor tanggal 29 Juni 1991. Lulusan S1 Program Pendidikan Biologi Universitas Pakuan Bogor 2012
Program Studi Pendidikan Biologi 9 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor November 2012