PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh : NOVIA PURNAWATI K 7405085
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh : NOVIA PURNAWATI K 7405085
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Sri Witurachmi, M.M
Jaryanto, S.Pd, M.Si.
NIP 19540614 198103 2 001
NIP 19760909 200501 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
.......................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.m
.......................
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, M. M.
.......................
Anggota II
: Jaryanto, S. Pd. M. Si.
.......................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 iv
ABSTRAK Novia Purnawati. K 7405085. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi.
Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2009. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Ak 2 SMK Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 28 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain
informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dokumentasi dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 48.21% atau 9 siswa menjadi 82.9% atau 21 siswa. (2) Selama diskusi berlangsung, siswa yang aktif sebanyak 10 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 19 siswa, pada siklus II terdapat 23 siswa. (4) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 67.86% atau 19 siswa menjadi 92.86% atau 26 siswa. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar. v
ABSTRACT Novia Purnawati. K7405085. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN ACCOUNTANCY VOCATIONAL COMPETENCE ECONOMIC SUBJECT ON CLASS X ACCOUNTANCY 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA IN 2008/2009 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. July 2009. The objective of the study is for describing the model of Students Teams Achievement Division (STAD) as a means of improving the students’ achievement in accountancy on class X Accountancy 2 SMK Kristen 1 Syurakarta in 2008/2009 academic year with 28 students as the number of subjects of the research. This research used Classroom Action Research approach which makes use of cycle strategy. The object of the research is all the occurrence happened during the teaching and learning process. This study was conducted collaboratively among researcher, classroom teacher and involved students’ participation. The source of the data used in this research is informant, place or location, event, document, and files. The technique for collecting the data is observation, interview, test, and photograph. The procedure of the research consists of some stages, such as (1) problem identification (2) preparation (3) planning the action (4) action (5) observation (6) writing the report. This research is conducted in two cycles, each of the cycle consist of four steps, namely (1) planning the action (2) action (3) observation and interpretation (4) analysis and reflection. Each cycle is conducted in 3 meetings and the time allotment for each meeting was 8 X 45 minutes. Based on the research, it can be concluded that there is an improvement of students’ achievement trough the implementation of Student Team Achievement Division (STAD) model. It was reflected in some indicator such as (1) the students participation in joining the instructional process that improves from 48.21% or 9 students to 82.9 % or 21 students. (2) During the discussion, the students who are active is 10 students and it improves as amount as 24 students in cycle 2. (3) In carefulness and coincidentally to finish the problems, in cycle 1 there are 19 students and in cycle II there are 23 students. (4) There is a n improvement of students’ learning result from 67.86 or 19 students to 92.86% or 26 students. This improvement happened after the teacher conducted some efforts, such as: (1) The implementation of Cooperative Learning type Student Team Achievement Divisions (STAD), (2) The teacher make lesson plan before conducting the instructional process so that the teaching and learning process can run directed and well organized, (3) Teacher conducting evaluation after conducting the instructional process to improve later achievement. Thus, it can be concluded that the implementation of cooperative learning type Students Team Achievement Divisions (STAD) can improve students’ achievement in accountancy either in activeness angle or learning result.
MOTTO “ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.” (Adrie Wongso)
“ Bukan kecedasan saja yang membawa sukses, tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri” (Jamie Winship)
“No Action! Nothing Happen!” ( Tung Desem Waringin)
“Sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan” (Dr. ‘Aid al Qarni)
“Percaya diri, berusaha dan berdoa adalah kunci sukses hidup, siapapun kamu dan bagaimanapun keadaanmu” (Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada : ·
Allah SWT dengan semua nikmatNya yang tak penah dapat terhitung.
·
Ibu dan Ayah serta keluaga tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
·
Dra. Sri Witurachmi, M.M terimakasih untuk dorongan dan bimbingannya selama ini.
·
Jaryanto, S.Pd, M.Si. terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.
·
Semua sahabatku, buat motivasi dan doanya
·
Almamater UNS.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Dra. Susilaningsih, M.Bus, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat. 5. Dra. Sri Witurachmii, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran. 6. Jaryanto, S. Pd. M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik. 7. Drs. Sri Haryanti, M.M., selaku kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian. 8. Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd selaku guru akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih untuk bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis. 9. Siswa Kelas X Ak 2 SMK Kristen 1 Surakarta terimakasih atas kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan. 10. Saudara-saudariku di Klaten dan Solo, terimakasih buat senyum dan doanya viii
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
Penulis
ix
2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii KATA PENGANTAR.................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6 D. Perumusan Masalah .................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8 1. Hakikat Pendidikan ................................................................ 8 a. Pengertian Pendidikan...................................................... 8 b. Tujuan Pendidikan .......................................................... 9 2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif STAD..................... 10 a. Pembelajaran Kooperatif ................................................... 10 b. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif......... 15 c. Student Teams Achievement Divisions (STAD)................. 15 3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi........................................ 21 a. Hakikat Belajar .................................................................. 21 x
b. Hakikat Prestasi Belajar ..................................................... 24 c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi ..................................... 27 B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 28 C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 31 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34 B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 35 C. Sumber Data ............................................................................... 36 D. Pendekatan Penelitian ................................................................. 37 E. Teknik Pengumpulsn Data............................................................ 41 F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42 G. Proses Penelitian ......................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 46 A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................... 46 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Dasar Kelas X di SMK Negeri 3 Surakarta .......................................................... 49 C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 52 1. Siklus I ................................................................................... 52 a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 52 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 55 c. Observasi dan Interpretasi................................................. 59 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 62 2. Siklus II .................................................................................. 63 a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 64 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 67 c. Observasi dan Interpretasi................................................. 70 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 72 D. Pembahasan.................................................................................. 73 BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 79 A. Simpulan ...................................................................................... 79 xi
B. Implikasi ...................................................................................... 80 C. Saran ............................................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83 LAMPIRAN ................................................................................................... 85
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
32
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
38
Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siklus I
61
Gambar 4. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
62
Gambar 5. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II
71
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I I
72
Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II
74
Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
74
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran Kooperatif
14
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
35
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
44
Tabel 4. Prestasi Belajar Siswa Siklus I
60
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
61
Tabel 6. Prestasi Belajar Siswa Siklus II
71
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
71
Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II
73
Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
74
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan ini berupa pengetahuan dan/atau keterampilan, serta perilaku yang diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Untuk itu lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah, harus memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik. Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Pendidikan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik sehingga diperlukan adanya pembaharuan-pembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam pendidikan adalah pembaharuan dalam metode mengajar dan model pembelajaran yang digunakan atau dapat meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikannya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, ”Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.” Proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar 1
mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta dengan metode yang tidak lagi dengan patokan metode konvensional tapi dengan inovasi baru agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana guru dapat menciptakan suatu proses pengajaran yang hidup dan mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dalam pelajaran dengan model pembelajaran yang tepat. Perubahan dalam dunia pendidikan memang merupakan tantangan tersendiri bagi semua pihak yang terkait. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran yang efektif diciptakan agar prestasi belajar yang dicapai siswa dapat optimal, maka diperlukan usaha dari guru untuk memotivasi seluruh siswa untuk belajar dan saling membantu satu sama lain, menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan keterampilan yang diberikan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan mpdel pembelajaran kooperatif (cooperative learning), karena model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran didalam kelas. Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengemukakan bahwa ”cooperative learning merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dalam struktur kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.” Pada pembelajaran kooperatif, interaksi ditandai dengan tujuan saling tergantung dengan individu yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi tugas untuk membuat laporan, tetapi hanya satu siswa saja yang mengerjakan semuanya dan yang lain tidak mendukungnya, ini bukan suatu kelompok kooperatif. Kelompok kooperatif mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Ini berarti semua siswa perlu mengetahui materi yang sedang digarap dan memberikan
kontribusi
agar
seluruh
kelompok
berhasil.
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/712 diakses tanggal 24 Desember 2008.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai visi dan misi yang unggul dalam meningkatkan prestasi. SMK Kristen 1 Surakarta mempunyai 4 bidang keahlian yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, penjualan dan multimedia. Terkhusus mata pelajaran akuntansi, kelas X SMK Kristen 1 Surakarta dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas X Akuntansi 1 dan kelas X Akuntansi 2. Berdasarkan obsevasi yang dilakukan peneliti pada saat mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2008, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada kelas X Akuntansi 2. Masalah pertama, yaitu terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah. Buku paket yang dimiliki sekolah untuk mata pelajaran akuntansi dagang tidak mencukupi untuk dibagi rata ke semua murid. Murid cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru saat pelajaran dikelas. Selain itu, peralatan dan media pembelajaran yang dipakai sangat terbatas dan lebih cenderung manual. Masalah kedua, yaitu dalam kegiatan belajar mengajar, guru masih banyak menggunakan metode mengajar yang didominasi metode konvensional. Walaupun kadang diselingi metode diskusi, tetapi metode ini kurang efektif bagi siswa terbukti dengan sedikitnya siswa yang aktif dan masih banyak siswa yang pasif dan kurang bersemangat ketika diskusi sedang berlangsung. Hal tersebut berdampak pada prestasi atau hasil belajar yang kurang optimal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada semester genap, terdapat 16 siswa dari 28 siswa kelas X Akuntansi 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi perusahaan dagang, yaitu 75,00. Dari hasil ulangan (untuk materi mengelola buku besar), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas X Akuntansi 2 adalah 17,00. Sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum
pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Berdasarkan permasalahan ini, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan efektif untuk mendidik perilaku humanis siswa adalah model pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model yang lebih memusatkan pada keaktifan siswa. Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan belajar sedang berlangsung. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe pendekatan, yang salah satu diantaranya adalah Student Teams-Achievement Divisons (STAD) . Menurut Slavin (2008: 10) “Pada semua metode pembelajaran kooperatif bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya.” Sama halnya dengan gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Model ini merupakan salah satu tipe model dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik digunakan untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin: 143). STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok tertentu dan pembagian tiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda tingkat prestasinya, siswa yang berbeda jenis kelamin, suku, agama, dan ras. Dalam pelaksanaannya, model STAD menuntut siswa untuk ikut aktif berdiskusi pada saat guru memberikan tugas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung dikelas. Model ini diharapkan dapat memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan pemahaman dan keterampilan yang dipresentasikan guru
khususnya materi pelajaran akuntansi. Dengan demikian diharapkan kualitas belajar yang direalisasikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa SMK Kristen 1 Surakarta dapat tercapai. Pembelajaran akuntansi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “
PENERAPAN
STUDENT
MODEL
TEAMS
PEMBELAJARAN
ACHIEVEMENT
KOOPERATIF
DIVISIONS
(STAD)
TIPE
DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi Dagang yang diterapkan selama ini adalah metode konvensional, yaitu ceramah bervariasi. 2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas X Akuntansi 2. 3. Siswa kelas X Akuntansi 2 kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi dagang 4. Siswa kelas X Akuntansi 2 kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi dagang. 5. Prestasi belajar siswa kelas X akuntansi 2 untuk mata pelajaran akuntansi dagang belum maksimal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada peningkatan prestasi belajar kelas X Akuntansi 2 pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi
yang rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan digunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran koopertif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam dunia pendidikan dan sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan penelitian dimasa yang akan dating 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi yang disampaikan oleh guru, sehingga berdampak pada capaian prestasi belajarnya.
b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi guru di dalam menentukan model mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan prestasi belajar kepada siswanya. c. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Pendidikan yang berkualitas merupakan faktor yang sangat vital dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa, karena masa depan manusia sangat tergantung pada pendidikannya. Fenomena yang selalu terjadi dalam dunia pendidikan di era globalisasi adalah selalu tertinggalnya perkembangan pendidikan itu sendiri jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi, dan dunia bisnis yang mengiringinya. John Dewey dalam Hasbullah (2005: 2) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Hasbullah dalam bukunya (1999: 4) menyatakan bahwa “pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.” Sejalan dengan definisi pendidikan kedua ahli tersebut, dalam UndangUndang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh peserta didik untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Keberhasilan suatu pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik dalam prosesnya tak lepas dari beberapa unsur yang dilibatkan. Umar
7
Tirtarahardja dan La Sula (2000: 51) menyebutkan beberapa unsur dalam proses pendidikan antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
subjek yang dibimbing (peserta didik) orang yang membimbing (pendidik) interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif) kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) cara yang digunakan dalama bimbingan (alat dan metode) tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
b. Tujuan Pendidikan Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan bangsa. Amanat tersebut ditetapkan dan dirangkum lebih lanjut dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, kemudian dijabarkan pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional yang sangat penting dan dilandasi serta dengan perangkat perundang-undangan yang mantap. Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang termaktub dalam UndangUndang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (2003:7) yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) a. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
belajar
melalui
penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Di Sekolah Menengah Kejuruan metode mengajar yang digunakan cenderung bersifat konvensional. Oleh karena itu, diperlukan adanya inovasi dalam pemilihan dan penguasaan strategi mengajar yang tepat serta penguasaan keterampilan dasar mengajar merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan mutu pengajaran. Slavin (2008: 4) berpendapat bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi-materi pelajaran.” Jadi pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama, saling membantu antar teman dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dalam materi pelajaran yang dihadapi. Menurut Slavin (2008: 33), “Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.” Dalam pembelajaran kooperatif, siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif bisa belajar lebih banyak daripada mereka yang diatur dalam kelas-kelas tradisional. Sejalan dengan pengertian tersebut, Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 5) mengemukakan bahwa ”cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.”
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran, yaitu kemampuan akademik, penerimaan perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Arends (2000: 312) mengatakan bahwa “The three important instrucsional goals of cooperative learning are academic achievement, acceptance of diversity, and social skill.” Ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh pendidik dalam menggunakan model belajar cooperative learning di dalam kelas. Stahl dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 7) mengemukakan beberapa prinsip dasar dalam coperative learning meliputi sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
perumusan tujuan belajar harus jelas penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar ketergantungan yang bersifat positif. interaksi yang bersifat terbuka tanggung jawab individu kelompok bersifat heterogen interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif tindak lanjut (follow Up) kepuasan dalam belajar
Keberhasilan belajar menurut model ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompokkelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Arends menyebutkan ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif yang biasa dilakukan oleh guru, keempat metode tersebut yaitu: (http://www.damandiri.or.id/file.or.id/file /yusufunsbab2 .pdf) tanggal 24 Desember 2008. 1) Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) STAD dikembangkan oleh Robert E.Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkins dan merupakan metode pembelajaran kooperatif. Yang paling sederhana. Dalam STAD, guru lebih menekankan pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik kepada siswa dengan menggunakan presentasi verbal. Siswa ditempatkan kedalam kelompok yang beranggotakan masing-masing 4-5 orang yang berbeda
jenis kelamin, suku, dan kemampuan akademiknya. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu siswa satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2) Metode Jigsaw Metode pengajaran Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya. Sama seperti dalam metode STAD, metode Jigsaw juga menempatkan siswa dalam kelompok yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Setelah itu, siswa yang telah berdiskusi dengan siswa yang berasal dari kelompok lain kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Selanjutnya adalah para siswa akan menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor yang dikontribusikan para siswa kepada tim lainnya. Hal tersebut, akan membuat siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok mereka dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik. 3) Metode Investigasi Kelompok Investigasi kelompok merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan karena pendekatan ini memerlukan norma dan struktr kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat kepada guru. Dalam metode ini para siswa dimasukkan
kedalam
kelompok-kelompok
yang
masing-masing
beranggotakan 5-6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, siswa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan maupun minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam mengenai
topik yang telah dipilih. Kemudian para siswa tersebut menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. 4) Metode Pendekatan Struktural Pendekatan struktural ini memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan struktural lebih menekankan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, sebagai contoh resitasi, dimana guru memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk oleh guru. Pendekatan strultural ini menghendaki siswa bekerja untuk saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan dengan penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan struktur keterampilan sosial atau kelompok Perbandingan keempat metode tersebut dapat diperjelas pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran Kooperatif STAD
Jigsaw
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Tujuan sosial
Kelompok belajar kooperatif
Kelompok dan belajar kooperatif
Struktur anggota
Kelompok belajar terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen
GI
dan
Metode Struktural Informasi Informasi akademik akademik komplek dan sederhana keterampilan inkuiri Kooperatif Kelompok dalam dan kelompok keterampilan yang komplek social Kelompok Bervariasi, belajar terdiri berpasangan, 5-6 anggota bertiga atau mungkin 4-6 anggota homogen kelompok Biasanya Biasanya dilakukan oleh dilakukan siswa oleh guru Siswa dengan Siswa diberi keterampilan tugas inkuiri secara kognitif dan lengkap sosial
Kelompok belajar terdiri 5-6 anggota yang heterogen dan ada tim ahli Pemilihan Biasanya Biasanya materi dilakukan oleh dilakukan oleh pelajaran guru guru Tugas utama Penggunaan Diskusi materi lembar kerja dan dalam kelompok saling membantu ahli (expert term) dalam dan kemudian memahami membantu materi Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat Setelah selesai Bervariasi dengan tes materi dan mingguan pelaporan, serta tes essay Penghargaan Laporan berkala Laporan berkala Setelah selesai Bervariasi dan publisitas dan publisitas materi dan lainnya lainnya pelaporan, mungkin dengan tes Tabel diambil dari Arends (2001: 327)
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut: a)
Kelebihan pembelajaran kooperatif 1) Meningkatkan kerja sama dalam kelompok tim 2) Meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi 3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lainnya. 4) Meningkatkan rasa percaya diri
b)
Kekurangan pembelajaran kooperatif 1) Perlu persiapan yang matang. 2) Memungkinkan terjadinya persaingan negatif 3) Masih adanya siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. 4) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa bekerja sama dalam memahami materi maupun menyelesaikan tugas. (http://damandiri.co.id/) diakses tanggal 24 Desember 2008.
d. Students Teams Achievement Divisions (STAD) Model Student Teams Achivement Divions (STAD) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode belajar ini berorientasi pada pendekatan kontruktivis adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan sendiri, Slavin (2008: 143) mengatakan bahwa “STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan kooperatif.” STAD menitikberatkan pada pemberian motivasi kepada kelompok siswa dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif agar dapat berinteraksi dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini peran serta pendidik hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi, sehingga diharapkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga telah dikembangkan pada Sekolah Menengah Atas di Uni Emirat Arab, seperti dijelaskan pada jurnal yang ditulis oleh Nagib M. A Balfakih (2003) berikut. Education in the United Arab Emirates (UAE) faces major problems which may hinder its future development. These include low achievement in science and a negative attitude toward science subjects, which have resulted in a high number of student dropouts from the science track in high school. It is believed among UAE educators that the main reason is the way science that has been taught in its schools. A solution to this problem depends on finding effective teaching methods, which maintain student achievement, improve students' attitude and provide opportunities to develop essential scientific skills. The effectiveness of Student Teams-Achievement Division (STAD) for teaching science to high school classes in the UAE was investigated. The sample was selected randomly. A representative group of UAE high school students was chosen from the northern province, which includes urban areas, and from the eastern province, which includes rural areas. The study involved sixteen tenth grade classes. During the second semester of the academic year 1998/1999, three units in the chemistry curriculum were covered. This study was designed to investigate the effectiveness of STAD in teaching high school chemistry in the UAE and to find out which groups, gender, area, and ability benefitted most. At the attempt, proven STAD method can improve achievement learn and livelines most of student. Pendidikan di Uni Emirat Arab (UEA) menghadapi masalah besar yang dapat menghambat pembangunan yang akan datang. Termasuk dalam masalah tersebut yaitu rendahnya penghargaan dan sikap negatif terhadap pengetahuan tersebut, yang telah muncul dengan banyaknya jumlah siswa putus dari Sekolah Menengah Atas. Hal ini diyakini di kalangan pendidik UAE bahwa alasan utama adalah bagaimana cara mengajarkan ilmu di sekolah. Sebuah solusi untuk masalah ini tergantung pada penemuan metode mengajar yang efektif, yang dapat mempertahankan prestasi siswa, meningkatkan siswa sikap dan memberikan kesempatan penting untuk mengembangkan keterampilan ilmiah. Efektivitas STAD untuk mengajar pada Sekolah Menengah Atas di Indonesia telah diselidiki. Sampel yang telah dipilih secara acak adalah perwakilan kelompok UAE siswa SMA meliputi dari utara propinsi, yang mencakup daerah perkotaan dan provinsi timur daerah pedesaan. Penelitian tersebut
melibatkan enambelas dari kesepuluh tingkat kelas. Selama semester kedua untuk tahun ajaran 1998/1999, ada tiga unit pada kurikulum pelajaran kimia yang tercakup. Penelitian ini dirancang untuk menyelidiki efektivitas STAD dalam pengajaran kimia pada SMA di Indonesia dan untuk mengetahui kelompok, jenis kelamin, wilayah, dan terpenting adalah kemampuan siswa. Berdasarkan penelitian tersebut, STAD terbukti dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan sebagian besar siswa. (http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-danpembelajaran/article/view/712) diakses tanggal 6 Mei 2009 jam 18.00 Pelaksanaan model STAD tak lepas dari komponen-komponen yang berperan. Slavin (2008: 143) menyebutkan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu: 1)
Presentasi Kelas Presentasi kelas dilakukan oleh guru menggunakan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dulu untuk menemukan informasi atau konsep-konsep atas upaya mereka sendiri sebelum pengajaran guru. Dengan cara ini, siswa lebih menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka menentukan skor timnya.
2)
Kerja Tim Tim tersusun dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
3)
Kuis Kuis diadakan setelah satu sampai dua periode latihan tim. Ketika kuis berlangsung, siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu dengan teman yang lain. Sehingga, tiap siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya.
4)
Skor Kemajuan Individual Dalam hal ini, setiap siswa diberikan suatu tujuan kinerja yang dapat dicapai oleh siswa tersebut, hanya jika ia belajar lebih keras dan kinerja lebih baik dibandingkan dengan apa yang telah di lakukan masa lalu. Tiap siswa memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dan selanjutnya siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
5)
Rekognisi/ Penghargaan Tim Penghargaan tim diberikan kepada kelompok apabila tim dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melampaui kriteria tertentu. Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD
mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan materi pelajaran dan penerapan siswa dalam kelompok Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-5 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada: (1)
Kemampuan akademik Kemampuan akademik dapat diperoleh dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nilai yang diperoleh siswa dari ujian akhir semester.
(2)
Jenis kelamin, latar belakang sosial, bawaan/sifat (pendiam dan aktif) dan lain-lain.
2) Tahap penyajian materi pelajaran Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenankan melalui penyajian kelas. Dalam penyajian materi pelajaran ini ditekankan pada hal-hal antara lain sebagai berikut: (1)
Pendahuluan
Disini perlu ditekankan oleh para guru apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan dipelajari. (2)
Pengembangan Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Disini siswa belajar untuk memahami makna dan bukan hafalan.
(3)
Praktek Terkendali Dalam praktek terkendali dilakukan hal-hal sebagai berikut: (a). Menyuruh siswa mengerjakan soal atau mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru. (b). Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan. (c). Memberikan tugas kelas
3) Kegiatan kelompok/ belajar tim Selama kegiatan kelompok berlangsung masing-masing siswa mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok
untuk
menguasai
materi
pelajaran
tersebut.
Guru
membagikan lembar kegiatan dan kemudian siswa mengerjakan secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompok tersebut, jika ada yang kurang memahami maka anggota kelompok yang lain harus membantunya. 4) Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara mandiri setelah satu atau dua periode penyampaian materi oleh guru dan setelah satu atau dua periode kerja kelompok, untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil dari evaluasi akan menentukan keberadaan dalam kelompok dan keberadaan kelompok diantara kelompok-kelompok lain.
5) Nilai perkembangan individu Tujuan utama dengan adanya nilai perkembangan individu adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta didik. Hal ini dapat diperoleh kalau peserta didik bekerja lebih keras dalam melaksanakan kuis. Nilai perkembangan individu didasarkan pada nilai awal atau dasar yang didapat dari nilai-nilai peserta didik pada pelaksanaan tes yang sama. Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu No. Skor Kuis 1 2 3 4 5
Nilai Perkembangan 5 10
Lebih dari sepuluh poin dibawah skor awal Sepuluh poin sampai satu poin dibawah skor awal Skor awal sampai sepuluh poin diatas skor awal 20 Lebih dari sepuluh poin diatas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor 30 awal) (Robert E. Slavin, 2008: 159)
6) Penghargaan Kelompok Memberikan sumbangan kepada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor kuis terakhir. Be Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok: (1) Super Team (Tim Istimewa) Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata lebih besar atau sama dengan 17 poin. (2) Great Team (Tim hebat) Diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata sampai 16 poin. (3) Good Team (Tim Baik) Diberikan kepada kelompok dengan skor rata-rata sampai 15 poin.
Untuk lebih memperjelas darimana poin tersebut diperoleh dapat dilihat pada contoh penelitian Agus Setya Reni berikut: Tabel Hasil Skor Tim Tim
Anggota
A
Skor Dasar 96 76 72 60
Skor kuis
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Jumlah Keterangan: Berdasarkan tabel diatas, maka skor
Skor Perbaikan 10 10 30 10 60
95 75 85 55
Rata-rata
60 JumlahSiswa = 15
rata-rata tim adalah 15. Kelompok
tersebut termasuk dalam kelompok Good Team.
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi a. Hakikat Belajar 1). Pengertian Belajar Bertolak dari adanya pengertian belajar yang beragam, berikut ini merupakan pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, seperti menurut Winkels(1999: 53) mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental (psikis)
yang
berangsung
dalam
interaksi
dengan
ligkungan
yang
menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Menurut Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psycology sebagaimana yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2006: 231) menyatakan bahwa “Learning is shown by a change in behaviour as of experience”. Cronbach berpendapat bahwa hasil belajar yang baik harus melalui pengalaman. Pelajar harus mengalami dengan mempergunakan panca indranya. Muhibbin Syah (2005: 92) mengemukakan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan ketiga pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan dan kemampuan untuk berubahlah yang menjadikan manusia dapat secara bebas untuk mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. 2). Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar Muhibbin Syah (2005: 144) menyatakan bahwa secara global, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni: 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Slameto (1995: 54) dalam bukunya menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: a) Faktor intern, adalah yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yaitu: (1) faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), (2) faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan (3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). b) Faktorn ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara lain: (1) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan
(3) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial). 3) Unsur-unsur Belajar Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 157), tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Tujuan Kesiapan Situasi Interpretasi Respon Konsekuensi Reaksi terhadap kegagalan Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1) Tujuan Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. 2) Kesiapan Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan matang. 3) Situasi Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar 4) Interpretasi Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan tujuan. 5) Respons Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin maka ia memberikan respons.
6) Konsekuensi Setiap usaha akan membawa hasil, akibat tahu konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa. 7) Reaksi terhadap kegagalan Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.
b.Hakikat Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar dikelas dapat digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa maka harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik. Nana Syaodih Sukmadinata, (2004: 102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2005: 22) dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar” (Zainal Arifin, 1990: 2-3). Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai. Menurut Sri Ruspita Murni (2004: 147) “Prestasi merupakan wujud dari keunggulan yang diperoleh seseorang dalam bidang tertentu”. Prestasi diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk melakukan tindakan. Untuk mewujudkan prestasi diperlukan langkah-langkah nyata yang harus dilakukan untuk mempersiapkan tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian belajar dan prestasi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperolah dapat berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan cita-cita. b.Fungsi dan Kegunaan Prestasi belajar Tercapainya prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001: 159) dalam bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar merupakan: Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku. Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Zainal Arifin (1991:2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain: 1) 2) 3) 4)
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
5)
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa, baik individual maupun kelompok karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan, dan juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Salah satu indikator tercapainya prestasi belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sebagai subyek belajar. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. 1). Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. (a). Kecerdasan/intelegensi (b). Bakat (c). Minat (d). Motivasi 2). Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. (a). Keadaan Keluarga (b). Keadaan Sekolah (c). Lingkungan Masyarakat
http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article) diakses tanggal 6 Mei 2009 jam 18.00 Berdasarkan pendapat diatas, maka pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi American
Accounting
Association
dalam
Alam
S
(2004:2)
mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.” American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Agus Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.” Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara garis besar pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan. Dilihat dari sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar dapat digolongkan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur/industri. Untuk SMK kelas 1 semester genap akan mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang. Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi adalah banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir setiap pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi harus memahami konsep,
siswa
juga
mempraktikkannya.
dituntut
untuk
terampil
dan
teliti
dengan
cara
B. Penelitian Yang Relevan Agus Setya Reni (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Akuntansi Kelas X SMK Cokroaminoto
I Surakarta
Tahun
Diklat
2007/2008”.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode STAD dengan beberapa indikator antara lain: (1) siswa terlihat makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) siswa terlihat makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok, (3) selama penyampaian materi oleh guru, siswa terlihat aktif dan memahami dalam arti mereka merespon pertanyaan dari guru, (4) adanya peningkatan pancapaian hasil belajar siswa dari 38,46% sebanyak 10 orang siswa pada siklus I meningkat menjadi 21 orang siswa sebesar 80,77% pada siklus II. Dwi Permestiati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) disertai LKS untuk Penguatan Konsep Pokok Ekosistem”. Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) konsep-konsep siswa pada materi pokok ekosistem yang mengalami penguatan adalah organisasi kehidupan pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 43,59%, komponen penyusun ekosistem pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 15,39%, interaksi antar komponen ekosistem pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 38,46%, tipe-tipe ekosistem pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 10,26%, (2) kualitas pembelajaran biologi yang mengalami peningkatan adalah belajar kelompok meningkatkan motivasi belajar anda pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0,5%. Dengan belajar kelompok saya lebih terdorong untuk berpikir pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0%, saya lebih suka belajar berkelompok daripada perorangan pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0%, belajar kelompok lebih memudahkan memahami pelajaran pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan 0%, belajar kelompok lebih mendorong untuk mengemukakan pendapat 0,5%.
Jurnal dari UPI (Universitas Pendidikan Jakarta) tentang STAD oleh Rina Theresia (2006) dalam penelitiannya tentang implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman matematik siswa. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menelaah tentang adanya peningkatan pemahaman matematik dalam setiap indikatornya. Disamping itu penelitian ini juga untuk menelaah pendapat siswa dan guru tentang penerapan pembelajaran kooperatif STAD. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII A yang berkemampuan unggul di SMP Negeri 52 Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman, angket, lembar observasi, satuan pelajaran dan rencana pelajaran, jurnal harian, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dari hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan rata-rata pemahaman siswa dari pembelajaran sebelumnya. Ketuntasan belajar secara klasikal meningkat pada tiap siklus, dari kategori kurang menjadi baik. Tetapi, ketuntasan belajar klasikal setelah dilakukan tes sub sumatif dikatakan cukup karena hanya 77,27% dari jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar. Selain itu, adanya peningkatan tingkat pemahaman pada setiap indikatornya. Hal ini dilihat dari tingkat pemahaman siswa yang paham seluruhnya meningkat pada tiap siklus, sehingga menunjukkan bahwa siswa yang awalnya berada pada tingkat pemahaman siswa yang paham sebagian, miskonsepsi sebagian, miskonsepsi atau tidak paham telah beralih pada tingkat yang paham seluruhnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat pula pada rata-rata tingkat pemahaman siswa yang meningkat pada tiap siklus. Ditinjau dari sikap, guru maupun siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif STAD. Dengan pembelajaran ini siswa lebih mudah memahami setiap materi yang diberikan. Selain itu, keaktifan siswa akan senantiasa mendorong pada tingkat keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Mata pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Agus Setya Reni adalah perusahaan dagang. Materi pelajaran yang digunakan pada Siklus I adalah mencatat transaksi kedalam jurnal khusus, sedangkan pada Siklus II materi pelajaran yang digunakan adalah pemindahbukuan (posting) dari jurnal khusus kedalam buku besar. Penelitian ini menggunakan objek yang berbeda dalam menggunakan materi pelajaran yaitu jurnal penyesuaian pada Siklus I dan neraca lajur pada Siklus II. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Permestiati adalah menambah LKS sebagai objeknya dan penerapannya dilakukan pada salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu biologi. Penelitian ini tidak menambah LKS sebagai objeknya dan dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu akuntansi C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Pengajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman siswa adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak digunakan di sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru atau teacher center. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode konvensional, membuat siswa kurang aktif, dan guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu. Dikarenakan model tersebut dilakukan secara klasikal atau menyeluruh. Maka dari itu, diperlukan model yang bisa menarik perhatian siswa. Dinyatakan pada penelitian bahwa model STAD ternyata efektif meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Diharapkan model ini akan berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS
(STAD)
DALAM
MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI
KEJURUAN AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA. TAHUN PELAJARAN 2008/2009”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Proses Belajar Mengajar
Pembelajaran Konvensional
1. siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung 2. rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran 3. kurangnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas
Prestasi belajar akuntansi rendah/ kurang maksimal
Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Penelitian Tindakan Kelas
1. siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung 2. meningkatnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran 3. meningkatnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas
Prestasi belajar akuntansi meningkat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64) menyatakan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi untuk perusahaan dagang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta yang beralamatkan di Jln. Ahmad Yani No. 2 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Dra. Sri Haryanti, M.M. yang bertindak sebagai kepala sekolah. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMK Kristen 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Lokasi penelitian yaitu letak SMK Kristen 1 Surakarta yang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mudah dilaksanakan. b. SMK Kristen 1 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. c. SMK Kristen 1 Surakarta pernah menjadi tempat PPL (Program Pengalaman Lapangan) peneliti, sehingga kondisi lingkungan dan karakteristik siswa sudah diketahui. d. Prestasi belajar akuntansi kelas X Akuntansi 2 yang belum optimal sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan harapan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2 dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan Januari 2009 sampai bulan Juni 2009. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Jenis Kegiatan Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
B. Subjek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kelas X Akuntansi, yang mana kelas X Akuntansi dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas X Akuntansi 1 dan kelas X Akuntansi 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahanpermasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas X Akuntansi 2 dengan jumlah siswa 28 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2008/2009.
2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari: a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. e. Materi pelajaran : Jurnal Penyesuaian dan Menyelesaikan Neraca Lajur untuk Akuntansi Perusahaan Dagang. f.
Hasil proses pembelajaran
C. Sumber Data Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain: 1. Informan Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas X yaitu Dra. Nunik Heriyanti tahun pelajaran 2008/2009. 2. Tempat atau lokasi Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta. 3. Peristiwa Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan dagang. 4. Dokumen atau arsip Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
D. Pendekatan Penelitian Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research, karena kelas merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani Kasbolah (2001: 9), bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”.Definisi lain mengenai penelitian tindakan kelas juga disebutkan oleh Ebbut dalam Kasihani Kasbolah (2001: 9) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.” Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 15-17), karakteristik PTK meliputi: a.
Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. b. Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan
Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat pada bagan berikut. Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru Hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Perencanaan Tindakan II
Siklus II Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74) Keterangan : Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti. b. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. c. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun kalimat pernyataan. d. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif
tindakan
pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. e. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu. f. membuat secara rinci rancangan tindakan. 2. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. 3. Observasi dan interpretasi Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. 4. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benarbenar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan: 1. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan pewawancara. 2. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran 4. Tes Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. 5. Angket Angket merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
F. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan model STAD, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar akuntansi keuangan siswa. Hal ini diukur dari tingkat keaktifan siswa dan pemahaman siswa terhadap materi dengan diadakannya pre-test dan post-test. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. 5. Tahap observasi dan interpretasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan (interperetasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. 6. Tahap refleksi Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan implementasi
rancangan
tindakan.
Dalam
hali
ini,
guru
pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. 7. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis. G. Proses Penelitian Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan interpretasi, dan (4) Analisis dan refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi: 1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Mempersiapkan model mengajar dalam hal ini model yang digunakan adalah model STAD, 3) Mempersiapkan media pembelajaran dan instrument berupa soal tes tertulis. 4) Menetapkan indikator ketercapaian Table 3. Indikator ketercapaian
Aspek yang diukur Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal Ketuntasan hasil belajar (standar nilai minimal adalah 75)
Persentase Target Capaian
80%
80%
80%
80%
Cara mengukur Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam KBM Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang diteliti dan benar (tepat) dalam menyelesaikan soal Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 75 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta, yaitu pembelajaran menggunakan model STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan dagang. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru adalah sebagai berikut. a) Apersepsi materi, yaitu guru menjelaskan tentang materi Jurnal Penyesuaian. b) Guru mendemonstrasikan mengenai posting jurnal transaksi dan pembuatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang dan memberikan latihan terbimbing kepada siswa.
c) Guru memberi tugas mandiri kepada siswa agar siswa menyelesaikan soal latihan mengenai Jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang telah dibahas. d) Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan melalui presentasi tugas. e) Siswa didampingi guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan. c. Observasi/ Pengamatan Pada tahap ini peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: (1) perhatian siswa ketika menerima penjelasan , (2) keaktifan siswa selama bekerja dalam kelompok, (3) tingkat pemahaman materi atau prestasi belajar siswa, (4) hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran model STAD yang telah dilakukan. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dagang. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus II. 2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi dagang, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Berbeda pada siklus I, pada siklus II materi yang digunakan adalah materi lanjutan dari siklus I yaitu Menyelesaikan Neraca Lajur.
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 19 siswa dengan presentase sebesar 67.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 7.9. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria Jumlah siswa Persentase Tuntas 19 siswa 67.86% Tidak Tuntas 9 siswa 32.14% Jumlah 28 siswa 100% Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Keaktifan siswa selama pembelajaran
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
Aktif
Cukup Kurang Aktif Aktif
Gambar 3. Profil Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
20 15 Tuntas
10
Tidak Tuntas 5 0 Jumlah siswa
Gambar 4. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Keterangan: a. Tabel 4 dan gambar 3 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada siklus I yang dapat diukur dari beberapa aspek: 1) Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 9 siswa, 10 siswa dan 9 siswa. 2) Keaktifan siswa selama mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 8 siswa, 10 siswa dan 10 siswa. 3) Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masingmasing sebanyak 19 siswa, 3 siswa, dan 6 siswa. b. Tabel 5 dan gambar 4 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dari 28 siswa atau sebesar 67.86%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 32.14% d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a)
Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya.
b)
Guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal).
c)
Pada saat evaluasi, posisi guru lebih banyak duduk di depan dan kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui oleh guru.
2)
Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a)
Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi pelajaran.
b)
Hanya satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang bersedia tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi secara sukarela.
c)
Pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa sepengetahuan guru. Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah : 1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas. 2) Pada saat guru mempresentasikan materi kepada siswa dikelas, sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah para siswa telah
benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya. 3) Guru lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya. 2. Siklus II Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan refleksi pada Siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang maksimal. Langkah-langkah penerapan STAD pada Siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Maret 2009 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, Rabu dan Jumat masing-masing tanggal 31 Maret, 1 April dan 3 April 2009 dengan rancangan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi dagang dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama ( Selasa, 31 Maret 2009) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis pada siklus I. (4) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi lanjutan dari materi jurnal penyesuaian yaitu Menyelesaikan Neraca Lajur oleh guru. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan penyajian kolom pada neraca lajur. (5) Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur berdasarkan analog dari soal jurnal penyesuaian siklus I. (6) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. (7) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan teman sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. (8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. (9) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan Kedua ( Rabu, 1 April 2009) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru mengulangi sedikit materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yaitu memposting jurnal penyesuaian dan neraca saldo pada kolom neraca lajur. (4) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
(5) Guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok STAD. Dalam Siklus II ini, anggota tiap-tiap kelompok sama dengan Siklus I. (6) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa. Guru memberi bantuan hanya dengan mengulang sedikit konsep dan menjawab pertanyaan dari siswa. (7) Siswa mendiskusikan soal dengan kelompoknya. (8) Siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (9) Siswa mencermati kembali lembar jawab yang telah didiskusikan dengan anggota kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut. (10) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan kemudian menutup pelajaran dengan salam penutup. c) Pertemuan Ketiga ( Jum’at, 3 April 2009 ) (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. (2) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri sebelum mengerjakan soal kuis atas materi yang telah dipelajari yaitu menyelesaikan neraca lajur. (3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan mandiri. (4) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah ditentukan berakhir, sedangkan
guru bersama peneliti
mengawasi dengan baik agar hasil kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka sebagai hasil dari diskusi dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Posisi guru tidak hanya berada di depan kelas saat evaluasi berlangsung, tetapi juga berkeliling untuk memastikan kondisi siswa. Hal ini
dilakukan agar siswa mengerjakan soal secara mandiri dan tidak ada siswa yang berani mencoba menanyakan jawaban kepada temannya terutama bagi siswa yang duduk dibarisan belakang. (5) Guru meminta lembar jawab soal kuis. 2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyelesaikan Neraca Lajur dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (kuis), sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 31 Maret, 1 April dan 3 April 2009 di ruang kelas X Akuntansi 2. Pertemuan dilaksanakan selama 8 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah menyelesaikan perhitungan pada Neraca Lajur. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1)
Pertemuan Pertama (Selasa, 31 Maret 2009) a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. b) Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. c) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis pada siklus I.
d) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi lanjutan dari materi jurnal penyesuaian yaitu menyelesaikan neraca lajur oleh guru. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan penyajian kolom pada neraca lajur. e) Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur berdasarkan analog dari soal jurnal penyesuaian Siklus I. f) Siswa diberi kesempatan kepada untuk menanyakan tentang materi yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab dengan benar. g) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan teman sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. h) Guru
memperhatikan
seluruh
kondisi
siswa
dan
lebih
memotivasi siswa terutama bagi siswa yang cenderung pasif. i)
Siswa
mewakili
kelompoknya
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas. Ada tiga siswa yang secara sukarela mau mempresentasikan hasil diskusinya tanpa ditunjuk guru terlebih dahulu. j) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. 2)
Pertemuan Kedua (Rabu, 1 April 2009) a) Sebelum guru memulai pelajaran, seperti biasanya guru mengabsen siswa satu persatu. b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Mayoritas siswa sudah memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
c) Guru membuka pelajaran dengan mengulang kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak. d) Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab dengan benar. e) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok STAD. Penetapan anggota kelompok pada Siklus II sama dengan pembagian kelompok pada Siklus I. f) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada setiap kelompok sebagai bahan diskusi dengan kelompoknya. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik jalannya diskusi. Selama belajar dengan kelompok tim, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi pelajaran dan membantu teman satu kelompok untuk memahami materi. Materi yang sulit dipecahkan dengan kelompoknya baru boleh ditanyakan kepada kelompok lain dan bisa ditanyakan pada guru. Guru bersama peneliti berkeliling kelas dan mendatangi masingmasing kelompok yang sedang berdiskusi dengan sesekali memberikan pujian bagi kelompok yang aktif dan terus memberikan motivasi. g) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru mempersilakan
kepada
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan jawabannya. Berbeda pada Sikus I, pada
Siklus II ini siswa secara sukarela berani mempresentasikan jawaban tanpa ditunjuk guru. h) Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan sebelum menutup pelajaran. 3) Pertemuan Ketiga (Jum’at, 3 April 2008) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa. b) Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mempersiapkan
diri
menjawab pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang telah
didiskusikan
dalam
pertemuan
sebelumnya
yaitu
Menyelesaikan Neraca Lajur. c) Guru besama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri. d) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan tertib jalannya kuis. Berbeda pada Siklus I dimana posisi guru lebih banyak didepan kelas, pada evaluasi (kuis) Siklus II ini, guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk dibarisan belakang agar tidak ada siswa yang berani mencoba bertanya jawaban pada temannya. Pelaksanaan evaluasi (kuis) pada Siklus II ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada Siklus I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada siswa yang berbuat curang selama kuis berlangsung. e) Kegiatan evaluasi (kuis) berlangsung baik, hasil kuis segera dikumpulkan. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dagang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) di kelas X Akuntansi 2. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi dagang pada hari
itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa, tanggal 31 Maret 2009, guru menyampaikan materi Menyelesaikan Neraca Lajur pada siklus II dengan lebih didominasi metode ceramah secara jelas. Pertemuan kedua digunakan guru untuk melanjutkan penyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur perusahaan dagang dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) secara jelas. Sedangkan pertemuan yang ketiga hari Jumat, tanggal 3 April 2009 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi (kuis) akhir dari siklus II. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi dagang, diperoleh informasi tentang prestasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: Tabel 6. Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus II Aspek yang diukur
Jumlah Siswa Cukup aktif Kurang aktif 6 siswa 1 siswa
Aktif Keaktifan siswa selama 21 siswa pembelajaran Keaktifan siswa dalam 24 siswa 3 siswa 1 siswa mengikuti diskusi kelompok Ketelitian dan ketepatan 24 siswa 2 siswa 2 siswa siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal Berdasarkan nilai kuis siklus II, ketuntasan hasil belajar (standar nilai minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 26 siswa dengan presentase sebesar 92.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 94.8. Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan hasil belajar Kriteria Jumlah siswa Persentase Tuntas 26 siswa 92.86% Tidak Tuntas 2 siswa 7.14% Jumlah 28 siswa 100% Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini: 25
Keaktifan siswa selama apersepsi
20 15
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
10 5
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
0 Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Gambar 5. Profil Capaian Prestasi dan Keaktifan Siswa Siklus II Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini: 30 25 20 Tuntas
15
Tidak Tuntas
10 5 0 Jumlah Siswa
Gambar 6. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Keterangan: a. Tabel 6 dan gambar 5 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada siklus II yang dapat diukur dari beberapa aspek: 1) Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 21 siswa, 6 siswa dan 1 siswa.
2) Keaktifan siswa selama mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 24 siswa, 3 siswa dan 1 siswa. 3) Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masingmasing sebanyak 24 siswa, 2 siswa, dan 2 siswa. b. Tabel 7 dan gambar 6 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dari 28 siswa atau sebesar 92.86%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau sebesar 7.14% d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. 2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat diskusi berlangsung. 3) Sebagian
besar
siswa
bersedia
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompoknya tanpa ditunjuk guru. 4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan ketat jalannya kuis. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat curang. Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru melakukan refleksi tindakan sebagai berikut: 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran saat mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi/ hasil belajar akuntansi dagang melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II Aspek yang diukur
Keaktifan siswa selama pembelajaran Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
Aktif Siklus Siklus I II 9 21
Jumlah Siswa Cukup aktif Siklus Siklus I II 10 6
Kurang Aktif Siklus Siklus I II 10 1
8
24
10
3
10
1
19
24
3
2
6
2
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75) yang tercapai pada siklus I sebanyak 19 siswa dengan presentase sebesar 67.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 7.9. Sedangkan untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 26 siswa dengan presentase sebesar 92.86% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 94.8. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Ketuntasan Hasil Belajar Jumlah Siswa Persentase Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II 19 siswa 26 siswa 67.86% 92.86% 9 siswa 2 siswa 32.14% 7.14%
Kriteria Tuntas Tidak Tuntas
Peningkatan prestasi belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini : 25
Keaktifan siswa selama pembelajaran Siklus I
20
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Siklus I
15
Ketepatan dan ketelitian siswa dalam menyelesaikan soal
10
Keaktifan siswa dalam pembelajaran Siklus II Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Siklus II
5 0 Aktif
Cukup Aktif Kurang Aktif
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal Siklus II
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I dan II Ketuntasan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada grafik berikut ini: 30 25
Tuntas
20 15
Tidak tuntas
10 5 0 Ketuntasan hasil belajar Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I siswa Siklus II
Gambar 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Keterangan: a. Tabel 8 dan gambar 7 diatas menunjukkan hasil/ prestasi belajar siswa pada siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa aspek: 1. Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 9 siswa, 10 siswa dan 10 siswa untuk siklus I. Sedangkan untuk siklus II, masingmasing sebanyak 21 siswa, 6 siswa dan 1 siswa. 2. Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masing-masing sebanyak 8 siswa, 10 siswa dan 10 siswa untuk siklus I. Sedangkan untuk siklus II, masingmasing sebanyak 24 siswa, 3 siswa dan 1 siswa. 3. Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/ soal dengan jumlah siswa yang aktif, cukup aktif, dan kurang aktif masingmasing sebanyak 19 siswa, 3 siswa, dan 6 siswa. Sedangkan untuk siklus II, masing-masing sebanyak 24 siswa, 2 siswa dan 2 siswa. b. Tabel 9 dan gambar 8 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa dari 28 siswa atau sebesar 67.86%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 32.14% untuk siklus I. Pada siklus II, Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dari 28 siswa atau sebesar 92.86%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau sebesar 7.14% Grafik dan tabel tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan siswa yang lain serta mendiskusikan hasil pekerjaannya. Selain itu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi dagang pada siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru
menyusun
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang
akan
dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal Penyesuaian. Setelah guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan soal untuk didiskusikan dengan kelompoknya berdasarkan kelompok STAD yang telah dibentuk dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam pengerjaan soal, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok STAD yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa untuk setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa
dalam
mengemukakan
pendapatnya
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran
siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari materi siklus I yaitu menyelesaikan Neraca Lajur. Dalam siklus ke II ini, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok STAD untuk menyelesaikan soal diskusi yang diberikan oleh guru. Selain itu, siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti menyebarkan angket kepada siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), selain siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan soal. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa juga dapat bertanya dengan teman mereka dalam kelompok. Berdasarkan tindakan kelas tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga prestasi/ hasil pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada gur secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya. 3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk mnyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.
4) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang dipelajrari. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta. Indikator peningkatan prestasi belajar siswa antara lain : a. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 48.21 % (pada siklus I) menjadi 82.9 % (pada siklus II). Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru (siswa menjadi lebih aktif). b. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 67.86% menjadi 92.86%, sedangkan aspek dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 19 siswa, pada siklus II terdapat 26 siswa. c. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan mereka dalam kelompok sebanyak 8 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 24 siswa.
2. Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta antara lain sebagai berikut : a. Sarana dan pembelajaran.
prasarana Fasilitas
sekolah
yang kurang mendukung proses
pembelajaran
yang
minim
menyebabkan
kelancaran proses pembelajaran menjadi terganggu. b. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lain masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok yang menjadi agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya. c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal. Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh beberapa siswa tertentu.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut : 1. Implikasi Teoritis Upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi perlu bertumpu pada kebutuhan siswa, artinya pengoptimalan penggunaan kemampuan berpikir dan bekerja sama siswa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin, model STAD mengarah pada dunia akademis yaitu model pengajar yang menggunakan materi untuk bahan diskusi kelompok dan kuis untuk mengetahui capaian hasil belajar setelah diadakan diskusi dengan kelompoknya. Pada model ini tujuan pada aktivitas pengajaran adalah jelas bagi siswa, alokasi waktu untuk instruksi cukup dan kontinyu, isi materi berkembang, performance siswa dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan berorientasi akademis. Integrasi antara evaluasi(kuis) dengan pembelajaran
memungkinkan guru mengungkap potensi siswa secara optimal sehingga prestasi belajar dapat tercapai.
2. Implikasi Praktis Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari proses (keaktifan) selama mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi karena lebih memahami materi yang diberikan oleh guru (92.86%, siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal), sedangkan tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan suatu soal menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II dapat dideskripsikan bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam diskusi dan berkomunikasi baik dalam kelompok maupun dengan guru masih belum maksimal. Belum maksimalnya kemampuan guru untuk mengelola kelas dikarenakan kondisi kelas yang tidak mendukung, media pembelajaran yang kurang lengkap, serta pengembangan model dan metode pembelajaran yang masih sangat minim. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan prestasi belajar akuntansi.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah : a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. c. Sebaiknya dalam struktur organisasi ditambah komponen siswa karena siswa merupakan bagian dari anggota sekolah. 2. Bagi Guru: a. Hendaknya
guru
selalu
meningkatkan
kemampuannya
dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. b. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat menerapkan model tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. 3. Bagi Siswa : a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar. b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Akhmadi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. http://damandiri.co.id/. Diakses tanggal 24 Desember 2008.
Agus Setya Reni. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 Agus Suranto, dkk. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi 1 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. Arrends. 2002. Learning to Teach Sixth Edition. United Stated of America: The McGraw Hill Companies. Dwi Permestiati. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Disertai LKS Untuk Penguatan Konsep Materi Pokok Ekosistem SMA Kelas X SMA Negeri I Ceper Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Jurusan P.MIPA Biologi. Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-danpembelajaran/article/view /712 Diakses tanggal 24 Desember 2008 jam 16.00 WIB. http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-danpembelajaran/article/view /712) Diakses tanggal 6 Mei 2009 jam 18.00 Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Malang. Mohamad Nur. 2005. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana
Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Proses
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, RE. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. . 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Umar Tirtarahardja dan SL. La. Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang:Aneka Ilmu. Widodo. 2002. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut. W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal
: Jumat, 20 Maret 2009
Waktu
: Jam 10.30 - 12.00 WIB
Data Kelas
: Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran : Ceramah Tema Pembelajaran
: Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang
Jumlah Siswa
: 28 siswa
Jenis
: Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi : Mengawali kegiatan belajar mengajar guru memulai pelajaran dengan mengabsen satu persatu siswa. Kegiatan rutin ini dilakukan untuk menegakkan disiplin pada diri siswa. Guru menjelaskan tentang maksud kedatangan peneliti dan mempersilakan peneliti untuk duduk dibelakang mengawasi proses belajar mengajar
yang sedang berlangsung. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan materi baru yaitu, Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries) Perusahaan Dagang. Di saat guru menjelaskan, apabila ada siswa yang tidak memperhatikan, maka guru akan menegur siswa tersebut dengan melontarkan pertanyaan seputar materi yang sedang dijelaskan. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan dijawab oleh siswa yang lain dengan catatan siswa yang belum bisa menjawab tersebut akan selalu dipantau secara diam-diam oleh guru. Hal ini dilakukan guru agar siswa lebih memperhatikan apa yang disampaikan guru. Di akhir pertemuan, guru langsung memberikan latihan soal yang masih berhubungan dengan materi yang baru saja disampaikan, dan buku tugas siswa akan dikumpulkan kemudian.
Refleksi : Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu sampai anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis dengan sia-sia (siswa kurang dapat mempergunakan waktu sebaik mungkin). Selain itu, menurut pendapat siswa, guru harus memberikan waktu kepada siswa untuk tanya jawab sebelum kegiatan belajar mengajar diakhiri, sehingga siswa yang belum memahami, mereka tidak berani untuk bertanya. Alasan lainnya adalah ketika siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode guru dalam menjelaskan sangat monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk diterima oleh para siswa. Para siswa pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan guru, karena selain bingung dengan yang disampaikan guru, siswa juga belum belajar sebelumnya karena tidak diberi kisi-kisi (materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang). Meskipun siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak tertuju pada apa yang sedang disampaikan guru. Mereka mau memperhatikan karena mereka beranggapan bahwa jika tidak memperhatikan, maka akan ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan. Jadi, mereka memperhatikan bukan karena mereka ingin tahu tetapi karena rasa was-was. Sedangkan dari segi hasil pekerjaan siswa saat diperiksa guru, masih banyak siswa yang belum mengerjakan seluruh pertanyaan dengan alasan kurang paham materi yang disampaikan. Walaupun ada yang mengerjakan penuh, pekerjaan itu bukan hasil dari mengerjakan sendiri tetapi hasil dari mencontek jawaban dari temannya.
CATATAN LAPANGAN 2 A. Pertemuan Pertama Hari / Tanggal
: Selasa, 24 Maret 2009.
Waktu
: Jam 07.30 – 09.30
Kelas
:X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran
: Ceramah bervariasi
Jumlah Siswa
: 24 siswa
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi : Kegiatan belajar mengajar diawali dengan ucapan salam dari guru dan presensi siswa satu persatu. Guru kemudian membuka pelajaran dengan mengulang kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan jurnal penyesuaian. Guru mengulang penjelasan secara garis besar dari akun-akun yang perlu disesuaikan akhir periode perusahaan dagang. Setelah itu guru menunjuk 3 siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, namun hanya dua anak yang menjawab dengan benar. Kemudian guru melanjutkan materi dengan memberi contoh pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang akhir dengan metode ikhtisar laba/rugi. Dua anak yang menjawab dengan benar adalah Yudhit Srinita dan Nite Choria. Pelajaran dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh guru yaitu tentang akun-akun yang disesuaikan pada pos transitori pasif, pos antisipasi aktif dan pos antisipasi pasif. Penjelasan dimulai dari penyesuaian dan perhitungan akun pendapatan yang masih diterima, piutang penghasilan, dan biaya yang masih harus dibayar pada akhir periode perusahaan dagang. Setelah penjelasan materi dari guru selesai, guru mempersilakan para siswa untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara acak dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain. Pada saat itu tidak ada satupun yang berani maju untuk mempresentasikan jawabannya sampai guru menunjuk salah satu siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan sama sekali tidak siap, dan hal itu berdampak pada kesalahan jawaban yang dikemukakan. Setelah tanya jawab selesai, guru melanjutkan penjelasan tentang penyesuaian dan perhitungan akun beban administrasi bank dan penyusutan aktiva tetap sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk didiskusikan dengan teman sebangkunya. Setelah
waktu
yang
diberikan
untuk
diskusi
berakhir,
guru
mempersilakan salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Guru meminta salah satu siswa secara sukarela untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Pada saat itu tidak ada satupun yang berani maju untuk mempresentasikan jawabannya sampai guru menunjuk salah satu siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan sama sekali tidak siap, dan hal itu berdampak pada kesalahan jawaban yang dikemukakan.
Refleksi: Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui kolaborasi dengan guru mengenai proses pembelajaran akuntansi dagang sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut berasal dari pihak siswa maupun dari guru sendiri. Dari pihak guru, kekurangan tersebut adalah kurang perhatiannya guru dalam mengelola waktu saat penjelasan materi. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan dengan alasan untuk mengejar waktu. Selain itu, saat sesi tanya jawab guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal). Guru juga lebih memperhatikan siswa yang sering aktif bertanya dan kurang memperhatikan siswa yang cenderung pasif.
Jika dilihat dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada kurang perhatiannya siswa saat penjelasan materi oleh guru. Sebagian siswa masih sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran seperti bicara sendiri dengan teman sebangkunya, bermain alat tulis dan bahkan ada yang bermain handphone tanpa sepengetahuan guru. Siswa baru memperhatikan penjelasan guru ketika guru menegurnya. Hal itu berdampak pada siswa sendiri, yaitu ketika ditanya guru untuk menjawab pertanyaan seputar materi hanya sebagian kecil yang bisa menjawab.
B. Pertemuan kedua Hari / Tanggal
: Rabu, 25 Maret 2009
Waktu
: Jam 10.30 – 13.00
Data Kelas
:Kelas X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD Jumlah Siswa
: 24 siswa
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi: Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa satu persatu. Sebelum memulai pelajaran, guru menanyakan kesulitan tentang tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari. Guru memberi motivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang penyesuaian barang dagang, penyesuaian biaya dan penyesuaian pendapatan. Pada awalnya, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. Tetapi karena tidak ada siswa yang bertanya mengenai kesulitan tentang materi yang baru saja dijelaskan, guru menganggap bahwa sebagian besar siswa sudah paham. Kemudian guru menunjuk 3 siswa untuk menjawab pertanyaaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa paham
dengan materi pelajaran yang baru saja dijelaskan. Namun hanya 2 yang mau menjawab pertanyaan. Suasana kelas kembali tegang karena tidak biasanya guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Banyak siswa yang protes karena guru melakukan perubahan yang membuat siswa menjadi berdebar hatinya. Namun perubahan tersebut berdampak positif bagi siswa, siswa menjadi lebih memperhatikan guru meskipun ada beberapa siswa yang masih tetap tidak memperhatikan. Dua siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar adalah Arti Mentari dan Yudhit Srinita. Kegiatan belajar mengajar segera dilanjutkan dengan penjelasan materi yang masih berhubungan dengan jurnal penyesuaian perusahaan dagang oleh guru. Guru menjelaskan materi tentang penyesuaian dan perhitungan akun pajak yang ditanggung perusahaan, hutang yang masih harus dibayar dan beban yang disesuaikan pada akhir periode. Dalam penjelasan kali ini, guru sedikit lebih lambat dalam menjelaskan dengan tujuan agar siswa lebih paham karena materi ini cukup sulit dan perlu perhitungan yang teliti. Setelah materi sudah dijelaskan seluruhnya, guru mempersilakan para siswa untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara acak dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa yang lain. Pada saat itu hanya ada dua orang yang menjawab dengan benar, yaitu Vivia Ayuntari dan Putri Dewi. Presentasi yang dilakukan guru berakhir ketika tidak ada siswa yang bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi. Hal ini dirasa guru hampir semua siswa sudah paham dengan materi jurnal penyesuaian. Pelajaran dilanjutkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Guru menjelaskan tentang langkah-langkah STAD dan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok STAD yang sudah dibentuk sebelumnya. Awalnya banyak siswa yang protes dengan pembagian kelompok tersebut dengan alasan kurang cocok dengan teman satu timnya. Tetapi, hal tersebut segera bisa dikondisikan guru dan kelas menjadi tenang.
Terbentuk enam kelompok STAD dari 28 siswa yang terdiri dari kelompok I, II, III, IV, V, dan VI. Tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima anggota. Hal tersebut dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak genap, maka terdapat dua kelompok yang beranggotakan empat orang, yaitu kelompok II dan Kelompok V. Sedangkan kelompok I, III, IV dan VI beranggotakan lima orang. Guru bersama peneliti membagikan soal diskusi dan lembar jawab kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Selama diskusi berlangsung, guru bersama peneliti mengawasi aktifitas masing-masing kelompok supaya diskusi berjalan lancar. Setelah
waktu
yang
diberikan
untuk
diskusi
berakhir,
guru
mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Awalnya tidak ada satupun siswa yang berani secara sukarela mewakili kelompoknya presentasi, hingga akhirnya salah satu perwakilan dari kelompok II yaitu Arti Mentari berani mempresentasikan jawabannya. Presentasi dilanjutkan dengan kelompok lain urut dari kelompok I, III, IV, V, dan VI. Setelah semua wakil dari kelompok telah presentasi, guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan kemudian mengakhiri pertemuan hari itu dengan salam penutup dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi kuis pada pertemuan berikutnya.
Refleksi: Pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru akuntansi dagang yang berlangsung pada pertemuan pertama dan kedua, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar sudah berjalan dengan cukup baik meskipun terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut berasal dari pihak siswa maupun dari guru sendiri. Dilihat dari pihak guru, kekurangannya terletak pada pemberian motivasi yang kurang pada siswa yang cenderung pasif dan lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya. Hal tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif menjadi semakin tidak berminat pada saat diskusi berlangsung, sehingga banyak siswa yang kurang menggunakan waktu diskusi dengan baik. Guru juga
belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal). Dari pihak siswa, kekurangan terletak pada belum aktifnya siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dikelas. Masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dibuktikan pada saat apersepsi, guru melontarkan pertanyaan kepada 5 siswa dan hanya 2 siswa yang menjawab dengan benar. Selain itu, hanya sebagian kecil siswa yang aktif bertanya materi yang belum dipahami kepada guru. Mereka cenderung lebih suka bertanya mengenai kesulitan pelajaran kepada temannya daripada bertanya secara langsung kepada guru. Pada saat kegiatan diskusi kelompok sedang berlangsung, masih terdapat siswa yang malas berdiskusi tentang soal yang diberikan guru. Mereka cenderung mengandalkan temannya yang lebih pintar dalam megerjakan tugas. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain seperti berbicara dengan temannya diluar materi pelajaran, memainkan alat tulis, dan bermain handphone. Pada saat presentasi, hanya satu wakil dari kelompok yang suka rela mau mempresentasikan jawabannya tanpa ditunjuk guru. Mereka cenderung enggan melakukan presentasi dengan alasan takut salah dan harus menunggu perintah dari guru dulu.
C. Pertemuan ketiga Hari / Tanggal
: Jumat, 27 Maret 2009.
Waktu
: Jam 12.15 – 13.30
Data Kelas
:Kelas X Akuntanasi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD Jumlah Siswa
: 24 siswa
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi: Guru mengucapkan salam sebelum memulai kegiatan pembelajaran dan mengabsen siswa. Sebelum kegiatan evaluasi dimulai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan diri menjawab kuis atas materi yang telah didiskusikan dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Siswa diperbolehkan bertanya materi yang belum dimengerti kepada guru. Setelah waktu yang diberikan untuk belajar dan bertanya habis, guru bersama peneliti membagikan lembar jawab dan lembar soal untuk kuis berupa soal esai untuk materi jurnal penyesuaian. Selama kuis berlangsung, guru bersama peneliti mengawasi dengan baik jalannya kuis. Selama kuis berlangsung, siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal evaluasi, meskipun ada yang masih bertanya teman sebelahnya, namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran. Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai kemampuannya. Setelah waktu yang diberikan untuk kuis berakhir, lembar jawab siswa segera dikumpulkan. Berdasarkan hasil diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya dan menjawab soal kuis, guru kemudian memberikan penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor terbanyak. Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa ucapan selamat kepada kelompok yang berhasil menjadi tim super, yaitu berupa reward card atau sertifikat penghargaan. Pada siklus I ini belum ada kelompok yang berhasil menjadi tim super.
Refleksi: Pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti melalui kolaborasi dengan guru akuntansi dagang kelas X Akuntansi 2 saat kuis berlangsung, menunjukkan bahwa proses evaluasi berjalan cukup lancar. Materi yang diajarkan tentang jurnal penyesuaian sudah berjalan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan-kekurangan baik itu dari guru maupun dari siswa sendiri.
Kekurangan guru terletak pada kurangnya pengawasan pada siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat kuis sedang berlangsung. Pengawasan guru lebih tertuju pada siswa yang duduk dibarisan depan sehingga memberikan kesempatan bagi siswa yang duduk dibarisan belakang untuk tidak sportif dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa yang duduk dibelakang ada yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa sepengetahuan guru. Sedangkan dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada tidak disiplinnya siswa dalam mengerjakan soal kuis dan masih adanya siswa yang menyontek dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi teman sebelahnya misalnya meminjam kalkulator dan alat tulis pada temannya. Hal tersebut disebabkan kurangnya persiapan siswa sebelum evaluasi. Selain itu, mayoritas siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya materi yang belum dipahami kepada guru saat diberi kesempatan untuk bertanya. Penghargaan pada Siklus I ini diberikan kepada kelompok yang memiliki poin terbanyak. Penghargaan yang diberikan berupa ucapan selamat dari guru dan sertifikat bagi kelompok terbaik. Pada siklus I ini, kelompok yang berhasil menjadi tim super adalah kelompok II, III, V, dan VI. Sedangkan yang berhasil menjadi tim baik adalah kelompok IV. Kelompok I belum dapat penghargaan karena poin kelompok tersebut belum memenuhi kriteria poin minimal yaitu 15.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran
: Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 8 x 45 menit
Standar Kompetensi
: Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
A. Kompetensi Dasar 1. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang. B. Indikator 1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur. 2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat: 1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur dengan benar. 2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur dengan benar dan teliti. D. Sumber/Alat/ Bahan Sumber
: Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan
: Latihan soal
Alat
: Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok
: Menyelesaikan Neraca Lajur Perusahaan Dagang
F. Model Pembelajaran
: Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Surakarta, 19 Maret 2009 Pembimbing I
Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M.
Novia Purnawati
NIP. 130 906 761
NIM. K7405085
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran
: Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 8 x 45 menit
Standar Kompetensi
: Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
A. Kompetensi Dasar 1. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang. B. Indikator 1. Mendefinisikan pengertian Jurnal Penyesuaian. 2. Mengidentifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode 3. Menghitung jumlah nominal akun-akun yang didebet dan dikredit. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat: 1. Mendefinisikan pengertian Jurnal Penyesuaian dengan benar. 2. Mengidentifikasi akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode dengan benar. 3. Menghitung jumlah nominal akun-akun yang didebet dan dikredit dengan benar dan teliti. D. Sumber/Alat/ Bahan Sumber
: Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan
: Latihan soal
Alat
: Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok
: Terlampir (Jurnal Penyesuaian perusahaan dagang)
F. Model Pembelajaran
: Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Surakarta, 19 Maret 2009 Pembimbing I
Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M.
Novia Purnawati
NIP. 130 906 761
NIM. K7405085
Modul Ayat Jurnal Penyesuaian ( Adjusting Entries)
A. Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi atau untuk memisahkan antara penghasilan dan biaya dari suatu periode dengan periode yang lain. B. Akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode a.
Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
b.
Biaya dibayar dimuka (prepaid expense)
c.
Penghasilan diterima dimuka ( defered revenue)
d.
Piutang penghasilan (accrual receivable)
e.
Biaya yang masih dibayar (accrual payable)
f.
Penyusutan aktiva tetap (depreciation of fixed asset)
g.
Taksiran piutang tak tertagih (estimate of bad debt)
C. Pencatatan Akun-akun yang telah disesuaikan kedalam Ayat Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang dapat dibuat dengan cara: a. Memakai perkiraan-perkiraan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold/ CGS) sebagai berikut: No. 1.
Akun
Debet
Harga Pokok Penjualan Persediaan
Barang
Kredit
Rp.... Dagang
Rp....
(awal) 2.
Harga Pokok Penjualan Pembelian
Rp... Rp...
3.
Harga Pokok Penjualan
Rp...
Beban Angkut Penjualan 4.
Rp...
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Rp...
Harga Pokok Penjualan 5.
Rp...
Retur Pembelian dan pengurangan Rp... Harga Harga Pokok Penjualan
6.
Rp...
Potongan Pembelian
Rp...
Harga Pokok Penjualan
Rp...
b. Memakai perkiraan-perkiraan ikhtisar Laba/Rugi ·
Ikhtisar Laba/ Rugi
Rp...
Persediaan Barang Dagang (awal) ·
Persediaan Barang Dagang
Rp... Rp...
Ikhtisar Laba/Rugi
Rp...
Contoh: Dari catatan suatu perusahaan terdapat antara lain: Ø Persediaan barang dagang (1 Januari) Rp
600.000,00
Ø Pembelian
Rp 6.000.000,00
Ø Ongkos angkut pembelian
Rp
160.000,00
Ø Retur pembelian
Rp
420.000,00
Ø Persediaan Barang Dagang (31 Des) Rp
800.000,00
Ø Potongan Pembelian
140.000,00
Rp
Berdasarkan keterangan-keterangan diatas penyesuaian untuk persediaan barang dagang adalah sebagai berikut: 1) Memakai perkiraan ”Ikhtisar Laba/Rugi” Ikhtisar Laba/Rugi Persediaan brg.dagang(awal) Persediaan brg. Dag (akhir) Ikhtisar Laba/Rugi
Rp 600.000,00 Rp 600.000,00 Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
2) Memakai perkiraan Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rp 6.760.000,00
Persediaan brg. Dagang (awal)
Rp
600.000,00
Pembelian
Rp 6.000.000,00
Ongkos angkut pembelian
Rp
160.000,00
Persediaan brg. Dagang
Rp
800.000,00
Retur pembelian
Rp
420.000,00
Potongan pembelian
Rp
140.000,00
Harga Pokok penjualan (HPP)
Rp 1.360.000,00
Pos transitoris aktiva Akun yang termasuk transitoris aktiva adalah biaya dibayar dimuka (prepaid expense). Untuk membuat ayat penysuaian berhubungan dengan biaya dibayar dimuka, maka perlu diperhatikan pembukuan pada saat pembayaran biaya tersebut, sebagai berikut: a. Apabila saat pembayaran dibukukan sebagai ”biaya dibayar dimuka”, maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah: · Biaya... · Dibayar dimuka b. Apabila saat pembayaran dibukukan sebagai ”biaya”, maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah: ·
.....dibayar dimuka · Biaya...
Contoh: Pada 1 Juli 1979 dibayar premi asuransi untuk masa 2 tahun Rp 24.000,00 Ø Transaksi ini dapat dijurnal sebagai berikut: a. Asuransi dibayar dimuka Kas b. Biaya asuransi Kas
Rp 24.000,00 Rp 24.000,00 Rp 24.000,00 Rp 24.000,00
Ø Berdasarkan cara adjusment yang dijelaskan pada keterangan diatas maka adjusment yang harus dibuat pada akhir 1979 adalah sebagai berikut: a. Apabila ketika pembayaran dicatat sebagai ”asuransi dibayar dimuka”, maka pada saat adjusment dicatat yang telah menjadi biaya (expired) sebagai berikut: Biaya asuransi
Rp 24.000,00
Asuransi dibayar dimuka
Rp 24.000,00
b. Apabila ketika pembayaran dicatat sebagai ”biaya”, maka pada saat adjustment dicatat yang belum menjadi biaya (un expired) sebagai berikut: Asuransi dibayar dimuka
Rp 24.000,00
Biaya asuransi
Rp 24.000,00
Pos transitoris pasif Akun yang termasuk pos ini adalah penghasilan diterima dimuka (defered revenue) Untuk mencatat adanya penghasilan yang diterima dimuka maka jurnal penyesuaiannya adalah: a. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai utang: · ....diterima dimuka ·
Pendapatan...
b. Apabila dicatat sebagai pendapatan, maka penyesuaiannya: ·
Pendapatan... · ....diterima dimuka
Contoh: Pada tanggal 1 Januari 1985, diterima sewa atas gedung untuk 3 tahun (1985-1987), terhitung mulai 1 Januari 1985, sebesar Rp 6.000.000,00 Ø Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut dapat dibuat sebagai berikut: a. Pada saat penerimaan utang Kas
Rp 6.000.000,00 Sewa diterima dimuka
Rp 6.000.000,00
b. Pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan Kas
Rp 6.000.000,00 Pendapatan sewa
Rp 6.000.000,00
Ø Jurnal Penyesuaian per 31 desember 1985, berdasarkan keterangan tersebut diatas adalah: a. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai hutang, maka pada saat penyesuaian dicatat yang telah menjadi pendapatan: ·
Sewa diterima dimuka
Rp 2.000.000,00
Pendapatan sewa
rp 2.000.000,00
*perhitungan: pendapatan sewa untuk 1 tahun = 1/3 X Rp 6.000.000,00 = Rp2.000.000,00 b. Apabila pada saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan, maka pada saat penyesuaian, yang dicatat adalah yang belum menjadi pendapatan (diterima dimuka/ utang) dengan penyesuaian: ·
Pendapatan sewa Rp 4.000.000,00 Sewa diterima dimuka
Pendapatan sewa
Rp 4.000.000,00
= Rp 6.000.000,00
Pendapatan tahun 195 = (Rp 2.000.000,00) = Rp 4.000.000,00
Pos antisipasi aktif Akun yang termasuk pos aktif adalah piutang penghasilan (accrual receivable). Akun ini untuk mencatat penghasilanyang masih harus diterima maka adjusmentnya adalah: ·
....yang masih harus ditagih Pendapatan....
Contoh:
Rp... Rp...
Ø Pada tanggal 31 desember 1985, masih harus diterima sewa gedung untuk bulan oktober, november, dan desember 1985 sebesar Rp 4.000.000,00 per bulan. Ayat penyesuaian untuk mencatat keterangan tesebut diatas pada tanggal 31 Desember 1985 adalah sebagai berikut: Sewa yang masih harus diterima Pendapatan sewa
Rp 1.200.000,00 Rp 1.200.000,00
Pos Antisipasi Pasif Akun yang termasuk pos pasif adalah biaya yang masih harus dibayar (accrual payable). Untuk mencatat adanya biaya yang masih harus dibayar akhir periode akuntansi, maka adjusmentnya adalah sebagai berikut: Biaya....
Rp....
Yang masih harus dibayar Rp... Contoh: Pada tanggal 31 desember 1985 terdapat biaya untuk 1 tahun yang belum dibayar sebagai berikut: a. biaya gaji pegawai toko
Rp 300.000,00
b. biaya gaji pegawai kantor Rp 250.000,00 Maka, ayat penyesuaian biaya terutang adalah sebagai berikut: · Biaya gaji pegawai toko
Rp 300.000,00
Biaya gaji pegawai kantor Rp 250.000,00 Biaya yang masih harus dibayar
Rp 550.000,00
Skenario Pembelajaran ( Siklus I) Pertemuan pertama (3 x 45 menit) Kegiatan awal (15 menit) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. Kegiatan inti (100 menit) 1. Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. 2. Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari, yaitu tentang jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. 3. Guru menyajikan materi tentang perhitungan akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode pada perusahaan dagang. Penjelasan dimulai dari penyesuaian persediaan barang dagang, pendapatan, beban dan penyusutan aktiva. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 5. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok STAD. 6. Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab sebagai bahan yang akan didiskusikan siswa. Guru memberi bantuan hanya dengan memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan siswa. Kegiatan akhir (20 menit) 1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas..
2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut. 3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 4. Salam penutup. Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Kegiatan awal (15 menit) 1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa 2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Kegiatan inti (60 menit) 1. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa. 2. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. 3. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. Kegiatan akhir (15 menit) 1. Guru meminta lembar jawab siswa. 2. Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan mereview pelaksanaan diskusi. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar.
SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar
: Membuat Jurnal Penyesuaian
Hari/ Tanggal
: Rabu, 25 Maret 2009
Kelas
: X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Berikut ini adalah Neraca Saldo PD Makmur Agung pada tanggal 31 Desember 2007
PD Makmur Agung Neraca Saldo Per 31 Des 2007
No. Akun 101 102 103 104 105 106 111 112 113 114 201 301 302 401 402 403 501 502 503 504 601 602 603 604 605 701 801
Nama Akun Kas Pitang Dagang Persediaan Barang Dagang Perlengkapan Iklan dibayar dimuka Asuransi dibayar dimuka Peralatan toko Akumulasi Penys. Peralatan Toko Kendaraan Akumulasi Penys. Kendaraan Utang dagang Modal Tn. Antok Prive Tn. Antok Penjualan Retur penjualan Potongan penjualan Pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Beban angkut pembelian Beban gaji toko Beban gaji kantor Beban sewa toko Beban listrik dan telepon Beban umum dan rupa-rupa Pendapatan bunga Pajak penghasilan
Debet Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit
5.200.000,00 5.150.000,00 5.000.000,00 1.500.000,00 600.000,00 2.400.000,00 2.000.000,00 Rp
200.000,00
Rp 13.500.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 3.700.000,00 Rp 30.000.000,00 Rp
1.000.000,00 Rp 58.600.000,00
Rp 300.000,00 Rp 150.000,00 Rp 45.750.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
300.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00 625.000,00 375.000,00
Rp
400.000,00
Rp Rp
250.000,00 200.000,00
Rp
100.000,00
JUMLAH
Rp 94.250.000,00
Rp 94.250.000,00
Data penyesuaian tanggal 31 Desember 2007 1. Laporan rekening Koran dari bank menyebutkan bahwa bank telah mendebit akun Toko Rani Rp 75.000,00 untuk beban administrasi bank dan mengkredit Rp 125.000,00 2. Persediaan barang menurut inventarisasi pada tanggal 31 Des 2007 adalah Rp 8.300.000,00 (hitung dengan metode Ikhtisar Laba/Rugi dan metode HPP) 3. Perlengkapan yang terpakai selama setahun sebesar Rp 700.000,00 4. Iklan dibayar tanggal 6 Juli 2007 untuk 6 kali penerbitan sampai 31 Des 2007 sudah terbit 4 kali. 5. Premi asuransi dibayar tanggal 1 september 2007 untuk 1 tahun sampai dengan tanggal 31 agustus 2008. 6. Peralatan toko disusutkan 10% dari harga perolehan. 7. Kendaraan dipakai untuk toko dalam 1 tahun disusutkan 10%. 8. Beban sewa toko Rp 2.800.000,00 dibayar 1 Juni 2007 untuk 1 tahun. 9. Pajak penghasilan ditaksir sebesar Rp 1.200.000,00 Diminta: buatlah ayat jurnal penyesuaian dari data-data tersebut. Akun-akun yang dibuka: No. Akun 107 204 303
Nama Akun Sewa di bayar dimuka Utang pajak Ikhtisar Laba/Rugi
No. Akun 608 609 610
606
Beban perlengkapan
611
607 Beban Iklan Penilaian:
404
Nama Akun Beban administrasi bank Beban asuransi toko Beban penyusutan peralatan toko Beban penyusutan kendaraan Harga Pokok penjualan
1. Untuk penilaian jawaban, tiap jurnal diskor 10 kecuali nomor 2 diskor 20. 2. Total skor x 10 = 100
Kunci jawaban soal diskusi kelompok: PD Makmur Agung Jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2007 No. Nama Akun 1 Kas Beban administrasi Bank pendapatan bunga 2 (Metode Ikhtisar Laba/Rugi) Ikhtisar Laba/Rugi Persediaan Barang Dagang (awal) Persediaan Barang Dagang (akhir) Ikhtisar Laba/Rugi 3 Beban Perlengkapan Perlengkapan 4 Beban Iklan Iklan Dibayar dimuka 5 Beban Asuransi Asuransi Dibayar dimuka 6 Beban penyusutan peralatan toko Akum. Peny. Peralatan toko 7 Beban penyusutan Kendaraan Akum. Penys. Kendaraan 8 Sewa Di bayar di muka Beban sewa toko 9 Pajak Penghasilan Utang Pajak
Ref 101 608 701
Debet Rp 50.000,00 Rp 75.000,00
303
Rp 5.000.000,00
Kredit
Rp
125.000,00
103 Rp 5.000.000,00 103 Rp 8.300.000,00 303 Rp 8.300.000,00 606 Rp 700.000,00 104 Rp 700.000,00 607 Rp 400.000,00 105 Rp 400.000,00 609 Rp 800.000,00 105 Rp 800.000,00 610 Rp 200.000,00 112 Rp 200.000,00 611 Rp 1.350.000,00 114 Rp 1.350.000,00 107 Rp 833.000,00 603 Rp 833.000,00 801 Rp 800.000,00 204 Rp 800.000,00
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar
: Membuat Jurnal Penyesuaian
Hari/ Tanggal
: Jum’at, 27 Maret 2009
Kelas
: X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Kerjakan soal dibawah ini pada lembar jawab yang telah disediakan Anda diperbolehkan memakai kalkulator dan kerja sama dalam bentuk apapun tidak diperkenankan. Berikut ini adalah Neraca saldo PD Maju Terus pada tanggal 31 Desember 2008 No.Akun Keterangan
Debet
Kredit
101
Kas
Rp
3.500.000,00
102
Piutang Dagang
Rp
3.800.000,00
103
Persediaan
Barang Rp
6.100.000,00
Dagang 104
Perlengkapan
Rp
800.000,00
105
Iklan dibayar dimuka
Rp 1.800.000,00
111
Peralatan Toko
Rp 1.400.000,00
112
Akum. Penyusutan Toko
113
Gedung
114
Akum.
Rp
200.000,00
Rp100.000.000,00 Penyusutan
Rp 5.000.000,00
Gedung 201
Utang dagang
Rp 4.500.000,00
202
Utang Hipotek
Rp 10.000.000,00
301
Modal Tn .Ramon
Rp 95.000.000,00
302
Prive Tn. Ramon
401
PEnjualan
402
Retur Penjualan
Rp
100.000,00 Rp 37.000.000,00
Rp
200.000,00
403
Potongan penjualan
Rp
150.000,00
501
Pembelian
Rp 25.000.0000,00
502
Retur Pembelian
Rp
300.000,00
503
Potongan pembelian
Rp
200.000,00
504
Beban angkut pembelian
Rp
300.000,00
601
Beban gaji toko
Rp
2.000.000,00
602
Beban gaji kantor
Rp
2.800.000,00
603
Beban sewa toko
Rp
2.400.000,00
604
Beban listrik dan telepon
Rp
400.000,00
605
Beban asuransi
Rp
1.200.000,00
606
Beban bunga
Rp
400.000,00
701
Pendapatan bunga
Rp
650.000,00
801
Pajak penghasilan
Rp
500.000,00
Rp 152.850.000,00
Rp 152.850.000,00
Data penyesuian tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut. 1. Perlengkapan yang tersisa Rp 300.000,00 2. persediaan barang dagang menurut inventarisasi pada tanggal 31 Desember 2008 adalah Rp 8.000.000,00 (hitung dengan metode ikhtisar laba/rugi) 3. Premi asuransi dibayar tanggal 1 Juli 2008 untuk satu tahun. 4. Laporan rekening bank menyebutkan bahwa bank telah mendebit akun toko Agung Rp 100.000,00 untuk beban administrasi bank dan mengkredit Rp 150.000,00 5. Iklan dibayar tanggal 1 mei untuk 9 kali penerbitan sampai 31 desember 2008 sudah terbit 3 kali. 6. Pajak penghasilan ditaksir Rp 700.000,00 7. Gaji yang belum dibayar untuk toko Rp 600.000,00 8. Gedung disusutkan sebesar Rp 10%. 9. Beban sewa toko dibayar tanggal 8 Agustus untuk satu tahun. 10. Bunga hipotek 12% per tahun dibayar tiap tanggal 1 Maret dan 1 september
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian dengan membuka akun-akun sebagai berikut. No. Akun
Nama Akun
No. Akun
Nama Akun
606
Beban perlengkapan
203
Utang pajak
303
Ikhtisar Laba/Rugi
204
Utang gaji
106
Asuransi dibayar di muka
609
Beban
penyusutan
gedung 607
Beban administrasi bank
107
Sewa di bayar dimuka
608
Beban iklan
205
Utang bunga
Kunci jawaban soal evaluasi: PD Maju Terus Jurnal Penyesuaian Per 31 Desember 2008 Tanggal keterangan 31 Des Beban perlengkapan perlengkapan 31 Des Ikhtisar Laba/Rugi Persediaan barang dagang Persediaan barang dagang Ikhtisar Laba/Rugi 31 Des Asuransi di bayar dimuka Beban asuransi 31 Des Kas Beban administrasi bank Pendapatan bunga 31 Des Beban iklan Iklan di bayar dimuka 31 Des Pajak penghasilan Utang pajak 31 Des Beban gaji toko Utang gaji toko 31 Des Beban penyusutan gedung Akum.Penystn. gedung 31 Des Sewa di bayar dimuka Beban sewa toko 31 Des Beban bunga
Ref Debet 606 Rp 500.000,00 104 303 Rp 6.100.000,00 103 103 303 106 605 101 607 701 608 105 801 203 601 204 609 114 107 603 606
Rp
8.000.000,00
Rp
700.000,00
Kredit Rp
500.000,00
Rp 6.100.000,00
Rp 8.000.000,00
Rp Rp
50.000,00 100.000,00
Rp
600.000,00
Rp
200.000,00
Rp
Rp
700.000,00
Rp
150.000,00
Rp
600.000,00
Rp
200.000,00
Rp
600.000,00
600.000,00
Rp 10.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp
1.400.000,00
Rp
400.000,00
Rp
1.400.000,00
Utang bunga
205
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X AKUNTANSI NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NIS 7412 7413 7414 7415 7416 7417 7418 7419 7420 7421 7422 7423 7424 7425 7426 7427 7428 7429 7430 7431 7432 7433 7434 7435 7436 7079 7437 7438
NAMA Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
Rp
400.000,00
DAFTAR NAMA KELOMPOK STAD
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Nite Choira Dhaci Nika Puji L Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika S Yuliana Christy
Ari Mentari Nanda Karya Triasari Putri Ayuningtyas C Mila Ayu Wandari
Vivia Ayuntari K Oktaveni Putri Hartanti Putri Vera Setianingsih Selly Andriani Milda Kristiyanti
Kelompok IV Yuliani Kristianti Rahma Prananing Veronika Putri Dewi Yuliana Titik Juariyah
Kelompok V Tiara Prafanadivta Titis Efitasari Yuandita Monica Alvina Cahyadi
Kelompok VI Yudhit Srinita S Titis Handayani Sri Lestari Yunus Adi W Yuyun Kristianingsih
DAFTAR HADIR SIKLUS I Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
Kelas: X Akuntansi 2 Pertemuan Pertama Kedua Ketiga Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
DAFTAR NILAI (SKOR DASAR) MATA PELAJARAN: Akuntansi Dagang
Kelas: X Akuntansi 2
NO.
NIS
NAMA
NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
7412 7413 7414 7415 7416 7417 7418 7419 7420 7421 7422 7423 7424 7425 7426 7427 7428 7429 7430 7431 7432 7433 7434 7435 7436 7079 7437 7438
Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
87 29 56 79 82 97 45 46 47 60 41 91 79 45 70 81 17 58 69 19 98 58 85 89 97 48 56 100
KETUNTASAN BELAJAR YA TIDAK Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
Keterangan: - Skor Dasar diambil dari nilai ulangan materi sebelumnya yaitu memposting jurnal kedalam buku besar. -
Standar Ketuntasan Minimal (SKM) adalah
DAFTAR NILAI KUIS SIKLUS I Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
Kelas: X Akuntansi 2 NILAI
50 60 90 70 80 80 90 90 80 90 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 100
DAFTAR NILAI DAN PENGHARGAAN TIM KELAS X AKUNTANSI 2 MODEL STAD Kelompok 1 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Nite Choria D Nika Puji L Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika S Yuliana Christy
Skor Dasar 97 82 91 79 89 438
Skor Kuis I 70 90 90 70 80 400
Skor Perbaikan 5 20 10 10 10 55
Rata-rata
55 5 11
Kelompok 2 No. 1 2 3 4 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Arti Mentari Nanda Karya Triasari Putri Ayuningtyas C Mila Ayu Wandari
Skor Dasar 100 79 46 87 312
Skor Kuis I 100 80 180
Skor Perbaikan 30 5 30 5 70
Rata-rata
70 4 18 Super Team
Kelompok 3 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Vivia Ayuntari K Oktaveni Putri H Putri Vera S Selly Andriani Milda Kristiyanti
Skor Dasar 98 45 60 45 29 277
Skor Kuis I 80 80 90 50 300
Skor Perbaikan 5 30 30 5 30 100
Rata-rata
100 5
25 Super Team
Kelompok 4 No.
Anggota Yuliani Kristianti Rahma Prananing Veronika Putri Dewi Yuliana Titik Juariyah
1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Skor Dasar 97 41 19 47 17 221
Skor Kuis I 80 80 90 250
Skor Perbaikan 5 30 5 30 5 75
Rata-rata
75 5
15 GoodTeam
Kelompok 5 No. 1 2 3 4
Anggota Tiara Prafanadivta Titis Efitasari Yuandita Monica Alvina Cahyadi
Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Skor Dasar 81 58 58
Skor Kuis I 80 80 80
56 253
60 300
Skor Perbaikan 10 30 30 20 90
Rata-rata
90 4 22 Super Team
Kelompok 6 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Yudhit Srinita S Titis Handayani Sri Lestari Yunus Adi W Yuyun Kristianingsih
Skor Dasar 85 69 70 48 56 328
Skor Kuis I 100 90 80 80 90 440
Skor Perbaikan 30 30 20 30 30 140
Rata-rata
140 5
28 Super Team
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAGANG KELAS X AK 2 SIKLUS I (Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal
: 24, 25 dan 27 Maret 2009
Nama pengamat
: Novia Purnawati
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok: Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B) Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C) Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K) Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal: Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B) Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C) Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai Kurang (K)
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina C Nanda Karya T Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri H Putri Ayuningtyas Putri Dewi Y Putri Vera S Rahma Prananing Rika Wulaningsih Ririn Rindi A S Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari K Yuandita Yudhit Srinita S Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
C=2 K=1 K=1 K=1 B=3 B=3 B=3 B=3 C=2 K=1 C=2 C=2 C=2 K=1 C=2 B=3 K=1 C=2 C=2 K=1 B=3 K=1 B=3 C=2 B=3 K=1
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok C=2 C=2 C=2 C=2 B= 3 B=3 C=2 B=3 B=3 K=1 K=1 C=2 K=1 K=1 C=2 C= 2 C=2 K=1 B=3 K=1 B=3 K=1 B=3 K=1 C=2 K=1
C=2
K=1
B=3 56
B=3 54
Ketelitian dan Nilai ketepatan siswa kuis dalam menyelesaikan soal K=1 K=1 50 C=2 60 K=1 B=3 90 C=2 70 B=3 80 B=3 80 B=3 90 B=3 90 B=3 80 B=3 90 C=2 70 K=1 B=3 80 B=3 80 K=1 B=3 80 B=3 80 K=1 B=3 80 B=3 80 B=3 80 B=3 80 B=3 80 B=3 80 B=3 80 B=3 100 69
Ketuntasan belajar( KKM minimal 75) TS TS TS TS T TS T T T T T T TS TS T T TS T T TS T T T T T T T T
Aspek yang dinilai: Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran B = 27, C = 20, K= 9 B = 27 X 100% = 48.21%, C = 20 X 100% = 35.72, K = 9 X 100% = 16.07% 56 56 56 Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok B = 24 , C = 20 , K = 10 B = 24 X 100% = 44.44%, C = 20 X 100% = 37.04, K = 10 X 100% = 18.52% 54 54 54 Ketelitian dalam menyelesaikan soal B = 57, C = 6, K =6 B = 57 X 100% = 82.6%, C = 6 X 100% = 8.7%, K= 6 X 100% = 8.7% 69 69 69 Ketuntasan belajar (SKM minimal 75) Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswa
Ketuntasan = 19 siswa x 100% 28 siswa = 67.86%
Gambar 1. Guru mempresentasikan materi siklus I
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal materi pada siklus I
Gambar 3. Siswa mempresentasikan soal diskusi pada siklus I
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal kuis pada siklus I
CATATAN LAPANGAN 3 A. Pertemuan pertama Hari/ Tanggal
: Selasa, 31 Maret 2009
Waktu
: Jam 07.30 – 09.30
Data Kelas
: Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Jumlah Siswa
: 27
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi: Mengawali kegiatan belajar mengajar pada Siklus II ini, seperti biasa guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa satu persatu. Guru menciptakan suasana yang kondusif dengan lebih memotivasi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kemudian guru membuka pelajaran dengan sedikit mengulang kembali materi sebelumnya sebelum masuk ke materi selanjutnya dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Berbeda dengan pertemuan pertemuan sikus I, pada siklus II ini hampir semua siswa ikut aktif pada kegiatan apersepsi. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Setelah kegiatan apersepsi, guru memperkenalkan materi berikutnya yang masih berhubungan dengan materi yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur. Guru mempresentasikan cara melakukan posting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam kolom neraca lajur berserta perubahan saldo pada kolom-kolom selanjutnya. Berbeda pada saat presentasi siklus I, siswa lebih antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak (bersama-sama) tanpa harus ditunjuk guru terlebih dahulu.
Proses belajar mengajar pada pertemuan pertama siklus I berjalan dengan lancar, kemudian pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan oleh guru tentang penyesuaian dan perhitungan akun beban administrasi bank dan penyusutan aktiva tetap sebelum memberikan tugas kepada siswa untuk didiskusikan dengan teman sebangkunya. Setelah
waktu
yang
diberikan
untuk
diskusi
berakhir,
guru
mempersilakan salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Guru menawarkan kepada salah satu siswa secara sukarela untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya. Tanpa
ditunjuk
guru,
ada
tiga
siswa
yang
secara
sukarela
mau
mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa tersebut adalah Vivia, Arti dan Titis Handayani.
Refleksi: Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama sudah berlangsung lancar. Hal itu dapat ditunjukkan dengan tidak ditemukannya kekurangankekurangan seperti pada siklus I. Pada saat apersepsi, hampir semua siswa merespon dengan baik ketika diberi pertanyaan guru. Saat guru menjelaskan, semua siswa memperhatikan dengan seksama dan tidak ada siswa yang melakukan aktifitas lain diluar pelajaran. Selain itu, guru juga sudah bisa mengkondisikan dan memotivasi siswa terutama bagi siswa yang pasif.
B. Pertemuan kedua Hari/ Tanggal
: Selasa, 31 Maret 2009
Waktu
: Jam 10.30 – 13.00
Data Kelas
: Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Jumlah Siswa
: 27
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi: Seperti hari-hari biasanya, guru mengabsen siswa satu persatu sebelum memulai pelajaran. Guru menciptakan suasana yang kondusif dengan lebih memotivasi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Kemudian guru membuka pelajaran dengan sedikit mengulang kembali materi sebelumnya sebelum masuk ke materi selanjutnya dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar tanpa ditunjuk terlebih dahulu. Setelah kegiatan apersepsi, guru mengulang sedikit penjelasan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu menyelesaikan neraca lajur. Berbeda pada saat presentasi siklus I, siswa lebih antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak (bersama-sama). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami kemudian pelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelompok STAD. Setelah waktu yang diberikan untuk kegiatan diskusi berakhir, guru mempersilakan
perwakilan
dari
kelompok
untuk
mempresentasikan
jawabannya. Terdapat empat siswa yang mengajukan diri secara suka rela, tapi siswa yang sukarela tersebut adalah siswa yang kemarin sudah mengajukan diri, meskipun belum mendapat kesempatan ke depan. Dalam pertemuan kali ini, guru menginginkan siswa yang biasanya kurang aktif untuk berani maju ke depan. Akhirnya setelah guru memberi motivasi akan pentingnya melatih mental, salah satu perwakilan dari kelompok V yaitu Titis Efi yang mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Meskipun siswa tersebut masih ragu, namun karena semangat dan dorongan dari guru dan teman-temannya akhirnya Titis Efi tersebut maju, dan ternyata dia juga bisa mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.
Refleksi: Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sudah berlangsung lancar dan menunjukkan peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan saat diskusi siklus II, tidak lagi ditemukan kekurangankekurangan yang muncul
saat diskusi siklus I. Guru juga lebih bisa
membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih aktif saat diskusi sedang berlangsung. Dari pihak siswa, peningkatan terlihat dari keaktifan saat diskusi sedang berlangsung. Berdasarkan pengamatan guru berkolaborasi dengan peneliti, semua siswa sudah bisa menggunakan waktu diskusi kelompok dengan sebaik-baiknya. Sebagian besar siswa sudah berani melakukan presentasi tanpa ditunjuk guru.
C. Pertemuan ketiga Hari/ Tanggal
: Selasa, 3 April 2009
Waktu
: Jam 07.00 – 09.30
Data Kelas
: Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1
Surakarta Model Pembelajaran
: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Jumlah Siswa
: 27
Jenis
: Observasi mendalam
Deskripsi: Guru mengawali kegiatan belajar mengajar pada hari itu dengan mengucapkan salam kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa satu persatu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri sebelum mengerjakan soal kuis berupa soal esai untuk materi menyelesaikan neraca lajur. Guru bersama peneliti membagikan soal dan lembar jawab dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri.
Pada saat kuis berlangsung, guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil diskusi dapat mencerminkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk memastikan tidak ada yang berbuat curang dalam mengerjakan soal terutama bagi siswa yang duduk dibarisan belakang. Kegiatan evaluasi berlangsung dengan baik dan tidak ada siswa yang mencoba menanyakan jawaban pada temannya. Penghargaan pada Siklus II ini diberikan kepada kelompok yang memiliki poin terbanyak. Penghargaan yang diberikan berupa ucapan selamat dari guru dan sertifikat bagi kelompok terbaik. Pada siklus II ini, semua kelompok berhasil menjadi tim super atau kelompok istimewa. Keberhasilan semua kelompok menjadi tim super menunjukkan kemajuan yang signifikan bila dibanding siklus I. Kemajuan tersebut dikarenakan mereka memperhatikan penjelasan materi dari guru dan menggunakan waktu diskusi dengan sebaik mungkin.
Refleksi: Pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) telah berlangsung dengan baik, dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa, menegaskan bahwa siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Mereka merasa lebih paham jika pengetahuannya diperoleh melalui presentasi dari guru dan diskusi dengan teman sekelompoknya. Mereka merasa lebih memahami pelajaran karena mereka cenderung termotivasi jika dilakukan secara diskusi. Mereka berpendapat bahwa dengan diskusi, soal materi yang diajarkan guru lebih mudah dipahami dan lebih meningkatkan kerja sama dalam kelompok daripada dikerjakan secara individual. Jadi, keaktifan dan motivasi belajar siswa pada Siklus II ini lebih meningkat dari Siklus I. Hal tersebut nampak pada hasil evaluasi atau soal kuis, yaitu peningkatan prestasi belajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMK Kristen 1 Surakarta
Mata Pelajaran
: Kompetenasi Kejuruan Akuntansi Dagang
Kelas / Program Keahlian : X Ak 2 / Akuntansi Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 8 x 45 menit
Standar Kompetensi
: Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
C. Kompetensi Dasar 2. Menyiapkan proses penyusunan laporan keuangan Perusahaan Dagang. D. Indikator 1. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur. 2. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat: 3. Memposting neraca saldo dan jurnal penyesuaian kedalam neraca lajur dengan benar. 4. Menyelesaikan perhitungan neraca lajur dengan benar dan teliti. D. Sumber/Alat/ Bahan Sumber
: Akuntansi Dasar ( Henry Soemantri : Armico)
Bahan
: Latihan soal
Alat
: Papan tulis, kolom jurnal dan alat tulis
E. Materi Pokok
: Menyelesaikan Neraca Lajur Perusahaan Dagang
F. Model Pembelajaran
: Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Surakarta, 19 Maret 2009 Pembimbing I
Peneliti
Dra. Sri Witurachmi, M.M.
Novia Purnawati
NIP. 130 906 761
NIM. K7405085
SOAL EVALUASI SIKLUS II Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar
: Menyelesaikan Neraca Lajur
Hari/ Tanggal
: Jum’at, 3 April 2009
Kelas
: X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Analog soal pada PD Solo Raya dan jurnal penyesuaian Siklus I yang telah Anda buat sebelumnya, buatlah neraca lajurnya pada kolom yang telah disediakan! Berikut adalah Neraca Saldo pada PD Solo Raya. No. Akun 101 102 103 104 105 106 107 121 122 123
Nama Akun
Debet
Kas Piutang wesel Piutang dagang Persediaan barang dagang Perlengkapan Sewa dibayar dimuka Asuransi dibayar dimuka Bangunan Peralatan Akumulasi Penys. Peralatan Utang dagang Utang hipotek Modal Nona Raya Prive Nona Raya Penjualan
Rp 13.700.000,00 Rp 4.800.000,00 Rp 18.200.000,00 Rp 33.300.000,00 Rp 3.600.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 5.200.000,00
Rp 1.700.000,00
503
Retur penj. dan pengurangan harga Potongan penjualan Pembelian Retur pemb dan pengurangan harga Potongan pembelian
504 505 506
Beban angkut pembelian Beban gaji Beban iklan
Rp Rp Rp
201 221 301 302 401 402 403 501 502
Kredit
Rp
400.000,00
Rp 6.300.000,00 Rp 8.000.000,00 Rp160.000.000,00 Rp 2.200.000,00 Rp 89.000.000,00
Rp 900.000,00 Rp 67.500.000,00 Rp 2.100.000,00 Rp 800.000,00 900.000,00 6.000.000,00 1.800.000,00
601 602
Beban bunga Pajak penghasilan JUMLAH
Rp 600.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 266.600.000,00
Rp266.600.000,00
Penilaian: Penilaian diambil dari jumlah perhitungan akun-akun nominal yang benar pada setiap laporan. 1. Nilai untuk ayat jurnal penyesuaian adalah 20. 2. Nilai untuk neraca saldo disesuaikan adalah 30. 3. Nilai untuk laporan laba/rugi adalah 25. 4. Nilai untuk laporan neraca adalah 25.
SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Kompetensi Kejuruan Akuntansi Perusahaan Dagang
Kompetensi dasar
: Menyelesaikan Neraca Lajur
Hari/ Tanggal
: Rabu, 1 April 2009
Kelas
: X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta
Analog soal pada PD Makmur Agung dan jurnal penyesuaian Siklus I yang telah Anda buat sebelumnya, buatlah neraca lajurnya pada kolom yang telah disediakan! Berikut adalah Neraca Saldo pada PD Makmur Agung No. Akun 101 102 103 104 105 106 111 112 113 114 201 301 302 401 402 403 501 502 503 504 601 602 603 604 605 701
Nama Akun Kas Pitang Dagang Persediaan Barang Dagang Perlengkapan Iklan dibayar dimuka Asuransi dibayar dimuka Peralatan toko Akumulasi Penys. Peralatan Toko Kendaraan Akumulasi Penys. Kendaraan Utang dagang Modal Tn. Antok Prive Tn. Antok Penjualan Retur penjualan Potongan penjualan Pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Beban angkut pembelian Beban gaji toko Beban gaji kantor Beban sewa toko Beban listrik dan telepon Beban umum dan rupa-rupa Pendapatan bunga
Debet Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit
5.200.000,00 5.150.000,00 5.000.000,00 1.500.000,00 600.000,00 2.400.000,00 2.000.000,00 Rp
200.000,00
Rp 13.500.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 3.700.000,00 Rp 30.000.000,00 Rp
1.000.000,00 Rp 58.600.000,00
Rp 300.000,00 Rp 150.000,00 Rp 45.750.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
250.000,00 200.000,00
Rp
100.000,00
300.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00 625.000,00 375.000,00
801
Pajak penghasilan JUMLAH
Rp 400.000,00 Rp 94.250.000,00
Rp 94.250.000,00
Penilaian: Penilaian diambil dari jumlah perhitungan akun-akun nominal yang benar pada setiap laporan. 1. Nilai untuk ayat jurnal penyesuaian adalah 20. 2. Nilai untuk neraca saldo disesuaikan adalah 30. 3. Nilai untuk laporan laba/rugi adalah 25. 4. Nilai untuk laporan neraca adalah 25.
Skenario Pembelajaran ( Siklus II) Pertemuan pertama (3 x 45 menit) Kegiatan awal (15 menit) 1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa 2. Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. Kegiatan inti (90 menit) 1. Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan materi baru yaitu menyelesaikan neraca lajur. Penjelasan dimulai dari fungsi neraca lajur dan penyajian kolom pada neraca lajur. 2. Guru menjelaskan pengisian tiap-tiap kolom pada neraca lajur berdasarkan analog dari soal jurnal penyesuaian Siklus I. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 4. Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan teman sebangkunya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. Kegiatan akhir (30 menit) 1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan teman satu bangku di depan kelas.. 2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut. 3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 4. Salam penutup.
Pertemuan kedua (3 x 45 menit) Kegiatan awal (15 menit) 1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa 2. Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. Kegiatan inti (90 menit) 1. Guru mengulangi sedikit materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yaitu posting jurnal penyesuaian dan neraca saldo pada kolom neraca lajur. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 3. Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok STAD. 4. Guru bersama peneliti membagikan lembar jawab dan lembar soal sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. 5. Guru bersama peneliti berkeliling kelas untuk memonitor jalannya diskusi dan terus memberikan motivasi bagi seluruh siswa terutama siswa yang kurang aktif. Kegiatan akhir (30 menit) 1. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.. 2. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan bersama anggota kelompoknya dan menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut. 3. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 4. Salam penutup.
Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Kegiatan awal (15 menit) 1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal kuis atas materi yang telah disampaikan pada pertemuan terdahulu. Kegiatan inti (60 menit) 1. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. 2. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. Kegiatan akhir (15 menit) 1. Guru meminta lembar jawab kuis. 2. Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar. 3. Salam penutup
DAFTAR HADIR SIKLUS II Mata Pelajaran: Akuntansi Perusahaan Dagang
No.
NAMA
1 Mila Ayu Wandari 2 Milda Kristiyanti 3 Monica Alvina Cahyadi 4 Nanda Karya Triasari 5 Nika Puji Lestari 6 Nite Choria Dachi 7 Oktaveni Putri Hartanti 8 Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I 9 Putri Dewi Yuliana 10 Putri Vera Setianingsih 11 Rahma Prananingtyas 12 Rika Wulaningsih 13 Ririn Rindi Antika Sari 14 Selly Andriani 15 Sri Lestari 16 Tiara Prafanadifta 17 Titik Juariyah 18 Titis Efitasari 19 Titis Handayani 20 Veronika 21 Vivia Ayuntari Kushartini 22 Yuandita 23 Yudhit Srinita Susilowati 24 Yuliana Christy 25 Yuliani Kristianti 26 Yunus Adi Wibowo 27 Yuyun Kristianingsih 28 Arti Mentari Keterangan: Tanda (Ö) kehadiran siswa
Kelas: X Akuntansi 2 Pertemuan Pertama Kedua
Ketiga
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
_
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
DAFTAR NILAI DALAM PEMBAGIAN KELOMPOKSTAD (skor dasar) SIKLUS II
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
NILAI
50 60 90 70 80 80 90 90 80 90 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 100
Keterangan: nilai (skor dasar) dalam Siklus II ini, diambil dari nilai kuis Siklus I
DAFTAR NAMA KELOMPOK STAD
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Nite Choira Dhaci Nika Puji L Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika S Yuliana Christy
Ari Mentari Nanda Karya Triasari Putri Ayuningtyas C Mila Ayu Wandari
Vivia Ayuntari K Oktaveni Putri Hartanti Putri Vera Setianingsih Selly Andriani Milda Kristiyanti
Kelompok IV Yuliani Kristianti Rahma Prananing Veronika Putri Dewi Yuliana Titik Juariyah
Kelompok V Tiara Prafanadivta Titis Efitasari Yuandita Monica Alvina Cahyadi
Kelompok VI Yudhit Srinita S Titis Handayani Sri Lestari Yunus Adi W Yuyun Kristianingsih
DAFTAR NILAI KUIS SIKLUS II Kelas : X Akuntansi 2 Mata Pelajaran : Akuntansi Perusahaan Dagang Materi : Menyelesaikan Neraca Lajur NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
NILAI
100 88 100 95 93 90 100 96 91 96 100 91 81 95 100 96 100 90 96 96 100 94 90 96 93 100
TABEL HASIL SKOR TIM SIKLUS II Kelompok 1 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Nite Choria D Nika Puji L Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika S Yuliana Christy
Skor Dasar 70 90 90 70 80 400
Skor Kuis I 93 95 100 91 90 469
Skor Perbaikan 30 20 20 30 20 120
Rata-rata
120 5
24 Super Team
Kelompok 2 No. 1 2 3 4 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Ari Mentari Nanda Karya Triasari Putri Ayuningtyas C Mila Ayu Wandari
Skor Dasar 100 80 180
Skor Kuis I 100 100 100 100 400
Skor Perbaikan 30 30 30 30 120
Rata-rata 120 4
30 Super Team
Kelompok 3 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Vivia Ayuntari K Oktaveni Putri H Putri Vera S Selly Andriani Milda Kristiyanti
Skor Dasar 80 80 90 50 300
Skor Kuis I 96 90 91 81 88 446
Skor Perbaikan 30 20 20 30 30 130
Rata-rata
130 5
26 Super Team
Kelompok 4 No. 1 2 3 4 5
Anggota Yuliani Kristianti Rahma Prananing Veronika Putri Dewi Yuliana Titik Juariyah
Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Skor Dasar
Skor Kuis I 80 80 90
250
96 96 96 96 96 480
Skor Rata-rata Perbaikan 30 30 30 140 20 5 30 140 28 Super Team
Kelompok 5 No. 1 2 3 4
Anggota Tiara Prafanadivta Titis Efitasari Yuandita Monica Alvina Cahyadi
Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Skor Dasar
Skor Skor Rata-rata Kuis I Perbaikan 80 100 30 80 100 30 80 100 30 95
60 300
300
5 95
4 24 Super Team
Kelompok 6 No. 1 2 3 4 5 Jumlah Skor Tim Penghargaan Tim
Anggota Yudhit Srinita S Titis Handayani Sri Lestari Yunus Adi W Yuyun Kristianingsih
Skor Dasar 80 80 80 80 80 400
Skor Kuis I 94 90 95 93 372
Skor Perbaikan Rata-rata 30 20 30 115 5 5 30 115 23 Super Team
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DAGANG KELAS X AK 2 SIKLUS II (Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal
: 31 Maret, 1 April dan 3 April 2009
Nama pengamat
: Novia Purnawati
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk kegiatan apersepsi dan kegiatan pembelajaran: Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B) Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C) Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K) Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal: Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B) Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C) Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai Kurang (K)
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati
1
Mila Ayu Wandari
2
Milda Kristiyanti
3
Monica Alvina C
4
Nanda Karya T
5
Nika Puji Lestari
6
Nite Choria Dachi
7 8
Oktaveni Putri H Putri Ayuningtyas CCI
9
Putri Dewi Yuliana
10
Putri Vera S
11
Rahma Prananing
12
Rika Wulaningsih
13
Ririn Rindi A S
14
Selly Andriani
15
Sri Lestari
16
Tiara Prafanadifta
17
Titik Juariyah
18
Titis Efitasari
19
Titis Handayani
20
Veronika
21
Vivia Ayuntari K
22
Yuandita
23
Yudhit Srinita S
24
Yuliana Christy
25
Yuliani Kristianti
Keaktifan
Keaktifan
Ketelitian dan Nilai
siswa
siswa
selama
mengikuti
siswa
apersepsi
pembelajaran
menyelesaikan
minimal
soal
75)
dalam ketepatan
kuis
dalam
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
C=2
C=2
C=2
K=1
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
Ketuntasan belajar( SKM
100 88
T T TS
100 95 93 90
T T T T T
100 B=3
B=3
B=3
C=2
B=3
B=3
B=2
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
C=2
C=2
C= 2
C=2
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
C=2
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
C=2
C=2
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
96 91 96 100 91 81 95 100 96 100 90 96 96 100 94 90 96
T T T T T T T T T T T T T T T T T
26
Yunus Adi Wibowo
27
Yuyun K
28
Arti Mentari
K=1
K=1
K=1
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
B=3
76
79
81
Aspek yang dinilai: Keaktifan siswa selama apersepsi B = 63, C = 12, K= 1 B = 63 X 100% = 82.9%, C = 12 X 100% = 15.79% , K = 1 X 100% = 1.32% 76 76 76 Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran B = 72 , C = 6 , K = 1 B = 72 X 100% = 91.14%, C = 6 X 100% = 7.6%, K = 1 X 100% = 1.26% 79 79 79 Ketelitian dalam menyelesaikan soal B = 72, C = 4, K =2 B = 75 X 100% = 92.6%, C = 4 X 100% = 4.94%, K= 2 X 100% = 2.46% 81 81 81 Ketuntasan belajar (SKM minimal 75) Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah siswa
Ketuntasan = 26 siswa x 100% 28 siswa = 92.86%
TS 93 100
T T
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 3 SURAKARTA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA NO.
NAMA SKOR DASAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Mila Ayu Wandari Milda Kristiyanti Monica Alvina Cahyadi Nanda Karya Triasari Nika Puji Lestari Nite Choria Dachi Oktaveni Putri Hartanti Putri Ayuningtyas Chrisina Cahya I Putri Dewi Yuliana Putri Vera Setianingsih Rahma Prananingtyas Rika Wulaningsih Ririn Rindi Antika Sari Selly Andriani Sri Lestari Tiara Prafanadifta Titik Juariyah Titis Efitasari Titis Handayani Veronika Vivia Ayuntari Kushartini Yuandita Yudhit Srinita Susilowati Yuliana Christy Yuliani Kristianti Yunus Adi Wibowo Yuyun Kristianingsih Arti Mentari
87 29 56 79 82 97 45 46 47 60 41 91 79 45 70 81 17 58 69 19 98 58 85 89 97 48 56 100
NILAI SIKLUS I
50 60 90 70 80 80 90 90 80 90 70 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 100
SIKLUS II
100 88 100 95 93 90 100 96 91 96 100 91 81 95 100 96 100 90 96 96 100 94 90 96 93 100
Gambar 1. Guru mempresentasikan materi siklus II
Gambar 2. Siswa mendiskusikan soal materi pada siklus II
Gambar 3. Siswa mempresentasikan soal diskusi pada siklus II
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal kuis pada siklus II
’
… … … … …
Congratulation to: .
(Member s name)
’
… … … … …
Congratulation to: .
(Member s name)
’
… … … … …
Congratulation to:
(Member s name)
.
Super Team
GREAT Team
Good Team
PEDOMAN WAWANCARA PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Untuk Guru) Responden Guru
Variabel Penerapan
Indikator a.Pengertian
Daftar Pertanyaan 1. Bagaimana pemahaman Ibu
model
model
tentang model pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
kooperatif?
kooperatif
kooperatif
Tipe
2. Apa kelebihan dari pelaksanaan model pembelajaran kooperatif?
Student Teams Achievement
b. Pelaksanaan 1. Apakah siswa dapat lebih mudah
Divisions
model
menguasai materi dengan adanya
(STAD)
pembelajaran
penerapan model pembelajaran
kooperatif
ini?
Tipe
Student 2. Apakah model pembelajaran
Teams
kooperatif STAD dapat
Achievement
meningkatkan prestasi belajar
Divisions
siswa dibandingkan dengan
(STAD)
Model Pembelajaran sebelumnya? 3. Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan model pembelajaran kooperatif STAD ini?
c. Penilaian
1. Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ini? 2. Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian
dalam
pelaksanaan
Model Pembelajaran STAD?
3. Apakah langkah-langkah model STAD mudah diterapkan untuk pelajaran akuntansi dagang? 4. Apakah Ibu bersedia menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 TERHADAP PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Petunujuk pengisian: 1. Tulis nama anda, kelas dan nomor absen pada tempat yang telah disediakan 2. Beri tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap paling benar. 3. Bacalah setiap item dengan teliti
Nama
:
Kelas
:
No. absent
:
Daftar Pertanyaan: 1. Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dagang dengan belajar dalam tim/kelompok daripada menyelesaikan soal secara individu a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
2. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran akuntansi dagang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD daripada model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru sebelumnya a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
3. Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya model STAD a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
4. Prestasi belajar (nilai) saya mengalami perubahan setelah diterapankannya model pembelajaran STAD a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
5. Menurut saya, model pembelajaran kooperatif STAD cocok diterapkan dalam pelajaran akuntansi dagang a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi Dagang Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta Nama informan
: Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd.
Tanggal wawancara : Waktu
:
Pewawancara
: Novia Purnawati
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif P : Bagaimana pemahaman Ibu tentang model pembelajaran kooperatif? I
: …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
P
:Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut?
I
:……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
2. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) P
: Bagaimana peranan model pembelajaran kooperatif STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa?
I
: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
P
: Apakah model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil
belajar
siswa
dibandingkan
dengan
model
pembelajaran
sebelumnya? I
: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
P
: Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya penerapan model pembelajaran ini?
I
:……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
P
: Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan model pembelajaran ini?
I
: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..
3. Penilaian P
: Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ini?
I
: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………..
P
: Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD?
I
: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….
P
: Apakah langkah-langkah model STAD mudah diterapkan untuk pelajaran Akuntansi Dagang?
I
: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
P
: Apakah Ibu bersedia menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
I
: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi Dagang Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta
Nama informan
: Dra. Nunik Heriyanti, S.Pd.
Tanggal wawancara : 29 April 2009 Waktu
: pukul 10.30 WIB
Pewawancara
: Novia Purnawati
4. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif P
: Bagaimana pemahaman Ibu tentang model pembelajaran kooperatif?
I
: Menurut saya, dalam pembelajaran ini dibentuk adanya kelompokkelompok siswa yang pemilihan anggotanya dibentuk dari siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai untuk membahas suatu masalah/ sub kompetensi/ kompetensi.
P
:Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut?
I
: Kelebihan yang diperoleh dari model tersebut antara lain: · Adanya kerja sama antar siswa · Munculnya keberanian mengungkapkan pendapat · Meningkatkan rasa percaya diri · Berani mempertahankan pendapat · Saling melengkapi satu sama lain dalam mengungkapkan pendapat
5. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) P
: Bagaimana peranan model pembelajaran kooperatif STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa?
I
: Peranan model tersebut antara lain: · Siswa dilatih lebih percaya diri untuk berani dalam berkomunikasi dan berusaha mengembangkan wawasan saat presentasi.
· Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. · P
Siswa lebih siap dalam pelaksanaan evaluasi
: Apakah model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil
belajar
siswa
dibandingkan
dengan
model
pembelajaran
sebelumnya? I
: Ya. Karena model tersebut mendorong siswa untuk lebih kreatif dan berani mengemukakan pendapat.
P
: Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya penerapan model pembelajaran ini?
I
: Menurut saya siswa lebih bisa memahami materi karena mereka dituntut untuk belajar lebih giat.
P
: Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan model pembelajaran ini?
I
: Saya merasakan respon yang positif dari siswa.
6. Penilaian P
: Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ini?
I
: Aspek yang dinilai antara lain: · Kekompakan kelompok · Penguasaan materi · Kreatifitas kelompok/ anggota · Cara menanggapi masalah/ pertanyaan.
P
: Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD?
I
: Saya menilai berdasarkan tiga aspek, yaitu: · Pengamatan saat kegiatan belajar mengajar. · Lisan, yaitu saat mereka menjawab pertanyaan · Tes tertulis.
P
: Apakah langkah-langkah model STAD mudah diterapkan untuk pelajaran Akuntansi Dagang?
I
: Saya rasa cukup mudah diterapkan, hanya saja butuh waktu yang banyak dalam pelaksanaannya.
P
: Apakah Ibu bersedia menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
I
: Kemungkinan saya akan mempraktekkannya lagi karena model itu cukup cocok diterapkan pada pelajaran akuntansi.
TANGGAPAN SISWA MENGENAI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Poin
Pernyataan
Tanggapan Siswa SS
A
Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi
S
KS
Jumlah TS
siswa
10
15
2
-
27
2
25
-
-
27
3
21
3
-
27
6
17
4
-
-
10
13
4
-
27
dagang dengan belajar dalam tim/ kelompok dari pada menyelesaikan soal secara individu B
Saya lebih mudah memahami materi akuntansi dagang dengan model pembelajaran kooperatif STAD daripada model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru sebelumnya.
C
Saya lebih aktif dalam mengukuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya model STAD
D
Prestasi belajar (nilai) saya mengalami perubahan setelah diterapkannya model STAD.
E
Menurut saya, model pembelajaran kooperatif STAD cocok diterapkan dalam pelajaran akuntansi dagang
Tabel 6. Tanggapan siswa untuk model STAD Keterangan: SS = Sangat Setuju S
= Setuju
KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju
Profil Hasil Tanggapan Siswa mengenai Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
25 20
Pernyataan:
15 10
A
B
C
D
E
5 0 SS
S
KS
TS
Gambar 11. Grafik Tanggapan Siswa Keterangan: Poin
A
Pernyataan
Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dagang dengan belajar dalam tim/ kelompok dari pada menyelesaikan soal secara individu
B
Saya lebih mudah memahami materi akuntansi dagang dengan model pembelajaran kooperatif STAD daripada model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru sebelumnya.
C
Saya lebih aktif dalam mengukuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya model STAD
D
Prestasi belajar (nilai) saya mengalami perubahan setelah diterapkannya model STAD.
E
Menurut saya, model pembelajaran kooperatif STAD cocok diterapkan dalam pelajaran akuntansi dagang
PERSENTASE TANGGAPAN SISWA MENGENAI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Pernyataan
Persentase Tanggapan SS
S
KS
TS
A
37,03%
55,56%
7,41%
-
B
7,41%
92,59%
-
-
C
11,11%
77,78%
11,11%
-
D
22,22%
62,97%
14,81%
-
E
37,04%
48,15%
14,81%
-
Tabel 7. Persentase tanggapan siswa Keterangan: SS = Sangat Setuju S
= Setuju
KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju
1. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan a. Kepala Sekolah 1) Tugas Pengelolalaan teknik edukatif program diklat berdasarkan visi dan misi sekolah, yaitu : -
Menjabarkan, melaksanakan, dan mengembangkan program diklat kurikulum tingkat satuan pendidikan.
-
Mengelola
unsur
pokok
manajemen
sekolah
:
man
(guru,karyawan,murid), money (dari orang tua murid dan pemerintah), dan material (fasilitas berupa gedung, perabot sekolah, alat-alat pelajaran teori dan praktek). -
Mengadakan kerjasama dengan pihak luar seperti orang tua, pengguna produk (tamatan), jajaran pemerintah.
2) Wewenang Menyelenggarakan
seluruh
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, yang meliputi : -
Perencanaan program kerja sekolah, RIPS,RAPBS,RENSTRA
-
Pengorganisasian seluruh program kegiatan sekolah
-
Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan
-
Menentukan kebijakan untuk perbaikan selanjutnya
3) Tanggung jawab -
Bertanggung jawab kepada pemerintah kota dan dinas pendidikan
-
Bertanggung jawab kepada pengurus perhimpunan pendidikan kristen surakarta
-
Bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di sekolah sesuai visi dan misi sekolah.
b. QMR 1) Tugas -
Memeriksakan kecukupan dokumen pedoman mutu pada sistem manajemen mutu
-
Mengesahkan dokumen standard operating prosedure (SOP) pada sistem manajemen mutu
2) Wewenang Mengatur,
menumbuhkan
kesadaran
tentang
pentingnya
harapan
stakeholders, mengendalikan dan mengembangkan sistem dariseluruh proses yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen mutu serta kewenangan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar khususnya mengenai siatem manajemen mutu 3) Tanggung jawab -
Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
-
Melaporkan kepada kepala sekolah tentang kinerja sistem manajemen mutu di sekolah dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya.
-
Membangkitkan kesadaran di sekolahtentang pentingnya harapan stakeholders
-
Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu sekolah.
c. WKS 1 1) Tugas -
Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional diklat di sekolah melalui analisis kurikulum, sinkronisasi, menetapkan kurikulum validasi
-
Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan, pembagian tugas mengajar, jadwal pelajaran, dan bahan ajar
-
mengorganisasi kegiatan belajar mengajar baik teori maupun praktek yang terdiri dari : persiapan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, evaluasi hasil belajar, analisis evaluasi hasil belajar, perbaikan dan pengayaan.
-
Mengelola administrasi pendidikan
-
Merencanakan dan menyusun progrm pengembangan kurikulum
-
Bersama WKS 2 melaksanakan kegiatan PSB
2) Wewenang Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya kegiatan belajar mengajar. d. WKS 2 1) Tugas -
Menyusun program kesiswaan dan mengkoordinasi pelaksanaannya
-
Mengkoordinasi pelaksanaan dan npendampingan siswa
-
Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan kesiswaan
-
Merencanakan dan melaksanakan pendaftaran dan penerimaan siswa baru
-
Menegakkan disiplin tata tertib siswa
-
Pembianaan dan pengembangan kepribadian siswa
-
Pembinaan OSIS dan ekstrakurikuler
-
Mengelola administrsai kegiatan siswa
-
Memperhatikan, memelihara, dan menjaga suasana sekolah
-
Merencanakan, membuat, dan merevisi buku pedoman siswa
2) Wewenang -
Menyelenggarakan PSB
-
Penanganan ketertiban siswa
-
Menyelenggarakan BP/BK
3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam penyelenggaraan PSB dan kegiatan bidang kesiswaan e. WKS 3 1) Tugas -
Menyusun program pemberdayaan dan pengembangan ketenagaan
-
Mengerahakan urusan ketenagaan agar berfungsi sebagai man fungsinya
-
Secara rutin menyampaikan hasil kerja kepada kepala sekolah
-
Memonitor
dan
mengevaluasi
pelaksanaan
pemberdayaan
dan
pengembangan ketenagaan -
Menetapkan kompetensi personil sesuai dengan tugas masing-masing
-
Pendampingan seluruh guru sekolah
-
Mengusulkan kebutuhan guru
-
Mengusulkan pengembangan kemampuan guru
2) Wewenang merencanakan pembinaan dan pengembangan karir serta kebutuhan tenaga pendidik 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan membina, memberdayakan dan pengembangan tenaga pendidik f. WKS 4 1) Tugas -
Menyusun program kerja sama dengan DU/DI dan instansi
-
Menjalin kerja sama dengan DU/DI dan instansi terkait
-
Mempromosikan potensi sekolah
-
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang berkaitan dengan hubungan masyarakat
2) Wewenang Menyusun program kerja sama dengan melaksanakan promosi, komunikasi dan kerja sam di DU/Di dan instansi terkait 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terwujudnya kerja sama dengan DU/DI dan instansi terkait g. KAPRO 1) Tugas Menyusun program jurusan dengan menkoordinasikan pelaksanaannya, meliputi : -
Bersama WKS 1 menyusun jadwal kegiatan belajar mengajar praktek
-
Membuat tat tertib laboratorium
-
Menentukan kebutuhan bahan dan alat kegiatan belajar mengajar praktek
-
melaksanakan perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar praktek
-
melaksanakan pengembangan laboratorium
2) Wewenang Merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan belajar mengajar praktek yang diprogramkan keahlian masing- asing 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terwujudnya kegiatan belajar mengajar praktek dan pengelolaan laboraturium h. Wali Kelas 1) Tugas -
Mewakili kepala sekolah dan orang tua dalam pembianaan siswa
-
Membina kepribadian, ketertiban, dan kekeluargaan
-
Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan keterampilan siswa
-
evaluasi nilai rapor dan kenaikan kelas
-
membatu WKS 1 dan WKS 2 dalam permasalahan yang terkait
-
Membuat catatan tentang : o Situasi keluarga dan ekonomi o Ketidakhadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa o Prestasi akademik masing-masing
2) Wewenang Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pendampingan dan monitoring kelas 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksanaya pendampingan dan monitoring kelas i. Guru
1) Tugas Melaksanakan program kegiatan belajar mengajar, yang meliputi : -
Persiapan meliputi analisis kurikulum, membuat SAP
-
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
-
Evaluasi
-
Analisis
-
Perbaikan
2) Wewenang Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan tugas mengajar 3) Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala sekolah berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar menurut tingkat yang diajarkan.