Jurnal EduBio Tropika, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 187-250
Roslimah Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Muhibbuddin Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh Korespondensi:
[email protected]
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMETAAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM ABSTRAK: Telah dilaksanakan penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran STAD, peningkatan hasil belajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 September sampai dengan 27 Oktober 2013. Metode yang digunakan adalah eksprimen dan deskriptif dengan jumlah sampel 60 orang siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas VII-1 dan 30 siswa kelas VII-2. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem adalah uji t, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara pemetaan konsep siswa dengan hasil belajar digunakan uji r. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar dengan pemetaan konsep siswa pada kelas eksprimen dan kelas kontrol serta terdapat hubungan antara pemetaan konsep siswa dengan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang disertai dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem. Kata Kunci: STAD, Hasil Belajar, Pemetaan Konsep, dan Materi Ekosistem.
STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MODEL APPLICATION TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND THE ABILITY OF THE STUDENTS TO THE MATERIAL CONCEPT MAPPING ECOSYSTEM ABSTRACT: After study conducted by the title of STAD (Student Teams Achievement Divisions) model application to improve learning outcomes and the ability of the students to the material concept mapping ecosystem that aims to determine how the application of STAD models, improved learning outcomes and the ability of the students to the material concept mapping ecosystem. The study was conducted on September 6 to October 27, 2013. The method used was experimental and descriptive with a sample of 60 students consisting of 30 students of class VII-1 and 30 students of class VII-2. Analysis of the data used to determine the difference in improving student learning outcomes and the ability of the students 'concept mapping is a ecosystem material t test, whereas to determine the relationship between students' concept mapping learning outcomes used to r test. The results showed that there are differences in the increase of concept mapping learning outcomes to students in experimental classes and control classes, and there is a relationship between the students' concept mapping learning outcomes in the experimental class and the control class. STAD (Student Teams Achievement Divisions) application models are accompanied by concept maps can improve student learning outcomes in the ecosystem material. Keywords: STAD, Learning Outcomes, Concepts Mapping, and Ecosystem Material.
PENDAHULUAN Nilai mata pelajaran biologi memang relatif lebih tinggi dibandingkan mata pelajaran IPA lainnya, namun nilai pembelajaran biologi belum sesuai apa yang diharapkan. Ada berbagai hal yang harus dipecahkan dalam pembelajaran biologi seperti: 1) siswa belajar biologi berorientasi kepada menghafal konsep. 2) pembelajaran biologi bero-
rientasi kepada tes. 3) pengalaman belajar biologi tidak berorientasi kepada kompetensi dasar. 4) siswa belajar biologi terbatas karena tingkat berpikir masih rendah. 5) siswa tidak dibiasakan mengembangkan potensi berpikir. 6) evaluasi belajar biologi berorientasi kepada produk saja (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).
192
Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Pembelajaran biologi perlu memilih model yang tepat pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang tepat pada materi ekosistem adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Rustaman, 2012). Model pembelajaran tipe STAD sangat efektif bila dipadukan dengan peta konsep. Oleh sebab itu, di dalam sintak model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa terlebih dahulu diberikan materi pengantar dalam persiapan melakukan percobaan, kesiapan siswa dalam melakukan percobaan berkaitan dengan kemampuan menghubungkan antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Wijaya (2008) mengemukakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan hubungan antar konsep. Menyusun peta konsep bagi siswa bukanlah hal mudah, siswa sering mendapat kesulitan mengidentifikasi konsep utama, mengembangkan konsep dan membuat proposisi-proposisi yang tepat dan benar. Dari pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan peta konsep dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Melalui pembuatan peta konsep dengan model pembelajaran kooperatif, siswa secara berkelompok dapat menuangkan konsep yang lebih banyak dibandingkan secara individual. Hasil studi pendahuluan awal peneliti di MTsN Cot Gue Darul Imarah Aceh Besar, dapat dianalisis bahwa siswa kurang memahami materi atau konsep yang diajarkan guru. Dalam hal ini guru hanya menggunakan metode ceramah, siswa hanya mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya, sehingga siswa kurang memahami konsep pada pembelajaran biologi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan hakikat pembelajaran biologi, siswa menjadi kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalar dalam memecahkan masalah serta mengaplikasikan materi atau konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis, sikap positif terhadap materi pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun demikian yang diharapkan pembe-lajaran peta konsep sampai saat ini belum diterap-kan oleh guru biologi di MTs Negeri Cot Gue. Pemahaman guru biologi terhadap pembelajaran kooperatif sangat kurang. Guru beranggapan model pembelajaran kooperatif sama dengan pembe-lajaran kelompok biasa. Johnson dan Johnson (2012) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
193
diterapkan belum sesuai harapan belajar kooperatif sebagaimana diharapkan para ahlinya. Guru beranggapan bahwa dimana pembelajaran kooperatif siswa mengerjakan soal dan melakukan diskusi kelompok berdasarkan kedekatan tempat duduk, urutan absen tanpa mempertimbangkan suku, ras, intelegensi dan jenis kelamin dalam pembagian kelompok, adalah pembelajaran kooperatif. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian yakni “penerapan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pemetaan konsep siswa pada materi ekosistem di kelas VII MTs Negeri Cot Gue. Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menekankan kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui belajar secara kelompok peserta didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya. Hal senada juga dikemukakan Dayanti (2011) bahwa kelebihan dari pembelajaran kooperatif learning tipe STAD yaitu dapat; 1) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar; 2) meningkatkan prestasi belajar siswa; 3) meningkatkan kreativitas siswa; 4) mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain; 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan; dan 6) meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan saling mengerti. Enggan dan Kauchak (2012) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil, terdiri dari 4-5 siswa yang sederajat tetapi heterogen untuk menghasilkan pemikiran dan tantangan miskonsepsi siswa sebagai unsur kuncinya. Kerja kelompok adalah suatu strategi dirancang untuk meningkatkan keterlibatan setiap siswa berinteraksi pada saat model pembelajaran digunakan. Menurut Susilo (2001) pengertian peta konsep ada dua antara lain: 1) peta konsep adalah sebagai alat untuk mewakili adanya keterkaitan secara bermakna antar konsep sehingga membentuk proposisi, sedangkan Proposisi ialah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan garis-garis yang diberi label (kata penghubung) sehingga memiliki suatu arti. 2) peta konsep adalah suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu rangkaian proposisi yang mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekan-
194
Roslimah, dkk.
kan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep adalah suatu strategi yang dapat membantu para siswa agar mudah memahami keterkaitan antara konsep yang telah dipahaminya (Anwar, 2010). Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna, karena itu hendaknya setiap siswa pandai menyusun peta konsep, untuk meyakinkan bahwa pada siswa itu telah terjadi belajar bermakna. siswa membaca suatu pokok bahasan tentang ekosistem, kemudian menentukan konsep-konsep yang relevan pada bacaan tersebut contohnya : Komponen dalam Ekosistem, Biotik, Abiotik, satuan-satuan dalam ekosistem, hubungan antar komponen dalam ekosistem, pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem serta gangguan pada ekosistem dan lainlain. Konsep-konsep tersebut diurutkan secara hirarki. kemudian konsep-konsep itu ditulis di atas kertas, mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif. Selanjutnya hubungan antar konsep dengan katakata penghubung (Wicaksana, 2012). Wijaya (2008) kembali menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih cocok diterapkan bila siswa ditugaskan menyelesaikan konsep melalui peta konsep sehingga dapat memungkinkan guru mengaktifkan siswa sekaligus dapat mencapai tujuan pembelajaran, baik bersifat kognitif, efektif dan psikomotorik. Hal tersebut jika dikombinasikan dengan peta konsep. Supriono (2009) mengatakan bahwa para siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah kolaboratif dituntut untuk menjelaskan pemahaman mereka, dalam usaha ini mereka menilai memadukan dan menguraikan pemahaman mereka dengan cara baru yang lebih lanjut mengembangkan pemahaman mereka. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep dapat memberikan pengalaman baru bagi mereka yang cenderung ekspresif dalam mengemukakan suatu gagasan. Secara rinci, sintaks pembelajaran ekosistem melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adanya suatu hubungan erat antara pembelajaran kooperatif dengan kreatifitas siswa, dimana pembelajaran kooperatif tersebut mampu: 1) menumbuhkan kreatifitas; 2) menambah gagasan; 3) meningkatkan kualitas gagasan; 4) menumbuhkan rasa senang dan semangat yang merangsang siswa untuk aktif dalam kerja kelompok; 5) membentuk kemurnian ungkapan dalam interaksi atas segala pemecahan masalah yang kreatif di dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan (Johnson dan Johnson, 2012).
METODE Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Cot Gue Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 September sampai dengan 27 Oktober 2013 pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan kognitif siswa. Instrumen tes ini diperoleh melalui proses validitas butir soal, dayabeda dan tingkat kesukaran. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII (tujuh) di MTsN Cot Gue Darul Imarah yaitu 148 siswa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 70 orang dan perempuan sebanyak 78 orang. Sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil pretes yang berjumlah sebanyak 60 orang siswa dengan kemampuan awal sama, dari 60 orang siswa tersebut dibagi dalam 2 kelas. Penelitian ini menggunakan model eksprimen dengan model kontrol group rancangan Pretest dan Postest (Isaac dan Michael, 1983). Dalam rancangan penelitian ini terdapat dua kelompok kelas yang ditetapkan sebagai sampel penelitian. Kelompok kontrol yaitu kelompok sampel yang belajar dengan menggunakan strategi penggunaan peta konsep melalui model pembelajaran konvensional. Sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok sampel yang belajar dengan menggunakan strategi penggunaan peta konsep melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji-t, dimana skor prestasi dijadikan sebagai uji-t tersebut. Analisis ini digunakan berdasarkan rancangan penelitian yang dilaksanakan, untuk menjamin bahwa perbedaan hasil belajar pada kedua kelompok semata-mata disebabkan oleh hasil perlakuan yang diterapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol digunakan skor N-Gain. Hasil analisis uji beda nyata hasil belajar atau N-Gain siswa antara kelas yang dijadikan sebagai kelas penerapan model pembelajaran STAD yang disertai peta konsep dengan kelas yang dijadikan kelas konvensional yang disertai peta konsep pada materi ekosistem hasil skor kedua kelas tersebut tersedia pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pengujian analisis data pada Tabel 1. diketahui bahwa nilai rata-rata skor N-Gain pada kelas eksperimen adalah 81 sedang-
Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
195
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rata-rata N-Gain Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol Kelompok Eksprimen
Rata-rata Skor N-Gain 81
Kontrol
68
Normalitas
Homogenitas
Signifikasi
Normal: thitung (2,7918) < ttabel (5,9910) Normal: thitung (4,2839) < ttabel (5,9910)
Homogen Fhitung (0,78) < Ftabel (1,85)
Signifikan thitung (3,48) ≥ ttabel (1,645)
kan pada kelas kontrol 68. Berdasarkan hasil perhitungan normalitas diketahui bahwa skor N gain pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol bersifat normal, data pada kedua kelas tergolong homogen. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t-hitung adalah 3,48 dengan nilai ttabel pada tarif signifikan a = 0,05) adalah 1,645. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan skor N-Gain antara kelas eksprimen dengan kelas kontrol. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tersedia pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan antara siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol dengan selisih rata-rata skor pos tes dan pre tes N-Gain kelas eksprimen mencapai 81,08 sedangkan ratarata pada kelas kontrol adalah 68,69. Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah rata-rata antara N-Gain kelas eksprimen dan N-Gain kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data kemampuan siswa dalam menyusun peta konsep menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksprimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil pengujian analisis data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t terdapat perbedaan yang diperoleh bahwa nilai t-hitung (7,17) dan nilai t-tabel pada tarif signifikan a = 0,05 adalah 1,645. Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara skor kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil analisis data penyusun peta konsep yang dibuat oleh siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 2. Data Gambar 2. Menunjukkan perbandingan hasil penyusunan peta konsep siswa pada materi ekosistem antara kelas eksprimen dan kelas kontrol. Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa skor total penyusunan peta konsep dari jumlah proposisi, hirarki, dan contoh pada kelas eksprimen mendapatkan skor total 112,83 sedangkan kelas kontrol adalah 80,57. Kesimpulan dari hasil kedua kelas tersebut kelas eksprimen lebih tinggi skornya dibandingkan kelas kontrol. Menurut Slavin (2008) penerapan model pembelajaran STAD sangat efektif diterapkan kepada siswa, karena pembelajaran STAD mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki pada model pembelajaran yang lain seperti, dapat berkomunikasi dengan temannya, dapat mengem81.08
90 80
68.69
70 60
47.23
52.30
50 40
28.27
30
33.33
18.97 18.97
20 10 0 Pos tes
Pre tes
Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol
Gain
Ngain
Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen
Gambar 1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
196
Roslimah, dkk.
Tabel 2. Uji Beda Rata-Rata Skor Kemampuan Menyusun Peta Konsep Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol Rata-rata Skor peta Konsep Normalitas Ekperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 38 27 Normal Normal 2 2 X hit < x tabel X2hit < x2tabel (1,878 < 5,991) ( 4,444 <5,991)
Homogenitas ( Ekp-Ktrl ) Homogen Fhit < ftabel (1,26 <1,85)
Signifikasi t
hit >ttabel
(7, 17 >1,645 )
Gambar 2. Perbandingan Hasil penyusunan peta konsep siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
bangkan motivasi siswa, mengembangkan kemampuan kelompok, meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat mengembangkan pemahaman dan prestasi siswa. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa penerapan pembelajaran STAD dapat merangsang siswa belajar agar memenangkan kompetensi dalam kelompoknya, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, setiap siswa harus belajar dengan baik karena nilai kelompok ditentukan oleh nilai individu siswa dalam kelompoknya.Berbagai interaksi yang efektif antar siswa dalam kelompok tersebut dapat membantu siswa yang kurang mampu memahami konsep ekosistem dengan baik. Setiap siswa harus dalam kelompok kecil berusaha memahami konsep ekosistem dengan baik, sehingga nilai kuis yang diperoleh siswa akan membantu nilai kelompok itu sendiri. Wijaya (2008) yang mengatakan bahwa pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, sebab tanpa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik, dimana kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, kemampuan guru dalam menjelaskan, mengorganisasi siswa da-
lam kelompok belajar, membimbing siswa mengerjakan LKS, siswa mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, dalam hal ini guru telah berupaya melakukan interaksi dalam proses pembelajaran cukup baik, dan menunjukkan aktivitas guru selama proses pembelajaran telah memenuhi peran guru sebagai mediator, pengelola kelas, fasilitator, maupun evaluator. Senada di atas Oktova dkk (2010) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif STAD peran guru sangatlah komplek, di samping fasilitator, mediator, guru juga berperan sebagai manager dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa, sehingga siswa bekerja dan bertanggungjawab sampai selesai tugas-tugas baik secara kelompok maupun individu agar siswa dapat memperoleh nilai yang baik. Hal ini menurut pendapat Anwar (2010) bahwa kemampuan siswa dalam membentuk peta konsep untuk mencapai pembelajaran bermanfaat, hasilnya lebih baik dari pada siswa yang bekerja secara berkelompok dibandingkan secara individu. Penggunaan peta konsep memiliki beberapa dampak positif yaitu merupakan cara belajar yang bermakna, dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat, meningkatkan keaktifan dan kreativitas
Penerapan Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)
berpikir, menimbulkan sikap kemandirian dalam belajar, mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik dan membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif (Novak dan Gowin 1984 dalam Anwar 2010). Menurut Wicaksana (2012) bahwa penerapan pembelajaran pemetaan konsep kepada siswa secara kelompok sangat efektif diterapkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakannya. Penerapan model pembelajaran STAD yang disertai pemetaan konsep pada meteri ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang disertai pemetaan konsep sebagai mana hasil penelitian di atas. Penerapan model pembelajaran STAD dapat membantu siswa dalam membuat peta konsep, hal ini terlihat dari semakin banyaknya konsep-konsep yang dituangkan dalam DAFTAR RUJUKAN Anwar, 2010. Peta Konsep Untuk Belajar Bermakna. http. bioedu. warbioedu. blogdpot. com. diakses 24 April 2013. Dayanti, Septi, D. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada pencapaian Kompetensi Membuat Pola Busana di SMK 1 Bantul. Skripsi. Yokyakar-ta. UNY. Tersedia di http://www1.searchresults. com/web? (diakses tanggal 15 Oktober, 2012). Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: PMPTK Depdiknas. Enggen, P. dan Kauchak, D. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi Keenam. Jakarta. PT Indeks. Johnson, D. W. dan Johnson, F. P. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan Keterampilan. Edisi Kesembilan. Terjemahan Susanti.Y. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Indeks. Oktova, R, Hinduan. Achmad A. Lidarti. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Konsep Optika Geometris Kelas X SMA. Tersedia di http://www.go.id./jurnal13/ (diakses tanggal 16 oktober 2012). Rustaman, 2012. Model-Model Pembelajaran Me-
197
peta konsep dan banyaknya kaitannya silang yang mampu dibuat oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini maka penerapan model pembelajaran STAD melalui pemetaan konsep dapat dirterapkan oleh guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran tipe STAD melalui pemetaan konsep pada materi ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MTsN Cot Gue Darul Imarah; dan 2) Terdapat perbadaan skor penyusunan peta konsep antara kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD melalui pemetaan konsep pada materi ekosistem dengan kelas yang tidak menggunakannya.
ngembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta. PT Rajagfarindo Persada. Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning Teori. Terjemahan Yusron. N. Edisi Bahasa Indonesia. Nusa Media. Supriono. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Peta Konsep untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Tersedia di http://www.nabbele.com. (diakses tanggal, 16 Oktober 2012). Suprijono, 2012. Pembelajaran Kooperatif Berlandaskan Konteruktifisme Sosial. Tersedia di http://www.upinet.jurnal universitas pendidikan indonesia, 2009 (diakses 2 November 2012). Wicaksana, R. B, 2012. Penerapan Pembelajaran IPA dengan Strategi Mind Mapping (Peta Pikiran) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem Kelas VII SMP Negeri 3 Madiun. Tersedia di http://www.google.co. id/. (diakses tanggal 15 Oktober 2012). Wijaya, N. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri I Menteng Palang Karya Pada Konsep Gaya dan Energi. Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Kemasyarakatan. Nomor 1 Tersedia di http:// www1.search-results.com/web?1 (diakses tanggal 15 Oktober 2012).