1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION TYPE TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES OF EDUCATION DEPARTMENT OF ECONOMICS UNIVERSITY SILIWANGI Dedi Heryadi, Yoni Hermawan dan Rendra Gumilar Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Jalan Siliwangi 24 Kota Tasikmalaya Kode Pos 46115 e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract: The purpose of the study is to assess: 1) how to implement the Learning model jigsaw in improving student learning outcomes? 2) whether the implementation of cooperative learning model tipejigsaw can improve student learning outcomes? Research inimengunakan draft action research by collecting data through observation and field notes, and analysis techniques to perform data reduction, inference, follow-up phase, and conclusions. The results showed that the cooperative learning model tipejigsaw a cooperative learning model of learning that can be used to enhance students' understanding of the learning material of the course. Cooperative learning model keakifaan tipejigsaw can lead students through the process of stimulants, such as by providing several awards as well as provide additional value to students who are active in the learning process. This is evidenced by the emergence of several indicators such as fluency in learning, writing, memorizing, and sebaginya so that the process of teaching and learning activities more efficiently. Conclusions from this research is a model of cooperative learning can improve learning outcomes tipejigsaw mahasiswaJurusanPendidikan Economics Siliwangi University. Keywords: Learning model of cooperative jigsaw, student results Abstrak: tujuan penelitian yaitu mengkaji: 1) bagaimana mengimplementasikan model Pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa? 2) apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa? Penelitian ini mengunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan mengumpulkan data yang menggunakan observasi dan catatan lapangan, dan teknik analisa dengan melakukan reduksi data, inferensi, tahap tindak lanjut, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran suatu mata kuliah. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat menimbulkan keakifaan mahasiswa melalui proses kerjasama dalam kelompok, antara lain dengan memberikan beberapa penghargaan seperti halnya memberikan nilai tambahan bagi mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dengan timbulnya beberapa indikator seperti kelancaran dalam belajar, menulis, menghafal, dan sebaginya sehingga proses kegiatan belajar-mengajar lebih efisien. Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi. Kata kunci: model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar mahasiswa
2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang mendasar bagi pembanguan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan dosen sebagai pendidik dan mahasiswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyeleggaraan ini, dosen dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kalau diamati secara seksama pembelajaran yang berkembang masih berpusat pada dosen sebagai penyampai materi sehingga ada kecenderungan dosen bersifat otoriter, instruktif serta komuninikasi satu arah. Selama ini dosen bisnis berbasis syariah dalam mengajarkan konsep jual beli dalam islam mengajar pada umumnya menggunakan metode pembelajaran langsung. Dosen dominan dalam melaksanakan pembelajaran sedangkan mahasiswa pasif. Mahasiswa hanya mendapat apa yang diperintahkan dan mencontoh pada penjelasan dosen. Situasi ini bertentangan dengan prinsip mahasiswa aktif. Upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini diperlukan dosen kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik, memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan hasil belajar mahasiswa untuk lebih bagus lagi. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa ia menerima berbagai pengalaman belajar (Sutarto, 2006: 112). Bloom membagi hasil belajar kedalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotor (perilaku). Tetapi dalam penelitian ini, penulis lebih menekankan kepada hasil belajar kognitif mahasiswa saja. Sehingga nantinya didapatkan nilai yang memuaskan dilihat dari tes yang diberikan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya. Selain dari ranah kognitif mahasiswa, sarana dan prasaran juga ikut menentukan keberhasilan belajar di kelas, selain itu pula suasana kelas ikut membantu kenyamanan dan ketentraman dalam belajar, sehingga mahasiswa merasa betah dan bisa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh proses belajar yang optimal. Berdasarkan hasil pengamatan, dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini diterapkan oleh seorang dosen, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal hal ini dibuktikan dengan kenyataan di kelas, bahwa sekitar 80% mahasiswa selalu kurang memahami dan mengerti materi pembelajaran Bisnis berbasis syariah, yang pada akhirnya nilai yang dicapainya kecil. Dengan mendapatkan nilai yang kecil maka hasil belajar bisnis berbasis syariah akan menurun. Model pembelajaran yang umumnya diterapkan kadang – kadang kurang sesuai dengan minat mahasiswa, sehingga mahasiswa dalam proses belajar mengajar berperilaku kurang baik diantaranya sering tidur dikelas, bicara pada saat waktu jam pelajaran di mulai, sehingga hasil belajarnya menurun. Dosen harus mempunyai inisiatif supaya mahasiswa lebih aktif dan bisa mengeksplor kemampuan mahasiswa. Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif merupakan salah satu solusi yang diduga efektif. Pengembangan model pembelajaran ini perlu diupayakan guna meningkatkan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan pendapat Putra, Beni (2004:10), “Dalam pembelajaran peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi". Model pembelajaran kooperatif jigsaw yaitu merupakan model kooperatif dengan mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. Tipe Pembelajaran kooperatif terutama tipe Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam bisnis berbasis syariah konsep jual beli, selain karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan indonesia mayoritas muslim, model pembelajaran
3 ini juga dapat menumbuhkan minat mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi”
Kajian Literatur Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peroses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualias dan sektor ekonomi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan (Hamalik, 1999). Produk yang ingin dihasilkan dari proses pendidikan adalah berupa lulusan yang mempunyai kemampuan melaksanakan peranan-peranannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, yang tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan dimasyarakat (Hamalik, 1999). Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hasibuan dan Moerdjino, 1998). Tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peran Dosen Sebagai pengajar atau pendidik, dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumberdaya manusia yang dihasilkan dan upaya pendidikan selalu bermula pada faktor dosen. Hal ini menunjukan bahwa betapa eksisnya peran dosen dalam dunia pendidikan (Usman, 2001). Hakikat Belajar Mengajar Belajar dan mengajar merupakan kedua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukan pada yang harus dilakukan seseoarang, sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh dosen sebagai pengajar (Hasibuan dan Sulthoni, 2004). Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan manakah terjadi interaksi dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa pada saat pengajaran berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi dosen-mahasiswa sebagai makna utama proses pengajaran memegang peran penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Model pembelajaran Pengertian model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan menyajikan pesan kepada peserta didik yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan – bahan yang dipilih oleh para pendidik / guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas (Krismanto,2003: 121).
4
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Krismanto,2003: 121).
Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling asah, asih, asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar ( learning community ). Peserta didik tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama peserta didik juga. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat (Krismanto,2003: 121). Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian," mahasiswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bebeda sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan" (Krismanto,2003: 121). Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama ketemu untuk diskusi dalam tim ahli (ekspert) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada meka Kemudian mahasiswamahasiswa itu kembali pada tim kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu model cooperative leurning yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model cooperative learning tipe Jigsaw merupakan model cooperative learning, dengan mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Pada model cooperative learning tipe jigsaw, terdapat "kelompok asal" dan "kelompok ahli". Kelompok asal, yaitu kelompok induk mahasiswa yang beranggotakan mahasiswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok mahasiswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Menurut Krismanto (2003:16), teknik Jigsaw terdiri dari beberapa langkah yaitu : 1.Membagi topik dalam beberapa bagian (sub topik); 2. Membagi mahasiswa ke dalam kelompokkelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 orang per kelompok dengan cara secara heterogen mungkin dengan memilih salah satu mahasiswa sebagai ketua kelompoknya (biasanya mahasiswa yang cukup menonjol) ; 3. Menugaskan setiap mahasiswa untuk mempelajari satu sub topik pelajaran; 4.Memberi mahasiswa waktu untuk mempelajari apa yang menjadi bagiannya. 5.Membentuk kelompok ahli (expert) sementara, yaitu mahasiswa yang memiliki bagian sub topik yang sama membentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi waktu kepada kelompok ahli ini untuk mendiskusikan konsep – konsep utama yang ada dalam topik bagiannya dan berlatih menyajikan topik yang dipelajari tersebut kepadatemannya dalam kelompok semula; 6.Meminta mahasiswa untuk kembali ke kelompoknya semula dan meminta setiap mahasiswa untuk mempresentasikan
5 topik bagiannya. Mahasiswa lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebagai klarifikasi. Dosen mengeliling satu kelompok ke kelompok lain untuk mengamati proses. Jika ada kelompok yang mengalami kesulitan (misalnya ada anggota yang mendominasi atau mengganggu) dosen dapat melakukan intervensi, namun yang terbaik adalah ketua kelompok dapat melakukan tugas ini; 7.Pada akhir pelajaran berikan soal/kuis untuk materi yang telah dipelajari. Memberikan penghargaan kelompok. Kelebihan model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
memiliki
kelebihan
adalah
sebagai
berikut
:
1.Mempermudah pekerjaan dosen dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya; 2.Mengembangkan kemampuan mahasiswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah; 3.Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif; 4.mahasiswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena mahasiswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok; 5.mahasiswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya; 6.mahasiswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya; 7.mahasiswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok; 8. Materi yang diberikan kepada mahasiswa dapat merata;
9.Dalam
proses
belajar
mengajar
mahasiswa
saling
ketergantungan
positif.
(Krismanto,2003: 128) Kekurangan model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Adapun kekurangan yang bisa ditemukan didalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: 1.mahasiswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit dalam menyampaikan materi pada teman; 2.mahasiswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi; 3.mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli; 4.mahaiswa yang cerdas cenderung merasa bosan; 5.mahasiswa
yang
tidak
terbiasa
berkompetisi
akan
kesulitan
untuk
mengikuti
proses
pembelajaran; 6.Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari. 7. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat mahasiswa kurang bisa berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya; 8.Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi; 9.Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok; 10.Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. (Krismanto,2003: 130) Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa ia menerima berbagai pengalaman belajar Sutarto (2006: 112). Bloom membagi hasil belajar kedalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotor (perilaku).
6 Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakup mengingat semua hal dari fakta – fakta yang sangat khusus sampai kepada teori yang kompleks Sutarto (2006:118). Ranah Kognitif / Pengetahuan terbagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu 1) ingatan (recall), 2) Pemahami (comprehension), 3) Penerapkan (application), 4) Analisis (analysis), 5) Sintesis (sythesis), 6) Evaluasi (evaluation); Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta konsep serta prinsip - prinsip,sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik (Sardiman, 2004:20). Teori semacam ini boleh jadi diterima dengan suatu alasan bahwa dari struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afeksi ataupun penampilan seseorang. Menurut Anni, Catharina (2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah seperti dalam teori belajar persepsi yang dikembangkan oleh Sutarto, dkk (2006:44) menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh cara-cara individu dalam menerima dirinya sendiri dengan lingkungannya. Selain itu, pengertian belajar menurut Djamarah, dan Bahri (2002:3), bahwa pada dasarnya belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Menurut teori konstruktivisme, teori belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek didik belajar membangun sendiri pengetahuannya, dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang dipelajari (Sardiman, 2004:38). Selain itu, belajar dapat diartikan juga sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri, belajar di bawah bimbingan pengajar (Umar dan Sulo, 2005:51). Dengan demikian, belajar dapat dikatakan sebagai proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan Anni, Catharina (2004:2). Beberapa pengertian menunjukkan bahwa belajar merupakan suatu terjadinya suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi linkungan baik lingkungan intemal maupun eksternal. Piaget mengisyaratkan agar pendidik meneliti peserta didik dengan seksama untuk memahami kualitas anak berpikir di dalam kelas. Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa dosen harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Strategi belajar yang dikembangkan dari teori piaget ialah anak dengan sifat pandangan yang tidak logis. Anak sulit mengerti sesuatu pandangan yang berbeda dengan pandangannya sendiri (anak itu berkembang dari alam pandangan yang egosentris ke alam pandangan yang sosiosentris). Tipe kelas yang dikehendaki oleh Piaget menekankan pada transmisi pengetahuan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe number head together dan mendorong dosen untuk bertindak sebagai katalisator dan mahasiswa belajar sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan bukanlah meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bagi anak untuk menemukan dan menciptakan kreativitas sendiri. Teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses memfungsikan unsur-unsur kognisi terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan (Processing) informasi (Anni,Catharina 2004:40). Dengan demikian hasil kinerja seseorang diperoleh dari hasil belajar dan tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana Seseorang mampu mengolah informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada disekelilingnya. Mata Kuliah Bisnis Berbasis Syariah Khiyar itu dimaksudkan untuk menjamin adanya kebebasan berpikir antara pembeli dan penjual atau salah seorang yang membutuhkan khiyar. Akan tetapi oleh karena dengan sistem khiyar ini adakalanya menimbulkan penyesalan kepada salah seorang dari pembeli atau penjual yaitu kalau pedagang mengharap barangnya segera laku, tentu tidak senang kalau barangnya dikembalikan lagi sesudah jual beli atau kalau pembeli sangat mengharapkan mendapat barang yang dibelinya, tentu tidak senang hatinya kalau uangnya dikembalikan lagi sesudah akad jual beli.
7 Maka oleh karena itu, untuk menetapkan syahnya ada khiyar harus ada ikrar dari kedua belah pihak atau salah satu pihak yang diterima oleh pihak lainnya atau kedua pihaknya, kalau kedua belah pihak menghendakinya. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas dapat diambil intisari bahwa khiyar adalah pilihan untuk melanjutkan jual beli atau membatalkannya, karena terdapat cacat terhadap barang yang dijual, atau ada perjanjian pada waktu akad, atau karena sebab yang lain. Tujuan diadakannya khiyar tersebut adalah untuk mewujudkan kemaslahatan bagi kedua belah pihak sehingga tidak ada rasa menyesal setelah akad selesai, karena mereka sama-sama rela atau setuju Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipeJigsaw Terhadap Hasil Belajar Model pembelajaran tipe jigsaw, siswa dituntut dalam menjelaskan pengetahuan yang diperoleh dalam kelompok pakar kepada anggota kelompok dalam kelompok awal. Di dalam proses belajar-mengajar, dosen harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi tersebut adalah harus menguasai teknik – teknik penyajian, atau biasa disebut metode dan model pembelajaran. Di dalam kenyataan cara atau metode pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi kepada mahasiswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan mahasiswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi maupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar mahasiswa mampu berfikir mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan. Akan tetapi dari perbedaan penggunaan cara pembelajaran tersebut memiliki persamaan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar mahasiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para mahasiswa dibagi ke dalam kelompok – kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan – kegiatan belajar belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada mahasiswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar mahasiswa dalarn kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para mahasiswa dibagi ke dalam kelompok – kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada mahasiswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan belajar mahasiswa dalam hubungannya dengan pemahaman materi, pengembangan sikap dan keterampilan sosialnya Peningkatan hasil belajar mahasiswa ini diperoleh dari suasana keterbukaan dan kepedulaian dosen dalam mengembangkan iklim pembelajaran demokratis, terbuka, kooperatif dan kolaboratif akademik dalam iklim kemitraan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan oleh dosen karena mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran. Metode Penelitian Rancangan Penelitian Dalam hal ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di mana dalam penelitian ini dilakukan denagn mengikuti alur : refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perancangan ulang (Ardana, 1980). Objek Tindakan Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Ekonomi (S-1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi yang berjumlah 42 orang.
8 Dengan mengadakan latihan-latihan pada materi jual beli dalam pembelajaran mata kuliah Bisnis Besbasis Syariah, yang terdiri atas 2 SKS (dalam satu minggu dengan alokasi waktu 100 menit). Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tingkat III Jurusan Pendidikan Ekonomi (S-1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jurusan Pendidikan Ekonomi (S-1) merupakan salah satu jurusan Pendidikan yang berada di bawah naungan Universitas. Rencana Tindakan Perencanaan Tindakan Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dipakai siklus yang dilakukan secara berulangulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan semakin lama semakin menunjang hasil yang akan dicapai. Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: 1) Observasi; 2) Konsultasi dengan Dekan; 3) Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belaja-mengajar; dan 4) merumuskan model Pembelajaran kooperatif tipe strategi yang sesuai denga pembelajaran (Margono, 1997). Penelitian ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan sekenario pembelajaran untuk dua pokok bahasan pada satu kelas yang dimulai pada september 2015 sampai dengan Desember 2015. Implementasi Tindakan Adapun kegiatan atau tindakan yang dilaksanakan di kelas selama pertemuan sebagi berikut: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran; 2) Mengelompokan mahasiswa menjadi enam klompok; 3) Menyampaikan meteri secara garis besar; 4) Kegiatan pembelajaran dengan denga menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; 5) Memberi arahan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang akan dibebankan kepada mahasiswa; dan 6) Memberi tugas kepada mahasiswa sesuai dengan materi pembelajaran. Observasi dan Interhasil Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti mengadakan pengamatan dengan pengambilan data hasil belajar dan kinerja mahasiswa. Hal tersebut antara lain: kegiatan mahasiswa selama model jigsaw dilaksanakan, kreativitas mahasiswa, baik individu maupun kelompok dalam jigsaw, dan ketepatan mahasiswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan. Analisis dan Refleksi Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan dianalisis untuk memastika bahwa dengan mengunakan model Pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa (Ardana, 1980). Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknik yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yakni memberikan kesempatan pada masing-masing klompok untuk menentukan pengetahuan-pengetahuan baru dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya pada mata kuliah Bisnis Berbasis Syariah. Pembuatan Instrumen Pada penelitian ini, peneliti disusun menjadi instrumen utama, yang dimaksud, di mana peneliti menjadi pengumpul data pada penelitian tindakan kelas. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data adalah lembar observasi dan sekala penilaian terhadap mahasiswa di dalam keaktifan dan mengerjakan tugas. Lembar observasi digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep Bisnis Berbasis Syariah. Kemampuan mahasiswa yang nilai terdiri dari beberapa aspek dia antaranya: ketepatan penjelasan, kelengkapan konsep, kreativitas, dan daya tarik komunikasi. Hasil observasi kemampuan mahasiswa akan dinilai menjadi beberapa kategori, yaitu: sangat menguasai, menguasai,dan tidak menguasai.
9 Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung diantaranya sebagai berikut: 1) Metode observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap objek, dengan cara ini peneliti akan memperoleh data secara objektif karena objek tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti; 2) Pendekatan parsitipatif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk lebih menjadikan suasana dalam kegiatan balajar mengajar lebih hidup, sehingga peneliti terlibat secara langsung atau berpartisipasi dalam hal pengumpulan yang diinginkan dan terkadang pula mengarahkan tindakan atau arahan yang mengarah kepada data yang diinginkan peneliti; 3) Sekala penilaian, yaitu penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat keaktifan mahasiswa dalam kelas dan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dikaji. Penilaian ini dilakukan pada kompetensi dasar 1 dan kompetensi dasar 2. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan suatu cara atau penunjuk keterangan dalam melakukan suatu pekerjaan (Soeratno dan Arsyad, 1988). Adapun hal-hal yang harus dilkukan dalam penelitian ini adalah mengetahui latar belakang objek yang akan diteliti, kemudian merumuskan pokok permasalahan yang akan dikaji, serta merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada di lokasi. Langkah selanjutnya adalah peneliti memaparkan kajian teori yang relevan dengan permasalahan, dilanjutkan dengan metodologi penelitian. Data hasil penelitian di lapangan yang jadi fokus penelitian dan diakhiri dengan penutup. Penelitian dilkasanakan dengan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Mahasiswa diharapkan lebih aktif di dalam proses pembelajaran serta dapat lebih memahami bidang studi tertentu, khususnya dalam materi Bisnis Berbasis Syariah. Dalam hal ini indikator yang digunaka selam peneliti menerapkan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini bahwa sebagian besar mahasiswa berantusias setiap momdel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilangsungkan, mereka mengikuti dengan sungguh-sungguh karena mereka semua berkeinginan untuk memahami permasalahan yang dilaksanakan secara otomatis akan berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa dikelas. Hasil Penelitian Siklus Pertama Perencanaan Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang konsep jual beli dalam islam, peneliti disini melaksanakan uji pengetahuan dengan tes tulis, kemudian mengklasifikasikan menjadi sangat menguassi, menguasai, dan tidak menguasai, dan selanjutnya peneliti menentukan kelompok menjadi 6 kelompok. Pelaksanaan Pada siklus ini dilaksanakan pada pertemuan pertama tepatnya pada tanggal 4 November 2015. Apa yang telah dilaksanakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan yaitu mengkaji penguasaan maeteri “jual beli dalam islam” dan pengelompokan menjadi 6 kelompok. Pengamatan Pada siklus pertama ini peneliti menguji tentang pemahaman mahasiswa terhadap konsep jual beli dalam islamadalah masih banyak mahasiswa yang belum mengusai konsep jual beli dalam islambaik dan benar. Pada siklus ini juga telah membentuk kelompok menjadi 6 kelompok yang mana setiap kelompoknya ada seseorang yang menguasai konsep jual beli.
Refleksi Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes mahasiswa dalam pemahaman konsep jual beli dalam islam adalah 73,36. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa penguasaan mahasiswa
10 tentang konsep jual beli dalam islam dapat dikatakan relatif rendah, artinya masih banyak sekali mahasiswa yang belum tepat dalam menjelaskan kosep dan kurang sesuai dengan teori, sehingga langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengntisipasi adalah membuat beberapa kelompok dan dibuat tutor sebaya. Siklus Kedua Perencanaan Melanjutkan siklus pertama, pada siklus ini akan melakukan jigsaw untuk mempersentasikan tugas tentang pemahaman jual beli dalam islam. Pelaksanaan Pada siklus ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2015 dan apa yang telah direncanakan pada hari itu berjalan lancar. Pengamatan Untuk siklus ini peneliti dapat melakukan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya 6 kelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini para mahasiswa masih kurang aktif dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah berlangsung. Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti ternyata mahasiswa kurang aktif dalam jigsaw, maka langkah yang bisa diambil dosen adalah merangsang mahasiswa untuk bertanya. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes akhir ke dua mahasiswa dalam pemahaman konsep jual beli dalam islam adalah 73,45. Hal ini menunjukan bahwa keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih kuarang. Siklus Ketiga Perencanaan Pada situasi ini akan melanjutkan jigsaw yang belum selesai pada konsep jual beli dalam islamsekaligus melanjutkan materi pemahaman isi dan pemilihan kata dan ulangan harian untuk konsep jual beli dalam islam, pada pertemuan selanjutnya melakukan ulangan harian. Pelaksanaan Pada siklus ini dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pertamuan pertama pada 18 November 2015 dan pertemuan kedua pada tanggal 25 November 2015. Pengamatan Peneliti mengunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk melanjutkan pembahasan tentang jual beli dalam islam. Paa siklus ini dapat dikatakan bahwa sudah mulai aktif atau ikut serta dalam jigsaw yang sedang berlangsung. Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti ternyata mahasiswa aktif dalam berdiskusi dan sudah bisa memahami jual beli dalam islam. Disini dapat dilihat dari ulangan harian yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu tidak mustahil dosen memberi nilai tambah pada mahasiswa yang aktif. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep dasar jual beli dalam islam dengan nilai tes akhir ke 3 rata-rata 87,62. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa telah mampu memahami konsep dasar jual beli dalam islam, sehingga dalam proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mahasiswa lebih aktif.
11 Tabel 1 Penilaian Pemahaman Jual beli dalam islam No
Subjek Penelitian
UH I
UH II
UH III
1
S1
80
80
82
2
S2
70
70
90
3
S3
70
70
95
4
S4
70
70
85
5
S5
70
70
84
6
S6
80
80
92
7
S7
80
80
95
8
S8
70
70
80
9
S9
70
70
80
10
S10
70
70
85
11
S11
70
70
84
12
S12
70
70
80
13
S13
80
80
95
14
S14
70
70
82
15
S15
80
80
93
16
S16
70
70
80
17
S17
70
70
90
18
S18
80
80
95
19
S19
70
70
85
20
S20
70
70
95
21
S21
70
70
90
22
S22
70
70
90
23
S23
80
80
95
24
S24
70
70
85
25
S25
70
70
84
26
S26
70
70
92
27
S27
80
80
100
28
S28
70
70
82
29
S29
70
70
80
30
S30
80
80
85
31
S31
70
70
84
32
S32
70
70
80
33
S33
70
70
100
34
S34
70
70
82
35
S35
80
80
85
36
S36
70
70
80
37
S37
70
70
90
38
S38
80
80
100
39
S39
80
80
80
40
S40 S41
78
80
100
41
75
76
85
42
S42
84 78 79 73,36 73,45 87,62 Rata-rata Sumber: hasil pengoahan data dari mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi tahun 2015
12 Pembahasan Mata kuliah Bisnis Berbasis Syariah merupakan salah satu mata kuliah yang didalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, mempraktekan, dan mengamalkannya pada kehidupan seharihari. Dalam kenyataan yang ada dilapangan mata kuliah Bisnis Berbasis Syariah dewasa ini ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang dinginkan secara memadai. Hal ini disebabkan oleh kesulitan mahasiswa dalam memahami materi yang diterima. Dari hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model Pembelajaran kooperatif tipekelompok yang diberikan kepada setiap mahasiswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan demikian, jika mahasiswa tidak mengerti, maka teman satu kelompok bisa memberi tahu. Oleh karena itu dengan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat membantu para mahasiswa menumbuhkan motivasinya untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan juga memperkuat daya ingat mereka dengan apa yang mereka tulis atau kerjakan. Hal ini ditunjang penelitian yang dilakukan oleh Widaningsih, Iis (2014) dengan judul “Pengaruh pembelajaran Model Jigsaw terhadap Prestasi Belajar siswa pada Mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SD Negeri 2 Leuwianyar 2 Kota Tasikmalaya”. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa proses belajar mengajar dengan mengunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding dengan kelas kontrol yang dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe konvensional. Selain itu pendapat Alsa, Asmadi (2010) dan Mulyanto, Respaty (2007) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar. Simpulan dan Saran Simpulan Darihasil penelitian menunjukan bahwa dengan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi dapat ditingkatkan. Saran Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi sehingga disarankan penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat diteruskan, dan hendaknya dosen dapat lebih sering memberikan model jigsaw terhadap mahasiswa di setiap proses pembelajaran. Hal ini sangat penting agar mahasiswa dapat lebih memahami materi yan telah dipelajari serta persiapan untuk materi selanjutnya.
Pustaka Acuan Alsa,
Asmadi. 2010. Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Jurnal Psikologi Volume 37, No. 2, Desember 2010: 165 – 175.
Anni, Catharina. 2004. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Ardana,W. 1980. Beberapa Model Pembelajaran kooperatif tipe Statistik Untuk Keperluan Penelitian Pendidikan. Malang: Swadaya. Bahri, S dan Djamarah. 1994. Perestasi Belajar dan Kompetensi Dosen. Surabaya: UN. Combs, A. W. 1984. The Professional Education of Teacher. Boston: Allin and Bacon, Inc. Djamarah, dan Bahri, S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 1999. Pisikologi Beljar dan Mengajar. Bandung: sinar Biru.
13 Hasibuan, J.J. dan Moerjiono. 1998. Proses Beljar mengajar. Bandung: Remanjda Karya. Hasibuan, J.J. dan Sulthoni. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar. Departemen pendidikanuniversitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan. Krismanto. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Reka Cipta. Mulyanto, Respaty. 2007. Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Operasi Pecahan di SDN Paseh I Kabupaten Sumedang. Universitas PEndidikan Indonesia. Jurnal, Pendidikan Dasar Volume : V - Nomor : 7 - April 2007 Putra, Beni. 2004. Persepektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: kencana. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soaranto, dan Arsyat, L. 1988. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Sutarto. 2006. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: IKIP. Umar dan Sulo. 2005. . Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usman, M. U. 2001. Menjadi Dosen Profesional. Bandung: PT. Remaja Posdakarya. Widaningsih, Iis. 2014. Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tesis. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.