Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PERMAINAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR Herman Rudi Wicaksono*) Sigit Santoso1) Nurhasan Hamidi2) *Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 1 Banyudono melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media permainan puzzle. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus di mana masing-masing siklus dilalui dengan empat tahapan, yaitu (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; (4) refleksi. Sumber data diperoleh dari tempat, aktivitas, dan dokumen. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, tes dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triagulasi, expert opinion, dan key respondent review. Analisa data menggunakan reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini terbukti dengan fakta-fakta bahwa prosentase prestasi belajar siswa pada pratindakan sebesar 29,41%, siklus I meningkat menjadi 71,43%, siklus II meningkat menjadi 93,94%, dan siklus III meningkat menjadi 100%. Kata kunci: Prestasi belajar, Teams Games Tournament (TGT), Puzzle ABSTRACT This research are to know increase learning achievements of accounting subjects students class X accounting 2 SMK Negeri Banyudono 1 academic years of 2012/2013 through the application of cooperative learning model type Teams Games Tournament (TGT) with the media puzzle game. This research is a Classroom Action Research (CAR). The research was conducted in three cycles where each cycle passed with four stages, namely (1) planning; (2) implementation; (3) observation and (4) reflection. Source data obtained from places, events and documents. The ollection of data obtained by through observation, tests and documentation. Test the validity of the data using triagulasi, expert opinion and key respondent review. Data analysis using data reduction, exposure data and tethering the conclusion. The results showed that through the application of cooperative learning model type Teams Games Tournament (TGT) with the media puzzle game can increase learning achievements of students in accounting. This is evidenced by the following facts that student learning achievement on pratindakan of 29,41%, in cycle I increased to 71,43%, in cycle II increased to 93,94%, and in cycle III increases to 100%. Keywords: learning achievements, Teams Games Tournament (TGT), Puzzle
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 kelas, yaitu penerapan model pembelajaran
PENDAHULUAN Proses pembelajaran yang efektif
kelompok. Model pembelajaran kooperatif
diciptakan agar prestasi belajar yang dicapai
tipe teams games tournament merupakan
oleh siswa bisa optimal, maka diperlukan
tipe
usaha dari guru untuk memotivasi seluruh
menempatkan
siswa
agar
belajar
kooperatif
siswa
dalam
yang
kelompok-
dan
saling
kelompok belajar yang beranggotakan 5
kegiatan
kelas
sampai 6 orang siswa yang memiliki
sedemikian rupa sehingga siswa mampu
kemampuan, jenis kelamin dan suku kata
memahami ide, konsep, dan keterampilan
atau ras yang berbeda.
membantu,
mau
pembelajaran
menyusun
yang diberikan. Hal tersebut dapat dicapai melalui
penerapan
pembelajaran
SMK Negeri 1 Banyudono tahun diklat
kooperatif (cooperative learning) karena
2012/2013, terdapat beberapa kelemahan
model pembelajaran kooperatif menciptakan
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
sebuah revolusi pembelajaran di dalam
dalam pembelajaran akuntansi, diantaranya:
kelas. Ahmad Fauzi (2011) berpendapat
pembelajaran masih satu arah, yaitu berpusat
pada
pada guru; guru kurang variatif dalam
model
model
Hasil pengamatan di kelas X AK 2
pembelajaran
kooperatif
terdapat satu hal penting yang susah
memilih
diperoleh dengan pembelajaran tradisional
pembelajaran
yaitu ketrampilan sosial yang diperlukan
mengajar; siswa kurang antusias terhadap
dalam
seperti
mata pelajaran akuntansi karena mereka
kepemimpinan, kemampuan, berkomunikasi,
menganggap akuntansi adalah pelajaran
mempercayai orang lain dan mengelola
yang sulit dan rumit; dan sebanyak 24 dari
konflik secara langsung diajarkan dalam
35 siswa belum memenuhi standar Kriteria
proses pembelajaran. Etin Solihatin dan
Ketuntasan Minimal (74).
kerja
gotong
royong
Raharjo (2008:4) mengemukakan bahwa
model,
metode
yang
Berdasarkan
dan
media
digunakan
untuk
paparan
di
atas,
cooperative learning merupakan suatu sikap
penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
atau perilaku bersama dalam bekerja dalam
menangani
struktur kerja yang sangat dipengaruhi oleh
belajar akuntansi siswa dengan judul “upaya
keterlibatan dari setiap anggota kelompok
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran
itu sendiri.
akuntansi
dengan
kooperatif
tipe
Salah pembelajaran
satu yang
opsi diharapkan
strategi dapat
masalah
kurangnya
menerapkan TGT
(teams
prestasi
model games
tournament) dengan media permainan puzzle
meningkatkan partisipasi siswa di dalam 2
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 Isjoni mengemukakan “TGT adalah
bagi siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2012/2013.”
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
Berdasarkan latar belakang yang
siswa
dalam
kelompok-
telah dipaparkan maka rumusan masalah
kelompok belajar yang beranggotakan 5
dalam
berikut:
sampai 6 siswa yang memiliki kemampuan,
“Apakah penerapan model pembelajaran
jenis kelamin dan suku kata atau ras yang
kooperatif tipe Teams Games Tournament
berbeda”
(TGT) dengan media permainan puzzle
pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dari 5 langkah tahapan yaitu: (1) tahap
pada mata pelajaran akuntansi kelas X
penyajian kelas (class precentation), (2)
Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Banyudono
belajar
Tahun Pelajaran 2012-2013?”
permainan
penelitian
ini
sebagai
(2011:
dalam
83).
Menurut
kelompok
(geams),
(teams),
(3)
(4)
pertandingan
(5)
penghargaan
Tujuan dari penelitian tidakan kelas
(tournament),
ini
mengetahui
kelompok (team recognition). Berdasarkan
peningkatan prestasi belajar mata pelajaran
apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka
akuntansi siswa kelas X SMK Negeri 1
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Banyudono setelah diterapkannya model
memiliki ciri-ciri siswa bekerja dalam
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
kelompok-kelompok
Tournament (TGT) dengan media permainan
tournament, penghargaan kelompok (2009).
(PTK)
adalah
untuk
dan
Slavin
kecil,
games
Berdasarkan tinjauan dan kerangka
puzzle. Kemampuan
intelektual
siswa
pemikiran di atas maka dapat dirumuskan
sangat menentukan keberhsilan siswa dalam
hipotesis
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui
“Penerapan model pembelajaran Kooperatif
berhasil atau tidaknya seseorang dalam
Tipe Teams Games Tournament (TGT)
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
dengan media permainan puzzle dalam
tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
proses
diperoleh siswa setelah belajar mengajar
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X
berlangsung. Prestasi belajar diartikan oleh
AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono tahun
Djamarah “Prestasi belajar adalah hasil yang
pelajaran 2012/2013.”
diperoleh
berupa
mengakibatkan
kesan-kesan
perubahan
dalam
yang
tindakan
pembelajaran
sebagai
berikut:
akuntansi
dapat
METODE PENELITIAN
diri
Metode penelitian yang digunakan
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam dalam
belajar” (2002:88). 3
penelitian
ini
adalah
penelitian
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 tindakan
kelas
(Classroom
Action
Analisis
data
yang
digunakan
Research). Penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut: (1) Reduksi Data, (2)
dilakukan pada kelas X AK 2 SMK Negeri 1
Paparan
Banyudono yang dilaksanakan pada bulan
kesimpulan. Untuk menentukan ketercapaian
Oktober sampai April 2013. Pemilihan
sebuah tujuan perlu dirumuskan indikator
sekolah didasarkan pada rendahnya prestasi
keberhasilan tindakan yang disusun secara
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi
Data,
dan
(3)
Penarikan
Data yang diambil dalam penelitian
sebelum diberikan tindakan dan jumlah
ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa
siklus tindakan yang akan dilakukan dan
kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono
dapat
tahun diklat 2012/1013 dengan standar
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah
kompetensi laporan keuangan. Sumber data
Prosentase prestasi belajar siswa sesuai
yang digunakan dalam penelitian ini antara
dengan kriteria ketuntasan minimal yaitu 74
lain: (1) Tempat berlangsungnya proses
ditargetkan mencapai 80%. Cara mengukur
pembelajaran akuntansi, (2) Aktivitas pada
prestasi belajar dengan menggunkan tes
proses pembelajaran akuntansi, dan (3)
evaluasi.
diukur
meliputi
dengan masalah penelitian. relevan
mendapatkan
dengan
digunakan
teknik
data
permasalahan pengumpulan
perencanaan,
pada setiap siklus.
data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses pertama dalam penelitian adalah
Dokumentasi.
melakukan
observasi
mengenai
kondisi kelas X AK 2 SMK Negeri 1
Uji validitas data dalam aplikasinya
Banyudono yang sesungguhnya sebelum
untuk Penelitian Tindakan Kelas mengacu
diberi perlakuan penerapan Teams Games
kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan
Tournament (TGT). Hasil dari observasi
dari hasil penelitian. Dengan mengacu dari
pratindakan dapat dideskripsikan dari dua
model Hopkins, uji validitas data yang adalah:
dalam
perlu
adalah: (1) Observasi, (2) Tes, dan (3)
peneliti
kegiatan
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
Teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh
asesmennya).
yang
sehingga dapat diperoleh data yang valid.
digunakan
cara
Prosedur penelitian tindakan kelas
Dokumen atau arsip yang berhubungan Untuk
(jelas
segi yaitu dari segi guru dan segi siswa. Jika
(1)
dilihat dari segi guru maka hasil yang
Triagulasi, (2) Expert Opinion, dan (3) Key
diperoleh adalah (1) Guru merasa kesulitan
Respondent Review. 4
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 dalam menerapkan metode pembelajaran
pelaksanaan siklus I sudah diatur sesuai
yang
sekenario
tepat
untuk
dapat
meningkatkan
prestasi siswa, (2) Prestasi belajar akuntansi siswa
belum
menunjukkan
hasil
yang
telah
ditepapkan
sebelumnya.
yang
Berdasarkan
pengamatan
pada
memuaskan. Hasil observasi jika dilihat dari
tahap pelaksanaan stindakan siklus I hasil
segi siswa yaitu (1) Siswa kurang antusias
yang didapat yaitu, dari hasil evaluasi yang
dan
mengikuti
telah dilaksanakan tanggal 12 Februari 2013
Kerjasama
bahwa
semangat
pembelajaran
dalam
akuntansi,
(2)
penerapan
model
pembelajaran
antara siswa satu dengan siswa yang lain
kooperatif tipe Teams Games Tournament
dalam proses pembelajaran masih kurang.
(TGT) dengan media permainan puzzle pada
Dari hasil observasi juga dapat
siklus I menunjukkan adanya peningkatan
dilihat bahwa prestasi belajar siswa masih
prestasi belajar. Hal ini terbukti prestasi
sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai
siswa
pretest
tahap
42,02% dari pra observasi ke siklus I.
pratindakan diketahui bahwa prosentase
Prosentase prestasi belajar siswa pada pra
hasil ketuntasan siswa hanya sebesar 29,41%
observasi sebesar 29,41% atau 10 siswa
atau dengan kata lain hanya 10 siswa dari 34
yang tuntas dengan rata-rata nilai kelas
siswa yang mengikuti pretest dinyatakan
mencapai 63,38 sedangkan pada siklus I
tuntas atau mencapai KKM yaitu 74. Untuk
mengalami peningkatan menjadi 71,43%
itu
atau sebanyak 25 siswa dinyatakan tuntas
yang
dilakukan
pada
permasalahan-permasalahan
yang
dianggap manjadi faktor penyebab kurang
mengalami
peningkatan
sebesar
dengan nilai rata-rata kelas mencapai 75,83.
optimalnya prestasi belajar siswa harus
Hasil analisis data yang dilakukan
dihilangkan dan perlu adanya suatu tindakan
pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan
untuk memperbaiki kondisi tersebut.
untuk merencanakan siklus berikut-nya.
Kegiatan
I
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I
menyusun
dapat diperoleh data bahwa prestasi belajar
instrumen penelitian yang akan digunakan
akuntansi siswa kelas X AK 2 meningkat.
pada tindakan siklus I, menetapkan indikator
Namun, masih terdapat beberapa kelemahan.
ketercapaian. Pada sekenario perencanaan
Adapun kelemahan-kelemahan pada siklus I
tindakan siklus I akan dilakukan dalam dua
adalah sebagai berikut: Pertama, kelemahan
pertemuan yaitu pada kamis 07 Februari
pada guru dalam siklus I, yaitu: (1) Volume
2013 dan pada 12 Februari 2013. Kegiatan
guru dalam menjelaskan masih kurang keras
kegiatan yang akan dilaksanakan pada
dan belum dapat menjangkau semua siswa,
meliputi:
perencanaan
menyusun
RPP,
siklus
5
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 sehingga
tidak
temannya, (5) Dari hasil tes evaluasi, masih
memperhatikan penjelasan guru, (2) Dalam
terdapat 10 siswa yang belum dinyatakan
pembukaan
pelajaran,
guru
belum
tuntas atau di bawah KKM, yaitu 74. Siswa
memberikan
pertanyaan
yang
meng-
yang
hubungkan
ada
siswa
dengan
materi
yang
sebelumnya,
telah
mencapai
KKM
adalah
sebanyAK 25 siswa.
sehingga kurang merangsang ingatan siswa,
Dari kelemahan guru dan siswa
(3) Guru tidak bisa mengendalikan aktivitas
yang telah dipaparkan di atas, terdapat juga
siswa ketika proses pembentukan kelompok,
kelebihan yang dimiliki guru dan siswa pada
sehingga kelas menjadi gaduh, (4) Dalam
siklus I, kelebihan tersebut antara lain:
melakukan evaluasi guru belum memberikan
pertama, kelebihan guru pada siklus I, yaitu:
feedback secara langsung kepada siswa, (5)
(1)
Dalam penutupan pembelajaran, guru belum
kondusif dengan meminta kesiapan siswa
menyimpulkan dengan melibatkan siswa,
mengikuti
sehingga saat pembelajaran berakhir guru
menjelaskan materi secara runtut dan benar,
belum bisa mengetahui seberapa besar
(3) Guru sudah memberikan kesempatan
materi yang diserap siswa, (6) Dalam
kepada
pemberian
belum
mengemukakan pendapat agar siswa mampu
memberikan motivasi bagi kemajuan siswa.
berpartisipasi aktif. Kedua, kelebihan siswa
Kedua, Kelemahan siswa pada siklus I,
pada siklus I, yaitu: (1) Siswa sudah
yaitu: (1) Masih ada beberapa siswa yang
menunjukkan
terlihat kurang memperhatikan ketika guru
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT
mengajar, (2) Siswa masih terbiasa dengan
dengan
proses pembelajaran individual sehingga
Beberapa siswa sudah mampu menyerap
interaksi kelompok kecil masih minim.
materi yang telah dijelaskan guru.
penghargaan
guru
Guru
sudah
menciptakan
pelajaran,
siswa
(2)
untuk
Guru
sudah
bertanya
ketertarikannya
media
suasana
permainan
dan
terhadap
puzzle,
(2)
Masih terlihat siswa yang lebih dominan
Berdasarkan hasil observasi dan
dalam mengerjakan soal kelompok, (3)
analisis tersebut maka refleksi tindakan
Masih ada beberapa siswa yang belum
siklus
memahami
pembukaan pembelajaran, guru sebaiknya
aturan
permainan
dalam
I
sebagai
berikut:
memberikan
masih ada beberapa siswa yang bertanya
menghubungkan dengan materi sebelumnya
ketika tournament berlangsung, (4) Saat
agar siswa mampu merangsang ingatan
mengerjakan soal evaluasi secara individu,
siswa,
masih ada siswa yang bertanya kepada
menerapkan model pembelajaran akuntansi 6
Guru
pertanyaan
Dalam
pelaksanaan tournament akademik sehingga
(2)
beberapa
(1)
dapat
lebih
yang
luwes
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 metode TGT agar siswa merasa senang dan
siswa yang tuntas dengan rata-rata nilai
tertarik mengikuti pelajaran, (3) Dalam
kelas mencapai 75,83 sedangkan pada siklus
menjelaskan
II
materi
sebaiknya
guru
ketuntasan
belajar
akuntansi
siswa
meningkatkan volume suaranya agar semua
mengalami peningkatan menjadi 93,94%
siswa dapat menerima penjelasan yang
atau sebanyak 31 dari 33 siswa yang
diberikan guru dengan jelas dan dapat
mengikuti evaluasi dinyatakan tuntas dengan
mudah dipahami siswa, (4) Guru harus lebih
nilai rata-rata kelas mencapai 82,45.
bisa mengontrol jalannya diskusi kelompok,
Berdasarkan hasil pengamatan pada
(5) Guru dapat memberi pemahaman yang
tindakan siklus II dapat diperoleh data
mantap kepada siswa agar siswa yakin
bahwa prestasi belajar akuntansi siswa kelas
dengan kemampuan mereka dan tidak
X AK 2 mengalami peningkatan. Siswa
bertanya kepada teman yang lain saat
sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran
evaluasi, (6) Dalam menyimpulkan pada
yang digunakan. Namun, masih terdapat
penutupan pembelajaran, guru sebaiknya
beberapa kelemahan. Adapun kelemahan-
melibatkan siswa secara keseluruhan agar
kelemahan pada siklus II adalah sebagai
dapat mengukur seberapa besar pemahaman
berikut: pertama, kelemahan guru pada
pemahaman siswa, (7) Ketika memberikan
siklus II, yaitu (1) Volume guru dalam
penghargaan kepada siswa sebaiknya guru
menjelaskan masih belum dapat menjangkau
juga
yang
semua siswa, sehingga ada siswa yang tidak
memberikan
memperhatikan penjelasan guru. (2) Guru
memberikan
membangun,
tidak
motivasi hanya
pujian dan reward saja.
kurang
bisa
dalam
mengawasi
waktu
Perencanaan dan pelaksanaan yang
jalannya tournament berlangsung sehingga
dilakukan pada siklus II sejatinya sama
masih ada beberapa siswa yang bermain
dengan perencanaan dan pelaksanaan pada
sendiri, (3) Dalam pemberian penghargaan
siklus I tetapi ada beberapa perbaikan yang
guru belum memberikan motivasi bagi
dilakukan
untuk
kemajuan siswa. Kedua, kelemahan siswa
memperbaiki kekurangan yang muncul pada
pada siklus II, yaitu: (1) Masih ada beberapa
siklus I. Berdasarkan pengamatan pada
siswa yang terlihat kurang memperhatikan
siklus II didapatkan hasil bahwa prosentase
ketika guru mengajar dan saat tournament
ketuntasan hasil belajar siswa mengalami
berlangsung, (2) Saat mengerjakan soal
peningkatan sebesar 22,51% dari siklus I ke
evaluasi secara individu, masih ada siswa
siklus II. Ketuntasan belajar akuntansi siswa
yang bertanya kepada temannya.
di
dalam
siklus
II
pada siklus I mencapai 71,43% atau 28 7
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 Berdasarkan hasil analisis diatas
siklus III ketuntasan belajar akuntansi siswa
maka refleksi tindakan yang dilakukan
mengalami
sebagai
harus
semua siswa (35 siswa) yang mengikuti
meningkatkan volume suaranya agar semua
evaluasi dinyatakan tuntas dengan nilai rata-
siswa dapat menerima penjelasan yang
rata kelas mencapai 96,43.
berikut:
(1)
Guru
peningkatan
menjadi
100%
diberikan guru dengan jelas, dan dapat
Dari hasil analisis dapat dilakukan
mudah dipahami siswa, (2) Guru dapat
refleksi untuk melihat apakah tindakan yang
memberi
atas
telah dilakukan dapat meningkatkan prestasi
kemampuan dan potensi yang siswa miliki
belajar siswa pada mata diklat akuntansi.
agar
kemampuan
Hasil analisis data yang dilakukan pada
mereka dan tidak bertanya kepada teman
tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk
yang
Dalam
merencanakan siklus berikutnya. Berdasar-
memberikan penghargaan guru tidak hanya
kan hasil pengamatan pada tndakan siklus III
memberikan motivasi kepada siswa yang
dapat diperoleh data bahwa prestasi belajar
menjadi kelompok pemenang, tetapi juga
akuntansi siswa kelas X AK 2 mengalami
memotivasi seluruh siswa.
peningkatan. Siswa sudah terbiasa dengan
motivasi
siswa lain
kepada
yakin saat
dengan evaluasi,
siswa
(3)
Perencanaan dan pelaksanaan yang
pembelajaran yang digunakan. Guru sudah
dilakukan pada siklus III sejatinya sama
bisa
dengan perencanaan dan pelaksanaan pada
pembelajaran
siklus I dan siklus II tetapi ada beberapa
kooperatif tipe TGT, sehingga siswa merasa
perbaikan yang dilakukan di dalam siklus III
nyaman
untuk
pelajaran.
muncul
memperbaiki pada
siklus
kekurangan II.
yang
lebih
luwes
dan
dalam
akuntansi
senang
Volume
menerapkan
dengan
dalam
suara
model
mengikuti
guru
sudah
Berdasarkan
lumayan baik dan sudah menjangkau siswa
pengamatan pada siklus II didapatkan hasil
yang duduk dibelakang dengan baik. Guru
bahwa prosentase prestasi belajar siswa
telah memberi pemahaman yang mantap
maingkat. Hal ini ditunjukkan dengan data
kepada siswa yakni dengan kemampuan
bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami
mereka
peningkatan sebesar 6,06% dari siklus II ke
bertanya saat evaluasi jumlahnya sangat
siklus III. Ketuntasan belajar akuntansi
sedikit.
sehingga
jumlah
siswa
yang
siswa pada siklus II mencapai 93,94% atau
Hasil penelitian ini mendukung
31 dari 33 siswa yang mengikuti evaluasi
teori yang sudah ada, yaitu memberikan
yang dinyatakan tuntas dengan rata-rata nilai
implikasi pada teori-teori sebelumnya yang
kelas mencapai 82,45, sedangkan pada
menyatakan 8
bahwa
penerapan
model
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 media
ini, (5) Semua pihak yang telah membantu
meningkatkan
kelancaran penyusunan artikel ilmiah ini
prestasi belajar siswa. Isjoni (2011:13)
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
berpendapat
persatu.
kooperatif
tipe
permainan
puzzle
TGT
dengan
dapat
bahwa
dalam
cooperative
learning, siswa terlibat aktif pada proses
DAFRAR PUSTAKA
pembelajaran sehingga memberikan dampak
Djamarah, S.B. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
yang positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi
yang
memotivasi
siswa
berkualitas, untuk
dapat
Fauzi A. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial Mahasiswa. (Jurnal ORBITH, 2011, Vol.7(11):413-417).
meningkatkan
prestasi belajarnya. KESIMPULAN Berdasarkan
analisis
hasil
Handayani F. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Bentuk Muka Bumi. (Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 20, No 2, Oktober 2010)
penelitian tindakan dari siklus I sampai siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media permainan puzzle dalam proses
pembelajaran
akuntansi
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X
Ifazanul. 2010. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif). Diperoleh 20 Desember 2012 dari http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/co operative-learning-pembelajaran.html
Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2012/2013. UCAPAN TERIMA KASIH
Isjoni. 2011. Cooperative Bandung: ALFABETA.
Terselesaikannya artikel ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
Nurhayati,N.W.E. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012. (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, Vol 1, Nomor 2, Juni 2012)
arahan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNS, (2) Ketua BKK Pendidikan Akuntansi
Learning.
FKIP UNS, (3)
Pembimbing I dan II, (4) Tim Redaksi Jurnal
Satiti, A.D.R. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Pendidikan Ekonomi (JUPE) yang telah melakukan penyempurnaan editing artikel 9
Jupe UNS, Vol. 1 No. 2 Hal. 1 s/d 10 Herman R.W, Penerapan Model Kooperatif Tipe TGT dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar. Mei, 2013 Games Tournament (TGT) dengan Media Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Partisipasi dan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Ak 1 SMK Negeri 3 Surakarta Tahun Diklat 2011/2012. Surakarta. Universitas Sebelas Maret
Suyadi. 2010. Panduan penelitian tindakan kelas. Jogjakarta:DIVA Press. Syukron. 2011. Penggunaan Media Games Puzzle. Diperoleh 23 Desember 2012 darihttp://syukronsahara.blogspot.com/ 2011/05/penggunaan-media-gamespuzzle.html.
Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Tritanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: kencana prenada media group
Solihatin, E. & Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
10