UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) Eva Jhulliana dan Tri Mugiarti Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo ABSTRACT The purpose of this study is to find out the teacher and student’s activities and to find out the learning outcome. This study applies the class action research (PTK), the research subject is the X-3 Senior high school state I Waru Sidoarjo. This study found that the teacher’s activities is very good with the escalation in each cycle (64,7% and 83,8%), and the students activities also very good with the growth percentages in each cycle (65% and 82,5%). The students learning outcome also increases in its classical completeness 61% to 83,33% by employing the cooperative type TGT (Teams Games Tournament) learning model. Key words: Cooperative learning, Teams Games Tournament, Learning outcome.
Pendidikan yang bermutu akan menjadi faktor pendukung sasaran pembangunan menusia yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya dengan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisme dan sistem menejemen tenaga kependidikan melalui pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam setiap proses pembelajaran, terdapat tiga aspek penting yang harus diperhatikan yaitu, kurikulum (materi yang diajarkan), proses (bagaimana materi diajarkan) dan produk (hasil dari proses pembelajaran. Ketiga aspek ini sama pentingnya karena merupakan satu kesatuan yang saling berkesinambungan dan terkait antara yang satu dengan yang lain. Untuk dapat menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang efektif di kelas, maka ketiga aspek tersebut harus dapat berjalan secara seimbang yaitu antara kurikulum, proses dan hasil yang ingin dicapai. Untuk dapat menjalankan dan menerapkan suatu kurikulum dan hasil belajar yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran dibutuhkan suatu proses tersendiri untuk bisa menjembatani antara kurikulum dan hasil
pembelajaran, yaitu proses pembelajaran yang efektif. Dalam proses pembelajaran yang efektif, siswa diharapkan mengalami suatu perubahan yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Syaodih (2005:183), dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tetapi dalam satu situasi yang sama. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah sisi lain dari kegiatan mengajar yang dikerjakan oleh guru. Dengan adanya guru dan siswa di dalam kelas, bukan berarti proses pembelajaran dapat berjalan secara otomatis. Apabila ada proses pengajaran bukan berarti pasti diikuti dengan proses pembelajaran, siswa tidak akan secara otomatis belajar ketika guru sedang mengajar. Untuk itulah dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang baik melalui model pembelajaran yang sesuai untuk bisa menjembatani jurang pemisah antara proses mengajar dan proses belajar. Untuk dapat menjalankan proses pembelajaran, seorang guru harus menguasai dan memahami berbagai hal kompleks yang mempengaruhi proses pembelajaran. Guru tidak hanya menguasai materi yang disampaikan, tetapi ia harus mengetahui cara terbaik
59
dalam menyampaikan materi. Guru harus dapat membuat suatu rancangan model pembelajaran yang akan mengarahkan siswa untuk memperbaiki hasil belajar mereka. Seorang guru harus tepat dalam memilih model pembelajaran, yang kemudian diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru mata Pelajaran Ekonomi kelas X pada 28 Nopember 2011 di SMAN 1 Waru Sidoarjo diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran Ekonomi masih berpusat pada guru. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Syaodih (2005:102), hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Siswa memiliki hasil belajar yang baik apabila memperoleh nilai >75 (KKM SMAN 1 Waru). Berdasarkan nilai UAS semester satu pada pelajaran Ekonomi, diketahui bahwa sebagian hasil belajar siswa belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut salah satunya dikarenakan oleh proses pembelajaran yang belum maksimal. Dalam mengajar diperlukan suatu keterampilan dalam ketepatan pemilihan model pembelajaran. Bentuk pengajaran yang bervariasi perlu diterapkan agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Dengan sistem pembelajaran PAIKEM maka siswa akan terlibat secara menyeluruh dalam pembelajaran dan menjadikan sistem pembelajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered. Model pembelajaran merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola kelas. Model pembelajaran digunakan dengan tujuan membantu siswa agar dapat memperoleh kemudahan dalam belajar. Model pembelajaran juga akan
memberikan arah dan dijadikan sebagai kerangka mengajar bagi seorang guru. Upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas X-3, dapat dilakukan dengan mengorganisasikan pembelajaran menjadi suatu konsep PAIKEM untuk membuat ketertarikan pada materi ekonomi. Di sini penulis membuat materi Ekonomi menjadi suatu hal yang menarik. Dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang dapat menambah dimensi kegembiraan dengan digunakannya suatu permainan dan kompetisi. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) akan mengajak siswa untuk melakukan aktivitas dalam suatu kompetisi belajar. Siswa tidak akan merasa jenuh dengan hanya duduk, mendengarkan dan melihat atau hanya pasif. Dengan TGT siswa akan menikmati bagaimana suasana kompetisi. Kompetisi akan diciptakan melalui permainan dalam belajar, karena bermain adalah cara yang alamiah bagi manusia dalam mempelajari hal-hal baru. Kompetisi antar tim merupakan sarana dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dan bekerjasama dengan anggota tim lainnya. Para siswa saling mendorong pemahaman pembelajaran antar siswa, mendorong usaha akademis yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) ini diharapkan akan membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi, sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermutu. Slavin (2009:176) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
60
memotivasi para siswa untuk membantu teman satu timnya belajar. Melalui model pembelajaran ini, siswa akan bekerjasama dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan. Dengan latar belakang tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka pertanyaan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT (Team Games Tournament)? (2) Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT (Team Games Tournament)? (3) Bagaimana hasil belajar siswa kelas X-3 setelah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)? Agar penelitian dapat terarah, maka diperlukan suatu tujuan, tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Team Games Tournament. (2) Mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Team Games Tournament. (3) Mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT Team Games Tournament. Menurut Gunawan (2007: 154), peranan guru dalam membawakan materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap siswa. Seringkali terdapat murid yang tidak tertarik mengikuti pelajaran karena merasa bosan dan mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, tetapi yang benar adalah guru yang membosankan. Hal itu dikarenakan mereka tidak mengerti cara dalam menyajikan materi yang menyenangkan, menarik minat siswa. Guru mempunyai tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru seharusnya dilakukan secara efektif. Keefektifan pembelajaran dapat diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru sebagai seorang pengajar merupakan kunci pokok dalam pembelajaran, tetapi tidak berarti dalam proses pembelajaran tersebut hanya guru yang aktif sedangkan siswa pasif. Karena dalam pembelajaran dituntut keaktifan dari kedua pihak yang merupakan subyek pembelajaran. Mengajar merupakan proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman tersebut hanya diperoleh jika siswa bereaksi terhadap lingkungannya dengan keaktifannya sendiri dalam menerima proses belajar. Menurut Rohani (2010; 8), pengalaman belajar diperoleh melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik meliputi; peserta didik giat- aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk, dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) jika jiwanya bekerja dan akan berfungsi dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Nur (2011:7) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward (1995), model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Teknik pembelajaran kooperatif tipe TGT sama seperti STAD, setelah guru menyampaikan materi, dibentuk beberapa kelompok yang bekerja sama untuk belajar dan memecahkan masalah. Sebagai pengganti kuis dan
61
sistem skor perbaikan individu dalam STAD, dalam TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Siswa memainkan permainan tersebut bersama anggota dari tim lain pada ―meja turnamen‖. Persiapan penggunaan TGT Menurut Slavin (2005: 147), dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu: a.Materi kurikulum untuk TGT dapat menggunakan materi khusus yang dirancang untuk pembelajaran tim siswa atau juga dapat menggunakan materi – materi yang diadaptasi dari buku teks atau dari sumber- sumber lainnya. b. Anggota – anggota tim dalam tim mewakili seluruh bagian di dalam kelas. yang di dalamnya terdapat anggota tim yang heterogen misalnya, separuh lakilaki dan separuh perempuan, kulit putih dan kulit hitam, begitu juga dengan tingkatan kemampuan akademik yang dimiliki. c. Membuat salinan lembar penempatan meja turnamen. Pada lembar tersebut rangking siswa dari atas ke bawah menurut kinerja mereka sebelumnya. Komponen TGT (Teams Games Tournament) Presentasi kelas, materi disampaikan oleh guru melalui presentasi kelas. Presentasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan ceramah Kerja Tim, pada TGT, siswa ditempatkan dalam tim belajar, tim ini beranggotakan empat atau lima siswa yang mempunyai heterogenitas kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi utama tim adalah untuk menyiapkan anggotanya dengan bekerja sama dan saling membantu agar berhasil menghadapi kuis. Permainan, permainan tersusun dari pertanyaan- pertanyaan yang relevan yang dirancang untuk mengetes
pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi kelas dan latihan tim. Permainan dimainkan pada meja- meja turnamen yang setiap mejanya berisi tiga siswa dari masing- masing tim yang berbeda yang mempunyai kemampuan yang sama. Turnamen, turnamen merupakan struktur bagaimana dilaksanakannya permainan tersebut. Turnamen ini biasanya dilakukan pada akhir minggu, setelah guru menyelesaikan presentasi kelas dan masing- masing tim diberikan belajar bersama. Menentukan skor tim, ketika turnamen selesai, para peserta mencatat banyak kartu yang mereka menangkan pada Lembar Skor Permainan Penghargaan Tim, setelah turnamen berakhir, skor masing- masing tim harus dihitung dan menyiapkan sertifikat tim atau perhitungan hasil turnamen yang kemudian diumumkan pada papan buletin Hubungan Antara Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan Peningkatan Hasil Belajar Terdapat cukup banyak evaluasi dari penelitian terhadap aplikasi dari model pembelajaran kooperatif pada sekolah menengah. Salah satu penelitian dilakukan oleh De Vries dan Mescon (1975), Slavin dan Karweit (1981) dan lainnya mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Penelitian Terdahulu Penelitian Tindakan Kelas dengan model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament pernah dilakukan oleh Ganti Depari dengan judul Pembelajaran Kooperatif Teams
62
Games Tournament dan Learning Cycle pada Mata pelajaran Elektornika Digital. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata- rata hasil belajar antara model pembelajaran Learning Cycle (0,58) dengan Teams Games Tournament (0,73). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament lebih baik dibandingkan dengan model Learning Cycle dalam meningkatkan hasil belajar siswa Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pernah dilakukan oleh Narwangsih Ahrhat dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan Media Permainan Ular Tangga untuk mencapai Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Ekonomi Sub Pokok Bahasan Ketenagakerjaan di Kelas VIII A SMP Mardi Sunu Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik, dimana nilai setiap siklus selalu meningkat (2,58; 2,82 dan 3,5), sedangkan aktivitas siswa juga dalam kriteria baik dan rata- rata tiap siklus terus meningkat (2,58; 2,86 dan 3,1), serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan terus meningkat dalam tiap siklus (44,44%; 77.78% dan 95,5%). Penelitian yang dilakukan oleh Nopiyanti, Dedi Rohendi dan Heri Sutarno. Dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dari hasil eksperimen, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta
didik dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbasis multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Konvesional berbasis multimedia Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Soegiartono dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya kemampuan kognitif siswa meningkat terutama pada C1 (ingatan dan pemahaman) dan C2, sedangkan keterampilan kooperatif yang paling menonjol adalah keterampilan mengambil giliran. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Resear) dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena peneliti bertindak sebagai guru dan langsung praktek mengajar di kelas dengan tujuan peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan- tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Waru Sidoarjo yang terletak di Jalan Brantas Barito Wisma Tropodo Waru Sidoarjo. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada Semester Genap 2011/2012 dan berlangsung selama dua bulan yaitu bulan Pebruari sampai dengan April 2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus merupakan suatu rangkaian ―riset – aksi- riset- aksi- ...‖. Terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam
63
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas yaitu; Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; (4) refleksi dan revisi. Instrumen pembelajaran yang digunakan terdiri dari silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan instrumen penelitian digunakan lembar akivitas guru, lembar aktivitas siswa dan soal tes. Metode pengumpulan data terdiri dari observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Penilaian Aktivitas Guru dan siswa. Metode analisis penilaian guru dan siswa selama proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan rubrik. Rubrik adalah pedoman penilaian kinerja guru atau hasil kerja peserta didik. Dengan penggunaan rubrik ini, akan membantu peneliti dalam menilai prestasi melalui aktivitas yang dicapai peserta didik dan membantu peneliti/ guru dalam menilai atau mengukur sejauh mana kemampuan guru dalam dalam mengelola dan melakukan proses pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran. (2) Analisis data hasil belajar siswa. Metode analisis data bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Perhitungan ini dilakukan dengan mencari prosentase jumlah siswa yang tuntas belajar bila skornya mencapai ≥ 75 (KKM SMAN 1 Waru). (4) Analisa Butir Soal. Sebelum digunakan soal-soal perlu diuji cobakan untuk mengetahui validitas soal, reabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Tahap I: Perencanaan Penelitian
Sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti merancang dan mempersiapkan hal- hal yang diperlukan untuk melakukan proses pembelajaran, antara lain: Menyusun instrumen pembelajaran yang meliputi (1) Silabus; (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (3) Lembar Kerja Siswa; (4) Lembar permainan, Kartu bernomor, lembar jawaban, lembar skor permainan, lembar rangkuman tim dan sertifikat penghargaan; (5) Menyusun soal pre tes dan post tes Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari (1)Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas guru; (2)Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa. Tahap II: Pelaksanaan Tindakan Pendahuluan (15 menit) Siklus I dilaksanakan pada 05 April 2012, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran, memberikan apresepsi dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya dan memotivasi siswa dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang akan disampaikan melalui tanya jawab. Sebelum dimulainya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Kegiatan inti (60 menit) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi inflasi. Selanjutnya membagi siswa ke dalam tiga kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 12 siswa yang heterogen, pembentukan kelompok- kelompok tersebut telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya dengan berdasarkan nilai UAS semester 1 dan jenis kelamin. Setelah siswa berkumpul pada kelompoknya masingmasing, guru menjelaskan aturan diskusi dan memberitahukan kepada seluruh siswa bahwa akan diadakannya
64
turnamen setelah diskusi berakhir, sehingga akan memotivasi siswa dalam setiap kelompok untuk berusaha mengerti tentang materi yang didiskusikan. Selanjutnya guru memberikan bahan kajian berupa soalsoal untuk didiskusikan oleh setiap kelompok, kemudian bersama- sama membahas soal- soal yang belum dimengerti. Sebelum dilakukannya turnamen, terlebih dahulu guru menjelaskan aturan main dalam turnamen. Kemudian, setiap siswa dalam kelompok melakukan turnamen pada meja- meja turnamen yang sesuai dengan nomor mejanya. Dalam satu meja turnamen terdapat tiga peserta dengan kemampuan yang sama dari setiap kelompok yang berbeda, sehingga peserta dalam satu meja bermain dengana lawan yang seimbang. Penentuan peserta dalam meja turnamen telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Dalam meja turnamen telah disiapkan lembar soal, lembar jawaban, kartu bernomor dan lembar skor permainan sebagai media dalam permainan. Peserta dalam meja turnamen terdiri dari pembaca, penantang I dan penantang II. Permainan berlangsung searah jarum jam, permainan dimulai dengan pembaca pertama mengkocok kartu dan mengambil kartu bernomor paling atas, selanjutnya menyesuaikan nomor pada kartu dengan lembar pertanyaan, pengambil kartu harus membaca dengan keras dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu yang diambilnya. Selanjutnya penantang I berkesempatan untuk menantang dan menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban berbeda atau setuju dengan jawaban pembaca, begitu juga dengan penantang II yang harus menjawab pertanyaan. Selanjutnya penantang II membuka kunci jawaban dari
pertanyaan dan menyesuaikannya dengan jawaban para peserta. Bagi pembaca yang memberikan jawaban benar akan mengambil kartu bernomor dari tumpukan dan menyimpannya. Sementara itu, para penantang harus berhati- hati karena jika jawaban mereka salah maka akan kehilangan satu kartu dan harus mengembalikan kartu yang dimenangkannya sebelumnya (bila ada) ketumpukan kartu lagi. Apabila tidak terdapat jawaban yang benar dari para peserta, maka kartu yang diambil juga akan dikembalikan ketumpukan. Untuk putaran selanjutnya, posisi peserta bergerak ke kanan. Saat turnamen berlangsung, guru berkeliling pada meja- meja turnamen untuk membimbing siswa dan memastikan bahwa setiap siswa memahami prosedur permainan. Setelah turnamen berakhir, para peserta dalam setiap meja diminta mengisi lembar skor permainan sesuai dengan jumlah kartu yang didapat oleh masing- masing peserta dalam setiap meja turnamen. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk kembali pada kelompoknya. Penentuan kelompok pemenang yang berhasil mengumpulkan skor terbanyak akan diumumkan pada pertemuan berikutnya dengan menerbitkan papan buletin, karena guru masih harus mengisi lembar rangkuman tim yang diperoleh dari lembar skor permainan dari setiap meja. Sehingga pemberian sertifikat penghargaan juga akan diberikan pada pertemuan berikutnya. Penutup (15 menit) Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa membahas soal turnamen yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan materi inflasi yang telah dipelajari pada siklus I. Selanjutnya guru memberikan post tes pada siswa. Tahap III: Pengamatan
65
Selama proses pembelajaran, terdapat dua orang pengamat yang mengamati berlangsungnya proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dilakukan oleh dua orang pengamat. Tahap IV: Refleksi Dalam proses pembelajaran pada siklus I, Guru kurang bisa menguasai kondisi kelas, sehingga siswa menjadi ramai. Guru juga perlu waktu yang lama untuk mengkoordinasikan siswa dalam mejameja turnamen. Kurangnya stimulus yang diberikan oleh guru, membuat siswa kurang termotivasi untuk memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, sehingga Interaksi antar guru- siswa, siswa—siswa masih kurang terlihat. Kurang tepatnya pengalokasian waktu yang telah direncanakan yang diakibatkan oleh kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti turnamen sehingga rata- rata hasil belajar siswa belum mencapai KKM. Tahap V: Revisi, Dalam kegiatan ini, guru mencoba memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I. Siklus II Tahap I: Perencanaan Penelitian Mengacu dari hasil refleksi pada siklus I, dalam tahap perencanaan peneliti melakukan perbaikan dengan mempersiapkan perencanaan. Tahap II : Pelaksanaan dan Tindakan Pendahuluan (15 menit) Siklus II dilaksanakan pada 12 April 2012, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya dan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang akan disampaikan melalui tanya jawab. Lebih memotivasi siswa untuk tertarik dengan
pelajaran dengan memberikan penghargaan berupa hadiah bagi kelompok pemenang pada turnamen 1, sehingga siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran pada siklus II dan guru juga memberikan kontrak belajar. Sebelum dimulainya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Kegiatan inti (60 menit) Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang indeks harga. Setelah guru menjelaskan materi selama 13 menit, selanjutnya guru meminta siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masing- masing dengan kelompok yang sama pada siklus I. Setelah siswa berkumpul pada kelompoknya masing- masing, guru memberikan bahan kajian berupa soalsoal untuk didiskusikan oleh setiap kelompok, kemudian bersama- sama membahas soal- soal yang belum dimengerti. Agar memastikan bahwa siswa benar- benar memahami materi, guru perlu memberikan pertanyaan dan harus lebih bersikap terbuka terhadap siswa agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya sehingga akan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Selanjutnya adalah melanjutkan turnamen dari siklus I. Penutup (15 menit) Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa membahas soal turnamen yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan materi indeks harga yang telah dipelajari pada siklus II. Selanjutnya guru memberikan post tes 2 pada siswa. Tahap III: Pengamatan/ Pengumpulan data Selama proses pembelajaran siklus II, terdapat dua orang pengamat yang mengamati berlangsungnya proses pembelajaran. Pengamatan proses pembelajaran berdasarkan instrumen
66
yang tersedia dan dilakukan oleh dua pengamat. Tahap IV: Refleksi Pada siklus II ini, proses pembelajaran berlangsung sangat baik, suasana pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa membuat kelas terlihat aktif sehingga menciptakan suasanan pembelajaran kooperatif yang berjalan dengan baik. Meningkatnya aktivitas guru dan aktivitas siswa akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Berdasarkan nilai pre tes dan post tes II, menunjukan bahwa pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan minimal. Tahap IV: Revisi Pada siklus II ini, proses pembelajaran telah dianggap selesai untuk standar kompetensi Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN). Kekurangan yang terdapat pada siklus II ini akan dijadikan sebagai pertimbangan guru untuk pembelajaran selanjutnya
Pembahasan Analisis Pengamatan Aktivitas Guru Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I dan siklus II: TABEL 1 Persentase aktivitas guru siklus I dan siklus II Aspek yang diamati Siklus Siklus I II Perencanaan 1. Persiapan perangkat pembelajaran 2. Persiapan instrumen penelitian Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Menarik perhatian
2,5
4
3
3,5
2.
3. 4.
B. 1.
2. 3.
4. 5. 6.
C. 1.
2.
siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Menimbulkan motivasi Membuat kaitan pelajaran dengan pengetahuan yang diketahui siswa Kegiatan inti Mendemonstrasika n penguasaan materi pembelajaran Membentuk kelompok belajar Mengatur terjadinya interaksi antara guru siswa, siswa siswa Membimbing diskusi kelompok Melaksanakan turnamen Mengamati setiap meja turnamen secara bergiliran Penutup Meninjau kembali/ membuat rangkuman materi pembelajaran Mengumumkan pengakuan/ penghargaan
2,5 3 2
3,5 3 3
2,5
3
3
3,5
2,5
3
2,5
3,5
3
3,5
2,5 2
4 3,5
3
3
2
4
1.
Ketepatan waktu yang 2 dialokasikan 3 2. Melaksanakan pembelajaran dalam urutan 3 yang logis 3. Menggunakan bahasa yang baik, benar dan efektif Jumlah 44 (Sumber : Data yang diolah)
3 3,5
3,5
57
67
Grafik 1 Pengamatan Aktivitas Guru
100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
83.80% 64.70%
siklus 1 II
siklus2I
(Sumber : Data yang diolah) Grafik di atas menunjukan persentase perbandingan skor rata- rata hasil pengamatan aktivitas guru selama mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) antara siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru yang dilakukan oleh dua orang pengamat pada siklus I diperoleh persentase sebesar 64,7 %. Pada siklus II presentase aktivitas guru menjadi 83,8 % dengan kategori sangat baik. Persentase di atas menunjukan adanya peningkatan di setiap siklus dari aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Peningkatan tersebut dikarenakan guru telah mampu mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan baik dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya. Analisis Pengamatan Aktivitas Siswa TABEL 2 Persentase Aktivitas siswa siklus I dan siklus II Aspek yang diamati Siklus Siklus
I II Bergerak dengan 3 3 cepat menuju kelompok Perhatian terhadap 2 4 penjelasan guru Menyatakan pendapat 2,5 3 dan menjawab pertanyaan Berdiskusi dalam 3 3,5 kelompok Bersemangat dalam 2,5 4 turnamen Jumlah 13 16,5 (Sumber : Data yang diolah) Grafik 2 Pengamatan Aktivitas Siswa
100.00%
83%
65.00%
50.00% 0.00% 1 siklus II
2 siklus I
(Sumber : Data yang diolah) Grafik di atas menunjukan prosentase perbandingan skor rata- rata hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) antara siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, pada siklus I diperoleh persentase sebesar 65 %. Pada siklus II presentase aktivitas siswa menjadi 82,5 % dengan kategori sangat baik. Perolehan persentase siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran kooperatif berjalan sangat baik, meskipun pada siklus I terdapat beberapa kekurangan yang menunjukan kurangnya sikap kooperatif yang ditunjukan oleh siswa dalam 68
kegiatan pembelajaran. Tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dengan adanya revisi yang dilaksanakan oleh guru pada siklus II, dengan adanya perbaikan tersebut maka aktivitas siswa meningkat pada siklus II. Analisis Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil post tes pada setiap siklus dapat diketahui perbandingan persentase ketuntasan belajar klasikal setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tuornament (TGT) pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 3 Ketuntasan belajar klasikal 83.33% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
61%
siklus I siklus II
siklus II siklus I
(Sumber : Data yang diolah) Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui persentase ketuntasan belajar klasikal setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) telah mengalami paningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil post tes pada siklus I dapat diketahui bahwa 61% siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo yaitu dengan 22 siswa telah mencapai ketuntasan minimal dengan memperoleh nilai ≥ 75 sedangkan 14 siswa lainnya belum tuntas. Hasil tersebut masih belum mencapai nilai ketuntasan klasikal yaitu 75%. Maka pada siklus II telah dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan tujuan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pada siklus II ketuntasan belajar klasikal mengalami
peningkatan, dengan perolehan ketuntasan belajar klasikal yang mencapai 83,33% dan telah mencapai ketuntasan belajar klasikal pada pelajaran ekonomi. Kenaikan persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kompetensi dasar inflasi dan indeks harga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-3 SMA N egeri 1 Waru Sidoarjo. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penyajian dan pembahasan aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 64,70% menjadi 83,80% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 65% meningkat menjadi 83% pada siklus II. Hasil belajar siswa dalam penerapan model penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal. Pada siklus I, ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 61% dan meningkat pada siklus II yang mencapai 83,33%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
69
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian tindakan, maka dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang membutuhkan waktu yang cukup banyak, sebaiknya guru perlu melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang benar dan dengan pengalokasian waktu yang lebih baik. Diharapkan siswa lebih aktif selama pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), karena pada saat diskusi siswa dengan kemampuan akademik yang lebih tinggi lebih mendominasi. Guru sebaiknya mampu meguasai kondisi kelas, karena pada saat turnamen berlangsung, siswa cenderung ramai. Guru dapat mengeraskan suara dan lebih tegas dalam membimbing siswa dengan memberikan kontrak- kontrak belajar, sehingga akan lebih mudah mengatur siswa. DAFTAR PUSTAKA Arhat, Nawangsih. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dengan Media Ular Tangga Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Ekonomi Sub Pokok Bahasan Ketenagakerjaan Di Kelas VII A SMP Mardi Sunu urabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPEK FE Unesa. Arikunto, Suharsimi. 2008. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Depari, Ganti. 2011. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament dan Leaarning Cycle Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol. VII, No. 2, (http://jurnal.upi.edu/ artikel Ganti Depari. doc, diakses 3 Januari 2012). Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Nopiyanti. dkk. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kumpulan skripsi pendidikan ilkom upi (online), (http://cs.upi.edu, diakses pada 17 jnuari 2012). Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran: Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta. Sejhati. 2011. Pengertian Model Pembelajaran. (online) http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2129624pengertian-modelpembelajaran/#ixzz1jnVGgji5, diakses pada 21 Januari 2012. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan oleh
70
Nurulita Yusron. Tanpa Tahun. Bandung: Nusa Media.
Joko%20fix.pdf, diakses pada 18 Januari 2012).
Soegiarto, Djoko. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Bagi Siswa Kleas X SMK Negeri 2 Manado. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, (Online), Vol. 8, No. 1, (http://jurnal.djulas.com/jurnal/
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Syaodih, Nana. 2005. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
71