1 Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2,Titing Rohayati3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas serta keterampilan menyimak peserta didik. Hal ini disebabkan karena penggunaan metode mengajar yang kurang tepatserta media pembelajaran yang tidak menunjang. Kondisi ini menstimulasi peneliti untuk melaksanakan penelitian dalam pembelajaran menyimak menggunakan metode cox berbasis multimedia. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mendeskripsikan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode cox berbasis multimedia, (2) meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus dimana setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Setiap tindakan terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan hasil pelaksanaan, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN Prapatan III yang berjumlah 30 orang. Data yang diperoleh berupa hasil tes tanya jawab dan tertulis, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan temuan dan pembahasan didapatkan bahwa (1) aktivitas peserta didik mengalami peningkatan, hal tersebut terjadi karena semakin bertambahnya peserta didik yang berani dalam memberikan pendapat serta merespon pertanyaan pada setiap pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai setiap siklus, siklus I mencapai 60, siklus II 73,05 dan siklus III 79,58. (2) keterampilan peserta didik dalam mengidentifikasi unsur serta menceritakan kembali bahan simakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai setiap siklusnya, siklus I mencapai 62,08, siklus II 69,68 dan siklus III 76,13. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode cox berbasis multimedia dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak. Kata kunci: menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia
1
Mahasiswa UPI Kampus Cibiru Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2, Titing Rohayati3 PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia) |2
THE APPLICATION OF MULTIMEDIA-BASED COX METHOD TO IMPROVE THE SKILLS OF LISTENING TO CHILDREN'S STORIES Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2,Titing Rohayati3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] ABSTRACT Abstract: The research was distributed by low activity as well as learners skills listening. This is because the use of inappropriate methods of teaching and learning media that does not support. These conditions stimulate researchers to carry out research in learning listening method using cox-based multimedia. As for the purpose of this study is to (1) describe the activity of learners in the learning to listen to children's stories by using the method of multimedia-based cox, (2) enhance the skills of the learners in the learning to listen to children's stories using the method of coxbased multimedia. This research uses a total of three class action research cycle where each cycle consists of three acts. Each action consists of four stages: planning action, implementation measures, observation and the results of implementation, as well as analysis and reflection. The subject of this research is the students of class V SDN Prapatan III that add up to 30 people. Data obtained in the form of question and answer and the test results in writing, teaching and learning activity observation sheet. Based on the findings and discussion of the obtained that (1) the activity of the students has increased, this occurs because the increase of learners who are brave in giving the opinion as well as responding to a question on any learning. It can be seen from the average value of each cycle, the cycle I reach 60, cycle II 73,05 and cycle III 79,58. (2) the skills of learners in identifying the items as well as retelling what material has increased. It can be seen from the average value of each cycle, the cycle I reach 62.08, cycle II 69.68 and cycle III 76.13. The conclusion from this study is that the use of multimedia-based cox method can increase the skills learners activity and in learning to listen children's stories in learning. Keywords: to listen, the method of cox, multimedia, stories of children, learning indonesian
1
Mahasiswa UPI Cibiru Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
3 Antologi UPI
Volume
PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas V SDN Prapatan III Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka) Oki Saraswati 1205062 Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran penting bagi peserta didik diantaranya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Peserta didik dituntut untuk menguasai keempat keterampilan tersebut, salah satunya adalah keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak memiliki peranan penting dalam kehidupan, seperti hasil telaah Rankin, P. (dalam Tarigan, 2015) yang melaporkan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang penting untuk dipelajari khususnya oleh peserta didik karena 42% waktu penggunaan bahasa pada manusia tertuju untuk kegiatan menyimak. Oleh karena itu, menyimak merupakan suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik karena penguasaan keterampilan menyimak akan berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa lain. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seorang anak lebih mendalami keterampilan menyimak karena sebagian waktunya digunakan untuk menyimak, salah satunya yaitu menyimak informasi yang disampaikan oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran. Oleh karena itu, anak harus pandai menyimak dalam setiap kegiatan agar setiap informasi yang diterima bisa dipahami dengan baik.
Edisi No.
Juni 2016
Kegiatan menyimak dapat dikatakan sebagai suatu keterampilan yang bertujuan untuk memahami suatu pesan dalam bahan simakan yang disajikan oleh guru atau orang lain dalam kegiatan pembelajaran yang membuat peserta didik lebih berperan aktif. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode atau strategi serta media yang tepat dalam pembelajaran menyimak sehingga kualitas menyimak peserta didik dapat berdampak pada pemahaman peserta didik terhadap materi atau informasi yang disampaikan guru atau pemberi pesan. Memiliki keterampilan menyimak yang baik akan sangat bermanfaat bagi peserta didik, salah satunya dalam memahami materi ataupun pesan yang disampaikan guru. Guru yang profesional tentunya harus mampu mengelola dan memanajemen kelas agar peserta didik mampu menyimak dengan baik, salah satunya keterampilan menggunakan metode serta media pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat meningkatkan keterampilan menyimak mereka. Namun kenyataannya, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di beberapa sekolah dasar khususnya pada saat pembelajaran menyimak belum dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut menyebabkan rendahnya keterampilan peserta didik dalam kegiatan menyimak. Rendahnya keterampilan menyimak tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu: (1) Metode dan teknik mengajar yang diterapkan tidak tepat, (2) Sarana atau media yang digunakan belum menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, dan (3) Kondisi lingkungan kelas yang gaduh membuat peserta didik tidak fokus pada bahan simakan. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan sebuah metode pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa khususnya
Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2, Titing Rohayati3 PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia) |4
keterampilan menyimak para peserta didik serta menambah pengetahuan peserta didik terhadap teknologi seperti penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan metode cox berbasis multimedia dengan judul penelitian yaitu “Penerapan metode cox berbasis multimedia untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak”. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka adapun permasalahan umum yang akan diteliti yaitu mengenai “Bagaimana meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia?”. Masalah tersebut diuraikan menjadi rumusan masalah yang lebih khusus yakni: 1. Bagaimana aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode cox berbasis multimedia? 2. Bagaimana keterampilan peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum penelitian yang dilakukan bertujuan untuk “Meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia”. Adapun tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode cox berbasis multimedia 2. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia Penelitian tersebut berfokus terhadap peningkatan keterampilan menyimak cerita anak. Dalam hal ini, menyimak merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan sebuah informasi dengan cara mendengarkan secara seksama bahan simakan yang disampaikan. Hal tersebut seperti pendapat Tarigan (2015) bahwa kegiatan menyimak diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang secara seksama dalam mendengarkan suatu bunyi atau bahasa secara lisan yang disampaikan oleh pembicara, serta kegiatan tersebut mampu membuat pendengar atau penyimak menghasilkan suatu pemahaman mengenai isi pesan ataupun komunikasi yang disampaikan oleh pembicara. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Abidin (2012) bahwa menyimak merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara terfokus dalam mendengarkan bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara serta kegiatan tersebut menuntut setiap pendengar atau penyimak untuk memahami bahan simakan serta memberikan respon terhadap penyajian bahan simakan tersebut secara logis. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak merupakan suatu kegiatan yang bersifat aktif dan diawali dengan proses mendengarkan suatu bunyi bahasa yang dilakukan secara seksama agar pendengar atau penyimak mampu memahami serta merespon bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara. Kegiatan menyimak yang dilakukan dalam penelitian ini berfokus pada kegiatan menyimak cerita anak. Cerita anak sendiri merupakan sebuah cerita yang berisikan kehidupan anak serta terdapat nilai pendidikan yang baik untuk dikonsumsi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Norton (dalam Heryanto, 2013) bahwa sastra anak diartikan sebagai suatu cerita yang didalamnya mencerminkan perasaan anak serta berisikan mengenai kehidupan dunia anak yang dilihat berdasarkan
5 Antologi UPI
Volume
pandangan intelektual anak. Sehingga sastra atau cerita anak tersebut merupakan konsumsi wajib untuk anak karena di dalamnya terdapat berbagai pendidikan yang dapat membantu perkembangan anak. Selain itu, cerita atau sastra anak tersebut dapat dikonsumsi oleh orang dewasa agar lebih memahami kehidupan anak pada umumnya. Adapun ciri cerita anak yang lebih spesifik yaitu menurut Cullinan (Winarni, 2014) di dalam sebuah cerita anak hendaknya terdapat enam ciri, diantaranya yaitu: (1) latar cerita yang dekat dengan kehidupan anak, (2) memiliki alur tunggal dan maju agar mudah dimengerti oleh anak, (3) pelaku utama berjumlah 3-4 orang anak, (4) cerita yang disajikan memiliki tema yang sederhana, (5) amanat yang mudah dipahami oleh anak, dan (6) bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh anak. Maka dapat disimpulkan bahwa cerita anak merupakan tayangan yang baik untuk perkembangan anak karena didalamnya terdapat unsur pantangan serta bertema sederhana dan mendidik. Selain itu, cerita anak disajikan menggunakan bahasa sederhana yang dekat dengan kehidupan anak sehingga pesan yang disampaikan oleh pengarang mampu dipahami dengan baik khususnya oleh anak. Kegiatan menyimak cerita anak tersebut diterapkan menggunakan metode cox berbasis multimedia. Metode cox sendiri merupakan sebuah metode yang digagas oleh seorang ahli bernama Cox. Menurut Abidin (2012) metode cox merupakan suatu rancangan pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran menyimak yang memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik berketerampilan menyimak yang tinggi serta mampu berperan aktif selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Selain itu, metode cox tersebut dapat membuat
Edisi No.
Juni 2016
peserta didik memiliki sikap saling menghargai serta tanggung jawab tinggi yang didapatkan melalui berbagai kegiatan yang ada di dalam pembelajarannya. Adapun tahap pembelajaran menggunakan metode cox, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Prasimak, yaitu adanya kegiatan apersepsi yang dilanjutkan pada tahap mengalami atau experiencing yaitu membuat peserta didik berbagi pengalaman atau sharing yang berkaitan dengan materi simakan. 2. Tahap Menyimak, dalam tahap ini guru menyajikan bahan simakan kepada peserta didik dan menugaskan mereka mencatat poin penting mengenai isi simakan tersebut. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan dan setiap kelompok berdiskusi lalu menuliskan laporannya pada lembar kerja kemudian perwakilan dari masingmasing kelompok melaporkan atau repoting hasil diskusi. Setelah penyampaian hasil diskusi maka adanya kegiatan tanya jawab atau tanggapan dari kelompok lain. 3. Tahap Pascasimak yaitu tahap dimana peserta didik secara individu menceritakan kembali tentang cerita yang telah mereka simak menggunakan bahasa sendiri namun tetap memperhatikan unsur-unsur yang ada pada cerita tersebut. Tahap ini dijadikan sebagai acuan bagi peneliti mengenai keterampilan menyimak peserta didik karena hal tersebut dapat diketahui dengan cara melihat hasil karya yang dibuat oleh setiap individu. Produk tulisan dalam tahap ini dapat berupa pembuatan produk seperti minibook. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode cox tersebut, peneliti memadukannya dengan berbasis multimedia. Multimedia merupakan
Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2, Titing Rohayati3 PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia) |6
sebuah perpaduan berbagai media yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Warsita (2008) multimedia yaitu berbagai media yang digabungkan dan digunakan oleh guru dalam suatu kegiatan pembelajaran agar memudahkan peserta didik untuk menangkap informasi yang disampaikan. Dalam hal ini, multimedia yang digunakan adalah film yang merupakan sebuah perpaduan antara audio dengan visual. Penggunaan film tersebut diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menyimak serta memudahkan peserta didik dalam memperoleh informasi dari bahan simakan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Guichon dan McLornan (dalam Safranja, 2015) bahwa media film dapat membantu para peserta didik memperoleh informasi yang terdapat dalam cerita karena dengan adanya gambar dan suara maka peserta didik lebih cepat menangkap dan memahami cerita yang ditayangkan. METODE Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain PTK menurut John Elliot. Menurut Hendriana dan Afrilianto (2014) Penelitian Tindakan Kelas dipandang sebagai sebuah penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan melakukan berbagai tindakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Prapatan III, Kabupaten Majalengka. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V tahun akademik 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang. Jumlah peserta didik tersebut
terdiri dari 11 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu instrumen penilaian yang terdiri dari penilaian aktivitas menyimak, penilaian proses menyimak, serta penilaian produk menyimak. Adapula instrumen pedoman observasi, catatan lapangan, dokumentasi, lembar kerja proses (LKP), serta pedoman wawancara. Kemudian, analisis data dilakukan menggunakan teknik kualitatif, kuantitatif serta triangulasi. Dalam teknik kuantitatif, data yang diperoleh pada merupakan hasil dari kegiatan observasi, penilaian, wawancara, LKP, dokumentasi dan catatan lapangan yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran dan diwujudkan dalam bentuk deskripsi. Lalu data yang diperoleh bersifat kuantitatif, maka diselesaikan menggunakan statistik. Sedangkan triangulasi merupakan sebuah teknik yang digunakan pada penelitian yang didalamnya menggabungkan beberapa teknik yang sudah ada. Teknik ini bertujuan untuk melihat keterkaitan atau hubungan antara berbagai data yang diperoleh dalam penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun hasil studi pendahuluan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas V tahun pelajaran 2015/2016 SDN Prapatan III Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Penelitian tersebut dilakukan pada 30 orang peserta didik. Namun dalam studi pendahuluan tersebut, peserta didik yang mampu mengidentifikasi unsur cerita dengan baik dan memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM menulis) hanya ada 8 peserta didik atau hanya 27%. Dari hasil prosentase yang sangat kurang inilah maka diadakan
7 Antologi UPI
Volume
atau ditindaklanjuti dengan usaha-usaha perbaikan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan tiga tindakan dalam setiap siklus, melalui pembelajaran metode cox dengan mendayagunakan film cerita anak sebagai media utama dalam pelaksanaan siklus. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Siklus I tindakan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2016, kemudian dilanjutkan pada tindakan 2 yaitu pada hari Rabu tanggal 20 April 2016, lalu tindakan 3 dilaksanakan hari Jum’at tanggal 22 April 2016. Setelah siklus I selesai, maka peneliti melanjutkan kembali penelitiannya pada siklus II. Diawali tindakan 1 yang dilaksanakan hari Senin tanggal 25 April 2016, lalu tindakan 2 hari Sabtu tanggal 30 April 2016 dan tindakan 3 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 03 Mei 2016. Kemudian dilanjutkan pada siklus III tindakan 1 dilaksanakan hari Sabtu tanggal 07 Mei 2016, tindakan 2 hari Senin tanggal 09 Mei 2016, serta tindakan 3 pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016. Dalam kegiatan pembelajaran setiap tindakannya, peneliti melaksanakan tiga tahap pembelajaran, diantaranya yaitu tahap pra menyimak, tahap menyimak serta tahap pasca menyimak. Pada setiap tindakan penelitian, ketiga tahap tersebut diterapkan pada proses pembelajaran. Adapun gambaran umum mengenai proses pembelajaran diawali dengan tahap tahap menyimak yang ada pada kegiatan awal. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, setelah itu peneliti menyampaikan sebuah tema sesuai film yang akan ditayangkan. Lalu, peneliti meminta peserta didik yang berani untuk berbagi pengalamannya yang berhubungan dengan tema cerita yang telah disampaikan guru. Namun pada kenyataannya, sebagian banyak
Edisi No.
Juni 2016
pesert didik tidak berani untuk berbagi pendapat serta kurangnya percaya diri sehingga pada tindakan awal aktivitas tersebut tidak maksimal. Namun seiring berjalannya penelitian, rasa percaya diri serta keberanian peserta didik untuk berbagi pengalaman semakin baik. Hal ini disebabkan karena peneliti berusaha untuk selalu memotivasi peserta didik untuk lebih percaya diri. Selain itu, peneliti memberikan sebuah reward bagi peserta didik yang aktif sehingga peserta didik termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Setelah kegiatan berbagi cerita, peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada tahap kedua yaitu tahap menyimak yang ada pada kegiatan inti, guru terlebih dahulu bertanya jawab mengenai unsur instrinsik yang ada pada sebuah cerita. Unsur instrinsik yang dipelajari pada penelitian ini yaitu mengenai tema, tokoh, watak, latar dan amanat. Dalam kegiatan ini, hanya beberapa orang peserta didik yang mampu menjelaskan unsur tersebut dengan rinci. Dalam temuan tersebut, guru lebih memperjelas pengertian mengenai unsur instrinsik tersebut. Setelah bertanya jawab, lalu guru menayangkan sebuah film anak kemudian menugaskan peserta didik untuk membuat mind mapping mengenai unsur instrinsik film tersebut. Pada awalnya kegiatan membuat mind mapping tersebut merupakan kegiatan yang sulit bagi peserta didik karena mereka tidak mengetahui tentang mind mapping. Dengan temuan tersebut, peneliti meminimalisir permasalahan yang ada dengan cara memberikan penjelasan secara rinci mengenai mind mapping. Dengan demikian, peserta didik menjadi lebih memahami mengenai hal tersebut. Setelah pembuatan mind mapping, peserta didik dikelompokkan menjadi enam kelompok dengan lima orang anggota pada setiap kelompoknya. Setiap kelompok diberikan lembar kerja
Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2, Titing Rohayati3 PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia) |8
mengenai unsur instrinsik cerita kemudian perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Pada tahap pasca menyimak atau kegiatan akhir, peserta didik diberikan tugas evaluasi untuk membuat sebuah minibook yang didalamnya menceritakan kembali hasil simakan menggunakan bahasa sendiri. Dalam tahap terakhir ini, pada awalnya peserta didik belum mengetahui cara pembuatan minibook dan belum mampu menuangkan idenya menjadi sebuah cerita bergambar. Maka dengan adanya temuan tersebut, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai minibook serta lebih mengoptimalkan bimbingan secara individu sehingga pada tindakan terakhir dalam penelitian, nilai kegiatan peserta didik dalam membuat minibook cukup memuaskan. Dalam kegiatan pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode cox tersebut, cerita anak yang dijadikan sebagai materi dalam penelitian tersebut memiliki nilai yang mendidik dengan berbagai tema cerita. Dalam setiap tindakan pada penelitian yang dilakukan, peneliti menayangkan cerita anak yang berbeda sehingga peserta didik bertambah antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga mereka semakin berani dalam menyampaikan pendapat mengenai bahan simakan yang telah ditayangkan. Adapun judul cerita anak yang ditayangkan oleh peneliti selama pembelajaran diantaranya yaitu pada siklus I tindakan 1, cerita anak yang ditayangkan berjudul “Bintang”, pada tindakan 2 berjudul “Arti sebuah persahabatan”, pada tindakan 3 berjudul “Seberkas sinar harapan”. Lalu pada siklus II tindakan 1 cerita anak yang ditayangkan berjudul “Tas baru untuk adik”, tindakan 2 berjudul “Bapakku hebat” dan tindakan 3 berjudul “Aku inin sekolah”. Kemudian pada siklus III tindakan 1 cerita anak yang ditayangkan berjudul “Upacara bendera, tindakan 2
“Rena asih” serta tindakan 3 “Aku tidak berbeda”. Dalam kegiatan menyimak cerita anak tersebut, yang diteliti adalah mengenai aktivitas serta keterampilan peserta didik dalam menyimak. Dalam kegiatan tersebut, keaktifan peserta didik dalam setiap tindakannya semakin meningkat. Hal tersebut dilihat dari dua indikator, yaitu aktivitas peserta didik dalam memberikan pendapat selama proses pembelajaran serta aktivitas peserta didik dalam merespon pertanyaan ketika berlangsungnya proses pembelajaran. Selama berlangsungnya penelitian, perolehan nilai aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berangsur meningkat. Hal tersebut dilihat dari perolehan prosentase peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM dalam setiap tindakannya. Dalam setiap tindakan, prosentase keaktifan peserta didik semakin meningkat, hal tersebut disebabkan karena bertambahnya keberanian pada setiap individu untuk memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Dalam peningkatan tersebut tidak lepas dari peran peneliti sebagai guru yang selalu memberikan motivasi serta reward agar peserta didik lebih percaya diri serta aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan peserta didik dari setiap siklusnya dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh seperti pada grafik berikut.
100 60
73.05
79.58
50 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
9 Antologi UPI
Volume
Berdasarkan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik semakin meningkat. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas menyimak yaitu 60, lalu pada siklus II sebesar 73,05 dan pada siklus III mencapai nilai 79,58. Dengan demikian maka aktivitas peserta didik dalam kegiatan menyimak cerita anak melalui media film semakin meningkat. Sedangkan peningkatan keterampilan menyimak dapat dilihat melalui dua penilaian yaitu penilaian proses serta penilaian produk. Adapun indikator secara rinci mengenai penilaian proses yaitu dilihat dari keterampilan peserta didik dalam menentukan unsur instrinsik cerita seperti tema, tokoh, watak, latar, serta amanat. Sedangkan penilaian produk dilihat dari keterampilan peserta didik dalam menceritakan kembali hasil simakan menggunakan bahasa sendiri yang terdiri dari tiga indikator yaitu mendeskripsikan unsur cerita, keakuratan isi serta mampu menilai isi cerita. Keterampilan menyimak cerita anak yang dilakukan pada penelitian ini dapat meningkat melalui penggunaan metode cox berbasis multimedia. Peningkatan nilai keterampilan menyimak dapat dilihat melalui hasil rata-rata penilaian proses serta penilaian produk. Rara-rata nilai tersebut dapat dilihat dari grafik berikut. 100
69.85 76.13 61.1568.7 75.55 57.03 76.72 71 65.27
50 0 Siklus I Siklus II Proses
Produk
Siklus III Rata-rata
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai keterampilan menyimak pada
Edisi No.
Juni 2016
peserta didik semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap siklus berdasarkan hasil nilai proses serta produk menyimak yang telah dilakukan. Rata-rata nilai keterampilan menyimak pada siklus I mencapai 61,15, lalu pada siklus II mencapai 69,85, serta pada siklus III mencapai rata-rata 76,13. Maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak peserta didik dapat meningkat melalui penggunaan metode cox berbasis multimedia berupa film. Hal tersebut sesuai dengan pendapat diungkapkan oleh Bennet, dkk. (2015) bahwa media film terbukti sebagai salah satu cara yang efektif dalam kegiatan menyimak, karena media tersebut mampu meningkatkan keterampilan menyimak peserta didik serta memperoleh banyak kosakata. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperoleh beberapa simpulan mengenai metode cox berbasis multimedia dalam pembelajaran menyimak cerita anak peserta didik kelas V SDN Prapatan III yaitu sebagai berikut. 1. Aktivitas peserta dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode cox berbasis multimedia dapat dilihat dari dua indikator yaitu aktivitas dalam memberikan pendapat serta aktivitas dalam merespon pertanyaan selama proses pembelajaran. Dalam setiap siklusnya, peserta didik semakin percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya sehingga semakin banyak peserta didik yang aktif dalam berpendapat. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pada setiap siklus. Pada siklus I rata-rata nilai aktivitas yaitu mencapai 60, pada siklus II mencapai 73,05 serta pada siklus III mencapai rata-rata 79,58. Dari ketiga siklus yang telah
Oki Saraswati1, Didin Syahruddin2, Titing Rohayati3 PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK (menyimak, metode cox, multimedia, cerita anak, pembelajaran bahasa indonesia) |10
2.
dilaksanakan, terlihat adanya peningkatan dari setiap siklus terhadap nilai aktivitas menyimak peserta didik. Keterampilan peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode cox berbasis multimedia mengalami peningkatan. Keterampilan tersebut berfokus pada kegiatan peserta didik dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita anak serta kegiatan menceritakan kembali hasil simakan dalam bentuk minibook. Adapun perolehan nilai rata-rata kegiatan mengidentifikasi unsur cerita pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I diperoleh rata-rata 65,27. Kemudian pada siklus II adanya peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai nilai KKM yaitu 70,66. Pada siklus III adanya peningkatan yang melebihi siklus sebelumnya yaitu dengan rata-rata nilai 76,72. Dari ketiga siklus penelitian tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan yang signifikan sehingga mencapai nilai KKM. Sedangkan nilai rata-rata kegiatan menceritakan kembali pada siklus I yaitu 57,03. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan rata-rata nilai 68,70. Nilai rata-rata dari dua siklus tersebut belum mencapai KKM sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus III. Pada siklus III diperoleh nilai rata-rata yang telah melebihi KKM yaitu 75,55. Maka dari ketiga siklus yang telah dilakukan dalam penelitian, terlihat adanya peningkatan yang signifikan mengenai keterampilan menyimak peserta didik yang berfokus terhadap keterampilan dalam mengidentifikasi unsur cerita serta kegiatan menceritakan kembali hasil simakan dalam sebuah cerita anak.
REFERENSI Abidin, Y. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama. Bennett, K., Cochrane, A., Mohan, G., & Neal, S. (2015). Listening. Emotion , Space and Society, 17, 7–14. http://doi.org/10.1016/j.emospa.2 015.10.002 Hendriana, H. & Afrilianto. (2014). Panduan bagi guru: Penelitian tindakan kelas suatu karya tulis ilmiah. Bandung: Refika Aditama. Heryanto, D. (2013). Sastra anak dalam pembelajaran di sekolah dasar. Edutech, 1(1), 123–138. Safranja, J. (2015). Advancing Listening Comprehension Through Movies. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 169–173. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.20 15.04.513. Tarigan, H. G. (2015). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. (edisi revisi). Bandung: Angkasa. Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran: Landasan dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Winarni, R. (2014). Kajian sastra anak. (edisi 2). Yogyakarta: Graha ilmu.