perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh: Muhammad Fachrurr Roza X 1206056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWI TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh: Muhammad Fachrurr Roza X 1206056
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing II,
Pembimbing I,
Drs. Purwadi. NIP 19540103 198103 1 003
Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. NIP 19620728 199003 1 002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Dra. Raheni Suhita, M.Hum.
Sekretaris
: Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum.
Anggota I
: Drs. Slamet Mulyono, M. Pd.
Anggota II
: Drs. Purwadi.
1………………
2…………….
3…………….
4……………..
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 198702 1 001
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Muhammad Fachrurr Roza. X 1206056. PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi . Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo; dan (2) kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Bentuk Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan jumlah siswa 38 siswa (17 siswa putra dan 21 siswa putri) serta guru Bahasa Indonesia kelas X-E. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis kritis. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran menulis argumentasi baik kualitas proses maupun hasil melalui penerapan media gambar karikatur. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur dapat disimpulkan sebagai berikut Pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%. Pada siklus II, siswa yang aktif mencapai 68% sedangkan pada siklus III mencapai 74%. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat dari nilai rata-rata karangan siswa. Pada siklus I 62,87 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 42% (16 siswa). Pada siklus II 67,05 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 66% (25 siswa) dan pada siklus III 73,60 ketuntasan hasil belajar sebesar 92% (35 siswa) telah mencapai batas nilai ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 65. Sejumlah 3 siswa belum mencapai KKM.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Allah akan memberi kemudahan bagi seseorang yang memberi kemudahan bagi orang lain” ( Ungkapan Ma’tsur dalam kalam hikmah )
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur, dan terima kasihku kepada: 1. Kedua orang tuaku, Bapak Mintarto dan Ibu Anjar Rokhana atas dukungan, kasih sayang, doa yang tak akan pernah putus; 2. Adik-adikku tersayang Sofia, Ardi, Nanda yang selalu memberiku kecerian; 3. Sahabatku (Afni, Anas, Anis, Asih, Eni, Sinta, Julian, Tanti , Robet, Siti, Dian, Wahyu) semoga persahabatan kita tak cukup hanya di bangku kuliah.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas rahmat dan hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang telah mengesahkan skripsi yang telah peneliti susun; 2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini; 3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pembimbing Akademik, dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi selama menyusun skripsi serta izin untuk menyusun skripsi ini; 4. Drs. Purwadi., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar; 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus memberikan ilmunya kepada peneliti; 6. Drs. Santoso, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan PTK di SMA Negeri 1 Jogorogo; 7. Ibu Umi Khafifah, S. Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X-E yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses penelitian ini;
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Siswa-siswi kelas X E SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini; 9. Mahasiswa Bastind angkatan 2006 yang telah memberi semangat dan motivasi dalam proses penelitian ini. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan imbalan dari ALLAH SWT. Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan ilmu pengetahuan terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta,
Juli 2010
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
PENGAJUAN SKRIPSI .........................................................................
ii
PERSETUJUAN .....................................................................................
iii
PENGESAHAN ......................................................................................
iv
ABSTRAK ..............................................................................................
v
MOTTO ..................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ............................................................................
viii
DAFTAR ISI...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
6
D. Indikator Keberhasilan .......................................................
7
E. Manfaat Penelitian .............................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...................................................................
9
1. Hakikat Keterampilan Menulis ...................................
9
a. Pengertian Menulis ...............................................
9
b. Tahap-tahap Menulis ............................................
10
c. Asas-asas Menulis.................................................
12
d. Jenis-jenis Tulisan.................................................
14
2. Hakikat Menulis Argumentasi ....................................
16
a. Pengertian Argumentasi........................................
16
b. Dasar Penulisan Argumentasi............................... commit to user c. Mengemukakan Argumen.....................................
17
x
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA....
20
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran........................
20
b. Pembelajaran Menulis Argumentasi .....................
22
c. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi .....
24
4. Penilaian Proses Belajar Mengajar .............................
28
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar Mengajar..........
28
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar Mengajar .
29
5. Hakikat Media Pembelajaran ......................................
33
a. Pengertian Media ..................................................
33
b. Fungsi dan Manfaat Media ...................................
34
c. Jenis-Jenis Media dalam Pembelajaran ................
35
d. Pemilihan Media Pembelajaran ............................
36
6. Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran ........
36
a. Pengertian Media Gambar ....................................
36
b. Manfaat Media Gambar ........................................
37
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar...........
38
d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran .......
39
e. Gambar Karikatur .................................................
40
B. Penelitian yang Relevan.....................................................
41
C. Kerangka Berpikir..............................................................
42
D. Hipotesis Tindakan.............................................................
44
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
45
B. Subjek Penelitian...............................................................
46
C. Bentuk dan Strategi Penelitian..........................................
46
D. Sumber Data Penelitian.....................................................
48
E. Teknik Pengumpulan Data................................................
49
F. Uji Validitas Data..............................................................
50
G. Teknik Analisis Data.........................................................
51
H. Prosedur Penelitian............................................................ commit to user I. Tahap Penyusunan Laporan ..............................................
51
xi
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................
56
1. Deskripsi Survei Awal.................................................
56
2. Deskripsi Siklus I ........................................................
60
3. Deskripsi Siklus II.......................................................
69
4. Deskripsi Siklus III .....................................................
77
5. Deskripsi Antarsiklus ..................................................
86
B. Pembahasan........................................................................
87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................
96
B. Implikasi.............................................................................
97
C. Saran...................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
101
LAMPIRAN............................................................................................
105
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir ........................................................
44
Gambar 2: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..............................
48
Gambar 3: Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................................
52
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal ....
4
Tabel 2.
Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian....................................
7
Tabel 3.
Model Penilaian Menulis Argumentasi dengan Skala Interval .... 26
Tabel 4.
Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi ........................ 32
Tabel 5.
Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ............ 46
Tabel 6.
Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal .......................... 59
Tabel 7.
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I.......................................................................................... 63
Tabel 8.
Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I.................................. 67
Tabel 9.
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II ........................................................................................ 72
Tabel 10. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ................................ 76 Tabel 11. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III ....................................................................................... 81 Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................... 84 Tabel 13. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK.......... 86 Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus ... 95
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Menulis Argumentasi ............................................. 105 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 106 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 109 4. Catatan Lapangan Hasil Observasi Awal .................................................. 114 5. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Pretes ..................................................... 117 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal ....................................... 120 7. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Survei Awal............................. 121 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ......... 122 9. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................................... 130 10. Contoh Gambar Karikatur dan Pengembangan dalam wacana Argumentasi Siklus I ................................................................................ 133 11. Materi Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I................................. 135 12. Gambar Karikatur Siklus I ........................................................................ 137 13. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I .................................................................. 138 14. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I....... 141 15. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I ............................................... 143 16. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I .................................... 145 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II........ 146 18. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus II .................................... 154 19. Gambar Karikatur Siklus II........................................................................ 157 20. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ................................................................. 158 21. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus II ............................ 161 22. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siswa Siklus II ................................... 163 23. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II................................... 165 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III ...... 166 25. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus III................................... 174 26. Gambar Karikatur Siklus III ...................................................................... 177 commit to user 27. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III................................................................ 178
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus III........................... 181 29. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................................ 183 30. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus................. 185 31. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III.................................. 186 32. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan ................................. 187 33. Surat Izin Penelitian................................................................................... 190
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari empat aspek yang terlibat dalam keterampilan berbahasa. Empat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pengajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tentunya dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah menulis. Pernyataan ini dikuatkan oleh pendapat salah seorang tokoh, yaitu Farris (2008: 1) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari dan diajarkan. Keterampilan menulis diajarkan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas / kejuruan (SMA/SMK) dengan tujuan agar siswa mampu menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan baik. Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran menulis di sekolah masih banyak mengalami hambatan dan belum dapat dilaksanakan secara efektif. Menulis merupakan tingkat keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Keterampilan menulis sebagai sebuah kompetensi linguistik verbal membutuhkan dukungan keterampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menyimak, dan membaca. Menulis merupakan proses menuangkan ide, pendapat, dan pikiran untuk disampaikan kepada orang lain. Pendapat yang diungkapkan The Liang Gie (2002: 7) dinyatakan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang diharapkan adalah agar peserta didik mampu mengungkapkan gagasan, ide, pendapat, dan pengetahuan secara sistematis dan tertulis serta memiliki commit to user kegemaran menulis.
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterampilan menulis dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan kreativitas peserta didik
dan sarana peningkatan kemampuan mereka dalam
menggunakan bahasa, khususnya bahasa tulis sebagai sarana komunikasi. Yant Mujianto, dkk. (2000: 70) mengemukakan bahwa secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis, yaitu siswa mampu menuangkan ide, gagasan/pendapat secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi. Melalui pembelajaran menulis diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan. Siswa juga cermat kemampuan
untuk
membuat argumen,
dan
untuk menuangkan ide dengan cara membuat karangan yang
menarik untuk dibaca. Siswa juga harus mampu menyusun dan menghubungkan antara kalimat satu dengan yang lain sehingga menjadi karangan utuh. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan latihan, seperti pendapat Enang Rokajat Asura (2005: 8) mengatakan “keterampilan menulis didapat dari sebuah latihan, bukan pemberian alam”. Alam memang telah memberi talenta, tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa melalui proses latihan. Sebagai sebuah konsekuensi dan keterampilan yang ingin disampaikan, tidak akan mungkin seseorang akan mampu menulis tanpa ia mempraktikkan keterampilan itu. Perlu mendapatkan penekanan bahwasanya pembelajaran menulis bukan hanya penyampaian teori tanpa mempraktikkannya. Hendaknya ada sinergi yang nyata antara teori dan praktik sehingga ruh dalam pembelajaran menulis akan tampak ketika dilaksanakan melalui latihan-latihan yang terstruktur. Syamsi (dalam Pangesti Wiedarti, 2005: 134) menyatakan bahwa keprihatinan pembelajaran menulis disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia masih sering diberikan secara teoretis yang mengakibatkan keterampilan bahasa siswa kurang. Sehubungan dengan pernyataan di atas, pembelajaran keterampilan commit to Atas user (SMA) merupakan peningkatan menulis pada jenjang Sekolah Menengah
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
dari jenjang sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis untuk menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi. Keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi berdasar data lapangan yaitu wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru, siswa kelas X-E dan hasil tes survei awal ditemukan masalah yaitu rendahnya kemampuan menulis argumentasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara survei awal Peneliti dengan guru (Ibu Umi Khafifah,S.Pd) guru kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, rendahnya keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran keterampilan menulis. Sebagian besar siswa mengeluh ketika diberi tugas menulis, mereka mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat, kurang menguasai kosa kata, dan kurang mampu mengembangkan ide. Kesulitan tersebut menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga siswa menjadi enggan untuk menulis, (2) guru
mengalami kesulitan
untuk
membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis. Guru mengeluh bahwa konsentrasi sebagian besar siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung tidak terfokus pada pelajaran. Pada umumnya, siswa deretan paling depan yang memerhatikan penjelasan guru, sedangkan siswa yang duduk di deretan tengah dan belakang lebih banyak melakukan aktivitas lain selain memerhatikan materi yang disampaikan guru. Seperti siswa berbicara dengan teman sebangku, siswa tertidur dalam kelas saat pembelajaran bahkan siswa ada yang asyik main Hp (handphone), (3) guru mengalami kesulitan untuk menemukan alternatif metode dan media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa selain buku teks Bahasa Indonesia dan LKS yang biasa digunakan. Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo rendahnya kemampuan menulis argumentasi teridentifikasi dari nilai rata-rata menulis argumentasi yakni 58,97 (sumber dari nilai menulis Argumentasi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) hanya 10 siswa (26,31%) yang tuntas, sedangkan 28 siswa (73,68%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 siswa commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 65). Data tersebut dapat dirinci pada tabel berikut. Rentangan nilai 40-75 Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal No.
Skala
Frekuensi
1.
40 – 45
4
2.
46 – 50
2
3.
51 – 55
7
4.
56 – 60
6
5.
61 – 65
9
6.
66 – 70
7
7.
71 – 75
3
Jumlah
38
Rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa diindikasikan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik, pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: (1) kurangnya media yang digunakan, (2) siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, (3) masih digunakannya model pembelajaran yang konvensional (ceramah), dan (4) siswa membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan. Berdasar pada proses pembelajaran menunjukkan kualitas yang rendah. Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat berlangsungnya pembelajaran menulis. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak memerhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk beraktivitas sendiri, seperti mengobrol dengan teman. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil pantauan peneliti saat pembelajaran menulis argumentasi hanya ada 5 siswa saja (13,16%) yang mau bertanya saat pembelajaran berlangsung. Merefleksi fenomena di atas dan upaya mengatasi masalah pembelajaran menulis peneliti dan guru berkolaborasi menetapkan untuk menerapkan media gambar karikatur pada kegiatan pengajaran keterampilan menulis dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun alasan pemilihan media tersebut sebagai berikut. Melalui gambar karikatur siswa akan menemukan poin-poin penting karena dalam karikatur tersirat permasalahan, beserta pernyataan yang bersifat menegaskan pembacanya serta dari gambar karikatur siswa juga menangkap pesan-pesan moral yang bersifat mendidik serta relevan dengan kondisi di sekitar siswa. Hal ini akan memberi dampak yang baik bagi kepekaan menulis siswa. Pada umumnya karikatur diartikan sebagai gambar sindiran yang bersifat sinis atau sarkasme yang berbentuk humor sebagai refleksi dari suatu keadaan sosial; politik, ekonomi dan kebudayaan. Dalam hal ini, gambar karikatur berfungsi untuk merangsang minat belajar siswa untuk menuangkan ide, gagasanya dalam menulis argumentasi. Bertolak dari latar belakang di atas, peneliti berusaha mengkaji masalah dengan judul penelitian “Penerapan Media Gambar Karikatur Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah: 1. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo? 2. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo?
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membuktikan: 1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar karikatur. 2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar karikatur.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Indikator Ketercapaian Tujuan Peneliti
dan
guru
menentukan
indikator
ketercapaian
dengan
memperhatikan kondisi/setting kelas X-E SMAN 1 Jogorogo sesuai dengan fakta yang ada yaitu tingkat kemampuan siswa dalam mengembangkan tulisan menjadi wacana argumentasi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas, dapat dilihat pada indikator keberhasilan peneliti sebagai berikut: Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian Persentase Aspek yang Diukur
Target
Cara Mengukur
Capaian Siklus Akhir
Keaktifan siswa selama
Diamati saat pembelajaran dengan
pembelajaran
menggunakan lembar observasi oleh
menulis
argumentasi
70%
peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan keaktifan dalam pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam
Diamati dari hasil kerja siswa
mengembangkan ide ke
berupa tulisan argumentasi dan
dalam tulisan argumentasi
75%
dihitung dari jumlah siswa yang mampu
menulis
argumentasi
dengan baik.
Ketuntasan hasil belajar
Diamati dari hasil kerja siswa
(keterampilan menulis
berupa tulisan argumentasi dan
argumentasi siswa dengan
dihitung dari jumlah siswa yang
menyusun kalimat yang runtut,memerhatikan
75%
memeroleh
nilai
menulis
argumentasi yang mencapai standar
aspek menulis meliputi isi,
ketuntasan belajar minimal untuk
organisasi, kosakata,
mata pelajaran Bahasa Indonesia
pengebahasaan, mekanik)
yaitu 65.
Diadopsi dari Enco Mulyasa (2006:209) commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk: 1. Manfaat Teoretis a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan menulis argumentasi. b. Sebagai acuan pembelajaran keterampilan menulis dengan dengan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan; 2) Menyajikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa; 3) Meningkatkan kemampuan menulis argumentasi siswa. b. Bagi Guru 1) Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
mengatasi
kendala
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi; 2) Menjadi sarana bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis argumentasi lebih kreatif dan inovatif. c. Bagi Sekolah 1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi menulis; 2) Kualitas hasil pembelajaran meningkat, terutama hasil pembelajaran menulis argumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Keterampilan Menulis a. Pengertian Menulis Menulis merupakan komponen keterampilan berbahasa yang penting untuk
dikuasai
mengekspresikan
siswa. pikiran,
Setiap
siswa
perasaan,
memiliki dan
kemampuan
sikapnya.
untuk
Kemampuan
mengekpresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti puisi, artikel, maupun ke bentuk karangan. Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif, produktif, dan kreatif Yant Mujianto, dkk. (2000: 64). Menulis dikatakan bukanlah hal yang sulit apabila menulis hanya diartikan sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis tanpa memerhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti membaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis bukan hal yang mudah sebab di perlukan banyak bekal bagi seorang untuk terampil menulis. Burhan Nurgiyantoro (2001: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Burhan sangat sederhana. Menurutnya, menulis tidak lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Berbeda dari kedua pakar di atas, Tarigan (2008: 3), menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang baik dilakukan oleh anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang bergumul dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat. Ketika ia menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada commitsolusi to user bidang lain yang juga membutuhkan kreatif.
9
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Menurut Hernowo (2002: 215) berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa aktivitas menulis juga bermanfaat menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan maupun otak kiri. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Berdasar pada pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan melalui media bahasa tulis yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antar keduanya demi tercapainya suatu tujuan. b. Tahap-tahap Menulis Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Di dalamnya terdapat beberapa tahap - tahap penulisan, meliputi tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Nurudin (2007: 92), mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui dalam menulis meliputi: 1) Tahap Prapenulisan Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis karangan commit to user meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
a) Menentukan Topik Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman, dan pengamatan. b) Membatasi Topik Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lainnya. c) Menentukan Tujuan Penulisan Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan. d) Menentukan Bahan Penulisan Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai data penulisan. e) Membuat Kerangka Karangan Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan penulisan. 2) Tahap Penulisan Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai penggunaan tanda baca secara tepat. 3) Tahap Revisi Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika sudah melalui commit to user revisi selesailah sebuah tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
S. Effendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk. 2000: 71) menjabarkan tahaptahap yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu: (1) mencatat pokok tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, (3) memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, (4) menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan, dan (5) menyunting karangan tersebut sebelum menerbitkannya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang disebut proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut untuk menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam penelitian ini, guru dan peneliti menerapkan teknik koreksi sendiri untuk menganalisis tulisan siswa. Siswa diminta menganalisis kesalahan penulisan yang mereka lakukan dan guru mengajarkan bagaimana cara membenahi tulisan mereka. c. Asas-asas Menulis The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas menulis yang disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, penegasan. 1) Kejelasan (clarifty) Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh pembaca. Yamada (2002: 143) menyatakan bahwa tugas-tugas menulis yang meliputi teks-teks dengan topik sama yang telah dipilih akan mengurangi beban leksikal pembacanya. 2) Keringkasan (conciseness ) Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang. Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua commit to user tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
dengan kata yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata yang berlebihan untuk memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta memperjelas setting. 3) Ketepatan (correctness ) Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas ini, penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta kelaziman. Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir. Pemahaman pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi tingkat apresiasi yang dimilikinya. 4) Kesatupaduan (unity) Berdasarkan pada asas ini, segala hal yang disajikan dalam tulisan memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik fiksi maupun nonfiksi. 5) Pertautan (coherence) Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain harus berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi. 6) Penegasan (emphasis) Asas ini menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan commit user yang kuat terhadap suatu tulisan. Asastoini sangat perlu untuk diterapkan pada
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas ini. d. Jenis-jenis Tulisan Lauri S. Friedman, (2009: 1) ”Provides model essays on a current controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay, including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”. Artinya: Ada lima pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif, deskriptif, eksposisi, dan sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza (2002: 188) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan cara penyajian dan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi. a. Narasi Menurut Nurudin (2007: 59) narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolaholah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif (khayal) dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain: (1) berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60) b. Deskripsi Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, perasaan. Deskripsi adalah semacam commitdan to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca; seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Abdul Rani,dkk. 2006: 46). c. Eksposisi Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1). Eksposisi dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha menguraikan suatu objek yang mampu memperluas pengetahuan pembaca. d. Argumentasi Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis secara objektif. e. Persuasi Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002: 199). Persuasi merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari argumentasi. Hal itu disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut memanfaatkan aspek-aspek psikologis. Persuasi juga didasarkan pada kemampuan penulis untuk mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan commit to penulis. user mereka pada sasaran yang ingin dicapai
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan tentang perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan urutan peristiwa dari waktu ke waktu, deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis.
2. Hakikat Menulis Argumentasi a. Pengertian Argumentasi Argumentasi adalah
suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
memengaruhi sikap dan pandangan orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf, 2007: 3). Melalui argumentasi penulis berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menyampaikan apakah suatu pendapat atau suatu hal itu benar atau tidak. Argumentasi berbeda dengan empat bentuk wacana yang lain karena fungsi utamanya adalah membuktikan. Bentuk wacana yang lain dapat juga dijumpai unsurunsur pembuktian tetapi pembuktian dalam keempat wacana lain (eksposisi, persuasi, deskripsi, dan narasi) sangat berbeda dengan sifat pembuktian argumentasi. Dapat diuraikan secara singkat, bahwa tulisan argumentasi merupakan bentuk wacana tulis yang bertujuan mengubah pikiran, sikap, pandangan dan perasaan seseorang dengan memberikan pembuktian (Dadot, 2009:1). Lakhsmi (2009: 1) menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang ditulis bertujuan untuk meyakinkan pembaca, kebenaran fakta-fakta yang dipergunakan dapat menunjukan suatu peraturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas peneliti menarik kesimpulkan
bahwa
menulis argumentasi merupakan suatu bentuk to user menurunkan atau melukiskancommit lambang-lambang bahasa atau grafik untuk
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menuangkan ide ke dalam bahasa tulis secara jelas dan sistematis sebagai proses bernalar secara logis dan kritis untuk memberikan kebenaran guna meyakinkan, mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain (pembaca). b. Dasar Penulisan Argumentasi Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika yang benar (Gorys Keraf, 2007: 101-102). Silogisme sering digunakan dalam mengungkapkan atau membentuk suatu paragraf argumentasi. Demikian juga kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan suatu landasan yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. Dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah: 1) Pembicaraan atau pengarang harus mengetahui sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengetahui prinsipprinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubungkan faktafakta dan informasi tersebut. 2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Mempertimbangkan pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk mengetahui apakah diantara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang dapat dipergunakannya, sehingga akan memperlemah pendapat lawan tadi. dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi lawanlah yang benar, sehingga pendapat lawanlah yang harus diterima. 3) Pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya yang jelas. Ia juga harus mengemukakan pola konsepkonsep dan istilah yang tepat. 4) Pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya.
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud yang mana lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk menyampaikan masalahnya. c.
Mengemukakan Argumen Sebagai bentuk tulisan yang paling umum digarap, argumentasi selalu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh argumentasi, dan kesimpulan (Gorys Keraf, 2007: 104 ). 1) Pendahuluan Pendahuluan menyajikan
berfungsi
fakta-fakta
menarik
pendahuluan
perhatian
pembaca
memusatkan
dengan
perhatian
dan
memahami argumentasi yang akan disampaikan pada bagian isi karangan. Dibagian pendahuluan ini dijelaskan latar belakang permasalahan. Secara ideal pendahuluan mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta memperkenalkan kepada
pembaca
fakta-fakta
yang
diperlukan
untuk
memahami
argumentasinya. Kebanyakan penulis pemula menganggap pembaca sudah mengetahui sebagian besar permasalahan yang dibicarakan. sikap ini kurang menguntungkan dan hanya akan menggagalkan argumentasinya. 2) Tubuh Argumentasi Seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha penulis untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan yang dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada bagian tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai benar tidaknya
data
dan
informasi
yang
diperoleh
berkaitan
dengan
permasalahan yang dikemukakan. Kebenaran faktual ini harus didukung proses penalaran yang sahih dan logis sehingga pendapat atau kesimpulan yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh siapapun. Kebenaran dalam penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran: kecermatan menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam memberikan penilaian, penyajian atau penyusunan bahan secara baik dan teratur. Penyajian fakta, commit to user kesaksian, perumusan premis-premis, dan sebagainya dengan benar.
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kesimpulan Penulis harus memerhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan tetap menjaga pencapaian tujuan, yaitu membuktikan kebenaran untuk mengubah sikap dan pendapat pembaca. Kesimpulan dapat berupa dalil yang telah teruji kebenarannya dalam isi argumentasi, atau berupa rangkuman umum dari materi yang telah dikemukakan. Sementara itu, keberhasilan tulisan argumentasi terletak pada penulis dalam membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian. Saran yang harus ditetapkan oleh setiap pengarang argumentasi untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian menurut Amiruddin Aliah (2009: 1) adalah sebagai berikut: 1) Tulisan argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan. Untuk menunjukkan kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima sehingga lawan tidak
bisa
mengajukan
kesimpulan
yang
bertentangan
dengan
kesimpulannya itu. 2) Pengarang harus berusaha menghindari istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa istilah harus mewakili satu makna secara jelas dan tegas, terhindar dari perbedaan penafsiran antara proposisi yang dikemukakannya dengan harus terhindar dari makna yang diragukan. 3) Penulis harus membatasi pengertian istilah-istilah yang akan digunakan agar dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian pendapat karena perbedaan pengertian. Pembatasan definisi atau pengertian sebuah istilah hanya sekedar merupakan proses pembentukan makna untuk meletakkan dasar-dasar persamaan pengertian bagi istilah yang akan digunakan. Pembatasan itu sangat penting supaya tujuan utama jangan diabaikan atau terganggu hanya karena timbul ketidaksepakatan baru mengenai istilah itu.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting sebab seperti analisis yang dipaparkan harus tampak jelas di mana letak perbedaan-perbedaan persoalan yang akan di argumentasikan itu. Dengan demikian, arah dan sasaran tulisan hanya dipusatkan kepada titik perbedaan itu.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan perilaku. Dengan kata lain, bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut ke arah yang lebih baik. Hasil belajar terlihat dari perubahan pada aspek-aspek tingkah laku manusia seperti
pengetahuan,
pemahaman,
kebiasaan,
keterampilan
apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain. Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2002: 33) belajar sebagai sebuah proses yang kompleks dan berkesinambungan memiliki unsur-unsur dinamis di dalamnya, antara lain: 1) Motivasi siswa Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari diri siswa dan rangsangan dari luar siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa lebih baik daripada rangsangan dari luar. Akan tetapi, sering kali untuk menumbuhkan motivasi dari dalam butuh rangsangan dari luar sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk belajar. 2) Bahan belajar Bahan belajar merupakan hal-hal yang diajarkan kepada siswa. Dalam menentukan bahan belajar, guru harus memerhatikan dan user menyesuaikan dengan commit tujuan tobelajar. Tujuan tersebut meliputi
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diharapkan ada pada diri siswa setelah mengalami proses belajar. 3) Alat bantu belajar Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar. Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Pemakaian media dimaksudkan agar proses belajar lebih menarik, materi menjadi konkret dan mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga, serta menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media yang dapat digunakan bisa berupa media yang dilihat saja (visual), yang dapat didengar saja (audio), yang dapat dilihat dan didengar (audiovisual), ataupun media yang bersumber dari peristiwa yang terjadi di masyarakat. 4) Suasana belajar Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat menimbulakan motivasi siswa. Suasana yang menyenangkan dapat memunculkan kegairahan belajar dan menunjang kegiatan belajar yang efektif. Begitu pula sebaliknya, suasana yang membosankan menjadikan siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan. 5) Kondisi subjek belajar Subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut membantu keberhasilan pembelajaran sebab dalam proses pembelajaran terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, output. Suatu pembelajaran akan menghasilkan output yang baik manakala memiliki input dan proses yang baik pula, termasuk di dalam lingkungan dan kelengkapan pembelajaran yang lain. Kondisi subjek belajar disini meliputi kondisi jasmani dan rohani yang turut mempengaruhi kelancaran dan mendukung keberhasilan proses belajar. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari belajar meskipun sebenarnya
kedua hal tersebut adalah peristiwa yang
berbeda. sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah pengajaran karena tidak memahami hakikat kedua hal itu,memberikan batasan yang berbeda tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran, guru dan murid berada di kelas (ruang) formal sedangkan dalam pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru. Secara lebih lengkap, Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 136) menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam hal ini, proses belajar menjadi hal yang lebih ditekankan daripada hasil. Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian pembelajaran yang lain didasarkan teori-teori belajar yang telah ada. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan media yang tepat. b. Pembelajaran Menulis Argumentasi Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Pada jenjang SMA, standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi minimal peserta didik yang menggambarkan pengguasaan pengetahuan, user terhadap bahasa dan sastra keterampilan berbahasa, dancommit sikapto positif
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 260) Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas X ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra. Salah satu kemampuan yang menulis yang yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA adalah menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menulis argumentasi diberikan pada semester kedua dengan standar kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Materi yang harus disampaikan guru dalam membelajarakan keterampilan menulis argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi, topi-topik paragraf argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan penggunaan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi. Untuk memperjelas materi tersebut, guru perlu memberikan contoh paragraf argumentasi. Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang diharapkan
antara
lain:
(1)
membaca
paragraf
argumentasi,
(2)
mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentasi, (3) menulis paragraf argumentasi, (4) menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi, dan (5) menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Di akhir pembelajaran menulis argumentasi diharapkan siswa mampu: (1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi,
(2)
menyusun
kerangka
paragraf
argumentasi,
(3)
mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi, commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(4) menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi, dan (5) menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Menulis argumentasi sendiri merupakan suatu proses merangkai ide atau gagasan, menyampaikannya dalam bahasa tulis dan bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam tulisan tersebut harus termuat ajakan agar pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Supaya mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus memberi pemahaman yang jelas tentang tulisan argumentasi yang benar serta menggunakan metode mengajar yang tepat atau dengan memanfaatkan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan menggairahkan belajar siswa. c. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi Menulis
sebagai
keseluruhan
rangkaian
kegiatan
seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang. Dalam aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 298). Lebih lanjut, diungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas Toto Sutarto G. Utari (2006: 18). Dalam hal ini, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang penilai pun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
model penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar subjektivitas dirinya. Sementara itu, Zaini Machmoed (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 305) menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan. Akan tetapi, guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memeroleh informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu, merinci karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis. Toto Sutarto G. Utari (2006: 19) menyatakan penilaian merupakan tindakan untuk menetapkan keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Selain itu beliau juga menyatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hartfield (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307) mengemukakan salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan mengunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor, Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval kiranya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah model penilaian yang banyak digunakan pada program ESL (English as a Second Language), yaitu sebagai berikut.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3. Model Penilaian Tugas Menulis Argumentasi dengan Skala Interval Aspek
Skor
27-30
Kriteria
Sangat baik
Pengembangan ide argumen tuntas * isi karikatur dikembangkan dengan baik * substansif
argumen relevan dengan
permasalahan dan tuntas 22-26
Baik
Pengembangan ide argumen terbatas * isi karikatur dikembangkan dengan tidak
I
*
substansi
cukup
relevan dengan masalah tetapi tak
S I
lengkap
lengkap 17-21
Cukup
Pengembangan ide argumen kurang * isi karikatur kurang dikembangkan * substansi kurang * fakta pendukung argumen kurang.
13-16
Kurang
Tak berisi argumen* tak ada substansi argumen * tak ada pengembangan argumen * tak ada fakta argumen
18 -20
Sangat baik
Gagasan diungkapkan dengan baik*
O
padat tertata urutan argumen yang logis
R
*urutan logis kohesif dan koheren
G
14-17
Baik
Argumen kurang terorganisasi tetapi
A
ide utama terlihat* bahan pendukung
N
argumen
I
tidak lengkap.
S
10 –13
Cukup
I
kacau
terpotong-potong*
urutan dan pengembangan argumen
A S
Gagasan
terbatas*urutan logis tetapi
tidak logis.
7–9 Kurang
Argumen tidak terorganisir dengan baik *tidak layak nilai. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18 -20
Sangat baik
Pemanfaatan potensi kata maksimal * pilihan dan ungkapan kata tepat * menguasai pembentukan kata.
K
14-17
Baik
Pemanfaatan potensi kata cukup *
O
pilihan dan ungkapan kata kadang-
S
kadang
A
mengganggu.
K
10– 13
Cukup
kurang
Pemanfaatan
tepat
tapi
tidak
potensi kata terbatas *
A
sering terjadi kesalahan penggunaan
T
kata dan dapat merusak makna.
A
7–9
Kurang
Pemanfataan potensi kata asal-asalan * pengetahuan tentang kosa-kata rendah *tidak layak nilai
22 -25
Sangat baik
Konstruksi kompleks tetapi efektif *
P
hanya
E
penggunaan bentuk bahasa.
N
18 - 21 Baik
terdapat
sedikit
kesalahan
Konstruksi sederhana tetapi efektif *
G
kesalahan
E
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
B
tetapi makna tidak kabur
A
11– 17
Cukup
Terjadi
kecil
pada
kesalahan
serius
dalam
*
makna
H
konstruksi
A
membingungkan atau kabur.
S A
5 – 10
Kurang
kalimat
kontruksi
Tidak menguasai aturan sintaksis * terdapat banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
Sangat baik
terdapat beberapa kesalahan ejaan
M E
4
Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
Baik
tetapi tidak mengaburkan makna
K A
3
Sering terjadi kesalahan ejaan * makna
Cukup
membingungkan atau kabur
N 2
I
Menguasai aturan penulisan * hanya
Tidak menguasai aturan penulisan*
Kurang
terdapat
K
banyak
kesalahan
ejaan
*tulisan tak terbaca * tak layak nilai
(Sumber : Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 – 308)
Skor Maksimum = 100 Cara menghitung hasil menulis argumentasi =
N I+N II+N III+N IV+N V Keterangan: NI
= isi
N II
= organisasi
N III
= kosakata
N IV = pengembangan bahasa NV
= mekanik
Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut. Standar Ketuntasan: Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65.
4. Penilaian Proses Belajar-Mengajar a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-mengajar Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Dari segi proses tersebut dapat diketahui proses siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti penjelasan dari guru merupakan objek commit to yang user harus diamati dalam melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
penilaian dalam proses pembelajaran Gino, dkk. (2000: 36-39). Hal ini sangat penting, karena pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh hasilnya. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang cenderung menunjukan hasil yang berciri antara lain: 1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif, pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek intruksional maupun efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56). b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-mengajar Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata memberikan penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam memberikan penilaian dalam proses pembelajaran di kelas Klien (dalam Conny Semiawan, 2008: 4). Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses belajar mengajar meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan belajarmengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat terlaksananya secara nyata dalam bentuk dan aspek, diantaranya; tujuan-tujuan pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara melaksanakan setiap jenis kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan. Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal; mengkondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu yang commit to user disediakan untuk belajar mengajar, memberikan bantuan dan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2006: 59). Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi belajar pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat; minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar; melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru (Nana Sudjana, 2006: 60). Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa; bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60). Berbeda dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2008: 89) penilaian proses pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktifitas siswa dalam pembelajaran bermula dari yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. 2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan mengabaikan hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi sukar menyerap materi pelajaran. 3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif
terhadap
proses
pembelajaran
yang
mencakup
suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses
pembelajaran
yang
menarik,
nyaman,
dan
menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap kasus tertentu dalam materi pelajaran. Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis dapat diamati dengan format penilaian sebagai berikut.
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi Indikator
No. Subj
Nama
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Memerhatikan penjelasan guru
Perhatian terhadap karikatur
Nilai
Ket
Kesungguhan siswa dalam diskusi
1 2 3 4
Catatan: a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut (diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis). 1= Sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri dan sama sekali tidak memerhatikan guru, siswa acuh dengan karikatur yang dibagikan guru, siswa melakukan aktivitas lain. 2= Kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi pelajaran yang diberikan, siswa hanya memerhatikan penjelasan guru jika ditegur guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru tetapi hanya
melihat
sekilas,
siswa melakukan
aktivitas
lain
saat
mengerjakan tugas dan melihat hasil pekerjaan teman) 3= Sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika ditanya tidak bisa menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi masih melakukan aktivitas lain, seperti meminjam alat tulis temannya). 4= baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran, siswa memerhatikan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru dan mengamati serta mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu) 5= amat baik ( saat pelajaran berlangsung siswa terlihar antusias dan commit to user bertanya pada guru, siswa memerhatikan penjelasan guru dan bertanya
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jika kurang memahami, siswa sangat antusias menerima karikatur yang dibagikan guru dan mengamati,mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa mengerjakan tugas, bekerja dengan sungguh-sungguh dan selesai mengerjakan tepat waktu) b. Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku. c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut: 1. Nilai 18 – 20 berarti amat baik 2. Nilai 14 – 17 berarti baik 3. Nilai 10 – 13 berarti sedang 4. Nilai 6 – 9 berarti kurang 5. Nilai 0 – 5 berarti sangat kurang Berdasar pada pendapat di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa penilaian proses tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Penilaian ini tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Dari beberapa kriteria tersebut penilai dapat melihat bagian-bagian yang telah dicapai dan bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan upaya memerbaikinya.
5. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2007: 6). Hujair AH.Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Berbeda dengan Romiszowski (dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001:12) memberikan batasan media sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam proses belajaruser sedang pesan atau informasi mengajar penerima pesan itucommit adalahto siswa,
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh media, lalu inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu membawa pesan/informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka hal itu disebut media pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arysad, 2005: 4) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga merangsang siswa untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat bantu visual, yaitu: gambar, kaset CD, kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Senada dengan Ardiani Mustikasari (2008: 1) menyatakan Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses kegiatan belajar berhasil. Di dalam suatu proses belajarmengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Pesan tersebut berasal dari kurikulum yang disampaikan guru kepada siswa. b. Fungsi dan Manfaat Media Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2005: 15). Menurut Suyatinah (2006: 249) menyatakan penggunan media dalam pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efesiensi pencapaian tujuan. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Levie dan Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2005: 16) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, yaitu: (1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (3) fungsi kognitif, dan (4) fungsi kompensatoris. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2004: 19) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Tujuan utama penggunaan media untuk memperjelas penyajian pesan dan meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar (Siti Mariyah, 2005:160). Penggunaan media diharapkan dapat memperkonkret informasi yang dikomunikasikan sehingga informasi tersebut diharapkan dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi. Manfaat
yang dapat
diambil
berdasarkan
penggunaan
media
pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2005: 26-27) dirumuskan sebagai berikut: (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (3) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perha-tian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; (4) media pembelajaran mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; dan (5) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 3) menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. 2) Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
3) Media proyeksi seperti slide, filmstrips, film, penggunaan OHP, dan lainlain. 4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. Hujair AH.Sanaky (2009: 40) membedakan media pembelajaran sebagai berikut: 1) Dilihat dari aspek betuk fisik dibagi menjadi dua yaitu: a) media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, internet, dan lain-lain. b) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, diktat, media grafis, dan alat peraga. 2) Dilihat dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga, yaitu: a) media audio b) media visual c) media audio visual 3) Dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a) alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan, dan b) perangkat lunak (software), sebagai pesan atau informasi. d. Pemilihan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam pengajaran harus menunjang proses belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai indikator belajar dalam sebuah standar kompetensi. Pemilihan media dalam pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas siswa sebagai subjek yang diberdayakan dalam pendidikan. Azhar Arsyad (2005: 75-76) menyatakan bahwa beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi; (3) praktis, luwes dan bertahan; (4) guru terampil menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran dan (6) mutu teknis. 6. Gambar Karikatur Sebagai Media Pembelajaran a. Pengertian Media Gambar Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis. sesuai dengan pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007: 29) mengatakan “media grafis meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, kartun, poster, peta dan globe”. Media gambar commit to sangat user umum digunakan dalam setiap
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan, Walaupun telah banyak digunakan dalam setiap pembelajaran, akan tetapi media gambar tetap mampu menyita perhatian dari siswa dan mampu memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan diberikan. Media
gambar
adalah
penyajian
visual
dua
dimensi
yang
memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, bendabenda, tempat, dan sebagainya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2007: 125) mengemukakan bahwa media gambar adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi dan pengungkapan kata-kata dengan gambar. Berdasar beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar atau sejenisnya adalah media yang memvisualisasikan konsep kedalam sebuah gambar atau yang menampakkan benda dan peristiwa umum digunakan dimana-mana, dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, untuk mengatasi kesulitan mendapatkan atau menampilkan benda aslinya di dalam ruangan kelas. Dengan media gambar akan memperjelas konsep instruksi yang dikomunikasikan guru, sehingga siswa lebih mudah dimengerti dan menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan. b. Manfaat Media Gambar Untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, guru seharusnya menggunakan media pembelajaran sebagai perantara. Sehingga guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, oleh karena itu seorang guru harus pandai memilih media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Secara umum, penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, sesuai dengan hal itu penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penggunaan
media
gambar dalam pembelajaran akan dapat commit user membangkitkan motivasi dan membangkitkan keinginan dan minatto siswa,
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, media gambar juga dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat kemampuannya. Dengan menggunakan media gambar pada proses belajar mengajar dapat rnengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau perstiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta dapat membantu mengembangkan kepribadian anak. Peneliti dapat simpulkan bahwa manfaat media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi penyampaian pesan visual yang lebih konkret sehingga pesan tersebut dapat Iebih mudah dipahami. c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 29-31) berpendapat bahwa kelebihan dari gambar adalah sebagai berikut: 1) Gambar sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, untuk mengingat kejadian masa lampau kemarin bahkan semenit yang lalu ataupun tempat yang jauh dari subjek, maka gambar sangat diperlukan; 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, misal benda yang tidak dapat dilihat oleh mata dapat disajikan dengan jelas oleh gambar; 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain itu, Dapat diketahui bahwa kelebihan dari penggunaan media gambar adalah media gambar relatif lebih efektif dan efisien, mampu mengkonkretkan pengetahuan yang abstrak sehingga mudah dicerna siswa. media dan gambar dapat menyita perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun kelemahan dari media gambar menurut Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 31), adalah sebagai berikut : (1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata, (2) gambar benda yang terlalu komp1eks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan (3) gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Selain itu, kelemahan yang diperhatikan dalam penggunaan media gambar menurut Jadi, kelemahan dalam penggunaan media gambar adalah adanya keterbatasan persepsi yaitu hanya menekankan persepsi indera mata saja, dan perbedaan setiap anak dalam membaca gambar tersebut. d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 31-32), adapun syarat dan gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Autentik, gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sekitarnya. 2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poinpoin pokok dalam gambar. 3) Ukuran relatif gambar dapat memperbesarkan atau memperkecil benda sebenarnya. 4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. 5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang. 6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2005: 128) menguraikan beberapa pemilihan gambar untuk tujuan pembelajaran, yaitu mendukung pencapaian pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang memadai, validitas dan menarik. Gambar
harus benar-benar melukiskan
konsep atau pesan isi yang ingin disampaikan sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan. Gambar juga disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana atau rumit sehingga siswa tidak salah menafsirkan pesan dalam gambar itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
e. Gambar Karikatur Kata karikatur (caricature) berasal dari bahasa Italia caricatura (dari caricare) yang artinya memberi muatan atau beban tambahan (I Dewa Putu Wijana, 2004: 7). Karikatur merupakan ungkapan antara suatu peristiwa dari dalam negeri maupun mancanegara dengan keterlibatan seseorang atau banyak orang pada peristiwa yang menonjol saat itu ke dalam gambar yang menggelitik (Karmas Sumarna, 2003: 42). Karikatur juga merupakan seni berpikir, seni humor, yang tanpa memilih-milih objeknya. Sebagai karya seni, karikatur tidak lepas dan hakekat seni yang penuh dengan imajinatif. Dikatakan imajinatif, karena kenyataan yang disajikan dalam bentuk gambar karikatur itu dalam penciptaannya diolah dengan daya cipta yang tinggi dari pelukisnya. Hal ini mengingat di samping tujuan utamanya adalah untuk menyindir, tujuan estetisnya tidak dapat dihindarkan. senada dengan Toety Heraty Noerhadi (dalam Eno Wijaya, 2009: 1) menyatakan bahwa kartun dan karikatur sebagai wahana kritik sosial, karikatur merupakan gambaran yang diadaptasi dari realitas, tokoh yang digambarkan adalah tokoh bukan fiktif yang ditiru lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan persepsi tertentu terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur terletak pada tokoh yang digambarkan berbeda. Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pelukisan sebuah karikatur ada dua unsur, dua kenyataan yang harus ditampilkan, yaitu adanya satire dan unsure distorsi. Bila kedua hal tersebut tidak dihadirkan dalam penggambaran karikatur, maka gambar tersebut sulit dapat disebut sebagai sebuah karikatur. Media gambar karikatur dipilih sebagai media pembelajaran sebab siswa dapat melihat fenomena pada gambar karikatur dalam kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa mengemukakan argumen tentang isi gambar karikatur tersebut. Apabila tokoh kartun bersifat fiktif, maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak commit to user mudah untuk diterima. disampaikan dalam kartun kepada masyarakat
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kartun yang ada di surat kabar atau terbitan lainnya merupakan salah satu bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual. Keabadian dari kartun disebabkan kartun senantiasa tampil sebagai sebuah media yang bersahaja. Ia bisa dibaca oleh siapa saja, dari segala umur dan kalangan, dan yang paling penting adalah sifatnya yang menarik dan menghibur. Gambar karikatur digunakan sebagai rangsangan siswa dalam menulis argumentasi disamping karikatur memiliki kekhasan yang berbentuk gambaran kartun yang menyampaikan pesan dituangkan dalam bentuk gambar dan penggambaran ini memancing siswa untuk apersepsi argumen masingmasing dalam bentuk tulisan.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut : 1. Elen Inderasari (2007), dengan judul Penggunaan Media Gambar Karikatur dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar karikatur: (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu siswa menjadi berminat dan antusias dalam proses belajar mengajar; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu keterampilan menulis Argumentasi siswa meningkat dan siswa mampu menulis dengan kalimat, ejaan, pengembangan argumen dan ide dengan baik. 2. Laili Kartikasari (2008), dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Argumentasi Dengan Media VCD Berita Televisi Pada Siswa Kelas X Penjualan 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2007/2008. Menyimpulkan bahwa penggunaan media VCD terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi siswa.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Fida Mustika (2006), dengan judul Menulis Cerita Pendek Melalui Pemanfaatan Karikatur Media Massa Dengan Teknik Gaya Personal (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2005/2006). menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah model pembelajaran menulis cerita pendek melalui pemanfaatan media karikatur media massa dengan gaya teknik personal yang diberikan hal ini berarti pembelajaran menulis cerita pendek melalui pemanfataan karikatur media massa dengan teknik gaya personal efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
C. Kerangka Berpikir Keterampilan menulis khususnya argumentasi merupakan salah satu bagian dalam kesatuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tersusun pada kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo. Kurangnya kemampuan siswa dalam kegiatan menulis argumentasi menjadikan suatu permasalahan tersendiri yang perlu segera dipecahkan. Hal tesebut dapat dipengaruhi oleh proses dan kualitas yang dilakukan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional atau tradisional menjadi penyebab kurangnya kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi. Selain itu, terbatasnya pemanfaatan media juga dapat dijadikan sebagai alasan. Hal tersebut menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan penyajian pembelajaran yang menggunakan metode yang sama (konvensional), meski kompetensinya berbeda dapat menyebabkan menurunnya kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada proses pembelajaran yang kurang optimal sehingga hasil yang dicapai rendah (belum memuaskan). Oleh karena itu, melihat kondisi yang demikian peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang bersangkutan berusaha membenahi situasi pembelajaran menulis argumentasi yang demikian. Peneliti menawarkan inovasi pembelajaran menulis argumentasi dengan rangsangan commit user X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. media gambar karikatur pada siswatokelas
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peneliti berpendapat pemberian suasana baru menggunakan media dapat meningkatkan minat, antusiasme, dan keterampilan siswa dalam mengikuti dan mempelajari sederet kompetensi yang harus dicapai khususnya pada kompetensi keterampilan menulis argumentasi. Media gambar karikatur dipilih sebagai media pembelajaran sebab siswa dapat melihat fenomena pada gambar karikatur yang terjadi dalam kehidupan nyata sehingga mendorong siswa mengemukakan argumen tentang isi gambar karikatur tersebut. Gambar karikatur digunakan sebagai rangsangan siswa disamping gambar karikatur memiliki kekhasan yang berbentuk gambaran kartun yang menyampaikan pesan dituangkan dalam bentuk gambar. Pada dasarnya pembelajaran menulis argumentasi ialah pembelajaran untuk mengasah keterampilan mengungkapkan fakta-fakta dan opini yang akan mengacu pada argumen-argumen baru. Penggunaan media gambar karikatur diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu, pemberian reward pada siswa diharapkan mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan rancangan penelitian tindakan kelas ini diharapkan terjadi peningkatan pada proses dan kualitas hasil pembelajaran. Berikut ini gambaran alur kerangka berfikir.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi Siswa: Kemampuan menulis argumentasi siswa rendah
Kondisi Guru: Guru mengajar dengan metode konvensional dan media kurang variatif
Suasana Pembelajaran: Pasif dan membosankan
Pembelajaran menulis argumentasi menggunakan media gambar karikatur (PTK)
Kondisi Sesudah Tindakan
Kondisi Siswa: Kemampuan menulis argumentasi siswa meningkat
Kondisi Guru: Guru mengajar dengan metode bervariasi dan media yang menarik
Suasana Pembelajaran: Aktif dan menyenangkan
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Bertolak dari kerangka pemikiran dan hasil penelitian sebelumnya hipotesis dapat disusun sebagai berikut: terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi menggunakan media gambar to user 1 Jogorogo. karikatur pada siswa kelas X-Ecommit SMA Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi, yang beralamat di Jalan Raya Jogorogo, Desa Jogorogo, Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi di bawah pimpinan Drs. Santoso memiliki 18 ruang kelas yang terbagi atas kelas X ada 6 , kelas XI IPS ada 3, Kelas XI IPA ada 3, Kelas XII IPS ada 3, Kelas XII IPA ada 3. Pada setiap kelas umumnya memiliki situasi kelas yang sama. Ruang kelas terdiri atas bangku, papan tulis dan berbagai hiasan dinding yang berkaiatan dengan pelajaran, seperti: gambar-gambar pahlawan, serta gambar Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Alasan pemilihan kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo sebagai lokasi penelitian adalah: (1) Peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan sekolah tersebut; (2) terdapat permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis argumentasi yang perlu segera dipecahkan; (3) kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum yang bertekad untuk meninggkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut yang salah satunya dengan penelitian tindakan kelas (PTK) memberikan izin bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X-E dengan jumlah 38 siswa Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010. Adapun pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi diselenggarakan pada semester genap (semester kedua), yaitu bulan Februari hingga Juni 2010. Berikut tabel rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Bulan
No. Kegiatan
Januari Februari Maret
1
Persiapan survei
--xx
April
Mei
Juni
xxxx
awal sampai penyusunan proposal
2
Seleksi
informan,
----
xxxx
penyiapan instrumendan media
3
Pelaksanaan
---x
xxxx
Tindakan
4
Analisis data
5
Penyusunan
--
xx
--xx
xxx
laporan
B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Jumlah siswa kelas X-E adalah 38 siswa yang terdiri dari 17 siswa putra dan 21 siswa putri serta yang bertindak sebagai guru kelas ini adalah Ibu Umi Khafifah, S.Pd. Mayoritas siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah yang rata-rata pekerjaan orang tua mereka adalah wiraswasta. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan commit to user atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Rochiati Wiriatmaja (2006: 11)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian yang subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. PTK merupakan cara bagaimana
sekelompok
guru
dapat
mengorganisasikan
kondisi
praktik
pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mengujicobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Jika dalam setiap refleksi ditemukan masalah yang dihadapi guru, baik masalah baru maupun masalah lama yang dianggap menganggu tercapainya PTK, maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah tersebut. Selanjutnya, guru dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada siklus berikutnya, yang dimulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan refleksi. Namun, jika dalam refleksi pada siklus tertentu tidak terjadi kendala dan tujuan PTK telah terealisasi atau tercapai, maka penelitian dihentikan, tidak perlu dilanjutkan. Hal penting dalam PTK adalah tindak nyata (action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternative pemecahan lain sampai permasalahan dapat diatasi). Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan iterpretasi, (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Siklus II
Siklus I
1
1
Reflect
Act
2
4
dst
Plan
Plan
2
Reflect 4
Act
3 Observe
3 Observe
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Kemmis & Taggart dalam Rochiati Wiriaatmaja, 2006: 66)
Keterangan: 1. Planning (perencanaan) 2. Acting (Tindakan) 3. Observing (pengamatan) 4. Reflecting (refleksi)
D. Sumber Data Penelitian Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut meliputi: 1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu kegiatan pembelajaran menulis argumentasi yang berlangsung dikelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan menggunakan media gambar karikatur. 2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
3. Dokumen yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dan peneliti, foto kegiatan pembelajaran menulis argumentasi, daftar nilai dan hasil tes siswa berupa karangan argumentasi. E. Teknik Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pembelajaran keterampilan menulis argumentasi yang dilakukan oleh siswa dan guru sejak sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Observasi ini dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan berada di tempat duduk paling belakang, peneliti memiliki kesempatan untuk mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas dengan leluasa. Hasil observasi peneliti kemudian didiskusikan dengan guru yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan yang ada. Hasil diskusi yang berupa solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut untuk kemudian dilaksanakan dalam siklus selanjutnya. Observasi terhadap guru difokuskan pada keterampilan guru dalam memanfaatkan media gambar karikatur. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, minat, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi dengan media gambar karikatur. 2. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam dilakukan terhadap guru, serta siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi guna memeroleh data yang berkenaan dengan aspek permasalahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. 3. Tes/pemberian tugas dan dokumen Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis argumentasi pada siswa. Adapun teknik tes atau tugas digunakan untuk mengetahui perubahan hasil dari proses pembelajaran siswa setelah diadakan pembelajaran menulis argumentasi dengan menggunakan media gambar karikatur. adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data dengan menggunakan tes adalah dengan menyiapkan perangkat bahan tes dan menilai serta mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran. Dokumen digunakan untuk mengetahui data-data tertulis tentang pembelajaran menulis argumentasi mulai dari persiapan sampai dengan selesai. Dokumen yang digunakan yaitu RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dan silabus yang disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran dokumen yang digunakan yaitu hasil tes dan daftar nilai.
F. Uji Validitas Data Untuk memeroleh data yang valid perlu dilakukan teknik-teknik uji validitas yaitu trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda. Data yang bersumber dari kegiatan proses pembelajaran menulis argumentasi diuji kebenarannya dengan dokumen-dokumen pendukung serta pernyataan-pernyataan informan. Data yang terkumpul diuji validitasnya dengan beberapa metode, data yang terkumpul dari kegiatan observasi dicek kebenarannya melalui kegiatan wawancara untuk mengungkap minat dan pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi di kelas serta analisis dokumen yang berhubungan. Seperti karangan argumentasi yang dibuat oleh siswa. Selain itu, juga digunakan review informan merupakan teknik yang digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan (guru Bahasa Indonesia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
dan siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) tentang data yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis. Teknik analisis ini bertujuan untuk mengungkap kekurangan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik ini berdasar pada kajian teoretis yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil analisis itu dijadikan acuan untuk menyusun rencana tindakan kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan. Analisis kritis terhadap keterampilan menulis argumentasi siswa meliputi: isi karangan, aspek pilihan kata, aspek kekritisan argumentasi siswa, ketepatan ejaan dan tanda baca, aspek koherensi antar kalimat. Adapun analisis kritis yang dilakukan terhadap proses pembelajaran terdiri dari keaktifan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis argumentasi.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto, dkk.(2006:74). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan,(2) pelaksanaan,(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. PTK merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Alur PTK dapat dilihat pada gambar berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk, 2006:74)
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menemui Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi dan Wakil kepala sekolah bagian kurikulum untuk meminta izin melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti mengajukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh dekan disertai dengan proposal penelitian. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti menemui guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mempersiapkan kegiatan survei awal. Pada kegiatan ini, peneliti dan guru mendiskusikan kelas yang akan digunakan untuk penelitian. 2. Studi/survei awal Agar dapat mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis argumentasi, peneliti melakukan survei awal di kelas yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu kelas X-E. Pada tahapcommit ini peneliti to usermelakukan pengamatan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
proses kegiatan pembelajaran menulis argumentasi. Selanjutnya peneliti memeriksa hasil karangan menulis argumentasi siswa. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan wawancara pada guru pengampu dan siswa mengenai pembelajaran menulis argumentasi yang terjadi selama ini. 3. Pelaksanaan Siklus Siklus yang direncanakan adalah tiga dengan empat tahap pada tiap siklusnya. Empat pelaksanaan siklus yaitu: a. Siklus Pertama ( Siklus I) 1) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun: a) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai, penyiapan media pembelajaran berupa gambar karikatur, dan penyiapan rubrik penilaian menulis. b) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut. (1) Guru membuka pelajaran; (2) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap macam-macam wacana untuk mengetahui skemata mereka; (3) Guru memberikan materi tentang tulisan argumentasi; (4) Guru menunjukan contoh gambar karikatur, kerangka wacana argumentasi dan pengembangannya berdasarkan karikatur tersebut; (5) Guru membagikan gambar karikatur siswa memahami isinya; (6) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk menulis kerangka dan pengembangan argumentasi berdasarkan gambar karikatur tersebut; (7) Guru menugasi siswa untuk menyunting tulisan teman sebangku serta memerbaiki kesalahan; (8) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan; (9) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas;
commit to user (10) Guru menutup pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
2) Tahap Pelaksanaan Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I, direncanakan ada dua kali tatap muka dengan alokasi waktu 2 X 45 menit setiap kali pertemuan, sementara itu, pada siklus II dan III direncanakan hanya ada satu
pertemuan.
Tahap
ini
dilakukan
bersama
dengan
tahap
observasi.sesuai skenario pembelajaran. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi. 3) Tahap Observasi Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas penerapan media gambar karikatur pada proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis argumentasi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di bawah bimbingan guru. Peneliti mengamati keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dan proses pembelajaran serta sewaktu siswa proses menulis. Adapun kegiatan guru adalah menilai keterampilan siswa dengan mengisi rubrik penilaian yang telah disiapkan. Hasil penilaian tersebut dicek ulang dengan hasil rekaman kegiatan menulis argumentasi siswa. Pada akhir tindakan, peneliti berwawancara dengan siswa mengenai kesan mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan media gambar karikatur. Selain itu juga peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya. 4) Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehigga
diperoleh
kesimpulan
hal
yang
perlu
diperbaiki
atau
disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap commit to user tindakan yang dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya. b. Rancangan Siklus II dan Siklus III Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi), sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Demikian halnya pada siklus III dan seterusnya, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
I. Tahap Penyusunan Laporan Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti menyusun laporan mengenai keberhasilan media gambar karikatur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi di kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, serta 4) analisis dan refleksi. Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu perlu diketahui gambaran kondisi awal pembelajaran menulis argumentasi sebelum tindakan dengan menerapkan media gambar karikatur. Berikut deskripsi kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III secara lengkap. 1. Kondisi Awal Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal. Survei awal dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis argumentasi serta kemampuan awal siswa dalam menulis argumentasi. Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan pada pembelajaran untuk siklus selanjutnya. Survei awal yang berupa kegiatan wawancara dilakukan pada hari Rabu, 3 Maret 2010, sedangkan kegiatan yang berupa observasi dilakukan pada hari Selasa, 9 Maret 2010 pukul 10.15-12.45 WIB. Pada kegiatan pembelajaran sebelum tindakan, guru memulai proses belajar mengajar dengan mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa agar mereka siap mengikuti pelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan mengingatkan para siswa mengenai materi yang telah mereka terima minggu lalu dan mengantarkan siswa memasuki materi yang baru. Peneliti menempatkan diri di tempat duduk paling belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar dengan leluasa tanpa mengganggu jalannya pelajaran yang sedang berlangsung. Di kelas X-E guru menjelaskan mengenai materi menulis
argumentasi.
Setelah
menyampaikan
materi,
guru
kemudian
melaksanakan suatu tes untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis commit to user argumentasi siswa.
56
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil
tulisan
siswa
menunjukkan
bahwa
keterampilan
menulis
argumentasi siswa kelas X-E SMA N 1 Jogorogo masih rendah. Hal tersebut diindikasikan oleh: (1) siswa belum mampu mengembangkan ide dan gagasan dalam bentuk wacana argumentasi, (2) tulisan argumentasi siswa belum bersifat meyakinkan pembaca, (3) kemampuan siswa mengembangkan sebuah gagasan menjadi wacana yang runtut masih kurang, (4) siswa belum mampu menulis dengan memperhatikan penggunaan EYD, dan struktur kalimat dengan benar. Kegiatan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang menjadi partner dalam penelitian ini, dari observasi penelitian terhadap kegiatan belajarmengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, diketahui bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh hal sebagai berikut: 1. Siswa tidak mengembangkan kebiasaan menulis pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan guru, terungkap bahwa siswa tidak terbiasa menulis pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik dengan pelajaran menulis karena siswa tidak terbiasa dengan budaya menulis. Menulis merupakan sesuatu yang berat sehingga pada saat mendapat tugas menulis, siswa cenderung malas dan saling menyalin tulisan teman lain. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan. Saat mengikuti pelajaran menulis argumentasi, siswa tidak bisa memberikan pengertian tentang tulisan argumentasi. Begitu pula saat guru sedang menjelaskan siswa tidak memerhatikan penjelasan guru, bosan, dan merebahkan tubuh di atas meja karena mengantuk. Siswa sulit membedakan antara jenis karangan yang satu dengan karangan yang lain. Hal ini terbukti dan hasil tulisan mereka yang belum semuanya mengarah pada tulisan argumentasi. 2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa. Berdasar pada pembelajaran menulis Argumentasi yang dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat commit tosiswa user pada umumnya mengeluh terlalu disuruh membuat tulisan argumentasi
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sulit
dan
malas
serta
kesulitan
menentukan
ide
argumentasi
dan
pengembangan gagasannya. Selain itu, guru juga cenderung berdiri di depan dengan metode ceramah serta mengandalkan LKS sebagai penunjang pembelajaran. Guru jarang melibatkan siswa dalam praktik menulis dan diskusi. 3. Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi menulis argumentasi secara lebih baik. Metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi menulis argumentasi adalah metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru
menerapkan
pengertian
menulis
argumentasi
sambil
memberi
pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan argumentasi. Selanjutnya, guru
mengajarkan
kepada
siswa
tentang
langkah-langkah
menulis
argumentasi. Akan tetapi, siswa justru menjadi dibingungkan oleh teori-teori yang diberikan guru. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat tulisan argumentasi sesuai dengan penjelasan yang telah guru sampaikan. Selain itu, guru juga kesulitan mendapatkan sumber referensi mengenai tulisan argumentasi. Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo rendahnya kemampuan menulis argumentasi teridentifikasi dari nilai rata-rata menulis argumentasi yakni 58,97 (sumber dari nilai menulis siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) hanya 10 siswa (26,31%) yang tuntas, sedangkan 28 siswa (73,68%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 siswa (standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 65). Data tersebut dapat dirinci pada tabel berikut.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NIS
Nama
4467 4468 4469 4470 4471 4472 4473 4474 4475 4476 4477 4478 4479 4480 4481 4482 4483 4484 4485 4486 4487 4488 4489 4490 4491 4492 4493 4494 4495 4496 4497 4498 4499 4500 4501 4502 4503 4504
A. Rois Nugroho Agung Prasetya Alfian Dwy Arywibowo Angga Nugraha Ardi Cahya Irwan Ari Wahyu Indra Setiawan Ayu Muysharoh Bintar Tian Efendi Deny Eka Setiawan Dian Nurjannah Dina Laksmita Eko David Prasetyo Eva Dewi Widiyanti Fajar Davit Budiarga Fitri Purwati Habib Rymszad Faishal Khoirotul Munawaroh Leni Triana Dewi Lia Fitriani Mas Cahyo Kumara Jati S. Mawardi Mochamad Saiful Kirom Ninika Arno Dewi Nofia Mabirotin Puji Rahayu Rika Sugiyarti Rita Rudi Hartanto Ruly Rasaningrum Sony Yudho Sutrisno Sri Maulud Sari Suci Wiratnasari Tesya Santri Zulaikhat Toyibatul Maftucnah Uswatun Khasanah Vangesti Rahayu Hariyati Wismoyo Adi Nugroha Yuli Fatmawati TOTAL RATA-RATA
I 15 20 17 13 16 14 20 14 17 20 19 15 16 14 18 17 17 20 15 10 19 20 17 17 19 18 18 15 16 17 20 18 18 20 18 20 16 17
II 14 14 15 7 14 9 14 16 12 14 13 14 12 11 14 8 16 17 10 8 18 16 12 12 14 15 13 12 15 10 16 13 13 14 12 13 8 15
Survei Awal III IV V 10 15 2 10 14 3 10 15 2 10 12 2 12 10 3 8 12 2 20 16 3 13 12 3 14 10 3 10 18 3 14 18 3 13 14 2 10 12 3 13 14 2 10 11 2 9 14 3 14 15 4 13 17 3 15 10 3 9 11 2 11 15 3 15 17 3 13 14 3 14 13 2 16 12 3 13 14 2 15 15 3 12 14 2 16 16 3 9 12 2 15 16 4 16 18 3 14 14 3 12 14 3 15 13 3 11 13 3 11 9 2 13 15 3
Jumlah 56 61 59 44 55 45 73 58 56 64 67 58 41 54 55 51 68 70 53 40 66 71 59 58 64 62 64 55 66 50 71 68 62 66 61 60 46 63 2241 58,97
Keterangan
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas ≤65 = 28 siswa ≥65 = 10 siswa
Berdasarkan hasil tes survei awal tersebut, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru untuk menyamakan persepsi. Dan hasil diskusi tersebut kemudian disepakati untuk pertemuan selanjutnya penelitian dilakukan pada hari commit to user Selasa, 6 April 2010.
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis argumentasi sekaligus untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dan empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil survei awal , permasalahan yang terjadi adalah pada proses pembelajara yang masih konvensional dan keterampilan menulis argumentasi siswa rendah. Hal ini terjadi karena siswa masih belum mencapai batas minimal ketuntasan belajar pada pretes. Berdasar hasil analisis tersebut, peneliti dan guru melakukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Maret 2010 di ruang guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Pada kesempatan tersebut peneliti dengan guru melakukan diskusi yaitu (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang akan dilakukan, (2) peneliti memberi usul agar digunakannya media gambar karikatur dalam pembelajaran menulis argumentasi, (3) Peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru menentukan indikator pencapaian tujuan, (5) peneliti dan guru membuat lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis argumentasi. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut kesepakatan antara guru dengan peneliti, tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pertemuan siklus I disepakati pada hari Selasa, 6 April 2010 di ruang kelas X-E. Tahap perencanaan tindakan atau skenario pembelajaran pada siklus I langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: commit to user 1) Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa;
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Guru memberikan apersepsi
mengenai pengetahuan siswa terhadap
macam-macam wacana untuk membuka skemata siswa; 3) Guru memberikan materi tentang wacana argumentasi dan perbedaannya dengan jenis-jenis wacana yang lain; 4) Guru mendiskusikan dengan siswa ciri-ciri wacana argumentasi dari materi yang ada di buku paket dan LKS; 5) Guru
membagikan
contoh
gambar
karikatur,
kerangka
wacana
argumentasi dan pengembangannya berdasarkan gambar tersebut lalu mendiskusikannya bersama siswa; 6) Guru menyuruh siswa untuk berlatih membuat kerangka karangan berdasar contoh gambar karikatur yang ditampilkan guru di depan kelas; 7) Guru
menyuruh
siswa
untuk
mengembangkan
menjadi
wacana
argumentasi; 8) Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan; 9) Guru menutup pelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana yang telah direncanakan antara guru dan peneliti sepakati, tindakan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010 di ruang kelas X-E SMA N 1 Jogorogo. Peneliti menempatkan diri berada di bangku paling belakang agar tidak menganggu kegiatan belajar-mengajar dan bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi. Pada pertemuan siklus I, tindakan dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010 pukul 10.15-11.40 (jam ke5-6). Langkah-langkah yang dilakukan guru pada tindakan siklus I sebagai berikut: (1) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam untuk mengkondisikan kelas lalu mengabsen siswa, (2) guru memberi apersepsi mengenai pengetahuan siswa dalam commit to user dengan metode tanya jawab dan mengenal berbagai macam wacana/karangan
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ceramah
tentang
berbagai
macam
jenis-jenis
paragraf,
(3)
guru
menyampaikan materi tentang paragraf argumentasi yang mengacu pada buku teks dan LKS dengan terlebih dahulu menerangkan jenis-jenis wacana serta perbedaannya, (4) guru membagikan contoh gambar karikatur dengan tema ”Visit Malaysia 2009” beserta kerangka karangan dan pengembangannya berdasarkan gambar karikatur tersebut lalu siswa mendiskusikannya, (5) guru menugasi siswa untuk berlatih membuat kerangka karangan berdasar gambar karikatur yang telah ditampilkan guru, (6) guru membagikan gambar karikatur dengan tema ”Ujian Nasional” kemudian siswa mengamati dan mendiskusikannya, (7) guru menugasi siswa membuat kerangka dan mengembangkannya menjadi wacana argumentasi, (8) guru melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan serta memberi kesempatan siswa untuk bertanya, (9) guru menutup pelajaran. Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis argumentasi di dalam kelas sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. c. Pengamatan (Observasi) Kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari Selasa, 6 April 2010 pukul 10.15-11.45 WIB. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi. Dari
kegiatan
tersebut
diperoleh
gambaran
tentang
proses
pembelajaran. Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman mengajar. Selama pembelajaran
berlangsung
guru
juga
sudah
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran sesuai RPP. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, commit to user diperoleh hasil sebagai berikut. Pada Siklus I, 6 siswa datang terlambat
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikarenakan waktu jam istirahat pukul 09.00 pada jam sebelumnya ada ulangan, ketika guru bertanya habis dari mana kalian siswa yang terlambat menjawab shalat bu, guru menjawab cepat kalian duduk perhatikan penjelasan saya, pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran kurang begitu antusias banyak siswa yang bermalasan berhubung waktu pelajaran tepat pada siang hari, jumlah siswa yang hadir 38 (tidak ada siswa yang absen), Selama penyampaian materi, siswa tampak jenuh, bosan, dan beraktivitas sendiri. Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar menulis argumentasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung berikut ini. Tabel 7. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Indikator
Nama I
II
III
IV
Jumlah
Keterangan
1
4467
A. Rois Nugroho
3
2
3
2
10
Sedang
2
4468
Agung Prasetya
2
3
3
1
9
Kurang
3
4469
Alfian Dwy Arywibowo
2
3
2
1
8
Kurang
4
4470
Angga Nugraha
2
3
3
1
9
Kurang
5
4471
Ardi Cahya Irwan
4
3
4
4
15
Baik
6
4472
Ari Wahyu Indra Setiawan
3
3
4
2
12
Sedang
7
4473
Ayu Muysharoh
4
4
3
4
15
Baik
8
4474
Bintar Tian Efendi
4
4
4
4
16
Baik
9
4475
Deny Eka Setiawan
3
2
4
3
12
Sedang
10
4476
Dian Nurjannah
4
4
4
4
16
Baik
11
4477
Dina Laksmita
4
4
3
4
15
Baik
12
4478
Eko David Prasetyo
3
3
4
2
11
Sedang
13
4479
Eva Dewi Widiyanti
3
3
4
2
12
Sedang
14
4480
Fajar Davit Budiarga
3
4
4
3
14
Baik
15
4481
Fitri Purwati
4
4
4
4
16
Baik
16
4482
Habib Rymszad Faishal
3
3
3
2
11
Sedang
17
4483
Khoirotul Munawaroh
4
4
4
4
16
Baik
18
4484
Leni Triana Dewi
4
4
4
4
16
Baik
19
4485
Lia Fitriani
3
3
3
2
11
Sedang
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
20
4486
Mas Cahyo Kumara Jati S.
3
3
3
2
11
Sedang
21
4487
Mawardi
4
4
4
4
16
Baik
22
4488
Mochamad Saiful Kirom
4
3
4
4
15
Baik
23
4489
Ninika Arno Dewi
4
4
4
4
16
Baik
24
4490
Nofia Mabirotin
3
2
3
2
10
Sedang
25
4491
Puji Rahayu
4
3
4
4
15
Baik
26
4492
Rika Sugiyarti
3
3
3
2
11
Sedang
27
4493
Rita
4
4
4
4
16
Baik
28
4494
Rudi Hartanto
4
4
4
4
16
Baik
29
4495
Ruly Rasaningrum
3
3
3
1
10
Sedang
30
4496
Sony Yudho Sutrisno
3
3
3
1
10
Sedang
31
4497
Sri Maulud Sari
4
4
4
4
16
Baik
32
4498
Suci Wiratnasari
4
4
4
4
16
Baik
33
4499
Tesya Santri Zulaikhat
4
4
4
4
16
Baik
34
4500
Toyibatul Maftucnah
3
3
3
1
10
Sedang
35
4501
Uswatun Khasanah
4
4
4
4
16
Baik
36
4502
Vangesti Rahayu Hariyati
4
4
4
4
16
Baik
37
4503
Wismoyo Adi Nugroha
3
3
3
2
11
Sedang
38
4504
Yuli Fatmawati
4
4
4
4
16
Baik
Total
507
Jumlah siswa
Persentase siswa dengan kriteria Baik/Amat Baik
20
22
23
20
53%
57%
60%
53%
55,26%
21 Siswa
Keterangan I.
Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 20 siswa (53%), sedangkan 18 siswa (47%) lainnya sibuk dengan aktivitas sendiri.
II. Siswa yang aktif selama pemberian materi sebanyak 22 siswa (57%), sedangkan 16 siswa (43%) kurang memerhatikan penjelasan guru. Guru sesekali berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 23 siswa (60%), sedangkan 14 siswa (40%) lainnya kurang serius dalam melakukan pengamatan. IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 20 siswa (53%), sedangkan 18 siswa (47%) tidak mau ambil bagian dalam kegiatan diskusi. V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini. Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai 55%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang nampak aktif selama pembelajaran berlangsung. Yaitu sebanyak 21 siswa. 2) Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi mencapai 42%. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu 16 siswa. Berdasarkan analisis hasil pekerjaan siswa yang dilakukan oleh guru dan peneliti, siswa masih kesulitan dalam mengembangkan kerangka karangan, fakta-fakta yang ditulis siswa belum sepenuhnya mendukung argumennya. 3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 45%. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 17 Siswa. d. Analisis dan refleksi Berdasarkan pengamatan peneliti pada tindakan siklus I, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menulis argumentasi belum mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini ditandai oleh: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal, hanya 21 siswa (55%) dari total 38 siswa yang hadir. Persentase keaktifan diperoleh dari rata-rata keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan indikator keaktifan sebagaimana tertera dalam lembar observasi (terlampir). Sebagian besar dari mereka sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Sebenarnya, kelas tampak tenang tetapi siswa tidak sepenuhnya konsentrasi pada pembelajaran. Ada yang tampak bosan, mengantuk, berbicara dengan teman sebangku, bahkan ada yang bermain ponsel (handphone); 2) Guru belum mengelola kelas secara baik. Guru belum mampu menciptakan situasi pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif, antusias, konsentrasi, dan termotivasi untuk belajar. Meskipun sesekali guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat, hal itu kurang dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk menjadikan siswa aktif dalam kegiatan tanyajawab dan pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu, perhatian guru juga belum menyeluruh kepada seluruh siswa. Masih ada siswa yang tidak memerhatikan pelajaran namun tidak mendapat teguran dari guru, terutama siswa yang duduk di bangku deretan paling belakang. Waktu yang disediakan guru untuk kegiatan menulis juga kurang sehingga siswa tidak leluasa dalam mengembangkan ide dan argumennya. Gambar karikatur yang disajikan pada siswa pun sulit untuk dipahami oleh siswa sebab ada tulisan yang kurang dapat terbaca. Akan tetapi hal itu dapat diatasi dengan kegiatan diskusi; 3) Kemampuan siswa dalam menulis argumentasi belum optimal. Hal ini terbukti dari 38 siswa yang mengerjakan tugas hanya 17 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 65 keatas). Meskipun demikian, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hasil pretes. Nilai rata-rata kelas dalam menulis argumentasi pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan nilai rata-rata pada user naik 4 poin. Hal ini disebabkan saat survei awal, yaitu 58,97 commit menjadito62,87
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada saat survei awal masih banyak siswa yang menulis jenis tulisan lain meskipun telah diinstruksikan menulis argumentasi. Nilai tertinggi pada siklus ini adalah 73 sedangkan nilai terendah adalah 40. Dalam siklus ini masih ada 4 siswa yang masih salah menulis argumentasi, sehingga guru perlu mengulang kembali materi tentang paragraf argumentasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi juga mengalami peningkatan. Pada siklus ini, kemampuan tersebut mencapai 63% dari jumlah siswa yang hadir yaitu 38 siswa. Adapun perolehan nilai menulis argumentasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Siklus I
Nama
Keterangan
I
II
III
IV
V
Jumlah
1
4467
A. Rois Nugroho
16
13
12
14
3
58
Tidak Tuntas
2
4468
Agung Prasetya
17
15
13
15
3
63
Tidak Tuntas
3
4469
Alfian Dwy Arywibowo
18
12
12
17
3
62
Tidak Tuntas
4
4470
Angga Nugraha
17
13
10
11
3
54
Tidak Tuntas
5
4471
Ardi Cahya Irwan
18
14
11
12
3
58
Tidak Tuntas
6
4472
Ari Wahyu Indra Setiawan
16
13
10
11
3
53
Tidak Tuntas
7
4473
Ayu Muysharoh
20
18
17
15
3
73
Tuntas
8
4474
Bintar Tian Efendi
15
14
13
17
3
61
Tidak Tuntas
9
4475
Deny Eka Setiawan
17
13
13
16
3
62
Tidak Tuntas
10
4476
Dian Nurjannah
18
14
15
17
3
66
Tuntas
11
4477
Dina Laksmita
21
13
14
18
3
69
Tuntas
12
4478
Eko David Prasetyo
17
14
13
15
3
62
Tidak Tuntas
13
4479
Eva Dewi Widiyanti
18
11
12
10
3
54
Tidak Tuntas
14
4480
Fajar Davit Budiarga
16
15
10
16
3
60
Tidak Tuntas
15
4481
Fitri Purwati
18
14
9
18
3
62
Tidak Tuntas
16
4482
Habib Rymszad Faishal
17
12
12
14
3
58
Tidak Tuntas
17
4483
Khoirotul Munawaroh
18
17
16
16
3
70
Tuntas
18
4484
Leni Triana Dewi
20
16
14
17
3
70
Tuntas
19
4485
Lia Fitriani
15
13
13
16
3
60
Tidak Tuntas
20
4486
10
3
45
Tidak Tuntas
Mas Cahyo Kumara Jaticommit S. 13 to 9user10
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
21
4487
Mawardi
20
17
12
17
3
69
Tuntas
22
4488
Mochamad Saiful Kirom
19
18
15
16
3
71
Tuntas
23
4489
Ninika Arno Dewi
18
14
9
18
3
62
Tidak Tuntas
24
4490
Nofia Mabirotin
17
14
10
17
3
61
Tidak Tuntas
25
4491
Puji Rahayu
18
14
14
18
3
67
Tuntas
26
4492
Rika Sugiyarti
20
14
13
16
3
66
Tuntas
27
4493
Rita
18
13
14
17
3
65
Tuntas
28
4494
Rudi Hartanto
17
12
13
17
3
62
Tidak Tuntas
29
4495
Ruly Rasaningrum
21
15
14
17
3
70
Tuntas
30
4496
Sony Yudho Sutrisno
16
13
10
11
3
53
Tidak Tuntas
31
4497
Sri Maulud Sari
21
17
13
18
3
73
Tuntas
32
4498
Suci Wiratnasari
17
14
17
19
3
70
Tuntas
33
4499
Tesya Santri Zulaikhat
19
15
12
15
3
64
Tidak Tuntas
34
4500
Toyibatul Maftucnah
22
15
13
17
3
70
Tuntas
35
4501
Uswatun Khasanah
20
13
16
15
3
67
Tuntas
36
4502
Vangesti Rahayu Hariyati
23
14
10
12
3
62
Tidak Tuntas
37
4503
Wismoyo Adi Nugroha
15
12
9
10
3
49
Tidak Tuntas
38
4504
Yuli Fatmawati
19
14
15
16
3
67
Tuntas
TOTAL
2388
≤65= 22 siswa
RATA-RATA
62,87
≥65= 16 siswa
Berdasarkan analisis dan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti dan guru, ditemukan beberapa kekurangan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang dapat memperbaiki kekurangan tersebut. 1) Guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa. Salah satunya dengan memberikan perhatian kepada siswa secara menyeluruh, tidak hanya pada siswa yang dihafal saja. Dengan demikian, siswa merasa lebih diperhatikan oleh guru sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. 2) Guru akan memperbaiki pengelolaan kelas. Metode ceramah yang dilakukan guru dapat dibuat lebih bervariasi dengan selingan humor dan kegiatan tanya jawab. Meskipun sesekali hal itu sudah dilakukan guru, sepertinya guru belum mampu memotivasi siswa untuk aktif didalamnya. commit to user Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan reward bagi siswa meskipun
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya memberi tepuk tangan dan pujian sehingga siswa lebih termotivasi dan semangat dalam bertanya. Selain itu, guru juga perlu memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk menulis supaya siswa lebih leluasa dalam mengembangkan ide. 3) Guru akan memahamkan kembali pada siswa tentang paragraf argumentasi. Akan tetapi, dalam memberi pemahaman pada siswa, guru tak perlu mengulang materi dari awal sebab hal itu akan menimbulkan kebosanan pada siswa.
2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan tindakan Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, disepakati bahwa siklus II perlu dilakukan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Senin, 12 April 2010 di ruang guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan kembali hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran menulis argumentasi yang telah dilaksanakan pada siklus I. Selain itu, peneliti juga menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan
proses
pembelajaran
menulis
argumentasi
yang
telah
dilaksanakan. Untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam siklus I, disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru pada siklus II. Hal-hal yang disepakati antara lain: (1) guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa; memberikan perhatian pada seluruh siswa, (2) guru memahamkan kembali pada siswa tentang paragraf argumentasi dengan metode ceramah yang divariasikan dengan selingan humor dalam kegiatan tanya jawab, (3) guru menampilkan gambar karikatur di depan kelas, serta membagikan gambar karikatur pada setiap siswa supaya pengamatan siswa lebih tertuju pada pokok bahasan, (4) guru memberikan reward berupa pujian seperti baik sekali, bagus sekali, tepat sekali, atau juga dengan memberi nilai tambahan untuk memotivasi siswa, (5) guru memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk menulis argumentasi. to user Selain beberapa hal tersebut,commit disepakati pula bahwa tindakan pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
akan dilaksanakan pada hari Kamis, 15 April 2010. di ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Adapun urutan skenario kegiatan pembelajaran menulis dalam siklus II direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran; 2) Guru merefleksi hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya dan mengumumkan hasil kerja siswa yang mendapat nilai terbaik; 3) Guru memahamkan kembali materi tentang wacana argumentasi pada siswa; 4) Guru menampilkan gambar karikatur bertema ”Peradilan Indonesia” di depan kelas, siswa mengamati; 5) Guru bersama siswa mendiskusikan isi karikatur; 6) Guru menugasi siswa untuk menentukan topik, kerangka karangan, dan mengembangkannya menjadi wacana argumentasi; 7) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya ke depan kelas; 8) Guru merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran serta siswa diberi kesempatan untuk bertanya; 9) Guru menutup pelajaran. Peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus II, serta membuat lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis argumentasi. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana yang telah direncanakan, Tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu pada hari Kamis, 15 April 2010 di ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Pembelajaran berlangsung selama 2x45 menit (2 jam pelajaran), yaitu pukul 12.00-13.30 WIB (jam ke 7-8). commit toguru user dalam pembelajaran menulis Langkah-langkah yang dilakukan
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
argumentasi pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, (2) guru mengkondisikan kelas dengan memaparkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, (3) guru membacakan salah satu karya terbaik siswa pada tindakan I supaya siswa termotivasi dalam menulis argumentasi serta mengetahui tulisan argumentasi yang benar, (4) guru membahas tulisan tersebut dan memaparkan cara penulisan paragraf argumentasi yang benar, (5) guru menampilkan Gambar karikatur bertema ” Peradilan Indonesia” di depan kelas, siswa fokus mengamati, (6) guru menugasi
siswa
menentukan
topik,
membuat
kerangka,
dan
mengembangkannya menjadi wacana argumentasi, (7) guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya ke depan kelas; (8) guru merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran serta siswa diberi kesempatan untuk bertanya; (9) guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam . Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis argumentasi di dalam kelas sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang duduk di bangku paling belakang. c. Pengamatan (Observasi) Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari Kamis 15 April 2010 pukul 12.15-13.30 WIB (jam ke 7-8) di ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Seperti halnya pada siklus I, kegiatan pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Pada saat pengamatan, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang melakukan pengamatan dengan
lembar observasi duduk di bangku
paling belakang. Sesekali, peneliti berada disamping kelas untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi penelitian. Pada pembelajaran di siklus II, berdasar pengamatan peneliti guru mengajar sudah sesuai dengan RPP yang yang telah disepakati sebelumnya. Guru mengucapkan salam untuk mengawali pelajaran dilanjutkan dengan commit to user siswa yang hadir sebanyak 38 melakukan presensi siswa ternyata jumlah
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siswa (lengkap tidak ada siswa yang absen). Dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab tentang materi menulis argumentasi. Guru tampak berusaha untuk mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus. Hasilnya banyak siswa yang menanggapi penjelasan yang diberikan guru, susana kelas menjadi lebih hidup karena guru tidak mendominasi kegiatan belajar-mengajar. Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru mengemukakan kekurangan yang ada dalam tulisan argumentasi siswa. Guru menampilkan gambar karikatur ”Peradilan Indonesia” di depan kelas lalu guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapat, gagasan, dan tanggapannya mengenai isi yang terkandung dalam gambar karikatur tersebut. Walaupun suasana kelas menjadi sedikit ramai tetapi siswa terlihat aktif. Beberapa siswa menunjuk jari untuk ikut andil berpendapat. Setelah itu guru memberi tugas siswa untuk membuat kerangka dan mengembangkannya menjadi wacana argumentasi. Guru tidak hanya di depan kelas, tetapi berkeliling sambil sambil memberi penjelasan kepada siswa yang kurang paham. Setelah waktu yang diberikan cukup untuk menulis, guru meminta siswa untuk menyunting hasil pekerjaan teman sebangku. Setelah selesai kegiatan menyunting guru mengumpulkan semua pekerjaan teman dan menyimpulkan pelajaran kali ini, kemudian guru menutup pelajaran. Pengamatan terhadap proses belajar mengajar menulis argumentasi, keaktifan siswa selama proses pembelajaran sebesar 68% dengan rincian aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada tabel berikut ini. Tabel 9. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Indikator
Nama I
II
III
IV
Jumlah
Keterangan
1
4467
A. Rois Nugroho
4
4
4
4
16
Baik
2
4468
Agung Prasetya
4
4
4
4
16
Baik
3
4469
Alfian Dwy Arywibowo
4
3
3
4
14
Baik
4
4470
Angga Nugraha
3
4
4
3
14
Baik
5
4471
Ardi Cahya Irwan
3
3
3
3
12
Sedang
6
4472
commit Ari Wahyu Indra Setiawan 3 to user 3
4
5
15
Baik
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7
4473
Ayu Muysharoh
4
4
4
4
16
Baik
8
4474
Bintar Tian Efendi
3
4
3
3
13
Sedang
9
4475
Deny Eka Setiawan
3
3
4
3
13
Sedang
10
4476
Dian Nurjannah
4
3
3
4
14
Baik
11
4477
Dina Laksmita
4
4
4
5
17
Baik
12
4478
Eko David Prasetyo
3
3
3
4
13
Sedang
13
4479
Eva Dewi Widiyanti
4
3
4
3
14
Baik
14
4480
Fajar Davit Budiarga
3
3
4
4
14
Baik
15
4481
Fitri Purwati
3
4
4
3
14
Baik
16
4482
Habib Rymszad Faishal
3
4
4
5
16
Baik
17
4483
Khoirotul Munawaroh
4
4
3
4
15
Baik
18
4484
Leni Triana Dewi
4
4
4
4
16
Baik
19
4485
Lia Fitriani
3
3
4
3
13
Sedang
20
4486
Mas Cahyo Kumara Jati S.
3
3
4
4
14
Baik
21
4487
Mawardi
4
4
4
4
16
Baik
22
4488
Mochamad Saiful Kirom
4
4
4
4
16
Baik
23
4489
Ninika Arno Dewi
3
3
4
3
13
Sedang
24
4490
Nofia Mabirotin
4
3
3
3
13
Sedang
25
4491
Puji Rahayu
4
4
4
4
16
Baik
26
4492
Rika Sugiyarti
4
4
4
4
16
Baik
27
4493
Rita
4
4
4
4
16
Baik
28
4494
Rudi Hartanto
3
3
4
3
13
Sedang
29
4495
Ruly Rasaningrum
4
4
4
5
17
Baik
30
4496
Sony Yudho Sutrisno
3
3
3
3
12
Sedang
31
4497
Sri Maulud Sari
4
4
4
4
16
Baik
32
4498
Suci Wiratnasari
4
4
4
5
17
Baik
33
4499
Tesya Santri Zulaikhat
4
4
4
5
17
Baik
34
4500
Toyibatul Maftucnah
4
4
4
4
16
Baik
35
4501
Uswatun Khasanah
4
4
4
4
16
Baik
36
4502
Vangesti Rahayu Hariyati
3
3
3
3
12
Sedang
37
4503
Wismoyo Adi Nugroha
4
3
3
3
13
Sedang
38
4504
Yuli Fatmawati
3
3
4
3
13
Sedang
TOTAL
Jumlah siswa
Persentase siswa dengan
557
23
27
29
60% 71% 76% commit to user kriteria Baik/Amat Baik
26
68%
68,42%
26 Siswa
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 23 siswa (60%), sedangkan 15 siswa (40%) lainnya sibuk dengan aktivitas mereka sendiri. II. Siswa yang aktif selama pemberian sebanyak 27 siswa (71%), sedangkan 11 siswa (28%) kurang memerhatikan penjelasan guru. Guru sesekali berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh guru. III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 29 siswa (76%), sedangkan 9 siswa (24%) lainnya kurang serius dalam melakukan pengamatan. IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 26 siswa (68%), sedangkan 12 siswa (32%) lainnya tidak mau ambil bagian dalam kegiatan diskusi. V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini. Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan beberapa hal berikut ini. 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai 68%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan diatas. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif sebanyak 26 siswa. 2) Kemampuan
siswa dalam
mengembangkan
ide kedalam
tulisan
argumentasi mencapai 63%. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu sebanyak 24 siswa.
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 66%. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 25 siswa. d. Analisis dan refleksi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus II dikemukakan beberapa hal berikut ini: 1) keaktifan
siswa
dari
keseluruhan
aktivitas
pembelajaran
menulis
argumentasi mengalami peningkatan, yaitu sebesar 13 poin dari 55% menjadi 68%. Artinya, jumlah siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah 5 siswa dari 21 siswa yang aktif pada pertemuan lalu. Mereka mulai aktif dalam memerhatikan penjelasan materi oleh guru, mengamati dan mendiskusikan isi karikatur, serta menulis argumentasi; 2) keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru telah mampu menerapkan metode ceramah yang divariasikan dengan tanya jawab, diskusi dan selingan humor yang menjadikan siswa tidak jenuh dan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, perhatian guru juga telah menyeluruh ke semua siswa. Guru mulai memerhatikan dan mencoba mengaktifkan siswa yang duduk di bangku deretan paling belakang; 3) guru telah memberi waktu yang cukup bagi siswa dalam kegiatan menulis. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa lebih banyak memiliki waktu untuk mengembangkan idenya. Selain itu, siswa juga dapat memerbaiki tulisannya daripada tulisan mereka pada siklus I sebab mereka lebih leluasa untuk berfikir. Selain peningkatan dari segi proses pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas, peningkatan juga terjadi pada kemampuan menulis siswa. Skor dalam setiap aspek menulis mengalami peningkatan. Dalam siklus II ini, peningkatan yang terjadi sebesar 4 poin dari 62,87 menjadi 67,05. Nilai tertinggi yang diraih siswa sebesar 78 sedangkan nilai terendah 50. Dalam siklus II ini masih ada 2 siswa yang belum bisa menulis argumentasi. Tulisan masih mengarah pada jenis persuasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam commit tulisan to user argumentasi juga mengalami mengembangkan ide ke dalam
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peningkatan. Pada siklus ini, kemampuan tersebut mencapai 69% , yaitu sebanyak 25 siswa. Perolehan nilai siswa dalam menulis argumentasi pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada rincian tabel berikut ini.
Tabel 10. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Siklus II
Nama
Keterangan
I
II
III
IV
V
Jumlah
1
4467 A. Rois Nugroho
16
14
14
17
3
64
Tidak Tuntas
2
4468 Agung Prasetya
17
13
16
16
3
65
Tuntas
3
4469 Alfian Dwy Arywibowo
16
16
13
16
3
64
Tidak Tuntas
4
4470 Angga Nugraha
17
12
13
15
3
60
Tidak Tuntas
5
4471 Ardi Cahya Irwan
16
13
12
17
3
61
Tidak Tuntas
6
4472 Ari Wahyu Indra Setiawan
18
13
14
16
3
64
Tidak Tuntas
7
4473 Ayu Muysharoh
22
18
14
17
4
75
Tuntas
8
4474 Bintar Tian Efendi
16
14
15
15
3
63
Tidak Tuntas
9
4475 Deny Eka Setiawan
17
14
13
17
4
65
Tuntas
10
4476 Dian Nurjannah
18
15
14
16
4
67
Tuntas
11
4477 Dina Laksmita
22
15
19
18
4
78
Tuntas
12
4478 Eko David Prasetyo
17
14
15
14
3
63
Tidak Tuntas
13
4479 Eva Dewi Widiyanti
16
14
13
16
3
62
Tidak Tuntas
14
4480 Fajar Davit Budiarga
18
14
14
16
4
66
Tuntas
15
4481 Fitri Purwati
20
14
12
15
3
65
Tuntas
16
4482 Habib Rymszad Faishal
17
14
10
17
3
61
Tidak Tuntas
17
4483 Khoirotul Munawaroh
20
17
16
18
4
75
Tuntas
18
4484 Leni Triana Dewi
21
16
15
17
3
72
Tuntas
19
4485 Lia Fitriani
18
13
13
16
3
63
Tidak Tuntas
20
4486 Mas Cahyo Kumara Jati S.
15
11
10
11
3
50
Tidak Tuntas
21
4487 Mawardi
22
14
13
18
3
70
Tuntas
22
4488 Mochamad Saiful Kirom
21
17
15
17
4
74
Tuntas
23
4489 Ninika Arno Dewi
18
14
15
14
4
65
Tuntas
24
4490 Nofia Mabirotin
20
17
13
15
3
68
Tuntas
25
4491 Puji Rahayu
23
14
15
19
4
75
Tuntas
26
4492 Rika Sugiyarti
22
16
15
17
4
74
Tuntas
27
4493 Rita
16
4
71
Tuntas
commit user14 22 to 15
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
28
4494 Rudi Hartanto
17
14
13
17
4
65
Tuntas
29
4495 Ruly Rasaningrum
20
16
15
17
4
71
Tuntas
30
4496 Sony Yudho Sutrisno
18
12
13
12
3
58
Tidak Tuntas
31
4497 Sri Maulud Sari
21
16
18
17
3
75
Tuntas
32
4498 Suci Wiratnasari
19
16
15
18
4
72
Tuntas
33
4499 Tesya Santri Zulaikhat
19
15
13
17
3
67
Tuntas
34
4500 Toyibatul Maftucnah
22
18
14
16
4
74
Tuntas
35
4501 Uswatun Khasanah
19
14
17
18
4
72
Tuntas
36
4502 Vangesti Rahayu Hariyati
16
15
14
17
4
66
Tuntas
37
4503 Wismoyo Adi Nugroha
18
14
13
9
3
57
Tidak Tuntas
38
4504 Yuli Fatmawati
22
14
15
17
3
71
Tuntas
TOTAL
2548
≤65= 13 siswa
RATA-RATA
67,05
≥65= 25 siswa
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dikatakan berhasil meskipun hasil yang dicapai belum maksimal. Peningkatan terjadi bukan hanya pada proses pembelajaran melainkan juga pada hasil (kemampuan menulis siswa). Kekurangan dalam proses pembelajaran ditemui pada sikap siswa yang terkadang masih suka beraktivitas sendiri dengan siswa lain. Oleh karena itu, interaksi yang baik antara guru dan siswa perlu ditingkatkan. Dalam segi kemampuan siswa, masih ada 13 siswa yang belum mencapai nilai batas minimal ketuntasan hasil belajar disebabkan masih mengalami kesalahan dalam menulis argumentasi. Oleh karena itu, guru perlu memberi balikan atas hasil kerja siswa supaya siswa mengetahui kekurangan dan kesalahan yang ada dalam tulisan mereka. Dengan melihat kondisi yang demikian, siklus III perlu dilaksanakan sebagai perbaikan dari pembelajaran menulis argumentasi pada sisklus II.
3. Deskripsi Siklus III a. Perencanaan Tindakan Tahap ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2010 di ruang guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Dalam kesempatan tersebut, peneliti kembali commit to user menyampaiakan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran menulis
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
argumentasi yang dilakukan pada siklus II. Selain itu, peneliti juga menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran menulis argumentasi pada siklus II. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi di siklus III sekaligus sebagai langkah perbaikan dari pembelajaran menulis argumentasi siklus II, disepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru. Beberapa hal tersebut antara lain: (1) guru memaksimalkan tindakan yang telah dilakukan di siklus II, yaitu lebih berinteraksi dengan siswa, memberi motivasi, dan umpan balik bagi siswa; dan (2) untuk meningkatkan kualitas tulisan argumentasi siswa, guru perlu menyampaikan kesalahan dan kekurangan yang ada pada sebagian besar tulisan siswa. Adapun skenario pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siklus III direncanakan dengan urutan sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran; 2) Guru mengondisikan kelas; 3) Guru membagikan hasil kerja kepada masing-masing siswa dari siklusI sampai siklus II dan memberi umpan balik untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa; 4) Guru menampilakan gambar karikatur dengan tema ”Global Warming” di depan kelas lalu mendiskusikan bersama dengan siswa; 5) Guru menugasi siswa untuk menulis argumentasi berdasarkan gambar karikatur tersebut; 6) Guru memberi reward kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada siklus II; 7) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya; 8) Guru merefleksi pembelajaran; 9) Guru menutup pelajaran Peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus II, serta membuat lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis commit to berdasarkan user argumentasi. Instrumen nontes dinilai pedoman observasi yang
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Rencana tindakan tersebut disepakati akan dilaksanakan pada hari Kamis, 22 April 2010. b. Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana yang telah direncanakan, Tindakan pada siklus III dilaksanakan pada hari kamis 22 April 2010 di ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo pukul 12.00-13.30 WIB (jam ke 7-8). Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar kariakatur pada siklus III adalah (1) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, (2) guru mengondisikan kelas dengan mengemukakan refleksi pertemuan lalu, (3) guru membagikan hasil kerja siswa dari siklus I sampai II, (4) guru memaparkan kesalahankesalahan yang sebagian besar dilakukan siswa, antara lain: (a) masih banyak isi tulisan siswa yang belum mengarah pada argumentasi, (b) masih banyak kesalahan dalam struktur dan keterpaduan kalimat, (c) siswa belum mampu menggunakan konjungsi secara tepat baik kalimat maupun antarkalimat, (d) masih banyak tulisan siswa yang salah dalam pemakaian ejaan, terutama penempatan huruf kapital serta penggunaan istilah jawa dalam kalimat, supaya siswa mampu menulis argumentasi secara baik, (5) guru menampilkan gambar kariakatur bertema ”Global Warming” di depan kelas lalu mendiskusikan bersama dengan siswa, (6) guru menugasi siswa
untuk
menulis argumentasi berdasarkan gambar karikatur tersebut dengan terlebih dahulu menentukan topik dan membuat kerangka karangan, (7) guru memberi reward kepada siswa yang mendapat nilai menulis argumentasi tertinggi pada siklus II (8) guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan
menyimpulkan
pembelajaran (9) guru menutup pelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis argumentasi di kelas sedangkan peneliti hanya sebagai partisipan pasif yang memantau kegiatan pembelajaran serta mendokumentasikannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
c. Pengamatan (Observasi) Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari Kamis 22 April 2010 pukul 12.00- 13.30 WIB. Sebagaimana kegiatan yang dilakukan pada siklus sebelumnya, pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur. Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai terlampir. Pada saat pengamatan, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati objek amatan dan sesekali mengambil gambar untuk dokumentasi penelitian. Pengamatan yang dilakukan peneliti untuk memeroleh hasil sebagai berikut. Pada hari itu, 38 siswa yang hadir tidak ada yang absen. Peneliti mencatat bahwa proses pembelajaran telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari guru yang sudah bisa mengelola kelas dan memimpin jalannya menulis argumentasi dengan baik. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi sehingga ada timbal balik antara guru dan siswa sehingga suasana kelas terlihat aktif. Siswa tampak besemangat mengikuti pembelajaran, sebelum siswa diberi tugas menulis terlebih dahulu guru mengemukakan kesalahan yang ada dalam tulisan argumentasi siswa pada siklus II. Siswa diminta untuk mengemukakan pendapat saat guru menampilkan gambar karikatur di depan kelas, siswa sangat antusias menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru yang sesuai dengan gambar karikatur dengan tema ”Global Warming”. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah mampu menyampaikan argumen dan pendapatnya dengan tepat. selanjutnya guru meminta siswa untuk menulis argumentasi yang sesuai dengan gambar karikatur. Guru berkeliling kelas untuk mengetahui dan memantau kegiatan siswa sesekali menyuruh siswa untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Siswa diberi waktu 30 menit untuk menyelesaikan tulisannya. setelah itu guru menyuruh salah satu siswa untuk membacakan tulisannya kemudian guru menyebut nama siswa yang mendapat commit to userreward dari guru. Siswa yang lain nilai terbaik pada siklus II untuk menerima
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberi tepuk tangan. Guru kemudian mamanfaatkan waktu yang tersisa untuk bertanya. Setelah beberapa saat tidak ada siswa yang bertanya pada kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan terima kasih kepada siswa serta guru yang telah membantu selama penelian berlangsung. Kemudian guru menutup pelajaran. Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar menulis argumentasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dirinci pada tabel berikut. Tabel 11. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Indikator
Nama I
II
III
IV
Jumlah
Keterangan
1
4467
A. Rois Nugroho
4
3
3
4
14
Baik
2
4468
Agung Prasetya
3
3
4
4
14
Baik
3
4469
Alfian Dwy Arywibowo
4
3
5
3
15
Baik
4
4470
Angga Nugraha
3
3
3
4
13
Sedang
5
4471
Ardi Cahya Irwan
4
4
4
4
16
Baik
6
4472
Ari Wahyu Indra Setiawan
4
4
3
4
15
Baik
7
4473
Ayu Muysharoh
4
5
4
5
18
A.B
8
4474
Bintar Tian Efendi
5
4
5
3
17
Baik
9
4475
Deny Eka Setiawan
4
5
3
4
16
Baik
10
4476
Dian Nurjannah
3
3
3
4
13
Sedang
11
4477
Dina Laksmita
4
4
5
4
17
Baik
12
4478
Eko David Prasetyo
3
4
3
3
13
Sedang
13
4479
Eva Dewi Widiyanti
3
3
4
3
13
Sedang
14
4480
Fajar Davit Budiarga
4
4
5
4
17
Baik
15
4481
Fitri Purwati
4
4
4
4
16
Baik
16
4482
Habib Rymszad Faishal
3
3
3
4
13
Sedang
17
4483
Khoirotul Munawaroh
5
4
4
4
17
Baik
18
4484
Leni Triana Dewi
5
4
4
5
17
Baik
19
4485
Lia Fitriani
5
4
4
4
17
Baik
20
4486
Mas Cahyo Kumara Jati S.
5
4
4
4
17
Baik
21
4487
Mawardi
5
4
4
4
17
Baik
22
4488
Mochamad Saiful Kiromcommit 5 to
4 user
4
5
18
A.B
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
23
4489
Ninika Arno Dewi
5
4
4
4
17
Baik
24
4490
Nofia Mabirotin
3
4
3
3
13
Sedang
25
4491
Puji Rahayu
3
3
3
4
13
Sedang
26
4492
Rika Sugiyarti
3
3
3
3
12
Sedang
27
4493
Rita
3
4
4
3
14
Baik
28
4494
Rudi Hartanto
5
5
4
5
19
A.B
29
4495
Ruly Rasaningrum
4
5
5
4
18
A.B
30
4496
Sony Yudho Sutrisno
3
4
3
3
13
Sedang
31
4497
Sri Maulud Sari
5
5
4
5
19
A.B
32
4498
Suci Wiratnasari
4
4
4
4
16
Baik
33
4499
Tesya Santri Zulaikhat
5
4
5
4
18
A.B
34
4500
Toyibatul Maftucnah
5
4
5
4
18
A.B
35
4501
Uswatun Khasanah
5
4
5
4
18
A.B
36
4502
Vangesti Rahayu Hariyati
5
4
3
4
16
Baik
37
4503
Wismoyo Adi Nugroha
4
3
3
3
13
Sedang
38
4504
Yuli Fatmawati
5
5
4
4
17
Baik
TOTAL
597
Jumlah siswa
Persentase siswa dengan kriteria Baik/Amat Baik
27
32
31
29
71%
84%
81%
76%
74%
28 Siswa
Keterangan I.
Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 27 siswa (71%), sedangkan 11 siswa (29%) lainnya sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.
II. Siswa yang aktif selama pemberian materi sebanyak 32 siswa (84%), sedangkan 6 siswa (16%) lainnya kurang memerhatikan penjelasan guru. Guru sesekali berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh guru. III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 31 siswa (81%), sedangkan 7 siswa (19%) lainnya kurang serius dalam melakukan pengamatan.
commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 29 siswa(76%), sedangkan 9 siswa(24%) lainnya tidak mau ambil bagian dalam kegiatan diskusi. V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini. Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan beberapa hal berikut ini. 1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai 74%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif. 2) Kemampuan
siswa
dalam
mengembangkan
ide
kedalam
tulisan
argumentasi mencapai 81% . Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu sebanyak 31 siswa. 3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 92,10%. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 35 siswa. Sedangkan 3 siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal. d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tindakan siklus III, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: Kualitas pembelajaran menulis argumentasi mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan baik yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Beberapa kekurangan yang ditemui dalam tindakan siklus II telah dapat diatasi dengan baik pada siklus III. Teknikteknik pembelajaran yang diterapkan guru terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Keaktifan siswa commit user 74%. selama pembelajaran dalam siklus ini to mencapai
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun peningkatan dari segi hasil dapat dilihat dari tulisan siswa yang dihasilkan pada siklus III. Terbukti, skor dalam tiap aspek penulisan paragraf argumentasi mengalami peningkatan meskipun tulisan yang dihasilkan belum sempurna. Beberapa kesalahan yang masih ditemui pada tulisan siswa adalah aspek mekanik yang meliputi kesalahan pada ejaan serta penulisan dan pemanfaatan kosakata yang kurang tepat, informasi argumen pada karikatur belum terhubung dengan baik. Pada siklus ini, masing-masing skor siswa meningkat bahkan 3 siswa yang sebelumnya tidak dapat menulis argumentasi dengan baik kini telah bisa meskipun nilai ketiga siswa tersebut belum mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar (65). Selain itu, kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi juga mengalami peningkatan. Dalam siklus ini, kemampuan tersebut mencapai 81%, yaitu sebanyak 31 siswa. Perolehan nilai argumentasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010. No
NIS
Siklus III
Nama
Keterangan
I
II
III
IV
V
Jumlah
1
4467
A. Rois Nugroho
21
15
16
17
3
72
Tuntas
2
4468
Agung Prasetya
21
16
18
17
4
76
Tuntas
3
4469
Alfian Dwy Arywibowo
19
14
16
17
4
70
Tuntas
4
4470
Angga Nugraha
17
13
12
17
3
62
Tidak Tuntas
5
4471
Ardi Cahya Irwan
21
17
18
18
4
78
Tuntas
6
4472
Ari Wahyu Indra Setiawan
19
16
15
16
4
70
Tuntas
7
4473
Ayu Muysharoh
25
20
25
22
5
92
Tuntas
8
4474
Bintar Tian Efendi
20
14
16
16
4
70
Tuntas
9
4475
Deny Eka Setiawan
20
16
15
17
4
72
Tuntas
10
4476
Dian Nurjannah
19
17
17
16
4
73
Tuntas
11
4477
Dina Laksmita
20
17
18
17
4
76
Tuntas
12
4478
Eko David Prasetyo
17
14
15
16
4
66
Tuntas
13
4479
Eva Dewi Widiyanti
19
15
14
17
4
68
Tuntas
14
4480
Fajar Davit Budiarga
commit 20 to16user16
15
4
71
Tuntas
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15
4481
Fitri Purwati
21
17
16
17
4
75
Tuntas
16
4482
Habib Rymszad Faishal
21
15
16
17
3
72
Tuntas
17
4483
Khoirotul Munawaroh
23
18
17
18
4
80
Tuntas
18
4484
Leni Triana Dewi
21
16
15
18
4
74
Tuntas
19
4485
Lia Fitriani
19
14
16
17
4
70
Tuntas
20
4486
Mas Cahyo Kumara Jati S.
18
13
14
15
3
63
Tidak Tuntas
21
4487
Mawardi
20
16
17
17
4
74
Tuntas
22
4488
Mochamad Saiful Kirom
21
18
17
20
4
80
Tuntas
23
4489
Ninika Arno Dewi Candrawati
21
16
17
18
5
77
Tuntas
24
4490
Nofia Mabirotin
21
16
15
17
4
76
Tuntas
25
4491
Puji Rahayu
23
15
18
18
4
79
Tuntas
26
4492
Rika Sugiyarti
22
17
18
17
4
78
Tuntas
27
4493
Rita
20
15
17
17
4
72
Tuntas
28
4494
Rudi Hartanto
23
20
16
21
5
85
Tuntas
29
4495
Ruly Rasaningrum
20
16
16
17
4
73
Tuntas
30
4496
Sony Yudho Sutrisno
17
14
12
17
3
63
Tidak Tuntas
31
4497
Sri Maulud Sari
23
18
19
17
4
81
Tuntas
32
4498
Suci Wiratnasari
21
15
18
15
4
73
Tuntas
33
4499
Tesya Santri Zulaikhat
19
17
16
17
4
71
Tuntas
34
4500
Toyibatul Maftucnah
20
16
18
16
4
74
Tuntas
35
4501
Uswatun Khasanah
22
17
18
17
4
78
Tuntas
36
4502
Vangesti Rahayu Hariyati
20
14
16
16
4
70
Tuntas
37
4503
Wismoyo Adi Nugroha
19
14
15
17
3
68
Tuntas
38
4504
Yuli Fatmawati
22
18
15
16
4
75
Tuntas
TOTAL
2797
≤65= 3 siswa
RATA-RATA
73,60
≥65=35 siswa
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan siklus sebelumnya. Keseluruhan siswa telah mampu menulis argumentasi meskipun ada 3 siswa yang belum mencapai nilai batas minimal ketuntasan belajar. Oleh karena itu, penelitian dipandang cukup untuk dilaksanakan selain memang kesempatan yang diberikan pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian telah habis.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Deskripsi Antarsiklus Secara ringkas, hasil pelaksanaan tiga siklus tindakan di atas dapat digambarkan pada rekapitulasi data di bawah ini. Tabel 13. Hasil tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK.
No
Keaktifan 1.
Persentase
Kegiatan Siswa
siswa
pembelajaran
Siklus I
Siklus II
Siklus III
55%
68%
74%
42%
63%
81%
45%
66%
92%
selama menulis
argumentasi.
Kemampuan 2.
siswa
mengembangkan
ide
ke
dalam tulisan argumentasi
3.
Ketuntasan
hasil
menulis argumentasi
belajar
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang ditetapkan guru dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, siklus III. Peningkatan yang signifikan terjadi pada indikator 3, yaitu kemampuan menulis argumentasi siswa naik sebanyak 21 poin dari siklus I ke siklus II dan 26 poin dari siklus II ke siklus III. Ini berarti tindakan memanfaatkan media gambar karikatur pada pembelajaran menulis argumentasi di kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, berdasarkan data di atas menunjukan bahwa ketiga indikator penelitian telah tercapai pada siklus III, bahkan pada indikator 3 telah melampaui target.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, serta paparan hasil penelitian. Berikut ini dijabarkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada dilapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo masih tergolong rendah. Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas X-E untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan media gambar karikatur dalam proses pembelajaran menulis argumentasi. Peneliti dan guru kelas X-E menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I. Siklus I ini mendeskripsikan pembelajaran menulis dengan media gambar karikatur. Ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada siklus I. Selama pelaksanaan siklus II ternyata juga terdapat beberapa kelemahan. Selanjutnya, kelemahan pada siklus II ini diatasi dengan melaksanakan pembelajaran menulis argumentasi dengan memanfaatkan media gambar karikatur pada siklus III. Selain itu, siklus III merupakan siklus yang menguatkan siklus I dan siklus II bahwa media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis argumentasi dengan menerapkan media gambar karikatur yang mampu membantu siswa dalam memunculkan ide dan mengembangkan gagasannya sehingga kemampuan menulis argumentasi siswa dapat berkembang dengan optimal. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas karena media ini dapat digunakan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis argumentasi. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keberhasilan media gambar karikatur dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi dapat dilihat dari indikatorindikator sebagai berikut. 1. Kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi meningkat Tindakan berupa penerapan media gambar karikatur yang dilaksanakan tiap siklus mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2006: 21) menyatakan bahwa dampak positif dari penggunakan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas adalah membuat pembelajaran lebih menarik perhatian serta membuat siswa tetap terjaga dan memerhatikan. Hal itu menimbulkan sikap positif terhadap segala hal yang mereka pelajari dan proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa indikator berikut: a. Meningkatnya keaktifan siswa Keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran
menulis
argumentasi
mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat disetiap siklus. Indikator tersebut meliputi keaktifan siswa dalam merespon apersepsi, menyimak penjelasan materi oleh guru, mengamati dan mendiskusikan gambar karikatur yang ditampilkan guru, serta membuat kerangka dan mengembangkannya menjadi tulisan argumentasi. Hasil pantauan peneliti menyebutkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I mencapai 55%, meningkat dari pertemuan sebelumnya (survei awal). Pada siklus II, keaktifan siswa meningkat menjadi 68%, artinya siswa yang aktif dalam siklus II sekitar 26 siswa dari 38 siswa yang hadir. Sementara itu, peningkatan sebesar 6 poin terjadi pada siklus III dibandingkan siklus II, dari 68% menjadi 74%. Siswa yang aktif dalam siklus ini mencapai 29 siswa dari 38 siswa yang hadir pada hari itu. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan commitapersepsi to user dan penyampaian materi cukup aktivitas siswa selama kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
berhasil. Hal ini membuktikan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, termasuk dalam meningkatkan keaktifan siswa. Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 27) menyatakan bahwa dengan memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi akan dapat mengurangi sikap pasif siswa. Selain itu, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran disekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar (Ari Wijayanti, 2006: 2). b. Meningkatnya perhatian siswa Perhatian siswa dalam proses pembelajaran sangat penting. Untuk menumbuhkan dan memelihara hal tersebut, guru perlu merangsang siswa dengan menerapkan cara-cara baru, unik, ataupun cara-cara yang sudah biasa digunakan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah melalui pemanfaatan media. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan media gambar karikatur. Setelah adanya tindakan memanfaatkan media tersebut, perhatian siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi meningkat. Hal ini membuktikan pendapat Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007:39) menyatakan bahwa salah satu strategi untuk merangsang minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian. Meningkatnya perhatian siswa dalam pembelajaran juga telah membuktikan bahwa suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa telah tercipta. c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan perhatian pada seluruh to user siswa, menyajikan matericommit dengan mengombinasikan metode ceramah
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian jauh lebih baik dalam pengelolaan kelas yang dilakukan guru pada saat survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang setelah tindakan pada pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur dilaksanakan. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi, bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar (Azhar Arsyad, 2006: 23). Selain itu, didasarkan pada manfaat yang diperoleh guru dari adanya media dalam pembelajaran sebagaimana yang diungkapkan oleh Arief S. Sadiman, dkk. (2007: 16-17), yaitu (1) memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja), (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) dapat mengatasi sikap pasif siswa melalui penggunaan media secara tepat dan variatif, serta (4) mengatasi kesulitan guru dalam memberikan perangsang, pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama mengingat perbedaan sifat, lingkungan, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda pada tiap siswa dan guru. Guru juga telah memberi kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran menulis argumentasi. Guru juga memberikan perhatian pada siswa dengan mengelilingi kelas saat mengerjakan tugas. Setelah tindakan yang dilakukan disetiap siklus, pembelajaran menjadi menyenangkan dan terkesan inovatif sebab guru telah menampilkan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Hal ini berimplikasi pada kemampuan menulis argumentasi siswa. 2. Kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi meningkat Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi termasuk kemampuan siswa mengembangkan ide, commit to userdapat meningkat setelah adanya gagasan ke dalam tulisan argumentasi
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tindakan pemanfaatan media gambar karikatur. Hal itu dikuatkan oleh pendapat Azhar Arsyad (2006: 23) menyatakan bahwa kualitas hasil pembelajaran meningkat bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam menghasilkan sebuah tulisan argumentasi. Nilai tersebut terus mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Tulisan yang dihasilkan siswa mengalami peningkatan dalam beberapa aspek penulisan, baik dari aspek isi/substansi, pengorganisasian tulisan, pemanfaatan potensi kata, penggunaan kaidah bahasa tulis maupun karakteristik tulisan. a. Isi/substansi Siswa
mampu
menentukan
ide
tulisan,
gagasan
dan
mengembangkannya setelah mengamati gambar karikatur. Kata-kata yang disertai gambar sebagai ilustrasi mampu menarik minat siswa dan membuat mereka mudah dalam mengembangkan ide serta mengeluarkan argumennya. Hal ini menjadikan isi tulisan siswa lebih berbobot. Gagasan atau ide tersebut dapat digali atau diperoleh dari berbagai sumber, antara lain pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan. Topik siap dijadikan bahan tulisan manakala rancangan topik tersebut dipusatkan pada hal-hal yang memang diketahui serta telah terbatas pada segi yang spesifik. Hal ini menjadi dasar bagi guru dalam menentukan tema gambar karikatur yang akan disajikan pada siswa. Kegiatan diskusi sebagai pendamping dan pengantar bagi siswa memahami isi gambar karikatur juga menjadikan tulisan siswa lebih bervariasi. Hal itu disebabkan dalam kegiatan diskusi siswa memeroleh informasi yang lebih banyak terkait tema yang ada pada gambar karikatur. Informasi dan data yang dikumpulkan haruslah relevan dengan topik supaya tulisan yang dihasilkan berkualitas. Data dan informasi dapat commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berupa peristiwa yang terjadi di sekitar, pendapat orang lain, gambar, grafik, tabel, dan hal-hal lain yang dapat mendukung kualitas tulisan. Pada setiap siklus, aspek ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I, skor terendah siswa dalam aspek ini adalah 14 sedangkan skor terendah siswa pada siklus III adalah 17. b. Pengorganisasian Tulisan Hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengorganisasikan tulisan dengan baik. Hal itu menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh pembaca meskipun masih ada beberapa siswa yang memiliki tulisan dengan gagasan yang meloncat-loncat tidak sistematis. Peningkatan kemampuan pada aspek ini tampak dalam skor capaian siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam mengorganisasikan tulisan masih tergolong rendah, dengan kisaran skor 7-18. Masih banyak diantara mereka yang kurang lancar dalam menuangkan ide, terpotongpotong dalam
menyusunnya
sehingga
pembaca
sulit
memahami
maknanya. Pada saat postes, kisaran skor tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai skor maksimal 20 dan skor minimal 13. c. Pemanfaatan Kosakata Tulisan
yang
dibuat
siswa,
tampak
siswa
telah
mampu
memanfaatkan kosakata dengan baik. Tulisan yang dibuat siswa pada saat pretes masih banyak terjadi kesalahan baik dari segi pemilihan kosakata maupun dalam penulisannya. Tak jarang hal itu mengaburkan makna sehingga tulisan tersebut sulit dipahami pembaca. Akan tetapi, hal tersebut telah dapat diminimalkan setelah adanya tindakan sehingga tulisan siswa tidak lagi membingungkan bagi para pembaca. d. Penggunaan Kaidah Bahasa Tulis Siswa telah mampu menggunakan kaidah bahasa tulis dengan baik commit to user dibandingkan pada saat survei awal. Hal ini diindikatori oleh sedikitnya
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesalahan yang dilakukan siswa dalam penerapan bentuk bahasa. Struktur kalimat telah disusun menurut aturan sintaksis yang benar sehingga maksud yang terkandung dalam tulisan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Penyingkatan
kata
dalam
tulisan
siswa
juga
sudah
dapat
diminimalkan. Pemakaian huruf kapital dan tanda baca juga sudah cukup tepat. Hanya sebagian kecil siswa yang masih melakukan kesalahan dalam aspek ini. Peningkatan pada aspek ini disebabkan oleh tindakan guru yang telah memaparkan kesalahan yang dialami siswa dan menerangkan cara memerbaikinya. e. Karakteristik Tulisan Pada saat survei awal, banyak diantara tulisan siswa yang bukan karangan argumentasi. Meskipun guru telah memerintahkan siswa untuk menulis argumentasi, sebagian besar siswa justru menulis jenis karangan narasi, eksposisi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap karakteristik tulisan argumentasi. Setelah diberi penjelasan dan disajikan contoh-contoh tulisan argumentasi, nilai siswa pada aspek ini terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa media memiliki peranan, yaitu merangsang siswa untuk menuangkan ide, gagasan dengan media gambar karikatur. Peningkatan dari setiap aspek penulisan tersebut menjadikan nilai siswa dalam menulis argumentasi juga mengalami peningkatan. Pada saat pretes, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi masih tergolong rendah. Hal ini tampak pada capaian nilai menulis argumentasi siswa yang masih jauh dari batas nilai ketuntasan hasil belajar (65) hanya 10 siswa yang mencapai nilai tersebut pada saat pretes. Kisaran nilai yang dicapai siswa saat itu berkisar 40-73. Bahkan, dari 38 siswa yang hadir pada saat pretes hanya 10 siswa yang mampu menulis argumentasi dengan benar sedangkan 28 siswa lain banyak yang justru menulis eksposisi, persuasi. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi commit user hanya 6 siswa yang masih salah pada siklus I. Dari 38 siswa yangtohadir,
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam menulis argumentasi sedangkan 32 siswa yang lain sudah mampu menulis argumentasi dengan benar meskipun nilai mereka hanya berkisar 49-73. Hanya 17 siswa saja yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar atau sebesar 45%. Pada siklus II, persentase kemampuan siswa dalam menulis argumentasi mengalami peningkatan, yaitu 66%. Hal itu berarti jumlah siswa yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar rneningkat, yaitu sebanyak 25 siswa. Kisaran nilai yang dicapai siswa pada siklus II antara 57-78. Peningkatan cukup signifikan terjadi pada siklus III. Pada siklus ini, 92% siswa telah mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar meskipun ada 3 siswa mendapat nilai kurang dari batas minimal ketuntasan belajar yang telah ditentukan (65). Kisaran nilai pada siklus ini antara 62-92. Nilai siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis argumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Survei Siklus Siklus Siklus Keterangan Awal I II III A. Rois Nugroho 56 58 64 72 Meningkat Agung Prasetya 61 63 65 76 Meningkat Alfian Dwy Arywibowo 59 62 64 70 Meningkat Angga Nugraha 44 54 60 62 Meningkat Ardi Cahya Irwan 55 58 61 78 Meningkat Ari Wahyu Indra Setiawan 45 53 64 70 Meningkat Ayu Muysharoh 73 73 75 92 Meningkat Bintar Tian Efendi 58 61 63 70 Meningkat Deny Eka Setiawan 56 62 65 72 Meningkat Dian Nurjannah 65 66 67 73 Meningkat Dina Laksmita 67 69 78 76 Meningkat Eko David Prasetyo 58 62 63 66 Meningkat Eva Dewi Widiyanti 41 54 62 68 Meningkat Fajar Davit Budiarga 54 60 66 71 Meningkat Fitri Purwati 55 62 65 75 Meningkat Habib Rymszad Faishal 51 58 61 72 Meningkat Khoirotul Munawaroh 68 70 75 80 Meningkat Leni Triana Dewi 70 70 72 74 Meningkat Lia Fitriani 53 60 63 70 Meningkat Mas Cahyo Kumara Jati S. 40 45 50 63 Meningkat Mawardi 66 69 70 74 Meningkat Mochamad Saiful Kirom 71 71 74 80 Meningkat Ninika Arno Dewi Candrawati 59 62 65 77 Meningkat Nofia Mabirotin 58 61 68 76 Meningkat Puji Rahayu 64 67 75 79 Meningkat Rika Sugiyarti 62 66 74 78 Meningkat Rita 64 65 71 72 Meningkat Rudi Hartanto 55 62 65 85 Meningkat Ruly Rasaningrum 66 70 71 73 Meningkat Sony Yudho Sutrisno 50 53 58 63 Meningkat Sri Maulud Sari 71 73 75 81 Meningkat Suci Wiratnasari 68 70 72 73 Meningkat Tesya Santri Zulaikhat 62 64 67 71 Meningkat Toyibatul Maftucnah 66 70 74 74 Meningkat Uswatun Khasanah 61 67 72 78 Meningkat Vangesti Rahayu Hariyati 60 62 66 70 Meningkat Wismoyo Adi Nugroha 46 49 57 68 Meningkat Yuli Fatmawati 63 67 71 75 Meningkat RATA-RATA 58,97 62,87 67,05 73,60 Meningkat commit to user Nama Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas pembelajaran menulis argumentasi, baik proses maupun hasil, pada siswa kelas XE SMA Negeri 1 Jogorogo berikut ini.
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Media
gambar
karikatur
dapat
meningkatkan
kualitas
proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tampak dalam keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur. Hal ini tampak dari beberapa indikator berikut ini: a. jumlah siswa aktif dalam kegiatan apersepsi terus mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yaitu 53% pada siklus I, 60% pada siklus II, dan 71% pada siklus III; b. jumlah siswa aktif dalam memerhatikan penjelasan materi oleh guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I sebesar 57% , siklus II sebesar 71%, dan siklus III sebesar 84%; c. jumlah siswa aktif dalam memerhatikan gambar karikatur mengalami peningkatan di setiap siklus, yaitu 60% pada siklus I, 76% di siklus II, dan 81% di siklus III; d. jumlah siswa yang aktif dalam berdiskusi meningkat dari siklus ke siklus, yaitu 53% pada siklus I, 68% pada siklus II, 76% pada siklus III;dan e. jumlah
siswa
yang
aktif
dalam
membuat
kerangka
serta
mengembangkannya menjadi paragraf argumentasi dari siklus I, II, III sebesar 100% artinya seluruh siswa terlibat. Secara umum, peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur dapat disimpulkan commit tokeaktifan user sebagai berikut Pada siklus I, persentase siswa mencapai 55%. Pada
96
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siklus II, siswa yang aktif mencapai 68% sedangkan pada siklus III mencapai 74%. Selain itu, peningkatan dari segi proses tampak juga pada keterampilan guru dalam mengelola kelas. Pemakaian media gambar karikatur memacu guru untuk lebih terampil dalam mengelola kelas. Meningkatnya keterampilan guru dalam hal ini antara lain berupa tindakan memberikan perhatian pada seluruh siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian jauh lebih baik dari pengelolaan kelas yang dilakukan guru pada saat survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang setelah tindakan pada pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur.
2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Penerapan media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata menulis siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I, nilai ratarata siswa mencapai 62,87 , siklus II mencapai 67,05, dan siklus III mencapai 73,60. Keefektifan media gambar karikatur juga terbukti dengan ditemukannya fakta bahwa diakhir tindakan (siklus III) 35 siswa (92,10%) telah mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar (65). Sedangkan 3 siswa belum tuntas mencapai batas ketuntasan minimal.
B. Implikasi Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Penelitian ini telah membuktikan keberhasilan media dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menulis baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses, media dapat bermanfaat dalam meningkatkan keaktifan siswa. Temuan ini memperkuat teori commit tomedia user secara tepat dan bervariasi dapat yang telah ada yaitu bahwa memanfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
mengurangi sikap pasif siswa. Selain itu, peningkatan dari segi proses terlihat dari keberhasilan guru dalam mengelola kelas sebagaimana pendapat ahli yang menyatakan bahwa salah satu manfaat media dalam pembelajaran adalah mengatasi kesulitan guru dalam memberikan perangsang, pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Peningkatan dari segi hasil dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal ini menjadi bukti adanya teori yang menyatakan bahwa kualitas hasil pembelajaran meningkat bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. Penelitian ini juga memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil, faktor-faktor tersebut perlu diupayakan untuk dipenuhi. Metode yang tepat perlu diterapkan. Media dan sumber belajar perlu dipilih sesuai dengan materi yang diajarkan. Supaya penyampaian materi lebih optimal, siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dikatakan dapat dipenuhi dengan baik manakala keterampilan guru mengelola kelas secara baik. Media gambar karikatur dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang ingin membelajarkan menulis argumentasi. Dari segi proses, pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur dapat meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa, serta keterampilan guru dalam mengelola kelas. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai menulis argumentasi pada siswa dari siklus I sampai siklus III setelah dilakukannya tindakan pemanfaatan media tersebut. Peningkatan tersebut diiringi dengan pengoptimalan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah efektif yang dilakukan oleh commitinitoantara user lain: (1) memilih tema gambar peneliti untuk mengoptimalkan media
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karikatur yang sesuai dengan kurikulum dan dekat dengan kehidupan siswa, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berdiskusi tentang topik dalam gambar karikatur, (3) memberi kesempatan pada siswa untuk menggali ide, menyusun dan mengembangkan kerangka karangan argumentasi, (4) menyunting karangan dan menuliskannya kembali dalam bentuk paragraf argumentasi yang baik berdasarkan gambar karikatur tersebut dibawah bimbingan guru.
C. Saran Berdasarkan simpulan dari implikasi penelitian di atas, peneliti mengajukan saran kepada beberapa pihak berikut ini. 1. Bagi kepala sekolah a. Hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk melakukan penelitian dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya; b. Sebaiknya menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal. 2. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia a. Hendaknya
memberi
penjelasan
yang
jelas
bagi
siswa
tentang
karakteristik wacana argumentasi dan perbedaanya dengan jenis wacana yang lain; b. Hendaknya memberikan beberapa contoh wacana argumentasi kepada siswa supaya siswa lebih paham; c. Sebaiknya melakukan variasi metode penyampaian materi, termasuk memanfaatkan media dalam pembelajaran; serta d. Sebaiknya mengikuti forum-forum ilmiah atau membaca buku yang berkaitan dengan penerapan metode dan pemakaian media yang kreatif dan inovatif lalu menerapkannya dalam pembelajaran. 3. Bagi siswa a. Hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh tulisan argumentasi;
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hendaknya lebih akif dalam bertanya dan berdiskusi supaya memeroleh informasi penjelas yang cukup berkaitan dengan isi gambar karikatur.
4. Bagi Peneliti Lain a. Media gambar karikatur dapat diterapkan di kelas lain dan disekolah lain, terutama di kelas dengan permasalahan yang hampir sama; b. Bagi peneliti yang ingin memanfaatkan media gambar karikatur dalam pembelajaran menulis argumentasi dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran tersebut.
commit to user