Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi MMT-ITS Email:
[email protected]
ABSTRAK Rumah Sakit Umum Haji (RSUH) Surabaya merupakan salah satu rumah sakit yang sangat penting peranannya di Surabaya. Pada musim tertentu, pelayanan pada rawat inap Pavilliun kurang memadai karena adanya keterbatasan kamar. Berdasarkan kondisi ini, timbul permasalahan yaitu kriteria-kriteria dan sub kriteria apa yang melandasi penentuan prioritas pengembangan ruang rawat inap serta penentuan ruangan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi penentuan pengembangan ruang rawat inap serta memilih ruangan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi. Data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk kuesioner yang diambil dalam dua tahap survei, yaitu survei tentang kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengembangan ruang rawat inap dan survei tentang penentuan ruangan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi. Responden survei adalah pengurus Ruang Rawat Inap Pavilliun dan pihak manajemen RSUH Surabaya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Anayitical Hierarchy Process, sehingga diperoleh prioritas pengembangkan ruang rawat inap yang tepat. Berdasarkan hasil analisis diketahui kriteria dan sub kriteria paling penting yang melandasi penentuan pengembangan ruang rawat inap masing-masing adalah pasien dan waiting list. Berdasarkan perhitungan bobot alternatif, urutan prioritas alternatif ruang adalah ruang VIP, ruang kelas I, ruang kelas III, ruang kelas II dan ruang VVIP. Kata kunci : AHP, rawat inap, pavilliun.
PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan salah satu rumah sakit yang sangat penting peranannya di Surabaya, sehingga mempunyai beban yang tidak ringan dalam menjalankan peranannya sebagai salah satu organisasi sosial. Dalam perkembangannya, terdapat kenaikan jumlah pasien yang tinggi, kapasitas 120 tempat tidur ini tidak lagi memadai. Tidak memadainya jumlah tempat tidur ini dapat dilihat dari ”waiting list” pemesanan kamar rawat inap. Dari data tersebut, pihak Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merencanakan untuk menambah ruangan-ruangan untuk rawat inap sekaligus merubah statusnya dari Kelas C non pendidikan menjadi kelas B non pendidikan. Perubahan status ini mewajibkan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya menambah kapasitas tempat tidur menjadi 400-600 tempat tidur, yaitu sesuai dengan persyaratan sebagai Rumah Sakit kelas B non pendidikan. Pembagian jumlah ruang rawat inap yaitu: rawat inap pavilliun, rawat inap kelas A, rawat inap kelas C (Zaal). Sedangkan rawat inap yang akan dikembangkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
adalah rawat inap Pavilliun yang terdiri dari beberapa kelas, diantaranya: 1. Ruang Pavilliun kelas VVIP. 2. Ruang Pavilliun kelas VIP. 3. Ruang Pavilliun kelas I. 4. Ruang Pavilliun kelas II. 5. Ruang Pavilliun kelas III. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi penentuan pengembangan ruang rawat inap serta memilih ruangan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi pada ruang rawat inap Pavilliun. DASAR TEORI Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu tempat, tetapi juga suatu fasilitas, sebuah institusi, sebuah organisasi. Definisi yang paling klasik hanya menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi (atau fasilitas) yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Model AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, pada prinsipnya adalah memecahkan suatu situasi yang komplek, tidak terstruktur kedalam bagian komponenkomponennya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Hirarki Menurut (Suryadi dan Ramdhani, 2002) pengertian hirarki dalam kehidupan sehari-hari adalah tingkatan atau level. Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia. Mereka melibatkan pengidentifikasian elemen-elemen suatu persoalan, mengelompokkan elemen-elemen itu kedalam beberapa kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat-tingkat yang berbeda (Saaty, 1993). Analisa Sensitivitas Definisi analisa sensitivitas yaitu analisa untuk melihat pengaruh perubahan bobot atribut terhadap susunan alternatif. Adanya informasi baru atau perubahan kondisi kadangkala membuat orang mengubah penilaiannya sehingga otomatis hasil dari hierarki secara keseluruhan akan berbeda pula (Suryadi dan Ramdhani, 2002).
ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
METODOLOGI IDE AWAL Model Pendukung Keputusan Pemilihan Usulan Pengambilan Keputusam
Studi Literatur Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian
TAHAP 1 Penentuan Alat Dan Teknik Pengumpulan Data
Survei penentuan kriteriakriteria dan sub kriteria
Penyusunan kuesioner awal
Penentuan kriteria dan sub kriteria untuk pengembangan ruang rawat inap
TAHAP 2 Survei prioritas pengembangan ruang rawat inap Pavilliun di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Penyusunan Model Hirarki Penyusunan kuesioner penentuan prioritas pengembangan ruang rawat inap Penentuan Prioritas
Survei Kuesioner Model Hirarki (AHP) ANALISIS DATA 1. 2. 3. 4. 5.
Deskriptif Perhitungan bobot Uji konsistensi Pemilihan alternatif Analisis sensitivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Rancangan Penelitian.
HASIL Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai pengembangan ruang rawat inap pavilliun di Rumah akit Umum Haji Surabaya menggunakan metode AHP maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perubahan/Penambahan Kriteria dan Sub Kriteria pada penyebaran kuesioner No.
Kriteria
Perubahan/ Penambahan
1.
Pendapatan
Menambahkan sub kriteria pendapatan dari ruang tunggu pasien
2.
Harapan masyarakat
3.
Syarat klasifikasi
Menambahkan sub kriteria kartu miskin (Kakin) Menambahkan sub kriteria: Dokter sub spesialis Konsultan dokter
ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
2. Bobot kepentingan tiap kriteria adalah sebagai berikut: Kriteria No. Bobot Pendapatan 1 0,116 Biaya/ Cost 2 0,046 Tingkat kemudahan 3 0,056 Syarat klasifikasi 4 0,231 Nilai investasi 5 0,085 Harapan masyarakat 6 0,171 Pasien 7 0,295 Responden menentukan nilai pembobotan untuk kriteria Pendapatan sebesar 0,116, kriteria Biaya sebesar 0,046, kriteria Tingkat Kemudahan sebesar 0,056, kriteria Syarat Klasifikasi sebesar 0,231, kriteria Nilai Investasi sebesar 0,085, kriteria Harapan Masyarakat sebesar 0,171 dan kriteria Pasien sebesar 0,295. Urutan kriteria berdasarkan bobotnya antara lain kriteria Pasien, Syarat Klasifikasi, Harapan Masyarakat, Pendapatan, Nilai Investasi, Tingkat Kemudahan dan Biaya. 3. Sintesa akhir bobot alternatif ruang VVIP, ruang VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III dapat dilihat sebagai berikut: No. Ruang Bobot Akhir Ranking 1 VVIP 0.186 5 2 VIP 0.215 1 3 KELAS I 0.204 2 4 KELAS II 0.193 4 5 KELAS III 0.201 3 Sintesa nilai pembobotan alternatif ruang berdasarkan kriteria dan sub kriteria adalah ruang VIP sebesar 0,215, ruang kelas I sebesar 0,204, ruang kelas III sebesar 0,201, ruang Kelas II sebesar 0,193 dan ruang VVIP sebesar 0,186. Urutan alternatif ruang berdasarkan bobotnya antara lain ruang VIP, ruang kelas I, ruang kelas III, ruang Kelas II, dan ruang VVIP. 4. Sensitifitas perubahan bobot alternatif dengan simulasi dengan menaikkan bobot kriteria sebesar 10% adalah sebagai berikut: Alternatif VVIP VIP Kelas I Kelas II Kelas III
Bobot Awal
PD
18.6% 21.5% 20.4% 19.3% 20.1%
1.1% 0.9% -0.1% -0.8% -1.1%
Tingkat Perubahan Kritera BY TK SK NI HM -0.8% -0.3% 0.0% 0.5% 0.6%
-1.0% -1.1% -0.4% 1.0% 1.5%
0.4% 0.3% 0.1% -0.3% -0.5%
-1.1% -1.0% -0.6% 1.1% 1.5%
0.2% -0.7% -0.6% 0.4% 0.8%
PS -0.1% 0.4% 0.7% -0.3% -0.7%
Keterangan: PD BY TK SK NI HM PS
: : : : : : :
Pendapatan Biaya/ Cost Tingkat kemudahan Syarat klasifikasi Nilai investasi Harapan masyarakat Pasien
Pada analisis sensitivitas, kriteria yang paling sensitive terhadap perubahan bobot untuk merubah prioritas alternatif ruang adalah dalam kriteria Nilai Investasi, ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
sedangkan sebaliknya kriteria yang paling rendah sensitivitasnya adalah kriteria Syarat Klasifikasi. Artinya perubahan bobot pada kriteria Nilai Investasi akan mempengaruhi pada preferensi responden dalam pengembangan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. 5. Berikut di bawah ini gambar model hirarki keputusan yang telah dilengkapi dengan nilai bobot absolut multi atribut dan alternatif . GOAL
KRITERIA
SUB KRITERIA
ALTERNATIF RUANG
Ruang (0.056) Ruang tunggu (0.044)
Pendapatan (0,116)
Operasional (0.010) Utilitas (0.008) Perawatan alat (0.005) Penyusutan alat (0.004) Pembangunan ruang (0.024)
Pengadaan fasilitas (0.010) Jumlah kamar (0.086) Dokter spesialis (0.048)
KELAS I (0.204) 2
Luas lahan (0.022)
Tk Kemudahan (0,056)
Dokter sub spesialis (0.048)
Syarat Klasf (0,231)
Dokter umum (0.027) Konsultan dokter (0.024)
VIP (0.215) 1
PEMILIHAN PRIORITAS Penentuan Skala Prioritas Pengembangan Ruang Rawat Inap Pavilliun Di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Biaya (0,046)
KELAS II (0.193) 4
Perawatan ruang (0.019)
KELAS III (0.201) 3
Obat (0.016)
Fasilitas (0.029) Pelayanan (0.053) Murah (0.051) Rapid an bersih (0.024)
Harapan Masy (0,171)
Askes (0.023) Kartu Miskin (0.020) Waiting list (0.197) Pasien (0,295)
Internal (0.060) Rujukan (0.038)
ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-5
VVIP (0.186) 5
Ruang (0.055) Nilai Investasi (0,085)
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai pemilihan ruangan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi untuk dikembangkan di ruang rawat inap Pavilliun Rumah Sakit Umum Haji Surabaya menggunakan metode AHP maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan survei 1, kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi penentuan pengembangan ruang rawat inap rumah sakit di Surabaya adalah sebagai berikut: a. Kriteria Pendapatan, terdiri dari sub kriteria pendapatan obat, pendapatan sewa ruang dan pendapatan ruang tunggu pasien. b. Kriteria Biaya, terdiri dari sub kriteria biaya perawatan alat, biaya penyusutan alat, biaya utilitas, biaya perawatan ruang dan biaya operasional. c. Kriteria Tingkat Kemudahan, terdiri dari sub kriteria tingkat kemudahan pembangunan ruang, kemudahan pengadaan fasilitas dalam ruangan dan luas lahan. d. Kriteria Syarat Klasifikasi, terdiri dari sub kriteria jumlah kamar, dokter umum, dokter spesialis, dokter sub spesialis dan konsultan dokter. e. Kriteria Nilai Investasi, terdiri dari sub kriteria nilai investasi ruang dan nilai investasi pengadaan fasilitas ruangan. f. Kriteria Harapan Masyarakat, terdiri dari sub kriteria akses, pelayanan, rumah sakit murah, rapi dan bersih serta kakin. g. Kriteria Pasien, terdiri dari sub kriteria pasien internal, pasien rujukan dan waiting list. 2. Pemilihan alternatif ruangan berdasarkan kriteria dan sub kriteria adalah ruang VIP sebesar 0,215, ruang kelas I sebesar 0,204, ruang kelas III sebesar 0,201, ruang Kelas II sebesar 0,193 dan ruang VVIP sebesar 0,186. Urutan alternatif ruang berdasarkan bobotnya antara lain ruang VIP, ruang kelas I, ruang kelas III, ruang Kelas II, dan ruang VVIP. 3. Berdasarkan analisis sensitivitas, kriteria yang paling sensitive terhadap perubahan bobot untuk merubah prioritas alternatif ruang adalah dalam kriteria Nilai Investasi, sedangkan sebaliknya kriteria yang paling rendah sensitivitasnya adalah kriteria Syarat Klasifikasi. Artinya perubahan bobot pada kriteria Nilai Investasi akan mempengaruhi pada preferensi responden dalam pengembangan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA Aditama, T.Y. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Universitas Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan R.I. (2005) ”Standar Penyelenggaran Rumah Sakit Kelas B, C, dan D”, DepKes RI, Jakarta. Departemen Kesehatan R.I. (2005) ”Standar Rumah Sakit Pendidikan”, DepKes RI, Jakarta Istijanto. (2005), ”Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”. Gramedia, Jakarta. Riduwan. (2004), “Metode dan Teknik Menyusun Tesis”. Alfabeta, Bandung. Saaty, T.L., (1993) ”The Analytical Hierarchy Process; Planning, Priority Setting, Resource Allocation”. The Wharion School, University of Pennsylvania. Santoso, S. dan Tjiptono F. (2002) ”Riset Pemasaran”. Gramedia, Jakarta.
ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Sugiyono, (2005) ”Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung. Suryadi K., dan Ramdhani M. Ali (2002), ”Sistem Pendukung Keputusan”. Cetakan Keempat. CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.
ISBN : 978-979-99735-3-5 B-3-7