Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
DESAIN PRODUK PENUNJANG KEBERSIHAN PASIEN BED REST DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM Kristi Sentosa
Dr. Deddy Wahjudi. M. Eng
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : kebersihan pasien bed rest, produk, penunjang prosedur Abstrak Pasien bed rest di Rumah Sakit memerlukan perawat dan peralatan untuk membersihkan diri mereka sendiri di tempat dimana orang dengan keluhan kesehatannya (penyakit) datang berobat. Pengurangan penularan penyakit di Rumah Sakit memerlukan sistem manajemen kebersihan yang baik serta perawatan kebersihan pasien yang diatur dalam prosedur dan ditunjang peralatan. Gagasannya adalah mendesain perangkat kebersihan personal pasien bed rest dengan kenyamanan dan kemudahan bagi pasien dan perawat. Perangkat melingkup alat keramas, rak penyimpan seprai, baju bersih, bak baju, seprai kotor, selang, wadah air bersih, dan air kotor yang didesain dalam bentuk satu set. Diharapkan peralatan mengefisiensikan waktu prosedur dan memberi kenyamanan pemakainya.
Abstract Bed rest patient in hospital requires nurses and equipment to clean up after themselves in a place where people with health complaints (disease) for treatment. Reduction of disease transmission in the hospital requires good management hygiene system and cleanliness of patient care provided in the procedures and equipment supported. The idea is to design a personal hygiene device patient bed rest with the comfort and convenience for patients and caregivers. Including device shampooing equipment, storage rack sheets, clean clothes, dirty clothes, bed sheets, hoses, clean water container, and the dirty water container that was designed in the form of a set. Equipment is expected to streamline the procedure and give the user comfort.
Pendahuluan Berdasarkan pengalaman pribadi dalam melihat mengenai bagaimana seorang pasien bed rest dimandikan dan dicuci rambutnya, digagas sebuah ide kreatif pengembangan untuk menyelesaikan topik dan permasalahan mengenai produk penunjang kebersihan personal pasien. kebersihan personal pasien menyangkut memandikan pasien dan mencuci rambut pasien di tempat tidur menyangkut produk penunjang prosedur dan pengguna seperti baskom, alat mencuci rambut, ember, dll. Bagi pasien yang mendapat perawatan di ruang rawat inap, faktor kebersihan menjadi penting agar tidak tertular penyakit lain dalam rumah sakit. Selain itu, menjaga diri tetap bersih dapat meningkatkan kesembuhan pasien. Di Indonesia, pengembangan desain yang berkaitan dengan penunjang kebersihan pasien bed rest masih sedikit. Padahal mendesain produk seperti ini meningkatkan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan karena memiliki fungsi utama dalam membantu memfasilitasi orang yang sedang sakit dan juga membantu orang yang bertugas dengan ikhlas membantu orang – orang sakit ini yaitu para perawat
Gambar 1. Dokumentasi pengamatan langsung mencuci rambut pasien bed rest
Dari hasil pengamatan, perlengkapan kebersihan personal pasien bed rest masih sangat sederhana. Sehingga dalam penggunaan dan prosedurnya, ditemui berbagai kendala seperti tumpahan air, ketdaknyamanan, dan ketidakefisiensian dalam waktu dan tenaga penggunaan.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Desain Produk Penunjang Kebersihan Pasien Bed Rest di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Gambar 2. Produk penunjang kebersihan pasien di RS Advent
Sedangkan, analisa dari data dari hasil wawancara dan kuisioner terhadap pengguna langsung tidak jauh berbeda dari pengamatan. Dari sudut pandang pasien, secara prosedur dan perlakuan dari perawat dirasa sudah cukup baik, sedangkan untuk produk perlu ditingkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam menunjang pasien bed rest. Sedangkan dari sudut pandang perawat, produk kurang memadai dan masih memiliki kesulitan dalam pemakaiannya.
Bagan 1. Analisa data survey pengguna yaitu pasien (kiri) dan perawat (kanan)
Tujuan nya adalah mendesain produk penunjang kebersihan pasien bed rest dengan meningkatkan faktor ergonomi, kenyamanan, waktu pemakaian, dan fungsi produk ini agar pengguna dapat mempersingkat waktu prosedur sebelumnya dan meningkatkan kinerja serta kenyamanan dalam pemakaian produk – produk seperti ini.
Proses Studi Kreatif Dari hasil pengamatan dan survey, didapatkanlah hasil analisa berupa rekomendasi aspek – aspek yang harus dipenuhi oleh produk yang kemudian akan didesain nanti. Rekomendasi desain yang didapatkan adalah sebagai berikut, (1)Menggunakan alas mandi yang lebih luas permukaannya, agar alas di letakan sekali saja untuk mengefisiensikan waktu dan prosedur dari segi perawat, serta mengurangi gerakan pasien yang sedang sakit, (2)Alas mandi dan alat mencuci rambut diberi ketinggian dan kemiringan dengan kedalaman tertentu agar air tidak tumpah ke kasur namun mengalir melalui pembuangan, (3)Alas mandi dan alat mencuci rembut diberi alur pengeluaran agar pengaliran air lancar saat pasien dimandikan, (4)Alas mandi dapat digunakan untuk memandikan pasien dengan cara diguyur, diwashlap, maupun dengan metode tissue basah jika diperlukan, (5)desain harus ergonomis menunjang bagian tubuh pasien, (6)Terdapat sumber air bersih dan penampungan air kotor untuk memandikan pasien bed rest.
Bagan 2. Konsep
Dari Hasil analisa, image board, dan konsep yang telah disusun, maka berikut adalah sketsa alternatif yang dibuat. Berdasarkan fungsi dan kebutuhan pengguna.
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Kristi Sentosa
Gambar 4. Alternatif alat mencuci rambut (2 gambar sebelah kiri) dan troli (2 gambar sebelah kanan)
Gambar 4 diatas merupakan beberapa gambar sketsa alternatif yang dibuat sebagai alternatif desain untuk alat mencuci rambut dan perangkat troli untuk memandikan dan mencuci rambut pasien bed rest. Untuk alat mencuci rambut yang merupakan dua buah gambar yang berada disebelah kiri, sketsa pertama merupakan gambar alat mencuci rambut berbentuk kotak, dengan lekukan di tempat untuk menaruh leher dan kepala saya, serta diberi kemiringan agar air mengalir ke lubang pembuangan. Untuk sketsa alat mencuci rambut kedua merupakan sketsa dengan bentuk melengkung pada bagian di atas kepala, dengan kemiringan, dan bentik pinggiran yang melengkung dari leher lengkungan rendah, kemudian meninggi untuk menjaga kepala lebih stabil dan tidak bergerak, kemudian lengkungannya pada bagian belakang kepala lebih tinggi untuk mencegah tumpah atau cipratan air ke perawat di belakangnya. Kemudian untuk troli, untuk memaksimalkan fungsi desain harus terdapat penampung air bersih, penampung air kotor, tempat atau rak untuk linen, baju pasien, dan handuk bersih, keranjang untuk meletakan linen, handuk, dan baju pasien yang kotor, rak untuk menyimpan alat kramas, dan tempat untuk meletakan peralatan memandikan lainnya seperti sabun, bedak, shampoo, washlap, sisir, dll.
Gambar 5. Sketsa operasional dan alas memandikan pasien bed rest.
Sketsa alternatif operasional yang diajukan sebagai aplikasi dan desain alas memandikan pasien di tempat tidur dikemas dengan cara dilipat dan dapat disatukan dengan alat mencuci rambut. Gambar 5 diatas merupakan cara untuk menggunakan alas memandikan dan mencuci rambut disaat bersamaan, dengan mengikuti dan membuka lipatan. Lipatan di lipat dengan cara zig-zag seperti lipatan tisue kotak, sehingga memudahkan perawat untuk menarik sepanjang tempat tidur. Dengan cara ini pula, memudahkan aplikasi alat ini dengan pasien, yaitu pasien hanya perlu menggulingkan badan sekali ke kiri dan sekali ke kanan, tidak seperti mengaplikasikan perlak yang digunakan saat ini.
Hasil Studi dan Pembahasan Dari sketsa alternatif alat mencuci rambut diatas, dilakukan uji coba mengenai ergonomi dan bentuk, sehingga terpilihlah desain terpilih dari hasil uji coba berikut;
Gambar 6. Uji coba ergonomi dan bentuk
Dari hasil berbagai uji coba yang dilakukan, bentuk uji coba pada gambar 6, merupakan bentuk yang paling sesuai. Secara ergonomi ketebalan dan ketinggian pada bagian leher sudah cukup nyaman dan menunjang bagian leher pasien dengan bair, pada bagian kepala pun sudah di sanggah dengan ketinggian yang sedikit lebih rendah dari pada ketinggian leher, guna menyesuaikan bentuk lekukan tilang leher dan tempurung kepala. Untuk volume 47 cm x 50 cm 15 cm, dengan kapasitas air 28 liter air, dapat mengakomodasi pergerakan tangan perawat dalam melakukan prosedur mencuci rambut, dan juga menampung air dan rambut pasien. bentung yang melengkung tanpa sudut membuat alat ini mudah dibersihkan dan memudahkan air mengalir. Kemiringan dasar bak diiberi kemiringan dari lubang pembuangan sebesar
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Desain Produk Penunjang Kebersihan Pasien Bed Rest di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
10o untuk menjaga kelancaran aliran pengeluaran air. Untuk studi kemiringan didapatkan hasil yang sesuai seperti pada gambar 7, air mengalir dan berkumpul pada satu tempat.
Gambar 7. Gambar studi kemiringan dan aliran air.
Untuk material digunakan, material – material yang dapat menahan dan menampung air. Untuk desain bak penampung air, dan alat keramas, menggunakan fiberglass. Kemudian untuk alas memandikan pasien menggunakan bahan terpauline agar dapat dilipat sesuai dengan rancangan operasional pada gambar 5. Sebagai penyalur air bersoh dan kotor dapat menggunakan selang plastik yang putih bening. Pemilihan warna putih bening, dipilih agar penggguna dapat dengan mudah mengetahui jika selang sudah kotor dan menggantinya dengan yang baru.
Gambar 8. Material yang digunakan Terpauline (kiri), Fiberglass (tengah), selang (kanan)
Berdasarkan buku Dasar – Dasar Tata Rupa dan Desan karangan Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, warna hijau mempunyai karakter yang segar, muda, berkembang. Serta menjadi lambang yang memiliki arti kesegaran, dan pengharapan. Sedangkan untuk warna putih mempunyai karakter positif, merangsang, dan cerah. Serta menjadi lambang kesucian, kemurnian, kelemputan, kedamaian, ketenangan, kesopanan, dan kebersihan. Oleh karena itu, kedua warna tersebut dipilih menjadi warna produk yang akan dibuat nanti Berdasarkan buku Human Factors Design Handbooks karangan Wesley Woodson, terdapat data mengenai kinerja dan aktifitas manusia dalam menggunakan troli. Diantaranya terdapat data minimum ketinggian troli yaitu 76.2 cm agar jangkauan tangan pada handle troli tidak terlalu rendah yang menyebabkan ketidak nyamanan pengguna troli. Kemudian untuk rak terbawahnya harus memiliki ketinggian minimal 30 cm dari darat.sedangkan untuk ketinggian troli diharapkan tidak menutupi pandangan mata pendorog troli. Troli harus dapat memuat bak penampung air bersih, bak penampung air kotor, rak untuk linen, handuk, dan baju pasien bersih, keranjang untuk handuk, linen, dan baju pasien kotor, tempat untuk peralatan mandi seperi shampoo, sabun, bedak, dll, serta alat mencuci rambut pasien bed rest. Dari hasil penelitian dan data ergonomi dan data antropometri yang didapatkan, maka terpilihlah desain sebagai berikut;
Gambar 10. Desain Terpilih (Alat mencuci rambut, bak air kotor, bak air bersih, troli, 1 set alat penunjang kebersihan pasien)
Penutup Hasil pengamatan dan studi mempertajam dan memperdalam penelitian serta studi perihal desain penunjang kebersihan personal pasien bed rest. Studi yang dilakukan antara lain meliputi, ergonomi, antropometri, bentuk, material, warna, dan teknis yang harus ditambahkan dan diperhatikan dalam mengembangkan produk penunjang kebersihan pasien bed rest ini. 4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Kristi Sentosa
Studi ergonomi yang dilakukan antara lain studi bentuk kepala dan leher untuk alat mencuci rambut dan studi tubuh manusia saat berbaring dan miring di tempat tidur. Aspek ergonomi sangat penting dalam mendesain produk yang akan digunakan oleh manusia dalam jangka waktu yang cukup sering karena ergonomi menyangkut kenyamanan, efisiensi, dan efektifitas kinerja manusia itu sendiri. Dalam memutuskan desain ergonomi dan desain bentuk yang akan dipilih, penulis telah melakukan beberapa studi model yang telah di uji ergomoni, bentuk, dan teknis yang akan digunakan. Melalui studi model ini, penulis memutuskan desain mana yang terpilih dar alternatif - alternatif yang diajukan sebelumnya. Setelah studi model selesai, penulis akhirnya masuk ke tahap proses pembuatan prototipe untuk uji coba produk . Dengan
menggunakan langkah – langkah oprasional produk sebagai berikut;
1
2
3
4
1
1
1
1
1
1
5 1 1
6
7
8
9
1
1
1
1
1
1
1
1
10
11
12
1
1
1
1
1
1
13
14
1 11. Operasional Produk 1 Gambar 1
1
15
Operasional Produk: 1 Sambungkan selang ke keran air dan bak air bersih di atas 2 Isi bak dengan air bersih 3 Dorong bak yang sudah siap ke ruang pasien rawat inap 4 Persiapkan alat mencuci rambut di kepala pasien 5 Persialkan alas memandikan dari bagian terjauh sisi perawat 6 Tarik sisi satunya untuk menjadi alas tubuh pasien bed rest. 7 Rapikan dan pastikan alas berada pada posisi yang tepat 8 Sambungkan selang ke alat keramas 9 Selang kemudian dimasukan ke bak penampungan air kotor 10 Sambungkan selang kedua ke alas memandikan 11 Alirkan selang kedua ke bak air kotor 12 Pasien siap dicuci rambutnya sesuai prosedur RS 13 Pasien siap dimandikan sesuai prosedur RS 14 Bereskan kembali alas memandikan dan alat keramas, pastikan tidak ada air yang menggenang 15 Buang air kotor
1 1
Uji coba produk yang dilakukan dengan mensimulasikan produk dalam situasi yang menyerupai rumah sakit, dengan ketinggian tempat tidur di sesuakan dan model pasien dikondisikan dalam keadaan berbaring bagai pasien bed rest di ruang rawat inap rumah sakit umum.
Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Deddy Wahjudi. M. Eng.
Daftar Pustaka Sanyoto, Drs. Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar – Dasar Tata Rupa & Desain. CV. Arti Bumi Intaran :Yogyakarta Woodson, Wesley E.1981.Human Factors Design Handbook. McGraw-Hill : Amerika Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ITB. Data Antropometri Indonesia. 15 Maret 2012. http://antropometri.ti.itb.ac.id/kontak.php Malau, Julerman. 2009. Standar Prosedur Operasional (SOP) Keterampilan Klinik Keperawatan Dasar. RS Advent Bandung: Jl. Cihampelas No. 161, Bandung Republik Indonesia. Undang – Undang Dasar 1945. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5