KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus Dyah Arum Anggraeni 1, Subchan 2, Subiono 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
[email protected] 1
[email protected] 2
[email protected] 3
Abstrak Transportasi udara kini mengalami perkembangan sangat pesat. Penjadwalan penerbangan pun menjadi salah satu hal penting yang harus diperhitungkan dengan baik. Penelitian ini membahas mengenai jadwal keberangkatan pesawat yang transit sehingga ada sinkronisasi jadwal antar rute keberangkatan selanjunya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Aljabar Maxplus. Model sistem yang dipakai adalah pertidaksamaan linier A x ≤ b dengan A adalah elemen berupa durasi penerbangan dan durasi transit/transfer penumpang, b adalah waktu penutupan gate, dan x adalah jadwal keberangkatan pesawat dari bandara asal. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini berupa jadwal keberangkatan pesawat dari bandara asal dimana jadwal ini lebih baik dari jadwal yang ada karena dapat memenuhi rute-rute penerbangan selanjutnya dengan waktu tunggu penumpang yang lebih singkat. Kata kunci: Penjadwalan, Transit, Pemodelan, Aljabar Maxplus
1. Pendahuluan Transportasi adalah salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, baik darat, laut, maupun udara. Dan dewasa ini, persaingan bisnis penerbangan manjadi semakin ramai. Hal tersebut menuntut pihak bandara dan maskapai penerbangan dapat mengatur waktu dengan baik agar para penumpang dapat terlayani secara optimal. Penjadwalan penerbangan pun menjadi suatu hal penting untuk diperhatikan karena masih kerap terjadi penundaan atau pembatalan penerbangan yang menjadi salah satu faktor keterlambatan penumpang ke bandara tujuan. Berbagai jenis analisis model tentang penjadwalan penerbangan sudah pernah dikembangkan sebelumnya, namun masih jarang penelitian yang fokus pada jadwal keberangkatan pesawat-pesawat dari bandara asal agar terjadi sinkronisasi jadwal antar pesawat. Tidak semua maskapai penerbangan memiliki rute yang diinginkan penumpang sehingga seringkali penumpang harus transit atau transfer ke maskapai penerbangan lain. 76 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
Hal inilah yang harusnya menjadi perhatian karena ketika pesawat dari kota asal mengalami keterlambatan, maka itu dapat mengakibatkan penumpang ketinggalan pesawat berikutnya. Beberapa pesawat penerbangan komersial yang berangkat dari bandara asal menuju suatu bandara utama adakalanya memuat penumpang yang akan melakukan transit atau transfer. Untuk melanjutkan penerbangan berikutnya, pesawat-pesawat lain telah terhubung di pintu-pintu keberangkatan. Waktu keberangkatan dan penutupan gate di bandara utama tadi telah diberikan dan tidak bisa diubah. Dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana jadwal keberangkatan di bandara asal agar penumpang yang akan transit atau transfer tidak menunggu penerbangan berikutnya dalam waktu terlalu lama atau bahkan ketinggalan penerbangan. Dengan menghimpun data berupa durasi waktu transfer, lamanya penerbangan, dan waktu penutupan gate, nantinya akan dibentuk model Aljabar Maxplus. Analisis model penjadwalan dilakukan dengan menggunakan Aljabar Maxplus karena memiliki kemudahan dalam menerjemahkan aturan sinkronisasi pada discrete event system sehingga hasil yang diperoleh menginterpretasikan keperiodikan dari sistem yang diteliti (Rakhmawati, 2012). Dalam studi kasus penerbangan ini diharapkan memiliki keluaran waktu keberangkatan pesawat-pesawat dari bandara asal.
2. Metode Aljabar Maxplus Penelitian mengenai penjadwalan menggunakan metode Aljabar Maxplus telah beberapa kali dilakukan. Adapun komponen yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini antara lain waktu tempuh penerbangan, jam keberangkatan, jam kedatangan, waktu transfer antar kedatangan, dan waktu penutupan boarding gate, sedangkan yang dicari adalah jam keberangkatan pesawat dari bandara asal. Berikut diberikan definisi struktur Aljabar Maxplus (Subiono, 2012). ≝
Diberikan Pada
⋃{ } dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan
didefinisikan operasi berikut: ⋁ , ⨁
∈
≝ −∞.
,
≝ max{ , } dan ⊗
≝
+ .
Diberikan teorema sebagai berikut (Subiono, 2012). Misalkan
∈
adalah suatu matriks tak tereduksi yang setiap kolomnya memuat
setidaknya satu elemen tidak sama dengan dan [ ∗ ( , )] = min{
77 | SEMNASTIKA UNESA 2013
−
,
∈ | ∈
, maka dan
,
> }
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
⨂ =
Hal ini menjelaskan bahwa persamaan
selalu memiliki penyelesaian
⨂ ≤ . Bentuk matriks persamaan
suboptimal x yang memenuhi
⨂ =
adalah
sebagai berikut: ⋯ ⋱ ⋯
,
⋮ ,
,
⋮
⨂
⋮
⋮
=
,
atau (
,
⨂
)⨁(
,
⨂
)⨁ … ⨁(
,
⨂
)=
(
,
⨂
)⨁(
,
⨂
)⨁ … ⨁(
,
⨂
)=
,
⨂
)⨁(
(
,
⨂
)⨁ … ⨁(
,
⨂
)=
atau ditulis dalam notasi baku sebagai berikut: max { max {
, ,
+
+
,…, ,…,
,…,(
,
+
}= }=
max {
,
⨂ =
memiliki penyelesaian jika dan hanya jika
Persamaan
+
+
,
,
+
)} = ̅ adalah ̅
penyelesaian dari Jika ∈
⨂ ̅=
⨂ =
dan penyelesaian dari
memiliki penyelesaian, maka
⨂ = ,
+
adalah ≤
=
⋮
.
untuk semua
dan ∈ .
3. Pembahasan Hasil Pada bab ini dibahas mengenai model penjadwalan pesawat yang transit di bandara Juanda menggunakan Aljabar Maxplus. Pembahasan dimulai dengan pencarian data mengenai waktu tempuh dari bandara - bandara asal ke bandara Juanda, durasi transit atau transfer penumpang, dan ketentuan jadwal keberangkatan di bandara Juanda, kemudian dibentuk graf dari rute yang bisa dijadikan tujuan penerbangan selanjutnya dari daerah asal. Setelah itu dibentuk matriks-matriks yang memenuhi sistem dari setiap daerah asal. Selanjutnya dilakukan penyusunan desain penjadwalan keberangkatan pesawat transit dari bandara asal. 3.1 Penentuan Durasi Penerbangan Waktu tempuh penebangan pada laporan Penelitian ini ditentukan mulai dari block 78 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
off hingga block on suatu pesawat. Berikut ini diberikan waktu tempuh penerbangan pada Tabel 1. Tabel 1: Waktu Tempuh Penerbangan Variabel
Kota Asal
Waktu Tempuh (menit)
d1
Bandung
90
d2
Balikpapan
100
d3
Banjarmasin
75
d4
Denpasar
65
d5
Makassar
105
d6
Mataram
60
d7
Batam
145
3.2 Durasi Transit/Transfer Durasi transit untuk maskapai Garuda maupun Citilink membutuhkan waktu sepuluh menit. Sedangkan durasi transfer Citilink ke Garuda memakan waktu 73 menit dan durasi transfer Garuda ke Citilink memakan waktu 71 menit. 3.3 Waktu Penutupan Gate Sedangkan untuk mencari waktu penutupan gate, diberikan data pada tabel 2. Jam operasional bandara dimulai pada pukul 05.30 WIB. Jadi, waktu penutupan gate adalah lama dari jam mulai operasional hingga jam gate ditutup dalam satuan menit. Tabel 2: Jadwal Keberangkatan Pesawat dari Bandara Juanda Waktu Penutupan
Label
Kota
Waktu
Tujuan
Penutupan
Label
Kota Tujuan
07:15
b1
Denpasar
14:30
b14
Mataram
07:20
b2
Balikpapan
14:50
b15
Denpasar
08:30
b3
Denpasar
15:40
b16
Balikpapan
09:30
b4
Denpasar
16:10
b17
Mataram
10:05
b5
Makassar
16:20
b18
Banjarmasin
10:25
b6
Banjarmasin
16:25
b19
Balikpapan
11:15
b7
Denpasar
16:55
b20
Denpasar
11:15
b8
Bandung
17:20
b21
Balikpapan
12:25
b9
Balikpapan
18:25
b22
Batam
79 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
12:50
b10
Denpasar
18:30
b23
Denpasar
13:10
b11
Banjarmasin
19:55
b24
Makassar
13:35
b12
Makassar
20:25
b25
Denpasar
14:10
b13
Balikpapan
3.4 Penentuan Jalur Penerbangan Penumpang yang melakukan transit atau transfer pasti melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya. Berikut ini diberikan rute penerbangan yang mungkin antara maskapai Garuda dan Citilink di bandara Juanda.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Bandung yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Balikpapan, Denpasar, Makassar, Mataram, dan Banjarmasin.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Balikpapan yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Denpasar, Makassar, Mataram, Batam, dan Bandung.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Banjarmasin yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Denpasar, Makassar, Mataram, Batam, dan Bandung.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Denpasar yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Balikpapan, Batam, Makassar, Mataram, Banjarmasin, dan Bandung.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Makassar yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Balikpapan, Denpasar, Batam, Mataram, Banjarmasin, dan Bandung.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Mataram yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Balikpapan, Batam, Makassar, Banjarmasin, Jakarta, dan Bandung.
Rute yang memungkinkan untuk penumpang dengan keberangkatan dari Batam yang transit/transfer di bandara Juanda antara lain Balikpapan, Denpasar, Makassar, Mataram, dan Banjarmasin.
3.5 Aturan Sinkronisasi Penyusunan aturan sinkronisasi di sini bertujuan untuk mengetahui keberangkatan pesawat pada suatu gate tertentu harus menunggu kedatangan penumpang dari daerah 80 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
mana saja agar bisa melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya. Berikut aturan sinkronisasi yang mungkin dilakukan. Keberangkatan pertama adalah Denpasar yang menunggu x1, x3, x6
Keberangkatan ke-2 adalah Balikpapan yang menunggu dari x1, x2, dan x21.
Keberangkatan ke-3 adalah Denpasar yang menunggu dari x1, x3, dan x6.
Keberangkatan ke-4 adalah Denpasar yang menunggu dari x5, x3, dan x8.
Keberangkatan ke-5 adalah Makassar yang menunggu dari x4, x3, x21, x8.
Keberangkatan ke-6 adalah Banjarmasin yang menunggu dari x5, x4, dan x21.
Keberangkatan ke-7 adalah Denpasar yang menunggu dari x5, x11, dan x19.
Keberangkatan ke-8 adalah Bandung yang menunggu dari x4, x5, x11, x19, x21.
Keberangkatan ke-9 adalah Balikpapan yang menunggu dari x13, x7, dan x22.
Keberangkatan ke-10 adalah Denpasar yang menunggu dari x13, x11, dan x22.
Keberangkatan ke-11 adalah Banjarmasin yang menunggu dari x13, x9, x15, x21, x14.
Keberangkatan ke-12 adalah Makassar yang menunggu dari x9, x11, x15, x21, dan x14
Keberangkatan ke-13 adalah Balikpapan yang menunggu dari x13, x10, x14, x27, dan x15.
Keberangkatan ke-14 adalah Mataram yang menunggu dari x20, x10, x14, x18, x15, dan x24.
Keberangkatan ke-15 adalah Denpasar yang menunggu dari x20, x15, x14, x18, dan x24.
Keberangkatan ke-16 adalah Balikpapan yang menunggu dari x20, x12, dan x27.
Keberangkatan ke-17 adalah Mataram yang menunggu dari x20, x16, x18, dan dari x25.
Keberangkatan ke-18 adalah Banjarmasin yang menunggu dari x20, x16, dan x27.
Keberangkatan ke-19 adalah Balikpapan yang menunggu dari x20, x16, dan x27.
Keberangkatan ke-20 adalah Denpasar yang menunggu dari x28, x18, x25.
Keberangkatan ke-21 adalah Balikpapan yang menunggu dari x28, x17, dan x27.
Keberangkatan ke-22 adalah Batam yang menunggu dari x28, x23, x26, x29, dan x27.
Keberangkatan ke-23 adalah Denpasar yang menunggu dari x28, x23, dan x26.
Keberangkatan ke-24 adalah Makassar yang menunggu x23, x26, x31, x27.
Keberangkatan ke-25 adalah Denpasar yang menunggu dari x28, x23, dan x30 .
3.6 Pemodelan di Bandara Juanda
81 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
⨂ =
Model yang digunakan adalah dengan sistem persamaan
dimana A
adalah penjumlahan antara durasi transit/transfer sesuai alur transit/transfer penumpang dan durasi penerbangan terkait,
adalah waktu keberangkatan pesawat dari bandara asal,
dan b adalah waktu penutupan gate. Setelah dibuat graf
berarah, selanjutnya dibuat matriks A ukuran 25x31.
Sedangkan matriks b berukuran 25 x 1, dan matriks x berukuran 31 x 1 yang ditulis dalam bentuk ⨂ =
atau dapat dijabarkan sebagai berikut , ,
+ ⋮ +
⋯ ⋱ ⋯
, ,
+ ⋮ +
⨂
⋮
=
⋮
Jika elemen pada matriks tersebut tidak memiliki rute berikutnya, maka dia bernilai . Dengan bantuan Scilab dan Maxplus Toolbox (Subiono dan Adzkiya, 2012), didapat suatu nilai dari x1 hingga x31. Nilai tersebut lalu dikonversikan dalam satuan waktu yang digunakan menjadi jam keberangkatan. 3.7 Desain Penjadwalan Setelah didapatkan hasil perhitungannya, disusunlah jadwal keberangkatan pesawat dari kota asal seperti pada Tabel 3 berikut. Tabel 3: Desain Jadwal Keberangkatan dari Bandara Asal Label
Waktu Keberangkatan
Kota Asal
Label
Waktu Keberangkatan
Kota Asal
x1
04:24
Makassar
x17
15:04
Denpasar
x2
06:05
Denpasar
x18
12:22
Banjarmasin
x3
04:47
Banjarmasin
x19
08:22
Balikpapan
x4
07:49
Denpasar
x20
11:52
Makassar
x5
07:27
Makassar
x21
08:55
Mataram
x6
05:25
Balikpapan
x22
09:57
Balikpapan
x7
11:10
Denpasar
x23
17:00
Banjarmasin
x8
07:40
Balikpapan
x24
11:39
Balikpapan
x9
10:54
Denpasar
x25
13:19
Balikpapan
x10
12:55
Denpasar
x26
16:35
Balikpapan
x11
08:47
Banjarmasin
x27
15:10
Mataram
x12
14:25
Denpasar
x28
14:24
Makassar
82 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
x13
09:52
Makassar
x29
17:10
Denpasar
x14
10:35
Batam
x30
18:35
Balikpapan
x15
10:29
Bandung
x31
17:37
Denpasar
x16
13:54
Denpasar
Setelah mendapatkan desain penjadwalan yang disusun dengan Aljabar Maxplus, dilakukan perbandingan dengan jadwal yang sesungguhnya. Berdasarkan perbandingan tersebut, ada beberapa kedatangan dari jadwal sebenarnya yang ternyata tidak bisa meneruskan perjalanan ke rute-rute tertentu dikarenakan waktu kedatangannya melebihi waktu penutupan gate rute berikutnya. Hal ini menyebabkan adanya keterbatasan pilihan untuk penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke suatu daerah. Selain itu, ada pula waktu tunggu yang sangat lama ke suatu rute begitu juga di penerbangan lainnya sehingga mau tidak mau penumpang harus menunggu lama. Sedangkan jika dengan metode Maxplus, tidak ada keterlambatan penerbangan ke rute-rute berikutnya. Waktu tunggu penumpang di beberapa gate pun cukup normal dan tidak terlalu lama. Jika ada yang dirasa terlalu lama, penumpang dapat memilih penerbangan yang lain dengan waktu tunggu yang tidak banyak memakan waktu.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dari Penelitian ini antara lain: Bentuk model yang digunakan adalah dengan sistem pertidaksamaan A x ≤ b dimana memiliki penyelesaian suboptimal waktu keberangkatan yang memenuhi maksimum dari penjumlahan durasi penerbangan dan durasi transit/transfer selalu kurang dari atau sama dengan waktu penutupan gate keberangkatan di bandara utama. Jadwal keberangkatan pesawat yang dihitung menggunakan Aljabar Maxplus lebih baik daripada jadwal yang ada karena pasti dapat memenuhi keberangkatankeberangkatan berikutnya dari penumpang yang transit atau transfer dengan waktu tunggu yang tidak terlalu lama dan eror keterlambatan yang kecil. 4.2 Saran Pada penelitian ini tidak mempermasalahkan perihal biaya dan kapasitas penumpang pada setiap penerbangan. Untuk itu masih perlu adanya perbaikan 83 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013
KURIKULUM 2013, APLIKASI DAN PERANNYA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MATEMATIKA ISBN No. 978 – 17146 – 4 – 5
dipenelitian selanjutnya dengan memperhatikan faktor-faktor di atas agar implementasi penelitian dapat sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu perlu ada pengkajian ulang terkait jumlah kedatangan pesawat dari daerah-daerah asal tertentu untuk memenuhi kebutuhan penumpang agar waktu tunggu mereka ketika transit/transfer dapat lebih singkat.
5. Pustaka Rakhmawati, N., (2012). Studi Perencanaan Jadwal Busway di Surabaya Menggunakan Aljabar Max-plus. Tesis Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Surabaya. Subiono, (2012). Aljabar Maxplus dan Terapannya. Buku Ajar Mata Kuliah Pilihan Pasca Sarjana Matematika, ITS. Surabaya. Subiono, Adzkiya, D., (2012). Maxplus Algebra Toolbox Ver 1.1.0. Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
84 | SEMNASTIKA UNESA 2013
18 MEI 2013