Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
i
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ..........................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………....……...v PETA KONSEP MODUL …………………………………………………....………. vi MODUL PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIS A. Pendahuluan ………………………………………………………....…………1 1. Deskripsi Singkat …………………….......................................................1 2. Prasyarat Kompetensi ……………….......................................................2 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) .........................3 4. Relevansi Modul ...........……………………………………..…....………..3 B. KEGIATAN BELAJAR …............................................................................ 4 Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Indikator Keberhasilan …..………………………………………….....……4 1.
Uraian dan contoh .......................................................................... 4 A. Persiapan Pemeriksaan Kapal ...................................................7 B. Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal………………………………… 8 C. Pemeriksaan Sistematis ………………………………………….. 13 1) Pemeriksaan …………………………………………………. 14 2) Informasi ……………………………………………………… 14 3) Rangkaian Kegiatan Pemeriksaan …………………………. 15 D. Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya …………………..19 E. Terminologi Nautika ………………………………………………. 23 F. Draft Kapal …………………………………………………………..33
2.
Latihan . ……..……………………………....………………………..... 40
3.
Rangkuman …………………………………....………………………. 41
4.
Tes Formatif .. ………………………………....………………………. 42
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
ii
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 5.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………………....…….................... 45
PENUTUP ………………………………………………………...………………….. 46 TES SUMATIF …………………………............................................................... 47 KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) ……...…………… 53 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...……………. 54
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
iii
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
1
Pemeriksaan Sistematis
13
2
Pemeriksaan Sebenarnya
15
3
Denah Kamar Mesin
18
4
Sayap Anjungan dengan Kompas Gyro dan Lampu
19
Sorot 5
Ruang Peta
20
6
Tiang Utama Tampak dari Sayap Anjungan
21
7
Rantai Jangkar (Anchor cable)
23
8
Pipa Rantai Jangkar (Anchor Hawes Pipe)
24
9
Ruang Kemudi (Bridge with Radar)
25
10
Tiang Utama Kapal dengan Christmas Tree dan
26
Crow’s Nest 11
Sekoci Penyelamat
26
12
Sisi Kapal
28
13
Rakit Penyelamat (Life Raft) memiliki masa
28
kadaluarsa 14
Tangga Pandu Yang Disimpan
30
15
Tanda Bahaya Di Tempat Masuk Monkey Island
30
16
Smokestack (Cerobong Kapal/Funnel)
32
17
Mooring Winches
32
18
Denah Kapal (I)
35
19
Denah Kapal (II)
35
20
Denah Kapal (III)
36
21
Denah Kapal (IV)
36
22
Skala Draft Kapal
37
23
Draft Kapal
38
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
iv
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut. Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut); 3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ini; 4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada bagian akhir modul ini. 6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar
x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari
kegiatan belajar
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
v
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
PETA KONSEP Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.
DTSS DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
vi
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
A PENDAHULUAN
MODUL PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIS 1. Diskripsi singkat Sarana pengangkut yang tiba dari luar daerah pabean mempunyai resiko untuk dijadikan alat untuk melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan. Hal ini mengingat banyak pihak memiliki akses terhadap sarana pengangkut ketika sarana pengangkut tersebut berada di luar daerah pabean. Dapat anda bayangkan bagaimana ramainya suatu pelabuhan laut internasional atau bandara
internasional.
Belum
lagi
bila
hal tersebut
dikaitkan
dengan
kemungkinan adanya konspirasi internal antara pelaku pelaku dengan oknum di lingkungan agen sarana pengangkut tersebut. Dari pemikiran seperti itu maka pemeriksaan sarana pengangkut menjadi penting, hal ini dimaksudkan agar hak-hak negara, berupa penerimaan pajak, dapat terjamin. Juga agar jangan sampai barang-barang impor yang masuk jenis larangan dan pembatasan masuk secara illegal dengan menggunakan sarana pengangkut tersebut.
Penghentian sarana pengangkut untuk pemeriksaan
terhadap sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dalam rangka penindakan dilakukan oleh Satuan Tugas yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan Surat Perintah yang dikeluarkan oleh DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
1
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang dan diterbitkan berdasar kan petunjuk yang cukup. Penghentian sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai tanpa Surat Perintah hanya dalam keadaan mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup bahwa sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya
belum
dipenuhi/diselesaikan
kewajiban
pabeannya,
tersangkut
pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau peraturan larangan/ pembatasan impor atau ekspor. Keadaan mendesak sebagaimana dimaksud adalah suatu keadaan dimana penegahan harus seketika itu dilakukan dan apabila tidak dilakukan dalam arti harus menunggu surat perintah terlebih dahulu, barang dan sarana pengangkut tidak dapat lagi ditegah sehingga penegakan hukum tidak dapat lagi dilakukan. Petunjuk yang cukup sebagaimana dimaksud adalah bukti permulaan ditambah dengan keterangan dan data yang diperoleh antara lain, laporan pegawai; laporan hasil pemeriksaan biasa; keterangan saksi dan/atau informan; hasil intelijen; atau hasil pengembangan penyidikan. Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian sebagaimana dimaksud segera melaporkan penghentian sarana pengangkut kepada Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam terhitung sejak penghentian dilakukan. Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang sebagaimana dimaksud tidak menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak menerima laporan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya. Yang dimaksud pemeriksaan dengan cara konvensional adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat dan peralatan yang sederhana, yang dominan menggunakan pengalaman dalam pelaksanaan tugas, dan biasanya dilakukan untuk kapal yang belum memiliki peralatan dan kelengkapan yang modern. Sedangkan pemeriksaan kapal secara modern adalah pemeriksaan kapal secara sistematik dengan menggunakan peralatan modern dan dibutuhkan keahlian khusus dibidang pemeriksaan kapal, yaitu ships search.
Kegiatan
dalam rangka impor ekspor, dan pengangkutan barang tertentu, di lakukan di Pelabuhan, dan dominan mengguna kan kapal, untuk itu agar penanganan dan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
2
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis penyelesaian perkara atau pelanggaran Kepabeanan dan Cukai oleh Pegawai Ditrektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi optimal dan berdaya guna serta berhasil guna disusunlah modul berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 Tentang Kepabeanan, Undang-undang Lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada DJBC beserta ketentuan pelaksanaannya, disusun dalam bentuk Modul dengan
judul
“Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik” disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Ships Search.
2. Prasarat Kompetensi 1. Pangkat minimal Gol. II. 2. Lulusan DTSD I (Kurikulum 2005) atau lulusan DTSS I / II (Kurikulum 2006) atau Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai. 3. Usia maksimal 45 tahun. 4. Sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter 5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin. 6. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain. 7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Setelah
mengikuti
pembelajaran ini
peserta
diharapkan
mampu
melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik, atas pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal.
Kompetensi Dasar Bahan ajar atau Modul Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik ini dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan Cukai sehingga memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan kapal. Bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
3
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis sebagai pedoman dalam mengikuti ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta Diklat Ships Search dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang specialisasinya.
4. Relevansi Modul
Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data, definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar. Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari, berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan kreatif.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
4
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
B KEGIATAN BELAJAR
PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIS Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu : Melaksanakan pemeriksaan kapal secara sistematis dengan benar
1. Uraian dan Contoh
Sarana pengangkut ialah setiap kendaraan/angkutan melalui laut, udara ataupun melalui darat , seperti pesawat udara, kapal laut, truk atau sarana lain yang dapat digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Terhadap sarana pengangkut Pejabat Bea dan Cukai mempunyai wewenang untuk melakukan penindakan di bidang Kepabeanan sebagai upaya
untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai pelanggaran ketentuan Undang-undang untuk menjamin hak-hak negara dan dipatuhinya ketentuan Undang-undang, penindakan tersebut meliputi penghentian dan pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang diatasnya, penegahan terhadap barang dan sarana pengangkut, dan penguncian, penyegelan, dan/atau DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
5
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis pelekatan tanda pengaman yang diperlukan terhadap sarana pengangkut. maupun barang yang ada diatasnya Sarana pengangakut laut yaitu kapal dalam kegiatan pelayarannya terikat ketentuan internasional, dalam rangka pelaksanaan tugas kepabeanan Bea dan Cukai dapat melakukan pemeriksaan kapal, pelaksanaan tugas biasanya diawali dengan cara pinindakan, dalam hal tempat penghentian tidak mungkin dilakukan pemeriksaan karena alasan mengganggu ketertiban umum; dan membahayakan keselamatan pengangkut, kapal, dan petugas Bea dan Cukai. Satuan Tugas Bea dan Cukai memerintahkan pengangkut untuk membawa kapal nya ke tempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan, Kantor Pabean terdekat atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit surat perintah, sekarang ketentuannya dapat dibawa ketempat atau kantor pabean yang muda dicapai.Satuan tugas bea dan cukai yang melakukan pemeriksaan kapal di tempat penghentian atau tempat yang sesuai untuk pemeriksaan, wajib menunjukkan surat perintah kepada pengangkut;dan memberitahukan maksud dan tujuan pemeriksaan Dalam pemeriksaan, pengangkut wajib menunjukkan semua surat dan dokumen yang berkaitan dengan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya serta denah situasi bagi kapal di laut kepada pejabat Bea dan Cukai. Dalam hal pengangkut tidak memenuhi kewajibannya, satuan tugas Bea dan Cukai berwenang mencari semua surat dan dokumen dan memeriksa tempat-tempat dimana disimpan surat atau dokumen yang diperlukan. Setiap tindakan, satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Untuk keperluan pemeriksaan barang di atas kapal, pengangkut/nakhoda atau kuasanya wajib menunjukkan bagian-bagian/tempat-tempat dimana disimpan barang; menyerah-kan barang dan membuka peti kemas/kemasan barang; dan menyaksikan pemeriksaan.
Dalam hal pengangkut atau kuasanya tidak
memenuhi kewajibannya , satuan tugas Bea dan Cukai berwenang melakukan pemeriksaan karena jabatan. Setiap tindakan pemeriksaan kapal secara jabatan, Satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Dalam hal hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut
dan/atau
barang
di
atasnya
dapat
segera
meneruskan
perjalanannya.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
6
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Dalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, kapal dan/atau barang di atasnya ditegah dan dibawa ke Kantor Pabean yang mudah dicapai atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah dan diserahkan kepada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai (PPNC DJBC) untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Atas hasil pemeriksaan kapal dan/atau barang di atasnya, pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dalam rangka
pemeriksaan kapal,
diperlukan
juga
pengetahuan
ketentuan dan terminologi nautika, nautika ini penting agar kapal berlayar tidak ada gangguan teknis, maupun non teknis. Untuk optimalisasi hasil pemeriksaan kapal dilakukan pemeriksaan kapal secara sistematisn dan menggunakan pengetahuan dan alat yang lebih maju atau modern. Maksud dari suatu pemeriksaan kapal adalah agar setiap pihak yang terkait dengan pengoperasian kapal yang datang dari luar daerah pabean mematuhi ketentuan tentang kewajiban untuk memberitahukan barang-barang impor yang dibawanya dari luar daerah pabean, sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabeanan, khususnya ketentuan yang diatur dalam pasal 7 Undang-Undang tersebut.
Sedangkan
tujuan dari suatu pemeriksaan kapal adalah untuk mencegah, mencari dan menemukan adanya suatu tindakan yang dapat diduga sebagai pelanggaran ketentuan kepabeanan dan cukai.
A.
Persiapan Pemeriksaan Kapal
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut : 1)
Mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal,
2)
Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti : a. Cermin b. Obeng c. kunci pas d. lampu senter e. kamera
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
7
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis f. narcotest, dll 3)
Mempersiapkan Formulir-Formulir,
4)
Mempelajari denah kapal,
5)
Menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing,
6)
Mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari 1 x 24 jam.
B.
1)
Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal
Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih
2)
Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes
3)
Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas yang menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs)
4)
Meminta nakhoda untuk mengiisi daftar isian yang meliputi : a. nama kapal b. kebangsaan c. pelabuhan terakhir yang disinggahi d. nama nakhoda kapal e. nama agen pelayaran f. tempat dan tanggal mulai berlayar g. pelabuhan terakhir dalam daerah pabean yang disinggahi sebelum keluar dari daerah pabean Indonesia h. tempat berlabuh kapal sekarang i. muatan narkotika/drugs, senjata api yang peruntukan bukan untuk keperluan kapal j. muatan MMEA
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
8
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 5)
Meminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, yang meliputi : a. nama kapal b. kebangsaan c. pelabuhan terakhir yang disinggahi d. nama nakhoda e. pelabuhan tujuan lanjutan f. draft kapal (depan dan belakang) g. berat muatan kapal h. berat bahan bakar i. berat air tawar/air minum j. berat air balast k. berat bahan makanan l. jumlah berat keseluruhan m. hasil pemeriksaan draft n. selisih berat muatan o. tanggal, bulan, tahun dan jam tinggal di ambang luar p. tanggal, bulan, tahun, dan jam sandar di pelabuhan q. tanda tangan nakhoda
6)
Meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal, meliputi : a. berat keseluruhan muatan b. berat bongkaran transit c. berat muatan ekspor d. berat muatan re-ekspor dan pelabuhan tujuan barang tersebut e. tanda tangan
7)
Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi : a. Manifes b. Crew list c. Passanger list (bila ada) d. Narcotic/drug list e. Arms and amunition list f. Inventory list g. Personal effect list
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
9
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis h. Voyage memo 8)
Meminta
seorang
perwira
kapal
untuk
mendampingi
pelaksanaan
pemeriksaan kapal, 9)
Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, yang meliputi antara lain : a. haluan kapal bagian antara tangki balast dan palka bagian di bawah lantai cerobong angin, ruang kontrol, bagian antara locker rantai dan ruang palka ruang antara tumpukan balok-balok kayu yang terdapat di ruang tukang kayu bagian dalam dari selang karet di bawah lantai deck store, tempat laci-laci dalam ruang penyimpanan cat, dalam saluran ventilasi ruang lampu b. Tiang Utama Kapal bagian atas tiang utama di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa bagian atas palfond tempat memasukan cargo bagian bawah mesin derek c. Ruang Palka bagian tersembunyi di antara dua ruang palka bagian atas saluran kabel di atas palka bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka d. Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK di balik dinding kayu kamar di balik tempat penyimpanan barang pribadi di balik kaca cermin di balik sofa dan tempat duduk locker bagian atas di bawah bantal-bantal sofa di bawa dasar locker di sekitar rangka jendela laci bawah meja tulis ranka kayu tempat tidur bagian tersembunyi lemari pakaian
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
10
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis di bawah lantai kamar bagian bawah tempat tidur di bawah pipa ventilasi e. Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) langit-langit di dalam vacuum cleaner di dalam sambungan pipa toilet di balik rak-rak perbekalan di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan bagian atas saluran kabel ruang ganti di bawah pot-pot tanaman f. Bagian tengah kapal (sebelah luar) di dalam perahu karet dan sekoci saluran udara di dek di dalam saluran ventilasi bagian dasar menara radar di dalam kotak pasir di dalam tangga tali di bawah ember-ember pasir di dalam besi-besi berongga di bawah palang kayu g. Buritan di dalam tangki air ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek di bawah gulungan tali di bawah ruangan penyimpan tali bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek bagian-bagian, ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan h. Kamar Mesin di dalam tangki keperluan sehari-hari di dalam tangki minyak pelumas di dalam lobang-lobang tiang penyangga meja kerja ABK kamar mesin bagian dan kelengkapan mesin bubut DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
11
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis di dalam pipa ventilasi bagian-bagian tersembunyi di dalam tangki bahan bakar bagian-bagian tersembunyi di antara kamar mesin dengan ruang palka di dalam saluran udara ke msin uap bagian tersembunyi di sekitar as rongga-rongga di dalam switch control board tempat-tempat, bagian-bagian lainnya yang dicurigai dapat dipakai untuk menyembunyikan barang-barang i. Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang larangan, j. Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas barang yang ditegah, k. Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi, l. Melaporkan setiap
kejadian adanya
pelanggaran kepada
atasan
langsung, m. Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya dibatasi, n. Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi, o. Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barangbarang tegahan, p. Memberikan
tembusan
Berita
Acara
Penegagan
barang
yang
bersangkutan kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah, q. Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut, r. Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
12
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis C.
Pemeriksaan Sistematis
Kita lebih sering menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya kita cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang dilakukan sebuah tim.
Gambar 1. Pemeriksaan Sistematis
Ketika
melaksanakan
pemeriksaan
yang
sulit,
petugas
harus
melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciriciri: metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib, dan disiplin.
Pemeriksaan
secara sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadi kan dasar untuk menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada. Untuk melaksanakan pemeriksaan secara sistematik, setiap petugas harus mengerti peran dan tanggung jawabnya masing-masing, yaitu: a. Anggota Tim Pemeriksa–tahu bagaimana melaksanakan pemeriksaan dan berkomunikasi dengan petugas yang lain. DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
13
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis b. Ketua Tim Pemeriksa–merencanakan pemeriksaan berdasarkan sumber daya terbaik yang dapat digunakan, batasi tempat-tempat di kapal yang akan diperiksa yang mungkin dijadikan tempat untuk menyembunyikan barang selundupan (berdasarkan informasi).
1)
Pemeriksaan
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga. Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara
mendalam (100%)
dan sistematik daripada
memeriksa
seluruh
tempat/ruang yang ada di kapal. Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas, lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik). Petugas yang merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
2)
Informasi
Merencanakan pemeriksaan kapal harus didasarkan pada informasi yang diperoleh dari: a. Target–siapa / apa / dimana b. Hasil analisa jurnal kapal dan dokumen terkait. c. Peninjauan kapal d. Denah kapal Pertimbangan penyusunan rencana pemeriksaan adalah: a. Apa yang kita cari b. Dimana kita mencarinya c. Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang diperlukan d. Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang tersedia e. Waktu pemeriksaan f. Dana
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
14
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 3)
Rangkaian kegiatan pemeriksaan
a. Nakhoda atau perwira kapal yang bertanggung jawab dihubungi untuk ditanyai dan dimintai informasi b. Menilai resiko secara lengkap, berdasarkan: hasil analisa jurnal kapal hasil peninjauan kapal hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya hasil menghitung draf kapal c. Segala kebutuhan dasar pemeriksaan tersedia d. Petugas berada di atas kapal e. Catatan pemeriksaan kapal Sebagai data tetap pemeriksaan kapal Sebagai
informasi
(keamanan
dan
keselamatan)
yang
perlu
diperhatikan oleh seluruh petugas Data intelijen untuk pemeriksaan yang akan datang Gambar 2. Pemeriksaan sebenarnya
f. Hal-hal yang harus diingat Batasi pergerakan manusia – terlalu banyak orang (petugas atau awak kapal) dapat mengacaukan dan membatasi ruang gerak pemeriksaan. Denah kapal sering diperlukan untuk mununjukkan kepada petugas mengenai tempat/ruang yang akan dilakukan pemeriksaan, dan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
15
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis pastikan pemeriksaan dilakukan secara mendalam dan sistematik. Jika pemeriksaan berhasil dengan baik, pemahaman mengenai kapal yang diperiksa menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebelum memulai pemeriksaan, lihat sekeliling, apakah segalanya seperti yang seharusnya (normal). Apakah ada yang tidak wajar karena campur tangan manusia. g. Yang dicari, adalah: Jejak kaki atau tapak tangan Segel/pengaman yang rusak Baut dan sekrup yang tampak telah dibuka sebelumnya Adanya debu atau oli pada area yang tidak wajar Suatu tempat yang sangat bersih (yang jika dibandingkan dengan sekitarnya) h. Mengenal Ruang Kosong (Hampa) Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space) seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar barang furniture, ruang di bawah lantai kapal, bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal. Jika ragu lihat denah kapal. Periksa apakah tangki muatan yang kecil atau peralatan sedang digunakan. Tempat tersebut yang tidak terpakai merupakan tempat yang sempurna untuk menyembunyikan barang. i. Pemeriksaan Kenali di mana kita akan memulai, bagaimana kita melakukannya dan di mana lokasi terakhir pemeriksaan. Bagilah lokasi yang diperiksa menjadi beberapa bagian dan tempatkan anggota tim di tiap lokasi. Penting bagi anggota tim untuk mengetahui tempat
yang
pengulangan
menjadi dan
tanggung
memastikan
jawabnya pemeriksaan
untuk
menghindari
dilakukan
secara
menyeluruh dan lengkap. Sangatlah penting menjaga komunikasi antar petugas selama pemeriksaan, komunikasi yang
bagus
akan
membantu
dalam
pemeriksaan secara menyeluruh. Cobalah untuk berusaha apakah ada jalan termudah untuk memasuki DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
16
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis tempat yang akan diperiksa Selain hal-hal tersebut di atas, lihat dan berfikir!! j. Awak Kapal Kenali lingkungan (tempat kerja) mereka. Waktu-mereka memiliki banyak waktu untuk menyembunyikan barang dengan rapi atau dengan cara yang sangat sederhana (bahkan kadang disembunyikan tepat di hadapan atau di bawah kita). Perlu diingat bahwa awak kapal telah sering menghadapi pemeriksaan kapal yang dilakukan oleh Petugas Bea dan Cukai di seluruh dunia. Mereka mengetahui bagaimana cara petugas melakukan pemeriksaan, dimana petugas melakukan pemeriksaan, dan seberapa jauh petugas melaksanakannya. Mereka dapat menyembunyikan barang di tempat yang tidak mudah ditemukan oleh petugas yang dengan hanya menggunakan senter dan cermin. Mereka akan menempatkannya di tempat sangat tersembunyi, di belakang sesuatu yang terpasang sehingga sangat sulit untuk memasuki ruangan tersebut dan melakukan pemeriksaan. Ketika memeriksa di tempat-tempat tersebut, kita harus berusaha lebih keras untuk memastikan bahwa tempat tersebut tidak digunakan untuk menyembunyikan barang.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
17
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 3. Denah kamar mesin
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
18
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis D.
Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya
Ajungan (Ruang Kemudi) sebuah kapal adalah ruang tertutup yang berada di tempat yang paling tinggi di atas di atas deck. Di tempat tersebut terdapat alat-alat navigasi kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan. Pada umumnya alat-alat navigasi yang digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh terganggu. Pada setiap sisi anjungan terdapat sayap anjungan (bridge wing). Di tempat ini terdapat kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta. Anjungn sayap juga merupakan tempat untuk lampu navigasi. Daerah ini seharusnya diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan barang.
Gambar 4. Sayap Anjungan dengan kompas gyro dan lampu sorot.
Bagian belakang anjungan biasanya adalah ruang peta, ruang peta terdiri dari peta untuk keperluan navigasi yang dibutuhkan kapal dalam pelayarannya. Peta ini terpisah lembar per lembar. Di tiap lembarnya terdiri peta dari daerah tertentu. Terkadang peta pelayaran terbagi dalam beberapa lembar jika kapal sering melakukan rute yang sama. Peta biasanya disimpan di dalam meja peta dan disimpan di laci besar dengan ruang kosong dibelakang laci. Terdapat DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
19
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis banyak rak, yang terdiri dari berita navigasi yang dibutuhkan kapal. Locker di tempat ini berisi isyarat keadaan darurat, jas hujan, dll.
Gambar 5. Ruang Peta
Terdapat juga ruang atau tempat untuk menyimpan bendera isyarat dan bendera dari berbagai macam negara. Di dermaga, pintu masuk ke anjungan hanya disediakan bagi perwira jaga, dan selalu dalam keadaan terkunci. Di laut, anjungan selalu ditempati perwira jaga dan juru mudi. Di atas anjungan terdapat daerah yang disebut dek embarkasi (monkey island). Tempat ini berada pada posisi tertinggi di kapal. Biasanya memiliki ruang battery yang terdiri dari batery darurat yang menjadi cadangan bagi semua alat komunikasi apabila terjadi kerusakan sistem power. Pemeriksaan ruang battery tersebut harus hati-hati mengingat bahaya yang dapat ditimbulan dari cairan asam baterry. Di monkey island juga terdapat kompartemen tahan air lainnya berisi tanda isyarat dengan bentuk khusus (bola dan belah ketupat) yang harus dibawa kapal.Tiang isyarat kapal, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyarat lainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di kapal. Tiang isyarat juga disebut pohon natal. Scanner radar juga terpasang di atas tiang (pohon natal). DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
20
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Karena besarnya tegangan dan transimisi gelombang radio yang digunakan radar, sangat penting bagi kita untuk memastikan bahawa radar dalam keadaan mati ketika kita bekerja di sekitar monkey island. Antena alat navigasi dan komunikasi juga dapat ditemukan di area ini.
Gambar 6. Tiang Utama Tampak dari Sayap Anjungan
Anjungan adalah area dari kapal dimana kapal dikenal. Terdiri dari alat navigasi, komunikasi, alat pencegah tabrakan, dan alat kendali kapal. Di bawah dek anjungan terdapat dek akomodasi. Tepat di bawah anjungan adalah ruang/cabin kapten/nakhoda. Pada kebanyakan kapal Juru Mudi akan ditemukan di sisi kanan (startboard) kapal sementara Kepala Kamar Mesin berada di sisi kiri (port) kapal. Tempat penyimpanan barang (bonded store) juga terdapat di dek ini, begitu juga brankas kapal. Semua dek lain di bawahnya adalah akomodasi bagi perwira lain dan awak kapal. Berbagai lemari penyimpan/locker miliki bagian lain juga terdapat di DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
21
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis gang/lorong akomodasi. Denah kapal menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka, tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dll akan tampak di dinding sekat akomodasi. Tempat Penyimpanan kepala pelayan biasanya pada dek dasar-terdiri la macam permintaan dari kapal. Semua persediaan kering, alat masak, alat pemotong, kain, toilet dll disimpan dan kuncinya dipegang kepala pelayan. Juga terdapat ruang pendingin di kapal niaga. Alasan untuk ini adalah setiap kamar harus dijaga pada suhu berbeda. Empat ruang pendingin biasanya ruangan daging, ikan, susu dan sayuran. Suhu sekitar -18 derajat biasanya untuk daging, pemakaian pakaian dingin dianjurkan selama dalam daerah ini.Terdapat tempat makan berbeda antara perwira dan awak kapal yang disebut ruang makan. Juga terdapat ruangan terpisah untuk memasak yang disebut galley.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
22
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis E.
Terminologi nautika
ISTILAH Abaft Abeam
PENGERTIAN mengarah ke belakang/buritan kapal garis tegak lurus dari tengah buritan ke arah depan/haluan kapal
Aboard Aft (buritan) Alleyway
di atas kapal bagian belakang kapal seluruh lorong/gang dan jalan terusan di dalam wilayah akomodasi
Amidship Anchor (Jangkar)
di bagian tengah kapal alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal di laut yang dihubungkan dengan rantai. Biasanya berada di bagian depan kapal, tetapi ada juga kapal yang mempunyai jangkar di belakang (stream anchor)
Gambar 7. Rantai Jangkar (Anchor cable)
Jangkar cadangan
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
23
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 8. Pipa Rantai Jangkar (Anchor Hawes Pipe)
ISTILAH Anchor Cable
PENGERTIAN (Rantai
Jangkar)
rantai
besar
yang
menghubungkan jangkar dengan kapal (disimpan di dalam chain locker)
Astern
di belakang kapal. Juga mengacu pada gerakan buritan (seperti mundur ke belakang)
Athwartship Ballast
garis lurus kapal ke arah depan dan belakang kapal biasanya
berisi air
laut,
dimuat untuk tujuan
meningkatkan stabilitas kapal (dimuat dalam tangki ballast). Juga digunakan untuk meningkatkan draft kapal saat tidak berisi muatan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
24
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis ISTILAH
PENGERTIAN
Beam
lebar kotor kapal
Berth
bagian dari dok yang digunakan untuk mengikat kapal. Tempat tidur di dalam kabin
Bilge (got)
bagian terendah di dalam dinding/badan kapal (hull) yang digunakan untuk saluran cairan
Bill Of Lading
dokumen kepemilikan/kontrak pengangkutan atas muatan kapal
Bitts (bolder) Bow Bow line Bridge Bulk carrier
tiang/tonggak yang digunakan untuk tambatan kapal ujung depan kapal tali tross kapal di depan (disebut juga tali utama) ruang navigasi (anjungan) kapal yang dirancang untuk mengangkut barang curah
Bulkhead
dinding/sekat kapal . Gambar 9. Ruang Kemudi (Bridge with Radar)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
25
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 10. Tiang Utama Kapal Dengan Christmas Tree dan Crow’s Nest
Gambar 11. Sekoci Penyelemat
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
26
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis ISTILAH
PENGERTIAN
Bulwark
pagar (railing) kapal di sekeliling luar geladak utama
Bunkers
bahan bakar kapal
Cabin Capstan
ruang akomodasi awak kapal mesin derek dengan tiang vertikal untuk menarik tambang kapal (biasanya pada kapal kecil)
Catwalk
gang/jalan yang berada di atas bagian tengah geladak utama
Chain Locker Cofferdam
ruang menyimpan rantai jangkar ruang kosong (kedap) diantara dua kompartemen (tangki) dan berfungsi sebagai pemisah keduanya
Companionway Crow’s Nest Davits Deadweight
tangga di dalam superstruktur kapal posisi untuk melihat yang ada di tiang utama kapal batang/lengan pengangkat sekoci ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang dan persediaan
Deck (geladak) Deck head Derrick
lantai kapal langit-langit kapal mesin derek yang digunakan untuk mengangkat/ menurunkan/
memindahkan
ke
posisi
yang
ditentukan dengan cepat. Digunakan untuk memuat dan membongkar muatan pada kapal barang model lama Draught
biasa juga disebut draft kapal adalah kedalaman kapal di bawah air (jarak antara lunas sampai permukaan air)
Fairlead
pemandu untuk menambatkan kapal
Fathom
ukuran kedalaman (6 feet)
Fender
bantalan yang ada di sisi kapal untuk mencegah kerusakan akibat benturan
Flotsam
puing kapal yang hancur dan mengapung di air
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
27
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 12. Sisi Kapal
Fore & Aft
sejajar dengan garis tengah kapal
Frames
tulang iga (ribs) kapal atau kerangka melintang yang kuat
Freeboard
jarak dari permukaan air sampai dengan geladak utama
Galley
dapur kapal
Gambar 13. Rakit Penyelamat (Life Raft) memiliki masa kadaluarsa
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
28
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis ISTILAH Gangway
PENGERTIAN tangga/jembatan
yang
menghubungkan
dermaga
dengan kapal (kadang lebih rendah ketika kapal kosong) Gantry
sejenis mesin derek/batang pemuat
Guys
tambang atau kawat untuk menahan mesin derek
Hatch
lubang untuk masuk ke palka
Helm
kemudi kapal
Hold
ruang penyimpanan muatan (palka) di kapal
Hull
badan kapal (kulit luar kapal)
In Ballast Keel (lunas)
tidak membawa muatan batang membujur di dasar kapal (tulang punggung kapal)
Knot
satuan kecepatan kapal yaitu 1 nautical mile per jam
List
kapal miring pada satu sisi
Life Raft
rakit penyelamat yang dapat ditiup (biasanya disimpan di geladak kapal)
Load line
tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk
kedalaman
atau
kemampuan
kapal
mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda Log Log book
alat untuk mengukur kecepatan kapal buku harian kapal, biasa disebut juga rough log book atau deck log book
Manifest Mess Monkey Island
daftar muatan, pemilik, dan persediaan ruang makan di dalam kapal daerah di atas bridge (disebut juga sebagai compass deck)
Mooring Line O.B.O Old man
tambang yang digunakan untuk menambat kapal Minyak (Oil) – Curah (Bulk) – Bijih (Ore) master/captain kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
29
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 14. Tangga Pandu Yang Disimpan
Gambar 15. Tanda bahaya di tempat masuk monkey island
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
30
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis ISTILAH
PENGERTIAN
Pilot Ladder
tangga khusus terbuat dari tambang kapal sesuai peraturan internasional, digunakan untuk naik ke kapal di laut, biasa disebut juga tangga pandu atau tangga monyet.
Poop
geladak utama di bagian belakang kapal
Port
sisi kiri kapal di bagian depan
Rudder Samson Posts
alat yang digunakan sebagai alat kendali kapal tiang vertikal yang kokoh yang digunakan dengan derek
Smokestack
cerobong kapal (funnel)
Sounding
kedalaman air di dalam tangki
Starboard
sisi kanan kapal menghadap ke depan
Stem
ujung depan kapal
Stern
buritan kapal
Superstructure Stern Superstructure Tanker
daerah ruang akomodasi di dalam kapal buritan kapal daerah ruang akomodasi di dalam kapal kapal yang dibuat khusus mengangkut muatan dlm bentuk cairan
Gross Tonnage
kapasitas
muat
kotor
kapal.
Ukuran
untuk
kapasitas total adalah 1 volumetric tons dari 100 cubic feed Net tonnage
kapasitas muat kapal yang dapat menghasilkan penerimaan
Trim
perbedaan
antara
draft
bagian
depan
dan
belakang kapal Windlass Winch
alat untuk menarik rantai jangkar dan jangkarnya alat
yang
igunakan
untuk
mengangkat
dan
menurunkan cargo dan juga digunakan untuk menarik tambang kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
31
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 16. Smokestack (Cerobong Kapal/Funnel)
Gambar 17. Mooring Winches
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
32
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis F.
Draft kapal
1) Cara menghitung berat muatan: a. Menghitung dwt dengan memakai deadweight scale b. Menghitung displacement dengan menggunakan hydrostatic curve c. Menghitung displacement dengan menggunakan ukuran utama kapal d. Menggunakan volume ruang muat yang tertera pada surat ukur kapal 2) Tonage (tonase), adalah sebuah harga yang didapat dengan menghitung sesuai peraturan dan cara tertentu yang dapat dianggap menunjukkan internal capacity suatu kapal, yaitu banyaknya ruangan didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan. Terdapat dua macam register tonage, yaitu Brt (bruto register tonage), dan Nrt (netto register tonage) 3) Cb = coefisient block adalah perbandingan antara volume badan kapal di bawah air dengan volume kotak yang dibatasi oleh panjang (l), lebar (b) dan sarat air (d) yang sama. Rumus:
Cb = volume displacement : (l x b x d)
4) Batasan coefisient block : a. kapal barang (general cargo)
= 0,65 - 0,75
b. kapal cepat (fast boat)
= 0,35 - 0,50
c. kapal tanker
= 0,75 - 0,80
d. barge (tongkang)
= 0,80 - 0,95
e. tug boat (kapal tunda)
= 0,65 - 0,70
5) Displacement adalah jumlah air dalam ton yang dipindahkan oleh
kapal
terapung, atau gaya tekan keatas oleh air terhadap kapal yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang
dipindahkan atau sama dengan
volume badan kapal yang tercelup dikalikan dengan berat jenis air laut (BD air laut = 1,025). Rumus :
Displacement = volume x BD air laut = l x b x t x cb x bd DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
33
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 6) Dead weight ( Dwt ) atau bobot mati adalah gabungan berat dalam ton untuk berat muatan,
bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, bahan
makanan dan minuman, awak kapal, penumpang dan barang bawaan. Rumus :
Dwt = Displacement - Lwt
7) Light
weight (lwt)
atau berat kapal kosong adalah berat badan
kapal,bangunan atas, peralatan/perlengkapan kapal,
permesinan kapal
dan lain-lain Rumus :
Lwt = Displacement-Dwt
8) Berat muatan ( PB ) hasil perhitungan berat muatan yang secara kasar tersebut akan dibandingkan dengan berat muatan yang tercantum dalam manifest kapal, dari perbandingan tersebut petugas dapat memperkirakan kemungkinan ada/tidak nya kelebihan atau pelanggaran. Rumus :
PB = Dwt-Lwt
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
34
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 18. Denah Kapal (I)
Gambar 19. Denah Kapal (II)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
35
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 20. Denah Kapal (III)
Gambar 21. Denah Kapal (IV)
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
36
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 22 Skala Draft Kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
37
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis Gambar 23. Draft Kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
38
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 9) Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air. Sarat kapal ini terkait dengan berat kapal beserta isinya. Hubungan antara bobot mati (dead weight) kapal dengan saratnya dapat di ambil sebagai perkiraan sebagai berikut. Tabel 1 Sarat Kapal
Bobot Mati Kapal
Sarat Kapal
Sarat Kapal
Dalam Ton
Dalam Kaki (FT)
Dalam Desimeter (DM)
10.000
26
79
20.000
30
91
50.000
38
115
100.000
48
146
200.000
60
183
300.000
72
219
500.000
90
274
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
39
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 2. Latihan 1). Pertanyaan:Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum Petugas Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan kapal! Jawab: Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal, mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti cermin, obeng, kunci pas, lampu senter, kamera, dan narcotest, dll. Mempersiapkan
Formulir-Formulir,
mempelajari
denah
kapal,
menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing, dan mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal.
Yang perlu
diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari satu kali dua puluh empat jam. 2).
Pertanyaan: Jelaskan secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai! Jawab: Secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya dilakukan
oleh petugas Bea dan Cukai, adalah Menaiki kapal setelah
bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih. Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes. Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah
serta identitas yang
menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs), eminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal. Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi Manifes, Crew list, Passanger list (bila ada), Narcotic/ Drug list, Arms and amunition list, Inventory list , Personal effect list, dan Voyage memo, Meminta
seorang
perwira
kapal
untuk
mendampingi
pelaksanaan
pemeriksaan kapal. Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, haluan kapal, tiang Utama Kapal, Ruang Palka, Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK, Tempat untuk minum (restoran, bar, dll), Bagian tengah kapal (sebelah luar), Buritan, Kamar Mesin. Menegah dan menyimpan DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
40
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang larangan. Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas barang yang
ditegah.
Membuat
Berita
Acara
Penegahan
barang
yang
ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi. Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung. Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya dibatasi. Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi. Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang tegahan. Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah. Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut. Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
3. Rangkuman 1. Dalam pelaksanaan tugas pegawai Bea dan Cukai masih ada yang menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya
kita
cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan
pemeriksaan yang paling rumit yang dilakukan sebuah tim. 2. Ketika
melaksanakan
pemeriksaan
yang
sulit,
petugas
harus
melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri: metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib,dan disiplin. 3. Pemeriksaan secara sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada. 4. Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga. Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam (100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal. 5. Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
41
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis kondisi udara yang panas, lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik). 6. Petugas yang merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
4. Test Formatif 1). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Tiang Utama Kapal, yang diperhatikan adalah bagian atas tiang utama, di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa, bagian atas palfond tempat memasukan cargo, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek 2). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Ruang Palka, yang diperhatikan adalah bagian tersembunyi di antara dua ruang palka, bagian atas saluran kabel di atas palka, dan pada: a. Bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka b. Ruang di bawah lantai kapal c. Bagian dasar menara radar d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti 3). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK yang diperhatikan adalah
di balik dinding kayu kamar, di balik tempat
penyimpanan barang pribadi, di balik kaca cermin, di balik sofa dan tempat duduk, locker bagian atas, di bawah bantal-bantal sofa, di bawa dasar locker, di sekitar rangka jendela, laci bawah meja tulis, rangka kayu tempat tidur, bagian tersembunyi lemari pakaian, bagian bawah tempat tidur, di bawah pipa ventilasi , dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
42
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis b. Bagian dasar menara radar c. Di bawah lantai kamar d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti 4). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) yang diperhatikan adalah langit-langit,
di dalam vacuum cleaner, di dalam
sambungan pipa toilet, di balik rak-rak perbekalan, di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan, di bawah pot-pot tanaman, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian atas saluran kabel ruang ganti c. Bagian bawah mesin derek d. Bagian dasar menara radar 5). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Bagian tengah kapal (sebelah luar), yang diperhatikan adalah di dalam perahu karet dan sekoci, saluran udara di dek, di dalam saluran ventilasi, , di dalam kotak pasir, di dalam tangga tali, di bawah ember-ember pasir, di dalam besi-besi berongga, di bawah palang kayu, dan pada : a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek 6). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Buritan, yang diperhatikan adalah, ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar, di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek, di bawah gulungan tali, di bawah ruangan penyimpan tali, bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka, di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek, bagianbagian ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan, dan pada: a. Di dalam tangki air b. Ruang di bawah lantai kapal c. Bagian dasar menara radar d. Bagian bawah mesin derek DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
43
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 7). Rangkaian kegiatan pemeriksaan Kapal dilakukan oleh petugasBea dan Cukai dengan cara menilai resiko secara lengkap, berdasarkan, hasil analisa jurnal kapal, hasil peninjauan kapal, hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya, dan dengan cara: a.
Hasil menghitng volume barang
b. Hasil menghitung tonase barang impor/ekspor c. Hasil menghitung draf kapal d. Hasil menghitung panjang, lebar dan tinggi kapal 8). Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space) seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar barang furniture, , bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek 9). Ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang dan persediaan, adalah: a.
Brt
b. Nrt c. Deadweight d. Displacement 10). Tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda, adalah: a.
Log book
b. Load line c. List d. Life Raft
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
44
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada kolom dibawa ini.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
45
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
PENUTUP Setelah Saudara
selesai mempelajari Modul ini (membaca
serta
mengerjakan latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Saudara telah memahami bagaimana cara melaksanakan dan menjelaskan peraturan
dan
ketentuan
Pemeriksaan
Kapal
Secara
Sistematik,
atas
pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal Dengan kemampuan Saudara melakukan pemeriksaan kapal tersebut diharapkan Saudara melaksanakan tugas dan fungsi DJBC dalam fungsi pengawasan dengan baik. Modul ini merupakan dasar dari pemeriksaan sarana pengangkut yang minimal harus Saudara ketahui. Untuk hal yang lebih “complicated” Saudara harus mencari tambahan pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan, koran, majalah serta media internet.
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
46
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
TES SUMATIF Pilihan Ganda :
Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap paling benar dari beberapa alternative jawaban yang tersedia di bawah ini. 1.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut, kecuali :
2.
a.
Mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal
b.
Mempelajari kapal hanya dari luar
c.
Mempersiapkan Formulir-Formulir
d.
Mempelajari denah kapal
Ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang dan persediaan, adalah….
3.
a.
Brt
b.
Nrt
c.
Deadweight
d.
Displacement
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Tiang Utama Kapal, yang diperhatikan adalah bagian atas tiang utama, di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa, bagian atas palfond tempat memasukan cargo, dan pada….
4.
a.
Ruang di bawah lantai kapal
b.
Bagian dasar menara radar
c.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d.
Bagian bawah mesin Derek
Alat yang digunakan untuk mengangkat dan menurunkan cargo dan juga bisa digunakan untuk menarik tambang kapal adalah …. a.
Smokestack
b.
Rudder
c.
Winch
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
47
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis d. 5.
Pilot Ladder
Menghitung dwt dengan memakai deadweight scale, menghitung displacement dengan menggunakan hydrostatic curve, menghitung displacement dengan menggunakan ukuran utama kapal, menggunakan volume ruang muat yang tertera pada surat ukur kapal adalah cara untuk mengukur ....
6.
a.
berat kapal
b.
berat mesin
c.
berat muatan
d.
berat total kapal
Tangga
khusus
terbuat
dari
tambang
kapal
sesuai
peraturan
internasional, digunakan untuk naik ke kapal di laut, biasa disebut juga tangga pandu atau tangga monyet disebut ....
7.
a.
Rudder
b.
Pilot Ladder
c.
Smokestack
d.
Winch
Hal-hal di bawah ini dilakukan dalam rangka pemeriksaan tiang utama kapal, kecuali....
8.
a.
bagian atas tiang utama
b.
di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa
c.
bagian atas mesin derek
d.
bagian bawah mesin derek
Tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda, adalah…. a.
Log book
b.
Load line
c.
List
d.
Life Raft
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
48
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 9.
Pertimbangan dalam penyusunan rencana pemeriksaan adalah sebagai berikut, kecuali.... a.
Apa yang kita cari dan dimana kita mencari
b.
Apa yang akan kita lakukan
c.
Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang tersedia dan diperlukan
d. 10.
Waktu pemeriksaan
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) yang diperhatikan adalah langit-langit, di dalam vacuum cleaner, di dalam sambungan pipa toilet, di balik rak-rak perbekalan, di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan, di bawah pot-pot tanaman, dan pada….
11.
a.
Ruang di bawah lantai kapal
b.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
c.
Bagian bawah mesin derek
d.
Bagian dasar menara radar
Dalam merencanakan pemeriksaan kapal harus didasarkan pada informasi yang diperoleh dari hal-hal di bawah ini, kecuali....
12.
a.
Target–siapa/apa/dimana
b.
Hasil analisa jurnal kapal dan dokumen terkait.
c.
Peninjauan kapal
d.
Penjual Kapal
Pemeriksaan kapal dilakukan dengan cara di bawah ini, kecuali .... a.
Menaiki
kapal
merupakan
setelah
tanda
bendera
bahwa
kapal
kuning telah
diturunkan, selesai
yang
dilakukan
pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih b.
Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes
c.
Meminta data-data kapal dari pabrikan kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
49
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis d.
Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas yang menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs)
13.
Garis tegak lurus dari tengah buritan ke arah depan/haluan kapal disebut ....
14.
a.
Abaft
b.
Abeam
c.
Amid ship
d.
Aboard
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Ruang Palka, yang diperhatikan adalah bagian tersembunyi di antara dua ruang palka, bagian atas saluran kabel di atas palka, dan pada….
15.
a.
Bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
b.
Ruang di bawah lantai kapal
c.
Bagian dasar menara radar
d.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK yang diperhatikan adalah di balik dinding kayu kamar, di balik tempat penyimpanan barang pribadi, di balik kaca cermin, di balik sofa dan tempat duduk, locker bagian atas, di bawah bantal-bantal sofa, di bawa dasar locker, di sekitar rangka jendela, laci bawah meja tulis, rangka kayu tempat tidur, bagian tersembunyi lemari pakaian, bagian bawah tempat tidur, di bawah pipa ventilasi , dan pada…. a.
Ruang di bawah lantai kapal
b.
Bagian dasar menara radar
c.
Di bawah lantai kamar
d.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
50
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 16.
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Bagian tengah kapal (sebelah luar), yang diperhatikan adalah
di dalam perahu karet dan sekoci, saluran
udara di dek, di dalam saluran ventilasi, di dalam kotak pasir, di dalam tangga tali, di bawah ember-ember pasir, di dalam besi-besi berongga, di bawah palang kayu, dan pada….
17.
a.
Ruang di bawah lantai kapal
b.
Bagian dasar menara radar
c.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d.
Bagian bawah mesin derek
Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruanganruangan, untuk tempat yang ada di Buritan, yang diperhatikan adalah, ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar, di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek, di bawah gulungan tali, di bawah ruangan penyimpan tali, bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka, di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan
dek,
bagian-bagian
ruangan-ruangan
lainnya
yang
mencurigakan, dan pada….
18.
a.
Di dalam tangki air
b.
Ruang di bawah lantai kapal
c.
Bagian dasar menara radar
d.
Bagian bawah mesin derek
Rangkaian kegiatan pemeriksaan Kapal dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai dengan cara menilai resiko secara lengkap, berdasarkan, hasil analisa jurnal kapal, hasil peninjauan kapal, hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya, dan dengan cara…. a.
Hasil menghitung volume barang
b.
Hasil menghitung tonase barang impor/ekspor
c.
Hasil menghitung draf kapal
d.
Hasil menghitung panjang, lebar dan tinggi kapal
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
51
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis 19.
Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space) seperti ruang yang ada pada peralatan, di balik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar barang furniture, bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal, dan pada….
20.
a.
Ruang di bawah lantai kapal
b.
Bagian dasar menara radar
c.
Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d.
Bagian bawah mesin derek
Bagian kapal yang biasanya berisi air laut, dimuat untuk tujuan meningkatkan stabilitas kapal (dimuat dalam tangki ballast). Juga digunakan untuk meningkatkan draft kapal saat tidak berisi muatan disebut .... a.
Winch
b.
Anchor
c.
Ballast
d.
Capstan
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
52
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
KUNCI JAWABAN 1. Kunci Jawaban Test Formatif 1. d
6. a
2. a
7. c
3. c
8. a
4. b
9. c
5. b
10. b
2. TEST SUMATIF
1. b
11. d
2. c
12. c
3. d
13. b
4. c
14. a
5. c
15. c
6. b
16. b
7. c
17. a
8. b
18. c
9. b
19. a
10. b
20. c
DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
53
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematis
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan. Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939 Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam point to point theory dari Archipellagic State Principle, melalui Pengumuman Pemerintah Indonesia tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan nama ’Deklarasi Juanda’ UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum. Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah. SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus. Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003 Buku Panduan –Customs Course – Ships Search – Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005 – Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training Course – Australian Customs Service pada bulan April – Mei 2005, dan telah diterjemahkan oleh, Pegawai DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma, Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo DTSS Pemeriksaan Sarana Pengangkut
54