PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN TATA RIAS PEMENTASAN TEATER PADA TEATER MANGGAR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ahmad Syaikhul `Aziz 12.11.5958
kepada PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017
PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN PEMENTASAN TEATER PADA TEATER MANGGAR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Ahmad Syaikhul `Aziz1), Agus Purwanto,M.Kom2), 1)
Informatika UNIVERSITAS AMIKOM Yogyakarta Master of Komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 2)
Email :
[email protected]),
[email protected])
“Pembuatan Video Pembelajaran Tata Rias Pementasan Teater Pada Teater Manggar STMIK AMIKOM Yogyakarta”.
Makeup is one of essential component of a theatrical performance which make-up is very support for actors the art of theater to present a staging very interesting , but most of the community do not know how the procedure of making the makeup. In thesis this writer trying to make video learning on the preparation of the make-up theater , to give knowledge to the public about how the procedure of making makeup who good and right to theatrical staging to worthy to served is before the audience . Teater Manggar is one of the units for student activities in stmik amikom yogyakarta , which moves in the field of performance art , theater manggar during this is still deficient refrensi and materials about the making of make-up theater , to address the issue in a refrensi lessons learned therefore “Making Video Learning Makeup Theatrical Staging at The Teater Manggar STMIK AMIKOM YOGYAKARTA“ is the best solution to become lessons learned in a Teater Manggar.
1.2 Tinjauan Pustaka Ainur Rizki Kurniasari 2013[1] judul penelitian ini adalah pengembangan media video pembelajaran kontekstual berbantuan windows movie maker materi getaran dan gelombang. Dalam penelitiannya melaporkan bahwa, media video pembelajaran adalah media atau alat bantu mengajar yang berisi pesanpesan pembelajaran. Video sebagai media audio visual dan mempunyai unsure gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa media video pembelajaran kontekstual mendapat respon yang “Baik” sebagai media pembelajaran. Nina Isnaeni 2013[2] judul penelitian ini adalah pengembangan video pembelajaran ipa fisika berbasis potensi local pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTS. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa media video dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkret, dapat menampilkan gerak yang dipercepat maupunmdiperlambat sehingga lebih mudah diamati, dapat menampilkan detail suatu benda atau proses, serta membuat penyajian pembelajaran lebih menarik. Arif Sofyan Purwanto 2010[3] judul penelitian ini adalah pemanfaatan program Camtasia 4.0 dalam pembuatan video tutorial Delphi 7 sebagai media belajar bagi mahasiswa pendidikan fisika.Dalam penelitiannya menyatakan bahwa, dalam kegiatan belajar mengajar teknologi informasi menjanjikan efisiaensi, kemandirian dan efektivitas dalam pembelajaran. Hal ini yang menjandikan pentingnya penguasaan teknologi informasi khususnya oleh setiap komponen dalam suatu institusi pendidikan.
Keyword : Theater , Makeup , Video Learning , Multimedia. 1. Pendahuluan Pada era digital saat ini video tidak hanya digunakan untuk mendemonstrasi produk tetapi dapat juga digunakan untuk menyampaikan ide, konsep atau bahkan dapat digunakan untuk menyampaikan ilustrasi dan materi yang disampaikan oleh pengajar dalam proses pembelajaran.. Dengan menggunakan video sebagai media pembelajaran anggota teater Manggar dapat menerima informasi dengan baik. Hal ini dikarenakan video pembelajaran memiliki keunggulan. Diantara keunggulan tersebut seperti, memberikan penjelasan yang lebih realistic, selain itu video pembelajaran juga dapat menggunakan animasi untuk mengilustrasikan sebuah kejadian. Video pembelajaran dapat dibawa kemana saja untuk di pelajari tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis bermaksud untuk menangkap adanya peluang untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul
1.3 Dasar Teori 1.3.1 Pengertian Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana 2007[4] media video pembelajaran adalah mediayang menyajikan audio
1
dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baikyang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantupemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.Video merupakan bahanpembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untukmenyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.Dikatakan tampak dengar kerenaunsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapatdilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenismedia audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar.Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalahmedia dengan sistem penyimpanan dan perekam video. dimana signal audio visualdirekam pada disk plastic bukan pada pita magnetic Arsyad 2011[5]hal 36.
melekat pada tokoh.Tata rias karakter dibutuhkan ketika karakter wajah pemeran tidak sesuai dengan karakter tokoh.Tata rias karakter tidak sekedar menyempurnakan, tetapi mengubah tampilan wajah.Contohnya, mengubah umur pemeran dari muda menjadi lebih tua.Mengubah anatomi wajah pemain untuk memenuhi tuntutan tokoh dapat juga digolongkan sebagai tata rias karakter.
1.3.2 Pengertian Tata Rias Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh Eko Santosa, dkk 2008 [6]hal 273. Tata Rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh.Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitif menggunakan bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam,seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan lemak binatang. Pemakaian tata rias akhirnya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa teater. Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Tata Rias dalam teater bermula dari pemakaian kedok atau topeng untuk menggambarkan karakter tokoh.Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitif menggunakan bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam,seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan lemak binatang. Pemakaian tata rias akhirnya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa teater. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang
Gambar 1. Tata Rias Karakter 1.4 Pengambilan Data 1.4.1 Wawancara Berdasarkan wawancara pada hari Rabu, 25 Mei 2016 kepada saudara Yoga Galih Prasetyo sebagai Ketua di Teater Manggar. Bahwasanya media pembelajaran yang digunakan Teater Manggar adalah buku dan melalui perantara pemateri. 1.4.2 Observasi Teater Manggar adalah sebuah unit kegiatan mahasiswa di STMIK AMIKOM YOGYAKARTA yang bergerak di bidang kesenian.Teater Manggar mempunyai beberapa divisi diantaranya adalah divisi tata rias. Divisi Tata rias di teater Manggar sendiri memiliki kendala dalam transfer knowledge kepada anggota baru di karenakan jarangnya pemberian materi tata rias kepada anggota baru teater Manggar. Dari hasil observasi yang saya dapatkan teater Manggar hanya sekali dalam satu periode mengadakan workshop tata rias.Teater manggar menggunakan buku pembelajaran seni teater jilid 1 dan 2 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Berikut adalah dokumentasi kegiatan pada saat workshop materi tata rias teater Manggar dan dokumentasi buku yang digunakan teater Manggar.
2
Tabel 1. Tabel Hasil Analisis SWOT Internal Eksternal
Peluang (Opportunity)
Gambar 2. Buku Tata Rias Teater Manggar Ancaman (Threats)
2. Pembahasan Video pembelajaran tata rias pementasan teater pada Teater Manggar STMIK Amikon Yogyakarta melalui tahapan analisis , pra produksi, produksi, pasca produksi dan evaluasi
Kekuatan (Strength) Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Kelemahan (Weakness) Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimilkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Strategi WT Ciptakan strategi Ciptakan yang strategi yang menggunakan meminimalkan kekuatan untuk kelemahan dan mengatasi menghindari ancaman ancaman
2.2 Analisis Kebutuhan
Pada tahapan analisis peneliti menggunakan analisis SWOT dan analisis kebutuhan fungsional. Pada tahapan pembuatan video melalui tiga tahap yaitu Praproduksi, Produksi, dan pasca produksi.
Video pembelajaran juga dapat memberikan beberapa hal untuk menunjang kebutuhan proses pembelajaran itu sendiri antara lain : 1. Video dapat menampilkan teori tentang tata rias karakter, fungsi tata rias dan peralatan tata rias. 2. Video pembelajaran dapat menampilkan demonstrasi langsung cara membuat garis kerutan wajah. 3. Video pembelajaran dapat menampilkan demonstrasi langsung cara memberikan foundation. 4. Video pembelajaran dapat menampilkan tutorial teknis tata rias memberikan shadow dan highlight 5. Video pembelajaran dapat menampilkan tutorial teknis merubah warna rambut. 6. Video pembelajaran dapat menampilkan animasi dalam membuat garis kerutan wajah. 7. Video pembelajaran dapat menampilkan animasi memberikan foundation. 8. Video pembelajaran memiliki narasi dan teks untuk membantu anggota mengetahui tentang materi yang di ajarkan.
Pada tahapan evaluasi penulis menggunakan perhitungan skala likert untuk menentukan apakah video pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di Teater Manggar. 2.1 Analisis SWOT Media yang digunakan untuk penyampaian materi di Teater Manggar sebelumnya adalah buku yang dijelaskan oleh pemateri.Dikarenakan penulis akan membuat media baru maka penulis akan meidentifikasi masalah yang terjadi dengan media yang lama yaitu buku . 1. Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program saat ini. 2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan strategis yang perlu mendapat perhatian. 3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. 4. Threats (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
2.3 Tahapan Pembuatan Video Menurut Chandra Tanzil, Rhino Ariefyansyah, Tonny Trimarsanto (2010) [7]. Dalam pembuatan video pembelajaran terdapat beberapa tahap yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi.
3
2.3.1 Pra Produksi Tahap Pra Produksi merupakan tahap awal atau persiapan pembuatan video pembelajaran dengan memproses materi atau konsep dan tujuan dari video pembelajaran yang berisi planning, target audience, tempat atau setting. Setelah semua bahan materi atau konsep terkumpul dan terseleksi,maka selanjutnya akan diolah menjadi storyboard video pembelajaran.
Gambar 5. Produksi Desain Grafis 2.3.3 Pasca Produksi Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir atau penyempurnaan dalam memproses hasil shooting untuk diolah atau diedit. Pengolahan atau editing yang dilakukan meliputi aspek suara, gambar dan alur cerita sesuai storyboard video pembelajaran. Pada tahapan pasca produksi dibagi menjadi tiga yaitu compositing. Editing dan rendering. Gambar 3. Storyboard 2.3.2 Produksi Tahap produksi merupakan tahap pelaksanaan dan pembuatan bahan dimana shooting video pembelajaran dilakukan. Semua hasil shooting merujuk pada storyboard yang sudah dibuat ditahap pra produksi. Pada tahap ini, akan dilakukan pengambilan gambar, audio dan pembuatan animasi video yang sesuai dengan storyboard video pembelajaran. Tahap ini merupakan membangun dan mengembangkan video sesuai dengan konsep dan naskah yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, membuat animasi, merekam narasi, mengedit backsound, dan menggabungkan menjadi satu.
Gambar 6. Render Setting 2.4
Evaluasi
Media pembelajaran menurut Sadiman dkk,(2010)[8], apapun yang dibuat perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau Bentuk uji coba media yang dikenal ada dua macam, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran. Dalam bentuk uji coba media dapat digunakan kuisioner untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. Penulis menggunakan pengukuran skala likert sebagai skala
Gambar 4. Produksi Live shoot
4
pengukurannya dan mengolah sebagai rumus persentase.
perhitungannya
menghasilkan video pembelajaran yang lebih baik lagi dalam berbagai hal 2. Dalam segi video adapun yang harus diperbaiki yaitu, tata lightingnya yang kurang, teknik pengambilan gambar yang lebih baik lagi. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat diperbaiki.
Tabel 2. Hasil Uji Kuisioner No
Aspek Materi
Aspek video
Hasil
1
83,4
83,4
Sangat Baik
Daftar Pustaka [1] Ainur Rizki Kurniasari 2013 pengembangan media video pembelajaran kontekstual berbantuan windows movie maker materi getaran dan gelombang. [2]Nina Isnaeni 2013 pengembangan video pembelajaran ipa fisika berbasis potensi local pada materi tekanan untuk siswa SMP/MTS [3] Arif Sofyan Purwanto 2010 pemanfaatan program Camtasia 4.0 dalam pembuatanVideo tutorial Delphi 7 sebagai media belajar bagi mahasiswa pendidikan fisika [4] Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI. [5] Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada [6] Santosa, Eko, dan dkk 2008. Seni Teater Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK [7] Chandra Tanzil, Rhino Ariefyansyah, Tonny Trimarsanto. 2010. Gampang-Gampang Susah. Jakarta: In-Docs. [8] Sadiman dkk. 2010. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada.
3. Penutup 3.1 Kesimpulan Berdasarkan tahapan – tahapan penelitian dan pengembangan yang telah dilalui, maka dapat disimpulkan dari penelitian Pembuatan Video Pembelajaran Tata Rias Pementasan Teater Pada Teater Manggar Universitas Amikon Yogyakarta sebagai video pembelajaran bagi anggota baru teater Manggar adalah: 1.
2.
3.
Video Pembelajaran Tata Rias Pementasan Teater Pada Teater Manggar Universitas Amikon Yogyakarta melalui tahapan analisis kebutuhan, pra produksi, produksi, pasca produksi dan evaluasi. Dari uji materi bahwasanya hasil responden menyatakan materi video pembelajaran ini dapat memvisualisasikan mengenai teori tentang tata rias dengan baik, demonstrasi langsung membuat garis kerutan sangat baik. Dari uji video bahwasanya hasil responden menyatakan bahwa kualitas audio, gambar, narasi yang dihasilkan baik serta kesesuaian narasi, gambar dan teks sangat baik.
Biodata Penulis Ahmad Syaikhul `Aziz, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2017. Saat ini menjadi Staf Produksi di Thereefour.
3.2 Saran Dari penelitian pembuatan Video pembelajaran yang telah dilakukan, ada beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan peneliti diantaranya sebagai berikut :
Agus Purwanto, memperoleh gelar Diploma III jurusan Manajemen Informatika lulus 2004 di STMIK AMIKOM Yogyakarta, Sarjana (S1) Jurusan Sistem Informasi 2006 di STMIK AMIKOM Yogyakarta , Memperoleh gelar Master of Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika lulus 2013 di STMIK AMIKOM Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta, pada Program Studi S2 MTI STMIK AMIKOM Yogyakarta.
1. Video Pembelajaran Tata Rias Pementasan Teater Pada Teater Manggar STMIK Amikom Yogyakarta masih memiliki berbagai keterbatasan dari berbagai segi seperti interaktifitas, efektifitas dan kesesuaian materi. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan pengembangan video pembelajaran, diperlukan pengembangan yang lebih mendalam sehingga
5
6