PEMBERIAN PENGUATAN (Reinforcement) PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMPN 2 TILAMUTA
JURNAL Oleh : ( Nurpian Nasaru ) Nim : 221 409 087
Mahasiswa Jurusan IHK FIS NG
PENDAHULUAN Dalam suatu pembelajaran, siswa yang memiliki perbuatan baik, seperti tingkah laku maupun prestasi, harus diberikan penghargaan atau pujian. Diharapkan dengan penghargaan atau pujian itu siswa akan termotivasi berusaha berbuat yang lebih baik lagi. Misalnya guru tersenyum atau mengucapkan kata “bagus” kepada siswa yang berpakaian rapih, siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik dan benar. Siswa akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai bahkan akan berusaha berbuat yang lebih baik lagi. Dalam kegiatan belajar mengajar, pemberian penguatan sangat penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pemberian respon positif guru kepada siswa yang berperilaku memuaskan membuat siswa senang karena merasa mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan siswa-siswa yang lain. Mengingat betapa pentingnya pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya para guru khususnya guru ekonomi melatih diri secara teratur dan terarah dalam penggunaan keterampilan penguatan sehingga dapat diterapkan dalam pengajaran (Mulyasa, 2008:77). Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa pemberian penguatan di SMP Negeri 2 Tilamuta, dari jumlah siswa 30 orang 13 orang siswa yang kurang bersemangat dan memperlihatkan tingkah laku yang kurang baik, maka pemberian penguatan memang perlu diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar, terutama kepada siswa yang bertingkah laku kurang baik dan kurang berprestasi
1
dengan memberikan dorongan dan nasehat agar siswa tersebut dapat merubah tingkah lakunya dan dapat berbuat lebih baik lagi. Sebaliknya, yang memiliki kelebihan dibandingkan siswa yang lain juga perlu diberikan penguatan agar perilakunya berulang kembali bahkan bila perlu dapat meningkat. Tetapi, diakui memang bahwa pemberian penguatan, dengan kalimat dan kata-kata lebih sering digunakan dibandingkan dengan melakukan sentuhan. Walaupun demikian, siswa tetap merasa diperhatikan dan termotivasi. Termotivasinya siswa dalam belajar akan memudahkan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Berhasilnya proses belajar mengajar akan menunjang keberhasilan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Maka disinilah tugas guru sebagai pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan memberikan rangsangan berupa penghargaan atau pujian sehingga siswa bisa
menyelesaikan
pelajaran
khususnya
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengadakan peneltian dengan judul “Pemberian Penguatan (Reinforcement) Pada Mata Pelajaran PKn Di SMP Negeri 2 Tilamuta”.
KAJIAN PUSTAKA Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia, yakni dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki tingkah lakunya dalam meningkatkan usahanya. Begitupun dalam proses belajar mengajar, siswa yang berprestasi akan mempertahankan prestasinya manakala guru memberikan penhargaan atas prestasi tersebut. Bahkan dengan penghargaan yang diberikan guru, timbul motivasi kuat untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai.. Penguatan (reinforcement) adalah merupakan tindakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong timbulnya peningkatan kualitas tingkah laku. Menurut Soemanto (2005:95) yang dimaksud dengan pemberian penguatan (reinforcement) adalah suatu respon positif dari guru kepada siswa
2
yang telah melakukan suatu perbuatan yang baik atau berprestasi. Pemberian penguatan (reinforcement) ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik itu. Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian terhadap perbuatan yang baik dari siswa merupakan hal sangat diperlukan sehingga siswa terus berusaha berbuat lebih baik misalnya guru tersenyum atau mengucapkan kata-kata bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang baik akan besar pengaruhnya terhadap siswa. Siswa tersebut akan merasa puas dan merasa diterima atas hasil yang dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu. Menurut Usman (2006:80) Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feet back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Penguatan dikatakan juga sebagai respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi untuk interaksi dalam belajar mengajar. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan penguatan adalah respon positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini tentang pemberian penguatan kembali pada mata pelajaran PKn. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomonologis. Menurut Moleong (2009) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
3
menggunakan data deskriptif yang berupa data tertulis atau lisan dari orang atau prilaku yang diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk-Bentuk Pemberian Penguatan Pada Mata Pelajaran PKn Kenyataan dilapangan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru PKn di SMP Negeri 2 Tilamuta dan juga melalui hasil pengamatan peneliti, diketahui bahwa bentuk pemberian penguatan yang sering dilaksanakan/diberikan guru PKn pada saat proses pembelajaran adalah penguatan verbal. Dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh ibu Susanty Uwade (guru PKn) mengatakan bahwa: “Pada saat proses pembelajaran berlangsung penguatan yang sering digunakan adalah kata-kata seperti bagus, ya, tepat, betul, bagus sekali dan dengan cara mendekati siswa pada saat mengerjakan soal dimana siswa merasa sangat diperhatikan. Hal ini dapat menghangatkan suasana belajar siswa, yang dapat meningkatkan motivasi”,(wawancara, 11 Mei 2013). Berdasarkan pendapat dari informan, dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan yang dilaksanaan atau yang sering diberikan guru menggunakan katakata seperti: bangus, ya, tepat, betul, bagus sekali dan dengan kalimat seperti: ya pekerjaanmu bagus sekali. Hal ini dapat membuat siswa termotivasi karena hasil kerjanya mendapat pujian dari guru tersebut. Hasil wawancara yang diungkapkan oleh ibu Susanty Uwade (Guru PKn) mengatakan bahwa : “Dari beberapa siswa kebanyakan lebih senang diberikan hadiah tetapi untuk dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas itu kami dari guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran PKn tidak memberikan hadiah karena untuk pemberian hadiah ada waktu tertentu”(wawancara, 28 Mei 2013). Ditambahkan juga dengan hasil wawancara oleh Bapak Bahrudin (Wakil Kepala Sekolah) mengatakan bahwa:
4
“Dari pihak sekolah itu selalu memberikan hadiah kepada siswa akan tetapi hadiah tersebut tidak diperuntukkan kepada semua siswa namun hanya diberikan kepada siswa yang berprestasi seperti siswa yang mendapat juara umum dan hadiah tersebut diberikan pada saat tengah semester atau pada saat penyerahan buku laporan pendidikan, untuk pemberian hadiah ini dilakukan agar siswa tersebut lebih termotivasi dan merasa lebih diperhatikan oleh pihak sekolah dan hal ini dapat membuat siswa-siswa ikut termotivasi agar bisa menjadi seperti temannya yang selalu mendapat prestasi”(wawancara, 29 Mei 2013). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan siswa pada saat belajar PKn itu sangat senang karena pada saat proses pembelajaran berlangsung guru selalu selingi dengan bermain hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan didalam kelas pada saat menerima pelajaran dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih aktif dalam hal menanyakan kembali materi yang belum dimengerti atau melontarkan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang diajarkan, ketika diberikan tugas siwa dapat mengerjakan dengan tepat waktu bahkan dalam tugas kelompok siswa lebih kompak sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. 2. Faktor Pendukung Pemberian Penguatan (reinforcement) Pada Mata Pelajaran PKn Dalam pelaksanaan keberhasilan suatu kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung. Faktor pendukung merupakan hal yang terpenting dalam rangka mensukseskan pemberian penguatan guna meningkatkan motivasi belajar siswa . 1. Faktor Siswa Siswa merupakan faktor pendukung keberhasilan pemberian penguatan pada proses pembelajaran. Siswa adalah organism yang unik berkembang sesuai dengan tahap perkembanganya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Perbedaan
5
perkembangan ini pula yang terlihat pada siswa yang menjadi sunjek penelitian sekolah kategori baik, sedang maupun kurang Dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh ibu Nurhayati dai (Guru PKn) mengatakan bahwa: “Faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberian penguatan itu adalah adanya faktor intern dari anak itu sendiri yaitu kesadaran sendiri dari siswa tersebut, walau bagaimanapun usaha kita sebagai guru dalam mendidik anak kalau tidak ada kesadaran sepenuhnya sangat sulit sekali”(wawancara 19 Juni 2013). 2. Faktor Sekolah (guru) Dari hasil wawancara (04 Juli 2013), yang diungkapan oleh ibu Nurhayati (Guru PKn) menjelaskan bahwa: Faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberian penguatan adalah faktor intern dari anak itu sendiri yaitu kesadaran sendiri dari siswa tersebut walau bagaimanapun usaha kita sebagai guru dalam mendidik anak kalau tidak ada kesadaran sepenuhnya sangat sulit sekali. Hasil wawancara (04 Juli 2013) ditambahkan juga oleh ibu Susanty (Guru PKn) menjelaskan bahwa: Dalam memberikan penguatan kami dari pihak guru harus teliti dan behati-hati dalam menentukan pola pemberian penguatan terhadap seorang siswa sebagai individu atau sebagai anggota kelompok kelas. karena pemberian penguatan akan berhubungan dengan kebutuhan individu, kepentingan, tingkah laku, dan kemampuan yang semuanya merupakan prinsip-prinsip yang sangat berarti dalam memberikan k penguatan kepada siswa. Hasil wawancara (06 Juli 2013) diungkapkan oleh ibu Susanty Uwade (Guru PKn) mengatakan bahwa: Peran orang tua salah satu faktor pendukung pemberin pengauatan sangatlah penting dalam proses pembelajaran siswa karena orang tua
6
adalah tempat pertama dalam suatu pendidikan anak dan waktu yang relati lebih banyak dihabiskan dengan lingkungan keluarga. Hasil wawancara (06 Juli 2013) juga ditambahkan oleh Bapak Bahrudin mengatakan bahwa : Dalam hal ini orang tua sangat berperan sekali dalam hal mendidik siswa apalagi kalau siswa yang berprestasi dikelas bahkan orang harus memberikan hadiah ataupun pujian kepada siswa tersebut sehingga siswa itu lebih giat lagi belajar dan memperlihatkan prestasinya kepada orang tua, bahkan ada orang tua yang tidak meperhatikan anaknya dan hal ini akan berdampak pada motivasi belajar siswa sehingga hasil yang dicapai tida sesuai yang diharapkan. 3. Keluarga (orang tua) Keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam pendidikan anak. Karena keluarga adalah lingkuang yang pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi orang tua dalam pendidikan sangat penting sekali selain motivasi intrinsik yang dimiliki anak untuk belajari ,dan harus memperhatikan pendidikan anaknya melalui menanyakan ulangan dan memberikan penguatan berupa pujian dan hadiah dari hasil atau prestasi anaknya. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Susanty Uwade (Guru PKn) mengatakan bahwa: “Peran orang tua sangatlah penting dalam proses pembelajaran siswa karena orang tua adalah tempat pertama dalam suatu pendidikan anak dan waktu
yang relati
lebih
banyak
dihabiskan
dengan
lingkungan
keluarga”(wawancara, 03 Juli 2013). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung pemberian
penguatan
merupakan
kunci
kebehasilan
dari
pada
proses
pembelajaran dalam dunia pendidikan yaitu dari kesadaran siswa karena setiap siswa selalu berbeda dari segi aspek apapun, minat belajar siswa datang dari diri siswa untuk mau belajar sehingga ilmu yang didapatkan akan bertambah dan
7
perhatian keluarga (orang tua) juga adalah salah satu cara memotivasi anak agar selalu meningkatkan belajar dan prestasinya.
PEMBAHASAN 1.
Bentuk-Bentuk Pemberian Penguatan Melalui Mata Pelajaran PKn Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan
kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Menurut Usman (2006:80) Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feet back) bagi sipenerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Penguatan dikatakan juga sebagai respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi untuk interaksi dalam belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar pemberian penguatan sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat penting diberikan guru kepada siswanya. Pemberian penguatan yang tepat dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar siswa. Perhatian siswa yang tinggi terhadap materi yang disampaikan guru dapat meningkatkan daya tangkap siswa terhadap materi yang akan tercermin ketika diadakan penilaian. Nilai yang meningkat menggambarkan prestasi belajar siswa juga meningkat. Ketika hasil belajar siswa meningkat, guru sebagai fasilitator memberikan penguatan dengan berbagai cara yang dapat terus meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi belajar semakin meningkat (Dimyati dan Sujiono, 2009:77). Dalam melaksanakan pemberian penguatan antara lain: pemberian penguatan dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran, meningkatkan motivasi belajar, pemberian penguatan dilakukan dengan berbagai
8
macam/bentuk seperti angka, hadiah, pujian, senyuman, tepukan pundak, symbol, komentar dan mendekati siswa yang termasuk dalam penguatan positif, dan penguatan negative yaitu dengan membebaskan siswa dari situasi yang tidak menyenangkan dan memberikan hukuman efektif. Dari hasil analisis dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: dalam proses belajar mengajar pemberian penguatan sebagai salah satu factor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, sangat penting diberikan guru kepada siswanya. Pemberian penguatan dilakukan dengan berbagai macam/bentuk mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa dan mempengaruhi prestasi belajar siswa, terutama pemberian penguatan dengan angka. Pemberian angka yang sesuai dengan hasil belajar siswa dapat memuaskan siswa terhadap hasil belajar dan meningkatkan semangat setra motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dibuktikan dengan pemberian penguatan dengan menuliskan kekurangan siswa dalam mengerjakan tugas juga dapat memberikan semangat bagi siswa. Namun, terdapat pula kelemahan tentang pemberian hadiah. Artinya di dalam kegiatan belajar mengajar kurang adanya penguatan dengan hadiah masih kurang dilaksanakan dengan baik oleh guru. 2.
Faktor Pendukung Pemberian Penguatan Melalui Mata Pelajaran Pkn Faktor pendukung keberhasilan pemberian penguatan (reinforcement)
dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran pasti ada faktor pendukung, seperti halnya pemberian penguatan dalam motivasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Tilamuta, memiliki beberapa faktor pendukung. Faktor pendukung merupakan kunci sukses SMP Negeri 2 Tilamuta dalam melaksanakan pemberian penguatan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Faktor pendukung tersebut adalah: 1. Faktor Siswa Siswa merupakan pendukung keberhasilan pemberian penguatan pada proses pembelajaran. Siswa adalah organism yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anaka adalah perkembangan seluruh aspek kepribadianya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masingmasing anak pada aspek tidak selalu sama. Perbedaan perkembangan ini pula
9
yang terlihat pada siswa yang mejadi subjek penelitian disekolah kategori baik, sedang
maupun
kurang.
Perbedaan-perbedaan
semacam
ini
tentunya
membutuhkan perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar Minat ini bisa muncul karena adanya kebutuhan, karena itu dikatakan bahwa minat merupakan sarana motivasi yang pokok atau utama. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Ada beberapa cara untuk memunculkan minat yaitu membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang telah lalu, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan menggunakan berbagai macam bentuk atau metode mengajar. Kebutuhan siswa mempelajari PKn karena dengan mempelajari PKn dia nanti akan mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang kuat, dan bisa diterapkan dalam lingkungan sehari-hari. Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesenjangan ada maksud dan keinginan untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan yang tanpa maksud dan keinginan. Hasrat untuk belajar pada diri siswa berarti memang ada motivasi belajar dalam diri siswa tersebut, sehingga tentu hasilnya akan lebih baik. serta citacita siswa belajar PKn adalah mempunyai dasar pengetahuan yang kuat, aspirasi atau cita-cita dalam belajar yang menjadi tujuan hidup siswa akan menjadi pendorong bagi belajarnya. Aspirasi atau cita-cita tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan siswa itu sendiri. Siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang baik akan mempunyai cita-cita yang lebih realistis jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang rendah. Sehingga dalam masalah motivasi yang paling penting adalah motivasi yang timbul dari diri seseorang (motivasi intrinsik). 2. Faktor Sekolah (guru) Sekolah merupakan faktor yang sangat dalam dunia pendidikan dan dalam lingkungan sekolah peran guru sangatlah penting dalam pembelajaran yang dilakukan disekolah dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan
10
mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran maupun memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik, Asmani (2011: 71-72). Sebab guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan dalam memberian penguatan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik. Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:
1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi 2. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri 3. Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif 4. Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya secara mandiri 3. Faktor Keluarga (orang tua) Menurut Amin (2011: 44) keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama yang dikenal anak, lingkungan keluarga adalah tempat pertama di mana anak memperoleh ilmu, sedangkan orangtua adalah guru pertama yang memberikan ilmu kepadanya. Di rumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar. Ilmu yang ia peroleh di rumah merupakan fondasi bagi hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mengajarkan, menambahkan, dan memupuk hal-hal yang baik kepada anak sejak ia masih kecil supaya menjadi suatu kebiasaan yang baik sampai ia dewasa nanti. Karena anak merupakan hal yang sangat berharga di mata siapapun, khususnya orangtua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga.
11
Selain mengasuh, merawat dan membesarkan anak, orang tua mempunyai tugas yang tidak kalah penting yaitu memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri mereka. Disini peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama. Yang harus dilakukan para orang tua antara lain memilih sekolah yang tepat untuk anak, membimbing mereka dalam belajar, sebagai vasilitator, dan sebagai pemberi motivasi atau motivator. Pemberian motivasi oleh orang tua dapat berupa penguatan atau penghargaan terhadap tingkah laku atau usaha belajar anak yanga baik. Bahwa orang tua dapat mengguankan penghargaan untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan pekerjaan sekolah, dan bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh sekolah dan orang tua. Selanjutnya penguatan dari keluarga mempunyai keuntungan dibandingkan dengan penguatan yang dilakukan oleh pihak lain (misalnya guru). Motivasi yang diberikan dapat pula berupa pujian seperti misalnya “Anak pintar” atau “Kamu hebat sekali dapat nilai 100” pada saat anak mendapatkan nilai yang bagus. Pemberian hadiah juga sering digunakan oleh orang tua agar anak mereka giat belajar dan pada akhirnya dapat naik kelas dengan nilai yang sangat memuaskan. Pemberian motivasi sebaiknya jangan hanya diberikan atau digunakan pada saat anak mendapatkan hasil yang baik dalam belajarnya. Tetapi pemberian motivasi pada saat anak mengalami kesulitan dalam belajar atau disaat anak mengalami kegagalan adalah hal yang diwajibkan bagi para orang tua. Misalnya pada saat anak mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran matematika. Seharusnya orang tua memberikan pengertian bahwa mungkin nilai yang diperoleh anak adalah hasil belajar yang kurang maksimal. Sehingga anak akan berusaha untuk belajar dengan maksimal agar mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran tersebut. Dari pernyataan hasil penelitian diatas peniliti mengambil kesimpulan bahwa keterampilan memberi penguatan sebagai salah satu teknik pendidikan yang sering dipergunakan dalam pendidikan, mengandung tujuan atau makna dalam
pelaksanaanya.
Keterampilan
memberi
penguatan
harus
mampu
menjadikan anak didik berkembang sesuai dengan fitrahnya, dalam faktor
12
pemberian penguatan siswa, sekolah maupun orang tua sangat berperan penting hal ini agar siswa lebik dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga menghasilkan orestasi yang baik. Dengan memberikan penghargaan kepada siswa seorang guru dapat dikatakan secara langsung telah memberikan perhatian yang tersendiri bagi siswa yang bersangkutan dan hal tersebut akan mampu membangkitkan dan mempertahan motivasi untuk lebih berprestasi.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Pemberian
penguatan
dilakukan
dengan
berbagai
macam/bentuk
mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa dan mempengaruhi prestasi belajar siswa, terutama pemberian penguatan dengan angka. Pemberian angka yang sesuai dengan hasil belajar siswa dapat memuaskan siswa terhadap hasil belajar dan meningkatkan semangat setra motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Faktor pendukung keberhasilan pemberian penguatan (reinforcement) dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran pasti ada faktor pendukung, seperti faktor keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama yang dikenal anak, lingkungan keluarga adalah tempat pertama di mana anak memperoleh ilmu, sedangkan orangtua adalah guru pertama yang memberikan ilmu kepadanya. Di rumah anak dapat belajar tentang banyak hal yang mendasar. Ilmu yang ia peroleh di rumah merupakan fondasi bagi hidup anak di masa depan. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Guru sebagai pelaksanaan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme terutama dalam hal pemberian penguatan (reinforcement) ataupun pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi
13
pelajarans yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Diharapkan agar pemberian penguatan (reinforcement) ini bisa digunakan oleh semua guru mata pelajaran guna untuk memperbaiki pembelajaran sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Davis, Ivor K, 2005. Pengelolaan Pengajaran, Rajawali Pers, Jakarta. Djamarah, 2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, PT. Rineka Cipta, Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Hasibuan dan Moedjiono, 2006. Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hamzah B. Uno. 2009. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Hanafiah Nanang, Suhancucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama. Koesoema, A. Doni. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak Dizaman Global. Jakarta: Grasindo. Cet. I. Mulyasa E, 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2008. Menjadi guru Profesional (Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosydakarya. Martinis Yamin, 2009. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta : Putra Grafika.
14
Martinis Yamin, 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Putra Grafika Manurung, P. 2005. Metode Penelitian. Medan: Diktat. Rohani, Ahmad, HM dan Ahmadi, 2006. Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Soemanto,Wasty. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafido Persada. Sudarwan Damin, 2011. Profesi Kependidikan.Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya. Alfabeta. Usman, Moh. Uzer. 2006 . Menjadi Guru Profesional, Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito.
15