PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN 2011-2012 Iklima siti mauliddiyah
[email protected] Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi, Cimahi ABSTRAK Makalah ini berjudul pembelajaran menulis paragraf deduktif dengan model reciprocal teaching pada kelas VIII SMP Tahun Ajaran 2011-2012. Penelitian ini untuk mengetahui permasalahan tentang apakah pendekatan reciprocal teaching dalam pembelajaran menulis deduktif pada siswa kelas VIII SMP efektif ?. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, peneliti bertujuan mengungkapkan keefektifan pendekatan reciprocal teaching dalam pembelajaran menulis paragraf pada siswa kelas VIII SMP. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, dan menginterprestasikan yang melibatkan 32 orang siswa sebagai subjek penelitian.data dalam penelitian ini adalah hasil tes pretes dan postes. Data tes dianalisis meliputi hasil pengamatan dari penerapan pendekatan reciprocal teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat pretes dan hasil belajar siswa yang telah dicapai dengan menerapkan reciprocal teaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan reciprocal teaching dalam pembelajaran menulis deduktif pada kelas VIII SMP dapat tercapai sesuai dengan indikator pembelajaran yang diinginkan. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari adanya peningkatan dari hasil pretes dan postes.Sesuai hasil penelitian ini, diketahui bahwa pendekatan reciprocal teaching efektif digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf terutama paragraf deduktif. Kata kunci: reciprocal teaching, keefektifan, pembelajaran
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya mengajarkan dan mengarahkan siswa untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam berinteraksi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan siswa yang lain dan orang di sekitarnya. Melalui interaksi itu, siswa berkomunikasi untuk menyatakan pendapat dan keinginannya lewat bahasa yang baik dan benar. Ini berarti secara tidak langsung, pembelajaran bahasa Indonesia mengharapkan siswanya terampil berbahasa. Namun, hasilnya jauh dari memuaskan. Hal ini terlihat dari kurangnya siswa terampil berbahasa, khusunya dalam pembelajaran menulis. Siswa kurang terampil dalam mengemukakan ide, pesan, gagasan, dan pendapatnya dalam bahasa tulis. Keadaan di atas tidak terlepas dari system pendidikan dan pembelajaran yang cenderung mewarnainya, dalam hal ini siswa kurang dituntut untuk membiasakan dirinya tampil ke muka kelas mengemukakan gagasan maupun pendapatnya melalui kegiatan pembelajaran. Situasi pembelajaran yang menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa itu berarti guru tidak berceramah saja dalam
penyampaian pelajarannya. Melainkan menyiapkan situasi untuk siswa bertanya, mengamati, melakukan eksperimen, serta menemukan fakta atau konsep sendiri. Ini berarti memberi peluang kepada siswa sepenuhnya berperan aktif, bukan sebaliknya. Amat besar kepercayaan masyarakat yang diembankan kepada guru. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi kebahasaan, keguruan, dan kompetensi psikologis. Dalam teori kebahasaan guru harus menguasai teori-teori kebahasaan dan mampu berlaku sebagai bahasawan yang baik, serta harus memiliki sikap sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Dari kompetensi keguruan, guru harus mengetahui berbagai sumber, sistem, dan gaya mengajar yang tepat. Untuk itu, guru perlu mengetahui berbagai metode dan teknik, menguasai pengolahan kelas, serta terampil menggunakan media. Dari segi kompetensi psikologis siswa, guru harus mampu memahami, dan mengidentifikasi anak didiknya agar dalam praktiknya guru dapat menggunakan strategi, metode, teknik, model pembelajaran dan media yang sesuai dengan keadaaan anak didik.
Salah satu kompetensi keguruan yang harus diketahui seorang pengajar yaitu model pembelajaran yang digunakan saat mengajar bahasa Indonesia. Model ini banyak ragamnya. Salah satunya model reciprocal teaching. Teknik reciprocal ini dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf disekolah. Model reciprocal teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, menurut Palinscar dan Brown (1984), setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, klarifikasi, membuat prediksi, bertanya, dan membuat kesimpulan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka masalah yang akan diteliti dibatasi pada pembelajaran menulis paragraf deduktif dengan menggunakan model reciprocal teaching di kelas VIII SMP Pgri Ngamprah Desa Sukatani Kecamatan Ngamprah. permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut; (1) Apakah pembelajaran menulis dengan menggunakan model pendekatan reciprocal teaching efektif digunakan dalam kemampuan menulis paragraf deduktif siswa kelas VIII SMP PGRI Ngamprah Kecamatan Ngamprah tahun ajaran 2011-2012 (2) Apakah model reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deduktif? Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, (1) Untuk mengetahui keefektipan model Reciprocal Teaching dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis paragraph deduktif. (2) Untuk mengetahui apakah model reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deduktif. penulis merumuskan beberapa anggapan dasar sebagai berikut (1) Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang berasal dari diri sendiri, dan tidak ada hubungannya dengan bakat. (2) Kemampuan menulis yang baik menjadi dasar keterampilan seseorang ketika menghadapi sebuah tulisan karangan. (3) Metode atau pendekatan adalah salah satu cara yang harus dipakai untuk meningkatkan keterampilan khususnya menulis paragraph. Hipotesis bertolak dari anggapan dasar yang disampaikan penulis. Berdasarkan pendapat diatas, penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut (1) Pembelajaran menulis paragraf deduktif dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching sangat efektif digunakan. (2) model reciprocal teaching
dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deduktif.
siswa
dalam
KAJIAN TEORI Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning) (Susilana, 2006: 94). Penekanan dan pembelajaran terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktifitas subjek didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak lanngsung tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis inilah sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur ( H. G Tarigan, 1994: 3). Kata paragraf berasal dari bahasa yunani yaitu kata โparaโ yang mempunyai arti samping atau pinggir, dan kata โ grapheinโ yang berarti menulis ( Harjasujana, 1996: 188). Di masa sekarang istilah paragraf pada umunya mengandung pengertian sebagai sekelompok kalimat yang secara utuh membicarakan hanya satu pikiran utama. Akhaidah (2003 : 144) mengemukakan tentang kegunaan paragraf adalah kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya ( yang baru). Asul Wiyanto (2004: 66) mengatakan bahwa jenis-jenis paragraf Berdasarkan letak kalimat utamanya (1) Paragraf Deduktif (2) Paragraf Induktif (3) Paragraf Deduktif-Induktif (4) Paragraph Ineratif (5) Paragraph Tanpa Kalimat Utama
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf. pangertian awal paragraf ini tidak harus pada kalimat pertama. Sebab, banyak paragraf yang kalimat pertamanya berupa kalimat transisi. Paragraf yang mengandung kalimat transisi, kalimat utamanya berada dalam posisi kalimat kedua (Arikunto: 59). Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan kemampuan yang intensif dan bimbingan yang sistematis. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik. Reciprocal teaching pada awalnya dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar dalam membaca teks. Pendekatan ini dinunculkan oleh Polinscar pada tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut. Nah, inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan metode pembelajaran resiprokal . Sedangkan pengajaran reciprocal bertujuan untuk memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat mencegah terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca. Karakteristik dari pembelajaran reciprocal teaching menurut Polinscra dan Brown adalah (1) suatu dialog antara guru dan siswa dimana masingmasing mendapat giliran untuk memimpin diskusi, (2) reciprocal merupakan suatu interaksi tindakan seseorang untuk merespon orang lain, (3) dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi jawaban (Hadiana Rosida, 2007: 16). Menurut Polinscar dan Brown (1984), setidaknya terdapat empat stategi belajar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal teaching yaitu, melakukan klarifikasi, membuat prediksi, bertanya, membuat kesimpulan. METODE PENELITIAN Metode merupakan rencana keseluruhan bahan bahasa secara rapih dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkonsentrasi dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih (Anthony dalam Tarigan, H.G, 1991: 10).
Berdasarkan pendapat di atas, penelitian yang penulis laksanakan menggunakan metode deskriptif analitik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad, yang mengemukakan bahwa metode deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, dan menginterprestasikan (Winarno Surakhmad, 1998: 139). Ciri-ciri metode deskriptif : (1) Memusatkan diri pada pemecahan yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual. (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Teknik Penelitian Untuk mengetahui kemampuan menulis dalam mengajarkan paragraf dilakukan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah telaah buku, uji coba, dan tes. (1) Telaah buku adalah kegiatan penulis mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan kegiatan penelitian. (2) Uji coba, teknik ini digunakan untuk memperoleh data dalam melaksanakan uji coba mengajarkan paragraf deduktif di kelas VIII SMP PGRI Ngamprah Kec. Ngamprah tahun Pelajaran 2011-2012. (3) Tes ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penulis dalam mengajarkan paragraf melalui kegiatan pretes dan postes. Penerapan pendekatan reciprocal teaching dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf deduktif dalam penelitian ini dinyatakan berhasil efektif siswa mampu menguasai atau mendapatkan nilai minimum 65 dari jumlah bobot maksimum 100 yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan rumus: nilai =
๐๐+๐๐ ๐๐๐
ร ๐๐๐
n1 = nilai menentukan gagasan utama n2= nilai menulis deduktif PEMBAHASAN analisis pembelajaran dilakukan oleh penulis untuk mengetahui keefektifan reciprocal teaching untuk pembelajaran menulis paragraf deduktif. Data yang diperoleh dibawahj ini adalah hasil evaluasi pretes dan postes, yang berupa hasil kegiatan menulis paragraf deduktif yang dilakukan oleh 32 orang siswa. Soal tersebut disajikan dalam bentuk kegiatan
menulis paragraf deduktif dengan berpedoman penilaian kepada: 1.
Pengembangan kalimat utama dengan rentang nilai 0-20 Organisasi isi dengan rentang nilai 0-20 Struktur bahasa dengan rentang nilai 0-20 Diksi dengan rentang nilai 0-20 Ejaan dan tanda baca dengan rentang nilai 0-20
2. 3. 4. 5.
Deskripsi Analisi Hasil Tes Awal Analisi ini dimaksudkan untuk mengetahui taraf kehomogenan kemampuan siswa. Kehomogenan ini perlu diketahui untuk membandingkan keefektifan teknik yang digunakan. Peneliti memberikan tes menulis paragraf deduktif. Penilaian siswa dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: Aspek Deduktif (Penggambaran Objek, Organisasi Isi), Aspek Kebahasaan ( Struktur Kalimat, Diksi, Ejaan dan Tanda Baca). Buatlah sebuah paragraf deduktif dengan tema menceritakan pengalamanmu ketika berlibur. Berdasarkan nilai analisis hasil pretes siswa dipeoleh pengelompokkan tingkat kemampuan ratarata siswa sebagai berikut: Tabel 1 pengelompokan nilai rata-rata Tes Awal siswa No
Nilai
1 88 2 83 3 80 4 75 5 70 6 65 7 63 8 60 9 55 10 40 Jumlah
Jumlah Siswa 1 1 2 2 20 2 1 1 1 1 32
Jumlah Skor 88 83 160 150 1400 130 63 60 55 40 2229
Keterangan
Berdasarkan pengelompokan nilai pada tabel di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa pada saat pretes sebagai berikut:
Pada kegiatan peneliti memeragakan bagaimana merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi jawaban, dan menjelaskan hasil dari sebuah wacana. Kemudian masing-masing kelompok siswa diberikan masing-masing sebuah teks wacana dengan tema yang sama yaitu โ pencemaran lingkunganโ serta dengan judul yang sama juga yaitu โโmencermati masalah pencemaran lingkungan; perlu solusi jangka panjang dan pendekโ. Setelah selesai membaca siswa membuat rangkuman, pertanyaan, prediksi jawaban lalu menjelaskan dengan berperan sebagai seorang guru dalam di17skusi kelas dan membuat paragraf deduktif. Dari hasil pretes membuat paragraf deduktif . Analisi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan reciprocal teaching. Hasil dari kegiatan siswa membuat paragraf deduktif adalah sebagai berikut: Tabel 2 pengelompokan nilai rata-rata Tes Akhir siswa No. Urut 1 2 3 4 5 6 7
Nilai
95 90 85 80 75 70 65 Jumlah
Jumlah Siswa 3 3 8 8 7 2 1 32
Jumlah Skor 285 270 680 640 525 140 65 2600
keterangan
Berdasarkan pengelompokan nilai pada tabel di atas, maka diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa pada saat postes sebagai berikut: Jumlah skor 2600 dibagi jumlah siswa 32 orang sama dengan 81.25 Berdasarkan data perbandingan hasil pretes dan postes diperoleh data sebagai berikut: 2229 = 69.657 32 2600 postes 32 = 81.25
1. Nilai rata-rata pretes 2. Nilai rata-rata SIMPULAN
Jumlah skor 2.229 dibagi jumlah siswa 32 orang sama dengan 69,657. Deskripsi Analisis Hasil Tes Akhir
Penerapan pendekatan reciprocal teaching dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP PGRI Ngamprah tercapai secara maksimal sesuai dengan indikator pembelajaran yang diinginkan. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat
dari hasil yang diperoleh siswa sebagai subjek penilaian dalam pemahaman bahan bacaan. Hasil yang dicapai 32 orang siswa mendapat nilai 65 ke atas. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, et al . (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa dan Balai Pustaka: Jakarta. (468p) Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rieneka Cipta. Jakarta. Departemen pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. (1998). Materi Pokok Bahasa Indonesia. Depdikbud. Jakarta. (254p) Sukasworo, ign. (2006). Bahasa Indonesia: mutiara gramatika bahasa dan sastra Indonesia. piranti darma kalokatama. Jakarta. Wiyanto, Asul. (2004). Terampil Menulis Paragraf. Grasindo. Jakarta. Tanpa nama. (2008). Diskusi dan Macamnya. [online].Tersedia: http://pembelajaranguru.wordpress.com. [18 desember 2011] Tersedia: http://id.shvoong.com/socialsciences/edukation/2067798-sekilas-tentangreciprocal-teaching/#ixzz1eF7To8ti