e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VIIA4 DI SMP NEGERI 3 SAWAN Ni Pt. Sri Ulandari1, I Nym. Sudiana2, I.A Md. Darmayanti3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Ini bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan, (2) pelaksanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan, dan (3) evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan observasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan tiga tahapan dalam pembelajaran. Ketiga tahapan tersebut meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Pada perencanaan pembelajaran, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lengkap berdasarkan komponen-komponen RPP pada kurikulum KTSP. Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh guru meliputi tiga kegiatan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), kegiatan penutup. Evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan dilakukan dengan tes tertulis yang disesuaikan dengan instrumen yang terdapat dalam RPP. Kata kunci: pembelajaran, pengembangan teks wawancara menjadi karangan narasi Abstract This research aims to describes (1) learning plan to development a narrative essay based on interview text students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan, (2) implementation of learning develop a narrative essay based on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan, (3) Evaluation of learning to development a narrative essay based on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan. Subject of this research is Indonesia teacher and students of VIIA4 in SMP N 3 Sawan. Data collection method used is documentation method and observation method. Data is analyzed using qualitative descriptive technique. These results indicate that the teacher has conducted three phases of learning the third phase includes the planning of learning, implementation of learning, and evaluation of learning. On planning of learning, the teacher makes planning of learning completely based on components of RPP to the curriculum KTSP. On the implementation of learning there are two activities, it is teacher activities and students activities. The activities did by teacher involve three of learning activities, it is first activities, main activities (exploration, elaboration, and confirmation), last activities, (3) the evaluation of learning to development narrative essay depend on interview text on students of grade VIIA4 in SMP N 3 Sawan did by writing test adapted with insreuments on the RPP. Keywords: learning, the development of the interview text into a narrative essay.
1
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan pada penguasaan empat keterampilan berbahasa dan sastra. Pada keempat keterampilan berbahasa siswa diharapkan terampil menyimak, berbicara, membaca serta menulis. Keempat keterampilan ini menjadi faktor pendukung dalam menyajikan pikiran, gagasan, dan pendapat, baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa. Keterampilan berbahasa menurut aktivitas penggunaannya terbagi dalam keterampilan yang bersifat reseptif dan bersifat produktif Menurut Tarigan (1981: 2) keterampilan membaca dan menyimak merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif hanya mengandalkan kemampuan untuk menerima informasi. Hal ini berkebalikan dengan keterampilan produktif yang dituntut untuk menghasilkan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang berupa ide, gagasan atau menghasilkan sebuah produk. Selain itu, pembelajaran keterampilan menulis tampaknya belum menggembirakan. Pada dasarnya, kemampuan menulis tidak berbeda jauh dengan kemampuan berbicara. Perbedaan itu terletak pada pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca. Dengan demikian, menulis tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan ke dalam wujud tulisan dengan menggunakan lambang grafem. Namun, seringkali pula menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit karena menulis dikaitkan dengan seni atau kiat sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat, jelas, dan singkat (Sudiati, 2005: 6). Keterampilan menulis merupakan sarana yang paling penting bagi siswa. Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, menulis
juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Liang Gie (2002: 12) menyatakan bahwa menulis, arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama, dan suatu tanda kebahasaan dengan alat tulis pada suatu halaman tertentu. Keterampilan menulis dalam kegiatan menulis erat kaitannya dengan kemahiran merangkai kalimat, seperti menulis sebuah karangan. Karangan merupakan pernyataan gagasan atau ide yang bersumber dari pengalaman, pengamatan, imajinasi, pendapat, dan keyakinan dengan menggunakan media tulis sebagai alatnya. Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran siswa. Penalaran ini terutama terkait dengan proses penafsiran fakta sebagai ide dasar untuk dikembangkan menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan pikiran atau gagasannya secara cermat ke dalam tulisannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tulisan dapat terbagi menjadi lima bentuk, yaitu narasi (cerita), deskripsi (lukisan), eksposisi (paparan), argumentasi (bincangan), dan persuasi (mengajak). Namun, dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada salah satu bentuk tulisan saja, yaitu narasi(cerita). Menulis merupakan penjabaran standar kompetensi (SK) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih berlaku pada satuan pendidikan di Indonesia. Menurut Muslich (2012: 10). KTSP sendiri merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan/sekolah (SD, SMP, SMA). Kurikulum ini memberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk menyusun standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan pengorganisasian materi dengan kerangka standar kompetensi (SK) mata pembelajaran bahasa Indonesia harus diketahui, dikuasai, dan dilakukan oleh 2
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
siswa pada jenjang pendidikan. Standar kompetensi inilah yang memuat jabaran mengenai keterampilan menulis di sekolah menengah pertama yang dapat diimplemantasikan dalam bentuk mengungkapkan berbagai informasi. Sudah jelas bahwa menulis narasi merupakan kompetensi yang sudah ada dan diteruskan pada jenjang sekolah menengah pertama. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Karangan narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Kemampuan mengembangkan karangan narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa, tetapi harus melalui pelatihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis dalam bentuk narasi dan pesan singkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 3 Sawan yang mengajar kelas VII, khusunya diketahui bahwa saat ini kondisi kemampuan menulis karangan narasi siswa belum maksimal. Diketahui bahwa nilai rata-rata dari 26 siswa dalam mengembangkan karangan narasi di kelas VIIA4, yakni 70, sedangkan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara adalah 75. Itu menandakan ketuntasan pembelajaran mengembangkan karangan narasi masih belum tercapai. Dari hasil wawancara juga menjelaskan bahwa dari 25 siswa di kelas VIIA4 yang mendapat skor sesuai dengan KKM hanya 5 orang, sedangkan 20 orang mendapatkan skor di bawah KKM. Meskipun demikian, secara umum, siswa SMP Negeri 3 sawan memiliki potensi untuk ditingkatkan dalam kemampuan menulis, khususnya, dalam mengembangkan karangan narasi. Dalam hal ini, penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan narasi akan membantu siswa untuk menceritakan kembali suatu peristiwa atau kejadian
secara kronologis. Kegiatan ini seperti menumbuhkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan narasi akan membantu siswa untuk menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Sehubungan dengan pemaparan pada bagian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan? (3) Bagaimana evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan?. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP 3 Sawan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam penelitian. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas VIIA4 SMP Negeri 3 Sawan. Objek penelitian ini adalah pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. 3
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data .Data-data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narsi berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Pengembilan data dilakukan melalui dokumentasi dan observasi. Observasi dilakukan di kelas VIIA4 sebanyak dua kali, yaitu pada 14 September dan 15 September 2015. Adapun hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Pembelajaran Sebelum merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru meperhatikan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan pencatatan dokumen di SMP Negeri 3 Sawan, ditemukan bahwa guru membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang sudah ada. RPP adalah persiapan yang perlu dipersiapkan oleh guru sebelum mengajar. RPP tersebut merupakan operasional dari silabus. Dalam RPP dimuat penggalanpenggalan kegiatan atau komponenkomponen yang menggambarkan segala sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dan siswa saat proses belajar-mengajar. Sesuai dengan data di lapangan, dalam penyusunan RPP pembelajaran mengembangkan karangan narasi, guru berpedoman pada silabus dan menyesuaikan dengan buku paket yang digunakan. Dengan demikian, guru dapat mengetahui materi yang tertera dalam silabus dimuat dalam buku paket yang digunakan. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP, dalam pelaksanaannya harus saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pencatatan dokumentasi dan observasi hanya pada satu RPP dalam pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara yang
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk dicermati dan dianalisis adalah berupa RPP, khususnya perencanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 di SMP Negeri 3 Sawan. Dari pengamatan dokumen tersebut, akan diperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Selain itu, dokumen juga akan diarsipkan adalah berupa hasil nilai siswa sebagai bentuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Metode observasi ini sangat tepat digunakan untuk mengamati tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu karakteristik yang menonjol dari observasi adalah sifatnya yang langsung. Observasi adalah pengamatan yang mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Yang akan peneliti observasi adalah pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara di kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Dalam penelitian ini, instrumen utama pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Pendokumenan atau dokumen ini digunakan untuk mendapat data mengenai perencanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Lembar Observasi disertai dengan catatan lapangan. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VIIA4 SMP N 3 Sawan. Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan beberapa langkah, (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan.
4
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
disusun oleh guru pengajar bahasa Indonesia di kelas VIIA4 semester ganjil. RPP yang dibuat oleh guru terkait dengan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara tersebut sudah mencangkup komponen-komponen RPP yang sesuai dengan KTSP dengan menambah komponen karakter siswa, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkahlangakah, sumber belajar, dan penilaian. Namun, ada beberapa komponen yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih jauh lagi, terutama yang menyangkut materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, dan penilaian. Komponen dasar yang dimuat dalam RPP ini adalah mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara komponen dasar ini dilakukan dengan melakukan wawancara antarteman sebangku dengan menggunakan topik yang bebas dengan meperhatikan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung saat berwawancara. Standar kompetensi yang tertera di dalam RPP dengan bunyi “mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat” dalam penulisan standar kompetensi sudah sesuai dengan yang tertera di silabus dan memang itu yang dicantumkan di silabus. Kompetensi Dasar yang termuat dalam RPP tersebut berbunyi “ mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi dengan cara meperhatikan kalimat langsung dan tak langsung”, kompetensi dasar tersebut sudah sesuai dengan yang tertera dalam silabus. Indikator yang tertera dalam RPP ini menuntut siswa untuk melakukan wawancara sesuai itu mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Siswa diharapkan mampu mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan memperhatikan sistematika yang benar, mulai dari membuat pendahuluan, isi dan penutup. Indikator yang termuat merupakan turunan dari kompetensi
dasar. Indikator yang tertera dalam RPP yang disusun oleh guru menuntut siswa mampu mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Dari data RPP tersebut, perumusan indikator pada RPP yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pada 14 September dan 15 September 2015. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman kepada RPP yang digunakan oleh guru mengajar di kelas VIIA4 di SMP N 3 Sawan. Pertemuan pertama pada 14 September 2014 jam ke 6-7, dengan materi yang disampaikan oleh guru adalah mengubah teks wawancara ke dalam karangan narasi, dapat dideskripsikan berdasarkan kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut. Pada kegiatan awal guru memasuki ruangan kelas dan menuju meja guru, siswa berdiri sambil mengucapkan salam (panganjali umat). Sebelum pelajaran kegiatan pembelajaran dimulai guru dan siswa melakukan doa bersama. Doa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dengan menundukkan kepala sejenak yang bertujuan untuk memohon keselamatan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Selanjutnya, guru melakukan pengabsenan terlebih dahulu untuk mengetahui dengan jelas berapa orang yang mengikuti pembelajaran. Setelah mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi berupa pengamatan secara sadar tentang segala sesuatu di jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Selanjutnya, guru menyampaikan apersepsi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran berkaitan dengan materi yang disampaikan, agar siswa mengetahui tentang materi apa yang akan mereka pelajari. Setelah itu, guru memasuki kegiatan inti dengan penyampaian materi berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dilakukan dengan 5
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
tanya jawab oleh guru untuk menggali pengetahuan siswa tentang mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Setelah beberapa menit, guru menjelaskan pengertian wawancara bagian-bagian dari wawancara diselingi dengan humor agar siswa tidak bosan dan tegang dalam melaksanakan pembelajaran. Beberapa menit kemudian, guru menjelaskan cara mewawancarai seorang tokoh dan juga memancing siswa agar aktif dengan cara bertanya dan menjawab pertanyaan guru agar proses pembelajaran tidak pakum dan siswa mudah menjadi bosan. Setelah itu guru memberikan contoh wawancara yang dilakukan antara osis dan siswa berprestasi di SMP 3 Sawan untuk mempermudah pemahaman siswa. Dengan keterbatasan waktu, pembelajaran ditunda dan akan dilanjutkan keesokan harinya, agar mendapat hasil yang maksimal. Pertemuan kedua pada 15 September 2015 jam ke 6-7. Materi yang disampaikan oleh guru adalah lanjutan materi mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara yang telah berlangsung. Pada pertemuan kedua, guru melakukan langkah-langkah pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara sebagai berikut. Kegiatan awal dimulai dari guru memasuki kelas dan siswa berdiri dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam (panganjali umat) dan guru membalas salam yang disampaikan oleh siswa, dilanjutkan dengan berdoa besama. Guru membacakan satu persatu nama-nama siswa dan siswa menjawab hadir atau tidak hadir. Setelah mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi yang juga dikaitkan dengan pertanyaan pada pertemuan pertama. Pembelajaran mengembangakan karangan narasi berdasarkan teks wawancara ini dapat memotivasi siswa untuk dapat menyebutkan manfaat dari mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara dengan baik dan tepat. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan indikator
pembelajaran agar siswa mengetahui tentang materi yang akan mereka pelajari. Setelah beberapa menit guru memulai kegiatan inti dengan cara menjelaskan sedikit mengenai teks wawancara yang dibahas kemarin. Lalu guru mengingatkan kembali tentang contoh wawancara yang diberikan kemarin, untuk mempermudah pemahaman siswa. Guru pun menyampaiakan wawancara tersebut dan siswa dengan tenang mendengarkan apa yang disampaikan guru. Setelah itu, guru menerasikan teks wawancara yang di contohkan. Setelah kegiatan tersebut, guru menyuruh siswa membuat sebuah teks wawancara dengan teman sebangku sesuai dengan kompetensi dasar yang disamapikan dalam RPP. Soal tesebut adalah “ Tulislah sebuah teks wawancara yang dilakuakan dengan teman sebangku yang mengangkat tema bebas lalu teks wawancara tersebut dinarasikan!”. Guru memberikan waktu 15 menit untuk mengerjakan tugas. Kegiatan akhir dilakukan dengan cara menanyakan kembali hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa saat menulis teks wawancara dan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Setelah kegiatan bertanya jawab selesai, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam (pramasanthi). Guru dan siswa sudah membahas materi yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil deskripsi pertemuan I dan pertemuan II di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara yang dilaksanakan oleh guru sudah mengacu pada RPP. Hal ini terlihat jelas dalam kegiatan awal, inti, dan akhir. Namun, ada beberapa komponen yang tidak disampaikan lagi pada pertemuan kedua ini. Komponen tersebut yaitu kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan karakteristik pedoman penilaian dalam RPP, karena guru sudah 6
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
melakukan tindak lanjut, umpan balik terhadap karya siswa, dan mengadakan evaluasi dan refleksi pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Dalam evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara, guru melakukan penilaian sesuai dengan tercantum di RPP. Guru menggunakan pedoman pengeskoran sesuai dengan masing-masing instrumen yang dicantumkan dalam RPP. Dalam proses pengeskoran, kriteria penilaian disesuaikan dengan instrumen yang digunakan. Instrumen tersebut, yaitu (1) ubahlah kalimat langsung di dalam teks wawancari menjadi kalimat tidak langsung, (2) narasikan teks wawancara, (3) sunting dengan temanmu. Penilaian instrumen pertama adalah jika penulisan dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara tersebut “lengkap” akan mendapat skor 3, jika “kurang lengkap” akan mendapat skor 2 dan jika “tidak lengkap” mendapat skor 1 sehingga skor maksimum dari soal nomor 1 adalah 3. Instrumen yang kedua, membacakan teks wawancara dengan lafal dan intonasi yang jelas, kriteria penilaiannya, yaitu 3 jika “tepat”, 2 jika “kurang tepat” dan 1 jika “tidak tepat”. Instrumen yang ketiga, kriteria penilaiannya, yaitu dalam menyunting teks wawancara yang sudah diubah menjadi teks narasi , jika penyuntinganya “sangat cermat”, mendapat skor 3, jika “cukup cermat” mendapat skor 2, dan “kurang cermat” akan mendapat skor 1. Jadi skor maksimal soal nomor 3 adalah 3. Total skor ketiga instrumen tersebut adalah 9. Nilai akhir yang diperoleh dengan cara mengalihkan perolehan skor dengan skor ideal (100) dan dibagi skor maksimum, akan mendapat nilai akhir dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara.
mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara diuraikan sebagai berikut. Proses yang dilakukan dalam pembelajaran sudah menunjukkan kesesuaian dengan komponen-komponen yang terdapat dalam RPP. Hal ini sejalan dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 53) yang menyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi beberapa komponen, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran. Pengembangan komponen RPP dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara belum maksimal, karena ada beberapa komponen yang harus diperbaiki. Namun, perencanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Komponenkomponen yang dimaksud adalah apersepsi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. RPP yang sebenarnya bertujuan mempermudah dan memperlancar pembelajaran terkesan hanya sebagai kepentingan administrasi sekolah (formalitas). Untuk menghilangkan kesan tersebut, hendaknya guru memperhatikan dan melengkapi komponen dalam RPP yang masih kurang, agar pengajaran menjadi efektif dengan RPP yang lengkap. 2. Pelaksanaan Pembalajaran Pelaksanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara yang dilakukan dalam kelas sudah mengacu pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP yang telah disusun oleh guru. Namun, ada beberapa yang belum disampaikan, seperti apersepsi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan akhirnya mampu melakukan sesuatu. Hal itu
2. Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil pencatatan dokumentasi, observasi, RPP yang disusun oleh guru dalam pembelajaran 7
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
senada dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 75) yang menyatakan bahwa jika dalam pembelajaran di kelas guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah atau menerangkan yang berarti siswa hanya mendengarkan, siswa tersebut hanya mampu mengingat 20% dari yang didengarnya. Sebaliknya, apabila guru dalam pembelajaran di kelas mengemas kegiatan pembelajaran dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas dan melaporkan hasilnya, siswa tersebut akan mampu mengingat sampai dengan 90% dari yang dikerjakan dan dikatakannya dalam bentuk laporan lisan ataupun tertulis. Kegiatan belajar-mengajar merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan akhirnya mampu melakukan sesuatu. Hal itu senada dengan pendapat Mansur Muslich (2008: 75) yang menyatakan bahwa jika dalam pembelajaran di kelas guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah atau menerangkan yang berarti siswa hanya mendengarkan, siswa tersebut hanya mampu mengingat 20% dari yang didengarnya. Sebaliknya, apabila guru dalam pembelajaran di kelas mengemas kegiatan pembelajaran dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas dan melaporkan hasilnya, siswa tersebut akan mampu mengingat sampai dengan 90% dari yang dikerjakan dan dikatakannya dalam bentuk laporan lisan ataupun tertulis. Guru tidak banyak melakukan ceramah saat menyampaikan materi dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru lebih banyak mengajak siswa untuk berdiskusi dengan cara melakukan tanya jawab multiarah. Hal ini merupakan pengalaman belajar siswa dengan memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri di bawah bimbingan guru. Hal ini dilakukan oleh guru agar pembelajaran menjadi efektif. Situasi yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar-mengajar itu
sendiri. Guru sepatutnya, peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Seharusnya guru dapat menyesuaikan tingkah laku dalam mengajar terhadap situasi yang dihadapi. 3.Evaluasi Pembelajaran Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang diguanakan oleh guru, cara mengajar, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sebagian besar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Sebagian lagi kurang sesuai dengan tujuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Alat evaluasi tersebut berupa instrumen, yaitu Buatlah teks wawancara dengan tema bebas yang dilakukan dengan teman sebangku lalu teks wawancara tersebut dikembangkan kedalam sebuah karangan narasi. Dalam pelaksanaannya, guru sudah menggunakan alat evaluasi sesuai instrumen 2 dan siswa tahu yang akan mereka kerjakan. Alat evaluasi yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara terlihat pada instrumen 1, yaitu menentukan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dalam teks wawancara! Dalam pelaksanaan evaluasi pada instrumen 1, guru tidak menyuruh siswa menulis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung di selembaran kertas, tetapi menyuruh siswa menyebutkan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dengan lisan. Kekurangan penilaian kepada siswa dalam instrumen 1 dilengkapi penilaian menggunakan instrumen 2 sehingga semua siswa mendapat nilai. Ini dikarenakan oleh guru tersebut kurang teliti dan hanya terpaku pada waktu yang dirasakan singkat dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks 8
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
wawancara. Tidak hanya itu, penilaian yang dilakukan oleh guru hanya berpatokan pada hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa dan guru tersebut kurang menguasai dan kurang memahami urutan-urutan dalam RPP sehingga tidak terlihat seperti proses pembelajaran. Semestinya, guru memberikan tes yang berbeda dengan instrumen yang ada, untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap masing-masing instrumen.
observasi II, guru belum menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Guru sudah melaksanakan metode yang tercantum dalam RPP dan sudah mengadakan diskusi dengan siswa sebelum maupun sesudah memberikan soal mengenai pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran demonstrasi dan Tanya jawab. Dengan model tersebut, siswa termotivasi dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah penilaian tes lisan ataupun tes tertulis. Tes lisan dilakukan saat siswa melakukan proses tanya jawab mengenai pengertian wawancara, bagian wawancara, dan cara pengembangan teks wawancara ke dalam narasi. Tes tulis dilakukan saat siswa mengerjakan tugas mengembangkan teks wawancara yang telah dibuat menjadi karangan narasi pada selembar kertas dan tugas tersebut dibacakan serta disunting oleh siswa lain. Namun, penilaian lisan tidak disampaikan langsung oleh guru tetapi langsung melakukan penilaian secara individu pada tugas siswa. Nilai tersebut akan disesuaikan dengan pekerjaan siswa dalam mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Penilaian ini disesuaikan dengan pedoman pengeskoran pada tiap-tiap instrumen yang dibuat oleh guru dalam RPP. Nilai yang didapat oleh siswa tergolong tuntas. Saran Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara ini harus dipertahankan bila perlu ditingkatkan untuk mendapat kualitas pendidikan yang lebih baik lagi.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa simpulan, seperti diuraikan di bawah ini. Perencanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. RPP tersebut sudah mencangkup komponenkomponen yang sesuai dengan KTSP dengan menambah komponen karakter siswa, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah, sumber belajar, dan penilaian. Namun, ada beberapa komponen yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih jauh lagi, terutama yang menyangkut materi pembelajaran, langakah-langkah pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan penilain. Pelaksanaan pembelajaran mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara pada siswa kelas VII A4 SMP Negeri 3 Sawan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan 2 kali karena observasi I guru hanya menjelaskan materi pengembangan teks wawancara menjadi karangan narasi. Ini dikarenakan waktu yang tidak mencukupi sehingga penugasan akan dilanjutkan ke pertemuan berikutnya. Pada kegiatan awal, guru tidak memberikan motivasi yang berkaitan dengan apersepsi sebelum materi yang dibahas. Guru langsung menuju kegiatan inti setelah memberikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Pada 9
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
DAFTAR PUSTAKA Liang Gie, The. 2002. Terampil Mengarang. Yogjakarta: ANDI. Muslich, Masnur. 2012. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Sudiati, Vero. 2005. Menjadi Wartawan Muda. Yogjakarta: Pustaka Widyatama. Tarigan, Henry Guntur. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende: Nusa Indah.
10