WANTI NURMALAWATI & DAUD PAMUNGKAS I DIKSI DALAM KARANGAN NARASI ...
DIKSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PACET Wanti Nurmalawati1 dan Daud Pamungkas2 1
2
Guru SMP Negeri I Pacet, Cianjur Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP-Unsur, Cianjur
Abstract: This article describes the ability of students of eight grade of High School 1 Pacet Cianjur 2011/2012 in the use of diction in a narrative essay. Research was carried out by using the descriptive method. Based on the results of data analysis and discussion are showed that students’ ability to write essay in terms of accuracy of the use of diction which is an average 66.36. An examination of the use of language styles, the average value obtained is 65.68 students, meanwhile, viewed from the aspect of the use of the phrase sentences in a narrative written by the average value obtained by the students is 66.36. Therefore, it can be concluded that in general the ability of students to use diction, style and expression language sentences in writing a narrative essay is generally sufficient. Abstrak: Artikel ini mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan diksi pada karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pacet Cianjur tahun ajar 2011/2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskripitif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan dalam hal ketepatan penggunaan diksi yaitu rata-rata 66,36. Dilihat dari aspek penggunaan gaya bahasa, nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 65.68, sementara itu, dilihat dari aspek penggunaan ungkapan kalimat dalam karangan narasi nilai ratarata yang diperoleh siswa yaitu 66,36. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kemampuan siswa menggunakan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat dalam menulis karangan narasi pada umumnya cukup. Kata kunci: diksi, karangan, siswa, dan narasi PENDAHULUAN Pemilihan kata atau diksi lebih luas daripada sekadar jalinan kata-kata. Pemilihan kata bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang perlu digunakan dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan, melainkan juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan dalam kalimat. Fraseologis mencakup persoalan
kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. Ungkapan dalam kalimat terdiri dari beberapa kata yang mempunyai makna yang sama dengan sebuah kata tertentu (Kridalaksana, 1993:223). 37
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
Persoalan pilihan kata bukan persoalan yang sederhana. Persoalan pilihan kata menyangkut persoalan yang bersifat dinamis, inovatif, dan kreatif sejalan dengan perkembangan masyarakat penunturnya, seperti seorang anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ini anak akan mencari dan menemukan bentuk-bentuk yang sesuai dengan kemampuannya. Penulis yang belum berpengalaman sangat sulit untuk mengungkapkan ide atau gagasan dan biasanya sangat miskin variasi bahasanya. Akan tetapi, ada pula penulis yang sangat boros atau tidak efektif menggunakan pembendaharaan kata, sehingga tidak ada isi yang terdapat di balik katakatanya. Kata-kata atau istilah dapat digunakan penulis menyimpan pesona makna yang terselubung atau simbolis, sehingga jika dipahami memerlukan interpretasi dan renungan-renungan yang dalam. Dengan demikian, kata tidak hanya sekedar mengemban nilai-nilai indah (estetis), melainkan juga nilai-nilai filosofi maupun pedagogis. Pengarang atau penulis yang hanya memperhatikan ketepatan diksi tidak selalu membawa hasil seperti yang diinginkan. Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat juga diterima, atau apakah kata yang dipilih itu tidak merusak susunan yang ada. Marwoto (1985: 117) menyatakan bahwa diksi mengandung pengertian teknis sebagai pemilihan kata dalam mengarang. Tujuan pemilihan kata tersebut agar orang lain dapat memahami pikiran dan perasaan pemapar karangan secara pasti. Oleh karena itu pemilihan kata merupakan unsur yang sangat penting dalam karang-mengarang. Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa masalah diksi menyangkut kebebasan penulis untuk memilih kata istilah sesuai dengan makna yang tepat, baik makna leksikal, gramatikal, denotasi, konotasi, masalah sinonim, antonim, maupun berbagai variasi majas. Hal ini benar-benar tergantung pada kreativitas menulis atau mengarang. Dalam konteks penggunaan bahasa, memang kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Meskipun demikian, ketika mengarang, kata merupakan kunci utama membentuk karangan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami agar ide maupun pesan seseorang dapat dimengerti. Kata 38
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Mengarang merupakan salah satu materi yang dipelajari di bangku persekolahan. Di dalam praktiknya, dalam karangan siswa masih ditemukan kelemahan-kelemahan, terutama ketika menuangkan ide atau gagasan masih banyak siswa yang belum mampu memilih kata (diksi) yang tepat. Merujuk pada permasalahan tersebut, dipandang perlu untuk melakukan penelitian guna menganalisis kemampuan siswa dalam menggunakan diksi, khususnya penggunaan diksi dalam karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pacet tahun ajaran 2011/2012. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode deskriptif, sementara teknik yang digunakan adalah tes, angket, dan wawancara. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan siswa dalam menggunakan diksi pada karangan siswa. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat pribadi yang menunjang kemampuan siswa dalam bidang penggunaan diksi dalam karangan. Teknik wawancara dilaksanakan guna mencari tahu sejauh mana responden mengetahui informasi yang berkenaan dengan sastra khususnya dalam penggunaan diksi pada karangan siswa. Data hasil tes selanjutnya diolah dengan prosedur (a) membaca hasil karangan siswa, (b) mengklasifikasikan hasil karangan siswa, sesuai ketepatan dalam penggunaan diksi, (c) menandai kesalahan yang terdapat dalam karangan siswa, kemudian mencatat kutipan ke dalam kartu data, (d) memberikan skor kepada semua hasil karangan yang telah dibuat oleh siswa. Selanjutnya, perolehan skor diberi makna sesuai dengan tabel kategori yang disarankan oleh Nurgiyantoro (1987:364) HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada bagian ini disajikan gambaran kemampuan menggunakan diksi dalam menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pacet Cianjur tahun pelajaran 2011-2012. Jumlah data narasi yang terkumpul sebanyak 44 karangan. Ke44 karangan narasi tersebut selanjutnya dianalisis
WANTI NURMALAWATI & DAUD PAMUNGKAS I DIKSI DALAM KARANGAN NARASI ...
berdasarkan penggunaan diksi, gaya bahasa, ungkapan, dan kalimat. Data kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pacet Cianjur dalam menulis karangan narasi dengan penggunaan diksi, gaya bahasa, ungkapan, dan kalimat akan dipaparkan berikut. Nama : Sari Inarti Kelas : VIII C Judul karangan : Mimpi yang Menakutkan Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut. 1. Analisis Diksi Kutipan : Pada hari itu (kamis), seperti biasa aku dan teman-temanku berangkat sekolah sampai di sekolah kami menyimpan tas ke dalam kelas dan berdoa, tak lama dari itu bel pun berbunyi tanda semua murid harus berkumpul di lapang untuk menghapal surat pendek atau membaca asmaul husna, setelah itu, aku dan temantemanku masuk untuk mengikuti pelajaran (1/1/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Di mana kata kamis tidak ditempatkan dalam kalimat, tapi di dalam tanda kurung Kutipan : Setelah semua pelajaran usai, kami berhamburan keluar kelas hari ini aku bersama temantemanku ada tugas kelompok dan di kerjakan di rumah temanku.(2/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi ang dipergunakan masih kurang tepat. Kata ada kurang tepat, seharusnya mempergunakan kata memiliki. Kutipan : Aku dan teman-temanku naik kendaraan umum.(3/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Sampai di sana kami beristirahat sejenak dan melaksanakan sholat. (4/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Setelah itu, aku dan yang lainnya mengerjakan tugas tersebut setelah selesai, kami bermain monopoli. (5/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata setelah seharusnya mempergunakan kata hingga. Kutipan : Tak terasa waktu sudah sore.kami pun pamit pulang. (6/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Di jalan anyar aku dan yang lainya menunggu angkot jurusan desa kami. (7/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang
dipergunakan masih kurang tepat. Kata anyar seharusnya mempergunakan kata baru. Kutipan : Ketika menunggu angkot aku bertemu orang gila aku takut. (8/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata aku takut tidak tepat seharusnya hingga ketakutan. Kutipan : Tak lama kemudian angkot pun datang, aku dan teman-temanku bergegas masuk ke dalam angkot. (9/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Ketika sampai di rumah aku menyimpan tas dan sepatu. (10/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Setelah itu aku mandi dan siap-siap berangkat ngaji. (11/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Setelah pulang ngaji, aku langsung tidur karena kelelahan. (12/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Saat tidur aku mimpi di kejar-kejar orang gila di jalan anyar. (13/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata anyar seharusnya mempergunakan kata baru. Kutipan : Aku berlari-lari menghindar orang gila itu. Tapi belum sampai mimpi selesai adzan subuh sudah membangunkanku untung itu hanya mimpi. (14/1/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata menghindar seharusnya mempergunakan kata menghindari Kutipan : Setelah mandi dan sholat aku berangkat ngaji subuh, itu seperti biasa aku berangkat sekolah besama teman-temanku. (15/1/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata itu seharusnya mempergunakan kata selanjutnya. 2. Analisis Gaya Bahasa Kutipan : Setelah semua pelajaran usai, kami berhamburan keluar kelas (2/1/G)Gaya Bahasa : HiperbolaPenjelasan : melebih-lebihkan siswa keluar kelas, seolah-olah seperti benda yang dikeluarkan dari suatu tempat dengan bersamasama dan acak-acakan Kutipan : Tapi belum sampai mimpi selesai adzan subuh sudah membangunkanku (14/1/G)Gaya Bahasa : PersonifikasiPenjelasan : Menunjukkan seolah-olah suara adzan adalah mahluk hidup 39
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
3. Analisis Ungkapan dalam Kalimat Kutipan : Terimakasih Tuhan karena engkau telah menyatukan 2 hati ini dalam sebuah pasangan kekasih….Terima kasih cinta karena dengan adanya dia disampingku, aku menjadi lebih semangat untuk menurut ilmu dan mengerti apa itu arti cinta yang sebenernya.(4/ 3/U) Penjelasan : Ungkapan rasa syukur Nama : Neng Arifah Kelas : VIII C Judul karangan: Tari Adat Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut. 1. Analisis Diksi Kutipan : Nama saya Neng arifah, saya sekolah di SMP negeri 1 Pacet tepatnya duduk di kelas VIII-C. (1/ 5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Saya menggemari olahraga dan seni. (2/ 5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Di sekolah saya mengikuti beberapa ekstrakulikuler di antaranya volly ball, BTQ, Fisika, Karawitan dan lain-lain. (3/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Pada hari selasa saya dan teman-teman mengikuti ekstrakulikuler karawitan. (4/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Di sekolah kami dibagi-bagi untuk latihan alat musik tradisional dan tari adat. (5/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata dibagi-bagi seharusnya diganti dengan kata dijadwal Kutipan : Saya kaget saat ibu Rani memanggil saya untuk masuk ke kelompok tari. (6/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Kami langsung disuruh latihan, mungkin karena saya tidak mempunyai bakat tari kali ya, saya gugup dan gemeteran sebelum kami latihan kami diberi arahan untuk menari dan diberi jadwal bahwa setiap hari selasa dan rabu harus latihan.awalnya saya gelisah, namun dari waktu ternyata seni tari itu tidak seburuk yang saya kira. (7/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata kali seharusnya diganti dengan kata mungkin Kutipan : Tapi sebaliknya mengasyikan dan menyenangkan. (8/5/D)Penjelasan : Pada kutipan 40
tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Banyak sekali gerakan-gerakannya. (9/ 5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Malahan susah dan rumit, namun seni tari ini membuat saya tertantang untuk bisa tari ini. (10/ 5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata bisa tari ini seharusnya diganti dengan kata menguasainya Kutipan : Dan pada akhirnya saya mulai menyukai seni tari ini walaupun susah dan berbelit-belit gerakannya semoga dengan pengalaman ini memberi manfaat bagi saya agar jangan takut sebelum mencoba dan jangan putus asa. (11/5/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat. 2. Analisis Gaya Bahasa Kutipan : ternyata seni tari itu tidak seburuk yang saya kira. (7/5/G) Gaya Bahasa : personifikasi Penjelasan : seolah-olah seni tari memiliki sifat buruk 3. Analisis Ungkapan dalam Kalimat Kutipan : Dan pada akhirnya saya mulai menyukai seni tari ini walaupun susah dan berbelit-belit gerakanya semoga dengan pengalaman ini memberi manfaat bagi saya agar jangan takut sebelum mencoba dan jangan putus asa.(11/5/U) Penjelasan : menunjukkan ungakapan rasa suka Nama : Sani siti sania sastra wijaya Kelas : VIII C Judul karangan: Riwayat Hidup Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut. 1. Analisis Diksi Kutipan : Hai namaku Sani S.S.S.W, biasa dipanggil sani. (1/6/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, terlihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Aku duduk di kelas VIII di SMPN 1 Pacet. (2/6/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, terlihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Setiap hari aku berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum, ya meskipun harus menunggu lama, saya harus menunggu sampai angkutan itu datang ketika kulihat di sekelingku, ternyata banyak teman-teman ku yang berjalan kaki diantar oleh ayahnya membawa sepeda motor , dll, mereka selalu bertanya kepadaku mengapa ayahku tidak mengantarkan aku ke sekolah? aku hanya menjawab tidak, aku tidak mau membebani ayahku.(3/6/D)Penjelasan : Pada kutipan
WANTI NURMALAWATI & DAUD PAMUNGKAS I DIKSI DALAM KARANGAN NARASI ...
tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat. Kutipan : Dalam kehidupanku, aku bercita-cita untuk menjadi orang yang mandiri tidak bergantung kepada orang tua, dan terus semangat menjalani hidup walau terkadang pahit rasanya tetapi mengapa orang banyak putus asa? mengapa mereka tidak mensyukuri karunia allah yang masih membiarkan kita hidup untuk beribadah, agar tidak tersesat di akhirat nanti yang mereka pikiran hanya “bunuh diri”. (4/6/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Kata pikiran seharusnya diganti dengan kata pikirkan Kutipan : Setiap pagi ibuku selalu membangunkan aku untuk sholat subuh dan mandi lalu bersiap-siap berangkat ke sekolah ibuku selalu menyiapkan sarapan pagi untukku ibu ku sangat menyayangiku tetapi sayangnya aku tidak bisa membalas kebaikanmu ibu. (5/ 6/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat. Kutipan : Aku hanya bisa membebanimu, berkalikali ku ucapkan kata-kata itu, tetapi ibuku hanya tersenyum dan menjawab “belajarlah yang rajin agar kamu pintar dan bisa membanggakan orang tuamu.(6/6/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat 2. Analisis Gaya Bahasa Kutipan : diantar oleh ayahnya membawa sepeda motor (3/6/G)Gaya Bahasa : hiperbolaPenjelasan : melebih-lebihkan, di mana seolah-olah sepeda motor dibawa oleh “ayahnya” dengan mempergunakan tangan, padahal dikendarai 3. Analisis Ungkapan dalam Kalimat Kutipan : tetapi mengapa orang banyak putus asa?(4/6/U) Penjelasan : menunjukkan ungkapan rasa heran Nama : Siti nurani Kelas : VIII C Judul karangan: Saat Ibu Ku Meninggal Dunia Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut. 1. Analisis Diksi Kutipan : Pada waktu itu, aku masih berusia 4 tahun. (1/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Ibuku mempunyai penyakit yang sangat parah, beberapa bulan lamanya ia menderita penyakit itu. (2/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih
kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Ibuku menderita penyakit yang sangat parah, beberapa bulan lamanya ia menderita penyakit itu. Kutipan : Ia sudah di bawa kemana-mana. (3/7/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Tetapi penyakitnya tidak sembuhsembuh. (4/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Pada saat keluargaku mau membawa ibuku ke Rumah sakit lagi ibuku sudah meninggal. (5/7/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Pada saat keluargaku hendak membawa ibuku ke Rumah sakit lagi ibuku sudah meninggal. Kutipan : Pada waktu itu aku belum mengerti apaapa. Dan pada saat itu kakak ku berkata “dik ibu sudah meninggal”. (6/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Saat ibu mau dimakamkan aku berkata “Ibuku mau dibawa kemana?” dan ayahku berkata, “Ibu mau di makamkan” dan aku terus bertanya, “Ibuku kemana ?” merekapun menangis melihat kepergian ibuku. (7/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Dan aku pun ikut menangis melihat semua orang lain menangis. (8/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Dan aku pun ikut menangis melihat semua orang menangis. Kutipan : Sejak aku umur 8 tahun aku tahu artinya meninggal. (9/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat 2. Analisis Gaya Bahasa Kutipan : Ibuku mempunyai penyakit yang sangat parah,(2/7/D)Gaya Bahasa : IroniPenjelasan : menunjukkan seolah-olah ibu senang mempunyai penyakit parah 3. Analisis Ungkapan dalam Kalimat Kutipan : tetapi mengapa orang banyak putus asa?(4/6/U)Penjelasan : menunjukkan ungkapan rasa heran Nama : Siti nurani Kelas : VIII C Judul karangan: Saat Ibu Ku Meninggal Dunia Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut. 41
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
1. Analisis Diksi
3. Analisis Ungkapan dalam Kalimat
Kutipan : Pada waktu itu, aku masih berusia 4 tahun. (1/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Ibuku mempunyai penyakit yang sangat parah, beberapa bulan lamanya ia menderita penyakit itu. (2/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Ibuku menderita penyakit yang sangat parah, beberapa bulan lamanya ia menderita penyakit itu. Kutipan : Ia sudah di bawa kemana-mana. (3/7/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Tetapi penyakitnya tidak sembuhsembuh. (4/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Pada saat keluargaku mau membawa ibuku ke Rumah sakit lagi ibuku sudah meninggal. (5/7/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Pada saat keluargaku hendak membawa ibuku ke Rumah sakit lagi ibuku sudah meninggal. Kutipan : Pada waktu itu aku belum mengerti apa-apa. Dan pada saat itu kakak ku berkata “dik ibu sudah meninggal”. (6/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Saat ibu mau dimakamkan aku berkata “Ibuku mau dibawa kemana?” dan ayahku berkata, “Ibu mau di makamkan” dan aku terus bertanya, “Ibuku kemana ?” merekapun menangis melihat kepergian ibuku. (7/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat Kutipan : Dan aku pun ikut menangis melihat semua orang lain menangis. (8/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Dan aku pun ikut menangis melihat semua orang menangis. Kutipan : Sejak aku umur 8 tahun aku tahu artinya meninggal. (9/7/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan sudah tepat
Kutipan : aku terus bertanya, “Ibuku kemana ?”(7/ 7/U)Penjelasan : ungkapan rasa ingin tahu Nama : Kris Indriyanti M Kelas : VIII C Judul karangan: Kerja Kelompok Penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat pada karangan siswa di atas adalah sebagai berikut.
2. Analisis Gaya Bahasa Kutipan : Ibuku mempunyai penyakit yang sangat parah,(2/7/D)Gaya Bahasa : IroniPenjelasan : menunjukkan seolah-olah ibu senang mempunyai penyakit parah
42
1. Analisis Diksi Kutipan : Pada hari kamis, aku dan temanku Aisyah, Tuti,Yuli, Ika, dan Siti Nurani kami pergi kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas Bahasa Sunda membuat Bolu kukus. (1/8/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Pada hari kamis, aku dan temanku Aisyah, Tuti,Yuli, Ika, dan Siti Nurani melaksanakan kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas Bahasa Sunda membuat Bolu kukus. Kutipan : Kami pergi ke rumah Aisyah, setelah kami sampai kami beramai-ramai pergi berwudhu dan sholat bersama setelah itu, kami menyiapkan bahanbahan tapi malah mati lampu, kami menunggu kurang lebih selama 1 jam lebih. (2/8/D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Kami pergi ke rumah Aisyah. Setelah kami sampai, kami beramai-ramai pergi berwudhu dan sholat bersama setelah itu, kami menyiapkan bahanbahan namun kemudian lampu mati, kami menunggu selama kurang lebih 1 jam lebih. Kutipan : Setelah lampu menyala kembali kami memasukan bahan-bahan kedalam baskom dengan mengaduknya dengan mikser kurang lebih 30 menit setelah adona mengembang kami memisahkan adonan menjadi tiga bagian dan kami memasukan pewarna makanan bewarna hijau, merah, dan sisanya tidak di beri pewarna makanan, setelah itu kami memasukan adonan kedalam loyang dan di kukus beberapa menit.(3/8/ D)Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Setelah lampu menyala kembali, kami mulai memasukan bahan-bahan kedalam baskom kemudian mengaduknya dengan mikser kurang lebih 30 menit. Setelah adonan mengembang, kami memisahkan adonan menjadi tiga bagian, lalu kami memasukan pewarna makanan bewarna hijau, merah, dan sisanya tidak di beri pewarna makanan, setelah itu kami memasukan adonan kedalam loyang dan di kukus beberapa menit.
WANTI NURMALAWATI & DAUD PAMUNGKAS I DIKSI DALAM KARANGAN NARASI ...
Kutipan : Setelah matang kami menyajikan ke dalam piring dan menghiasnya, dan akhirnya pekerjaan kamipun selesai, setelah kami selesai beramai-ramai pulang kerumah masing-masing. (4/8/D) Penjelasan : Pada kutipan tersebut, telihat diksi yang dipergunakan masih kurang tepat. Adapun seharusnya adalah sebagai berikut: Setelah matang kami menyajikan ke dalam piring dan menghiasnya, dan akhirnya pekerjaan kamipun selesai. Setelah kami selesai, kami pun pulang kerumah masing-masing. Kemampuan Menggunakan Diksi Penggunaan diksi dalam karangan narasi pada penelitian dimaksudkan penggunaan diksi dengan tepat sesuai dari maksud kalimat yang disampaikan dalam karangan. Penggunaan diksi yang tepat akan menegaskan maksud dari kalimat yaang disampaikan, sehingga karangan narasi yang ditulis lebih mudah dipahami pembaca. Berdasarkan perhitungan, diketahui nilai ratarata kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi berdasarkan penggunaan diksi yaitu 66,36 atau berkategori cukup. Nilai tersebut berbeda pada interval persentase tingkat penguasaan antara 66%75% yang tercermin dalam kemampuan menggunakan kalimat ditinjau dari penggunaan diksi yang tepat. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 sebanyak 11 orang (25%). Nilai tersebut berkategori baik sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 76%-85% yang mencerminkan bahwa kalimat yang disusun telah mempergunakan diksi yang tepat. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 10 orang (22,73%). Nilai tersebut dapat dikategorikan cukup karena berada dalam interval persentase tingkat penguasaan antara 66%-75% yang mencerminkan bahwa penggunaan diksi dalam karangan narasi tidak terlalu baik dan juga tidak terlalu jelek. Selanjutnya adalah nilai 60 sebanyak 20 orang (45,45%). Nilai tersebut dikategorikan sedang sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 56%-65% yang mencerminkan bahwa penggunaan diksi yang disajikan dalam karangan narasi masih kurang tepat. Nilai 50 sebanyak 2 orang (4,54%). Nilai tersebut berkategorikan hampir sedang karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan 46%-55%. Nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 40 sebanyak 1 orang (2,27%). Nilai tersebut berkategorikan buruk karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan 46%55%. Artinya, dalam penggunaan diksi yang tepat dalam karangan narasi buruk.
Kemampuan Menggunakan Gaya Bahasa Gaya bahasa menentukan pula maksud dan tujuan dari kalimat yang disajikan dalam karangan narasi. Oleh karena itu, dalam menulis karangan narasi harus dikuasai pula penggunaan gaya bahasa yang tepat. Berdasarkan hasil penghitungan di atas, diketahui nilai rata-rata kemampuan menggunakan gaya bahasa dalam karangan narasi yaitu 65,68. Nilai tersebut dapat dikategorikan sedangkan karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 56%-65%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa dalam menulis karangan narasi ditinjau dari penggunaan gaya bahasa yaitu 80 sebanyak 16 orang (36,36%). Nilai tersebut berkategori baik karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 76%75% yang mencerminkan bahwa penggunaan gaya bahasa pada karangan narasi yang ditulis siswa sudah baik. Dalam hal ini kesalahan yang dilakukan siswa hanya sedikit. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 6 orang (13,64%). Nilai tersebut berkategori cukup karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 66%-75%. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 15 orang (34,09%). Nilai tersebut berkategori sedang karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 56%-65%. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 orang (2,27%) dan dapat dikategorikan hampir sedang karena berada pada interval persentase antara 46%55%. Selebihnya adalah nilai 40 sekaligus nilai terendah 6 orang (13,64%). Nilai tersebut berkategori hampir sedang karena berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 36%-45%. Kemampuan Menggunakan Ungkapan Kalimat Kemampuan menggunakan ungkapan kalimat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis kalimat yang memberikan penegasan mengenai keinginan mengungkaapkan tujuan dari kalimat agar mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan perhitungan, diketahui kemampuan siswa dalam menggunakan ungkapan kalimat pada karangan narasi yaitu 66,36. Nilai tersebut berkategori cukup berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 56%-65% yang mencerminkan penguasaan penggunaan ungkapan kalimat sudah cukup. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 sebanyak 11 orang (25%). Nilai tersebut dikategorikan baik sebab berada pada interval 43
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
persentase tingkat penguasaan antara 76%-85% yang mencerminkan bahwa kalimat yang disusun menggunakan ungkapan kalimat yang sudah benar, tetapi belum sempurna. Selanjutnya adalah nilai 70 sebanyak 10 orang (22,73%). Nilai tersebut dikategorikan cukup sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 66%75% yang mencerminkan ungkapan kalimat yang digunakan, tidak terlalu benar dan tidak terlalu salah. Artinya antara jumlah kesalahan dengan penggunaan ungkapan kalimat yang tepat seimbang. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 20 orang (45,45%). Nilai tersebut dikategorikan sedang sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 46%-65% yang mencerminkan penggunaan ungkapan kalimat kurang tepat. Siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 2 orang (4,54%). Nilai tersebut dikategorikan hampir sedang sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 46%-55% yang mencerminkan penggunaan ungkapan kalimat banyak yang salah sehingga pesan yang disampaikan sulit untuk dipahami. Siswa yang memperoleh nilai 40 sebanyak 1 orang (2,27%). Nilai tersebut dikategorikan rendah sebab berada pada interval persentase tingkat penguasaan antara 36%-45% yang bahwa ungkapan kalimat dalam karangan narasi banyak yang salah sehingga pesan yang disampaikan pada karangan narasi yang ditulis oleh siswa sulit untuk dipahami. Berdasarkan hasil analisa karangan narasi yang disajikan, selanjutnya direkap untuk menentukan kemampuan siswa dalam menggunakan diksi pada karangan narasi secara keseluruhan. Hasil rekapitulasi akan terlihat tinggi rendahnya kemampuan siswa serta seberapa jauh kemampuan tersebut dapat dicapai oleh siswa. Untuk menentukan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi secara keseluruhan serta frekuensi nilai setiap skala, data-data di atas selanjutnya dimasukkan pada tabel distribusi di bawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Kemampuan Menulis Karangan Narasi Secara Keseluruhan Nilai Frekuensi 80 8 70 17 60 14 50 5 44 Jumlah Nilai Rata-rata 44
N.F 640 1190 840 250 2920 66,36
Persentase 18,18 38,64 31,82 11,36 100 -
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan ketepatan penggunaan diksi yaitu ratarata 66,36 atau kategori cukup. Dilihat dari aspek penggunaan gaya bahasa, nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 65.68 atau kategori sedang. Sementara itu, dilihat dari aspek penggunaan ungkapan kalimat dalam karangan narasi nilai ratarata yang diperoleh siswa yaitu 66,36 atau kategori cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kemampuan siswa menggunakan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat dalam menulis karangan narasi pada umumnya cukup. Aspek yang paling banyak dikuasai siswa dalam menulis karangan narasi yaitu dalam menggunakan kalimat penggunaan diksi dan ungkapan kalimat, sedangkan yang banyak kesalahan yaitu penggunaan gaya bahasa. Hasil analisis penilaian hasil kerja tersebut menegaskan pendapat yang dikemukakan oleh Semi (2003:4) bahwa untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis Dari pembahasan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan siswa mempergunakan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat dalam menulis karangan narasi siswa adalah cukup, hal tersebut dikarenakan masih ditemukan hambatan siswa mempergunakan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat dalam menulis karangan narasi, di mana sebagian siswa masih memiliki hambatan dalam penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat yang tepat, hal tersebut dibuktikan oleh salah satu hasil angket bahwa hampir setengahnya (45,45%) siswa menyatakan keterbatasan gagasan yang dibahas guna mengembangkan cerita pada karangan dengan menggunakan diksi yang tepat. KESIMPULAN Kmampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan penggunaan diksi yaitu rata-rata 66,36 atau kategori cukup. Kemampuan siswa dalam menggunakan gaya bahasa dalam karangan narasi, nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 65.68 atau kategori sedang. Kemampuan siswa dalam menggunaan ungkapan kalimat dalam karangan
WANTI NURMALAWATI & DAUD PAMUNGKAS I DIKSI DALAM KARANGAN NARASI ...
narasi nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66,36 atau kategori cukup. Aspek yang paling banyak dikuasai siswa dalam menulis karangan narasi yaitu dalam menggunakan diksi dan ungkapan kalimat, sedangkan yang banyak kesalahan yaitu penggunaan gaya bahasa. Saran-saran Pertama, guru hendaknya menyampaikan materi mengenai menulis karangan narasi dengan penggunaan diksi, gaya bahasa dan ungkapan kalimat disertai penugasan dalam menulis menulis karangan sesuai materi tersebut, sehingga dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis karangan. Kedua, kemampuan menulis karangan narasi yang baik, dapat ditunjang oleh berbagai sarana yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut, latihan yang kontinyu dan seringnya membaca karangan narasi akan berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis karangan. Untuk itu siswa hendaknya lebih banyak berlatih membuat atau membaca contoh karangan narasi, baik sugestif maupun ekspositoris.
DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Marwoto. 1985. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa Semi, Atar. 2003. Menulis efektif. Padang: Angkasa Raya
45
JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Oktober 2012
46