30/11/2014
Materi 2
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
تدريس اللغ ــة العربيـ ـ ـ ــة Roviin, M.Ag
1
PEMBELAJARAN UNSUR BAHASA ARAB Dalam unsur bahasa terdapat tata bunyi ( علم )األصوات, tata tulis ()كتابات الحروف, tata kata ()الصرف, tata kalimat ()النحو, dan kosa kata ()المفردة. Sedangkan kemahiran berbahasa adalah menyimak ( )االستماعberbicara ()الكالم membaca ( )القراءةdan menulis ()الكتابة. Untuk mengajarkan masing-masing unsur dan kemahiran tersebut dikembangkan berbagai cara dan teknik.
2
1
30/11/2014
PEMBELAJARAN BACA TULIS Huruf Arab memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan huruf Latin. Diantaranya tidak mengenal huruf vokal dan cara menulisnya dari kanan ke kiri. Perbedaan ini merupakan problem tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab bagi pemula. Terdapat beberapa teknik atau metode untuk mengajarkan baca-tulis huruf Arab, atau mengenalkan bunyi dan ortografi bahasa Arab.
3
Metode Alpabetik ()أبجدية Dalam metode ini, pengajaran baca-tulis dimulai dengan mengenalkan nama-nama huruf dan ortografi. Selanjutnya, bunyi huruf konsonan setelah digabungkan dengan huruf vokal sehingga membentuk sebuah fonem. karena huruf Arab semuanya konsonan, maka dalam bahasa Arab diciptakan tanda vokal berupa syakal. Pada tahap pengenalan bunyi, disajikan huruf-huruf bertanda vokal, seperti :
ُ ت َ ت ِ ت
ب ِ ب ُ ب َ
ُ اَ ِا ا 4
2
30/11/2014
Metode Bunyi ()صوتية Pembelajaran dimulai dengan pengenalan pada bunyi. Dalam hal ini ada dua hal yang lazim digunakan : Sintesis
َ َنـ َب ت
َ ب ت َ َن
َ –ب ت َ – َن
Analitis
َ –ب ت َ – َن
َ ب ت َ َن
َ َنـ َب ت
Analitis-Sintetis
َنَ – َب – ت ََنـ َبت
ََنـ َبت َنَ – َب – ت 5
PEMBELAJARAN QOWA’ID
Pengenalan Qaidah Yang paling penting bagi pelajar bukanlah kemampuan menghafalkan qaidah, melainkan kemampuan memahami dan memfungsikannya dalam praktek berbahasa. Tidak semua topik dalam kaidah harus diajarkan, tetapi perlu dipilih berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kesesuaian dengan tingkat pembelajaran, dan hasil analisis konstratif. 6
3
30/11/2014
Cara Deduktif Dimulai dari pemberian qaidah yang harus dipahami dan dihafalkan, kemudian diberikan contoh-contoh. Setelah itu pelajar diberi kesempatan agar melakukan latihan untuk menerapkan kaidah yang diberikan. Cara Induktif Dimulai dengan menyajikan contoh-contoh. Setelah itu, pelajar dengan bimbingan guru menarik kesimpulan sendiri qaidah bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut. Setelah itu pelajar diminta membuat contoh kalimat buatan mereka sendiri.
7
Latihan ()تدريبات Beberapa pendekatan dan metode mutakhir menekankan perlunya penyajian gramatika fungsional ()النحو الوظيفي. Oleh karena itu diperbanyak latihan pola kalimat. Bahan ajar tidak disajikan mengikuti urutan topik dalam ilmu nahwu melainkan menurut pola kalimat yang banyak dipakai dalam bahasa sehari-sehari. Terdapat tiga jenis latihan, yakni: 1. Latihan mekanis 2. Latihan bermakna 3. Latihan komunikatif
8
4
30/11/2014
1. Latihan Mekanistis Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Latihanlatihan ini bisa diberikan secara lisan atau tertulis. Di antara latihan mekanistis ini adalah : a. Pengulangan sederhana b. Penggantian sederhana c. Penggantian berganda d.Transformasi
9
Untuk variasi latihan di dalam kelas dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Guru memberikan stimulus dan murid diminta merespon. 2. Guru memutar kaset/CD dan menunjuk siswa untuk merespon satu-persatu. 3. Guru meminta siswa mempersiapkan dan memimpin latihan tentang pembahasan tertentu. 4. Guru meminta siswa untuk latihan secara berpasangan, seorang membacakan stimulus dan yang lain merespon secara bergantian. Cara-cara ini akan menghidupkan suasana kelas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam latihan.
10
5
30/11/2014
2. Latihan Bermakna Kalau latihan mekanis sepenuhnya bersifat manipulatif, maka latihan bermakna ini walaupun belum bersifat komunikatif, tetapi sudah dihubungkan dengan konteks atau situasi. Oleh karena itu dapat dikatakan sebagai latihan semikomunikatif, berupa : a. Media pembelajaran, bisa berupa benda alamiah, gambar, kartu gambar, gambar berangkai dan lainnya. b. Situasi kelas, misalnya benda-benda di dalam kelas, peta, bermain peran, kartu indeks dan lainnya. 11
3. Latihan Komunikatif Latihan ini diberikan bila guru merasa bahwa siswa telah mendapat materi yang cukup (kosa kata, qaidah, dan pola kalimat). Dalam metode Audiolingual, latihan ini baru diberikan setelah latihan manipulatif. Tetapi dalam metode Komunikatif atau Eklektik, latihan ini bisa diberikan pada tahap permulaan. Latihan komunikatif ini bisa dalam bentuk individual, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
12
6
30/11/2014
PEMBELAJARAN MUFRADAT Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif ( )أصليdan makna konotatif ()إضافي. Makna denotatif adalah yang terdapat dalam kamus. Ada yang hakiki dan kiasan. Kata األم makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan”. Namun dalam “ ”أم الكتابmengandung makna kiasan. Makna denotatif juga bisa dibedakan antara makna asal dan makna istilah. Kata الهاتف, makna asalnya adalah “orang yang berbisik”, sedang makna istilahnya adalah “telepon”.
13
Makna konotatif adalah makna tambahan yang terkandung di dalamnya kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa. Kata األمmakna konotatifnya “kasih sayang” dan “perlindungan”.
Dari segi fungsi, kosa kata dibedakan menjadi مفردة معجميةdan مفردة وظيفية.Yang pertama adalah kosa kata yang mempunyai makna dalam kamus seperti بيت, قلم, (سيارةrumah, pen, mobil). Sedangkan yang kedua adalah kosa kata yang mengemban suatu fungsi, seperti حروف الجر, أسماءالموصولdan sejenisnya. 14
7
30/11/2014
Di antara مفردة معجميةterdapat : 1. Beberapa kata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata رأى, نظر,الحظ, شاهدyang kurang lebih dapat dipadankan dengan kata “melihat, memandang, memperhatikan, menyaksikan”. 2. Beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama tetapi mengandung makna konotatif yang berbeda, seperti kata مات dan توفي, atau dalam bahasa Indonesia antara “mati, meninggal, tewas, wafat”. 3. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti فصلyang bisa bermakna “kelas” dan “musim”.
15
HAL-HAL PENTING DALAM PEMBELAJARAN MUFRADAT
Pembelajaran mufradat tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan istima’, insya’, muhadatsah dan lainnya. Penjelasan makna mufradat untuk pemula, sebaiknya hanya makna yang sesuai dengan konteks. Sedangkan untuk tingkat lanjut, penjelasan makna bisa dikembangkan. Pada mufradat tertentu lebih tepat diajarkan dalam konteks. Terjemah mufradat sebagai cara terakhir, kecuali untuk kata-kata yang abstrak. Memahami tingkat kesukaran yang dihadapi oleh pelajar. 16
8
30/11/2014
TEKNIK PEMBELAJARAN MUFRADAT
Mendengarkan kata Mengucapkan kata Mendapatkan makna kata Konteks ( )السياقDefinisi ( )التعريفSinonim ()المرادف antonim ( )األضدادBenda Asli atau Tiruannya, Gambar, Peragaan dan Penerjemahan.
Membaca Makna Menulis kata Membuat kalimat 17
PEMBELAJARAN MAHARAH ISTIMA’
Salah satu prinsip linguistik menyatakan bahwa bahasa itu pertamakali adalah ujaran. pengajar hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan. Manfaatnya untuk membiasakan siswa mendengar ujaran dan mengenal tatabunyi bahasa Arab. Namun, banyak guru bahasa Arab yang cenderung mengajak siswanya membaca buku teks pelajaran dengan mengabaikan kemahiran menyimak. 18
9
30/11/2014
TAHAP-TAHAP LATIHAN ISTIMA’ Latihan pengenalan (identifikasi). Latihan mendengarkan dan menirukan. Latihan membaca dan mendengar. Latihan mendengarkan dan memahami. o Latihan melihat dan mendengar. o Latihan mendengarkan dan memeragakan. o Latihan mendengarkan dan memperoleh informasi.
19
Latihan Istima’ untuk Pemahaman Perlu Diperhatikan Hal-hal Sebagai Berikut :
Rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan. Latihan membedakan gagasan pokok dan gagasan sampingan. Memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa. Kecepatan yang wajar. Penggunaan media. Untuk tingkat lanjut, situasi perlu dibuat mendekati situasi sebenarnya. Guru menuliskan kata-kata kunci sebelum pelajaran dimulai dan menjelaskan maknanya. Guru menyampaikan kepada siswa dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan. Setiap materi yang disajikan dilengkapi dengan pertanyaanpertanyaan. 20
10
30/11/2014
SISTEMATIKA PERTANYAAN ISTIMA’ أنواع األسئلة أسئلة بأدوات االستفهام األخرى
أسئلة بالهمزة وهل أنواع اإلجابة
4
1
ذكر األسماء ذكر األحداث ترتيب األحداث الملفوظة-
5
2
فهم معانى المفرداتوالتعايبر واألساليب من سياق الكالم
6
3
االستنتاج أخذ النتيجة تشخيص القضية تفسير الموقف21
PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM
Latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh : o Kemampuan mendengarkan; o kemampuan mengucapkan; o penguasaan kosa kata; o Penguasaan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau pikirannya. 22
11
30/11/2014
TAHAP-TAHAP LATIHAN KALAM :
Latihan Asosiasi dan Identifikasi o o o o o
Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang berhubungan. Guru menyebut satu kata benda (isim), siswa menyebut kata sifat yang sesuai. Guru menyebut satu kata kerja (fi’il), siswa menyebut pelaku (fa’il)nya yang cocok. Guru menulis beberapa katagori/jenis benda, siswa diminta mengingatnya. Guru menulis satu kata secara rahasia, kemudian siswa satu persatu mengajukan pertanyaan untuk dapat menebak kata yang ditulis. 23
Latihan pola kalimat o o o
Latihan mekanis Latihan bermakna Latihan komunikatif
Latihan percakapan Tanya jawab o Menghafalkan model dialog o Percakapan terpimpin o Percakapan bebas o Bercerita o Diskusi o Wawancara o Drama o Berpidato o
24
12
30/11/2014
Karakteristik Bahasa Arab Ragam Lisan :
Huruf terakhir setiap kata disukun. Susunan kalimat cenderung disederhanakan. Pilihan kata tidak selalu sama dengan ragam tulis. Cenderung menggunakan نعت الكلمةdaripada نعت الجملة. Memiliki ungkapan tertentu untuk komentar penegasan, persetujuan, penolakan, atau sekedar mengisi jeda untuk berfikir, misalnya حســـنا, أظن, طبعا, يعني, إذن, المهم, Pertanyaan cenderung menggunakan intonasi daripada adat istifham dan sering digunakan استفهام مقلوبseperti, تريد ماذا, ساعة كم, Kata-kata yang seharusnya diucapkan bersambung ()وصل banyak yang diucapkan dengan waqf, misalnya al-lughah al-‘arabiyah. 25
Aspek-aspek yang dinilai dalam Maharah Kalam : ASPEK KEBAHASAAN
ASPEK NON-KEBAHASAAN
Pelafalan
Penguasaan topik
PenempatanTekanan
Kelancaran
Intonasi
Penalaran
Pilihan Kata
Ketertiban
Pilihan Ungkapan
Keberanian
Susunan Kalimat
Kerjasama
Variasi
Kerajinan 26
13
30/11/2014
PEMBELAJARAN MAHARAH QIRO’AH Kemahiran membaca mengandung dua pengertian : Merubah lambang tulisan menjadi bunyi. Menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang tulisan dan bunyi. Inti kemahiran membaca disini terletak pada pengertian yang kedua. Namun keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pengajar bahasa Arab. 27
Kemahiran mengubah lambang tulis menjadi bunyi :
Abjad Arab mempunyai sistem yang berbeda dengan abjad latin. Abjad Arab bersifat “sillabary” yang semua hurufnya hidup, sedangkan abjad latin bersifat “alphabetic” yang mengenal adanya huruf hidup dan huruf mati. Perbedaan antara Arab dan Latin : o Sistem penulisan Arab yang dimulai dari kanan ke kiri. o Tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru, menulis nama orang atau tempat. o Perbedaan bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, di awal, di tengah dan di akhir. 28
14
30/11/2014
Kemahiran memahami makna bacaan : Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman : kata, kalimat dan paragraf. Bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai dengan minat, tingkat perkembangan dan usia anak. Ada kesalahan persepsi di kalangan sebagian pengajar mengenai tujuan pembelajaran membaca atau qira’ah dengan menganggap bahwa tujuannya adalah memahami isi bacaan dan bukan terampil membaca.
29
BEBERAPA JENIS MEMBACA
Membaca keras o Menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi lain. o Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan penulis. o Lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang. o Memperhatikan tanda baca. Membaca dalam hati Secara fisik membaca dalam hati harus dihindari : o Vokalisasi o Pengulangan membaca o Menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala. 30
15
30/11/2014
Membaca cepat o o o
Dalam membaca cepat siswa tidak diminta memahami rincian isi, tetapi pokok isinya saja. Membaca cepat dapat juga disebut قراءة موسعة Tidak setiap bacaan dapat dijadikan bahan membaca cepat.
Membaca rekreatif Tujuannya untuk memberi latihan kepada siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya, dan untuk membina minat dan kecintaan membaca.
Membaca analitis Tujuannya untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. 31
PENGALAMAN BELAJAR DALAM MEMBACA Belajar memperkaya kosa kata o Mencari padanan kata o Mencari lawan kata o Mencari makna lain dari kata yang sama o Mencari bentuk jamak dari kata tunggal o Mencari bentuk mudhari’ dari madhi Belajar mengenal isi bacaan Belajar mengetahui dan mengingat, memahami, mengaplikasikan pengetahuan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Belajar mengenal pola kalimat Tujuannya untuk membantu pemahaman teks.
32
16
30/11/2014
SISTEMATIKA PERTANYAAN QIRO’AH أنواع المعرفة تطبيقي
ملحوظ
ملفوظ أنواع األسئلة
7
4
1
8
5
2
9
6
3
: للتصديق ال،نعم اختياري : للتصور أدوات االستفهام األخرى
33
PEMBELAJARAN MAHARAH KITABAH Kemahiran menulis mempunyai dua pengertian : Pertama, kemahiran membentuk huruf; kedua kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan. Inti dari kemahiran menulis dalam pembelajaran bahasa Arab terletak pada pengertian yang kedua. Dalam tingkat lanjut latihan menulis harus tetap dilakukan terutama ditekankan pada kemampuan menulis huruf dalam berbagai posisinya secara benar seperti penulisan hamzah dan alif layyinah.
34
17
30/11/2014
Kemahiran membentuk Huruf : Walaupun kemampuan menulis huruf Arab telah dilatihkan sejak tingkat permulaan, tetapi dalam tingkat lanjut pembinaan harus tetap dilakukan. Latihan tersebut ditekankan pada kemampuan menulis huruf Arab dalam berbagai posisinya secara benar, terutama menyangkut penulisan hamzah dan alif layyinah. Secara umum pembelajaran menulis bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab. Terutama untuk kebutuhan yang nyata dalam kehidupan. 35
TAHAP-TAHAP LATIHAN MENULIS Latihan Kebahasaan Mencontoh Reproduksi Imla’ Mengisi formulir, bagan, dan sejenisnya Mengarang terpimpin Mengarang bebas
36
18
30/11/2014
Urutan topik menulis :
Menulis definisi kata sehari-hari. Menulis kembali apa yang telah dipelajari. Menceritakan suatu kejadian/peristiwa. Memberikan gambaran suatu benda atau keadaan. Menulis pengumuman dan sejenisnya. Menulis bermacam-macam surat. Menulis suatu topik tentang pengetahuan. Menulis artikel yang menuntut daya pikir. Menulis cerita yang menuntut daya khayal. 37
JENIS-JENIS INSYA’ Eksposisi sederhana Narasi/cerita Deskripsi/Pemerian Surat Kreasi/Argumentasi Imajinasi
38
19
30/11/2014
Aspek penilaian tulisan:
Segi bentuk dan tulisan ◦ Judul jelas dan sesuai dengan isi. ◦ Tulisan jelas dan mudah dibaca. Segi pengembangan alinea ◦ Kalimat pertama berisi ide pokok alinea.
◦ Terdapat hubungan antara satu kalimat dan kalimat lainnya. ◦ Penutup alinea menyempurnakan ide pokok. Segi kebahasaan ◦ Kata-kata dipilih dan digunakan secara tepat. ◦ Rumusan kalimat bervariasi sehingga enak dibaca. ◦ Penomeran dan pungtuasi digunakan secara memadai. ◦ Rincian-rincian memperjelas dan memperkuat ide pokok. Segi gagasan dan isi ◦ Kejelasan ide atau gagasan memudahkan pemahaman. ◦ Isi tulisan cukup bermakna. 39
40
20