perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JURANGJERO 3 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh ARI FAJAR AMERANANI K1208071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JURANGJERO 3 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh ARI FAJAR AMERANANI K1208071
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ari Fajar Ameranani. K1208071. PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JURANGJERO 3 KARANGMALANG SRAGEN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Mei 2012. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: 1) kualitas proses; dan 2) kualitas hasil menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen dalam pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan strategi deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 yang berjumlah 22 siswa (11 putra dan 11 putri) dan guru kelas IV SD negeri Jurangjero 3. Sumber data yang digunakan yaitu: tempat dan peristiwa (proses pembelajaran menulis cerita), informan (siswa kelas IV SD negeri Jurangjero 3 dan Guru kelas IV SD Negeri Jurangjero 3), dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan (observasi), wawancara, tes/pemberian tugas menulis, dan analisis dokumen. Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan triangulasi metode, triangulasi sumber data, dan review informan. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif dan model analisis interaktif. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, analisis masalah, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari survei awal, siklus I, sampai dengan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; dan (4) analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini guru kelas bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan peran peneliti sebagai pengamat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran: 1) kualitas proses; dan 2) kualitas hasil menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen dalam pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri. Peningkatan kualitas proses terlihat dari meningkatnya keaktifan dan perhatian siswa yang dilakukan siswa selama pembelajaran yang meningkat tiap siklusnya. Pada siklus I persentase keaktifan siswa mencapai 63% atau 14 siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II sebesar 82% atau 18 siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan kemampuan menulis cerita siswa dapat dilihat dari nilai karangan siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sebesar 54% atau sebanyak 12 siswa. Pada siklus II sebesar 86% atau sebanyak 19 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan media gambar berseri mampu meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil kemampuan menulis cerita siswa. Kata Kunci: menulis, media, gambar berseri
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Untuk mencapai sesuatu harus diperjuangkan bagai mengambil buah kelapa, tidak menunggu saja seperti jatuhnya durian yang telah masak (M. Natsir)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa cinta, kasih sayang, dan terima kasihku kepada: 1. Kedua orang tuaku, Edy Suryanta dan Kushariati, yang senantiasa menyayangiku dengan setulus hati, mendoakanku siang dan malam, mengasihiku dengan segenap jiwa dan raga, serta memberi dukungan di setiap langkahku. 2. Adikku tersayang, Prananda Mulya Anggara yang selalu mendukung setiap langkahku, menyayangiku. 3. Suamiku tercinta Widodo Utomo, yang selalu setia menyayangi, mencintai dan mengasihiku di setiap hari-hariku, memberi semangat dan dukungan di setiap langkahku. 4. Teman-teman Bastind Angkatan 2008 5. Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JURANGJERO 3 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi; 2. Dr. Muhammad. Rohmadi, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini; 3. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan persetujuan juga dalam skripsi ini; 4. Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan sabar, memberikan bimbingan, saran, dan semangat pada penulis serta masukan yang tak ternilai harganya;
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Budi Waluyo, S.S., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan sebaik-baiknya serta memberikan semangat dan dorongan serta rela meluangkan waktu bagi penulis; 6. Dra. Andayani, M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan solusi mengenai persoalan akademik serta banyak memberikan bantuan dan masukan pada peneliti; 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis; 8. Pardji, Ama.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jurangjero 3 yang telah memberikan izin peneliti terkait dengan penelitian yang dilaksanakan; 9. Ibu Sunarni, S. Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 yang dengan senang hati membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya; dan 10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah Swt, amien. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karenaa keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................................................................................................... i PERNYATAAN.....................................................................................................
ii
PENGAJUAN ........................................................................................................ iii PERSETUJUAN.................................. .................................................................. iv PENGESAHAN ..................................................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................. vi MOTTO ................................................................................................................. vii PERSEMBAHAN .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................ 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6 A. Kajian Teori ............................................................................................... 6 1. Hakikat Keterampilan Menulis Cerita ................................................. 6 a. Pengertian Menulis….. ............................................................. …. 6 b. Tujuan Menulis……………… ...................................................... 8 c. Manfaat Menulis………………………………………………….
10
d. Teknik Menulis…………………………………………………...
11
2. Hakikat Menulis Cerita ........................................................................ 12 a. Pengertian Cerita ............................................................................ 12 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Jenis-jenis Cerita ............................................................................ 12 c. Langkah-Langkah Menulis Cerita.................................................. 16 3. Hakikat Pembelajaran Menulis Cerita..................................................
18
a. Hakikat Pembelajaran Menulis Cerita pada Siswa SD...................
18
b. Penilaian Pembelajaran Menulis Cerita..........................................
21
4. Hakikat Media Pembelajaran ............................................................... 26 a. Pengertian Media Pembelajaran..................................................... 26 b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 27 c. Jenis Media.....................................................................................
29
5. Hakikat Media Gambar Berseri ........................................................... 31 a. Pengertian Media Gambar Berseri ................................................. 31 b. Fungsi dan Manfaat Media Gambar…………………………….... 32 c. Kelebihan Media Gambar………………………………………...
34
d. Kelemahan Media Gambar……………………………………….
35
e. Kriteria Pemilihan Media Gambar Sebagai Media Pembelajaran… 35 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 37 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 38 D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 40 BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 41 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 41 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................... 42 C. Subjek Penelitian....................................................................................... 43 D. Sumber Data Penelitian .............................................................................. 44 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44 F. Uji Validitas Data………………………………………………………...
46
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 46 H. Indikator Keberhasilan Tindakan ............................................................... 47 I. Prosedur Penelitian .................................................................................... 48 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53 A. Kondisi Awal ............................................................................................. 53 B. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 57 1. Siklus I ................................................................................................. 57 2. Siklus II ............................................................................................... 67 C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 79 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................................. 86 A. Simpulan .................................................................................................... 86 B. Implikasi..................................................................................................... 87 C. Saran........................................................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 91 LAMPIRAN ........................................................................................................... 95
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2. 1 Penilaian Sikap Siswa Selama Kegiatan Menulis Cerita ....................... 22 Tabel 2. 2 Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval........................ 24 Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 42 Tabel 3. 2 Indikator Keberhasilan Tindakan .......................................................... 48 Tabel 4. 1 Daftar Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (siklus I) ... 64 Tabel 4. 2 Daftar Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (siklus II) . 75 Tabel 4. 3 Rekapitulasi Hasil pembelajaran menulis Cerita dengan Media Gambar Berseri .................................................................................................... 78 Tabel 4. 4 Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3........................... 84 Tabel 1. Silabus Pembelajaran Menulis Cerita .................................................... 95 Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar........................................... 96 Tabel 3. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siswa. ........................................... 98 Tabel 4
Daftar Nilai Menulis Cerita Siswa ......................................................... 104
Tabel 5. Daftar Rata-rata Nilai Menulis Cerita .................................................... 102 Tabel 6. Pedoman Penilaian Hasil Menulis Cerita Siswa .................................... 104 Tabel 7. Daftar Nilai Keaktifan siswa (Pratindakan) ........................................... 126 Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Cerita Siswa.......................................................... 128 Tabel 9. Daftar Nilai Rata-rata Menulis Cerita siswa (Pratindakan) ................... 129 Tabel 10. Daftar Presensi Siswa (Pratindakan) ...................................................... 130 Tabel 11. Daftar Nilai Keaktifan Siswa (Siklus I) ................................................. 169 Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Cerita Siswa (Siklus I) ......................................... 171 Tabel 13 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Cerita Siswa..................................... 172 Tabel 14. Daftar Nilai Rata-rata Menulis Cerita siswa (Siklus I)........................... 174 Tabel 15. Daftar Presensi Siswa (Siklus I)............................................................. 175 Tabel 16. Daftar Nilai Keaktifan Siswa (Siklus II)................................................ 237 Tabel 17 Daftar Nilai Menulis Cerita Siswa (Siklus II)......................................... 239 Tebel 18 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Cerita............................................... 240 Tabel 19. Siswa Daftar Nilai Rata-rata Menulis Cerita siswa (Siklus II)............. 242 commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 20. Daftar Presensi Siswa (Siklus II)........................................................... 243 Tabel 22. Hasil Perolehan Nilai Menulis Cerita Siswa dari Siklus ke Siklus........ 254
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2. 1 Alur Kerangka Berpikir ..................................................................... 40 Gambar 3. 1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ................................ 47 Gambar 3. 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas....................................................... 49 Gambar 4. 1 Diagram Nilai Keaktifan Siswa siklus I dan II……………………. . 76 Gambar 4. 2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I dan II…………………………
commit to user xvi
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Menulis Cerita ................................................ 95 Lampiran 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar...................................... 96 Lampiran 3. Instrumen Penelitian Tindakan .......................................................... 98 Lampiran 4 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Cerita Siswa................................. 104 LAMPIRAN SURVEI AWAL .............................................................................. 106 Lampiran 5. Hasil Wawancara dengan Guru ......................................................... 106 Lampiran 6. Hasil Wawancara dengan Siswa........................................................ 109 Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Siswa........................................................ 112 Lampiran 8. Hasil Wawancara dengan Siswa........................................................ 115 Lampiran 9. Catatan Lapangan Hasil Observasi Survei Awal ............................... 118 Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................. 122 Lampiran 12. Nilai Keaktifan Siswa (Pratindakan) ............................................... 126 Lampiran 13. Nilai Keterampilan Menulis Cerita Siswa (Pratindakan) ................ 128 Lampiran 14. Presensi Siswa ................................................................................. 130 Lampiran 15. Foto-foto Pembelajaran Menulis Cerita Saat Survei Awal ............. 131 LAMPIRAN SIKLUS I ......................................................................................... 132 Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................... 132 Lampiran 17. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .................................... 163 Lampiran 18. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I .................................... 166 Lampiran 19. Nilai Keaktifan Siswa Siklus I......................................................... 169 Lampiran 20. Nilai Keterampilan Menulis Cerita Siswa Siklus I .......................... 171 Lampiran 21. Presensi Siswa pada Siklus I ........................................................... 175 Lampiran 22. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I................................................ 176 Lampiran 23. Foto-foto Pembelajaran Menulis Cerita Saat Siklus I ..................... 183 LAMPIRAN SIKLUS II ........................................................................................ 184 Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 184 Lampiran 25. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ................................... 231 commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 26. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ................................... 234 Lampiran 27. Nilai Keaktifan Siswa Siklus II ....................................................... 237 Lampiran 28. Nilai Keterampilan Menulis Cerita Siswa Siklus II ........................ 252 Lampiran 29. Presensi Siswa pada Siklus II .......................................................... 243 Lampiran 30. Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II .............................................. 244 Lampiran 31. Foto-foto Pembelajaran Menulis Cerita Saat Siklus II .................... 251 LAMPIRAN PASCASIKLUS ............................................................................... 252 Lampiran 32. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan ...................... 252 Lampiran 33. Nilai Menulis Cerita Siswa dari Siklus ke Siklus ............................ 254 LAMPIRAN PERIZINAN ..................................................................................... 255 Lampiran 34. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Dekan .............................. 255 Lampiran 35. Surat Putusan Izin Penyusunan Skripsi oleh Dekan FKIP .............. 256 Lampiran 36. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Rektor ............................. 257 Lampiran 37. Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala SD Negeri Jurangjero 3 ..................................................................................... 258 Lampiran 38. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala SD Negeri Jurangjero 3.. 259
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini dikarenakan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
Aktifitas menulis merupakan
kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur aslinya (Burhan Nurgiyantoro, 2009: 296). Phyllis Creme dan Mary R. Lea (7: 2008) menyatakan bahwa dalam beberapa dapat dilihat bahwa tulisan itu sama. Menulis terdiri atas kata-kata dan kata-kata ini ditaruh bersama-sama dalam susunan tertentu untuk membuat kalimat. Kalimat kemudian digabungkan bersama-sama menjadi paragraf. Menulis merupakan keterampilan yang teramat tua dan telah dikuasai manusia berabad-abad lalu. Dengan menulis seseorang akan mampu berkomunikasi dengan orang lain walaupun berbeda generasi dan zaman. Menulis pada tingkatan sekolah dasar adalah tahap persiapan menuju ke tahap yang lebih tinggi. Diharapkan dengan menulis siswa mampu menuangkan, ide, gagasan dan pendapat dengan media tulisan. Akan tetapi tidak semua orang mampu menulis dengan baik. Dalam menulis diperlukan latihan dan keterampilan. Oleh karena itu pembelajaran menulis harus diperhatikan oleh para guru. Kesulitan yang sering dialami oleh siswa dalam menulis adalah pada umumnya siswa masih kesulitan dalam menemukan ide dan mengembangkan gagasan. Kurangnya kesadaran siswa bahwa menulis merupakan salah satu alat yang penting commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dalam kegiatan pembelajaran serta untuk berkomunikasi dengan orang lain karena menulis adalah dasar untuk berpikir. Permasalahan
pembelajaran menulis juga dialami oleh siswa kelas IV SD
Negeri Jurangjero 3 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen tahun ajaran 2011/2012. Rendahnya keterampilan menulis terlihat dari nilai pembelajaran siswa pada kondisi awal. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai pratindakan siswa tercatat 32% atau hanya 7 siswa dari 22 siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau nilai lebih dari 65. Sedangkan yang lainnya mendapatkan nilai 65 ke bawah atau tidak mencapai KKM (lampiran 13). Berdasarkan hasil pengamatan pada pratindakan, ditemukan beberapa pernasalahan. Permasalahan tersebut adalah: 1) guru hanya menggunakan metode konvensional dalam kegiatan pembelajaran menulis, 2) guru belum pernah menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran menulis, 3) siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, 4) kurangnya penguasaan kosakata, ejaan, penggunaan tanda baca, dan penyusunan kalimat yang benar sampai menyusun paragraf (lampiran 10). Langkah-langkah pembelajaran yang biasa ditempuh adalah sebagai berikut: 1) guru menjelaskan materi tentang menulis, 2) guru menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan menulis dengan tema yang ditentukan, 3) guru memberi siswa waktu untuk mengerjakan tugas, 4) siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan dari guru, 5) siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka, 6) guru mengoreksi sendiri pekerjaan siswa. (lampiran 10). Dari langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh oleh guru dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional. Dengan kata lain guru belum menggunakan media yang kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi guru kelas IV yaitu Ibu Sunarni, S.Pd dan peneliti mengenai kekurangan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita, kekurangberhasilan kegiatan pembelajaran menulis cerita disebabkan oleh kurangnya
keaktifan
siswa
selama proses pembelajaran. commit to user
Selama
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tidak pernah menggunakan media yang kreatif dan inovatif selama kegiatan pembelajaran (lampiran 5). Penggunaan media yang inovatif seharusnya dapat mengatasi kekurangan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita. Berdasarkan hasil penelitian (Ade Koesnandar, 2003: 78-79) ada enam penyebab guru tidak menggunakan media, yaitu: pertama, menggunakan media itu “repot”; kedua, media canggih itu mahal, ketiga; tidak bisa; keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius; dan kelima, tidak tersedia; kebiasaan menikmati berbicara. Hal ini yang menyebabkan siswa bosan dan kurang aktif. Hambatan lain yang sering dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika diberi tugas untuk menulis atau mengarang. Mereka mengalami kesulitan dalam hal mengembangkan ide, kosakata, tata bahasa maupun kesulitan dalam penyusunan kalimat. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dan guru disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu menggunakan media yang kreatif dan inovatif. Sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa
dan keterampilan menulis siswa dalam kegiatan
pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3, karena siswa sekolah dasar pada umumnya masih kurang dalam keterampilan menulis, apalagi siswa kelas IV. Dalam pembelajaran menulis
siswa kesulitan untuk
menemukan inspirasi atau ide mengenai tulisan yang akan mereka buat. Siswa jenuh dengan pembelajaran yang bersifat monoton, sehingga siswa merasa kesulitan untuk menemukan suatu ide dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Untuk mengatasi permasalahan di atas guru dan peneliti menggunakan media gambar berseri untuk memberikan semangat motivasi siswa, agar siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat menemukan ide kemudian menuliskannya dalam sebuah tulisan. Siswa dapat menemukan inspirasi untuk menulis melalui media gambar berseri. Karena selama ini biasanya guru hanya menerapkan pembelajaran yang monoton, penggunaan media gambar berseri dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
memancing ide siswa. Dengan mendapatkan suatu pembelajaran yang berbeda maka siswa akan lebih tertarik dan dapat menuangkan ide tulisannya ke dalam tulisan, sehingga diharapkan dengan menggunakan media gambar berseri siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita. Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengadakan penelitian untuk membuktikan bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3, yang berbentuk PTK dengan judul “Pemakaian Media Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3? 2. Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan
kualitas
proses
pembelajaran
menulis
cerita
dengan
menggunakan media gambar berseri pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 melalui media gambar berseri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Meningkatkan
kualitas
hasil
pembelajaran
menulis
cerita
dengan
menggunakan media gambar berseri pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 melalui media gambar berseri.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita b. Pengembangan media pembelajaran menulis cerita dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Pembelajaran menulis cerita lebih menarik 2) Dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis cerita pada siswa. 3) Memberikan pengalaman belajar yang menarik. b. Bagi guru 1) Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif 2) Media gambar berseri dapat dijadikan sarana oleh guru untuk memotivasi siswa agar lebih terampil dalam pembelajaran menulis cerita c. Bagi sekolah 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerita baik dari segi proses maupun hasil. 2) Memberikan masukan tentang penyediaan media pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Hakikat Keterampilan Menulis a. Pengertian Menulis Menulis adalah menuangkan gagasan, ide, maupun pendapat melalui media tulis. Menulis dapat dijadikan sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis adalah menyusun buah pikiran dan perasaan atau data informasi yang diperoleh menurut organisasi penulisan sistematis, sehingga tema karangan/tulisan disampaikan sudah dipahami oleh pembaca (Yant Mujiyanto, Budhi Setiawan, Purwadi, dan Edi Suryanto, 2000: 63). Phyllis Creme dan Mary R. Lea (2008: 7) menyatakan bahwa dalam beberapa hal dapat dilihat bahwa tulisan itu sama. Menulis terdiri atas kata-kata dan ditaruh dalam susunan tertentu untuk membuat kalimat. Kalimat kemudian digabungkan bersama-sama menjadi paragraf. Sedangkan menurut Atar Semi menulis tidaklah sulit, tetapi tidak pula gampang. Setiap orang yang tidak buta aksara mesti pernah menulis untuk dibaca dan dipahami orang lain (1990: 7). Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, maka penulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi dan tahap pengakhiran. Tahap ini dibedakan dalam pratulis, tahap penulisan, tahap penyuntingan, dan tahap pengakhiran atau penyelesaian (Jos Daniel Parera, 1993: 3). Tulisan yang dapat dikatakan berhasil adalah tulisan yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Ide dan pesan dipahami oleh pembaca, serta tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis. Untuk mencapai ini diperlukan latihan dan pengalaman. Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan, menulis adalah kegiatan yang produktif dan ekspresif. Penulis harus pandai memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya melainkan diperlukan latihan dan praktek yang teratur (1984: 3-4).
commit6to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Menulis merupakan proses berpikir yang dapat dilakukan banyak orang kalau mereka mau. Proses berpikir ini merupakan awal dan modal untuk menulis karena dalam proses penulisan diperlukan kemampuan untuk mengorganisir pemikiran (Lasa, 2005: 124). Sementara itu Lado (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984: 21) menjelaskan bahwa menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca grafik atau lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Menulis merupakan salah satu hobi yang produktif. Menulis itu bukan sekedar merangkai kata-kata menjadi kalimat yang memiliki makna. Akan tetapi, menulis merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan semua ide-ide yang ada dalam pikiran kita tanpa ada batasan yang menghalangi (Rani Resdiani, 2012: 1). Hal ini sejalan dengan penelitian Gotschalk menyatakan bahwa A writing program should not rely on just one space in which students can discover and act on their personal intellectual or professional or civic passions. Rather, by drawing on an enlarged concept of the personal, discipline-based seminars themselves can and should imaginatively include the personal to enrich students' experiences in disciplinary work (Khaterine K. Gotschalk, 2011: 7).
Sebuah program menulis tidak harus bergantung hanya pada waktu di mana siswa mempunyai keinginan pribadi mereka secara intelektual atau profesional. Sebaliknya, bergantung pada konsep diri daya imajinatif siswa untuk memperkaya pengalaman siswa dalam menulis dengan disiplin kerja. Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan bahasa. Laura S. Pardo dalam penelitiannya menyebutkan bahwa konseptualisasi menulis adalah sebagai berikut. First, learning to teach writing is not easy; beginning teachers struggle with understanding the conceptual frameworks and the pedagogy of teaching writing. All three teachers relied on trial and error to help improve their writing instruction. Teacher preparation has traditionally emphasized teaching reading as opposed to teaching writing, thus, suggesting to beginning teachers that teaching writing is not important (Laura S. Pardo, 2006: 391).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Pertama, belajar mengajar menulis tidaklah mudah, kedua adalah perjuangan guru dalam memulai memahami pemahaman konseptual dan pendidikan menulis. Ketiga guru mencoba dengan resiko terjadi kegagalan untuk meningkatkan kemampuan menulis. Hanya guru yang memiliki pemikiran lama akan beranggapan bahwa menulis itu tidak penting. Aktivitas menulis merupakan kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur aslinya (Burhan Nurgiyantoro, 2009: 296). Bertolak dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan ke dalam sebuah bahasa tulis atau melalui komunikasi tidak langsung dalam bentuk tulisan. Menulis juga berguna sebagai alat komunikasi dan tempat untuk menyalurkan ide yang ingin dituangkan ke dalam sebuah karya ataupun sebuah cerita. b. Tujuan Menulis Tujuan menulis adalah ingin menyampaikan ide atau gagasan yang ingin disampaikan melalui tulisan. Maksud menulis adalah menginginkan respon atau jawaban yang dinginkan oleh penulis dari pembaca (Henry Guntur Tarigan, 1984: 23). Senada dengan pendapat di atas tujuan pembelajaran menulis/mengarang di
SD
menurut
Achmad
adalah
siswa
mampu
memahami
dan
mengkomunikasikan serta menerapkan dengan baik dan tersusun dalam bahasa tulis (dalam Jufry Malino, 2011: 1). Adapun tujuan penulisan menurut Jufry Malino (2011: 2) sebagai berikut, a) menyampaikan informasi baik fakta, data maupun peristiwa. Agar pembaca mampu memperoleh pengetahuan atau pemahaman yang yang baru tentang berrbagai hal, b) Membujuk; melalui tulisan seorang penulis berharap agar pembaca dapat menentukan sikap dan memberi jawaban apakah pembaca menyetujui atau tidak tentang apa yang dikemukakan oleh penulis. Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca, c) Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Pengetahuan seseorang akan bertambah ketika membaca tulisan dari seseorang, d) Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, dengan membaca tuisan dapat dijadikan sebagai pelipur lara. Menulis merupakan sarana untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. Tujuan dari menulis adalah ingen menyampaikan maksud dari penulis kepada pembaca. Sehingga apa yang ingin disampaikan melalui tulisan dapat dimengerti oleh pembaca. Lebih lanjut Jos Daniel Parera (1993: 4) menyatakan tujuan penulisan adalah mengatakan maksud penulis dan pengarang itu menulis dan mengarang. Paling tidak pokok bahasan dan tujuan penulisan karangan itu harus ada dan hidup terus menerus dalam pikiran penulis dan pengarang. Sedangkan menurut Hugo Hartig (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984: 24-25) merangkum tujuan dari penulisan sebagai berikut. 1) Tujuan penugasan, 2) tujuan altruistic, 3) tujuan persuasif, 4)
tujuan informasional, 5) tujuan
pernyataan diri, 6) tujuan kreatif, 7) tujuan pemecahan masalah. The Liang Gie (1992: 1) menjelaskan kegiatan menulis karangan bentuk apapun, dari karangan khayal atau imajinatif, tulisan ilmiah, laporan perjalanan sampai ulasan peristiwa, tidak hanya bermanfaat melainkan juga sangat menarik bagi penulisnya. Fauzan (2009: 1–2) menyampaikan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut: 1) memberi informasi, yakni menyampaikan fakta-fakta mengenai peristiwa,
masalah,
atau
fenomena,
2)
menjelaskan
tulisan
yang
menganalisis/menguraikan mengapa suatu peristiwa terjadi 3) mengarahkan tulisan, 4) membujuk/meyakinkan pembaca, 5) meringkas/membuat suatu rangkuman dari suatu karya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki oleh seseorang ke dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut bisa berbentuk karangan atau cerita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
c. Manfaat Menulis Pada saat seperti sekarang, pekerjaan telah menjadi suatu hal yang konteks dan spesialis, menuntut setiap orang memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif. Pada kenyataannya, bentuk komunikasi yang paling diperlukan adalah komunikasi tertulis (Atar Semi, 1990: 7). Lebih lanjut D’ Angelo menyatakan bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Selain itu menulis juga sangat penting bagi pendidikan. (dalam Henry Guntur Tarigan, 1984: 22). Seperti diketahui, menulis memang memiliki banyak manfaat, yaitu dapat menyelamatkan hidup, menyehatkan, salah satu langkah menuju ke keabadian, menata dan meningkatkan kemampuan berpikir, menyebarkan berkat rohani, dan mendapatkan berkat jasmani (Puji Arya Yanti, 2009: 2). The Liang Gie (1992: 3) menjelaskan manfaat dari menulis adalah sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena dengan terampil mengarang maka akan berguna bagi kehidupan seseorang dan dapat mengantarkan seseorang ke dalam sebuah kesuksesan. Sejalan dengan itu, Bernard Percy (dalam The Liang Gie, 1992: 4) menyebutkan bahwa manfaat mengarang, yakni sebagai: 1) Sarana mengungkapkan yang ada dalam dirinya, 2) Sebagai pemahaman, 3) Sebagai alat kepuasan pribadi, 4) Untuk meningkatkan kepedulian sesorang terhadap lingkungan sekitar, 5) Agar bersemangat dalam keterlibatan seseorang bukan hanya berdiam diri, 6) Memperluas pemahaman tentang pemakaian atau penggunaan bahasa. Menurut Pennebaker (dalam Fianzoner, 2011: 1) menyebutkan manfaat menulis sebagai berikut, 1) Menulis menjernihkan pikiran, 2) Menulis mengatasi trauma, 3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi, 4) Menulis membantu memecahkan masalah, 5) Menulis membantu ketika harus menulis. Menulis dapat membantu menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh penulis melalui tulisan. Sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Menulis juga penting untuk dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Karena menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis juga bermanfaat karena dengan menulis dapat membantu meyalurkan ide atau gagasan melalui sebuah tulisan. Lebih lanjut Fianzoner (2011: 1–3) mengemukakan manfaat menulis sebagai berikut, 1) Rajin menulis akan memudahkan dalam mentransfer gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol, 2) Menulis mengajak untuk berpikir lebih runtut dan logis, 3) Orang yang terbiasa menulis, akan menggunakan cara sederhana dalam menulis, tujuannya agar pembaca mudah memahami, 4) Melalui kegiatan menulis mengajak untuk menggali lebih dalam ilmu yang dimiliki, 5) Melalui kegiatan menulis mengajak untuk dapat mengamati sesuatu secara lebih luas, 6) Menulis mengajak untuk menggali makna dari sebuah peristiwa. Kemudian mengembangkannnya melalui tulisan. Dari keenam manfaat ini dapat disimpulkan bahwa manfaat dari menulis adalah mengasah kepekaan otak dalam melihat peristiswa disekitar, memahami suatu peristiwa dan agar mampu berpikir logis. d. Teknik Menulis Seperti halnya proses produksi lainnya, menulis juga memerlukan teknik tertentu, sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik, dan bermanfaat,. Teknik menulis jenis tulisan yang satu dengan lainnya itu berbeda. Berikut teknik menulis secara umum yang dapat dipakai untuk membuat sebuah tulisan (Puji Arya Yanti, 2009: 2). Lebih lanjut Puji Arya Yanti (2009: 1–2) menyebutkan teknik menulis adalah sebagai berikut: 1) menentukan jenis tulisan, 2) mempertimbangkan pembaca, 3) menentukan tema dan mencari ide tulisan, 4) mengembangkan ide, 5) memperhatikan unsur-unsur tulisan, 6) menciptakan gaya tulisan, 7) menciptakan gaya tulisan, 8) menguasai EYD. Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh dengan cara yang singkat, tetapi memerlukan latihan dan ketekunan serta berlatih menulis terus-menerus. Selain itu juga penulis perlu memperhatikan ejaan, kosakata, gaya bahasa, kalimat dan paragraf dalam membuat sebuah tulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2. Hakikat Menulis Cerita a. Pengertian Cerita Cerita fiksi merupakan cerita rekaan yang dibuat oleh penulis (pengarang), di mana cerita di dalamnya menjadi hidup karena daya khayal (imajinasi), anganangan atau fantasi penulis (Jumialely, 2011: 1). Cerita dapat digolongkan jenis prosa dan jenis drama. Jenis prosa banyak digemari oleh masyarakat karena banyak sekali ragamnya. Anak-anak mendapatkan hiburan sekaligus pendidikan akhlak yang baik melalui cerita (Sri Harjani, 2007: 6). Keterampilan menulis cerita adalah keterampilan seseorang dalam mengorganisasikan gagasan, ide, serta mengkomunikasikan suatu peristiwa dalam bentuk bahasa tulis. Cerita sering disebut narasi. Cerita yang dimaksudkan di sini adalah cerita rekaan atau fiksi. Sedangkan menurut Gorys Keraf (2007: 136) cerita adalah bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Lebih lanjut Atar Semi menjelaskan bahwa cerita adalah bentuk tulisan yang memiliki tujuan menceritakan atau menyampaikan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (1990: 32). Dapat disimpulkan bahwa karangan cerita adalah karangan yang merupakan karangan fiksional. Merupakan tulisan atau karangan yang menceritakan suatu peristiwa yang pernah terjadi atau hanya khayalan yang dikembangkan dalam bentuk cerita atau karangan. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajiannya pada bentuk tulisan cerita atau narasi. b. Jenis-jenis Cerita Cerita atau karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (The Liang Gie, 1992: 17). Untuk kelas IV SD kompetensi dasar (KD) menulis ada bermacammacam di antaranya, menulis karangan, pengumuman, dan pantun anak. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada menulis karangan atau cerita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Dalam bukunya Pengantar Dunia Karang Mengarang The Liang Gie menyebutkan jenis-jenis mengarang sebagai berikut. Dalam kepustakaan teknik karang-mengarang telah lazim dibedakan empat bentuk yaitu, narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi (1992: 18) 1) Penceritaan (Narration) Bentuk
pengungkapan
yang
menyampaikan
sesuatu
peristiwa/pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan atau gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir (The Liang Gie, 1992: 18). Sedangkan menurut Suparno dan Mohamad Yunus, karangan yang disebut narasi berusaha menyampaikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita tersebut (2007: 4.31) Lebih lanjut Atar Semi (1990: 33) menyatakan bahwa narasi merupakan cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa yang benar-benar terjadi maupun imajinasi. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus tujuan dari menulis narasi adalah, 1) hendak memberikan informasi atau wawasan yang memperluas pengetahuan pembaca, dan 2) hendak memberikan pengalaman estetis pada pembaca (2007: 4. 32). Jenis-jenis narasi dapat dibedakan sebagai berikut: a) Narasi ekspositoris Narasi Ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan (Gorys Keraf, 2007:136). Penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data sebenarnya. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca setelah membaca karangan tersebut (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 4. 32).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
b) Narasi Sugestif Narasi Sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca (Gorys Keraf, 2007: 137). Sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang tetapi berusaha memberikan makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 4. 32).
2) Deskripsi (Description) Bentuk pengungkapan yang menggambarkan berbagai ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang dengan segenap inderanya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca. Melalui lukisan itu pembaca diharapkan dapat pula seolah-olah menyerap atau mengalami, macam-macam hal yang berada dalam suasana. Di sini pengarang ingin mewujudkan cerita tersebut melalui pengambaran tentang apa yang ingin disampaikan oleh pengarang (The Liang Gie 1992: 18). Menurut Atar Semi (1990: 42) deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitifitas dan imajinasi pembaca atau; pendengar, bagaikan mereka ikut mendengar, merasakan atau mengalami langsung subjek tersebut. Pendapat lain dikemukakan oleh Suparno dan Mohamad Yunus yang menyatakan bahwa deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (2007: 4. 6). Karangan deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Ciri-ciri karangan deskripsi adalah, 1) Membutuhkan keterlibatan perasaan, 2) Bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu dengan sifat dan gerak-geriknya, 3) Membawa pikiran dan perasaan pembaca untuk memahami dan menghayati objek yang dituliskan dalam karangan agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
seolah-olah pembaca mengalami sendiri (Suparno dan Yunus, Mohamad Yunus, 2007: 4. 7). Langkah menyusun karangan deskripsi, 1) Tentukan objek atau tema, 2) Rumuskan tujuan, 3) Amati objek yang akan dideskripsikan, 4) Lukiskan bagian-bagian penting sedetail mungkin, 3) Susun kerangka karangan, 4) Buat kerangka karangan menjadi karangan deskripsi sesuai dengan tema yang dipilih (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 4. 7).
3) Eksposisi (Exposition) Bentuk karangan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan terpadu yang terutama bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai sesuatu ide, persoalan, proses, atau peralatan (The Liang Gie 1992: 17). Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu (Atar Semi 1990: 37). Eksposisi
merupakan
karangan
yang
bertujuan
utama
untuk
memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 5.4). Tujuan dari karangan eksposisi adalah untuk membagikan informasi dan tidak untuk mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang benar. Dalam karangan eksposisi, pelaku dan peristiwa boleh nyata ada, boleh pula ciptaan pengarang (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 5. 4). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang menyajikan fakta-fakta yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Langkah menyusun karangan eksposisi, 1) Tentukan topik/tema, 2) Rumuskan tujuan, 3) Kumpulkan data, 4) Rencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik, 5) Kembangkan karangan menjadi karangan eksposisi sesuai dengan tema (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 5.7).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
4) Argumentasi (Argumentation) Bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang (The Liang Gie, 1992: 18). Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Argumentasi bertujuan meyakinkan orang lain. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus, karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan (2007: 5.36). Argumentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna dalam komunikasi antara anggota masyarakat, argumentasi digunakan sebagai alat pertukaran informasi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subjektif (Gorys Keraf, 2007: 100). Langkah menyusun argumentasi, 1) Tentukan topik/tema, 2) Rumuskan tujuan, 3) Kumpulkan data, 4) Susun kerangka karangan, 4) Kembangkan kerangka karangan menjadi karangan argumentasi sesuai dengan tema yang dipilih (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 5. 40). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah karangan atau cerita yang bertujuan untuk meyakinkan orang lain, yang terdiri atas paparan alasan untuk membangun suatu kesimpulan. c. Langkah-langkah Menulis Cerita Menurut The Liang Gie (1992: 17) mengarang adalah keseluruhan rangkaian
kegiatan
seseorang
mengungkapkan
gagasan
dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan yang sederhana pun, secara teknis kita dituntut memenuhi persyaratan dasar seperti kalau kita menulis karangan yang rumit (Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsyad, Sakura H. Ridwan, 1996: 2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Kegiatan mengarang adalah kegiatan bertahap. Pada umumnya para pakar mebagi kegiatan mengarang itu menjadi tiga tahap, yakni (1) tahap kegiatan prapenulisan, (2) tahap kegiatan penulisan, (3) tahap kegiatan pascapenulisan (Suparno dan Yunus, 2007: 3. 3). The Liang Gie (1992: 17) menyebutkan unsur-unsur mengarang sebagai berikut. 1) Gagasan (idea), adalah topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis), 2) Tuturan (discourse), ialah bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca, 3) Tatanan (organization), ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah, 4) Wahana (medium), ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata, gramatika, dan retorika (seni memakai bahasa secara efektif).
Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan, sedangkan topik karangan adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan.
Tema menjadi gagasan dasar
tempat beradanya topik (Suparno dan Mohamad Yunus, 2007: 3. 3–3. 4). Dalam menulis cerita, langkah yang pertama ditempuh adalah menetapkan topik yang akan dipilih sebagai bahan dalam mengembangkan karangannya. Sabarti Akhadiah, dkk menyebutkan bahwa tahapan menulis ada 3, sebagai berikut. 1) Tahap Prapenulisan, Tahap ini merupakan tahap yang paling awal yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan menulis. Merupakan tahap di mana penulis merencanakan dan mempersiapkan mengenai apa yang akan ia tulis. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan adalah menentukan topik yang akan dibahas kemudian membatasi topik tersebut. Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan bahan. Bagian yang terpenting dari tahap ini adalah menyusun kerangka karangan. Isinya adalah poin-poin mengenai hal-hal yang akan dikembangkan. Setelah kerangka karangan tersebut tersusun, selanjutnya adalah mengembangkan kerangka karangan tersebut,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
2) Tahap Penulisan, Tahap kedua adalah mengembangkan setiap butir topik yang telah disusun pada tahap pra penulisan. Selain itu di sini juga merupakan tahap mengembangkan kerangka karangan dan memperkaya isi karangan. Menambah bahan-bahan yang lain untuk memperkaya isi karangan juga dilakukan pada tahap ini. 3) Tahap Revisi, Tahapan yang terakhir adalah tahap revisi. Tahapan di mana kita membaca kembali tulisan yang telah dibuat dan merevisi bagian yang dirasa kurang pas atau kurang sempurna. Tahap ini dilakukan agar tidak terjadi kedalahan dalam tulisan (1996: 3–5). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menulis ada berbagai tahapan. Tahapan tersebut meliputi tahap prapenulisan sampai dengan tahap revisi. Tahapan-tahapan yang dilakukan bertujuan agar menghasilkan tulisan yang baik dan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Sehingga maksud dari tulisan tersebut dapat dipahami dengan jelas.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Cerita a. Hakikat Pembelajaran Menulis Cerita Pada Siswa SD Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2001: 57). Pembelajaran menulis merupakan bentuk pelajaran yang paling sulit dipelajari dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
agar
dapat
meningkatkan
kemampuan
peserta
didik
untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Sabarti Akhadiah, dkk, menjelaskan bahwa pembelajaran menulis di sekolah dasar harus dapat membekali siswa dengan kemampuan dasar menulis (1992: 82).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Latihan dan bimbingan yang intensif akan membuat siswa terampil dalam menulis. Tujuan pengajaran menulis di sekolah dasar adalah siswa diharapkan memiliki kemampuan menulis, baik menulis permulaan maupun menulis lanjut (Sabarti Akhadiah, dkk, 1992: 81). Senada dengan pendapat di atas menurut Linda Puspita pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Dalam kurikulum 1994 dinyatakan bahwa siswa hendaknya mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuannya secara tertulis, dan memiliki keterampilan menulis (144: 2007). Dalam pembelajaran menulis mencakup dua tahapan, yaitu kemampuan menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis permulaan berada dimulai di kelas I, Sedangkan Pengajaran menulis dalam arti mengarang yang sebenarnya baru dimulai di kelas IV. Semua pengajaran menulis ditekankan pada latihan penerapan ejaan. Menurut Ngalim Purwanto dan Djeniah Alim, karangan permulaan diajarkan di kelas I dan II, sedangkan karangan sebenarnya atau karangan lanjutan dilanjutkan dikelas-kelas berikutnya atau kelas IV sampai kelas VI. Jika siswa memiliki kekayaan bahasa yang banyak, tentu siswa akan memasuki tahap mengarang lanjutan atau mengarang sebenarnya (1997: 59). Sabarti Akhadiah, dkk menyebutkan dalam pengajaran menulis di sekolah dasar terdiri dari tiga langkah. Langkah tersebut adalah: 1. Pembelajaran Menulis Permulaan Dalam menulis permulaan, siswa dituntut agar dapat menulis dengan tulisan yang terang, jelas, teliti dan mudah dibaca. Walaupun demikiannperlu diingat bahwa siswa disuruh membaca kembali tulisan yang telah mereka tulis. Bahan yang diberikan dalam menulis permulaan adalah bahan yang mengandung makna dan bertitik tolak dari pengalaman siswa. Pelajaran dimulai dengan struktur bahasa yang bermakna, yaitu kalimat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
2. Pembelajaran Ejaan Dalam pengajaran ejaan diharapkan siswa dapat menuliskan huruf, kata, tanda baca ataupun kalimat sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat menggunakan dan menuliskan huruf, kata, unsur serapan, dan tanda baca dengan benar dan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Dalam pembelajaran ejaan yang ditekankan adalah penerapan penggunaan ejaan yang sesuia dengan pedoman ejaan yang berlaku. 3. Pembelajaran Menulis Lanjut Menulis lanjut dimulai pada kelas IV dan merupakan kelanjutan dari tahapan menulis permulaan dan penerapan ejaan. Dalam tahapan ini Siswa dituntut mampu melahirkan gagasan-gagasannya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pokok bahasan menulis lanjut dapat dikelompokkan menjadi, a) pengembangan paragraf; b) menulis bermacam-macam surat dan laporan; c) pengembangan bermacam-macam karangan; d) menulis puisi dan naskah drama (Sabarti Akhadiah, dkk, 1992: 82). Kemampuan menulis cerita merupakan salah satu bagian dari pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar. Menulis cerita merupakan salah satu penjabaran mengenai pengembangan bermacam-macam karangan yang harus diajarkan di sekolah dasar. Menulis lanjut dimulai di kelas IV. Pada tahap ini siswa mulai mengarang, mereka sudah dituntut mampu melahirkan gagasan-gagasan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau mampu mengemukakan ide/pesan dengan ejaan yang benar dengan kosa kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan dengan paragraf yang baik. Standar kompetensi dan kompetensi dasar keterampilan menulis cerita pada siswa SD sebagai berikut, a) Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak, b) Kompetensi dasar: Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Siswa kelas IV siswa sudah berada pada tahapan menulis lanjut, oleh karena itu pembelajaran menulis cerita perlu diajarkan pada siswa kelas IV SD. Pembelajaran menulis cerita perlu di ajarkan karena menulis cerita merupakan salah satu pengembangan dari bermacam-macam karangan yang harus diajarkan pada siswa di Sekolah Dasar. b. Penilaian Pembelajaran Menulis Cerita Menulis merupakan salah satu keterampilan kebahasaan yang harus dikuasai oleh siswa. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Sarwiji Suwandi (2008: 15) menyatakan bahwa penilaian adalah proses untuk mengetahui kesesuaian proses dan hasil suatu program kegiatan dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam kegiatan menulis ini terdapat dua macam jenis penilaian, yaitu penilaian kualitas proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan (Sarwiji Suwandi, 2011: 91). Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 92) objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran sebagai berikut. a) Sikap terhadap materi pelajaran, b) Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran, c) Sikap terhadap guru atau pengajar, d) Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Sikap terhadap proses pembelajaran, e) Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung, f) Sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi pelaku, pertanyaan langsung dan laporan pribadi (Sarwiji Suwandi, 2011: 93). Tabel berikut adalah tabel penilaian yang digunakan untuk melakukan penilain proses pembelajaran menulis. Dalam penilaian ini indikator penilaiannya adalah keaktifan dan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran menulis cerita, dihitung dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria baik – amat baik dengan kriteria yang telah ditentukan. Tabel 2. 1. Penilaian sikap siswa selama kegiatan pembelajaran menulis cerita No
Nama
Sikap/perilaku A
B
C
Jumlah siswa dengan kriteria Baik
D
E
Nilai total
Ket.
Amat Baik
Persentase
(adaptasi dari format penilaian sikap Sarwiji Suwandi, 2011: 95 dengan modifikasi) Catatan: a. Kolom A–E diisi dengan indikator keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan kriteria sebagai berikut: A = keaktifan siswa bertanya B = keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru dan menyampaikan pendapat C = keaktifan dan perhatian siswa memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi D = keaktifan siswa dalam membuat kerangka karangan/kerangka cerita E = keaktifan siswa dalam mengembangkan kerangka menjadi bentuk cerita utuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
b. Kolom angka diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik c. Nilai total merupakan jumlah keseluruhan dari skor-skor tiap indikator keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. d. Keterangan diisi dengan kriteria berikut: 1) 21–25 berarti amat baik 2) 16–20 berarti baik 3) 11–15 berarti sedang 4) 6 – 10 berarti kurang 5) 0–5 berarti sangat kurang e. Persentase keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis cerita dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah siswa yang mendapat Baik Amat baik x 100 % = persentase tingkat Jumlah siswa
keberhasilan
Selain penilaian proses juga terdapat penilaian hasil, yaitu kualitas hasil dari menulis yang diukur berdasarkan aspek-aspek tertentu. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010: 441) aspek yang dinilai adalah kesesuaian isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, penggunaan bahasa, mekanik Pedoman Penilaian yang telah dimodifikasi oleh Nurgiyantoro dari program ESL (English as a Second Learning) dengan penilaian pada tiap aspek dengan menggunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Tabel pedoman penilain yang digunakan dalam penilaian pembelajaran menulis cerita dengan skala interval sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Tabel 2.2. Model Penilaian Keterampilan Menulis Cerita dengan Skala Interval No 1.
Aspek yang
Skor
dinilai Isi
27
30
Kriteria Sangat
baik
informasi,
–
Sempurna:
substansif,
padat
relevan
dengan
permasalahan dan tuntas 22
26
Cukup – Baik: informasi cukup, substansi cukup, relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap
17
21
Sedang – Cukup: informasi terbatas, substansi
kurang,
permasalahan
tidak
cukup 13
16
Sangat kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada permasalahan.
2.
Organisasi
18
20
Sangat
baik
–
Sempurna:
gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, dan urutan logis 14
17
Cukup – Baik: kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, urutan logis tetapi tidak lengkap
10
13
Sedang –
Cukup: gagasan kacau,
terpotong-potong,
urutan
dan
pengembangannya tidak logis. 7
9
Sangat Kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisir, tidak layak nilai
3.
Kosakata
18
20
Sangat baik – Sempurna: pilihan kata tepat, penggunaan ungkapan tepat, dan penggunaan kata penghubung tepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
14
17
Cukup – Baik: pilihan kata dan ungkapan dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat, tetapi tidak mengganggu
10
13
Sedang – Cukup: sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna
7
9
Sangat
kurang:
pengetahuan
tentang
kosakata rendah, tidak layak nilai 4.
Penggunaan
22
25
Bahasa
Sangat baik – Sempurna: hanya terjadi sedikit
kesalahan
penggunaan
bentuk
kebahasaan 18
21
Cukup baik – Baik: terjadi sejumlah kealahan tetapi makna tidak kabur
11
17
Sedang – Cukup: makna membingungkan atau kabur
5
10
Sangat kurang: tidak komunikatif dan tidak layak nilai
5
Mekanik
Sangat baik – Sempurna: mengetahui 5
aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan dan tanda baca Cukup – Baik: kadang-kadang terjadi
4
kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna
3
Sedang – Cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, meakna membingungkan Sangat kurang: tidak menguasai aturan
2
penulisan,
terdapat
banyak
kesalahan
ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai.
(Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441-442 dengan modifikasi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Dalam memberikan penilaian guru seharusnya memberikan bobot yang berbeda di setiap unsur. Karena setiap unsur pasti memliki tingkat kesulitan yang berbeda. Unsur yang dianggap penting untuk melengkapi cerita, diberikan bobot yang paling tinggi. Karena untuk mengerjakan unsur yang paling rumit diperlukan pemikiran yang lebih sulit dibanding dengan unsur yang lain. Untuk unsur yang lain guru dapat memberikan nilai sesuai dengan tingkat kerumitan masing-masing. Sehingga nilai yang diberikan sebanding dengan kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
4. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat (Sri Anitah, 2009: 4). Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief S. Sadiman, dkk, 2011: 7). Senada dengan pendapat di atas menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 11) media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Media dapat dijadikan sarana yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Media dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan media yang inovatif dapat membantu menarik minat siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu materi yang disampaikan akan semakin mudah dipahami siswa. Hujair A. H. Sanaky (2009: 4) memberikan definisi bahwa media adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran hal ini berarti pula bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Azhar Arsyad, 2011: 2 – 3). Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai sarana menyampaikan informasi dalam kegitan pembelajaran. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2010: 1). Menurut Sudirman Siahaan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas (Classroom instruction) dapat berfungsi sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau bahkan pengganti guru (substitusi) (2002: 800). Media memiliki peran penting dalam dunia pendidikan karena media pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat yang cukup banyak. Livie dan Lentz (dalam Hujair A.H. Sanaky, 2009: 6) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Menurut Hujair A. H. Sanaky manfaat dari media pembelajaran adalah, a) Pengajaran lebih menarik, sehingga dapat menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar, b) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, c) Metode pembelajaran menjadi bervariasi, d) Pembelajar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran (2009: 4–5). Media dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu media bertujuan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam belajar. Sehingga siswa lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Hujair A.H. Sanaky (2009: 6) media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan cara: a) menghadirkan objek dari objek yang langka, b) membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya, c) membuat konsep abstrak ke konsep konkret, d) memberi kesamaan persepsi, e) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, f) menyajikan ulang informasi secara konsisten, g) memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana dan Rivai (2010: 2) mengungkapkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa adalah, 1) Dalam kegiatan pembelajaran
akan
lebih
menarik
perhatian
siswa
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi dalam belajar, 2) Memperjelas makna bahan pengajaran. Sehingga menumbukan motivasi siswa dalam belajar, 3) Metode lebih bervariasi. Sehingga siswa tidak bosan dan berkonsentrasi, 4) Siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktifitas lain. Hamalik dalam Azhar Arsyad (2011: 15) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Akhmad Sudrajat (2008: 1–2) menyebutkan bahwa media memiliki beberapa fungsi, diantaranya, 1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik, karena pengalaman peserta didik berbeda-beda, 2) Media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas, karena tidak semua dapat dialami oleh peserta didik sehingga objek dapat disampaikan melalui media, 3) Penggunaan media pembelajaran memungkinkan siswa dan lingkungan berinteraksi secara langsung, 4) Menghasilkan keseragaman pengamatan siswa, 5) Konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis dapat ditanamkan melalui media, 6) Menimbulkan
keinginan dan minat baru siswa, 7)
Membangkitkan motivasi belajar siswa, 8) Melalui media dapat diperoleh pengalaman yang menyeluruh, baik konkret maupun abstrak. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Jenis Media Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Media dapat kita gunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran,
agar
pembelajaran
lebih
menyenangkan dan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar grafis seperti gambar, foto, grafik, poster, kartun, komik dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model (2010: 3). Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media (Wijaya Kusumah, 2009: 1). Robertus Angkowo dan A. Kosasih membagi jenis media menjadi, 1) media grafis, media grafis sering disebut media dua dimensi, 2) media tiga dimensi atau media dalam bentuk model padat, 3) media proyeksi seperti slide, film, dan OHP, 4) lingkungan sebagai media pembelajaran (12–13).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Sedangkan menurut Herry (dalam Isman, 2011: 2) menyebutkan Ada tiga jenis media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru di sekolah, yaitu, a) Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat oleh indera penglihatan. Terdiri dari media yang dapat diproyeksikan dan tidak diproyeksikan, b) Media audio adalah media yang dapat dirasakan melalui indera pendengaran, dapat merangsang pikiran, perhatian untuk mempelajari bahan ajar dengan menggunakan media tersebut, d) Media audio visual merupakan kombinasi atau campuran dari media visual atau penglihatan dan media audio atau pendengaran. Menurut Ade Koesnandar (2003: 78) ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Pertimbangan tersebut dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. Sedangkan menurut Ahmad Sudrajat menyebutkan bahwa jenis media adalah sebagai berikut, a) media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan yang meliputi, grafik, bagan, diagram, poster, komik, gambar, dan lain-lain, b) media audial atau media yang melibatkan indera pendengaran, contohnya adalah radio, tape, c) media yang disampaikan melalui presentasi, contohnya, slide, OHP, d) projected motion media atau media yang melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran, contohnya, televisi, video, dan lain-lain (2008: 2). Jadi bertolak dari teori yang sudah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran ada beragam jenisnya dan salah satu dari jenis media tersebut dapat digunakan agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan. Penggunaan media juga akan membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar berseri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
5. Hakikat Media Gambar Berseri a. Pengertian Media Gambar Berseri Media gambar termasuk ke dalam media visual yang tidak dapat diproyeksikan. Media ini merupakan media yang sederhana. Media ini tidak tembus cahaya (non transparan), maka tidak dapat dipantulkan pada layar (Sri Anitah, 2009: 7). Gambar sebagai rangsang tugas menulis baik diberikan kepada murid sekolah dasar, atau pelajar bahasa (target) pada tahap awal, tetapi mereka telah mampu menghasilkan bahasa walau masih sederhana (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 429). Lebih lanjut Arief S. Sadiman, dkk, berpendapat bahwa di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (2011: 29). Garlach dan Elly (dalam Sri Anitah, 2009: 7) mengatakan bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil, melalui media gambar dapat ditunjukkan kepada pebelajar suatu tempat, orang, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan. Burhan Nurgiyantoro (2010: 404) menjelaskan bahwa gambar cerita adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah cerita. Ia mirip komik, atau mirip buku gambar tanpa kata (wordless picture books). Menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 26) media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya, yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya. Selain sebagai sarana untuk memberikan tugas berbicara, bentuk-bentuk visual seperti gambar baik juga dipakai sebagai rangsang untuk tugas menulis (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 428). Media gambar umumnya lebih mudah dimengerti. Selain dapat menarik minat siswa media gambar juga menarik untuk dipelajari. Media gambar diharapkan dapat menarik minat siswa agar dapat menghasilkan tulisan yang baik. Gambar yang inovatif dengan warna yang kaya tentu akan menarik minat siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Dengan adanya media gambar diharapkan kegiatan pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan. Dalam pembelajaran yang akan dibahas adalah menggunakan gambar berseri, yaitu gambar yang dirangkai secara berurutan, yang nantinya apabila dirangkai akan menjadi sebuah cerita. Gambar berseri adalah suatu pembelajaran yang menarik. Didalamnya menggambarkan apa yang akan diceritakan oleh penulis. Hal ini dijelaskan oleh Wasito (dalam Hesti Wahyu Prajaningsih, 2010: 44) Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sudah diceritakan dan menunjukkan kesinambungan antara gambar satu dengan gambar lainnya. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010: 428) gambar yang memenuhi kriteria pragmatis untuk tugas menulis adalah gambar cerita, gambar susun yang tiap panel menampilkan peristiwa atau keadaan tertentu yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang merupakan media yang berisi gambar-gambar yang disusun secara berurutan yang apabila dirangkai akan menjadi suatu cerita, dan media. Gambar berseri diharapkan dapat mengembangkan imajinasi siswa, sehingga dapat mengembangkannya menjadi sebuah cerita.
b. Fungsi dan Manfaat Media Gambar Gambar berfungsi sebagai pemancing kognisi dan imajinasi serta pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan. Kompleksitas gambar dapat bervariasi, tergantung tingkat kompetensi berbahasa pembelajar yang dituju (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 429). Gambar dapat memberikan gambaran dari waktu yang telah lalu atau potret (gambaran) masa yang akan datang Garlach dan Elly (dalam Sri Anitah, 2009: 8). Sedangkan Menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007 : 28) fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih konkret pada siswa, sehingga lebih mudah dipahami.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Lebih lanjut Smaldino, dkk (dalam Sri Anitah, 2009: 8) mengatakan bahwa gambar atau fotografi dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu, seperti: binatang, tempat, orang atau peristiwa.melalui gambar dapat dijelaskan ide-ide yang lebih abstrak dan realistis. Pendapat lain dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sri Anitah, 2009: 8) bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit (pengalamann langsung). Gambar berfungsi untuk menarik perhatian siswa. Selain itu Gambar dapat membantu siswa untuk mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan. Gambar juga dapat memancing ide siswa. Gambar termasuk media yang relatif murah dan mudah didapat. Menurut Sri Anitah manfaat dari media gambar sebagai berikut, a) Gambar menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa. Gambar yang berwarna-warni
akan
lebih
menarik
minat
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran, b) Membantu mempermudah dalam kegiatan pembelajaran. Media gambar juga dapat membantu suatu penjelasan yang abstrak sehingga mudah untuk diapahami, c) Dapat membantu memperjelas bagian-bagian yang penting atau bentuknya kecil yang perlu diamati sehingga lebih jelas untuk diamati, d) Dapat menyingkat uraian panjang (2009: 9). Sedangkan Levie Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2011: 16) menyebutkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu a) fungsi atensi, b) fungsi afektif, c) fungsi kognitif, d) fungsi kompensatoris. Media gambar berfungsi Bertolak dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaian media gambar dalam kegiatan pembelajaran berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima melalui indera penglihatan. Media gambar akan membangkitkan semangat siswa serta memberikan motivasi kepada siswa untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
c. Kelebihan Media Gambar Sri Anitah dalam bukunya Media Pembelajaran berpendapat bahwa, selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar juga dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu kelebihan dari gambar diantaranya adalah, 1) Mampu menerjemahkan ide-ide yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, 2) Jumlahnya banyak dan tersedia di buku, 3) Sangat mudah dipakai, 4) Harganya murah dan terjangkau, 5) Dapat dipakai pada berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi (2009: 8). Sedangkan menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih, kelebihan media gambar adalah, a) Sifatnya kongkrit, gambar lebih realistis dalam menunjukkan pokok masalah, b) Gambar dapat membatasi batasan ruang dan waktu, c) Gambar dapat membatasi keterbatasan pengamatan, d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, e) Media gambar murah dan mudah didapat (2007: 30–31). Media gambar mudah didapat dan harganya terjangkau. Media gambar bisa didapat dari koran, foto, internet ataupun buku. Dalam menggunakan media gambar harus selektif dan menyesuaikan dengan tingkatan usia siswa. gambar yang dipilih harus sesuia dengan tingkatan siswa. sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan media gambar. Menurut Arief S. Sadiman, dkk, kelebihan gambar/foto adalah, 1) Sifatnya konkret lebih realistis dalam menunjukkan pokok masalah, 2) Mengatasi batasan ruang dan waktu, artinya gambar dapat mewakili objek atau peristiwa yang tidak dapat dibawa ke kelas, 3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, 4) Foto memperjelas suatu masalah, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, 5) Harganya terjangkau dan mudah didapat (2011: 29–31). Bertolak dari pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media gambar berseri adalah media yang baik dan efektif. Karena sudah sesuai dengan tingkatan dan kemampuan siswa Sekolah Dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
d. Kelemahan Media Gambar Di samping memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Sri Anitah (2009: 8–9) sebagai berikut, a) Tidak semua gambar ukurannya sesuai, terkadang gambar ukurannya kecil untuk ditunjukkan di kelas., b) Harus menggunakan satu seri gambar dari objek yang sama untuk menunjukkan dimensi ketiga (kedalaman) karena gambar mati adalah gambar dua dimensi, c) Tidak dapat bergerak maupun menunjukkan gerak, d) Tidak semua dapat membaca gambar tersebut. Selanjutnya Arief S. Sadiman, dkk, dalam bukunya Media Pendidikan menyebutkan kelemahan dari media gambar adalah sebagai berikut: 1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata, 2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar (2011: 31) Sedangkan menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih kelamahan media gambar dalam kegiatan pembelajaran adalah a) Penekanan media gambar hanya pada perserpsi indera mata, b) Gambar benda yang kompleks kurang efektif, c) Ukuran terbatas (2007: 31) Bertolak dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa selain memiliki kelebihan gambar juga memiliki kekurangan. Sehingga kita harus pandai menggunakan media gambar agar tepat pada sasaran atau tujuan kita.
e. Kriteria Pemilihan Media Gambar sebagai Media Pembelajaran Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik (Azhar Arsyad, 2011: 67). Menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih, penggunaan media gambar yang efektif, harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti dan terperinci. Dalam hal ini media gambar yang bisa digunakan adalah media gambar yang ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang dibahas atau masalah yang dihadapi (2007: 28).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Gambar/foto yang baik adalah gambar/foto yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat sebagai media pendidikan. Syaratsyarat tersebut antara lain, a) Autentik, artinya harus melukiskan keadaan sesuai dengan keadaan sebenarnya, b) Sederhana, artinya isi dari gambar harus cukup jelas menjelaskan poin-poin pokok dalam gambar, c) Ukuran relatif, artinya dapat memperbesar atau memperkecil ukuran gambar sebenarnya, d) Gambar seharusnya mengandung gerak atau perbuatan dan tidak munjukkan gambar diam tetapi menunjukkan aktifitas tertentu, e) Gambar yang bagus belum tentu baik, artinya
untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak
diperlukan gambar yang bagus tetapi tidak berfungsi dengan baik, f) Tidak semua gambar yang bagus merupakan media yang bagus, tetapi gambar sederhana juga dapat menjadi media yang bagus (Arief S. Sadiman, dkk, 2011: 31–33). Lebih lanjut Azhar Arsyad menyatakan bahwa kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut, 1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) Sesuai untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan generalisasi, 3) Praktis luwes dan mampu bertahan, 4) Guru tidak kesulitan dan terampil menggunaknnya, 5) Pengelompokkan sasaran, 6) Mutu teknis (2011: 75–76). Memilih gambar harus selektif. Gambar tidak harus bagus, akan tetapi gambar yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tingkatan usia siswa. sehingga gambar tersebut dapat berfungsi dengan baik. Selain itu gambar harus juga harus sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sri Anitah menyebutkan ciri-ciri gambar yang baik sebagai berikut, 1. Sesuai dengan tingkatan umur dan kemampuan pemakai media, 2. Bersahaja, jangan menggunakan gambar yang terlalu kompleks tetapi dengan gambar tersebut pemakai media mendapatkan gambaran yang pokok dari gambar tersebut, 3. Realistis, artinya gambar harus sesuai dengan keadaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
sesungguhnya, akan tetapi perbandingan ukuran juga perlu diperhatikan, 4. Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Artinya media gambar harus dapat dipegang dan diraba oleh pebelajar karena ada yang menganggap bahwa gambar itu suci (2009: 9–10). Meurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih yang harus diperhatikan dalam pemilihan media gambar sebagai media pembelajaran adalah, 1) gambar bagus, jelas dan mudah dimengerti, 2) apa yang digambar harus cocok untik hal yang sedang dipelajari, 3) gambar harus benar atau dapat menggambarkan hal yang sama dalam keadaan nyata, 4) gambar sederhana, sehingga mudah dipahami siswa, 5) gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihat gmbar tersebut, 6) ukuran harus sesuai dengan kebutuhan (2007: 28). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan harus sesuai dengan tingkatan usia siswa. Selain itu gambar juga harus realistis atau sesuai dengan apa yang digambar. Gambar berseri sudah sesuai untuk digunakan, karena sudah sesuai dengan usia siswa dan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu menulis cerita.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian Tesis Sunarto (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Meningkatkan Kemampuan dan Minat Menulis Cerita dengan Pendekatan Kontekstual” Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Eromoko Wonogiri. Dalam penelitian ini samasama ingin meningkatkan kemampuan menulis cerita, sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini tidak menggunakan media melainkan menggunakan metode kontekstual dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) pelaksanaan pembelajaran sudah bervariasi, sehingga siswa lebih aktif dan kreatif, 2) siswa dapat menulis cerita sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, 3) pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan tujuh komponen utama
pendekatan kontekstual berpengaruh pssitif terhadap proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Siti
Badriyah
(2009)
dalam
penelitian
skripsinya
yang
berjudul
”Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media Visual Siswa Kelas V SD Negeri Barengan Kecamatan Teras Tahun 2009/2010” dalam penelitian ini sama-sama menggunakan media, akan tetapi media yang digunakan berbeda, media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual. Dalam penelitian ini berkesimpulan bahwa media visual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SD negeri Barengan Kecamatan Teras tahun 2009/2010. Jumanto (2010) dalam penelitian skripsi yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta”. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meningkatkan kemampuan menulis cerita, akan tetapi dalam penelitian ini tidak menggunakan media melainkan menggunakan metode yaitu mind mapping. Dari hasil penelitian ini berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita.
C. Kerangka Berpikir Siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 memiliki masalah yaitu siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kemampuan menulis siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 masih rendah. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide dan gagasan untuk membuat suatu cerita. Minimnya penggunaan media mendukung terjadinya hal tersebut. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah. Siswa cenderung tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Mereka lebih suka bercanda atau bicara sendiri dengan teman satu meja. Selain masih menggunakan metode konvensional, guru cenderung kurang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif bertanya, akan tetapi pada umumnya siswa merasa malu dan tidak percaya diri untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru serta menyampaikan pendapatnya. SD Negeri Jurangjero 3 terletak di daerah pedesaan. Di sekolah ini media yang digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
masih sangat sederhana. Guru hanya menggunakan papan tulis dan spidol dalam menyampaikan materi. Hal ini menyebabkan kemampuan menulis siswa rendah. Langkah-langkah pembelajaran yang biasa ditempuh adalah sebagai berikut: 1) guru menjelaskan materi tentang menulis, 2) guru menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan menulis dengan tema yang ditentukan, 3) guru memberi siswa waktu untuk mengerjakan tugas, 4) siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan dari guru, 5) siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka, 6) guru mengoreksi sendiri pekerjaan siswa. Dari langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh oleh guru dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan metode konvensional. Dengan kata lain guru belum menggunakan media yang kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diungkapkan di atas, peneliti dan guru berdiskusi dan sepakat untuk memberikan tindakan kepada siswa. Tindakan yang diberikan adalah dengan pemakaian media gambar berseri dalam keterampilan menulis cerita. Adapun hasil yang diharapkan oleh peneliti dan guru adalah peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerita. Yaitu siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis cerita. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah tindakan yaitu penggunaan media gambar berseri. Adapun gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Kondisi awal sebelum tindakan: 1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran 2. Kemampuan menulis siswa rendah
4 1 Perencanaan Refleksi b
(Penjelasan materi) a d Pemakaian Media Gambar (Latihan) (Apersepsi)
Berseri
c (Tanya jawab)
3
2 Pelaksanaan
Observasi
Kondisi akhir setelah tindakan:
1. Siswa aktif dalam proses pembelajaran 2. Kemampuan menulis siswa meningkat
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Pemakaian media gambar berseri dalam pembelajaran menulis cerita dapat meningkatkan proses pembelajaran keterampilan menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. 2. Pemakaian media gambar berseri dalam pembelajaran menulis cerita dapat meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jurangjero 3 yang beralamat di Purwosari, Jurangjero, Karangmalang, Sragen. Penelitian ini difokuskan pada kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Secara terperinci letak SD Negeri Jurangjero 3 adalah: perumahan penduduk (sebelah barat), perumahan penduduk dan kelurahan Jurangjero (sebelah timur), perkebunan Tebu (sebelah selatan), dan perumahan penduduk dan persawahan (sebelah utara). Sekolah ini memiliki tujuh ruang kelas. Enam kelas digunakan untuk ruangan kelas satu sampai kelas enam, sedangkan satu ruang lagi digunakan untuk kantor, yang berisi ruang kepala sekolah, guru, koperasi dan UKS. Ruang kelas empat terletak paling ujung dari deretan kelas satu sampai kelas empat. Di samping ruang kelas empat terdapat kamar mandi,
mushala, dan
perpustakaan. Ruangan kelas empat memiliki dua pintu, pintu utama berfungsi menuju halaman, sedangkan pintu kedua terletak di tengah-tengah ruangan kelas empat dan kelas tiga, pintu ini berfungsi menhubungkan ruangan kelas empat dan kelas tiga. Inventaris dalam ruang kelas IV ini adalah 1 papan tulis (white board), 1 penggaris, 2 spidol, satu meja dan kursi guru, 11 meja siswa, 22 kursi siswa, 1 almari, gambar presiden dan wakil presiden, burung Garuda, 1 jam dinding, 4 buah sapu, 1 kemoceng, gambar pernapasan burung, peta pulau Jawa Tengah, gambar pahlawan, poster aksara jawa, poster perkalian dan poster pembagian, gambar penampang tubuh manusia, gambar pernapasan serangga, 1 buah bank data, 1 buah kalender, 1 daftar presensi siswa. Kelas empat dipilih sebagai tempat penelitian karena beberapa faktor, di antaranya: 1) keterampilan menulis siswa masih rendah, 2) dalam kegiatan pembelajaran guru belum pernah menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita. Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilakukan selama 6 bulan, yakni mulai bulan Desember sampai dengan Mei 2012.
commit41to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Kegiatan perencanaan (penyusunan proposal) dilaksanakan pada bulan mulai Bulan Januari, pelaksanaan pembelajaran pada bulan Maret sedangkan penyusunan laporan pada bulan Mei 2012. Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian Kegiatan Des 11’ Jan 12’ Feb 12’ Mar 12’ Apr 12’ Mei 12’ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A. Persiapan 1. Koordinasi dengan guru dan Kepala Sekolah 2. Menyusun Proposal 3. Menyusun instrument 4. mengadakan simulasi B. pelaksanaan Pembelajaran 1. siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi 2. siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi C. Penyusunan laporan B. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 12) Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian kolaboratif yang melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan sekolah. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 3) Penelitian Tindakan Kelas Merupakan suatu pencermatan terhadap belajar berupa sebuah tundakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan strategi siklus, yang dimulai dari identifikasi masalah yang dihadapi guru, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, refleksi. Satu siklus berisi identifikasi masalah sampai dengan refleksi. Kegiatan refleksi digunakan oleh guru dan peneliti untuk mengetahui kekurangan selama pelaksanaan tindakan. Kemudian guru dan peneliti mencari solusi dari permasalahan tersebut untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Tahapan siklus dua sama seperti siklus pertama, dengan perbaikan yang telah direncakan. Diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama siklus satu dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 16) Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan melalui pengamatan peneliti. Sedangkan objek yang diamati adalah kegiatan pembelajaran menulis cerita sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan media gambar berseri.
C. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 kecamatan Karangmalang, kabupaten Sragen tahun ajaran 2011/2012 yang memiliki permasalahan dalam pembelajaran menulis. Siswa kelas ini mendapatkan pinjaman buku paket. Adapun jumlah siswa kelas IV adalah 22 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Selain siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengampu pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV yaitu Ibu Sunarti, S.Pd.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
D. Sumber Data Penelitian Terdapat tiga sumber data utama yang dijadikan sumber pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini antara lain: 1. Tempat dan Peristiwa, tempat yang menjadi sumber data penelitian ini yaitu ruang kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 dan peristiwa yang menjadi sumber data penelitian ini yaitu berbagai kegiatan pembelajaran menulis cerita yang berlangsung di dalam kelas dan dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang, Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan, guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3, Karangmalang, Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. 3. Dokumen, berupa hasil kerja siswa, silabus, rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan peneliti, dan daftar nilai siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3, Karangmalang, Sragen. Tahun Ajaran 2011/2012
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Observasi Menurut Burhan Nurgiyantoro observasi adalah cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Objek yang dimaksud di sini dapat berwujud orang (misalnya peserta didik), kegiatan, keadaan, benda, dan lain-lain (2010: 93). Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan keterampilan menulis menulis cerita yang berlangsung di dalam kelas. Observasi dilakukan sebelum, selama dan sesudah penelitian berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara peneliti menjadi partisipan pasif. Penneliti hanya mengamati dengan duduk di kursi paling belakang tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran. Peneliti mengamati, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai dengan melakukan tanya jwab sepihak. Artinya, dalam kegiatan pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara (Burhan Nurgiyantoro, 2010: 96). Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru untuk menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respons yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara dilakukan dengan, Guru, dan siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Wawancara dengan guru dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran menulis di dalam kelas. Sedangkan wawancara dengan siswa dilakukan untuk memperoleh data mengenai pembelajaran menulis yang mereka dapat sebelum dan setelah diadakan tindakan. 3. Tes Menurut Gronlund (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 7) tes adalah sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menulis sesuai siklus yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan adalah penyiapan bahan tes, indikator keberhasilan, dan menilai dan mengolah data dari hasil pembelajaran. Tes menulis yang diberikan adalah tes mengarang atau menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri. Tes dilaksanakan selama dua kali. Dalam satu siklus dilaksanakan satu kali tes. 4. Analisis Dokumen Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui kualitas proses dan hasil siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dokumen yang diteliti meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, nilai dan hasil tes siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
F. Uji Validitas Data Untuk memperoleh data yang valid perlu dilakukan teknik-teknik sebagai berikut : 1. Triangulasi sumber data Teknik ini dilakukan guna memperoleh informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda.Yaitu tempat (ruang kelas IV SD Negeri Jurangjero 3), peristiwa (proses pembelajaran menulis cerita), informan (guru dan siswa kelas IV SD Negeri jurangjero 3), sedangkan Dokumen, (berupa hasil kerja siswa, silabus, RPP, dan daftar nilai siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3, Karangmalang, Sragen). 2. Triangulasi metode Teknik ini digunakan untuk menggali informasi dengan berbagai teknik. Teknik yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen. 3. Review informan Teknik ini digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan, apakah data wawancara yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil tindakan tiap siklus dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menyusun tindakan selanjutnya. Perbaikan disusun dari hasil reflekasi pada siklus sebelumnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan pada sikklus sebelumnya dan indikator yang telah direncanakan dapat tercapai. Analisis data dilakukan oleh guru dan peneliti. Analisis interaktif merupakan interaksi dari empat komponen yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman (dalam H.B Sutopo, 2002: 96). Empat komponen tersebut adalah 1) pengumpulan data, 2) reduksi data yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi pengelompokan dari data mentah menjadi data yang bermakna. dilakukan dengan merangkum dan memilih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
hal-hal pokok dan penting dalam data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Kemudian data diuraikan dalam bentuk tertulis secara terperinci. Proses reduksi terus dilakukan selama data masih bertambah. Data berupa proses pembelajaran menulis, hasil wawancara, serta dokumen. Ketiga sumber data tersebut sekaligus direduksi. 3) pemaparan data upaya menmpilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam paparan naratif, grafik, atau bentuk lainnya, dan 4) penarikan simpulan adalah pengambilan intisari dari data yang disajikan yang telah diorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang efektif. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki siklus sebelumnya agar indikator yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Analisis dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. Teknik analisis interaktif tersebut digambarkan sebagai berikut.
Pengumpulan data
Sajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3. 1 Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Huberman (dalam H. B Sutopo, 2002: 96). H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Indikatorindikator tersebut dirumuskan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 3. 2. Indikator Keberhasilan Tindakan Indikator Keaktifan dan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran menulis cerita
Pencapaian siklus terakhir 75%
Cara mengukur Diamati
selama
proses
pembelajaran menulis berlangsung dengan
menggunakan
penilaian
sikap
ditetapkan.
kriteria
yang
Kemudian
telah dihitung
jumlah siswa yang aktif bertanya, menyampaikan pendapat, aktif dan memperhatikan penjelasan guru, aktif membuat kerangka karangan, dan
aktif
mengembangkan
kerangka karangan menjadi bentuk cerita utuh. kemudian dihitung jumlah
siswa
yang
mencapai
kriteria baik–amat baik Ketuntasan hasil belajar menulis cerita
75%
Berdasarkan jumlah siswa yang mampu
mencapai
kriteria
ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65 I. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian dilakukan berbagai tahap. Mulai dari tahap awal sampai tahap akhir penelitian. Dalam pelaksanaan PTK, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus, yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008: 20). Prosedur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Penetapan Fokus Masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Indakator sudah/belum tercapai?
Gambar 3.2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008: 16) Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan prosedur sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Dalam tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah: 1. Bersama dengan guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
2. Melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SDN Jurangjero 3 dan siswa kelas IV SD N Jurangjero 3. 3. Mendalami masalah-masalah yang telah ditemukan 4. Peneliti Bersama-sama dengan guru mencari solusi untuk mengatasi permasalahan 5. Merencanakan tindakan yang sesuai dengan pemakaian media gambar berseri 6. Menyusun alat evaluasi 2. Tahap persiapan tindakan Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus). Setiap siklus tercakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. 1. Rancangan siklus I a. Tahap perencanaan, mencakup kegiatan : 1. Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai langkah-langkah yang akan dipakai untuk memakai media gambar berseri dalam pembelajaran menulis cerita. 2. Peneliti dan guru menyusun rencana pembelajaran menulis cerita dengan media gambar berseri sebagai berikut: a. Guru membuka pelajaran b. Guru menyampaikan apersepsi c. Guru menyampaikan sedikit materi tentang pembelajaran menulis cerita d. Guru menjelaskan tentang media yang akan dipakai yaitu media gambar berseri e. Guru membagikan gambar berseri yang bertema “Bencana Alam” dalam satu meja f. Guru membagikan lembar jawab untuk masing-masing siswa yang terdiri dari dua jawaban, yang pertama harus diisi judul, dan kerangka dari karangan atau cerita tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
g. Guru memberikan pengarahan mengenai gambar berseri dan lembar jawab yang sudah dibagikan. h. Siswa diminta mengurutkan gambar, menentukan tema, menuliskan judul, membuat kerangka karangan, dan cerita. i. Tugas dikerjakan secara individu. j. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal k. Siswa mengumpulkan hasil tulisan mereka l. Guru memberikan evaluasi mengenai tugas yang telah mereka kerjakan 3. Peneliti dan guru menyiapkan perangkat pembelajaran dan penilaian b. Tahap pelaksanaan Dilakukan dengan mengadakan pembelajaran dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka, yang masing-masing 2 x 35 menit, guru menyajikan media gambar berseri dan menjelaskannya terlebih dahulu sebagai contoh. Siswa diminta untuk mengamati dan memahami gambar berseri yang telah disiapkan. c. Tahap observasi Dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran, yang diarahkan pada poin-poin yang telah disiapkan peneliti dan melakukan pengamatan dari hasil pembelajaran menulis cerita selama dilakukan tindakan. Peneliti berperan sebagai partisipan pasif yang mengamati dari belakang. d. Tahap analisis dan refleksi Analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut akan diperoleh kesimpulan, fase mana yang perlu diperbaiki dan fase mana yang telah memenuhi target. Peneliti dan guru menyampaikan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran guna perbaikan pada siklus selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
3. Rancangan siklus II Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama dengan materi menulis cerita dengan mempertimbangkan kekurangan pada siklus pertama dan memperbaikinya pada siklus kedua. 4. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini peneliti menyusun semua kegiatan yang telah dilakukan mulai dari tahap awal hingga tahap akhir. Dalam penelitian ini menggunakan 2 siklus. Dalam setiap siklus dilakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini akan dibahas pada Bab ini. Jawaban dari rumusan masalah yang telah disebutkan pada Bab I akan dibahas pada bab ini. Pada Bab ini akan dikemukakan: A) Deskripsi kondisi awal (pratindakan); B) Deskripsi hasil penelitian kegiatan menulis cerita Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3; dan C) Pembahasan hasil penelitian. A. Kondisi Awal (Pratindakan) Pada proses awal penelitian peneliti mengadakan survei awal guna mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis. a. Pelaksanaan Pratindakan Pelaksanaan pratindakan dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Februari 2012 di ruang kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Waktu yang digunakan adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Di sini peneliti berperan sebagai partisipan pasif yang mengamati dan mencatat proses pembelajaran. Sedangkan guru berperan sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis. Gambaran pembelajaran menulis pada saat pratindakan adalah sebagai berikut. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah istirahat pertama, yaitu pada pukul 09.00 WIB (jam ke-3 dan 4). Guru memulai kegiatan pelajaran dengan menjelaskan apa yang akan dipelajari pada pelajaran Bahasa Indonesia pada pertemuan tersebut. Kemudian guru menerangkan bahwa pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah pelajaran mengarang. Guru menyuruh siswa untuk membuat karangan dengan tema Panca Usaha Tani. Guru memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan karangan sampai jam pelajaran Bahasa Indonesia berakhir atau selama dua jam pelajaran. commit53to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b. Observasi Peneliti melakukan observasi pada hari Rabu, 29 Februari 2012 pada jam pelajaran ke-3 dan 4 atau selama dua jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati jalannya proses pembelajaran. Dalam mengajar guru sudah
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Kegiatan
pembelajaran dimulai pada pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 10.10 WIB. Pada awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada pertemuan tersebut. Guru menerangkan bahwa pembelajaran pada pertemuan tersebut adalah mengarang atau menulis cerita. Mendengar guru mengatakan bahwa pembelajaran yang akan dilakukan adalah mengarang, siswa banyak yang mengeluh, tidak bersemangat, geleng kepala, dan bicara dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh. Kemudian guru berusaha untuk menenangkan siswanya
dengan
memberikan
materi
mengenai
mengarang.
Dalam
menyampaikan materi guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa terlihat bosan dan banyak yang tidak memperhatikan. Guru menjelaskan bagaimana cara mengarang dan bagaimana membuat kerangka karangan, selanjutnya guru menerangkan bahwa yang harus dilakukan setelah membuat kerangka karangan adalah mengembangkan karangan tersebut menjadi karangan yang utuh, akan tetapi setelah guru menjelaskan mengenai materi mengarang siswa masih saja banyak yang mengeluh. Setelah selesai menjelaskan materi guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti. Namun di sini siswa banyak yang pasif. Setelah selesai menjelaskan guru menyuruh siswanya untuk mengerjakan tugas membuat karangan. Dalam tugas ini guru sudah memberikan tema untuk karangan yang akan dibuat oleh siswa. Tema yang telah ditentukan adalah Panca Usaha Tani. Sehingga siswa harus mengerjakan karangan dengan tema tersebut. Mendengar tema yang digunakan dalam kegiatan mengarang adalah Panca Usaha Tani, para siswa mengeluh lagi. Mereka merasa kesulitan dengan tema tersebut. Kebanyakan dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh atau mengembangkan ide mereka ke dalam karangan yang utuh. Pada saat siswa mengerjakan tugas, masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas. Siswa yang kesulitan mengerjakan tugas tidak bertanya pada guru melainkan malah bertanya pada temannya. Banyak yang melamun, mengantuk, dan terdapat siswa yang berusaha menyontek pekerjaan temannya. Sebagian besar siswa terlihat tidak bersemangat. Pada saat mengerjakan kerangka karangan sampai membuat kerangka karangan menjadi cerita yang utuh, hanya terlihat beberapa siswa yang aktif dan antusias mengerjakan. Melihat peristiwa seperti ini guru hanya duduk dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Hanya sesekali guru mengamati siswa, akan tetapi hal tersebut hanya dilakukan dari tempat duduk guru dan guru tidak mengamati pekerjaan siswa. Guru hanya menanyakan apakah pekerjaan siswa sudah selesai. Setelah selesai guru hanya menyuruh siswa mengumpulkan pekerjaannya di meja. Setelah itu guru hanya menanyakan kesulitan apa yang mereka alami dan tidak memberikan koreksi pada tulisan siswa. Gambaran yang diperoleh dari pengamatan pratindakan dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Guru hanya menggunakan metode ceramah pada siswa 2) Guru kesulitan menemukan media yang tepat dalam pembelajaran keterampilan menulis. 3) Guru kurang memberi perhatian kepada siswa sehingga mereka merasa tidak diperhatikan 4) Sebagian besar siswa cenderung pasif dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru 5) Banyak siswa yang pasif dalam mengerjakan tugas 6) Berdasarkan hasil pengamatan nilai karangan siswa, dari 22 siswa hanya terdapat 7 siswa yang mencapai KKM, atau hanya 32% siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
yang mencapai KKM yaitu 65. Hal ini terjadi karena masih banyak siswa yang masih belum memahami tentang materi mengarang dan sebagian besar siswa kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan mereka serta mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh.
c. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil dari pengamatan kondisi awal (pratindakan) ditemukan beberapa kekurangan dalam kualitas proses dan hasil dari pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru. Kekurangan tersebut adalah. 1) Masih banyak siswa yang pasif dan malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru malu untuk menyampaikan pendapat dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Selain itu pada saat mengerjakan siswa yang mengalami keselitan tidak bertanya pada guru melainkan pada teman. Pada saat mengerjakan kerangka karangan sampai menjadi bentuk cerita utuh, hanya terlihat beberapa siswa yang aktif mengerjakan. Masih banyak yang tidak mengerjakan tugas, bermalas-malasan dan mengerjakan pekerjaan lain 2) Kurangnya perhatian dari guru. Hal ini terbukti karena guru hanya diam saja dan hanya sesekali mengamati siswa dari tempat duduk guru 3) Guru kurang pandai dalam mengelola kelas dan sibuk dengan aktifitasnya sendiri sehingga tidak menegur siswa yang mencontek 4) Guru mengalami kesulitan menemukan media yang tepat dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita 5) Guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis cerita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada saat pratindakan, guru dan peneliti berdiskusi untuk mencari jalan keluar atau solusi dari permasalahan di atas. Solusi yang didapatkan sebagai berikut: 1) Guru sebaiknya lebih mendekati siswa dan mengajak siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Guru seharusnya memberikan perhatian kepada siswa, agar siswa tidak merasa diabaikan. 3) Guru seharusnya menegur siswa yang mencontek 4) Dalam kegiatan pembelajaran guru seharusnya lebih inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa lebih aktif 5) Seharusnya guru menggunakan media agar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diadakan dua siklus atau empat kali pertemuan yang melewati empat tahapan dalam setiap siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan (2 x 35 menit). Tahapan-tahapan tersebut antara lain: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, dan 4) analisis dan refleksi. 1. Siklus I a. Perencanaan tindakan Pada tahapan ini perencanaan tindakan dilakukan pada hari Sabtu, 3 Maret 2012. Dalam tahapan ini guru dan peneliti bersama-sama membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Peneliti mengawali penelitian dengan Perencanaan tindakan yang telah disepakati sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri yaitu sebagai berikut: a. Guru melakukan apersepsi yaitu membahas sedikit tentang materi cerita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
b. Guru menjelaskan secara singkat materi pokok yang akan diberikan. c. Guru menjelaskan secara singkat tentang langkah-langkah menulis cerita. d. Guru menjelaskan secara singkat bagaimana cara menentukan tema dan menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar berseri. e. Guru
kemudian
menerangkan
secara
singkat
bagaimana
cara
mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh. f. Guru menerangkan secara singkat penggunaan kosakata, kalimat efektif dan EYD karena sudah sering diajarkan. g. Guru kemudian menunjukkan contoh media gambar berseri dan kerangka karangan beserta karangan yang utuh. h. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya serta memberikan semangat agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. i. Guru kemudian membagikan lembar soal yang berisi gambar berseri dan soal serta membagikan lembar jawab. j. Siswa diminta mengerjakan soal, yaitu mengurutkan gambar berseri yang masih diacak urutannya, menentukan tema dan judul karangan, membuat kerangka karangan, kemudian mengembangkannya menjadi karangan yang utuh. k. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan mereka. l. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran. m. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. n. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. o. Merencanakan dan menyampaikan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya. 2. Guru dan peneliti bersama-sama membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri untuk siklus I dan menetapkan indikator penelitiannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
3. Berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti,
siklus I dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Maret 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2012. Tiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). 4. Peneliti dan guru menyiapkan gambar berseri 5. Peneliti dan guru menyiapkan instrumen. Berupa tes dan nontes. Tes digunakan untuk menilai hasil karangan siswa. Sedangkan nontes digunakan untuk menilai sikap atau perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Maret 2012 dan hari Sabtu, 10 Maret 2012. Tiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan siklus I dimulai pada pertemuan pertama yaitu hari Rabu, 7 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Guru memulai pelajaran pada pukul 09.00 WIB, setelah siswa istirahat. Di sini guru berperan sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran. Sedangkan peneliti berperan sebagai partisipan pasif, yang mengambil posisi tempat duduk di bagian belakang. Dengan tujuan agar tidak mengganggu konsentrasi siswa dan tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran. Pada langkah awal, guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi mengenai pembelajaran menulis. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai hasil karangan yang telah dikerjakan oleh siswa pada saat pratindakan. Guru menjelaskan bahwa masih banyak terdapat kesalahan yang harus diperbaiki pada hasil karangan siswa dan hanya 7 orang
siswa yang
mencapai KKM atau mencapai nilai 65 ke atas. Guru menerangkan kepada siswa bahwa pada pertemuan tersebut kegiatan pembelajaran mengarang akan menggunakan media yaitu media gambar berseri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Setelah itu guru menjelaskan lagi mengenai materi menulis. Guru menerangkan secara singkat bagaimana cara menentukan tema dan menyusun kerangka karangan menggunakan gambar berseri. Selanjutnya guru menerangkan bagaimana mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan menjelaskan secara singkat penggunaan kosakata, kalimat efektif dan EYD karena sudah sering diajarkan. Kemudian guru menunjukkan contoh media gambar berseri dan karangan yang utuh. kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa mengenai materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru membagikan dua lembar kertas. Kertas yang pertama berisi gambar berseri dan soal yang kedua berisi lembar jawaban siswa. Pada pertemuan kali ini siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut dan diminta untuk mengurutkan gambar berseri yang masih di acak, kemudian guru menyuruh siswa untuk menentukan tema dari gambar tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk memutuskan judul dari karangan yang akan mereka buat. Terakhir siswa diminta untuk membuat kerangka karangan. Sedangkan karangan yang utuh akan dikerjakan pada pertemuan kedua. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan pekerjaannya di meja guru. Setelah semua siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Setelah melakukan tanya jawab, guru mengajak siswa unyuk menyimpulkan pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya untuk menutup kegiatan pembelajaran kembali mengingatkan kepada siswa, bahwa pada pertemuan yang akan datang, tugas mereka adalah mengembangkan kerangka karangan yang telah mereka buat menjadi karangan yang utuh. Sehingga siswa di rumah harus berlatih mengarang. Pembelajaran berakhir pada pukul 10.10 WIB. Pada pertemuan kedua, hari Sabtu, 10 Maret 2012 siklus I dilanjutkan pada pertemuan kedua. Berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dimulai pada pukul 07.30 WIB, setelah siswa melakukan Senam Kesegaran Jasmani commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
(SKJ). Guru berperan sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran, sedangkan peneliti berperan sebagai partisipan pasif. Guru memulai pelajaran setelah siswa selesai berganti pakaian. Karena sebelumnya siswa melakukan Senam Kesegaran Jasmani dengan memakai kaos seragam olahraga. Setelah semua siswa berkumpul dan bel tanda siswa sudah harus masuk ke dalam kelas telah berbunyi, guru segera masuk kelas dan memimpin siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran. Setelah itu guru mengucapkan salam dan presensi siswa. Kemudian guru menanyakan apakah siswa sudah siap menerima pelajaran atau belum, karena suasana kelas sedikit gaduh. Setelah semua siswa tenang dan siap menerima pelajaran, guru segera memulai pelajaran. Guru memulai pembelajaran menulis dengan apersepsi mengenai pembelajaran menulis dan sedikit menjelaskan mengenai materi mengarang. Selanjutnya guru membagikan lembaran yang berisi kerangka karangan siswa. Setelah itu guru membagikan gambar berseri dan lembar jawaban untuk karangan siswa. Setelah semua siswa menerima lembar jawab dan gambar berseri. Guru segera menyuruh siswa untuk mengerjakan karangan mereka. Karangan dikerjakan sampai jam pelajaran berakhir. Setelah semua selesai mengerjakan karangan, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil karangan mereka di meja guru. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pembelajaran berakhir pada pukul 08.40 WIB. Kedua pembelajaran di atas adalah rangkaian dari siklus I. Secara rinci pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar berseri tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Guru telah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman kegiatan pembelajaran menulis yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
2. Guru telah mempersiapkan media gambar berseri sebagai media pembelajaran dengan baik. 3. Dalam kegiatan pembelajaran menulis guru telah menggunakan media gambar berseri dengan baik.
c. Observasi dan Interpretasi Dalam kegiatan pembelajaran peneliti berperan sebagai partisipan pasif. Yakni mengambil posisi tempat duduk paling belakang dengan tujuan agar tidak mengganggu proses kegiatan pembelajaran dan tidak mengganggu konsentrasi siswa. Peneliti mengamati dan mencatat jalannya kegiatan pembelajaran. Pengamatan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pengamatan dilakukan di SD Negeri Jurangjero 3. Pada kegiatan awal, guru menjelaskan tentang materi menulis cerita. Pada awalnya siswa tenang dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, akan tetapi setelah mendengar bahwa yang akan dilakukan adalah mengarang banyak siswa yang bereaksi. Mereka merasa kesulitan apabila dihadapkan pada tugas mengarang. Akhirnya banyak siswa yang tidak memperhatikan. Mereka sibuk dengan aktivitas mereka sendiri dan pandangan tidak berpusat pada guru melainkan kepada temannya. Siswa juga masih cenderung pasif dan malu untuk bertanya. Hal ini ditunjukkan pada saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya akan tetapi siswa tidak ada yang bertanya. Bahkan saat guru memberikan pertanyaan hanya beberapa orang yang menjawab pertanyaan dari guru. Akan tetapi, keadaan berubah menjadi tenang dan siswa mulai bersemangat lagi. Karena mereka mendengar bahwa pembelajaran mengarang kali ini akan menggunakan media gambar berseri. Siswa terlihat antusias dan bersemangat. Terlihat sebagian siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru dan menyampaikan
pendapatnya.
Selain
itu
sebagian
siswa
sudah
aktif
memperhatikan penjelasan guru. Kemudian guru menjelaskan bagaimana cara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
mengarang, dari mulai menentukan tema, menentukan judul, sampai membuat kerangka karangan. Setelah semua siswa paham, kemudian guru membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa. Setelah semua siswa menerima lembar soal dan lembar jawab, guru segera menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Tetapi setelah pembelajaran berlangsung beberapa lama, masih terlihat siswa yang tidak mengerjakan tugasnya, bermalas-malasan, mengantuk, melamun, dan ramai sendiri. Sebagian siswa sudah aktif mengerjakan kerangka karangan dan mengembangkanya menjadi karangan yang utuh akan tetapi, masih banyak siswa yang merasa kurang percaya diri dengan menyontek pekerjaan teman dan menghapus tulisan mereka. Di sini guru sudah terlihat memberikan perhatian dengan berkeliling melihat mengontrol siswa. Akan tetapi guru hanya berkeliling satu kali dan guru lebih sering duduk dimeja guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, kesulitan yang siswa alami pada umumnya adalah dalam membuat kerangka karangan. Mereka tidak percaya diri untuk bertanya dengan guru. Apabila guru menunjukkan pekerjaan siapa yang sudah sesuai. Masih terdapat siswa yang tidak terima. Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga menginginkan perhatian dari guru. Pada saat mengerjakan soal, masih terdapat siswa yang bertanya pada temannya bahkan melihat pekerjaan teman. Selain itu juga terdapat siswa yang hanya mengamati gambar tersebut. Masih terdapat siswa yang berpindah tempat untuk melihat pekerjaan temannya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada kegiatan pembelajaran menulis cerita pada siklus I, diperoleh diperoleh gambaran tentang keaktifan dan hasil keterampilan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 sebagai berikut.
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis cerita Pada siklus I terdapat 63% atau sebanyak 14 siswa menunjukkan keaktifan mereka dalam bertanya, menjawab pertanyaan guru dan menyampaikan pendapat, memperhatikan penjelasan guru, dan mengerjakan kerangka karangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
serta mampu mengembangkannya menjadi karangan yang utuh. sedangkan 37% atau sebanyak 8 siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis cerita. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang terlihat aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Daftar Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria 21–25 (Amat Baik) 16–20 (Baik) 11–15(Sedang) 6–10(Kurang) 0–5 (Sangat Kurang)
Jumlah siswa 4 10 4 4 0
Persentase 18,18 45, 45 18, 18 18,18 0
Jumlah
22
100
Berikut penjelasan tabel di atas. Tabel 4.1. menunjukkan bahwa siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah siswa yang memiliki kriteria “amat baik” sebesar 18, 18% (4 siswa) dan “baik” sebesar 45, 45% (10 siswa). 18, 18% (4 siswa) memiliki kriteria “sedang”, 18, 18% (4 siswa) memiliki kriteria “kurang”, dan 0% untuk kriteria “sangat kurang”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kriteria “sedang”, “kurang”, dan “sangat kurang” tersebut tidak bertanya, tidak menjawab pertanyaan guru dan berpendapat, kurang aktif dan memperhatikan pada saat guru menerangkan, serta kurang aktif membuat kerangka karangan, dan kurang aktif dalam menulis cerita.
2) Ketuntasan hasil belajar siswa Pada siklus I, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM sebanyak 12 siswa atau 54%. Penilaian diambil berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Sedangkan 46% atau 10 siswa belum mampu mencapai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
batas KKM atau masih terdapat kesalahan dalam isi, organisasi, penggunaan kosakata, penggunaan bahasa misalnya, kalimat yang digunakan kurang efektif, serta mekanik atau ejaan yang digunakan oleh siswa. d. Tahap Analisis dan refleksi Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I. kualitas proses dan hasil dari siswa belum banyak mengalami perubahan. Masih ditemukan kelamahan pada siklus I. Kelemahan dari guru ditunjukkan dengan: 1. Guru belum memberikan perhatian penuh pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan guru lebih banyak melakukan aktifitas sendiri. 2. Guru hanya berkeliling satu kali selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini yang membuat siswa merasa kurang diperhatikan. 3. Guru masih belum menegur siswa yang mencontek pekerjaan teman. 4. Guru kurang memberikan pendekatan dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya kelemahan yang dialami siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Siswa masih cenderung pasif dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. Hal ini dibuktikan ketika guru mmberikan kesempatan untuk bertanya, belum banyak siswa yang percaya diri untuk bertanya. Padahal mereka masih belum yakin apakah mereka mengerti atau tidak. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang bertanya pada teman dan melihat pekerjaan teman. 2) Hanya 14 atau 63% siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita 3) Hanya sebanyak 12 siswa atau 54% siswa yang mampu mencapai batas tuntas. 4) Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
5) Masih banyak siswa yang bermalas-malasan, mengantuk dan melamun 6) Masih banyak siswa yang menghapus tulisan mereka dengan tipe x karena tidak yakin dengan tulisan mereka. 7) Masih terdapat siswa yang menyontek pekerjaan teman 8) Masih terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas dan bermalas-malasan 9) Siswa masih belum menguasai penggunaan kalimat yang efektif. Karena pada hasil karangan mereka masih banyak terdapat kalimat yang kurang efektif dan tidak sejalan dengan tulisan yang mereka buat. 10) Penguasaan kosakata siswa masih rendah. Terbukti dengan masih banyak penggunaan kata yang tidak tepat sehingga sulit untuk mengetahui maknanya. 11) Masih banyak terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan karangan. Misalnya penggunaan huruf besar. Masih terdapat siswa yang kurang memahami dimana penggunaan huruf besar. Bahkan ada yang menuliskan huruf besar di tengah kata. Untuk mengatasi permasalahan di atas, guru dan peneliti berdiskusi untuk mencari solusi atas permasalahan di atas. Dari hasil diskusi guru dan peneliti menemukan solusi seabagai berikut: 1) Guru seharusnya lebih memperhatikan siswa. Seharusnya guru mengurangi aktifitasnya dan lebih memperhatikan siswa. 2) Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab. Guru juga seharusnya memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. 3) Guru seharusnya melihat pekerjaan siswa satu persatu dan menanyakan kesulitan apa yang mereka temui. Sehingga mereka menjadi paham dan tidak berpindah tempat untuk melihat pekerjaan teman. Sehingga siswa menjadi lebih konsentrasi dengan tugas yang mereka kerjakan. Selain itu siswa juga menjadi lebih paham tentang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
tugas yang mereka kerjakan, sehingga mereka lebih berminat dan termotivasi untuk mengerjakan tugas. 4) Seharusnya pada saat guru menyampaikan materi pelajaran pandangan siswa berpusat pada guru dan tidak memperhatikan yang lain. Tujuannya adalah siswa memahami apa yang dijelaskan oleh guru. 5) Guru sebaiknya berulang kali berkeliling melihat pekerjaan siswa. Sehingga siswa lebih percaya diri dengan apa yang mereka kerjakan. 6) Guru seharusnya menegur siswa yang mencontek pekerjaan teman. 7) Guru sebaiknya menanamkan kepercayaan diri kepada siswa. Sehingga mereka yakin dengan apa yang mereka kerjakan. 8) Guru
sebaiknya
memberikan
materi
lebih
banyak
mengenai
penggunaan kalimat efektif, pemakaian kosakata, dan pemakaian ejaan yang benar
2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Maret 2012. Pada tahap ini peneliti dan guru berdiskusi merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. Dari hasil diskusi, penelitian akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan atau 2x (2 x 35 menit). Setiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan pertama disepakati akan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pada jam ke 4 dan 5 atau setelah istirahat pertama. Sedangkan pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012. Dalam diskusi ini guru dan peneliti juga membahas mengenai kekurangan atau kelamahan yang ditemukan pada siklus sebelumnya. Disini guru dan peneliti mencoba mencari solusi agar pada siklus berikutnya kualitas proses dan kualitas hasil dari pembelajaran menulis dengan media gambar berseri dapat meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Berdasarkan kelemahan pada siklus I. Guru dan peneliti menyusun tahap perencanaan siklus II guna memperbaiki kelemahan pada siklus I. perencanaan yang telah disepakati oleh guru dan peneliti sebagai berikut: 1. Peneliti
dan
Guru
menyusun
skenario
pembelajaran
dengan
menggunakan media gambar berseri sebagai berikut: a. Guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi mengarang. b. Guru membagikan karangan siswa dan menyampaikan kesalahankesalahan yang terdapat pada karangan siswa. c. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dimengerti siswa. d. Guru memberikan pertanyaan dan menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. e. Guru menyampaikan materi tentang mengarang dengan lebih jelas yang meliputi bagaimana cara menentukan tema, menentukan judul, menyusun kerangka karangan sampai dengan menyusun kerangka karangan menjadi karangan yang utuh. f. Guru
menerangkan
secara
mendalam
tentang
penggunaan
kosakata, kalimat efektif, dan ejaan yang benar. g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa menegenai materi yang disampaikan agar kelas menjadi aktif. h. Guru memberikan contoh gambar berseri beserta karangan yang utuh kepada siswa. i. Siswa diminta mengamati contoh gambar berseri dan karangan dengan seksama. j. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa. k. Siswa diminta mengerjakan soal. l. Pada saat siswa mengerjakan soal, guru berkeliling melihat pekerjaan siswa satu persatu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
m. Guru memberikan pendekatan pada siswa mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa. n. Guru memperhatikan pekerjaan siswa satu persatu o. Siswa diminta mengerjakan soal p. Selesai mengerjakan soal siswa diminta mengumpulkan pekerjaan mereka. q. Guru membahas dan menanyakan kesulitan yang dialami oleh siswa. r. Guru
dan
siswa
bersama-sama
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. s. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan 2. Guru dan peneliti menyiapkan gambar berseri 3. Guru dan peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan. Instrumen tersebut berupa tes dan non tes. Tes digunakan untuk menilai hasil karangan siswa. Sedangkan nontes digunakan sebagai pedoman selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Penerapan tindakan siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 21 Maret 2012 jam pelajaran ke-4 dan 5 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret 2012 jam pelajaran ke-1 dan 2. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan oleh peneliti dan guru. Di sini peneliti berperan sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang. Tujuannya adalah agar tidak mengganggu konsentrasi siswa dan tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2011. Berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelajaran dimulai pada pukul 09.00 WIB. Pelajaran dimulai setelah istirahat pertama. Setelah semua siswa masuk ke dalam kelas. Guru segera mengkondisikan kelas agar para siswa tenang. Kemudian guru menanyakan apakah mereka sudah siap menerima pelajaran. Setelah semua siap, guru memulai pelajaran dengan membagikan hasil karangan siswa yang telah diberikan oleh guru. Setelah itu guru menerangkan bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam karangan siswa. Guru menyebutkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam karangan siswa. Kesalahan tersebut sebagian besar adalah pada kesalahan ejaan. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa dan menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga kelas menjadi aktif. Selanjutnya guru memberikan materi mengenai menulis cerita yaitu bagaimana cara menentukan tema dan judul, membuat kerangka karangan dan mengembangkannya menjadi karangan yang utuh secara lebih mendalam. Selain itu guru juga menjelaskan tentang penggunaan kosakata, kalimat efektif dan ejaan dengan baik dan benar. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang masih belum dipahami. Guru dan siswa saling berinteraksi bertanya jawab seputar pembelajaran mengarang. Setelah semua siswa paham maka guru membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Soal berisi gambar berseri yang berbeda dari pertemuan sebelumnya dan urutannya masih acak. Kemudian siswa diminta mengamati gambar dan mengurutkan gambar. Selanjutnya siswa mmenentukan tema dan judul karangan dan yang terakhir siswa diminta membuat kerangka karangan dari tema dan judul yang telah dibuat oleh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Kemudian guru menyuruh siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas untuk mengumpulkan tugas mereka ke meja guru. Setelah semua sudah mengumpulkan tugas masih tersisa waktu sekitar 10 menit. Waktu ini digunakan oleh guru untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan bertanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang mereka kerjakan. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya adalah melanjutkan kerangka karangan yang telah mereka buat menjadi karangan yang utuh. Setelah waktu habis, guru menutup kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan melanjutkan pada pelajaran selanjutnya. Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 maret 2012 dan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelajaran dimulai pada pukul 07.30 WIB setelah siswa melakukan Senam Kesegaran Jasmain (SKJ) dan berakhir pada pukul 08.40 WIB. Guru memulai pelajaran setelah semua siswa masuk ke kelas. Pada saat masuk kelas siswa masih gaduh di dalam kelas. Sehingga guru mengondisikan agar siswa tenang dan pelajaran dapat dimulai. Setelah semua siswa tenang, guru memimpin siswa untuk berdoa kemudian mulai membagikan hasil pekerjaan siswa yang telah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya. Ternyata masih ada sebagian yang dalam pekerjaannya masih terdapat kesalahan. Setelah memberikan evaluasi, guru membagikan lembar jawab kepada siswa. Selanjutnya siswa sudah mulai mengerjakan karangan mereka. Guru memberikan waktu untuk mengarang sampai 15 menit sebelum pembelajaran berakhir. Waktu 15 menit ini digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan bertanya jawab dengan siswa mengenai soal yang telah mereka kerjakan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Setelah semua selesai mengerjakan karangan, siswa diminta untuk mengumpulkan karangan mereka di meja guru untuk di evaluasi. Setelah evaluasi selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan. Selanjutnya guru menutup pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Observasi dan interpretasi Peneliti melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Pengamatan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Peneliti berperan sebagai partisipan pasif yang mengambil posisi tempat duduk dibagian paling belakang. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat jalannya proses kegiatan pembelajaran. Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2012. Pertemuan kali ini berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada awal kegiatan pembelajaran guru mengucapkan salam kemudian mengkondisikan kelas agar kelas menjadi kondusif. Setelah itu guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa. Terlihat guru sudah mulai memberikan perhatian kepada siswa. Terbukti dengan guru memberikan penjelasan mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Kemudian guru juga menjelaskan materi mengenai menulis cerita secara lebih mendalam. Pada saat guru menjelaskan materi sebagian besar siswa sudah aktif dalam memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya guru melakukan sesi tanya jawab dengan siswa. Siswa sudah mulai aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dai guru maupun teman dan tidak merasa malu untuk berpendapat sehingga kelas menjadi aktif dan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas mereka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Pada saat siswa sudah mulai mengerjakan tugas, guru juga lebih aktif dalam berkeliling mengontrol pekerjaan siswa. Memberikan pendekatan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selain aktif berkeliling, guru juga mendekati dan melihat pekerjaan siswa satu persatu. Sehingga siswa lebih percaya diri dan jarang menghapus tulisannya. Terlihat sebagian besar siswa aktif dalam mengerjakan kerangka karangan mereka. Guru juga mengingatkan siswa yang melihat pekerjaan temannya. Selain itu siswa juga terlihat lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengerjakan tugas. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, siswa diminta mengumpulkan pekerjaanya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti dan memberikan evaluasi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah itu guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakasanakan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret 2012. Pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan menkondisikan siswa. Guru kesulitan mengkondisikan siswa, karena sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, terlebih dahulu mereka melakukan Senam Kesegaran Jamani (SKJ). Setelah semua siswa tenang, guru membagikan pekerjaan siswa untuk selanjutnya dikembangkan menjadi karangan yang utuh. setelah membagikan pekerjaan siswa, guru melakukan evaluasi terhadap pekerjaan siswa. Guru dan siswa aktif berinteraksi melakukan tanya jawab. Sebagian besar siswa tidak malu untuk menjawab dan menyampaikan pendapat mereka Setelah itu guru menjelaskan lagi materi tentang pembelajaran menulis. Tujuannya adalah untuk mengingatkan ingatan siswa tentang materi yang telah diberikan. Di sini sebagian besar siswa sudah aktif memperhatikan penjelasan guru, sehingga dalam mengerjakan mereka tidak mengalami kesulitan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk mengerjakan karangan mereka. Perkembangan atau kemajuan dari guru dan siswa sudah terlihat dengan baik di sini. Guru sudah mulai aktif berkeliling melihat pekerjaan siswa, dan siswa juga sudah mulai bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis dan aktif dalam mengembangkan kerangka karangan mereka menjadi karangan yang utuh. Di sini siswa sudah mulai merasakan perhatian dari guru. Terbukti sudah tidak terdapat siswa yang menyontek pekerjaan temannya. Apabila ada yang tidak dimengerti oleh siswa mereka tidak bertanya pada teman melainkan pada guru. Siswa juga sudah terlihat tenang dan aktif dalam mengerjakan tugas mereka. Mereka sudah percaya diri dengan tulisan mereka dengan tidak banyak mengahapus tulisan mereka. Guru membatasi waktu mengarang siswa. Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan mereka 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran berakhir. Tujuannya adalah waktu yang tersisa akan digunakan oleh guru untuk melakukan evaluasi dan bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah mereka laksanakan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada kegiatan pembelajaran menulis cerita pada siklus II, diperoleh diperoleh gambaran tentang keaktifan dan hasil keterampilan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 sebagai berikut.
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis cerita Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu sebanyak 36% atau 8 orang siswa. sehingga pada siklus II persentase keaktifan siswa mencapai 82% atau sebanyak 18 siswa menunjukkan keaktifan mereka dalam bertanya, menjawab dan berpendapat, akif dan memperhatikan penjelasan guru, aktif mengerjakan kerangka karangan dan aktif mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh. sedangkan 19% atau sebanyak 4 siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis cerita. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang terlihat aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Daftar Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria 5 (Amat Baik) 4 (Baik) 3 (Sedang) 2 (Kurang) 1 (Sangat Kurang) Jumlah
Jumlah siswa 12 6 4 0 0 22
Persentase 54, 55 27, 27 18, 18 0 0 100
Berikut penjelasan tabel di atas. Tabel 4.2. menunjukkan bahwa siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah siswa yang memiliki kriteria “amat baik” sebesar 54, 55% (12 siswa) dan “baik” sebesar 27, 27% (16 siswa). 18, 18% (4 siswa) memiliki kriteria “sedang”, 0% (0 siswa) memiliki kriteria “kurang”, dan 0% (0 siswa) untuk kriteria “ sangat kurang”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kriteria “sedang”, “kurang”, dan “sangat kurang” tersebut tidak bertanya, tidak menjawab dan tidak berpendapat, kurang memperhatikan penjelasan guru, serta kurang aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya menjadi karangan utuh Perolehan nilai keaktifan siswa pada pelaksanaan siklus I dan II dalam pembelajaran menulis cerita dapat dilihat pada diagram batang berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Gambar 4.1. Diagram Nilai Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerita Siklus I dan II Keterangan: 1
: Jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar siklus I
2
: jumlah Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar siklus II Pada diagram di atas menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam kegiatan
belajar mengajar pada siklus I terdapat 14 siswa dan 18 siswa atau sebesar 82% pada siklus II. 2) Ketuntasan hasil belajar siswa Pada siklus II, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM sebanyak 19 siswa atau 86% atau sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Penilaian diambil berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan. Sedangkan 14% atau 3 siswa belum mampu mencapai batas KKM atau masih terdapat kesalahan dalam isi, organisasi, penggunaan kosakata, penggunaan bahasa misalnya, kalimat yang digunakan kurang efektif, serta mekanik atau ejaan yang digunakan oleh siswa dan untuk 3 siswa tersebut dilakukan remedial. Perolehan jumlah siswa yang mencapai batas tuntas pada pelaksanaan siklus I dan II dalam pembelajaran menulis cerita dapat dilihat pada diagram batang berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Frekuensi (Jumlah Siswa)
20 15 10 5 0
1
2 siklus
Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerita Siklus I dan II Keterangan: 1
: Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas dalam kegiatan belajar mengajar siklus I
2
: Jumlah Siswa yang mencapai batas tuntas dalam kegiatan belajar mengajar siklus II Pada diagram di atas menunjukkan bahwa siswa yang mencapai batas tuntas
dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I terdapat 12 siswa dan 19 siswa atau sebesar 86% pada siklus II. d. Analisi dan refleksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran menulis kelas IV di SD Negeri jurangjero 3. Pada siklus II ini terlihat sudah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Pada siklus II siswa terlihat lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. 2. Guru dan siswa sudah mulai aktif melakukan interakasi bertanya jawab. 3. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan yaitu siswa aktif dalam bertanya,
maupun, siswa aktif
menjawab pertanyaan guru dan berpendapat, siswa aktif memperhatikan penjelasan guru, Siswa aktif membuat kerangka karangan, Siswa aktif mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
4. Hanya terdapat 3 siswa yang belum mencapai batas tuntas. Untuk 3 siswa tersebut diadakan remedial. 5. Guru sudah memberikan perhatian dengan memeriksa pekerjaan siswa satu persatu. 6. Guru sudah mengingatkan siswa yang mencontek pekerjaan teman. Dengan adanya perbaikan pada siklus II, maka permasalahan pada siklus I sudah dapat diatasi. Kualitas proses dan hasil pembelajaran pada siswa SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen juga menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil pelaksanaan dua siklus pelaksanaan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri dapat disimpulkan rekapitulasi data seperti sebagai berikut.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Menulis Cerita dengan Media Gambar Berseri No
presentase
Kegiatan siswa
Siklus I
Siklus II
1.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
63%
82%
2.
Ketuntasan hasil menulis siswa
54%
86%
Berdasarkan rekapitulasi data di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan indikator yang ditetapkan dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 19%. Pada siklus I keaktifan siswa dalam proses pembelajaran hanya mencapai 63% (14 siswa) sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 82% (18 siswa). Selain itu ketuntasan hasil menulis siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat 12 atau 54% siswa mencapai batas tuntas dan pada siklus II terdapat 19 tau 86% siswa mampu mencapai batas tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis cerita berlangsung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa dan berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator yang telah ditetapkan sudah tercapai pada siklus II.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan pembahasan hasil penelitian yang meliputi kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.
1. Peningkatan Kualitas Proses dalm Kegiatan Pembelajaran Menulis Cerita dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap observasi, dan 4) tahap analisis dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan pratindakan untuk mengetahui kondisi awal di SD Negeri Jurangjero 3 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Berdasarkan hasil dari pratindakan, peneliti menemukan permasalahan dalam pada keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Pada saat guru sedang menyampaikan materi masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Pada awal pembelajaran mereka masih bisa dikondisikan. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung pasif. Hanya sebagian dari mereka saja yang aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru serta menyampaikan pendapat. Selain itu siswa juga masih malu dan canggung untuk bertanya. Pada saat guru menyuruh siswa untuk bertanya tetapi tidak ada yang bertanya. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran menulis guru hanya menggunakan metode ceramah dan belum pernah menggunakan media yang inovatif guna commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis siswa. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Mereka sibuk dengan aktifitas mereka sendiri. Selain itu pada saat guru menyampaikan materi, hanya beberapa orang saja yang terlihat aktif dan memperhatikan penjelasan guru. Guru hanya menanyakan pada siswa apakah mereka sudah jelas atau belum. Guru tidak mengajak siswa untuk aktif bertanya. Sehingga tidak terjalin interaksi yang baik dengan siswa. Selain itu siswa juga kurang aktif dalam mengerjakan soal yang diberikan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada survei awal, untuk mengatasinya peneliti dan guru berkolaborasi untuk menerapkan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Selanjutnya guru dan peneliti berdiskusi menyusun rencana pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus I ini guru menggunakan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis. Siklus pertama adalah awal tindakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media gambar berseri. Dari hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I, siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menulis. Siswa terlihat bersemangat untuk menerima pelajaran. Sebagian siswa sudah terlihat menyimak dengan baik penjelasan yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan pada saat menjelaskan materi guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada pembelajaran menulis tersebut guru akan menggunakan media gambar berseri, sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini juga mempengaruhi keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru menyampaikan materi sudah terlihat beberapa siswa yang aktif untuk bertanya. Mereka tidak merasa malu dan canggung untuk bertanya. Pada saat guru memberi pertanyaan, beberapa siswa juga sudah berani menjawab dan menyampaikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
pendapat mereka. Terlihat sebagian siswa sudah mau memperhatikan penjelasan dari guru dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Guru juga sudah mengajak siswa untuk aktif bertanya, namun hanya sebagian saja yang mau aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Walaupun demikian masih banyak siswa yang belum aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Akan tetapi masih terdapat kelamahan yang ditemui pada pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kelemahan tersebut berasal dari guru dan siswa. Hasil pengamatan dari segi siswa antara lain, siswa masih cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Sebagian besar masih merasa kurang percaya diri ketika ingin mengajukan pertanyaan kepada guru. Hanya terlihat beberapa siswa saja yang mau memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru. Untuk menjawab pertanyaan dari dari guru hanya sebagian saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru dan menyampaikan pendapat mereka. Sedangkan dari segi guru antara lain, guru sudah mengajak mereka untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, akan tetapi guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga masih banyak siswa yang malu dan canggung untuk bertanya. Selain itu hanya terlihat beberapa siswa saja yang memeperhatikan dan aktif mencatat pada saat guru menyampaikan materi. Pada siklus I hanya sebanyak 14 siswa atau 63 % siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita. Siklus II dilaksanakan untuk memberi perbaikan kelemahan pada siklus I. Peneliti dan guru berdiskusi untuk mendapatkan solusi untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Solusi yang telah disepakati adalah, guru berinteraksi dengan siswa dengan mengadakan tanya jawab, sehingga kelas menjadi aktif, selain itu guru juga harus mengajak siswa utuk tidak malu dalam bertanya maupun berpendapat. Pada kegiatan pembelajaran pada silkus II, siswa sudah terlihat aktif. Sudah banyak siswa yang berani bertanya kepada guru tanpa rasa malu dan canggung. Pada saat guru menyampaikan pertanyaan siswa sudah aktif untuk menjawab dan menyampaikan pendapat mereka. Hanya sebagian dari mereka saja yang masih pasif. Guru dan siswa sudah menjalin interaksi yang baik, dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
bertanya jawab dengan siswa kelas menjadi lebih aktif dan siswa jelas dengan apa yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat guru menyampaikan materi dan hanya terlihat beberapa siswa saja yang tidak mencatat. Dalam siklus II terdapat 18 orang siswa yang menunjukkan kriteria baik atau amat baik atau mencapai 82%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen.
2. Peningkatan Ketuntasan Hasil Pembelajaran Menulis Siswa dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 Karangmalang Sragen Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pratindakan, terdapat 7 orang yang mampu mencapai Batas nilai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. Yaitu dengan nilai tertinggi 76. Penilaian didasarkan pada kriteria sebagai berikut: 1) isi karangan, 2) kemampuan mengorganisasi karangan, 3) kemampuan menggunakan kosakata, 4) kemampuan menggunakan bahasa, dan 5) mekanik (ejaan dan tanda baca). Berdasarkan hasil dari pratindakan tersebut, guru dan peneliti bersdiskusi untuk menggunakan media gambar berseri pada pelaksanaan siklus I. Pada siklus I jumlah siswa tuntas mencapai KKM adalah 12 siswa atau 54 %. Berdasarkan hasil koreksi dan analisis guru dan peneliti terhadap hasil pekerjaan siswa, masih banyak siswa yang belum mampu menggunnakan kosakata, kalimat efektif dan ejaan dengan baik. sehingga hanya mampu selain itu juga masih terdapat kekurangan pada isi karangan, kemampuan mengorganisasi karangan dan kemampuan menggunakan bahasa. Akan tetapi sebagian besar kesalahan terjadi pada kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I. peneliti dan guru berdiskusi untuk mencari solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
kelamahan tersebut. Solusi tersebut antara lain, guru menerangkan materi menulis cerita secara lebih mendalam dan lebih rinci. Guru menerangkan bagaiman cara menyusun karangan yang baik, penggunaan kosakata, kalimat efektif dan penggunaan ejaan yang baik dan benar. Agar isi karangan lebih baik dan karangan terorganisasi. Pada siklus II hasil karangan siswa juga sudah mengalami peningkatan dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa atau 86% dan sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan dan hanya terdapat 3 siswa yang belum mencapai batas tuntas. Untuk ketiga siswa tersebut diadakan remedial. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampian menulis cerita pada siswa kelas IV SD Negeri Jurangjero 3. Berikut adalah rekapitulasi siswa yang mampu mencapai batas KKM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel 4. 4. Daftar Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Jurangjero 3 No
Nama siswa
Pratindakan 33
Nilai siswa Siklus I 40
Siklus II 61
Keterangan
1
Rian Nurwibowo
2
Reno Alivian
32
46
60
BT
3
Ach. Habibul Umam A.
40
65
74
T
4
Aris Nur Falah
65
68
75
T
5
Diyo Febrianto
66
70
82
T
6
Ellen Melynasari
70
84
89
T
7
Fera Oktavia
65
78
82
T
8
Fernanda Malino
32
40
51
BT
9
Intan Puspa Ramadani
71
88
95
T
10
Krisna
38
47
70
T
11
Lutfi Tuti Septianingsih
40
60
74
T
12
Riskhi Wulandari
44
68
75
T
13
Silvia Rahmah
68
86
91
T
14
Syahrul Syam Haryanto
47
67
73
T
15
Vina Angelina
42
68
76
T
16
Anisa Damayanti
43
71
84
T
17
Mahesa Abdi Saputra
45
62
75
T
18
Nurul Aidha Ulil Muna
44
51
76
T
19
Nabela Kiastina
66
79
83
T
20
Ela Ajel Lina
46
58
76
T
21
Meycho Fredy Listianto
48
55
78
T
22
Aditya Bima Pratama
43
61
77
T
Jumlah Siswa Tuntas
7
12
19
32%
54%
86%
persentase
commit to user
BT
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Keterangan: T: tuntas BT: belum tuntas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Secara singkat hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran menulis cerita pada siswa kelas IV SD negeri Jurangjero 3, baik peningkatan keaktifan siswa maupun peningkatan keterampilan siswa dalam menulis. Simpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerita Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran tampak dalam aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis cerita dengan menggunkan media gambar berseri. Aktivitas siswa yang mengidentifikasikan keaktifan tersebut antara lain, 1) keaktifan siswa dalam bertanya, 2) keaktifan siswa dalam menjawab dan menyampaikan pendapat, 3) keaktifan dan perhatian siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, 4) keaktifan siswa dalam membuat kerangka karangan, 5) keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis cerita. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis cerita adalah sebagai berikut, pada siklus I jumlah siswa yang aktif adalah sebanyak 14 siswa atau 63%. Pada siklus II siswa yang aktif selama pembelajaran sebanyak 18 siswa atau sebesar 82%. Peningkatan keaktifan siswa tidak terlepas dari peran guru. Peningkatan proses pembelajaran juga tampak pada peran guru dalam memberikan perhatian pada siswa dan dalam mengelola kelas. Jadi dapat disimpulkan dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan kekatifan siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis.
commit to user 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerita Penggunaan media gambar berseri juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerita siswa. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata siswa yang meningkat tiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai 64, 18 dan pada siklus II mencapai 76, 22. Penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, terbukti dengan adanya fakta pada siklus I terdapat 12 siswa atau 54% dan di akhir tindakan siklus II terdapat 19 siswa atau 86% siswa yang mampu mencapai ketuntasan minimal (65 ke atas). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
B. Implikasi Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran menulis tergantung pada beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut berasal dari guru maupun siswa. media pembelajaran juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Faktor dari guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengembangkan materi, mengelola kelas, media yang inovatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa adalah minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga diupayakan secara maksimal agar dapat dimiliki oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola kelas dan didukung penggunaan media dalam proses pembelajaran maka guru akan mampu menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima dengan baik oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
siswa, apabila siswa memilki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Penelitian ini membuktikan adanya peningkatan keaktifan dan keterampilan menulis cerita siswa dalam pembelajaran menulis cerita setelah menggunakan media gambar berseri. Oleh karena itu, media gambar berseri dapat dipertimbangkan oleh guru yang ingin menggunakan media yang efektif dalam pembelajaran menulis. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif dalam proses pembelajaran menulis, sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas keterampilan menulis siswa. Dengan menggunakan media gambar berseri dapat memberi pengalaman baru bagi siswa. hal ini akan menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Karena sebelumnya siswa merasa bosan apabila dihadapkan pada pembelajaran menulis. Peggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa. Dengan mengamati gambar berseri yang diberikan, kemudian mampu menemukan ide atau gagasan. Melalui media gambar berseri siswa dapat menentukan tema, menentukan judul, membuat kerangka karangan dan membuat cerita yang utuh. Media inilah yang menyebabkan siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan gambaran bahwa masih terdapat kekurangan atau kelemahan selama proses pembelajaran menulis cerita, akan tetapi kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Setelah pelaksanaan tindakan kemudian melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat diseskripsikan bahwa terdapat peningkatan leterampilan menulis cerita siswa. Peningkatan tersebut terjadi baik dari kualitas proses maupun kualitas hasil. Dari segi proses terdapat peningkatan keaktifan siswa dan keterampilan guru dalam mengelola kelas dan memberikan perhatian kepada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
siswa, sedangkan dari segi hasil terdapat peningkatan rata-rata nilai menulis cerita siswa dari siklus I hingga siklus II. Masih terdapat 3 siswa yang belum mencapai batas tuntas. Hal tersebut mencerminkan bahwa penggunaan media gambar berseri tidak sepenuhnya efektif jika diterapkan pada siswa dengan kondisi tertentu. Bagi Siswa yang tergolong memiliki kesulitan belajar, media tersebut akan mempersulit kegiatan menulis, akan tetapi bagi siswa yang tidak berkesulitan belajar akan mudah menggunakan media tersebut. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut. 1. Bagi siswa a. Hendaknya siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran b. Hendaknya siswa lebih aktif bertanya guna memperoleh informasi yang jelas agar tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas menulis terkait dengan media gambar berseri tersebut c. Siswa hendaknya lebih banyak membaca dan memperluas pengetahuan, baik dari sekolah, rumah, maupun lingkungan sekitar d. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih menulis dengan menggunakan cerita gambar dari berbagai media
2. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia a. Hendaknya guru menggunakan media yang kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran b. Guru dapat menggunakan media gambar berseri dalam kegiatan pembelajaran menulis, karena media ini dapat meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa c. Guru dapat menggunakan contoh gambar yang lain yang lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
3. Bagi kepala sekolah a. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru agar melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran b. Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga kualitas pembelajaran semakin meningkat. c. Kepala sekolah hendaknya mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar, lokakarya, diskusi ilmiah, ataupun penataran-penataran agar menambah wawasan dan pengetahuan guru
commit to user