BAB II PEMAHAMAN TERHADAP MUSEUM TRANSPORTASI DARAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa pemahaman yang berkaitan dengan Museum Transportasi Darat, kajian terhadap proyek sejenis, serta spesifikasi umum tentang Museum Transportasi Darat di Bali. 2.1
Pemahaman Terhadap Museum
2.1.1 Pengertian Museum Secara etimologi kata “Museum” diambil dari Bahasa Yunani Klasik yaitu “Muze” yang berarti kumpulan Sembilan Dewi sebagai lambang ilmu dan kesenian (Wikipedia Indonesia). Saat ini, pengertian museum memiliki arti yang luas berdasarkan pemikiran setiap individu maupun lembaga. Berikut beberapa pengertian
museum
menurut
beberapa
para
ahli
dan
lembaga.
(http://library.binus.ac.id)
Museum Transportasi Darat di Bali | 6
1. Menurut A. C. Parker (Ahli Permuseuman Amerika), Museum adalah sebuah lembaga yang secara aktif melakukan tugas menjelaskan dunia, manusia, dan alam. 2. Menurut International Council of Museum, Museum adalah lembaga non profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan bertugas untuk mengumpulkan,
melestarikan,
meneliti,
mengkomunikasikan,
dan
memamerkan warisan sejarah manusia yang berwujud benda dan tidak benda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan. 3. Menurut Amir Sutaarga, Museum adalah tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, mengkomunikasi bukti materil hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya. 4. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat (1), Museum adalah lembaga sebagai tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda – benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya untuk menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian museum adalah suatu lembaga yang bersifat tetap dengan tujuan memamerkan, merawat, menyimpan, mengumpulkan, mengamankan, meneliti dan mengkomunikasikan benda – benda sejarah hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya yang berfungsi sebagai sarana edukasi, rekreasi dan budaya. 2.1.2 Fungsi, Peranan dan Tugas Museum Adapun fungsi, peranan dan tugas museum menurut Amir Sutaarga dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum” yaitu : 1. Fungsi Museum Sebagai sarana dokumentasi, sebagai sarana peragaan, sebagai sarana edukasi, sebagai sarana penelitian dan kajian, sebagai sarana rekreasi dan konservasi. 2. Peranan Museum Pembinaan pelestarian kebudayaan, media pendidikan non formal, menunjang kegiatan pendidikan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, museum sebagai lembaga yang melayani kepentingan masyarakat.
Museum Transportasi Darat di Bali | 7
3. Tugas Museum Memberikan pelayanan edukatif, penyampaian sumber informasi kepada pengunjung,
melakukan
pengumpulan,
preservasi,
dan
konservasi,
menyelenggarakan pameran yang atraktif dan informatif, menyelenggarakan kegiatan yang bersifat mendidik bagi pengunjung, melaksanakan penelitian terhadap koleksi yang dimiliki. 2.1.3 Klasifikasi Museum Jenis museum diklasifikasikan menurut status hukum, ruang lingkup wilayah, dan disiplin ilmu seperti pada tabel 2.1. (Sutaarga, 1983) Berdasarkan Status Hukum Museum Pemerintah Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Museum Swasta Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak swasta baik itu perseorangan maupun yayasan.
Tabel 2.1 : Klasifikasi Museum Berdasarkan Ruang Berdasarkan Disiplin Ilmu Lingkup Wilayah Museum Nasional Museum Umum Museum yang koleksinya Museum yang koleksinya terdiri berasal, mewakili, dan dari kumpulan bukti materil berkaitan dengan seluruh manusia dan lingkungannya wilayah Indonesia yang yang berkaitan dengan berbagai bernilai nasional. cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Museum Provinsi Museum Khusus Museum yang koleksinya Museum yang koleksinya terdiri berasal, mewakili, dan dari kumpulan bukti materil berkaitan dengan wilayah manusia dan lingkungannya provinsi tertentu. yang berkaitan dengan satu cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Museum Lokal Museum yang koleksinya berasal, mewakili, dan berkaitan dengan wilayah kabupaten / kotamadya tertentu.
Sumber : Sutaarga, 1983
2.1.4 Persyaratan Museum Menurut Amir Sutaarga dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum”, terdapat persyaratan – persyaratan berdirinya sebuah museum yang meliputi : 1. Persyaratan Lokasi a. Lokasi strategis yaitu mudah dijangkau oleh jalur pejalan kaki maupun jalur kendaraan. b. Lokasi tidak berada di daerah industri yang banyak terdapat polusi udara.
Museum Transportasi Darat di Bali | 8
c. Lokasi tidak berada dekat dengan daerah pantai untuk menghindari proses penggaraman yang dapat menimbulkan kerusakan pada koleksi. d. Lokasi tidak berada di daerah yang rawan gempa dan tidak dekat dengan getaran seperti jalan raya yang dilalui oleh kendaraan angkutan berat yang dapat menimbulkan kerusakan pada koleksi. 2. Persyaratan Bangunan a. Bangunan dikelompokan dan dipisahkan sesuai fungsi dan aktivitasnya, ketenangan dan keramaian, serta keamanannya. b. Pintu masuk utama diperuntukan bagi pengunjung dan pintu masuk khusus diperuntukan bagi pengelola museum. c. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi yaitu perpustakaan dan ruang rapat. d. Area privat terdiri dari laboratorium konservasi, studio preparasi, dan storage. e. Area publik terdiri dari ruang pameran, auditorium, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby, dan tempat parkir. f. Bangunan utama sebagai kegiatan pameran harus memuat benda – benda koleksi yang dipamerkan, mudah dalam pencapaian baik dari luar maupun dalam, memiliki daya tarik sebagai bangunan utama, dan memiliki sistem keamanan yang baik. g. Bangunan auditorium harus mudah dicapai oleh umum, dan dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi serta ceramah. h. Bangunan khusus terletak di tempat yang kering, mempunyai pintu masuk khusus, memiliki sistem keamanan yang baik. i. Bangunan administrasi terletak pada lokasi yang strategis baik dalam pencapaian umum maupun terhadap bangunan lainnya. 3. Persyaratan Ruang a. Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan dan penghawaan di dalam museum harus diperhatikan untuk membantu memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Kelembaban pada ruangan adalah 50% dengan suhu 210C - 260C dan intensitas cahaya sebesar 50 lux. Gambar pencahayaan alami pada museum dapat dilihat pada gambar 2.1.
Museum Transportasi Darat di Bali | 9
Gambar 2.1 : Penggunaan Cahaya Alami pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983
b. Ergonomi dan Tata Letak Perletakan koleksi pada ruang pameran museum harus diperhatikan untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati dan mengapresiasi koleksi yang dipamerkan seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Perletakan Panel Koleksi pada Museum Sumber : Sutaarga, 1983
Koleksi dua dimensi mempunyai arah pandang satu arah, dan koleksi tiga dimensi mempunyai arah pandang dari segala arah. Oleh karena itu, sistem penyajian yang dinikmati dari satu arah pandang ditata dalam satu bidang, sistem penyajian yang dinikmati dari dua arah pandang ditata berderet, dan sistem penyajian yang dinikmati dari segala arah pandang ditata secara berkelompok atau tunggal. Display koleksi 2D dan 3D dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 : Display Koleksi 2D dan 3D Sumber : Neufert, 2002 Museum Transportasi Darat di Bali | 10
c. Jalur Sirkulasi di dalam Ruang Pameran Jalur sirkulasi di dalam ruang pameran harus dapat menyampaikan informasi kepada pengunjung dan membantu pengunjung memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung pada alur cerita yang ingin disampaikan dalam pameran seperti pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 : Sirkulasi Ruang Pameran Sumber : Sutaarga, 1983
2.1.5 Koleksi Museum Koleksi merupakan sesuatu yang akan dipamerkan di museum yang disajikan di ruang pameran, disimpan di gudang, dan dilestarikan di ruang konservasi atau dikaji di ruang peneliti. 1. Prinsip dan Persyaratan Sebuah Koleksi (Rapini, 1994) a. Memiliki nilai sejarah, nilai ilmiah dan nilai estetika. b. Dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi, makna dan asal secara historis. 2. Jenis Benda Koleksi (http://library.binus.ac.id) a. Benda asli yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah, ilmiah dan estetika serta dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, fungsi dan sebagainya. b. Benda reproduksi yaitu benda buatan baru dengan cara meniru benda asli. Macam – macam benda reproduksi antara lain, Replika (benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki sifat – sifat benda yang ditiru), Miniatur (benda tiruan yang diproduksi dengan memiliki bentuk dan warna yang sama dengan benda asli), dan Referensi (diperoleh dari rekaman atau fotocopy suatu buku mengenai sejarah dan lainnya. c. Benda penunjang yaitu benda yang dapat dijadikan pelengkap pameran untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan seperti lukisan, dan foto.
Museum Transportasi Darat di Bali | 11
3. Penataan Koleksi Museum (Direktorat Museum, 2010) a. Tematik yaitu menyajikan koleksi dengan tema dan sub tema. b. Taksonomik yaitu menyajikan koleksi museum dalam suatu kelompok atau sistem klasifikasi. c. Kronologis yaitu menyajikan koleksi menurut jamannya yaitu dari jaman dulu hingga sekarang. 4. Penyajian Koleksi Museum a. Metode Penyajian (Depdiknas, 2000) Terdapat tiga macam metode penyajian koleksi museum yaitu Metode Intelektual adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan informasi tentang guna, arti, dan fungsi koleksi museum. Metode Romantik adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan koleksi yang dipamerkan. Sedangkan Metode Estetik adalah cara penyajian koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada koleksi museum. b. Standar Metode Penyajian (Depdikbud Dirjen Kebudayaan, 1993/1994) 1) Ukuran Vitrin dan Panil Standar ukuran vitrin dan panil menyesuaikan dengan tinggi rata – rata orang Indonesia, dengan tinggi vitrin 210 cm, alas terendah 65 – 70 cm, dan tebal 50 cm. 2) Tata Cahaya Benda koleksi anorganik bebas dari ukuran cahaya. Benda koleksi organik yang peka terhadap cahaya seperti lukisan, tekstil tidak boleh melebihi 50 lux, sedangkan benda koleksi organik yang kurang peka terhadap cahaya seperti kayu, bambu dapat mencapai 150 lux. Pencahayaan pada ruang pameran dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 : Pencahayaan pada Ruang Pameran Sumber : Neufert, 2002 Museum Transportasi Darat di Bali | 12
3) Tata Warna Untuk ruang pameran menggunakan warna netral seperti warna krem, abu – abu, dan warna pastel. 4) Tata Letak Untuk membuat tata letak yang baik harus memperhatikan proporsi, keseimbangan, kesatuan, kontras, harmonis, ritme dan klimaks seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 : Tata Letak Berdasarkan Sudut Pandang dan Jarak Pandang Manusia Sumber : Neufert, 2002
5) Tata Pengamanan Pengamanan pada koleksi museum menggunakan kaca vitrin agar tahan terhadap benturan, dan menahan debu / kotoran yang masuk ke dalam koleksi serta mencegah dari bahaya pencurian. Selain penggunaan vitrin pada koleksi, di ruang pameran dipasang peralatan pengamanan seperti kamera JE 7542 Vidichip CCD, TV Monitor, Passive Infra Red, dan Flush Mound Door Contact. 6) Labelling / Penamaan Label merupakan sarana komunikasi untuk memberikan informasi mengenai koleksi museum kepada pengunjung. Label untuk pameran dibedakan menjadi label judul, subjudul, pengantar, kelompok dan individu. 7) Foto Penunjang Foto – foto penunjang diletakkan dekat dengan koleksi museum dengan ukuran standar yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 5. Perawatan Koleksi Museum Beberapa faktor yang dapat merubah kondisi koleksi museum. (Sutaarga, 1983)
Museum Transportasi Darat di Bali | 13
a. Iklim dan Lingkungan Iklim di Indonesia umumnya lembab dengan curah hujan yang cukup tinggi. Iklim yang terlalu lembab menyebabkan berkembangnya jamur dan bakteri pada koleksi. Kelembaban relatif pada ruang pameran adalah 50% dengan suhu 210C - 260C. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh udara di kota yang tercemar dengan polusi. Salah satu cara mengurangi dampak polusi yaitu dengan memanfaatkan fungsi taman lindung. b. Cahaya Cahaya sangat mempengaruhi koleksi yang dipamerkan pada museum. Jenis koleksi anorganik umumnya tidak peka terhadap cahaya tetapi jenis koleksi organik sangat peka terhadap cahaya. Lampu pijar paling banyak mengeluarkan ultra violet / radiasi yang dapat menimbulkan perubahan bahan dan warna pada koleksi, sedangkan lampu fluorescent paling rendah mengeluarkan radiasi. Jenis lampu halogen dan fluorescent dapat dilihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 : Jenis Lampu Halogen dan Fluorescent Sumber : Neufert, 2002
c. Serangga dan Mikroorganisme Cara
mencegah
kerusakan
benda
koleksi
akibat
serangga
ataupun
mikroorganisme yaitu dengan cara fumigasi berupa jenis zat kimia yang menguap pada suhu biasa, misalnya paradichiro benzene, carbon disulphine, carbon tetrachloride. Selain itu dapat dilakukan penyemprotan insektisida yang berupa larutan mengandung DDT, gammexane, mercuric chloride, dan lain – lain. 2.1.6 Jenis Pameran Museum Berdasarkan pengertian, jangka waktu pelaksanaan, serta jenis dan sifatnya, pameran museum dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : (Akram, 1993)
Museum Transportasi Darat di Bali | 14
1. Pameran Tetap Pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu 2 sampai 4 tahun dengan tema pameran sesuai dengan jenis, visi, dan misi museum. 2. Pameran Khusus atau Temporer Pameran yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat antara mingguan hingga bulanan yang bertujuan untuk menunjang pameran tetap. 3. Pameran Keliling Pameran yang diselenggarakan diluar museum pemilik koleksi dalam jangka waktu tertentu dan dikelilingkan dari suatu tempat ke tempat lainnya. 2.1.7 Struktur Organisasi Museum Berdasarkan kepemilikannya museum dibedakan menjadi dua yaitu museum pemerintah dan museum swasta. Kedua museum tersebut mempunyai struktur organisasi dan cara kerjanya masing – masing. Adapun contoh bagan struktur organisasi museum pemerintah, swasta dan pengelolaan museum secara umum. (Sutaarga, 1983) 1. Struktur Organisasi Museum Pemerintah (lihat gambar 2.8) Badan Pemerintah
Unit Pembinaan Teknis Permuseuman
Museum
Museum
Museum
Museum
Gambar 2.8 : Struktur Organisasi Museum Pemerintah Sumber : Sutaarga, 1983
2. Struktur Organisasi Museum Swasta (lihat gambar 2.9) Badan Pendiri
Badan Penasehat
Badan Pengawas
Badan Pengurus
Museum
Gambar 2.9 : Struktur Organisasi Museum Swasta Sumber : Sutaarga, 1983
Museum Transportasi Darat di Bali | 15
3. Struktur Organisasi Pengelolaan Museum (lihat gambar 2.10) Kepala Museum
Sub Bagian Tata Usaha
Kelompok Tenaga Fungsional Koleksi
Kelompok Tenaga Fungsional Preparasi / Konservasi
Kelompok Tenaga Fungsional Bimbingan / Edukatif
Gambar 2.10 : Struktur Organisasi Pengelolaan Museum Sumber : Sutaarga, 1983
Pengelola museum terdiri dari : a. Kepala Museum, penanggung jawab museum. b. Tenaga Tata Usaha, menangani bidang kearsipan, kepegawaian, keuangan, dan registrasi koleksi. c. Tenaga Pengelola Koleksi, menangani koleksi museum. d. Tenaga Konservasi, merawat koleksi museum. e. Tenaga Preparasi, mengatur penyajian pameran. f. Tenaga Bimbingan, mempublikasikan koleksi museum kepada publik. 2.1.8 Pengunjung Museum 1. Kategori pengunjung yang datang ke museum dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (Sutaarga, 1991/1992) a. Pengunjung pelaku studi yang menguasai bidang ilmu tertentu yang berkaitan dengan koleksi museum untuk menambah wawasan mereka. b. Pengunjung yang mempunyai tujuan tertentu, yang tertarik akan suatu hal berkaitan dengan koleksi museum. c. Pengunjung yang bertujuan rekreasi untuk mencari kesenangan. 2. Motivasi pengunjung yang datang ke museum dibedakan berdasarkan kepentingannya yaitu : (Direktorat Museum, 2010) a. Pengunjung yang ingin melihat – lihat koleksi museum (estetis). b. Pengunjung yang ingin melihat pameran museum yang dapat membawa ke alam lain dari lingkungan mereka sehari – hari (romantik). c. Pengunjung yang datang ke museum untuk kepentingan ilmiah atau studi.
Museum Transportasi Darat di Bali | 16
d. Pengunjung yang datang hanya sekedar untuk rekreasi dan menambah wawasan kebudayaan. 2.2
Pemahaman Terhadap Transportasi Darat
2.2.1 Pengertian Transportasi Darat Menurut (Kadir, 2006), transportasi berasal dari Bahasa latin yaitu transportare, trans yang berarti seberang, dan portare berarti mengangkut dan membawa. Jadi transportasi adalah suatu kegiatan yang mengangkut barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian transportasi menurut (Steenbrink, 1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari tempat yang terpisah (http://eprints.undip.ac.id). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan transportasi merupakan suatu kegiatan memindahkan barang atau penumpang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan dengan sarana maupun tanpa sarana. Menurut (Warpani, 1990), transportasi darat merupakan alat transportasi yang beroperasi di darat. Transportasi darat sering dianggap dengan transportasi jalan raya (http://eprints.undip.ac.id). Jadi transportasi darat adalah perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan yang berlangsung di darat atau di jalan raya. 2.2.2 Sejarah Penemuan Alat Transportasi Darat Transportasi darat yang ada saat ini telah mengalami banyak perkembangan, baik dalam segi bentuk / model, teknologi, dan kemampuannya. Dari masa ke masa, alat – alat transportasi darat terus mengalami penyempurnaan. (Wismulyani, 2008) 1. Penemuan Roda Sebelum ditemukannya roda, manusia hanya mengandalkan kakinya untuk bepergian. Jangkauan perjalanan manusia dalam sehari pulang balik, paling banyak hanyalah 24 hingga 32 km. Selanjutnya, kendaraan darat yang pertama adalah batang pohon yang dilubangi dan digunakan oleh pemburu zaman batu untuk membawa bangkai binatang ke tempat tinggalnya. Sekitar 5000 tahun sebelum masehi, alat angkutan darat ini berkembang menjadi eretan yaitu papan datar di atas tandu yang digunakan oleh orang Mesir seperti pada gambar 2.11.
Museum Transportasi Darat di Bali | 17
Gambar 2.11 : Penggunaan Eretan oleh Bangsa Mesir Sumber : Wismulyani, 2008
Penemuan roda pertama kali ditemukan di Sungai Tigris dan Eufrat sekitar 3500 SM oleh bangsa Sumeria. Mereka membuat sebuah kereta jenazah dengan menggunakan dua buah roda berdiameter 60 cm. Roda tersebut terbuat dari papan yang disambung dengan kayu melintang lalu dibulatkan dengan perkakas tembaga primitif jaman dulu. Kereta tersebut tidak bisa dibelokkan ke kiri dan ke kanan, jika dibelokkan kereta tersebut harus diangkat dan digeser. (lihat gambar 2.12)
Gambar 2.12 : Roda Kayu Bangsa Sumeria Sumber : Wismulyani, 2008
2. Perkembangan Roda Seiring perkembangan jaman, manusia mulai menyempurnakan bentuk roda yang ditemukan oleh bangsa Sumeria. Roda pada jaman kuno, mencapai puncak teknologinya pada masa kekaisaran Romawi. Pada masa itu ditemukannya kereta kuda untuk kegiatan berperang seperti pada gambar 2.13.
Gambar 2.13 : Kereta Perang Bangsa Romawi Sumber : https://id.wikipedia.org
3. Penemuan Kendaraan Bermesin Kendaraan bermesin pertama kali ditemukan pada saat Revolusi Industri. Perkembangan roda pun ditunjang dengan penemuan mesin uap yang ditemukan
Museum Transportasi Darat di Bali | 18
oleh James Watt. Adanya roda dan mesin uap mengubah sejarah perkembangan transportasi, dengan ditandai adanya penemuan kereta api yang bertenaga uap. Sejak saat itu, manusia mulai menggunakan mesin untuk menjalankan kendaraan mereka. 2.2.3 Perkembangan Transportasi Darat di Indonesia Perkembangan transportasi darat di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari masa ke masa. Berikut dijelaskan beberapa alat transportasi darat di Indonesia dari masa ke masa menurut Endar Wismulyani dalam bukunya yang berjudul “Transportasi di Indonesia dari Masa ke Masa”. 1. Kereta dengan Tenaga Binatang Awalnya bangsa Indonesia menggunakan kereta kuda sebagai alat transportasi yang digunakan oleh kaum bangsawan pada masa itu. Penggunaan transportasi kereta kuda dan sapi saat ini sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Tetapi di beberapa wilayah Indonesia masih ditemukan alat transportasi ini seperti di Jawa yang disebut dengan Andong dan di Bali disebut dengan Dokar. (lihat gambar 2.14)
Gambar 2.14 : Transportasi Dokar dan Pedati Sumber : Wismulyani, 2008
2. Sepeda Di Indonesia perkembangan sepeda dibawa oleh kolonial Belanda pada saat itu mereka menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di Indonesia. Perkembangan sepeda saat ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat untuk kegiatan olahraga yang mengalami perubahan bentuk / model sepeda yang berbeda dari sepeda jaman dulu. Sepeda klasik / kuno yang diproduksi oleh Eropa dari tahun keluaran 1940 – 1950 dikenal di Indonesia dengan berbagai sebutan seperti sepeda onthel, jengki, kumbang dan sundung. (lihat gambar 2.15)
Gambar 2.15 : Perubahan Bentuk Sepeda dari Masa ke Masa Sumber : Wismulyani, 2008 Museum Transportasi Darat di Bali | 19
Variasi sepeda onthel diklasifikasikan berdasarkan gender, alat angkut, dan desain rangka. (www.sepedaonthel.com) a. Gender, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda pria / opa fiets (lihat gambar 2.16), dan sepeda wanita / oma fiets (lihat gambar 2.17).
Gambar 2.16 : Sepeda Pria / Opa Fiets Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.17 : Sepeda Wanita / Oma Fiets Sumber : www.sepedaonthel.com
b. Alat angkut, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda angkut ringan / transport fiets (lihat gambar 2.18), dan sepeda angkut berat / bak fiets (lihat gambar 2.19).
Gambar 2.18 : Sepeda Angkut Ringan Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.19 : Sepeda Angkut Berat Sumber : www.sepedaonthel.com
c. Desain rangka, sepeda onthel dibedakan menjadi sepeda rangka silang / kruisframe fiets (lihat gambar 2.20), dan sepeda rangka angsa / swan fiets (lihat gambar 2.21).
Gambar 2.20 : Sepeda Rangka Silang Sumber : www.sepedaonthel.com
Gambar 2.21 : Sepeda Rangka Angsa Sumber : www.sepedaonthel.com
Museum Transportasi Darat di Bali | 20
3. Mobil Mobil merupakan kendaraan beroda empat yang sudah menggunakan mesin. Sejarah mobil dimulai ketika ditemukan kendaraan tenaga uap pada abad XVIII. Mobil pertama kali ada di Indonesia dimiliki oleh Sunan Solo dan Sultan Bone dengan jenis Mobil Benz Phaeton dari Jerman yang dibuat pada tahun 1894 seperti pada gambar 2.22. Seiring perkembangan waktu, berbagai jenis mobil masuk ke Indonesia dengan model dan beragam merek.
Gambar 2.22 : Mobil Benz Phaeton dari Jerman Sumber : Wismulyani, 2008
4. Kereta Api Sejarah perkeretaapian dimulai saat ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap yang disebut dengan kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkai
dengan
kereta.
Selanjutnya
George
Stephenson
melakukan
penyempurnaan pada lokomotif sehingga lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak. (lihat gambar 2.23 dan 2.24)
Gambar 2.23 : Lokomotif Karya Richard Trevithic dan George Stephenson Sumber : Wismulyani, 2008
Gambar 2.24 : Kereta Api Pertama di Indonesia Sumber : https://id.wikipedia.org
Museum Transportasi Darat di Bali | 21
5. Becak Becak merupakan alat transportasi beroda tiga yang berada di Indonesia. Kapasitas transportasi ini adalah dua orang penumpang dan satu orang pengemudi. Di Indonesia terdapat dua jenis becak yang digunakan yaitu becak dengan pengemudi di belakang yang biasanya ada di Jawa seperti Yogyakarta, Surakarta, Bandung dan kota di Jawa lainnya. Selain itu terdapat becak dengan pengemudi di samping atau di depan yang biasanya ditemukan di Sumatra. Becak ini biasanya menggunakan sepeda sebagai kemudi ataupun sepeda motor. (lihat gambar 2.25 dan 2.26)
Gambar 2.25 : Becak dengan Pengemudi di Belakang dan di Samping Sumber : Wismulyani, 2008
Gambar 2.26 : Becak dengan Pengemudi di Depan Sumber : Wismulyani, 2008
6. Bemo Bemo merupakan salah satu jenis becak motor yang ada di Indonesia. Bemo mulai beroperasi sejak tahun 1961 hingga sampai saat ini. Bemo dapat ditemukan di beberapa daerah di Jakarta dan Bandung. Kapasitas bemo sekitar 7 orang. Gambar transportasi bemo dapat dilihat pada gambar 2.27.
Gambar 2.27 : Transportasi Bemo Sumber : Wismulyani, 2008 Museum Transportasi Darat di Bali | 22
7. Bajaj Bajaj merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak ditemui di Jakarta. Sebenarnya bajaj berasal dari India, dan nama bajaj sendiri merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India yaitu Bajaj Auto. Kapasitas penumpang bajaj adalah dua orang. (lihat gambar 2.28)
Gambar 2.28 : Transportasi Bajaj Sumber : Wismulyani, 2008
8. Kancil Kancil merupakan singkatan dari “Kendaraan Angkutan Niaga Cilik Irit Lincah”. Kancil adalah sebuah kendaraan bermotor beroda empat yang merupakan hasil modifikasi atau gabungan dari bemo dan bajaj. Karena bemo dan bajaj tidak diizinkan lagi beroperasi di Jakarta, maka terciptalah mobil kancil. Kapasitas penumpang mobil kancil yaitu tiga orang. Transportasi ini dapat digunakan dalam jangkauan jarak yang dekat. (lihat gambar 2.29)
Gambar 2.29 : Transportasi Kancil Sumber : Wismulyani, 2008
9. Trem Transportasi ini mulai beroperasi di Jakarta pada masih Jakarta dikenal dengan nama Batavia. Awalnya trem menggunakan tenaga kuda, selanjutnya menggunakan tenaga uap, dan kemudian diganti menggunakan tenaga listrik yang dikenal dengan trem listrik. Pada tahun 1960, presiden Soekarno menghentikan operasi trem karena
Museum Transportasi Darat di Bali | 23
dianggap tidak cocok berada di Jakarta (www.boombastis.com). Gambar trem dapat dilihat pada gambar 2.30.
Gambar 2.30 : Transportasi Trem Sumber : www.boombastis.com
10. Helicak Helicak merupakan singkatan dari helicopter dan becak. Transportasi ini mulai beroperasi di Jakarta pada tahun 1971. Kapasitas transportasi ini yaitu dua orang penumpang dengan pengemudi dibagian belakang. Helicak dilarang beroperasi lagi pada tahun 1987 karena kecelakaan lebih rentan dialami oleh penumpang (www.boombastis.com). Gambar helicak dapat dilihat pada gambar 2.31.
Gambar 2.31 : Transportasi Helicak Sumber : www.boombastis.com
11. Oplet Oplet sudah ada sejak tahun 1950an. Transportasi ini mempunyai dua bagian yaitu bagian untuk supir dengan pintu samping dan bagian belakang untuk penumpang. Lantai dan jendela oplet terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari seng. Ijin operasi transportasi ini sudah dicabut sejak tahun 1979 (www.boombastis.com). Gambar oplet dapat dilihat pada gambar 2.32.
Gambar 2.32 : Transportasi Oplet Sumber : www.boombastis.com Museum Transportasi Darat di Bali | 24
12. Bus Tingkat Transportasi ini sudah ada sejak tahun 1980an dan berhenti beroperasi tahun 1996. Hal tersebut dikarenakan tingkat keamanan yang kurang maksimal dan tidak stabil karena posisi titik beratnya yang tinggi, sehingga hanya bisa beroperasi di jalan yang datar (www.boombastis.com). Gambar bus tingkat dapat dilihat pada gambar 2.33.
Gambar 2.33 : Transportasi Bus Tingkat Sumber : www.boombastis.com
2.2.4 Jenis Mobil Klasik di Indonesia Berikut akan dipaparkan beberapa jenis mobil klasik yang sempat beroperasi di Indonesia yang memiliki nilai sejarah seperti pada tabel 2.2. (www.mobilklasikantik.com) No
Nama Mobil
Tabel 2.2 : Jenis Mobil Klasik di Indonesia Tahun Keterangan
1
Buick 8
1938
Mobil Kepresidenan pertama RI
2
Chrysler Imperial
1938
3
Cadillac 48
1948
Mobil keluarga Presiden Soekarno yang digunakan untuk menjemput anak – anaknya yang bersekolah di Perguruan Cikini Mobil koleksi Presiden Soekarno
4
Chaika Gaz 13
1959
Gambar
Mobil yang digunakan oleh Soekarno
Museum Transportasi Darat di Bali | 25
5
Chrysler Crown
1962
Mobil koleksi Presiden Soekarno
Imperial
6
Chrysler Windsor
1961
Mobil koleksi Presiden Soekarno
7
De Soto 1942
1942
Mobil yang digunakan oleh Wakil Presiden RI Moh. Hatta
8
Mercedes Benz 600
1960
Mobil Presiden Soekarno yang digunakan dalam mengemban tugas kenegaraan
9
Morris Mini Cooper
1959
Mobil koleksi Presiden Soekarno
10
Oldsmobile 98
1940
Mobil koleksi Presiden Soekarno
11
Lincoln
1948
Mobil koleksi Presiden Soekarno
Cosmopolitan
12
Zil 111
1958
Mobil koleksi Presiden Soekarno
13
Ford Thunderbird
1950
Mobil milik Soekarno yang diberikan kepada istrinya Dewi Soekarno
Sumber : www.mobil-klasikantik.com
2.2.5 Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia Berikut akan dipaparkan beberapa jenis sepeda motor klasik yang sempat beroperasi di Indonesia sebelum tahun 1965 seperti pada tabel 2.3. (www.kompasiana.com)
Museum Transportasi Darat di Bali | 26
No
Nama Motor
Tabel 2.3 : Jenis Sepeda Motor Klasik di Indonesia Tahun Negara Produksi Gambar
1
Ducati
1956
Italia
2
HMW
1949
Austria
3
Zundapp
1951
Jerman
4
Norton
1952
Inggris
5
Ariel
1944
Inggris
6
Jawa (Janecek &
1929
Ceko
Wanderer)
7
Puch
1953
Austria
8
Triumph
1951
Inggris
9
BMW
1950
Jerman
Museum Transportasi Darat di Bali | 27
10
Harley Davidson
1951
Amerika Serikat
11
Vespa
1954
Italia
Sumber : www.kompasiana.com
2.3
Tinjauan Proyek Sejenis
2.3.1 Museum Subak Sanggulan 1. Lokasi Museum Subak Sanggulan Museum Subak Sanggulan terletak di Jalan Gatot Subroto, Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. 2. Jam Operasional Museum Subak Sanggulan Museum Subak Sanggulan buka setiap hari yaitu dari hari senin sampai minggu dari pukul 08.00 – 16.30 wita, sedangkan khusus untuk hari jumat buka sampai pukul 12.30 wita. 3. Jumlah Kunjungan Museum Subak Sanggulan Jumlah kunjungan teramai biasanya pada bulan Mei – Juni saat para siswa liburan semester. Sedangkan pada bulan Januari – April, kunjungan wisatawan ke Museum Subak Sanggulan tidak terlalu ramai seperti pada tabel 2.4. Tabel 2.4 : Jumlah Kunjungan Museum Subak Sanggulan Tahun 2015 Bulan Mancanegara Domestik Jumlah Januari 69 77 146 Februari 117 15 132 Maret 65 249 314 April 42 60 102 Mei 81 490 571 Juni 196 2.483 2.679 Juli 122 9 131 Agustus 151 38 189 September 118 44 162 Total 961 3.465 4.426 Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Museum Transportasi Darat di Bali | 28
4. Koleksi Museum Subak Sanggulan Koleksi Museum Subak berjumlah 250 buah yang terdiri dari alat pertanian tradisional Bali seperti alat pemotong, penumbuk padi, dan pembajak sawah. Selain itu terdapat miniatur rumah petani tradisional Bali. 5. Fasilitas Museum Subak Sanggulan a. Museum Terbuka menampilkan Miniatur Sistem Irigasi Subak. (lihat gambar 2.34)
Gambar 2.34 : Miniatur Sistem Irigasi Subak Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
b. Ruang Pameran menampilkan benda – benda pertanian yang digunakan oleh petani tradisional Bali dulu hingga saat ini. (lihat gambar 2.35 dan 2.36)
Gambar 2.35 : Gedung Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Gambar 2.36 : Ruang Pameran Museum Subak Sanggulan Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
c. Ruang Audio Visual menampilkan film Subak yang menceritakan aktivitas Subak di Bali. (lihat gambar 2.37)
Museum Transportasi Darat di Bali | 29
Gambar 2.37 : Ruang Audio Visual Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
d. Rumah Petani Tradisional Bali yang menampilkan miniatur rumah tradisional Bali yang merupakan fungsi penunjang museum ini. e. Ruang Tata Usaha dan Perpustakaan (lihat gambar 2.38)
Gambar 2.38 : Ruang Tata Usaha dan Perpustakaan Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Gambar 2.39 : Denah Ruang Pameran Museum Subak Sanggulan Sumber : Museum Subak Sanggulan
6. Suasana Museum Subak Sanggulan Tampilan bangunan Museum Subak Sanggulan masih menerapkan langgam Arsitektur Tradisional Bali baik dari segi konsep, ornamen dan material.
Museum Transportasi Darat di Bali | 30
Suasana pada ruang pameran terkesan natural dengan permainan warna cokelat dan putih pada elemen lantai, dinding dan plafon. Untuk sirkulasi ruang pameran menggunakan pola menyebar, yaitu pengunjung yang datang langsung bebas berkeliling melihat koleksi, jadi tidak diarahkan untuk melihat koleksi yang satu dengan koleksi yang lainnya. 7. Struktur Organisasi Museum Subak Sanggulan (lihat gambar 2.40) KA. UPTD
KA. TU
Kelompok Jabatan Fungsional
Staf
Staf
Staf
Staf
Gambar 2.40 : Struktur Organisasi Museum Subak Sanggulan Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
2.3.2 Museum Bali 1. Lokasi Museum Bali Museum Bali terletak di pusat kota Denpasar tepatnya di Jalan Let.Kol Wisnu, Denpasar, Bali. 2. Jam Operasional Museum Bali Museum Bali buka dari hari Senin – Minggu yaitu dari pukul 07.30 – 15.30 wita. Sedangkan khusus untuk hari Jumat museum ini buka dari pukul 07.30 – 13.00 wita. 3. Jumlah Kunjungan Museum Bali Jumlah kunjungan teramai Museum Bali pada saat liburan semester yaitu sekitar bulan juni. Sedangkan setiap harinya pengunjung yang datang ke museum, selain berkunjung ke museum untuk melihat koleksi, pengunjung yang datang ke museum ini untuk keperluan foto prawedding. 4. Koleksi Museum Bali Koleksi yang terdapat dalam Museum Bali berupa koleksi pra sejarah, sejarah, peralatan senjata, rumah tangga dan upacara, seni rupa, tari dan tabuh, naskah kuno dan uang bolong.
Museum Transportasi Darat di Bali | 31
5. Fasilitas Museum Bali a. Ruang Informasi dan Tiket (lihat gambar 2.41)
Gambar 2.41 : Ruang Informasi dan Tiket Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
b. Ruang Gedung Timur Atas dan Bawah (lihat gambar 2.42)
Gambar 2.42 : Ruang Gedung Timur Atas dan Bawah & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
c. Ruang Gedung Buleleng (lihat gambar 2.43)
Gambar 2.43 : Ruang Gedung Buleleng & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
d. Ruang Gedung Karangasem (lihat gambar 2.44)
Gambar 2.44 : Ruang Gedung Karangasem & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Museum Transportasi Darat di Bali | 32
e. Ruang Gedung Tabanan (lihat gambar 2.45)
Gambar 2.45 : Ruang Gedung Tabanan & Ruang Pameran Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Gambar 2.46 : Denah Museum Bali Sumber : Seraya, 1984
6. Suasana Museum Bali Tampilan dan bentuk bangunan Museum Bali masih mencirikan Arsitektur Tradisional Bali dengan adanya saka / tiang sebagai struktur bangunan dan juga material yang digunakan yaitu material lokal. Suasana ruang pameran masih sangat terasa unsur tradisinya. Elemen ruang menggunakan bahan dan warna yang memberikan kesan tradisional seperti pada elemen lantai menggunakan terakota berwarna cokelat kemerahan dan juga ukiran – ukiran kayu pada area vitrin. Untuk sirkulasi ruang pameran bersifat linier, jadi pengunjung diarahkan untuk melihat koleksi seperti pada ruang Gedung Karangasem. 7. Struktur Organisasi Museum Bali (lihat gambar 2.47) Kepala
Sub. Bag. TU
Seksi Koleksi dan Konservasi
Seksi Edukasi dan Preparasi
Gambar 2.47 : Struktur Organisasi Museum Bali Sumber : Observasi Lapangan, 8 Oktober 2015
Museum Transportasi Darat di Bali | 33
2.3.3 Museum Becak Indonesia 1. Lokasi Museum Becak Indonesia Museum Becak Indonesia terletak di Jalan Mertanadi Kompleks Pertokoan Sunset Paradise No. 169 Kuta, Badung, Bali. 2. Jam Operasional Museum Becak Indonesia Museum Becak Indonesia buka dari hari Senin – Sabtu. Pada hari Senin – Jumat, museum ini buka dari pukul 09.00 – 17.00 wita. Sedangkan untuk hari Sabtu, buka dari pukul 09.00 – 15.00 wita. 3. Jumlah Kunjungan Museum Becak Indonesia Pengunjung yang datang ke Museum Becak adalah orang – orang yang menginap di Hotel Losari. Karena museum ini berada dalam satu gedung dengan Hotel Losari. Tetapi masyarakat umum juga dapat berkunjung ke museum ini untuk melihat koleksi becak yang ada di Indonesia. 4. Koleksi Museum Becak Indonesia Koleksi yang dipamerkan di dalam museum ini yaitu berbagai jenis becak yang ada di Indonesia, antara lain : Becak Makassar, Becak Surabaya, Becak Pekalongan, Becak Ambon, Becak Semarang, Becak Yogyakarta, Becak SMK Yogyakarta, dan Becak Anak – anak. 5. Fasilitas Museum Becak Indonesia a. Lobby Hotel yang Dijadikan Ruang Pameran Indoor (lihat gambar 2.48 & 2.49)
Gambar 2.48 : Museum Becak Indonesia Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
Gambar 2.49 : Ruang Pameran Indoor Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
Museum Transportasi Darat di Bali | 34
b. Swimming Pool yang Dijadikan Ruang Pameran Outdoor (lihat gambar 2.50)
Gambar 2.50 : Ruang Pameran Outdoor Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
c. Restoran d. Ruang Rapat
Gambar 2.51 : Denah Museum Becak Indonesia Sumber : Observasi Lapangan, 11 Oktober 2015
6. Suasana Museum Becak Indonesia Tampilan bangunan Museum Becak Indonesia terkesan modern karena museum ini merupakan satu gedung dengan area hotel. Suasana pada ruang pameran juga berkesan mewah dan penggunaan dominan berwarna putih sehingga memberikan kesan bersih dan elegan. Untuk sirkulasi ruang pameran menggunakan pola linier yang mengarahkan pengunjung untuk melihat koleksi dari ruang pameran indoor ke ruang pameran outdoor. 2.3.4 Museum Angkut 1. Lokasi Museum Angkut Museum Angkut terletak di Jalan Terusan Sultan Agung No. 2, Kota Batu, Jalan Sultan Agung, Kecamatan Batu, Jawa Timur. Museum ini dibangun di atas lahan seluas 3,7 Hektar.
Museum Transportasi Darat di Bali | 35
2. Jam Operasional Museum Angkut Museum Angkut buka setiap hari Senin – Minggu dari pukul 12.00 – 20.00 waktu setempat. 3. Jumlah Kunjungan Museum Angkut Jumlah kunjungan teramai yang datang ke Museum Angkut biasanya pada saat hari raya Lebaran Idul Fitri. Kunjungan wisatawan yang datang ke museum ini mengalami peningkatan dua kali lipat dari hari biasanya yaitu mencapai lebih dari 2500 orang. 4. Koleksi Museum Angkut Koleksi yang dipamerkan di dalam Museum Angkut ini adalah berbagai alat transportasi tradisional dan modern di seluruh penjuru dunia baik itu alat transportasi darat, laut dan udara. Koleksi Museum Angkut meliputi sarana transportasi lokal asli Indonesia baik itu bermesin maupun tidak bermesin, sarana transportasi import, sarana transportasi original, sarana transportasi replika maupun modifikasi, sarana transportasi miniatur, foto – foto transportasi lama atau baru, dan suku cadang kendaraan lama. 5. Fasilitas Museum Angkut a. Zona Museum Zona – zona yang terdapat di dalam Museum Angkut seperti Zona Hall Utama, Zona Edukasi, Zona Pecinaan Batavia, Zona Gudang Batavia, Zona Gangster Town, Zona Paris, Zona Jerman, Zona Italia, Zona Istana Buckingham, Zona London, Zona Las Vegas, dan Zona Hollywood. (lihat gambar 2.52 – 2.55)
Gambar 2.52 : Zona Hall Utama dan Zona Edukasi Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
Gambar 2.53 : Zona Pecinaan Batavia dan Gudang Batavia Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015 Museum Transportasi Darat di Bali | 36
Gambar 2.54 : Zona Gangster Town dan Zona Italia Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
Gambar 2.55 : Zona London dan Zona Hollywood Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
b. Pasar Apung Pasar Apung menjual berbagai souvenir dan merchandise Museum Angkut, serta berbagai kerajinan dan lukisan Kota Batu. Selain itu pasar ini juga menjual berbagai makanan khas nusantara. (lihat gambar 2.56)
Gambar 2.56 : Pasar Apung Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
c. Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung yang terdapat di dalam Museum Angkut seperti loket tiket, informasi, museum gift shop, cafetaria, tempat istirahat & area merokok, toilet umum, ATM Centre, dan mobil pengantar gratis. (lihat gambar 2.57)
Gambar 2.57 : ATM Centre dan Mobil Pengantar Gratis Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
Museum Transportasi Darat di Bali | 37
Gambar 2.58 : Denah Museum Angkut Sumber : Observasi Lapangan, 24 Oktober 2015
6. Suasana Museum Angkut Tampilan bangunan Museum Angkut terkesan modern. Suasana ruang pameran sesuai dengan tema pada masing – masing zona, seperti Zona Italia yang mencerminkan suasana pada kota Italia dengan gaya arsitekturnya, begitu juga dengan zona lainnya. Untuk sirkulasi ruang pameran menggunakan pola linier yang mengarahkan pengunjung untuk melihat koleksi dari zona satu ke zona lainnya hingga keluar dan menuju Pasar Apung. 2.3.5 LeMay America’s Car Museum 1. Lokasi LeMay America’s Car Museum LeMay America’s Car Museum berlokasi di 2702 E D St, Tacoma, Washington, Amerika Serikat. Museum ini memiliki luas lahan sekitar 3,5 Hektar. 2. Jam Operasional LeMay America’s Car Museum LeMay America’s Car Museum buka setiap hari Senin – Minggu dari pukul 10.00 – 17.00 waktu setempat. (www.otobliztclassic.com) 3. Koleksi LeMay America’s Car Museum Koleksi museum ini menampilkan 350 jenis mobil klasik seperti Cadillac 1906, Regal 30 1909, Oakland 35 1913, Ford Deluxe 1942, Duesenberg Model J tahun 1930, Buick Riviera 1963, hingga Chevrolet Corvette Sting Ray 1963. (www.otobliztclassic.com) Museum Transportasi Darat di Bali | 38
4. Fasilitas LeMay America’s Car Museum a. Ruang Pameran (Lantai 4) (lihat gambar 2.59 dan 2.60)
Gambar 2.59 : LeMay America’s Car Museum Sumber : www.otobliztclassic.com
Gambar 2.60 : Ruang Pameran LeMay America’s Car Museum Sumber : www.otobliztclassic.com
b. Area Teater (Lantai 3) c. Speed Zone (Lantai 2) d. Ruang Auto Club (Lantai 1) e. Ruang Perjamuan f. Ruang Pertemuan g. Ruang Penyimpanan Mobil h. Café / Restoran i. Ruang Keluarga
Gambar 2.61 : Denah LeMay America’s Car Museum Sumber : www.mariagudaitis.com
Museum Transportasi Darat di Bali | 39
5. Suasana LeMay America’s Car Museum Tampilan bangunan LeMay America’s Car Museum terkesan modern dengan bentuknya yang setengah lingkaran. Suasana ruang pameran terkesan natural dengan penggunaan kayu pada dinding dan plafon, juga elemen lantai yang menggunakan material berwarna cokelat. Untuk sirkulasi ruang pameran menggunakan pola linier dengan penataan koleksi yang sejajar. 2.3.6 Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis Setelah melakukan tinjauan terhadap 5 proyek sejenis, maka dapat disimpulkan mengenai aspek – aspek dari masing – masing museum yang akan dijabarkan pada tabel 2.5. Tabel 2.5 : Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis Aspek
Museum Subak Sanggulan
Lokasi Museum Status Museum Tingkat Museum Kategori Museum Koleksi Museum
Fasilitas Museum
Suasana Museum
2.4
Museum Bali
Proyek Sejenis Museum Becak Indonesia
Museum Angkut
Kabupaten Tabanan Pemerintah Tingkat Provinsi
Kota Denpasar
Kabupaten Badung
Pemerintah Tingkat Nasional
Swasta Tingkat Nasional
Malang, Jawa Timur Swasta Tingkat Nasional
Khusus Subak di Bali Alat Pertanian Tradisional Bali
Umum
Khusus Becak
Umum
Koleksi Pra Sejarah, sejarah, peralatan senjata, upacara, kesenian Ruang Tiket Gedung Timur Gedung Buleleng Gedung Karangasem Gedung Tabanan Kantor Pengelola
Becak Khas Indonesia
Alat Transportasi Tradisional dan Modern
Tampilan dan suasana ruang yang masih tradisional
Tampilan dan suasana ruang yang terkesan modern
Museum Terbuka R. Pameran R. Audio Visual R. Rumah Petani Tradisional Bali R. Tata Usaha
Tampilan dan suasana ruang yang masih tradisional
Ruang Pameran Indoor Ruang Pameran Outdoor Restoran Hotel Swimming Pool Lobby Ruang Rapat
Zona Museum Pasar Apung Fasilitas Pendukung
Tampilan modern dengan suasana ruang yang menyesuaikan dengan tema
LeMay America’s Car Museum Washington, AS Swasta Tingkat Nasional Khusus Mobil Klasik Mobil Klasik di Dunia
R. Pameran Area Teater Speed Zone R. Auto Club R. Perjamuan R. Pertemuan R. Penyimpanan Mobil Café / Restoran R. Keluarga Tampilan modern dengan suasana ruang yang terkesan natural
Spesifikasi Umum Museum Transportasi Darat di Bali
Berdasarkan data – data mengenai teori – teori tentang museum dan alat transportasi darat serta tinjauan proyek sejenis, maka diperoleh beberapa spesifikasi umum proyek mengenai Museum Transportasi Darat di Bali yang menguraikan tentang
Museum Transportasi Darat di Bali | 40
pengertian, tujuan, karakteristik pelaku dan kegiatan, klasifikasi Museum Transportasi Darat, koleksi museum, dan fasilitas museum. 2.4.1 Pengertian Museum Transportasi Darat Museum Transportasi Darat merupakan sebuah lembaga yang mengumpulkan, menjaga,
merawat,
memamerkan
dan
memberikan
informasi
tentang
perkembangan alat transportasi darat di Indonesia dari masa ke masa baik itu transportasi tradisional dan modern yang sempat beroperasi di Indonesia. 2.4.2 Tujuan Museum Transportasi Darat Secara umum tujuan pengadaan Museum Transportasi Darat antara lain : 1. Memberikan informasi kepada pengunjung mengenai perkembangan alat transportasi darat di Indonesia dari masa ke masa. 2. Melestarikan alat – alat transportasi darat di Indonesia yang memiliki nilai sejarah agar tidak hilang karena perkembangan jaman. 3. Melakukan pengumpulan, preservasi, dan konservasi mengenai koleksi alat transportasi darat di Indonesia. 2.4.3 Karakteristik Pelaku / Civitas dan Kegiatan Karakteristik pelaku / civitas dan kegiatan secara umum dalam perancangan Museum Transportasi Darat sapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Wisatawan Para wisatawan mancanegara dan domestik yang datang ke Museum Transportasi Darat ini hanya sekedar rekreasi dan mencari informasi mengenai transportasi darat di Indonesia. 2. Pelajar / Mahasiswa Para pelajar / mahasiswa yang berkunjung ke Museum Transportasi Darat untuk mencari informasi yang berkaitan tentang perkembangan alat transportasi darat di Indonesia sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 3. Komunitas Komunitas yang datang ke Museum Transportasi Darat merupakan komunitas pencinta dan penggemar alat transportasi dengan kegiatan berkumpul dan mengadakan seminar / workshop.
Museum Transportasi Darat di Bali | 41
4. Pengelola Pengelola merupakan pihak yang mengelola dan mengatur Museum Transportasi Darat. Pengelola terdiri dari kepala museum, kepala bagian, kepala bidang dan staf – staf museum. 2.4.4 Klasifikasi Museum Transportasi Darat Museum Transportasi Darat diklasifikasikan berdasarkan status hukum, ruang lingkup wilayah, dan disiplin ilmu. 1. Berdasarkan status hukum, Museum Transportasi Darat ini termasuk Museum Swasta yang dikelola oleh pihak swasta. 2. Berdasarkan ruang lingkup wilayah, Museum Transportasi Darat ini termasuk Museum Nasional yang koleksi museum yaitu alat transportasi darat berasal dari seluruh wilayah Indonesia. 3. Berdasarkan disiplin ilmu, Museum Transportasi Darat termasuk Museum Umum yang berkaitan dengan berbagai cabang disiplin ilmu. 2.4.5 Koleksi Museum Transportasi Darat Koleksi Museum Transportasi Darat terdiri dari berbagai jenis alat transportasi darat dari yang masih menggunakan tenaga hewan sampai yang sudah menggunakan tenaga mesin, yang sempat beroperasi di Indonesia. Jenis koleksi museum termasuk benda replika yang meniru agar mirip seperti benda aslinya. 2.4.6 Jam Operasional Museum Transportasi Darat Museum Transportasi Darat buka setiap hari Senin – Minggu dari pukul 09.00 – 17.00 wita. Museum ini termasuk museum swasta yang dikenakan biaya masuk museum sebesar Rp 50.000 untuk hari Senin – Jumat dan untuk hari Sabtu – Minggu dan hari libur lainnya dikenakan biaya sebesar Rp 75.000. 2.4.7 Fasilitas Museum Transportasi Darat Fasilitas yang disediakan pada Museum Transportasi Darat ini meliputi : 1. Ruang Pameran
6. Cafetaria
2. Ruang Audio Visual
7. Ruang Informasi & Tiket
3. Auditorium
8. Perpustakaan
4. Club Area
9. Toilet Pengunjung
5. Museum Gift Shop
10. Kantor Pengelola
Museum Transportasi Darat di Bali | 42