PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI VOLUME PRISMA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Nur Fadlilah
[email protected], Abstrak Topik volume prisma merupakan topik yang penting untuk dipelajari. Mempelajari topik volume prisma memungkinkan siswa untuk menghubungkan matematika dengan lingkungan yang dapat mengembangkan kemampuan dan mental siswa. Pada kenyataannya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pemahaman konsep siswa pada materi volume prisma masih kurang. Hal ini menyebabkan terjadi kesalahan-kesalahan pada penyelesaian masalah yang berkaitan. Oleh karena itu serangkaian aktivitas pembelajaran didesain dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan pada kurikulum 2013 yaitu menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, serta nilai-nilai baru yang diperlukan dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan PMRI terhadap pamahaman konsep siswa pada materi volume prisma. Dalam penelitian ini, the One-Shot Case Study dipilih sebagai jenis penelitian yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Sakatiga, Indralaya. Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Volume Prisma, PMRI
Abstrak Topics prism volume is an important topic to be studied. Study topics prism volume allows students to connect mathematics with an environment that can develop mental abilities and students. In fact, based on the research that has been done before, understanding the concept of students in the material volume of the prism is still lacking. This causes errors occur on problem solving related. Therefore, a series of learning activities designed using learning approach Indonesian Realistic Mathematics Education (PMRI) in accordance with the intended learning in the curriculum in 2013 that find themselves the facts, concepts, and new values are needed in life. This study aimed to investigate the effect of applying the concept pamahaman PMRI against students on the material volume of the prism. In this study, the One-Shot Case Study selected as the type of research that is appropriate to achieve these objectives. The research was conducted in MTs Sakatiga, Indralaya. Keywords: Understanding Concepts, Volume Prisma, PMRI
PENDAHULUAN Topik volume
prisma
merupakan
satu topik matematika yang harus dikuasai
topik yang penting. Hal ini ditunjukkan
dalam PISA 2012 adalah pengukuran yang
dalam PISA 2012 Assessment and Analitycal
termasuk di dalamnya pengukuran volume
Framework yang menyatakan bahwasalah
prisma. Selain itu, dalam New Jersey
Mathematics
Curriculum
Framework,
pencarian
pengetahuan.
Peserta
didik
kemampuan mengukur, seperti mengukur
diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
volume prisma, memungkinkan siswa untuk
fakta, membangun konsep, serta nilai-nilai
menghubungkan
dengan
baru yang diperlukan untuk kehidupannya
untuk
dan fokus pembelajarannya diarahkan pada
geometri
pengembangan keterampilan siswa dalam
termasuk topik pengukuran, Usiskin (dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan
Gonzalez dan Herbzt, 2006) berpendapat
mengembangkan sendiri fakta, konsep dan
bahwa pembelajaran dapat dilakukan dengan
nilai-nilai yang diperlukan (Kemendikbud,
membiarkan siswa untuk menghubungkan
2013). Hal tersebut tersebut sesuai dengan
antara geometri dengan dunia nyata karena
karakteristik
dapat
Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
lingkungan.
matematika
Dalam
mengajarkan
hal
ini,
konsep-konsep
mengembangkan
kemampuan
dan
Pendekatan
mental siswa. Lebih khusus, Curry dan
Zulkardi
Outhred
2013)
karakteristik PMRI: (1) menemukan kembali
menyatakan bahwa pengukuran volume dapat
dengan bimbingan dan fenomena yang
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
bersifat didaktik (guided reinvention and
filling
didactical phenomenology), hal ini berarti
(dalam
Nurlatifah,
(mengisi)
dan
packaging
(membungkus). Pada
siswa
menyebutkan
diharapkan
ada
menemukan
tiga
kembali
pembelajaran
konsep matematika dengan pembelajaran
mengenai volume yang telah dilakukan oleh
yang dimulai dengan masalah kontekstual dan
Kohar
dengan
situasi yang diberikan mempertimbangkan
menanamkan pengertian volume kepada siswa,
kemungkinan aplikasi dalam pembelajaran
misal dengan membandingkan dua benda
dan sebagai titik tolak matematisasi; (2)
dengan menanyakan mana yang lebih besar,
matematisasi
kemudian dilanjutkan dengan menginvestigasi
matematization), siswa diberi kesempatan
bagaimana menemukan volume bangun ruang
mengalami
seperti kubus satuan sebagai pembentuk
matematika ditemukan; (3) mengembangkan
sebuah
dengan
model sendiri (self develop models), model
pentingnya pemahaman konsep pada materi
dibuat sendiri oleh siswa selama pemecahan
volume prisma, Sunarsi (2009) menemukan
masalah.
bahwa ketidakpahaman akan konsep prisma
tersebut, maka PMRI merupakan pendekatan
menjadi salah satu penyebab kesalahan-
yang cocok digunakan dalam pembelajaran
kesalahan pada penyelesaian masalah yang
matematika pada kurikulum 2013.
dkk.
kenyataannya,
(2010)
Pendidikan
(2012)
bangun.
dimulai
Berhubungan
berkaitan.
progresif
proses
Dengan
(progressive
bagaimana
melihat
konsep
keterkaitan
Di samping itu, dalam penelitiannya, Ambarsari (2012) menyatakan bahwa dengan
Pembelajaran
matematika
dalam
kurikulum 2013 menekankan pada proses
menggunakan pendekatan PMRI kemampuan penalaran maematika siswa tergolong baik.
Selain itu Sari (2013) juga menemukan
membandingkan besarannya dengan suatu
bahwa dengan menggunakan PMRI dalam
besaran objek lain sebagai unit satuan (Walle,
pebelajaran
dalam Nurlatifah, 2013). Selain itu, Martin
matematika,
kemampuan
representasi matematis siswa menjadi lebih
menyatakan
baik. Sari (2010) juga mengatakan bahwa
kuantitas pada konsep yang berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
keruangan maupun non keruangan (Martin,
pendekatan PMRI tergolong baik.
2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa inovasi
dalam
Istilah
pengukuran
volume
dapat
meliputi
digunakan
matematika
sebagai kapasitas suatu wadah, namun dapat
khususnya volume prisma sangat penting.
juga digunakan untuk ukuran suatu bangun
Sehubungan dengan itu, peneliti melakukan
ruang (Walle, 2008). Menurut Curry dan
penelitian dalam pembelajaran materi volume
Outred (dalam Revina, 2011) penentuan
prisma dari tahap informal ke tahap formal
volume dapat dilakukan dengan dua metode,
sesuai
yaitu
dengan
pembelajaran
bahwa
pendekatan
PMRI
yang
filling
(pengisian)
dan
packaging
merupakan pendekatan pembelajaran yang
(pembungkusan). Metode filling yaitu metode
memenuhi tuntutan kurikulum 2013. Dalam
menentukan volume suatu bangun ruang
penelitian ini, peneliti menggunakan metode
dengan cara mengisi bengun ruang tersebut
filling (pengisian)dengan konteks “pembuatan
dengan menggunakan suatu zat cair hingga
kue lapis” dengan cetakan berbentuk prisma
penuh. Pada metode packaging, penentuan
segitiga, segiempat dan segienam. Oleh karena
volume dilakukan dengan menyusun kubus-
itu,
pengaruh
kubussatuan
terhadap
membentuk bangun tiga dimensi. Pada hal ini,
kemampuan pemahaman konsep matematika
kubus satuan adalah satuan yang merupakan
siswa kelas VIII pada materi volume prisma.
besaran bagi bangun ruang yang ingin
peneliti
penerapan
ingin
mengetahui
pendekatan
PMRI
secara
berulang
hingga
ditentukan volumenya.
KAJIAN TEORI
2. Pemahaman Konsep
Kajian teori ini membahas tentang pembelajaran
pengukuran
prisma
kata pokok, yaitu pemahaman dan konsep.
dengan pendekatan PMRI. Pada bagian ini
Menurut Sudijono (dalam Nurfarikhin, 2010),
akan dibahas mengenai pengukuran volume
pemahaman adalah kemampuan seseorang
prisma, pendekatan PMRI, serta bagaimana
untuk mengerti atau memahami
kemampuan
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
pemahaman
volume
Pemahaman konsep terdiri dari dua
konsep
terkait
sesuatu
dengan volume prisma tersebut.
Sedangkan konsep adalah buah pemikiran
1. Pengukuran Volume
seseorang
atau
sekelompok
Pengukuran merupakan suatu proses
dinyatakan
dalam
menentukan besaran suatu objek engan cara
melahirkan
produk
orang
yang
definisi
sehingga
pengetahuan
meliputi
prinsip, hukum dan teori (Sagala, 2010). Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang
memungkinkan
mengelompokkan
siswa
dan
untuk
mengklasifikasikan
objek/kejadian (Wardani, dalam Nurfarikhin, 2010).
2. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep 3. Memberikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 4. Mengembangkan syarat perlu dan cukup suatu konsep
Dalam
proses
pembelajaran
matematika, pemahaman konsep merupakan landasan yang sangat penting untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah matematika
5. Menggunakan,
memanfaatkan,
dan
memilih prosedur atau operasi tertentu 6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
maupun permasalahan sehari-hari. Zulkardi
3. Kemampuan Pemahaman Konsep pada
(2010)
Materi Volume Prisma
menyatakan
bahwa
“pelajaran
matematika menekankan pada pemahaman konsep”,
artinya
dalam
mempelajari
Dalam prisma,
kaitannya
berikut
ini
dengan
adalah
materi
gambaran
matematika, siswa harus memahami konsep
pemahaman konsep siswa terhadap materi
matematika
dapat
prisma berdasarkan indikator-indikator di atas.
mampu
a. Kemampuan menyatakan ulang sebuah
mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam
konsep, merupakan kemampuan siswa
dunia nyata (Herawati, 2010). Senada dengan
untuk mengungkapkan kembali konsep
itu, Mohd Sholeh Abu menyatakan apabila
yang telah dikomunikasikan kepadanya.
pemahaman
konsep
pembelajaran
Misal, pada saat siswa mempelajari
matematika
tidak
tercapai,
maka
akan
tentang pengertian prisma dan unsur-
mengurangi
minat
peserta
dalam
unsurnya, siswa dapat mengemukakan
pembelajaran matematika itu sendiri dan
kembali pengertian prisma dan unsur-
peserta didik akan menganggap matematika itu
unsurnya.
terlebih
menyelesaian
dahulu
soal-soal
agar
dan
dalam
didik
susah (Yahaya, 2010). Pemahaman
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut konsep
merupakan
sifat-sifat
tertentu
(sesuai
ketika
siswa
dengan
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
konsepnya).
memahami konsep dan dalam prosedur yang
Misal,
luwes, akurat, efisien dan tepat. Indikator
mengelompokkan mana objek yang
pemahaman kosep menurut Shadiq (2009: 13)
berupa prisma, dan mana yang bukan
adalah sebagai berikut:
prisma.
Menyatakan ulang sebuah konsep
c. Kemampuan memberi contoh dan non
1. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat konsepnya)
tertentu
(sesuai
dapat
dengan
contoh
dari
suatu
konsep,
yaitu
kemampuan siswa dalam memberikan contoh dan membedakan dengan bukan contoh dari konsep yang telah dipelajari.
Misal, siswa telah mampu menyebutkan
merupakan
bahwa akuarium segienam dan sarang
menemukan volume prisma dan volume
lebah
prisma merupakan syarat cukup dari luas
merupakan
contoh
prisma,
sedangkan celengan berbentuk tabung bukanlah sebuah contoh dari prisma.
syarat
perlu
dalam
alas prisma. f.
d. Kemampuan menyajikan konsep dalam
Kemampuan
menggunakan,
memanfaatkan, dan memilih prosedur
berbagai
bentuk
representasi
atau
matematika,
merupakan
kemampuan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
siswa dalam memaparkan konsep secara
operasi
tertentu,
maksudnya
soal.
berurutan yang bersifat matematis serta
g. Kemampuan mengaplikasikan konsep
dapat memaparkan konsep dalam bentuk
atau algoritma pemecahan masalah,
gambar, tabel, grafik, dan sebagainya,
kemampuan siswa dalam menggunakan
juga
konsep
mampu
menuliskan
kalimat
atau
prosedur
dalam
matematika dari suatu konsep.
menyelesaikan soal yang berhubungan
Misal, pada proses menemukan rumus
dengan konsep sehari-hari.
volume yang berupa luas alas dikalikan
Dalam penelitian ini, untuk mengukur
dengan tingginya, siswa menggunakan
indikator
tabel
sebuah
dalam
pengukuran
mengumpulkan volume
data untuk
kemampuan konsep,
menyatakan
siswa
ulang
diminta
untuk
menyatakan ulang sebuah konsep yang telah
mempermudah siswa dalam menemukan
dipelajari
keterkaitan antara luas alas dengan
sendiri, dan siswa juga dapat diminta untuk
tinggi prisma.
menyebutkan nama-nama dari konsep yang
e. Mengembangkan syarat perlu dan cukup suatu konsep. Jika
dengan
menggunakan
bahasa
ditunjukkan melalui gambar. Pada kemampuan memberikan contoh dan non contoh, siswa
terdapat
pernyataan
pernyataan
B,
syarat
dimisalkan
dengan
A
perlu
dan dapat
pernyataan
dapat
diminta
untuk
menyebutkan
dan
menuliskan contoh yang lain atau dengan
B
menyebutkan contoh yang benar dan contoh
merupakan syarat perlu dari pernyataan
yang salah. Pada kemampuan menyajikan
A, jika B mutlak diperlukan untuk
konsep dalam berbagai bentuk representasi
terjadinya A atau dengan kata lain
matematika, siswa dapat diminta memaparkan
mustahil ada A tanpa B. Sedangkan
suatu objek dalam bentuk gambar, bisa juga
syarat cukup dapat dinyatakan dengan A
dengan meninta siswa untuk menuliskan
merupakan syarat cukup dari B, jika A
kalimat matematika dari suatu konsep.
terjadi, maka terjadi B.
Kemampuan
menggunakan,
Misal, untuk mencari volume prisma,
memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
maka harus menemukan luas alas prisma
dapat dilihat pada saat siswa mengerjakan soal
tersebut. Dalam hal ini luas alas prisma
dengan benar dengan langkah-langkah yang
tepat.
Dan
dalam
kemampuan
kontekas,
(2)
menggunakan
menggunakan
pemecahan masalah, dapat dilihat pada saat
interaktivitas dan (5) terintegrasi dengan topik
siswa mengerjakan soal, apakah siswa telah
lain (Zulkardi, 2010).
konsep
pada
materi
siswa,
(3)
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
menggunakan
kontribusi
model,
(4)
serta
menggunakan langkah-langkah yang tepat
METODE PENELITIAN
dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
Sasaran penelitian ini adalah siswa
dengan kehidupan sehari-hari.
kelas VIII. Penelitian ini merupakan penelitian
4. Pendidikan Matematika Realistik
eksperimen
Indonesia (PMRI)
rancangan the one shot-case study yang
Pendidikan
Matematika
Realistik
semu
bertujuan
dengan
untuk
menggunakan
mengetahui
pengaruh
Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan
penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika
dalam pendidikan matematika di Indonesia
Realistik
yang menggunakan pendekatan relistik dalam
kemampuan pemahaman konsep siswa pada
penerapannya. PMRI merupakan pendekatan
materi
yang
Rancangan penelitian ini adalah dengan
diadopsi
dari
RME
(Realistic
Indonesia
volume
(PMRI)
prisma
di
Mathematics Education) yang dikembangkan
memberikan
oleh Freudenthal (1997) yang menurutnya
selanjutny diobservasi hasilnya.
matematika
harus
dihubungkan
dengan
treatment
Cara
terhadap
kelas
VIII.
(perlakuan)
pengumpulan
data
dan
dalam
kenyataan, berada dekat dengan siswa dan
penelitian ini adalah dengan menggunakan tes
relevan dengan kehidupan masyarakat agar
yang digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki nilai manusiawi atau sering disebut
terdapat
realistic. Dalam hal ini, realistik yang
PMRI
terhadap
dimaksudkan tidak hanya berhubungan dengan
konsep
siswa
dunia nyata saja, akan tetapi juga menekankan
diberikan setelah
pada masalah yang dapat dibayangkan oleh
dengan pendekatan PMRI.
pengaruh
penerapan
pendekatan
kemampuan
pemahaman
pada
materi
dilakukan
terkait.
Tes
pembelajaran
siswa (to imagine). Kata “to imagine” dalam
Penelitian ini melibatkan 33 siswa
bahasa Belanda disebut sebagai “zich Realise-
kelas VIII.5 MTs Negeri Sakatiga, Indralaya.
ren”
yang
menyatakan
penekanan
pada
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014.
membuat suatu masalah itu menjadi nyata
Sebelum
dalam pikiran siswa.
menyusun bahan ajar berupa Rancangan
Berikut
merupakan
prinsip
melakukan
penelitian,
peneliti
dan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
karakteristik PMRI yang dijadikaan acuan
Aktivitas Siswa (LAS) yang telah divalidasi
dalam penerapan pembelajaran matematika di
oleh dosen senior dan diujicobakan pada 5
kelas. Prinsip; (1) Menemukan kembali, (2)
orang siswa yang bukan merupakan sample
Femomena didaktik, dan (3) pengenbangan
penelitian
model sendiri. Karakteristik: (1) menggunakan
dan
telah
dilakukan
analisis
validitas dan reabilitas instrumen terhadap soal
bahwa
yang digunakan dalam tes.
terdapat
Pada penelitian ini, didesain sebuah
peneliti
ingin
mengetahui
pengaruh
pendekatan
PMRI
pakah
positif
penerapan
terhadap
kemampuan
perangkat pembelajaran yang berupa LAS
pemahaman kosep pada materi volume prisma.
sesuai dengan prinsip dan karakteristik PMRI
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah
dengan menggunakan konteks “pembuatan
H0
:μ≤0
kue lapis”. LAS memuat
H1
: μ> 0
pertanyaan yang
menggiring siswa untuk menemukan sendiri
(Sudjana, 2005:228)
cara mengukur volume prisma (formula
H0
volume prisma), disertai beberapa soal dengan
pendekatan
topik
latihan.
pemahaman konsep matematika siswa pada
metode
materi
yang
Penelitian
berkaitan ini
sebagai
menggunakan
:
Tidak
ada
pengaruh
PMRI
terhadap
penerapan kemampuan
packaging, dengan bantuan alat peraga yang telah disiapkan peneliti untuk digunakan guru dalam pembelajaran. no.10Gambar 1. Pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.7
Pada proses pembelajaran, guru dan peneliti menetapkan metode diskusi yang diharapkan akan memunculkan karakteristik
volume prisma di kelas VIII
intaraktivitas, baik sesame siswa maupun
Ha
antara guru dengan siswa.
pendekatan
Nilaiakhir
akan
dihitungdengan
menjumlahkan skor yang diperoleh siswa
:
Ada
pengaruh PMRI
positif
terhadap
penerapan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa pada materi volume prisma di kelas VIII
berdasarkan rubrikpenskoran yang telah dibuat dengan memunculkan indikator dan deskriptor
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada masing-masing indikator pemahaman konsep dengan menggunakan aturan sebagai
konteks
pembuatan
kue
lapis
mampu
meningkatkan pemahaman konsep volume
berikut: T=
𝐽𝑆 𝑆𝑀
x 100 ,
dengan T = tes, JS = jumlah skor dan SM = skor maksimum. (Djaali dan Muljono, 2008: 103) Dalam penelitian ini,dilakukan uji normalitas terhadap data yang didapatkan. Setelah itu dilakukan uji hipotesis. Hipotesis menggunakan uji pihak kanan one sample t test karena sesuai dengan tujuan penelitian
prisma. Rangkaian kegiatan yang memiliki tujuan pembelajaran yang berkesinampbungan dengan konteks ini mampu menghantarkan siswa memahami satuan pengukuran volume dengan metode packaging dan menemukan kembali rumus volume prisma. Pembelajaran
dengan
pendekatan
PMRI dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menggiring siswa dalam memahami konsep materi yang dipelajari, yaitu volume prisma.
Pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari beberapa indicator, yaitu 1) menyatakan
ulang
sebuah
konsep,
2)
Gambar 2 menunjukkan pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.8. Pertanyaan
mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-
no.8
sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), 3)
menemukan
memberikan contoh dan non contoh dari
berhubungan dengan tinggi prisma. Masalah
konsep,
disajikan
4)
memberikan
konsep
dalam
bertujuan
menggiring bahwa
dengan
siswa
volume
membandingkan
untuk prisma
antara
berbagai bentuk representasi matematis, 5)
adonan dalam cetakan yang masih utuh
mengembangkan syarat perlu dan cukup suatu
dengan adonan yang telah dikurangi. Dan dari
konsep, 6) menggunakan, memanfaatkan, dan
gambar 2 tersebut dapat dilihat bahwa siswa
memilih prosedur atau operasi tertentu, dan 7)
menentukan
mengaplikasikan
mememerlukan adonan yang lebih banyak
konsep
atau
algoritma
pemecahan masalah. (Shadiq, 2009: 13)
adonan
yang
masih
tetap
daripada adonan yang telah dikurangi.
Beberapa pertanyaan yang menggiring siswa untuk menemukan kembali rumus volume, berikut jawaban siswa: Gambar
1
tersebut
Gambar 3 menunjukkan pertanyaan dan
jawaban
siswa
pada
LAS
no.10.
merupakan
pertanyaan bertujuan untuk menggiring siswa
pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.7.
untuk menemukan bahwa volume prisma
Pertanyaan bertujuan untuk menggiring siswa menemukan
bahwa
volume
prisma
berhubungan dengan luas alas prisma. Dari gambar 1, siswa menemukan bahwa cetakan yang membutuhkan adonan paling banyak pada penuangan pertama adonan adalah
Gambar 4. Pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS
prisma segienam karena bentuk alasnya paling lebar dibandingkan dengan cetakan-cetakan yang lain.
memiliki hubungan dengan luas alas dan tinggi
prisma
tersebut.
Jawaban
yang
disebutkan siswa sesuai dengan yang peneliti harapakan muncul untuk pertanyaan tersebut.
Gambar 4 menunjukkan pertanyaan dan Gambar2. Pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.8
jawaban siswa pada LAS no. 11. Pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk menggiring siswa
agar
dapat
menyimpulkan
bahwa
volume prisma merupakan jumlah layer-layer yang memenuhi tinggi cetakan yang telah
Gambar 3. Pertanyaan dan jawaban siswa pada LAS no.10
disediakan, atau dengan kata lain, volume
5 karakteristik dalam pelaksanaannya;
prisma dapat dicari dengan mengalikan luas
menggunakan
alas dengan tinggi prisma. Jawaban yang
model, menggunakan kontribusi siswa,
ditunjukkan pada gambar 4 sesuai dengan apa
interaktivitas dan intertwining (Zulkardi,
yang diharapkan oleh peneliti. Dari dilakukan,
kegiatan muncul
semua
yang
prinsip
pemahaman
siswa.Pembelajaran
menggunakan
2010).
pembelajaran
Setelah
dan
diperoleh
karakteristik PMRI dan dapat mengukur kemampuan
konteks,
dari
nilai
penelitian, kemampuan
pemahaman konsep berupa latihan dan posttest
konsep
PMRI memiliki
data
dilakukan
dari kelas treatment dengan 33 siswa sebagai
3
berikut: mean 68.7, median 69.2, modus
prinsip; menemukan kembali, fenomena
73.65, nilai tertinggi 87.9 dan nilai terendah
terdidik, pengembangan model sendiri dan
53.7, dan simpangan baku sebesar 8.91.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Rata-rata Latihan dan Posttest Materi Volume Prisma Kategori Pemahaman
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
Kurang
40,0 – 55,9
3
9.09 %
Cukup
56,0 - 65,9
10
30.30 %
Baik
66 – 79,9
17
51.52 %
Sangat Baik
80 – 100,00
3
9.09 %
33
100 %
Konsep
Jumlah
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa setelah menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran
matematika,
siswa
dan pada kategori kurang terdapat 3 orang siswa atau sebesar 9.09%.
yang
Pada sebagian besar siswa yang
memiliki kemampuan pemahaman konsep
termasuk
matemaatika dalam kategori sangat baik
pembelajaran mereka kurang mengikuti dan
sebanyak 3 siswa dari 33 siwa atau sebesar
memperhatikan apa yang didiskusikan dan
9.09%, pemahamn konsep dalam kategori baik
sebagian lain tidak mengerjakan soal nomor 6
memiliki frekuensi terbanyak yaitu 17 orang
yang
atau sebesar 51.52%, pada kategori cukup
dibandingkan soal-soal lainnya.
terdapat 10 orang siswa atau sebesar 30.30%
dalam
memiliki
kategori
bobot
cukup,
paling
saat
banyak
Hal tersebut juga dialami oleh 6 siswa
Adapun
persentase
kemunculan
dalam kategori kurang. Selain itu, 6 siswa
masing-masing deskriptor pemahaman konsep
tersebut tidak mengerjakan soal no.1 tentang
siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
menyatakan ulang konsep volume prisma dan tidak menyebutkan contoh dari konsep volume prisma dengan tepat.
Tabel 2. Persentase Kemunculan Masing-masing Deskriptor Pemahaman Konsep % Kemunculan No
Indikator
Deskript
Latihan
Posttest
or
Ratarata
Kategori
persenta se
1
Kemampuan menyatakan ulang
A
49
76
62.5
Cukup
B
49
76
62.5
Cukup
A
45
58
51.5
Kurang
B
40
50
45.5
Kurang
A
100
97
98.5
Sangat baik
B
100
89
94.5
Sangat baik
A
58
85
71.5
Baik
B
62
71.2
66.6
Baik
A
41
73.2
57.1
Cukup
B
41
73
57
Cukup
A
100
86
93
Sangat baik
B
92
84.1
88.05
Sangat baik
A
68
66.3
67.15
Baik
B
68
50.4
59.2
Cukup
65.21
73.9
69.56
Baik
sebuah konsep
2
Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh
3
Kemampuan mengklasifikasi ojek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep
4
Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5
Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
6
Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
7
Kemampuan mengaplikasikan konsep/algoritma ke pemecahan masalah
Persentase rata-rata keseluruhan deskriptor
Apabila tiap indikator di atas dirataratakan
persentase
indikator
kemunculannya,
kemampuan
MTs, Negeri Sakatiga.
ulang
Penggunaan konteks pembuatan kue
sebuah konsep memiliki rata-rata 62.5%
lapis, adanya inteaksi antara siswa maupun
dengan
antara guru dengan siswa ketika diskusi, dan
kategori
menyatakan
maka
siswa pada materi volume prisma di kelas VIII
cukup,
kemampuan
memberikan contoh dan bukan contoh sebesar
pemanfaat
48.5% dengan kategori kurang, kemampuan
siswa memahami konsep volume prisma. Pada
megklasifikasi
akhir
objek
menurut
sifat-sifat
model
mampu
pembelajaran, bahwa
menghantarkan
siswa
mampu
volume
prisma
tertentu sesuai konsep sebesar 91.5% dengan
menyimpulkan
kategori sangat baik, kemampuan menyajikan
derhubungan dengan luas alas dan tingginya,
konsep dalam berbagai bentuk representasi
dan volume prisma dapat dicari dengan
matematis sebesar 69.05% dengan kategori
mengalikan luas alas prisma dengan tinggi.
baik, kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar
Kesimpulan
57.05%
dengan
kategori
baik,
kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
memilih prosedur tertentu sebesar 90.53%
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
dengan kategori sangat baik, dan kemampuan
pengaruh penerapan pendekatan Pendidikan
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
Matematika
pemecahan masalah sebesar 63.18% dengan
terhadap kemampuan pemahaman konsep
kategori cukup. Dengan demikian secara
matematika siswa pada materi volume prisma
keseluruhan persentase rata-rata kemunculan
di kelas VIII MTs Negeri Sakatiga. Hal ini
indikator-indikator pemahaman konsep adalah
dapat dilihat dari hasil analisis data yang
69.56% dengan kategori baik.
diperoleh, yaitu nilai thitung = 44.29 > ttabel =
Realistik
Indonesia
(PMRI)
Setelah dilakukan uji normalitas, data
1.70. Kesimpulan yang diperoleh yaitu H0
yang diperoleh adalah data normal, sehingga
ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti terdapat
dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan
pengaruh
t test. Dari perhitungan, dapat dilihat bahwa
terhadap kemampuan pemahaman konsep
nilai thitung = 44.29, sedangkan dari tabel
matematika pada materi volume prisma.
distribusi pada signifikan 0.05 dengan derajat
Saran
penerapan
pendekatan
PMRI
kebebasan (df) = 32 diperoleh nilai tabel 1.70,
1. Guru, diharapkan agar dapat menyusun
hal ini berarti thitung> ttabel. Oleh karena itu, H0
RPP dan bahan ajar yang disesuaikan
ditolak dan Ha diterima. Jadi, dari uji hipotesis
dengan pendekatan PMRI agar dapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
menggiring
pengaruh dalam penerapan pendekatan PMRI
mengoptimalkan
terhadap
pemahaman konsep matematika siswa,
pemahaman
konsep
matematika
siswa
untuk kemampuan
serta menggunakan media pembelajaran
agar dapat meningkatkan aktivitas siswa
(Peminatan)
dan guru.
Saintifik. Jakarta: Kemendikbud.
2. Peneliti lain, agar dapat menyusun instrumen penelitian yang dapat melatih kemampuan pemahaman konsep siswa.
Nilawati,
Melalui
Umi.
Pemahaman Pembelajaran
Pendekatan
2012.
Kemampuan
Konsep
Siswa
Matematika
pada dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika DAFTAR PUSTAKA Ambarsari,
Shinta.
Realistik Indonesia (PMRI) di Kelas 2012.
Kemampuan
Penalaran Matematika Siswa dengan Menggunakan Pendekatan PMRI di
VIII SMP Negeri 01 Indralaya Utara. Skipsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya
Kelas VII SMP N 6 Palembang. Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas
Fuad.
2010.
Hubungan
Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Sriwijaya Arikunto,
Nurfarikhin,
Suharsimi.
2012.
Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Kemampuan
Penalaran
dengan
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Peserta Didik Kelas IX
Djaali, dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran
MTs. NU Darul Ulum Pidodo Kulon
Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Petebon Kendal. Skripsi. Semarang:
PT Grasindo.
IAIN Walisongo.
Herawati, Oktiana Dwi Putra. 2010. Pengaruh Pembelajaran
Problem
Posing
Nurlatifah, Aris Hadiyan Wijaksaan dan Wardani
Rahayu.
2013.
Terhadap Kemampuan Pemahaman
Mengembangkan
Konsep Matematika Siswa Kelas XI
Penalaran Spasial Siswa SMP pada
IPA SMA N 9 Palembang. Jurnal
Konsep Volume dan Luas Permukaan
Pendidikan Matematika. Vol.4, no (1)
dengan
Indriati, Madina, Abas Kaluku dan Yamin Ismail. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode
Pembelajaran
Inkuiri
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika.
Skripsi.
Gorontalo:
Universitas
Negeri
Gorontalo
Kemendikbud.
2013.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran
Matematika
Pendekatan
Matematika Makalah
Kemampuan
Pendidikan
Realistik
Indonesia.
dipresentasikan
dalam
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika pada tanggal 9
November
2013
di
Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Penguatan Peran Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik . ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 – 4 OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and
Analytical Framework: Mathematics,
Zulkardi dan Ratu Ilma. 2010. Pengembangan
Reading, Science, Problem Solving,
Blog Support untuk Membantu Siswa
Financial Literacy. OECD Publising.
dan
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Guru
Belajar Realistik
Matematika
Pendidikan Indonesia
JIPPBalitbang. Sari, Rala Novita. 2013. Pembelajaran Materi Perbandingan
Menggunakan
Pendekatan PMRI untuk Mengetahui Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Kelas
Palembang:
VII
SMP.
FKIP
Skripsi.
Universitas
Sriwijaya Sari, Reny Shinta. 2010. Penerapa Pendekatan PMRI
dalam
Pembelajaran
Matematika di Kelas VII SMP N 19 Palembang. Skripsi: FKIP Universitas Sriwijaya Sudjana. 2005. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito Sugiyono.
2012.
Kuantitatif,
Metode Kualitatif
Penelitian dan
R&D.
Bandung: Alfabeta. Sunarsi, Anis. 2009. Analisis Kesalahan dalam
Menyelesaikan
Soal
Pada
Materi Luas Permukaan Serta Volume Prisma dan Limas Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Karanganyar.
Skripsi.
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Yahaya,
Azizi.
Kepahaman Matematik.
2010. Konsep Malaysia:
Teknologi Malaysia.
Kepentingan dalam Universiti
Indonesia Matematika (PMRI).