Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 – 122
ISSN 1978-2365
ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009 ANALYSIS OF PERFORMANCE TESTING OF INITIAL EFFICACY VALUE AND POWER FACTOR OF BULB SELF-BALLASTED LAMP BY USING STANDARD IEC/PAS 62612:2009 Tri Anggono, M.Irsan Pasaribu, Weltis Sasnofia, Khalif Ahadi Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
[email protected]
Abstrak Perkembangan teknologi sistem penerangan buatan memungkinkan adanya peningkatan penghematan pemakaian energi listrik serta umur pakai yang lebih lama. Namun demikian, tingkat efisiensi serta kualitas dari suatu produk tentunya harus melewati pengujian menggunakan metoda standar yang telah disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran kualitas awal lampu LED bulb yang beredar di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda standar uji IEC/PAS 62612 : 2009. Sampel uji didapat melalui survei pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan daya pengenal antara 2 sampai 13 watt. Pengujian dilakukan menggunakan Integrating Sphere Photometer (ISP) dan Goniophotometer. Analisis terhadap efikasi dan faktor daya lampu LED bulb tersebut dilakukan dengan pendekatan grafik distribusi normal. Sebanyak 30% dari sampel yang diuji menunjukkan adanya ketidaksesuaian daya nyata sebesar ±15% dari daya pengenal pada kemasan. Sebanyak 90% dari populasi sampel menunjukkan nilai efikasi inisial lebih dari 58 lm/w, setara dengan kriteria tanda hemat energi bintang empat lampu fluorescent swabalast dan dapat meningkatkan efisiensi pencahayaan sekitar 29%. Namun demikian, hanya sebesar 3,41% dari sampel yang diuji menunjukkan nilai faktor daya di atas 0,76 sehingga berpotensi dapat mengganggu kinerja jaringan distribusi listrik. Kata kunci: lampu LED bulb, lampu penerangan, penghematan energi listrik, IEC/PAS 62612: 2009
Abstract The development of artificial lighting system technology enables improvement of electrical energy efficiency and also service life. Nevertheless, efficiency level and product quality surely have to pass the test of agreed standard method. This study aims to provide an overview of initial quality of LED light bulbs which have been marketed in Indonesia. The study is conducted by using a standard test method, IEC / PAS 62612: 2009. Test samples are obtained through a market survey in Jakarta and its surrounding areas with rated power between 2 into 13 watts. Integrating Sphere Photometer (ISP) and Goniophotometer are used for the testing. Analysis of efficacy and power factor of LED light bulb is done with a normal distribution graph approach. 30 % of total samples tested have ± 15 % deviation between real powers measured and rated power stated on their packaging. 90 % of the sample population is concluded to have initial efficacy value higher than 58 lm / w; equivalent to the four stars of energy-saving criteria for fluorescent self-ballasted lamp, and these lamps can improve the lighting
Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
115
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 1152–Desember 122 Vol. 13 :No. 2014 : 115 – 122 efficiency approximately 29 %. However, only 3.41 % of the tested samples have power factor values above 0.76 that it may potentially affect electrical distribution line. Key words: LED bulb lamps, lighting, electrical energy efficiency, IEC/PAS 62612: 20092009
diuji dengan menggunakan standar IEC/PAS
PENDAHULUAN Pemakaian energi listrik pada sektor rumah
tangga
statistik
kinerjanya. Penelitian ini ditujukan untuk dapat
PT.PLN yang dikeluarkan pada tahun 2011
memberikan gambaran kualitas awal lampu
adalah sebesar 65.111,57 GWh atau sebesar
LED bulb swabalast yang beredar dipasaran
41,21 persen, lebih besar daripada pemakaian
Indonesia untuk dapat menentukan nilai efikasi
energi listrik pada sektor industri yang hanya
serta faktor daya dari produk lampu LED bulb
sebesar 34,64 persen. Dari nilai tersebut,
swabalast yang menggunakan catu daya arus
berdasarkan data hasil survei yang dilakukan
bolak-balik.
oleh
UNEP
berdasarkan
(united
data
62612 : 2009 untuk dapat mengetahui tingkat
nation
environment
program) melalui program enlighten initiative, konsumsi
METODOLOGI
energi listrik untuk kebutuhan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
penerangan di Indonesia adalah sebesar 15
dengan melakukan uji kinerja lampu LED bulb
persen dari total pemakaian energi listrik.
swabalast menggunakan standar uji IEC/PAS
Perkembangan teknologi sistem penerangan
62612 : 2009. Sampel uji di dapat dengan
buatan
kali
melakukan survei pasar yang berada di wilayah
perubahan, mulai dari teknologi lampu pijar
Jakarta dan sekitarnya, terkumpul sebanyak 61
(incandescent), teknologi lampu fluoresen, dan
model/tipe. Range daya pengenal yang didapat
terakhir teknologi LEDs (light emitting diode).
pada sampel uji berkisar antara 2 sampai 13
Perkembangan teknologi ini memungkinkan
watt.
adanya perubahan pemakaian energi listrik
menggunakan peralatan Integrating Sphere
yang lebih hemat serta umur pakai yang lebih
Photometer (ISP) untuk mengetahui nilai fluks
lama.
luminus serta parameter kelistrikan lainnya
telah
mengalami
beberapa
Pengujian
dilakukan
dengan
Namun demikian, tingkat efisiensi yang
(metode uji komparatif). Dalam melakukan
dapat menunjukkan pemakaian energi listrik
pengujian, lampu sampel dinyalakan terlebih
yang lebih hemat serta kualitas dari suatu
dahulu didalam peralatan ISP selama 30 menit
produk lampu LED tentunya harus melewati
dalam keadaan pintu peralatan ISP tertutup
pengujian laboratorium dengan menggunakan
rapat sebelum diambil data pengujiannya
standar pengujian yang telah disepakati, baik
berupa nilai fluks luminus (lumen), daya
secara nasional maupun internasional. Lampu
(watt), tegangan (volt), arus (ampere), dan
LED
banyak
faktor daya. Sebagai catatan, dalam standar
dipergunakan pada sektor rumah tangga dapat
IEC/PAS 62612 : 2009 pengambilan data
bulb
swabalast
yang
Diterima 116 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
Analisis Pengujian Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Ketenagalistrikan dan Kinerja Energi Terbarukan Swabalast2014 Menggunakan Vol. 13 No. 2 Desember : 115 – 122Standar IEC/PAS 62612:2009 dilakukan setelah lampu dinyalakan selama 15
pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil pengujian
menit (bagian annex A.3.2.), namun dari hasil
yang didapat dari setiap sampel diambil nilai
percobaan yang dilakukan, lampu LED bulb
rata-rata untuk setiap model/type lampu LED
swabalast umumnya berada dalam kondisi
bulb
yang
diujikan.
Tingkat
efisiensi
stabil menyala setelah 30 menit. Kondisi dalam
pencahayaan
(efikasi)
dihitung
dengan
peralatan ISP dipertahankan suhunya sebesar
membagi antara nilai fluks luminus dengan
24 – 26 0C. Suplai tegangan arus bolak-balik
daya nyata terukur. Selain menggunakan
diatur pada posisi 220 V.
peralatan
ISP,
dengan
Mulai
juga
dilakukan
pengujian
menggunakan
peralatan
goniophotometer (metode uji absolut) dengan menggunakan satu buah sampel dari setiap
Persiapan Alat Ukur dan Ruang Uji
Set catu daya pada tegangan 220 V
Set kondisi ruang pada suhu 24 – 25 0C
model/tipe.
Hal
ini
mengetahui
tingkat
dilakukan
untuk
perbandingan
serta
kesesuaian dari hasil pengujian yang didapat Pasang lampu uji dalam integrator
melalui dua alat yang berbeda.
Aktifkan peralatan ISP selama 30 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian terhadap parameter nilai unjuk
Tidak
kerja (performance) awal dari lampu LED bulb
Cek suhu dalam bola integrator pada kondisi 24 – 26 0C
swabalast
yang
ada
dipasaran
Indonesia
dilakukan dengan menggunakan dua buah
Ya
peralatan
Catat hasil pengukuran
pengujian,
yaitu
peralatan
goniophotometer (pengukuran absolut) yang dimiliki oleh laboratorium uji KIM-LIPI dan
Hitung nilai efikasi
peralatan
Integrating
Sphere
Photometer
(pengukuran komparatif) yang dimiliki oleh
Analisis hasil pengujian dengan distribusi normal
laboratorium uji P3TKEBTKE. Tujuan dari pengukuran
Selesai
dengan
menggunakan
kedua
peralatan ini adalah untuk mengetahui deviasi
Gambar 1. Diagram Alir Pengujian
perbedaan menggunakan
hasil dua
pengukuran
dengan
alat
namun
berbeda
Untuk parameter kelistrikan lainnya
prosedur pengujian yang sama, terutama dalam
disesuaikan seperti yang dipersyaratkan dalam
menentukan waktu kestabilan lampu sebelum
standar
Setiap
dilakukan pengukuran yaitu selama 30 menit.
model/tipe diwakili oleh 3 sampel uji, dimana
Besar nilai pengukuran yang didapat untuk
IEC/PAS
62612:2009.
pengujian terhadap setiap sampel uji dilakukan
Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
117
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 1152–Desember 122 Vol. 13 :No. 2014 : 115 – 122 nilai efikasi dan faktor daya dapat dilihat pada
sama. Perbedaan ini dapat disebabkan antara
Gambar 1 dan Gambar 2.
lain, tingkat akurasi peralatan dan kualitas sampel uji produk. Selain pengukuran terhadap nilai efikasi dan faktor daya, juga dilihat perbedaan hasil pengujian terhadap nilai daya nyata yang dikonsumsi dengan daya nyata pengenal yang tertera pada kemasan produk. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 1. Perbandingan Hasil Uji Nilai Efikasi Menggunakan Peralatan Gonio dan ISP
Gambar 3. Perbandingan Hasil Uji Nilai Daya Nyata Pengenal dan Pengukuran
Dari gambar diatas terlihat bahwa tren
Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji Nilai Faktor Daya Menggunakan Peralatan
hasil
pengukuran
menggunakan
Gonio dan ISP
daya
peralatan
nyata ISP
dengan
dan
gonio
memiliki kesamaan. Nilai hasil pengukuran Dari Gambar 1 tersebut, terlihat bahwa perbedaan
hasil
minimum
adalah
pengujian sebesar
yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan
nilai
efikasi
daya nyata pengenal yang tertera pada setiap
-20
persen,
kemasan
produk
sampel
yang
diujikan.
maksimum 42 persen, dengan nilai rata-rata 5
Perbedaan nilai yang mencapai ± 15 persen
persen. Sedangkan dari Gambar 2, didapatkan
terdapat sebanyak 30 persen dari keseluruhan
perbedaan hasil pengujian nilai faktor daya
produk yang diuji (standar IEC/PAS 62612
minimum -9 persen, maksimum 19 persen,
klausul 7, dikatakan bahwa konsumsi daya
dengan nilai rata-rata 2 persen. Meskipun
pengukuran tidak boleh melebihi nilai 15%
terdapat perbedaan dari setiap hasil pengujian
dari daya pengenalnya). Hal ini menandakan
dari kedua peralatan tersebut, namun hampir
adanya ketidaksesuaian yang dapat merugikan
keseluruhan
kedua
masyarakat dalam hal pembelian lampu LED
peralatan tersebut menunjukkan tren data yang
bulb, dimana pada nilai luminansi (tingkat
hasil
pengujian
dari
Diterima 118 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
Ketenagalistrikan dan Energi Analisis Pengujian KinerjaTerbarukan Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Vol. 13 No. 2 Desember : 115 – 122Standar IEC/PAS 62612:2009 Swabalast2014 Menggunakan kecerahan cahaya) dari suatu lampu ditentukan oleh besaran daya yang dikonsumsi seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 6. Grafik Nilai Efikasi Terhadap Fluks Luminus
Gambar 4. Korelasi Antara Besar Konsumsi Daya Nyata Dengan Luminansi
Nilai efikasi tertinggi yang dihasilkan dari pengujian ini didapatkan sebesar 103 lm/watt dari model lampu LED bulb konsumsi
Nilai efikasi yang dihasilkan dari setiap daya nyata yang sama dikonsumsi dari setiap sampel yang diujikan menghasilkan nilai yang berbeda-beda pula seperti terlihat pada Gambar
daya nyata sebesar 4,39 watt, sedangkan nilai terendah efikasi didapatkan sebesar 28 lm/w dari model lampu LED bulb konsumsi daya nyata 5,75 watt. Hal ini menandakan bahwa setiap produk yang beredar dipasaran saat ini
5.
memiliki
kualitas
yang
berbeda-beda.
Konsumsi daya yang besar belum tentu memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya pengaruh pemakaian chip serta komponen driver yang berbeda-beda
kualitasnya.
diperlihatkan
pada
Hal
Gambar
ini
juga
6
yang
menunjukkan perbandingan antara nilai efikasi Gambar 5. Grafik Nilai Efikasi Terhadap
dan fluks luminus yang dipancarkan oleh
Konsumsi Daya Nyata
lampu LED bulb. Tingkat kecerahan cahaya yang dihasilkan belum tentu menghasilkan
Sedangkan hasil pengukuran terhadap
efisiensi yang sama besarnya pula. Pada setiap
nilai efikasi dibandingkan fluks luminus yang
nilai fluks luminus memiliki nilai efikasi yang
dihasilkan dari setiap sampel dapat dilihat pada
berbeda-beda
lebih
Gambar 6.
Keberagaman
ini
dari
70
persen.
menunjukkan
perlunya
ditetapkan suatu standar mutu untuk lampu LED bulb agar para produsen/distributor dapat menjaga kualitas produk yang akan diedarkan
Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
119
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 1152–Desember 122 Vol. 13 :No. 2014 : 115 – 122 sehingga
masyarakat
penghematan
energi
dapat yang
merasakan
nyata
dengan
kualitas cahaya yang baik. Analisis terhadap tingkat efikasi dan nilai faktor daya lampu LED bulb yang beredar dipasaran saat ini digunakan pendekatan melalui
grafik
distribusi
normal
yang
ditunjukkan oleh Gambar 7. Dengan grafik tersebut akan diketahui prediksi populasi
Gambar 8. Grafik Distribusi Normal Nilai Faktor Daya
produk yang akan hilang dari pasaran dengan satuan nilai yang telah ditetapkan.
Nilai pengukuran
faktor
daya
berdasarkan
minimum grafik
hasil
distribusi
normal adalah sebesar 0,18, sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,94. Frekuensi nilai tertinggi faktor
daya
yang
muncul
sebesar
0,44
sebanyak 6 kali. Apabila nilai grafik tersebut diambil 10 persen dari keseluruhan populasi data yang ada, maka populasi produk yang akan hilang sebesar 9,48 persen dengan nilai faktor daya minimum sebesar 0,25. Gambar 7. Grafik Distribusi Normal Nilai Efikasi
Nilai efikasi hasil pengujian tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dari lampu fluoresen swabalast. Hal ini didasari
Nilai efikasi lampu LED terendah adalah sebesar 28 lm/w sedangkan tertinggi sebesar 103 lm/w. Frekuensi data terbesar ada pada nilai
87
lm/w
dengan
nilai
frekuensi
kemunculan 5 kali. Apabila nilai grafik tersebut diambil 10 persen dari keseluruhan populasi data yang ada, maka populasi produk yang akan hilang sebesar 7,67 persen dengan nilai efikasi minimum sebesar 58 lm/w. Grafik distribusi normal dari nilai faktor daya pada sampel dapat dilihat pada Gambar 8.
bahwa dengan mengacu terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 6 tahun 2011 pada bagian lampiran (uji lumen) tabel kriteria tanda hemat energi untuk lampu swabalast, disebutkan untuk range daya pengenal 5-9 watt nilai efikasi yang berhak mendapatkan bintang tertinggi (bintang 4) bernilai lebih dari 55 lm/w, dan untuk range daya pengenal 10-15 watt nilai efikasi yang berhak mendapatkan bintang tertinggi bernilai lebih dari 57 lm/w. Pada grafik distribusi normal, 90 persen populasi sampel yang diuji
Diterima 120 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
Analisis Pengujian Kinerja Nilai Efikasi dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Swabalast Menggunakan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 : 115 – 122 Standar IEC/PAS 62612:2009 bernilai lebih dari 58 lm/w sehingga apabila
faktor daya 0,25, maka suplai tenaga listrik
nilai tersebut dijadikan batasan minimum nilai
yang harus disediakan oleh PT. PLN adalah
fluks luminus inisial terhadap lampu LED bulb
sebesar ± 5.109 MVA. Namun, apabila nilai
maka tingkat efisiensinya akan jauh lebih baik
faktor daya dari setiap lampu LED yang ada
dari lampu fluoresen swabalast. Sebagai
sebesar 0,5, maka
contoh, untuk nilai daya nyata sebesar 5 watt
asumsi yang sama seperti pada perhitungan
pada lampu fluoresen swabalast dengan nilai
sebelumnya, suplai energi listrik yang harus
efikasi sebesar 45 lm/w maka besar total nilai
dibangkitkan adalah sebesar ± 2.554 MVA.
fluks luminus yang dipancarkan oleh lampu
Dari 10 persen grafik distribusi normal
tersebut hanya sebesar 225 lumen. Sedangkan
tertinggi akan didapat nilai faktor daya
untuk lampu LED bulb swabalast dengan daya
terendah sebesar 0,76 dimana jumlah populasi
nyata yang sama akan dapat menghasilkan nilai
yang ada hanya sebanyak 3,41 persen. Dengan
fluks luminus sebesar 290 lumen, sehingga
meningkatkan batasan nilai faktor daya dari
didapatkan kenaikan tingkat efisiensi sebesar ±
produk
29 persen.
diperkirakan 57 persen dari produk yang
Nilai
0,5,
maka
distribusi
batasan standar mutu ini harus disosialisasikan
normal adalah sebesar 0,18, sedangkan nilai
dan didiskusikan dengan para produsen dalam
tertinggi sebesar 0,94. Frekuensi nilai tertinggi
negeri mengenai kesiapan mereka akan hal
faktor
tersebut agar nantinya tidak akan merugikan
berdasarkan
yang
minimum
menjadi
beredar dipasaran akan hilang. Penerapan
daya
daya
bulb
menggunakan
hasil
pengukuran
faktor
LED
dengan
grafik
muncul
sebesar
0,44
sebanyak 6 kali. Apabila nilai grafik tersebut
produsen dalam negeri.
diambil 10 persen dari keseluruhan populasi
Dalam kasus negara lain, New Zealand
data yang ada, maka populasi produk yang
telah menetapkan nilai faktor daya sebesar 0.7
akan hilang sebesar 9,48 persen dengan nilai
pada lampu LED dengan daya ≥ 5 watt untuk
faktor daya minimum sebesar 0,25. Faktor
mendapatkan label ENERGY STAR® yang
daya dengan nilai 0,25 berarti suplai daya (VA)
berlaku mulai 1 Agustus 2011[3].
yang harus diberikan kepada lampu tersebut
pada
sebanyak 4 kali lebih besar dari konsumsi daya
Serikat, penerapan kriteria kinerja lampu LED
nyatanya (W). Hal ini tentunya akan merugikan
tahap pertama yang berlaku mulai 1 September
dari sistem pembangkitan listrik yang ada.
2013[7], nilai faktor daya yang dipersyaratkan
Sebagai ilustrasi, berdasarkan data statistik
adalah sebesar 0,4 untuk lampu LED dengan
PT.PLN tahun 2011, jumlah pelanggan sektor
daya 2 < P < 5 W, nilai faktor daya sebesar 0,5
rumah tangga adalah sebanyak 42.577.542.
untuk lampu LED dengan daya 5 < P < 25 W,
Apabila
dan nilai faktor daya sebesar 0,9 untuk lampu
setiap
pelanggan
menggunakan
sedikitnya tiga buah lampu LED bulb dengan
negara
bagian
California,
Sedangkan Amerika
LED dengan daya P > 25 W.
konsumsi daya nyata sebesar 10 watt dan
Diterima : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014
121
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Vol. 13 No. 2 Desember 2014 1152–Desember 122 Vol. 13 :No. 2014 : 115 – 122 Umumnya, pengambilan nilai 10 persen dari grafik distribusi normal pada kedua kondisi di atas merupakan asumsi dasar jika pemerintah kebijakan
akan
memberlakukan
pemberlakuan
standar
nilai faktor daya tersebut dapat berpotensi mengganggu kinerja jaringan distribusi listrik.
Tingkat kehandalan dari lampu LED
suatu
bulb dapat ditunjukkan melalui pengujian
mutu
lumen maintenance overlife selama 6000 jam.
minimum (Minimum Energy Performance
Pengujian
Standard). Dimana kebijakan tersebut harus
penelitian lanjutan agar lampu LED bulb yang
menjadi solusi bagi semua pihak, yaitu
beredar dipasaran dapat diketahui tingkat
membantu
kehandalannya.
masyarakat
menghemat
energi
ini
diusulkan
untuk
dijadikan
listrik melalui pembelian lampu LED bulb yang
berkualitas,
mengurangi
beban
DAFTAR PUSTAKA
pembangkitan listrik, maupun peningkatan
[1]. IEC/PAS 62612 : 2009, Self-ballasted
kualitas produk dalam negeri sehingga dapat
LED-lamps for general lighting services –
bersaing dengan produk impor.
Performance Requirements [2]. Lia
Kurniawati,
2008,
Pengaruh
Pencahayaan LED Terhadap Suasana
KESIMPULAN DAN SARAN Ketidaksesuaian antara hasil pengukuran dan pengenal daya nyata dari lampu LED bulb
Ruang Café dan Restoran. Universitas Indonesia
sebanyak 30 persen dari model/type sampel
[3]. EECA, 2011, ENERGY STAR® LED light
yang diuji. Hal ini tentunya dapat merugikan
bulbs – Key Product Criteria, New
konsumen dalam pemakaian jenis lampu LED
Zealand ENERGY STAR® [4]. Peraturan Menteri ESDM nomor 6 tahun
bulb nantinya. Nilai efikasi inisial lampu LED bulb yang
ditunjukkan
dari
hasil
perhitungan
2011 tentang Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi Untuk Lampu Swabalast
umumnya jauh lebih besar dari jenis lampu
[5]. Data Statistik PT.PLN tahun 2011
fluoresen swabalast. Dengan membandingkan
[6]. N.Fauziah, 2012, LED Performance and
nilai efikasi yang dihasilkan dari lampu LED
Economic Study, The 19th conference of
bulb dan fluoresen swabalast dengan daya
the electric power supply industry. A383
pengenal 5 watt, akan didapatkan kenaikan
[7]. McGaraghan M., 2013, LED Replacement
tingkat efisiensi pencahayaan sebesar ± 29
Lamps, Response to california energy
persen.
commission 2013 pre-rulemaking appliace
Hasil
pengujian
menunjukkan
nilai
faktor daya yang dihasilkan oleh lampu LED
efficiency invitation to participate. 12AAER-2B; Lighting
bulb umumnya berada dibawah 0.76 (90 persen dari populasi distribusi normal). Rendahnya
Diterima 122 : 27 Januari 2014, direvisi : 13 November 2014, disetujui terbit : 18 Desember 2014