i
TESIS
PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
ii
TESIS
PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI NIM 0891561022
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
ii
iii
PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana
ANAK AGUNG SAGUNG DEWI RAHADIANI NIM 0891561022
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 iii
iv
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 17 JANUARI 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, Ph.D NIP. 196104151987021001
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD NIP. 195308191983031004
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof.Dr.Ir.I Md. Alit Karyawan Salain,DEA NIP. 196204041991031002
iv
Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP. 195902151985102001
v
Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 17 Januari 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 0122/UN.14.4/HK/2014, Tanggal 17 Januari 2014
Ketua: Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, Ph.D. Anggota: 1. Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, Ph.D. 2. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS 3. Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, MT 4. Ir. I Ketut Suputra, MT
v
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama
: Anak Agung Sagung Dewi Rahadiani
NIM
: 0891561022
Program Studi
: Magister Teknik Sipil
Judul Tesis
: Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan dalam Konservasi Sumber Daya Air
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.
Denpasar,
Januari 2014
Hormat saya,
Anak Agung Sagung Dewi Rahadiani NIM 0891561022
vi
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan Dalam Konservasi Sumber Daya Air. Penyusunan Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Udayana. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT., PhD selaku pembimbing I dan Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD , atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA, Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Udayana, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
vii
viii
mengikuti pendidikan Program Magister. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS., Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, M.T., dan Ir. I Ketut Suputra, M.T., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi, sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Kepala Desa Candikuning Kabupaten Tabanan dan jajarannya beserta seluruh masyarakat Desa Candikuning yang telah membantu dalam penelitian ini. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada tim survei (Yulyta, Dewa Ari, Widiantara, Diana Yasa, Darmayudha, Dwiana Putra, Candra, Partika dan Cahyadi Putra) yang sudah membantu dalam penyebaran kuisioner, serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam melakukan proses penelitian yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Tujik A. A. Ngr Alit (Alm), Ibu I Gst A Wedawati, Adik-adik, suami tercinta, serta anak-anakku terkasih Arya, Satria dan Nindya, yang dengan penuh perhatian memberikan penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar, Januari 2014 Penulis
viii
ix
ABSTRAK Partisipasi Masyarakat Sekitar Danau Beratan dalam Konservasi Sumber Daya Air
Danau merupakan salah satu sumber daya air permukaan di Pulau Bali yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas perekonomian baik dari sektor pariwisata atau dari sektor pertanian mengakibat kan timbulnya berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, pendangkalan danau dan erosi. Timbulnya berbagai pencemaran dan penurunan fungsi Danau Beratan, tidak lepas dari campur tangan masyarakat yang ada disekitar danau sehingga upaya konservasi pun membutuhkan partisipasi masyarakat yang bermukim di sekitar danau. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98 responden yang diambil secara purposive sampling pada Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I dan Dusun Candikuning II, yang letaknya paling dekat dengan kawasan Danau Beratan dan sebagian besar penduduknya menggunakan air Danau Beratan untuk kebutuhan sehari-hari. Partisipasi masyarakat dibagi dalam dua kategori yaitu partisipasi kurang dan partisipasi baik yang dihitung berdasarkan skala likert. Sedangkan pengaruh variabel bebas umur (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama tinggal (X4) dan persepsi (X5) terhadap variabel terikat partisipasi yang dihitung menggunakan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air sudah baik. Hal ini terlihat dari prosentase masyarakat yang berkategori partisipasi baik sebanyak 63,26%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat yang berpartisipasi baik dengan masyarakat yang berpartisipasi kurang dalam konservasi sumber daya air yang ditunjukkan dengan angka validasi 62,2%. Variabel yang membedakan adalah Umur responden dan Pendapatannya. Fungsi diskriminan yang terbentuk adalah Z Score = 0,472 - 0,069X1+ 0,951 X3. Berdasarkan tanda dari koefisien variabel, terlihat bahwa variabel umur (X1) bertanda negatif. Hal ini berarti variabel tersebut cenderung menurunkan skor fungsi disriminan, apabila variabel pendapatan konstan. Lain halnya dengan variabel pendapatan (X3) yang bertanda positif, yang berarti variabel pendapatan akan meningkatkan skor fungsi diskriminan. Dengan kata lain semakin tinggi pendapatan seseorang maka cenderung meningkatkan partisipasinya dalam konservasi sumber daya air.
Kata kunci: partisipasi masyarakat, Danau Beratan, konservasi, sumber daya air
ix
x
ABSTRACT The Participation of Community surrounding the Lake Beratan in the Conservation of Water Resources Lakes are one of the surface water resources in Bali Island which supports the socio-economic activities of the community. The growing economic activities either in the tourism or agricultural sector have their effects on the emergence of various problems such as the environmental pollution, shallowness of lakes and erosions. The emergence of various pollutions and the decreased functions of the Lake Beratan is not separable from the intervention of the community living surrounding the lake so that the conservation efforts need the community participation living surrounding the lake. This is based on the idea that the success of the conservation of water resources does not only depend upon the government but the involvement of the community also becomes a key factor. This study aims to identify and analyze the participation of the community living surrounding the Lake Beratan in the conservation of water resources. The number of samples used in this study was 98 respondents gathered by means of purposive sampling in the village of Kembangmerta, the village of Candikuning I and Candikuning II which are located close to the area of Lake Beratan and the majority of the people there use the lake water for daily needs. The community participation is divided into two categories, less participations and good participations, calculated based on Likert scale while the effect of free variables such as age (X1), education (X2), income (X3), length of living (X4), and perception (X5) on bond variables were calculated using discriminating analysis. The result of the study shows that the community participation surrounding Beratan Lake in conserving water resources had been good. This can be seen from the percentage of the community having the category of good participation totaling 63.26%. There is a significant difference between the community having good participation and that having less participation in conserving water resources which is indicated by the validation value of 62.2%. The differentiating variables were the age of the respondents and their incomes. Discriminating functions formed are Z Score = 0.472 – 0.069X1 + 0.951X3. Based on the mark of the variable coefficient, it was seen that age variable (X1) is negatively marked, meaning that the variable tends to decrease the score of discriminating function if the income variable is constant. It is different from income variable which was positively marked, which means that the income variable would increase the score of the discriminating functions. In other words, the higher the income of an individual, there is a tendency of increasing his/her participation in conserving water resources. Keywords: community participation, Lake Beratan, conservation, water resources.
x
xi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM………………………………………………… …
i
PRASYARAT GELAR……………………………………………. ….
ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………….. ….
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………. ….
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………….. ….
v
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………….
vi
ABSTRAK……………………………………………………….......
viii
ABSTRACT…………………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………. …
x
DAFTAR TABEL………………………………………………….....
xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………
xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………
1
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………....
4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………….
5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………
7
2.1 Konservasi Sumber Daya Air……………………………..
7
2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air
12
2.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat…………………..
12
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat 15 2.3 Analisis Diskriminan……………………………………….
17
2.3.1 Tujuan Analisis Diskriminan…………………………
18
2.3.2 Proses Dasar Analisis Diskriminan…………………...
18
2.3.3 Jumlah Sampel pada Analisis Diskriminan……………
19
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 3.1 Lokasi Penelitian……………………………………………. xi
20 20
xii
3.2 Jenis dan Sumber Data…………………………………. …..
21
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………….........
22
3.3.1 Pengumpulan Data Primer…………………………….
22
3.3.2 Pengumpulan Data sekunder………………………….
22
3.4 Metode Penentuan Sampel………………………………….
22
3.5 Instrumen Penelitian…………………………………………
24
3.6 Variabel Penelitian…………………………………....... ……
25
3.6.1 Definisi Operasional Operasional Variabel……………
25
3.6.2 Identifikasi Variabel…………………………………..
27
3.7 Teknik Analisis Data…………………………………….......
28
3.8 Pengujian Validitas Instrumen Penelitian……………………
32
3.9 Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian…………………
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN…………………………..
36
4.1 Gambaran Umum Daerah Studi…………………………..
36
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian………
38
4.2.1 Uji Validitas……………………………………….
38
4.2.2 Uji Reliabilitas…………………………………….
38
4.3 Analisis Partisipasi Masyarakat…………………………..
40
4.4 Analisis Diskriminan……………………………………..
49
4.4.1 Memilah variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas……………………………………
49
4.4.2 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan……………………………………….
50
4.4.3 Menguji variabel yang layak untuk dianalisis…….
51
4.4.4 Membuat fungsi diskriminan………………………
52
4.4.5 Uji Validasi fungsi diskriminan……………………
53
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………. BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………..
53 57
5.1 Simpulan…………………………………………………
57
5.2 Saran……………………………………………………..
58
xii
xiii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
LAMPIRAN I : KUISIONER LAMPIRAN II : TABULASI DATA PENELITIAN LAMPIRAN III : UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN IV : ANALISIS DISKRIMINAN LAMPIRAN V : KARAKTERISTIK RESPONDEN
xiii
59
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas………………………………………………. 39
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas……………………………………………. 40
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1
Lokasi Penelitian ……………………………………………….. 20
Gambar 4.1 Pernyataan responden terhadap kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air………………………………………………… ..41 Gambar 4.2 Pernyataan responden terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya air…………………………………………………..42 Gambar 4.3
Pernyataan responden terhadap evaluasi kegiatan konservasi sumber daya air…………………………………………………...43
Gambar 4.4
Pernyataan responden terhadap persetujuan melakukan konservasi sumber daya air atas kehendak sendiri………………………… ..43
Gambar 4.5
Pernyataan responden terhadap kegiatan konservasi sumber daya air yang telah dilakukan di desa ini………………………………44
Gambar 4.6
Pernyataan
responden
terhadap
perlu
tidaknya
dilakukan
pengawasan oleh aparat berwenang dalam kegiatan konservasi sumber daya air…………………………………………………..44 Gambar 4.7
Pernyataan responden terhadap konservasi sumber daya air harus didanai pemerintah……………………………………………….46
Gambar 4.8
Pernyataan
responden
terhadap
pembentukan
kelompok
penghijauan………………………………………………………46 Gambar 4.9
Pernyataan responden jika dilakukan konservasi di sekitar Danau Beratan…………………………………………………………...47
Gambar 4.10 Pernyataan responden tentang air bernilai ekonomis sehingga penggunaannya harus dihemat……………………………………47
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Danau merupakan salah satu sumber daya air permukaan di Pulau Bali yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Selain itu danau juga
merupakan kawasan yang disucikan, dan memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Namun disamping memiliki potensi besar dalam kehidupan masyarakat, danau juga dapat menimbulkan berbagai bencana bila tidak dijaga kelestariannya. Meningkatnya aktivitas perekonomian baik dari sektor pariwisata atau dari sektor pertanian mengakibatkan timbulnya berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, pendangkalan danau dan erosi. Danau Beratan pun tidak luput dari masalah tersebut diatas. Berbagai penelitian dilakukan oleh Pusat Regional Lingkungan Hidup Bali Nusa Tenggara tahun 2010 untuk mengetahui kualitas air danau. Danau yang terletak di Kabupaten Tabanan ini, terindikasi tercemar limbah phosphat(11,553mg/l) dan zat organik (11,380 mg/l). Berdasarkan standar baku kualitas air dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, kadar phosphat yang diperbolehkan adalah 2mg/l sedangkan untuk zat organik adalah 10 mg/l. Tingginya kadar phosphat dimungkinkan akibat pemakaian zat kimia dari pupuk yang digunakan petani di sekitar danau. Selain tercemar limbah zat kimia, Danau Beratan juga dibanjiri sampah plastik dan terjadi pendangkalan danau sebagai akibat penimbunan bekas material bangunan. Penelitian yang dilakukan oleh Bappeda Propinsi Bali tahun 1
2
2002 dan Studi Konservasi Perlindungan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng oleh Balai Wilayah Sungai Bali– Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum RI tahun 2012 diatas tersebut juga menyebutkan bahwa tingkat erosi yang terjadi di daerah tersebut 1,958–33,916 ton/ha/tahun dan lahan di sekitar Danau Beratan tergolong jenis tanah regosol berhumus yang ciri-cirinya tekstur lempung berpasir, struktur granulair halus, permeabilitas sangat tinggi dan infiltrasi sangat cepat serta peka erosi. Perubahan tata guna lahan dari areal hutan menjadi pemukiman juga meningkat dan disinyalir akan terus meningkat di masa yang akan datang. Lebih lanjut penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa pencemaran oleh minyak dan lemak sebesar 14,66 mg/lt air diakibatkan oleh beroperasinya perahu bermotor di kawasan ini. Bakteri E. Coli pun telah mencemari air danau sebesar 105,33 MPN/100 ml air. Timbulnya berbagai pencemaran dan penurunan fungsi Danau Beratan, tentu saja tidak lepas dari campur tangan masyarakat yang ada disekitar danau. Pembangunan sarana sanitasi telah dilakukan masyarakat disekitar Danau Beratan untuk membuang limbah rumah tangga agar tidak mencemari danau namun upaya konservasi tetap sangat dibutuhkan di kawasan tersebut agar fungsi danau sebagai penyangga lingkungan bisa lebih dipertahankan, mengingat perkembangan sektor pariwisata di daerah ini sangat pesat. Kesadaran masyarakat sekitar Danau Beratan untuk tidak membuang limbah rumah tangga langsung ke danau, patut mendapat apresiasi positif agar partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya air ini dapat terus meningkat.
3
Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam dan ekosistem, menyebutkan bahwa konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas serta keanekaragamannya. Undang-undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pasal 83 juga menyebutkan bahwa dalam menggunakan hak guna air, masyarakat pemegang hak guna air berkewajiban memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui perannya dalam konservasi sumber daya air serta perlindungan dan pengamanan prasarana sumber daya air. Peraturan-peraturan diatas menguatkan bahwa upaya pelibatan masyarakat setempat dalam konservasi sumber daya air menjadi sangat penting. Masyarakat tidak hanya sebagai penonton pelaksanaan pembangunan, tetapi mereka mereka harus secara aktif ikut dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil pembangunan. Tetapi pada dasarnya tidak ada jaminan bahwa suatu program akan berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dirinya seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama tinggal dan persepsinya. Tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat dalam program pembangunan menjadi sangat penting menurut Conyers (1991) dalam Safei (2005) adalah, pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan akan gagal; kedua,
4
masyarakat akan lebih mempercayai program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga, merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri. Ketiga alasan diatas, menjadi dasar akan pentingnya penelitian ini guna mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis partisipasi masyarakat, salah satunya adalah analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang jelas antara faktor
umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama
tinggal pada suatu daerah dan persepsi terhadap partisipasinya dalam konservasi sumber daya air. Dengan demikian dibutuhkan penelitian tentang konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan ditinjau dari partisipasi masyarakatnya. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam rangka kegiatan pengelolaan sumber daya air.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air?
5
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat sekitar Danau Beratan yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air? 3. Faktor apakah yang signifikan menentukan perbedaan
kelompok
masyarakat yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan ditinjau dari partisipasi masyarakatnya. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa keberhasilan konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat juga menjadi kuncinya. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. 2. Menganalisis perbedaan yang signifikan antara masyarakat sekitar Danau Beratan yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air. 3. Menganalisis faktor yang signifikan menentukan perbedaan kelompok masyarakat yang berpartisipasi baik dan yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air?
6
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a.
Manfaat Akademik 1. Pengembangan pengetahuan khususnya dalam konservasi sumber daya air yang ditinjau dari segi partisipasi masyarakatnya. 2. Temuan ini diharapkan berguna sebagai informasi untuk mengadakan penelitian
lebih
lanjut
berkaitan
dengan
peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam berbagai bidang pengelolaan sumber daya air. b.
Manfaat Praktis 1. Berguna bagi perumus atau perencana kebijakan dibidang pengelolaan sumber daya air. 2. Memberikan kontribusi bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap proses, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konservasi Sumber Daya Air Air merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup. Dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat, kebutuhan akan airpun meningkat. Namun sumber air tidak bertambah bahkan cenderung berkurang akibat pengelolaan yang salah. Kerusakan lingkungan dan pencemaran air yang meningkat serta jaminan akan tersedianya air tawar yang bersih telah berkembang menjadi isu global. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik. Pengelolaan air yang baik haruslah berbasis daerah aliran sungai (DAS) dan memperhitungkan semua keperluan akan air. Pengelolaan berbasis DAS artinya pengelolaan air yang meliputi berbagai kebijakan dan upaya harus mulai dari daerah hulu, sebagai daerah tangkapan air, sampai ke daerah di bagian tengah dan hilir tempat sebagian besar pemakaian air terjadi, secara terintegrasi. Pengelolaan air dalam suatu DAS harus memperhitungkan semua keperluan rumah tangga manusia, industri, pertanian, penyangga lingkungan (seperti danau, rawa) dan lingkungan hidup hewan dan tumbuhan (Arsyad, 2012). Lebih lanjut menurut Arsyad (2012), pengelolaan air di bagian tengah dan hilir, tempat sebagian besar pemakaian air terjadi, bertumpu pada kebijakan dan upaya mengefisienkan pemakaian air, yang lebih banyak memerlukan cara atau metode konservasi air. 7
8
Konservasi air adalah upaya menggunakan air yang sampai di permukaan bumi untuk keperluan manusia secara efisien dan memenuhi berbagai keperluan lingkungan. Konservasi air meliputi dua bagian, yaitu konservasi sumber daya air (water resources conservation), dan konservasi penyediaan air (water supply conservation). Konservasi sumberdaya air meliputi metode penyimpanan dan alokasi air secara efisien. Konservasi penyediaan air meliputi pendistribusian dengan kebocoran yang minimal (distribution with minimal loss) dan konsumsi tanpa ada yang terbuang (consumption without wastage) (Arsyad, 2012). Beberapa faktor yang menyebabkan kendala dalam melakukan pengelolaan sumber daya air, menurut Balai Lingkungan Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air antara lain adalah banyaknya instansi yang terkait dalam melakukan pengelolaan DAS waduk, yaitu setiap instansi lebih mementingkan sektornya daripada konservasinya; banyaknya instansi yang terkait dalam pemanfaatan air danau atau waduk sehingga menimbulkan konflik kepentingan; perbedaan batas ekologis dan administratif, sehingga ada keengganan pemerintah tempat berlokasinya danau/waduk untuk melakukan upaya konservasi yang optimal; masih lemahnya kapasitas kemampuan instansi pengelola dalam melakukan konservasi; kurangnya pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan konservasi bagi penduduk yang ada disekitar DAS ataupun penduduk yang bermukim di sekitar danau/waduk. Konservasi air ditujukan tidak hanya meningkatkan volume air, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaannya, sekaligus memperbaiki kualitasnya sesuai dengan peruntukannya. Konservasi air mempunyai multi-efek, diantaranya mengurangi banjir, kekeringan dan longsor dan lain sebagainya. Dengan demikian, konservasi air harus mendapat perhatian yang besar. Saat ini konservasi air menjadi salah satu kunci utama dalam menjamin ketersediaan air dan peningkatan suplai air seiring dengan tuntutan kebutuhan air yang semakin meningkat (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
9
Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2004, kegiatan konservasi sumber daya air pada hakekatnya ditujukan untuk : menjaga keberlanjutan keberadaan air dan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di dalamya, menjaga keberlanjutan kemampuan sumber daya air untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, menjaga keberlanjutan kemampuan air dan sumber air untuk menyerap zat, energi dan atau komponen lain yang masuk dan dimasukkan ke dalamnya. Karena tujuannya begitu penting, dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air dalam aspek pengelolaannya, konservasi ditempatkan dalam urutan yang pertama. Bahkan ada 44 pasal dari total 100 pasal dalam UU tersebut yang menyatakan baik secara eksplisit maupun implisit hal-hal yang berkaitan dengan konservasi maupun lingkungan (Kodoatie dan Hadimuljono, 2005 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2010). Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan-kegiatan (ayat(2) Pasal 20 UU Sumber Daya Air ): perlindungan dan pelestarian sumber air, pengelolaan kualitas air, pengawetan air, pengendalian pencemaran air. Acuan kegiatan konservasi sumber daya air adalah Pola pengelolaan Sumber Daya Air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai. Output dari konservasi sumber daya air menjadi salah satu acuan dalam rencana tata ruang wilayah atau RTRW (ayat (3) Pasal 20 UU Sumber Daya Air). Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai (DAS), kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai (ayat (1) pasal 25 UU Sumber Daya Air).
10
Beberapa pakar menetapkan pada dasarnya konservasi tanah dan air dititikberatkan terhadap pencegahan erosi tanah dan kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya kepada kualitas air, banjir, tanah longsor, dan juga pengawetan, perbaikan kesuburan tanah dan keindahan alam, Manan (1976) dalam Triwanto (2012). Menurut Suripin (2002), konservasi sumber daya air dapat dilakukan dengan cara (1) meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air hujan, (2) meningkatkan efisiensi air irigasi, dan (3) menjaga kualitas air sesuai untuk peruntukannya. Konservasi tanah ditujukan tidak hanya untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah yang rusak, tetapi juga untuk mengoptimalkan penggunaan tanah dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Konservasi air dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk meningkatkan jumlah air tanah yang masuk kedalam tanah dan untuk menciptakan penggunaan penggunaan air yang efisien. Dengan demikian konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang saling kait mengkait. Berbagai macam tindakan konservasi tanah secara otomatis juga merupakan tindakan konservasi air. Konservasi air bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya salah satu cara dalam upaya pengelolaan sumberdaya air secara menyeluruh, terpadu, hemat dan tepat guna. Beban biaya upaya konservasi air tidak boleh lebih tinggi dari manfaatnya. Lebih lanjut dalam Suripin (2002), pendekatan dasar dalam konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut: (1) Menyediakan penutup tanah dengan tanaman atau mulsa agar tanah terlindung dari pukulan hujan langsung; (2) Memperbaiki dan menjaga kondisi tanah agar tanah tahan terhadap penghancuran
11
dan pengangkutan, serta meningkatkan kapasitas infiltrasi; (3) Mengatur aliran permukaan sedemikian rupa sehingga mengalir dengan energi yang tidak merusak; (4) Meningkatkan efisiensi penggunaan air; (5) Menjaga kualitas air; (6) Mendaur ulang air. Sungai, waduk dan danau merupakan sumber air yang sangat penting fungsinya
dalam
pemenuhan
kebutuhan
masyarakat
dan
meningkatkan
pembangunan nasional, sehingga dalam rangka pemanfaatan dan pelestariannya dipandang perlu melakukan pengaturan mengenai sumber air tersebut yang meliputi perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian dengan Peraturan Pemerintah (PP), Waluya (2010). Dari beberapa pendapat di atas tentang konservasi sumber daya air, dapat disimpulkan bahwa konservasi sumber daya air adalah upaya untuk menjaga dan mengelola sumber daya air agar kualitas dan kuantitasnya terjamin untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup di masa kini dan masa depan. Permasalahan dalam konservasi sumber daya air adalah masalah yang kompleks, tidak bisa diselesaikan dengan satu bidang ilmu saja dan harus dilakukan kerjasama yang erat antar berbagai disiplin ilmu serta tidak lepas dari persoalan orang per orangnya.
2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air 2.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat Partisipasi sebagai salah satu elemen pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian
12
partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam pembangunan. Sumodiningrat menambahkan, bahwa prasyarat yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap pembangunan (Sumodiningrat,1988 dalam Murtiyanto, 2011). Pada masa lalu program-program pembengunan selalu diturunkan “dari atas”, pemerintah yang sangat berperan sedangkan masyarakat diharapkan untuk berpartisipasi. Jadi partisipasi itu baru ada setelah terlebih dahulu ada program kegiatan. Partisipasi biasanya diartikan sebagai upaya peranserta masyarakat dalam suatu kegiatan. Pada dasarnya partisipasi dibedakan atas dua, yaitu partisipasi yang bersifat swakarsa dan partisipasi yang bersifat dimobilisasikan. Partisipasi swakarsa mengandung arti bahwa keikutsertaan dan peransertanya atas dasar kesadaran dan kemauan sendiri, sementara partisipasi yang dimobilisasikan memiliki arti bahwa keikutsertaan dan berperansertanya atas dasar pengaruh orang lain. Keberhasilan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah akan tetapi juga diperlukan peran serta masyarakat, seperti yangdisebutkan dalam Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (UUKH) Pasal 37 menyebutkan bahwa: (1) Peran serta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna.
13
(2) Dalam mengembangkan peran serta rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pemerintah menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di kalangan rakyat melalui pendidikan dan penyuluhan. (3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) UUKH, menyebutkan bahwa peran serta rakyat dapat berupa perorangan dan kelompok masyarakat baik yang berorganisasi maupun tidak. Agar rakyat dapat berperan secara aktif dalam kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, maka melalui kegiatan penyuluhan, pemerintah perlu mengarahkan dan menggerakkan rakyat dengan mengikutsertakan kelompok-kelompok masyarakat kemudian ayat (2) menyebutkan bahwa, dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan sadar konservasi di kalangan rakyat, maka perlu ditanamkan pengertian dan motivasi tentang konservasi sejak dini melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Partisipasi yang baik adalah yang mendukung suksesnya suatu program. Beberapa sifat dari partisipasi antara lain: positif, kreatif, kritis, korektif konstruktif dan realitis. Partisipasi dikatakan positif, bila partisipasi tersebut mendukung kelancaran usaha bersama dalam mencapai tujuan. Partisipasi yang kreatif, berarti keterlibatan yang berdaya cipta, tidak hanya ikut begitu saja suatu kegiatan yang direncanakan pihak lain, tidak hanya melaksanakan instruksi atasan, melainkan memikirkan sesuatu yang baru baik gagasan, metoda maupun cara baru yang lebih efektif dan efisien. Partisipasi dapat dikatakan kritis,
14
korektif-konstruktif bila keterlibatan dilakukan dengan mengkaji suatu jenis atau bentuk kegiatan, menunjukkan kekurangan bila ada dan memberikan alternatif yang lebih baik. Partisipasi yang realistis mempunyai arti bahwa keikutsertaan seseorang dengan memperhitungkan realitas atau kenyataan, baik kenyataan dalam masyarakat maupunrealitas mengenai kemampuannya, waktunya yang tersedia dan adanya kesempatan dan ketrampilan (Gultom, 1985 dalam Saptorini, 2003). Pasal 6 Undang-undang No. 4 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperanserta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang (UUPR) juga dinyatakan bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan peranserta masyarakat. Jadi peranserta atau partisipasi masyarakat telah mendapat landasan hukum yang kuat untuk dilaksanakan. Tujuan dasar dari partisipasi masyarakat di Indonesia adalah mengikutsertakan
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkunan
hidup,
mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan negara dan membantu pemerintah untuk mengambil kebijakan dan keputusan yang lebih baik dan tepat. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup bukan sekedar menanamkan pengertian masyarakat terhadap permasalahannya saja, tetapi terutama membangkitkan partisipasi untuk ikut memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Disini yang diperlukan adalah masyarakat yang aktif
mengawasi
lingkungan
hidup,
termasuk
kegiatan-kegiatan
yang
15
mempengaruhinya, disamping menjaga lingkungannya sendiri (Suratmo, 1995 dalam Saptorini (2003). Menurut Soelaiman (1985), partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok masyarakat atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar lingkungan masyarakat, atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab. Partisipasi pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang (pendanaan). 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Menurut Sastroputro (1998) dalam Saptorini (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah keadaan sosial masyarakat, kegiatan program pembangunan dan keadaan alam sekitar. Keadaan sosial masyarakat meliputi pendidikan, pendapatan, kebiasaan dan kedudukan sosial dalam sistem sosial. Kegiatan program pembangunan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah yang dapat berupa organisasi masyarakat dan tindakan kebijaksanaan. Sedangkan alam sekitar merupakan faktor fisik atau keadaan geografis daerah yang ada pada lingkungan tempat tinggal masyarakat setempat. Tokoh masyarakat, pemimpin adat, tokoh agama adalah merupakan komponen yang juga berpengaruh dalam menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
16
Dalam proyek-proyek pembangunan pedesaan, partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilannya. Bila diterapkan dalam bidang pembangunan, partisipasi meliputi tiga hal pokok yaitu, (1) adanya keterlibatan mental dan emosional dari seseorang yang berpartisipasi, (2) adanya kesediaan dari masyarakat untuk memberikan sumbangan materi, tenaga maupun pikiran untuk ikut dalam suatu kegiatan bersama demi mencapai tujuan dan (3) adanya rasa tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan seseorang (Ndraha, 1982 dalam Saptorini, 2003). Suatu proyek kadang-kadang mengalami hambatan dalam pelaksanaannya, hal ini mungkin saja terjadi karena sejak semula masyarakat tidak ikut serta dalam perencanaan sehingga kurang sesuai dengan kebutuhannya dan selanjutnya masyarakat tidak dapat memanfaatkan dan memeliharanya (Raharjo, 1985 dalam Saptorini, 2003). Menurut penelitian yang dilakukan Muba (2005), pelaksanaan kegiatan proyek masih banyak yang mengalami kegagalan karena pelaksanaannya sebagian besar masih pendekatan dari atas (top-down approach), kurang melibatkan masyarakat dalam perencanaannya sehingga masyarakat kurang berpartisipasi dalam menjaga, memelihara, dan mendukung pelaksanaan kegiatan. Agar pelaksanaan kegiatan konservasi lingkungan berjalan lebih lancar maka sejak perencanaan masyarakat ikut dilibatkan yakni dengan melaksanakan PRA (Participative Rural Appraisal). Pendapatan masyarakat, kemiskinan dan tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup.
17
Hal ini terungkap pada penelitian yang dilakukan Erwiantono (2006). Lebih jauh diungkapkan pula bahwa ambisi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu juga mempunyai hubungan dengan tingkat ekonomi keluarganya. Jadi dengan tingkat pendapatan yang lebih baik atau tinggi dapat mendorong seseorang berpartisipasi lebih baik pula. Dari beberapa definisi partisipasi diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga pemeliharaan dan juga evaluasi sehingga kegiatan tersebut berguna bagi pribadi dan lingkungan sekitar.
2.3 Analisis Diskriminan Analisis diskriminan merupakan suatu teknik analisis yang dianggap tepat guna mencari hubungan antara variabel terikat yang bersifat kategorial dan variabel bebas yang terukur. Teknik analisis ini memiliki kemampuan untuk memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh yang terjadi. Dengan analisis diskriminan dapat ditentukan variabel prediktor mana yang mempunyai kontribusi paling besar dalam membedakan kelompok-kelompok di dalamnya (Santoso, 2012). Terdapat beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis
tingkat
partisipasi
masyarakat
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Salah satu teknik analisis yang bisa digunakan adalah analisis diskriminan. Teknik ini telah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Saptorini (2003), yang menyimpulkan bahwa variabel jenis pekerjaan dan
18
persepsi tentang mangrove merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan konservasi hutan mangrove di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. 2.3.1 Tujuan Analisis Diskriminan Secara umum analisis diskriminan mempunyai tujuan: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang jelas antar-grup pada variabel dependen. 2. Jika terdapat perbedaan, analisis diskriminan menentukan variabel independen manakah pada model diskriminan yang membuat perbedaan tersebut. 3. Membuat fungsi atau model diskriminan, yang pada dasarnya mirip dengan persamaan regresi. 4. Melakukan klasifikasi terhadap objek, yang dalam terminologi SPSS disebut baris; apakah suatu objek termasuk pada grup 1 atau grup 2 atau kombinasi grup yang lain. 2.3.2 Proses Dasar dari Analisis Diskriminan 1. Memisah
variabel-variabel
menjadi
variabel
dependen
dan
variabel
independen. 2. Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni: a.
Simultaneous estimation, dimana semua variabel dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminasi.
19
b.
Step-wise estimation, dimana variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Pada proses ini, terdapat variabel yang tetap ada pada model dan ada kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dikeluarkan dari model.
3. Menguji
signifikansi
dari
fungsi
diskriminan
yang telah
terbentuk,
menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, Uji F atau lainnya. 4. Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut. 5. Melakukan uji validasi fungsi diskriminan. 2.3.3 Jumlah Sampel pada Analisis Diskriminan Secara pasti tidak ada jumlah sampel yang ideal pada analisis diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan untuk setiap variabel independen sebaiknya ada 5 sampai 20 data (sampel). Dengan demikian, jika ada lima variabel independen, seharusnya minimal ada 5 x 5 = 25 sampel.
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekitar Danau Beratan yaitu Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta yang termasuk ke dalam wilayah Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
WEST BALI NATIONAL PARK
BULELENG BANGLI
JEM BRANA
KARANGASEM S.
GIANYAR
Ja ng
a
TABANAN BADUNG KLUNGKUNG
N US A LE MB ON GAN
DENPASAR
N US A C E N IN GAN
PENI DA
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
20
21
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi lapangan baik dari pengamatan secara fisik ataupun wawancara terhadap responden terpilih. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan survei institusional. Institusi yang dituju untuk mendukung penelitian ini adalah institusi yang membawahi beberapa bidang yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air. Pengambilan data primer merupakan suatu proses pengambilan data secara langsung di lapangan dengan melakukan observasi untuk mengetahui faktual atau kondisi aktual di wilayah studi. Sumber data pada penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di sekitar Danau Beratan yaitu masyarakat Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta yang termasuk ke dalam wilayah Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Ketiga dusun ini dipilih karena letaknya paling dekat dengan kawasan Danau Beratan dan sebagian besar penduduknya menggunakan air Danau Beratan untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk data sekunder didapat data melalui instansi yang berhubungan dengan penelitian dan data-data lainnya didapat melalui buku-buku terkait, jurnal, artikel-artikel ataupun penelusuran melalui internet sehingga memperoleh bahasan yang lebih luas.
22
3.3
Teknik Pengumpulan Data
3.3.1
Pengumpulan data primer Data primer untuk penelitian ini diambil dengan cara wawancara langsung
secara mendalam terhadap masyarakat yang bermukim di sekitar danau Beratan yaitu Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I dan Dusun Candikuning II. Pengambilan data tersebut dilaksanakan dengan bantuan daftar pertanyaan (kuisioner) dengan jumlah responden yang telah ditentukan. Penyebaran kuisioner ini dibantu oleh 10 orang pewawancara (surveyor). Penggunaan tenaga pewawancara ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu dan sebagai pengawal terhadap pertanyaan yang membingungkan. 3.3.2
Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data dari
instansi yang terkait dengan penelitian mengenai partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Instansi tersebut antara lain: Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Badan Pusat Statistik Propinsi Bali dan penelusuran melalui internet.
3.4 Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Rakhmat (1998) dalam Riduwan (2008) sebagai berikut:
n=
……………………………………………………(3.1)
23
Dimana: n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan Dalam penelitian ini populasi penduduk pada ketiga dusun (Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta)
sebanyak
4.377 orang dan presisi yang ditetapkan sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecermatan studi dapat dikategorikan cermat, untuk tingkat kepercayaan 90%. Jumlah responden yang diambil adalah:
n=
= = 97,77
98 responden
Maka untuk penelitian ini digunakan 98 responden yang mewakili populasi di Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II dan Dusun Kembangmerta. Kemudian untuk menentukan jumlah sample untuk masingmasing dusun dihitung secara bertingkat (berstrata) dengan rumus:
i
=
……………………………………………………………...(3.2)
24
Dimana:
i
= jumlah sampel menurut stratum
= jumlah sampel seluruhnya = jumlah populasi menurut stratum
= jumlah populasi seluruhnya Tabel 3.1 Jumlah Penduduk per Dusun Nama Dusun
Jumlah Penduduk
Dusun Kembangmerta
1.401 orang
Dusun Candikuning I
1.068 orang
Dusun Candikuning II
1.908 orang
Jumlah
4.377 orang
Sumber : Monografi Desa (2012)
Sehingga didapat besarnya sampel untuk masing-masing dusun adalah sebagai berikut: 1. Dusun Kembangmerta
= (1.401/4.377) x 98
= 31 orang
2. Dusun Candikuning I
= (1.068/4.377) x 98
= 24 orang
3. Dusun Candikuning II
= (1.908/4.377) x 98
= 43 orang
25
3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuisioner) tertutup dan angket semi terbuka. Angket tertutup digunakan untuk memudahkan mengolah data yang diperoleh. Sedangkan angket semi terbuka digunakan selain untuk memudahkan mengolah data, juga agar responden dapat memberikan respons sesuai dengan kehendak dan keadaan yang sebenarnya.
3.6
Variabel Penelitian
3.6.1 Definisi dan Identifikasi Operasional Variabel Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dirinci sesuai dengan masalah yang dikaji sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan aktif warga masyarakat, baik secara perorangan, kelompok masyarakat atau kesatuan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dan pelaksanaan program dan pembangunan masyarakat, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar lingkungan masyarakat, atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab. Partisipasi pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang/pendanaan (Soelaiman, 1985). 2. Konservasi air adalah upaya menggunakan air yang sampai di permukaan bumi untuk keperluan manusia secara efisien dan memenuhi berbagai keperluan lingkungan. Konservasi air meliputi dua bagian, yaitu
26
konservasi sumber daya air (water resources conservation), dan konservasi penyediaan air (water supply conservation). Konservasi sumberdaya air meliputi metode penyimpanan dan alokasi air secara efisien. Konservasi penyediaan air meliputi pendistribusian dengan kebocoran yang minimal (distribution with minimal loss) dan konsumsi tanpa ada yang terbuang (consumption without wastage) (Arsyad, 2012). Variabel bebas yang berkaitan dengan konservasi dalam penelitian ini akan dikaji dan dikembangkan dari hasil penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Safei (2005), menyebutkan bahwa agar dapat berpartisipasi dalam pembengunan, masyarakat memerlukan adanya kemampuan tertentu, kemampuan tersebut
diantaranya
adalah
kemampuan
ekonomi/pendapatan.
Adalah
kemustahilan, akan lahir suatu tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat bila di sisis lain skala ekonominya rendah bahkan terpuruk, tetapi akan lahir tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat bila penghasilan atau pendapatan masyarakat
sendiri
memadai.
Dalam
pembangunan
dewasa
ini,
untuk
meningkatkan penghasilan masyarakat salah satu caranya adalah penguasaan pengetahuan oleh masyarakat dan kemampuan mengaplikasikannya. Maka dari itu, kualitas pendidikan formal maupun non formal harus baik. Erwiantono (2006), menyebutkan bahwa pada usia yang relatif muda dan dengan
produktivitas
yang
tinggi,
masyarakat
lebih
mudah
menerima
masukan/hal-hal baru yang bersifat untuk kemajuan mereka. Kondisi tingkat pendidikan yang rendah juga akan menjadi kendala dalam upaya partisipasi
27
pengelolaan ekosistem. Hal ini akan dapat berimplikasi pada (1) rendahnya tingkat adopsi inovasi, (2) rendahnya partisipasi masyarakat dalam program pengembangan kawasan dan (3) prilaku yang tidak berwawasan lingkungan dalam berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Pantja (2008), mengungkap bahwa barometer yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan dukungan dari masyarakat adalah apabila terbentuk persepsi positif yang dibangun oleh masyarakat yaitu yang ditunjukkannya dengan kepedulian masyarakat ikut serta dalam kegiatan konservasi sumber daya yang telah dikerjakan. Mengacu pada definisi operasional variabel konservasi dan mencermati hasil kajian dari beberapa penelitian di atas, maka variabel bebas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Umur, yaitu usia responden pada saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam tahun, dengan ketentuan pembulatan ke atas dilakukan bila usianya melebihi enam bulan keatas. 2. Tingkat pendidikan, yaitu jenjang pendidikan formal yang penah ditempuh responden sampai saat penelitian dilakukan, yakni SD, SMP, SMA (sederajat), Akademi/Perguruan tinggi. 3. Pendapatan, yaitu pendapatan keluarga yang didapatkan dari perolehan upah/gaji yang diterima setiap bulan dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan. 4. Lama tinggal, yaitu lamanya menetap di desa tersebut.
28
5. Persepsi yaitu bagaimana persepsinya tentang keberadaan Danau Beratan. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijabarkan di depan, maka dapat dilakukan identifikasi variabel, baik terhadap variabel terikat (dependent variable) maupun variabel bebas (independent variable). Variabel terikat berupa partisipasi masyarakat yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu partisipasi kurang dan partisipasi baik. Sedangkan variabel bebas yang terdiri dari: umur, tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal dan persepsi tentang konservasi sumber daya air
3.7 Teknik Analisis Data Dalam studi ini, teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan analisis menggunakan skala likert yang kemudian dihitung dengan analisis diskriminan. Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap dalam katagori skala pengukuran:
29
1. Skor 1 diberikan pada jawaban responden yang sangat tidak diharapkan, 2. Skor 2 diberikan pada jawaban responden yang tidak diharapkan, 3. Skor 3 diberikan pada jawaban yang ragu-ragu, 4.
Skor 4 diberikan pada jawaban yang diharapkan,
5. Skor 5 diberikan pada jawaban yang sangat diharapkan.
Cara perhitungan Skala likert: 1. Mencermati variabel penelitian secara benar 2. Menyusun kuesioner sesuai variabel penelitian, sehingga masalah penelitian dapat dijawab 3. Menghitung jumlah pertanyaan secara benar 4. Menentukan skor maksimum dan skor minimum dari skala likert 5. Penentuan peluang skor maksimum dan skor minimun yang diperoleh oleh setiap skor maksimum setiap responden didapat dari hasil perkalian antara jumlah pertanyaan dengan skor maksimum yaitu 5, sedangkan skor minimum setiap responden didapat dari hasil perkalian antara jumlah pertanyaan dengan skor minimum, yaitu 1. Dalam penggunaan skala likert dibutuhkan pemahaman tentang nilai range antara kelas. Rumus untuk mencari nilai range ( r ) adalah :
Nilai range =
……………………….(3.3)
30
Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya air akan dikategorikan dalam dua kelompok kategori, yakni yang berpartisipasi baik dan yang berpartisipasi kurang, dilakukan berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan partisipasi yang menghasilkan rentang skor 10 – 50. Responden dengan skor 10-30 akan dikelompokkan dalam kategori berpartisipasi kurang, sedangkan
yang
memiliki
skor
31-50
dikelompokkan
dalam
kategori
berpartisipasi baik. Setelah dilakukan pengelompokkan, dilakukan analisis diskriminan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan terhadap konservasi sumber daya air. Variabel yang digunakan yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Model statistik yang dihasilkan dengan analisis diskriminan berupa suatu fungsi pengelompokkan, untuk memprediksi dan mengelompokkan seseorang apakah termasuk ke dalam kelompok yang berpartisipasi baik atau berpartisipasi kurang. Hasil pengelompokkan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berdasarkan faktor terkait. Proses dasar dari analisis diskriminan adalah sebagai berikut: 1.
Memilah variabel-variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat (Z) adalah data kategorikal yaitu: Partisipasi kurang (kode 0), partisipasi baik (kode 1).
31
Variabel bebas yaitu: umur (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama tinggal (X4) dan persepsi (X5). 2.
Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan yaitu : -
simultaneous estimation; semua variabel dimasukkan secara bersamasama lalu dilakukan proses diskriminan.
-
Step-wise estimation; variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Penelitian ini menggunakan metode step-wise estimation. Menguji variabel yang layak untuk dianalisis dengan menggunakan Wilk’s
3.
Lambda dan F test. a. Menguji means (rata-rata) dari setiap variabel -
Dengan angka Wilk’s Lambda Angka Wilk’s Lambda berkisar 0 sampai 1. Jika angka mendekati 0 maka data tiap grup cenderung berbeda, sedang jika angka mendekati 1, data tiap grup cenderung sama.
-
Dengan F test Jika Sig. > 0,05, berarti tidak ada perbedaan antar grup Jika Sig. < 0,05, berarti ada perbedaan antar grup.
b. Menguji varians dari setiap variabel, dengan asumsi: -
Varians variabel bebas untuk tiap grup seharusnya sama.
-
Varians diantara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama.
Kedua pengertian diatas bisa disimpulkan, seharusnya grup covariance matrices adalah relatif sama, yang diuji dengan alat Box’s M.
32
4.
Membuat fungsi diskriminan.
5.
Uji Validasi fungsi diskriminan Dalam penelitian ini karena variabel terikatnya
dua, maka digunakan
teknik analisis diskriminan dua kelompok. Guna memprediksi digunakan bentuk persamaan linearnya: Zjk = a + W1X1k + W2X2k + ……+ WnXnk……………………………..(3.4) Dimana: Zjk = Z skor diskriminan dari fungsi diskriminan j untuk obyek K a
= intersep
W = bobot diskriminan untuk variabel bebas i X1k = variabel bebas i untuk obyek k Variabel bebas dengan bobot diskriminan yang besar pada umumnya akan mempunyai pengaruh yang besar dalam membedakan dan sebaliknya. Dengan melihat bobot diskriminan tiap variabel dapat diketahui variabel bebas yang berkaitan dengan variabel terikat.
3.8 Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara
bagian-bagian
dari
alat
ukur
secara
keseluruhan
dengan
cara
33
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir Pearson Product Moment sebagai berikut:
…………………...(3.5)
r=
Dimana: r
n
= koefisien korelasi X
= jumlah skor item
Y
= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden
Jika instumen itu valid maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah Antara 0, 00 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) Menurut Umar (2004) dalam Wahyundari (2012) validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
34
inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Menurut Sudarmanto (2005) dalam Wahyundari (2012), validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor total seluruh item pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila r = 0,3. Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi 0,3. Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
3.9 Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Pengujian reabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split half) dan Spearman Brown. Metode ini menggunakan sebuah tes (instrument) dengan satu kali pengukuran (single-testsingle-trial method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, hanya baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman Brown dengan bentuk rumus sebagai berikut :
35
r11 =
.......................................................................................(3.6)
Dimana : r 11 r
= koefisien reliabilitas seluruh item
hitung
= koefisien product moment antara belahan (ganjil-genap) atau
(awal-akhir)
36
Ide
Latar Belakang Dan Permasalahan Kajian Pustaka Metode Penelitian
Data sekunder:
Data primer: -
-
Kuisioner Wawancara
Literatur Dinas terkait
Tabulasi Dan Pengolahan Data
Hasil Penelitian Pembahasan Simpulan Dan Saran
Gambar 3.2. Kerangka Alur Penelitian
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Studi Kawasan Danau Beratan terletak di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, lebih kurang 51 km ke arah utara ibukota Propinsi Bali, dengan ketinggian 1200 di atas permukaan laut dan luas wilayah 2.606,32 km2. Batas wilayah Danau Beratan adalah sebagai berikut: -
sebelah Utara : Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng
-
sebelah Timur : Desa Plaga, Kabupaten Badung
-
sebelah Selatan: Desa Batunya, Kabupaten Tabanan
-
sebelah Barat : Bukit Pohan, Kabupaten Tabanan
Di sebelah utara danau terdapat dataran dengan kemiringan antara 0-3 persen, daerah bergelombang dengan kemiringan antara 8-15 persen dan daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 40 persen. Di sebelah timur danau terdapat dataran dengan kemiringan antara 0-3 persen, daerah berbukit dengan kemiringan antara 15-40 persen, dan bergunung dengan kemiringan lebih dari 40 persen. Di sebelah barat terdapat daerah dataran dengan kemiringan 0-3 persen, daerah berombak dengan kemiringan 3-8 persen, bergelombang dengan kemiringan 8-15 persen, dan berbukit dengan kemiringan 15-40 persen. Curah hujan kawasan Danau Beratan adalah 349,24 mm/bulan pada saat bulan basah yaitu selama 5 sampai 6 bulan, sedangkan pada bulan kering selama 2 sampai 6 bulan adalah 79,13 mm/bulan. Kelembaban relatif maksimum adalah 37
38
93,6–95,5 persen pada bulan kering, yaitu bulan Oktober dan kelembaban minimum pada bulan bassah yaitu bulan Desember adalah 88 persen. Menurut Kecamatan Baturiti dalam Angka tahun 2012, jumlah penduduk Desa Candikuning sebanyak 7213 orang, terdiri dari 3659 pria, dan 3554 orang wanita, serta terbagi ke dalam 1795 kepala keluarga (KK). Penduduk Desa Candikuning tersebar ke dalam 6 dusun yaitu Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I, Dusun Candikuning II, Dusun Bukitcatu, Dusun Pemuteran dan Dusun Batusesa. Dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Candikuning tergolong relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingginya persentase penduduk yang tamat Sekolah Dasar (SD) tetapi tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), yaitu sebesar 52,16%, menyelesaikan tingkat SLTP 3,6 persen, tamat Sekolah Menengah Umum (SMU) 2,59% dan hanya 1,44 persen yang mengenyam pendidikan di tingkat Akademi atau Perguruan Tinggi. Dalam kaitannya dengan mata pencaharian penduduk, sebagian besar (79,5%) penduduk Desa Candikuning berprofesi sebagai petani. Pemanfaatan Danau Beratan pada mulanya adalah sebagai sumber air irigasi untuk lahan-lahan disekitar danau yang ditanami tanaman holtikultura, khususnya sayur-sayuran, sebagai sumber air minum, tempat mencari ikan dan tempat untuk mandi serta mencuci bagi beberapa penduduk di sekitar danau. Dengan berkembangnya kawasan Bedugul menjadi obyek pariwisata maka pemanfaatan Danau Beratan pun mengalami peningkatan yaitu sebagai tempat
39
rekreasi, sebagai sumber air bagi kebutuhan restaurant ataupun penginapan. Disamping itu air Danau Beratan juga dimanfaatkan untuk memelihara ikan dalam bentuk keramba. Keberadaan Danau Beratan sebagai sumber air yang sangat mendukung aktifitas kehidupan, sangat disadari oleh masyarakat yang bermukim di sekitar danau sehingga penduduk berinisiatif membuat bak penampungan limbah pada masing-masing rumah. Namun dari pengamatan penulis, limbah yang dihasilkan belum mengalami proses pengolahan dan langsung diresapkan ke dalam tanah.
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.2.1 Uji Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian telah memiliki koefisien korelasi > 0,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian telah memenuhi syarat validitas data. 4.2.2 Uji reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran dimana pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang
40
ada. Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa variabel uji mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi asumsi reliabilitas data. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas No
Pertanyaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
1.
Keikutsertaan dalam kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan pemerintah/ LSM
0,366
valid
2.
Keikutsertaan dalam kegiatan pelaksanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM
0,544
valid
3.
Keikutsertaan dalam kegiatan konservasi sumber daya air (evaluasi) yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM
0,345
valid
4.
Konservasi sumber daya air dilakukan atas kehendak sendiri
0,746
valid
5.
Di desa ini sering diadakan konservasi sumber daya air
0,634
valid
6
Kegiatan konservasi sumber daya air perlu dilakukan dengan pengawasan aparat berwenang.
0,684
valid
7.
Konservasi sumber daya air harus didanai pemerintah
0,845
valid
8.
Pembentukan kelompok penghijauan
0,508
valid
9.
Bila dilakukan konservasi di sekitar Danau Beratan
0,529
valid
0,358
valid
10. Air bernilai ekonomis sehingga penggunaannya harus dihemat Sumber: Data Primer (diolah)
kegiatan
41
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Banyaknya Butir Cronbach’s Alpha Keterangan
Partisipasi
10
0,842
Reliabel
Sumber: Data Primer (diolah)
4.3 Analisis Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air dikategorikan ke dalam dua kelompok kategori, yaitu responden berpartisipasi baik dan responden berpartisipasi kurang, yang dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang
berkaitan
dengan
partisipasi.
Analisis
yang
digunakan
untuk
mengkategorikan responden ke dalam dua kelompok adalah skala likert. Skala ini terdiri dari lima level skor sebagai berikut: 6. Skor 1 diberikan pada jawaban responden yang sangat tidak diharapkan, 7. Skor 2 diberikan pada jawaban responden yang tidak diharapkan, 8. Skor 3 diberikan pada jawaban yang ragu-ragu, 9.
Skor 4 diberikan pada jawaban yang diharapkan,
10. Skor 5 diberikan pada jawaban yang sangat diharapkan. Oleh karena skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5, karena pertanyaan yang diajukan adalah 10 butir, maka setiap responden memiliki peluang untuk memperoleh skor maksimum sebesar 50 dan skor minimum sebesar 10. Responden dengan skor 10-30 dikelompokkan dalam kategori berpartisipasi
42
kurang, sedangkan responden dengan skor 31-50 dikelompokkan dalam kategori berpartisipasi baik. Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat sekitar Danau Beratan dalam kegiatan konservasi sumber daya air. Partisipasi masyarakat tersebut diukur dari indikator mulai tahap perencanaan,
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
pelaksanaan, evaluasi dan pemahaman tentang konservasi sumber daya air. 40 35 30 25 20 15 10 5 0
35
28 17
13
5 sangat setuju
setuju
netral
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.1 Pernyataan responden terhadap kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air.
Terhadap pertanyaan mengenai keikutsertaan dalam kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan pemerintah/ LSM, 28 responden (28,57%) menyatakan sangat setuju mengikuti kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air ,13 responden (13,13%) menyatakan setuju, 35 responden (35,35%) menyatakan netral. Hanya 18 responden menyatakan tidak setuju dan 5 responden menyatakan sangat tidak setuju. Pernyataan responden ini disebabkan karena belum adanya pemerataan sosialisasi kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat sekitar
43
danau, walaupun kegiatan-kegiatan ini sudah dilaksanakan seperti kegiatan perencanaan konservasi sumber daya air oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
JUMLAH RESPONSEN (ORANG)
tahun 2012 (Gambar 4.1).
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
46 39
7
6
0 sangat setuju
setuju
netral JAWABAN
tidak setuju
sangat tidak setuju
Gambar 4.2 Pernyataan responden terhadap pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya air
Mengenai keikutsertaan dalam kegiatan pelaksanaan konservasi sumber daya air yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM; 46,94 % responden menyatakan setuju ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan konservasi sumber daya air (Gambar 4.2). Responden yang menyatakan sangat tidak setuju mengikuti kegiatan evaluasi konservasi sumber daya air yaitu sebanyak 40,82% yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah atau LSM. Hal ini disebabkan belum meratanya sosialisasi yang diadakan pemerintah mengenai kegiatan konservasi sumber daya air, sehingga responden merasa belum pernah terlaksana kegiatan konservasi sumber
44
daya air. Oleh sebab itu mereka beranggapan bahwa tidak ada kegiatan yang harus
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
dievaluasi (Gambar 4.3). 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
40 28
4
2
sangat setuju
setuju
netral
25
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.3 Pernyataan responden terhadap evaluasi kegiatan konservasi sumber
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
daya air
50
40
45
40 30 20 10
11 3
0
0
sangat setuju
setuju
netral
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.4 Pernyataan responden terhadap persetujuan melakukan konservasi sumber daya air atas kehendak sendiri
Mengenai pertanyaan terhadap persetujuan untuk melakukan konservasi sumber daya air dilakukan atas kehendak sendiri 40,40 % responden menyatakan setuju. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat sekitar Danau
45
Beratan memiliki keinginan yang kuat untuk menjaga lingkungannnya agar terhindar dari segala kerusakan. Peran aparat pemerintah untuk memberikan berbagai penyuluhan tentang konservasi sumber daya air yang benar menjadi kunci utama agar partisipasi masyarakat di daerah ini dapat terus ditingkatkan
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
(Gambar 4.4). 60
49
50 40
30
30 20 10
11
8 1
0 sangat setuju
setuju
netral
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.5 Pernyataan responden terhadap kegiatan konservasi sumber daya air
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
yang telah dilakukan di desa ini
70 60 50 40 30 20 10 0
63
20 10
sangat setuju
setuju
netral
5 tidak setuju
1 sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.6 Pernyataan responden terhadap perlu tidaknya dilakukan pengawasan oleh aparat berwenang dalam kegiatan konservasi sumber daya air.
46
Empat puluh sembilan responden (49,49%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa telah dilakukan bentuk-bentuk kegiatan konservasi sumber daya air di desa ini. Hal ini didasari oleh pemahaman masyarakat bahwa yang dimaksud dengan kegiatan konservasi sumber daya air adalah kegiatan-kegiatan fisik semata. Kegiatan perencanaan yang telah dilakukan di desa ini adalah Studi Konservasi Perlindungan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng yang meliputi perencanaan pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed management), pengelolaan kuantitas air (water quantity management), pengelolaan kualitas air (water quality management), pengendalian banjir (flood control management) dan distribusinya (flood distribution management) dan pengelolaan lingkungan danau (lake environment management) yang diprakarsai oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida pada tahun 2002. (Gambar 4.5).
Kegiatan konservasi sumber daya air perlu dilakukan dengan pengawasan aparat berwenang, 63% responden mendukung pernyataan ini. Pemahaman masyarakat ini perlu diluruskan, karena kegiatan konservasi sumber daya air sebaiknya dilakukan dengan kehendak sendiri walaupun tidak ada pengawasan dari aparat berwenang (Gambar 4.6). Konservasi sumber daya air harus didanai pemerintah, 55 % responden menyatakan setuju agar konservasi sumber daya air didanai pemerintah. Hal ini berkaitan erat dengan pendapatan responden yang sebagian besar berkisar antara Rp 500.00,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 per bulan. Jika kebutuhan pokok seseorang belum terpenuhi maka tidak mungkin orang tersebut bisa dilibatkan untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. (Gambar 4.7).
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
47
55
60 50 40 30
27 14
20 10
3
0
tidak setuju
sangat tidak setuju
0 sangat setuju
setuju
netral
JAWABAN
Gambar 4.7 Pernyataan responden terhadap konservasi sumber daya air harus didanai pemerintah
Pembentukan kelompok penghijauan mendapat tanggapan yang sangat positif dari responden. Lebih dari 50% responden menyatakan setuju bila dibentuk kelompok-kelompok penghijauan. Peran pemerintah sangat dibutuhkan sebagai fasilitator agar kelompok penghijauan ini dapat terwujud dan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air di daerah ini (Gambar
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
4.8). 60
51
50 40
32
30 20 10
9
6
1
0 sangat setuju
setuju
netral
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.8 Pernyataan responden terhadap rencana pembentukan kelompok penghijauan
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
48
70 60 50 40 30 20 10 0
66
25 8 sangat setuju
setuju
netral
0
0
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.9 Pernyataan responden jika dilakukan konservasi di sekitar Danau Beratan Bila dilakukan konservasi di sekitar Danau Beratan, hampir seluruh responden menanggapi positif hal tersebut, responden menyatakan setuju (66,67%) dan sangat setuju (25,25%) (Gambar 4.9). Persepsi masyarakat bahwa air bernilai ekonomis sehingga penggunaannya harus dihemat, sangat baik. Karena dari persepsi masyarakat ini
JUMLAH RESPONDEN (ORANG)
akan menentukan partisipasinya dalam konservasi sumber daya air (Gambar 4.10). 70 60 50 40 30 20 10 0
58 33
6 sangat setuju
setuju
netral
1
0
tidak setuju
sangat tidak setuju
JAWABAN
Gambar 4.10 Pernyataan responden tentang air bernilai ekonomis sehingga penggunaannya harus dihemat
49
Tetapi dari 98 responden, 26,26% menyatakan bahwa air Danau Beratan sudah tercemar limbah dan perlu dilakukan pembatasan-pembatasan tentang ijinijin pengoperasian kegiatan wisata. Persepsi masyarakat sekitar Danau Beratan yang masih beranggapan bahwa kualitas Danau Beratan masih baik dan belum mengalami pencemaran, akan menyebabkan kurangnya kewaspadaan untuk terus meningkatkan partisipasi dalam pengendalian pencemaran air. Pernyataan-pernyataan responden tersebut ditabulasi kemudian dihitung menggunakan skala likert. Dari perhitungan menggunakan skala likert, diperoleh hasil bahwa responden yang termasuk berkategori partisipasi baik adalah sebanyak 62 orang atau 63,26%. Dari 62 responden yang berkategori berpartisipasi baik, 75% memahami bahwa konservasi sumber daya air sebagai cara untuk menjaga sumber air agar tidak tercemar dan menggunakan air secara efisien. Namun demikian, seluruh responden belum memahami air limbah yang diresapkan langsung ke tanah pun akan membuat air tanah tercemar. Lebih lanjut dibutuhkan peran pemerintah untuk mengatasinya dengan memberikan lebih banyak penyuluhan. Sedangkan yang berkategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 36 orang atau 36,73%. Dari data yang diperoleh, 66,66% responden yang termasuk kategori berpartisipasi kurang adalah yang tidak mengetahui apa dan mengapa harus dilakukan konservasi sumber daya air. Kurangnya penyuluhan yang diadakan oleh pemerintah tentang pentingnya konservasi sumber daya air merupakan salah satu penyebab masih tingginya angka masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam konservasi sumber daya air.
50
Hanya 13,13% dari 98 responden yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang konservasi sumber daya air mereka dapatkan dari penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah. Sisanya sebanyak 86,87% mendapatkan pengetahuan tentang konservasi sumber daya air melalui media massa (televisi, majalah, koran, dll).
4.4 Analisis Diskriminan Setelah dilakukan pengkategorian menggunakan skala likert maka dilakukan analisis diskriminan menggunakan software SPSS Statistics 17. Model statistik yang dihasilkan dengan analisis diskriminan berupa suatu fungsi pengelompokkan, untuk memprediksi dan mengelompokkan seseorang apakah termasuk ke dalam kelompok yang berpartisipasi baik atau berpartisipasi kurang. Hasil pengelompokkan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berdasarkan faktor terkait. Proses dasar dari analisis diskriminan adalah sebagai berikut: 4.4.1
Memilah variabel-variabel menjadi variabel terikat dan variabel bebas Variabel terikat (Z) adalah data kategorikal yaitu: Partisipasi kurang (kode 0), partisipasi baik (kode 1). Variabel bebas yaitu: umur (X1) , pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama tinggal (X4) dan persepsi (X5).
51
4.4.2
Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan -
Simultaneous estimation; semua variabel dimasukkan secara bersamasama lalu dilakukan proses diskriminan.
-
Step-wise estimation; variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Penelitian ini menggunakan metode step-wise estimation. Pada metode ini,
proses pemasukan (entered) kelima variabel bebas dilakukan secara bertahap (stepwise). Tahap Pengeluaran Variabel Yang Tidak Signifikan (lampiran 4.7) 1. Pada tahap (step) 0 (keadaan awal), kelima variabel bebas secara lengkap ditampilkan dengan angka Sig. of F to enter sebagai faktor penguji . Terlihat angka Sig. of F to enter yang terkecil adalah variabel pendapatan (0,014). Maka variabel pendapatan dikeluarkan dari tahap 0 tersebut, yang berarti variabel tersebut bukan termasuk variabel yang tidak dianalisis. 2. Pada tahap (step) 1, terlihat ada empat variabel, dan proses pengujian terus berjalan, dengan pedoman angka Sig. of F to enter harus dibawah 0,05. Terlihat variabel umur yang memiliki angka terkecil (0,025), sehingga variabel umur dikeluarkan. 3. Pada tahap (step) 2, terlihat ada tiga variabel dan ketiganya memiliki angka Sig. of F to enter diatas 0,05 (yaitu 0,723 untuk pendidikan, 0,443 untuk lama tinggal dan 0,445 untuk persepsi). Karena sudah tidak ada variabel yang memenuhi syarat maka proses pengeluaran variabel terhenti, dan ketiga variabel tersebut tidak dikeluarkan yang berarti keduanya
52
termasuk pada variable not in the analysis atau variabel yang tidak dianalis lebih lanjut. Tahap Pemasukan Variabel Bebas Yang Signifikan (lampiran 4.5) 1. Tahap pertama, angka F hitung variabel PENDAPATAN adalah yang terbesar
yaitu
6,312;
maka
pada
tahap
pertama
ini
variabel
PENDAPATAN terpilih. 2. Tahap kedua, dengan variabel yang sudah berkurang satu, angka F hitung variabel Umur adalah kedua, mencapai 5,897; maka pada tahap ini variabel UMUR terpilih. 3. Kedua variabel diatas mempunyai angka Sig. di bawah 0,05 yaitu angka Sig. variabel Pendapatan 0,014
dan angka Sig. variabel umur adalah
0,004. Dengan demikian, dari lima variabel yang dimasukkan, hanya ada dua variabel yang signifikan. Atau bisa dikatakan bahwa pendapatan serta umur seseorang mempengaruhi partisipasi masyarakat. 4.4.3
Menguji
Variabel
Yang
Layak
Untuk
Dianalisis
Dengan
Menggunakan Wilk’s Lambda Dan Uji F 1. Wilk,s Lambda Pada prinsipnya Wilk’s Lambda adalah varians total dalam discriminant scores yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan di antara grup-grup yang ada. Tabel pada lampiran 4.8 menjelaskan bahwa terdapat dua tahapan yang terkait dengan dua variabel yang dimasukkan pada tahapan analisis sebelumnya.
53
Pada tahap 1, jumlah variabel yang dimasukkan ada satu yaitu pendapatan, dengan angka Wilk’s Lambda adalah 0,938. Hal ini berarti 93,9 % varians tidak dapat dijelaskan oleh perbeddaan antar grup. Kemudian pada tahap 2, dengan tambahan variabel umur, angka Wilk’s Lambda turun menjadi 0,890. Penurunan angka Wilk’s Lambda ini baik bagi model diskriminan karena varians yang tidak bisa dijelaskan juga semakin kecil (dari 93,9% menjadi 89,0%) 2. Uji F (F test) Dari lampiran 4.3 terlihat bahwa angka Sig. jauh di atas 0,05 (0,145), maka dapat dikatakan varians dari responden yang berpartisipasi kurang sama dengan varians dari responden yang berpartisipasi baik juga varians dari Umur, Pendidikan, Pendapatan, Lama tinggal dan Persepsi adalah sama. 4.4.4
Membuat fungsi diskriminan. Tabel structure matrix (lampiran 4.12) menjelaskan korelasi antara
variable bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Terlihat variabel pendapatan paling erat hubungannya dengan fungsi diskriminan, diikuti oleh variabel umur, pendidikan, lama tinggal dan persepsi. Maka fungsi diskriminan yang terbentuk (lampiran 4.13) adalah: Z Score = 0,472 - 0,069X1+ 0,951 X3 4.4.5
Uji Validasi fungsi diskriminan Dari hasil klasifikasi (lampiran 4.19) menunjukkan bahwa angka ketepatan
tinggi (62,2%), maka model diskriminan di atas bisa digunakan untuk analisis
54
diskriminan dan dianggap tepat untuk menggolongkan responden berdasar umur dan pendapatannya ke dalam grup berpartisipasi baik dan berpartisipasi kurang.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis dapat dijelaskan bahwa ada keterkaitan antara umur dan pendapatan dengan partisipasi masyarakat. Sedangkan faktor tingkat pendidikan formal, lama tinggal dan persepsi masyarakat tidak mempengaruhi kedua kelompok partisipasi masyarakat. Berdasarkan analisis diskriminan didapat hasil bahwa ada perbedaan yang jelas antara responden yang berpartisipasi baik dengan responden yang berpartisipasi kurang dalam konservasi sumber daya air. Variabel yang membedakan adalah Umur responden dan Pendapatannya. Fungsi diskriminan yang terbentuk adalah Score = 0,472 - 0,069X1+ 0,951 X3, yang menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang signifikan menentukan perbedaan kelompok masyarakat berpartisipasi kurang dan berpartisipasi baik adalah X1 (Umur) dan X3 (Pendapatan). Berdasarkan tanda dari koefisien variabel, terlihat bahwa variabel umur bertanda negatif. Hal ini berarti variabel tersebut cenderung menurunkan skor fungsi disriminan, apabila variabel pendapatan konstan. Lain halnya dengan variabel pendapatan yang bertanda positif, yang berarti variabel pendapatan akan meningkatkan skor fungsi diskriminan. Dengan kata lain semakin tinggi pendapatan seseorang maka cenderung meningkatkan partisipasinya dalam konservasi sumber daya air.
55
Variabel bebas usia menunjukkan bahwa penduduk dilokasi penelitian tergolong dalam umur produktif atau dengan kata lain potensi sumberdaya manusianya cukup tersedia. Jika mengacu pada produktivitas, maka dapat dilihat bahwa besarnya jumlah penduduk yang berada pada kisaran usia produktif sangat mendukung partisipasinya dalam kegiatan pembangunan. Pada usia yang relatif muda dan dengan produktivitas yang tinggi ini, masyarakat lebih mudah menerima masukan atau hal-hal baru untuk kemajuan mereka termasuk berpartisipasi aktif dalam konservasi sumber daya air. Pendidikan formal seseorang tidak mempengaruhi partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Baik dari kategori berpartisipasi baik maupun kategori partisipasi kurang. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan konservasi sumber daya air tidak terdapat dalam kurikulum pendidikan formal. Rencana masyarakat Candikuning untuk mendirikan sekolah kejuruan (SMK) yang berbasis pertanian harus mendapat dukungan dari pemerintah, agar pengetahuan mengenai pertanian termasuk konservasi sumber daya air bisa diperoleh secara formal. Tingkat
pendapatannya
membedakan
partisipasi
masyarakat
yang
berkategori baik maupun berkategori kurang. Dengan pendapatan yang relatif tinggi, seseorang tidak hanya memikirkan bagaimana upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak tetapi juga dapat menyisihkannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup lainnya. Sebaliknya bila pendapatan seseorang relatif rendah, pemenuhan kebutuhan pokok yang akan menjadi prioritas utama. Ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya konservasi
56
sumber daya air tidak akan masuk dalam prioritas jika pemenuhan sandang dan pangan seseorang belum bisa terpenuhi. Lama tinggal responden pada ketiga dusun hampir sama dengan usianya yang mengasumsikan bahwa responden merupakan penduduk asli daerah tersebut. Kedua kelompok baik kategori berpartisipasi baik maupun partisipasi kurang tidak dipengaruhi oleh faktor lama tinggal. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safei (2005), yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang menjadi anggota warga masyarakat pada suatu tempat akan semakin tinggi tingkat partisipasinya. Persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya. Masyarakat sekitar Danau Beratan yang sebagian besar sudah menetap di daerah ini lebih dari 30 tahun, memiliki persepsi bahwa lingkungan sekitar mereka keadaannya belum berubah, belum mengalami pencemaran atau dengan kata lain masih sama seperti saat mereka masih kecil. Hal inilah yang melatar belakangi tidak adanya pengaruh antara persepsi masyarakat dengan kelompok masyarakat berpartisipasi baik maupun kelompok masyarakat berpartisipasi kurang. Sesuai dengan definisi persepsi menurut Saptorini (2003), persepsi adalah suatu proses atas kesadaran seseorang dalam merespon rangsang yang diperhatikan, diterima, dipahami dan dibuat interpretasi, evaluasi, pemaknaan dan prediksi secara subyektif (sesuai pengalaman masa lampaunya maupun lingkungan) yang pada gilirannya menentukan perilaku (pemikiran, perasaan, sikap dan tindakan) seseorang. Dibutuhkan peran serta pemerintah untuk memberikan penyuluhanpenyuluhan berkaitan dengan konservasi sumber daya air agar pengetahuan
57
masyarakat akan pentingnya konservasi sumber daya air dapat ditingkatkan. Pengetahuan tentang konservasi sumber daya air juga bisa sebarluaskan melalui kelompok tani ternak yang ada di desa ini. Masing-masing dusun di desa Candikuning memiliki kelompok tani ternak, kelompok-kelompok tani ini tergabung ke dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Candikung dengan nama Gapoktan Candi Agro Mandiri. PKK juga merupakan salah satu organisasi di desa ini yang bisa digunakan untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang konservasi sumber daya air. Hal ini sesuai dengan Prinsip Dublin (Dublin Principles) yang menekankan bahwa peran wanita merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan, pengelolaan dan pelestarian air.
58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan Kabupaten Tabanan sudah baik. Hal ini terlihat dari prosentase masyarakat
yang
berkategori
partisipasi
baik
sebanyak
63,26%.
Masyarakat yang berada di sekitar Danau Beratan sudah memahami perlindungan dan pelestarian sumber daya air serta pengendalian pencemaran air. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat yang berpartisipasi baik dengan masyarakat yang berpartisipasi kurang dalam konservasi sumber daya air yang ditunjukkan dengan angka validasi 62,2%. Variabel yang membedakan adalah Umur responden dan Pendapatannya. 3. Dari fungsi diskriminan yang terbentuk menunjukkan bahwa variabelvariabel bebas yang signifikan menentukan perbedaan kelompok masyarakat berpartisipasi kurang dan berpartisipasi baik adalah Umur dan Pendapatan. Variabel umur bertanda negatif, yang berarti variabel tersebut cenderung menurunkan
skor
fungsi
disriminan,
apabila
variabel
pendapatan konstan. Sedangkan variabel pendapatan bertanda positif, yang berarti variabel pendapatan akan meningkatkan skor fungsi diskriminan.
58
59
Dengan kata lain, semakin tinggi pendapatan seseorang maka cenderung meningkatkan partisipasinya dalam konservasi sumber daya air.
5.2 Saran 1. Memasukkan pengetahuan dasar tentang konservasi sumber daya air ke dalam kurikulum pendidikan formal agar semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang, semakin tinggi tingkat partisipasinya dalam konservasi sumber daya air. 2. Lebih meningkatkan sosialisasi berbagai kegiatan yang akan dilakukan menyangkut konservasi sumber daya air kepada seluruh penduduk desa, agar semakin lama penduduk tersebut tinggal di Desa Candikuning semakin tinggi partisipasinya dalam konservasi sumber daya air. 3. Memberikan berbagai penyuluhan kepada seluruh penduduk agar memiliki persepsi bahwa konservasi sumber daya air perlu selalu dilakukan untuk menjaga dan memelihara sumber daya air di sekitar Danau Beratan. Penyuluhan ini bsa dilakukan melalui karang taruna, perkumpulan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan non formal lainnya. 4. Penelitian lanjutan tentang peran serta stakeholder dalam konservasi sumber daya air di sekitar Danau Beratan perlu dilakukan, mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan wisata yang rentan akan kerusakan yang disebabkan oleh orang-orang di luar kawasan tersebut.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia. Balai Lingkungan Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air. Anonim.
2012. Persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi: Available from: URL http://www.duniapsikologi.com/
Anonim. 2012. Study Konservasi Perlindungan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng. Laporan Akhir: Kementrian PU, Direktorat Jenderal SDA, Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. Anonim. 2013. Danau tercemar banyak ikan mati, petani sayur mengeluh Availablefrom URL: Uhttp://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2 &id=7501 Arsyad, S. 2012. Konservasi Tanah dan Air dalam Penyelamatan Sumber Daya Air.Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Baturiti Dalam Angka, 2012. Erwiantono. 2006. Kajian Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kawasan Teluk Pangpang-Banyuwangi. EPP. Vol. 3 No. 1. Kodoatie, R.J & Sjarief,R. 2010. Tata Ruang Air. Andi Yogyakarta. Kodoatie,R.J & Sjarief, R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi Yogyakarta. Manumudhita I Nengah, 2002. Penelitian Perubahan Tata Guna Tanah Di Wilayah Sekitar Danau Beratan Kabupaten Dati II Tabanan: BAPPEDA Propinsi Bali. Morrisan, M A. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta. Kencana Prenada Media. Murtiyanto,N. 2011. Partisipasi Masyarakat (Teori Ringkas). Available from: URL Norken, I N. 2003. Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air secara Terpadu dan Berkelanjutan (Suatu Tantangan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia). Seminar Pengembangan dan
61
Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Denpasar 27 September. Pantja S.V.R. I, 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Konservasi Sumber Daya Alam. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang Vol:30 No. 2: 60-82. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta. Safei, L. O. M, 2005. “ Kajian Partisipasi Masyarakat terhadap Pelestarian Hutan Mangrove (Studi kasus : Desa Marobo Kecamatan Bone dan Desa Labulu-bulu Kecamatan Parigi Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara” (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta. Gramedia. Saptorini, 2003. “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Konservasi Hutan Mangrove di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak” (tesis). Semarang : Universitas Diponegoro. Simanuhuruk, M. 2005. Pendekatan Partisipatif dalam Perencanaan Konservasi Lingkungan di DTA Danau Toba. Jurnal Wawasan Vol: II No. 2 Soelaiman, Holil. 1980. Partisipasi Sosial Dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta. Andi. Triwanto, J. 2012. Konservasi Lahan Hutan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai:UMM Press. Wahyundari, I G A P. 2012. “Peran Serta Stakeholders dalam Pengamanan dan Pemeliharaan Pantai di Kecamatan Kuta Kabupaten Badung” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Waluya, J. 2010. Pengelolaan Sungai, Danau dan Waduk untuk konservasi sumber daya air. Region Vol: II No. 2.
62
LAMPIRAN I. KUISIONER
SURAT PENGANTAR DAN DAFTAR PERTANYAAN
Yang terhormat: Bapak/Ibu/Saudara (Responden) ………………………………… di tempat Dengan hormat, Bersama ini dimohon bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan berikut ini, dengan mengisi isian atau memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban Bapak/Ibu sangat dibutuhkan sehubungan dengan penelitian yang kami lakukan tentang Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air Di Sekitar Danau Beratan. Adapun tujuan penelitian ini hanya semata-mata untuk kepentingan karya ilmiah. Harapan kami agar Bapak/Ibu/Saudara menjawab dengan sejujurnya untuk kelancaran penelitian ini. Demikian surat ini, terimakasih atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Peneliti
63
LAMPIRAN III. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
15
100.0
0
.0
15
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items .842
N of Items .853
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
2.13
.915
15
P2
3.40
.737
15
P3
3.60
.828
15
P4
3.73
.799
15
P5
3.73
.594
15
P6
3.33
.724
15
P7
3.47
.743
15
P8
3.93
.458
15
P9
3.47
.834
15
P10
4.00
.756
15
64
Inter-Item Correlation Matrix P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P1
1.000
.551
.075
.150
.070
.467
.637
.193
.006
.103
P2
.551
1.000
.398
.194
.425
.804
.939
.297
.372
.256
P3
.075
.398
1.000
.259
.785
.358
.441
.490
.393
.228
P4
.150
.194
.259
1.000
.291
.412
.345
-.052
.307
.118
P5
.070
.425
.785
.291
1.000
.388
.464
.719
.414
.318
P6
.467
.804
.358
.412
.388
1.000
.885
.072
.434
.000
P7
.637
.939
.441
.345
.464
.885
1.000
.308
.430
.254
P8
.193
.297
.490
-.052
.719
.072
.308
1.000
.462
.619
P9
.006
.372
.393
.307
.414
.434
.430
.462
1.000
.453
P10
.103
.256
.228
.118
.318
.000
.254
.619
.453
1.000
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
32.67
19.381
.366
.695
.848
P2
31.40
17.971
.746
.913
.808
P3
31.20
18.600
.544
.677
.827
P4
31.07
20.067
.345
.538
.846
P5
31.07
19.495
.634
.886
.822
P6
31.47
18.410
.682
.905
.814
P7
31.33
17.381
.845
.965
.798
P8
30.87
20.838
.508
.876
.833
P9
31.33
18.667
.529
.637
.829
P10
30.80
20.171
.358
.606
.844
65
Scale Statistics Mean
Variance 34.80
23.171
Std. Deviation
N of Items 4.814
10
66
LAMPIRAN IV. ANALISIS DISKRIMINAN
4.1 Tests of Equality of Group Means
Wilks' Lambda
F
df1
df2
Sig.
Umur
.975
2.487
1
96
.118
Pendidikan
.978
2.173
1
96
.144
Pendapatan
.938
6.312
1
96
.014
Lama_tinggal
1.000
.004
1
96
.948
Persepsi
1.000
.045
1
96
.833
Analysis 1
Box's Test of Equality of Covariance Matrices
4.2 Log Determinants Partisipasi
Rank
Log Determinant
0
5
3.134
1
5
2.948
Pooled within-groups
5
3.247
The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.
67
4.3 Test Results Box's M
22.130
F
Approx.
1.384
df1
15
df2
21655.942
Sig.
.145
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
Discriminant
4.4 Group Statistics Valid N (listwise) Partisipasi 0
1
Total
Mean Umur
Std. Deviation
Unweighted
Weighted
38.06
12.410
36
36.000
Pendidikan
3.00
1.242
36
36.000
Pendapatan
1.78
.722
36
36.000
Lama_tinggal
4.31
1.261
36
36.000
Persepsi
1.28
.454
36
36.000
34.63
8.992
62
62.000
Pendidikan
3.37
1.177
62
62.000
Pendapatan
2.29
1.092
62
62.000
Lama_tinggal
4.32
1.238
62
62.000
Persepsi
1.26
.441
62
62.000
35.89
10.449
98
98.000
3.23
1.208
98
98.000
Umur
Umur Pendidikan
68
Pendapatan
2.10
1.000
98
98.000
Lama_tinggal
4.32
1.240
98
98.000
Persepsi
1.27
.444
98
98.000
Analysis 1
Stepwise Statistics
4.5 Variables Entered/Removed
a,b,c,d
Min. D Squared
Exact F
Step
Entered
Statistic
Between Groups
Statistic
df1
df2
Sig.
1
Pendapatan
.277
0 and 1
6.312
1
96.000
.014
2
Umur
.523
0 and 1
5.897
2
95.000
.004
At each step, the variable that maximizes the Mahalanobis distance between the two closest groups is entered. a. Maximum number of steps is 10. b. Maximum significance of F to enter is .05. c. Minimum significance of F to remove is .10. d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.
69
4.6 Variables in the Analysis
Step
Tolerance
Sig. of F to Remove
Min. D Squared
Between Groups
1
Pendapatan
1.000
.014
2
Pendapatan
.923
.003
.109
0 and 1
Umur
.923
.025
.277
0 and 1
4.7 Variables Not in the Analysis
Step 0
1
2
Tolerance Min. Tolerance
Sig. of F to Enter
Min. D Squared
Between Groups
Umur
1.000
1.000
.118
.109
0 and 1
Pendidikan
1.000
1.000
.144
.095
0 and 1
Pendapatan
1.000
1.000
.014
.277
0 and 1
Lama_tinggal
1.000
1.000
.948
.000
0 and 1
Persepsi
1.000
1.000
.833
.002
0 and 1
Umur
.923
.923
.025
.523
0 and 1
Pendidikan
.901
.901
.489
.300
0 and 1
Lama_tinggal
.984
.984
.808
.280
0 and 1
Persepsi
.967
.967
.515
.297
0 and 1
Pendidikan
.882
.816
.723
.530
0 and 1
Lama_tinggal
.809
.758
.443
.553
0 and 1
Persepsi
.964
.889
.445
.553
0 and 1
70
4.8 Wilks' Lambda Exact F Step
Number of Variables
Lambda
df1
df2
df3
Statistic
df1
df2
Sig.
1
1
.938
1
1
96
6.312
1
96.000
.014
2
2
.890
2
1
96
5.897
2
95.000
.004
Summary of Canonical Discriminant Functions
4.9 Eigenvalues Function 1
Eigenvalue .124
% of Variance a
Cumulative %
100.0
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
100.0
Canonical Correlation .332
71
4.10 Wilks' Lambda Test of Function(s)
Wilks' Lambda
1
Chi-square .890
df
Sig.
11.118
2
.004
4.11 Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients
Function 1 Umur
-.714
Pendapatan
.926
4.12 Structure Matrix
Function 1 Pendapatan
.728
Umur
-.457
Pendidikan
a
Lama_tinggal Persepsi
.323 a
-.196
a
Pooled within-groups correlations between discriminating variables and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function. a. This variable not used in the analysis.
.173
72
4.13 Canonical Discriminant Function Coefficients
Function 1 Umur
-.069
Pendapatan
.951
(Constant)
.472
Unstandardized coefficients
4.14 Functions at Group Centroids Function Partisipasi
1
0
-.458
1
.266
Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means
73
Classification Statistics
4.15 Classification Processing Summary Processed Excluded
98 Missing or out-of-range group codes
0
At least one missing discriminating variable
0
Used in Output
98
4.16 Prior Probabilities for Groups Cases Used in Analysis Partisipasi
Prior
Unweighted
Weighted
0
.500
36
36.000
1
.500
62
62.000
1.000
98
98.000
Total
4.17 Classification Function Coefficients
Partisipasi 0
1
Umur
.331
.281
Pendapatan
.898
1.586
-7.780
-7.370
(Constant) Fisher's linear discriminant functions
74
4.18 Casewise Statistics
Highest Group
Second Highest Group
Discrimina nt Scores
P(D>d | G=g)
Case Predic Num Actual ted ber Group Group Original 1
0
2
1
3
p
Squared Squared P(G= Mahalanobi P(G= Mahalanobi d g | s Distance Grou g | s Distance f D=d) to Centroid p D=d) to Centroid Function 1
0
.938 1
.551
.006
1
.449
.417
-.380
**
.874 1
.537
.025
1
.463
.318
-.299
0
0
.874 1
.537
.025
1
.463
.318
-.299
4
1
1
.989 1
.563
.000
0
.437
.504
.252
5
1
**
.695 1
.633
.153
1
.367
1.243
-.849
6
1
1
.773 1
.513
.083
0
.487
.189
-.023
7
0
1
**
.763 1
.511
.091
0
.489
.178
-.036
8
1
0
**
.820 1
.524
.052
1
.476
.245
-.230
9
1
0
**
.907 1
.586
.014
1
.414
.705
-.574
10
0
1
**
.826 1
.526
.048
0
.474
.253
.046
11
0
1
**
.826 1
.526
.048
0
.474
.253
.046
12
1
0
**
.840 1
.529
.041
1
.471
.271
-.255
13
0
0
.983 1
.561
.000
1
.439
.493
-.436
14
1
**
.597 1
.656
.280
1
.344
1.569
-.987
15
1
1
.667 1
.639
.185
0
.361
1.331
.696
16
1
**
.695 1
.633
.153
1
.367
1.243
-.849
17
0
0
.645 1
.644
.212
1
.356
1.402
-.918
0
0
0
0
75
**
.645 1
.644
.212
1
.356
1.402
-.918
1
1
.140 1
.791
2.177
0
.209
4.836
1.741
20
1
1
.658 1
.642
.196
0
.358
1.360
.709
21
0
0
.952 1
.576
.004
1
.424
.614
-.518
22
1
0
**
.734 1
.504
.116
1
.496
.147
-.118
23
1
0
**
.541 1
.669
.373
1
.331
1.781
-1.069
24
1
0
**
.541 1
.669
.373
1
.331
1.781
-1.069
25
1
1
.760 1
.618
.093
0
.382
1.058
.571
26
1
1
.826 1
.526
.048
0
.474
.253
.046
27
1
1
.163 1
.781
1.943
0
.219
4.483
1.660
28
0
**
.803 1
.609
.062
0
.391
.946
.515
29
0
0
.962 1
.573
.002
1
.427
.594
-.505
30
0
0
.280 1
.739
1.167
1
.261
3.253
-1.538
31
1
**
.421 1
.699
.648
1
.301
2.335
-1.262
32
0
0
.103 1
.809
2.660
1
.191
5.543
-2.089
33
1
**
.280 1
.739
1.167
1
.261
3.253
-1.538
34
1
1
.826 1
.526
.048
0
.474
.253
.046
35
1
1
.924 1
.548
.009
0
.452
.395
.171
36
1
1
.721 1
.501
.128
0
.499
.134
-.092
37
0
0
.928 1
.549
.008
1
.451
.401
-.367
38
1
1
.658 1
.642
.196
0
.358
1.360
.709
39
0
**
.320 1
.727
.987
0
.273
2.948
1.259
40
1
1
.763 1
.511
.091
0
.489
.178
-.036
18
1
19
0
1
0
0
1
76
41
0
0
.636 1
.647
.224
1
.353
1.432
-.931
42
0
1
**
.508 1
.677
.439
0
.323
1.920
.928
43
0
1
**
.753 1
.509
.099
0
.491
.167
-.049
44
1
1
.071 1
.828
3.266
0
.172
6.403
2.073
45
1
1
.924 1
.548
.009
0
.452
.395
.171
46
1
**
.686 1
.635
.164
1
.365
1.272
-.862
47
1
1
.052 1
.841
3.782
0
.159
7.119
2.211
48
1
1
.230 1
.756
1.441
0
.244
3.700
1.466
49
0
0
.790 1
.612
.071
1
.388
.980
-.724
50
1
1
.751 1
.621
.101
0
.379
1.084
.584
51
0
0
.194 1
.769
1.689
1
.231
4.092
-1.757
52
1
1
.431 1
.697
.620
0
.303
2.282
1.053
53
0
0
.830 1
.526
.046
1
.474
.258
-.242
54
0
0
.952 1
.576
.004
1
.424
.614
-.518
55
0
1
**
.857 1
.597
.032
0
.403
.817
.446
56
1
0
**
.853 1
.598
.034
1
.402
.825
-.643
57
1
1
.122 1
.799
2.385
0
.201
5.143
1.810
58
1
1
.037 1
.854
4.337
0
.146
7.873
2.348
59
1
**
.382 1
.710
.763
1
.290
2.550
-1.331
60
1
1
.966 1
.573
.002
0
.427
.587
.308
61
0
0
.724 1
.502
.125
1
.498
.137
-.105
62
0
**
.773 1
.513
.083
0
.487
.189
-.023
63
0
0
.636 1
.647
.224
1
.353
1.432
-.931
0
0
1
77
64
1
1
.649 1
.644
.208
0
.356
1.390
.721
65
0
0
.993 1
.564
.000
1
.436
.511
-.449
66
0
0
.541 1
.669
.373
1
.331
1.781
-1.069
67
1
**
.382 1
.710
.763
1
.290
2.550
-1.331
68
0
0
.100 1
.810
2.702
1
.190
5.603
-2.101
69
0
0
.245 1
.751
1.350
1
.249
3.554
-1.619
70
0
**
.773 1
.513
.083
0
.487
.189
-.023
71
1
1
.867 1
.595
.028
0
.405
.794
.433
72
1
1
.163 1
.781
1.943
0
.219
4.483
1.660
73
1
1
.924 1
.548
.009
0
.452
.395
.171
74
1
1
.399 1
.705
.711
0
.295
2.454
1.109
75
1
1
.816 1
.523
.054
0
.477
.241
.033
76
1
1
.235 1
.754
1.410
0
.246
3.651
1.453
77
1
1
.813 1
.606
.056
0
.394
.921
.502
78
1
**
.790 1
.612
.071
1
.388
.980
-.724
79
0
0
.118 1
.801
2.440
1
.199
5.224
-2.020
80
0
0
.024 1
.869
5.065
1
.131
8.845
-2.708
81
1
1
.327 1
.725
.962
0
.275
2.905
1.247
82
1
1
.924 1
.548
.009
0
.452
.395
.171
83
1
1
.061 1
.835
3.519
0
.165
6.757
2.142
84
0
**
.109 1
.805
2.562
0
.195
5.401
1.866
85
1
1
.921 1
.582
.010
0
.418
.676
.364
86
0
**
.816 1
.523
.054
0
.477
.241
.033
0
1
0
1
1
78
87
1
1
.857 1
.597
.032
0
.403
.817
.446
88
1
0
**
.884 1
.539
.021
1
.461
.333
-.311
89
1
0
**
.776 1
.514
.081
1
.486
.193
-.174
90
0
1
**
.562 1
.664
.337
0
.336
1.700
.846
91
0
0
.724 1
.502
.125
1
.498
.137
-.105
92
1
0
**
.800 1
.610
.065
1
.390
.955
-.712
93
1
0
**
.938 1
.551
.006
1
.449
.417
-.380
94
1
1
.037 1
.854
4.337
0
.146
7.873
2.348
95
1
1
.979 1
.560
.001
0
.440
.486
.239
96
1
1
.424 1
.699
.640
0
.301
2.320
1.066
97
1
1
.570 1
.662
.322
0
.338
1.667
.834
98
1
**
.993 1
.564
.000
1
.436
.511
-.449
0
.965 2
.550
.072
1
.450
.475
**
.403 2
.547
1.816
1
.453
2.192
Cross- 1 validated
0
0
a
2
1
0
3
0
0
.382 2
.523
1.926
1
.477
2.106
4
1
1
.141 2
.546
3.914
0
.454
4.286
5
1
**
.698 2
.641
.718
1
.359
1.881
6
1
1
.238 2
.500
2.871
0
.500
2.871
7
0
1
**
.950 2
.512
.103
0
.488
.200
8
1
0
**
.359 2
.535
2.047
1
.465
2.329
9
1
0
**
.577 2
.594
1.102
1
.406
1.865
10
0
1
**
.224 2
.551
2.989
0
.449
3.401
0
79
11
0
1
**
.224 2
.551
2.989
0
.449
3.401
12
1
0
**
.260 2
.543
2.691
1
.457
3.039
13
0
0
.472 2
.550
1.500
1
.450
1.904
14
1
**
.723 2
.665
.649
1
.335
2.018
15
1
1
.084 2
.623
4.957
0
.377
5.964
16
1
**
.698 2
.641
.718
1
.359
1.881
17
0
0
.703 2
.639
.706
1
.361
1.850
18
1
**
.714 2
.653
.673
1
.347
1.938
19
1
1
.279 2
.787
2.550
0
.213
5.167
20
1
1
.755 2
.639
.563
0
.361
1.702
21
0
0
.919 2
.574
.169
1
.426
.764
22
1
0
**
.317 2
.515
2.296
1
.485
2.417
23
1
0
**
.508 2
.683
1.356
1
.317
2.888
24
1
0
**
.508 2
.683
1.356
1
.317
2.888
25
1
1
.720 2
.615
.658
0
.385
1.595
26
1
1
.213 2
.512
3.096
0
.488
3.190
27
1
1
.193 2
.776
3.290
0
.224
5.778
28
0
**
.759 2
.619
.551
0
.381
1.525
29
0
0
.517 2
.564
1.320
1
.436
1.835
30
0
0
.539 2
.733
1.237
1
.267
3.260
31
1
**
.685 2
.711
.755
1
.289
2.552
0
0
0
1
0
80
32
0
0
.200 2
.800
3.223
1
.200
5.992
33
1
**
.550 2
.755
1.196
1
.245
3.444
34
1
1
.213 2
.512
3.096
0
.488
3.190
35
1
1
.940 2
.547
.123
0
.453
.501
36
1
**
.276 2
.512
2.574
1
.488
2.667
37
0
0
.427 2
.537
1.701
1
.463
1.994
38
1
1
.755 2
.639
.563
0
.361
1.702
39
0
**
.604 2
.748
1.009
0
.252
3.188
40
1
1
.948 2
.510
.107
0
.490
.189
41
0
0
.614 2
.640
.974
1
.360
2.124
42
0
1
**
.413 2
.702
1.768
0
.298
3.485
43
0
1
**
.356 2
.526
2.064
0
.474
2.268
44
1
1
.141 2
.825
3.913
0
.175
7.017
45
1
1
.940 2
.547
.123
0
.453
.501
46
1
**
.688 2
.644
.748
1
.356
1.932
47
1
1
.116 2
.840
4.302
0
.160
7.613
48
1
1
.462 2
.752
1.542
0
.248
3.765
49
0
0
.789 2
.608
.474
1
.392
1.350
50
1
1
.698 2
.617
.718
0
.383
1.672
51
0
0
.079 2
.751
5.087
1
.249
7.293
52
1
1
.708 2
.694
.691
0
.306
2.325
0
0
1
0
81
53
0
0
.970 2
.526
.060
1
.474
.266
54
0
0
.919 2
.574
.169
1
.426
.764
55
0
1
**
.809 2
.606
.423
0
.394
1.282
56
1
0
**
.614 2
.606
.975
1
.394
1.837
57
1
1
.239 2
.795
2.860
0
.205
5.577
58
1
1
.091 2
.853
4.785
0
.147
8.304
59
1
**
.659 2
.722
.834
1
.278
2.741
60
1
1
.888 2
.571
.238
0
.429
.809
61
0
0
.936 2
.501
.132
1
.499
.138
62
0
**
.251 2
.536
2.768
0
.464
3.058
63
0
0
.614 2
.640
.974
1
.360
2.124
64
1
1
.581 2
.639
1.086
0
.361
2.230
65
0
0
.947 2
.562
.110
1
.438
.609
66
0
0
.492 2
.660
1.419
1
.340
2.749
67
1
**
.659 2
.722
.834
1
.278
2.741
68
0
0
.019 2
.789
7.942
1
.211
10.586
69
0
0
.126 2
.734
4.148
1
.266
6.181
70
0
**
.251 2
.536
2.768
0
.464
3.058
71
1
1
.658 2
.591
.837
0
.409
1.570
72
1
1
.193 2
.776
3.290
0
.224
5.778
73
1
1
.940 2
.547
.123
0
.453
.501
0
1
0
1
82
74
1
1
.157 2
.696
3.700
0
.304
5.357
75
1
1
.955 2
.523
.092
0
.477
.273
76
1
1
.194 2
.748
3.278
0
.252
5.457
77
1
1
.692 2
.603
.737
0
.397
1.572
78
1
**
.798 2
.618
.450
1
.382
1.410
79
0
0
.236 2
.792
2.892
1
.208
5.568
80
0
0
.025 2
.859
7.389
1
.141
10.998
81
1
1
.177 2
.718
3.464
0
.282
5.331
82
1
1
.940 2
.547
.123
0
.453
.501
83
1
1
.129 2
.832
4.096
0
.168
7.303
84
0
**
.174 2
.845
3.497
0
.155
6.886
85
1
1
.619 2
.578
.958
0
.422
1.588
86
0
**
.957 2
.525
.089
0
.475
.290
87
1
1
.804 2
.594
.436
0
.406
1.199
88
1
0
**
.974 2
.540
.052
1
.460
.374
89
1
0
**
.960 2
.515
.081
1
.485
.199
90
0
1
**
.763 2
.678
.541
0
.322
2.030
91
0
0
.936 2
.501
.132
1
.499
.138
92
1
0
**
.648 2
.618
.869
1
.382
1.830
93
1
0
**
.967 2
.553
.068
1
.447
.493
94
1
1
.091 2
.853
4.785
0
.147
8.304
0
1
1
83
95
1
1
.918 2
.559
.170
0
.441
.645
96
1
1
.302 2
.692
2.396
0
.308
4.015
97
1
1
.108 2
.649
4.444
0
.351
5.672
98
1
**
.949 2
.566
.104
1
.434
.633
0
For the original data, squared Mahalanobis distance is based on canonical functions. For the cross-validated data, squared Mahalanobis distance is based on observations. **. Misclassified case a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
4.19 Classification Results
b,c
Predicted Group Membership
Partisipasi Original
Count
%
Cross-validated
a
Count
%
0
1
Total
0
23
13
36
1
23
39
62
0
63.9
36.1
100.0
1
37.1
62.9
100.0
0
23
13
36
1
24
38
62
0
63.9
36.1
100.0
1
38.7
61.3
100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
84
b. 63.3% of original grouped cases correctly classified. c. 62.2% of cross-validated grouped cases correctly classified.
85
LAMPIRAN V. KARAKTERISTIK RESPONDEN
No
Variabel
Kategori
Jumlah
1
Partisipasi masyarakat (Y)
2
Umur (X1)
3
Tingkat pendidikan (X2)
4
Tingkat pendapatan (X3)
5
Lama tinggal (X4)
6
Persepsi (X5)
Partisipasi baik Partisipasi kurang 17-28 29-40 41-52 53-64 > 65 Tidak tamat SD SD SMP SMA Akademi/Perguruan tinggi Kurang dari Rp 500.000,00 AntaraRp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 Antara Rp 1.000.000,00 - Rp 1.500.000,00 Lebih dari Rp 1.500.000,00 Dibawah 15 tahun Antara 15 - 20 tahun Antara 20 - 25 tahun Antara 25 - 30 tahun Diatas 30 tahun Danau Beratan tercemar
62 36 27 41 26 3 1 12 17 17 41 11 28 40 16 14 71 8 9 6 4 25
Danau Beratan tidak tercemar
73