SUMBER DAYA AIR
TATA CARA PELAKSANAAN MONITORING & EVALUASI KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
1. Pendahuluan
Pelaksanaan konservasi sumber daya air secara non-teknis telah dilakukan melalui penanaman vegetasi yang mampu menahan laju aliran permukaan, pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di kawasan hulu DAS, hingga mengeluarkan kerangka regulasi terkait pengendalian konversi lahan khususnya bagi wilayah kawasan konservasi. Sebagai ujung tombaknya proses pendampingan kelompok masyarakat dalam melaksanakan segenap program konservasi air telah berjalan.
Untuk menjaga dan mengendalikan mutu penyelenggaraan kegiatan konservasi, menjaga komitmen agar penyelenggaraan kegiatan konservasi sesuai dengan ketentuan, memastikan efektivitas pelaksanaan kegiatan, kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan, serta mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki ke depannya, maka perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan. Untuk itu diperlukan sebuah panduan monitoring dan evaluasi dan instrumen (lampiran). Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan observasi SDA di sini akan disusun berupa instrumen kuantitatif (kuesioner) dengan pembobotan tertentu yang bisa mengukur secara obyektif setiap tahapan kegiatan yang dilakukan oleh segenap pihak pelaksana program.
2. Tujuan
Pemantauan dan evaluasi diperlukan untuk mendapatkan umpan balik bagi program atau kegiatan yang sedang berjalan dan atau yang sudah dilaksanakan. Panduan ini dibuat dengan tujuan agar kegiatan pemantauan dan evaluasi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan.
Selain itu panduan ini juga dibuat dengan tujuan menjaga dan mengendalikan mutu penyelenggaraan konservasi SDA.
Tujuan Umum dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengacu pada panduan ini adalah:
a. Memonitor dan mengevaluasi persiapan, pelaksanaan, dan hasil kegiatan konservasi SDA b. Memonitor dan mengevaluasi keterlibatan semua unsur yang terkait c. Mengetahui hambatan dan permasalahan selama proses pelaksanaan d. Melihat efektifitas dan efisiensi pelaksanaan konservasi SDA; e. Melihat ketercapaian output dan outcome pelaksanaan konservasi SDA
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan monitoring dan evaluasi pelaksanaan konservasi SDA ini mencakup substansi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Konsep, strategi monitoring dan evaluasi Prosedur dan mekanisme (langkah pelaksanaan) monitoring dan evaluasi Indikator pemantauan dan evaluasi; Pengolahan data dan penyajian data hasil penggunaan instrumen kuesioner.
Fokus monitoring dan evaluasi kegiatan konservasi SDA oleh Puslitbang Sosekling adalah aspek kelembagaan pelaksana baik pada instansi pelaksana, pendamping, maupun kelompok pelaksana kegiatan konservasi
4. Sasaran Monev
Sasaran pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi ini adalah pelaksanaan kegiatan konservasi oleh tim GNKPA Provinsi dan kabupaten selaku instansi pelaksana kegiatan, pengurus dan anggota kelompok petani pelaksana kegiatan, serta pendamping kegiatan.
5. Pengertian Umum
Berikut ini batasan beberapa konsep pokok yang digunakan dalam panduan ini: a. Monitoring adalah suatu kegiatan, untuk mengikuti perkembangan suatu program yang dilakukan secara teratur (rutin) serta terus menerus untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagai mana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program. Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring menakankan untuk melihat aspek input dan proses b. Evaluasi merupakan kegiatan menilai hasil pencapaian, efektivitas, efisiensi, replikabilitas, serta dampak program mengacu pada tujuannya. Dengan kata lain evaluasi merupakan penilaian yang komprehensif terhadap keluaran dan dampak proyek serta kontribusinya terhadap pencapaian tujuan sasaran. Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 4 prinsip, yaitu: 1) prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut; 2) prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus dievaluasi; 3) prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi; 4) prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang seharusnya diukur. Evaluasi menekankan untuk melihat aspek output dan outcome.
Gambar 1. Hubungan Monitoring dan Evaluasi
c. Konservasi sumber daya air (menurut UU No. 7/2004 Pasal 1 Butir 18) didefinisikan sebagai upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Secara teknis, upaya konservasi dilakukan dengan cara mengendalikan air permukaan (surface run-off), menampung limpasan air hujan, serta menahan dan meresapkan air sebanyak mungkin ke dalam tanah dengan pembuatan infrastruktur sipil teknis. Sedangkan secara non-teknis, dilakukan melalui penanaman vegetasi yang mampu menahan laju aliran permukaan, pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di kawasan hulu DAS, hingga mengeluarkan kerangka regulasi terkait pengendalian konversi lahan khususnya bagi wilayah kawasan konservasi. Pelaksanaannya dilaksanakan secara partisipatif dengan kelompok masyarakat sebagai ujung tombaknya. d. Pelaksanaan konservasi partisipatif dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan kegiatan, tahap pemantapan peran masyarakat dan dinas terkait, dan tahap pelaksanaan konservasi partisipatif. Wujud nyata dari pelaksanaan konservasi partisipatif adalah dilaksanakannya kegiatan konservasi oleh masyarakat secara partisipatif dengan tahapan pembentukan kelompok dan perkuatan kelompok. Ketiga tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2: Tahapan pelaksanaan kegiatan konservasi partisipatif