PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY “KAMPUNG SIAGA INDOSAT” (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan)
Oleh : YOHANA DESI FEBRIANA A14204047
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
YOHANA DESI FEBRIANA. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ”KAMPUNG SIAGA INDOSAT”. (Di bawah bimbingan NURAINI W. PRASODJO) Dunia bisnis dan sosial merupakan dua hal yang saling terkait. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Pemikiran tersebut yang mendorong munculnya konsep yang sering diperbincangkan saat ini yaitu konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu bentuk aktualisasi CSR adalah pengembangan masyarakat atau Community Development (CD). PT Indosat yang bekerjasama dengan PKPU sudah memulai untuk melaksanakan program CSR yang diwujudkan dalam program “Kampung Siaga Indosat”. Diperlukan pendekatan pengembangan komunitas yang selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga dapat ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Dengan menerapkan prinsip pengembangan masyarakat dalam program CSR diharapkan warga penerima program tidak tergantung lagi pada perusahaan dan kemudian dapat secara mandiri mengelola program lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keragaan CSR PT Indosat dan aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”, menganalisis tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat” serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program CSR “Kampung Siaga
Indosat”. Responden penelitian ini adalah warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode penelitian survai dengan didukung oleh data kualitatif. Metode yang digunakan adalah survai eksplanatoris. Jumlah responden yang diteliti adalah 100 orang. Analisis data kuantitatif menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dari responden berusia 10-55 tahun, dengan tingkat pendidikan mayoritas Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan lama tinggal, mayoritas dari responden adalah warga pendatang. Tingkat partisipasi warga RW 04 terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat” tergolong rendah yaitu sebesar 79 persen. Secara keseluruhan, tingkat partisipasi warga RW 04 yang tergolong rendah ini dikarenakan belum semua warga dapat berpartisipasi secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil hingga evaluasi program, khususnya warga RT yang letaknya jauh dari posko “Kampung Siaga Indosat”. Kendala lain yang diakui oleh beberapa warga adalah masalah waktu. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak sempat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di “Kampung Siaga Indosat” dikarenakan mereka harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga yang tentunya mereka anggap lebih penting. Faktor-faktor yang berhubungan kuat dari tingkat partisipasi warga RW 04 terhadap program “Kampung Siaga Indosat” yaitu faktor usia dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap pelaksanaan, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap evaluasi, pelayanan kegiatan dengan tingkat partisipasi
tahap pelaksanaan dan pelayanan kegiatan dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil. Program CSR “Kampung Siaga Indosat” belum berlandaskan pada asas-asas pengembangan masyarakat. Mekanisme yang dilakukan dalam program “Kampung Siaga Indosat” masih bersifat top down process. Selain itu, partisipasi yang terjadi di masyarakat hanya sebatas partisipasi konsultatif, masyarakat belum dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY “KAMPUNG SIAGA INDOSAT” (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan)
Oleh Yohana Desi Febriana A14204047
SKRIPSI Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2008
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh : Nama No. Pokok Judul
: : :
Yohana Desi Febriana A14204047 Partisipasi Masyarakat dalam Program Corporate Social Responsibility “Kampung Siaga Indosat”
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Nuraini W. Prasodjo, MS NIP. 131 967 634 Menyetujui, Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal kelulusan:_____________________
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT” INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI SERTA TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNG-JAWABKAN PERNYATAAN INI. Bogor, Agustus 2008
Yohana Desi Febriana A14202047
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta, 10 Februari 1986, sebagai anak dari Bapak D. Soetopo dan Ibu F. Indarti Ningsih. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, memiliki satu orang adik bernama Antonius C. N. Pada tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Gladi Siwi, Jakarta Timur. Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 13 Jakarta, kemudian pada tahun 2001 penulis telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama 81 Jakarta. Penulis telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Umum Negeri 62 Jakarta. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB, dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatnya dalam menyusun skripsi yang berjudul ”Partisipasi Masyarakat dalam Program Corporate Social Responsibility ”Kampung Siaga Indosat” (Studi Kasus: RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan)” sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mencoba untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”. Penulis berharap semoga materi yang disampaikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan masukan bagi penelitian selanjutnya dengan minat yang sama.
Bogor, Agustus 2008
Yohana Desi Febriana A14202047
UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung, diantaranya adalah: 1.
Nuraini W. Prasodjo selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, perhatian dan masukan serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2.
Fredian Tonny selaku dosen penguji utama dan Iman K. Nawireja selaku dosen komisi pendidikan atas kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3.
Mama, Papa, adikku dan bulek yang tak henti-hentinya memanjatkan doa, memberikan dukungan secara moril maupun materi, serta kasih sayang kepada penulis.
4.
Bapak Djarot Handoko selaku manager Public Relation PT Indosat yang telah memberikan banyak informasi seputar pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat”.
5.
Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, khususnya Bang Adil, Mba Ayu, Mba Pipim, Mba Uum, Nia dan Dani yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data.
6.
Teman seperjuanganku, Amie atas semangatnya dan semua bantuannya.
7.
Mira, Meita, Yunda, Oline, Elin, Anyu, Andhini, Bang Ilham, Yudie, Adi yang memberikan motivasi dan doanya. Khusus Meita thanks buat bantuannya mencari lokasi penelitian. Buat Mira thanks bantuannya dalam mengolah data.
8.
Teman-teman KPM 41 atas semangat dan dukungannya.
9.
Keluarga besar Gereja St. Catharina, khususnya teman-temanku mudika wilayah 1 atas doa, pengertiannya dan dukungannya selalu. Khusus Henry thanks buat motivasi dan doanya.
10. Keluarga besar Lengkong, khususnya David, Dwi, Sekar, Yamin dan Ari atas doa dan semangatnya. 11. Sahabatku, Widya, Indah yang selalu memberikan semangat. Untuk Putri thanks buat buku-buku pinjamannya. 12. Semua rekan yang telah memberikan sumbangsih sekecil apapun dalam penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ i DAFTAR TABEL...............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................
6
1.4 Kegunaan Penelitian................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8 2.1 Partisipasi……………………………………………………………….
8
2.1.1 Konsep Partisipasi............................................................................
8
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi................................. 13 2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).
15
2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan............................... 15 2.2.2 Strategi Penerapan CSR...................................................................
18
2.3 Pengembangan Masyarakat (Community Development).........................
21
2.3.1 Komunitas sebagai Basis Pengembangan Masyarakat..................... 21 2.3.2 Pengertian Pengembangan Masyarakat (Community Development)……………………………………………………...
22
2.3.3 Arti Penting Community Development bagi Perusahaan dan Pemerintah.......................................................................................
24
2.4 Kerangka Pemikiran................................................................................. 26 2.5 Hipotesis..................................................................................................
29
2.6 Definisi Operasional................................................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
35
3.1 Metode Penelitian....................................................................................
35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
35
3.3 Teknik Pemilihan Responden..................................................................
36
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 36 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................
37
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN...............................
38
4.1 Kondisi Geografis RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet..... 38 4.2 Kependudukan di RW 04......................................................................... 39 4.3 Kondisi Sosial Ekonomi di RW 04..........................................................
40
4.4 Kesehatan di RW 04................................................................................
41
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN………………………………….. 43 5.1 Karakteristik Internal Responden............................................................. 43 5.1.1 Usia................................................................................................... 43 5.1.2 Tingkat Pendidikan..........................................................................
43
5.1.3 Jumlah Beban Keluarga...................................................................
44
5.1.4 Lama Tinggal...................................................................................
44
5.2 Karakteristik Eksternal Responden.........................................................
45
5.2.1 Metode Kegiatan..............................................................................
45
5.2.2 Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan.....................................................
45
BAB VI KERAGAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT INDOSAT DAN ASPIRASI MASYARAKAT RW 04 TERHADAP PROGRAM ”KAMPUNG SIAGA INDOSAT”....... 47 6.1 Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indosat……………………. 47 6.2 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” dan Aspirasi Masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan..................................................................................................... 49 6.2.1 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” di RW 04........ 49 6.2.2 Aspirasi Masyarakat RW 04............................................................
53
6.3 Analisis Penerapan Pengembangan Masyarakat dalam Program CSR ”Kampung Siaga Indosat”....................................................................... 57 BAB VII TINGKAT PARTISIPASI WARGA RW 04, KELURAHAN MANGGARAI DALAM PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”…………………………………………........................ 61 7.1 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Perencanaan Program “Kampung Siaga Indosat”………………………………....................... 61 7.2 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”……………………………………………... 62 7.3 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”…………………………………… 63 7.4 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat”……………………………………………... 64 7.5 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 Terhadap Program “Kampung Siaga Indosat”………………………………………………………………... 65 BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”……………………………... 68 8.1 Hubungan Antara Faktor Internal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga dalam Program “Kampung Siaga Indosat”………… 68 8.2 Hubungan Antara Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga dalam Program “Kampung Siaga Indosat”………… 72
BAB IX ANALISIS CSR PT INDOSAT SERTA PARTISIPASI DAN ASPIRASI WARGA RW 04, KELURAHAN MANGGARAI TERHADAP PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”…. 76 BAB X KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………
82
10.1 Kesimpulan……………………………………………………………
82
10.2 Saran…………………………………………………………………..
84
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
86
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………...40 Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……………………………………43 Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……………………44 Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Beban Keluarga…………….....44 Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal……………………….....45 Tabel 6. Karakteritik Responden Berdasarkan Metode Kegiatan…………………….....45 Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan……...46 Tabel 8. Jumlah Realisasi Pembiayaan Kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”...................53 Tabel 9. Status Gizi Balita Pondok Gizi Bulan November-Desember 2007.....................55 Tabel 10. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Perencanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008………..62 Tabel 11. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008………..63 Tabel 12. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008…..64 Tabel 13. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008…………...65 Tabel 14. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai Terhadap Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008……………………………………………...66
Tabel 15. Hubungan Faktor Internal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam program “Kampung Siaga Indosat”, 2008……………………………………………....68 Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008…...69 Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008……………………………………………...70 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008………………….…………………71 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008……….……………………………72 Tabel 20. Hubungan Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam program “Kampung Siaga Indosat”, 2008………………………………………………73 Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008..………74 Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat, 2008..…………..75
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Konsep Triple Bottom Line..............................................................................19 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program CSR “Kampung Siaga Indosat”........................................................29 Gambar 3. Program CSR Indosat.......................................................................................48 Gambar 4. Jamban Perorangan..........................................................................................77 Gambar 5. MCK Umum Sumbangan Pemerintah.............................................................77 Gambar 6. Saluran Pembuangan Air Limbah....................................................................78 Gambar 7. Akses Jalan......................................................................................................78
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Lokasi Penelitian……………………………………………………...........88 Lampiran 2. Waktu dan Jadwal Penelitian………………………………………………89 Lampiran 3. Teknik Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data bagi Penelitian.................90 Lampiran 4. Panduan Pertanyaan sebagai Pedoman Wawancara.....................................92 Lampiran 5. Kerangka Sampel..........................................................................................95 Lampiran 6. Kuesioner......................................................................................................97
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dan sosial merupakan dua hal yang saling terkait. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Pemikiran tersebut yang mendorong munculnya konsep yang sering diperbincangkan saat ini yaitu konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Definisi CSR menurut Departemen Sosial RI yaitu komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk memberi kepedulian, melaksanakan kewajiban sosial, membangun kebersamaan,
melakukan
program/kegiatan
kesejahteraan
sosial/pembangunan
sosial/kesejahteraan masyarakat sebagai wujud kesetiakawanan sosial dan menjaga keseimbangan ekosistem di sekelilingnya. Namun sebagai sebuah konsep yang makin populer, CSR ternyata belum memiliki definisi yang tunggal. Maka, tidak jarang masih banyak pihak yang salah dalam memahami konsep CSR, salah satunya yaitu menyamakan CSR dengan CD (Community Development). Padahal secara substansial CD hanya salah satu strategi menerapkan CSR (Majalah Bisnis dan CSR Vol. 1 No. 1, Oktober, 2007, p. 69). Terlepas dari beragam definisi mengenai CSR, ada satu kesamaan bahwa CSR tidak dapat lepas dari kepentingan shareholder dan stakeholder perusahaan. Mereka adalah pemilik perusahaan, karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan. Konsep inilah
yang kemudian diterjemahkan oleh John Elkington sebagai triple bottom line, yaitu profit, people, dan planet. Maksudnya adalah selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Wibisono, 2007). Kini diakui telah banyak korporasi yang mulai sadar akan pentingnya menjalankan CSR, meskipun masih banyak juga yang belum menjalankannya dengan benar. Dari segi besaran uangnya, banyak perusahaan yang sudah memberikannya dalam jumlah yang cukup besar, ada yang sedang tapi ada juga yang hanya sekedarnya saja. Motif perusahaan dalam menyumbang seringkali tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan tanggung jawab moral, melainkan dalam bentuk pemberian dengan motif: charity (amal atau derma), imagebuilding (promosi), tax-facility (fasilitas pajak), security-prosperity (keamanan dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering (Achda, 2006). Penerapan CSR tidak seharusnya dianggap sebagai cost semata-mata, melainkan juga sebuah investasi jangka panjang bagi perusahaan bersangkutan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hill et. al. pada tahun 2007 di beberapa perusahaan di Amerika Serikat, Eropa dan Asia yang melakukan praktik CSR lalu menghubungkannya dengan value perusahaan yang diukur dari nilai saham
perusahaan-perusahaan
tersebut. Perusahan-perusahaan yang melakukan CSR, pada jangka pendek (3-5 tahun) tidak mengalami kenaikan nilai saham yang signifikan, namun dalam jangka panjang (10 tahun), perusahaan-perusahaan yang berkomitmen terhadap CSR tersebut mengalami kenaikan nilai saham yang sangat signifikan dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR (www.madani-ri.com). Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat bahwa CSR dalam jangka pendek memang tidak memberikan value yang memadai bagi pemegang saham, karena biaya CSR justru mengurangi keuntungan yang dapat dicapai perusahaan. Namun demikian, dalam jangka panjang, perusahaan yang memiliki komitmen kuat di CSR ternyata kinerjanya melampaui perusahan-perusahaan yang tidak memiliki komitmen terhadap CSR. Pendeknya, CSR dapat menciptakan value bagi perusahaan, terutama dalam jangka panjang. CSR adalah konsep moral dan etis yang berciri umum, oleh karena itu pada tataran praktisnya harus diwujudkan ke dalam program-program kongkrit. Menurut Achda (2006) salah satu bentuk aktualisasi CSR adalah pengembangan masyarakat atau Community Development (CD). Program CSR seharusnya tidak hanya bersifat charity, melainkan harus diikuti strategi pemberdayaan guna mengangkat fungsi sosial masyarakat dengan harapan masyarakat menjadi mandiri. Dalam kaitan dengan Community Development/pengembangan masyarakat, menurut Ife (1995) salah satu prinsip Community Development (CD) adalah partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan keterlibatan aktif semua orang dalam masyarakat tersebut pada proses kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan komunitas selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Meskipun berbagai program dan kebijakan yang telah dilakukan perusahaan telah dirancang sedemikian rupa agar langsung mengena pada sasaran yang diinginkan, namun
tanpa partisipasi atau keterlibatan masyarakat lokal secara penuh dalam mendukung program tersebut, maka program tersebut tidak akan berjalan sinambung. Keterlibatan masyarakat lokal sebagai sentral pembangunan akan sangat membantu dalam upaya mensosialisasikan program ataupun kebijakan perusahaan agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat, antara lain faktor internal yaitu yang mencakup karakteristik individu dan faktor eksternal yang meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek dengan sasaran (Pangestu, 1995). Berdasarkan uraian di atas, melalui penelitian ini akan dianalisis apakah program CSR ”Kampung Siaga Indosat” sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dalam pelaksanaannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu dalam penelitian ini akan diukur tingkat partisipasi masyarakat serta keterkaitan antara faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat terhadap tingkat partisipasinya dalam program pengembangan masyarakat melalui berbagai program dan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Fokus penelitian ini yaitu program CSR “Kampung Siaga Indosat” yang merupakan program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di suatu wilayah, meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan yang bekerjasama dengan Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) guna memantapkan perannya di tengah masyarakat, khususnya masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan (www.indosat.com).
1.2 Perumusan Masalah Program “Kampung Siaga Indosat” dilaksanakan di Kelurahan Manggarai, RW 04, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Latar belakang PT Indosat melaksanakan program CSRnya di daerah tersebut karena Kelurahan Manggarai merupakan daerah yang memiliki standar kualitas hidup yang masih perlu ditingkatkan. Kelurahan ini berada di sepanjang bantaran sungai Ciliwung dan secara rutin menjadi daerah paling parah terkena dampak bencana banjir karena belum memiliki sistem pengendalian dan penanggulangan bencana banjir yang memadai. Tujuan diadakannya program “Kampung Siaga Indosat” di wilayah tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Keberhasilan program ini tergantung dari kerjasama antara perusahaan, pemerintah dan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat. Tinggi rendahnya partisipasi dalam program “Kampung Siaga Indosat” dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal individu. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini apakah program CSR ”Kampung Siaga Indosat” yang dilaksanakan oleh PT Indosat bekerjasama dengan PKPU sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dalam pelaksanaannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu dirumuskan pertanyaan penelitian antara lain: 1. Bagaimana keragaan CSR PT Indosat dan aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”?
2. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Manggarai, RW 04, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”? 3. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program CSR “Kampung Siaga Indosat”? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan keragaan CSR PT Indosat dan aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”. 2. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Manggarai, RW 04, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”. 3. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program CSR “Kampung Siaga Indosat”. 4. Mendeskripsikan apakah program CSR ”Kampung Siaga Indosat” yang dilaksanakan oleh PT Indosat bekerjasama dengan PKPU menerapkan prinsipprinsip pengembangan masyarakat atau tidak dalam pelaksanaannya. 1.4 Kegunaan Penelitian Temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan (PT Indosat)
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan evaluasi bagi PT Indosat dalam meningkatkan peran tanggung jawab sosial perusahaan sehingga dapat menjadi lebih baik dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan telekomunikasi lain yang semakin ketat saat ini. 2. Bagi Kalangan Akademisi Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya kerjasama antara masyarakat dan perusahaan serta partisipasi aktif masyarakat dalam peningkatkan kualitas hidup mereka melalui kegiatan pengembangan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Partisipasi 2.1.1 Konsep Partisipasi Partisipasi berasal dari bahasa Inggris “participation” yang berarti ambil bagian atau melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Menurut Cohen dan Uphoff (1977), partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Definisi lain dari partisipasi adalah peluang untuk ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta peluang ikut menilai hasil pembangunan (Sajogyo, 1998). Partisipasi juga diartikan sebagai kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan (keterpaduan) yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat tersebut dapat bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi lingkungan tersebut (Adjid, 1985). Partisipasi tidak hanya berarti keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriah saja, seperti yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Participation (1945) sebagaimana dikutip oleh Sastropoetro (1986), yaitu bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan dirinya, berarti terdapat keterlibatan pikiran dan perasaannya. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Keith Davis dalam bukunya yang berjudul Human Relations at Work sebagaimana dikutip oleh Sastropoetro (1986) yaitu partisipasi
merupakan keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggungjawab terhadap usaha yang berangkutan. Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap
pengambilan
keputusan,
yang
diwujudkan
dengan
keikutsertaan
masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud di sini yaitu pada saat perencanaan suatu kegiatan. 2. Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek. 3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukkan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya. 4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran. Jika dicermati, makna partisipasi berbeda-beda menurut mereka yang terlibat, misalnya antara pengambil kebijakan, pelaksana di lapangan, dan masyarakat. Para ahli telah mampu membuat pengklasifikasian partisipasi. Misalnya, ada yang berpendapat
bahwa sesungguhnya ada tujuh karakteristik tipologi partisipasi, yang berturut-turut semakin dekat kepada bentuk yang ideal (www.fao.org), yaitu: 1. Partisipasi pasif atau manipulatif. Ini merupakan bentuk partisipasi yang paling lemah. Karakteristiknya adalah masyarakat menerima pemberitahuan apa yang sedang dan telah terjadi. Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tidak memperhatikan tanggapan masyarakat sebagai sasaran program. Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran belaka. 2. Partisipasi informatif. Di sini masyarakat hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk proyek, namun tidak berkesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses keputusan. Akurasi hasil studi tidak dibahas bersama masyarakat. 3. Partisipasi konsultatif. Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, sedangkan
orang
luar
mendengarkan
serta
menganalisa
masalah
dan
pemecahannya. Dalam pola ini belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. 4. Partisipasi insentif. Masyarakat memberikan korbanan dan jasa untuk memperoleh imbalan insentif berupa upah walau tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan. Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah insentif dihentikan. 5. Partisipasi fungsional. Masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian proyek setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati. Pada tahap awal,
masyarakat tergantung kepada pihak luar tetapi secara bertahap kemudian menunjukkan kemandiriannya. 6. Partisipasi interaktif. Masyarakat berperan dalam proses analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan. Pola ini cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis. Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas pelaksanaan keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan. 7. Mandiri (self mobilization). Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi oleh pihak luar) untuk mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka junjung. Mereka mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan dan dukungan teknis serta sumber daya yang diperlukan. Yang terpenting, masyarakat juga memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada dan atau digunakan. Keith Davis sebagaimana dikutip oleh Sastropoetro (1986) mengemukakan pula bentuk dan jenis partisipasi sebagai berikut: •
Bentuk Partisipasi 1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. 2. Sumbangan spontan berupa uang dan barang. 3. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari sumbangan dari individu/instansi yang berada di luar lingkungan tertentu (dermawan, pihak ketiga).
4. Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh komunitas (biasanya diputuskan oleh rapat komunitas). 5. Sumbangan dalam bentuk kerja, yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat. 6. Aksi massa. 7. Mengadakan pembangunan di kalangan keluarga desa sendiri. 8. Membangun proyek komunitas yang bersifat otonom. •
Jenis Kontribusi Partisipasi 1. Pikiran (psychological participation) 2. Tenaga (physical participation) 3. Pikiran dan tenaga (psychological dan physical participation) 4. Keahlian (participation with skill) 5. Barang (material participation) 6. Uang (money participation). Partisipasi suatu kelompok masyarakat sebagai partnership sistem adalah hal
yang dapat diciptakan. Partisipasi masyarakat dapat tercipta apabila dapat dihidupkan sikap saling percaya antara perangkat kelompok dan anggota kelompok. Sikap penciptaan kondisi saling percaya dan saling pengertian ini pun tidak dapat tumbuh dengan begitu saja, tetapi diperlukan suatu usaha yang membuat masyarakat memiliki pengertian tentang aturan yang dilandaskan pada prinsip saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara aparat dan anggota kelompok masyarakat (Maskun, 1993 sebagaimana dikutip Dianawati, 2004).
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Partisipasi masyarakat dalam suatu program dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Pangestu (1995) faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor Internal Yaitu yang mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok. 2. Faktor Eksternal Meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi karena sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu, bila didukung dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Tamarli (1994) dalam penelitiannya menyatakan bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi. Semakin tua seseorang, relatif berkurang kemampuan fisiknya dan keadaan tersebut akan mempengaruhi partisipasi sosialnya. Oleh karena itu, semakin muda umur seseorang, semakin tinggi tingkat partisipasinya dalam suatu kegiatan atau program tertentu. Sama halnya dengan pendapat Silaen (1998), semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilainilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru.
Jumlah beban keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota, yang dinyatakan dalam besarnya jumlah jiwa yang ditanggung oleh anggota dalam keluarga. Menurut Ajiswarman (1996), semakin besar jumlah beban keluarga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Murray dan Lappin (1967) menyatakan bahwa terdapat faktor internal lain, yang mempengaruhi partisipasi yaitu lama tinggal. Semakin lama tinggal di suatu tempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungannya, sehingga timbul keinginan untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan menurut Arifah (2002) faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi selain pelayanan yaitu metode kegiatan. Metode kegiatan yang dua arah atau interaktif dapat lebih meningkatkan partisipasi seseorang. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kondisi yang kondusif untuk berpartisipasi. Kondisi-kondisi tersebut menurut Tonny (2002) antara lain: 1. Masyarakat akan berpartisipasi jika mereka memandang penting issue-issue atau aktivitas tertentu. 2. Masyarakat akan berpartisipasi jika mereka merasa bahwa tindakannya akan membawa perubahan, khususnya di tingkat rumah tangga atau individu. 3. Perbedaan bentuk-bentuk partisipasi dan didukung dalam partisipasinya.
4. Orang
harus
dimungkinkan
untuk
berpartisipasi
dan
didukung
dalam
partisipasinya. 5. Struktur dan proses partisipasi hendaknya tidak bersifat menjauhkan. Slamet (1985) sebagaimana dikutip Manembu (2004) menyatakan tentang syarat yang diperlukan agar masyarakat lebih berperan aktif dalam pembangunan, yaitu: kemauan, kemampuan dan kesempatan. Keberadaan kemampuan, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di seputar kehidupan manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, terutama faktor-faktor: umur, pendidikan (formal maupun non formal),
keterampilan,
penghasilan,
kelembagaan
(formal
maupun
informal),
kepemimpinan (formal maupun informal), budaya lokal (norma, tradisi, adat istiadat) serta pengaturan dan pelayanan pemerintah. 2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) 2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sampai saat ini belum ada definisi tunggal mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Oleh karena itu, banyak pihak seperti pemerintah, swasta maupun masyarakat masih memahami konsep CSR dengan pandangan yang berbeda-beda. Salah satu definisi CSR menurut Bank Dunia yaitu komitmen bisnis yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerja sama dengan para karyawan dan perwakilan mereka, keluarga mereka, baik masyarakat setempat maupun umum untuk meningkatkan kualitas hidup dengan caracara yang bermanfaat baik bagi bisnis itu sendiri maupun pembangunan (Majalah Bisnis dan CSR Vol. 1 No. 1, Oktober, 2007, p. 67).
Definisi lain mengenai CSR menurut Trinidad and Tobacco Bureau Standard, yaitu CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi untuk peningkatan ekonomi seiring dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarga, komunitas dan masyarakat secara lebih luas (Majalah Bisnis dan CSR Vol. 1 No. 1, Oktober, 2007, p. 67). Dari kedua definisi mengenai CSR di atas dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu komitmen yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan atau instansi tertentu dalam rangka memberikan kontribusi bagi karyawan maupun masyarakat baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan perusahaan melalui suatu kegiatan yang bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawan dan masyarakat. Selain definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, Hasanudin Rachman, Ketua Komite Tetap Hubungan Industrial KADIN juga memberikan pengertian tentang CSR sebagai suatu kegiatan secara sukarela yang mengintegrasikan kepedulian sosial dan lindung lingkungan ke dalam operasi bisnis keseharian dari suatu perusahaan. Definisi lain yang serupa, yang diacu oleh Pertamina, yaitu CSR merupakan tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholder sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, disamping ekonomi (Majalah Bisnis dan CSR Vol. 1 No. 1, Oktober, 2007, p. 68). Jadi, dapat disimpulkan bahwa selain kepada karyawan maupun masyarakat, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan alam sekitar. Kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR dimuat dalam UU PT tentang CSR (UU No. 40 Tahun 2007, Pasal 74) dan juga UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang berbunyi sebagai berikut:
a. UU PT TENTANG CSR Pasal 74: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. b. UU NO. 25 TENTANG PENANAMAN MODAL Pasal 15 (b): Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; Pasal 34: (1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa: (a) peringatan tertulis; (b) pembatasan kegiatan usaha; (c) pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; (d) pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.2.2 Strategi Penerapan CSR Penerapan
CSR
yang
dilakukan
oleh
perusahaan-perusahaan
tentunya
menggunakan strategi yang berbeda-beda, tetapi dalam perbedaan itu mereka merujuk pada konsep yang sama, yaitu konsep triple bottom line yang merupakan buah pemikiran Elkington sebagai dasar pelaksanannya, sehingga meskipun skemanya agak berbeda namun lingkupnya tidak jauh dari lingkup ekonomi, lingkup sosial dan lingkup lingkungan (Wibisono, 2007). Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Wibisono, 2007). Hubungan ini kemudian diilustrasikan dalam Gambar 1. sebagai berikut: Gambar 1. Konsep Triple Bottom Line sosial (people)
lingkungan (planet)
ekonomi (profit)
Adapun penerapan CSR menurut Wibisono (2007) yang umumnya digunakan perusahaan-perusahaan antara lain: 1. Tahap Perencanaan Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR Assessement dan CSR Manual Building. Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen. CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah selanjutnya adalah membangun CSR Manual. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman
dan
panduan
dalam
pengelolaan
kegiatan-kegiatan
sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Tahap Implementasi Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama, yakni sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi. Tujuan utama sosialisasi adalah agar progam CSR yang akan diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasar roadmap yang telah disusun. Sedang internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi
mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan. 3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. 4. Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Sedangkan mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan CSR menurut Wibisono (2007) dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Bottom Up Process Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan. 2. Top Down Process Program berdasar pada survey atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepakati oleh beneficiaries. 3. Partisipatif Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.
Perlu ditekankan bahwa manfaat CSR yang dibangun berdasarkan visi tanggung jawab sosial korporat itu memang bisa dipetik kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan komunitas. Maka dari itu, penting untuk disadari bahwa program-program CSR bukanlah program dari perusahaan untuk komunitas melainkan program untuk perusahaan dan komunitas. 2.3 Pengembangan Masyarakat (Community Development) 2.3.1 Komunitas sebagai Basis Pengembangan Masyarakat Komunitas adalah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun yang mempunyai teritorial (Nasdian, 2003). Definisi lain dari komunitas adalah sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu dimana seluruh anggotanya berinteraksi satu sama lain, mempunyai pembagian peran dan status yang jelas, mempunyai kemampuan untuk memberikan pengaturan terhadap anggota-anggotanya (Warren, Cottrell sebagaimana dikutip Rudito dan Budimanta, 2003). Biasanya komunitas dikuatkan oleh hubungan kerabat, hubungan kerja, hubungan profesi. Kriteria yang utama bagi keberadaan suatu komunitas adalah terdapat hubungan sosial (social relationships) antara anggota suatu kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para angotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya (Soekanto, 1990 sebagaimana dikutip Nasdian, 2003).
2.3.2 Pengertian Pengembangan Masyarakat (Community Development) Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat (Brokensha dan Hodge, 1969: h. 35 sebagaimana dikutip Adi, 2003). Definisi lain pengembangan masyarakat menurut Christensen dan Robinson (1980) sebagaimana dikutip Nasdian (2003) adalah “a group of people working together in a community setting on a shared decision to initiate a process to change their economic, social, cultural or environmental situation”. Menurut Ife (1995), pengembangan masyarakat merupakan suatu proses yang selalu bersumber pada keswadayaan lokal serta mengandung unsur partisipasi sebagai konsep utama dan kemandirian dari warga, sehingga dalam mengevaluasi program community development harus dilihat pada proses sejak perencanaan program hingga hasil. Pengembangan masyarakat sebagai suatu perencanaan sosial perlu berlandaskan pada asas-asas: 1. Komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan. 2. Mensinerjikan strategi komprehensif pemerintah, pihak-pihak terkait (related parties) dan partisipasi warga. 3. Membuka akses warga atas bantuan professional, teknis, fasilitas serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga. 4. Mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian dan gagasan warga komunitas. Dalam pengembangan masyarakat terdapat prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran dari perspektif ekologi dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini saling terkait
dalam pelaksanaannya. Sulit sekali menjalankan satu prinsip tanpa mengaitkannya dengan prinsip yang lainnya. Pemahaman terhadap prinsip ini perlu dilakukan agar dalam penerapan pengembangan masyarakat, seorang community worker mempunyai orientasi yang tidak hanya bersifat pragmatis tetapi juga mempunyai visi jangka panjang. Dalam prakteknya di lapangan, seringkali ditemukan suatu proyek dinamakan sebagai proyek pengembangan masyarakat, namun setelah dipelajari ternyata tidak menganut prinsipprinsip pengembangan masyarakat. Menurut Ife (1995) terdapat 22 prinsip pengembangan masyarakat, antara lain Integrated Development (Pembangunan Terpadu), Confronting Structural Disadvantage (konfrontasi dengan kebatilan struktural), Human Rights (Hak Asasi Manusia), Sustainability (Keberlanjutan), Empowerment (Pemberdayaan), The Personal and The Political (Pribadi dan Politik), Community Ownership (Kepemilikan Komunitas), Self Reliance (Kemandirian), Independent from the State (Ketidaktergantungan pada Pemerintah), Imediate Goals and Ultimate Vision (Tujuan dan Visi), Organic Development (Pembangunan bersifat Organik), The Pace of Development (Kecepatan Gerak Pembangunan), External Experties (Keahlian Pihak Luar), Community Building (Membangun Komunitas), Process and Outcome (Proses dan Hasilnya), The Integrity of the Process (Keterpaduan Proses), Non-Violence (Tanpa Kekerasan), Inclusiveness (Inklusif),
Consensus
(Konsensus),
Co-operation
(Kerjasama),
Participation
(Partisipasi), Defining Need (Mendefinisikan Kebutuhan). Salah satu prinsip yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam penelitian ini adalah prinsip partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut
dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan komunitas selalu mengoptimalkan partisipasi, dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan dan terlibat dalam pelaksanaan serta evaluasi. Melalui peran serta warga komunitas maka akan diperoleh proses belajar satu sama lain, mereka dapat mengubah secara alamiah kegiatan tradisional yang ekslusif menjadi kegiatan yang partisipatif dan secara sportif mereka dapat menjadi tergantung satu sama lain. Arti Penting Community Development bagi Perusahaan dan Pemerintah Menurut Rudito dan Budimanta (2003) ada tiga alasan penting mengapa perusahaan dan pemerintah melakukan kegiatan community development, yaitu: 1. Izin lokal dalam mengembangkan hubungan dengan komuniti lokal. Izin lokal merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan komuniti perusahaan dalam rangka melanggengkan kegiatan di wilayah hak ulayat komuniti lokal sebagai bagian dari masyarakat, sehingga izin lokal mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan legalitas dari Nasional dan Pemerintah Daerah. Dengan izin lokal maka perusahaan dapat meminimalkan resiko pengeluaran biaya yang lebih banyak terhadap kelompok anggota masyarakat yang tergolong miskin yang ada di lokasi. Artinya perusahaan dan programnya dapat bekerjasama dengan komunitikomuniti yang ada sehingga dapat ikut terlibat dalam jenis-jenis usaha penunjang perusahaan yang ada, yang pada akhirnya pengeluaran biaya secara donor terhadap anggota masyarakat yang tergolong miskin yang ada di sekitarnya dapat tertanggulangi oleh adanya jasa penunjang ini.
2. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program community development. Dengan beradaptasinya perusahaan dengan kehidupan sosial budaya komuniti lokal maka perusahaan dapat memperoleh dan menciptakan strategi pengembangan usahanya melalui kerjasama yang proaktif melalui program community development. Reputasi hubungan baik antara perusahaan dengan komuniti lokal dalam community development dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru. Terciptanya mata rantai suplai dan usaha diantara keterkaitan komuniti-komuniti yang ada dan perusahaan dapat melanggengkan kehidupan beroperasinya perusahaan. 3. Program community development sebagai cara untuk membantu pemenuhan sasaran usaha. Sasaran-sasaran tersebut termasuk menangani isu pembangunan yang dapat secara langsung berakibat pada usaha perusahaan, seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, membangun hubungan positif dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, memfasilitasi konsultasi umum dan komunikasi antara perusahaan dan masyarakat lokal dalam isu-isu usaha. Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan masyarakat perlu partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan demikian, program pengembangan masyarakat yang dijalankan perusahaan nantinya dapat terus berlanjut dan masyarakat menjadi mandiri serta tidak tergantung lagi pada perusahaan. 2.4 Kerangka Pemikiran Salah satu bentuk aktualisasi CSR adalah pengembangan masyarakat atau Community Development (CD). Selanjutnya, salah satu prinsip Community Development (CD) adalah partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan komunitas harus menciptakan
peran serta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan komunitas selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan dalam proses implementasi serta evaluasi. Program CSR “Kampung Siaga Indosat” merupakan program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Manggarai, Jakarta selatan yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan yang bekerjasama dengan Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Tujuan diadakannya program “Kampung Siaga Indosat” adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Keberhasilan program “Kampung Siaga Indosat” tergantung dari kerjasama antara perusahaan, pemerintah dan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat. Tinggi rendahnya partisipasi dalam program ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal individu. Faktor internal yang diduga mempengaruhi partisipasi adalah karakteristik individu seperti usia, jumlah beban keluarga, lama tinggal dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan rendah jika masyarakat hanya tamat sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tingkat pendidikan tinggi jika masyarakat tamat hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau bahkan Perguruan Tingggi (PT). Sedangkan faktor eksternal yang diduga mempengaruhi partisipasi adalah metode pelaksanaan kegiatan dan kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan. Faktor usia diduga mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat”, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Semakin tua usia seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru. Dalam hal ini, pada program “Kampung Siaga Indosat” terdapat kegiatan pelatihan komputer. Diduga semakin tua usia, penerimaan terhadap hal baru rendah, yaitu teknologi komputer, sehingga partisipasinya rendah. Tingkat pendidikan juga diduga mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka dia merasa tidak perlu lagi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain di luar pekerjaannya. Faktor internal lain yang diduga mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat adalah jumlah beban keluarga dan lama tinggal. Semakin besar jumlah beban keluarga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga, begitu pula dengan lama tinggal. Semakin lama tinggal di suatu tempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungannya, sehingga timbul keinginan untuk selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut juga diduga terjadi pada masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai yang wilayahnya merupakan tempat berdirinya posko “Kampung Siaga Indosat”. Selain faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Metode kegiatan yang dua arah atau interaktif dapat lebih meningkatkan partisipasi seseorang. Adanya pendamping yang bisa berkomunikasi secara interaktif dengan masyarakat sehubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan diduga akan meningkatkan partisipasi masyarakat. Begitu pula dengan kualitas pelayanan
pelaksanaan kegiatan. Kualitas pendampingan yang dilakukan pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung serta kelengkapan fasilitas pendukung kegiatan diduga mempengaruhi partisipasi masyarakat. Jika selalu ada pendamping dalam setiap kegiatan dan fasilitas yang terdapat pada posko “Kampung Siaga Indosat” sudah tersedia lengkap, maka masyarakat pun mempunyai minat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya secara garis besar disajikan pada kerangka pemikiran Gambar 2. berikut ini: Karakteristik Individu: ¾ Umur ¾ Tingkat pendidikan ¾ Jumlah beban keluarga ¾ Lama tinggal
Pelaksanaan Kegiatan “Kampung Siaga Indosat” ¾ Metode pelaksanaan kegiatan ¾ Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan
Keterangan:
Tingkat Partisipasi terhadap Program “Kampung Siaga Indosat” ¾ Tahap pengambilan keputusan (tahap perencanaan program) ¾ Tahap pelaksanaan ¾ Tahap menikmati hasil ¾ Tahap evaluasi
hubungan yang dihipotesiskan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Program CSR “Kampung Siaga Indosat” 2.5 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang kuat antara faktor internal dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”.
a. Ada hubungan yang kuat antara usia dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. b. Ada hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. c. Ada hubungan yang kuat antara jumlah beban keluarga dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. d. Ada hubungan yang kuat antara lama tinggal dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. 2. Ada hubungan yang kuat antara faktor eksternal dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. a. Ada hubungan yang kuat antara metode kegiatan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. b. Ada hubungan yang kuat antara kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. 2.6 Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat” adalah: •
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program “Kampung Siaga Indosat”. Faktor internal meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, dan lama tinggal.
•
Usia adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai ketika diwawancarai. Rentang usia diukur dalam jumlah tahun berdasarkan sebaran yang didapat dari rata-rata data lapang. Tua
: ≥ 33 tahun
Muda : < 33 tahun •
Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti responden. Diukur berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan dengan acuan dasar wajib belajar sembilan tahun. Tinggi : > SMP Rendah : ≤ SMP
•
Jumlah beban keluarga adalah mereka yang hidup satu atap dan satu dapur, atau satu dapur lain atap. Termasuk didalamnya adalah suami/istri, anak-anak, anggota keluarga lainnya ataupun bukan keluarga tetapi menjadi tanggungan responden. Diukur dengan jumlah jiwa dan dengan dasar acuan standard BKKBN yaitu dua anak cukup. Besar : > 4 orang Kecil : ≤ 4 orang
•
Lama tinggal yaitu lamanya responden tinggal di tempat ini sampai dengan dilakukan wawancara. Diukur dengan satuan tahun. Tinggi rendahnya akan didapat dari rata-rata data lapang. Tinggi : ≥ 27 tahun Rendah : < 27 tahun
•
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong responden untuk berpartisipasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Faktor eksternal meliputi metode kegiatan dan pelayanan pelaksanaan kegiatan.
•
Metode kegiatan adalah pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian informasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Diukur berdasarkan skor total yang didapat. Pengukuran yang digunakan yaitu satu arah dan dua arah. Metode kegiatan yang dua arah menerapkan proses tanya jawab antara pendamping dan warga dalam setiap pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Untuk jawaban “ada” diberi nilai 2 dan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 1 untuk masing-masing pertanyaan. Metode dua arah yaitu skor 5-6 Metode satu arah yaitu skor 3-4
•
Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden tentang: 1) Kualitas pendampingan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung 2) Kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga Indosat”. Diukur berdasarkan skor yang didapat. Skor tertinggi tiap pertanyaan yaitu bernilai 2 dan skor terendah bernilai 1. Pengukurannya yaitu baik dan buruk. Ada 3 pertanyaan yang menjaring pandangan responden tentang kualitas pendampingan dan 2 pertanyaan yang menjaring kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga Indosat”. Kualitas pelayanan baik yaitu skor 8-10 Kualitas pelayanan buruk yaitu skor 5-7
•
Tingkat partisipasi adalah keikutsertaan anggota dalam semua tahapan kegiatan kelompok yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
•
Tahap perencanaan, dinyatakan sebagai keikutsertaan responden dalam mengikuti rapat penyusunan rencana suatu kegiatan. Pada tahap perencanaan yang dinilai adalah kehadiran responden dalam rapat perencanaan program dan keaktifan dalam rapat tersebut. Skor tertinggi tiap pertanyaan yaitu bernilai 3 dan skor terendah bernilai 1. Jika kehadiran dalam rapat tersebut > 2 kali diberi nilai 3, jika kehadirannya ≤ 2 kali diberi nilai 2 dan jika tidak pernah hadir dalam rapat diberi nilai 1. Untuk keaktifan dalam rapat, jika dia hanya hadir diberi nilai 1, jika dia hadir dan bertanya atau memberi usul/pendapat diberi nilai 2 dan jika dia hadir, bertanya, memberi usul/pendapat dan usul/pendapat diterima diberi nilai 3. Partisipasi tinggi yaitu skor 5-6 Partisipasi rendah yaitu skor 2-4
•
Tahap pelaksanaan, dinyatakan dalam keikutsertaan dan keaktifan pada pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap pelaksanaan diukur berdasarkan banyaknya kegiatan yang diikuti responden pada ”Kampung Siaga Indosat” serta kehadiran/keaktifan dalam tiap-tiap kegiatan tersebut. Partisipasi tinggi yaitu skor 17-23 Partisipasi rendah yaitu skor 9-16
•
Tahap menikmati hasil yaitu keikutsertaan responden dalam merasakan manfaat dari program “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap menikmati hasil diukur dari manfaat/keterampilan yang didapat oleh responden dari adanya kegiatan “Kampung Siaga Indosat” serta bagaimana dia menerapkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Skor tertinggi tiap pertanyaan bernilai 2 dan skor
terendah
bernilai
1.
Jika
responden
menjawab
mendapatkan
manfaat/keterampilan dari adanya “Kampung Siaga Indosat” dan menerapkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, masing-masing diberi nilai 2. Jika responden menjawab tidak mendapatkan manfaat/keterampilan diberi nilai 1 Partisipasi tinggi yaitu skor 7-8 Partisipasi rendah yaitu skor 4-6 •
Tahap evaluasi, yaitu keikutsertaan responden dalam mengevaluasi kegiatan. Jika responden ikut mengevaluasi dan membuat laporan secara lisan/tulisan, masingmasing diberi nilai 2. Jika responden tidak ikut mengevaluasi dan tidak membuat laporan secara lisan/tulisan, masing-masing diberi nilai 1. Partisipasi tinggi yaitu skor 4 Partisipasi rendah yaitu skor 2-3 Penilaian terhadap partisipasi secara keseluruhan diukur melalui keikutsertaan
responden pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi serta berdasarkan jumlah skor yang didapat pada tahap-tahap tersebut. Sehingga tingkat partisipasi dapat dikategorikan menjadi: Tinggi, yaitu skor 29-41 Rendah, yaitu skor 17-28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data-data kualitatif. Pendekatan kuantitaif dilakukan melalui metode survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survai dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa yang dikategorikan sebagai penelitian penjelasan (explanatory atau confirmatory) (Singarimbun, 1989). Hubungan kausal yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat”. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan yang merupakan wilayah didirikannya posko Kampung Siaga Indosat. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah pertama yang ditetapkan oleh PT Indosat dalam menjalankan salah satu program CSRnya yaitu Indosat Peduli. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2008. Tahap pertama yaitu pengumpulan literatur. Tahap kedua yaitu penyusunan proposal penelitian. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data untuk pencapaian tujuan penelitian. Sedangkan penelitian tahap keempat yaitu pengolahan data sampai penyelesaian draft penelitian.
3.3 Teknik Pemilihan Responden Populasi dalam penelitian ini adalah warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Unit analisis dari responden yang dipilih adalah unit rumahtangga (RT). Unit pengamatan RT digunakan untuk pengumpulan data tentang karakteristik pelaku dan sejauhmana tingkat partisipasi warga. Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak Indosat dan PKPU yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Pihak Indosat yang menjadi informan adalah staf dari divisi public relation (PR). Jumlah responden merupakan 10 persen dari total populasi rumah tangga yang ada di RW 04 yaitu sebesar 100 rumah tangga. Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel yaitu pengambilan sampel gugus sederhana (simple cluster sampling). Dasar pengklusteran yaitu RT atau Rukun Tetangga yang ada di RW 04 yaitu sejumlah 16 RT. Dari masing-masing RT tersebut diambil secara acak sebanyak 7 responden. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survai dilengkapi dengan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survai adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi profil kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”, profil kelurahan dan RW serta literatur yang terkait.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisa data secara kuantitatif dilakukan melalui tabulasi silang untuk menjelaskan hubungan kausal dan uji Korelasi Rank Spearman (Walpole 1995) dengan α 5 %. Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”. Sedangkan tabulasi silang digunakan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat” dan arah hubungannya. Untuk uji Rank Spearman digunakan nilai P value ≤ 0,05 maka tolak Ho pada α 5 %, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yang diuji. Pengujian ini menggunakan software SPSS 13.0 for windows. Rumus Korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah :
dimana : di = perbedaan rank variabel pengaruh dan variabel terpengaruh untuk observasi ke-i n = ukuran sampel Analisa
kualitatif
dilakukan
dengan
cara
mendeskripsikan
dan
menginterpretasikan fenomena yang ada di lapang. Data yang dianalisa secara kualitatif yaitu data tentang pandangan perusahaan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” dan aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet Secara geografis, RW 04 merupakan wilayah pemukiman padat penduduk yang terdiri dari 16 RT. RW 04 terletak di wilayah Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan. Wilayah ini merupakan daerah rawan banjir karena terletak di bantaran Sungai Ciliwung. Fasilitas umum yang terdapat di RW 04 antara lain sekolah, mushola, MCK, taman pospol, lapangan bola, lapangan bulu tangkis, balai warga dan pasar manggarai yang terletak di RT 16 dan RT 17. Sebelah utara dan barat RW 04 berbatasan dengan Sungai Ciliwung. Bagian selatan RW 04 berbatasan dengan stasiun Manggarai. Sedangkan sebelah timur RW 04 berbatasan dengan RW 05, Kelurahan Manggarai yang merupakan wilayah pemukiman. Secara umum, RW 04 dibagi menjadi 4 wilayah, antara lain: 1. Manggarai Pasar a. terdiri dari RT 16 dan 17 b. Bentuk fisik rumah warga sudah banyak yang terbuat dari tembok. 2. Manggarai Stasiun a. terdiri dari RT 06, 07, 08, 09, 10, 11, 12, dan 13 b. Bentuk fisik rumah warga sudah banyak yang terbuat dari tembok dengan lantai keramik dan MCK berada di rumah mereka sendiri.
c. Letak kelompok masyarakat ini berada di belakang Pos RW atau posko Kampung Siaga Indosat. 3. Komplek AL a. terdiri dari RT 04 dan 05 b. Bentuk fisik rumah adalah tembok dan lantai keramik, lebih baik dibandingkan masyarakat wilayah lain. 4. Manggarai Kapuk a. terdiri dari RT 01, 02 dan 03 b. Bentuk fisik rumah warga temboknya dari papan, dengan hunian sangat padat, lantai semen, sebagian warga hidup di ruangan yang tidak layak dengan luas 2x3 m2, dengan kasur, kompor/dapur jadi satu. c. terdapat pondok gizi budarzi PKPU. 4.2 Kependudukan di RW 04 Jumlah penduduk RW 04 adalah 3727 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 1869 jiwa dan perempuan sebanyak 1858 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di RW 04 sebanyak 998 KK. Dari sejumlah 3727 jiwa jumlah penduduk RW 04, terdapat 59 jiwa yang tergolong yatim dan 98 orang jompo.
Tabel 1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin NO
RT
KK
L
P
JIWA
1
RT 001
169
324
287
611
2
RT 002
82
174
174
348
3
RT 003
67
140
144
284
4
RT 004
44
67
65
132
5
RT 005
31
64
67
131
6
RT 006
60
111
120
231
7
RT 007
70
139
115
254
8
RT 008
53
112
141
253
9
RT 009
73
126
164
290
10
RT 010
65
121
111
232
11
RT 011
69
138
135
273
12
RT 012
35
50
47
97
13
RT 013
46
80
68
148
14
RT 015
56
80
65
145
15
RT 016
30
60
74
134
16
RT 017
48
83
81
164
998
1.869
1.858
3.727
JUMLAH
Sumber: Data Monografi RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan 2007
4.3 Kondisi Sosial Ekonomi di RW 04 Merujuk monografi RW 04 Tahun 2007, jenis mata pencaharian dan kondisi sosial masyarakat RW 04 dapat dikelompokkan berdasarkan 4 wilayah yang terdapat di RW 04, antara lain: 1. Manggarai Pasar
a. Karakteristik warganya dengan moralitas yang rendah dengan banyaknya PSK yang mempunyai tempat operasi di luar, tukang palak, pemabok, judi, anakanaknya sering meminta uang pada kondektur metromini atau angkot, banyak anak-anak yang putus sekolah, disinyalir banyak pemakai dan penderita HIV. b. Sebutan untuk kelompok masyarakat ini adalah ”Masyarakat daerah Tuyul”. 2. Manggarai Stasiun a. Sebagian besar pekerjaan warga adalah pedagang dan pemalak di stasiun. b. Sebutan untuk kelompok masyarakat ini adalah ”Masyarakat Gemtas” (Gang Depan Stasiun atau Gembel Stasiun). 3. Komplek AL a. warganya adalah anggota TNI AL b. Secara sosial ekonomi, kondisi warga di wilayah ini jauh lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. 4. Manggarai Kapuk a. Sebagian besar pekerjaan warga adalah buruh lepas, pengemis, pedagang, pemulung dan penadah sampah. 4.4 Kesehatan di RW 04 RW 04 memiliki 1 buah posyandu dan 1 buah klinik yang bernama Klinik Mer-C. Klinik ini telah beroperasi sejak kebakaran besar tahun 1993 yang menyediakan pelayanan kesehatan umum dengan buka pelayanan hari Senin-Jumat dari jam 17.00 sampai 20.00 wib dengan biaya Rp 5000 per pasien (tidak tergantung jenis penyakitnya dan jumlah obat). Namun, selama ini klinik Mer-C hanya melakukan pelayanan
pengobatan saja, kegiatan kesehatan lainnya belum dilakukan karena kurangnya dana dan SDM. RW ini tidak memiliki prasarana kesehatan seperti rumah sakit, balai pengobatan, rumah bersalin, dan toko obat. Warga RW 04 sudah banyak yang terlibat menjadi kader, antara lain 5 orang kader posyandu, 5 orang kader gizi, 1 orang kader kesling (kesehatan lingkungan), 1 orang kader penyuluh narkoba, dan 17 kader KB. Jumlah balita yang terdapat di RW 04 pada Tahun 2007 sebanyak 173 jiwa. Diantara jumlah tersebut, terdapat 3 balita (2 persen) yang tergolong gizi lebih, 62 balita (36 persen) gizi normal, 40 balita (23 persen) gizi kurang dan 47 balita (27 persen) gizi buruk. Jika dilihat dari data tersebut, jumlah balita dengan gizi kurang dan gizi buruk masih mendominasi. Hal tersebut terjadi dikarenakan berkaitan dengan faktor kemiskinan. Maka dari itu, PT Indosat memberikan bantuan pemulihan untuk balita penderita gizi kurang dan gizi buruk dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui program Pondok Gizi yang terdapat di ”Kampung Siaga Indosat”. Permasalahan kesehatan yang ada di RW 04 antara lain masih banyaknya ibu yang kurang pengetahuan dalam pembinaan dan pendidikan kesehatan bagi anaknya. Untuk melahirkan, mereka mempercayakan ke dukun beranak dibandingkan ke bidan atau ke dokter kandungan. Alasan terbesar mereka adalah masalah biaya yang lebih murah dan ”tidak macam-macam”. Ketika penyapihan pun mereka meminta dukun untuk ”menjampe-jampe” anaknya agar anaknya tidak mau menyusui lagi.
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Karakteristik Internal Responden 5.1.1 Usia Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58 persen responden berusia muda, yaitu berusia kurang dari 33 tahun. Sedangkan yang berusia 33 tahun ke atas atau berusia tua sebanyak 42 persen. Hasil tersebut sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan yaitu sebagian besar warga yang ditemui adalah warga yang berusia muda meskipun perbedaannya tidak terlalu besar. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Muda Tua Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 58 42 100
Persentase (%) 58 42 100
5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden penelitian ini terbagi menjadi beberapa kategori pendidikan, sebagian besar dari responden berpendidikan rendah yaitu sebanyak 63 persen. Responden tersebut hanya tamat SD atau SMP. Bahkan dari sebanyak 63 persen, ada 4 responden yang tidak bersekolah. Sedangkan responden yang berpendidikan tinggi yaitu responden yang tamat hingga SMA atau bahkan perguruan tinggi sebanyak 37 persen. Sebagian besar responden merupakan lulusan SD yaitu sebanyak 40 persen. Sedangkan responden yang melanjutkan hingga perguruan tinggi hanya sebanyak 5 persen.
“rata-rata kebanyakan warga sini sekolah sampe SD doang neng, itu juga masih untung bisa sekolah…” SR (36 tahun)
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Rendah Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 63 37 100
Persentase (%) 63 37 100
5.1.3 Jumlah Beban Keluarga Jumlah anggota keluarga responden terkecil adalah satu anggota keluarga dan terbesar adalah 11 anggota keluarga. Dari keseluruhan responden, sebanyak 42 persen memiliki jumlah beban keluarga lebih dari empat orang yang dikategorikan sebagai responden dengan jumlah beban keluarga besar dan sebanyak 58 persen memiliki jumlah beban keluarga kurang dari atau sama dengan empat orang yang dikategorikan sebagai responden dengan jumlah beban keluarga kecil. Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Beban Keluarga Jumlah Beban Keluarga Kecil Besar Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 58 42 100
Persentase (%) 58 42 100
5.1.4 Lama Tinggal Rata-rata responden telah tinggal di RW 04 selama 27 tahun. Responden dengan lama tinggal lebih dari atau sama dengan 27 tahun sebanyak 41 persen yang dikategorikan sebagai responden dengan lama tinggal tinggi. Sedangkan 59 persen dari responden telah tinggal di daerah ini selama kurang dari 27 tahun yang dikategorikan sebagai responden dengan lama tinggal rendah. RW 04 memang didiami oleh sebagian besar warga pendatang atau bukan asli dari wilayah ini.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal Lama Tinggal Rendah Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 59 41 100
Persentase (%) 59 41 100
5.2 Karakteristik Eksternal Responden 5.2.1 Metode Kegiatan Metode kegiatan merupakan pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian informasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Metode kegiatan yang dua arah menerapkan proses tanya jawab antara pendamping dan warga dalam setiap pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Metode kegiatan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU dalam pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” menurut sebagian besar responden yaitu sebanyak 99 persen bersifat interaktif atau dua arah. Responden menganggap pihak Indosat dan PKPU menempatkan dirinya sejajar dengan mereka. Responden merasa bebas untuk bertanya, menyampaikan ide, masukkan atau keberatannya terhadap suatu kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Tabel 6. Karakteritik Responden Berdasarkan Metode Kegiatan Metode Kegiatan Satu arah Dua arah Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 1 99 100
Persentase (%) 1 99 100
5.2.2 Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden tentang: 1) Kualitas pendampingan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung 2) Kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga
Indosat”. Kualitas pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat” oleh pihak Indosat dan PKPU menurut sebagian besar responden yaitu sebanyak 95 persen sudah baik atau mencukupi. Menurut sebagian besar responden, selalu ada pendamping dalam setiap kegiatan “Kampung Siaga Indosat” yang memberikan pengarahan. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan program sudah mencukupi, sehingga responden tidak perlu menyediakan peralatan sendiri. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan Buruk Baik Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 5 95 100
Persentase (%) 5 95 100
BAB VI KERAGAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT INDOSAT DAN ASPIRASI MASYARAKAT RW 04 TERHADAP PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”
6.1 Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indosat Sebagai perusahaan publik yang beroperasi di Indonesia dan melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia, Indosat senantiasa berupaya untuk tetap konsisten melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan bangsa Indonesia secara berkesinambungan. Memahami berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini, Indosat berupaya agar seluruh kegiatan CSRnya dapat terlaksana dengan baik dan tepat kepada sasaran dalam memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat yang bersifat jangka panjang. Program CSR Indosat diimplementasikan dengan berlandaskan pada prinsipprinsip integritas, akuntabilitas, tanggung jawab dan perbaikan kondisi komunitas yang terukur dengan visi dan misi sebagai berikut: ¾ Visi CSR Indosat Program diarahkan untuk membangun kebanggaan seluruh stakeholder, termasuk karyawan terhadap Indosat serta sesuai dengan standard internasional yang berlaku. ¾ Misi CSR Indosat Sejalan dengan misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup komunitas dan masyarakat.
Program CSR Indosat dilaksanakan dalam empat program besar, antara lain Indonesia Belajar, Indonesia Sehat, Berbagi Bersama Indosat dan Indosat Peduli seperti yang tercantum pada Gambar 3. berikut ini:
Gambar 3. Program CSR Indosat Program CSR Indosat dimulai pada tahun 2005 yaitu dengan dilakukannya pembangunan dua sekolah dasar yang diperuntukkan bagi anak-anak Aceh. Sampai saat ini PT Indosat belum memiliki divisi khusus yang diperuntukkan bagi pelaksanaan CSR. Berbagai program CSR Indosat saat ini dilaksanakan di bawah divisi Public Relation (PR). Menurut pengakuan DH (45 tahun), salah satu staf yang melaksanakan program CSR, pelaksanaan CSR Indosat tidak berlandaskan UU yang dikeluarkan oleh pemerintah melainkan atas kebijakan perusahaan sendiri. Tetapi Indosat juga mendukung pemerintah dengan cara melakukan program dengan konsep yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat Hari Kebangkitan Nasional, pemerintah melaksanakan program besar yaitu ”100 Tahun
Kebangkitan Nasional”. Pada saat yang bersamaan Indosat juga menyelenggarakan program ”Indosat Cinta Indonesia” yaitu melalui program ”Kebangkitan Teknologi Wairless”. 6.2 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” dan Aspirasi Masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan 6.2.1 Keragaan Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” di RW 04 Program ”Kampung Siaga Indosat” merupakan program peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan pendidikan yang akan didirikan di daerah minus rawan banjir (Kelurahan Manggarai). Program ini dilaksanakan oleh Indosat yang bekerjasama dengan Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Program ”Kampung Siaga Indosat” ini merupakan salah satu dari program CSR Indosat Peduli. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain: ¾ Pendirian Bangunan Di lokasi kampung siaga didirikan balai warga dengan memanfaatkan lahan fasos atau fasum bebas banjir sebagai tempat multiguna yang dimanfaatkan sebagai balai warga, pusat belajar dan pembinaan mental, pelayanan kesehatan/pondok gizi, sarana sistem peringatan dini sekaligus posko bencana. Bangunan/posko ”Kampung Siaga Indosat” berada di wilayah RW 04, tepatnya berdekatan dengan RT 6 dan RT 17. Pembangunan posko ”Kampung Siaga Indosat” dilakukan oleh orang di luar warga RW 04, hanya sebagian warga RW 04 yang ikut membantu pembangunan tersebut. Pada posko ”Kampung Siaga Indosat” terdapat berbagai fasilitas untuk mendukung kelancaran program yang dijalankan, seperti komputer, mesin jahit, papan tulis, meja belajar serta buku-buku bacaan.
¾ Kredit Swadaya Masyarakat (KSM) Merupakan program peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat yang meliputi fasilitas kemudahan berusaha, pendampingan yang rutin dan intensif, pendirian lembaga keuangan mikro (dana usaha bergulir) serta pelatihan keterampilan bagi masyarakat. Warga yang dapat ikut pada program ini adalah warga yang telah memiliki usaha namun jumlah warga yang bisa menjadi anggota masih sangat terbatas yaitu sebanyak 10 orang. Seluruh anggota tersebut adalah para pedagang yang masih membutuhkan modal untuk memperluas usahanya dan para anggota KSM tersebut telah menjadi anggota setelah lulus hasil verifikasi uji kelayakan calon anggota dari pendamping KSM yang telah mensurvey bagaimana keadaan usahanya dan tempat usahanya agar lebih mengetahui bagaimana kondisi usaha anggota KSM tersebut dan apakah layak untuk mendapat pinjaman modal usaha. ¾ Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Merupakan program bantuan dan pendampingan kesehatan yang terdiri dari pengobatan gratis, pemberian makanan tambahan balita, pengasapan (fogging), penyuluhan kesehatan dan pengelolaan kesehatan lingkungan tempat tinggal. Biasanya kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di posko ”Kampung Siaga Indosat”, khusus untuk penyuluhan kesehatan selain dilaksanakan di posko ”Kampung Siaga Indosat” juga dilaksanakan di mushola yang ada di tiap-tiap RT. Kegiatan pengobatan gratis dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Sistem pembagian kupon berdasarkan data kunjungan warga 2 bulan terakhir dan informasi dari ketua RT atau warga sekitar. Setiap RT diberikan 7 kupon pengobatan gratis.
¾ Pusat Belajar Masyarakat Merupakan program pendidikan bagi masyarakat sekitar yang terdiri dari pendidikan anak usia dini (PAUD) dan latihan keterampilan (komputer, menjahit). Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di posko ”Kampung Siaga Indosat” dengan dipandu atau dibimbing oleh tim pengajar yang ada. Masingmasing kegiatan tersebut memiliki materi yang telah disusun sebelumnya. Untuk kegiatan PAUD materi yang diberikan yaitu seni (mewarnai, menggambar), kognitif ( mengelompokkan benda, mengenal konsep bilangan), motorik (meniru membuat garis), bahasa (membaca buku cerita bergambar), akhlaq (berdoa), dan fisik (menangkap, melempar bola). Pada kegiatan menjahit, materi yang diajarkan meliputi cara-cara mengukur badan dan membuat pola dasar wanita. Sedangkan materi yang diajarkan pada program komputer adalah Windows, MS Word, Power Point dan Excel. ¾ Pos Penanganan Bencana Sebagai antisipasi terjadinya bencana banjir, Indosat dan PKPU akan mendirikan menara pengawas banjir yang dilengkapi dengan pengeras suara, perlengkapan evakuasi darurat dan akses jalan evakuasi. Selain kegiatan-kegiatan rutin seperti yang telah dijelaskan di atas, Indosat dan PKPU juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya insidental seperti perayaan 17 Agustus yang dilaksanakan pada Minggu ke-2 bulan Agustus tahun 2007 dengan konsep kebersamaan. Kegiatan lainnya yaitu pada saat bulan Ramadhan, tepatnya Minggu ke-4 bulan September tahun 2007 dilaksanakan kegiatan bakti sosial. Selain itu, kegiatan insidental
yang
dilaksanakan
adalah
program
kebersihan
lingkungan
dengan
menyumbangkan tempat sampah kepada tiap-tiap RT yang ada di RW 04. Namun program pemberian tempat sampah ini belum berjalan efektif karena tiap RT hanya diberikan satu tempat sampah. Permasalahannya adalah satu tempat sampah tersebut tidak mungkin dapat menampung sampah warga untuk satu RT. Kendala lain yaitu belum adanya kesadaran warga untuk membuang sampah yang telah penuh ke tempat pembuangan sampah yang letaknya tidak jauh dari RW 04. ”Kalo tempat sampah ini udah penuh neng ga ada warga yang mau buang. Emang susah kalo nungguin ada warga yang sadar. Yah paling-palingan saya juga yang buang ke tempat sampah di depan...” HM (28 tahun)
Hasil yang diharapkan dari adanya program ”Kampung Siaga Indosat” yaitu: 1. Terbentuknya masyarakat binaan yang sejahtera secara ekonomi, sehat secara jasmani. 2. Berkembangnya kehidupan pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang dibangun di atas nilai-nilai keimanan dan semangat persaudaraan. 3. Mampu memelihara keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, perubahan sikap masyarakat yang diinginkan dari adanya program ”Kampung Siaga Indosat” antara lain: 1. tak mudah menyerah 2. berakhlak luhur 3. pendapatan yang membaik dan penambahan keterampilan 4. sehatnya masyarakat serta dinamika kelompok yang terus berkembang ke arah kebaikan sehingga masyarakat dapat mandiri mengakses kesempatan program lanjutan.
Pembiayaan seluruh kegiatan ”Kampung Siaga Indosat” oleh PT Indosat dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Realisasi Pembiayaan Kegiatan ”Kampung Siaga Indosat” No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Penyiapan program Peralatan dan perlengkapan Kampung Siaga Early Warning System Pelaksanaan program Bangunan Insentif pengelola Biaya supervisi Jumlah Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2008
Jumlah (Rp) 2.000.000 39.250.000 12.350.000 62.000.000 40.000.000 42.600.000 1.800.000 200.000.000
6.2.2 Aspirasi Masyarakat RW 04 Aspirasi yang dijelaskan pada bagian ini merupakan tanggapan dan juga harapan masyarakat RW 04 terhadap program ”Kampung Siaga Indosat”. Pada umumnya masyarakat RW 04 memberikan tanggapan yang positif seputar aktivitas program ”Kampung Siaga Indosat”. Tanggapan terhadap program tersebut meliputi metode kegiatan yang dilakukan, kualitas pelayanan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, manfaat program serta hal-hal lain yang diduga mempengaruhi keberhasilan program. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa tidak semua masyarakat mengetahui keseluruhan program yang diadakan di ”Kampung Siaga Indosat”. Rata-rata masyarakat yang mengetahui secara jelas program di ”Kampung Siaga Indosat” adalah warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari posko ”Kampung Siaga Indosat” yaitu RT 06, 07, 08 dan 17. Untuk RT 01, 02 dan 03 yang letaknya jauh dari posko ”Kampung Siaga Indosat”, hampir sebagian besar warganya tidak terlibat dalam berbagai kegiatan di ”Kampung Siaga Indosat”. Sebagian dari mereka hanya mengetahui program pengobatan
gratis dan penyuluhan kesehatan yang biasanya diadakan di mesjid yang berada di RT mereka. ”Saya taunya biasanya di posko indosat ada pengobatan gratis, kadang-kadang saya ikut. Terus sama penyuluhan di mesjid. Kalo ada kursus komputer, menjahit sama PAUD saya mah ga tau neng. Mungkin dikasih tau sama pak RT tapi sayanya ga tau kali ya...” W (42 tahun)
Begitu pula dengan warga RT 04 dan 05, hampir sebagian besar warga di kedua RT tersebut tidak berpartisipasi dalam kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”. Namun bedanya dengan RT 01, 02 dan 03 adalah bukan karena letak RT 04 dan 05 yang jauh dari posko ”Kampung Siaga Indosat” tetapi karena sebagian besar warga merasa program tersebut tidak tepat bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan RT 04 dan 05 merupakan komplek AL yang jika dilihat dari segi ekonomi, kondisi di RT 04 dan 05 sudah lebih baik dibandingkan RT lain yang ada di RW 04. Sebagai contoh, untuk program kursus komputer, mereka merasa tidak perlu lagi program tersebut karena hampir sebagian besar dari mereka sudah memiliki komputer. ”Kalau anak-anak sini disuruh ikut kegiatan di sana juga pada segen. Lagian rata-rata di sini kan udah pada punya komputer sendiri, jadi ga perlu ke sana...” LS (23 tahun)
Hampir sebagian besar responden merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indosat sudah sangat baik karena mereka dapat merasakan manfaatnya. Sebagai contoh, dengan adanya pengobatan gratis warga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk pergi berobat karena merasa cocok dengan obat yang diberikan pada saat pengobatan gratis. Melalui program kursus komputer, sudah banyak warga yang bisa mengoperasikan komputer, khususnya mereka yang masih sekolah tingkat pertama dan menengah. Melalui program kursus menjahit, sudah ada warga yang menggunakan keterampilan yang didapat dengan membuat pola baju hingga membuat baju. Selain itu, dengan adanya kerja bakti warga dapat merasakan lingkungan yang lebih bersih saat ini.
Pada bidang kesehatan, melalui program Pondok Gizi, banyak ibu yang memiliki balita merasa terbantu dengan adanya pemberian makanan tambahan. Mereka merasa telah terjadi peningkatan berat badan maupun status gizi balita mereka semenjak mengikuti program Pondok Gizi. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya data yang dimiliki kader mengenai status gizi balita Pondok Gizi. Dari bulan November hingga Desember 2007 terjadi kenaikan persentase balita yang berstatus gizi baik dari 22 persen menjadi 32 persen. Selain itu juga terjadi penurunan persentase balita yang berstatus gizi kurang (67 persen menjadi 61 persen) serta balita berstatus gizi buruk (11 persen menjadi 7 persen). Tabel 9. Status Gizi Balita Pondok Gizi Bulan November-Desember 2007 November No 1 2 3 4
Status Gizi Jumlah Buruk 3 Kurang 18 Baik 6 Lebih 0 27 Total Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2008
% 11 67 22 0 100
Desember Jumlah 2 19 10 0 31
% 7 61 32 0 100
Pada bidang ekonomi, dengan adanya pinjaman modal bergulir untuk anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) para anggota KSM merasa terbantu untuk memperluas usahanya dan meningkatkan pendapatan. Namun, ada beberapa warga yang mengeluh tentang program pinjaman modal bergulir ini karena hanya warga tertentu saja yang dapat mengikuti program ini dan jumlahnya pun sedikit. Memang untuk mengikuti program ini perlu persyaratan tertentu, misalnya warga yang dapat mendaftar adalah mereka yang sudah memiliki usaha tetap. Secara umum, masyarakat sudah merasa puas terhadap program yang dijalankan oleh Indosat dan PKPU ini, baik mereka yang mengikuti program maupun yang tidak.
Namun ada beberapa warga yang merasa cemas karena adanya isu yang menyatakan bahwa beberapa program akan berhenti, seperti program pendidikan karena kontrak dengan Indosat sudah habis. Kekecewaan lain juga terlontar dari beberapa warga mengenai program pengobatan gratis. Beberapa warga kecewa dalam hal pembagian kupon untuk pengobatan gratis karena masih ada warga yang seharusnya mendapatkan kupon tetapi tidak dapat. Tetapi berdasarkan penuturan ketua RT setempat, pembagian kupon pengobatan gratis sudah merata. Beberapa harapan masyarakat RW 04 terhadap PT Indosat berkaitan dengan penyelenggaraan program CSR ”Kampung Siaga Indosat” diantaranya: 1. Program-program yang selama ini telah berjalan, seperti program pendidikan, kesehatan maupun ekonomi sebaiknya diteruskan dan ditingkatkan. Beberapa warga menyatakan rela mengeluarkan biaya untuk program PAUD jika memang diperlukan asalkan program PAUD tetap dijalankan. 2. Program lainnya yang diharapkan diadakan di ”Kampung Siaga Indosat” adalah program pelajaran Bahasa Inggris. 3. Pada program pengobatan gratis, warga mengharapkan tidak hanya pemeriksaan secara umum saja, melainkan diadakan juga seperti pemeriksaan ibu hamil dan tes kadar gula. 4. Warga mengharapkan agar jumlah warga yang bisa ikut dalam program pinjaman modal usaha ditambah. 5. Warga juga mengharapkan agar masalah pengangguran yang ada di RW 04 lebih diperhatikan karena semakin banyaknya warga, khusunya pemuda yang
menganggur. Warga berharap diadakan program pelatihan kerja maupun penyerapan tenaga kerja bagi para pemuda. 6.3 Analisis Penerapan Pengembangan Masyarakat dalam Program CSR ”Kampung Siaga Indosat” Kegiatan CSR PT Indosat diterapkan sejak tahun 2005 dan program “Kampung Siaga Indosat” dilaksanakan sejak tahun 2007 hingga tahun 2008. Program CSR yang dilakukan oleh PT Indosat didasari oleh kesadaran perusahaan akan pentingnya menjaga hubungan dengan para stakeholder serta sejalan dengan misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup komunitas dan masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat, maka CSR dilakukan agar masyarakat menjadi sejahtera. Kesadaran PT Indosat akan pentingnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang diwujudkan dalam program “Kampung Siaga Indosat” seharusnya diikuti strategi pemberdayaan dengan harapan masyarakat menjadi mandiri. Berkaitan dengan hal tersebut, mekanisme yang sebaiknya dilakukan perusahaan dalam melaksanakan program “Kampung Siaga Indosat” menurut Wibisono (2007) adalah metode partisipatif yaitu program dirancang bersama antara perusahaan dengan penerima program. Namun dalam pelaksanaannya, berdasarkan hasil wawancara dengan staf CSR Indosat, mekanisme yang dilakukan dalam program “Kampung Siaga Indosat” masih bersifat top down process yaitu program berdasar survai atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepekati oleh penerima program. Sebelum melaksanakan program “Kampung Siaga Indosat”, pihak PKPU melaksanakan survai di wilayah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan program yaitu RW 04, Kelurahan Manggarai. Survai dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Setelah
melakukan survai, PKPU merancang program-program yang akan dilaksanakan kemudian mengajukannya kepada PT Indosat. Setelah disepakati oleh PT Indosat, program disosialisasikan kepada masyarakat dan kemudian disepakati oleh masyarakat. Berdasarkan penuturan beberapa responden yang pernah hadir dalam rapat perencanaan program, mereka diberi kebebasan untuk bertanya ataupun memberi usul/pendapat seputar program “Kampung Siaga Indosat” yang dilaksanakan oleh Indosat dan PKPU. Namun pendapat/usul dari warga hanya diterima sebagai masukan. Usul/pendapat warga tidak dapat mengubah konsep program yang telah disosialisasikan kepada masyarakat. Selain dengan mekanisme yang partisipatif, program CSR “Kampung Siaga Indosat” sebagai suatu kegiatan pengembangan masyarakat perlu berlandaskan pada asasasas pengembangan masyarakat menurut Ife (1995) yaitu 1) komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; 2) mensinerjikan strategi komprehensif pemerintah, pihak-pihak terkait dan partisipasi warga; 3) membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, fasilitas serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; 4) mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian dan gagasan warga komunitas. Namun dari 4 asas pengembangan masyarakat tersebut, belum ada satu asas pun yang diterapkan pada pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat”. Masyarakat dilibatkan hanya sebatas pada memberikan ide atau pendapat terhadap program “Kampung Siaga Indosat” namun tidak dilibatkan pada proses pengambilan keputusan. Selain itu, PT Indosat belum membuka akses warga atas bantuan profesional padahal warga sudah memiliki keterampilan dalam pengolahan dan pemanfaatan sampah plastik.
Dalam kaitan dengan community development, menurut Ife (1995) salah satu prinsip community development adalah partisipasi. Pendekatan pengembangan komunitas selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Jika dianalisis berdasarkan tipologi partisipasi, strategi yang telah dilaksanakan oleh Indosat dan PKPU dalam keseluruhan proses kegiatan “Kampung Siaga Indosat” hanya melibatkan masyarakat sampai pada bentuk partisipasi konsultatif. Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi tentang permasalahan dan kebutuhannya, sedangkan pihak Indosat dan PKPU mendengarkan serta menganalisa masalah dan pemecahannya. Pada tahap tersebut, belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Pihak Indosat dan PKPU tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa program CSR “Kampung Siaga Indosat” belum berlandaskan pada asas-asas pengembangan masyarakat. Mekanisme yang dilakukan dalam program “Kampung Siaga Indosat” juga masih bersifat top down process. Selain itu, pihak Indosat dan PKPU hanya melibatkan masyarakat sampai pada bentuk partisipasi konsultatif, masyarakat belum dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan.
BAB VII TINGKAT PARTISIPASI WARGA RW 04, KELURAHAN MANGGARAI DALAM PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”
7.1 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Perencanaan Program “Kampung Siaga Indosat” Partisipasi warga pada tahap perencanaan dinyatakan sebagai keikutsertaan responden dalam
mengikuti rapat penyusunan rencana suatu kegiatan. Pada tahap
perencanaan yang dinilai adalah kehadiran responden dalam rapat perencanaan program dan keaktifan dalam rapat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59 persen responden memiliki partisipasi yang rendah pada tahap perencanaan dan 41 persen responden memiliki partisipasi yang tinggi. Menurut para responden memang tidak ada keharusan untuk menghadiri rapat perencanaan program “Kampung Siaga Indosat” yang biasanya diadakan di kantor RW. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden yang biasa hadir pada rapat perencanaan, mereka mengakui bahwa mereka diberi kebebasan untuk bertanya hingga memberi usul atau pendapat. Bahkan tidak jarang pendapat atau usul mereka diterima sebagai masukan. Responden sebanyak 41 persen yang memiliki tingkat partisipasi tinggi pada tahap perencanaan adalah warga yang hadir dalam rapat perencanaan program lebih dari dua kali dan dalam rapat tersebut mereka tidak hanya hadir melainkan bertanya ataupun memberikan usul/pendapat. Namun partisipasi warga hanya sebatas memberikan usul/pendapat, mereka tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Tabel 10. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Perencanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tahap Perencanaan Rendah Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 59 41 100
Persentase (%) 59 41 100
7.2 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat” Partisipasi warga pada tahap pelaksanaan dinyatakan dalam keikutsertaan dan keaktifan warga pada pelaksanaan kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap pelaksanaan diukur berdasarkan banyaknya kegiatan yang diikuti responden pada ”Kampung Siaga Indosat” serta kehadiran/keaktifan dalam tiap-tiap kegiatan tersebut. Partisipasi responden pada tahap pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” tergolong cukup tinggi yaitu sebanyak 62 persen. Sedangkan 38 persen responden memiliki partisipasi yang rendah. Para responden yang memiliki partisipasi tinggi biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan di “Kampung Siaga Indosat” seperti program Kegiatan Belajar Masyarakat, Kelompok Swadaya Masyarakat hingga program Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Responden yang memiliki partisipasi rendah hanya terlibat pada beberapa program atau bahkan mereka tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di “Kampung Siaga Indosat”. Mereka beralasan tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi dan ada sebagian responden yang mengganggap bahwa program tersebut tidak tepat untuk mereka, seperti penuturan U (48 tahun) yang bertempat tinggal di Komplek TNI AL, “saya rasa kegiatan-kegiatan yang ada di kampung siaga indosat tidak tepat jika diberikan untuk warga di komplek TNI AL sini, karena kita sudah dapat fasilitas dari kantor, seperti pengobatan. Jadi ga perlu ikut pengobatan dari indosat itu. Kalau menurut saya program
ini sudah tepat jika diberikan kepada warga di luar komplek sini. Tetapi kita selalu dikasih tau pak RT kalau ada kegiatan-kegiatan di sana…”
Tabel 11. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tahap Pelaksanaan Rendah Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 38 62 100
Persentase (%) 38 62 100
7.3 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat” Partisipasi warga pada tahap menikmati hasil yaitu keikutsertaan responden dalam merasakan manfaat dari program “Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi pada tahap menikmati hasil diukur dari manfaat/keterampilan yang didapat oleh responden dari adanya kegiatan “Kampung Siaga Indosat” serta bagaimana dia menerapkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Responden yang memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil sebanyak 54 persen, sedangkan yang memiliki partisipasi rendah sebanyak 46 persen. Sebagian besar responden mengaku setelah adanya program yang diadakan Indosat dan PKPU, khususnya program kesehatan, mereka mendapatkan banyak pengetahuan mulai dari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan hingga kesehatan dalam keluarga, seperti menerapkan menu gizi seimbang. Selain itu, mereka juga merasa sangat terbantu dengan adanya program pengobatan gratis. “wah, kita mah seneng banget neng kalo ada pengobatan gratis, kan lumayan ga usah ngeluarin duit buat berobat, lagian juga obatnya cocok deh…” P (37 tahun)
Responden yang mengikuti program Kegiatan Belajar Masyarakat, seperti program menjahit mengaku menerapkan keterampilan yang didapatkan mulai dari
membuat pola baju hingga menjahit baju. Tetapi tidak hanya responden yang mengikuti kegiatan di “Kampung Siaga Indosat” yang dapat menikmati hasil dari adanya programprogram yang diselenggarakan oleh Indosat dan PKPU, melainkan responden yang tidak mengikuti kegiatan mengaku dapat merasakan manfaatnya. “saya seneng banget deh sejak ada indosat di sini, biarpun saya ga ikut apa-apa tapi saya ngerasain dampaknya juga. Liat aja ni, sekarang warga udah pada sadar ga buang sampah sembarangan, jalanan udah lebih bersih sekarang. Terus tiap RT juga dapet tempat sampah, jadinya aga ngebantu deh, biar engga kebanjiran lagi…” M (42 tahun)
Tabel 12. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tahap Menikmati Hasil Rendah Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Jumlah (orang) 46 54 100
Persentase (%) 46 54 100
7.4 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat” Partisipasi warga pada tahap evaluasi yaitu keikutsertaan responden dalam mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di ”Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi warga diukur melalui peran mereka dalam membuat laporan baik secara lisan mapun tulisan berkaitan dengan program ”Kampung Siaga Indosat”. Secara keseluruhan, partisipasi responden pada tahap evaluasi tergolong rendah yaitu sebanyak 97 persen. Menurut P (24 tahun) salah satu pengelola “Kampung Siaga Indosat”, yang melakukan evaluasi hanya staf pengajar, pengelola yang ada di “Kampung Siaga Indosat” dan beberapa warga yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus mengetahui banyak tentang program “Kampung Siaga Indosat”. Tabel 13. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tahap Evaluasi Rendah
Jumlah (orang) 97
Persentase (%) 97
Tinggi Total Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
3 100
3 100
7.5 Tingkat Partisipasi Warga RW 04 Terhadap Program “Kampung Siaga Indosat” Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang secara aktif dalam mengikuti suatu kegiatan. Bentuk partisipasi warga RW 04 adalah dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat” mulai dari tahap perencanaan sampai dengan proses evaluasi kegiatan itu sendiri. Indikator partisipasi masyarakat terhadap program “Kampung Siaga Indosat” meliputi sikap dan peranannya dalam tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977) yaitu pengambilan keputusan/perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi kegiatan. Ukuran yang menyatakan tingkat partisipasi masyarakat adalah dengan menjumlahkan skor total pada tahap-tahap partisipasi yang diperoleh dari masing-masing responden. Secara umum, tingkat partisipasi masyarakat dalam program “Kampung Siaga Indosat” tergolong rendah. Dari total responden sebanyak 100 orang, didapat 79 orang (79 persen) yang partisipasinya rendah, sedangkan 21 orang lainnya (21 persen) memiliki partisipasi yang tinggi.
Tabel 14. Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai terhadap Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Jumlah (orang) Rendah 79 Tinggi 21 Jumlah 100 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Persentase (%) 79 21 100
Responden yang memiliki partisipasi tinggi adalah responden yang total skornya lebih dari atau sama dengan 29, sedangkan responden yang memiliki tingkat pasrtisipasi rendah adalah responden dengan total total skor kurang dari 29. Secara keseluruhan tingkat partisipasi warga RW 04 yang tergolong rendah ini dikarenakan belum semua warga dapat berpartisipasi secara aktif, khususnya warga RT yang letaknya jauh dari posko “Kampung Siaga Indosat”. Selain itu, informasi tentang program yang dilaksanakan juga tidak maksimal karena letaknya yang jauh tersebut. “Jauh banget seh neng kesana, warga di sini pada males soalnya kan masih banyak yang punya anak kecil terus banyak juga yang mesti nyiapin buat dagang, kan kebanyakan di sini pada dagang…” N (34 tahun)
Selain permasalahan letak posko “Kampung Siaga Indosat” yang jauh, kendala lain yang diakui oleh beberapa warga adalah masalah waktu. Sebagian besar dari mereka mengaku tidak sempat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di “Kampung Siaga Indosat” dikarenakan mereka harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka yang tentunya mereka anggap lebih penting. Ditambah lagi, rata-rata kondisi ekonomi warga RW 04 tergolong menengah ke bawah. Sedangkan sebanyak 21 persen responden yang memiliki partisipasi tinggi adalah warga yang aktif dalam berbagai kegiatan “Kampung Siaga Indosat” mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil hingga evaluasi. Pada tahap perencanaan, mereka hadir dalam rapat perencanaan lebih dari dua kali dan pada rapat tersebut mereka bertanya ataupun memberikan usul/pendapat. Pada tahap pelaksanaan, mereka aktif dalam berbagai program yang ada di “Kampung Siaga Indosat” yaitu program Kegiatan Belajar Masyarakat, Kelompok Swadaya Masyarakat, dan program Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Pada tahap menikmati hasil, mereka mendapatkan keterampilan
dari program yang diikuti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada tahap evaluasi hanya beberapa warga yang berpartisipasi karena yang biasanya melakukan evaluasi adalah pengelola dan tim pengajar yang ada di “Kampung Siaga Indosat”.
BAB VIII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PROGRAM “KAMPUNG SIAGA INDOSAT”
8.1 Hubungan Antara Faktor Internal Responden dengan Tingkat Warga dalam Program “Kampung Siaga Indosat”
Partisipasi
Faktor internal responden adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program “Kampung Siaga Indosat”. Faktor internal meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, dan lama tinggal. Hubungan antara faktor internal dengan tingkat partisipasi warga dalam program “Kampung Siaga Indosat” diukur dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman (rs). Hasil pengujian hubungan dapat terlihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hubungan Faktor Internal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Faktor Internal
Usia Tingkat Pendidikan Jumlah Beban Keluarga Lama Tinggal
Tahap Perencanaan -0,101 0,153 -0,031
Tingkat Partisipasi Tahap Tahap Menikmati Pelaksanaan Hasil -0,127 -0,231* 0,387** 0,416** -0,127 0,013
0,046
-0,018
-0,047
Tahap Evaluasi -0,031 0,229* -0,031 -0,027
Sumber: Data Primer Penelitian, 2008 Keterangan : * : berhubungan kuat pada p<0,05 ** : berhubungan kuat pada p<0,01
Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara faktor internal responden dengan tingkat partisipasi warga dalam program “Kampung Siaga Indosat” yang disajikan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa yang memiliki hubungan kuat adalah usia dengan tingkat
partisipasi pada tahap menikmati hasil, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Tamarli (1994) dalam penelitiannya menyatakan bahwa usia merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi. Semakin tua seseorang, relatif berkurang kemampuan fisiknya dan keadaan tersebut akan mempengaruhi partisipasi sosialnya. Oleh karena itu, semakin muda usia seseorang, semakin tinggi tingkat partisipasinya dalam suatu kegiatan atau program tertentu. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap menikmati hasil sebesar 0,01 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang negatif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu -0,231. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia responden maka semakin rendah tingkat partisipasi mereka dalam tahap menikmati hasil. Hal ini wajar karena responden yang memiliki partisipasi lebih tinggi pada tahap pelaksanaan adalah responden usia muda sehingga partisipasi mereka pada tahap menikmati hasil pun lebih tinggi dibandingkan responden usia tua. Pada Tabel 16 dapat dilihat jumlah responden menurut usia dan tingkat partisipasi dalam tahap menikmati hasil. Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Pogram “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Rendah Tinggi Usia Jumlah Persentase Jumlah Persentase Muda 21 36.21 37 63.79 Tua 25 59.52 17 40.48 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 58 (100%) 42 (100%)
Selain usia, faktor internal yang memiliki hubungan kuat adalah tingkat pendidikan pada tahap pelaksanaan. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap pelaksanaan sebesar 0,000 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang positif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu 0,387 sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat partisipasi warga dalam tahap pelaksanaan. Sebagian besar responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah ibu rumah tangga, sehingga partisipasi mereka pada tahap pelaksaanaan tergolong rendah karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mengurus keluarganya. Pada Tabel 17 dapat dilihat jumlah responden menurut tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan. Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Pelaksanaan Rendah Tinggi Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 33 52.38 30 47.62 Tinggi 5 13.51 32 86.49 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 63 (100%) 37 (100%)
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap menikmati hasil sebesar 0,000 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang positif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu 0,416 sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat partisipasi warga dalam tahap menikmati hasil. Hal ini wajar karena partisipasi responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki partisipasi yang tinggi pula pada tahap pelaksanaan dan mereka menerapkan keterampilan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Tabel 18 dapat dilihat jumlah responden menurut tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi dalam tahap menikmati hasil. Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Rendah Tinggi Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 39 61.9 24 38.1 Tinggi 7 18.92 30 81.08 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 63 (100%) 37 (100%)
Tingkat pendidikan juga memiliki hubungan yang kuat dengan partisipasi pada tahap evaluasi. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap evaluasi sebesar 0,011 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang positif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu 0,229 sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat partisipasi warga dalam tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi yang memiliki tingkat partisipasi tinggi adalah reponden dengan pendidikan tinggi, meskipun jumlahnya tergolong kecil. Hal tersebut dikarenakan yang melakukan evaluasi hanya pihak pengelola dan beberapa perwakilan warga. Pada Tabel 19 dapat dilihat jumlah responden menurut tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi dalam tahap evaluasi. Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Evaluasi Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Evaluasi Rendah Tinggi Tingkat Jumlah Persentase Jumlah Persentase Pendidikan Rendah 63 100 0 0 Tinggi 34 91.89 3 8.11 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 63 (100%) 37 (100%)
8.2 Hubungan Antara Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga dalam Program “Kampung Siaga Indosat” Faktor eksternal responden yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong responden untuk berpartisipasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Faktor eksternal meliputi metode kegiatan dan kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan. Metode kegiatan adalah pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian informasi dalam kegiatan “Kampung Siaga Indosat”. Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden tentang kualitas pendampingan yang dilakukan oleh pihak Indosat dan PKPU selama program berlangsung serta kelengkapan fasilitas yang mendukung program “Kampung Siaga Indosat”. Hubungan antara faktor eksternal dengan tingkat partisipasi warga dalam program “Kampung Siaga Indosat” diukur dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman (rs). Hasil pengujian hubungan dapat terlihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hubungan Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Partisipasi Warga RW 04, Kelurahan Manggarai dalam program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Faktor Eksternal
Metode Kegiatan Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Perencanaan 0,082 0,057
Tingkat Partisipasi Tahap Tahap Menikmati Pelaksanaan Hasil 0,128 0,109 0,261** 0,221*
Tahap Evaluasi 0,018 0,036
Sumber: Data Primer Penelitian, 2008 Keterangan : * : berhubungan kuat pada p<0,05 ** : berhubungan kuat pada p<0,01
Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara faktor eksternal responden dengan tingkat partisipasi warga dalam program “Kampung Siaga Indosat” yang disajikan pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa yang memiliki hubungan kuat adalah kualitas pelayanan
pelaksanaan kegiatan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dan tahap menikmati hasil. Ketersediaan fasilitas pendukung kegiatan diduga mempengaruhi partisipasi masyarakat. Jika fasilitas yang terdapat pada posko “Kampung Siaga Indosat” sudah tersedia lengkap, maka masyarakat pun mempunyai minat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan antara kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap pelaksanaan sebesar 0,004 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang positif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu 0,261. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan yang diberikan Indosat maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan. Responden yang merasa kualitas pelayanan kegiatan yang diberikan baik beranggapan bahwa selalu ada pendamping dalam setiap kegiatan “Kampung Siaga Indosat” dan pendamping memberikan pengarahan. Selain itu, peralatan yang digunakan dalam setiap kegiatan sudah mencukupi. Pada Tabel 21 dapat dilihat jumlah responden menurut kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan dan tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan. Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Pelaksanaan Rendah Tinggi Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Buruk 4 100 0 0 Baik 34 35.42 62 64.58 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 4 (100%) 96 (100%)
Kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan juga memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, hubungan antara kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan dengan tingkat partisipasi pada tahap menikmati hasil adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas (sig) pada partisipasi tahap menikmati hasil sebesar 0,014 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,05 (p<0.05) dan memiliki hubungan yang positif yang dilihat dari kofisien korelasi yaitu 0,221. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin baik kualitas pelayanan pelaksanaan kegiatan yang diberikan Indosat maka semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap menikmati hasil. Pada Tabel 22 dapat dilihat jumlah responden menurut kualitas pelayanan kegiatan dan tingkat partisipasi dalam tahap menikmati hasil. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan dan Tingkat Partisipasi dalam Tahap Menikmati Hasil Program “Kampung Siaga Indosat”, 2008 Tingkat Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Rendah Tinggi Kualitas Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Buruk 4 100 0 0 Baik 42 43.75 54 56.25 Sumber: Data Primer Penelitian, 2008
Total 4 (100%) 96 (100%)
BAB IX ANALISIS CSR PT INDOSAT SERTA PARTISIPASI DAN ASPIRASI WARGA RW 04, KELURAHAN MANGGARAI TERHADAP PROGRAM CSR “KAMPUNG SIAGA INDOSAT” Bab ini membahas tentang analisis pelaksanaan program CSR Indosat, khususnya program “Kampung Siaga Indosat” yang dikaitkan dengan isu-isu utama CSR. Selain itu akan dianalisis juga tentang penerapan program “Kampung Siaga Indosat” berdasarkan prinsip pengembangan masyarakat melalui salah satu prinsipnya yaitu partisipasi. Kegiatan CSR PT Indosat diterapkan sejak tahun 2005 yaitu dengan dilakukannya pembangunan dua sekolah dasar yang diperuntukkan bagi anak-anak Aceh. Program CSR yang dilakukan oleh PT Indosat didasari oleh kesadaran perusahaan akan pentingnya menjaga hubungan dengan para stakeholder serta sejalan dengan misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup komunitas dan masyarakat. Salah satu stakeholder PT Indosat yaitu masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjalin hubungan baik dengan masyarakat, maka CSR dilakukan agar masyarakat menjadi sejahtera. Program CSR Indosat diimplementasikan dengan berlandaskan pada prinsipprinsip integritas, akuntabilitas, tanggung jawab dan perbaikan kondisi komunitas. Program CSR Indosat dilaksanakan dalam empat program besar, antara lain Indonesia Belajar, Indonesia Sehat, Berbagi Bersama Indosat dan Indosat Peduli. Sampai saat ini PT Indosat belum memiliki divisi khusus yang diperuntukkan bagi pelaksanaan CSR. Berbagai program CSR Indosat saat ini dilaksanakan di bawah divisi Public Relation (PR).
Ada tujuh isu utama dalam CSR, antara lain organizational governance, environment, human rights, labor practices, fair operating practices, consumer issues, dan community development. Isu yang akan disorot pada pembahasan ini yaitu consumer issues dan community development. Consumer issues tidak terdapat pada pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat” karena yang menjadi sasaran dari pelaksanaan program bukan konsumen dari PT Indosat melainkan masyarakat yang terpinggirkan. PT Indosat memiliki pandangan bahwa masyarakat merupakan salah satu pemangku kepentingan perusahaan, sehingga perlu melakukan upaya dengan tujuan menjaga hubungan baik dengan masyarakat beserta meningkatkan kesejahteraannya. Sasaran penerima program “Kampung Siaga Indosat” adalah masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Mereka merupakan masyarakat yang terpinggirkan karena kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat wilayah tersebut masih sangat buruk. Terbukti dengan padatnya pemukiman yang mereka tinggali serta fasilitas kebersihan, seperti MCK masih sangat buruk.
Gambar 4. Jamban Perorangan
Gambar 5. MCK Umum Sumbangan
Pemerintah
Gambar 6. Saluran Pembuangan Air Limbah
Gambar 7. Akses Jalan
Tahapan-tahapan yang dilakukan pihak Indosat dan PKPU dalam program ”Kampung Siaga Indosat” dimulai dari tahap perencanaan program hingga evaluasi. Pada tahap perencanaan, pihak Indosat dan PKPU menyusun program-program yang akan dilaksanakan dengan terlebih dahulu melakukan survai untuk mengetahui kebutuhankebutuhan masyarakat penerima program. Dalam operasional pelaksanaan program, tim internal Indosat yang akan terlibat adalah divisi public relation dan regional Jabotabek yang akan bekerjasama dengan PKPU. Kemudian evaluasi akan dilakukan oleh pihak PKPU dan pihak Indosat dengan cara membuat laporan secara tertulis. Jika dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang dikemukakan oleh Ife (1995) dalam Nasdian (2006), maka tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT Indosat melalui Program “Kampung Siaga Indosat” belum menerapkan prinsip-prinsip pengembangan mayarakat, salah satunya yaitu partisipasi. Hal tersebut dikarenakan program tersebut belum mewujudkan adanya partisipasi dari penerima program, yaitu warga RW 04, Kelurahan Manggarai. Partisipasi yang dimaksud dalam hal ini adalah partisipasi warga pada tahap-tahap penerapan CSR (tahap perencanaan sampai tahap pelaporan).
Pada tahap perencanaan program, warga dilibatkan dalam rapat perencanaan namun partisipasi warga hanya sebatas pada memberikan pendapat/usul, mereka belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Pendapat/usul dari warga hanya diterima sebagai masukan. Pihak Indosat dan PKPU memang sudah melakukan analisis kebutuhan masyarakat namun saat perumusan program yang akan dilaksanakan, masyarakat belum dilibatkan. Masyarakat tidak memiliki andil untuk mengubah konsep program yang telah dirumuskan dan disosialisasikan oleh pihak Indosat dan PKPU kepada masyarakat. Masyarakat hanya berpartisipasi secara penuh pada tahap pelaksanaan program. Pada tahap evaluasi pun masyarakat belum dilibatkan karena yang berkewajiban melakukan evaluasi hanya pengelola ”Kampung Siaga Indosat” dan beberapa perwakilan warga. Mekanisme yang dilakukan dalam program “Kampung Siaga Indosat” masih bersifat top down process yaitu program berdasar survai atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepakati oleh penerima program. Sebelum melaksanakan program “Kampung Siaga Indosat”, pihak PKPU melaksanakan survai di wilayah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan program yaitu RW 04, Kelurahan Manggarai. Survai dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Setelah melakukan survai, PKPU merancang program-program yang akan dilaksanakan kemudian mengajukannya kepada PT Indosat. Setelah disepakati oleh PT Indosat, program disosialisasikan kepada masyarakat dan kemudian disepakati oleh masyarakat. Jika dianalisis berdasarkan tipologi partisipasi, strategi yang telah dilaksanakan oleh Indosat dan PKPU dalam keseluruhan proses kegiatan “Kampung Siaga Indosat” hanya melibatkan masyarakat sampai pada bentuk partisipasi konsultatif. Masyarakat
berpartisipasi dengan cara berkonsultasi tentang permasalahan dan kebutuhannya, sedangkan pihak Indosat dan PKPU mendengarkan serta menganalisa masalah dan pemecahannya. Pada tahap tersebut, belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Pihak Indosat dan PKPU tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. Namun demikian yang menjadi kelebihan dari program CSR ”Kampung Siaga Indosat” adalah pelaksanaan program tersebut bersifat voluntary (sukarela). Jadi pelaksanaan program tersebut tidak semata-mata karena adanya peraturan dari pemerintah dan program tersebut lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang terpinggirkan meskipun pada pelaksanaannya belum melibatkan partisipasi masyarakat secara penuh pada setiap tahapan pelaksanaan program. Hal tersebut diperkuat berdasarkan penuturan salah seorang staf divisi public relation yang melaksanakan program CSR Indosat bahwa pelaksanaan program CSR Indosat tidak berdasarkan adanya peraturan yang dikeluarkan pemerintah melainkan atas kesadaran perusahaan. Hal tersebut dapat terbukti karena kegiatan CSR PT Indosat dimulai sejak tahun 2005, sebelum dikeluarkannya UU tentang pelaksanaan CSR oleh pemerintah yaitu UU No. 40 Tahun 2007, Pasal 74. Meskipun demikian, Indosat juga mendukung program-program yang dilaksanakan pemerintah dengan cara melakukan program dengan konsep yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat Hari Kebangkitan Nasional, pemerintah melaksanakan program besar yaitu ”100 Tahun Kebangkitan Nasional”. Pada saat yang bersamaan Indosat juga menyelenggarakan program ”Indosat Cinta Indonesia” yaitu melalui program ”Kebangkitan Teknologi Wairless”.
Pada umumnya masyarakat RW 04 memberikan tanggapan yang positif seputar aktivitas program ”Kampung Siaga Indosat”. Tanggapan terhadap program tersebut meliputi metode kegiatan yang dilakukan, kualitas pelayanan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, manfaat program serta hal-hal lain yang diduga mempengaruhi keberhasilan program. Secara umum, masyarakat sudah merasa puas terhadap program yang dijalankan oleh Indosat dan PKPU ini, baik mereka yang mengikuti program maupun yang tidak. Namun ada beberapa warga yang merasa cemas karena adanya isu yang menyatakan bahwa beberapa program akan berhenti, seperti program pendidikan karena kontrak dengan Indosat sudah habis. Beberapa hal yang menjadi harapan warga adalah adanya program tambahan yang perlu dilaksanakan dalam program ”Kampung Siaga Indosat”. Program tersebut antara lain program pelajaran Bahasa Inggris dan program pelatihan kerja maupun penyerapan tenaga kerja bagi para pemuda yang masih menganggur.
BAB X KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan berikut: 1. Pada umumnya masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai memberikan tanggapan yang positif seputar aktivitas program ”Kampung Siaga Indosat”. Masyarakat sudah merasa puas terhadap program yang dijalankan oleh Indosat dan PKPU ini, baik mereka yang mengikuti program maupun yang tidak. Banyak manfaat yang mereka peroleh dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan, namun ada juga beberapa warga yang merasa kecewa terhadap beberapa kegiatan, seperti program pengobatan gratis dan kredit modal bergulir. 2. Tingkat partisipasi warga RW 04 terhadap kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat” tergolong rendah. Secara keseluruhan, tingkat partisipasi warga RW 04 yang tergolong rendah ini dikarenakan belum semua warga dapat berpartisipasi secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil hingga evaluasi program, khususnya warga RT yang letaknya jauh dari posko “Kampung Siaga Indosat”. Kendala lain yang diakui oleh beberapa warga adalah masalah waktu. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak sempat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di “Kampung Siaga Indosat” dikarenakan mereka harus bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga yang tentunya mereka anggap lebih penting.
3. Faktor-faktor yang berhubungan kuat dari tingkat partisipasi warga RW 04 terhadap program “Kampung Siaga Indosat” yaitu faktor usia dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap pelaksanaan, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil, tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi tahap evaluasi, pelayanan kegiatan dengan tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dan pelayanan kegiatan dengan tingkat partisipasi tahap menikmati hasil. 4. Program CSR “Kampung Siaga Indosat” belum berlandaskan pada asas-asas pengembangan masyarakat. Mekanisme yang dilakukan dalam program “Kampung Siaga Indosat” masih bersifat top down process yaitu program berdasar survai atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepakati oleh penerima program. Selain itu, strategi yang telah dilaksanakan oleh Indosat dan PKPU dalam keseluruhan proses kegiatan “Kampung Siaga Indosat” hanya melibatkan masyarakat sampai pada bentuk partisipasi konsultatif. Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi tentang permasalahan dan kebutuhannya, sedangkan pihak Indosat dan PKPU mendengarkan serta menganalisa masalah dan pemecahannya. Pada tahap tersebut, belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Pihak Indosat dan PKPU tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti. Namun yang menjadi kelebihan adalah pelaksanaan program tersebut bersifat voluntary (sukarela). Jadi pelaksanaan program tersebut tidak semata-mata karena adanya peraturan dari pemerintah dan program tersebut lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat yang terpinggirkan
10.2 Saran Adapun saran
yang dapat diberikan dari penelitian tersebut adalah sebagai
berikut: 1. PT Indosat perlu memperhatikan bahwa 1 tahun adalah waktu yang terlalu singkat untuk melakukan suatu program pengembangan masyarakat. Masyarakat masih perlu pendampingan untuk mengelola “Kampung Siaga Indosat”, sehingga diharapkan PT Indosat masih melakukan pendampingan serta pengelolaan “Kampung Siaga Indosat” sampai masyarakat benar-benar sudah mandiri. 2. Perlu dilakukan suatu program di tiap-tiap RT yang ada di RW 04, sehingga dapat melibatkan warga RT keseluruhan secara langsung, misalnya mengadakan perlombaan kebersihan dan penghijauan antar RT. Dengan cara ini diharapkan partisipasi masyarakat dapat meningkat. 3. Perlu diadakan pelatihan kepemimpinan dan organisasi bagi beberapa warga RW 04, sehingga saat Indosat tidak melakukan pendampingan lagi, masyarakat sudah dapat mengelola “Kampung Siaga Indosat” secara mandiri. 4. Perlu ada aset bisnis untuk kemandirian pembiayaan operasional program “Kampung Siaga Indosat”, seperti potensi pengelolaan sampah an organik karena dekat pintu air dan banyak pemulung, sehingga dapat mengurangi produksi sampah masyarakat serta bernilai ekonomi. 5. Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan seharusnya dapat lebih memanfaatkan program yang dijalankan oleh Indosat dengan partisipasi yang aktif dalam berbagai kegiatan. Selain itu, warga juga
harus dapat menjaga fasilitas-fasilitas yang ada di posko “Kampung Siaga Indosat”.
DAFTAR PUSTAKA Achda, B. Tamam. 2006. Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Implementasinya di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Nasional: A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR. Jakarta, 23 Agustus. Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Adjid, D. A. 1985. Pola Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pembangunan Pertanian Berencana. Bandung: Orbit Sakti. Ajiswarman. 1996. Partisipasi Perantau Minang dalam Pembangunan Pedesaan (Studi Kasus: Kelompok Tani Subur Jaya, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. IPB. Bogor. Arifah, N. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) (Studi Kasus di Kelompok Tani Subur Jaya, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. IPB. Bogor. Cohen dan Uphoff. 1977. Rural Development: Concept and Measures for Project Design, Implementation, and Evaluation. New York: Cornel University. Dianawati, I. 2004. Dinamika Kelompok dan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Proyek Pengembangan Ketahanan Pangan (Kasus Kelompok Tani Rukun Makmur, Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. http://www.indosat.com http://www.madani-ri.com. 2008. “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. Ife, Jim. 2002. Community Development. Creating Community Alternatives-Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman. Majalah Bisnis & CSR. 2007. Reference for Decision Maker. Vol.1 No.1 Oktober. La Tofi Enterprise.
Manembu, Indri Shelovita. 2004. Kajian Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut di Pulau Gangga, Bangka dan Talise, Propinsi Sulawesi Utara. Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Murray, R. And Lappin B. W. 1967. Community Organization: Theory, Principles and Practice, 2nd Eds. New York: Harper and Row Publisher. Nasdian, Fredian Tonny. 2003. Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bogor: BISKEM-IPB. Pangestu, M. H. T. 1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan Perhutanan Sosial (Studi Kasus: KPH Cianjur, Jawa Barat). Tesis. Pascasarjana. IPB. Bogor. Rudito, Bambang dan Arif Budimanta. 2003. Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development. Jakarta: Penerbit ICSD. Sajogyo. 1998. “Menuju Kemandirian Masyarakat”. Prisma No.1 Tahun XVII. Jakarta: LP3ES. Sastropoetro, R. A. Santoso. 1986. Partsipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Alumni Bandung. Silaen, S. B. J. 1998. Partisipasi Anggota Kelompok Masyarakat Desa Tertinggal pada Kegiatan Proyek Inpres Desa Tertinggal (IDT). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Singarimbun, M. 1989. “Metode Penelitian” dalam Metode Penelitian Survai.. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (Ed). Jakarta: LP3ES. Tamarli. 1994. Partisipasi Petani dalam Penyuluhan dan Penerapan Program Supra Insus. Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. Tonny, F. 2002. Materi Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik: Fascho Publishing.
Lampiran 1. Lokasi Penelitian
Lampiran 2. Waktu dan Jadwal Penelitian No
Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengumuman dosen pembimbing skripsi Penyusunan proposal Seminar proposal Perbaikan proposal Pengumpulan data Penulisan laporan Sidang skripsi Perbaikan skripsi
Maret 2 3
4
1
April 2 3
4
1
2
Mei 3
4
1
Juni 2 3
4
1
2
Juli 3
4
1
Agustus 2 3 4
Lampiran 3 Teknik Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data bagi Penelitian Rumusan Masalah 1.
Pandangan perusahaan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR)
Data yang Diperlukan • •
Kebijakan perusahaan terhadap CSR Konsep CSR bagi perusahaan
Sumber Data • •
• • 2. Pelaksanaan program “Kampung Siaga Indosat”
•
Strategi dalam menjalankan program ”Kampung Siaga Indosat” mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi
• •
• 3.
Tingkat partisipasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”
• •
•
Kegiatan yang diikuti masyarakat dalam program ”Kampung Siaga Indosat”. Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, dilihat dari partisipasinya pada rapat perencanaan program Partisipasi masyarakat pada
•
Data Primer Staf CSR Group PT Indosat Pihak yang bermitra dengan PT Indosat: PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat)
Teknik Pengumpulan Data • Wawancara mendalam • Analisis data sekunder dari arsip dan/atau dokumen PT Indosat
Teknik Pengolahan Data • Analisa deskriptif
• •
Wawancara mendalam Analisis data sekunder dari arsip dan/atau dokumen PT Indosat
•
Analisa deskriptif
•
kuesioner
•
Uji Korelasi Rank Spearman
Data Sekunder Regulasi/aturan atau kebijakan perusahaan tentang CSR. Laporan berkelanjutan (Annual report) perusahaan. Data Primer Staf CSR Group PT Indosat Pihak yang bermitra dengan PT Indosat: PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) Data Sekunder Laporan berkelanjutan (Annual report) perusahaan. Data Primer Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
•
•
4.
5.
Aspirasi masyarakat RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan terhadap program “Kampung Siaga Indosat”.
•
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap program ”Kampung Siaga Indosat”.
•
•
•
tahap pelaksanaan, dilihat dari partisipasinya pada kegiatankegiatan yang dilaksanakan di ”Kampung Siaga Indosat” Partisipasi masyarakat pada tahap menikmati hasil, dilihat dari manfaat yang dirasakan masyarakat dari adanya program ”Kampung Siaga Indosat” Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi, dilihat dari partisipasi masyarakat dalam menilai pelaksanaan program Tanggapan masyarakat terhadap program ”Kampung • Siaga Indosat”. Harapan masyarakat terhadap PT Indosat berkaitan dengan penyelenggaraan program ”Kampung Siaga Indosat”. Karakteristik responden (Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, • Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan) Faktor eksternal (metode serta pelayanan yang diberikan PT Indosat dalam pelaksanaan program ”Kampung Siaga Indosat”).
Data Primer Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
•
Wawancara mendalam
•
Analisa deskriptif
Data Primer Warga RW 04, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
•
kuesioner
•
Tabulasi silang dan uji hipotesis menggunakan Uji Korelasi Rank Speraman
Lampiran 4. Panduan Pertanyaan sebagai Pedoman Wawancara Bagian Pertama: Informan: Pihak Indosat 1. Bagaimanakah definisi CSR menurut perusahaan Indosat? 2. Bagaimanakah tanggapan perusahaan mengenai lingkungan alam dalam kaitannya dengan aktivitas perusahaan pertambangan? 3. Menurut perusahaan, bagaimanakah opini tentang masyarakat sebagai salah satu stakeholder yang terdapat di sekitar berdirinya perusahaan? 4. Apakah terdapat kebijakan perusahaan yang membahas mengenai CSR? Jika ya, maka bagaimanakah peraturan CSR tersebut dapat dicantumkan dalam kebijakan perusahaan? 5. Bagaimanakah tanggapan perusahaan mengenai membangun citra positif perusahaan dengan kegiatan CSR? 6. Bagaimanakah Indosat menanggapi perusahaan lain yang juga bergerak di bidang pertambangan dalam kaitannya dengan pelaksanaan CSR? 7. Bagaimanakah menanggapi masalah-masalah atau isu-isu yang mengakibatkan menurunnya citra perusahaan akibat konflik dengan masyarakat? 8. Apakah terdapat anggaran khusus dari perusahaan yang diperuntukan bagi pelaksanaan CSR? 9. Apakah terdapat divisi khusus dari perusahaan yang diperuntukan bagi pelaksanaan CSR? 10. Apakah CSR dilakukan karena ada regulasi yang mengaturnya (di bawah peraturan pemerintah)? 11. Apakah terdapat kerugian yang dirasakan oleh perusahaan (baik dari segi materil maupun SDM) dalam menjalankan program CSR? 12. Terkait dengan tahap perencanaan sebelum program dimulai, maka strategi apakah yang dilakukan pada tahap ini? Apakah melalui rapat staf perusahaan atau melibatkan beberapa pihak sebagai perwakilan dari sasaran program? 13. Jika dilihat pada pelaksanaannya, maka strategi spesifik apakah yang digunakan yang berbeda dengan situasi pada saat perencanaan? 14. Apakah terdapat evaluasi terhadap program yang dijalankan? Jika ya, maka bagaimanakah proses evaluasi tersebut berjalan? 15. Setelah program dijalankan, maka adakah laporan dari hasil yang didapatkan? Jika ada, maka seperti apakah mekanisme laporan tersebut? 16. Dalam perencanaan, maupun evaluasi dan pelaporan, apakah ada pihak sasaran yang terlibat dalam menyusun strategi program? 17. Dengan siapakah pihak pembuat program mempertanggungjawabkan programnya? 18. Bagaimanakah cara yang dilakukan Indosat dalam menarik simpati sasaran untuk bergabung dalam program yang diselenggarakan?
19. Apakah tujuan utama perusahaan dalam melakukan CSR? 20. Manfaat seperti apakah yang ingin diperoleh perusahaan dengan menjalankan CSR? 21. Dalam kenyataannya, manfaat apa saja yang telah didapatkan Indosat dengan menerapkan CSR? 22. Bagaimanakah perolehan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari segi materi? 23. Dari segi sosial, apakah citra positif perusahaan dapat terbangun? Jika ya, maka bagaimakah citra positif tersebut terbangun? 24. Dari sisi masyarakat, apakah perusahaan merasakan bahwa masyarakat memperleh manfaat yang cukup signifikan? 25. Dengan kegiatan CSR yang telah dijalankan, apakah perusahaan pernah mendapatkan pengahargaan? Jika ya, bagaimanakah penghargaan tersebut diperoleh? Bagian Kedua: Responden: Masyarakat Penerima Program 1. Mengapa Anda mengikuti program CSR yang diselenggarakan oleh PT Indosat? 2. Apa yang ingin Anda peroleh dengan mengikuti program tersebut? 3. Dari segi materi, apakah Anda mendapatkan keuntungan? 4. Apakah Anda merasa dirugikan dengan adanya CSR? Jika ya, bagaimana Anda mengatasi kerugian tersebut? 5. Bagaimanakah program CSR “Kampung Siaga Indosat” memberikan pelayanan kepada sasarannya selama program berjalan? 6. Dari segi kemitraaan, apakah terdapat beberapa kemudahan bagi Anda untuk melakukan suatu usaha? 7. Adakah penghargaan yang diberikan Indosat kepada sasaran programnya dalam bentuk yang resmi? Jika ada seperti apakah mekanisme pemberiannya? 8. Dari segi pengetahuan, bagaimanakah Indosat memberi tambahan informasi bagi Anda sebagai sasaran program? 9. Apakah ada perubahan opini Anda terhadap Indosat dari sebelum terlibat dalam program sampai akhirnya berpartisipasi dalam program? 10. Setelah program selesai berjalan, apakah Anda masih dapat merasakan manfaatnya? Jika ya, maka apa yang menjadi penyebab hal tersebut? Bagian Ketiga: Informan: Pihak PKPU 1. Bagaimana awalnya Indosat mengajak Anda untuk bermitra melaksanakan proram “Kampung Siaga Indosat”? 2. Apakah Anda juga ikut dalam rapat perencanaan program?
3. Apakah Anda ikut menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama program berlangsung? 4. Dalam pelaksanaan program, apakah Indosat juga ikut bekerja merumuskan kegiatan atau hanya sekedar memberi donasi? 5. Apakah tugas-tugas secara tertulis yang diberikan Indosat kepada Anda? 6. Dalam pelaksanaan program, apakah Anda hanya sebagai pelaksana atau mengeluarkan biaya juga? 7. Mengapa Anda memilih RW 04, Kelurahan Manggarai sebagai tempat dilaksanakannya program? Apakah ini keputusan dari Indosat atau berdasarkan perencanaan bersama? 8. Apakah Anda melakukan evaluasi terhadap program? 9. Apakah Anda melakukan pemantauan/hadir dalam setiap program yang dilaksanakan? 10. Jika Indosat berhenti memberhentikan donasi terhadap program ini, apakah Anda akan tetap menjalankan program ini? Jika ya, bagaimana strateginya?
Lampiran 5. Kerangka Sampel No Urut 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040 041 042 043 044 045
Nama Resp SS L H UY SA HM RS M I W IK RW YAMM WW H U R DR KW P AR YU RR SU NH SS MT WR SE AW SNU NN RZ DD FT REK SA YY RT MR WA SSS TW LS YK
RT 001 001 001 001 001 001 001 001 001 002 002 002 002 002 002 002 002 002 002 003 003 003 003 003 003 003 003 003 003 004 004 004 004 004 004 004 004 004 004 005 005 005 005 005 005
No Urut 054 055 056 057 058 059 060 061 062 063 064 065 066 067 068 069 070 071 072 073 074 075 076 077 078 079 080 081 082 083 084 085 086 087 088 089 090 091 092 093 094 095 096 097 098
Nama Resp CH MM HUR BG KL YP MNM HK OPI SK LYR CSR AW SAD LL CM FH AS ZAL WA NJ AAK POA CC BEY TWS ACH NL KT ZF MV JU DS GTY BA MB CSA ACR IU KLP VT SL WT TWS NM
RT 006 006 006 006 006 006 006 007 007 007 007 007 007 007 007 007 007 008 008 008 008 008 008 008 008 008 008 009 009 009 009 009 009 009 009 009 009 010 010 010 010 010 010 010 010
No Urut 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152
Nama Resp ASR NJU RES RW HT UK LN ER GG AB TIO KK WX FX AY SP V FY JW SI LL YS DC SS DW VH CO VN LK GF BJ YA LS HD UUM UT CE PA LA SPP SNC IA KJ DE IR
RT 011 011 011 012 012 012 012 012 012 012 012 012 012 013 013 013 013 013 013 013 013 013 013 015 015 015 015 015 015 015 015 015 015 016 016 016 016 016 016 016 016 016 016 017 017
046 047 048 049 050 051 052 053 054
RU LI EF KL JK AS FZ YDF WR
005 005 005 005 006 006 006 006 006
099 100 101 102 103 104 105 106 107
CAN FIN RDS TS KLM ZA RS Q TP
010 010 011 011 011 011 011 011 011
153 154 155 156 157 158 159 160 161
AN DS KJH MNU GG HS SK DC AQ
017 017 017 017 017 017 017 017 017
Lampiran 6. Kuesioner PETUNJUK UMUM Kuesioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Yohana Desi Febriana pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Manggarai, RW 04, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR “Kampung Siaga Indosat”. Untuk itu, dimohon agar anda dapat menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan baik dan sejujur-jujurnya. Jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak ada kaitannya dengan status anda di masyarakat. Nomor Kuesioner Tanggal Pengisian
: ............................... : ...............................
Karakteristik Responden Nama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat
: ............................... : ............................... : ............................... : ...............................
Faktor Internal 1. 2. 3. 4. 5.
Umur Pendidikan terakhir Pendapatan Jumlah beban keluarga Lama tinggal di daerah ini
: ...............................tahun : ............................... : Rp........................../bulan : ...............................orang :................................tahun
Petunjuk Pengisian: Lingkari angka di depan pilihan jawaban yang anda pilih. Faktor Eksternal Metode Kegiatan 6. Apakah ada sosialisasi program ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ada 2. Tidak 7. Apakah dalam sosialisasi tersebut ada proses tanya jawab antara pendamping dan warga? 1. Ada 2. Tidak
8. Apakah pihak dari Indosat maupun PKPU selalu hadir dalam setiap kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak Pelayanan Pelaksanaan Kegiatan 9. Apakah terdapat pendamping dalam setiap kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ada 2. Tidak ada 10. Apakah pendamping memberikan pengarahan dalam setiap kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak 11. Apakah anda dapat memahami pengarahan/informasi yang diberikan oleh pendamping dalam suatu kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak 12. Apakah anda menyediakan sendiri alat/bahan dalam suatu kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak 13. Apakah alat/bahan yang digunakan mencukupi untuk melakukan suatu kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak Tingkat Partisipasi Tahap Pengambilan Keputusan (Perencanaan) 14. Apakah anda pernah hadir dalam rapat perencanaan kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya (lanjut ke no.15) 2. Tidak (lanjut ke no.17) 15. Berapa kali anda pernah hadir dalam rapat perencanaan tersebut? 1. > 2 kali 2. ≤ 2 kali 16. Apakah yang anda lakukan dalam rapat perencanaan tersebut? 1. Hadir, bertanya, memberi usul/pendapat dan usul/pendapat diterima 2. Hadir, bertanya dan memberi usul/pendapat 3. Hadir dan bertanya 4. Hanya hadir Tahap Pelaksanaan 17. Apakah anda ikut dalam pembangunan sekretariat ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak
18. Apakah anda mengikuti kegiatan yang ada pada program ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak 19. Kegiatan apa saja yang anda ikuti pada program ”Kampung Siaga Indosat”? (jawaban boleh lebih dari satu) 1. Kegiatan belajar masyarakat (kursus komputer, menjahit, PAUD, TPA) 2. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 3. Pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat (program ibu sadar gizi, pengobatan gratis, pengasapan (fogging), penyuluhan kesehatan) 4. Tidak ada kegiatan yang diikuti Tahap Pelaksanaan Program Kegiatan Belajar Masyarakat 20. Kegiatan apa yang anda ikuti? 1. Kursus komputer 2. Kursus menjahit 3. PAUD 4. TPA 5. Tidak ada yang diikuti 21. Berapa kali anda hadir pada kegiatan tersebut dalam sebulan terakhir? 1. < 4 kali 2. ≥ 4 kali 3. Tidak pernah hadir Tahap Pelaksanaan Kelompok Swadaya Masyarakat 22. Apakah anda mengikuti training kader anggota KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)? 1. Ya 2. Tidak 23. Apakah anda aktif sebagai anggota koperasi simpan pinjam? 1. Ya 2. Tidak 24. Berapa kali anda hadir dalam pertemuan rutin anggota KSM sebulan terakhir? 1. ≤ 2 kali 2. > 2 kali 3. Tidak pernah hadir Tahap Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat 25. Kegiatan apa yang anda ikuti? 1. Program Ibu sadar gizi 2. Pengobatan gratis 3. Pengasapan (fogging) 4. Penyuluhan kesehatan 5. Tidak ada yang diikuti 26. Berapa kali anda hadir pada kegiatan tersebut dalam sebulan terakhir? 1. ≤ 2 kali
2. > 2 kali 3. Tidak pernah hadir Tahap Menikmati Hasil 27. Menurut anda, apakah setelah adanya program ”Kampung Siaga Indosat” anda menjadi lebih sehat secara jasmani? 1. Ya 2. Tidak Alasan.............................. 28. Menurut anda, apakah setelah adanya program ”Kampung Siaga Indosat” pendapatan anda menjadi lebih baik dari sebelumnya? 1. Ya 2. Tidak Alasan............................... 29. Apakah anda mendapatkan keterampilan setelah mengikuti kegiatan kampung siaga Indosat? 1. Ya, sebutkan.................... 2. Tidak 30. Apakah anda menerapkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari? 1. Ya, sebutkan.................... 2. Tidak Tahap Evaluasi 31. Apakah anda ikut dalam menilai/mengevaluasi pelaksanaan atau hasil suatu kegiatan ”Kampung Siaga Indosat” yang anda ikuti? 1. Ya 2. Tidak 32. Apakah anda pernah membuat laporan (lisan/tulisan) terhadap apa yang telah dilakukan dalam mengikuti kegiatan ”Kampung Siaga Indosat”? 1. Ya 2. Tidak
Terima kasih atas waktu Anda untuk mengisi Kuesioner ini