PADANAN KONSTRUKSIIYAI BAHASA ARABDALAM BAHASA INDONESIA
Oleh:
LINDAWATI NIM.19924016399
JURUSAN TERJEMAH FAKULTASADAB UNIVERSITA ISLAM NEGERI JAKARTA
2006
PADANAN KONSTRUKSI IYAI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Sayarat-syarat Mencapai Gelar Smjana Sastra
Oleh: Lindawati NIM : 19924016399
Di Bawah Bimbingan :
Dr.H.AM Hidayatnllah,MA NIP :150 178901
Jurusan Tarjamah Falmltas Adab dan Humaniora DIN SyarifHidayatullah Jakarta 1426 H /2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang beljudul "Padanan Kontruksi / Ya / Oalal11 Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia" telah diujikan dalal11 sidang l11unaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Juni 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) pada Fakultas Adab dan Humaniora.
Jakarta, 22 Juni 2006
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota, ----.~~.,
..------?
(~~~~ Ora. Hj. Tati Hartimah
~
MA
Ors. Ikhwan Azizi
NIP. 150286589
NIP. 150240484
Anggota
Penguji
Prof.
/ oj
-L Ridlo Masduki
NIP. 15 062 823
NIP. ]50 178 901
KATA PENGANTAR
AI-Hamdu Lillahi Rabbi! A'lamin. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alamo Puji dan syukur penulis haturkan kehadirrat AllahSWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam tak lupa penulis limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan arahan dari banyak pihak baik secara moril maupun materi!. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada: 1. Prof. DR. Azyumardi Azra MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.Dan Prof. DR. Badri Yatim MA. Selaku Dekan Fakultas AdabUIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak AM Hidayatullah MA. sclaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini. 3. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Staf. 4. Ayahanda Sabeni dan Ibunda Hopsah.Serta suami tereinta Ahmad Firdaus dan anakku tersayang Kayyis Tifani,
terimakasih yang tak terhingga penulis
11
ucapkan, atas kasih sayang, do'a dan dorongannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. 5. Teman-teman Jurusan Terjemah Angkatan 1999 yang telah banyak memberi masukan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini. Dan kepacla pihak-pihak lain yang tidak disebutkan dalam tulisan ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, clan semoga dengan kehadiran karya tulis ini memberikan manfaat bagi semua pihak Amin.
Jakarta, 28 Muharram 1426 H 10 Juni 2006 M
Penulis
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB -LATIN
Huruf Arab
HurufLatiu
Huruf Arab
HurufLatin
\=
Tidak dilambangkan
1>=
t
y=
b
.1=
z
0=
t
t=
0=
5
t=
g
C=
J
0=
f
C=
\:1
J=
q
C=
kh
!.l=
k
)=
d
J=
)=
z
i =
m
)=
r
0=
n
j=
z
) =
w
J'=
S
...-t:>
J'=
sy
~
,y:o=
?
,y:o=
9
=
h
=
i.f=
Y
Untuk Vokal Panjang dan Vokal Rangkap
a
a panjang
1
= i panjang
U
= u panJang
,
r..>
=
)
= au
m
Keterangan :
1. Partikel JI / al- / ditulis dalam satu bentuk yaitu / al / tanpa membedakan apakah huruf yang mengikutinya tennasuk huruf qomariah atau syamsiah. 2. Syaddah ditandai dengan hurufkembar, contoh.u.,J\ / al-jannat-u /. 3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus (-), seperti: i al-jannat-ul. 4. /
./ mengapit transliterasi Arab.
5. "
" mengapit arti dalam bahasa Indonesia.
iv
DAFTARISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
..
KATA PENGANTAR.........................................................................................
II
PEDOMAN TRANSLITERASI
111
DAFTAR lSI........................................................................................................
IV
BABI
BAB II
PENDAHULUAN
.
A. Latar Belakang Masalah
..
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penclitian
6
D. Sumber Data Dan Metode Penelitian
7
E. Sistematika Penulisan
7
KERANGKA TEORI
9
A. Wawasan Sintaksis
9
I. Pengertian Sintaksis
9
2. Satuan - Satuan Sintaksis
9
3. Kategori Gramatikal.................................................................
B. Wawasan Semantik..................
14 17
I. Pengertian Makna
18
2. lenis-jenis Makna.....................................................................
20
v
C. Gambaran Umum Partikel l; 1. Partikel (
,\,\1\ )
BAB V
22
2. Vokatif
23
3. Bentuk Nomina Vokatif...........................................................
24
D. Penerjemahan
BAB III
22
25
1. Definisi Peneljemahan..............................................................
25
2. Metode - Metode Penmjemahan..............................................
25
ANALISIS KONSTRUKSI PARTIKEL IYAI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA
31
A. Surat At - Taubah..........................................................................
31
B. Makna Subordinator IYai Dalam Surat At-Taubah.......................
31
1.
Subordinator IYai Bermakna Zajr
31
2.
Subordinator /Yal Berll1akna Nudbah
33
3.
Subordinator /Yal Berll1akna Tahayyur dan Tadhajjur
34
4.
Subordinator /Yal Berll1akna Tazakkur....................................
35
5.
Subordinator /Yal Berll1akna Ighra
37
PENUTUP
39
A. Kesimpulan....................................................................................
39
B. Saran - Saran
40
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
42
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa dijumpai di mana - mana. Kehidupan manusia normal tidak dapat dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran - pemikiran kita, menjembatani hubungan kita dengan orang lain, dan bahkan menyelinap masuk ke dalam mimpi kita. Bahasa digunakan sehari - hari oleh siapa saja dalam transaksi apa saja, dan oleh karena itu didefinisikan sebagai komunikasi antar makhluk manusia yang dicirikan dengan penggunaan simbol - simbol lisan dan tulisan secm'a arbitrer sesuai makna yang telah diterima masyarakat penutur. IHadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya sehingga pada kajiml tentang bahasa diarahkan di berbagai aspek bidang kehidupan baik melalui hubungan dengan disiplin ilmu di luar bahasa itu sendiri ( eksternal ). Secm'a umum bahasa mempunyai banyak fungsi. Selain sebagai pengungkap perasaan, bahasa juga berfungsi sebagai alat utama untuk berkomunikasi, alat kegiaran paling vital daJam kehidupan manusia. Selain sebagai media komunikasi, bahasa juga 11lcrUpakail ullgkapall ccr11lin kcbucJayaan, sistcm lam bang yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahasa yang merupakan simbol vokal, baik itu diungkapkan secma lisan maupun tuJisan mengandung pengertian - pengertian yang telah disepakati secara konvensional oleh anggota masyarakatnya,2
I
Paul Ohoiwutun, Sosiolingustik (Jakarta; Visipro, 1997 ), h.14
2
Nurrachmall Hanafi, Teori dan Sei'; Menerjemahkan, (Flores; Nusa Indah, 1985) cet. Ke - I.
I
2
Bahasa bersifat unik, karena bahasa mempunyai keteraturan pada setiap kelompok sosial yang berbeda - beda, artinya
clalm~l.. bahasa
terclapat sistem ymlg
ldlas yang ticlak terclapat pacla bahasa lain. Dikatakan clemikiml karena ticlak ada bahasa yang sama di dunia ini, karena bahasa juga bersifat eksklusif; artinya kaiclah clan konveksi yang climiliki oleh bahasa hat1ya berlaku bagi sekelompok manusia, yakni penutur bahasa tersebut. Bahasa clipelajari clengml memahami keteraturan clan melalui sifat - sifat terutama me/aui keunikan clat1 keuniversalannya. Bahasa clapat clilihat clari segi ciri - ciri bunyi, kosa kata atau leksikon, gramatikal atau morfologi clan semantis. Wawasan subsistem gramatikal atau morfologi dan sintaksis. Morfologi menggunakml morfem sebagai unsur terkecil clalam bahasa terbesar. pembahasan sintaksis biasanya clibatasi sampai clengan kalimat yang tercliri clari konstituen - konstituennya. Konstituen - konstituen ini acla clua macam; yang pertama berupa unsur pusat, yaitlfkonstituen kalimat yang ticlak clapat clihilangkml seperti subyek, predikat, clan objek.
Kemuclian unsur tambahan, unsur ini
umumnya berupa keterangan.
Keterangan ini bermacam - maca1l1 tergantung kata yang cliterangkannya. Sedangkan hasil perbanclingan sintaksis suatu bahasa clengan bahasa lain clapat clilakukall clellgall cara 1l1encari padanan keclua bahasa, paclanan merupakml hal pokok clalmn peneljemahall. Di biclmlg ilmu pengetahuan clan telmologi, kebutuhan akan penelje1l1ahan yang baik itu suclah ticlak clapat clielakkan lagi. Berbagai bangsa berlomba - 101l1ba
3
menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara - negara yang sudah maju. Melalui kegiatan penerjemahan 3 Menurut Larson, meneljemahkan berarti mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dm'i teks bahasa sumber, menganalisanya untuk menemukan maknanya, mengungkapkan kembali makna yang sesuai dalam bahasa sasaran dan konteks budayanya. 4 Sebagaimana yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, ym1g mulanya adalah bahasa Melayu, yang diperkaya oleh berbagai unSllr, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang sangat besar pengaruhnya dalam memperkaya bahasa Indonesia, terutama dalam peristilahm1 dan aksara, adalah bahasa Arab, seperti dikemukakm1 Skinner," pada tingkat leksikal bahasa Arab sm1gat mempengaruhi bahasa Melayu. 5 Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh LPIK lAIN Syarif Hidayatullah terhadap Kamus Umum Bahasa Indonesia, karya W.J.S Poerwadarminta bahwa kata asli Melayu dalam kamus bahasa Indonesia diperkirakan tinggal 12,5% di dalamnya, atau kurang dari itu, sedangkan pengaruh bahasa asing, tennasuk bahasa Arab terus bertal'i1bah memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Seorang peneljemah tidak boleh memaksakan struktur, bentuk atau cara berpikir ym1g terdapat dalam bahasa sumber, sebab setiap bahasa mempunyai 3 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah : Pengantal' Ke Arah Pendekatan Lingustik dan SosioLinguslik, (Bandung: MandaI' Maju, 1994 ), h. 2
4 Mildred L. larson, Penerjemahan Berdasar Makna : Pedomw1 Un/uk Pemadanan Antar . Bahasa, (Jakarta: arcan, 1991 ) Cet. Ke - 2, h.3
, Skinner, Cryl, The Injluence ofArabic Upon Modern, (Inlisari Vol. 11) No. 34 - 47
4
kemampuan sendiri untuk membentuk kata, kalimat dan sebagainya yang berbeda dengan kemampuan bahasa lain.riap bahasa juga mampu mengungkapkan sistem perlambang apapun ( amanat, makna dsb), dan caranya sendiri. 6 Sehingga seorang peneljemah dituntut untuk menghormati kodrat setiap bahasa. Kesulitan
menerjemahkan
pasti
akan
terjadi,
temtanla
dalam
hal
mensepadankan makna antara bahasa sumber ke bahasa SaSBl'an, kesulitan tersebut akan muncul bagi yang setia mempcrtahankan bentuk stmktur kalimat dalam sumber, dengan tujuan untuk memindahkan sebanyak mungkin segi _. segi bentuk, struktur, dan konsep itu ke dalam bahasa sasaran. Bila terjadi perbedaan stmktur antar bahasa akan teljadi kesulitan dalam mencljemahkan. Hal itu pun teljadi antum konsep munada, khususnya partikel ya, dalam bahasa Arab dengan konsep vokatif atau kata
panggilan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab pengertian Annida' adalah kata panggilan. Yang dipanggil dinamakan munada. Yang dimaksud dengan munada adalah kata yang terletak setelah partikel - partikel nida, yaitu partikel yang digunakan sebgai kata tugas pada kata seman atau panggilan bahasa Arab. Pmtikel partikel nida itu ada 8 ( delapan ) ;
Sedangkan pengeltian vokatif dalanl bahasa indonesia adalah kata panggilan. Dalam Kamus Lingustik kata vokatif adalah kalimat minor bukan klausa bempa nama, gelar, atau pangkat orang ymlg dipanggil, benda ymlg dibawa, seperti : Budi !, Saudara ketua, Becak.
6
h.19
Harimurti Kridalaksana, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa, ( Ende Flores: Nusa Indah, 1985),
5
Dalam bahasa berkasus sering ditandai dengan kasus vokatif. 7dalam bahasa Indonesia, nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran berupa nomina yang menyatakan orang yang disapa. Unsur vokatif ini bersifat manasuka, dan letaknya dapat di awal, tengah, atau di akhir kalimat 8 Contoh: I. Ahmad, tolong belikan saya buku
( di awal kalimat )
2. Apalagi kamu, Iwan, jangan merokok (di tengah kalimat ) 3. apa kamu sudah makan, Budi
( di akhir kalimat )
Karena perbedaan konsep itulah teljadi kesulitan dalam menerjemahkan, bahkan yang teljadi adalah ketidaksepadanan. Dan untuk itulah penulis bermaksud melakukan penelitian dengan l11embandingkan antara konsep munada, dalal11 hal ini penulis l11engkhususkan penelitian pada partikel ya sebagaimana judul yang penulis aj ukan, dalam bahasa Arab dengan konsep vokatif dalal11 bahasa Indonesia. Penelitian tersebut dibantu dengan metode deskriptif analitik dan l11etode penerjel11ahan. Dan penulis l11el11beri judul dalal11 penelitian ini " Padanan KOl1struksi Partikel IYal Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat begitu luasllya pel11bahasan mengenai pal1:ikel IYaI, maIm dalal11 penelitian ini penulis l11el11batasi perl11asalahan pada l11asalah partikel Iyal dan 7
I-larimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, ( Jakarta: Balai Pustaka Utama, 200 I ), Cet. Ke-3.
Edisi ke - 3, h. J 53 S Hasan Alwi, el ai, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustalea, 2000), Cet. Ke - 4, Edisi lee - 3 h.374.
6
strukturnya yang ada dalam bahasa Arab ataupun bahasa Indonesia. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : I. Bagaimana perbedaan antara konsep partikel /ya/ dalam bahasa arab dan kata panggilan dalam bahasa Indonesia? 2. Bagaimanakah strukturnya masing - masing bahasa tersebut ? 3. Apakah pengaruhnya terhadap peneljemahan Arab - Inclonesia ?
C. Tujuan clan Kcgunaan Pcnclitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : I. Merumuskan perbedaan antm'a konsep partikel seruan antar dua bahasa 2. Mengidentifikasi malcna setiap pengungkap partikd Iya! atau seruan antar keclua bahasa 3. Mengungkapkan struktur clari masing - masing bahasa Aclapun kegunaannya clalam peneliotian ini adalah : I. Menambah wawasan tentang peneljemahan terutama bagi peminat clalam biclang ini 2. sebagai upaya untuk memperkaya khazanah peraclaban Islam 3. Menjadikan rujukan untuk para mahasiswa clan insan pecinta bahasa pacla umumnya clalam mempelajari bahasa Arab, khususnya clalmn memahami makna kanclungan cli clalam Al
qur'an.
4. Untuk memenuhi tugas akhir penulis sebagai Mahasiswa Fakultas Aclab clan Humaniora Jurusan Tmjamah UIN SyarifHidayatullah Jakmia
7
D. Sumber Data dan Metode Penelitian
Penulis dalam penelitian ini mengambil sumber data dari kepustakaan bahasa dan al - Qur'an al - Karim khususnya smat al - taubah. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptik analitik yaitu bersumber dari data - data kepustakaan dengan berlandaskan pada text - based theory, yaitu teori - teori peliama yang muncul dalm kegiatan peneljemahan adalah translator based theory, yaitu teori -- teori yang dituj ukan kepada peneljemah. Adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini, berpedoman pada buku " Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi " yang disusun oleh UIN Syari1' r-Jidayatullah Jakarta.
E. Sistematilm Penulisan
Untuk mempe1.jelas kmya tnlis
1111,
penulis menyajikannya seperti dibawah
1l11:
Bab Pertama
Pendahuluan yang meliputi latar belakang niasalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujllan dan kegllnaan penelitian, sumber data dan metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab Kedlla
Kenmgka teori, mc1ipllti wawasan sintabis, pengertial1 sintaksis, satllan ~, ;'atuar1nya. klitegori gramatikal, kdilsep munada, pengertian dan macam -' macamnya, tarkhim, gambarml umum partikel Iya/, partikd, vokatif, hentuk nomina vokatif: peiJeljemahan, definisi dan liictocle peneljeniahan.
8
Bab Ketiga
Analisis konstruksi partikel /ya/ bahasa Arab, meliputi tnalma subordinator /ya/ dalam bahasa Arab, konstruksi partikeUya/ nomina person, nomina clengan nomina, nomina clengan nomina I tUl1ggai.
Bab Keempat: Kesimpulan dan saran - saran, daftar pustaka yang me11jadi rujukan dalam penulisan skripsi ini dan lampiran - lampiran lnengakhiri penulisan skripsi ini.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Wawasan Sintaksis
I. Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani Sun (dengan) dan .~ 4./,,0' (menempatkan).l Secm'a etimologis sintaksis adalah pengaturan antara kata dengan kata, atau dengan satuan yang lebih besar clari
itu clalam
bahasa 2 Seclangkan menurut Ramlan "bahwa sintaksis adalah bahagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur, frase, dan kalirnat", Dari definisi-clefinisi di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa dan frase,
2. Satnan - Satnan Sintaksis a. Kata (:i...JSlI) Kata adalah satuan bahasa yang clapat bercliri sencliri, teljadi dari l110rfem tunggal. 3 Atau kesatuan bahasa yang terkecil yang dapat berdiri sencliri atau bebas serta melambangkan satu pengertian. (Contoh: rumah, I
Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 19(8), Cet. Ke-5,h.195
2
Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1993), h. 199
) Ibid.. h.98
9
10
batu,
datang)
kesatuan
terkecil
itu
diperoleh
dalam
kalimat.
Pengklasifikasian kata menjadi bentuk kata berdasarkan pada ciri - ciri morfologi serta bentuknya. Bentuk kata dalam bahasa Arab ada tiga, yaitu verbal(eW), nomina ({'""'I), dan pmtikel (wy.). Contoh: ~.)c
i'w l);,
"Apakah Ali sudah tidur ?" Dalam
pembicaraan
kata sebagai
pengisi
satuan
sintaksis,
pertama- tama kita harus bedakan dulu adanya dua macam kata, yaitu yang disebut kata penuh (fullword) dan kata tugas ifunctionword). Kata penuh adalah kata yang secara leksikal memi liki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan dapat bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan. Misalnya: kata kucing dan me;,jid , memiliki makna ' sejenis binatang buas' dan 'tempat ibadah umat Islam'. Sedangkan yang disebut kata tugas aclalah kata yang secara leksikal tudak mempunyai makna, ticlak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam pertuturan dia tidak dapat bersendiri. Misalnya: dan dan meskipun. 4 Dalam bahasa Arab kategori yang disebut / hw(un / sepcrti inna, law, dan min juga tidak mengalami proses morfologi. Berbeda clengan kategori ym1g clisebut / ismun/ clan !fi'lun/ yang clapat mengalaI11i proses morfologi.
, Abdul Chaer, Lingustik
VIIIUIII,
(.Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 219
11
b. Frase Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif atau tidak berstruktur subjek - predikat, atau gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan. itu dapat rapat dan dapat renggang, contoh: gunung tinggi, rumah makan. Sebuah frase sekurang - kurangnya mempunyai empat anggota pembentuk.
Kridalaksana
membagi
ii'ase
menjadi
dua
anggbta
pembentuk,5 yaitu: I) Frase eksosentris,
yaitu frase
yang
secara keseluruhan tidak
mempunyai prilaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituen pembentuknya. Frase ini mempunyai dua bagian, yangpertal11a disebut perangkai (relator) berupa preposisi atau partikellain, yang kedua disebut sumbu (axis) berupa kata atau kelompbk kata, misalnya: ,
di kantor, yang bekelja keras. 2) Frase endosentris, yaitu frase yang seeara keseluruhal1 rnempunyai prilaku
sintaksis
yang
sama
de11gan
salah
satu
konstituen
pembentuknya. Kdompok frase endosentrik ini dapat n1erupakan hubungan subordinatif atau koordinatif. Cont6h: frase Muhal11n1ad dan Ali merupakan hubungan koordinatif. Dan kOllstituen tianberfungsi sebagai koordinator. 5
Harimurti Kridalaksana, Kelas Kala Datam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Grmnedia Pustaka
Utama, 1994), h. 125
12
Sedangkan Abdul Chaer membagi frase menjadi ; (I) fi-ase eksosentris, (2) fi-ase endosentrik (disebut juga frase subordinatif atau frase modifikatif), (3) fl-ase koordinatif, dan (4) frase apositif. C.
Klausa Badudu mengatakan bahwa "klausa adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebib besar". Ramlan mengatakan "klausa adalab satuan gramatikal yang terdiri dari predikat, baik disertai oIeh subjek. objek dan keterangan maupun tidaI('. Dari definisi - definisi diatas dapat disimpulkan bahwa klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari predikat yang disertai oleh subjek, predikat, objek dan keterangan dan berpotensi menj adi kalimat. Contoh : Ia mahasiswa te1adan (S-!-P)
d. Ka1imat Kalimat menurut Abdullah Ambary adalah kesatuan bahasa yang didahului dan diakhiri oleh kesenyapan susunan kata, sedangkan intonasi menunjukan bahwa pikiran yang terkandung didalamnya sudab lengkap. "Ramlan mengatakan kalimat adalab satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik". Menurut Hasan AIwi kalimat umumnyaberwujud rentenan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Abdul el1aer, op.cit, h.225 Abdul Ambary, Intisari Tatabahasa Indonesia, (Bandung: Djatnika, 1983), h. 141 Hasan Alw; et.al, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bala; Pusaka, 2000),11.35
13
Sedangkan pengertian kalimat dalam bahasa Arab adalah " bentuk kata (lafazh) yang tersusun (murakkab) yang dapat dimengerti (l11ufid) dengan l11aksud yang jelas (wadi)9Kalil11at l11erupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, l11el11punyai pola intonasi linal dan secara aktual l11aupun potensial terdiri dari klausa.lorntonasi final ditandai dengan nada suara merendah pada bahasa lisan dan dengan penanda seperti titik atau tanda tanya pada bahasa tulis. Dalam suatu kalimat terdapat lima fungsi sintaksis yaitu subjek, predikat, objek, keterang&n, dan pelengkap. II Akan tetapi kelil11a fungsi sintaksis itu tidak selalu terisi, paling tidak harus ada konstituen pengisi subjek dan predikat. Perhatikan eontoh kalimat. a. Dia tidur di kamar depan S P Keteraugan b. Mahasiswa l11engadakan seminar di kampus S P 0 Ket. c.
Ayah l11embelikan saya baiu ladi siang S P 0 Pelengkap Ket. Pada contoh dirtas, konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan
tanpa melibatkan kejanggalan kalil11at dalal11 arti ballWa l11akna kalimat tetap dapat dipahami tanpa harus diketahui konteks situasi pemakaiannya. Pada
".N'usthafa AI-Ghulayayni, Jamiu al-·durus al-Arabiyyah, (Beinlt: Maktabah al-Asriyyah, 1997), jilid l,h. 14 10
Harimurti Kridalaksana, ap,cit., h.92
II
Hasan Alwi, ap.cit., h. 321
14
contoh di atas tampak bahwa hanya kalimat (c) yang memiliki 1<)11stituen pengisi kelima sintaksis yang disebutkan di atas.
3. Katcgori Gmmatikal "Kategori gramatikal atau klasifikasi gramatikal adalah komponen dalam tata bahasa yang memperlihatkan bagaimana satuan -
satuan
gramatikal dengan pelbagai cirinya berprilaku sebagai satuan yang lebih abstrak dalam satuan gramatikal yang lebih besar. 12 Kategori gramatikal yang sangat penting dalam bahasa Arab ada empat macam, yaitu: a. JUl111ah (Number/bilangan) Jumlah (bilangan) adalah kategori yang l11embedakan tunggal (m~!fi'ad),
dual (mutsanna), dan jamak Ijama'). Dalam bahasa Arab
perbedaan ketiga jumlah tersebut akan mel11pengaruhi struktur kalil11at (kata) nya. Begitupun dalal11 bahasa lnggris yang mel11bedakan adanya
single dan plural, contoh: kata apple (single) dalal11 bahasa Inggris, l11enjadi apples (plural atau dual), sedangkan dalam bahasa Arab kata (l11ufrad) menjadiuW- (l11utsanna) atau
urL~
rL-o
(jama'). Namun, hal
tersebut tidak terjadi dalal11 bahasa Indonesia. [(arena dalal11 bahasa Indonesia jUl111ah (bilangan) dinyatakan tidak dengan l11erubah susunan
12
Harimurti Kridalaksana, Ke/as kala da/am Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Grallledia
1986),11.5-6
15
kata atau menrunbah huruf di belakangnya, melainkan dinyatakan dengan kata - kata khusus seperti seekor dua ekor dan sebagainya (untuk menyatakan jumlahl bilrrngan benda). b. Tenses (kala) Tenses adalah kategori gramatik kata kelja yang dinyatakan dengan perbedaan gramatik dengan melihat waktu pengeljaa11 atau pengucapan suatu kalimat (ejaan), atau lebih jelasnya behtuk kata kerja untuk menyatakan hubungan waktu. Tidak seperti dalam bahasa 1nggris yang l11'engenal tenses dengan tiga bentuknya yaitu; present, past, atau future, dalam bahasa Arab tenses dinyatakan dengan dua bentuk seperti ya11g dikataka11 oleh Scott" There are two modes of the Arabic verb wich for want of a better word we may call tenses; but whether it is completed or uncompleted".13jadi, dalam bahasa Arab dikenal adanya dua bentuk tenses yaitu. completed (sempurna) dan uncompleted (tidak sempurna). Scott memberi contoh kata ~"lllencari atau membela" (dengan huruf terakhir diberi huruf vokal) sebagai kat:l yang menliliki the completed tense. Sedangkan kata
~
(hurf k()l1Sonal1 terakhirtidak
diberi vokal) mengandung uncompleted tense. Hal itu berdasarkrul huruf konsonan terakhir dad kcdua kata tersebut; yang pertama tidakterdapat
" G.C.Scotl. Practicat Arabic, (London: Low and Brydone Ltd, 1962),11. J 09
16
Huruf vokalnya. Hal itu dalam bahasa Arab (menurutnya) berpengaruh karena vokal pada huruf konsonan terakhir suatu kata berhubungan dengan ,,' modus" c. Modus Modus adalah kategori granlatikal dalam bentuk verba yang mengungkapkan suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran pembicara atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya. 14Dalam bahasa Arab ada tiga macammodus, yaitu: l) Modus faktual (indikatif), melUpakan modus yang menyatakan sikap obyektif atau netra!. Modus ini berfungsi untuk menunjuldcan makna suatu perbuatan yang faktual (teziadi) atau suatu kebenaran umum. Modus ini terjadi padafi'il mudlore' yang mal:!it '(vokal pada konsonan teraldlir berharakat dlommah) .Contoh:
2) Modus non faktual (subjungtif), merupakan bentuk verba yang dipakai untuk mengungkapkan subordinasi dan dianggap kurang nyata daripada modus indikatif. Modus ini berfungsi untuk menyatakan makna :matu perbuatan dalam verba ifz'il) yang behull tentu teljadi atau masih ragu - ragu. Modus seperti ini ada pada.fi 'il mudlore' yang manshub (vokal pada huruf kosonan aldlir berharakat fathah). Contoh:
14
Harimurti Kridalaksana, Kamus Lingustik, op. cit., h. I39-140
17
3) Modus penegasan (jussif), merupakan modus yang menyatakan kondisinal. Modus ini berfi.ll1gsi untuk menunjuldmn makna penegasan. Modus ini teljadi padafi 'il jazIJl (vokal pada huruf terald1ir berharakat sukun). Contoh: ....
(>...
(>
~\ v3~\J ;y,JI ~l! , ~
....
11ft,
~
)
"'....
J
;,,;~y. ~~ r.s:rJ~~J
d. Kasus "Kasus adalah kategori gramatikal dari nomina, frase nomina, pronominal, alau ac\jektiva yang memperlihatkan hubungannya dengan kala lain dalam konslruksi sinlaksis".15Dengan adanya kasus dapat dikelahui fungsi, malcna peran suatu kata dalam sebuah kalimat. Nomina bahasa Arab mempunyai tiga kasus yaitu: I) Nomina (mm/it '), yaitu kasus yang menandai nomina alau sejenisnya yang berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam kalimat. Contoh:
Li;;,,; IS ~~ \)~
)JI
y~f ~0J.; t;'~~f ~~~ \~)J ,
-
(i. V)0:,.Jl1J I 2) Akusalif (manshub), yaitu kasus yang menandai nomma atau sejenisnya yang berfungsi sebagai keterangan dalam kalimat. Contoh :
3) Genetif (majrur), yaitu kasus yang menandai makna milik pada nomina atau sejenisnya terlelak selelah parlikel preposisi dan adverbia. Contoh: /5
Ibid., h.96
18
B. Wawasall Semalltik
Semantik sebagai salah satu cabang lingustik bam mendapat perhatian daTi para linguis dan menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari sudut lingustik sejak tahun enam puluhan, ketika mereka mulai menyadari bahwa kegiatan berbahasa
19
"beras", maupun "nasi" sedangkan orang Indonesia membeda - bedakan semua istilah itu. "Dalam pemakaian sehari - hari, kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian, karena itu sudah sewajarnya bila malena juga disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, isi, dan fikiran".19Poerwadarminta dalam hal ini mengatakan bahwa makna sama dengan 'arti' atau 'maksud,.20 Berbagai pengertian itu begitu saja disejajarkan dengan kata makna karena perbedaannya memang tidak pernah dikenali secm'a cerl11 at dan dipilahkan dengan tepat. Selain itu tiap ahli l11el11berikan definsi makna berdasarkan bidang ilmu yang ditekuninya. Meskipun demikian, hal itu tidak mengherankan karena leksem atau kalimat yang mengandung malena, adalah milik pemakai bahasa yang sifatnya dinamis. Contoh: I) Berilah saya segelas air. 2) Air muka si Ali berubal: l11endengar perkataanmu.
Dari contoh - contoh di atas, kita dapati bahwa leksem air pada tiap tiap kalimat tersebut tidak sama maknanya. Pada kalimat tersebut terdapat leksem air yang berdiri sendiri dan leksem yang bergabung dengan leksem lain yang biasanya disebut ungkapan dan pribahasa bahkan idiom.
19
Aminuddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandllng: Sinar Barn, 1984), h.50
20
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1976),h.624
20
Dari penjelasan - penjelasan dan pendapat - pendapat tersebut ternyata memang sulit kita mendefinisikan kata makna, karena kata makna tergantung pada konteks pembicaraan ketika kita berkomunikasi. 2
Jcnis - jcnis makna Banyak sekali para ahli yang membiearakan tentang makna seeara panjang lebar, seperti Larson, Pateda dan Aminuddin. Namun disini penulis hanya akan membahas beberapajenis makna saja yang dianggap sesuai dengan pembahasan ini. a.
Makna Leksikal dan Gramatika Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna, Makna leksikon dapat dim'ti!ean sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem atau bersifat kata. Dapat pula dikatakan l1lakna leksikal adalah l1lakna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, makna yang sungguh - sungguh nyata dalam kehidupan kita. Umpamanya kata
tikus
makna
leksikalnya
adalah
sebangsa
binatang
pengerat
yang
dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Tetapi dalam kalill1at yang men/adi tikus
digudang komi ternya/a berkepala hi/am bukanlah dalam l1lakna leksikal karena tidak merujuk kepada binatang tikus melainkan kepada seorang manusia, yang perbuatannya mirip dengan perbuatan tikus.
21
Dari contoh - contoh diatas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu. Makna leksikal suatu kata sudah jclas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata itu dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal, yang baru jelas apabila berada dalam konteks kalimat atau satuan sintaksis lain. Makna gramatikal adalah makna yang berbentuk akibat susunan kata - kata dalam t!'ase, klausa, atau kalimat. Misalnya dalam bahasa Indonesia terdapat leksem Imatal yang berarti indera pada tubuh yang berfungsi untuk melihat. Namun setelah leksem "mata" kita letakkan dalam suatu kalimat, misalnya "matamu dimana?" Akan mengandung arti yang berbeda yaitu cara melihat atau mancari. b. Makna Referensial Makna referensial adalah makna leksem yang merujuk pada acuan (referennya). Acuan referen tersebut bisa berupa benda, gejala, peristiwa, dan sebagainya. Contohnya leksem Ikursi/, makna yang diacu adalah benda wujudl bentuk kursi seperti kalimat;
"/cursi ilu lerbual dari /cayujali." c. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotative adalah makna lugas, polos, apa aclanya dan sifatnya objektif Contohnya, pada kalimat "fa membeli amplop diwarung /lu". Leksem amplop dimaknai sebagai "tempat atau alat pembungkus
22
surat". Makna denotatif dapat kita sebut sebagai makna sebenarnya. Bukan makna kiasan atau perumpamaan. Makna konotatif adalah makna yang muncul sebagai akibat adanya asosiasi perasaan terhadap leksem yang dilafalkanl dituliskan atau didengar/dibaca. Menurut Pateda,"makna konotatif merupakan makna leksikal
-I-
X. Misalny;: berilah ia amplop agar urusanmu cepat '\'elesai:'
leksem amplop bermakna konotatif uang yang diisi di dalam amplop atau yang biasa disebut uang sogok/pelicin. d. Makna Konseptual Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referennya,dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apa pun. Sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna leksikal, makana referensial, dan makna denNatif.
C. Gambaran Umum Partikcll; I Val
1. Partikcl (010':11)
Partikel (parrticle, gramatical, words, closed class word, .Ii·oms word,
empty words, function words, structural words), adalah kata yang biasanya tidak dapat dUerivasikan atau cliinfleksikan, yang menganclung makna ~ gramatikal dan tidak menganclung makna penuh (Ieksikal), misalnya preposisi clari, cli, clan, wahai, clan sebagainya. Dalam penggolongan kata sering clibedakan antara kata yang mempunyai makna penul1 clan kata yaj1g ticlak
23
mempunyai makna leksikal tetapi hanya mempunyai makna gramatikal, kata ini sering disebut pat·ti!eel
2. Vokatif (<sJw..) Dalam Kamus Lingustik kata panggilan (vokatifl adalah kalimat minor bukan klausa berupa nama, gelar, atau pangkat orang yang dipanggil, benda yang dibawa, seperti: Wati ! Saudara ketua, becak. 21
Dalam bahasa berkasus sering ditandai dengan kasus vokatif. dalam bahasa Indonesia, nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran berupa nomina atau frase nomina yang menyatakan orang yang elisapa. Unsur vokatif ini bersifat mana suka, dan letaknya elapat di awal, tengah, atau eli akhir kalimat. 22 Fungsi utama nomina vokatif adalah minta perhatian orang yang elisapa, terutama jika ada pendengar lain. Yang menjaeli pusat perhatian elalam teks jenis vokatif adalah khalayak pembaca/penerima berita. Istilah vokatif maksuelnya mengajak atau menghimbau penerima berita untuk bertinelak. berpikir. merasa atau mereaksi seperti yang dimaksuelkan elalam teks. Contoh teks jenis vokatif aelalah tulisan persuasif misalnya: permohonan, propaganda, pengumuman, elan teks intruksional. Faktor lltama
2J
Harimurti Kridalasana, op.cil.,h.153
22 Hasan Alwi, et.al, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2000), Cet.ke-4, h.374
24
dalam teks vokatif adalah terjalinnya hubungan antara penulis atau penyampai berita dengan khalayak penerima berita 21 3. Bentuk Nomina Vokatif
Bentuk nomina vokatif yang dipergunakan juga mengisyaratkan sikap pembicara terhadap si pendengar.Nomina vokatif dapat bernpa: 22 a. Nama orang dengan atau tanpa gelar atau sapaan seperti:Ali, Pak Raden, Bu Tuti, Dr. Hadi, Kopral Jono. b. Istilah kekerabatan sepeI'ti: Bapak/Pak, Ibu/Bu, Mama/Ma, Kakak/Ka, nama orang contoh:MiI'/dari kata AmiI' (nama belakangnya saja (,~y) c. Ungkapan penanda profesi dengan atau sapaan sepeI'ti:Tuan Dokter, Pak Hakim, Saudara, Ketua, Bu Guru. Di dalam bahasa Arab, vokatif disebut dengan Annida adalah kata panggilan. Yang dipanggil dinamakan munada. Yang dimaksud dengan munadaadalah kata yang terletak setelah partikel - partikel nida, yaitu partikel yang digunakan sebagai kata tugas pada vokatifbahasa Arab.
Munada adalah suatu nomina atau isim yang terletak setelah salah satu dari huruf - hurnf nida (huruf untl\k memanggil). Dalam A Grammar of The Arabic
Language, Wright mengatakan bahwa seseorang yang dipanggil disebut tS.lw.. /Munada/ dan umun111ya diawali oleh salah satu dari .I.llJ\ "-'J..>"
21 22
Rochayah Mahali, Pedoman Bagi Pene/jemah, (Jakarta:PT.Grasindo,2000), Cet.ke-l, h.26 Hasan Alwi, et ai, op.cit., h.375
25
Dan disebutnya interjection 'interjeksi' ?3Huruf - huruf nida itu ada delapan,
D. Pcncrjcmahan 1. Definisi Penerjemahan
Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda, Secara luas, terjemah dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan balik verbal maupun non verbal dari informasi asal atau informasi sumber ( source information) ke dalam informasi sasm'an (target iriformation). Secm'a keseharian, dalam pengertian dan cakupan yang lebih sempit, tetjemah (translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama atau bahasa sasaran (target language)?4
2, Metode - Metode Penetjemahan Newtnark mengajukan dua kelompok metode penerjemahan, yaitu: (1) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber; (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran. 25 Berikut penjelasannya:
Wright, A Grammar afThe Arabic Language, (Cambridge:The University Press, 1951 ),h.85 "Sllhendra YllSllf, Teori Terjemah, (Bandllng:Mandar Maju,1994),h.8 25 Rochayah Mahali, ap.cit.,h.49
2J
26
a. Peneljemahan kata demi kata Dalam metode peneljemahan jenis ini biasanya kata - kata bahasa sasaran langsung diletakkan di bawah versi bahasa sumber. Kata - kata dalam bahasa sumber diterjemahkan di luar konteks, dan kata _. kata yang bersifat
kultural
dipindahkan apa adanya.
Umumnya l11etode ini
dipergunakan sebagai tahapan prapeneljel11ahan. Jadi, dalam proses penerjel11ahan, metode ini dapat teljadi pada tahap anal isis atau tahap awal pengalihan. b. Peneljemahan Harfiyah Konstruksi grmnatikal bahasa sumber dicarikan padanannya yang terdekat dalan1 bahasa sasarm1, tetapi penerjemahan leksikal atau kata katanya dilakukan terpisah dari konteks.·$ebagai proses penel:iemahan awal, l11etode ini dapat membantu peneljel11ah melihat masalah yang harus diatasi. c. Penerjemahan Setia Penerjel11ahan setia mencoba l11el11produksi makna kontekstual teks bahasa sUl11ber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud clan tujuan teks bahasa sumber, sehingga hasil teljemahan kaclang - kaclang terasa kaku clan sering kali asing.
27
d. Peneljemahan Semantis Apabila penerjemahan
dibandingkan semantik
mempertimbangkan
unsur
dengan
lebih estetika
metode
luwes. teks
penerjelnahan
Peneljemahan bahasa
sumber
setia,
semantis dengan
l11engkol11promikan makna selal11a l11asih dalam batas kewajaran. Keel11pat metode diatas adalah metode yang I.ebih berorientasi atau lebih menekankan bahasa sumber. Selain l11elalni penekanan kepada bahasa sumber, l11etode peneljel11ahan dapat lebih ditekankan kepada bahasa sasaran. Ini berarti bahwa selain peliimbangan kewacanaan, penerje111ah juga mempeltimbangkan hal - hal lain yang berkaitan denganbahasa sasaran. Berikut keempat l11etode tersebut: a. Penelj emahan Adaptasi Adaptasi l11erupakan l11etode pelleljemahanymlg palingbebas· dan paling dekat dengan bahasa sasaran. Biasanya metodeil1idipakai dalan1 peneljemahan drama atan puisi, yaitu yang mel11pertahm1kantema, karakter dan alur. b. Peneljemahan Bebas Metode ini merupakan penerjemahan yallgmengutah1akan isi dan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Met<)de· ini •• seringdipakai d !
28
c. Penerjemahan Komunikatif Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang del11ikian rupa, sehingga baik aspek kebai saan l11aupun aspek isi langsung dapat dil11engerti oleh pembaca. Sesuai dengan namanya, l11etode ini memperhatikan prinsip - prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjel11ahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode penerjemahan semantik dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kebahasaan penulis
teks
asli,
sedangkan
penerjel11ahan
komunikatif
lebih
mel11perhatikan tingkat kebhasaan pel11baca. Penel:jemahan semantis sering dipakai dalam l11enerjemahkan teks yang ekspresif, sedangkan metode kOl11unikatif untuk teks yang infonnatif atall vokatif (yang bersifat himballan).
BAB III ANALISIS KONSTRUKSI PARTIKEL I,i N AI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA
Pada bab II telah dijelaskan mengenai gambaran umum maupun IdlUSUS mengenai partikel /ya/ dengan mengemukakan pendapat para ahli lingustik baik dari luar maupun dari dalam negeri sencliri. Semua itu ticlak lain pengamh bahasa Arab yang clilatarbelakangi masuk dan berkembangnya Islam cli wilayah Indonesia. I-Ial ini tentu saja telah mengambil bagian penting dalam kehiclupan kebuclayaan masyarakat Inonesia, yang pengaruhnya masih dirasakan clan dilihat dalam kehidupan sehari - hari. Oalam bab III ini penulis akan menyajikan beberapa ayat AI- Qur'an khususnya surat at- Taubah yang menggunakan partikel Iyaf serta bentuk munadanya sebagai sampel. A. Malma Subordinator ffaf Dalam Surat At- Taubah Berikut ini penulis akan mengklasifikasikan partikel /ya/ dalam al- Quran surat at-Taubah yang menganclung makna Zajr, makna Nudbah, makna Tahayyur clan Tadhajjur, makna 19hra, clan malGla Tazakkur secara khusus, berclasarkan penelitian
penulis, berikut teljemahan ayatnya sesuai clengan makna-malma yang disebutkan. 1. Subordinator /fal Bermakna Zlljr ( meneegah )
a.
Surat at-Taubah, ayat 23. Bentuk Zajr' ( mencegah ) terikat dengan verba mud/arlo Oimana nomina yang telah memiliki partikel JI dibentuk munada, .
maim nomina tersebut mesti clidahului dengan lafazh ~ I
31
untuk muzakkar
32
dan untuk mu 'annas lafazh walaupun
bersama
\.HI y kedua lafazh selalu tetap, tidak berubah
munada
tasniyah
ataupun
jamak.
Tetapi
tentu
menyesuaikan mu 'annas atau muzakkar. Kata \.J-Lo\ L.>;:,]\i.;H1 Y sepadan dengan wahai orang -orang yang beriman.
Artinya: "Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu jadikan BapakBapakmu, saudara - saudaramu, pemimpin - pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekqfiran atas keimanan dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin - pemimpinmu, maka mereka itulah orang - orang zalim". Dalam tafsir al-Azhar kmya Prof. Dr. I-Iamka, menjelaskan bahwa Nabi menahan pml1m1l1ya Abbas dalam perang Badal', Abu Bakar tampil ke muka untuk berkelahi dengan anaknya Abdurrahmall clari kaum Quraisy, ayat ini memperkuat yaitu elalam mempertahankan iman dan akidah, tidak mengenal aelanya anak, bapak atau sauelara kandung. Mereka tidak boleh dijaelikan wali. b. Surat at- Taubah, ayat 28. Bentuk Zajr partikel /ya/ terikat elengan verba
madli' yang maknanya eli ubah ke makna lampau.
"
('I'A) ~ ~:JJ\ , ,
.
33
Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, sesunguhnya orang -orang yang musyrik itu najis. Maka janganlah mereka mendekati Masjid alHaram. Sesudah tahun ini dan jika kamu khawatir menjadi miskin, make nanti Allah akan memberilean leekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jilea Dia menghendaki sesungguhnya Allah maha Mengetahui lagi maha Bijaksana ". Ayat ini menjelaskan tentang pengumuman yang dikeluarkan oleh Ali ibn Abi Thalib, mulai sesudah tallwl ini orang - orang musyrik tidak boleh naik haji lagi, dan tidak diperkenankan melaksanakan tawaf dengan bertelanjang.
2. Subordinator Nal Bermalma Nudbalt (Mengaduh) a.
Surat at- Taubah, ayat 28. Bentuk Nudbah ( mengaduh ) partikel Iyal terikat dengan verba madli' "
o )..
~
0
....
°1)
(\I\)~ .. Artinya : "Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka nanti Allah alean memberikan kekayaan kepadamu dari karunia- Nya. Jika Dia menghendaki sesungguhnya Allah maha Mengetahui lagi maha J3ijakmna ". Nomina Shallih aldlir disandarkan dengan pronomina I tunggal, adalal1 pelesapan pronomina possesif ( ya mutakallim ) dan nomina bertanda kasrall. Kata
~
munada yang mengalami pelesapan pronominal possesif ( ya
mutakallim ) dan nomina bertanda snkun, sedangkan kata ~ munada yang
34
mengalami pelesapan pronominal possesif ( ya mutakallim ) dan nomina bertanda kasrah. b. Surat at- Taubah, ayat 34. Bentuk Nudbah terikat dengan verba mudlari' yang maknanya di ubah ke makna lampau.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menajkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih "
3. Subordinator IYal Bermalma Tahayyllr dan Tadhajjllr (Mcmsa Bingung dan Bosan) a.
Surat at- Taubah, ayat 28. Selain bentuk Nudbah, penulis berpendapat bahwa Bentuk Tahayyur dan Tadhajjur terikat dengan verba mudlari' yang malmanya di ubah ke makna lampau.
35
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik Uu najis, makajanganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghzndaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. "
4. Subordinator!Ya/ Bermalma Tazakkur ( Mengingat)
a. Surat at - Taubah, ayat 23. Bentuk Tazakkur ( mengingat ) terikat dengan verba mudlari ' yal1g maknanya di ubah ke dalam bentuk masa lampau. oJl"
JI
__
,..
J
}",
'"
,
"'....
"..
J"
:P
)501 1;;'::'1 0) ~L;Jjl ~Iy:.)j f5'~l!k Ij.L~ \J I;:;k ;:r.-UI ~It; -- "
C\f)
,
...
:-";.Jl1JI ~ 2-W.j .t,~ ;"~~:;j ...0U;.~1. ~ '" .,
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapabapa dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. "
b. Surat at-Taubah, ayat 34. Bentuk Tazakkur terikat dengan verba mudlari' yang maknanya di ubah kedalam bentnk masa lampau.
".
...."
"'...,.,
".
:P:P
..,.
JI
"
ojj£!. ~-Ulj .uJ1 ~ :;- 0j~;j Jk~~ ...... "." ...11 1..6' '''. '·.uJ1 u::-:I ' . . . I'.: .." Cf t)('"'7 Y . r-'" ~ r.! '-&' ~ ,.,
__",
~/~".
//
""
...
rf!
--
J
..............
36
Artinya : "Hai orang-ol'alig yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib··rahib Nasrani benarbenar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) darijalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menajkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. "
c. Surat at-Taubah, ayat 73. Bentuk Tazakkur terikat dengan verba madli'
J
0
(Vr)~J\ /
Artinya : "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kaftr dan orangorang munaftk itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. "
d. Surat at- Taubah, ayat 38. Bentulc Tazakkur terikat dengan verba madli'
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal keni'matan hidup di dunia ini. (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. "
37
e. Surat at-Taubah, ayat 123. Bentuk Tazakkur terikat c1el1gal1 verba madli' ~/
"J.
;Jili:. "
rP}
<)
....
....
'"
J.
"
• 1 W' U5JI r <:~.3 .. .3.J 0
'. if /
J.
'<:: I ~ r~.Y:'
rf)
J.....
....
rf)
jJl \ .Ij~ 1 :' 1 '. jJl <.Y.r .r"'" <.Y'.
...
"',..
"'" I "
(\ '" ,) :::r.~:J, II
}/
11S '-<5"',
I',
2 ;JJI 01 I~IJ .,:l
r;l
1.
,.,
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. "
5. SUbol'dinatOl' IYal BCl'makna 19hra (MClldol"Ollg atau MCllycllallgkall ) a. Surat at-Taubah, ayat 73. Bentuk Ighra terikat c1el1gal1 verba madli'
(V,)
~:JI ~J , ,
Arlinya : "Hai Nabi, beljihadlah (melawan) orang-orang kaf!r dan orangorang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mercka. Tempal mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah lempal kembali yang seburuk-buruknya. "
b. Surat at-Taubah, ayat 119. Bentuk Ighra terikat c1engan verba madli'
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah karnu bersarna orang-orang yang benar. " c. Surat at-Taubah, ayat 123. Se1ain berbentuk tazakkur, penulis mengamati . bahwa bentuk Ighra juga terikat c1engan ayat ini.
38
1'/
J
C
a.kJ.i;. '"
();:ll)
I)
}
J.
;:ll
J....
'"
J't
VI
'<: ~ I W' L6JI',l.r" r-'~ '<:-:(', ill II'i\.; \ :'\ ~ ill elL;' r-'~) .) J Y'" 0:! r Y" LJ:! ..- ~" '" '" ,. .... /
,.-
o
( \ 'f)~J\ Artinya
c;. ~I LJI \~I) @
~./
,,-
"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaldah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa, "
BABlV PENUTUP
A. Kesimpulan Dari telaah dan analisis secm'a mendalam mengenai salah satll partikel dari mllnada yakni pmtikel /yaJ, penulis menmik kesimpulan bahwa perlu dibedakan antara system gramatikal antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia mengenai vokatif atau munada Idmsusnya partikel /yaJ yang terdapat di dalmu AI- Qur'an syraf at~ Taubah. Dimana kedua bahasa tersebllt di dalam dirinya memiliki karakteristik yang khas dan sistematis. Walaupun demikian antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia sal11a - sama mengacu pada sikap pembicara, baik sileap pembicara terhadap proposisi mallp11l1 sikap pembicma terhadap sllatll peristiwa nonaktual. Pengertian peristiwa pada telaah ini mencakllpi proses dan Sllasana keadaan. Bahasa Arab ditandai gral11atikal kalil11atnya dengml bentuk kata, artinya setiap kata memiliki bentuk tertentu untuk menduduki fungsi teltentu dalmn kalil11at.Di dalam ill11u linguistik kita ketalmi istilah subjek, predikat, objek, dan kcterangan clisebut clengan fungsi sintaksis, istilah nomina, verba, ajektifa, dan numeralia clisebut clengan kategori sintaksis, istilah pelaku, penderita, clan penerima disebut clengan peran sintaksis. Bila penulis telaah lebih lanjut mengenai fungsi clmi l11unacla l11isalnya, secara Ul11Ul11 ditandai clengan kategori konstruksi nomitlal tala'if / clefinit clan nominatif / marfu' jika munada itu berbentuk konstruksi nakirah
39
40
maqsudah, kalau munada akusatif I mansub maka munada itu berbentuk konstruksi nakirat gail' maqsudat, konstruksi idafat, atau konstruksi yang menyerupai idafat. Lain halnya di dalam bahasa Indonesia nomina vokatif hanyalah konstituen tambahan dalam uj aran nomina nominal atau frasa nominal yang menyatakan orang yang disapa. Walaupun demikian, umumnya vokatif digunakan untuk mengisyaratkan sikap positif pembicara dan untuk menunjuldcan rasa hormat dim keakraban. Di dalam bahasa Arab disebut dengan bentuk Tarkhim. Subordinator partike! Iyal yang terdapal dalam AI-Our'an sural at-Taubah dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan kata seruan: Hai" wahai, Ya itu sendiri, Oh, Aduhai, Alangkah. Dalam AI-Qur'an, partikel Iyal ternyata juga mengandung beberapa makna lain, dintaranya adalah makna al- Zajr ( mencegah ), al-lghra ( mendorong atau menyenangkan), al-Tahassur wa al- Tawajju'(menyatakan rasa penyesalan dan rasa sakit), dan al-Tahayyur wa al-Tadhajjur (merasa bingung dan bosan). Demikian
kesimpulan
yang
dapat
penulis
ungkapkan
dan
banyak
kemungkinan - kemungkinan dimana masih ada kesimpulall lain yang belum diungkapkan dan belum mendeskhpsikan seluruh uraian secara seksama yang penulis susun dalam slaipsi ini. Wallahu 'Alaam.
B. Saran - Samn Penelitian yang penulis lakukan ini perlu diperbaiki dan dilanjutkan oleh peneliti lainnya. Karena dalam penelitian ini belum semua permasalahan tentang
41
partikel /ya/ ini dikaji. Dalam meneljemahkan subordinator /ya/ dalam bahasa Indonesia, seorang peneljemah atau mufassir dapat mempergunakan berbagai macam bentuk teljemahan, penggunaan bentuk teljemahan kata partikel/ya/ yang berlebihan dalam AI-Qur'an khususnya surat at-Taubah hendaknya mendapatkan per'hatian Iebih dari ahli bahasa, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan meneljemahkan materi tersebut. Pengetahuan tentang kaedah-kaedah bahasa Arab dan bahasa Indonesia menjadi pra syarat penting bagi seorang penerjemah dalam meneljemahkan teks teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Penerjemah dituntut untuk dapat memberikan pemahaman kepada pembaca clalam menerjemahkan kata - kata dengan memperhatikan kaedah -- kaedah yang terdapat pacla kedua bahasa tersebut. Dengan terselesaikannya skripsi ini bukan merupakan hasil akhir yang sempurna. Oleh karena itu. kritik dan saran pembaca menjadi harapan penulis demi sebuah proses kesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Bahaud Diin, Syarh Ibn 'AqU 'ala al-Fiyyah Ibn Malik, Beirut: Dar wa alJil, tt Abbas Nadwi, Abdullah, Belajar Mudah Bahasa al- Qur'an, Jakarta: Mizan, 1996 Al-Ghulayaini, Mustafa, Jami al-Durus al- 'Arabiyyah, Beirut: Maktabah alIsriyyah,1994,cet.Ke-30 Ahmad al-Hasyimi, Sayyid, MUliara Ilmu Balaghah dalam llmu Ma'ani, Surabaya: Mutiara llmu, 1994, cet. Ke-I Antoine, Mu 'jam Qawa'id Lubnan, 1981 ,cet. Ke-l
al-Lughah
al- 'arabiyyah,
Beirut:
Maktabah
Al-Wasilah, Chaedar, Lingustik Sualu Pengantar, Bandung: Angkasa, I 990 Chaer, Abdul, Linguslik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, Cl't. Ke-I Daniel Pm'era, Jos, Sintaksis, Jakarta: PT. Gral11edia, 1988 Guntur Tarigan, Hendri, Pengajaran Tala Bahasa Kasus, Bandung: Angkasa, 1990 Harimurti, Kridalaksana, Kamus Utama,200 I Edisi ke-3
Lingustik,
Jakarta:
PTGramedia
Pustaka
_ _ _, Fungsi Bahasa Dan SUmp Bahasa, Ende Flores: Nu:>aIndah, 1985,cet. Ke1, Edisi ke-2 Hasan, Abbas, al-Nahwu al- Waft, M.esir: Dm' al-Ma'arif, Edisi ke-4, cet. Ke-3 Hasan Alwi,et al., Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2000 Haywood,J,A., dan I-LM. Nahmad, a New Arabic GramtnarofThe Written Language, London: Lun Humphries, 1965 lAIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan STu'ipsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta: Hikmah Syahid Indah, 1992 Ken~jono,
Joko, Dasar-Dasar Lingustik Umum, Depok: Universitas Indonesia, 1997
42
43
Maehali, Roehayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakmta: PT. Grasindo, 2000, eet. Ke-1 Ni'mah, Fu'ad, Mulakhas Qawa'id al-Lughah al- Arabiyyah, Damaskus: Dar a1Hilm1ah, eet. Ke-9 Seo1eiman, Pramasastra Arab, Jakarta: Praklli'sa Belia, 1981, eet. Ke-1 Skinner, Cryl, The I/?fluence ofArabic Upon Modern, Intisari,Vol.II, No. 34-47 Verhaar,J.W.M., Pengantar Lingustik, Yogyakmta: gadjah Mada University Press, 1992 Wright, W., a Grammar of The Arabic Language, Cambridge: The University Press,1951 Yusuf, Suhendra, Teor! Terjemah, Bandung: MandaI' Maju, ]994