Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
OPTIMISASI PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN BERDASARKAN KONDISI EKONOMI DAERAH A.R. Indra Tjahjani1, Wiratman Wangsadinata2 dan Najid3 1
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil , Universitas Tarumanagara Jakarta, Email:
[email protected] 2 Promotor, Universitas Tarumanagara Jakarta, 3 Co Promotor, Universitas Tarumanagara Jakarta, Email: najid
ABSTRAK Paper ini berisi tentang pemilihan jenis perkerasan jalan kabupaten dengan mempertimbangkan variable potensi daerah, jumlah penduduk, topografi, pembangunan ekonomi dan produk domestic bruto regional (PDRB) sektor perangkutan. Untuk penentuan variabel terpilih dan bobot variabel terpilih digunakan metode balance scorecard. Tujuan dari pemilihan jenis perkerasan jalan kabupaten adalah nilai ekonomis yang dikonversi kedalam satuan key performance indicator (KPI). Dengan nilai KPI akan lebih mudah membandingkan nilai ekonomis satu jenis lapis perkerasan dibandingkan dengan jenis lapis pekerasan lainnya. Nilai KPI sangat ditentukan dari kondisi atau karakteristik suatu wilayah (kabupaten). Kata kunci : jalan kabupaten, pdrb, otonomi daerah, kpi, klasifikasi wilayah
1.
PENDAHULUAN
Pembangunan prasarana transportasi dapat dilihat sebagai faktor yang dapat meningkatkan pendapatan daerah. Pemilihan tipe perkerasan masih dilakukan berdasarkan volume, umur rencana, dan daya dukung tanah dasar. Sedangkan pemilihan tipe pekerasan jalan kabupaten yang mengkaitkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) belum dilakukan. Dengan ditetapkannya otonomi daerah sejak tahun 2001, terdapat peningkatan APBD yang signifikan. Peningkatan APBD tersebut belum menunjukkan peningkatan % sektor pengangkutan. Dengan otonomi daerah, diharap pengelolaan pembangunan berdasarkan APBD dapat dikelola sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut diusulkan, dalam hal pembuatan jalan dapat dilakukan dengan memperhatikan % PDB sektor pengangkutan. Analisis yang dilakukan berdasarkan variabel-variabel disajikan dalam bentuk simulasi model. Simulasi model dapat digunakan dengan cara menetapkan variabel jumlah penduduk, lalulintas harian rata-rata, dan topografi dari 3 kabupaten yang letak geografisnya berbeda.
2.
LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah sektor transportasi menjadi tulang punggung dalam penambahan pendapatan daerah. Peningkatan pembangunan prasarana transportasi yang tidak dilakukan dengan pemilihan jenis perkerasan yang tepat, dapat menyebabkan pembengkakan biaya konstruksi prasarana transportasi. Sejak otonomi daerah dan sistem desentralisasi pemerintah dilaksanakan tahun 2001, kuantitas dan kualitas jalan provinsi, kabupaten kota dan desa belum menunjukkan peningkatan pelayanan yang signifikan bagi pengguna. Artinya sebagian besar wilayah menunjukkan bahwa makin bertambah dana alokasi pengelolaan jalan daerah, ternyata tidak berbanding lurus dengan peningkatan kemantapannya. Alasan utama penurunan kualitas jalan propinsi, kabupaten, kota dan desa tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pendanaan pemerintah daerah. Hal tersebut berdampak terhadap tingkat capaian panjang jalan mantap dari
tahun ke tahun makin menurun. Sejak tahun 2001 dana yang dikelola melalui APBD telah meningkat rata-rata menjadi tiga kali lipat, namun subsektor prasarana transportasi belum mendapatkan porsi pendanaan yang memadai atau dana subsektor jalan tidak lebih besar dari 15 % dari APBD. Artinya peningkatan penerimaan APBD ini memang tidak serta merta diikuti oleh peningkatan belanja pada infrastruktur jalan. Kebanyakan daerah justru mengalokasikan peningkatan penerimaan APBD tersebut untuk peningkatan belanja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut maka daerah harus memiliki inovasi kreatif dalam mengajukan dana pembantuan berdasarkan data dan kebutuhan yang realistis sehingga penyelenggaraan jalan daerah dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas yang efektif dan efisien. Daerah harus berani memiliki sikap reformasi dengan mengedepankan target capaian pembangunan jalan daerah harus benarbenar sesuai dengan kemampuan atau potensi ekonomi wilayah dan prediksi lalulintas kendaraan yang akan memanfaatkan jalan tersebut. Saat ini perbandingan panjang jalan kabupaten terhadap total panjang jalan di Indonesia adalah hampir 70.0 %. Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa pada tahun 2010 panjang jalan aspal di Indonesia sepanjang 277.755 km dan jalan non aspal 209.559 km. Adapun jumlah kendaraan sebanyak 76.907.127 kendaraan dengan rincian Mobil penumpang 8.891.041, Bis 2.250.109, Truk 4.687.789 dan sepeda motor 61.078.188 . Jika jumlah kendaraan tersebut dikonversikan terhadap satuan mobil penumpang (smp) terdapat 72.459.466 smp. Selanjutnya diprediksi pada RPJM ke-2 (2010-2014) kebutuhan panjang jalan kabupaten adalah hampir 498.687 km, artinya begitu besar peranan desentralisasi dan otonomi daerah dalam penyelenggaraan jalan daerah (Bina Marga 2010) Oleh karenanya Pemerintah Pusat perlu memberikan fasilitas penyelenggaraan jalan daerah dalam bentuk model pilihan lebar dan jenis perkerasan jalan kabupaten yang disesuaikan dengan potensi ekonomi wilayah, sebagai dukungan kebijakan penyelenggaraan jalan. Saat ini DAK merupakan dana stimulant atau pendampingan bagi Daerah, secara umum DAK yang dialokasikan ke Daerah tidak lebih dari 30 % terhadap APBD sektor jalan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu dipikirkan alternatif lain dalam pendanaan jalan daerah agar mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah (Mulyono dan Utomo, 2011). Salah satu yang saat ini sedang digulirkan adalah dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. Jumlah kendaraan yang memanfaatkan jalan kabupaten pada umumnya dalam katagori rendahsedang (berkisar tidak lebih dari 1000 kendaraan per hari), yang diindikasikan dengan rentang lebar jalan 3,0 hingga 7,0 meter. Jenis konstruksi perkerasan yang digunakan untuk pembangunan jalan kabupaten adalah konstruksi jalan beraspal hotmix, penetrasi macadam, konstruksi Macadam, dan Telford (Bina Marga, 2010).
MASALAH PENELITIAN Pemilihan jenis perkerasan jalan kabupaten secara umum masih didasarkan atas volume lalu lintas, kondisi tanah dasar. Peningkatan pembangunan prasarana transportasi yang tidak dilakukan dengan pemilihan jenis perkerasan yang tepat, dapat menyebabkan in efficiency costs of transportation and development. Dengan memperhatikan potensi daerah, aksesibilitas, volume lalulintas baik secara kuantitas maupun kualitas kendaraan serta dana bantuan pembangunan prasarana transportasi, akan dicari jenis perkerasan jalan yang tepat berdasarkan pendekatan bahwa : a. Secara teknis pembuatan perkerasan jalan memenuhi persyaratan dan dapat diterapkan secara efektif dan efisien. b. Meningkatkan aksesibilitas antar daerah di kabupaten dan kota-kota lainnya dengan harapan dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat
c. Menentukan jenis perkerasan jalan tepat berdasarkan Key performance Indicator (KPI) dari kabupaten di wilayah studi serta memperhatikan pula kondisi ekonomi, lalulintas harian ratarata, kondisi lingkungan, tanah dasar dan ketersediaan material.
3.
TUJUAN PENELTIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pemilihan jenis perkerasan jalan kabupaten dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) dengan pendekatan teori Ekonometri dan strategi pencapaian Balance Scorecard. Faktor-faktor yang membetuk berupa jumlah penduduk, lalulintas harian rata-rata, PDRB, perekonomian daerah dan topografi..
4.
5.
KONTRIBUSI, MANFAAT DAN BATASAN PENELITIAN
-
Memberi masukan kepada pemerintah pusat dalam optimisasi pembangunan jalan.
-
Memberikan panduan kepada para bupati/kepala daerah pada saat melakukan pemilihan jenis perkerasan jalan yang akan diterapkan di kabupaten.
-
Mempercepat penambahan panjang jalan.
POSISI PENELITIAN Dari beberapa referensi jurnal yang membahas tentang pemilihan perkerasan jalan, dapat terlihat bahwa variable-variabel yang menentukan pemilihan jenis perkerasan jalan antara lain : - Tingkat pembangunan ekonomi dengan menggunakan Highway Development and management Model (HDM-4) tahun 2002 - Strategi perawatan terhadap pembangunan ekonomi . tahun 2003 - Pendekatan berbasis permintaan (Demand –based Approach) tahun 2012 - Faktor-faktor sosial ekonomi dalam konstruksi jalan raya dan perluasan, untuk memeriksa dampak pada keluarga berpenghasilan rendah Tahun 2009 - Keputusan finansial didasarkan pada Analisa Life Cycle cost. - Dengan memperhatikan manfaat ekonomi dan klasifikasi jalan. Tahun 2011 - Model yang memperhitungkan dampak dari gangguan eksternal yang dapat mempengaruhi gangguan internal dari system. Tahun 2009
Dengan telah dilakukannya penelitian dengan variabel-variabel tersebut, maka akan dilakukan penelitian Optimisasi Pembangunan Jalan Kabupaten Berdasarkan Kondisi Ekonomi Daerah.
Penelitian Optimisasi akan menggunakan variabel topografi, LHR, jumlah penduduk geometric dan panjang jalan. Modeling akan menggunakan metode pendekatan Balance Scorecard untuk mendapatkan Model Key Performance Indicator (KPI) 6.
PENGEMBANGAN METODOLOGI PENELITAN
A. KONSEP OPTIMISASI Optimisasi pembangungan jalan bertujuan untuk menentukan pemilihan jenis perkerasan yang akan diterapkan pada wilayah penelitian, yaitu jalan kabupaten yang berada pada klasifikasi topografi yang berbeda. Dalam penelitian ini wilayah yang dipilih adalah wilayah kabupaten Bekasi (mewakili daerah pantai), kabupaten Bogor (mewakili daerah gunung) dan kabupaten Tangerang (mewakili daerah datar). Pembangunan jalan yang selama ini ditetapkan berdasarkan kondisi tanah dasar, lalu lintas harian rata-rata, topografi. Variabel-variabel tersebut merupakan variable standar yang digunakan pada
saat merencanakan pembuatan jalan. Pada saat bicara tentang konsep optimisasi maka diperlukan variable lain yang dapat membuat pemilihan jenis perkerasan jalan menjadi optimal, yaitu efektif dari aspek pemanfaatan jalannya oleh masyarakat dan efisien dari aspek pemakaian material pada saat pembangunan. Bagan alir berikut akan memandu dalam melaksanakan penelitian
Penentuan wilayah penelitian -
Produk Domestic Kegiatan masyarakat Data demografi Regional Bruto Pertumbuhan ekonomi
VARIABEL KELUAR
-
Data : Topografi Jumlah penduduk lalulintas harian Ratarata Panjang jalan
Analisis Metode BSC
VARIABEL TERPILIH DAN BOBOTNYA
- Geomet rik Jalan Pertum buhan ekonom i
MODEL KPI Untuk PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN
Gambar 1 : Bagan alir penelitian Optimisasi
B. Pengumpulan data Pembangunan jalan memerlukan data primer maupun data sekunder. Data primer yang akan dilakukan untuk mencari informasi tentang kondisi ekonomi dan kondisi kegiatan masyarakat. Sedangkan data primer data demografi, PDRB, panjang jalan, jumlah penduduk, LHR, geometrik jalan. Data pendukung yang diperlukan untuk membuat model penelitian akan dicari langsung ke wilayah penelitian yaitu, kabupaten Bekasi, kabupaten Bogor dan kabupaten Tangerang. C. Analisis Pendekatan Metode Balanced Scorecard Strategi penentuan pembangunan Jalan dengan Balance Scorecard BSC adalah alat manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran serta menjaga keseimbangan antara : - Indikator finansial dan non finansial - Indikator kinerja masa lampau, masa kini dan masa depan
-
Indikator internal dan eksternal Indikator yang bersifat Leading (Cause/Drivers) dan Lagging (Effect/Outcomes)
Financial Perspective: - Investasi - biaya pembangunan - Pembangunan Ekonomi - PDRB Customer Perspective: - Meningkatkan aktivitas masyarakat
Internal Business Process: - wilayah studi
- meningkatkan pembangunan ekonomi
- PDRB - kondisi jalan
- menambah aksesibilitas Learning and Growth: - meningkatkan produktivitas - perubahan kualitas hidup
Gambar 2 : Peta Strategi Penelitian
D. Metode Key Performance Indicator (KPI) KPI atau measure adalah indicator-indikator atau ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja terhadap sasaran strategi yang telah ditentukan. Setelah menetapkan peta strategi Tabel 1. Peta strategi Perspektif finansial : - Investasi - biaya pembangunan - Pembangunan Ekonomi Perspektif pelanggan - Meningkatkan aktivitas - meningkatkan pembangunan ekonomi - menambah aksesibilitas Perspektif proses bisnis internal
objective
KPI
Pembangunan ekonomi meningkat
-
Economic Measurement
Aktivitas ekonomi masyarakat meningkat Sesuai peraturan pemerintah
- kualitas jalan berdasarkan indicator kinerja
- 0 (tidak ada pertambahan panjang jalan
Masyarakat yang sejahtera
- meningkatkan kinerja masyarakat - membuka
Traffic estimation Constr cost
Target
- wilayah studi - PDRB sector pengangkutan - kondisi jalan Perspektif pembelajaran & pertumbuhan - meningkatkan produktivitas - perubahan kualitas hidup
aksesibilitas
- menambah panjang jalan - optimisasi - pembangunan jalan
- % PDRB
- 1 (ada pertambahan panjang jalan)
- Jumlah aktivitas ekonomi meningkat - Jumlah panjang jalan meningkat
- 0 (perkerasan fleksibel) - 1 (Perkerasan Kaku)
Validasi Model Validasi model akan dilakukan terhadap pembangunan jalan kabupaten yang telah selesai dilaksanakan, untuk melihat apakah hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pemilihan jenis perkerasan. Pemilihan jalan kabupaten yang selesai dibangun adalah ruas jalan di daerah Jawa Barat Hasil yang diharapkan Penetapan Key Performance Indicator (KPI)untuk optimisasi pemilihan jenis perkerasan jalan kabupaten yang dapat digunakan oleh para pengambil keputusan dalam menetapkan jenis perkerasan jalan.
DAFTAR PUSTAKA A.T. Mulyono (2011), Makalah : Model Kebijakan Usulan Jenis konstruksi dan lebar jalan Kabupaten dengan mempertimbangkan potensi Daerah. A State of Disrepair:How to Fix the Financing of Municipal Infrastructure in Canada Alessandra Bianchini, Ph.D., P.E.1; Michael Heitzman, Ph.D., PE2; and Saeed Maghsoodloo3 Booklet BPS 2011“Evaluation of Temperature Influence on Friction Measurements” Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, PDRB tahun 2001 sampai dengan 2011 Eusebio Angulo; Enrique Castillo, Ricardo Garcia-Rodenas and Jesus Sanchez-Vizcaino,May 2012“Determining Highway Corridors” Determining Highway Corridors” Journal Transportation Engineering, ASCE Hasan SÖYLER, Yusuf Cahit ÇUKACI, _brahim AKSU, Z. Nesrin OMAÇ “Socio-Economic Development Projection Of Malatya Supported BY EU (EUROPEAN UNION) REGIONAL DEVELOPMENT PROGRAMME: A SYSTEM DYNAMICS APPROACH”. Inonu University Business and Administration Faculty, Malatya/TURKEY Tel: +90-422-3410010 Michael W. Sayers and Steven M. Karamihas “Optimal Pavement Design and Maintenance Strategy forDeveloping Countries”: An Analysis using HDM-4 (Received 11 May 2003; Revised 16 December 2003) INTERPRETATION OF ROAD ROUGHNESS PROFILE DATA, 1996 James J.Mc Cabe “A Discrete event Simulation of A Municipal Street Tree Maintenance Operation” Journal of Arboriculture 28(3): May 2002 Mohab Y. El-Hakim, MASc, EIT (PhD Candidate) “Sustainability of Perpetual Pavement Designs: A Canadian Prospective 2” Department of Civil and Environmental Engineering University of Waterloo) Optimal Pavement Design and Maintenance Strategy forDeveloping Countries: An Analysis using HDM-4 (Received 11 May 2003; Revised 16 December 2003) Yang H.Huang, 2012, “Pavement Analysis and Design”, second edition Stephen D.Boyles, “An Optimization Model for Roadway Pricing on Rural Freeways”, February 2012
Seok Kim, Ivan Danjanovic M.ASCE and Molly Gunby: “Effects of Pavement Spatial Variability on Contractor’s Management Strategies”. Journal ASCE/Desember 2010 Stephen D. Boyles ,Promothes Saha - University of Wyoming Laramie, Wyoming “An Optimization Model for Roadway Pricing on Rural Freeways “An Optimization Model for Roadway Pricing on Rural Freeways “ . February 2012 The Scoping and Development of Probabilistic Road Deterioration (RD) Model (AUSTROADS TECHNICAL REPORT, May 2012) VIDYA NITIN PATIL “ECONOMIC EVALUATION: “LIFE CYCLE OF THE NATIONAL GAMES ROAD” Lecturer in Civil Engineering Department AISSMS’s Institute of Information Technology, Kennedy Road Pune 411
[email protected] Optimasi Jaringan Transportasi Jalan Perkotaan dengan pendekatan Balanced Scoredcard, 2011. Haris