Agric. Sci. J. – Vol. I (4) : 8-17 (2014)
Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun sebagai Campuran Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Kultivar Lini S 795. The Effect Combination of Soil with Leaf Compost as Mixed for Media Planting and Concentration of Cow Urine on Growth of Arabika Coffee Seedling (Coffea arabica L.) Cultivar Lini S 795 Oleh Winda Ariesandy1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
ABSTRAK Pembibitan merupakan usaha awal dalam budidaya tanaman kopi agar menghasilkan biji kopi yang bermutu tinggi. Pemanfaatan limbah seperti kompos daun dan urin sapi dapat dijadikan sebagai unsur hara tambahan dalam mendukung pertumbuhan bibit tanaman kopi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi tanah dengan kompos daun sebagai campuran media tanam dan konsentrasi urin sapi yang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kopi arabika kultivar Lini S 795. Percobaan dilaksanakan mulai Februari 2014 sampai dengan Mei 2014 di Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Sindanglaya, Bandung, Jawa Barat dengan ketinggian tempat ±600 m di atas permukaan laut. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang 3 kali. Perlakuannya adalah : tanah + urea 2 g; tanah : kompos daun (1:1); tanah : kompos daun (2:1); konsentrasi urin sapi 12,5%; konsentrasi urin sapi 25%; konsentrasi 37,5% dengan berbagai kombinasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa, kombinasi tanah dengan kompos daun sebagai campuran media tanam dan konsentrasi urin sapi memberikan pengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan bibit kopi arabika kultivar Lini S 795. Konsentrasi urin sapi 37,5% memberikan pengaruh terbaik terhadap pertambahan tinggi batang, diameter batang dan pertambahan jumlah daun bibit umur 4-12 MSA (Minggu Setelah Aplikasi), serta nisbah pupus akar dan bobot kering akar bibit umur 12 MSA. Kata Kunci : kopi arabika, kompos daun, media tanam, urin sapi
ABSTRACT Nursery is the initial effort in coffee cultivation to produce coffee beans with high quality. Utilization of waste such as leaf compost and cow urine can use as additional nutriens to support growth coffee seedling. The objective of the experiment was to know the combination of soil with leaf compost and concentration cow urine which can increase on growth of arabika coffee cultivar Lini S 795. The experiment conducted from Februari 2014 to Mei 2014 at the Balai Penelitian Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Sindanglaya, Bandung, Jawa Barat with altitude ± 600 m above sea level. This experiment using Randomized Block Design (RBD) consisting of 9 treatment and repeated 3 times. The treatment is : soil + urea 2 g; soil : leaf compost (1:1); soil : leaf compost (2:1);
Diterima 7 Oktober 2014. Disetujui 8 Oktober 2014. Alamat Korespondensi :
[email protected].
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
concentration of cow urine 12,5%; concentration of cow urine 25%; concentration of cow urine 37,5% with various combinations. The result of the experiment showed that combination of soil with leaf compost and concentration of cow urine influence to increase growth of arabika coffee seedling cultivar Lini S 795. The concentration cow urine 37,5% gave the best effect on stem height addition and and leaf total addition of seedling age 4-12 MSA, stem diameter of seedling age 2-12 MSA, and shoot root ratio and dry weight of seedling age 12 MSA. Keyword : arabika coffee, cow urin, leaf compost, media plantin
PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Tanaman kopi berasal dari benua Afrika. Meskipun begitu tanaman kopi yang bernama latin Coffea sp. termasuk tanaman tropis yang telah dibudidayakan sejak lama di Indonesia. Indonesia memiliki iklim yang tropis sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi. Kopi merupakan jenis minuman yang digemari oleh seluruh bangsa di dunia. Kondisi tanah Indonesia yang sebelumnya sangat subur telah mengalami berbagai macam penurunan kualitas seperti miskinnya unsur hara, struktur dan tekstur yang rusak serta berkurangnya aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Salah satu cara yang mampu mengatasi berbagai macam masalah pada tanah tersebut adalah pemberian bahan organik. Sumber bahan organik yang dapat kita gunakan dapat berasal dari sisa kotoran hewan ataupun sisa tanaman. Andisol merupakan salah satu jenis tanah baik yang cocok untuk dijadikan media tanam pembibitan kopi arabika karena termasuk ke dalam tanah yang gembur. Meskipun kandungan bahan organik dalam Andisol cukup tinggi namun Andisol memiliki pH yang tergolong asam, sehingga untuk dijadikan media tanam diperlukan penambahan bahan organik agar pH tidak terlalu asam dan pertumbuhan bibit berlangsung optimal. Hasil penelitian Kurniasari (2009) menyatakan bahwa penggunaan kompos daun dosis 50% menghasilkan rata-rata tinggi bibit mahoni
(Swietania macrophylla King) tertinggi, indeks luas daun tertinggi dan menghasilkan rata-rata jumlah daun bibit mahoni tertinggi. Proses pembibitan tanaman kopi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghasilkan tanaman kopi yang baik agar dapat menghasilkan kualitas biji kopi yang baik pula. Salah satu usaha untuk mendapatkan kualitas bibit kopi yang baik adalah memasok unsur hara yang dibutuhkan bibit secara berkecukupan. Pasokan unsur hara dapat disuplai dari penggunaan media tanam yang tepat dan pemberian pupuk baik pupuk anorganik maupun pupuk organik. Menurut Dinas Perkebunan (2010) bibit kopi umur 1 – 3 bulan dapat dilakukan pemberian pupuk anorganik dengan dosis 1 g urea, 2 g SP-36, dan 2 g KCl dan pada bibit umur 3 – 8 bulan diberikan pupuk urea dengan dosis 2 g/2 minggu. Salah satu hasil limbah hewan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk menambah unsur hara tanah adalah urin sapi. Bahan baku urin yang digunakan merupakan limbah dari peternakan yang selama ini juga sebagai bahan buangan. Urin sapi ini diharapkan dapat melengkapi kebutuhan unsur hara pada fase pertumbuhan bibit kopi umur 3 – 8 bulan. Menurut Tisdale dan Nelson (1966) dikutip Sutejo (2002) bahwa rata-rata kandungan unsur hara pupuk kandang sapi dibagi dua yaitu bahan padat (feses) mengandung N sebesar 0,40%, P2O5 sebesar 0,20% dan K2O sebesar 0,10%, sedangkan bahan cair (urin) mengandung N sebesar 1,00%, P2O5 sebesar 0,20% dan K2O sebesar 1,35%.
9
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
Urin sapi mengandung unsur hara, N, P, K dan bahan organik yang berperan memperbaiki struktur tanah. Urin sapi dapat digunakan langsung sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan (Sutanto, 2002). Menurut Sutejo (2002) bahwa urin sapi selain dapat diserap lebih cepat oleh tanaman karena berbentuk cair, juga mengandung unsur N dan K yang cukup tinggi. Urin sapi yang paling baik untuk diolah menjadi pupuk cair adalah urin sapi murni segar (kurang dari 24 jam) yang belum bercampur dengan cemaran lain yang ada dalam kandang. Pupuk urin sapi dalam pembuatannya membutuhkan bakteri pengurai yang berupa produk EM4 atau biotani sebanyak 0,5 % dan molases atau larutan gula sebagai energi bakteri sebanyak 1 liter setiap 200 liter urin sapi segar (Departemen Pertanian, 2011). Urin sapi memiliki kandungan yang berbeda sebelum dan setelah difermentasi, ditunjukkan oleh hasil penelitian Martinsari dkk., (2010) pada Tabel 1 dibawah ini : Tabel 1. Beberapa Sifat Urin Sapi Sebelum dan Sesudah Difermentasi
Sumber : Martinsari dkk., 2010
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari sembilan perlakuan. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : A = Tanah + Urea 2 g per tanaman B = Tanah : Kompos Daun (1 : 1) C = Tanah : Kompos Daun (2 : 1) D = Tanah : Kompos Daun (1 : 1) + Urin Sapi 12,5 % per polibeg E = Tanah : Kompos Daun (1 : 1) + Urin Sapi 25 % per polibeg F = Tanah : Kompos Daun (1 : 1) + Urin Sapi 37,5 % per polibeg
G = Tanah : Kompos Daun (2 : 1) + Urin Sapi 12,5 % per polibeg H = Tanah : Kompos Daun (2 : 1) + Urin Sapi 25 % per polibeg I = Tanah : Kompos Daun (2 : 1) + Urin Sapi 37,5 % per polibeg Tiap perlakuan diulang tiga kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari lima bibit. Sehingga jumlah keseluruhan 9 x 3 x 5 = 135 tanaman. Pengamatan terdiri dari pertambahan tinggi batang, diameter batang, pertambahan jumlah daun, volume akar, panjang akar, nisbah pupus akar dan bobot kering tanaman. Pengamatan utama diuji dengan uji F taraf 5% dan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Tanah yang digunakan sebagai campuran media tanam bibit kopi arabika adalah Andisol. Hasil analisis menunjukkan bahwa Andisol memiliki tingkat kemasaman (pH H2O) sebesar 4,7 dan tingkat kemasaman potensial (pH KCl) sebesar 4,2. Kandungan C-organik sebesar 6,2%, kandungan N-total sebesar 0,38%, kandungan P2O5 sebesar 25,8 ppm, kandungan K+ sebesar 255,4 ppm, kandungan C/N sebesar 16 dan kandungan kadar air sebesar 55,21%. Berdasarkan hasil analisis tanah, pH Andisol tergolong ke dalam sangat masam yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kopi tidak cukup optimal. Menurut Hulupi (1998) dikutip Budiman (2012) tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak masam dengan pH 5,5 – 6,5. Oleh karena itu, agar pembibitan tanaman kopi dalam berlangsung optimal diperlukan media tanam yang cocok dengan tanaman kopi. Akan tetapi dengan tujuan penambahan bahan organik, maka media tanam yang digunakan adalah dengan menggunakan campuran tanah dan bahan organik dengan komposisi yang tepat. Pemberian bahan organik pula diharapkan untuk dapat menetralkan pH tanah yang masam agar kondisi media tanam cocok untuk pertumbuhan bibit kopi arabika.
10
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
Hasil analisis kompos daun menunjukkan tingkat kemasaman (pH H2O) yang netral yaitu 7,57 dan tingkat kemasaman potensial (pH KCl) yang netral sebesar 7,18. Sebagai sumber bahan organik media tanam, kompos daun mengandung N-total sebesar 0,50%, P2O5 sebesar 0,23%, K2O sebesar 0,13%, kandungan C-organik sebesar 7,45, C/N sebesar 15 dan kadar air sebesar 62,14 %. Hasil analisis fermentasi urin sapi yang digunakan untuk percobaaan ini memiliki kandungan unsur hara dengan Ntotal sebesar 0,81%, P2O5 sebesar 0,12%, K+ sebesar 0,98% dan memiliki pH 8,25 yang tergolong basa. Selama percobaan berlangsung jumlah curah hujan yang terjadi mengalami perbedaan di setiap bulannya. Curah hujan selama bulan Februari sebesar 48,5 mm, bulan Maret sebesar 553 mm, bulan April sebesar 320,5 mm dan bulan Mei sebesar 2,5 mm. Suhu udara harian yang berlangsung selama percobaan adalah sekitar 22 – 24o C dengan kelembaban berkisar antara 70 – 90 %. Kondisi iklim di tempat percobaan sudah memenuhi prasyarat tumbuh tanaman kopi yang menurut Hulupi (1998) dikutip Budiman (2012) tanaman kopi tumbuh optimal pada suhu harian 15 - 24o C. Sepanjang percobaan, hama yang ditemukan menyerang bibit tanaman kopi adalah ulat. Hama ulat memakan daun – daun sehat yang menyebabkan daun menjadi berlubang atau bentuknya tidak sempurna. Jenis ulat yang menyerang adalah ulat jengkal atau ulat kilan (Hyposidra talaca Wlk.). Pengendalian terhadap hama ini adalah dengan cara melakukan sanitasi baik dalam polibeg ataupun di luar polibeg dan dilakukan pula pengendalian mekanis yakni dengan memotong bagian daun yang telah terserang. Selain ulat, ditemukan pula hama kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Rissio). Serangga ini berbentuk elips dengan panjang sekitar 3 mm dan tertutup
dengan massa putih seperti lilin yang bertepung. Kutu dompolan putih menyerang dengan cara menghisap cairan bagian ranting dan daun yang masih muda sehingga menyebabkan gugur (Budiman, 2012). Selama percobaan, penyakit yang menyerang bibit kopi adalah penyakit karat daun. Penyakit ini disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br yang menyebabkan timbulnya bercak – bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daun dan kemudian berubah menjadi kuning tua. Bercak yang sudah tua menjadi berwarna coklat kehitaman yang kemudian akan gugur. Meskipun pada percobaan ini menggunakan bibit kopi arabika kultivar unggul Lini S 795 yang bersifat agak toleran terhadap karat daun, tetapi pada kenyataan di lapangan justru bibit mengalami gejala dari penyakit ini. Hal ini diduga karena lokasi percobaan yang masih terletak dibawah 700 m di atas permukaan laut. Menurut Prastowo dkk (2010) menyatakan salah satu cara menghindari penyakit karat daun pada kopi arabika adalah dengan menanam pada lahan dengan ketinggian yang cukup, yaitu di atas 1000 m dpl. Sepanjang percobaan berlangsung, gulma tumbuh di dalam polibeg maupun di luar polibeg. Gulma yang menyerang bibit kopi selama percobaan adalah gulma dari jenis daun lebar yaitu wedusan (Ageratum conyzoides) dan Mimosa pudica. Kedua jenis gulma ini tumbuh di dalam polibeg maupun di sekitar bedengan. Selama percobaan gulma dibersihkan secara manual yaitu dengan cara dicabut menggunakan tangan, untuk gulma yang sebelumnya berada di dalam polibeg setelah dicabut akan dibenamkan kembali kedalam media tanam dengan maksud agar unsur hara tidak hilang. Pertambahan Tinggi Batang Berdasarkan Tabel 2. tampak bahwa pengaruh kombinasi tanah dengan kompos daun dan konsentrasi urin sapi berpengaruh
11
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
pada pertambahan tinggi batang bibit kopi arabika dan memberikan hasil yang bervariasi di setiap waktu pengamatan. Secara umum, pengaruh perlakuan F{tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata terhadap pengaruh perlakuan lainnya terutama ditunjukkan ketika bibit umur 4 MSA sampai 12 MSA. Tabel 2. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertambahan Tinggi Batang (cm) Bibit Kopi Arabika Umur 2-12 MSA
Perlakuan A{tanah + urea 2g} dan perlakuan yang menambahkan konsentrasi urin sapi seperti perlakuan D, E, F, G, H dan I menunjukkan hasil yang baik jika dibandingkan dengan perlakuan B{tanah : kompos daun (1:1) dan C{tanah : kompos daun (2:1)}. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea dan konsentrasi urin sapi mampu memberikan unsur hara tambahan dalam media tanam sehingga pertambahan tinggi batang menjadi lebih baik. Begitupun dengan konsentrasi urin sapi yang diberikan, semakin tinggi konsentrasi urin sapi yang diberikan maka semakin menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap pertambahan tinggi batang bibit kopi arabika kultivar Lini S 795. Unsur N yang terkandung dalam urin sapi memiliki jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan N dalam tanah dan kompos daun yaitu sebesar 0,81%. Hasil penelitian Yuniar (2008) menyebutkan bahwa pupuk cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur - unsur didalamnya mudah terurai
dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak hingga manfaatnya lebih cepat terasa. Sejalan dengan pendapat Lingga (2001) yang menyatakan bahwa nitrogen dalam jumlah yang cukup berperan dalam mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun. 4.2.2 Diameter Batang Berdasarkan Tabel 3., pengaruh perlakuan kombinasi tanah dengan kompos daun dan konsentrasi urin sapi menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada setiap waktu pengamatan. Diantara pengaruh perlakuan lainnya, secara umum pengaruh perlakuan I{tanah : kompos daun (2:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya meskipun pada umur 4 MSA, 8 MSA, 10 MSA dan 12 MSA pengaruh perlakuan F{tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan hasil yang sama dengan pengaruh perlakuan I. Hal ini diduga bahwa pemberian urin sapi konsentrasi 37,5% mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bibit kopi arabika sehingga mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pertambahan diameter batang. Salah satu unsur hara makro yang dapat mendukung dalam pertumbuhan diameter batang adalah Fosfor. Tabel 3. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Diameter Batang (cm) Bibit Kopi Arabika Umur 2-12 MSA
bahan
Unsur hara fosfor dapat berasal dari organik berupa pupuk kadang 12
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
ataupun sisa tanaman dan pupuk buatan. Perlakuan yang diberikan dalam percobaan mendukung adanya pertumbuhan diameter batang bibit kopi arabika kultivar lini S 795 karena hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa dalam kandungan tanah, kompos daun dan urin sapi mengandung unsur hara lengkap termasuk Fosfor. Kandungan unsur hara Fosfor dalam tanah, kompos daun dan urin sapi secara berturut - turut adalah sebesar 25,8 ppm, 0,23%, dan 0,12%. Menurut Hardjowigeno (2010) fungsi dari unsur hara fosfor adalah pembelahan sel, memperkuat batang agar tidak mudah roboh dan perkembangan akar. Fosfor merupakan bagian dari inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Diameter batang merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk melihat pertumbuhan suatu tanaman. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah terpenuhi (Biotek, 2013). Pertambahan Jumlah Daun Berdasarkan Tabel 4., pengaruh kombinasi tanah dengan kompos daun dan konsentrasi urin sapi berpengaruh pada pertambahan jumlah daun dan menunjukkan hasil yang bervariasi pada setiap waktu pengamatan. Secara umum, pengaruh perlakuan F {tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya terutama ditunjukkan ketika bibit umur 4 MSA dan 12 MSA. Tabel 4. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Jumlah Daun (helai) Bibit Kopi Arabika Umur 4 - 12 MSA
Perlakuan F{tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} mengandung unsur hara yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kandungan unsur hara perlakuan lainnya, terutama kandungan unsur N. Menurut Hardjowigeno (2012) kekurangan unsur N akan membuat gugur atau rontoknya dedaunan serta membuat daun menjadi kekuningan. Hal inilah yang diduga bahwa pengaruh perlakuan F mampu memberikan hasil yang terbaik terhadap pertambahan jumlah daun bibit kopi arabika. Hasil penelitian Fatimah dan Handarto (2008) menyebutkan bahwa peningkatan jumlah daun sangat dipengaruhi oleh unsur nitrogen, fosfor dan kalium selain faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya. Daun merupakan salah satu organ tanaman yang memiliki peran sangat penting yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi lingkungan (Gardner dkk, 1991). Fungsi daun akan berjalan optimal jika lingkungan mendukung tersedianya air, cahaya, dan unsur hara yang cukup. Panjang Akar dan Volume Akar Berdasarkan tabel 5., tampak bahwa perlakuan kombinasi tanah dengan kompos daun dan konsentrasi urin sapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang akar dan volume akar bibit umur 12 MSA. Tabel 5. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Panjang Akar (cm) dan 13
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
Volume Akar (mL) Bibit Kopi Arabika Umur 12 MSA
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar air yang terkandung dalam Andisol dan kompos daun memiliki kadar air yang sangat tinggi yaitu sebesar 55,21% dan 62,14% sehingga menyebabkan volume akar dan panjang akar bibit kopi arabika dalam percobaan berkembang baik dan tidak berpengaruh nyata terhadap perbedaan kombinasi perlakuan yang diberikan. Menurut Budiasih (2009) meningkatnya panjang akar dan volume akar merupakan respon morfologi yang penting dalam proses adaptasi tanaman terhadap kekurangan air. Pemberian bahan organik dalam media tanam bertujuan pula untuk memperbaiki sifat fisika tanah khususnya mengenai retensi air yang berpengaruh dalam hal penyiraman. Kemampuan tanah akan meningkat dalam menahan air sehingga air yang dapat ditahan oleh tanah lebih banyak dan dapat lebih lama digunakan oleh tanaman.. Menurut Budiman (2010) menyebutkan bahwa tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah dan di dalam tanah yang sejuk dan lembap akar tanaman kopi akan berkembang lebih baik. Tanaman kopi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal sehingga mudah mengalami kekeringan pada kemarau yang panjang. Nisbah Pupus Akar Berdasarkan Tabel 6., pengaruh perlakuan F{tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dengan pengaruh perlakuan lainnya B{tanah : kompos daun (1:1)} dan C{tanah : kompos
daun (2:1)} tetapi tidak berbeda nyata dengan pengaruh perlakuan A, D, E, G, H dan I. Nisbah pupus akar (NPA) merupakan perbandingan bobot kering bagian pupus (tunas) dan akar tanaman. Tabel 6. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Nisbah Pupus Akar (g) Bibit Kopi Arabika Umur 12 MSA
Pengaruh perlakuan F{tanah : kompos daun (1:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap parameter pengamatan nisbah pupus akar, hal ini dikarenakan penyerapan unsur hara sebagian besar dikendalikan dan dimanfaatkan oleh aktivitas pupus, sehingga berat kering tanaman terakumulasi pada bagian pupus tanaman. Ketersediaan unsur hara dalam pembibitan kopi arabika mempengaruhi pertumbuhan vegetatif yang berlangsung selama percobaan berlangsung terutama ketersediaan unsur hara di daerah perakaran yang memudahkan akar mendapatkan dan menyerap unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bobot Kering Tanaman Berdasarkan Tabel 7., perlakuan I{ tanah : kompos daun (2:1) + urin sapi 37,5%} menunjukkan bobot tertinggi dan berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya yaitu perlakuan A, B, C, D, E, F, G, dan H. Perlakuan I menghasilkan bobot kering tanaman terbesar yaitu 9,20 g. Tabel 7. Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap
14
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
Bobot Kering Tanaman (g) Bibit Kopi Arabika Umur 12 MSA
Menurut Mushfal (2010) bobot kering tanaman menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dan banyaknya unsur hara yang terserap per satuan bobot biomassa yang dihasilkan. Semakin berat bobot kering tanaman yang dihasilkan, pertumbuhan tanaman semakin baik dan unsur hara yang diserap tanaman semakin banyak. Hal ini diduga bahwa perlakuan kombinasi tanah dengan kompos daun (2:1) dan urin sapi konsentrasi 37,5% yang diberikan sudah optimal sehingga sudah mampu memberikan bobot kering tanaman yang paling tinggi. Bobot kering tanaman merupakan hasil akumulasi karbohidrat yang pada dasarnya merupakan hasil dari kegiatan fotosintesis, sehingga apabila proses fisiologis yang terjadi pada tanaman berjalan dengan baik dan didukung dengan penerapan pemupukan yang efisien mampu meningkatkan bobot kering tanaman (Desiana, 2013). Pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, batang dan daun tanaman, sehingga dengan berkembangnya ukuran tersebut diikuti pula dengan pertambahan berat kering tanaman. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kombinasi tanah dengan kompos daun dan konsentrasi urin sapi berpengaruh nyata terhadap
peningkatan pertumbuhan bibit kopi arabika kultivar Lini S 795. 2. Pemberian kompos daun dengan urin sapi konsentrasi 37,5% merupakan perlakuan yang memberikan pengaruh yang terbaik pada pertumbuhan bibit kopi arabika kultivar Lini S 795. Saran Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut untuk penanaman di lapangan dengan disarankan penggunaan konsentrasi urin sapi sebesar 37,5%. UCAPAN TERIMAKASIH Pertama-tama Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kombinasi Tanah dengan Kompos Daun sebagai Campuran Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Kultivar Lini S 795”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Intan Ratna Dewi A., SP., MP. sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini. 2. Dr. Santi Rosniawaty, SP., MP. sebagai Anggota Komisi Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, masukan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini. 3. Dr. Cucu Suherman, Ir., M.Si. sebagai Ketua Departemen Budidaya Pertanian serta Dosen Penelaah yang telah memberikan masukan dalam penyempurnaan dan perbaikan usulan penelitian ini.
15
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
4. Nursuhud, Ir.,DEA. sebagai Dosen Penelaah dan Dosen Wali yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyempurnaan dan perbaikan usulan penelitian ini. 5. Dr. Hj. Anni Yuniarti, Ir., MP. sebagai Dosen Penelaah yang telah memberikan arahan serta masukan dalam penyempurnaan dan perbaikan usulan penelitian ini. 6. Bapak Dani sebagai pembimbing lapangan yang telah mengizinkan dan memfasilitasi tempat penelitian di Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Bandung. 7. Yogi Prianda Putra, Dewi Nurma, Karima Tebby, Iin Rusita, Fathirrohmah dan Ratu Deliyani 8. Teman satu tim penelitian : Sutoyo Lumantobing, Hendi Hidayat dan Lizer Lumantobing. Teman - teman Agro D 2010 dan teman minat perkebunan 2010.
Budiman, H. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi Pedoman Meningkatkan kualitas Perkebunan Kopi. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Hal 4-16.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta Mamat Surahmat, Ibunda tercinta Imas Rosmilah, adik tersayang Rizki Andika Fadhillah, kakek nenek, Tante Irma, dan Om Budi yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi serta dorongan berupa moril dan materil kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pihak yang berkepentingan umumnya.
Fatimah, S. dan B. M. Handarto. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees). Embryo Vol. 5 No.2.http://pertanian.trunojoyo.ac.i d. Diakses pada 12 Agustus 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah Akademika Pressindo. Jakarta.
Biotek. 2013. Mengenal Jati (Tectona grandis) Varietas Solomon. http://biotek.bppt.go.id. Diakses pada 25 Juni 2014. Budiasih. 2009. Respon tanaman padi gogo terhadap cekaman kekeringan. Ganeca Swara Edisi Khusus 3:2227.
Departemen Pertanian, 2011. Demonstrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urin Sapi Di Kabupaten Sinjai. http://sulsel.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 9 Desember 2013. Desiana, C., S. I. Banuwa, R. Evizal, dan S. Yusnaini. 2013. Pengaruh Pupuk Cair Organik Sapi dan Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika1 (1):113-119, 2013. Dinas Perkebunan. 2010. Pedoman Teknis Perbenihan Komoditas Perkebunan. Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan. Bandung.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo dan Subiyanto. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Kurniasari. 2009. Produktivitas Serasah Daun dan Laju Dekomposisi di Kebun Campur Senjoyo Semarang Jawa Tengah serta Uji Laboratorium Anakan Mahoni ( Swietenia macrophylla King ) pada Beragam Dosis Kompos yang Dicampur EM4. http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada 9 Desember 2013.
16
Winda A. - Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika
Lingga, P. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Martinsari, T., Y. Wijayanti, dan E. Purwanti. 2010. Optimalisasi Fermentasi Urin Sapi dengan Aditif Tetes Tebu (Molasses) untuk Menghasilkan Pupuk Organik Cair yang Berkualitas Tinggi. http://kemahasiswaan.um.ac.id Diakses pada 20 Januari 2014 Mushfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskular untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Medan. Prastowo, B., E. Karmawati, Rubijo, Siswanto, C. Indrawanto, J. S. Munarso, dan M. Syakir. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius Sutejo. 2002. Pupuk dan Cara Penggunaan. Jakarta : Rineka Cipta. Yuniar, A. 2008. Analisis Kandungan Pospor (P) Pada Pupuk Cair Berbahan Baku Feses Ternak Dan Urin Kelinci Dengan Penambahan Hijauan. http://digilib.umm.ac.id. Diakses pada 15 Januari 2014.
17