1
Oleh: Sumaji Abstract: The purpose of this research was to find out: (1) which model gives better learning achievement, group investigation or direct model, (2) which students has better achievement, students with high activity of learning, middle, or low activity of leaning, and (3) in each activity of learning, which model gives better learning achievement, group investigation learning model, or direct one. Research method used was quasi experimental research with factorial 2x3. Research was held in November 2012 to August 2013 and the population was class VII student of MTs Al Anwar Sarang. Based on the data analysis, the results of this research are as follows. (1) Learning model of Group Investigation gives better learning achievement of Mathematics than direct leaning model, (2) Students with high activity of learning have better learning achievement of mathematics than students with middle activity of learning and the low one and students with middle activity of learning have better learning achievement of mathematics than students with the low one, and (3) The students with high, middle, and low activity of learning, Learning model of Group Investigation gives better learning achievement than the direct one. Keywords: Mathematics Learning, Group Investigation, Learning Activity. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik model pembelajaran Group Investigation atau langsung, (2) manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang atau rendah, dan (3) pada masing-masing aktivitas belajar, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, model pembelajaran Group Investigation atau langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan rancangan faktorial 2x3. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2 0 1 2 sampai Augustus 2013 dengan populasi siswa kelas VII MTs Al Anwar Sarang Kabupaten Rembang. Berdasarkan analisis data maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) model pembelajaran Group Investigation memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada langsung, (2) siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun rendah, dan siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah, (3) Pada siswa dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah model pembelajaran Group Investigation memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
PENDAHULUAN
Matematika adalah mata pelajaran pemilihan model, metode, tehnik atau yang sangat berguna
dalam
kehidupan strategi pembelajaran yang kurang tepat,
sehari-hari.
dalam
prosesnya misalnya dalam proses pembelajaran yang
Namun,
pembelajaran matematika tidaklah mudah cenderung berpusat pada guru (Ratumanan, karena fakta menunjukkan bahwa para 2000:431). siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari 2006:1). matematika
matematika
Rendahnya dapat
Oleh karena itu, dalam proses
(Depdiknas, pembelajaran
prestasi disebabkan
belajar mengembangkan
guru
matematika berbagai
perlu model
oleh pembelajaran. Model pembelajaran Group
2
Investigation
adalah
merupakan
suatu terdiri dari 5 kelas. Sampel penelitian ini 3
model pembelajaran yang berpusat pada kelas sebanyak 124 siswa. Dari masingsiswa, guru membagi menjadi kelompok- masing kelas diambil tiga kelas secara acak kelompok secara heterogen, selanjutnya sebagai kelas eksperimen I dan kelas siswa memilih topik untuk diselidiki, dan kontrol. Uji homogenitas menggunakan uji melakukan penyelidikan yang mendalam Bartlett,
uji
atas topik yang dipilih, dilakukan suasana Lilliefors
normalitas dan
saling kerjasama dan berinteraksi antar menggunakan siswa dalam kelompok. Selanjutnya siswa Diperoleh
uji
uji
hasil,
menggunakan keseimbangan
anava sampel
satu
jalan.
berasal
dari
menyiapkan dan mempresentasikan laporan populasi yang berdistribusi normal Group hasil belajarnya kepada seluruh siswa Investigation Lobs = 0,1057 dan Tα,n = (Trianto:2009:79).
0,1091, sedangkan Langsung Lobs
Berdasarkan ruang lingkup di atas, 0,0951 dan Tα,n rumusan masalah penelitian adalah pada populasi
= 0,1163), populasi-
mempunyai
siswa kelas VII MTs Al Anwar Sarang: (1) homogen (χ
2 obs
=
variansi
= 0,263) dan χ
yang
2 (α,k-1)
=
manakah yang memberikan prestasi belajar 3,8410 ), dan memiliki kemampuan awal matematika lebih baik, model pembelajaran yang sama (Fobs =2,00432 dan Fα;k-1;N-k = Group Investigation atau langsung pada 3) materi bilangan pecahan, (2) manakah yang
Metode pengumpulan data dalam
mempunyai prestasi belajar matematika penelitian ini adalah: (1)
metode angket,
lebih baik, siswa dengan aktivitas belajar dan (3) metode tes. Instrumen penelitian tinggi, sedang atau rendah pada materi dalam penelitian ini adalah: (1) tes prestasi pecahan, dan (3) pada masing-masing belajar matematika dan (2) angket aktivitas aktivitas belajar siswa (tinggi, sedang dan belajar siswa. Analisis data dilakukan rendah)
manakah
yang
memberikan dengan Anava dua jalan sel tak sama.
prestasi belajar matematika lebih baik,
Dalam penelitian ini terdapat dua
model pembelajaran Group Investigation variabel yaitu variabel terikat dan variabel atau langsung pada materi pecahan.
bebas. Variabel terikat adalah prestasi
METODE PENELITIAN
belajar matematika pada materi pecahan,
Penelitian ini adalah merupakan sedangkan penelitian eksperimental semu
variabel
bebasnya
model
dengan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.
desain faktorial 2×3. Populasi penelitian Uji coba instrumen dilakukan di MTs Al adalah siswa kelas VII MTs Al Anwar Anwar Sarang tahun
dengan responden 72 siswa.
pelajaran 2012/2013 yang Berdasarkan hasil uji validitas isi, diperoleh
3
daya beda (
0,3), tingkat kesulitan dapat digunakan sebagai alat pengambil
(
) dan reliabilitas ≥ 0,7,
dan dari 35 butir soal yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang baik untuk instrumen tes prestasi belajar matematika. Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas isi, reliabilitas Alpha Cronbach (
≥ 0,7)
data aktivitas belajar siswa. Uji prasyarat analisis
yaitu
uji
normalitas
dengan
Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Diperoleh prasyarat normalitas dan homogenitas data telah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan analisis data dengan menggunakan anava dua jalan
dan konsistensi internal (
0,3), dari 40
dengan sel tak sama.
butir soal pernyataan yang diujicobakan HASIL didapat
PENELITIAN
DAN
30 butir soal pernyataan yang PEMBAHASAN Tabel 1 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama
Sumber Efek Utama
dK
RK
FObs
528,8144
1
528,8144
75,8011
5114
2
2557,4800
36,7032
3,00
-500,5571
2
-2503,2786
-2503,2786
2,370
A B InteraksiAB Galat Total
Fα
JK
3,00
Keputusan H0A ditolak H0B ditolak H0AB diterima
8013,1950 115 13403,4122 120
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat ada perbedaan prestasi belajar matematika disimpulkan bahwa: (1) H0A ditolak, karena antara siswa yang mempunyai aktivitas Fa = 75,8011 > 3,00 sehingga Fa DK, belajar tinggi, sedang dan rendah pada artinya ada
perbedaan prestasi belajar materi pecahan, dan (3) H0AB diterima,
matematika antara siswa yang dikenai karena Fab = -2503,2786 < 2,370 sehingga model Group Investigation dan model Fab DK, artinya tidak pembelajaran
Langsung
pada
pecahan, (2) H0B ditolak, karena
materi antara Fb = aktivitas
model
ada interaksi
pembelajaran
dengan
belajar siswa pada materi
36,7032 > 3,00 sehingga Fb DK, artinya pecahan.
Model Group Investigation (A2) Langsung (A3)
Tabel 2 Rataan Sel Aktivitas Belajar Tinggi Sedang Rendah (B1) (B2) (B3) 80,6667 76,3478 65,60000 63,4286 54,3529 52,8889
Rerata Marginal 73,4545 55,8117
4
Rataan Marginal
73,1250
67,0000
59,0000
Tabel 3 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Baris Komparasi H0 H1 FObs μ1 vs μ2. μ1. = μ2. μ1. ≠ μ2. 137,1186 Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat rataan
2F0,05;2;269 Keputusan Uji 2(3,00)= 6 H0 ditolak marginal untuk model model
disimpulkan sebagai berikut. (1) Pada uji Group Investigation adalah 73,4545 dan hipotesis μ1 vs μ2,
H0 ditolak. Dapat model pembelajaran langsung 55,8117
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa model antara prestasi belajar matematika siswa pembelajaran
Group
Investigation
yang dikenai model pembelajaran Group memberikan prestasi belajar matematika Investigation dan
model pembelajaran lebih baik daripada model pembelajaran
langsung. Berdasarkan
Tabel 2 di atas, langsung pada materi pecahan.
Tabel 4 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Komparasi μ1vs μ2. μ1 vs μ3. μ2 vs μ3.
H0 μ1 = μ2. μ1 = μ3. μ2 = μ3.
H1 μ1 ≠ μ2. μ1 ≠ μ3. μ2 ≠ μ3.
FObs 9,5715 47,9842 15,2990
2F0,05;2;269 2(3,00)= 6 2(3,00)= 6 2(3,00)= 6
Keputusan Uji H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak
5
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat
dengan
aktivitas
belajar
sedang
disimpulkan bahwa (1) Pada uji hipotesis
mempunyai prestasi belajar
lebih baik
μ1 vs μ2, H0 ditolak. Sehingga dapat
daripada aktivitas belajar rendah pada
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
materi pecahan.
antara prestasi belajar matematika siswa
Berdasarkan hasil analisis variansi
dengan aktivitas belajar tinggi dan sedang.
dua jalan dapat disimpulkan bahwa tidak
Berdasarkan
Tabel 2 di atas, rataan
terdapat interaksi antara aktivitas belajar
untuk aktivitas belajar tinggi
dengan model pembelajaran. Hal Ini
marginal
adalah 73,1250 dan aktivitas
belajar
menunjukkan bahwa perbedaan prestasi
sedang adalah 67,0000, sehingga dapat
belajar materi pecahan dari aktivitas
disimpulkan bahwa siswa dengan aktivitas
belajar
belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
pembelajaran mengikuti karakteristik yang
lebih baik daripada sedang pada materi
ada pada efek utamanya. oleh karena itu,
pecahan. (2) pada uji hipotesis μ1 vs μ3, H0
dapat disimpulkan bahwa (1) pada siswa
ditolak. Sehinnga dapat disimpulkan ada
dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan
perbedaan yang signifikan antara prestasi
rendah
belajar matematika siswa dengan aktivitas
Based Instruction memberikan prestasi
belajar tinggi dan
belajar matematika lebih baik daripada
rendah. Berdasarkan
Tabel 2 di atas, rataan marginal
untuk
pada
model
masing-masing
pembelajaran
model
Problem
model pembelajaran Group Investigation
aktivitas belajar tinggi adalah 73,1250 dan
maupun
aktivitas belajar rendah adalah 59,0000
pembelajaran
sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
memberikan prestasi belajar matematika
dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai
lebih baik daripada model pembelajaran
prestasi belajar matematika lebih baik
langsung, (2) pada kelompok siswa yang
daripada rendah pada materi pecahan. (3)
dikenai
Pada uji hipotesis μ2 vs μ3, H0 ditolak.
Investigaton dan pembelajaran langsung,
Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
siswa dengan aktivitas belajar tinggi
yang signifikan antara prestasi belajar
mempunyai prestasi belajar yang lebih
matematika siswa dengan aktivitas belajar
baik
sedang dan rendah. Berdasarkan Tabel 2 di
sedangkan siswa dengan aktivitas belajar
atas, rataan marginal
sedang
belajar
sedang
adalah
untuk aktivitas 67,0000
dan
aktivitas belajar rendah adalah 59,0000, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
Langsung
model
daripada
dan
Group
Investigation
pembelajaran
edang
mempunyai
model
dan
prestasi
group
rendah,
belajar
matematika yang lebih baik daripada rendah.
6
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Group
model
rendah. Hal ini disebabkan beraktivitas
belajar
siswa yang
tinggi
akan
Investigation
menggunakan waktu luang untuk bertanya
memberikan prestasi belajar matematika
kepada teman atau guru, menyelesaikan
lebih baik daripada model pembelajaran
tugas-tugas baik yang diberikan guru
langsung pada materi pecahan. Hal ini
maupun yang belum diajarkan, Siswa yang
sesuai dengan kajian teori bahwa pada
aktivitas
model pembelajaran Group Investigation
belajarnya biasa-biasa saja, mengerjakan
perlu memilih topik yang sesuai, berpikir
tugas
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang
sedangkan siswa yang aktivitas belajarnya
muncul dari permasalahan, dan terkadang
rendah tidak mempunyai semangat belaja.,
siswa kesulitan menyampaikan temuannya
Berdasarkan hasil analisis variansi dua
kepada
model
jalan dapat disimpulkan bahwa tidak
pembelajaran langsung guru menstransfer
terdapat interaksi antara aktivitas belajar
ilmu
dengan model pembelajaran. Hal
temannya.
Sedangkan
pengetahuan
kepada
sedangkan siswa pasif.
siswa,
belajarnya
hanya
sedang
yang
semangat
diberikan
guru,
ini
Hal ini sejalan
menunjukkan bahwa perbedaan prestasi
dengan penelitian yang dilakukan Adi
belajar materi pecahan dari aktivitas
Paryanto (2011), melakukan penelitian di
belajar
kelas VII MTs Negeri di kabupaten
pembelajaran mengikuti karakteristik yang
Sragen. Hasil penelitian
dilakukan
yang telah
menunjukkan
bahwa
ada
pada
pada
masing-masing
efek
faktor
A
model
(model
pembelajaran), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siswa dengan aktivitas belajar
model pembelajaran Group Investigation memberikan prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran Langsung. Berdasarkan dengan melihat marginalnya
uji
pasca
anava
masing-masing rataan
pada
Tabel
2
dapat
disimpulkan bahwa siswa dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada sedang maupun rendah, dan siswa dengan aktivitas belajar
sedang
mempunyai
prestasi belajar yang lebih baik daripada
tinggi,
sedang
pembelajaran
dan Group
rendah
model
Investigation
memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran langsung. Hal ini dikarenakan bahwa pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi
siswa menyelesaikan tugas-tugas
baik yang diberikan guru maupun yang belum diajarkan, apabila ada permasalahan matematika selalu mencari informasi dari buku lain yang dapat membantu. Pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar
7
sedang, mengerjakan tugas hanya yang
dengan aktivitas belajar tinggi mempunyai
diberikan guru, sedangkan siswa yang
prestasi belajar matematika yang lebih baik
aktivitas belajarnya rendah, siswa tersebut
daripada siswa dengan aktivitas belajar
hanya
sedang maupun rendah, dan siswa dengan
masa
bodoh dan sulit
untuk
menerima pelajaran.
aktivitas
Sedangkan
Group
sedang
mempunyai
prestasi belajar
matematika yang lebih
Investigation, memilih topik yang sesuai
baik daripada
rendah, dan (3) siswa
untuk diselidiki, melakukan penyelidikan
dengan aktivitas belajar tinggi, sedang dan
atas topik yang dipilih, dan terkadang
rendah,
siswa
hasil
Investigation memberikan prestasi belajar
temuannya kepada temannya. Sedangkan
matematika yang lebih baik daripada
pada model pembelajaran langsung siswa
model pembelajaran langsung.
kesulitan
model
belajar
menyampaikan
lebih banyak sebagai penerima. Siswa
pembelajaran model Group
Berdasarkan
kesimpulan
hasil
kurang terlibat secara langsung dalam
penelitian disampaikan beberapa saran
proses
itu
antara lain: (1) kepada guru: sebaiknya
pengembangan potensi siswa diabaikan.
guru matematika mau menggunakan model
Hamalik (2010: 171) menyatakan bahwa
Group
Investigation
pembelajaran
materi
pecahan,
pembelajaran.
Sementara
yang
pembelajaran
efektif
yang
adalah
menyediakan
dalam
mengajar
selanjutnya
mencoba
materi yang lain, (2) kepada siswa:
kesempatan belajar sendiri atau melakukan
sebaiknya
aktivitas sendiri, siswa belajar sambil
matematika berlangsung, siswa
bekerja, dengan bekerja siswa memperoleh
aktif
pengetahuan, pemahaman, dan aspek-
meningkat.
aspek
serta
DAFTAR PUSTAKA
yang
Adi Paryanto. 2011. “Group Investigation
tingkah
laku
mengembangkan
lainnya,
keterampilan
dalam proses pembelajaran terlibat
sehingga prestasi belajar dapat
bermakna untuk hidup bermasyarakat.
di tinjau dari Sikap Ilmiah
SIMPULAN DAN SARAN
Siswa.
”Tesis
Berdasarkan hasil penelitian dan
diterbitkan.
Surakarta:
analisa data yang telah dilakukan, maka
Universitas
Sebelas
kesimpulan
Surakarta.
dalam
penelitian
adalah
tidak PPs Maret
sebagai berikut: (1) model pembelajaran Group Investigation memberikan prestasi
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.
belajar matematika lebih baik daripada
Standar
Kompetensi
dan
model pembelajaran langsung, (2) siswa
Kompetensi Dasar Tingkat
8
SMA, MA,SMALB, SMK dan MAK.
Jakarta:
Jenderal
Sekretariat Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Djoharl.
Hamalik,
O.
2010.
Mengajar.
Proses Jakarta:
Belajar Bumi
Aksara.
Ratumanan,
T.G.
2000.
Pengajaran
Interaktif. Surabaya: UNESA University Press.
Trianto. 2007. Pengembangan Perangkat dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.