PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH
Skripsi Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Isti Saras Swati NIM. 1111018300050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 1437 H/2015 M
ABSTRAK Isti Saras Swati (1111018300050), “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Unwaanunnaja”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, 1) Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran ARIAS, 2) Penerapan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara. Penelitian ini dilakukan di MI Unwaanunnajah. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V MI Unwaanunnajah sebanyak 37 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar Observasi ARIAS, dan wawancara. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklusnya yaitu: pada siklus I rata-rata hasil pretest sebesar 35,81 dan nilai postest sebesar 76,75. Ini berarti ada peningkatan sebesar 40,94. Pada siklus II, hasil prestasi belajar semakin mengalami peningkatan , yaitu nilai pretesr sebesar 40,40 dan nilai postest sebesar 82,56. Pada siklus II ini prestasi belajar mengalami peningkatan sebesar 42,16. Kesimpulan penelitian bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Unwaanunnajah. Kata Kunci : Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) Hasil Belajar IPS Siswa.
i
ABSTRACT Isti Saras Swati (1111018300050), "Application of Learning Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) To Improve Student Learning Outcomes IPS Class V MI Unwaanunnaja". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, October 2015. The purpose of this study was to examine, 1) Improved IPS student learning outcomes through the application of learning models ARIAS, 2) Implementation of the learning model in teaching ARIAS Independence Preparation and Formulation of the State. This research was conducted in MI Unwaanunnajah. The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which consists of four stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this study were students of class V MI Unwaanunnajah as many as 37 students. The research instrument used is the achievement test, sheet ARIAS observation, and interviews. Technical analysis of the data used is descriptive analysis. Results from this study showed an increase learning outcomes of each cycle. This is evident from the average value of each cycle of student learning outcomes, namely: the first cycle average yield of 35.81 pretest and posttest score of 76.75. This means that there is an increase of 40.94. In the second cycle, the result of learning achievement is getting increased, the value pretesr at 40.40 and posttest value of 82.56. At this second cycle of learning achievement increased by 42.16. Research conclusion that the application of learning models ARIAS can improve learning outcomes IPS MI Unwaanunnajah fifth grade students. Keywords: Learning Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) IPS Student Learning Outcomes.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah Swt Yang Maha Melihat dan Mendengar atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesikan karya tulis berbentuk skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Nabi besar Muhammad Saw beserta seluruh keluarga, sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Berkat kerja keras, doa dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil untuk menyelesaikan skripsi ini semua dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sangat ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghormatan yang tiada hingganya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag, Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 4. Bapak Dr. Rozak, M.Si, dosen pembimbing yang telah memberi masukan, ilmu, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis selama melaksanakan penyususnan skripsi ini. 5. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang penuh keikhlasan membimbing dan memberi arahan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
iii
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. 7. Ibu Sanijah, S.Pd.I, kepala sekolah MI Unwaanunnajah yang dengan ramah dan baik hati memberikan penulis tempat untuk melakukan penelitian skripsi. 8. Ibu Siti Jubaidah, S.Pd, guru bidang studi IPS khusus kelas V yang selalu membantu, memberikan masukan yang sangat bermanfaat, memberikan arahan yang positive dan memberikan ruang gerak yang luas bagi peneliti saat melakukan penelitian.
Ucapan Terimakasih 1. Kedua orang tua tercintaku, orang tua yang sangat saya sayangi melebihi apapun di dunia ini, Ibu Sujiati dan Bapak Tarmudin atas kasih sayang yang tak pernah berhenti mengalir dan selalu aku banggakan. Terima kasih doa yang tiada hentinya, dan berbagai dukungan kepada anakmu ini. Hanya Allah Swt yang dapat membalasnya, dan semoga penulis dapat memberikan yang terbaik. (terima kasih mama dan bapak, engkau memiliki kekuatan besar yang mampu memberikan semangat dan bergairah dalam menjalani hari-hariku, termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini, semangat hidup dikala aku sedih, kaulah permata hatiku). 2. Kakak dan Adikku tersayang Eko dan Elis yang selalu menjadi penyemangatku untuk cepet menyelesaikan tugas akhir ini serta sebagai pemberi support yang sangat handal. 3. Wan wan tercintaku, Yulia Kurnia Dewi, Febriani, Arrum Nisa, dan Eva Fauziah yang tak pernah bosan menemaniku di kampus kurang lebih 4 tahun. Susah senang kenyang lapar kaya miskin selalu bersama. Terima kasih untuk kalian yang tercinta. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan dan ketulusan kalian semua. Semoga ilmu yang kita miliki bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Jadi guru professional ya wan. I love you so much.. 4. Sahabat-sahabat terbaikku Anis Finalisa, Fina Syarifah, Siti Fatimah, Riana, Vira, Sifa Fauziah Hasanah, Anisa, Nunu, Aprilia Balqis Putri, dan Melda qanita yang selalu mendukung dan memberikan semangat yang tidak pernah
iv
padam, kalian adalah orang-orang yang selalu ada disampingku. Kalian adalah pahlawan dalam hidupku, selalu ada disampingku disaat aku senang dan sedih. 5. Calon imamku Abang Suhaimi dan Ibu terima kasih banyak saya ucapkan atas semua bantuan yang diberikan, semangat yang tak pernah putus dan dukungan penuh atas terselesaikannya skripsi ini. I love you sayang. 6. Azizah, Rifa, dan Fitri Oniy teman-teman seperjuangan yang selalu mengingatkan dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini. 7. Husnul Maab, Siti Saadah, Fahmi, Aab, Ayu, Igeul, Dini, Maul, Kusen, Anjay, Akbar, Nayu, Haluk, Elis, Zi, Muti, Cece, Jo, Hana, Nisa, Barqu, Nana, Evi, Amoy, Wiwin, Nadia, Mona, Banu Ummu, Desy and all crew PGMI A. Terima kasih untuk semua pengalaman yang berharga selama kurang lebih 4 tahun bersama. Terima kasih untuk support dan doa kalian semua. (Kita adalah orang sukses di masa depan, Aamiin..) 8. Semua teman dan sahabat yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga Allah Swt membalas amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 28 September 2015 Penulis
Isti Saras Swati
v
DAFTAR ISI
Abstrak…………..…..…………………………………………………………………...
i
Abstract………………...………………………………………………………………...
ii
Kata Pengantar………………………………………………………............................... iii Daftar Isi…...……………..……………………………………………………………… vi Daftar Tabel…………………………………………………………………………….... ix Daftar Gambar……………………………………………………………………….......
x
Daftar Lampiran…………………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….................................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................................
7
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................................
8
D. Perumusan Masalah......................................................................................................
8
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..
8
F. Kegunaan Penelitian…………………………………………………………………
8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan teori area dan fokus yang diteliti 1. Model Pembelajaran ARIAS a. Pengertian Pendekatan, Mode, Strategi, Metode, dan Teknik...........................
10
b. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS……………......................................... 13 c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ARIAS................................................................. 15 d. Komponen Model Pembelajaran ARIAS..........................……..……………… 16 e. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS................................ 20 f. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS…………………………………….. 21 g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS.................................. 25 2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar……...….……………….……………..… 25
vi
b. Unsur-unsur Belajar………………………………………………………..….. 27 c. Kejadian Belajar…..…………………………………………………………… 28 3.
Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial………………………………………….
30
b. Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara……. 33 B. Hasil Penelitian yang Relevan…..…………………………………………………… 33 C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan................................................................. 34 D. Hipotesis Tindakan..…………………………………………………………………. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………......……. 36 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian...……………….……………
36
1. Perencanaan............................................................................................................ 38 2. Tindakan................................................................................................................. 38 3. Pengamatan............................................................................................................. 39 4. Refleksi................................................................................................................... 39 C. Subyek Penelitian..………………………………………………………………….
40
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian....……………………………………………….
40
E. Tahap Intervensi Pendidikan...…………………..…………………………………
41
F. Hasil intervensi Tindakan yang diharapkan…………………………………………
47
G. Data dan Sumber Data.................................................................................................. 47 H. Instrumen Pengumpulan Data...................................................................................... 48 I. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................... 49 J. Teknik Pemeriksaan kepercayaan................................................................................. 49 1. Uju Validitas…...………………………………………………………………… 50 2. Uji Reliabilitas………...…………………………………………………………. 40 3. Taraf Kesukaran………………………………………………………………….. 50 4. Daya Pembeda…………………………………………………………………… 51 K. Analisis Data dan Interpretasi Data.............................................................................. 52 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan..……………………………………………
vii
53
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data……………………………………………………………………….. 54 1. Gambaran Umum Madrasah…………...…………….…………………..………. 54 2. Kegiatan Pra Penelitian……………...………………….........………………..…. 59 B. Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………………………………….
60
C. Analisa Data…………………………………………………………………………. 61 1. Hasil Observasi………………………………………………………………….. 61 2. Hasil Wawancara………………………………………………………………… 62 D. Interpretasi Hasil Analisis……………………………………………………………
63 1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I..............………………………………………… 63 2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II…......................................................................
71
E. Pembahasan Hasil Penelitian……................................................................................ 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………………....... 83 B. Saran…………………………………………………………………………………. 83
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………... 87
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan…...…………...……
37
Tabel 2.
Tahap Penelitian Siklus I………………………………...…..
38
Tabel 3.
Tahap Penelitian Siklus II……………………………...…….
40
Tabel 4.
Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah…………..…..
50
Tabel 5.
Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015…………..…………
52
Tabel 6.
Data Fasilitas Madrasah……………………………..………
52
Tabel 7.
Data Ekskul Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015……..……...
53
Tabel 8.
Jadwal Pelajaran IPS…………………………………..…….
54
Tabel 9.
Hasil Tes Belajar Materi Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara…………………………………....
55
Tabel 10.
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I……………...
63
Tabel 11.
Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II…………….…
70
Tabel 12.
Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklus I……………………………………………………......
Tabel 13.
72
Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklu II……………………………………………………......
ix
73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain
Pembelajaran
dengan
Model
Pembelajaran
ARIAS……………...…….……………………..…………....
22
Gambar 2. keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial ...……………
27
Gambar 3. Desain Penelitian Tindakan Kelas ……….………………...
34
Gambar 4. Aktivitas Siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok di siklus I………………….…………………………….………
59
Gambar 5. Aktivitas siswa pada tahap Assessment siklus I……...……...
60
Gambar 6. Aktivitas siswa pada tahap Satisfaction pada siklus I………..
61
Gambar 7. Aktivitas siswa saat mengerjakan postest siklus I………...…
62
Gambar 8. Aktivitas siswa saat tahap Assurance siklus II…………...….
66
Gambar 9. Aktivitas Siswa dalam tahap Interest pada siklus II……...….
68
Gambar10. Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja Individu pada Siklus II…………………………………………….…..
x
68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………
87
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………..
102
Lampiran 3
: Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I…………………………..
118
Lampiran 4
: Soal Pretest Siklus I…………………………………..
119
Lampiran 5
: Kunci Jawaban Pretest Siklus I………………………
123
Lampiran 6
: Soal Postest Siklus I………………………………….
124
Lampiran 7
: Kunci Jawaban Postest Siklus I………………………
128
Lampiran 8
: Lembar Observasi ARIAS Siklus I………………….
129
Lampiran 9
: LKS 1 dan LKS 2…………………………………….
130
Lampiran 10 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II………………………….
133
Lampiran 11 : Soal Pretest Siklus II………………………………….
134
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Pretest Siklus II……………………...
138
Lampiran 13 : Soal Postest Siklus II…………………………………
139
Lampiran 14 : Kunci Jawaban Postest Siklus II……………………...
143
Lampiran 15 : Lembar Observasi ARIAS Siklus II…………………
144
Lampiran 16 : LKS 3 dan LKS 4…………………………………….
145
Lampiran 17 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I ……………………
146
Lampiran 18 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus I…...
153
Lampiran 19 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus II……………………
154
Lampiran 20 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus II…..
160
Lampiran 21 : Tabel Skor N Gain Siklus I dan II……………………
161
Lampiran 22 : Perhitungan Skor N Gain……………………………..
162
Lampiran 23 : Lembar Wawancara Guru…………………………….
163
Lampiran 24 : Lembar Wawancara Siswa…………………………...
166
Lampiran 25 : Daftar Nama siswa kelas V…………………………..
169
Lampiran 26 : Lembar Uji Referensi………………………………...
170
Lampiran 27 : Surat Bimbingan Skripsi……………………………...
175
Lampiran 28 : Surat izin Penelitian…………………………………..
176
xi
Lampiran 29 : Surat Balasan Penelitian……………………………...
177
Lampiran 30 : Biodata Penulis……………………………………….
178
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu sistem menyeluruh dan terpadu yang meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang saling berkaitan satu sama lain. Sistem tersebut meliputi komponen-komponen yang saling mempengaruhi dan menentukan yaitu tujuan, peserta didik, alat dan lingkungan.1 Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka pendidikan tidak dapat berfungsi. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara baik karena masa depan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan komitmen politik dan upaya nyata bangsa dalam membangun pendidikan untuk generasai muda. Sesuai Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang fungsi pendidikan nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Fungsi tersebut merupaka salah satu usaha untuk memberikan sepirit dan komitmen pada semua elemen masyarakat, khususnya para penyelenggara negara untuk menyatukan visi dan tekad dalam membangun mutu pendidikan nasional. Kemudian untuk mengembangkan bakat dan pribadi warga negara secara optimal ke arah yang positif. Namun pada kenyataannya ilmu pendidikan sering kurang dipahami esensinya karena pendidikan bersifat ganda, yaitu bentuk pengalaman pendidikan dan objektivitasnya yang bersifat multi-referensial, yang berakar dari cabang psikologi, sosiologi, filsafat, dan
1
Abdul, Kadir, dkk, Dasar-dasar pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. Ke-2, h. 75 Abd. Rozak, Fauzan dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan peraturan bidang pendidikan, (Jakarta: FITK Press, 2010), Cet. Ke-1, h. 6. 2
1
2
antropologi.3 Bagi berbagai pihak yang bersifat konservatif4 memandang sekolah merupakan lembaga sosial dan transmisi kebudayaan dari nilai-nilai luhur bangsa, bukan untuk mengubah masyarakat, melainkan untuk mempertahankan berbagai tradisi dan nilai kebudayaan.5 Namun pada kenyataannya sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dengan menjalankan tugasnya yakni memberikan pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Proses tersebut meliputi bentuk pengoprasian ilmu normatif, yaitu memberikan warna kehidupan sosial anak pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas penanaman moral di sekolah adalah kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan saat ini adalah pergantian kurikulum,6 tunjangan sertifikasi pada guru,7 memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan lain sebagainya. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan dituntut maksimal dan berkualitas. Pada hakikatnya kualitas tersebut ditentukan melalui proses belajar mengajar di kelas yakni dengan cara mengajarkan muatan-muatan materi seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
3
Conny R, Semiawan, Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), Cet. III, h. 111-112. 4 Konservatif adalah kolot, bersikap mempertahankaan keadaan, kebiasaan dan tradisi yang berlaku. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. IV, h. 726 5 Conny R, Semiawan , op, cit., h. 115. 6 Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisiskan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan direncanakan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Lihat Dakir, Perencanaan dan pengembangan kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-2, h. 3. 7 Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada sesuatu objek tertentu yang menandakan bahwa objek tersebut layak menurut kriteria, atau standar tertentu. Lihat Marselus, R. Payong, Sertifikasi profesi guru konsep dasar, problematika, dan implementasinya, (Jakarta: PT. Indaks, 2011), Cet. 1, h. 68.
3
dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.8 yang dipelajari peserta didik di kelas Semua muatan tersebut diajarkan guru pada peserta didik di kelas. Pada umumnya pelajaran yang lebih banyak mendapat perhatian dari kalangan masyarakat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni ilmu yang berhubungan dengan aspek kehidupan, khususnya yang diselenggarakan melalui sistem persekolahan. Adapun tujuan dari pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuannya. Namun dapat diuraikan lebih spesifik tentang tujuan IPS adalah sebagai berikut (1) mengembangkan konsep-konsep dari sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan
melalui
pendekatan
pedagogis
dan
psikologi.
(2)
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social, (3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.9 Pokok bahasan yang diajarkan dalam IPS di MI/SD meliputi cara memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya dan kewajibannya; memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Muatan tersebut diajarkan guru di kelas guna mempersiapkan peserta didik agar dapat berfikir sesuai struktur sosial. Karena pada dasarnya peserta didik membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.10
8
Bambang, Soehendro, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h. 12. 9 Nadlir, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 1-11 10 Desmita, Psikologi perkembangan peserta didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-3, h. 40.
4
Namun dalam pelaksanaannya di kelas peserta didik kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir, melainkan hanya sebatas pada kemampuan menghafal suatu informasi yang ada pada isi materi, otak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami isi dari informasi tersebut bahkan mereka tidak mengerti bagaimana cara menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya peserta didik hanya pintar secara teoritis namun miskin dalam aplikasi. Berdasarkan pernyataan tersebut guru dituntut untuk tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga guru berfungsi untuk menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (Character building) peserta didik secara berkelanjutan.11 Kualifikasi dan kompetensi menjadi seorang guru menjadi satu syarat penting untuk menunjukkan bahwa pekerjaan profesional memiliki basis keilmuan dan teori tertentu yaitu melalui proses pendidikan dan persiapan yang cukup lama yang dilakukan melalui seleksi secara terus menerus.12 Adapun yang terjadi saat ini di lapangan banyak guru yang masih mengajar menggunakan model pembelajaran klasik atau pembelajaran yang terpusat pada guru. Hal tersebut menimbulkan kurangnya interaksi aktif antara peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan peserta didik. Peserta didik kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Peserta didik kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah
yang
diberikan.
Mereka
cenderung
belajar
sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh peserta didik atas dasar pemahaman sendiri. Karena peserta didik jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Berdasarkan fenomena diatas guru dituntut menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menurut T. Raka Joni yang dikutif oleh Marselus R. Payong dalam bukunya Sertifikasi Profesi Guru bahwa Pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang tidak hanya berupa penerusan informasi, 11
Asrorun, Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru analisis kronologi atas lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas Jakarta, 2006), Cet. 1, h. 3. 12 Marselus R. Payong, op. cit., h. 16.
5
melaikan pembelajaran yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta didik
untuk
membentuk
kecerdasan,
pemerolehan
pengetahuan
dan
13
keterampilan. Ini berarti guru harus lebih mengedepankan peran peserta didik sebagai subjek aktif. Pembelajaran yang mendidik juga bisa diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan pengalaman-pengalaman bermakna yang tidak hanya berguna untuk kepentingan sesaat (seperti untuk menyelesaikan soal tes agar bisa lulus), tetapi pembelajaran yang memberikan kemampuan bagi peserta didik untuk bisa belajar sepanjang hayat (learning how to learn).14 Guru dituntut memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yaitu kemampuan menguasai pengetahuan dan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Dalam penyampaian materi guru diutamakan hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik dengan bahan ajar dan memanfaatkan media, strategi dan metode pembebelajaran. Dalam proses pemilihannya pun tidak mudah karena banyak pertimbangan yang harus dilakukan agar proses berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Karena itu pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan sayarat mutlak bagi guru agar dapat berhasil dalam pembelajarannya.15 Keberhasilan tersebut sangat sulit di capai jika guru hanya mengajar dengan model klasik seperti ceramah. Melihat peserta didik16 yang dilayani guru adalah individu-individu yang unik. Mereka bukan sekelompok manusia yang dapat dengan mudah diatur, didikte, diarahkan atau diperintah menurut kemauan guru. Mereka adalah subyek yang memiliki latar belakang karakteristik, keunikan, potensi/kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaannya
guru
mengemban
tugas
yang
sangat
berat
yaitu
mengidentifikasi berbagai macam karakter idividualis dan cara belajar peserta
13
Ibid, h. 33. Ibid. 15 Ibid, h.30. 16 Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikisyang khas (unik) yang sedang berkembang dan membutuhkan bimbingan serta memiliki kemampuan untuk mandiri. Lihat Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2011), Cet.ke-3, h. 40. 14
6
didik di kelas. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan tersebut dan hanya didasari pada keinginan guru, maka akan sulit untuk mengantarkan peserta didik pada tujuan pembelajaran sebenarnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidak tuntasan belajar bahkan menajdi terabaikan. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab persfektif buruk peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan pada saat proses belajar di kelas khususnya pada mata pelajaran IPS yang berhubungan dengan sejarah, peserta didik menjadi enggan untuk belajar dan memandang pembelajaran terkesan membosankan dan kurang menarik. Setiap anak memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda. Maka anak harus dibimbing secara berhati-hati dan diberi pelajaran sesuai dengan perkembangan mentalnya, dengan kata lain apa yang diberikan kepada anak didik harus disesuaikan dengan perkembangan kognitifnya.17 Maka dari itu model pembelajaran dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam penentuannya pun harus melewati
beberapa
tahap
seperti
penentuan
strategi
dalam
upaya
mengimplementasikan rencana pembelajaran, kemudian diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Kemudian secara implementatif dilaksanakan sebagai teknik. Maka dari itu model pembelajaran memiliki peranan penting yakni sebagai alat perangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sehingga terjadi proses belajar mengajar yang dinamis. Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya kegiatan peserta didik pandai berbeda dengan kegiatan untuk peserta didik sedang dan kurang, walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama karena setiap peserta didik mempunyai keunikan masing-masing. Untuk memecahkan permasalahan di atas, maka berdasarkan pengamatan peneliti di kelas V MI Unwaanunnajah, maka akan diterapkan model 17
Syafruddin, Nurdin, Guru profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta: Pt. Ciputat Press, 2005), Cet. Ke-3, h. 39.
7
pembelajaran ARIAS18 (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS. Dalam model pembelajaran ARIAS ini guru percaya bahwa akan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik melalui pengembangan sikap percaya diri, belajar secara nyata, peserta didik merasa tertarik (minat), melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar maka peserta didik akan merasa puas dengan hasil belajar yang dicapainya di kelas. Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti ingin menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) khususnya mata pelajaran IPS. Adapun penelitian ini penulis batasi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas V MI Unwaanunnajah”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian dilaksanakan di MI Unwaanunnajah, penelitian tindakan kelas ini adalah kelas V tahun ajaran 2014/2015. Dan identifikasi masalah adalah sebagi berikut: 1. Materi pelajaran IPS masih dianggap sulit, karena materi bersifat teks dan ditekankan pada aspek menghafal daripada penguasaan konsep. 2. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru 3. Model pembelajaran yang digunakan kurang memberi peluang dan kebebasan kepada peserta didik untuk memahami konsep melalui kegiatan yang memacu kepercayaan diri peserta didik, sesuai dengan kehidupan nyata, membuat peserta didik tertarik, memberikan evaluasi dan membuat peserta didik puas.
18
Model pembelajaran ini merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller dan Kopp sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Lihat Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. 1, h. 68.
8
4. Kesiapan penguasaan keterampilan kognitif peserta didik dalam proses pembelajaran rendah. 5. Minimnya motivasi dan minat belajar peserta didik. 6. Kurangnya variasi dalam penggunaan model-model pembelajaran di kelas. 7. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Unwaanunnajah.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara kelas V MI Unwaanunnajah?”
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mengetahui peningkatan hasil belajar IPS peserta didik pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara melalui penerapan model pembelajaran ARIAS kelas V MI Unwaanunnajah.”
F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik Penelitian ini diharapkan mampu meminimalisasikan kelemahan yang selama ini dihadapi guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pemahaman konsep yang berkaitan dengan sejarah, dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar IPS.
9
2. Bagi guru Untuk
menambah
pengetahuan
dan
keterampilan,
serta
dapat
mengembangkan kreativitas guru dalam merancang model pembelajaran yang tepat dan bervariasi untuk digunakan saat mengajar di dalam kelas. 3. Bagi Sekolah Dapat memberi masukan pada kepala sekolah untuk memotivasi guru-guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang baru, serta memfasilitasi atau menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang bagi pelaksanaan proses pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas dan prestasi sekolah. 4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai berbagai hal khususnya mengenai penerapan model pembelajaran ARIAS yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik. 5. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran ARIAS dan hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Model Pembelajaran ARIAS a. Pengertian Pendekatan, Model, Strategi,
Metode, dan Teknik
Pembelajaran Sebelum membahas tentang model pembelajaran ARIA, terlebih dahulu akan membahas tentang pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran. Menurut
Gladene
Robertson
dan
Hellmut
Lang
Pendekatan
pembelajaran memiliki dua pengertian, yaitu sebagai dokumen tetap dan sebagai bahan kajian yang terus berkembang.1 pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Hanzah Pendekatan pembelajaran adalah sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, diantaranya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Selanjutnya model pembelajaran, menurut Joyce & Weil adalah suatu rancangan atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panajang), merancang bahan pelajaran, dan
1
Pendekatan sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu kerangka umum dalam praktek profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum. Hal tersebut berguna untuk : 1) mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran; 2) membantu para guru menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran dikelas; 3) sebagai panduan bagi guru dalam mengahadapi perubahan kurikulum; dan 4) sebagai bahan masukan bagi para penyususn untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi. Sedangkan pendekatan sebagai bahan kajian yang terus berkembang dimaknai sebagai studi komprehensif tentang praktik pembelajaran maupun petujuk pelaksanaannnya., lihat Abdul, Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 19.
10
11
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.2 Model juga dapat diartikan sebgai pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan yakni para guru dapat memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Model pembelajaran juga biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip dan teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsipprinsip pembelajaran, teori-teori lain yang mendukung.3 Apabila antar pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.4 Selanjutnya strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan motede dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.5 Hai ini dapat diartikan bahwa di dalam penyusunan strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semua diarahkan pada upaya pencapaian tujuan. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami mata pelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan
2
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali pers, 2012), Cet. 5, h. 133. 3 Ibid., h. 132. 4 Abdul, Majid, op. cit., h. 25. 5 Ibid, h. 8.
12
belajar.6 Strategi pembelajaran memiliki arti yang lebih luas yakni metode dan teknik merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Menurut Iif Khoiru Ahmadi dkk dalam bukunya strategi pembelajaran berorientasi KTSP metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu.7 Metode adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ini lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Sedangkan teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.8 Menurut Gerlach dan Ely Teknik adalah jalan, alat atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai atau bisa dikatakan teknik adalah cara yang bersifat implementatif9 Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan tekhnik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dengan kata lain metode yang dipilih oleh masing-masing guru sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda. Dalam hal ini,guru pun dapat berganti-ganti menggunakan teknik, meskipun dalam koridor metode yang sama. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan beberapa perbedaan dari masing-masing pengertian di atas bahwa pendekatan adalah kerangka umum tentang skenario pembelajaran sedangkan model pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola. Selanjutnya strategi adalah suatu rencana tindakan 6
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatif dan efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 2. 7 Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2011), Cet. I, h. 101 8 Abdul, Majid, op. cit., h. 24 9 Hamzah B. Uno, loc. Cit.
13
(rangkaian kegiatan) sedangkan metode pembelajaran ini lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu dan terakhir teknik yakni cara yang dilakukan dalam mengimplementasikan metode. Keterkaitan antara semua komponen dapat dijelaskan seperti suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjelakan strategi itu dapat ditetapkan melalui berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dapat dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
b. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest,
Assessment, dan Satisfaction) dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajran ini berisi lima komponen yang
merupakan
satu
kesatuan
yang
diperlukan
dalam
kegiatan
pembelajaran yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction yang dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar.10 Model pembelajaran ini merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller dan Kopp sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan tersebut. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan
10
Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. 1, h. 68.
14
menjadi empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah attention, relevance, confidence, satisfaction dengan akronim ARCS.11 Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur. Namun pada model ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evalusi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan tidak hanya pada kahir kegiatan tetapi dilaksanakan selama proses
kegaitan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui
samapi sejauh mana kemajuan yang dicapai atas hasil belajar yang diperoleh siswa. Sedangkan evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya evaluasi, mak model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.12 Dengan modifikasi tersebut model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: Assurance (minat/perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (percaya/yakin), Satisfaction (Kepuasan/bangga) dan Assessment (Evaluasi). Model ini juga dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence.13 Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melaikan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang baik 11 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 71. 12 Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, op. cit., h. 70. 13 Ibid.
15
dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction.14 Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim yang telah dimodifikasi.15 Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction (ARIAS) merupakan sebuah model pembelajaran hasil perkembangan dari model ARCS yang terdiri dari beberapa komponen yang memudahkan siswa untuk mengetahui hasil kegiatan siswa yang telah dilakukan serta dapat menumbuhkan minat siswa karena dalam proses pembelajaran guru dapat mengintegrasikan model ini dengan strategi pembelajaran lain.
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ARIAS Setiap model pembelajaran pasti memiliki ciri-ciri tersendiri, karena ciri-ciri tersebut merupakan identitas dari keunikan model pembelajaran. Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran ARIAS adalah : 1. Guru sebagai mediator hanya memberi stimulus terhadap siswa. 2. Siswa ikut serta dalam proses penentuan topik dalam materi pelajaran yang akan dibahas 3. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi. 4. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
14 15
Nurochim, op. cit., h. 71-72. Ibid.
16
5. Siswa diberi kesempatan mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi temannya. 6. Penghargaan diberikan kepada individu siswa baik secara verbal maupun non-verbal
d. Komponen Model Pembelajaran ARIAS Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut adalah satu kesatuan yang dibutuhkan dalam proses kegiatan pembelajaran. Berikut penjelasan dari masing-masing komponen tersebut antara lain:16 1.Assurance Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan sikap percaya diri, yakni akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Menurut bandura, seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap dimana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil
mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan dan mendorong untuk mencapai suatu keberhasilan. Siswa yang percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus. Beberapa cara yang dapat memenuhi sikap percaya diri: a. Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal pada satu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), misalnya merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. 16
Ibid.
17
b. Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan dibawah ini tanpa melihat buku). c. Memberikan tugas yang sukar, tetapi cukup realistis untuk diselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa. d. Memberikan kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu keterampilan.17 2. Relevance (Relevansi/kegunaan) Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan kehidupan siswa, baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karier sekarang
atau yang akan
datang. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki arah tujuan dan sasaran yang
jelas. Seuatu yang memiliki arah tujuan dan
sasaran yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang jelas mereka akan miliki dan pengalaman yang akan didapat. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pemeblajaran adalah: a. Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai b. Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang atau untuk berbagai aktivitas dimasa mendatang. c. Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. d. Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang cocok untuk mencapai tujuan.
3. Interest (Minat/Perhatian) yaitu yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff, sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian.18
17 18
Ibid. Ibid., h. 74-75.
18
Beberapa cara yang digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain: a. Menggunakan cerita, analog, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/ aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran. b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak berdiskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan. c. Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya variasi dari serius ke humor, dari cepat kelambat, dari suara keras ke suara sedang, dan mengubah gaya mengajar. d. Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstrasi dan simulasi yang dapat dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa. 4. Assessment (Evaluasi) Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan evaluasi siswa. Evaluasi merupakan suatu bagain pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan siswa19. Pada intinya evaluasi dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai. Bebrapa cara yang dapat digunakan dalam melaksanakn evaluasi antara lain: a. Mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. b. Memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. c. Memberikan kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri. d. Memberikan kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman. 19
Ibid., h. 75.
19
5. Satisfaction(Kepuasan) Yaitu komponen akhi yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas ke-berhasilannya. Keberhasilan dan kebanggaan tersebut menjadi penguat untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Kebanggaan dan rasa puas juga dapt timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik.20 Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan kepuasan dalam diri siswa, antara lain: 1. Memberikan penguatan (Reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan atau bahkan kalau mungkin pemberian hadiah. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi. 3. Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentu teman mereka yang mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan. Dengan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran ARIAS tersebut diharapkan guru mampu menyusun rencana pembelajaran yang dapat menumbuhkan, mengembangkan, serta menjaga motivasi para siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal, efektif dan efisien sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
d. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Langkah-langkah
pembelajaran
model
pembelajaran
ARIAS
tergambar pada pengertian dari kelima komponen ARIAS, yaitu: 1. Tahap assurance Membantu siswa menentukan kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan menampilkan video ataupun gambar 20
Ibid., h. 77.
20
seseorang yang telah berhasil. Dengan adanya ini, maka siswa akan bisa menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri. 2. Tahap relevance a. Guru menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan b. pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. Pengalaman nyata dapat menjembatani siswa ke hal-hal yang baru. 3. Tahap interest a. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa diajak berdiskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan. b. Guru juga dapat mengadapat variasi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar. 4. Tahap assessment Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa, memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. 5. Tahap satisfaction Guru memberikan reinforcement atau penguatan, penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun nonverbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya.
e. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu dilakukan sejak awal, sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran ini digunakan sejak guru merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan pelajaran sebagai pegangan (pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi siswa. Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian rupa,
21
sehingga pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-komponen ARIAS.
Artinya,
dalam
satuan
pelajaran
sudah
menggambarkan
usaha/kegiatan yang akan dilakukan untuk menanamkan rasa percaya diri pada
siswa,
mengadakan
kegiatan
yang
relevan,
membangkitkan
minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan menumbuhkan rasa dihargai/bangga pada siswa. Guru sudah merancang urutan semua kegiatan yang akan dilakukan, strategi
atau
metode
pembelajaran
yang
akan
digunakan,
media
pembelajaran apa yang akan dipakai, perlengkapan apa yang dibutuhkan, dan bagaimana cara penilaian yang akan dilaksanakan. Meskipun demikian pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi, kondisi dan lingkungan siswa. Demikian juga halnya dengan satuan pelajaransebagai bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi tersebut harus disusun berdasarkan model pembelajaran ARIAS. Bahasa, kosakata, kalimat, gambar atau ilustrasi, pada bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa, bahwa mereka mampu, dan apa yang dipelajari ada relevansi dengan kehidupan mereka. Bentuk, susunan dan isi bahan/materi dapat membankitkan minat/ perhatian siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan evaluasi diri dan siswa merasa dihargai yang dapat menimbulkan rasa bangga pada mereka. Guru sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, kata-kata yang jelas dan kalimat yang sederhana tidak berbelitbelit sehingga maksudnya dapat dengan mudah ditangkap dan dicermati siswa. Bahan/materi agar lengkap dengan gambar yang jelas dan menarik dalam jumlah yang cukup. Gambar dapat menimbulkan berbagai macam khayalan/fantasi dan dapat membantu siswa lebih mudah memahami bahan/materi yang sedang dipelajari. Bahan/materi yang disusun sesuai urutan dan tahap kesukarannya perlu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan keinginan dan memungkinkan siswa dapat mengadakan evaluasi sendiri.
22
1. Tahap-tahap pembelajaran yang diterapkan guru dengan model pembelajaran ARIAS dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia ddan perumusan dasar negara: a. Tahap Assurance Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Misalnya merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. Penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri menurut bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah. Pada tahap ini sebelum pelajaran dimulai guru memberikan ilustrasi
tentang
berkaitan
dengan
permasalahan persiapan
kehidupan
sehari-hari
yang
kemerdekaan
Indonesia
ddan
perumusan dasar negara. Sehingga siswa yakin dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. b. Tahap Relevance Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan dan mafaat yang akan didapat siswa setelah mempelajari materi sejarah.sehingga siswa dapat
mengetahui
relevansinya
dengan
kehidupan
mereka.
Misalnya siswa dapat memberikan contoh perilaku yang ada disekitar siswa sehingga dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang dimengerti oleh siswa. c. Tahap Interst
23
Pada tahap ini guru menggunakan media gambar untuk mendukung proses pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. d. Tahap Assessment Pada tahap ini guru memberikan evaluasi dan umpan balik terhadap kinerja siswa dengan cara membahas soal latihan dan langsung mengembalikan hasil pekerjaan siswa agar siswa langsung mengetahi kesalahannya. e. Tahap Satisfaction Pada tahap ini guru memberikan rewerd berupa nilai tambahan kepada siswa yang dapat menjawab latihan dengan benar. Dengan pemberian rewerd menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Memberikan penguatan (Reinforcement), penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non-verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Ucap guru: “Bagus, kamu telah mengerjakannya dengan baik sekali!”. Menganggukan kepala sambil tersenyum sebagi tanda setuju atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan bagi siswa yang telah berhasil melakukan suatu kegiatan. Ucapan yang tulus dan senyum guru yang simpatik menimbulkan rasa bangga pada siswa dan ini akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan lebih baik lagi. Dan memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
24
Adapun secara garis besar prosedur dalam pembelajaran ARIAS dapat dilihat pada bagan dibawah in Guru Merancang Kegiatan Pembelajaran dalam Bentuk Satuan Pelajaran
Satuan Pelajaran Sebagai
Satuan Pelajaran sebagai
Pegangan (Pedoman) Guru
Bahan/ Materi bagi Siswa
Assurance Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa
Assurance Siswa percaya bahwa ia mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu guna mencapai keberhasilan yang optimal
Relevance Guru menyampaikan/menjelaskan kepada siswa manfaat dari materi pembelajaran
Relevance Siswa mengetahui bahwa apa yang dipelajari ada relevannya dengan kehidupan mereka
•
Interest Guru membangkitkan minat/perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
Interest Siswa termotivasi bahwa apa yang dipelajari bermanfaat dalam mencapai keberhasilan
Assessment Guru mengevaluasi siswa untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran
Assessment Siswa melakukan evaluasi diri mereka sendiri dan teman mereka untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang mereka capai
Satisfaction Guru menumbuhkan rasa bangga/puas pada siswa atas hasil yang dicapai
Satisfaction Siswa merasa dihargai sehingga menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya
Model Pembelajaran ARIAS Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan Model Pembelajaran ARIAS21 21
Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS, 2015, (www.gurupkn.wordpress.com)
25
f. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS Menurut Adiartanti (2011) menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran ARIAS adalah: 1. Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka 2. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu yang akan dipelajari dan memiliki tujuan yang jelas 3. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada manfaat mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara
itu,
model
pembelajaran
ARIAS
juga
memiliki
kekurangan, diataranya: 1. Untuk siswa yang kurang pintar akan susah mengikuti 2. Siswa terkadang susah untuk mengingat 3. Siswa yang malas susah untuk belajar mandiri. Jadi, kelebihan dari model pembelajaran ARIAS adalah model pembelajaran yang menyenangkan,dapat menumbuhkan rasa percaya diri, minat dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa merasa materi yang akan siswa pelajari memiliki makna dan nilai guna baik bagi kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Jika ada kelebihan, pasti ada kekurangan, dan kekurangan dari model pembelajaran ARIAS adalah sulitnya menumbuhkan sifat mandiri pada siswa, terutama pada siswa yang malas belajar, sehingga akibatnya siswa akan terlambat dalam mengikuti materi ajar yang diberikan.
2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
26
mengokohkan kepribadian.22 Dalam hal ini konteks menjadi tahu menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (eksperiance). Pengalaman berulang akan melahirkan pengetahuan (Knowledge) atau a body of knowledg. Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat dan upaya yang timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegitan belajar,kegitan tersebut adalah menyesuaikan tingkah laku dengan kemampuan dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau
pengalaman.23
Belajar
sebagai
konsep
mendapatkan
pengetahuan. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu
pengetahaun
sebanyak-banyaknya
dan
peserta
didik
giat
mengumpulkan dan menerimanya. Menurut
Suparjono
dalam
buku
belajar
pembelajaran
karya
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut:24 1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara sefesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan. 2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengorganisasi, 22
kemampuan
analitis-sintesis
fakta-konsep,
dan
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajara, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-2, h. 9. 23 Muhammad, Thobroni dan Arif, Mustofa, Belajar dan Pembelajaran pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet I, h. 20. 24 Ibid, h. 22-23.
27
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyeluruh dan mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap
objek
tersebut.
Sikap
berupa
kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai sebagai standar perilaku. Selain itu menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengetahuan dan sikap.25 Maka dap disimpulkan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikatagorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif. b. Unsur-unsur Belajar Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Adapaun unsur utama dalam proses belajar menurut Sukmadinata dalam buku belajar dan pembelajaran karya suyono dan hariyanto adalah:26 (1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan pada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu. (2) Kesiapan. Agar mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik fisik, psikis, maupun kesiapan
25 26
Ibid, h. 24. Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 126.
28
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar. (3) Situasi. Situasi belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi dan seluruh warga sekolah yang lain. (4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar , melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan. (5) Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan belajar, maka anak akan membut respon. Respon ini dapat berupa usaha terencana dan sistematis, baik berupa usaha cobacoba. (Trial and Error) (6) Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa. Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun dapat juga membangkitkan siswa untuk belajar dari kegagalannya.
c. Kejadian Belajar Gagn mengmukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act). Fase-fase tersebut merupakan kejadian-keadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa (yang belajar) atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran peserta didik. Adapun kejadiankejadian belajar itu sebagai berikt:27 1. Fase Motivasi Dalam fase ini peserta didik harus diberi motivasu untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya peserta didik dapat mengharapkan bahwa informasi tentang suatu pokok bahasan akan 27
h. 124-126.
Ratna, Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),
29
memenuhi keingintahuan mereka dan akan berguna bagi mereka untuk memperoleh nilai yang lebih baik. 2. Fase Pengenalan Dalam fase ini perserta didik harus memberikan perhatian pada bagianbagian yang esensial pada saat belajar terjadi.
Misalnya peserta didik
memperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang gagasan utama dalam pelajaran. 3. Fase Pemerolehan Dalam fase ini peserta didik memperoleh informasi baru yang relevan kemudian dihubungkan dengan informasi yang telah ada pada peserta didik. Seperti yang telah diketahui bahwa informasi tidak langsung disimpan dalam memori, namun informasi itu diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada. Misalnya dengan guru membiarkan peserta didik melihat atau memanipulasi benda-benda, dengan menunjukkan hubungan antara informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya. 4. Fase Retensi Dalam fase ini peserta didik memindahkan memori jangka pendek ke memori jangka panjang, seperti dilakukannya pengulangan kembali, praktik, elaborasi dan lain sebagainya. 5. Fase Pemanggilan Dalam fase ini peserta didik mampu belajar dan menghubungkannya dengan apa yang telah dipelajari, untuk mempermudah pemangglan informasi yang telah dipelajari sebelumnya. 6. Fase Generalisasi Dalam fase ini peserta didik dapat menerapkan di luar konteks yakni dalam dunia nyata. Misalnya setelah peserta didik mempelajari pemuaian zat, maka mereka dapat menjelaskan mengapa botol yang berisi penuh dengan air dan tertutup menjadi retak dalam lemari es. 7. Fase Penampilan
30
Dalam fase ini peserta didik dapat memperlihatkan hasil yang telah dipelajari. Misalnya peserta didik mempelajari struktur kalimat dalam bahasa, maka mereka dapat menyusun kalimat yang benar. 8. Fase Umpan Balik Dalam fase ini peserta didik menerima umpan balik terkait hasil pembelajaran yang telah dipelajari. 3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka member wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.28 Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial. Adapun keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Sejarah
Ilmu Politik
Geografi
Ekonomi
Sosiologi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Psikologi Sosial
Antropologi
Filsafat
Gambar 2.2 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial29 28
Susanto, Ahmad, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar, (Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014) cet. 2, h. 137. 29 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. Ke-2, h. 172
31
Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek sosial meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan, semuanya dipelajari dan dikaji dalam sosiologi. Aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, dan permasalahanpermasalahan dipelajari dalam ilmu ekonomi. Aspek budaya dengan segala perkembangan
dan
permasalahan-permasalahannya
dipelajari
dalam
antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari dalam ilmu geografi. Adapun tujuan pembelajaran IPS di sekolah adalah sebagai berikut:30 1. Memiliki
kesadaran
dan
kepedulian
terhadap
masyarakat
atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami konsep dasar maupun menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu social yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah social. 3. Mampu menggunakan model=model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah social, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. Faktor-faktor dalam pemilihan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran social:31
30 31
Ibid, 145-146 Ibid, h. 154
32
1. Metode hendaknya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran. 3. Metode hendaknya diadaptasi dengan kemampuan siswa. Metode dalam mengajarkan perkembangan untuk siswa sekolah dasar akan berbeda dengan siswa seklah menengah. Selain itu juga, penyesuaian metode mengajar itu menyangkut pemilihan media yang dimanfaatkan. Adapun tema-tema yang ada pada pendidikan IPS di sekolah dasar dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda, wait :32 1. Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai (value education) yakni: a. Pendidikan nilai yang baik-baik, yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat. b. Memberikan klasifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa, dan c. Nilai-nilai inti atau nilai utama (core value) seperti menghormati hak-hak perorangan , kesetaraan, etos kerja dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis. 2. Pendidikan IPS sebagai pendidikan multicultural (multicultural education), yakni: a. Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar. b. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa, dan c. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas. 3. Pendidikan IPS sebagai pendidikan global (global education), yakni: a. Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya dan perbedaan di dunia. b. Menanamkan kesadaran ketergantungan antarbangsa. c. Menanamkan
kesadaran
semakin
transportasi antarbangsa di dunia, dan 32
Ibid, h. 159-160
terbentuknya
komunikasi
dan
33
d. Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
b. Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di kelas V MI Unwaanunnajah maka peneliti memutuskan materi ini yang menjadi fokus penelitian karena materi ini memiliki tingkat relevansi untuk meningkatkan dan mengembangkan model-model pembelajaran yakni materi IPS semester genap persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara. peneliti menilai siswa kurang tertarik dengan materi yang berkaitan dengan sejarah, dimana siswa kurang tertarik pada hal yang bersifat teks. Diharapkan penerapan model ARIAS ini dapat berhasil meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Adapun sedikit ringkasan materi yang akan diajarkan pada penelitian ini sebagai berikut: Kemerdekaan merupakan dambaan setiap negara, demikian juga bangsa Indonesia. Sejak penjajahan bercokol di Indonesia, bangsa Indonesia telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Perjuanag telah menelan banyak korban baik jiwa maupun harta benda. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang. Di masa pendudukan Jepang inilah, dilakukan beberapa usaha persiapan kemerdekaan. Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut anatara lain:33 a. Pembentukan BPUPKI b. Pembentukan PPKI c. Perumusan dasar negara d. Perumusan naskah proklamasi e. Proklamasi kemerdekaan
33
Dwi, Ari istiyani, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, (Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h. 90-107.
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah: Prahesti Sthyawati, dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di MTs. Sa’aadatul Mahabbah pondok cabe.” Dalam penelitian ini juga sama-sama menggunakan model pembelajaran ARIAS, berbedaanya terletak pada fokus yang diteliti yaitu meningkatkan aktivitas belajar matematika yakni fokus pada proses pembelajaran di kelas sedangkan peneliti berfokus pada peningkatan hasil belajar IPS yakni pada hasil akhir dari pemahaman siswa pada proses yang telah dilakukan dengan model ARIAS.34 Agus Salim dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa.” Dalam penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran ARIAS, perbedaannya adalah dalam fokus penelitian yakni pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sedangkan peneliti pada mata pelajaran IPS.35 Adi Nurcahyo dan Sri Sutarni dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi pada Pembelajaran Kooperatif STAD untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika.” Dalam penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran ARIAS, namun dalam jurnal ini model pembelajaran diintegrasikan pada pembelajaran kooperatif, kemudian fokusnya pun berbeda pada jurnal ini untuk meningkatkan motivasi belajar sedangkan peneliti berfokus pada hasil belajar siswa.36 34 Prahesti Sthyawati, dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di MTs. Sa’aadatul Mahabbah pondok cabe.” Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. 35 Agus Salim, Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. 36 Adi Nurcahyo dan Sri Sutarni, Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi pada Pembelajaran Kooperatif STAD untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika, dari Jurnal pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika pada 09 Mei 2012 diakses pada 29 Maret 2015 pukul 11.11 WIB.
35
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan Adanya peningkatan hasil belajar IPS, hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat konvensional seperti metode ceramah dan metode penugasan sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari pembelajaran sehingga IPS selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit, gampang-gampang susah, kurang menarik dan terkesan membosankan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Solusi yang diambil adalah dengan penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction). Dengan penggunaan model ARIAS siswa akan lebih tertarik dan antusisa dalam mengikuti pelajaran IPS. Setelah menggunakan model ARIAS maka hasil belajar siswa menjadi meningkat.
D. Asumsi Dasar Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka dapat diketahui asumsi dasar penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Unwaanunnajah?.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di MI Unwaanunnajah yang beralamat di Komplek Pondok Pucung Indah Tahap II No. 45 Pondok Pucung, Pondok Aren kota Tangerang Selatan khususnya kelas V semester genap tahun ajaran 2014/2015. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaannya dilaksanakan dari bulan Maret 2015 sampai bulan Mei 2015. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen penelitian dan dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Dengan ini peneliti akan mengkaji dan merefleksi penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Proses belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.1 Proses ini meliputi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, keadaan kelas dan materi sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus. Siklus ini dapat berhenti jika telah tercapai tujuan pembelajaran dengan nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas.
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet ke-2, h. 127.
36
37
Pemilihan metodologi ini didasarkan pada pendapat ahli yang menerangkan bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas.2 Sedangkan menurut Hasley yang di kutif oleh Wina Sanjaya penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut,3 maksudnya adalah perlakuan yang dilakukan dalam kehidupan nyata di kelas dan apakah ada pengaruh yang di timbulkan dari tindakan tersebut seperti hasil belajar yang meningkat. Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan terkontrol. kedua, tindakan adalah sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti atau guru. Ketiga, kelas menunjukkan ada tempat proses pembelajaran berlangsung. Dari ketiga penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa Penelitian Tindakan Kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakukan tersebut.4 Desain penelitian tidakan kelas dilaksanakan secara bersiklus. Banyak sedikitnya siklus penelitian tergantung pada tercapai tidaknya tujuan penelitian. Dengan kata lain, banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil tidaknya tindakan kelas yang dilakukan dan dapat mengatasi permasalahan yang ingin diatasi. Siklus akan berulang apabila masih terdapat hal-hal yang belum tercapai atau masih perlu perbaikan. Menurut Wina Sanjaya terdapat 3 tujuan Penelitian Tindakan Kelas yaitu peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi
2
Wina, Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet ke-2, h. 24 Ibid. 4 Ibid., h. 26. 3
38
tempat praktik berlangsung.5 Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar secara praktis, sehingga dalam pelaksanaannya sangat situasional dan kondisional yang kadang tidak memperhatikan kaidah ilmiah. Penelitian ini ditekankan pada pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus yang didasarkan pada materi yang akan dilaksanakan. Secara garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.6 Berikut penjelasan keempat kegiatan utama yang ada pada siklus yaitu: 1. Menyusun rancangan tindakan (Planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung seperti: a. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Membuat instrumen penelitian c. Melakukan uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran d. Menyiapkan sumber belajar e. Mengembangkan format observasi pembelajaran dan f. Menyiapkan lembar penilaian siswa. Perencanaan tersebut disusun untuk mencapai titik fokus dan mempermudah peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pada
tahap
tindakan ini
peneliti
mengimplementasikan
atau
menerapkan isi rancangan yang telah direncanakan pada tahap awal.
5
Ibid., h. 30-32. Didik, Komaidi dan Wahyu, Wijayati, Panduan Lengkap PTK (Penelitian Tindakan Kelas), (Yogyakarta: Sabda Media, 2011), Cet ke-1, h. 36. 6
39
3. Pengamati (Observation) Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar catatan lapangan. 4. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Berikut adalah rancangan siklus penelitian. Desain penelitian tindakan kelas yang dimaksud disajikan secara sistematis pada gambar dibawah ini:
Permasalahan
Perencanaan Tindakan - I
Pelaksanaan tindakan - I
Refleksi - I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan Tindakan - II
Pelaksanaan tindakan - II
Refleksi - II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Siklus - I
Permasalahan baru, hasil refleksi
Siklus - II
Bila permasalahan belum terselesaikan
7
Ibid, h. 56.
Dilanjutkan kesiklus selanjutnya Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas7
40
Berikut sedikit penjelasan mengenai desain penelitian tindakan kelas di atas adalah berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di kelas maka akan terlihat permasalahan yang muncul. Dari masalah tersebut peneliti mulai melakukan perencanaan tindakan pertama dengan menyiapkan berbagai instrumen yang dibutuhkan dalam proses tindakan, selanjutnya setelah persiapan selesai mulailah dengan pelaksanaan tindakan di kelas dengan menerapkan model pembelajaran
ARIAS.
Selanjutnya
peneliti
melakukan
pengajaran
dan
pengamatan serta pengumpulan data. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi dari hasil tindakan yang telah dilakukan, melakukan perbaikan dan melihat hasil apakah permasalahan sudah terselesaikan dan menelaah masalah baru apa yang muncul pada saat tindakan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka peneliti akan melanjutkan pada siklus II. Dengan menyusun rencana II, pelaksanaan tindakan II, pengumpulan data, melakukan refleksi dan dianalisis. Jika penelitian sudah dirasa berhasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka penelitian sudah cukup, tetapi jika masalah belum terselesaikan maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan melkukan langkah-langkah yang sama.
C. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksankan di kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren. Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS dan observer. Guru bidang studi selain menjelaskan materi juga ikut berpartisipasi dalam mengamati aktivitas siswa, sedangkan observer bertugas mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar observasi. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini, Peneliti sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti
membuat
perencanaan
kegiatan,
melaksanakan
kegiatan,
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang teman sejawat (guru kelas V MI Unwaanunnajah) yang berperan sebagai kolaborator dan observer yang bekerjasama dengan peneliti dalam hal menyususn
41
rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakantindakan pada siklus selanjutnya. Observer berperan sebagai pengamat proses pembelajaran melalui Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction), baik yang berhubungan dengan kompetensi guru maupun yang berhubungan dengan kondisi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
E. Tahap Intervensi Tindakan Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya. Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Pratindakan Membuat rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dibagi ke dalam dua pertemuan. Siklus I membahas tentang persiapan kemerdekaan dan proses perumusan dasar negara, siklus II mengenai tokoh-tokoh penting dalam proklamasi. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Tindakan 1 Pada siklus I guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS yang meliputi lima tahap yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction. Materi yang disampaikan adalah tentang persiapan kemerdekaan dan proses perumusan dasar negara. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu siswa ditanamkan rasa percaya diri (tahap Assurance) dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa (tahap Relevance). Kemudian guru membentuk 6 kelompok untuk berdiskusi agar siswa lebih termotivasi dalam belajar (tahap Interest). Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan evaluasi (tahap Assessment) dan hasil evaluasi siswa yang terbaik akan mendapatkan reward berupa pujian dan tambahan nilai (tahap Satisfaction). Kemudian diikuti dengan
42
pelaksanaan tes hasil belajar siklus I, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan I yang telah dilaksanakan. Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan anatara lain memeriksa lembar observasi dan catatan lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan perbaiakan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran siswa dan hasil belajar siklus I, penelitian merancang rencana tindakan pembelajaran siklus II untuk materi tokoh-tokoh penting dalam proklamasi. b. Tindakan 2 Guru melaksanakan tindakan pembelajaran II yaitu dengan model pembelajaran ARIAS. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu guru menanamkan rasa percaya diri pada siswa seperti memberi tebak-tebakan terkait
materi
pembelajaran
sebelumnya
seperti
guru
mengajukan
pertanyaan tentang materi dan siswa yang bisa menjawab mendapat reward dan pujian sehingga siswa terpacu dan merasa percaya diri (tahap Assurance) dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta menyambungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap Relevance). Kemudian guru menyampaikan pembelajaran tentang tokoh-tokoh penting dalam proklamasi dengan menggunakan media agar siswa merasa tertarik untuk belajar (tahap Interest). Setelah guru selesai menerangkan, lalu guru membagikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu (tahap Assessment). Setelah selesai, guru menginstruksikan siswa untuk menjawab latihan soal dengan cara menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan didepan kelas. Lalu guru memberikan pujian dan nilai tambahan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi (tahap Satisfaction). Pada akhir pembelajaran siklus II diadakan pelaksanaan tes hasil belajar siklus II diikuti dengan menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan. c. Tindakan 3 Kolaborator
melakukan
observasi
di
kelas
pada
saat
berlangsungnya pembelajaran IPS dengan model pembelajaran ARIAS,
43
dengan maksud sebagai data pendukung setelah dilakukannya model pembelajaran ARIAS. d. Tindakan 4 Melakukan wawancara dengan kolaborator dan beberapa obyek penelitian pada setiap akhir siklus. Hal ini dimaksud untuk memperoleh masukan bagi rencana pembelajaran pada siklus selanjutnya.
3. Evaluasi Seluruh Tindakan Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberi interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Prosedur penelitian diatas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan 1. Observasi ke MI Unwaanunnajah Pondok Aren 2. Mengurus surat izin 3. Membuat instrumen 4. Menghubungi kepala sekolah 5. Wawancara terhadap guru IPS kelas V 6. Menentukan kelas penelitian 7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian 8. Mensosialisasikan
pembelajaran
IPS
dengan
penggunaan
pembelajaran ARIAS kepada subjek penelitian. Tabel 3.2 Tahap Penelitian Siklus I SIKLUS I
Tahap Perencanaan 1. Membuat rencana pengajaran 2. Mendiskusikan RPP dengan guru koloborator 3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
model
44
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya 5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu, latihan soal serta PR pada setiap pertemuan 6. Menyaiapkan sola akhir siklus 7. Menyiapkan alat dokumentasi Tahap Pelaksanaan Pendahuluan 1. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali dengan pemberian pretest 2. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti proses belajar dengan bernyanyi (tahap Assurance) 3. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap Relevance) Kegiatan Inti 1. Guru membentuk 6 kelompok untuk berdiskusi mengerjakan LKS membuat Mind Map agar siswa lebih termotivasi dalam belajar (tahap Interst) 2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok 3. Guru menjelaskan cara kerja siswa 4. Siswa
mulai
melakukan
diskusi
dalam
kelompok
dan
mengerjakannya 5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengevaluasi hasil diskusi kelompok lainnya dengan memberi penilaian secara objektif (tahap Assessment) Penutup
45
1. Guru memberikan rewerd berupa pujian, nilai tambahan dan hadih kecil kepada kelompok yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap Satisfaction) 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru dipelajari 3. Guru memberikan pekerjaan rumah 4. Guru memberikan tes pada akhir siklus I Tahap Observasi Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi terhadap guru, wawancara terhadap guru dan siswa serta mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Tahap Refleksi 1. Menganalisa data pada siklus I dan melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukkan berupa postest 2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang pembelajaran 3. Menarik kesimpulan dari apa saja yang telah dicapai dan yang belum tercapai serta kekurangan atau permasalahan yang muncul pada siklus I
Tabel 3.3 Tahap Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan 1. Membuat rencana pengajaran
SIKLUS II
2. Mendiskusikan RPP dengan guru koloborator 3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan 4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya 5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu,
46
latihan soal 6. Menyaiapkan soal akhir siklus 7. Menyiapkan alat dokumentasi Tahap Pelaksanaan Pendahuluan 1. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali dengan pemberian pretest 2. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti proses belajar dengan bermain tebak-tebakan terkait materi pembelajaran yang telah dipelajari (tahap Assurance) 3. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap Relevance) Kegiatan Inti 1. Guru membentuk kelompok diskusi (tahap Interst) 2. Guru membagikan LKS kepada siswa di dalam kelompok 3. Guru
memberikan
instruksi
pada
seluruh
siswa
terkait
pembelajaran yang akan dilakukan 4. Siswa mulai membaca dan mengerjakan tugas 5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengevaluasi hasil diskusi kelompok lainnya (tahap Assessment) Penutup 1. Guru memberikan rewerd berupa pujian dan nilai tambahan kepada kelompok yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap Satisfaction) 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru dipelajari
47
3. Guru memberikan tes pada akhir siklus II Tahap Observasi Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi terhadap guru, wawancara terhadap guru dan siswa serta mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran serta menganalisa data yang telah terkumpul. Tahap Refleksi 1. Menganalisa data pada siklus I dan melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukkan berupa postest 2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang pembelajaran 3. Menarik kesimpulan dari apa saja yang telah dicapai dan yang belum tercapai serta kekurangan atau permasalahan yang muncul pada siklus I
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dari hasil yang telah dilakukan, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara. Sesuai dengan standar ketuntasan belajar mengajar. G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran). 2. Data kuantitatif : tes hasil pretest dan postest belajar IPS. Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru, siswa, dan observer yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
48
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrument adalah sesuatu yang dapat berfungsi sebagai pembantu agar usaha pencapaian tujuan lebih mudah.8 Instrument juga berfungsi untuk mempermudah, memperlancar, dan membuat pekerjaan pengumpulan data menjadi lebih sistematis.9 Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Instrumen Tes a. Tes Obyektif (pretest dan postest) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda (multiple choice). Soal-soal yang diajukan berupa materi yang akan dibahas pada pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian adalah dengan memberikan nilai 1 apabila siswa menjawab dengan benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Lembar observasi hasil belajar IPS siswa Lembar observasi hasil belajar IPS siswa digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar IPS siswa. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. b. Lembar observasi guru Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dalam penerapan model pembelajaran ARIAS. c. Catatan lapangan Catatan
lapangan
untuk
setiap
tindakan
dimaksudakan
untuk
mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi. d. Lembar wawancara 8
Suharsimi, Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-4, h. 90. 9 Ibid.
49
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara serta saran terhadap pembelajaran berikutnya. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Berupa nilai hasil dari pretest dan postest b. Berupa nilai hasil dari latihan-latihan yang diberikan dari lembar kerja siswa 1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah sesuai dengan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan, juga berupa penyusunan materi yang akan diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS. Setelah itu dilakukan pembuatan dan pengujian instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan memberikan pretest pada obyek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengajaran di kelas
yang
dilakukan oleh
guru
dengan
menggunakan
model
pembelajaran ARIAS dengan menggunakan konsep, model, dan skenario pembelajaran ARIAS sampai selesai diterapkan. Kemudian diadakan tes hasil belajar berupa postest. Data yang didapat kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. 3. Tahap Pelaporan Pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian, pada tahap ini dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan kesimpulan. J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi Sebelum tes-tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhu syarat dan reliabilitasnya atau tidak.
50
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.10 Yakni suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji coba ini dilakukan dengan menggunakan AnatesV4.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.11 Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
responden
untuk
memilih
jawaban-jawaban
tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan AnatesV4.
3.
Tarap Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik12. Maka dari itu sebelum penelitian dimulai peneliti melakukan uji instrument dari tiap butir soal untuk mengetahui taraf kesukarannya. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Bilangan yang
10
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2010), Cet. Ke-4, h. 211. 11 Ibid, h. 221. 12 Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. Ke-5, h. 266.
51
menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal tersebut indeks kesukaran. Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks ini menunjukan taraf kesukaran soal. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus:13 P: Keterangan: P : Proporsi (indeks kesukaran) B : Jumlah siswa yang menjawab benar N : Jumlah peserta tes Kriteria tingkat kesukaran: 0,00 - 0,30 : sukar 0,30 - 0,70 : sedang 0,70 - 1,00 : mudah 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.14 Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0.00 sampai 1.00. Indeks daya pembeda menunjukan kesesuaian antara fungsi soal dengan tinggi tes secara keseluruhan. Indeks daya pembeda dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:15 DP : Keterangan: DP : Daya Pembeda WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas n
: 27% x N 13
Ibid, h. 272. Ibid, h. 273. 15 Ibid. 14
52
Kriteria daya pembeda: 0,40 – 1,00 : Daya pembeda sangat baik 0,30 – 0,39 : Daya pembeda baik 0,20 – 0,29 : Daya pembeda sedang 0,00 – 1,19 : Daya pembeda lemah Adapun taraf kesukaran daya pembeda tiap butir soal instrumen penelitian ini diperoleh dengan menggunakan program anates dan terlampir. K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Pengujian teknik analisa data menggunakan data kualitatif yaitu analisis statistik deskriptif dari tiap siklus dan menggunakan N-gain untuk melihat selisih antara pretest dan postest pada tiap siklus, serta uji-t untuk melihat perbedaan hasil belajar pada tiap siklus. Peneliti dianggap berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. 1. Skor Gain (N Gain) Gain adalah selisih anatara nilai postest dengan pretest, gain menunjukan peningkatan hasil belajar antara penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Uji normalitas gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer Rumus gain menurut Melzer adalah: N gain = Terdapat tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi: g – tinggi
: nilai [
] > 0.7
g – sedang
: nilai 0.70 – 0.30
g – rendah
: nilai [] < 0.30
Setelah didapatkan nilai rerata N Gain siklus I dan II, kemudian dilakukan pengujian dua sampel tujuannya untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar pada kedua siklus.
53
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningatan hasil belajar IPS siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negar dengan model ARIAS. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi hasil belajar IPS siswa, untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain tersebut.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Madrasah a. Sejarah Singkat Madrasah Pada tahun 80-an semangat belajar masyarakat pondok pucung yang tak pernah padam dalam menggali ilmu pengetahuan dan tentang tatacara membaca dan menulis membuat para tokoh tergerak untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan. Dengan bekal semangat dan tekad para tokoh tersebut berhasil
membentuk
sebuah
lembaga
pendidikan
yang
bernama
Unwaanunnajah. Pelopor dari yayasan pendidikan Unwaanunnajah ini adalah Bapak KH. Ahmad Djusi. Beliau bertekad memajukan kampung Pondok Pucung menjadi kampung yang berilmu dan berakhlak. Atas semangat yang tinggi beliau mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh setempat untuk mengukuhkan kegiatan pembelajaran tersebut menjadi lembaga pendidikan yang formal. Pada tahun 1984 dihadapan notaris Sri Rahayu yang berkedudukan di Ciputat disahkanlah yayasan pendidikan Unwaanunnajah yang terletak di kelurahan Pondok Pucung kecamatan Pondok Aren. Adapun Para tokoh perintis yang dapat dikenang dalam pendirian tersebut diantaranya
H.
Maneng Bin Umat, Bapak H. Mual yakni sebagai tonggak yang monumental, Madrasah ini mengeluarkan ijazah yang pertama kali untuk para lulusannya pada tahun 1985. Seiring berjalannya waktu dengan banyaknya masyarakat yang percaya pada yayasan ini maka yayasan Unwaanunnajah membuka jenjang menengah Madrasah Tsanawiyah (MTS). Dalam perjalanannya hingga saat ini, putra-putri MI Unwaanunnajah telah banyak meraih prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Yayasan MI Unwaanunnajah terletak di Jalan Komplek Pondok Pucung Indah Tahap II No. 45 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan. Terdiri dari tiga lantai dengan beberapa fasilitas yang
54
55
dapat digunakan seperti Ruang kelas, Ruang Guru, Perpustakaan, Lab Komputer, Musholah dan Lapangan futsal serta Kamar mandi. Fasilitas tersebut disedikan untuk menunjang proses pembelajaran setiap hari. Adapun yang menjabat sebagai kepala sekolah MI Unwaanunnajah Ibu Sanijah, S.Pd.I. Adapun program kurikulumnya meliputi materi pembelajaran pokok yang diajarkan pada tingkat MI pada umumnya.
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Adapun Visi, Misi dan Tujuan Madrasah antara lain: Visi Madrasah
: Terwujudnya peserta didik yang terbina dalam akhlak, unggul
dalam
prestasi
dan
terpercaya
dalam
masyarakat. Misi Madrasah Adapun Misi MI Unwaanunnajah sebagai beriku: 1) Membina Akhlak melalui ajaran agama Islam dan keteladanan Nabi Muhammad SAW 2) Mengembangkan pengetahuan melalui pembelajaran dan bimbingan. 3) Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat dan lingkungan sekolah untuk menjalin keharmonisan 4) Membina dan mengarahkan peserta didik agar mampu beradaptasi sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terdasar iman dan taqwa. Tujuan Madrasah Tujuan madarasah kami merupakan jabaran dari visi dan misi madrasah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut: 1) Memajukan kegiatan keagamaan dan kepedulian madrasah terhadap lingkungan masyarakat dan terciptanya suasana madrasah yang nyaman. 2) Perolehan nilai yang tinggi pada kegiatan UASBN, dan UAMBN. 3) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang agama, sains dan matematika. 4) Prestasi yang membanggakan dalam setiap lomba.
56
5) Menjadi cermin dan tauladan dalam kebersihan dan penghijauan madrasah. Tujuan madrasah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah Ibtidaiyah yang dibakukan secara nasional sebagai berikut: 1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan. 2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. 3) Berpikir secara logis, kritis dan kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media. 4) Menyenangi dan menghargai seni. 5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat. 6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. c. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan di MI Unwaanunnajah berjumlah 17 orang termasuk kepala sekolah. Tenaga guru dan kependidikan di MI Unwaanunnajah merupakan tenaga profesional yang rata-rata telah menempuh jenjang strata satu (S1), akan tetapi hanya 3 orang yang belum menempuh jenjang strata satu (S1) Tabel 4.1 Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah NIP/NIGNP
Nama Lengkap
Jabatan
-
KH. Ahmad Djusi
Ketua Yayasan
111236740008020004
Sanijah, S.Pd.I
Kepala Sekolah
111236740008090009
Achmad Hidayat
Administrasi
57
196612112007011032
Romelih, S.Pd
Guru Kelas VI
111236740008320014
Siti Jubaidah, S.Pd
Guru Kelas V
111236740008320005
Siti Haroh, S.Pd
Guru Kelas IV
197704212007012030
Siti Maisaroh, S.Pd
Guru Kelas III A
111236740008320011
Siti Aliyah, S.Pd.I
Guru Kelas III B
111236740008320017
Lina Andriyani
Guru Kelas IIA
111236740008320015
Evi Fitrya, S.Pd.I
Guru Kelas IIB
196612112007011032
Maryanih, S.Pd
Guru Kelas I A
111236740008320024
Triyana, S.Pd.I
Guru Kelas I B
111236740008240013
M. Ali Imron, S.Pd.I
Guru Olah Raga
111236740008320019
Kusnandar, Amd
Guru Komputer Guru Bidang Studi
111236740008320025
Siti Rodiah, S.Pd.I
Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih Guru Bidang Studi
111236740008320026
Dimas Mahfudzo
111236740008090009
Achmad Hidayat
Bahasa Inggris
-
Deden
Pembina Pramuka
-
Sandi
-
Wati
Bahasa Arab
Penjaga dan bag. Kebersihan Penjaga dan bag. Kebersihan
58
d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah Adapun data siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah tahun ajaran 2014-2015 meliputi: Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
I
59
2
II
54
2
III
40
1
IV
37
1
V
36
1
VI
31
1
Jumlah
257
8
Berdasarkan tabel, Siswa siswi MI Unwaanunnajah berjumlah 257 pada tahun ajaran 2014-2015. Adapun jumlah rombel kelas sebanyak 8 kelas. e. Fasilitas Madrasah Adapun fasilitas yang ada pada madrasah antara lain: Tabel 4.3 Data Fasilitas Madrasah No.
Fasilitas
Jumlah
1.
Ruang Kelas
9
2.
Ruang Kepala Sekolah
1
3.
Kamar Mandi Siswa
7
4.
Kamar Mandi Guru
1
5.
Mushallah
1
6.
Lapangan Futsal
1
7.
Perpustakaan
1
8.
Koprasi Sekolah
1
9.
Lab Komputer
1
10.
Dapur
1
59
f. Kegiatan Ekstrakulikuler Adapun kegiatan-kegiatan diluar jam belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa antara lain: Tabel 4.4 Data Ekskul Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 No.
Jenis Ekskul
Pelatih
Rombel
1.
Calistung
Guru Kelas
1 dan 2
2.
Sains
Ahmad Hidayat
3-6
3.
Tahfiz dan Tahsin
Dimas
3-6
4.
Angklung
Entin
3-6
5.
Drum Band
Pelatih
3-6
6.
Futsal
Alam
3-6
2. Kegiatan Pra Penelitian Pelaksanaan prapenelitian dilakukan pada tanggal 24 s.d 31 Maret 2015. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sekolah dan sebagai tahap perkenalan peneliti dengan kepala sekolah, guru, siswa, staf di lingkungan sekolah itu sendiri agar peneliti tidak merasa asing ketika melakukan penelitian di sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara, observasi dan mensosialisasikan model pembelajaran ARIAS dengan guru kelas yang mengajar pada bidang studi IPS. Hasil pengamatan dapat diketahui situasi kelas tergolong kelas yang ramai dengan karakteristik siswa yang berbedabeda. Dilihat dari segi intensitas, siswa memiliki kemampuan yang heterogen. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang, bahkan rendah. Berdasarkan hasil intervensi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran
ARIAS
diketahui
bahwa
hasil
pretest
dan
postest
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa yang cukup baik pada siklus I maupun siklus II. Adapun kegiatan belajar mengajar di MI Unwanunnajah dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan 13.40 WIB.
60
Tabel 4.5 Jadwal Pelajaran IPS Kelas
Hari
Jam ke-
Waktu
V (Lima)
Selasa
4
10.00-11.10
Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas V yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 22 laki-laki dan 15 perempuan. Dalam wawancara dengan guru bidang studi IPS terungkap bahwa : a. Muatan materi yang terdapat di LKS terlalu padat dan luas sehingga menjadi kurang efektif saat digunakan dalam proses belajar mengajar. b. Kapasitas kelas yang terlalu gemuk menjadi kendala dalam pengelolahan kelas. Jumlah ideal dalam satu kelas sebanyak 28 siswa. Namun, jumlah siswa di kelas V MI Unwaanunnajah sebanyak 37 siswa. c. Banyak siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran IPS hal tersebut terlihat dari nilai atau hasil belajar siswa dibawah standar. Sementara itu, penulis menemukan bahwa antusiasme para siswa terhadap pelajaran IPS tidak merata, disamping itu metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang bersemangat dan menjadi jenuh serta kurang mandiri dalam melakukan latihan. hal lain yang ditemukan yaitu masih banyak siswa yang bingung dalam memahami materi, terlihat saat siswa menjawab soal yang diberikan, mereka tidak yakin akan jawaban yang mereka isi. B. Pemeriksaan Keabsahan Data Data hasil belajar yang diperoleh dari pretest, yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh materi pelajaran dan postest, yaitu tes yang dilakukan setelah siswa mendapat materi pelajaran. Masing-masing tes diperiksa atau dikoreksi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran . Kemudian dari hasil pretest dan postest tersebut dianalisis dan diperbandingkan apakah telah terjadi peningkatan hasil belajar atau tidak. Apabila hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran.
61
Hasil penelitian juga diperoleh dari hasil observasi oleh kolaborator dan catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti agar dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti sehingga dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas agar berjalan lebih baik. Selanjutnya diberikan lembar wawancara kepada siswa dan guru untuk mengetahui tanggapan dari guru dan siswa mengenai penerapan model pembelajaran ARIAS pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara. C. Analisis Data 1. Hasil Observasi Tabel 4.6 Tes Hasil Belajar Materi Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara Tes
N
Minimum
Maximum
Mean
Pretest I
37
20.00
55.00
35.81
Postest I
37
65.00
95.00
76.75
Pretest II
37
20.00
65.00
40.40
Postest II
37
75.00
100.0
82.56
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan peneliti selama 2 siklus maka di peroleh hasil seperti yang tergambar pada tabel 4.6 di atas yakni diperoleh data pretest dan postest yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda pada siklus I. Dari hasil belajar pada siklus I, diperoleh rata-rata pretest sebesar 35,81 dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 55. Sedangkan hasil postest diperoleh rata-rata sebesar 76,75 dengan nilai terendah sebesar 65 dan nilai tertinggi 95. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat tinggi ≥ 100% mengalami kenaikan hasil belajar hal ini terjadi karena siswa telah diberikan tindakan-tindakan berupa pengaaran di kelas dengan menggunaka model pembelajaran ARIAS. Kemudian pada siklus II diperoleh data pretest dan postest yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda, dengan nilai rata-rata hasil pretest sebesar 40,4
62
dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 65. Sedangkan nilai hasil postest diperoleh rata-rata sebesar 82,5 dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat tinggi ≥ 100% mengalami kenaikan hasil belajar hal ini terjadi karena siswa telah diberikan tindakan-tindakan berupa pengaaran di kelas dengan menggunaka model pembelajaran ARIAS. Berdasarkan hasil dan analisis data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari pretest dan postest baik pada siklus I dan II hal ini terjadi karena adanya pemberian tindakan yang dilakukan peneliti pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS, dan diketahui bahwa pada rata-rata siklus II 82,5 cukup besar dibandingkan dengan rata-rata siklus I yakni 76,7. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dan siklus II. 2. Hasil Wawancara Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh kolaborator pada akhir siklus I diketahui bahwa, penerapan model pembelajaran ARIAS telah meningkatkan hasil bela1ar siswa ini terlihat dari data pretest dan postest yang telah dilakukan sebagai media pembanding kemudian model pembelajaran ARIAS dirasakan sangat menyenangkan yakni dapat membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran namun guru harus lebih membuat siswa aktif tidak hanya 5 atau 10 siswa namun semua. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga harus lebih bisa mengkondisikan siswa di kelas. Namun sejauh ini hasil belajar siswa sudah meningkat dari sebelumnya dan siswa terlihat sangat antusias dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil wawancara pada akhir siklus II bahwa, penerapan model pembelajaran ARIAS sudah sangat baik karena sudah terlihat komponen dari model tersebut yakni memotivasi siswa saat awal pembelajaran, memaparkan tujuan dan manfaat pembelajaran serta menghubungakannya dengan kehidupan nyata siswa, siswa pun tertarik dalam mengikuti setiap
63
pembelajaran, nilai yang didapat sudah jauh sangat baik dan mereka menjadi sangat puas dengan hasil nilai yang di dapat. Dan penerapan pembelajaran ini juga dirasakan sangat tepat bila digunakan dalam pembelajaran IPS. Karena lima komponen tersebut sangat bermanfaat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru pada siswa untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa mengenai penerapan model pembelajaran ARIAS diketahui bahwa, menurutnya model ini sangat menyenangkan sehingga proses pembelajaran menjadi sangat mudah dan sangat membantu siswa untuk mempelajari materi pelajaran IPS khususnya pada materi persiapan kemerdekaan dan pembentukan dasar negara. Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat digunakan sebagai salah satu model belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. D. Interpretasi Hasil Analisis 1. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I ini adalah menyiapakan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir siklus (pretest dan postest), lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan dan alat dokumentasi. Materi yang akan diajarkan pada siklus I ini yaitu tentang Persiapan kemerdekaan (pembentukan BPUPKI dan PPKI) dan penyusunan dasar negara (Pancasila). Lembar Kerja Kelompok, latihan dan soal akhir siklus yang dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Lembar wawancara dipersiapkan untuk mewawancarai guru dan siswa, untuk mengetahui pendapat mereka mengenai model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran IPS yang telah diajarkan guru.
64
Target yang ingin dicapai pada siklus I adalah hasil belajar IPS meningkat dengan model pembelajaran ARIAS. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan diataranya pretest (pertemuan pertama, kamis, 2 April 2015) pertemuan selanjutnya dilanjutkan dengan KBM dengan sub pokok bahasan menjelaskan tentang Pembentukan BPUPKI (Badan Persiapan Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia)
dan
PPKI
(Panitia
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) sebagai usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (pertemuan kedua, selasa, 7 April 2015), menjelaskan proses perumusan dasar negara dan UUD (pertemuan ketiga , selasa, 14 April 2015) dan terakhir pemberikan soal postest pada siswa (pertemua keempat, Jumat, 17 April 2015). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) Tahap Assurance (Kepercayaan Diri) Pada tahap ini sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara membicarakan salah satu tokoh pahlawan pada era modern dan menyambungkannya dengan tokoh pahlawan di masa lampau agar siswa tertarik dan mudah memahami konsep sendiri sehingga siswa menjadi yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator, dapat disimpulkan bahwa penerapan tahap Assurance pada siklus I ini sudah ada namun siswa belum terlihat mandiri. Hal ini terlihat dari tingkat kepercayaan diri siswa saat belajar IPS yang relatif rendah. Siswa masih terlihat mengandalkan teman yang aktif pada saat menyelesaikan
tugas
kelompok.
Ketika
peneliti
memberikan
65
kesempatan pada siswa untuk bertanya, sebagian dari mereka hanya diam dan hanya mendengarkan. Dan pada akhir siklus I peneliti mewawancarai beberapa siswa dan diperoleh informasi bahwa siswa senang belajar namun ada beberapa siswa yang masih bingung dan mereka tidak bertanya karena merasa tidak percaya diri dalam mengungkapkannya. Kemudian kepercayaan diri siswa masih ada yang rendah yakni terlihat ketika mengerjakan tugas kelompok, beberapa siswa hanya diam dan pasif tidak mau terlibat. Selain itu, dalam mengerjakan latihan soal tes akhir siklus I kepercayaan diri siswa masih ada yang kurang hal tersebut terlihat dari beberapa siswa menyontek dengan teman sebelahnya. Untuk mengatasi situasi seperti ini peneliti akan lebih menerapkan tahap assurance dengan menumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa saat belajar dan mampu meningkatkan konsentrasi siswa saat penyampaian materi pembelajaran berlangsung. (2) Tahap Relevance (Relevansi/Kegunaan) Pada tahap ini peneliti mengemukakan tujuan dan manfaat pembelajaran pada saat awal pembelajaran dimulai. Dari pengamatan peneliti untuk tahap Relevance siswa masih belum memahami terlihat dari siswa masih merasa bingung dan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ARIAS. (3) Tahap Interest (Minat/Perhatian) Pada siklus I, peneliti menggunakan variasi dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan media, metode dan teknik dalam menyampaikan materi yang diajarkan seperti membuat mindmap (peta pikiran) secara berkelompok yang dibagi atas 6 kelompok dan indexs card (kartu indeks) yang terbagi atas dua tim besar. Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat menyimpulkan pada tahap interest minat siswa sudah mulai terlihat yakni siswa terlihat bersemangat dan antusias namun masih ada beberapa siswa yang masih belum tertarik dengan
66
terlihat cuek dan malas dalam mengikuti proses belajar. Sebagian siswa juga masih sering mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Berikut dokumentasi siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok pada siklus I sebagai beriku:
(4) Tahap Assessment (Evaluasi) Gambar 4.1 Aktivitas Siswaini, pada saat selalu mengerjakan tugasevaluasi kelompok di siklus I Pada tahap peneliti memberikan di setiap akhir pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut segera diinformasikan kepada siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipahami siswa. Bentuk evaluasi yang diberikan oleh peneliti kepada siswa berupa latihan soal yang dikerjakan secara individu. Pada tahap Assessment hasil evaluasi pada siklus I belum menunjukan hasil yang memuaskan. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata namun ada juga yang telah mencapai rata-rata. Berikut dokumentasi siswa pada saat membacakan hasil tugas siswa pada siklus I adalah sebagai beriku:
Gambar 4.2 Aktivitas siswa pada tahap Assessment siklus I
67
(5) Tahap Satisfaction (Kepuasan) Pada tahap ini peneliti berusaha menanamkan rasa bangga dan puas dalam diri siswa agar siswa merasa lebih dihargai. Cara yang dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada siklus I adalah memberikan reward berupa nilai tambahan kepada siswa yang mendapat nilai paling tinggi atau pada siswa yang aktif. Bahkan juga peneliti meberikan reward berupa makanan ringan pada siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Menurut hasil wawancara dengan siswa di akhir siklus I disimpulkan bahwa dengan adanya pemberian reward kepada siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu yang bisa membuat siswa merasa puas/bangga atas keberhasilan yang telah diraihnya. Berikut dokumentasi siswa pada saat menerima reward dan terlihat puas pada siklus I sebagai beriku:
Gambar 4.3 Aktivitas siswa pada tahap Satisfaction pada siklus I c.
Tahap Observasi dan Analisis Pada tahap pertemuan pretest dari 20 soal pilihan ganda, diperoleh nilai rata-rata kelas 35,81 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 20. Dari hasil ini disimpulkan bahwa siswa di dalam kelas ini memiliki pengetahuan awal yang relatif sama dan belum menguasai konsep yang akan dipelajari dengan baik. Dari pengamatan peneliti
68
masih banyak siswa yang bingung ketika peneliti menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan karena mereka masih belum terbiasa dengan model pembelajaran ARIAS. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran ARIAS, maka pada siklus I masih ada beberapa siswa yang tidak percaya diri dalam mengerjakan
tugas
kelompok.
Siswa
tidak
akan
membantu
mengerjakan jika guru tidak menginstruksikannya. Siswa belum memiliki rasa kebersamaan ketika mengerjakan tugas. Dalam proses diskusi kelompok belum berjalan dengan baik, karena masih ada siswa yang tidak ikut berperan dalam kegiatan ini. Pada saat presentasi hasil diskusi
kelompok,
siswa
belum
berani
mengungkapkan
hasil
diskusinya. Kegiatan diskusi ini masih didominasi oleh beberapa kelompok saja, siswa yang tidak aktif lebih mengandalkan kepada siswa yang aktif. Pada akhir pertemuan siklus I diadakan postest. Hasil tes dari 20 soal yang diberikan diperoleh rata-rata niai satu kelas adalah 76,75 dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95 dengan gain 0,63. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan hasil pretest. Berikut dokumentasi siswa pada saat mengerjakan soal postest siklus I sebagai beriku:
Gambar 4.4 Aktivitas siswa saat mengerjakan postest siklus I
69
Kemudian pada tahap selanjutnya adalah wawancara yang dilakukan oleh kolaborator sebagai observer. Wawancara dilakukan usai peneliti mengadakan tes akhir siklus I. Berdasarkan hasil wawancara dengan observer dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran ARIAS sudah cukup baik dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi dalam siklus I ini tahap-tahap pembelajaran ARIAS belum sepenuhnya peneliti laksanakan. Rangkuman hasil wawancara peneliti dengan observer pada siklus I dapat dilihat pada lampiran. Adapun catatan lapangan pada siklus I ini adalah pada saat proses diskusi kelompok berlangsung penyediaan lembar kerja satu kelompok satu kurang membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran karena hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas sisanya hanya melihat dan banyak dari mereka sibuk mengobrol. Sehingga penyampaian materi dirasa kurang efektif yakni siswa yang mengerti hanya siswa yang aktif mengerjakan tugas namun siswa yang hanya melihat dan mengobrol belum mengerti isi materi tersebut. Kemudian pada saat proses presentasi banyak dari siswa yang malu untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Artinya siswa belum memiliki rasa percaya diri dan proses penilaian pun terhambat. d. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan kolaborator setelah melakukan analisis pada hasil belajar siklus I, wawancara siswa dan guru serta catatan lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No. 1.
Permasalahan Dalam
proses
Rencana Perbaikan
pembelajaran Meningkatkan keberanian dan rasa
70
ARIAS pada tahap Assurance percaya diri siswa dengan cara siswa masih belum sepenuhnya memberikan point tambahan pada percaya
diri
menjawab
untuk
bertanya, siswa yang berani bertanya dan
pertanyaan
guru, menjawab pertanyaan guru. Serta
mengerjakan tugas secara mandiri membuat LKS yang dikerjakan oleh dan
cenderung
mengandalkan individu
walaupun
dikerjakan
teman saat berdiskusi, bahkan dalam kelompok agar siswa yang pada saat menyelesaikan tugas pasif menjadi aktif mengerjakan kelompok beberapa siswa terlihat tugas dan bertanggung jawab atas sangat pasif dan hanya diam.
tugasnya sendiri.
Untuk tahap Relevance siswa Memberikan masih 2.
merasa
bingung
untuk siswa
dalam
bimbingan
kepada
mencari
contoh
memberi contoh masalah yang masalah yang berhubungan dengan berhubungan dengan materi dan kehidupan siswa saat ini. kehidupan sehari-hari siswa. Untuk tahap Interest, ada sebagian Lebih memberikan variasi lagi pada siswa
3.
yang
masih
kurang saat
menyampaikan
materi
berminat pada pelajaran IPS yang pembelajaran agar minat belajar mengakibatkan pada saat proses siswa
meningkat
dan
proses
pembelajaran siswa terlihat asik pembelajaran menjadi dinamis. bermain sendiri dan mengobrol. Untuk tahap Assessment, masih Memberikan proses pembelajaran ada
beberapa
siswa
yang yang lebih berkesan agar siswa
mendapat nilai rendah. Dan secara dapat 4.
keseluruhan
mengikuti
proses
penampilan pembelajaran secara baik dan dapat
kelompok bagus namun secara melaksanakan evaluasi dengan baik individu masih ada yang tidak dan mencapai tujuan pembelajaran melaksanakan baik.
evaluasi
dengan yang telah ditetapkan oleh guru.
71
Untuk tahap Satisfaction, masih Memberikan semangat pada siswa ada siswa yang belum merasa untuk saling berkompetisi dengan 5.
puas karena saat pembelajaran siswa yang lain untuk merebutkan pasif
dan
tidak
mendapat posisi terbaik dan mendapatkan
reward.atau nilai tambahan.
sebuah reward dan nilai tambahan.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus I diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I (postest) sudah mencapai nilai yang memuaskan dengan nilai rata-rata 76,75. Peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa belum mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas. Kemudian peneliti belum merasa puas karena sebagian anak masih belum percaya diri pada saat proses pembelajaran di kelas kemudian hasil belajar yang dicapaipun masih belum seluruhnya baik ada 6 siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan di siklus berikutnya atau siklus II. 2. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Rencana pembelajaran siklus II berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS yang mengacu pada hasil observasi siklus I. Pada siklus II ini guru akan lebih mengkondisikan kelas dan meningkatkan kegiatan pada setiap tahap pembelajaran ARIAS agar pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran pada siklus I. Materi pada siklus II ini yaitu tentang Jasa dan peran tokoh dalam persiapan proklamasi kemerdekaan. Adapun tahap persiapan untuk pembelajaran siklus II yaitu menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes akhir siklus (pretest dan postest), lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan dan alat dokumentasi.
72
Target pada siklus II ini adalah hasil belajar siswa meningkat melalui model pembelajaran ARIAS dan penerapan pembelajaran ARIAS dapat berjalan dengan baik. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan sub pokok bahasan peristiwa-peristiwa penting menjelang proklamasi, perumusan naskah proklamasi dan detik-detik proklamasi (pertemuan kelima, Selasa, 28 April 2015), garis waktu tahapan peristiwa menjelang proklamasi dan menjelaskan riwayat singkat tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi (pertemuan keenam, Selasa 05 Mei 2015). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II dapat dilihat pada lampiran. Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Tahap Assurance (Kepercayaan Diri) Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada tahap ini sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara memberi tebak-tebakan terkait materi pelajaran IPS sebelumnya. Berikut dokumentasi siswa pada tahap Assurance yakni bermain tebaktebakan terkait materi yang telah dipelajari dan bernyanyi bersama pada siklus II:
Gambar 4.5 Aktivitas siswa saat tahap Assurance siklus II
73
Kepercayaan diri siswa dalam belajar IPS pada pelaksanaan siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Beberapa siswa yang pada siklus I hanya diam saja ketika guru memberikan pertanyaan,
pada
siklus
II
ini
sudah
mulai
berani
untuk
mengungkapkan pendapatnya tanpa menunggu namanya dipanggil. Pada siklus II, dalam diskusi kelompok hampir semua siswa percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan pendapatnya dan bertukar pikiran. Hal tersebut sejalan dengan teori bahwa seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Siswa yang memiliki rasa percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya dan cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus Kemudian dalam proses mengerjakan soal latihanpun semua siswa antusias dan terlihat kepercayaan diri siswa sudah sangat baik. 2. Tahap Relevance (Relevan/Kegunaan) Sama halnya pada siklus I, pada siklus II guru mengemukakan tujuan dan manfaat pembelajaran dan nilai-nilai yang akan didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu peneliti juga memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari contoh materi IPS yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Karena dalam sebuah teori mengatakan siswa akan lebih terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki arah tujuan dan sasaran yang jelas maka dari itu pada siklus ini beberapa siswa yang sebelumnya terlihat bingung, pada siklus II ini sudah mulai bisa menerima penjelasan
mengenai
manfaat
dari
menghubungkannya dengan keseharian siswa. 3. Tahap Interest (Minat/Perhatian)
pembelajaran
dan
74
Pada siklus II, peneliti menggunakan metode picture and pictur untuk menjelaskan materi dengan cara yang menyenangkan. Karena Menurut Woodruff, sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian maka berdasarkan teori tersebut terlihat dari hasil pengamatan, minat siswa dalam belajar IPS pada siklus II ini mengalami kemajuan yang baik. Beberapa siswa yang semula terlihat malas dan cuek dalam proses pembelajaran, pada siklus II ini semua siswa sudah terlihat antusias dan bersemangat dalam mengerjakan tugasnya masing-masing. Berikut dokumentasi hasil kerja siswa menyusun
gambar
berdasarkan
runtutan
peristiwa
persiapan
kemerdekaan Indonesia dan pada pertemuan ke dua mencari informasi terkait gambar pahlawan kemerdekaan pada buku tulis di siklus II sebagai beriku:
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa dalam tahap Interest pada siklus II 4. Tahap Assessment (Evaluasi) Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti sama seperti pada siklus I, peneliti selalu memberikan evaluasi disetiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut berupa nilai yang langsung diberikan guru pada siswa. Karena sejatinya evaluasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah siswa capai. Pada siklus II bentuk evaluasi yang diberikan peneliti
75
berupa pengerjaan tugas menyusun gambar, menghafal naskah proklamasi dan mencari informasi singkat tokoh perjuangan. Penilaian dilakukan secara individu walaupun dilakukan dalam kelompok. Hasil evaluasi pada siklus II sudah cukup memuaskan. Berikut dokumentasi siswa pada saat mempresentasikan tugas individu pada siklus II sebagai beriku:
Gambar 4. 7 Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja Individu pada Siklus II 5. Tahap Satisfaction (Kepuasan/Bangga) Sama halnya pada siklus I, pada setiap pembelajaran siklus II peneliti selalu berusaha menanamkan rasa bangga dan puas dalam diri siswa agar merasa lebih dihargai. Hal tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa keberhasilan dan kebanggaan menjadi sebuah penguat untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Maka dari itu peneliti berusaha membuat siswa puas atas hasil kemampuannya dan mendukung keberhasilan selanjutnya dalam belajar. Cara yang dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada siklus II sama seperti pada pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan, pemberian nilai pada hasil kerja siswa, pujian dari guru, dan senyum guru yang simpatik, serta sama halnya seperti pada siklus sebelumnya peneliti memberikan reward yaitu makanan ringan dan pulpen pada siswa yang mendapat nilai yang memuaskan. Sehingga dalam mengerjakan soal latihan dapat menimbulkan rasa bangga dan
76
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan yang lebih baik serta memperoleh hasil yang lebih baik juga dari sebelumnya. Adapun catatan lapangan peneliti pada siklus II ini adalah seluruh siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran sehingga proses penyampaian materi sudah 88% tersampaikan. Bagi siswa yang terlihat masih cuek pada proses pembelajaran akan di bimbing lebih intensif agar siswa tersebut aktif seperti siswa lain. Namun sejauh ini hanya 2 siswa yang terlihat cuek terhadap pelajaran IPS. Namun berdasarkan hasil tes belajar yang diperoleh melalui postest semua siswa tuntas. c. Tahap Observasi dan Analisis Pada awal pertemuan diadakan pretest dari 20 soal pilihan ganda, diperoleh nilai rata-rata kelas 40,4 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 20. Sama halnya seperti siklus sebelumnya dari hasil ini disimpulkan bahwa siswa di dalam kelas ini memiliki pengetahuan awal yang relatif sama dan belum menguasai konsep dengan baik. Pengamatan hasil belajar siswa melalui pemberian tes akhir siklus I dan II selama penerapan model pembelajaran ARIAS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
Siklus I Pretest 35 20 20 40 40 40 35 35 55
Postest 75 60 70 80 75 80 75 80 80
Siklus II Pretest 40 20 35 40 35 60 35 35 65
Postest 95 75 85 75 80 90 95 80 80
77
10. S10 11. S11 12. S12 13. S13 14. S14 15. S15 16. S16 17. S17 18. S18 19. S19 20. S20 21. S21 22. S22 23. S23 24. S24 25. S25 26. S26 27. S27 28. S28 29. S29 30. S30 31. S31 32. S32 33. S33 34. S34 35. S35 36. S36 37. S37 Jumlah Rata-rata
30 30 50 35 35 50 35 30 35 40 25 35 45 25 30 40 55 35 40 45 20 55 20 30 20 25 35 55 1325 35,81
80 65 90 85 70 90 80 75 85 80 75 75 75 75 70 75 95 75 75 75 60 75 80 80 65 80 75 85 2840 76,75
65 35 65 50 55 50 55 30 50 35 40 65 35 20 30 30 65 20 35 55 20 25 25 65 30 25 20 35 1495 40,40
100 80 90 85 95 100 80 80 80 80 75 95 90 80 80 80 100 85 85 95 75 75 80 85 80 85 85 80 3055 82,56
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar baik pretest pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini siswa sudah mulai fokus memperhatikan penjelasan guru ketika peneliti menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan disampaikan dan sudah jarang terlihat siswa yang mengobrol pada saat proses belajar mengajar. Mereka merasa sangat senang dengan model pembelajaran ARIAS. Pada siklus II, dalam diskusi kelompok para siswa sudah mulai percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan
78
pendapatnya di depan kelas secara sendiri-sendiri dan siswa sudah ikut berperan dalam kegiatan diskusi kelompok ini. Kemudian dalam melakukan langkah kerja yang dijelaskan oleh guru, siswa sudah serius mengerjakannya. Dalam mengerjakan soal latihan kepercayaan diri siswa sudah cukup baik. Pada akhir siklus II diadakan postest. Hasil tes terdiri dari 20 soal yang diberikan diperoleh rata-rata nilai satu kelas adalah 82,56 dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100 dengan gain 0,74. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II bila dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Peneliti merasa bahwa siklus II sudah mencapai hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa sudah mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas
d. Tahap Refleksi Setelah
melaksanakan
pembelajaran
siklus
II,
penelti
mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran pada siklus II. Dari hasil observasi, wawancara dengan siswa dan guru, catatan lapangan, diperoleh hasil analisis refleksi yaitu: 1. Pada siklus II pembelajaran IPS dengan model pembelajaran ARIAS telah dilaksanakan dengan baik dan lancar dari siklus sebelumnya. Walaupun masih ada beberapa tahapan dari model ARIAS yang belum terlihat maksimal. 2. Kepercayaan diri siswa dalam belajar IPS dalam proses pengerjaan tugas sudah menunjukan peningkatan yang semakin baik. 3. Hasil belajar sudah sangat memuaskan. Rata-rata belajar siswa pada siklus II meningkat dibandingkan dari siklus I yaitu 82,5. Diperoleh nilai rata-rata N Gain pada siklus I adalah 0,639 dan rata-rata N Gain pada siklus II adalah 0,746. Jadi dapat disimpulkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II bila dibandingkan dengan siklus I sebesar 0,107.
79
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan refleksi pada tindakan siklus II, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS dengan memperhatikan kendala dan saran guru dari hasil temuan. Sedangkan
gambaran
mengenai
hasil
observasi
selama
penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dan II disajikan tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklus I No. I
II
III
IV
V
Aspek yang diamati Assurance (Percaya Diri) 1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa 2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya. Relevance (Relevan/Kegunaan) 1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa sekarang dan mendatang. 3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Interest (Minat/Perhatian) 1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran Assessment (Evaluasi) 1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja guru 2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. 3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. Satisfaction (Kepuasan) 1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non
Siklus I
80
verbal kepada siswa yang telah menunjukan keberhasilan 2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasa dihargai. Keterangan : () = Terlihat Penerapannya
( - ) = Tidak terlihat penerapannya
Berdasarkan hasil observasi diatas terlihat bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus I belum maksimal karena masih ada beberapa dari komponen ARIAS belum terlaksana secara baik. Maka dari itu pada penelitian ini dilajut pada siklu II. Berikut hasil observasi kolaborator pada siklus II.
Tabel 4.10 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklu II No. I
II
III
IV
Aspek yang diamati Assurance (Percaya Diri) 1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa 2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya. Relevance (Relevan/Kegunaan) 1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa sekarang dan mendatang. 3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Interest (Minat/Perhatian) 1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran Assessment (Evaluasi) 1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan
Siklus II
81
balik terhadap kinerja guru 2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. 3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. V Satisfaction (Kepuasan) 1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada siswa yang telah menunjukan keberhasilan 2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasa dihargai. Keterangan : () = Terlihat Penerapannya
( - ) = Tidak terlihat penerapannya
E. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data bahwa hasil belajar sebagian besar siswa meningkat namun ada beberapa siswa yang mengalami peningkatan yang cukup kecil. Namun empat tahap dari lima tahap yang terkandung pada pembelajaran ARIAS belum terlaksana dengan baik. Diantaranya pada tahap Assurance (Kepercayaan diri) siswa pada siklus I masih sangat rendah. Pada tahap Relevance (Relevan/kegunaan) rata-rata siswa masih belum memahami dan bingung dengan penyampaian guru mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran. Tahap Assessment masih banyak siswa yang mendapatkan hasil evaluasi rendah dan Pada tahap Satisfaction beberapa anak tidak puas karena tidak mendapat nilai bagus dan tidak mendapat reward. Berdasarkan pengamatan pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa selama pembelajaran pada siklus I adalah 76,75. Indikator keberhasilan sudah tercapai namun pada proses pembelajaran masih sangat kurang menjalankan tahap-tahapan yang ada pada model pembelajaran ARIAS maka dilanjutkan pada siklus II.
82
Pada siklus II, hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS mengalami peningkatan yang sangat baik. Pada tahap Assurance, siswa sudah mulai percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran dan pada saat mengerjakan soal rasa percaya diri siswa sudah meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Pada tahap Relevance, siswa sudah mulai paham ketika guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada tahap Interest minta belajar siswa meningkat begitu pula pada tahap Assessment hasil latihan LKS siswa mendapatkan nilai yang cukup baik. Pada tahap Satisfaction siswa sudah merasa bangga dengan nilai yang mereka dapatkan dan lebih bersemangat dalam pembelajaran. Pada siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS sudah berjalan dengan baik dan tertib. Semua tahap yang terdapat pada pembelajaran ARIAS sudah berjalan. Berdasarkan pengamatan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata postest hasil belajar siswa 82,56. Dengan demikian pada hasil rata-rata siklus I dan II telah mengalami peningkatan maka pada siklus II ini penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa hasil temuan dari penelitian yang diadakan selama II siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir pada setiap siklus (postest) adanya peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik, peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari setiap pertemuan dapat terlihat karena lima komponen yang terdapat pada pemblajaran ARIAS mendukung meningkatnya hasil belajar siswa dalam belajar mengajar. Yakni sesuai dengan teori Dasar perancangan model pembelajaran ARIAS bahwa modeel pembelajaran ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (Expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapakan model pembelajaran ARIAS pada mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dalam KBM dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil pengujian N Gain diketahui bahwa hasil peningkatannya sebesar 0,11 yakni pada siklus I memiliki rata-rata 0,63. Sedangkan pada siklus II memiliki rata-rata 0,74. Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II.Kemudian ini tergambar pada kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan menggunakan lima komponen yang terdapat pada pembelajaran ARIAS yaitu Assurance, Relevance,
Interest,
Assessment,
dan
Satisfaction.
Berdasarkan
hasil
pengamatan pada lembar observasi guru dapat disimpulkan bahwa kelima komponen ARIAS sudah diterapkan dengan baik hal ini tergambar dengan kepercayaan diri siswa meningkat, siswa mengetahui tujuan, dan manfaat dari pembelajaran serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ini terbukti pada hasl belajar siswa yang semakin meningkat pada setiap pertemuan. Kemudian berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa diketahui model ARIAS ini membuat suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan, hal ini terlihat dari hasil wawancara yang terlampir. Minat siswa untuk belajar juga meningkat. Dengan diterapkannya model pembelajaran ARIAS siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran
83
84
ARIAS dalam pembelajaran IPS, sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Mengarahkan siswa pada pemahaman bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sangat penting dan berguna bagi kehidupan sehari-hari, sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. 3. Begi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran ARIAS disarankan dapat menerapkan kelima tahap yang terdapat dalam model pembelajaran ARIAS agar hasil dari penelitian dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Iif Khoiru, Amri, Sofan, dan Elisah, Tatik, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya, 2011 Ahmad, Iif ,Khoiru, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: PT. Prestasi Pustaka, 2011 Ari istiyani, Dwi dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009 Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPpraktik, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2010 Ahmad, Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014) cet. 2, h. 137 Arifin,, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), cet. Ke-5, h. 266 B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatif dan efektif, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008. Dakir, Perencanaan dan pengembangan kurikulum, Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2011 Didik, Komaidi dan Wahyu, Wijayati, Panduan Lengkap PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Yogyakarta: Sabda Media, 2011. Kadir, Abdul, dkk, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2014 Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dalam http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias, diakses pada tanggal 20 Maret 2015, pukul 19;22 Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Muhammad, Thobroni dan Arif, Mustofa, Belajar dan Pembelajaran pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Nadlir, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009. Nurdin, Syafruddin, Guru profesional dan implementasi kurikulum, Jakarta : PT. Ciputat Press, 2005.
85
86
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013. Payong, Marselus. R, Sertifikasi profesi guru konsep dasar, problematika, dan implementasinya, Jakarta : PT. Indaks, 2011. Rozak, Abdul, Fauzan, dan Nurdin, Ali, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta : FITK Press, 2010. Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali pers, 2012. Sa’dah, dkk, “Penerapan Model ARIAS ((Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction) Dalam Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal pendidikan. 1, 2012. Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010. Semiawan, Conny R, Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar, Jakarta: PT. Indeks, 2008. Sholeh, Asrorun, Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru analisis kronologi atas lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta: Elsas Jakarta, 2006. Soehendro, Bambang, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajara, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Wilis Dahar, Ratna, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011
87 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISKLUS I
Satuan Pendidikan
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: V/Genap
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C. Indikator 2.2.1 Mengidentifikasi proses persiapan kemerdekaan 2.2.2 Menjelaskan proses pembentukan BPUPKI 2.2.3 Menjelaskan proses pembentukan PPKI
D. Tujuan Pembelajaran 2.2.1 Siswa mampu mengidentifikasi proses persiapan kemerdekaan 2.2.2 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan BPUPKI 2.2.3 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan PPKI
E. Materi Pembelajaran (Uraian Materi Terlampir) Persiapan kemerdekaan Indonesia dan Perumusan dasar negara 1) Kerja keras para tokoh dalam proses perumusan dasar negara
88
a. Perumusan dasar negara b. Usaha persiapan kemerdekaan - Pembentukan BPUPKI - Pembentukan PPKI 2) Menghargai jasa tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta
F. Metode Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan I) Tahapan
Deskripsi
Alokasi
Pembelajaran
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Waktu
Pendahuluan
1. Orientasi 1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Motivasi dan Appersepsi 1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan. 2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam mengikuti proses belajar dengan bernyanyi (Tahap Assurance) 3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran topik ini dalam kehidupan seharihari (Tahap Relevance) 4) Guru memberikan penjelasan sedikit seputar materi secara singkat terkait contoh gambar. Pemberian Acuan 1) Guru membentuk peserta didik menjadi 6 kelompok dengan cara mencocokan warna yang sama.
15 menit
89
Inti
1) Guru membagikan lembar kerja kelompok. 2) Guru menjelaskan proses diskusi yang akan dilakukan siswa perkelompok. 3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya terkait bahan belajar yang telah diberikan 4) Siswa mulai melakukan diskusi dan mengerjakan tugas kelompok membuat mind map. (Tahap Interest) 5) Guru mengawasi setiap kelompok dan memberi penjelasan bila ada yang belum mengerti. 6) Guru menginstruksikan pada siswa yang sudah selesai mengerjakan mind map untuk menemperkan hasil didinding kelas 7) Guru memberi kesempatan pada 1 kelompok yang pertama selesai untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. (Tahap Assessment) 8) Proses penilaian antar kelompok. 9) Penghitungan skor oleh guru di depan kelas. 10) Memberikan hadiah pada kelompok presentasi dan pada kelompok terbaik. (Tahap Satisfaction)
Penutup
1. Kesimpulan 1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik terkait pembelajaran. 2) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) pada setiap individu sebagai penguat hasil pembelajaran. 2. Informasi Kegiatan Selanjutnya 1) Guru memberikan informasi terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
50 menit
5 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran Alat Sumber Belajar :
: Sepidol, papan tulis, kertas karton, dll. 1) Dwi, Ari istiyani, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. 2) Lembar Kerja Kelompok
90
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran (Penilaian Terlampir) Indikator Pencapaian Kompetensi - Mengidentifikasi proses
Jenis Penilaian individu
Bentuk Penilaian
Instrumen
Essay
Tes Tulis
Hasil Presentasi
Non tes
persiapan kemerdekaan -
Menjelaskan
proses
pembentukan BPUPKI -
Menjelaskan
Kelompok
proses
pembentukan PPKI
Tangerang selatan, 07 April 2015 Mengetahui Guru kelas,
Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd )
( Isti Saras Swati )
91
LAMPIRAN MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Kemerdekaan merupakan dambaan setiap negara, demikian juga bangsa Indonesia. Sejak penjajahan bercokol di Indonesia, bangsa Indonesia telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Perjuanag telah menelan banyak korban baik jiwa maupun harta benda. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang. di masa pendudukan Jepang inilah, dilakukan beberapa usaha persiapan kemerdekaan. Kedudukan tentara Jepang dalam Perang Pasifik makin terdesak. Pemerintah Jepang berusaha bangsa Indonesia agar bersedia membantunya. Salah satu cara pemerintah pendudukan mengambil hati bangsa Indonesia adalah dengan memberi janji kemerdekaan. 1. Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pemerintah pendudukan Jepang berusaha mewujudkan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah pendudukan Jepang membentuk organisasi/badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai berikut a. Pembentukan BPUPKI Perdana mentri jepang Kaiso, pada tanggal 7 September 1944 menyatakan: “Indonesia akan diberikan kemerdekaan di kelak kemudian hari”. Janji tersebut dikeluarkan karena jepang sudah semakin terdesak oleh sekutu. Dengan cara demikian, jepang berharap memperoleh bantuan dari rakyat Indonesia. Jepang ingin membuktikan janjinya. Pada tanggal 1 Maret 1945, Letnan Jendral Kumakici Harada membentuk Badan Penyelidikan
Usaha-usaha
Persiapan
Kemerdekaan
Indonesia
(BPUPKI). BPUPKI dalam bahsa Jepang, di sebut juga Dokuritsu Junbi Cosakai.
92
Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki masalah-masalah penting yang berhubung dengan pembentukan negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 29 April 1945, susunan pengurus BPUPKI diumumkan. dr. Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua (Kaico), sedangkan wakilnya dua orang, satu dari Indonesia, yakni R.P. Suroso dan satu dari jepang Ichi Bangase. Pada tanggal 28 Mei 1945 diselenggarakan upacara peresmian BPUPKI bertempat di gedung Cuo Sangi In, pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negri). Pada peresmian itu dilakukan upacara pengibaran bendera kedua bangsa. Bendera Jepang, Hinomaru, dikibarkan oleh A.G. Pringgodigdo; kemudian bendera Indonesia, Merang Putih dikibarkan oleh Toyohoto Masuda. Upacara tersebut, membangkitkan semangat para anggota BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan.
b. Pembentukan PPKI Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Jumbi Inkai. PPKI beranggotakan 21 orang, yang terdiri atas wakil-wakil dari seluruh Indonesia. Ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Moh. Hatta. Setelah PPKI terbentuk BPUPKI yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya yakni menyusun rancangan Dasar Negara, dibubarkan. Pembubaran BPUPKI dan pembentukan PPKI ini sesuai dengan keputusan Jendral Terauchi, seorang Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara. Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan Nasional. Yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil menghadap Jendral Terauchi di Dalat, Saigon (Vietnam Selatan). Dalam pertemuannya
pada
tanggal
12
Agustus
1945.
Jendral
Terauchi
menyampaikan kepada tiga pemimpin Indonesia tersebut bahwa Pemerintah Kekaisaran Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia setelah persiapannya selesai. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh wilayah bekah jajahan Hindia Belanda.
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISKLUS I
Satuan Pendidikan
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: V/Genap
Pertemuan Ke-
: 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C. Indikator 2.2.1 Menjelaskan proses perumusan dasar negara 2.2.2 Membedakan
peran
tokoh
dalam
proses
mempersipakan
kemerdekaan.
D. Tujuan Pembelajaran 2.2.1.1 Siswa mampu menjelaskan proses perumusan dasar negara 2.2.2.2 Siswa
mampu
membedakan
peran
tokoh
dalam
mempersipakan kemerdekaan.
E. Materi Pembelajaran (Uraian Materi Terlampir) 1) Kerja keras para tokoh dalam proses perumusan dasar negara a. Perumusan dasar negara
proses
94
b. Usaha persiapan kemerdekaan - Pembentukan BPUPKI - Pembentukan PPKI 2) Menghargai jasa tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta
F. Pendekatan Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Deskripsi
Alokasi
Pembelajaran
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Waktu
Pendahuluan
1. Orientasi 1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Motivasi dan Appersepsi 1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan. 2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan membaca pancasila bersama-sama dan adu kecepatan (Tahap Assurance) 3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran topik ini dalam kehidupan seharihari (Tahap Relevance) 4) Guru menjelaskan materi secara singkat. Pemberian Acuan 1) Guru membentuk peserta didik menjadi 2 kelompok besar.
Inti
1) Guru membagikan bahan belajar. 2) Guru mengisntruksikan siswa untuk membaca bahan belajar. 3) Siswa mulai membaca bahan belajar.
10 menit
95
4) Guru melakukan curah pendapat pada siswa terkait hasil bacaan siswa. 5) Guru membagikan kartu indeks pada siswa. 6) Guru menginstruksikan pada siswa untuk menulis pertanyaan - jawaban pada kartu indeks berbeda. 7) siswa mengumpulkan kartu indeks dan mengkocoknya. 8) Guru membagikan indeks pada siswa secara acak. 9) Guru memerintahkan pada siswa untuk mencari pasangan kartu yang sesuai. (Tahap Interest) 10) Setelah selesai siswa duduk rapi dan guru menjelakan permainan. 11) Siswa mulai melakukan permaian. 1 kelompok membaca pertanyaan dan kelompok lawan menjawab. (Tahap Assessment) 12) Guru mengawasi setiap proses permainan dan guru mencatat skor di depan kelas. 13) Guru memberikan nilai tambahan dan reward bagi kelompok yang yang menang. (Tahap Satisfaction) Penutup
50 menit
1. Kesimpulan 1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat terkait proses pembelajaran. 10 menit 2. Informasi Kegiatan Selanjutnya 1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait pertemuan berikutnya.
H. Alat dan Sumber Pembelajaran Alat Sumber Belajar :
: Sepidol, papan tulis, kartu indeks, dll . 1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. 2) Lembar Kerja Kelompok
96
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran a.
a. Penilaian Aspek Kognitif Indikator Pencapaian Kompetensi - Menjelaskan proses perumusan dasar
Jenis Penilaian Individu
Bentuk Penilaian Essay
Instrumen Tes Tulis
Kelompok
Hasil Presentasi
Non tes
negara - Menyebutkan dan Membedakan peran tokoh dalam proses mempersipakan kemerdekaan.
Tangerang Selatan, 14 April 2015 Mengetahui Guru kelas,
Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd )
( Isti Saras Swati )
97
LAMPIRAN MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Perumusan Dasar Negara Dasar negara adalah bagaikan membangun sebuah rumah atau bangunan diperlukan sebuah pondasi. Sebelum bangunan dibuat lebih dulu agar kokoh dan tidak terombang ambingkan. Demikian juga bangsa Indonesia, sebelum kemerdekaan telah merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan digunakan untuk mendirikan bangsa Indonesia, sebelum kemerdekaan telah merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan digunakan untuk mendirikan Negara Kesatuan republik Indonesia. Setelah BPUPKI dibentuk, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk merumuskan rancangan dasar negara. Sidang kedua pada tanggal 10-17 Juni 1945 untuk merumuskan rancangan Undang-undang Dasar. Dalam sidang pertama ada tiga pembicara yakni Muh. Yamin, Mr. Supomo dan Ir. Soekarno. Pada tanggal 29 Mei 1945, tampil pembicara pertama yakni Muh. Yamin. Beliau mengemukakan lima azaz Dasar Negara kebangsaan Indonesia sebagai berikut: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ke-Tuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Pembicara kedua Prof. Dr. Mr. Soepomo tampil pada tanggal 31 Mei 1945. Beliau mengemukakan dasar-dasar untuk Indonesia Merdeka sebagai beriku: 1. Paham negara kesatuan 2. Perhubungan negara dan agama 3. Sistem badan permusyawaratan
98
4. Sosialisme Indonesia 5. Hubungan antar bangsa Sidang terakhir tanggal 1 Juni 1945, sebgai pembicara
Ir.
Soekarno.
Beliau
juga
mengusulkan lima dasar Negara Indonesia Merdeka, yakni sebagai berikut: 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme dan Peri kemanusiaan 3. Mufakat dan Demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan Yang Maha Esa Ir. Soekarno mengusulkan nama dasar tersebut adalah pancasila. Kata panca artinya lima dan sila artinya dasar atau azas. Jadi pancasila artinya lima dasar atau azas. Kelima asas itu atas seorang ahli bahasa oleh Ir.Soekarno diberi nama pancasila, kemudian diusulkan menjadi dasar negara Indonesia. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan sebanyak 9 orang, maka disebut Panitia Sembilan. Anggota panitia sembilan adalah: 1. Ir. Soekarno
6. K.H. Wahid Hasyim
2. Drs. Moh. Hatta
7. H. Agus Salim
3. Mr. Moh. Yamin
8. Abdul Kahar Muzakir
4. Mr. Ahmad Subarjo
9. Abikusno Cokrosuyoso
5. Mr. A.A. Maramis Panitia sembilan berhasil menyusun satu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Hasil kerja Panitia Sembilan itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara yang terdiri dalam Piagam jakarta berbunyi sebagai berikut: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
99
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Sidang BPUPKI yang kedua berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 membahas masalah Rancangan UUD. Pada sidang yang kedua ini, BPUPKI membentuk satu panitia baru yakni Panitia perencanaan UUD. Tugas panitia ini adalah menyusun UUD Negara Indonesia. Pada tanggal 14 Juli 1945, Panitia perancang UUD melaporkan hasil kerjanya BPUPKI. Laporan hasil kerja itu, berisikan tiga hal, yaitu: 1. Pernyataan Indonesia Merdeka 2. Pembukaan UUD, dan 3. Batang Tubuh (isi) UUD Selanjutnya pada tanggal 18 agustus 1945 (setelah proklamasi Republik Indonesia), PPKI mengadakan sidang. Sebelum sidang secara resmi di buka, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam. Mereka adalah Ki Bagus Hadikusuma, K.H. Wachid Hasyim, Kasman Singodimbejo dan Teuku Mohammad Hasan. Pertemuan itu membahas perumusan dasar negara khususnya mengenai sila pertama. Ada sebgaian masyarakat Indonesia yang tidak setuju bunyi sila pertama menurut Piagam jakarta: “Ke Tuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Pesan ketidak setujuan itu, mereka sampaikan kepada Drs. Moh. Hatta. Apabila kata-kata itu tetap dipakai, maka seolah-olah hanya memberi tempat kepada kelompok Islam saja. Oleh karena itu, kata-kata itu hanya diubah. Demi rasa persatuan dan kesatuan, maka atas dasar kesepakatan para tokoh Islam yang diajak berdialog dengan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dicapai kata sepakat. Kalimat itu diganti dengan : Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan dasar negara yang otentik, bukanlah rumusan-rumusan individu yang diusulkan oleh Moh. Yamin, Mr. Soepomo atau Ir. Soekarno.
100
Bukan pula rumusan dalam Piagam Jakarta. Perubahan sila pertama ini berimbas pada perubahan beberapa pasal yang ada dalam rancangan Undang-Undang Dasar Rumusan Dasar Negara yang otentik adalah seperyi dirumuskan oleh PPKI dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
2. Menghargai Jasa Para Tokoh dalam Persiapan Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI dan PPKI adalah sebagian dari persiapan kemerdekaan Indonesia. Hal ini pada masa pendudukan jepang. banyak tokoh Indonesia yang berperan dalam mempersiapakn kemerdekaan indonesia. Tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno (Bung Karno) dan Drs. Moh. Hatta (bung Hatta). 1. Ir. Soekarno Ir. Soekarno, lahir di Belitar, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo. Ibunya, berasal dari Bali bernama Ida Nyoman rai. Pada masa kecil dan masa muda beliau dikenal pemberani. Pendidikan yang ditempuh cukup berhasil. Ditengah penjajahan beliau berhasil meraih gelar Ir (Insinyur) di Techische Hooge School (THS)
Bandung
sekarang
ITB.
Peran
Ir.
Soekarno
dalam
mempersiapakn kemerdekaan Indonesia, yaitu: a. Dalam sidang BPUPKI pertama beliau mengusulkan konsep dasar negara Pancasila 1 Juni 1945.
101
b. Sebagi ketua “Panitia Kecil” yang dibentuk BPUPKI pada tanggal 22 Juni 45 c. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat pada tanggal 9 Agustus 1945 berangkat ke Dalat, Vietnam Selatan memenuhi panggilan jendral Terauchi. 2. Drs. Moh. Hatta Drs. Moh. Hatta lahir di bukit tinggi, Sumatra Barat tanggal 12 Agustus 1902. Beliau pernah belajar di sekolah tinggi ilmu ekonomi di negara Belanda. Peran Ir. Soekarno dalam mempersiapakn kemerdekaan Indonesia, yaitu: a. Sebagi wakil ketua PPKI yang dibentuk 7 Agustus 1945 b. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat pada tanggal 9 Agustus 1945 berangkat ke Dalat, Vietnam Selatan memenuhi panggilan jendral Terauchi.
102 Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISKLUS II
Satuan Pendidikan
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: V/Genap
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C. Indikator 2.3.1 Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi 2.3.2 Menghubungkan pristiwa rengas dengklok dan penyusunan naskah proklamasi
D. Tujuan Pembelajaran 2.3.1.1 Siswa mampu menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi 2.3.1.2 Siswa mampu menghubungkan pristiwa rengas dengklok dan penyusunan naskah proklamasi
E. Materi Pembelajaran (Uraian Materi Terlampir) Peristiwa sekitar proklamasi
103
a. Peristiwa menjelang proklamasi - Garis waktu tahapan menjelang proklamasi - Peristiwa yang terjadi saat proklamasi b. Tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi - Cara menghargai jasa para tokoh - Riwayat singkat para tokoh dan pesannya
F. Metode Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Deskripsi
Alokasi
Pembelajaran
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Waktu
Pendahuluan
1. Orientasi 1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Motivasi dan Appersepsi 1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan. 2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dalam mengikuti proses belajar dengan bermain tebak-tebakan (Tahap Assurance) 3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran topik ini dalam kehidupan seharihari (Tahap Relevance) Pemberian Acuan 1) Guru memberi pretest 2) Guru membentuk peserta didik menjadi 9 kelompok sesuai tempat duduk.
Inti
1) Guru membagikan lembar kerja kelompok dan gambar. 2) Guru menjelaskan proses diskusi yang akan dilakukan siswa perkelompok. 3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap
15 menit
50 menit
104
4)
5) 6) 7)
8) 9) Penutup
kelompok untuk bertanya terkait bahan belajar yang telah diberikan Siswa mulai melakukan diskusi dan mengerjakan tugas individu dalam kelompok yaitu menyusun gambar sesuai kronologi kejadian dan di tempel di masing-masing buku siswa. (Tahap Interest) Guru mengawasi setiap kelompok dan memberi penjelasan bila ada yang belum mengerti. Guru menginstruksikan pada siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkan tugas. Guru mengocok siswa yang akan membacakan hasil di depan kelas dan kelompok lain memperhatikan. (Tahap Assessment) Memberikan hadiah pada siswa presentasi dan pada kelompok terbaik. (Tahap Satisfaction) Guru menjelaskan kembali materi yang dipelajari.
1. Kesimpulan 1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik terkait pembelajaran. 2. Informasi Kegiatan Selanjutnya 1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran Alat Sumber Belajar :
: Sepidol, papan tulis, gambar, kertas hvs, . 1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. 2) Lembar Kerja Kelompok
105
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran a. Penilaian Aspek Kognitif (Terlampir) Indikator Pencapaian Kompetensi - Pretest -
Menyebutkan
Jenis Penilaian Individu
Bentuk Penilaian
Instrumen
Pilihan Ganda
Tes Tulis
Kelompok
Hasil Presentasi
Non tes
Individu
Lisan naskah proklamasi
Tes Lisan
peristiwa
yang terjadi menjelang proklamasi -
Menghubungkan pristiwa rengasdengklok dan penyusunan naskah proklamasi
Tangerang Selatan, 28 April 2015 Mengetahui Guru kelas,
Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd )
( Isti Saras Swati )
106
LAMPIRAN MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Peristiwa-peristiwa penting di sekitar Proklamasi a. Peristiwa Rengasdengklok Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Sementara itu, pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia merahasiakan berita penyerahan Jepang kepada sekutu. Sultan Syahrir yang telah mengetahui kekalahan Jepang segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta. Sultan Syahrir mendesak kedua tokoh tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ingin membahas pelaksanaan proklamasi kemerdekaan di dalam rapat PPKI terlebih dahulu. Para pemuda tidak putus asa. Pada malam tanggal 15 Agustus 1945, para tokoh pemuda mengadakan rapat kilat, keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945, sebab Jepang sudah kalah, sedangkan sekutu sebagai pemenang perang belum datang. Golongan muda mengutus Darwis dan wikana menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan muda tersebut. Terjadilah keteganagn akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada hari tanggal 16 agustus 1945 tiga tokoh pemuda yakni Soekarni, Yusuf kunto, dan Syodanco singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengahdengklok, Jawa Barat. Di Rengasdengklok para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore harinya Ahmad Subardjo menyusul ke Rengasdengklok dan berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara golongan muda dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh mencapai kesepakatan dalam musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemedekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah terjadi kesepakatan antara
107
golongan pemuda dan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi, mereka kembali ke Jakarta. b. Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Setelah tiba di Jakarta, segera diadakan pembicaraan antara anggota PPKI (golongan tua) dengan para pemuda (golongan muda) untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan dilaksanakan di rumah Laksamana Muda Maeda di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. Laksamana Maeda adalah seorang kepala perwakilan angkatan laut jepang di jakarta yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indoensia sehingga mengijinkan dan menjamin keselamatan untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi. Ir. Soekarno memegang pena untuk menulis konsep. Ahmad Subadjo mendikte kalimat pertama: “kami bangsa Indoenesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Bung Hatta menyempurnakan dengan kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.” Menjelang pagi tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi berhasil dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo yang disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni, M. Diah, dan Sudiro. Naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dibacakan di hadapan peserta rapat (yang menunggu di rung depan). Ketika itu timbul permasalahan , yaitu siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi tersebut. Mulanya diusulkan agar semua yang hadir ikut menandatangani naskah proklamasi tersebut. Tetapi mereka tidak setuju. Sukarni mengusulkan agar naskah tersebut ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut diterima dengan suara bulat. Setelah mendapat persetujuan isi dan siapa yang menandatangani teks tersebut kemudian Ir. Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep naskah proklamasi tersebut dengan beberapa perubahan. Setelah diketik kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indoensia.
108
c. Detik-detik Proklamasi Berita tentang akan dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia telah di dengar oleh rakyat. Menurut rencana pembacaan teks proklamasi dilaksanakan di lapangan Ikada. Namun karena pertimbangan keamanan maka dialihkan, di rumah Ir. Soekarno, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang jalan proklamasi) mereka mengetahui bahwa pada hari itu (Jumat tanggal 17 agustus 1945) akan dibacakan proklamasi kemedekaan Indoensia. Para hadirin sudah tidak sabar untuk menyatakan pernyataan Kemerdekaan Indoensia. Tepat pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi drs. Moh. Hatta membacakan
naskah
Proklamasi
kemerdekaan
Indoensia.
Sebelum
membacakan naskah proklamasi Ir. Soekarno mengucapkan kalimat pengantar yang berbunyi:...” Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:” Setelah teks proklamasi dibacakan Ir. Soekarno berkata: “demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita merdeka, negara Republik Indoenesia merdeka, kekal dan abadi. Insya’Allah Tuhan memberikan kemerdekaan untuk kita. Setelah pembacaan teks proklamasi selesai, dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih (dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Soekarno) pengibaran dilakukan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat dan diiringi oleh laku Indoensia raya. Setelah itu berita kemerdekaan disebarkan melalui radio, surat kabar dan kurir. d. Makna proklamasi Pernyataan proklamasi Kemerdekaan Indoensia memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Makna tersebut ialah: 1. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia 2. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing 3. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia Dengan proklamasi bangsa Indoenesia dapat menentukan kehidupannya sendiri sesuai dengan harkat dan martabat, serta sendi-sendi kehidupan bangsa Indoensia.
P R O K L A M A S I Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas seluruh bangsa Indonesia Soekarno/Hatta
109
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISKLUS II
Satuan Pendidikan
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: V/Genap
Pertemuan Ke-
: 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2x35 menit
A. Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
C. Indikator 2.3.1 Menyebutkan garis waktu tahapan menjelang proklamasi 2.3.2 Menjelaskan riwayat singkat para tokoh yang berperan dalam proses proklamasi 2.3.3 Menunjukan cara menghargai jasa para tokoh
D. Tujuan Pembelajaran 2.3.2.2 Siswa mampu menyebutkan garis waktu tahapan menjelang proklamasi 2.3.2.3 Siswa mampu Menjelaskan riwayat singkat para tokoh yang berperan dalam proses proklamasi 2.3.3.3 Siswa mampu Menunjukan cara menghargai jasa para tokoh
111
E. Materi Pembelajaran (Uraian Materi Terlampir) Peristiwa sekitar proklamasi a. Peristiwa menjelang proklamasi - Garis waktu tahapan menjelang proklamasi - Peristiwa yang terjadi saat proklamasi b. Tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi - Cara menghargai jasa para tokoh - Riwayat singkat para tokoh dan pesannya
F. Metode Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan I) Tahapan
Deskripsi
Alokasi
Pembelajaran
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Waktu
Pendahuluan
1. Orientasi 1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajaran dengan berdo’a bersama dan mengabsensi peserta didik. 2. Motivasi dan Appersepsi 1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan. 2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan bermain tebaktebakan (Tahap Assurance) 3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran topik ini dalam kehidupan seharihari (Tahap Relevance)
Inti
1) Guru membagikan bahan ajar. 2) Guru menginstruksikan peserta didik untuk membaca bahan ajar 3) Siswa membaca.
10 menit
45 menit
112
4) Guru dan siswa melakukan curah pendapat terhadap hasil bacaan siswa. 5) Guru membagikan gambar pahlawan pada siswa. 6) Guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan. 7) Guru meminta siswa untuk menempelkan gambar-gambar tokoh persiapan kemerdekaan di buku. (Tahap Interest) 8) Siswa mencari informasi tokoh terkait nama, tempat tanggal lahir dan perannya. 9) Guru mengawasi proses pembelajaran 10) Guru memberi kesempatan 2 siswa untuk membacakan hasil kerja di depan kelas. (Tahap Assessment) 11) Guru memberikan LKS pada siswa. 12) Siswa mulai mengerjakan LKS. 13) Guru memberikan hadiah pada 2 siswa yang mempresentasikan hasil kerja siswa dan pada 5 siswa yang selesai lebih awal dan memberi tambahan nilai. (Tahap Satisfaction) Penutup
1. Kesimpulan 1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat dengan peserta didik terkait pembelajaran. 2) Guru memberikan Postest 2. Informasi Kegiatan Selanjutnya 1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik terkait dengan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
15 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran Alat Sumber Belajar :
: Sepidol, papan tulis,. 1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. 2) Lembar Kerja Kelompok
113
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran a. Penilaian Aspek Kognitif (Terlampir) Indikator Pencapaian Kompetensi - Menjelaskan riwayat singkat para
tokoh
yang
berperan
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Individu
Teka Teki Silang
Tes Tulis
Individu
Essay
Tes Tulis
Individu
Pilihan Ganda
Tes Tulis
dalam proses proklamasi - Menunjukan cara menghargai jasa para tokoh - Postest
Tangerang Selatan, 05 Mei 2015 Mengetahui Guru kelas,
Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd )
( Isti Saras Swati )
114
LAMPIRAN MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Garis Waktu tentang Tahapan Peristiwa Menjelang Proklamsi Setelah mempelajari berbagai peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan RI. Sekarang, mari kita lihat tahapan peristiwa menjelang proklamasi sesuai urutan waktu. a. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu (Amerika Serikat) b. Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga pemimpin bangsa, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wedyadiningrat berangkat ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi. c. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. d. Pada tanggal 15 agustus 1945 para tokoh pemuda mengadakan rapat. Mereka sepakat untuk segera menyatakan proklamasi kemerdekaan secepat mungkin. e. Pada tanggal 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.30, utusan golongan muda menemui Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka menuntuk agar proklamasi kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945. f. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta di bawa ke Rengasdengklok, Jawa Barat. g. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 21.00 WIB, kedua tokoh tersebut dibawa kembali oleh para pemuda ke Jakrta. Setiabanya di Jakrta segera mengadakan pertemuan untuk persiapan proklamasi kemerdekaa. h. Pertemuan di adakan di rumah Laksamana Maeda. Tiga tokoh penting yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subadjo berhasil merumuskah teks proklamasi. i. Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat jam 10.00 WIB Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan teks proklamasi Kemedekaan RI di Jalan Timur No. 56 Jakarta.
115
2. Tokoh-Tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi Riwayat singkat Para Tokoh a. Ir. Soekarno Ir. Sokarno adalh tokoh penting dari golongan tua. Berbagai jabatan pernah dipegang, antara lain sebagai ketua PPKI. Bung Karno adalah tokoh yang sangat perpengaruh dalam perjuanagn mencapai kemerdekaan. Peran Bung Kano sbb: 1. Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga pemimpin bangsa, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wedyadiningrat berangkat ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi. 2. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subadjo berhasil merumuskah teks proklamasi. 3. Ir.
Soekarno,
Drs.
Moh.
Hatta
membacakan
teks
proklamasi
kemerdekaan. Setelah merdeka, Ir. Soekarno dipilih dan diangkat menjadi presiden pertama RI (1945-1949), dan RIS (1949-1950), RI (1950-1966) b. Drs. Moh. Hatta Pada masa pendudukan Jepang Drs. Moh. Hatta sebagai pemimpin PETA bersama Ir. Soekarno, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mansur. Drs. Moh. Hatta juga diangkat sebagai wakil PPKI. Peranya beliau sebagai berikut: 1. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indoenesia. 2. Drs. Moh. Hatta mendapat julukan Bapak Koperasi, karena konsepkonsepnya yang dituankan dalam pasar 33 UUD 1945. 3. Drs. Moh. Hatta, dipilih dan diangkat menajdi wakail presiden RI pertama. Ia meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dimakankan di Tn. Kusir Jakarta. c. Ahmad Subardjo Ahmad Subardjo termasuk orang penting dalam sejarah perjuangan bangsa Berikut peranya beliau:
116
1. Sebagai anggota panitia sembilan yang berhasil merumuskan piagam jakarta dan juga sebgai anggota PPKI 2. Mr. Ahmad Subardjo berhasil menjembatani perbedaan pendapat anatara golongan tua dan golongan muda di Rengasdengklok. Atas prakarsanya, akhirnya kedua golongan ini bersatu
bersama membahas persiapan
proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta. 3. Mr.
Ahmad
Subardjo
juga
merupakan
konseptor
yang
ikut
menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan. d. Fatmawati Fatmawati adalah istri Presiden Soekarno. Beliau lahir di Bengkulu tahun 1923. Beliau wafat pada tahun 1980. Peran beliau diantaranya: 1. Fatmawati selalu mendampingi Presiden soekarno dalam banyak kegiatan baik acara kenegaraan maupun kekeluargaan. 2. Fatmawati yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada saat proklamasi Kemerdekaan Indoensia. e. Chaerul Saleh Ia adalah seorang aktifis pemuda dalam pergerakan nasional.
Chaerul
Saleh
dilahirkan
tanggal
13
September 1916 di Sawahlunto, Sumatra Barat. Ia menjadi anggota angkatan muda pada saat kedudukan Jepang. pada akhirnya ia membenci Jepang. ia menajdi pemeimpin dalam pertemuan di gedung Bakteriologi Jakarta. Yang menginginkan Indoensia merdeka tanpa peran PPKI. Sebab menurutnya PPKI merupakan badan bentukan Jepang. f. Wikana Wikana aktif dalam organisasi kepemudaan pada zaman Jepang. lahir pada 13 September 1916 di Sumedang, Jawa Barat. Ia merupakan wakil dari
117
golongan muda yang menghadap Ir. Soekarno brersama Darwis untuk menyampaikan hasil rapat pemuda Indonesia yang dilakukan di gedung Bakteriologi. g. Sukarni Sukarni, aktif dalam organisasi pemuda angkatan Baru Indonesia. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur. Sukarni mengusulkan agar naskah proklamsi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebgai wakil bangsa Indonesia.
118 Lampiran 3
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS I (POSTEST)
Tingkat Pendidikan
: SD atau MI
Kelas / Semester
: V/ Genap
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapka
dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Jasa Dan Peran
Kerja keras para
Tokoh Dalam
tokoh dalam
Persiapan
persiapan
Proklamasi
proklamasi
Indikator Soal 1. Mengidentifikasi
Nomor Soal proses
persiapan kemerdekaan 2. Menjelaskan
1, 5, 8, 9, 11, 12
proses
2, 3, 4, 6, 7
proses
14, 15, 16
proses
10, 18, 20
pembentukan BPUPKI
Kemerdekaan
3. Menjelaskan pembentukan PPKI
Menghargai Jasa
4. Menjelaskan
para tokoh dalam persiapan
perumusan dasar negara 5. Membedakan
kemerdekaan
peran
tokoh
13, 17, 19
dalam proses mempersipakan kemerdekaan.
JUMLAH
20
119 Lampiran 4 SOAL PRETEST SIKLUS I Nama
:
Kelas
:
Nilai
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa..... a. Portugis b. Jepang c. Belanda d. Amerika
2. Nama lain dari BPUPKI adalah... a. Dokuritsu Junbi Cosakai b. Jawa Hokokai a. Dokuritsu Junbi Inkai b. Chuo Sangi In
3. Peresmian BPUPKI dilakukan di.... a. Gedung Suo Sangi In b. Gedung Kebangkitan Nasional c. Istana Merdeka d. Gedung Harmoni
4. Pada tanggal berapa sidang kedua BPUPKI dilaksanakanl...... a. 29 Mei – 1 Juni 1945 b. 29 Juni – 1 Juli 1945 c. 30 Mei – 1 Juni 1945 d. 10 – 17 Juli 1945
5. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut dikemukakan oleh..... a. Perdana Mentri Kaiso b. Perdana Mentri Konoye
120 c. Kaisar Hirohito d. Jendral Tojo
6. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
7. Anggota BPUPKI berjumlah.... a. 60 Orang b. 9 orang c. 10 Orang d. 5 orang
8. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Rumusan Dasar Negara b. Rancangan Lembaga Negara c. Rumusan Piagam Jakarta d. Rancangan UUD
9.
Hasil sidang BPUPKI yang kedua..... a. Rancangan Lembaga Negara b. Rumusan Piagam Jakarta c. Rancangan UUD d. Rumusan Dasar Negara
10. Yang mengusulkan nama Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Mr. Moh. Yamin b. Prof. Dr. Supomo c. Drs. Moh. Hatta d. Ir. Soekarno
11. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama....
121 a. UUD 1945 b. Jakarta Pair c. Dasar negara d. Piagam Jakarta
12. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah... a. Jakarta Convention b. Jakarta Agreement c. Jakarta Charter d. Jakarta Decision
13. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah..... a. Tunduk b. Taat c. Menghargai jasa-jasanya d. Mencela
14. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang diangkat sebagai ketua ialah.... a. Ir. Soekarno b. Mr. Ahmad Subarjo c. Drs. Moh. Hatta d. Abikusno Cokrosuyoso
15. Nama lain dari PPKI adalah..... a. Dokuritsu Junbi Inkai b. Chuo Sangi In c. Dokuritsu Junbi Cosakai d. Jawa Hokokai
16. Anggota PPKI berjumlah.... a. 10 orang
122 b. 21 orang c. 20 orang d. 30 orang
17. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan), kecuali.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
18. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila.... a. 1 Juni 1945 b. 1 Juli 1945 c. 1 Agustus 1945 d. 1 september 1945
19. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno .... a. Bukit tinggi b. Surabaya c. Belitar d. Malang
20. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan.... a. 22 Juni 1945 b. 17 Agustus 1945 c. 29 Mei 1945 d. 30 Juni 1945
Selamat Mengerjakan
123 Lampiran 5
KUNCI JAWABAN PRETEST SIKLUS I
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
B
6.
C
11.
D
16.
B
2.
A
7.
A
12.
C
17.
D
3.
A
8.
A
13.
C
18.
A
4.
B
9.
C
14.
A
19.
C
5.
A
10.
D
15.
A
20.
A
124 Lampiran 6 SOAL POSTEST SIKLUS I Nama
:
Kelas
:
Nilai
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa..... a. Portugis b. Jepang c. Belanda d. Amerika
2. Nama lain dari BPUPKI adalah... a. Dokuritsu Junbi Cosakai b. Jawa Hokokai a. Dokuritsu Junbi Inkai b. Chuo Sangi In
3. Peresmian BPUPKI dilakukan di.... a. Gedung Suo Sangi In b. Gedung Kebangkitan Nasional c. Istana Merdeka d. Gedung Harmoni
4. Pada tanggal berapa sidang kedua BPUPKI dilaksanakanl...... a. 29 Mei – 1 Juni 1945 b. 29 Juni – 1 Juli 1945 c. 30 Mei – 1 Juni 1945 d. 10 – 17 Juli 1945
5. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut dikemukakan oleh..... a. Perdana Mentri Kaiso b. Perdana Mentri Konoye
125 c. Kaisar Hirohito d. Jendral Tojo
6. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
7. Anggota BPUPKI berjumlah.... a. 60 Orang b. 9 orang c. 10 Orang d. 5 orang
8. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Rumusan Dasar Negara b. Rancangan Lembaga Negara c. Rumusan Piagam Jakarta d. Rancangan UUD
9.
Hasil sidang BPUPKI yang kedua..... a. Rancangan Lembaga Negara b. Rumusan Piagam Jakarta c. Rancangan UUD d. Rumusan Dasar Negara
10. Yang mengusulkan nama Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Mr. Moh. Yamin b. Prof. Dr. Supomo c. Drs. Moh. Hatta d. Ir. Soekarno
11. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama....
126 a. UUD 1945 b. Jakarta Pair c. Dasar negara d. Piagam Jakarta
12. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah... a. Jakarta Convention b. Jakarta Agreement c. Jakarta Charter d. Jakarta Decision
13. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah..... a. Tunduk b. Taat c. Menghargai jasa-jasanya d. Mencela
14. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang diangkat sebagai ketua ialah.... a. Ir. Soekarno b. Mr. Ahmad Subarjo c. Drs. Moh. Hatta d. Abikusno Cokrosuyoso
15. Nama lain dari PPKI adalah..... a. Dokuritsu Junbi Inkai b. Chuo Sangi In c. Dokuritsu Junbi Cosakai d. Jawa Hokokai
16. Anggota PPKI berjumlah.... a. 10 orang b. 21 orang c. 20 orang
127 d. 30 orang
17. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan), kecuali.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
18. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila.... a. 1 Juni 1945 b. 1 Juli 1945 c. 1 Agustus 1945 d. 1 september 1945
19. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno .... a. Bukit tinggi b. Surabaya c. Belitar d. Malang
20. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan.... a. 22 Juni 1945 b. 17 Agustus 1945 c. 29 Mei 1945 d. 30 Juni 1945
Selamat Mengerjakan
128 Lampiran 7
KUNCI JAWABAN POSTEST SIKLUS I
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
B
6.
C
11.
D
16.
B
2.
A
7.
A
12.
C
17.
D
3.
A
8.
A
13.
C
18.
A
4.
B
9.
C
14.
A
19.
C
5.
A
10.
D
15.
A
20.
A
129 Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS SIKLUS I Nama Sekolah
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: IPS
Nama Guru
: Siti Jubaidah, S.Pd
Kelas
: V/Genap
Tanggal/Pukul
: 14 April 2015/ 12.00
Pokok Bahasan
:
Pertemuan ke
: 2 (dua)
Sub Pokok Bahasan :
Petunjuk Berikut tanda () pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda! No. Aspek yang diamati I Assurance (Percaya Diri) 1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa 2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya. II Relevance (Relevan/Kegunaan) 1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa sekarang dan mendatang. 3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. III Interest (Minat/Perhatian) 1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran IV Assessment (Evaluasi) 1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja guru 2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. 3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. V Satisfaction (Kepuasan) 1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada siswa yang telah menunjukan keberhasilan 2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasa dihargai.
Ya
Tidak
Catatan Observasi - Guru harus merangsang keaktifan siswa lagi - Guru harus lebih mengkondisikan situasi kelas Observer
( Siti Jubaidah, S.Pd )
ِ ﺑِﺳ ْ م ِ ﷲ ّ ِ اﻟر ﱠ ﺣ ْ ﻣ َ ن ِ اﻟر ﱠ ﺣِﯾ ْ م
Lampiran 9
130
LEMBAR KERJA SISWA
Nama/Kelompok Kelas Hari/Tanggal
: : :
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Perdana mentri yang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia ialah..... 2. Dimana sidang peresmian BPUPKI dilakukan.... 3. Berapa jumlah anggota BPIPKI dan siapa nama ketuanya..... 4. Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI resmi dibubarkan dan diganti menjadi..... 5. Apa nama lain PPKI dalam bahasa jepang..... 6. Berapa jumlah anggota PPKI dan siapa nama ketuanya.... JAWABAN
ِ ّ ِ ُ اَﻟ ْﺣ َﻣ ْد
131
Buatlah sebuah Mind Maping bersama kelompokmu, Dengan materi proses pembentukan BPUPKI dan PPKI secara lengkap dan kreatif! Nama Ketua BPUPKI Jumalah anggota
Tugas BPUPKI
BPUPKII
BPUPKI dalam bahasa Jepang
BPUPKI (Badan Penyelidikan Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Tugas BPUPKI
Sejarah terbentuknya BPUPKI
ِ ّ ِ ُ اَﻟ ْﺣ َﻣ ْد
ِ ﺑِﺳ ْ م ِ ﷲ ّ ِ اﻟر ﱠ ﺣ ْ ﻣ َ ن ِ اﻟر ﱠ ﺣِﯾ ْ م Lembar Kerja Siswa
Nama/Kelompok Kelas Hari/Tanggal
: : :
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Sebutkan tokoh yang menjadi pembicara dalam sidang pertama yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.... 2. Sebutkan rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr.Soepomo... 3. Sebutkan 5 Dasar Negara Indoenesia....... 4. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil/sembilan, sebutkan hasil rumusan dari Piagam Jakarta/Jakarta Charter.... 5. Jelaskan secara singkat biografi Drs. Moh. Hatta...... JAWABAN
ِ ّ ِ ُ اَﻟ ْﺣ َﻣ ْد
132
133 Lampiran 10 KISI-KISI SIKLUS II
Tingkat Pendidikan
: SD atau MI
Kelas / Semester
: V/ Genap
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapka dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Jasa Dan Peran
Kerja keras para
Tokoh Dalam
tokoh dalam
Persiapan
persiapan
Proklamasi
proklamasi
Indikator Soal
Nomor Soal
1. Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi 2. Menghubungkan rengas
Kemerdekaan
1, 2, 5,
pristiwa
dengklok
penyusunan
dan
3, 4, 8, 9, 17,
naskah
proklamasi
Menghargai Jasa
3. Menyebutkan
para tokoh dalam
tahapan
persiapan
proklamasi
kemerdekaan
garis
waktu
menjelang
6, 7, 12, 15, 18,
4. Menjelaskan riwayat singkat para tokoh yang berperan dalam proses proklamasi 5. Menunjukan cara menghargai
10, 13, 14, 19, 20 11, 16
jasa para tokoh
JUMLAH
20
134
Lampiran 11 SOAL PRETEST SIKLUS II Nama
:
Kelas
:
Nilai
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada.... a. NICA b. Sekutu c. Belanda d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah.... a. Ir. Soekarno b. Wikana c. Drs. Moh. Hatta d. Sutan Syahrir
3. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah.... a. Chaerul Saleh b. Sajuti Melik c. Darwis d. Wikana
4. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus 1945 adalah.... a. R.A Kartini b. Fatmawati c. Dewi Sartika d. Cut Nya Dien
5. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah.... a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin
135 c. Sudirman dan Sutomo d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
6. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dimana peristiwa tersebut dilakukan... a. Kapal tempur Amerika “Misouri” b. Rumah perdana mentri Kuniaki c. Kantor sekertariat Amerika Serikat d. Dalat (Vietnam Selatan)
7. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh golongan muda ke daerah..... a. Majalengka b. Tasikmalaya c. Rengasdengklok d. Cikampek
8. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi kemerdekaan antara golongan tua dan golongan muda... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Laksamana Maeda d. Drs. Moh. Hatta
9. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali..... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Sayuti Melik d. Drs. Moh. Hatta
10. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia...... a. Ahmad Subardjo b. Wikana
136 c. Sukarni d. Chaerul Saleh 11. Berikut makna proklamasi, kecuali... a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia d. Perayaan ulang tahun presiden
12. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi.... a. 9 Agustus 1945 b. 10 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1945
13. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali..... a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi b. Merumuskan naskah proklamasi c. Membacakan teks proklamasi d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
14. Berikut tokoh golongan tua, kecuali... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo d. Sukarni
15. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal... a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 19 Agustus 1945 d. 20 Agustus 1945
137 16. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah... a. Patuh b. Taat c. Tunduk d. Menghargai jasa-jasanya
17. Pembacaan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di.... a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
18. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan... a. 07.00 WIB b. 08.00 WIB c. 09.00 WIB d. 10.00 WIB
19. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali..... a. Sukarni b. Ahmad Subardjo c. Chaerul Saleh d. Wikana
20. Fatmawati adalah istri dari... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo d. Chaerul Saleh
SELAMAT MENGERJAKAN
138 Lampiran 12
KUNCI JAWABAN PRETEST SIKLUS II
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
B
6.
A
11.
D
16.
D
2.
D
7.
C
12.
A
17.
B
3.
B
8.
C
13.
D
18.
D
4.
B
9.
C
14.
D
19.
B
5.
A
10.
C
15.
B
20.
A
139 Lampiran 13
Nama
:
Kelas
:
SOAL POSTEST SIKLUS II
Nilai
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada.... a. NICA b. Sekutu c. Belanda d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah.... a. Ir. Soekarno b. Wikana c. Drs. Moh. Hatta d. Sutan Syahrir
3. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah.... a. Chaerul Saleh b. Sajuti Melik c. Darwis d. Wikana
4. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus 1945 adalah.... a. R.A Kartini b. Fatmawati c. Dewi Sartika d. Cut Nya Dien
5. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah.... a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin
140 c. Sudirman dan Sutomo d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
6. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dimana peristiwa tersebut dilakukan... a. Kapal tempur Amerika “Misouri” b. Rumah perdana mentri Kuniaki c. Kantor sekertariat Amerika Serikat d. Dalat (Vietnam Selatan)
7. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh golongan muda ke daerah..... a. Majalengka b. Tasikmalaya c. Rengasdengklok d. Cikampek
8. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi kemerdekaan antara golongan tua dan golongan muda... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Laksamana Maeda d. Drs. Moh. Hatta
9. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali..... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Sayuti Melik d. Drs. Moh. Hatta
10. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia...... a. Ahmad Subardjo b. Wikana
141 c. Sukarni d. Chaerul Saleh 11. Berikut makna proklamasi, kecuali... a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia d. Perayaan ulang tahun presiden
12. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi.... a. 9 Agustus 1945 b. 10 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1945
13. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali..... a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi b. Merumuskan naskah proklamasi c. Membacakan teks proklamasi d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
14. Berikut tokoh golongan tua, kecuali... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo d. Sukarni
15. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal... a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 19 Agustus 1945 d. 20 Agustus 1945
142 16. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah... a. Patuh b. Taat c. Tunduk d. Menghargai jasa-jasanya
17. Pembacaan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di.... a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
18. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan... a. 07.00 WIB b. 08.00 WIB c. 09.00 WIB d. 10.00 WIB
19. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali..... a. Sukarni b. Ahmad Subardjo c. Chaerul Saleh d. Wikana
20. Fatmawati adalah istri dari... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo d. Chaerul Saleh
SELAMAT MENGERJAKAN
143 Lampiran 14
KUNCI JAWABAN POSTEST SIKLUS II
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
B
6.
A
11.
D
16.
D
2.
D
7.
C
12.
A
17.
B
3.
B
8.
C
13.
D
18.
D
4.
B
9.
C
14.
D
19.
B
5.
A
10.
C
15.
B
20.
A
144
Lampiran 15 LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS SIKLUS II Nama Sekolah
: MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran
: IPS
Nama Guru
: Siti Jubaidah, S.Pd
Kelas
: V/Genap
Tanggal/Pukul
: 05 Mei 2015/12.00
Pokok Bahasan
:
Pertemuan ke
: 2 (dua)
Sub Pokok Bahasan :
Petunjuk Berikut tanda () pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda! No. Aspek yang diamati I Assurance (Percaya Diri) 1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa 2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya. II Relevance (Relevan/Kegunaan) 1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa sekarang dan mendatang. 3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. III Interest (Minat/Perhatian) 1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran IV Assessment (Evaluasi) 1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja guru 2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. 3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. V Satisfaction (Kepuasan) 1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada siswa yang telah menunjukan keberhasilan 2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasa dihargai.
Ya
Tidak
Catatan Observasi Guru sudah dapat membuat siswa lebih aktif dan kondisi siswa sudah mulai kondusif sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Observer
( Siti Jubaidah, S.Pd )
145
Lampiran 16
LEMBAR KERJA SISWA
Lingkarilah bagian yang kalian pilih dengan tepat!
Nama :
A
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
H
H
F
A
T
M
A
W
A
T
I
M
A
M
I
M
I
S
T
I
E
R
A
E
I
Y
O
U
W
I
N
S
A
D
R
M
S
I
T
I
B
A
O
M
S
U
I
S
O
E
K
A
R
N
O
U
L
S
A
L
L
A
F
R
I
H
B
S
A
U
M
I
N
E
U
A
H
A
A
Y
N
K
S
A
B
M
C
A
R
L
A
H
E
A
H
R
A
M
T
D
E
L
W
T
G
R
I
M
K
T
J
H
O
H
A
N
I
S
A
O
A
O
I
P
A
N
C
A
S
I
L
A
Carilah Kata-kata di bwah ini! 1. Soekarno 6. Sukarni 2. Moh. Hatta 7. Wikana 3. Ahmad Subardjo 4. Fatmawati 5. Chaerul Saleh
NILAI
146
Lampiran 17 SOAL UJI COBA SIKLUS I Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa..... a. Portugis b. Belanda c. Jepang d. Amerika
2. Berikut ini usaha jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia, kecuali .... a. Memberikan pekerjaan pada rakyat Indonesia b. Boleh mengibarkan bendera Merah Putih c. Boleh menyanyikan lagu Indonesia d. Memberi janji kemerdekaan
3. Salah satu usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk.. a. BPUPKI b. PETA c. PUTERA d. Panitia Kemerdekaan
4. Nama lain dari BPUPKI adalah... a. Dokuritsu Junbi Cosakai b. Dokuritsu Junbi Inkai c. Chuo Sangi In d. Jawa Hokokai
5. Pada tanggal berapa BPUPKI didirikan... a. 17 Agustus 1945 b. 1 Maret 1945 c. 1 Juni 1945
Nilai
147 d. 30 Mei 1945
6. Peresmian BPUPKI dilakukan di.... a. Gedung Kebangkitan Nasional b. Istana Merdeka c. Gedung Suo Sangi In d. Gedung Harmoni
7. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
8. BPUPKI mengadakan sidangnya dua kali; dan sidang yang pertama ber-langsung dari tanggal...... a. 29 Juni – 1 Juli 1945 b. 30 Mei – 1 Juni 1945 c. 29 Mei – 1 Juni 1945 d. 10 – 17 Juli 1945
9. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut dikemukakan oleh..... a. Perdana Mentri Kaiso b. Perdana Mentri Konoye c. Kaisar Hirohito d. Jendral Tojo
10. Anggota BPUPKI berjumlah.... a. 60 Orang b. 10 Orang c. 9 Orang d. 5 Orang
148 11. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Rumusan Dasar Negara b. Rancangan Lembaga Negara c. Rumusan Piagam Jakarta d. Rancangan UUD
12. Hasil sidang BPUPKI yang kedua..... a. Rancangan Lembaga Negara b. Rumusan Piagam Jakarta c. Rancangan UUD d. Rumusan Dasar Negara
13. Yang mengusulkan nama Dasar Negara, Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama ialah.... a. Mr. Moh. Yamin b. Prof. Dr. Supomo c. Drs. Moh. Hatta d. Ir. Soekarno
14. Pada tanggal berapa PPKI dibentuk... a. 5 Agustus 1945 b. 6 Agustus 1945 c. 7 Agustus 1945 d. 8 Agustus 1945
15. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama.... a. UUD 1945 b. Jakarta Pair c. Dasar negara d. Piagam Jakarta
16. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah... a. Jakarta Convention b. Jakarta Agreement
149 c. Jakarta Charter d. Jakarta Decision
17. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah..... a. Tunduk b. Taat c. Menghargai jasa-jasanya d. Mencela
18. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang diangkat sebagai ketua ialah.... a. Ir. Soekarno b. Mr. Ahmad Subarjo c. Drs. Moh. Hatta d. Abikusno Cokrosuyoso
19. Nama lain dari PPKI adalah..... a. Dokuritsu Junbi Inkai b. Chuo Sangi In c. Dokuritsu Junbi Cosakai d. Jawa Hokokai
20. Anggota PPKI berjumlah.... a. 10 orang b. 20 orang c. 21 orang d. 30 orang
21. PPKI dibentuk atas persetujuan dari... a. Ir. Soekarno b. Jendral Terauchi c. Jendral Latif Hendraningrat d. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat
150 22. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan), kecuali.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
23. Berikut pembicara dalam sidang BPUPKI pertama, kecuali...... a. Muh. Yamin b. Mr. Supomo c. Ir. Soekarno d. Drs. Moh. Hatta
24. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno tampil sebagai pembicara ... a. 29 Mei 1945 b. 30 Mei 1945 c. 31 Mei 1945 d. 1 Juni 1945
25. Peri Kebangsaan, peri Kemanusiaan, peri Ke-Tuhanan, peri Kerakyatan, kesejahteraan Rakyat, adalah lima azas yang dikemukakan oleh...... a. Muh. Yamin b. Mr. Supomo c. Ir. Soekarno d. Drs. Moh. Hatta
26. Tanggal 31 Mei 1945 Mr. Soepomo menjadi pembicara dalam sidang pertama, asas pertama yang dikemukakannya adalah.... a. Paham negara kesatuan b. Perhubungan negara dan agama c. Sistem badan permusyawaratan d. Sosialisme Indonesia
151 27. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila.... a. 1 Juni 1945 b. 1 Juli 1945 c. 1 Agustus 1945 d. 1 september 1945
28. Sila berapa yang mengalami perubahan setelah proklamasi... a. Sila ke-1 b. Sila ke-4 c. Sila ke-3 d. Sila ke-5
29. Bagaimana watak dan sikap Ir. Soekarno pada masa kecil dan muda.... a. Penakut b. Sombong c. Pemberani d. Rendah diri
30. Berikut rumusan yang dihasilakn dalam piagam jakarta, kecuali.... a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemelukpemeluknya b. Ketuhanan Yang Maha Esa c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia
31. Siapa yang menandatangani naskah proklamasi.... a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta b. Wikana dan darwis c. Mr. Yamin dan Ir. Soekarno d. Drs. Moh. Hatta dan Mr. Yamin
32. Siapakah nama ayah dari Ir. Soekarno.... a. Radjiman Wediodiningrat b. Ki Bagus Hadikusuma
152 c. Raden Sukemi Sosrodiharjo d. Kasman Singodimbejo
33. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno .... a. Bukit tinggi b. Surabaya c. Belitar d. Malang
34. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan.... a. 22 Juni 1945 b. 17 Agustus 1945 c. 29 Mei 1945 d. 30 Juni 1945
35. Pada tanggal berapa Drs. Moh. Hatta lahir... a. 10 Agustus 1902 b. 11 Agustus 1902 c. 12 Agustus 1902 d. 13 Agustus 1902
36. Rumusan pertama rancangan dasar negara yang diarahkan Ir. Soekarno ialah.. a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Mufakat/demokrasi d. Kebangsaan Indonesia
SELAMAT MENGERJAKAN
153 Lampiran 18
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS I
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
C
13.
D
25.
A
2.
A
14.
C
26.
A
3.
A
15.
D
27.
A
4.
A
16.
C
28.
D
5.
B
17.
C
29.
B
6.
C
18.
A
30.
B
7.
C
19.
A
31.
A
8.
C
20.
C
32.
C
9.
A
21.
B
33.
B
10.
A
22.
D
34.
A
11.
A
23.
D
35.
C
12.
C
24.
D
36.
D
Lampiran 19
154 SOAL UJI COBA INSTRUMENPRETEST SIKLUS II
Nama
:
Kelas
:
Nilai
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada.... a. NICA b. Sekutu c. Belanda d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah.... a. Ir. Soekarno b. Wikana c. Drs. Moh. Hatta d. Sutan Syahrir
3. Nama tokoh yang memimpin pertemuan di Gedung Bakteriologi adalah.... a. Wikana b. Sukarni c. Ahmad Subardjo d. Chaerul Saleh
4. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah.... a. Chaerul Saleh b. Sajuti Melik c. Darwis d. Wikana
5. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus 1945 adalah.... a. R.A Kartini b. Fatmawati
155 c. Dewi Sartika d. Cut Nya Dien
6. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah.... a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin c. Sudirman dan Sutomo d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
7. Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu pada tanggal.... a. 06 Agustus 1945 b. 07 Agustus 1945 c. 08 Agustus 1945 d. 10 Agustus 1945
8. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan), kecuali.... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Dr. Radjiman Wediodiningrat d. Mr. Moh. Yamin
9. Berikut alasan golongan tua belum mau melakukan proklamasi, kecuali... a. Takut pada Jepang b. Khawatir terjadi pertumpahan darah c. Tidak berani melanggar perjanjian yang telah disepakati d. Proklamasi harus dibicarakan secara matang
10. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dimana peristiwa tersebut dilakukan... a. Kapal tempur Amerika “Misouri” b. Rumah perdana mentri Kuniaki c. Kantor sekertariat Amerika Serikat d. Dalat (Vietnam Selatan)
156
11. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh golongan muda ke daerah..... a. Majalengka b. Tasikmalaya c. Rengasdengklok d. Cikampek
12. Siapakah tokoh yang berhasil menjembatani pertentangan golongan muda dan golongan tua... a. Yusuf kunto b. Ahmad Subardjo c. Syodanco singgih d. Soekarni
13. Pada tanggal berapakah proklamasi kemerdekaan dilaksanakan.... a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 19 Agustus 1945 d. 20 Agsutus 1945
14. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi kemerdekaan antara golongan tua dan golongan muda... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Laksamana Maeda d. Drs. Moh. Hatta
15. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali..... a. Ir. Soekarno b. Ahmad Subardjo c. Sayuti Melik d. Drs. Moh. Hatta
157
16. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia...... a. Ahmad Subardjo b. Wikana c. Sukarni d. Chaerul Saleh 17. Dimana dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indoensia.... a. Kediaman Ir. Soekarno jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta b. Lapangan Ikada c. Rengasdengklok d. Gedung Bakteriologi
18. Siapa yang bertugas mengibarkan bendera merah putih pada saat proklamasi kemerdekaan..... a. Suhud dan Latief Hendraningrat b. Ir. Soekarno dan Ahmad Subardjo c. Suhud dan Drs. Moh. Hatta d. Latief Hendraningrat dan Wikana
19. Berikut makna proklamasi, kecuali... a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia d. Perayaan ulang tahun presiden
20. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi.... a. 9 Agustus 1945 b. 10 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1945
158 21. Pada tanggal berapa Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu.... a. 11 Agustus 1945 b. 12 Agustus 1945 c. 13 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945
22. Perwira PETA yang menjaga Soekarno-Hatta selama di Rengasdengklok adalah... a. Supriyadi b. Latif Hendraningrat c. Shodanco Singgih d. Laksamana Maeda
23. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali..... a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi b. Merumuskan naskah proklamasi c. Membacakan teks proklamasi d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
24. Siapa yang dijuluki bapak koperasi... a. Drs. Moh. Hatta b. Ir. Soekarno c. Laksamana Maeda d. Latief Hendraningrat
25. Tiga tokoh perumus dasar/azas negara adalah... a. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dr. Radjiman Wediodiningrat b. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Prof. Dr. Supomo c. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo d. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin
26. Berikut tokoh golongan tua, kecuali... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo
159 d. Sukarni
27. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal... a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 19 Agustus 1945 d. 20 Agustus 1945
28. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah... a. Patuh
c. Tunduk
b. Taat
d. Menghargai jasa-jasanya
29. Penyusunan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di.... a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
30. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan... a. 07.00 WIB b. 08.00 WIB c. 09.00 WIB d. 10.00 WIB
31. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali..... a. Sukarni
c. Chaerul Saleh
b. Ahmad Subardjo
d. Wikana
32. Fatmawati adalah istri dari... a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Ahmad Subardjo d. Chaerul Saleh SELAMAT MENGERJAKAN
160 Lampiran 20
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS II
No.
Jawaban
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
B
13.
A
25.
C
2.
D
14.
C
26.
D
3.
D
15.
C
27.
B
4.
B
16.
C
28.
D
5.
B
17.
A
29.
B
6.
A
18.
A
30.
D
7.
A
19.
D
31.
C
8.
D
20.
A
32.
A
9.
A
21.
D
10.
A
22.
C
11.
C
23.
D
12.
B
24.
A
161 Lampiran 21
TABEL SKOR N_GAIN PADA SIKLUS I DAN II No.
Siswa
1. S1 2. S2 3. S3 4. S4 5. S5 6. S6 7. S7 8. S8 9. S9 10. S10 11. S11 12. S12 13. S13 14. S14 15. S15 16. S16 17. S17 18. S18 19. S19 20. S20 21. S21 22. S22 23. S23 24. S24 25. S25 26. S26 27. S27 28. S28 29. S29 30. S30 31. S31 32. S32 33. S33 34. S34 35. S35 36. S36 37. S37 Jumlah Rata-rata
Siklus I Pretest Postest N-Gain 35 75 0,615 20 60 0,5 20 70 0,625 40 80 0,667 40 75 0,583 40 80 0,667 35 75 0,615 35 80 0,692 55 80 0,556 30 80 0,714 30 65 0,5 50 90 0,8 35 85 0,769 35 70 0,538 50 90 0,8 35 80 0,692 30 75 0,642 35 85 0,769 40 80 0,667 25 75 0,667 35 75 0,615 45 75 0,545 25 75 0,667 30 70 0,571 40 75 0,583 55 95 0,889 35 75 0,615 40 75 0,583 45 75 0,545 20 60 0,5 55 75 0,444 20 80 0,75 30 80 0,714 20 65 0,562 25 80 0,733 35 75 0,615 55 85 0,667 1325 2840 23,67 35,81 76,75 0,639
Pretest 40 20 35 40 35 60 35 35 65 65 35 65 50 55 50 55 30 50 35 40 65 35 20 30 30 65 20 35 55 20 25 25 65 30 25 20 35 1495 40,40
Siklus II Postest N-Gain 95 0,916 75 0,687 85 0,769 75 0,583 80 0,692 90 0,75 95 0,923 80 0,692 80 0,428 100 1 80 0,692 90 0,714 85 0,7 95 0,889 100 1 80 0,555 80 0,714 80 0,6 80 0,692 75 0,583 95 0,857 90 0,846 80 0,75 80 0,714 80 0,714 100 1 85 0,812 85 0,769 95 0,889 75 0,687 75 0,667 80 0,733 85 0,571 80 0,714 85 0,8 85 0,812 80 0,692 3055 27,61 82,56 0,746
162 Lampiran 22
PENGHITUNGAN SKOR N GAIN
N gain = Contoh N gain siswa no. 1 pada siklus I N gain =
= = 0,615 Jadi nilai N Gain yang diperoleh siswa sebesar 0,615
163 Lampiran 23
LEMBAR WAWANCARA GURU (PRA PENELITIAN)
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI Unwaanunnajah dilakukan pada pra penelitian, hari selasa 25 Maret 2015. Berikut ini petikan wawancaranya: Peneliti
: “Bagaimana menurut Ibu pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah MI Unwaanunnajah khususnya mata pelajaran IPS?”
Guru
: “Pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvensional, namun kadang saya menggunakan strategi seperti memberikan tugas untuk mencari fotofoto pahlawan di internet agar siswa lebih kreatif dan semangat dalam belajar.
Peneliti
: “Lalu bagaimana hasil belajar dan aktivitas siswa kelas V khususnya pada pembelajaran IPS?”
Guru Peneliti
: “Hasil belajar siswa ada yang tinggi, sedang dan ada juga yang rendah”. : “Saya mahasiswa yang akan melakukan penelitian, kira-kira jika saya meneliti di kelas V, bagaimana menurut Ibu?”
Guru
: “ Iya, silahkan. Memang ingin meneliti tentang apa?
Peneliti
: “Saya ingin meneliti tentang model pembelajaran ARIAS dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan penelitian yang akan saya lakukan adalah penelitian tindakan kelas”
Guru
: “Oh ya silahkan samudah-mudahan model ARIAS bisa meningkatkan hasil belajar siswa.”
Peneliti : “Iya bu mudah-mudahan, saya juga berharap begitu. Terimakasih bu” Guru
: “Iya sama-sama”
Pondok Aren, 25 Maret 2015
( Siti Jubaidah, S.Pd )
164
LEMBAR WAWANCARA GURU 2
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI Unwaanunnajah dilakukan pada akhir siklus I. Selasa, 14 April 2015. Berikut ini petikan wawancaranya: Peneliti : “Bagaimana menurut Ibu mengenai model pembelajaran ARIAS yang dilaksanakan pada siklus I ini?” Guru
: “Cukup Menarik, namun guru harus lebih kretif dalam membuat semua siswa aktif, tidak hanya 5 atau 10 siswa saja tapi diusahakan semua siswa.
Peneliti : “Iya bu, saya akan lebih berusaha memperbaiki. Lalu Bagaimana dengan hasil belajar siswa selama model pembelajaran ARIAS diterapkan?” Guru
Peneliti
: “Hasil belajar sangat meningkat dari sebelumnya. Namun masih ada siswa yang belum mencapai KKM.
: “Apakah ada kritikan atau masukan terhadap pembelajaran ARIAS yang telah saya lakukan?”
Guru
: “Sudah cukup baik dan menyenangkan, namun pada siklus selanjutnya harus lebih mampu mengkondisikan situasi kelas dengan baik dan merangsang semua anak aktif belajar.”
Peneliti
: “Oke bu, terimakasih banyak atas kritik dan sarannya. Semoga pada pertemuan selanjutnya saya bisa lebih baik lagi.”
Pondok Aren, 14 April 2015
165
LEMBAR WAWANCARA GURU 3
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI Unwaanunnajah dilakukan pada akhir siklus II. Selasa, 05 Mei 2015. Berikut ini petikan wawancaranya: Peneliti : “Bagaimana menurut Ibu mengenai model pembelajaran ARIAS yang dilaksanakan pada siklus II ini?” Guru
: “Sudah sangat baik, model ini sangat memberi motivasi dan relevan pada kehidupan siswa. Siswa pun sangat antusias dalam belajar.
Peneliti
: “Bagaimana dengan hasil belajar siswa selama model pembelajaran ARIAS diterapkan pada siklus II ini?”
Guru
: “Hasil belajar siswa jauh meningkat, model ini bisa saya gunakan pada pembelajaran selanjutnya.”
Peneliti : “Apakah ada yang kurang dengan model pembelajaran ARIAS ini bu?” Guru
: “ Menurut saya sudah cukup baik. Tinggal ada perbaikan sedikit pada tahap yang belum tercapai sepenuhnya.”
Peneliti : “Terimakasih bu atas bimbingan yang diberikan selama ini, saya ucupkan banyak terimakasih.”
Pondok Aren, 05 Mei 2015
166 Lampiran 24
LEMBAR WAWANCARA SISWA 1
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I, pada hari Selasa, 14 April 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang merupakan perwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2) dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara peneliti dengan tiga siswa: P
: “Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS?”
S1
: “Pelajarannya mudah dimengerti dan istirahatnya cepat bu.”
S2
: “Menyenangkan, gurunya baik, pelajaranya gampang dan tim perempuan menang.”
S3
: “Seru, enak belajarnya karena ada proses bermainnya.”
P
: “Bagaimana dengan permainan yang dilakukan pada pembelajaran?
S1
: “Rame dan seru ka!”
S2
: “Menyenangkan.”
S3
: “Seru ka!”
P
: “Apakah ada peningkatan kepercayaan diri kamu setelah mendapatkan pengajaran model pembelajaran ARIAS?
S1
: “Ya ka, karena pelajarannya mudah dimengerti.”
S2
: “Ya, karena kelompok perempuan menang ka.”
S3
: “Sedikit .”
167
P
: “
Menurutmu
apakah
model
pembelajaran
ARIAS
ini
dapat
mempermudah kalaian dalam memahami pelajaran?” S1
: “Ya, karena pelajaran menjadi mudah dimengerti ka.”
S2
: “Ya, karena permainannya unik dan menyenangkan.”
S3
: “Iya ka jadi mudah belajarnya, tapi kadang saya masih bingung dengan pelajarannya.”
168
LEMBAR WAWANCARA SISWA 2
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus II, pada hari Selasa, 5 Mei 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang merupakan perwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2) dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara peneliti dengan tiga siswa: P
: “Bagaimana menurut kamu tentang pembelajaran pembelajaran ARIAS pada siklus II ini?”
S1
: “Menyenangkan, karena pelajarannya gampang.”
S2
: “Pelajarannya unik-unik ka, jadi kami senang.”
S3
: “Enak pelajarannya ka.”
P
: “Menurut kalian apakah pembelajaran seperti ini perlu diteruskan?
S1
: “Iya ka, kami menjadi tidak bosan dalam belajar.”
S2
: “Iya ka, karena bisa belajar bersama-sama dengan kelompok.”
S3
: “Iya ka, karena membuat semangat belajar.”
P
: “Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dari pembelajaran ARIAS yang kalian ikuti selama ini?
S1
: “Sudah cukup ka.”
S2
: “Kk besok ngajar lagi ka.”
S3
: “Tidak ka.”
169 Lampiran 25 DAFTAR SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
NAMA Abdul Jabar Abdul Kafi Adam Januar syahputra Ahmad Sayidul Hajani Alfin Khafila Fadli Alifa Nurul Fajri P.M Alya Kemuning Aulia Agustin Elisah Damayanti Eneng Rohmatul Ummah Haidar Ali Hanifah Kumala Khairunisya Mahfudin Hasyim Mila Oktavia Muhammad Dimas A.S Muhammad fadli F Muhammad Nur Arifin Muhammad Rifky. H Muhammad Sultan A Nadhila Nur Shadrina Nadhira nur Shadrina Nazar Nur hidayat Novi Nur Cahyani Pardiva Prianka. S Ratu Ratna Jelita Rezal Maheru Asna. P Selma Oktaviani Shodriyah Khoirunnisa Siswanto Setiawan Suhendi Tri Wahyudi Wandira Yuda Kurniawan Yusuf Khidmat Ali Indra Maulana Danu Rizki
178 Lampiran 30
BIODATA PENULIS
Nama : Isti Saras Swati TTL
: Tangerang, 24 April 93
Alamat : Jln. Mushallah No. 26 RT 005/02 Kec. Pd. Aren Kel. Pd. Pucung Kota Tangsel- Banten No. Hp : +6283871985406 Email : [email protected] Cita-cita : Menjadi orang yang bermanfaat bagi
orang lain Hobi
: Tidur, Jalan-jalan dll
Kesan : Selama kurang lebih 4 tahun penulis belajar di kampus nan megah ini banyak sekali pengalaman yg penulis dapatkan, terutama ilmu yang bermanfaat yang didapat dari para dosen pengajar yang sangat lua biasa semoga ilmu yang beliau berikan selalu bermanfaat dan menjadi amal ibadan yang terus mengalir dan berkah (Amin). Ketika penulis memulai perkuliahan tahun 2011, penulis bertemu dengan teman-teman yang memiliki background yang berbeda-beda. Seiring berjalannya waktu dengan banyaknya ilmu dan pengalaman yang di dapat
membuat
cara berfikir
penulis
berubah
menjadi
lebih
baik.
Kesimpulannya bahwa kesan penulis adalah sebuah pengalaman yang sangat mendidik mampu membuat suatu perubahan yang positif. Pesan : BERMIMPILAH SETINGGI LANGIT siapapun anda, dimana pun anda berada, berasal dari mana pun anda, kaya miskin muda tua sehat sakit tinggi pendek gendut kurus.. semangatttt karna tidak ada yang tidak mungkin “Man jadda wa jadda..!” Berdoa, usaha, dan tawaqal Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.