PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS II MI AL-HUSNA CILEDUG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : DIANA SARI NIM : 1811018300053
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) DUAL MODE SYSTEM (DMS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014
ABSTRAK
Diana Sari 1811018300053. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui Media Audio Visual pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas II MI AlHusna Ciledug Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKn siswa kelas II MI Al Husna Ciledug. Penelitian ini dilakukan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, pada tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument pengamatan proses belajar dan angket. Hasil penelitian motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada pelajaran PKn menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat dari siswa mempunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil, peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 74% sedangkan siklus II mencapai 82%, terjadi peningkatan 8%, siswa mempunyai dorongan dan kebutuhan untuk belajar, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 73% sedangkan siklus II mencapai 83% terjadi peningkatan 10%, siswa mempunyai harapan dan cita-cita di masa depan, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 78% sedangkan siklus II mencapai 80% terjadi peningkatan 2% dan siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi yang dipelajari, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 71% sedangkan siklus II mencapai 82% terjadi peningkatan 11%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa, peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilaksanakan. Pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 72,25% sedangkan pada siklus II mencapai 88%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 15,5%.
Kata kunci : Media audio visual, motivasi belajar siswa, PTK
i
ABSTRACT Diana Sari, 1811018300053. Increasing Student Motivation through the Audio Visual Media Civics Lesson Grade II MI Al-Husna Ciledug academic year 2013/2014 . The purpose of this study is to explain the increase in student motivation through audio-visual media on subjects Civics grade II MI Al-Husna Ciledug. This research was conducted with the flow Classroom Action Research ( CAR), which consists of two cycles, each cycle consisting of four stages of planning, implementation, observation phase and phase reflection. The instrument used in this study is the observation instrument learning process and questionnaire . The results of the research student motivation through audio-visual media in Civics shows increase student motivation . Increasing student motivation can be seen from the students have a passion and desire to succeed, this increase was shown in the first cycle of 74%, while the second cycle reaches 82%, an increase of 8%, the students have the urge and need to learn, this is indicated in the first cycle by 73%, while the second cycle was 83% an increase of 10%, students have hopes and ideals in the future, it is shown in the first cycle of 78%, while the second cycle at 80% an increase of 2% and the students have curiosity height of the material being studied, it is shown in the first cycle of 71%, while the second cycle up to 82% an increase of 11%. It shows that an increase in student motivation, the increase can be seen through a cycle that has been implemented. In the first cycle students' motivation by 72.25%, while in the second cycle reaches 88% . This means that an increase of 15.5% .
Keywords : audio- visual media, student motivation, CAR
ii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan pertolonganNya, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Karena tanpa rahmat dan pertolongan-Nya tidaklah mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh Umat Islam yang terlena maupun terjaga atas sunnahnya. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa melalui Media Audio Visual pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas II MI Al Husna Ciledug Tahun Pelajaran 2013/2014” ini, penulis susun untuk memenuhi persyaratan kelulusan yang ditempuh di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penulis tertarik mengangkat tema ini, karena motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar hasil belajar yang dicapainya tidak optimal. Oleh sebab itu seorang pendidik harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswa baik dalam penggunaan metode, strategi, maupun media. Dalam skripsi ini akan diangkat bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa melalui penggunaan media audio visual, semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap insan yang membacanya dan dapat dijadikan sumber bacaan
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Nurlena Rifa’i, Ph.D
2.
Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Fauzan, MA., yang selalu memberikan kemudahan dalam iii
setiap kebijakan yang Beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan ini. 3.
Ketua Program Dual Mode System FITK UIN Jakarta, Dindin Ridwanudin, M.Pd
4.
Dosen Pembimbing Skripsi, Asep Ediana Latip, M.Pd, yang tidak pernah menutup pintu keluasan waktunya untuk membimbing dan memberikan semangat dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5.
Seluruh dosen yang telah mengajar penulis dan para karyawan FITK UIN Jakarta yang telah banyak memberikan kontribusi, selama penulis menjadi mahasiswa.
6.
Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan, baik perpustakaan FITK maupun Perpustakaan Utama yang turut memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Mapenda Kemenag Kota Tangerang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program peningkatan kualifikasi guru MI.
8.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Al-Husna, Siti Mastiaroh, S.Ag., atas
kesempatan dan waktu yang diberikan kepada penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) 9.
Kedua orang tua penulis, Ayahanda (Alm.) semoga beliau bangga terhadap penulis dan Ibunda tercinta yang selalu mendoakan setiap langkah yang dijalani oleh penulis, untuk Abi dan Umi yang selalu memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis baik ketika proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
10. Pahlawan kami, yang dulu pernah aku titipkan cinta kepadanya dan sampai saat ini masih tersimpan disudut hatiku yang paling dalam hingga akhir hayat, Bahrul Ulum, yang selalu memberi senyuman dan doa dalam setiap kata sampai selesai skripsi ini. 11. Hayna Salyma Mustaqeema dan Ramadhani Aliyatuzzulfa, kedua putriku motivator terbesar hidupku. Semoga kelak kalian mengerti waktu dan perhatian yang harusnya tercurah kepada kalian harus terbagi, tetapi ini merupakan bagian dari rasa sayang dan cinta penulis kepada kalian.
iv
12. Adik-adik dan para keponakan tercinta beserta seluruh keluarga besar yang turut mendo’akan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini dengan baik. 13. Sahabat-sahabat terbaik di kelas A.32 Yuli, Suryani, Muhibah, Henni, Nurhasati, Euis, Nopi, Mundaryani, kebersamaan kita akan selalu menjadi goresan indah perjalanan hidup penulis. 14. Rekan-rekan guru MI Al-Husna Ciledug, atas dukungan dan do’a kepada penulis untuk memperoleh gelar kesarjanaan 15. Teman-teman penulis di kelas A.32 Program Dual Mode System FITK UIN Jakarta, atas kebersamaannya selama perkuliahan berlangsung hingga proses penyusunan skripsi ini, juga saling berbagi sebagai sesama guru yang begitu bermanfaat.
Jakarta, Juli 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................5 C. Pembatasan Masalah ..........................................................................................6 D. Perumusan Masalah ...........................................................................................6 E. Tujuan Penelitian ...............................................................................................6 F. Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................................7 BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Mata Pelajaran PKn di MI Al-Husna Ciledug a. Konsep Dasar PKn .......................................................................................8 b. Tujuan mata pelajaran PKn ..........................................................................9 c. Ruang lingkup materi PKn...........................................................................10 d. Pembelajaran PKn ........................................................................................12 e. Disiplin dan Senang Bekerja ........................................................................13 2. Motivasi Belajar a. Motivasi 1) Pengertian Motivasi ..............................................................................14 2) Macam-macam motivasi .......................................................................15 3) Fungsi Motivasi ....................................................................................16 4) Ciri-Ciri Peningkatan Motivasi .............................................................16 b. Belajar 1) Pengertian Belajar .................................................................................17 2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .........................................18 vi
3) Perwujudan Perilaku Belajar ................................................................19 c. Motivasi Belajar 1) Pengertian Motivasi Belajar.................................................................19 2) Fungsi Motivasi dalam Belajar ............................................................19 3) Indikator Motivasi Belajar ....................................................................20 4) Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa ..................................20 3. Media Audio Visual a. Pengertian Media Audio Visual ...................................................................22 b. Jenis-jenis Media Audio Visual ...................................................................23 c. Manfaat Media Audio Visual.......................................................................23 d. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ........................................24 e. Langkah-Langkah Pemanfaatan Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran ................................................................................................26 B. Kerangka Berpikir ................................................................................................27 C. Hipotesis Tindakan...............................................................................................27 D. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................................27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian .............................................................................................31 2. Waktu Penelitian...............................................................................................31 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...................................................31 2. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas .......................................................33 3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................33 4. Keunggulan Penelitian Tindakan Kelas............................................................34 C. Subjek Penelitian ...................................................................................................34 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian............................................................35 E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................................35 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .........................................................38 G. Data dan Sumber Data 1. Data penelitian ..................................................................................................39 vii
2. Sumber data .....................................................................................................39 H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instumen Pengamatan Tindakan a. Instrument pengamatan ................................................................................39 b. Kisi-kisi ........................................................................................................40 2. Instrument Angket Motivasi Belajar a. Instrumen Angket.........................................................................................41 b. Kisi-kisi ........................................................................................................41 I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................42 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ........................................................................42 K. Analisis Data dan Interpretasi Data .......................................................................43 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................................44 BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat MI Al Husna Ciledug .............................................................45 2. Visi dan Misi MI Al Husna Ciledug .................................................................45 3. Data Pendidik dan Data Peserta Didik .............................................................45 4. Profil Sekolah ...................................................................................................46 B. Deskripsi Data .......................................................................................................48 1. Siklus I ..............................................................................................................49 2. Siklus II.............................................................................................................55 C. Analisis Data Hasil Penelitian ...............................................................................60 D. Pembahasan ...........................................................................................................64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................66 B. Implikasi .............................................................................................................66 C. Saran ...................................................................................................................67 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................69 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No
Tabel
Halaman
1.
Daftar Subjek Penelitian
34
2.
Kisi-Kisi Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru
40
3.
Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Motivasi Belajar siswa
40
4.
Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar
41
5.
Kualifikasi Hasil Prosentase Rata-Rata Skor Angket
43
6.
Data Pendidik MI Al Husna Ciledug
46
7.
Data Peserta Didik MI Al Husna Ciledug
47
8.
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
51
9.
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa serta Hasil Angket Siswa Siklus I Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II
52
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa serta Hasil Angket Siswa Siklus II Analisis Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa
58
Analisis Data Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Analisis Data Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa serta Hasil Angket Siswa
62
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
ix
53 57
59 61
63
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek pokok dalam kehidupan manusia. Ia menjadi salah satu penentu keadaan seseorang di masa depannya. Bahkan, ada ungkapan bijak yang mengatakan bahwa pendidikan memang bukan segalanya, tetapi segalanya berawal dari pendidikan. Bukan hanya masa depan seseorang yang notabene dipengaruhi oleh pendidikan, bahkan karakternyapun dipengaruhi oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang di era modern ini. Eksistensinya dianggap begitu penting sehingga termasuk salah satu poin yang disepakati pada Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dikukuhkan oleh PBB dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) tahun 1948.1 Senada dengan hal tersebut, secara normatif Bangsa Indonesia pun mengakomodir deklarasi HAM PBB tersebut dalam hukum positifnya melalui perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dan diimplementasikan dalam begitu banyak undang-undang. Salah satunya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang
ini sepertinya cukup
mewakili kesepakan bersama Bangsa Indonesia tentang pentingnya pendidikan, dimana, secara detail disebutkan dalam pasal 1 bahwa secara definitif pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
1
Tim Indonesian Center for Civic Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Demokrasi; Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN, 2007), Edisi Revisi II, h. 255 – 256
1
2
bangsa dan Negara.2 Definisi pendidikan menurut undang-undang ini sangat jelas mengambarkan tentang urgensi pendidikan bagi setiap orang. Selain deklarasi HAM PBB dan perundang-undangan diatas, jauh sebelum itu, agama Islam bahkan telah mendeskripsikan urgensi pendidikan. Mulai dari kewajiban setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk belajar, adanya kisah bahwa Nabi Adam as –manusia pertama- mempelajari nama-nama benda sebagai aktifitas pertamanya setelah diciptakan, hingga janji Allah swt yang akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu pengetahuan sebagaimana tertera dalam QS. 58:11 “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahun beberapa derajat ….”3 ilmu pengetahuan tersebut diatas hanya bisa didapatkan dari pendidikan. Pemaparan di atas nampaknya cukup menggambarkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap orang untuk
menjalani
kehidupannya dalam berbagai aspek. Selain itu, juga merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembentukan seseorang sejak ia dilahirkan hingga ia menjadi pribadi yang sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Namun, untuk mencapai hal tersebut tentu tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, tidak sedikit hambatan yang harus diperjuangkan serta diperlukannya upaya maksimal untuk mengkondisikan keadaan dimana hal tersebut di atas bisa terwujud. Banyak faktor yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.4 Faktor-faktor ini pada akhirnya menjadi penentu dari berhasil atau tidaknya seseorang dalam menjalani pendidikan. Salah satu model pendidikan yang umum kita jalani adalah pendidikan formal berupa pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi atau universitas. Pendidikan formal ini merupakan pola pendidikan yang dibentuk, diatur, dan dijalankan secara sistematis dan berjenjang. Secara institusi, telah memiliki jutaan pengalaman jika dilihat dari sudut usianya yang jauh lebih 2
Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press Fakultass Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), Cet. I, h. 4 3 Terjemah al-Qur’an Karim 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XVI, h. 129
3
tua dari republik ini. Pendidikan formal telah mulai ada sejak zaman penjajahan.5 Kini, seiring perkembangan zaman, makin banyak pihak yang menyelenggarakan pendidikan model ini; pemerintah, swasta, individu atau kelompok. Secara kumulatif pihak-pihak ini turut menyemarakkan dominasi model pendidikan formal terhadap model pendidikan lainnya. Pendidikan formal, dalam hal ini sekolah, secara hierarkis dimulai dari tingkat dasar atau sekolah dasar hingga tingkat yang paling tinggi yaitu perguruan tinggi atau universitas. Dalam semua tingkatannya, ia melibatkan begitu banyak faktor dan unsur yang menentukan keberhasilannya dalam dunia pendidikan, termasuk di dalamnya sekolah dasar. Diantara faktor yang menjadi
penentu tersebut adalah pendidik dan
peserta didik atau siswa pada sekolah itu sendiri. Dimana, untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan kerjasama antara keduanya. Di era modern ini, paradigma pembelajaran lama yang mengedepankan fungsi pendidik sebagai titik pusat pendidikan nampaknya cukup tepat ketika berevolusi menjadi paradigma baru dimana titik pusat belajar tidak lagi ada pada pendidik melainkan pada peserta didik. Noer Aly menyatakan bahwa betapapun besarnya kesungguhan seorang pendidik, apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan berupa motivasi dari peserta didik, maka akan sulit dibayangkan bagaimana akan berhasil.6 Motivasi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut merupakan suatu sikap yang menggambarkan kesediaannya menjalani proses belajar dan kesiapannya menerima bimbingan, arahan, bahkan ilmu pengetahuan. Senada dengan Noer Aly, Sardiman mengatakan bahwa hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Seorang siswa yang berintelegensi tinggi bisa saja gagal karena kekurangan motivasi, begitu juga sebaliknya, seorang siswa dengan kemampuan pas-pasan bisa saja berhasil jika motivasinya tinggi.7 Dengan
5
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2009), Cet. II, h. 1 6 Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. II, H. 129 7 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), Cet.19, h. 75
4
demikian, motivasi pada diri siswa perlu ditumbuhkan dan dipertahankan guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Telah diketahui bahwa karakteristik anak usia Sekolah Dasar (SD) diantaranya senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.8 Berdasarkan pengamatan di lapangan guru selalu menggunakan metode ceramah serta jarang memanfaatkan media yang tersedia di sekolah. Hal ini disebabkan guru kesulitan dalam menggunakan media baik karena kurang terampil maupun keterbatasan waktu. Kondisi seperti ini membuat motivasi peserta didik kurang maksimal karena suasana hati dan emosionalnya tidak kondusif sehingga mengakibatkan proses pembelajaran terasa membosankan. Saat ini yang banyak terjadi adalah para pendidik hanya berusaha agar suatu materi dapat dituntaskan dengan cepat karena keterbatasan waktu tanpa memperhatikan kondisi peserta didik. Pada mata pelajaran PKn, motivasi belajar siswa masih sangat memprihatikan, khususnya di kelas II. Hal tersebut dapat terlihat ketika guru menjelaskan masih ada siswa yang bercanda dengan teman, bermain sendiri, mengganggu temannya dan berusaha menarik perhatian anggota kelas lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.. Jika hal ini dibiarkan terus menerus akan membuat aktivitas belajar menjadi lebih berat dan melelahkan baik untuk peserta didik maupun para pendidik. Untuk itu dibutuhkan kesadaran para pendidik akan pentingnya meningkatkan motivasi pada peserta didik agar mereka dapat menangkap dan memahami pelajaran PKn. Adapun mengenai motivasi itu sendiri, ada yang muncul dengan sendirinya dalam diri peserta didik (motivasi instrinsik), ada juga motivasi yang dapat diupayakan dari luar dirinya dalam hal ini oleh para pendidik (motivasi ekstrinsik).9 Jenis kedua inilah yang dapat diupayakan dan terus ditingkatkan oleh para pendidik dalam menunjang proses pembelajaran.
8
Deswita, Psikologi Perkembangan Peserta didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 2, h.35 9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), Edisi 5, h. 72-73
5
Banyak hal yang dapat diupayakan oleh pendidik sebagai fasilitator pembelajaran dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi para peserta didik dalam belajar. Mulai dari berusaha meningkatkan kemampuan pedagogisnya, mengkondisikan suasana belajar yang nyaman dan tidak membosankan, hingga mengoptimalkan pemanfaatan berbagai sarana dan media pembelajaran. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan media audio visual. Media audio visual adalah media pembelajaran melalui penyajian suara dan gambar. Media audio visual mempunyai dua jenis, salah satunya adalah media audio visual murni yaitu video yang dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran. Media ini dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar.10 Penggunaan media dapat
menambah motivasi belajar siswa
sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.11 Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan dalam latar belakang penelitian ini, sesuai dengan keadaan
lapangan penelitian di MI Al Husna
Ciledug yang memiliki siswa mencapai 526 siswa dari kelas satu sampai kelas enam, namun penggunaan media yang menarik dan menyenangkan masih kurang memadai, penggunaan media masih kurang maksimal khususnya pada kelas II, sedangkan motivasi belajar siswa masih rendah dan guru masih kesulitan untuk menggunakan media dikarenakan waktu pembelajaran sangat terbatas. Berkaitan dengan tinjauan tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang ” Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Audio Visual Pada Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun Pelajaran 2013/2014”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
dikemukakan
di
atas
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. IV, h. 113 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. IX, h.171
6
1. Masih
kurangnya
penggunaan
media
audio
visual
pada
proses
pembelajaran kelas II 2. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas II MI Al Husna Ciledug 3. Kurangnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran 4. Minimnya kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian dibatasi kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan media audio visual yaitu video pada pembelajaran PKn kelas II MI Al Husna Ciledug materi disiplin dan senang bekerja 2. Rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas II tahun pelajaran 2013/2014 3. Mata pelajaran PKn kelas II semester II materi disiplin dan senang bekerja pada Standar Kompetensi ”Menampilkan nilai-nilai Pancasila” Kompetensi Dasar ”Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari” di MI Al Husna Ciledug
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan
masalah
penelitian yaitu : Bagaimana Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas II MI Al-Husna Ciledug?
E. Tujuan Penelitan Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKn siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug
7
F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian pada umumnya, mengharapkan adanya manfaat dari penelitian yang dilakukannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Bagi pembaca, sumbangan pemikiran dan khazanah keilmuan yang dapat dimanfaatkan pembaca pada umumnya sebagai dasar penelitian di masa yang akan datang. b. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Dual Mode 2. Manfaat praktis a. Bagi guru 1) Mengembangkan media pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menangkap semua materi yang disampaikan 2) Membantu memperbaiki/meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar 3) Membantu meningkatkan kualitas profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik b. Bagi sekolah Melalui media pembelajaran audio dan visual, membantu memperbaiki pembelajaran di MI Al-Husna Ciledug
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1.
Mata Pelajaran PKn di MI Al-Husna Ciledug
a. Konsep Dasar PKn Istilah PKn yang menggunakan “N” huruf capital merupakan singkatan dari Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn yang menggunakan “n” huruf kecil merupakan singkatan dari Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua istilah tersebut tidak sama makna dan pengertiannya. Menurut Soemantri sebagaimana dikutip oleh Moh. Murtadho Amin, Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) identik dengan istilah civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina warga Negara yang baik, warga Negara yang tahu, mau, sadar akan hak dan kewajiban. Sedangkan Pkn dengan “n” huruf kecil, Murtadho Amin mengutip Wahab dan Winataputra sebagai pergeseran makna menjadi hal-hal yang berkenaan dengan warga Negara.1 Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sebenarnya bukan sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan Indonesia. Beragam model dan penyebutan mengenai pelajaran ini telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia. Pada tingkat sekolah dasar penyebutan itu antara lain civics (19571962), Pendidikan Kemasyarakatan (1964), Pendidikan kewargaaan Negara (1968/1969), Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (1975/1984), dan PPKn (1994). Tujuan pelajaran ini pada dasarnya secara umum adalah menjadikan warga Negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.2
1
Moh. Murtadho Amin, Pembelajaran PKN MI, (Learning Assistance Proram for Islamic Schools Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah, 2009), Paket 1, h. 1.7 2 A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2012), Cet. Ke-8, h. 5-6
8
9
Pembelajaran PKn di Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran yang salah satunya adalah kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dengan cakupan peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Selain itu, terdapat juga kesadaran dan wawasan termasuk di dalamnya wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.3
b. Tujuan mata pelajaran PKn Adapun tujuan pendidikan kewarganegaraan (PKn) di MI Al-Husna Ciledug, sebagaimana termuat dalam Kurikulum MI Al-Husna Ciledug adalah sebagai berikut : 1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggap isu kewarganegaraan 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertangung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
3
Team KTSP MI Al-Husna, Kurikulum MI Al-Husna Ciledug, (Tangerang: tp, 2010), h.
18
10
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tekhnologi informasi.4 c.
Ruang lingkup materi PKn Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara
umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,
Sikap positif terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan 2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi:
Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum
dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional 3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak,
Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM 4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara 5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi 6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat 4
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-5, h. 143
11
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi 7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka 8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.5
Sementara cakupan mata pelajaran ini pada kelas II SD/MI adalah sebagai berikut : 1) Kelas II, Semester 1 Stándar Kompetensi 1. Membiasakan hidup
Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun,
bergotong royong
saling berbagi dan tolong menolong 1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah
2. Menampilkan sikap
2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam
cinta lingkungan
seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan 2.2 Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam
2) Kelas II, Semester 2 Stándar Kompetensi 3. Menampilkan sikap demokratis
Kompetensi Dasar 3.1
Mengenal kegiatan bermusyawarah
3.2
Menghargai suara terbanyak (mayoritas)
5
Moh. Murtadho Amin dkk, Pembelajaran PKN MI, (Learning Assistance Proram for Islamic Schools Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah, 2009), Paket I, h. 1.9-1.10
12
3.3
Menampilkan sikap mau menerima kekalahan
4. Menampilkan nilainilai Pancasila
4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari
d.
Pembelajaran PKn Pembelajaran PKn dapat menggunakan pendekatan belajar kontekstual
untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan keterampilan dan karakter warganegara Indonesia. Pendekatan belajar kontekstual itu data diwujudkan antara lain dengan metode kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pembelajaran melalui pendekatan tersebut di atas dapat dilaksanakan secara bervariasi di dalam atau di luar kelas dengan memperhatikan sumber-sumber belajar. Guru dengan persetujuan kepala sekolah selain dapat membawa siswa menemui tokoh masyarakat dan pejabat setempat ke sekolah untuk memberikan informasi yang relevan dengan materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, perlu juga memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, yaitu dengan menggunakan berbagai media yang mempunyai potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil belajar. Slide, film, radio, televisi dan komputer yang dilengkapi CD-ROM dan hubungan internet dapat dimanfaatkan untuk mengakses berbagai informasi tentang isu-isu lokal, nasional dan internasional, serta aktifitas kewarganegaraan di negaranegara lain. Mengenai khasanah teknologi pembelajaran, Winataputra sebagaimana dikutip oleh Arnie Fajar, terdapat berbagai model pembelajaran dan sudah sering disebarluaskan melalui berbagai penataran dan pelatihan guru PKn. Namun dalam prakteknya, ternyata masih banyak didominasi oleh pendekatan “ground
13
Covering
Technique”
yakni
tehnik
mengajar
ceramah
murni
yang
menitikberatkan pada penguasaan fakta dan konsep melalui model-model pembelajaran ekspositoris seperti ceramah dan pemberian kuliah. Oleh karena itulah pembelajaran PKn seyogyanya lebih menerapkan aneka model pembelajaran interaktif.6
e.
Disiplin dan Senang Bekerja Disiplin adalah sikap atau tindakan yang sesuai dengan aturan atau tata
tertib yang berlaku.7 Membiasakan hidup disiplin dapat menguntungkan diri sendiri maupun orang lain, oleh karena itu perilaku disiplin harus harus diterapkan dimana saja baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Disiplin bukan hanya merupakan syarat mutlak untuk mencapai impian dan mencapai misi hidup, tetapi juga sebagai kontrol utama diri. Dengan disiplin akan membantu seseorang ke arah positif dan bermanfaat untuk mencapai sebuah kesuksesan. Senang bekerja adalah suatu sikap yang menyenangi suatu pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan dari orang lain. Seseorang yang senang bekerja akan memiliki semangat untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk diri sendiri maupun orang lain. Senang bekerja adalah salah satu sikap yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan, karena segala macam pekerjaan dilakukan dengan semangat tanpa menunda-nunda suatu pekerjaan, sehingga orang lain merasa senang memberikan pekerjaan atau kepercayaan. Materi disiplin yang diajarkan di kelas II bertujuan untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang betapa pentingnya disiplin baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat, karena apabila siswa telah menyadari pentingnya disiplin maka diharapkan mereka dapat membangun kebiasaan yang baik. Kebiasaan itu dapat berupa disiplin dalam belajar, disiplin berlalu lintas, disiplin di tempat umum serta disiplin dalam beribadah. Ketika kedisiplinan telah 6 7
Arnie Fajar, Op. Cit., h. 146-148 Sabartiyah, Membiasakan perilaku baik, (Semarang: Ghyyas Putra, 2008), h. 10
14
menjadi suatu perilaku yang mendarah daging dalam diri kita, maka kehidupan yang damai dan tentram bukan lagi menjadi dambaan semua orang. Hidup yang selalu disiplin dalam segala hal dan dalam segala kesempatan akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua pihak dalam melakukan interaksi sosial. Sedangkan, materi senang bekerja bertujuan untuk memberi pemahaman kepada siswa, bahwa senang bekerja adalah suatu sikap positif yang harus dikembangkan dan harus dibiasakan sejak masih kecil, serta diharapkan siswa memiliki sikap senang bekerja baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat, karena dengan memiliki sikap tersebut maka lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud. Sikap senang bekerja dapat mulai dilakukan dari hal yang terkecil sesuai dengan kemampuan.
2. Motivasi Belajar a.
Motivasi 1) Pengertian Motivasi Secara etimologi, dalam kamus besar Bahasa Indonesia, motivasi berarti
kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Selain itu, dapat juga berarti usahausaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki.8 Secara lebih ringkas Sardiman mengartikan motivasi sebagai daya penggerak9, sementara Gleitman dan Rebber sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, mengartikannya sebagai pemasok daya (energizer) bertingkah laku secara terarah.
10
untuk
Kedua pengertian diatas menganggap motivasi
sebagai ruh dari segala aktifitas. Dengan demikian, segala aktifitas tidak
8
EM Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Aneka Ilmu, 2008), Cet. Ke-3, h. 575-576 9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), Cet.19, h. 73 10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XVI, h. 134
15
mungkin sesuai dengan tujuan awalnya tanpa motivasi. Gavin Reid bahkan menyebut motivasi sebagai kunci bagi kesuksesan pembelajaran.11 Senada dengan Sardiman dan Muhibin,
Wina Sanjaya mengatakan
bahwa motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Wina juga mengutip Hilgard yang berpendapat bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkannya melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia menambahkan bahwa motivasi erat kaitannya dengan kebutuhan, dimana seseorang akan tergerak untuk bertindak manakala dihadapkan pada suatu kebutuhan. Sementara, kebutuhan seseorang selalu berubah-ubah. Itulah sebabnya, motivasi merupakan sesuatu yang dinamis, kadang kuat dan kadang juga lemah.12 Dengan adanya motivasi belajar ini, seorang siswa menjadi tergerak dengan sendirinya untuk melakukan aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan tujuannya yaitu memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan demikian, tujuan kegiatan pembelajaran dengan sendirinya menjadi lebih efektif dan efisien.
2) Macam-macam motivasi Mengenai macam-macam motivasi, Muhibbin Syah membedakan motivasi menjadi dua macam. yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam siswa sendiri. Seperti menyenangi materi atau merasa membutuhkan materi tersebut untuk masa depannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Misalnya berupa pujian, hadiah, tata tertib/peraturan sekolah, atau berupa teladan orang tua dan guru. Mengenai klasifikasi ini, Muhibbin mengangggap motivasi instrinsik lebih 11
Gavin reid, Memotivasi Siswa di Kelas; Gagasan dan Strategi, Terj. Dari Motivating Learners in The Classroom; Ideas and Strategic. Oleh Hartati Widiastuti, (Jakarta: Permata Puri Media, 2009), Cet. I, h. 33 12 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ( Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), Cet. Ke-4, h. 250-251
16
signifikan bagi siswa karena tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.13 Senada dengan Muhibbin, Sardiman juga mengklasifikasi motivasi menjadi instrinsik dan ekstrinsik. Dimana, seorang siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan atau ahli dalam bidang studi tertentu. Siswa tersebut menjadi sadar bahwa satu-satunya jalan untuk menuju tujuan yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar, tidak mungkin berpengetahuan, tidak mungkin menjadi seorang ahli. Namun, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar segala hal tetap penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Selain
itu,
Sardiman
juga
mengatakan
bahwa
beberapa
ahli
menggolongkan motivasi menjadi motivasi jasmaniyah dan motivasi rohaniyah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya reflex, insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniyah adalah kemauan.14 3) Fungsi Motivasi Sementara itu, Wina Sanjaya menjelaskan fungsi motivasi secara lebih global. Ia mengatakan bahwa motivasi memiliki dua fungsi utama, yaitu : a) Mendorong siswa untuk beraktifitas, besar kecilnya semangat seseorang untuk beraktifitas sangat ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang yang bersangkutan b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, motivasi mengarahkan aktifitasnya secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan tertentu.15
4) Ciri-ciri peningkatan motivasi Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 13
Muhibbin Syah, Op. Cit., H. 134 Sardiman, Op. Cit., h. 88-91 15 Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 252-253 14
17
a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya). d) Lebih senang bekerja mandiri e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.16
b.
Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu
keterampilan berlatih.17 Selain makna harfiah diatas, masih ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli pendidikan. Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa belajar adalah proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik.18 Sedangkan Trianto berpendapat bahwa belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi.19 16
Sardiman, Op. Cit., h. 83 EM Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Op. Cit., h. 29-30 18 Masitoh dan laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 3 19 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Balai Pustaka, 2009), Cet. Ke-2, h. 7-8 17
18
Sementara Suyono dan Haryanto berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan keperibadian. Selanjutnya, dalam bukunya, Belajar dan pembelajaran, Suyono dan Haryanto juga mengutip pandangan Witherington, bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Selain itu, ia juga mengutip pendapat Hilgard, bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri.20
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini masih terbagi lagi menjadi dua aspek. Pertama, Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah). Kedua, aspek psikologis (yang bersifat rohaniyah). Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa termasuk ke dalam aspek rohaniyah ini. b) Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini terdiri atas dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial siswa. c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan
kegiatan
mempelajari
materi-meteri
pelajaran.
Pendekatan ini dapat dibagi mejadi tiga macam tingkatan, yaitu
20
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan konsep dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-3, h. 11-12
19
pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep), pendekatan rendah (reproductive dan surface).21
3) Perwujudan perilaku belajar Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut; a) Kebiasaan, terjadi karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. b) Keterampilan, ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah. keterampilan c. Motivasi Belajar 1) Pengertian Motivasi Belajar Dari beberapa pengertian motivasi dan belajar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang ada pada diri seseorang dalam usahanya untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan. Dengan adanya motivasi belajar ini, seorang siswa menjadi tergerak dengan sendirinya untuk melakukan aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan tujuannya yaitu memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan demikian, tujuan kegiatan pembelajaran dengan sendirinya menjadi lebih efektif dan efisien.
2) Fungsi motivasi dalam belajar Mengenai fungsi motivasi, Sardiman mengatakan bahwa hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Dengan demikian, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan 21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XVI, h. 129-137
20
dengan hal tersebut, ia mengatakan bahwa setidaknya motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu : a) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan b) Menentukan arah perbuatan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut.22
3) Indikator motivasi belajar Menurut Hamzah B. Uno hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku‚ pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.23 4) Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa motivasi merupakan keadaan yang dinamis bagi seorang siswa, maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut untuk kreatif membangkitkan motivasi siswa yang rendah dan mempertahankan motivasi siswa yang tinggi. Berikut ini beberapa petunjuk mengenai hal tersebut di atas :
22
Sardiman, Op. Cit., h. 84-85 Hamzah B. Uno‚Teori Motivasi dan Pengukurannya‚(Jakarta‚ Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet. Ke-3‚ hal. 23 23
21
a) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. b) Membangkitkan minat siswa, siswa akan terdorong manakala mereka memiliki minat. Oleh sebab itu, mengembangkan minat siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. c) Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik dalam suasana yang menyenangkan. Maka guru harus mengupayakan agar kelas selalu dalam suasana segar, hidup dan tidak tegang. d) Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan setiap siswa, motivasi siswa akan tumbuh manakala mereka merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan unuk memeberikan penghargaan. e) Memberikan penilaian, bagi sebagian siswa, nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu penilaian harus dilakukan dengan segera, agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerja mereka. f) Memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, penghargaaan bisa dilakukan dengan cara memberikan komentar yang positif. Komentar positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. g) Menciptakan persaingan dan kerjasama, guru harus mendesain pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar
kelompok maupun individu. Meskipun pada saat-saat tertentu persaingan tersebut tidak selalu menguntungkan24
3.
Media Audio Visual
a.
Pengertian Media Audio Visual
24
Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 261-263
22
Secara penghubung.
25
etimologi,
media
salah
satunya
berarti
perantara
atau
Dari pengertian secara harfiah tersebut dapat dibangun
pemahaman sementara bahwa media yang digunakan dalam belajar adalah sesuatu yang menjadi perantara atau penghubung antara guru dan siswa dalam hal transformasi ilmu pengetahuan. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpendapat bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai pesan pengajaran, dimana media itu sendiri bisa berupa manusia, benda atau peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.26
Dalam
konteks
pembelajaran,
Yudhi
Munadi
mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.27 Senada dengan itu, Rossi dan Breidle sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Wina juga menambahkan bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada buku, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.28
25
EM Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Aneka Ilmu, 2008), Cet. Ke-3, h. 557 26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Cet. IV, h. 120 27 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. IV, h. 7-8 28 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berprientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. Ke-9, h. 163-164
23
Sementara audio visual secara harfiah berarti alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dilihat.29 Dengan demikian audiovisual ini secara tidak langsung membuat makna media pembelajaran lebih spesifik, sehingga media audiovisual berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dipahami sebagai penghubung atau perantara berupa alat yang dapat didengar dan dilihat dalam lingkungan pembelajaran yang diharapkan dapat menjadikan proses belajar lebih efisien dan lebih efektif.
b.
Jenis-jenis Media Audio Visual Meskipun audiovisual merupakan bagian dari media, akan tetapi masih
terbagi lagi ke dalam beberapa kategori. Mengenai pengkategorian ini, Syaiful Bahri dan Aswan Zain membagi menjadi Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara, serta Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara atau video-casette. Pembagian lain dari media ini adalah audiovisual murni dan audiovisual tidak murni. Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film video-casette. Sedangkan audiovisual tidak murni yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.30
c. Manfaat Media Audio Visual Sebelum membahas mengenai manfaat media audio visual, ada baiknya terlebih dahulu dijelaskan manfaat media pembelajaran secara umum. Wina Sanjaya, dalam bukunya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, secara
29 30
EM Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Op. Cit., h. 93 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Op. Cit., h. 125
24
rinci menjelaskan tentang fungsi dan manfaat media pembelajaran ini sebagai berikut : 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, peristiwaperistiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan kemudian disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Misalnya guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana, proses metamorphosis kupu-kupu dan lain-lain 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu, melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang abstrak menjadi konkret seperti peredaran darah manusia. Selain itu, bisa juga membantu menammpilkan sesuatu yang terlalu besar atau terlalu kecil seperti benda-benda langit dan bakteri. Dengan bantuan media, bisa disajikan dengan mudah kepada siswa. 3) Menambah gairah dan motivasi belajar, penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat. Contohnya, sebelum guru menjelaskan tentang materi pencemaran lingkungan, guru dapat memutar film tentang hal tersebut.31
d. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual Mengenai kelebihan dan kekurangan Media Audio Visual ini, Yudhi Munadi, dalam bukunya, Media Pembelajaran, mengklasifikannya sebagai berikut : 1) Film Gerak Suara, media ini memiliki karakter sebagai berikut : a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu b) Mempu menggambarkan peristiwa masa lalu secara realistis c) Dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan d) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat e) Mengembangkan pkiran, imajinasi dan pendapat para siswa 31
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), Cet. Ke-5, h. 207-209
25
f)
Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis
g) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
Selain kelebihan-kelebihan di atas, media ini juga memiliki kekurangan karena terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses belajar. Di samping itu, pemanfaatan film untuk pendidikan dan pembelajaran, di Negara kita masih sangat sedikit, karena film dianggap memakan biaya yang sangat tinggi.
2) Video, media audiovisual ini memiliki karakter sebagai berikut : a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu b) Dapat diulang bila diperlukan untuk menambah kejelasan c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat d) Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat para siswa e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis f) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang g) Sangat baik menjeaskan suatu proses dan ketrampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa h) Semua siswa dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun kurang pandai i) Menumbuhkan minat dan motivasi siswa
Selain kelebihan-kelebihan di atas, video juga memiliki kekurangan. Jika dilihat dari ketersediaaanya, masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah. Di sisi lain, produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak.
3) Televisi, media ini memiliki karakter sebagai berikut :
26
a) Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya b) Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai Negara c) Dapat menciptakan kembali masa lampau d) Dapat menunjukkan banyak hal yang beraneka ragam e) Banyak menggunakan sumber-sumber masyarakat f) Menarik minat anak g) Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam inservice training h) Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah Selain kelebihan diatas, televisi juga memiliki kekurangan yaitu sifat komunikasinya yang satu arah (one way communication). Selain itu, terdapat kesulitan mengintegrasikan jadwal siaran di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. 32
e. Langkah-langkah pemanfaatan penggunaan media dalam proses pembelajaran Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu mengajar dengan menggunakan media. Langkah-langkah itu adalah : a) Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media b) Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar pertimbangannya patut diperhatikan c) Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan menggunakan media pengajaran. d) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran. e) Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan media bisa siswa 32
Yudhi Munadhi, Op. Cit., h. 116-142
27
sendiri yang mempraktikkannya ataupun guru langsung memanfaatkannya baik di kelas atau di luar kelas. f) Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi, sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.33 B. Kerangka Berpikir Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan. Salah satu tugas guru adalah menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, untuk itu guru harus dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Hal tersebut dapat terjadi apabila guru menggunakan metode, strategi serta media yang dapat mendorong siswa belajar aktif. Penggunaan media audio visual dapat mengatasi motivasi belajar siswa karena media audio visual dikemas dalam bentuk gambar dan suara yang dapat menyampaikan materi secara cepat dan mudah diingat. Media audio visual merupakan media termasuk di dalamnya film gerak suara, video dan televisi. Tujuan utama penayangan video ini adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn. Dengan demikian penggunaan media audio visual dapat mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa SD kelas dua.
C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut, motivasi belajar meningkat dengan penggunaan media audio visual pada mata pelajaran PKn kelas II di MI Al Husna Ciledug semester dua tahun pelajaran 2013/2014.
D. Hasil Penelitian yang Relevan Mengenai peningkatan motivasi belajar siswa melalui
media audio
visual pada mata pelajaran PKn, tulisan ini bukanlah merupakan yang pertama.
33
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, Op. Cit., h. 136
28
Sebelumnya telah banyak dilakukan mengenai tema yang sama. Hanya saja, fokus pembahasannya yang berbeda. Jika pada tulisan ini peningkatan motivasi belajar siswa difokuskan melalui media audio visual dan dilakukan terhadap siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug, maka pada penelitian sebelumnya penulis menemukan beberapa penelitian yang sama-sama berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Namun, sekali lagi meskipun membahas tema yang sama, penelitian-penelitian tersebut difokuskan pada hal yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda pula. Penelitian-penelitian tersebut antara lain : 1. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Melalui Media Gambar Visual Pelajaran Bahasa Indonesia pada Minat Baca Siswa Kelas IV Di MI Al Husna Ciledug Tangerang Tahun Ajaran 2012/2013, Penelitian ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : a. Adanya konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum yang ditandai dengan kesesuaian tujuan pengajaran, bahan pengajaran yang diberikan, jenis kegiatan yang dilaksanakan, peralatan yang digunakan dan penilaian yang dilakukan. b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan sesuai dengan harapan, hal ini dapat dilihat dari dipahaminya dan diikutinya petnjuk-petunjuk pembelajaran yang diberikan oleh guru, terlibatnya semua siswa dalam melaksanakan tugas belajar dan pemecahan masalah, munculnya keberanian bertanya kepada sesama siswa atau guru. c. Media gambar dapat meningkatkan minat membaca pada aspek tanda baca, tema bacaan, kemauan/minat, cara membaca dan keseriusan34
2. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Motivasi Belajar Siswa di MI Al-Bahri Kebon Nanas Jakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian interpretasi data yang didapat, indeks korelasi sebesar 0, 946 dan termasuk kategori yang 34
Muhiah, Peningkatan Hasil Belajar Membaca MelaluiMedia Gambar Visual Pelajaran Bahasa Indonesia pada Minat baca Siswa Kelas IV di MI Al-Husna Ciledug Tangerang, Skripsi, UIN Jakarta, 2013, h. 72
29
sangat kuat (nilai r hitung pada rentang 0,90 – 1,00). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengaruh penggunaan media audiovisual dengan motivasi belajar siswa MI l-Bahri. Adanya hubungan yang sangat kuat/tinggi tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi variable Y (motivasi belajar siswa). Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah tinggi rendahnya motivasi belajar siswa ada hubungannya dengan pengaruh penggunaan media audiovisual. Sesuai dengan perumusan masalah dan hasil penelitian lapangan yang dilakukan dapatlah disimpulkan bahwa antara penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar siswa MI al-Bahri terdapat hubungan yang sangat kuat atau tinggi35
3. Peranan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn di MI Tahmidiyah Caringin Bogor. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan media pembelajaran visual dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn di MI Tahmidyah, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaaan media visual yang kurang berdampak pada minimnya gairah siswa dalam belajar, dan sejak media visual digunakan perubahan terhadap prestasi cukup signifikan. Motivasi siswa meningkat ketika dalam pembelajaran guru menggunakan media visual, hal tersebut dapat dilihat dari prestasi siswa dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Upaya guru dalam mengadakan dan mengupayakan media pembelajaran visual telah maksimal sehingga membuahkan hasil berupa pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu berupa hasil ulangan yang telah mencapai 80%36
35
Imas Setiawati, Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Motivasi Belajar Siswa di MI Al-Bahri Kebon Nanas Jakarta.Skripsi, UIN Jakarta, 2012, h. 64 36 Eli Halimah, Peranan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn di MI Tahmidiyah Caringin Bogor, Skripsi, UIN Jakarta, 2013, h. 59
30
4. Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Bermain Kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta barat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn) Siswa pada kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Kembangan Jakarta Barat. Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket. Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 65 %, Siklus I sebesar 73 % dan siklus 2 sebesar 80 %. Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode bermain yaitu sebanyak 19 siswa dengan rata-rata sebesar 95 %. Jadi dapat diketahui bahwa penggunaan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn).37
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti peningkatan motivasi belajar siswa kelas II di MI Al-Husna Ciledug, sebab hal ini sesuai dengan asumsi peneliti sebelumnya bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Adapun penggunaan media audio visual yang menjadi pilihan dalam meningkatkan motivasi tersebut, antara lain disebabkan oleh ketersediaannya di sekolah peneliti namun penggunaannya masih relatif rendah. Selain itu, peneliti juga merasa tertantang untuk mengasah dan mengeksplorasi kapabilitas peneliti sebagai seorang pendidik.
37
Sukron, Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Bermain Kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat, Skripsi, UIN Jakarta, 2013, h. 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug
yang beralamat di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo/H. Mencong No. 73 Paninggilan Utara Ciledug Kota Tangerang. 2.
Waktu Penelitian
No 1 2 3 4
Nama Kegiatan Penyusunan Proposal Observasi Pengumpulan Data Pengolahan Data
Bulan Maret
April
Mei
Juni
√ √
√
√ √
√
√
√
√ √
√
√
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Selain itu, PTK bertujuan untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran dan untuk melakukan upaya perbaikan guna mewujudkan tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Sebagai suatu penelitian terapan, PTK atau CAR ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kualitas atau hasil pembelajaran di kelas.1 Saat ini
1
H. Dadang Yudhistira, Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Apik; Asli Perlu Ilmiah Konsisten, (Jakarta: Grasindo, 2013), h. 24
31
32
Penelitian Tindakan Kelas sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di semua jenjang dan jenis sekolah.2 Dengan metode ini peneliti akan mengkaji dan merefleksi media audiovisual dengan tujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selanjutnya, desain PTK ini dilaksanakan secara bersiklus. Banyak sedikitnya siklus tergantung pada pencapaian tujuan penelitian. Selama tujuan belum tercapai, maka siklus penelitian tersebut dilaksanakan dan berhenti jika tujuan telah tercapai. Dengan kata lain, banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Adapun model yang digunakan dalam PTK ini adalah adalah model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, model PTK ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dianggap sebagai satu siklus. Adapun secara visual, hubungan keempat komponen tersebut seperti digambarkan pada bagan di bawah ini :3 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin Acting
Planning
Observatin g Reflecting
Berdasarkan model yang dipilih tersebut di atas, maka peneliti melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : a. Perencanaan (Planning), peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menyiapkan 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 132 3 H. Dadang Yudhistira, Op. Cit., h. 46-48
33
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar pengamatan dan soal yang harus dikerjakan oleh siswa. b. Tindakan (Acting), pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing), pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi (Reflecting), pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Hasil analisis ini kemudian akan digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. 2. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Dalam pelaksanaan PTK ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya : a. Tidak menggangu komitmen mengajar b. Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus c. Menggunakan
metode
pemecahan
masalah
relialistis
atau
dapat
dilaksanakan d. Permasalahan berorientasi pada pemecahan masalah guru dalam tugas kesehariannya pada mata pelajaran yang diampu e. PTK dilakukan untuk tujuan perbaikan dan meningkatkan proses hasil pemelajaran. 3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Mengenai manfaat PTK, Dadang Yudisthira mengatakan bahwa terdapat setidaknya empat hal, sebagai berikut : 4 a. Pembiasaan bagi guru untuk menulis, mengorganisasi segala hal dalam proses pembelajaran b. Inovasi dalam setiap pembelajaran di kelas c. Pengembangan kurkulum yang mereka pahami
4
H. Dadang Yudhistira, Op. Cit., h. 32-34
34
d. Peningkatan profesionalisme guru
4. Keunggulan Penelitian Tindakan Kelas PTK
merupakan
kebutuhan
bagi
guru
dalam
meningkatkan
profesionalismenya karena memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut : a. Sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. b. Dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi lebih professional. c. Guru mempu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya d. Tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya e. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upayaupaya inovasi f. Memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan g. Publikasi hasil PTK tidak membutuhkan waktu yang sangat panjang5 C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Umar bin Khattab MI AlHusna Ciledug Kota Tangerang yang berjumlah empat puluh satu siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Di bawah ini tercantum daftar subjek penelitian. Tabel 3.I Daftar Subjek Penelitian No
Nama
L/P
No
Nama
L/P
1
Achmad Habibie El Haq
P
21
Jilan Fazira As Sahla
P
2
Adam Hawari
P
22
Jisca Atiqah Arifin
P
3
Akhdan Mumtaz Syahbana
P
23
Kafka Nafisa Almacky
P
4
Allysa Nur Aziizah
P
24
Khansa Barrah Mardhiyya
P
5
H. Dadang Yudhistira, Op. Cit., h. 31-32
35
5
Alya Nursahara
P
25
Khansa Aqila Dhau'
P
6
Andrea Pranika Maharani
P
26
Lucky Attalla Kurniawan
L
7
Anggun Ilhammi
P
27
M.Arief Aprianto
L
8
Aqila Syifa Aprilia
P
28
Muhammad Arkaan
L
9
Arifin Ilham
L
29
Muhammad Daffa All Dzakwan
L
10
Asyifa Najmah Patria
P
30
Muhammad Munajir Usman
L
11
Ayanna Nurhaliza
P
31
Nada Melody Syaltsabilla Kisan
P
12
Ayudya Nareswa Alofani
P
32
Nadhifa Putri Salsabila
P
13
Chikal Nabil Hikaru
P
33
Naila Putri Aurelya
P
14
Denti Novika
P
34
Nasywa Putri Andisa
P
15
Dewi Setya Lestari
P
35
Naufal Aziz Narendra Suhono
L
16
Dimaz Damarikza Susanto
L
36
Nayla Febrianti
P
17
Fakhri Azhar Robbani
L
37
Pahsya Iniesta Fahlevi
L
18
Fathi Ahmad Izzudin
L
38
Rafie Aqila Nararya
L
19
Fauzan Maulana
L
39
Raihan Aufa Assary
L
20
Insan Maulana
L
40
Samoedra Cakra Arifin
L
41
Shafira Rakhma Amalia
P
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang teman sejawat (guru MI al-Husna Ciledug) yang berperan sebagai kolaborator dan observer yang bekerjasama dengan peneliti. Kolaborator dalam hal ini menyusun rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan melakukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Observer, dalam hal ini berperan mengamati proses pembelajaran melalui media audiovisual.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas dan direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian tersebut dilaksanakan dalam siklus penelitian yang terdiri dari perencanaan tindakan,
36
pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I, maka peneliti akan melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan dan begitu selanjutnya, sampai hasil analisis diakhir tindakan menunjukkan bahwa kriteria target atau tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Secara lebih rinci, tahapan pada setiap siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi Masalah Peneliti berdiskusi dengan guru wali kelas II terkait dengan permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan pembelajaran di kelas II MI Al Husna Ciledug, strategi serta model pembelajaran yang bagaimana agar motivasi dan prestasi belajar siswa selama ini pada pembelajaran PKn. Sehingga diperlukan sebuah penyelesaian untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran.
2. Memeriksa Lapangan Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat kegiatan belajar sedang berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian
dilapangan
kegiatan
ini
dilakukan
peneliti
dengan
melaksanakan pre test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam hal ini peneliti melakukan tahapan-tahapan yang dilakukan sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, maka peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut : 1) Menyiapkan kelas tempat penelitian 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai kompetensi yang akan dicapai. 3) Merancang metode pembelajaran dan media yang akan digunakan saat berlangsung penelitian.
37
4) Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru, angket dan catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya
b. Tahap Pelaksanaan Peneliti
melaksanakan
proses
pembelajaran
sesuai
rencana
pembelajaran yang telah disusun. Dalam kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disusun dalam skenario pembelajaran sesuai materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan bersama, kegiatan ini melibatkan kolaborator. Kolaborator disini adalah teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.
c. Tahap Pengamatan Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan (pembelajaran) yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran sesuai instrument yang telah dibuat atau mencatat kejadian-kejadian khusus yang belum tercantum dalam instrument. Lembar pengamatan meliputi motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar yang dapat dilihat dari keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan, semangat belajar, ketekunan belajar dan sebagainya. Observasi dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Selain itu kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diharapkan yakni meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan.
d. Tahap Refleksi Pada tahap ini melakukan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil observasi sehingga akan diperoleh data-data yang sama dan tepat antara peneliti dengan kolaborator serta untuk melihat hasil
38
sementara penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Proses
refleksi
diantaranya
adalah
peneliti
dan
kolaborator
mengadakan diskusi dan tanya jawab tentang kelemahan atau kekurangan pada proses pembelajaran sebagai acuan untuk merencanakan tindakan baru dan memperbaiki proses pembelajaran pada putaran berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil dari pelaksanaan tindakan yang diharapkan adalah tercapainya hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dengan indikator-indikator keberhasilan sebagai berikut : 1.
Melalui
proses,
pelaksanaan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan pembelajaran mulai dari tercapainya tujuan yang telah ditentukan, bentuk kegiatan sesuai dengan apa yang telah dibuat, adanya kesesuaian antara media yang digunakan dengan materi yang diberikan, serta keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Hal ini dapat terlihat pada sikap positif siswa terhadap pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media audio visual yaitu mempunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil, mempunyai harapan dan cita-cita masa depan, mempunyai dorongan dan kebutuhan belajar serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tindakan pada penelitian dinilai berhasil apabila pada setiap siklus yang dianalisis memperlihatkan peningkatan motivasi belajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan tolok ukur keberhasilan terendah adalah 75% atau 31 siswa telah menunjukkan motivasi belajar yang meningkat. 2.
Melalui angket motivasi, apabila disetiap siklus memperlihatkan peningkatan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan.Jika belum mencapai angka tersebut maka perlu diadakan perencanaan ulang untuk siklus berikutnya.
39
G. Data dan Sumber Data 1. Data penelitian Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang peningkatan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui: a. Data tentang aktivitas guru dan siswa merupakan hasil pengamatan pada saat dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar observasi pada setiap siklus. b. Hasil angket dengan siswa mengenai motivasi belajar c. Data hasil belajar siswa yang merupakan indikator peningkatan motivasi belajar yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. d. Dokumentasi aktivitas siswa pada saat siklus.
2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II MI Al Husna Ciledug pada semester II tahun pelajaran 2013/2014
H. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen
untuk pengumpulan data yaitu
dengan pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini berbentuk pengamatan pelaksanaan tindakan kelas dan catatan lapangan. Sedangkan
instrument
untuk
mengukur
motivasi
belajar
pendidikan
kewarganegaraan dengan menggunakan media audio visual berbentuk angket. Angket motivasi belajar ini berjumlah 10 butir soal dengan dua pilihan jawaban yang masing-masing mempunyai nilai 1-0 1. Instumen Pengamatan Tindakan a. Instrument pengamatan Dalam
penelitian
ini
skor
diperoleh
berdasarkan
pengamatan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media audio visual melalui format observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi oleh observer selama penelitian berlangsung.
40
b. Kisi-kisi Kisi-kisi pengamatan tindakan kelas upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pendidikan kewarganegaraan kelas II MI Al Husna Ciledug melalui pemanfaatan media audio visual pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru Melalui Media Audio Visual pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Aspek Pengamatan Membuat perencanaan Mengelola ruang fasilitas pembelajaran Membuka pelajaran dengan apersepsi Penjelasan materi Penerapan kebiasaan bertanya Penggunaan alokasi waktu yang cukup Menggunakan media dan metode yang mendukung Teknik pembagian kelompok Pengelolaan kegiatan diskusi Kemampuan memberikan pertanyaan Memberikan penghargaan individu dan kelompok Menyimpulkan materi pembelajaran Kemampuan melakukan evaluasi
Nomor 1 2 3,4,5 7,8 9,10 17 6,14,16 15 19 12 11 18 13,20
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Pengamatan Motivasi Belajar Siswa melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan No 1. 2. 4. 5.
Aspek Pengamatan Mempunyai tujuan dan kebutuhan belajar Aktif bertanya dan berani mengemukakan pendapat Tekun mengerjakan tugas-tugas Berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik
Nomor 1, 20 13, 14 11, 18 15, 16
41
6. 7. 8. 9.
Mempunyai semangat dan rajin belajar Merasa senang bila mendapat pujian dari guru Mempunyai harapan dan cita-cita untuk masa depan Adanya suasana yang kondusif untuk belajar
2, 5, 6, 9, 10 12 3, 4, 17 7, 8, 19
2. Instrument Angket Motivasi Belajar a. Instrumen Angket Skor
yang
diperoleh
dari
angket
motivasi
belajar
pendidikan
kewarganegaraan siswa kelas II MI Al Husna Ciledug yang diberikan setelah tindakan kelas berlangsung. Melalui penggunaan media audio visual dapat menjadikan siswa aktif, tertib, tekun, lebih mudah memahami materi, mandiri, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan siswa tersebut. b. Kisi-kisi Kisi-kisi lembar angket upaya meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas II MI Al Husna Ciledug melalui penggunaan media audio visual pada tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar melalui penggunaan media audio visual pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan Dimensi Internal
1. 2. 3. 4. Eksternal 5. 6. 7.
Indikator Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya rasa ingin tahu yang tinggi Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jumlah Rata-rata
Nomor 7, 10 9 3 2, 4 5 1, 6 8
42
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah melalui : a. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.6 Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran secara langsung tentang masalah yang akan diteliti, kemudian dibuat catatan sesuai hasil tersebut. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi langsung untuk mengetahui proses penggunaan media audio visual dan motivasi belajar siswa. b. Angket Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.7 Selain itu, menurut Nana Syaodih Sukmadinata, angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).8 Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengukur tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual. Dilakukan melalui pengisian angket yang dilakukan siswa.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan 1. Kredibilitas Pada proses pengumpulan data dan penyusunan instrumen dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian tindakan
6
Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. Ke-4,
h. 153 7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 194 8 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-8, h. 219
43
kelas. Peneliti juga telah menyusun rumusan yang tepat pada setiap indikator instrumen. 2. Validitas Validitas dalam penelitian ini bahwa data hasil penelitian ini adalah sesuai dengan keadaan tanpa ada perkiraan dan rekayasa didalam pengumpulan data. 3. Realibilitas Untuk dapat mengetahui sejauh mana data yang telah diperoleh bersifat realibel. Peneliti menyajikan data asli, catatan lapangan, mengambil foto,
menyebarkan
angket,
mengamati
proses
pembelajaran
serta
berkolaborasi dengan teman sejawat.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, setelah data diperoleh kemudian dianalisis dan dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%), untuk melihat keberhasilan penerapan penggunaan melalui media audio visual didalam kelas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Tabel 3.5 Tabel Kualifikasi Hasil Prosentase Rata-Rata Skor Angket Persentasi yang diperoleh
Keterangan
75% - 100 %
Tinggi
50% - 75%
Sedang
25% – 50%
Rendah
0% - 25%
Kurang
Sebelum melaksanakan analisis, peneliti melakukan pengolahan seluruh data yang diperoleh yaitu : 1. Keterlaksanan Pembelajaran Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dihitung dengan :
44
NA = A x 100% B NA = Prosentase keterlaksanaan pembelajaran A = Jumlah checklist pada tahapan pembelajaran B = Jumlah keseluruhan tahap pembelajaran 2. Untuk menghitung motivasi belajar siswa menggunakan angket Pilihan alternatif jawaban ada dua pilihan yaitu : setuju dan tidak setuju . Setiap jawaban diberi bobot sesuai dengan intensitasnya. Untuk jawaban setuju diberi bobot 1 sedangkan untuk jawaban tidak setuju diberi bobot 0 Analisis
tingkat
motivasi
belajar
siswa
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus : Skor rata-rata = Jumlah skor keseluruhan Jumlah siswa Setelah diketahui skor rata-ratanya kemudian dibuat prosentasenya, yaitu dengan rumus : Prosentase motivasi belajar = Skor rata-rata x 100% Skor ideal Prosentase hasil angket motivasi siswa secara keseluruhan : NA = A x 100% B Keterangan : NA = Nilai akhir prosentase motivasi A
= Jumlah skor pencapaian
B = Skor maksimum L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Penelitian diakhiri setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kelas II MI Al Husna Ciledug melalui media audio visual telah tercapai. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan alur siklus, dan begitu seterusnya sampai target yang ditetapkan tercapai. Atas dasar hal tersebut maka peneliti menyakini bahwa hasil penelitian ini bisa dijadikan landasan perencanaan pengembangan penelitian dengan target yang lebih tinggi lagi.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah 1.
Sejarah Singkat MI Al Husna Ciledug Berdiri sejak tahun 1995, MI Al-Husna menjadi bagian tak terpisahkan
dari dinamika pendidikan masyarakat sekitar. Didirikan oleh H. A. Rachmat (Alm), dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-husna Rahmat. Dengan kepercayaan masyarakat yang terus meningkat terbukti dari siswa yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. MI Al-Husna selalu berusaha mengembangkan diri mulai dari sarana dan prasarana. Hal ini dibuktikan dengan peringkat akreditasi ”A” yang diperoleh MI Al-Husna.
2.
Visi dan Misi MI Al Husna Ciledug a. Visi Unggul dalam prestasi dan teladan dalam perilaku. b. Misi Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. Membentuk kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, bijaksana, cerdas, dan bertanggungjawab. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
3. Data Pendidik dan Data Peserta didik Guru dan peserta didik merupakan salah satu unsur penting yang harus ada ketika proses belajar mengajar di sekolah, oleh karena itu tanpa kehadiran guru dan peserta didik maka proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung.
45
46
Tabel 4.1 Data Pendidik Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug Tahun Pembelajaran 2013-2014 Status Kepegawaian N NAMA O PN GT GTT S Y Y 1. Siti Mastiaroh,S.Ag 2. Muhasan, S.Pd 3. Neneng Atika W, S.Pd 4. Siti Azizah, S.Pd 5. Abdul Khoir,S.Ag 6. Mulyadi,S.Pd.I 7. Mufriatin,S.Pd 8. Sholikhah Ari U,S.Ag 9. Bahrul Ulum, S.Pd.I 10. Swaibatul Aslamiyah,S.Ag 11. Maswanih,S.Pd.I 12. Nurul Jalaliyah,S.E.I 13. Yunita Saridin,S.Pd.I 14. Siti Faizah,S.Pd.I 15. Nur’aini,S.Pd.I 16. Samsul Mu’min,S.H.I 17. Apri Kuntari, S.Pd 18. Muhiah, S.Pd 19. Diana Sari 20. Maimunah, S.H.I 21. Nurul Hidayati, S.Ag 22. Rista Rosmeri, S.Pd.I 23. Fuad Baidillah, S.Pd.I 24. Nur Aida Putri Yani 25. Sri Wahyuni, S.Pd.I 26. Komalasari, S. Pd.I 27. Nurul Hidayah, S. Pd.I 28. Novita Sari 29. Rini Utari, S. Pd 30. Suhendi 31. Arif 32. Yuliatiningsih 33. Siti Nursaidah, S. Sn
Pendi dikan
Jabatan
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 D1 S1 S1 S1 S1 SLTA S1 S1 S1 SLTA S1 SLTA SLTA SLTA S1
Kep.Sek Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Eksul Guru Eksul Guru Eksul Guru Eksul
47
Tabel 4.2 Data Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna Ciledug Tahun Pembelajaran 2013-2014 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
I
61
64
125
II
56
67
123
III
43
37
80
IV
30
43
73
V
25
35
60
VI
25
40
65
239
287
526
Jumlah
4.
Profil Sekolah 1. Nama Madrasah
: MI Al Husna
2. No. Statistik Madrasah
: 111236710043
3. Akreditasi Madrasah
: A Tahun 2009
4. Alamat Lengkap Madrasah
: Jl. Dr.Cipto Mangunkusumo No. 73 Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Propinsi Banten
5.
No. Telp
: 021 73443786
6.
NPWP Madrasah
: 01.725.404.6-416.000
7.
Nama Kepala Madrasah
: Siti Mastiaroh,S.Ag
8.
Nama Yayasan
: Al Husna Rahmat
9.
Alamat Yayasan
: Jl. Dr.Cipto Mangunkusumo No. 73 Kel. Paninggilan Utara Kec. Ciledug Kota Tangerang
10.
No. Telp Yayasan
: 021 7301854
48
11.
No. Akte Pendirian Yayasan : 15, Tanggal 19 Tahun 1995
12.
Status tanah
: Hak milik
13.
Luas tanah
: 1.824 m2
14.
Luas Bangunan
: 1.424 m2
15.
Jumlah Rombel
: 14 rombel
16.
Ruang TU
:1
17.
Ruang guru
:1
18.
Ruang UKS
:1
19.
Ruang Perpustakaan
:1
20.
Kamar Kecil Siswa
: 10
21.
Kamar Kecil Guru
:3
22.
Kamar Kecil Kepsek
:1
23.
Kantin
:3
24.
Gudang
:1
25.
Lab. Komputer
:1
26.
Aula Serba Guna
:1
B. Deskripsi data Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media audio visual. Sebelum melakukan penelitian pada siklus I dengan menggunakan media audio visual, terlihat bahwa motivasi yang ada dalam diri siswa masih sangat rendah hal tersebut tergambar dari sikap siswa yang tidak semangat mengerjakan tugas, cepat bosan, bahkan sampai mengganggu teman lain ketika guru menjelaskan suatu materi. Dampak dari rendahnya motivasi belajar siswa adalah nilai ulangan tengah semester genap pada pelajaran PKn sekitar 40% anak belum mencapai KKM 75. Sehingga guru perlu menggunakan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena apabila motivasi belajar siswa meningkat maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
49
1. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada 29 April-13 Mei 2014. Pada pertemuaan ini peneliti menggunakan media audio visual untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. a. Tahap Perencanaan Sebelum memberikan implementasi tindakan kepada siswa di kelas, guru dan observer menyusun rencana pembelajaran. Perencanaan pada siklus ini, guru akan melakukan pembelajaran PKn dengan menggunakan video sebagai media. Waktu pembelajaran dalam satu kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Rencana tindakan yang dilakukan guru dan observer pada siklus I meliputi : 1) Membuat RPP dengan menggunakan video sebagai media yang dibuat dan didiskusikan antara peneliti dengan kolaborator 2) Menyiapkan instrument penelitian berupa lembar pengamatan untuk guru dan siswa, lembar tes angket siswa yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa. 3) Menyiapkan saran dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran 4) Kamera untuk mendokumentasikan gambar proses pembelajaran.
b. Tahap Tindakan Kegiatan pada siklus I ini terdiri dari empat kali pertemuan dilaksanakan dari tanggal 22 April-13 Mei 2014, waktu dari pukul 9.45-10.55 WIB. Pada siklus ini peneliti menggunakan media audio visual berupa video, hal ini dilaksanakan agar siswa lebih termotivasi dan lebih mudah memahami materi disiplin yang disampaikan guru. Pada pertemuan pertama sampai ketiga, peneliti menayangkan video kemudian siswa diberikan tugas untuk berdiskusi dengan teman sebangku. Pada pertemuan pertama setelah melihat tayangan video siswa diberi tugas mencari contoh disiplin di rumah kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi. Pada pertemuan kedua
siswa berdiskusi dengan teman sebangku
mengerjakan tugas pada buku LKS hal.107 yaitu membedakan perilaku disiplin dan tidak disiplin di sekolah. Pada pertemuan ketiga siswa berdiskusi membedakan perilaku disiplin dan tidak disiplin di masyarakat.
50
Pada setiap pertemuan guru memberi ulasan terhadap pertanyaan yang diajukan guru, kemudian guru bersama murid menyimpulkan hasil pembelajaran. Setelah itu guru membagikan lembar tugas mandiri kepada setiap siswa, pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah terlihat semangat untuk mengerjakan tugas individu tersebut. Pada pertemuan terakhir setelah guru dan siswa menyimpulkan pelajaran, selanjutnya guru memberikan angket kepada masing-masing siswa dan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran menggunakan media audio visual. Dalam mengerjakan
lembar angket, siswa tampak lebih
bersemangat dan lebih bergairah. c. Tahap pengamatan Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan oleh kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas guru dan siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil penelitian siklus I diperoleh melalui hasil observasi di kelas dan hasil lembar angket motivasi belajar siswa. 1) Hasil observasi/pengamatan aktivitas guru dan siswa Observasi dilakukan oleh kolaborator dengan cara mengobservasi peneliti saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 20 butir aktivitas guru dan 20 butir aktivitas siswa. Hasil observasi penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media audio visual yang digunakan oleh guru dan siswa dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
51
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I No. 1. 2.
Pengamatan pada Aspek yang Aspek yang Proses telah belum Pembelajaran telihat Terlihat Aktivitas guru 15 5 Motivasi belajar 14 6 siswa
% 75% 70%
Rata-rata
72,5%
Dari tabel 4.3 terlihat hasil observasi penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan media audio visual yang digunakan oleh guru dan siswa telah memperoleh hasil yang baik. Hal ini tergambar dari aktivitas guru yang telah mencapai 75% dan siswa sebesar 70%. Namun masih ada 5 aspek yang belum muncul pada pengamatan aktivitas guru yaitu : a) Menguasai keterampilan bertanya b) Menata fasilitas dan sumber belajar c) Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas d) Membagi
kelompok
berdasarkan
keseragaman
kemampuan
akademik e) Penggunaan alokasi waktu cukup
Sedangkan pada pengamatan motivasi belajar siswa ada 6 aspek yang belum dilaksanakan oleh siswa yaitu : a) Selalu memperhatikan pelajaran b) Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru c) Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya d) .Aktif mengemukakan pendapat terhadap masalah yang dirumuskan e) Berusaha mengerjakan sendiri setiap tugas yang diberikan guru f) Lebih konsentrasi
52
2) Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Hasil angket motivasi belajar yang diisi oleh siswa pada akhir proses pembelajaran dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I Dimensi Internal
Indikator
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar 3. Adanya harapan dan citacita masa depan 4. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi Eksternal 5. Adanya penghargaan dalam belajar 6. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 7. Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jumlah Rata-rata
Nomor
S
TS
%
7, 10
61
21
74 %
9
30
11
73 %
3
32
9
78 %
2, 4
58
23
71%
5
32
9
78 %
1, 6
63
19
77 %
8
23
19
56 %
299 111 30 11
72 %
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat terlihat dari faktor-faktor internal dari diri siswa masih belum mencapai hasil yang diharapkan sebesar 75% yaitu : adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 74%, adanya dorongan dan kebutuhan belajar 73%, dan adanya rasa ingin tahu yang tinggi hanya mencapai 71% , adanya lingkungan belajar yang kondusif hanya mencapai 56%. Dari beberapa indikator motivasi belajar siswa diatas maka diperoleh rata-rata sebesar hanya mencapai 72%.
53
3) Rekap Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Angket Siswa Dari hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan hasil angket siswa diatas diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa serta Hasil Angket Siswa Siklus I No 1. 2.
Hasil Proses Pembelajaran Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa Hasil angket siswa Rata-rata
% 72,5% 72% 72,25%
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh rekap hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa serta hasil angket siswa diperoleh hasil rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 72,25%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil motivasi belajar siswa yang diharapkan sebesar 75% belum tercapai.
d. Tahap Refleksi Setelah
melakukan
kegiatan
pembelajaran
observer
dan
peneliti
melakukan refleksi yaitu dengan mendiskusikan kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti, tujuannya adalah mempelajari kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam tahap ini observer dan peneliti membahas temuan yang diperoleh berupa kekurangan-kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran pada siklus I yang harus diperbaiki oleh peneliti pada siklus selanjutnya. Setelah melakukan analisis dan pemantauan tindakan pembelajaran terdapat kelebihan atau hal-hal yang dianggap baik dan perlu dipertahankan oleh peneliti yaitu pada angket motivasi belajar siswa, faktor internal dalam diri siswa yaitu adanya harapan dan cita-cita akan masa depan menunjukkan prosentase yang cukup tinggi serta pada faktor eksternal terdapat dua aspek yang
54
menunjukkan presentase yang cukup tinggi juga yaitu adanya penghargaan yang diberikan guru dan kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran. Hasil angket motivasi belajar siswa sebagai tolok ukur keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa juga masih belum maksimal dan belum mencapai kriteria yang diharapkan yakni minimal sebesar 75% dimana prosentase rata-rata pada siklus I hanya 72,25%. Menganalisa hasil pembelajaran dari siklus I ada beberapa hal yang harus diperbaiki baik dari segi proses pembelajaran maupun aktivitas dan motivasi siswa dalam belajar. Hal-hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain: a. Guru harus menguasai keterampilan bertanya agar mendorong siswa untuk aktif mengemukakan pendapat terhadap masalah yang dirumuskan b. Guru harus menata fasilitas dan sumber belajar dengan baik sehingga siswa dapat lebih memperhatikan dan lebih konsentrasi c. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya serta berusaha mengerjakan sendiri setiap tugas yang diberikan guru d. Guru
membagi
kelompok
berdasarkan
keseragaman
kemampuan
akademik guna mengoptimalkan tingkat kompleksitas sesuai dengan intelegensi siswa. e.
Guru harus lebih mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga waktu yang dialokasikan lebih efektif.
f. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar senang membaca materi PKN tanpa disuruh orang lain.
Refleksi yang dilakukan selain sebagai umpan balik yang dijadikan tindakan pada siklus II juga merupakan verifikasi data pengamatan. Dari verifikasi data pengamatan, tersebut peneliti tidak menemukan pemerataan pada semua siswa, hasil yang diperoleh masih dibawah kriteria keberhasilan dan juga hasil tes yang merupakan salah satu indikator meningkatnya motivasi belajar siswa masih ada yang belum mencapai KKM .
55
Oleh karena itu peneliti memandang perlu untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Tindakan siklus II merupakan hasil revisi dari siklus I dengan tujuan meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar dan menjadikan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih efektif dan bersemangat.
2. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari jumat selama tiga pertemuan yaitu pada tanggal 23 Mei-6 Juni 2014 a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut : 1. Membuat RPP untuk siklus II 2. Mencari video yang sesuai dengan materi siklus II 3. Mempersiapkan materi pelajaran untuk siklus II 4. Menyiapkan lembar pengamatan untuk guru dan siswa, lembar tes angket siswa Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus dapat mengoptimalkan waktu
yang
digunakan
agar
seluruh
tahapan
pembelajaran
dengan
menggunakan media audio visual dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
b. Tahap Tindakan Pada siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan, seperti pada pelaksanaan tindakan sebelumnya,
peneliti
melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat yaitu menggunakan media audio visual sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Indikator yang akan dicapai pada siklus II ini adalah : menyebutkan pengertian senang bekerja, menyebutkan manfaat senang bekerja, menjelaskan kerugian dari perilaku tidak senang bekerja serta menyebutkan tugas-tugas
56
yang harus dilakukan di rumah, di sekolah dan di masyarakat. Pada pertemuan terakhir diadakan tes serta pengisian angket motivasi belajar siswa. Pertemuan pertama dan kedua pada siklus II dilaksanakan dengan menata posisi duduk siswa sebelum pelajaran dimulai serta menyiapkan sumber belajar lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan, hal ini dilakukan sebagai perbaikan siklus I serta sebagai usaha untuk mengoptimalkan waktu maka pembelajaran dilaksanakan setelah jam istrirahat, agar persiapan dalam menyiapkan media dapat dilaksanakan oleh guru ketika siswa sedang beristirahat. Setelah siswa siap maka guru menayangkan video tentang kerja bakti serta guru memberikan penjelasan tentang materi senang bekerja. Kemudian siswa ditugaskan untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencari tugas-tugas yang harus dilakukan di rumah, di sekolah dan di masyarakat
sedangkan pada pertemuan kedua siswa ditugaskan untuk
mengerjakan tugas hal.114 (pernyataan setuju atau tidak setuju) kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka. Pada siklus II, peneliti lebih ekstra dalam membimbing siswa mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya dan memberi motivasi agar lebih percaya diri akan kemampuan diri sendiri dalam mengerjakan tugas individu. Serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong semua siswa untuk aktif mengemukakan pendapatnya terhadap masalah yang dirumuskan, tidak hanya siswa yang pintar saja akan tetapi semua siswa berani untuk mengeluarkan pendapat. Pertemuan ketiga, peneliti mengadakan latihan siklus II untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang telah diajarkan serta pengisian angket motivasi belajar siswa untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar PKn siswa antara siklus I dan siklus II.
c. Tahap pengamatan Observer melakukan monitoring dengan cara mengobservasi peneliti yang sedang melakukan proses pembelajaran seperti siklus I. Observer mengamati kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dan menuangkan dalam
57
lembar pengamatan yang berisi 20 butir pernyataan guru dan 20 butir pernyataan untuk siswa. Adapun hasil observasi tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana kualitas media audi visual dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Observer mengamati kegiatan selama berlangsungnya pembelajaran yang kemudian dituangkan dalam lembar pengamatan. 1) Hasil observasi/pengamatan aktivitas guru dan siswa Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II Pengamatan pada No. Proses Pembelajaran 1. Aktivitas guru 2. Motivasi belajar siswa
Aspek yang telah telihat (%) 19 19
Rata-rata
Aspek yang belum terlihat 1 1
% 95% 95% 95%
Hasil observasi pada siklus II terlihat adanya peningkatan hasil tindakan yang lebih baik dari hasil tindakan yang diperoleh pada siklus Hal tersebut terlihat dari pengamatan aktivitas guru maupun aktivitas siswa yang mencerminkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yaitu masing-masing sebesar 95%. Pada pengamatan aktivitas guru usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi peserta didik sudah baik, hanya ada satu aspek yang tidak muncul ketika proses pembelajaran pada siklus II yaitu membagi kelompok berdasarkan keseragaman kemampuan akademik, sedangkan pada aktivitas peserta didik satu aspek yang belum muncul adalah senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru, hal tersebut terlihat ketika guru bertanya diawal proses pembelajaran siswa masih banyak yang tidak tahu materi apa yang akan dipelajari hari itu.
58
2) Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Untuk lebih mengetahui secara langsung peningkatan motivasi belajar siswa maka pada siklus II ini siswa diberikan kesempatan untuk kembali mengisi angket motivasi. Dimana hasil dari angket tersebut menjadi acuan apakah ada peningkatan dalam motivasi belajar siswa selama penggunaan media audio visual pada proses pembelajaran. Tabel 4.8 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II Dimensi
Indikator
Internal
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar 3. Adanya harapan dan citacita masa depan 4. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi Eksternal 5. Adanya penghargaan dalam belajar 6. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 7. Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jumlah Rata-rata
S
TS
7, 10
67
15
9
34
7
3
33
8
2, 4
67
15
5
35
6
1, 6
68
14
8
32
9
Nomor
% 82% 83% 80% 82%
85% 83% 78% 336 74 34 7
82%
Dari hasil angket siswa di atas terlihat pada tiap-tiap indikator menunjukkan hasil yang cukup tinggi, ini berarti bahwa motivasi belajar siswa meningkat dengan rata-rata perolehan hasil angket sebesar 82%.
3) Rekap Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Angket Siswa Dari hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan hasil angket siswa pada siklus II diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa yang terlihat pada tabel dibawah ini:
59
Tabel 4.9 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa serta Hasil Angket Siswa Siklus II No 1. 2.
Hasil Proses Pembelajaran Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa Hasil angket siswa Rata-rata
% 95% 82% 88%
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh rekap hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa serta hasil angket siswa diperoleh hasil rata-rata motivasi belajar siswa telah mencapai 88%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn meningkat, peserta didik telah mermpunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil, mempunyai dorongan dan kebutuhan belajar, mempunyai harapan dan cita-cita masa depan serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
d. Tahap Refleksi Dari hasil refleksi yang dilaksanakan, maka hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan dan kemajuan . dari 20 aspek yang harus dilaksanakan guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa hanya satu aspek yang belum muncul dan dari 20 aspek aktivitas siswa yang belum muncul satu aspek. Hasil untuk aktivitas guru mencapai 95% dan untuk aktivitas siswa juga mencapai 95%. Begitu juga dengan hasil angket tes motivasi belajar PKn siswa pada siklus II dengan menggunakan media audio visual telah sesuai dengan yang diharapkan yaitu mencapai 88%. Demikian juga dengan hasil tes yang telah mencapai KKM. Adapun indikator keberhasilan penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebagai berikut : 1) Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat lebih aktif baik ketika mengemukakan pendapatnya maupun dalam menjawab pertanyaan yang
60
diajukan guru, semangat dalam mengerjakan tugas serta tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung. 2) Dengan menggunakan media audio visual, siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah. 3) Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, tidak hanya terlihat pada saat observasi yang dilakukan oleh observer tetapi siswa secara langsung diberi kesempatan untuk mengisi angket motivasi belajar, yang ternyata hasil angket tersebut menunjukkan bahwa media audio visual membuat siswa mempunyai dorongan, semangat dan rasa ingin tahu terhadap pelajaran PKn agar keinginan untuk berhasil dan cita-citanya dimasa depan akan terwujud. Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada saat proses pembelajaran PKn berlangsung, siswa sangat semangat dalam mengikuti pelajaran, mengerjakan setiap tugas baik tugas mandiri maupun kelompok dengan sungguh-sungguh, raut wajah mereka juga menandakan kalau mereka senang belajar PKn serta tidak merasa bosan pada saat pembelajaran bahkan mereka sangat aktif dalam mengemukakan pendapatnya maupun dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada siklus II maka peneliti menarik kesimpulan bahwa tindakan penelitian sudah cukup sampai siklus II.
C. Analisis Data Hasil Penelitian Setelah melakukan analisis data pada lembar observasi dan hasil tes angket motivasi oleh siswa , maka terlihat dalam tabel dan diagram berikut ini : 1. Analisis Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Penggunaan Media Audio Visual
61
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Penggunaan Media Audio Visual Aspek yang telah terlihat
No
Pengamatan
1.
Aktivitas Guru
2.
Motivasi Belajar Siswa
Siklus I
Aspek yang belum terlihat
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Nilai
%
nilai
%
Nilai
%
Nilai
%
15 14
75% 70%
19 19
95% 95%
5 6
25% 30%
1 1
5% 5%
Analisis data dari 20 butir pengamatan tindakan guru dan siswa, menunjukkan bahwa pada aktivitas guru ada 15 aspek yang telah dilaksanakan oleh guru dengan presantase mencapai 75% dan aktivitas siswa yang menunjukkan indikator motivasi belajar siswa ada 14 aspek yang terlihat dengan presentase mencapai 70%. Adapun aspek yang belum terlihat pada aktivitas guru ada 5 aspek atau 25% dan pada aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar ada 6 aspek yang belum terlihat atau sebesar 30%. Hasil yang telah dicapai pada siklus I sudah baik, namun hasil tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan sebesar 75%. Maka penelitian dilanjutkan ke siklus II, pada siklus II aktivitas yang dilakukan guru dan siswa telah mencapai hasil yang cukup tinggi yaitu masingmasing mendapatkan hasil 95% atau 19 aspek telah dilaksanakan oleh guru dan pada siswa hanya 1 aspek saja yang belum terlihat dilaksanakan yaitu sebesar 5%. Dari data diatas terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil tersebut dapat dilihat pada siklus I guru hanya melaksanakan 15 aspek atau 75% dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sedangkan pada siklus II hasil pengamatan aktivitas guru sangat tinggi yaitu 19 aspek atau 95%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Adapun aspek-aspek yang belum dilaksanakan oleh guru pada siklus I sebanyak 5
62
aspek atau 25% sedangkan pada siklus II hanya tertinggal 1 aspek atau 5%, ini berarti usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sudah sangat baik. Usaha yang dilakukan guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa menunjukkan aktivitas siswa juga meningkat. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa pada siklus I yaitu ada 16 aspek atau 70% sedangkan pada siklus II terlihat aktivitas siswa sebanyak 19 aspek atau 95%, ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat 25% yang ditandai dengan aktivitas yang dilakukan siswa. Sedangkan aspek yang tidak terlihat pada siklus I sebanyak 6 aspek atau 30% menjadi hanya tertinggal 1 aspek atau 5% saja. Hal ini menunjukan bahwa motivasi siswa untuk belajar PKn sudah sangat baik.
2. Analisis Data Hasil Tes Angket Motivasi Belajar Siswa Tabel 4.12 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I Internal 1. Adanya hasrat dan keinginan untuk 74 % berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar 73 % 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 78 % 4. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi 71% Eksternal 5. Adanya penghargaan dalam belajar 78 % 6. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 77 % 7. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 56 % Dimensi
Indikator
Rata-rata
72%
Siklus II 82% 83% 80% 82% 85% 83% 78% 82%
Dari tabel 4.12 terlihat adanya peningkatan motivasi belajar yang cukup baik dari siklus I ke siklus II. Pada setiap indikator yang menunjukkan motivasi belajar siswa terjadi peningkatan, yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil meningkat sebesar 8%, adanya dorongan dan kebutuhan belajar meningkat 10%, adanya harapan dan cita-cita masa depan meningkat 2%, adanya rasa ingin tahu yang tinggi meningkat 11%, adanya penghargaan dalam
63
belajar meningkat 7%, adanya kegiatan menarik dalam belajar meningkat 6%, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif meningkat 22%. Rata-rata hasil angket motivasi belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 10%.
3) Analisis Data Rekap Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Angket Adapun hasil rekap hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan angket motivasi belajar siklus I dan siklus II terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.13 Rekap Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran dan Hasil Angket No 1. 2.
Hasil Proses Pembelajaran Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa Hasil angket siswa Rata-rata
Siklus I (%) 72,5% 72% 72,25%
Siklus II (%) 95% 82% 88%
Analisis data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada siklus I diperoleh 72,5% sedangkan pada siklus II diperoleh 95%. Hal tersebut menunjukan peningkatan aktivitas guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar siswa meningkat sebesar 22,5%. Dan hasil angket siswa untuk mengukur motivasi belajar siswa dari siklus I yang memperoleh hasil 72% menjadi 82% pada siklus II, hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat sebesar 10%. Rata-rata perolehan hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan angket motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 72,5% menjadi 88% pada siklus II. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa dari pengamatan dan angket meningkat sebesar 15,5% Berikut diagram dari hasil angket motivasi belajar siswa tentang penggunaan media audio visual pada pembelajaran PKn.
64
Rekap Hasil Pengamatan dan Hasil Angket 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II
Gambar 4.1 Diagram Rekap Hasil Pengamatan dan Hasil Angket
D. Pembahasan Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran PKn kelas II MI Al Husna Ciledug. Berdasarkan
analisis
data
kegiatan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung dimulai dari siklus I yakni dengan penggunaan media audio visual maka terlihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa yakni ditunjukkan dengan hasil pengamatan dan angket motivasi belajar siswa 72,25%, namun hasil angket tersebut belum menunjukkan hasil maksimal dimana hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan dan kebutuhan belajar, rasa ingin tahu yang tinggi serta lingkungan belajar yang kondusif belum mencapai prosentase yang diharapkan maka dilakukan siklus II dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I sebagaimana dalam analisis siklus I, maka diperoleh hasil angket motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn dengan menggunakan media audio visual mencapai presentase yang maksimal yakni 88%, hal ini juga dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas siswa yang terlihat saat proses pembelajaran.
65
Dari analisis data pengamatan aktivitas guru dapat dilihat usaha guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada siklus II mencapai 95%, hal ini sangat berperan dalam peningkatan aktivitas siswa yang juga mencapai 95%. Artinya bahwa motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar1 peserta didik, karena itu dalam proses pembelajaran guru harus dapat melakukan metode, strategi dan pendekatan yang variatif serta menggunakan media yang tepat sehingga motivasi yang ada dalam diri anak muncul karena ada rasa membutuhkan dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan terutama pada pelajaran PKn. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media audio visual karena dapat menarik minat siswa dalam belajar. Peningkatan motivasi belajar siswa meningkat setelah menggunakan media audio visual sehingga prestasi belajar PKn di kelas II MI Al Husna Ciledug juga meningkat.
1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. Ke-21, h. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pembelajaran PKN melalui media audio visual adalah sebagai berikut : 1. Motivasi belajar siswa kelas II MI Al Husna Ciledug meningkat, ini terlihat dari hasil pengamatan dan angket motivasi belajar siswa yang dicapai. Pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 72,25 %, sedangkan pada siklus II mencapai 88%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 15,75%. 2. Pembelajaran melalui media audo visual berdampak positif bagi siswa yaitu : a. Siswa mempunyai hasrat dan keinginan untuk berhasil, peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 74% sedangkan siklus II mencapai 82%, terjadi peningkatan 8%. b. Siswa mempunyai dorongan dan kebutuhan untuk belajar, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 73% sedangkan siklus II mencapai 83% terjadi peningkatan 10%. c. Siswa mempunyai harapan dan cita-cita di masa depan, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 78% sedangkan siklus II mencapai 80% terjadi peningkatan 2%. d. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi yang dipelajari, ini ditunjukkan pada siklus I sebesar 71% sedangkan siklus II mencapai 82% terjadi peningkatan 11%.
B. Implikasi Keberhasilan suatu pembelajaran salah satunya adalah faktor internal yang ada pada diri seseorang yaitu motivasi. Adalah merupakan tugas penting seorang pendidik untuk dapat membangkitkan motivasi yang ada pada peserta didik, oleh karena itu diperlukan berbagai metode, strategi maupun media yang tepat dalam usaha tersebut. Salah satunya adalah penggunaan media audio visual yang dapat menarik perhatian peserta didik akan suatu materi pelajaran.
66
67
Pembelajaran yang hanya menggunakan metode yang konvensional tanpa menggunakan media, akan membuat kejenuhan dan kebosanan peserta didik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat memanfaatkan serta mengoptimalkan penggunaan media, terutama media audio visual yang dapat menarik perhatian peserta didik akan suatu materi. Penelitian yang telah penulis lakukan memberikan perhatian khusus terhadap penggunaan media, terutama media audio visual yang memang belum banyak sekolah yang memiliki sarana dan prasarana untuk menggunakannya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide kreatif dalam rangka pengembangan media yang digunakan di masa yang akan datang demi kepentingan pendidikan.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberi saran sebagai berikut : 1.
Bagi Sekolah a. Mengadakan pelatihan bagi guru tentang penggunaan media audio visual, karena media dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. b. Menyediakan sarana yang memadai agar ketika guru ingin menggunakan media audio visual khususnya pada mata pelajaran PKn tidak memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkannya
2.
Bagi Guru a. Mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar, serta menggunakan metode serta media yang tepat agar peserta didik lebih termotivasi mempelajari materi pelajaran PKn. b. Lebih meningkatkan kemampuan dalam menggunakan fasilitas belajar yang telah tersedia di sekolah
68
3.
Bagi Siswa a. Keberhasilan dalam prestasi dapat dicapai jika mempunyai suatu motivasi instrinsik yang hanya ada dalam dirinya sendiri, seorang guru hanya bisa memotivasi dari luar. Keinginan untuk berhasil ditentukan oleh diri sendiri. b. Selalu terlibat aktif pada setiap proses pembelajaran, karena belajar aktif akan lebih bermakna dan berkesan sehingga materi PKn yang dipelajari akan lebih dipahami.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. Cet. II, 1999. Amin, Moh. Murtadho dkk. Pembelajaran PKN MI. (Learning Assistance Proram for Islamic Schools Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah. 2009. Arifin, Zainal. Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-4, 2014. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. Ke-14, 2010. Deswita. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. 2, 2010. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan zain. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. IV, 2010. Fajar, Arnie. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-5, 2009. Halimah, Eli. Peranan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn di MI Tahmidiyah Caringin Bogor. Skripsi. UIN Jakarta: 2013. Hasan, M. Ali dan Mukti Ali. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Cet. II, 2009. Masitoh dan laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009. Muhiah. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Melalui Media Gambar Visual Pelajaran Bahasa Indonesia pada Minat baca Siswa Kelas IV di MI AlHusna Ciledug Tangerang. Skripsi. UIN Jakarta. 2013. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Cet. IV, 2012 Reid, Gavin. Memotivasi Siswa di Kelas; Gagasan dan Strategi. Terj. Dari Motivating Learners in The Classroom; Ideas and Strategic. Oleh Hartati Widiastuti. Jakarta: Permata Puri Media. Cet. I, 2009.
70
Rozak, Abd, dkk. Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan. Jakarta. FITK Press Fakultass Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Cet. I. 2010. Sabartiyah. Membiasakan perilaku baik. Semarang: Ghyyas Putra. 2008. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Cet. Ke-4, 2011. ---------, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Cet. Ke-5, 2012. ---------, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cet. IX, 2012. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Cet.19, 2011. Setiawati, Imas. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Motivasi Belajar Siswa di MI Al-Bahri Kebon Nanas Jakarta. Skripsi, UIN Jakarta, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-8, 2012. Sukron. Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Bermain Kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat. Skripsi. UIN Jakarta. 2013. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Edisi 5, 2010. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan konsep dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-3, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Cet. XVI, 2010. Team KTSP MI Al-Husna. Kurikulum MI Al-Husna Ciledug. Tangerang: tp, 2010. Terjemah al-Qur’an Karim Tim Indonesian Center for Civic Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Demokrasi; Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani.
Jakarta. ICCE UIN. Edisi Revisi II, 2007.
71
Trianto. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. Ke-2, 2009. Ubaedillah, A dan Abdul Rozak. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah. Cet. Ke-8, 2012. Yudhistira, H. Dadang. Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Apik; Asli Perlu Ilmiah Konsisten. Jakarta: Grasindo. 2013. Zulfajri, EM, Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Aneka Ilmu. Cet. Ke-3, 2008.