Disusun oleh NRP Dosen Pembimbing
: Abdul Wachid : 9105.201.307 : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc
1
Latar Belakang Penelitian Lingkungan bisnis yang semakin turbulent dengan tingkat persaingan semakin tajam (Hyper competition). Konsumen cenderung memilih produk berdasarkan fungsi dengan harga murah tetapi kualitas baik. Perusahaan dituntut untuk selalu dapat memenuhi keinginan konsumen. Biaya produksi sangat menentukan HPP. 2
Latar Belakang Penelitian HPP masih konvensional .
dihitung
menggunakan
sistem
Perhitungan menggunakan sistem konvensional memberi hasil yang kurang akurat. Penerapan ABC diharapkan dapat menghasilkan HPP yang lebih tepat dan proporsional, sehingga didapat harga jual produk yang lebih kompetitif. 3
Rumusan Masalah Penghitungan HPP secara akurat menggunakan
metode Activity Based Costing (ABC).
4
Tujuan Penelitian Menetapkan HPP berdasarkan aktifitas. Mendapatkan HPP yang lebih kompetitif. Membandingkan
penghitungan
HPP metode
Activity Based Costing (ABC) dengan metode Konvensional, sehingga didapat HPP yang lebih akurat. .
5
Manfaat Penelitian Dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui HPP berdasarkan aktivitas, sehingga menghasilkan biaya produksi yang akurat, serta dapat menetapkan harga jual dan laba yang proporsional dari masing – masing produk.
6
Batasan Masalah 1. Penelitian dibatasi pada penghitungan HPP
untuk produk Tiang Pancang dan Tiang Beton
2. Data dan laporan keuangan yang digunakan
adalah periode bulan Januari – Desember 2008
7
Asumsi Harga dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,
selama penelitian berlangsung dianggap konstan. Kebijakan pemerintah dalam hal perekonomian tidak
mengalami perubahan dan keadaan ekonomi berjalan stabil. Kalkulasi biaya produksi total diasumsikan telah
diidentifikasikan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. 8
Tinjauan Pustaka ABC adalah metode untuk mengukur biaya dan kinerja dari kegiatan yang berhubungan dengan proses atau obyek biaya. ABC membebankan biaya kegiatan berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada obyek biaya. ABC mengenali hubungan kausal antara pemacu biaya dengan kegiatan. 9
Identifikasi Variabel Variabel dalam perhitungan HPP, meliputi Biaya langsung, Biaya tidak langsung, serta penyebab terjadinya biaya – biaya tersebut. Pengalokasian biaya langsung meliputi : Biaya bahan baku langsung
Biaya untuk membeli bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya penggunaan tenaga kerja manusia selama proses produksi berlangsung
10
Identifikasi Variabel Biaya overhead pabrik
Biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang meliputi biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung dan sebagainya.
11
Metode Pengumpulan Data Interview, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan para karyawan yang ada hubungannya dengan penelitian yang diambil. Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membaca dokumen yang ada pada perusahaan. 12
Alur Penelitian
13
Data-data selama tahun 2008 Data biaya produksi dari perusahaan berupa data
laporan Harga Pokok Produk untuk periode Januari 2008 sampai Desember 2008. Total Biaya Bahan baku langsung selama tahun 2008
sebesar Rp. 17.604.033.917,• •
Tiang Beton Tiang Pancang
= Rp. 2.361.918.741,= Rp. 15.242.115.176,‐
14
Data-data selama tahun 2008 Total Produksi selama tahun 2008 • •
Tiang Beton = 1.648,12 M3 = 7.595 unit Tiang Pancang = 10.635 M3 = 9.555 unit
Biaya Tenaga Kerja Langsung selama tahun 2008
sebesar Rp. 2.937.600.000 ,• •
Tiang Beton Tiang Pancang
= Rp. 394.168.104,= Rp. 2.543.431.895,15
Data-data selama tahun 2008 Total Jam tenaga kerja selama tahun 2008 • Tiang Beton = 451 jam. • Tiang Pancang = 2.909 jam. Total Jam Mesin selama tahun 2008 • Tiang Beton = 1.212 Jam. • Tiang Pancang = 2.009 Jam. Total Jumlah Set Up selama tahun 2008 • Tiang Beton = 16 kali. • Tiang Pancang = 29 kali. 16
Perhitungan HPP Konvensional Biaya Bahan Baku Langsung per unit.
Tiang Beton = Tiang Pancang=
Rp. 311.009,38 Rp. 1.595.177,15
Biaya Tenaga Kerja Langsung per unit.
Tiang Beton = Tiang Pancang=
Rp. 51.898,37 Rp. 266.188,58
17
Perhitungan HPP Konvensional Biaya Overhead pabrik per unit.
Tiang Beton = Tiang Pancang=
Rp. 11.277,30 Rp. 57.841,64
Total Biaya per unit.
Tiang Beton = Tiang Pancang=
Rp. 374.185,05 Rp. 1.919.207,37
18
Perhitungan HPP dengan ABC Perhitungan Biaya Overhead digunakan 4 cost driver (Unit Produksi, Jam Tenaga Kerja, Jam Mesin, Jumlah Set Up). Berdasarkan Unit Produksi.
Tiang Beton Tiang Pancang
= =
Rp. 13.721/unit Rp. 13.721/unit
Berdasarkan Jam Tenaga Kerja.
Tiang Beton Tiang Pancang
= =
Rp. 6.040/unit Rp. 30.982/unit 19
Perhitungan HPP dengan ABC Berdasarkan Jam Mesin.
Tiang Beton Tiang Pancang
= =
Rp. 2.691/unit Rp. 3.546/unit
Berdasarkan Jumlah Set Up.
Tiang Beton Tiang Pancang
= =
Rp. Rp.
316/unit 455/unit
= =
Rp. 385.677/unit Rp. 1.910.072/unit
Total Per Unit.
Tiang Beton Tiang Pancang
20
Perbandingan kalkulasi HPP Biaya Per Unit Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Total Biaya Per Unit Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Total
Tiang Beton Konvensional 311,009.38 51,898.37 11,277.30 374,185.05
ABC 311,009.38 51,898.37 22,770.02 385,677.77
Tiang Pancang Konvensional ABC 1,595,177.15 1,595,177.15 266,188.58 266,188.58 57,841.64 48,706.41 1,919,207.37 1,910,072.14
Simpangan
Undercost Simpangan
Overcost 21
Kesimpulan dan Saran Perbandingan HPP Konvensional dengan HPP ABC.
Harga Pokok Produksi Jumlah Produksi Jenis Produk Unit Konvensional ABC Tiang Beton (TB) 7,595 374,185.05 385,677.77 Tiang Pancang (TP) 9,555 1,919,207.37 1,910,072.14 Dengan asumsi harga jual dan volume produksi Tiang Pancang tetap, akan meningkatkan laba dari penjualan Tiang Pancang.
22
Guna memperoleh HPP yang akurat, perusahaan disarankan untuk menerapkan perhitungan HPP dengan metode ABC. Diperlukan keterbukaan perusahaan terhadap konsep baru yang berkaitan Continous Improvement, sehingga tidak terpaku pada konsep yang sudah ada.
23
24