HANYA DENGAN AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH DUNIA/NEGERI INI MENJADI BAIK
Disampaikan oleh : Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina
DALAM KHUTBAH „IEDUL FITHRI 1436 H Di Lap. Parkir Stadion, Manahan Surakarta
1 Syawwal 1436 H
HANYA DENGAN AL-QUR‟AN DAN AS-SUNNAH DUNIA/NEGERI INI MENJADI BAIK
ِ بِس ِم الرِحْي ِم الر ْ م َّ ح ِن َّ اهلل ْ ِ ِاَ ْْلم ُد لِملّ ِو ََْنم ُده و نَستَعِي نُو و نَستَ ْغ ِفره و نَعوذُ ب اهلل ِم ْن ُشُرْوِر َْ ْ ُ َ ُُ ْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ ِ اَنْ ُف ِسنَا و ِمن سيئ ِ من ي ه ِد ِه اهلل فَ َل م.ات اَ ْعمالِنَا ِ َّ َّ لَوُ َو َم ْن َّ َ ْ َ َْ ْ َ ُ ُ َ ِ ِ ِْ ي ِ َ لَوُ َو َ ْ اَ ْش َه ُد اَ ْن َل ا ملوَ اَّل اهللُ َو ْح َدهُ َل َش ِري.ُي لَو ُ َ ِِلْلوُ فَ َل َىا : اََّما بَ ْع ُد.ُاَ ْش َه ُد اَ َّن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُو اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر .اْْلَ ْم ُد ِ ِاَعوذُ ب ِ َاهلل ِمن الشَّيط اَ ََلْ يَأْ ِن لِلَّ ِذيْ َن ام َمنُ ْوآ اَ ْن ََتْ َش َع.الرِجْي ِم َّ ان ْ َ ُْ ِ قُلُوب هم لِ ِذ ْك ِر اْلَ ّق َو َل يَ ُُ ْونُ ْوا َكالَّ ِذيْ َن اُْوُوا ْ اهلل َو َما نََزَل ِم َن ْ ُُْ ِ ْا َو َكثِْي ٌر ّمْن ُه ْم،ت قُلُ ْوبُ ُه ْم ت ُل م َ َب ِم ْن قَ ْب ُ َّ فَط ْ ال َعلَْي ِه ُم اْلََم ُد فَ َق َس َ ٔٙ: اْلديد.مف ِس ُق ْو َن
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka (Al-Qur’an), supaya mereka jangan seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang fasiq. [QS. Al-Hadiid : 16]
2
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, marilah kita perhatikan firman Allah tersebut. Secara pribadi maupun sebagai suatu bangsa yang merasa beriman bagaimana kita menjawab pertanyaan Allah itu, “Belum saatnya kah hidup kita ini mau dipimpin oleh Al-Qur’an ?. Atau sudah keraskah hati kita, sehingga menjadi orang fasiq ?”. Kita sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam terpuruk jatuh dan terhimpit dalam berbagai kesulitan ini, kalau kita cermati sebab pokoknya adalah krisis akhlaq. Adapun sebabnya krisis akhlaq adalah karena jauhnya dari tuntunan Al-Qur‟an dalam kehidupan. Sebagaimana dikatakan seorang pujangga Islam yang terkenal Asy-Syauki :
ِ و اََِّّنَا اْلُمم اْلَخ َل ُق ما ب ت ي ق ْ ََ َ ْ َُ َ ِ ت اَ ْخ َلقُ ُه ْم َذ َىبُ ْوا ْ َفَا ْن ُُهُْو َذ َىب
Sesungguhnya bangsa itu tergantung akhlaqnya, bila rusak akhlaqnya maka rusaklah bangsa itu. Rasulullah SAW bersabda :
ِ ِ ش لَْي َسا ِم َن اْ ِل ْس َلِم َو اِ َّن اَ ْح َس َن الن َّاس َ ش َو التَّ َف ُّح َ ا َّن اْل َف ْح ِ ٕٓٛٚٗ : رقم،ٗٔٓ :ٚ احد.خلُ ًقا ُ ا ْس َل ًما اَ ْح َسنُ ُه ْم
Kejahatan dan perbuatan jahat keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Bahwasanya orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad juz 7, hal. 410, no. 20874] Dampak dari krisis akhlaq, timbul berbagai macam kejahatan dan kerusakan di berbagai bidang sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini. Padahal kita berharap pada era reformasi ini mestinya ummat Islam khususnya dan bangsa di negeri ini pada umumnya akan dapat merasakan kemerdekaan yang sudah 70 tahun ini dengan rasa aman, tenteram dan bahagia lahir maupun bathin. Namun apa yang kita rasakan ?
Perekonomian terpuruk, angka kemiskinan semakin membengkak, jumlah pengangguran semakin menumpuk ? Dimana-mana terjadi kerusuhan,
3
kerusakan dan pertikaian sesama bangsa. Ummat Islam yang mayoritas di negeri ini tidak dapat berbuat apa-apa karena sudah mengabaikan tututunan agamanya. Rasa persaudaraan sesama bangsa rasanya diambang kehancuran, ukhuwah sesama muslim pun ikut tercabik-cabik. Sesama muslim saling mencaci, menghina, bahkan terlontar ucapan, “Halal darahnya” hanya karena berbeda pendapat dan golongan, na‟uudzu billaahi mindzaalik. Para elit yang dijadikan figur pimpinan, omongannya tidak dapat dipegang oleh rakyatnya. Satu sama lain saling mencela, meremehkan, tampak kesombongan masing-masing. Terkesan tidak adanya kerjasama saling bantu-membantu dalam mengatasi bangsa dan negara yang sedang sakit parah ini. Sedang orang-orang yang di bawah yang sering disebut di akar rumput, mereka hanya taqlid buta terhadap orang yang ditokohkan, sampai siap mati demi sang tokoh. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa kehidupan bangsa ini tidak memiliki akhlaqul karimah dan makin jauh dari aturan Islam. Hal ini tentu menjadikan kita semua ummat Islam sedih dan sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi marilah kita ingat firman Allah :
َو َع مسى اَ ْن ُُِتبُّ ْوا َشْيئًا،َو َع مسى اَ ْن َُ َُْرُى ْوا َشْيئًا َّو ُى َو َخْي ٌر لَّ ُُ ْم ٕٔٙ: البقرة. َو اهللُ يَ ْعلَ ُم َو اَنْ تُ ْم َل َُ ْعلَ ُم ْو َن،ُ ْم ُ ََّّو ُى َو َشّّر ل
Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 216]
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Dengan keadaan yang tidak menyenangkan itu, mudah-mudahan sangat baik bagi ummat Islam, untuk diambil pelajaran, agar lebih meyaqinkan dan memantapkan bahwa hanya kepada Allah sajalah kita bergantung dan berpengharapan serta berserah diri dalam mengatasi permasalahan ini.
Jangan terlalu mengharapkan sesuatu dari makhluq, dari orang-orang besar
4
sekalipun, hingga mengabaikan dan meremehkan orang-orang kecil, padahal justru Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang kecil. Rasulullah SAW bersabda :
ِِ ِ ِ ِ ِاََِّّنَا ي ْنصر اهلل مى ِذ ِه اْلَُّمةَ ب ص َلِتِِ ْم َو َ َ ِعْيف َها ب َد ْع َوِت ْم َو ُ ُُ َ ِ اِخ َل ٗ٘ :ٙ النسائى.ص ِه ْم ْ
Hanyasanya Allah akan menolong ummat ini lantaran orang-orang lemahnya (rakyat kecil), dengan doa mereka, shalat mereka dan keikhlashan mereka. [HR. Nasaaiy juz 6, hal. 45] Sedangkan para pembesar negeri dan orang-orang yang hidup mewah pada umumnya mengingkari peringatan dan petunjuk dari Allah. Mereka merasa dengan kekayaan dan anak-anak (para pendukung) mereka dapat menolak siksa akibat keingkarannya. Dengan sombongnya mereka mengatakan :
ِ ٖ٘: سبأ.ْ َ ْ ََِْن ُن َُِع َّذب
ََْن ُن اَ ْكثَ ُر اَْم َو ًال َّو اَْوَل ًِا َّو َما.....
Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (anak buah) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. [QS. Saba‟ : 35]
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, masih belum saatnya kah kita mau dipimpin dengan Al-Qur‟an ? Bagi orang-orang yang beriman tentunya akan menjawab, “Jangan ditunda-tunda lagi, sebelum kerusakan ini semakin parah !”. Oleh karena itu, marilah kita teladani perilaku kehidupan Rasulullah SAW, agar hidup ini mendapat ridla Allah, hingga memperoleh kemudahan dan dapat mengatasi segala persoalan.
ِ لََق ْد َكا َن لَ ُُم ِِف رسوِل اهلل اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لّ َم ْن َكا َن يَ ْر ُجوا اهللَ َو ُْ َ ْ ْ اْليَ ْوَم اْ م ٕٔ: الحزاب.ل ِخَر َو ذَ َكَر اهللَ َكثِْي ًرا
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu,
5
bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia banyak mengingat Allah. [QS. Al-Ahzaab : 21] Imam Malik berkata :
ِْ اْل َق َ مال.ْب
ِ ُك ُّ َّ اَح ٍد ي ْؤخ ُذ ِمن َك َل ِم ِو و ي رُِّ علَي ِو اَِّل ص ب مى َذ اح ْ َ َُ َ ْ َ ُ َ َ َ
Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini (sambil menunjuk ke arah makam Nabi SAW). [Maalik] Dengan demikian seorang muslim dilarang bertaqlid buta mengikuti apasaja yang dilakukan dan diucapkan seseorang, apakah dia kyai, ustadz, ulama dan sebagainya, apalagi sampai siap mati untuk membelanya tanpa alasan kebenaran. Rasulullah SAW dalam membina kekuatan ummat memulai dari bawah, tidak memaksakan dari atas, yang akhirnya akan tumbang bagaikan pohon yang buruk, ini sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam QS. Ibrahim ayat 24-26
ِ ٍ ت َ ف ٌ ِصلُ َها َاب َ اَ ََلْ َُ َر َكْي ْ َب اهللُ َمثَ ًل َكل َمةً ََيّبَةً َك َش َََرٍة ََيّبَة ا َ ضَر ِ َّ َّ ُ ْؤِِت اُ ُكلَها ُك.السمآ ِء ِ ْ بِِا ْذ ِ ٍ ِ اهلل ب ر ِ ي و ،ا ه ب ر ن ح ْ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ َّ َ َّ َو فَ ْرعُ َها ِف ِ ال لِلن َو َمثَ ُ َّ َكلِ َم ٍة َخبِْيثٍَة َك َش َََرٍة َخبِْيثٍَة.َّاس لَ َعلَّ ُه ْم يَتَ َذ َّكُرْو َن َ َاْلَ ْمث ِ َّت ِم ْن فَ ْو ِق اْلَْر ٕٙ-ٕٗ: ابراىيم.ض َما ََلَا ِم ْن قَ َرا ٍر ْ اجتُث ْ Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (24)
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (25) Dan perumpamaan kalimat-kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat
6
tetap (tegak) sedikitpun. (26) [QS. Ibrahim] Hal itu dapat kita ketahui ketika orang-orang kafir Makkah menawarkan kepada Nabi SAW, apapun yang Nabi minta akan dipenuhi sekalipun ingin menjadi raja (penguasa) di negeri itu asal Nabi mau berhenti dakwah. Tawaran itu dijawab dengan tegas, andaikata mereka dapat menaruh matahari dan bulan di kedua tangan beliau, beliau tetap tidak akan berhenti berdakwah menyampaikan Islam kepada masyarakat, agar ummat manusia selamat hidupnya di dunia dan di akhirat. Beliau berdakwah dengan menanamkan akar tauhid yang kuat, bagaikan pohon yang baik, tidak ada keinginan sama sekali bagi beliau menjadi penguasa sedang ummatnya dalam kesesatan dan penderitaan. Lain halnya dengan kita, ingin sekali menjadi penguasa, bahkan saling berebut pengaruh, sekalipun ummatnya dalam penderitaan dan kesesatan. Dalam berdakwah Rasulullah melakukannya dengan ikhlash, tanpa pamrih kecuali hanya menebarkan kasih sayang diantara manusia :
ٕٖ: الشورى.اْل ُق ْرمب
َل اَ ْسئَ لُ ُُ ْم َعلَْي ِو اَ ْجًرا اَِّل الْ َم َوَِّ َة ِِف...
Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas dakwahku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan. [QS. Asy-Syuuraa : 23]
Disamping keikhlashan, dakwah Rasulullah SAW kepada manusia dengan cara yang baik, lemah lembut, tidak dengan kekerasan, serta shabar, tidak takut menghadapi resiko, tanpa mengeluh atau putus asa, dan untuk memperoleh hasil, perlu waktu.
ٕٔ٘:َّ النح.سنَ ِة َ َاْْل
ِاُِع ا ِ ِ َ بِاْْلِ ُْ َم ِة َو الْ َم ْو ِعظَِة ب ر َّ ي ب س ىل َ َّ ْ َ ُ ْ
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik. [QS.An-Nahl : 125]
ُِ اِ َّن اهلل رفِي ق ِ و ي ع،ب الرفْ ق الرفْ ِق َم ا َل يُ ْع ِط ى َعلَ ى ى ل ع ى ط ب َ ُّ َ ٌ ََْ ْ َ ُ َ ّ ّ ِ اْلعْن ٕٖٓٓ :ٗ مسلم.ُف َو َما َل يُ ْع ِطى َعلَى َما ِس َواه ُ
Sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun
7
selainnya. [HR. Muslim juz 4, hal. 2003]
ٗٛ: الطور.بِاَ ْعيُنِنَا
ِ و اصِْب ِْل ُْ ِم رب َ َ ََّ فَان َ َّ ُ ْ ْ َ
Bershabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, sesungguhnya kamu berada dalam pengawasan Kami. [QS. Ath-Thuur : 48]
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Rasulullah membina ukhuwah Islamiyah di kalangan para shahabatnya dengan menanamkan rasa kasih sayang dan saling tolong-menolong, sedangkan yang ada pada kita saling menghasud, memfitnah sehingga timbul rasa kebencian dan permusuhan. Perhatikan sabda Rasulullah SAW:
البخارى و مسلم.لِنَ ْف ِس ِو
ب ُّ ب ِلَ ِخْي ِو َما ُِب َّ َل يُ ْؤِم ُن اَ َح ُد ُك ْم َح ََّّ ُِب
Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya seperti cintanya kepada dirinya sendiri. [HR. Bukhari juz 1, hal. 9]
اَلتَّ ْق َوى، ُ َو َل َْب ِق ُره،ُاَلْ ُم ْس لِ ُم اَ ُخ و الْ ُم ْس لِ ِم َل يَظْلِ ُم وُ َو َل ََْ ُذلُ و ِ و ي ِش ي ر ا.مىهن ا ٍ ث م َّر ِ ِسَس،ات ِ الش ّر اَ ْن ل ه ر د ص ىل َّ ب ْام ِر ٍَ ِم َن َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َُ ُك ُّ َّ الْ ُم ْس لِ ِم َعلَ ى الْ ُم ْس لِ ِم َح َر ٌام َِ ُم وُ َو َمالُوُ َو.َْب ِق َر اَ َخ اهُ الْ ُم ْس لِ َم ِ ٜٔٛٙ :ٗ مسلم.ُضو ُ عْر
Orang Islam itu saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh berlaku dhalim kepadanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya), dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu di sini". Beliau sambil mengisyaratkan ke dadanya, tiga kali. "Cukuplah seseorang itu berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam. Setiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, harta bendanya dan kehormatannya. [HR. Muslim juz 4, hal. 1986] Persaudaraan semacam itu hanya dapat terlaksana apabila dilandasi dengan iman dan taqwa kepada Allah, kalau bukan dilandasi dengan taqwa akhirnya
8
pasti akan kacau-balau.
ِ ٙٚ: الزخرف.ْ َ ْ الْ ُمتَّق
ٍِ ِ ٍ ِ ُه ْم لِبَ ْع ٍ َع ُد ّّو اَِّل ُ اَْلَخ َّلءُ يَ ْوَمئذ بَ ْع
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. [QS. Az-Zukhruf : 67]
Rasulullah memerintahkan ummatnya agar mengikuti Al-Qur‟an kemana saja Al-Qur‟an membawanya, karena yaqin betul bahwa hanya dengan Al-Qur‟an manusia akan dituntun ke jalan keselamatan dan tidak akan sesat/celaka selamanya.
: رقم،ٕٔٙ :ٕ املستدرك،اْلاكم
ِ اب ِ َُِوروا مع كِت .اهلل َحْيثُ َما َِ َار َ َ ُْ ْ
ٕٕٙ٘
Beredarlah kamu mengikuti Al-Qur’an ke manasaja Al-Qur’an beredar. [HR. Haakim dalam Al-Mustadrak juz 2, hal. 162, no. 2652]
ِ كِتَاب،ِلُّوا ما مس ُْتُم ِبِِما ِ َُ َُرْكت فِي ُُم اَمري ِن لَن َاهلل َو ُسنَّة َ َ َ ْ َْ ْ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ٜٜٛ :ٕ َ مال.نَبِيّ ِو Benar-benar aku telah tinggalkan untukmu dua perkara (pegangan) yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang kepada keduanya. yaitu AlQur’an dan sunnah Nabi-Nya. [HR. Maalik, Al-Muwaththa' juz 2, hal. 899] Allah SWT berfirman :
السبُ َ َّ فَتَ َفَّر َق بِ ُُ ْم ُّ َو َل َُتَّبِعُوا،َُو اَ َّن مى َذا ِصَرا َِ ْي ُم ْستَ ِقْي ًما فَاَُّبِعُ ْوه ٖٔ٘: النعام.سبِْيلِو َ َع ْن
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalanjalan itu akan memisahkan kamu dari jalan yang lurus. [QS. Al-An‟aam : 153] Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, Rasulullah juga memerintahkan ummatnya agar menghindari perdebatan tentang agama,
9
sekalipun dirinya benar.
ِ َاْلَو الطْباِن.ان ْ
َذ ُروا الْ ِمَراءَ فَِا َّن اََّوَل َما نَ َه ِاِن َعْنوُ َرّب بَ ْع َد ِعبَ َاِ ِة
Jauhilah perdebatan, sebab larangan yang pertama kali disampaikan kepadaku oleh Tuhanku setelah menyembah berhala adalah perdebatan. [HR. Thabarani dalam Mu'jamuz Zawaaid juz 1, hal. 209, no. 704] Dan Allah SWT berfirman :
ِ ب ِرْبُ ُُ ْم َو َ َو اََْي عُوا اهللَ َو َر ُسولَو َو َل َُنَ َازعُ ْوا فَتَ ْف َشلُ ْوا َو َُ ْذ َى ِ ِ ِالص ٗٙ: النفال.ْبيْ َن ْ ّ ا َّن اهللَ َم َع م،اصِْبُْوا
Dan thaatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantahbantah, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bershabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang shabar. [QS. Al-Anfaal : 46] Agama tidak perlu diperdebatkan, tetapi dipelajari, kemudian setelah mengerti diamalkan dalam kehidupan.
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Dengan berbagai pesan dan arahan Rasulullah SAW serta petunjuk-petunjuk Allah SWT, semoga keadaan yang tidak menyenangkan ini dapat membawa pengaruh positif kepada ummat Islam pada umumnya, tergugah hatinya untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang Islam dan meningkatkan keyaqinan bahwa hanya dengan Islamlah (yakni dengan Al-Qur‟an dan AsSunnah) dunia/negara ini akan baik, sebagaimana kata imam Malik :
َ مال.اََّوََلَا
ِآخر مى ِذ ِه اْلَُّم ِة ا ِ ِ لَن ي َّ صلَ َح ا ا م ل َ ُْْ ْ َ َ صل َح
Tidak akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini melainkan apa yang pernah memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya. [Maalik]
Selanjutnya khusus pada para kyai, ustadz dan ulama hendaklah bersedia meluangkan waktu untuk berdakwah menggarap ummat dengan serius disertai rasa ikhlash tanpa pamrih dan dengan cara yang bijak, sampaikan agama ini apa adanya dari sumbernya, sehingga terbina ummat yang kuat
10
aqidah dan tegak syariatnya sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, siap menghadapi tantangan zaman. Bagi orang awwamnya mudah-mudahan mau meningkatkan pengetahuan tentang agamanya, mengkaji dengan tekun, sehingga tidak menjadi ummat yang taqlid buta mengikuti pendapat/perilaku seseorang, yang akhirnya hanya menjadi korban untuk kepentingan sesaat bagi orang-orang tertentu.
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, memperhatikan keadaan bangsa dan negara kita yang sangat memprihatinkan ini rupanya para pembesar negara ini kebingungan bagaimana mengatasi kondisi yang semrawut dewasa ini, para pemimpin negeri ini tidak yaqin, bahkan berpaling dari petunjuk Allah yang jelas dan pasti jitu dan tepat, mereka hanya mengandalkan akal pikiran manusia yang sifatnya hanya kira-kira dan tidak pasti. Berpaling dari petunjuk Allah akan membawa kehidupan ini semakin sempit. Firman Allah SWT :
ِ ض َع ْن ِذ ْك ِر ْي َ َو َم ْن اَ ْعَر.ي فَ َل يَِ ُّ َّ َو َل يَ ْش مقى َ فَ َم ِن اَُّبَ َع ُى مد ِ ِ ٕٔٗ-ٕٖٔ: َو.ُا ً ضْن َ ًفَا َّن لَو َمعْي َشة
Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak sesat dan tidak celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku pasti akan menemui penghidupan yang sempit. [QS. Thaahaa : 123-124]
Ada jalan yang pasti terang dan jelas membawa kepada kebenaran dan kebaikan tidak ditempuh, tetapi jalan yang hanya kira-kira, serta membawa kepada kebingungan dan kesulitan malah ditempuh. Itulah diantara bentuk kesombongan dan pendustaan terhadap kebenaran. Allah SWT berfirman:
ِ ف َع ْن ام مي ِِت الَّ ِذيْ َن يَتَ َُبَّ ُرْو َن ِِف اْلَْر َو اِ ْن يََّرْوا،ض بِغَ ِْْي اْْلَ ّق ُ ص ِر ْ ََسا َ ِ ِ الر ْش ِد َل ي ت َو،َّخ ُذ ْوهُ َسبِْي ًل ُّ َّ َ َو ا ْن يََّرْوا َسبِْي،ُك َّ َّ اميٍَة َّل يُ ْؤِمنُ ْوا ِِبَا َ ِ ِ اِ ْن يَّروا سبِي َّ اْلغَي ي ت َ بِاَنَّ ُه ْم َك َّذبُ ْوا بِاميمتِنَا َو َكانُ ْوا َ مذل،َّخ ُذ ْوهُ َسبِْي ًل َ ّ َ ْ َ َْ 11
ِِ ٔٗٙ: العراف.ْ َ ْ مغفل
َعْن َها
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayatayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya. [QS. Al-A'raaf : 146] Kalau keadaan sudah demikian, yakni para pemimpin sudah tidak menghiraukan lagi petunjuk-petunjuk Allah, memimpin ummat berdasarkan keinginan hawa nafsunya, maka yang terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan kejahatan yang lain tidak dapat dihindari lagi, akhirnya tidak memegang amanat dengan baik, dengan kata lain “khianat”. Kalau demikian yang terjadi, maka laknat Allah akan datang, dan kehancuran yang akan menimpa negeri ini. Tanda-tanda ke arah itu sudah nampak jelas kalau kita mau memperhatikan dan merasakan. Marilah kita perhatikan sabda Rasulullah SAW yang merupakan peringatan bagi kita semua :
ِ َ اْلع ِ ٍ م ِن استَ عم َّ رج ًل ِمن ع ضى لِملّ ِو َ صابَة َم ْن ُى َو اَْر َ َ َ صابَة َو ِِف ُْل َ َ ْ َُ َ َْ ْ َ ِِ ِ اْلاكم.ْ َ ْ مْنوُ فَ َق ْد َخا َن اهللَ َو َخا َن َر ُس ْولَوُ َو َخا َن الْ ُم ْؤمن
Barangsiapa mengangkat seseorang untuk suatu jabatan karena kekeluargaan (golongan), padahal ada pada mereka orang yang lebih disukai Allah (karena kemampuannya) daripadanya, maka sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin. [HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 4, hal. 104, no. 7023]
ِ َكيف ا:ال ِ َت اْلَمانَةُ فَانْت ِ اِ َذا ضي ع ِ اِ َذا:ال ض ق . ة اع الس ر ظ َ َاعتُ َها؟ ق َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ُّ َ ِ ٕٔ :ٔ البخارى.َاعة َّ ُو ّس َد اْلَ ْمُر ا َىل َغ ِْْي اَ ْىلِ ِو فَانْتَ ِظ ِر َ الس
“Apabila hilang amanat, tunggulah qiyamat itu”. Shahabat Nabi bertanya,
12
“Bagaimanakah hilangnya amanat ?”. Rasulullah SAW menjawab, “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah qiyamatnya (kehancurannya)”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 21] Rasulullah SAW menjelaskan :
ِاَيُّها النَّاس ا َّ َ الَّ ِذيْ َن قَ ْب لَ ُُ ْم اَنَّ ُه ْم َك انُ ْوا اِ َذا َس َر َق فِ ْي ِه ُم ل ى ا ا َّن َ َ َ َ ْ َ ُ ِ و اِ َذا س ر َق ف،الش ِريف َُرُك وه ِالِ ع ِ .ام ْوا َعلَْي ِو اْْلَ َّد ق ا ف ي م ه ي َّ َ َ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َّ
ٖٔٔ٘ :ٖ مسلم
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya yang merusak orang-orang sebelum kamu adalah tindakan para penegak hukum, apabila orang-orang terhormat (pejabat) yang mencuri (korupsi, manipulasi dan sejenisnya) tidak ditegakkan hukum sebagaimana mestinya. Tetapi jika yang mencuri orang-orang yang lemah (rakyat kecil), segera mereka jatuhkan hukuman". [HR. Muslim, juz 3, hal. 1315] Alhamdulillah rupanya Presiden kita mengerti bahwa kejahatan-kejahatan yang terjadi di negeri ini dengan segala bentuknya sebab utamanya adalah rusaknya mental bangsa ini. Maka beliau mengambil langkah tepat dengan diadakannya revolusi mental pada bangsa ini, Menurut saya, insyaa Allah itu langkah yang tepat. Namun yang perlu ditanyakan, dengan apa dan cara bagaimana merevolusi mental tersebut. Dalam hal ini Bupati Wonogiri sangat cepat dan cerdas menanggapi seruan Bapak Presiden tersebut. Bapak Bupati Wonogiri langsung mencanangkan Program Wonogiri Mengaji, dan langsung dilaksanakan program tersebut. Bangsa ini mayoritas penduduknya beragama Islam, maka kalau ummat Islam mau mengaji dan meningkatkan pemahaman agamanya, kemudian diamalkan, insyaa Allah mental bangsa ini akan baik, kalau mentalnya baik, bangsa ini akan menjadi bangsa yang baik, semua bentuk kejahatan akan bisa teratasi dengan pertolongan Allah. Kita ummat Islam harus yaqin mental bangsa ini tidak mungkin akan baik kecuali hanya dengan kembali kepada sumbernya kebaikan, ya'ni Al-Qur'an dan sunnah Nabi.
َ مال.اََّوََلَا
ِآخر مى ِذ ِه اْلَُّم ِة ا ِ ِ لَن ي َّ صلَ َح ا ا م ل َ ُْْ ْ َ َ صل َح
13
Tidak akan dapat memperbaiki (keadaan) ummat akhir ini melainkan apa yang pernah memperbaiki (keadaan) ummat pertamanya (ya'ni Al-Qur'an dan AsSunnah). [Maalik] Semoga langkah Bupati Wonogiri itu segera diikuti oleh Pemda-pemda yang lain di negeri ini, agar mental bangsa segera menjadi baik. Sebagai penutup kami sampaikan sabda Rasulullah SAW :
ال ِعْن َد َ اِ َذا اََر َاِ اهللُ بَِق ْوٍم َخْي ًرا َوَّىل اَْمَرُى ُم اْْلُ َُ َماءَ َو َج َع َ َّ الْ َم ِ َّ َ الس َف َهاءَ َو َج َع ُّ َو َّىل اَْمَرُى ُم، َو ا َذا اََر َاِ اهللُ بَِق ْوٍم َشِّرا،الس َم َح ِاء ُّ ِ َ الْم ِ ابو ِاو.خ َل ِء َ ُال عْن َد اْلب َ
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa/kaum, maka Allah mengangkat orang-orang yang bijaksana (pandai) sebagai pejabat yang mengelola urusan mereka, dan Allah memberikan harta kepada orang-orang yang pemurah. Dan apabila Allah menghendaki kejelekan bagi suatu bangsa/kaum, maka Allah mengangkat orang-orang yang bodoh sebagai pejabat yang mengurusi urusan mereka, dan Allah menyerahkan harta kekayaan kepada orang-orang yang kikir. [HR. Abu Dawud]
ِ ال رس و ُل ِع ن عائ اِ َذا اََر َاِ اهللُ بِ اْلَِم ِْْي َخْي ًرا:َ اهلل ق : ت ل ا ق ة ش َ َ َ َ َ َ ْ َ َْ َُْ ِ َو اِ َذا اََر َا.ُ َو اِ ْن ذَ َك َر اَ َعانَ و،ُ اِ ْن نَ ِس َي ذَ َّك َره.َج َع َ َّ لَ وُ َوِزيْ َر ِص ْد ٍق ِ َو اِ ْن ذَ َك َر،ُ اِ ْن نَ ِس َي ََلْ يُ َذ ّكْره.َ َج َع َ َّ لَوُ َوِزيْ َر ُس ْوٍء َ اهللُ بِِو َغْي َر ذل ٕٜٖٕ : رقم،ٖٔٔ :ٖ ِ ابو ِاو.ََُلْ يُعِْنو
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seorang pemimpin, maka diberinya seorang menteri yang jujur, jika pemimpin itu lupa ia mengingatkannya, dan jika ingat ia membantunya. Dan jika Allah menghendaki kebalikan dari itu, maka Allah
14
memberi padanya menteri yang buruk (tidak jujur), jika ia lupa tidak mengingatkannya dan jika ia ingat tidak membantunya. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 131, no. 2932] Menteri adalah sangat menentukan untuk keberhasilan bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Dengan petunjuk Rasulullah ini saya berpesan kepada Bapak Presiden, hendaklah berhati-hati dalam memilih menteri-menterinya, demi keberhasilan tugas Bapak dalam memimpin negeri ini. Kalau memang didapati menteri yang kurang cakap, apalagi tidak jujur, jangan ragu-ragu segera diganti saja sebelum mengecewakan yang lebih dalam lagi. Cari pengganti yang lebih cakap dan sesuai dengan bidangnya, serta jujur (berakhlaq mulia), tanpa melihat dari partai mana mereka itu.
اَهللُ اَ ْكبَ ُر َو لِملّ ِو اْْلَ ْم ُد، َل اِملوَ اَِّل اهللُ َو اهللُ اَ ْكبَ ُر،اَهللُ اَ ْكبَ ُر اَهللُ اَ ْكبَ ُر
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, semoga tujuan puasa kita dapat tercapai, yakni menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah, dan semoga Allah mengangkat para pemimpin negeri ini bukan orang-orang yang bodoh dan khianat, serta orang-orang kaya di negeri ini bukan orang-orang yang bakhil, sehingga kesulitan yang menghimpit bangsa dan negara ini segera dapat teratasi dengan pertolongan Allah, dan negeri ini menjadi Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur. Aamiin ya rabbal „aalamiin.
ِ ربَّنَا ظَلَمنَا اَنْ ُفسنَا و اِ ْن ََل َُ ْغ ِفر لَنَا و َُر َحْنَا لَنَ ُُونَ َّن ِمن اْخل .اس ِريْ َن َ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ِ ِ ِ .اب النَّا ِر َ َو قنَا َع َذ،ً َو ِِف اْ ملخَرِة َح َسنَة،ًَربَّنَا امُنَا ِِف الدُّنْيَا َح َسنَة ِ ُالس َلم علَي ُُم و ر ْحة ِ ِم ِ .ُاهلل َو بََرَكاُو َ َ َ ْ ْ َ ُ َّ َو.ْ َ ْ ب اْ َلعالَم ّ َو اْْلَ ْم ُد للّو َر ~oO[ A ]Oo~
15