PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (PTK Bagi kelas VIIA Semester Genap SMP Muhammadiyah 8 Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : TRI SUNARNI A 410090201
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING ANG LEARNING (PTK Bagi Kelas VIIA Semester Genap SMP Muhammadiyah 8 Surakarta)
Oleh Tri Sunarni , dan Masduki, S. Si, M. Si2 1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, email:
[email protected] Staf Pengajar UMS Surakarta, email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan Himpunan setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Jenis penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang berjumlah 25 siswa dan subjek pelaksana tindakan adalah peneliti dan dibantu guru matematika kelas VIIA. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan Himpunan. Hal ini dapat dilihat dari 1) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan 28% dan setelah dilakukan tindakan menjadi 60%. 2) Kemandirian mengerjakan tugas individu sebelum tindakan 80% dan setelah dilakukan tindakan menjadi 100%. 3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada saat diskusi sebelum tindakan 12% dan setelah dilakukan tindakan 80%. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan pendekatan CTL kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.
Kata kunci : contextual teaching and learning; kemandirian; kemampuan memecahkan masalah.
3
PENDAHULUAN Dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru merupakan unsur utama tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus peka terhadap kondisi siswa, karena setiap siswa memiliki daya serap, kondisi dan minat yang berbeda. Untuk itu dalam pembelajaran kita harus melihat kondisi siswa, dimana kondisi siswa sangat penting untuk diperhatikan. Kondisi siswa yang penting adalah bagaimana dan seberapa minat terhadap suatu pelajaran. Siswa yang berminat akan lebih memiliki perhatian tinggi, lebih ingin tahu terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Demikian juga dengan mata pelajaran matematika, minat siswa dapat ditimbulkan dengan penerapan strategi penyampaian materi yang tidak membosankan, serta dapat menarik perhatian siswa. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Siswa perlu menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian siswa memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya ini, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
4
Menurut Johnson dalam Rusman (2011: 187) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pendekatan CTL memiliki berbagai kelebihan, diantaranya (1) materi yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa memiliki keterkaitan satu sama lain, (2) siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman belajar mereka dalam kehidupan sehari-hari, (3) siswa belajar melalui kegiatan kelompok sehingga dapat saling bertukar pikiran, memberi dan menerima informasi, dan (4) memberikan kesadaran kepada siswa bahwa pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal, tetapi untuk dipahami dan diyakini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa tidak menganggap pelajaran matematika sebagai momok dalam dunia sekolah. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Akar
penyebab
bervariasinya
kemandirian
dan
kemampuan
memecahkan masalah matematika siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yaitu 1) Dalam proses pembelajaran matematika, guru menggunakan strategi dan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh terhadap mata pelajaran matematika 2) Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika rendah, sehingga antusias siswa menurun. Bahkan tidak sedikit siswa yang berbicara sendiri, membaca komik, dan gaduh saat pelajaran berlangsung 3) Siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal ini
5
terlihat dari motivasi siswa yang kurang saat guru menyuruh untuk mengerjakan soal di depan kelas.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Hopkins
(Sutama,
2010:
15)
PTK
adalah
penelitian
yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Menurut Arikunto (2008:3), penelitian tindakan kelas adalah suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian yang dimaksud untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk pengembangan kreativitas anak usia dini. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) Pengamatan (observing), d) menganalisis data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolok ukur keberhasilan siklus-siklus tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Penelitian di tempat ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa permasalahan akademik yang perlu ditingkatkan. Selain itu lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga lebih efesien dalam mendapatkan data.Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai Februari 2013.
6
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan test. Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian- kejadian penting yang muncul pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Catatan lapangan yang dimaksud adalah catatan pengamatan peneliti dan guru matematika. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa RPP pembelajaran dengan pendekatan CTL, buku-buku seperti buku pelajaran, dan presensi siswa. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, dan data identitas siswa, antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa serta foto proses tindakan penelitian. Dan test dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perubahan tindakan siswa yaitu kemandirian mengerjakan soalsoal latihan, keberanian bertanya, dan kemampuan memecahkan masalah di depan kelas sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan CTL. Teknik analisis data melalui 1) Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung 2) Penyajian data, tahapan ini untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan 3) Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan, dimulai dari sejak awal berlangsungnya penelitian
hingga
akhir
penelitian
berkesinambungan dan berkelanjutan.
7
yang
merupakan
proses
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dari awal sampai putaran II, siswa mengalami perubahan positif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian tindakan kelas putaran II diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang dilakukan mengalami peningkatan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan Himpunan Bagian melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Peningkatan kemandiran dan kemampuan memecahkan masalah matematika melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning tiap siklus disajikan pada Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 berikut.
Tabel 4. 1 Peningkatan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika Setelah tindakan No
Aspek
Sebelum
Siklus I
Siklus II
tindakan
1
2
3
Mandiri mengerjakan
7 siswa
8 siswa
15 siswa
soal di depan kelas
(28%)
(32%)
(60%)
Mandiri mengerjakan
20 siswa
23 siswa
25 siswa
tugas individu
(80%)
(92%)
(100%)
Mampu memecahkan
3 siswa
6 siswa
20 siswa
permasalahan matematika
(12%)
(24%)
(80%)
8
70 60
Mampu memecahkan masalah matematika
50 40
Mandiri Mengerjakan tugas individu
30 20
Mandiri mengerjakan soal di depan kelas
10 0 Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.1: Peningkatan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika.
Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 dapat dilihat terjadi peningkatan dari siswa mandiri mengerjakan soal di depan kelas dari sebelum tindakan sebanyak 7 (28%), pada putaran I sebanyak 8 siswa (32%), dan pada putaran II sebanyak 15 siswa (60%). Untuk indikator mandiri mengerjakan tugas individu sebelum tindakan sebanyak 20 siswa (80%), pada putaran I sebanyak 23 siswa (92%), dan pada putaran II sebanyak 25 siswa (100%). Hal ini diperkuat penelitian oleh Hariani, Eka (2012) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa dengan strategi Guide Note Taking dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika aritmatika sosial dengan indikatornya yaitu (1) siswa dapat menyelesaikan tugasnya sendiri (2) mengatasi masalah belajarnya sendiri (3) percaya pada diri sendiri (4) mengatur dirinya sendiri. Untuk indikator siswa mampu memecahkan masalah matematika sebelum tindakan 3 siswa (12%), pada putaran I sebanyak 6 siswa (24%), dan pada putaran II sebanyak 20 siswa (80%). Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu menurut Hanif, Abdul
9
(2009) dalam penelitiannya dengan penerapan model the power of two dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika. Dari
data
diatas
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan
kemandirian
dan
kemampuan
memecahkan
masalah
matematika siswa khususnya pada pokok bahasan Himpunan Bagian. Penerapan strategi CTL memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun secara kelompok. Selain itu, melatih siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Hermanto (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalm pembelajaran matematika. Ini dilihat dari adanya keengganan siswa untuk datang ke perpustakaan karena kurangnya minat siswa akan membaca buku, ini akan menyebabkan rendahnya keaktifan siswa.
10
KESIMPULAN Proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru pada penelitian ini adalah pendekatan Contextual Teaching And Learning. Langkah-langkah pendekatan CTL dalam pembelajaran yaitu (1) guru melakukan orientasi siswa pada situasi masalah, (2) guru mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) guru membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) guru bersama dengan siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tujuan dari pendekatan CTL ini untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa. Penerapan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar matematika berdampak positif pada perilaku siswa. Siswa lebih mandiri dalam mengerjakan soal di depan kelas tanpa harus ditunjuk oleh guru. Siswa menjadi percaya diri saat mengerjakan soal diskusi di depan kelas. Ini membuktikan bahwa siswa mampu memecahkan masalah matematika yang diberikan oleh guru. Dari segi pembelajaran, guru sudah melibatkan siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rhineka Cipta. Hanif, Abdul. 2009. “Penerapan Model The Power of Two dalam pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah”(Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Matematika). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hariani, Eka. 2012. “Peninngkatan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Aritmatika Sosial melalui Strategi Guide Note Taking”(Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Matematika). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hermanto. 2007. “Peningkatan Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learnung”(Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Matematika). Suarkarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Suarkarta. Rusman. 2011.Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.
12